Download - TA PENGGULUNG SPUL DINAMO
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
di zaman moderen ini, maka manusia berusaha untuk menciptakan
atau membuat suatu peralatan yang lebih efisien dan praktis yang
dapat membantu bahkan menggantikan tenaga manusia dengan
alat bantu yaitu berupa mesin.
Dinamo atau yang lebih kita kenal dengan motor listrik merupakan
sebuah perangkat elektro magnetik yang mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk ,
misalnya memuter impeler pompa, fan atau blower, menggerakkan
kompresor, mengangkat bahan dll. Kebutuhan dinamo kian
meningkat, dinamo digunakan juga pada alat rumah tangga seperti
mixer, borlistrik, fan angin dll serta di industri. Dinamo kadang
kala disebut kuda kerja nya industri sebab diperkirakan bahwa
motor motor menggunakan sekitar 70% beban listri total di
industri.
Salah satu komponen yang penting dalam sebuah dinamo adalah
spul. Spul adalah kumparan kawat tembaga yang sangat baik
dalam mengalirkan listrik (konduktor). Fungsi spul pada dinamo
sebagai elektro magnetik yang menghasilkan gaya mekanis untuk
memutar rotor pada motor listrik dinamo.
1
Salah satu cara yang digunakan untuk menggulung spul pada
dinamo dengan cara manual. Cara ini kurang efisien, maka itu
perlu usaha usaha untukmeningkatkan kebiasaan kebiasaan lama
tersebut. Selama proses penggulungan yang ekstra juga
membutuhkan waktu yang lama untuk menggulung spul dinamo.
Melihat kondisi tersebut penulis sangat tertarik untuk merancang
suatu mesin penggulung sepul dinamo yang mempunyai konstriksi
sederhana yang mudah dalam pembuatan dan perawatannya. Oleh
karena itu penulis memberi judul : “Rancang Bangun Mesin
Penggulung Spul Dinamo”.
B. Batasan Masalah
Karena luasnya permasalan, penulis merasa perlu untuk
membatasi masalah yang akan dibahas pada laporan ini,
mengingat keterbatasan kemampuan, waktu, tempat, pengalaman,
dan lain lain.
Adapun hal hal yang akan dibahas dalam rancang bangun ini
adalah sebagai berikut :
1. Prinsip dan cara kerja mesin penggulung spul dinamao ini.
2. Perancangan dan fungsi dari masing masing komponen mesin
tersebut.
3. Perhitungan komponen mesin penggulung spul dinamo, antara
lain daya mesin penggerak , pemilihan bahan serta perincian
biaya
4. Gambar kerja dari mesin penggulung spul dinamo ini.
2
C. Tujuan
Tujuan penulisan laporan rancang bangun ini adalah sebagai
berikut :
1. Dapat merancang dan membangun suatu mesin yang dapat
menggulung spul pada dinamo;
2. Dapat melakukan pengoprasian mesin;
3. Dapat mengaplikan disiplin ilmu yang didapat dibangku kuliah
secara teori dan praktek;
4. Sacara akademis, laporan ini bertujuan untuk memenuhi
persyaratan dalam menyelesaikan Program Studi Diploma 3
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Medan
D. Manfaat
Laporan tugas akhir ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Mahasiswa yang akan membahas dan mendesign hal yang sama.
2. Pelaku industri yang memakai jasa mesin ini dalam industrinya.
3. Siapa saja yang membacanya untuk menambah wawasan
tentang rancang bangun mesin penggulung spul dinamao ini.
4. Penulis sendiri, untuk menambah pengetahuan dan wawasan
serta pengalaman yang kelak berguna setelah bekerja atau
terjun kelapangan kerja.
3
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penulisan laporan tugas akhir ini dibutukhan data data
akurat yang benar, agar kelayakan sebuah lapora tugas akhir ini
dapat dipertanggung jawabkan.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah :
1. Dengan mencari data data dari buku buku (literatur) yang
berhubungan dengan hak hal yang akan dibahas;
2. Konsultasi dengan Dosen Pembimbing dan pihak pihak yang
mengetahui perancangan mesin.
3. Melakukan pengamatan (Observasi) terhadap mesin mesi; yang
memiliki prinsip kerja yang hampir sama dengan mesin
penggulung spul dinamo;
4. Teknologi internet yang sangat membantu dalam mencari bahan
bahan referinsi setiap permasalahan.
4
BAB II
TEORI DASAR
A. Gambaran umum Mesin Penggulung Spul
Mesin penggulung spul pada dinamo merupakan rancang bangun
yang di rancang dalam ukuran sedang, sehingga penggunaan dan
pemakaian dalam penggulungan spul pada dinamo lebih praktis.
Suatu rancangan mesin perlu memperhatikan langkah langkah dan
prosedur pengerjaannya, untuk itu dalam perancangan mesin ini
penulis mengikuti tahapan design dan perancangan dasar element
mesin diantaranya sebagai berikut :
1. Menentukan bentuk rancangan, bagai mana mesin harus dibuat
dan apakah berkaitan dengan design yang ada;
2. Menentukan ukuran ukuran utama dalam perhitungan yang
kasar;
3. Menentukan alternatif alternatif dengan sketsa tangan, daya
guna mesin yang efektif, dan bentuk yang menarik;
4. Pemilihan bahan;
5. Merancang element element mesin, gambar kerja bengkel
setelah merancang bagian utama mesin, dan ukuran ukuran
terperinci dari setiap element mesin.
Mesin ini konstruksinya sangat sederhana, pada dasarnya memiliki
dudukan, pully, gearbox, tunggu penggulung kawat listrik yang
dibelah menjadi dua bagian yang simetris yang berguna sebagai
dudukan kawat listrik saat pengalami proses penggulungan. Untuk
jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.
5
Gambar 2.1 mesin penggulung dinamo
B. Pengenalan Dinamo
Dalam ilmu fisika, teknoligi rekayasa kelistrikan, dan teknologi
rekayasa permesinan yang dinamakan mesin listrik.
Dinamo adalah suatu alat yang merubah energi listrik menjadi
energi mekanik. Dinamo termasuk alat kategori mesin listrik
dinamis dan termasuk merupakan sebuah perangkat elektro
magnetik yeng merubah energi listrik menjadi energi mekanik.
Dinamo kadang kala disebut kuda kerja nya industri, sebab
diperkirakan bahwa motor motor menggunakan sekitar 70%
beban listrik total industri.
Mekanisme kerja untuk seluruh jenis dinamo (motor listrik) secara
umum adah sama, yaitu :
6
1. Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya;
2. Jika kawat yang membawakan arus dibengkokkan menjadi
sebuah lingkaran/loop, maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut
kanan medan magnet, akan mendapat gaya pada arah yang
berlawanan;
3. Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/torsi untuk
memutar kumparan;
4. Motor motor memiliki beberapa loop pada dindmonya untuk
memberikan tenaga putar yeng lebih seragam dan medan
magnetnya dihasilkan oleh susunan elektro magnetik yang
disebut kumparan medan.
Dinamo (motor listrik) sudah menjadi kebutuhan kita sehari hari
untuk menggerakkan peralatan dan mesin yang membantu
pekerjaan kita. Energi mekanik ini digunakan untuk memutar
baling baling pada kipas angin, digunakan motor listrik, memutar
impeler pompa, fan atau blower,menggerakan kompresor,
mengangkat beban, dan lain lain di industri dan digunakan juga
pada peralatan listrik rumah tangga (seperti : mixer,bor listrik,
kipas angin dll). Mesin mesin pertanian terutama mesin
pengolahan hasil pertanian dan mesin mesin industri pun banyak
menggunakan tenaga putarnya dari motor listrik.
Pada motor bakar, motor listrik digunakan sebagai motor stater.
Pada traktor pertanian, motor listrik digunakan motor stater dan
wiper. Penggunaan motor listrik ini semangkin berkembang
karena memiliki keunggulan dibandingkan motor bakar, misalnya :
1. Kebisingan dan getaran lebih rendah;
2. Kecepatan motor dapat diatur;
7
3. Lebih bersih;
4. Lebih kompak; dan
5. Hemat dalam pemeliharaan.
Gambar 2.2 Dinamo (motor Listrik)
1. Komponen Komponen Dinamo (Motor Listrik)
Dinamo (motor listrik) mempunyai 2 dua bagian utama yaitu:
a. Bagian Stator
Stator adalah bagian yang tidak bergerak yang terdiri dari
rumah dan kutub magnet, bagian inilah yang disebut kesing
yang berfungsi sebagai pelindung motor dari luar. Bagian stator
juga ada yang disebut keren dan gulungan tembaga yang
dimaksud juga sebagai stator.
Keren adalah bagian yang terdapat didalam motor yang
berbentuk seperti parit parit untuk meletakkan atu sebagai
tempat gulungan kawat tembaga yang akan dialiri arus listrik.
Gulungan kawat tembaga adalah bagian atau komponen pada
motor listrik yang berfungsi sebagai penghasil medan magnet
yang akan memutarkan rotor.
8
b. Bagian Rotor
Rotor adalah bagian yan bergerak, bagian inilah hasil dari
putaran motor yang dimanfaat kan untuk menggerakkan atau
mengoprasikan sesuatu yang dapat meringankan pekerjaan
manusia. Misalnya memutar impeler pada pompa, untuk
menggeraakkan kipas angin, dan lain lain.
Gambar 2.3 Stator dan Rotor
2. Kerusakan Dinamo (Motor Listrik)
Usia sebuah dinamo (motor listrik) dapat mencapai 20 tahun atau
lebih, dengan preventif dan prediktif maintenence yang
terintegrasi dan dilaksanakan dengan baik. Tetapi diluar perkiraan
masih banyak rotor yang mengalami kerusakan dini bahkan
kerusakan fatal. Dibawah ini beberapa tanda tanda untuk
mengetahui sebab sebab kerusakan, sebagai referensi dalam
mencari atau menganalisa / root couse analisis. Kerusakan dinamo
tidak hanya tua umur atau lama jam dioprasiakan. Sres karena
panas, power suplay tidak normal, hummiditas/lembab,
kontaminasi, pelumasan tidak baik, beban mekanis berlebikan,
9
semuaitu menyebabkan degradasi komponendinamo dan
mengakibatkan kerusakan.
Environment atau kondisi oprasi (electrical/meckanical) yang
buruk akan memperpendek umur dari stator winding motor
listrik. Kerusakan winding seperti gambar dibawah ini , terutama
karena panas. Mengidentifikasi kerusakan dan mengetahui
kerusakan dan mengetahui sebab sebab kerusakan adalah penting,
agar kita dapat mempersiapkan pencegahan apa yang seharusnya
dilakukan.
a. Gulungan Kawat Tembaga pada Kondisi Normal
Dibawah ini memperlihatkan winding dalam kondisi baik,
warna jernih merata, tidak ada tanda panas berlebih/over
heating, tidah ada kotoran debu, tidak ada kotoran dari grease
akibat over greasing.
Gambar 2.4 kerusakan yang terjadi pada dinamo
b. Kerusakan yang terjadi karena satu phase terputus
Kerusakan satu phase winding (winding hubungan delta). Jika
satu phase terputus, maka beban dipikul oleh dua phase
tersebut mengalami overload. Kerusakan ini diakibatkan :
10
1) Rusaknya sekring;
2) Kontraktor terbuka satu; dan
3) Rusaknya email pada salah satu kawat tembaga.
c. Rusaknya Gulungan Akibat Overload
Kerusakan semua phase karena (thermal deteriorasi isolasi) ini
akibat beban atau load yang melebihi kapasitas motor.
Gambar 2.5 Kerusakan yang terjadi pada dinamo akibat
overload
C. Komponen Komponen Utama Mesin Penggulung Spul Dinamo
1. Kerangka Mesin
Kerangka mesin adalah bagian utama dari mesin yang berfungsi
untuk menumpu atau pendukung komponen komponen mesin
yang lain.
Dalam hal ini bentuk, ukuran dan kekuatan dari rangka harus
diperhatikan karena disamping berfungsi sebagai penumpu,
rangka yang sesuai dengan kebutuhan mesin akan menambah
nilai jual pada mesin tersebut.
11
Pada mesin penggulung spul pada motor listrik ini krang ka
yang digunakan adalah baja profil kotak dengan ukuran 50 x 50
x 1200 (mm). Untuk menumpu beban dari komponen mesin
dan plat baja yang digunakan untuk menutup mesin agar
menambah nilai jual pada mesin penggulung spul pada motor
listrik ini.
2. Motor listrik
Motor listrik berfungsi sebagai sumber penggerak bagi
komponen komponen mesin yang lainnya yang akan berputar
sesuai dengan prinsip kerja dari komponen komponen tersebut.
Adapun spesifikasi motor yang digunakan pada mesin ini adalah
sebagai berikut :
Daya : 1 Hp
Putaran : 1400 Rpm
Tegangan : 220 Volt
Frekuensi : 50 Hz
Merek : Mikawa
Gambar 2.6 Motor Listrik
12
3. Gearbox
Gearbox merupakan bagian mesin yang berfungsi untuk
menurunkan putaran dan sebagai penerus daya putaran yang
menghubungkan kepuli penggerak selanjutnya.
Gambar 2.7 Speed Reducer
4. Puli
Puli merupakan bagian mesin yang berfungsi untuk menaikkan
dan menurunkan putaran dan juga sebagai penerus daya untuk
menghubungkan puli [enggerak (driver) dengan puli yang
digerakkan (driven) dapat menggunakan sabuk V.
Gambar 2.8 Sabuk dan Puli
13
Perkembangan yang pesat dalam bidang penggerak pada
berbagai mesin yang menggunakan motor listrik telah membuat
arti sabuk untuk alat penggerak menjadi berkurang. Akan
tetapi, sifat elastisitas daya dari sabuk untuk menampung
kejutan dan getaran pada saat transmisi dibuatsabuk tetap
dimanfaatkan untuk mentransmisikan daya dari penggerak
pada mesin perkakas.
Keuntungan jika menggunakan pulli :
a. Bidang kontak sabuk puli luas, tegangan puli buasanya lebih
kecil sehingga lebar puli bisa dikurangi; dan
b. Tidak menimbulkan suara yang bising.
5. Sabuk
Sabuk atau belt terbuat dari karet dan mempunyai penampang
trapesium. Tenunan, teteron dan semacamnya digynakan
sebagai inti sabuk untuk membawa tarikan yang besar. Sabuk V
dibelitkan pada alur puli yang berbentuk V pula. Bagian sabunk
yang membelit akan mengalami lengkungan sehingga lebar
bagian dalamnya akan bertambah besar. Gaya gesekan juga
akan bertambah karena pengaruh bentuk baji, yang akan
menghasilkan transmisi daya yang besar pada tegangan yang
relatif rendah. Hal ini merupakan salah satu keunggulan dari
sabuk V jika dibandingkan dengan sabuk rata. Gambar 2.9
dibawah ini menunjukkan berbagai porsi penampang sabuk V
yang umum dipakai.
14
Gambar 2.9 Konstruksi dan ukuran penampang sabuk V
(Sularso, 2004)
Pemilihan puli V-belt sebagai element transmisi didasarkan
atas pertimbangan pertimbangan sebagai berikut :
a. Dibandingkan dengan roda gigi atau rantai, penggunaan
sabuk lebih halus, tidak bersuara, sehingga akan mengurangi
kebisingan;
b. Kecepatan putar pada transmisi sabuk lebih tinggi jika
dibandingkan dengan belt; dan
c. Karena sifat penggunaan belt yang dapt slip, maka jika
terjadi kemacetan atau gangguan pada salah satu element
tidak akan menyebabkan kerusakan pada element yang lain.
6. Poros
Poros salah satu element yang penting. Hampir semua mesin
meneruskan putarannya bersama dengan tenaga (daya)
15
menggunakan poros. Meskipun mempunyai kekuatan yang
cukup tetapi jika lenturan atau defleksi puntiran terlalu besar
akan mengakibatkan ketidak telitian pada mesin. Karena itu,
kekakuannya harus juga diperhatikan dan harus disesuaikan
dengan jenis mesin yang akan dilayani oleh poros tersebut.
Gambar 2.10 Poros
Ada beberapa macam jenis poros, diantaranya :
a. Poros tranmisi
Poros transmisi mendapat beban puntir murni atau beban
puntur dan lentur. Poros trnsmisi berfungsi untuk
meneruskan daya dari salah satu element yang lain melalui
kopling.
b. Sipdel
Spindel merupakan poros transmisi yang relatif pendek,
perti poros utama pada mesin perkakas dimana beban
utamanya merupakan berupa puntiran. Syarat yang harus
dipenuhi oleh poros ini adalah deformasinyaa harus kecil
dan bentuk serta ukurannya harus teliti.
16
c. Gander
Poros gander dipasang pada roda kereta api barang,
sehingga tidak mendapat baban puntir, terkadan posos
gandar juga tidak boleh berputar. Gandar hanya mendapat
beban lentur, kecuali jika digerakkan oleh penggerak mula
yang memungkan mengalami beban puntir.
d. Hal hal penting yang perlu diperhatikan adalah sebagai
berikut :
1) Kekuatan Poros
Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau
lentur atau gabungan antara puntir dan lentur. Poros ada
juga yang mendapat beban tarik atau tekan seperti poros
baling baling kapal atau turbin, dan lain lain. Kelelahan
tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bila
diameter poros diperkecil (poros bertenaga) atau bila
poros mempunyai alur pasak harus diperhatikan. Sebuah
puros harus direncanakan cukup kuat untuk menahan
beban seperti yang telah di sebutkan diatas.
2) Kekakuan poros
Meskipun poros telah memiliki kejuatan yang cukup,
tetapi jika lenturan atu defleksi puntirannya terlalu besar
akan mengakibatkan ketidak telitian pada suatu mesin
perkakas. Hal ini dapat mempengaruhi pada getaran dan
suaranya (misalnya pada Turbin dan Kotak Roda Gigi).
Kekakuan poros juga harus diperhatikan dan disesuaikan
dengan macam mesin yang akan menggunakan poros
tersebut.
17
3) Putaran Kritis
Bila kecepatan putar suatu mesin dinaikkan, maka pada
harga putaran tertentu dapat terjadi putaran yang laur
biasa besrnya, hal semacam ini dapat terjadi pada
sebuahturbin, motor torak, motor listrik yang dapat
mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian bagian
lainnya. Jika memungkinkan maka poros harus
direncanakan sedemikian rupa, sehingga kerjanya lebih
rendah daripada putaran kritisnya.
4) Korosi
Pengunaan poros propeler pada pompa harus memilih
bahan bahan yang tahan korosi (termasuk plastik),
karena akan terjadi kontak langsung dengan fluida yang
bersifat korosi. Hal tersebut juga berlaku untuk poros
poros yang terancam kavitasi dan poros mesin yang
berhenti lama. Usaha perlindungan dari korosi dapat pula
dilakuakan akan tetapi sampai bats batas tertentu saja.
5) Bahan poros
Poros pada mesin pada umumnya terbuat dari baja
batang yang ditarik dingin dan difinis. Meskipun
demikian, bahan tersebut kelurusannya agak bekurang
tetap dan dapt mengalami deformasa karena tegangan
yang kurang seimbang misalnya jika diberi alur pasak,
karena ada tegangan sisa pada teras nya. Akan tetapi,
penarikan dingin juga dapat membuat permukaannya
menjadi keran dan kekuatannya bertambah besar.
Poros poros yang dipakai untuk meneruskan putarana
tinggi dan beban berat umumnya dibuat dari baja paduan
18
dengan pengerasan kulit yang sangat tahan terhadap
keausan. Beberapa bahan yang dimaksut yang
diantaranya adalah baja khrom, nikel baja khrom, nikel
molibdem, dan lain lain. Sekalipun demikian pemakaian
baja paduan khusus tidak selalu dianjurkan jika alasannya
hanya untuk putaran tinggi dan beban berat. Hal ini perlu
dipertimbangkan dalam penggunaan baja karbon yang
diberi perlakuan panas secara tepat untuk memperoleh
kekuatan yang diperlukan.
7. Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang dipakai dipasang guna
untuk menumpu poros yang bergerak rotasi atau bolak balik,
sehingga dapat berlangsung dengan halus, aman, dan
memperpanjang umur komponen lainnya. Bentalan harus
kokoh untuk kemungkinan poros serta elemen mesin yang
lainnya bekerja dengan baik, maka tenaga dari seluruh
komponen atau sistem akan menurun sehingga tidak dapat
bekerja dengan semestinya.
8. Pengunci Sabuk
Pengunci sabuk adalah elemen mesin yang berfungsi untuk
memutuskan putaran yang berasal dari motor listrikyang
diteruskan oleh sabuk menuju puli.
9. Mal Dudukan
Mal dudukan adalah bagian yang berfungsi untuk menyetel dan
mengatur celah kerapatan tempat gulungan, celah kerapatan
19
mal dapt diatur atur sesuai dengan ukuran panjang dari motor
listrik yang akan digulung berbeda beda sesuai daya yang
terdapat di motor tersebut. Motor yang mempunyai daya 1 Hp
akan bebeda pula dimensi yang dimiliki motor yang berdaya
2Hp.
10. Tungkul Gulungan
Tungkul gulungan berfungsi sebagai alat tempat atau dudukan
kawat lisrik atau spul yang akan digulung terbuat dari bahan
plastis yang terbentuk tungkul kawat listrik yang simetri yang
telah dibelah menjadi 2 dua bagian yang dipakai di mesin ini.
D. Pertimbanagan dan Penggunaan Mesin
Dalam penggunaan mesin penggulung spul pada motor listrik ini
ada beberapa pertimbangan yang haris diperhatikan :
1. Sebelum menggiling spul lilitan, pastikan putaran motor
konstan yaitu dengan cara menghidupkan motor selama _+ 1
menit;
2. Perhatikan spul lilitan yang akan digulung, jangan sampai
tekikis lapisan email dan jangan sampai terjadi bengkokan yang
tidak teratur;
3. Pada saat kawat lilitan yang akan digulung harus dilebihkan
sedikit agar memudahkan dalam proses penyambungan ke
konector penghubung;
4. Ketika putaran motor konstan kawat listrik harus mendapat
beban tarik untuk mendapatkan hasil gulungan yang maksimal.
20
BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambar Rancangan Mesin
Gambar 3.1 Mesin Penggulung Spul DinamoKeterangan :1. Kayu dudukan mal2. Mal3. Kayu penahan mal4. Poros5. Puly6. Sabuk7. Pengencang sabuk8. Rangka9. Motor 10. Gear box
21
B. Prisip Kerja Mesin
Ujung dari kawat tembaga atau spul lilitan dililitkan ditungkul
gulungan atau mal yang terletak di ujung poros. Selanjunya mesin
dihidupkan, puly 1 yang terdapat di Out Put motor dilanjutkan
putarannya ke puly 2sebagai In Put yang terdapat di gear box
menggunakan V-belt. Puly 3 yang terdapat di Out Put gear box
yang telah di reduksi putarannya dari putaran 1400 rpm menja
23 rpm, diteruskan putarannya ke puly 4 yang terhubung ke
poros atas sebagai komponen yang memutarkan mal dan tungkul
gulungan dengan menggunakan V-belt. Kemudian kawat listrik
yang telah dililitkan pada tungkul gulungan atau mal akan
tegulung. Counter yang terdapat pada mesin ini akan membaca
banyak lilitan yang terjadi.setiap lilitan yang terjadi akan terbaca
pada counter sehingga memudahkan untuk mengetahui sudah
berapa banyak lilitan yang terjadi. Setelah jumlah lilitan yang
dibutuhkan di peroleh, tarik tuas pengencang sabuk untuk
memberhentikan transmisi putaran dari puly 3 ke puly 4,
sehingga putaran pada mal berhenti.
C. Perhitungan Komponen Mesin
1. Kapasitas Mesin
Dalam merancang sebuah mesin, kita mesti mengetahui
seberapa besar kapasitas yang mampu dikerjakan oleh mesin
yang kita buat. Hal ini sangat penting, agar kita jadi tahu kapan
kita akan mengalami break even point (titik impas), yaitu
keadaan dimana kita telah mendapatkan modal yang telah kita
keluarkan dalam pengerjaan mesin yang yang kita buat.
22
Kapsitas produktif mesin ditetapkan berdasarkan :
a. Daya maksimal motor yang bisa digulung adalah 50 Hp;
b. Diameter maksimal kumparan yang digulung adalah 40 Cm;
c. Diameter maksimal kawat yang digulung adalah 0,5 Cm.
2. Daya Motor
a. Daya aktual motor
Daya aktual motor adalah daya yang di butuhkan atau
dipakai oleh sebuah motor dalam beoprasi. Daya aktual
motor diperoleh berdasarkan perhitungan.
Adapun massa dari satu putaran kawat kumparan
berdasarkan percobaan yang dilakukan terhadap kawat
yang berdiameter 2 mm adalah 15 gram. Jumlah lilitan
dalam satu kumparan sebanyak 100 lilitan. Maka,
Mlilitan = 100 lilitan x 15 gram = 1500 gram
=1,5 Kg
Mkayu penyangga = 500 gram = 0,5 Kg
Mmal = 300 gram = 0,3 Kg
Massa Poros :
ρ = m/v
mp = x vρ
ρbaja = 7850 Kg/m3
Vporos = /4 x (dπ p)2 x p
= 3,14/4 x (0,019 m)2 x 0,5 m
= 1,42 x 10-4 m3
23
Maka, Mp = 7850 Kg/m3 x (1,42x10-4 m3)
= 1,11 Kg
Maka, massa total adalah :
Mlilitan = 1,5 Kg
Mmal = 0,3 Kg
Mkayu penyangga = 0,5 Kg
Mp = 1,11 Kg
MTOTAL = 3,41 Kg
1) Daya Kerja
Ftg = µ . MTOTAL . g + MTOTAL . a
dimana : a : percepatan yang dibutuhkan untuk
menggulung spul dinamo
µ : nilai koefisien gesek yang biasumsikan
dengan karet dan baja = 0,4 (Hanoto,
Mekanika Teknik, Hal 37)
a = /t = ωπ Dn60/ t
dimana :
t = waktu yang dibutuhkan untuk menggulung spul
t = 2 [s] kerja ringan
t = 4 [s] kerja sedang
t = 6 [s] kerja berat (literatur buku Khurmi R.S)
a = /t = ωπ Dn60/ t
a = π Dn t60
a = 3,14 x0,019 x 23x 4
60
24
a = 0,092 m/s2
Daya kerja :
Ftg = µ . MTOTAL . g + MTOTAL . a
= 0,4 . 3,41 . 9,81 + 3,41 . 0,092
= 13,69 N
Maka Daya Kerja :
P = T . = Fω tg . r . 2π n60
= 13,69 N . 0,0095 m . 23,14 2360
= 0,313 Watt
2) Daya Poros
Daya rancang bangun ini tegangan tarik diasumsikan
sama dengan 20% dari tegangan sabuk. Tegangan tarik
sabuk adalah sebesar 25 N/mm2. Dalam hal ini tegangan
geser yang diambil sebesar 45% dari tegangan tarik.
(Sularso, Elemen Mesin, 1983, Hal 8).𝜏 = 20% x 25 N/mm2
𝜏 = 5 N/mm2
Sehingga tegangan geser :𝜏a = 45% x 5 N/mm2
𝜏a = 2,25 N/mm2
Fs = 𝜏a . A . µ
Fs = 2,25 . (p . d) . 0,4dimana : p = panjang poros
d = diameter poros
maka ,
Fs = 2,25 x (500 x 19) x 0,4
Fs = 8550 N
25
Maka Daya Poros :
P = T . ω
= Fs . r . 2π n60
= 8550 N . 0,0095 m . 23,14 2360
= 195,54 Watt
3) Daya Gulung
P = Fgulung x 2π n60
Fgulung = 𝜏 x a
Bahan Poros dari ST 37, maka :𝜏 = 0,7 x 37
= 25,9 Kg/mm2
= 0,25 Kg/Cm2
a = /4 x dπ 2
= 3,14/4 x (0,019)2
= 2,83 cm2
Fgulung = 0,25 x 2,83
= 0,708 Kg
P = 0,708 x 3,14 x0,019 x 1400
60 x 9,81 m/s2
= 9,67 Watt
Maka Daya Totalnya adalah
P = 0,313 + 195,54 + 9,67
= 205,5 Watt
b. Daya Motor
26
Motor yang dipakai dalam rancang bangun mesin
penggulung spul dinamo adalah 1 Hp, karena daya total
yang dibutuhkan mesin untuk beroprasi adalah 205,5
c. Daya Rencana
Pd = Fc . P
=1,3 x 746 Watt
= 969,8 Watt
3. Puli
Pada rancang bangun mesin penggulung spul dinamo ini
memiliki 4 buah puli. Puli yang pertama terdiri dari puli
penggerak dan puli yang digerakkan. Puli penggerak dipasang
pada motor listrik. Putaran yang terdapat pada puli penggerak
adalah 1400 rpm dan dengan daya 1 Hp.
Untuk menghitung perbandingan putaran dari puli penggerak
ke puli yang digerakkan menggunakan rumus perbandingan
n1/n2 = d2/d1
dimana :
n1 = putaran puli penggerak [rpm]
n2 = putaran puli yang digerakkan [rpm]
d1 = diameter puli penggerak [cm]
d2 = diameter puli yang digerakkan [cm]
maka putaran yang terjadi pada puli kedua adalah
n2 = n1 d1/d2
n2 = 1400 rpm/76,2 mm x 76,2 mm
n2 = 1400 rpm
27
maka, putaran yang terjadi pada puli kedua adalah sebesar
1400 rpm dengan diameter puli 76,2 mm.
Dari puli kedua putaran ditransmisikan lagi ke puli ketiga yang
memiliki diameter 76,2 mm. Dari puli kedua ke puli ketiga
putaran direduksi menggunakan gearbox dengan
perbandingan 1 : 60.
Maka putaran yangterjadi di puli ke tiga adalah :
n3 = 1/60 x 1400 rpm
= 23 rpm
Dari puli ke tiga, putaran ditransmisikan lagi ke puli ke empat
yang diameternya sama, yakni 76,2 mm, maka putaran yang
terjadi di puli ke empat adalah :
n4 =n3 . d3 / d4
n4 = 23 rpm/76,2 mm x 76,2 mm
= 23 rpm
Jadi, diperoleh putaran akhir pada mesin penggulung
spuldinamo ini sebesar 23 rpm pada daya 1 Hp.
4. Sabuk
Sabuk merupakan komponen yang paling penting dalam mesin
dikarenakan fungsinya yakni untuk mentransmisikan daya dan
putaran motor penggerak menuju poros utama.
Pada rancang bangun penggulung spul dinamo ini, untuk
mentransmisikan putara digunakan sabuk V karena selain
mudah dalam penggunaannya juga dikarenakan jarak antar
28
poros masih memungkinkan dengan menggunakan sabuk
tersebut.
Jenis sabuk terdiri dar beberapa type dan ukuran penampang,
maka untuk menentukan type dan ukuran penampang sabuk
yang digunakan hrus sesuai dengan daya rencana dan putaran
poros penggerak (kita dapat melihat diagram pemilihan type
dan penampang sabuk)
Maka sesuai dengan daya rencana = 969,8 watt dan putaran
poros penggerak 1400 rpm sabik V yan cocok adalah type A.
(Sularso, Elemen Mesin, 1991, hal 164)
Gambar 3.2 Penampang sabuk tipe A
β = 200
Tg β = X/9
X = Tg . 9β
X = 0,36 . 9
X = 3,275 mm
Maka :
b = 12,5 – 2x
b = 12,5 – 2 (3,275)
b = 5,95 mm
29
jadi lebar sabuk yang digunakan adalah 5,95 mm. Dengan
demikian, luas penampang sabuk A adalah b x t = 5,95 mm x
9 mm = 53,55 mm2.
a. Panjang keliling sabuk
(Sularso, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen mesin,
1991, Hal 170).
Dimana:
L = pajang keliling sabuk
C = jarak sumbu puli
Dp= diameter penggerak
dp= diameter puli yang digerakkan
pada sabuk pertama :
L = 2 x 200+(3,14/2).(76,2+76,2)+(1/4x200).(76,2 – 76,2)2
L = 639,268 mm
L ≈ 660 mm
Berdasarkan hasil pengukuran secara langsung padaa
mesin penggulung spul dinamo didapatkan hasil
Pada sabuk pertama; C = 200 mm
30
Pada sabuk kedua; C = 1000 mm
b. Menghitung jarak sumbu puli (C) aktual
Pada sabuk pertama :
C = b+√b2−8(Dp−dp)28
(Sularso, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen mesin,
1991, Hal 170).
Dimana :
b = 2 x L - 3,14 (Dp+dp)
b = 2 x L - 3,14 (76,2+76,2)
b = 1320 - 478,546
b = 841,46 mm
maka :
C = 841,46+√841,462−8(76,2−76,2)28
C = 210,365 mm
Pada sabuk kedua :
C = b+√b2−8(Dp−dp)28
(Sularso, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen mesin,
1991, Hal 170).
b = 2 x L - 3,14 (Dp+dp)
b = 2 x 2261 - 3,14 (76,2+76,2)
b = 4522 – 478,536
b =4043,464 mm
maka
C = 4043,464+√4043,4642−8(76,2−76,2)28
31
C =1010,86 mm
c. Menghitung sudut kontak θ
Besar sudut kontak yang terjadi antara sabuk dan puli
adalah :
θ = 180 – 57 (Dp-dp/C)
θ = 180 – 57 (76,2-76,2/210,365)
θ = 180 – 0
θ = 1800
maka :
θ = 1800 * /180 radπ
θ = 3,14 rad
d. Kecepatan linier sabuk
v = π∗Dp∗n160∗1000
(Sularso, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen mesin,
1991, Hal 166).
v = 3,14∗76,2∗1400
60∗1000
v = 5,58 m/s
e. Tegangan sabuk
T1/T2 = eµ.θ (R.S. Khurmi, Mesin Design, 2004, Hal 628)
Dimana :
T1 = tegangangan sisi kencang sabuk [Kg]
T2= tegangan sisi kendor sabuk [Kg]
e = Konstanta =2,718
µ = Koefisien gesek antara sabuk dengan puli = 0,45-0,6
32
maka :
T1/T2 = 2,7180,5*3,14
T1/T2 = 4,8
T1 = 4,8 * T2
Dimana :
T1 = * A (R.S. Khurmi, Mesin Design, 2004, Hal 661)σ
Ket : = kekuatan tarik bahan sabuk = bahan karetσ
=0,4-0,5 Kg/mm2 (J.Stolk,MesinDesign,1993,470)
A = Luas penampang sabuk
A = b*t = 5,95 mm X 9 mm = 53,55 mm2
Maka,
T1 = 0,4 Kg/mm2 * 53,55 mm2
T1 = 21,42 * 9,81 m/s2
T1 = 210,13 N
T1/T2 = 4,8
T2 = 210,13/4,8
T2 =43,78
f. Daya yang ditransmisikan
Po = (T1 - T2) * v
(R.S. Khurmi, Mesin Design, 2004, Hal 628)
dimana :
Po = Daya yang ditransmisikan [watt]
V = Kecepatan linier sabuk [m/s]
Maka,
Po = (210,13 N – 43,78 N) 5,58 m/s
Po = 166,35 * 5,58
33
Po = 928,233 [watt]
g. Jumlah sabuk yang diperlukan
N = Pd
Po∗Ko
= 969,8watt
928,233watt∗1,00
= 1,044 buah
= 2 buah
5. Poros
Poros merupakan salah satu bagian terpenting dari setiap
mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama
sama putaran. Peranan utama dalam transmisi seperti itu
dilakukan oleh poros.
Untuk merencanakan sebuah poros, hal hal yang perlu
diperhatikan adalah:
a. Kekuatan poros, karena poros mengalami beban puntir atau
lentur maupun gabungan beban puntir atau lentur;
b. Kekakuan poros, meskipun sebuah poros mempunyai
kekuatan yang cupup tetapi jika lenturan atau defleksi
puntirnyaterlalu besar akan menyebabkan ketidak telitian
atau getaran dan suara;
c. Putaran kritis, jika putaran suatu mesin dinaikkan maka
pada satu harga putaran tertentu dapat terjadi getaran. Hal
ini dapat menyebabkan kerusakan pada poros, maka
dengan itu poros harus dapat direncanakan dengan
sedemikian rupa sehingga putaran kerjanya lebih rendah
dari putaran kritisnya;
34
d. Bahan poros pada umumnya untuk konstruksi mesin
adalah bahan baja karbon, dan untuk putaran tinggi dan
beban berat adalah bahan baja paduan.
Adapun perhitungan dalam poros adalah :
a. Gaya gaya pada bidang poros vertikal
Fpuli = m * g
= 0,62 * 9,81
= 6,082 N
W1 = m * g
= 1,85 * 9,81
= 18,1485 N
MΣ A = 0
-w * 210 + Fpuli * 150 – RBV * 200 = 0
-18,1485 * 210 + 6,082 * 150 = RBV * 200
-2898,885 = RBV * 200
RBV = -14,494425 N
MΣ B = 0
-w1 * 410 + RAV *200 – Fpuli * 50 = 0
-18,1485 * 410 – 6,082 * 50 = RAV * 200
35
-7744,995 = RAV * 200
RAV = 38,724975 N
Momen lentur di titik A
MAV = w1 * 210
= 18,1485 * 210
= 3811,185 Nmm
Momen lentur di titik B
MBV = Fpuli * 50
= 6,082 * 50
= 304,11
b. Gaya gaya pada bidang poros horizontal
w1 = m * g
= 1,85 * 9,81
= 18,1485 N
MΣ A = 0
-w1 * 210 – RBH * 200 = 0
-w1 * 210 = RBH * 200
RBH = w1 * 210 / 200
= 18,1485 * 210 / 200
= 19,055925
36
MΣ B = 0
-w1*410 – RAH*200= 0
RAH = w1 * 410 / 200
= 18,1485 * 410 / 200
= 37,204425 N
Momen lentur di titik A
MAH = w1 * 210
= 18,1485 *210
=3811,85
Momen lentur di titik B
MBH = RBH * 200
= 19,055925 * 200
= 3811,185
Resultan gaya di titik A
MA = √MA v2+MAh2
= √3811,1852+3811,852
= 5389,829 [Nmm]
Resultan gaya di titik B
MB = √MBv2+MBh2
= √304,112+3811,852
= 3823,298 [Nmm]
c. Tegangan geser yang di ijinkan :𝜏a = σB / Sf1 * Sf2 .......(Sularso,DasarPerencanaan dab
Pemilihan Element Mesin,1991, Hal 8)
Dimana :𝜏a = tegangan geser yang diijinkan [Kg/mm2]
σB = bahan diambil baja batang difinis dingin S30C
37
Sf1 = 6, untuk bahan St 37 dengan pengaruh massa.
Sf2 = 1,3–3,6 karena pengaruh dari kekasaran permukaan
Maka ;
𝜏a = 48Kgmm
6∗2,0
= 4 Kg/mm2
Pada perencanaan ini diameter poros yang digunakan
adalah Ø 19 mm. Momen rencana yang terjadi pada poros :
T=9,74*105*Pd/n1 ....(Sularso,Elemen Mesin, Hal 7)
Dimana :
T = momen rencana [Kgmm]
Pd = daya rencana
Pd = fc * daya motor
fc = faktor koreksi 1,3
P = 1Hp = 0,746 [Kw]
n1 = 1400 [rpm]
maka :
Pd = 1,3*0,746
= 0,9698 Kw
T = 9,74 * 105 * 0,9698/1400
= 674,703 Kgmm
Besar diameter yang direncanakan :
DS = {(5,1/𝜏a) * Kt * Cb * T}1/3 ....(Sularso, Elemen mesin, 8)
Dimana :
Kt = 1,0 – 1,5 jika terjadi sedikit kejutan atu tumbukan
Cb= 1,2 – 2,3 jika memang diperkirakan akan terjadi
38
pemakaian dengan beban letur.
DS ={(51/4) * 1 * 1,2 * 674,703}1/3
=10.11 mm
Dalam rancang bangunan ini diameter poros adalah 19 mm.
Setelah diperoleh hasil dari perhitungan poros, maka poros
yang di ijinkan < poros yang direncanakan (10,11<19),
sehingga poros dinyatakan “aman”.
Tegangan geser yang terjadi pada poros besar :
𝜏 = 5,1∗Tds3
.....(Sularso, Elemen Mesin, 1997, hal 7)
Dimana :𝜏 = tegangan geser yang terjadi [Kg/mm2]
𝜏 = 5,1∗674,70310,113
= 3,33 Kg/mm2
Karena 𝜏a > 𝜏 (4 > 3,33) maka poros dinyatakan “aman”.
6. Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros
berbeban, sehingga putaran atau gerak bolak baliknya dapat
berlangsung secara halus, aman, dan panjang umur. Bantalan
harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen
mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak
berfungsi dengan baik maka prestasi dari seluruh sistem akan
menurun atau tidak dapat bekerja secara semestinya. Jadi,
39
bantalan dalam permesinan dapat disamakan peranannya
dengan pondasi dalam gedung.
Adapun perhitungan dalam bantalan adalah :
a. Beban bantalan
Mlilitan = 1,5 Kg
Mmal = 0,3 Kg
Mkayu penyangga = 0,5 Kg
Mp = 1,11 Kg
MTOTAL = 3,41 Kg
Jadi beban bantalan W= 3,41 Kg
b. Momen lentur bantalan
Berdasarkan hasil pengukuran;
l = 40 mm
d = 19 mm
sehingga momen lentu bantalan;
M = W * l/2
= 3,41 Kg * 40/2
= 68,2 Kg
c. Tekanan bantalan
Bantalan untuk poros transmisi dengan beban ringan
P = W/ld
= 3,41 / 40*19
=0,0045 Kg/mm2
Harga P dapat diterima sesuai tabel, dimana Pa = 0,02
Kg/mm2 .
Tekanan kecepatan maksimum
v = π dn
1000∗60
40
= 3,14∗19∗231000∗60
= 0,001 m/s
Maka
P * v = 0,0045 *0.001
= 0.0000045 Kgm/mm2s
Harga P v juga dapat diterima karena kurang dari 0,1
Kgm/mm2s.
d. Pemilihan ld
l/d = 40/19 = 2,1
harga sebesar 2,1 terletak dalam daerah 2,0 – 3,0;
jari ld dapat diterima.
41
BAB IV
ANALISA BIAYA
A. Biaya Bahan Baku
Perhiyungan biaya bertujuan untuk menentukan dan memilih
batas keuntungan maksimum, serta menentukan harga jual yang
telah ditencanakan
Tabel 4.1 Tabel biaya material
Total biaya bahan baku adalah Rp 523.000,-
B. Biaya Bahan Jadi
Tabel 4.2 Tabel biaya bahan jadi
Total biaya bahan jadi Rp 1.987.000,-
42
C. Biaya pembuatan
Biaya yang dimaksut adalah upah kerja pembuatan
mesinditambah dengan biaya listrik yang dipakai selama proses
pembuatan mesin penggulung spul ini.
Jumlah hari kerja pembuatan mesin ini sekitar 2 minggu. Daya
peralatan, lama pemakaian listrik diketahui masing masing
peralatan berikut :
Tabel 4.3 Tabel pemakaian mesin
Besarnya biaya yang dikeluarkan per Kwh adalah Rp 600,-
Maka, biaya listrik = Rp 600 * 22,875 Kwh
= Rp 138.000,-
Tenaga kerja 5 orang, maka;
Jumlah upah kerja per hari = upah tenaga kerja * jumlah perkrja
= Rp 25.000,- * 5 orang
= Rp 125.000,-
Jumlah upah kerja 14 hari = Rp 125.000,- * 14 hari
= Rp 1.750.000.-
Total biaya pembuatan = Upah Kerja + Biaya Listrik
43
Jenis Mesin Daya Lama Pemakaian Daya PemakaianMesin Las 7,5 [Kw] 30 jam 225 [Kwh]Mesin Bor 0.75 [Kw] 1/2 jam 0,375 [Kwh]Mesin Bubut 2,4 [Kw] 1 jam 2,4 [Kwh]Mesin Gerinda 0,7[Kw] 3 jam 2,1 [Kwh]Total Daya Pemakaian Kistrik 229,875 [Kwh]
= Rp 1.750.000.- + Rp 138.000.-
= Rp 1.888.000.-
D. Perhitungan Analisa Titik Impas (Break Event Point)
Analisa titik impas (BEB) adalah suatu teknik analisa biaya dalam
perencanaan dan pembuatan suatu rancangan produksi guna
mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel,
keuntungan dan volume kegiatan.
Untuk menganalisa titik impas (BEP) berlaku rumus :
Q = FC / P – V
Dimana :
P = Harga jual gulungan per unit
V = Biaya variabel gulungan (gulungan, listrik, dan Upah kerja)
FC = Biaya tetap (biaya keseluruhan mesun)
Q = Jumalah produk yang akan di produksi
Adapun BEP (titik impas) mesin penggulung spul dinamo :
a. Biaya tetap = Biaya bahan baku + Biaya bahan jadi
+ Biaya pembuatan
= Rp523.000.- + Rp1.987.500.- + Rp1.888.000.-
= Rp 4.398.000.-
b. Biaya variabel = Rp 200.000.-
c. Harga jual = Rp 250.000.-
Maka,
Q = biaya tetap
harga jual−biaya variabel
44
= Rp 4.398.000
Rp250.000−Rp200.000
= 87,97 unit ≈ 88 unit
Jadi untuk mengembalikan biaya tetap harus memproduksi
sebanyak 88 unit gulungan kawat.
E. Perawatan dan Perbaikan
1. Tujuan utama perawatan
Pemeliharaan merupakan pencegahan (preventif maintenance)
terhadap mesin dan peralatan peralatan untuk menghindari
terjadinya kerusakan. Pemeliharaan dengan tujuan antara lain
yaitu :
a) Memperlambat keausan;
b) Dapat digunakan secara optimal;
c) Menjamin keselamatan oprator;
d) Dapat mengidentifikasi kerusakan kerusakan yang terjadi
sedini mungkin; dan
e) Memperpanjang waktu pemakaian umur mesin.
2. Perawatan bagian bagian utama mesin
Yang perlu mendapat perawatan antara lain :
a) Bantalan
Dengan cara melakukan pelumasanm mencegah masuknya
kotoran yang dapat menimbulkan korosi.
Hal-hal yang perlu diperiksa pada bantalan :
1) Suara dan getaran pada bantalan; dan
2) Dudukan bantalan terhadap rumah bantalan.
b) Sabuk
45
Sabuk sebaiknya tidak terkena oli sebab akan
mengakibatkan slip pada sabuk tersebut. Dalam melakukan
penyetelan sabuk sebaiknya jangan terlalu kencang dan
terlalu kendor, tingkat kekendoran sabuk yang diijinkan ∓ 1
cm. Selain itu perlu diperhatikan juga kesejajaran
(alighment), ketidak sejajaran tersebut dapat
mengakibatkan kondisi sabuk cepat rusak
c) Perawatan berkala yang perlu diperhatikan :
1) Perawatan mingguan
Bersihkan setiap komponen mesin; dan
Priksa dan bersihkan electro motor.
2) Perawatan bulanan
Periksa dan stel V-Belt; dan
Priksa dan bersihkan electro motor
3) Perawatan tahunan
Ganti V-Belt dan bantalan; dan
Service electro motor.
46
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil uji percobaan yang telah dilakukan pada mesin
penggulung spul dinamo ini dapat diambil beberapa kesimpulan :
1. Mesin penggulung spul ini menghasilkan kapasitas produktif
mesin ditetapkan/dihitung berdasarkan motor yang bisa
digulung yakni 50 Hp, diametermaksimal kumparan yang
digulung yakni 40 cm, dan diameter maksimal kawat yang
digulung adalah 0,5 cm, dan dengan putaran 23 rpm;
2. Poros yang digunakan adalah diameter 19 mm;
3. Motor listrik yang digunakan 1 Hp dengan putaran 1400 rpm;
4. Diameter puli yang ada pada mesin adalah 3 inch, dan semua
berjumlah empat buah;
5. Sabuk yang digunakan adalah tipe A dengan nomor 26, panjang
660 mm untuk sabuk pertama. Sedangkan untuk sabuk kedua
dengan nomor 86 dan panjang 2261 mm;
6. Bantalan yang digunakan adalah bantalan A204; dan
7. Biaya keseluruhan dari pembuatan mesin penggulung spul
dinamo ini adalah sebesar Rp. 4.398.500.-
47
B. Saran
Dari semua datadan kegiatan dari mesin ini maka disarankan
1. Agar mesin ini lebih sempurna, dan hasilnya bisa lebih
maksimal untuk itu boleh dimodifikasi ulang pada bagian
bagian dirasa belum berjalan dengan baik;
2. Oprator diharapkan selalu memperhatikan kondisi mesin,
terutama terhadap getaran. Jika ada getaran berlebihan (lain
dari kondisi biasa), cari penyebabnya, dan pikirkan solusinya
untuk memperbaikinya;
3. Untuk mendapatkan hasil gulungan yang baik, putaran motor
harus diperhatikan, karena apabila putaran motor terlalu
kencang atau tidak stabil maka yang terjadi hasil gulungan
tidak seperti yang kita harapkan;
4. Sewaktu melakukan pembersihan, pembongkarab dan
pemasangan mesin, pastikan motor bebas dari arus listrik; dan
5. Berikan pelumasan pada bagian bagian teryentu yang
membutuhkan pelumasan.
48