Download - Tabel 1 LK 2gh Asam Urat
No.Nama Jenis Bahan bioaktif
Kelompok Sifat FungsionalGizi Non Gizi
1. Flavonoid, alkaloid,
saponin, dan
polifenol dari
ekstrak etanol kulit
mlinjo (Gnetum
gnemon)
Antioksidan Memiliki aktivitas sebagai
antioksidan juga berpotensi
sebagai inhibitor xantin
oksidase dengan menangkap
elektron sehingga menurunkan
kadar asam urat dalam darah
2. Ion kalsium (Ca2+ )
dan magnesium
(Mg2+) dari ekstrak
buah naga putih
(Hylocereus Undatus
(Haw.) Britt. &
Rose)
Mineral Kedua ion mineral dapat
berikatan dengan asam urat
yang telah terionisasi pada pH
normal dan membentuk garam
urat sehingga menurunkan
kadar asam urat yang terbentuk
3. Asam metil-pirol-2,
4-dikarboksilat dari
ekstrak etil asetat
dan etanol dari buah
salak ( Salacca
edulis Reinw.)
varietas Bongkok
Antioksidan Memiliki aktifitas antioksidan
dan ekstrak etil asetat dapat
menghambat xantin oksidase
secara in vitro sehingga
menghambat pembentukan
asam urat. Ekstrak etanol
memiliki dua mekanisme kerja
yaitu sebagai urikostatik
( menurunkan kadar asam urat
dalam serum) dan urikosurik
(meningkatkan ekskresi asam
urat melalui urin).
4. Kafein dari teh
kombucha
kafein memiliki kemiripan
struktur dengan adenin
sehingga kafein akan
berkompetisi dengan adenin
sebagai substrat untuk
menempati enzim adenosin
reseptor sehingga kafein
menghambat reseptor adenosin
yang menyebabkan
pembentukan asam urat
terhambat.
5.
Penyebab Tingginya asam urat (Hiperurisemia)
Pada keadaan hiperurisemia, plasma darah tidak mampu menampung lagi
garam urat sehingga terjadi pengendapan pada berbagai organ seperti sendi dan ginjal.
Kadar asam urat dapat menigkat jika proses ekskresinya terganggu, misalnya
kegagalan fungsi glomerulus atau adanya obstruksi. Selain itu hal ini dapat juga di
sesbabkan produksi asam urat berlebih karena pembentukan purin dalam tubuh
meningkat. Pengkonsumsian makanan yang berkadar protein tinggi dapat
meningkatkan ennzim xantin oksidase, karena Xantin oksidase dapat ditemukan
dalam susu sapi segar pada membran-membran di sekitar globula lemak.
pengertian bioaktif, efek sehat, modus aksi, sifat dungsional.
Tabel 2.
No. Nama Jenis
Komponen Bioaktif
Efek Sehat Yang Teruji
Secara Ilmiah
Modus Aksinya
1 Alkaloid, saponin,
dan polifenol.
Anti hiperurisemia Kulit melinjo mengandung asam askorbat, tokoferol, dan polifenol memiliki
aktivitas sebagai antioksidan juga berpotensi sebagai inhibitor xantin oksidase
(Santoso dkk., 2010: 522).
Komponen tersebut memiliki aktivitas sebagai antioksidan yang dapat
digunakan sebagai inhibitor xantin oksidase. Untuk meningkatkan aktivitas
antioksidanya dapat dilakukan dengan cara merebus bahan yang mengandung
komponen tersebut. Beberapa senyawa antioksidan memiliki potensi sebagai
inhibitor xantin oksidase karena mampu menangkap elektron. Flavonoid
golongan flavon dan flavonol memiliki daya inhibisi lebih tinggi daripada
golongan flavonoid yang lainnya karena posisi gugus hidroksilnya lebih mudah
menangkap elektron dari sisi aktif xantin oksidase.
2 Flavonoid Anti hiperurisemia Komponen tersebut memiliki aktivitas sebagai antioksidan yang dapat
digunakan sebagai inhibitor xantin oksidase. Untuk meningkatkan aktivitas
antioksidanya dapat dilakukan dengan cara merebus bahan yang mengandung
komponen tersebut. Beberapa senyawa antioksidan memiliki potensi sebagai
inhibitor xantin oksidase karena mampu menangkap elektron. Flavonoid
golongan flavon dan flavonol memiliki daya inhibisi lebih tinggi daripada
golongan flavonoid yang lainnya karena posisi gugus hidroksilnya lebih mudah
menangkap elektron dari sisi aktif xantin oksidase.
Ion kalsium (Ca2+ )
dan magnesium
(Mg2+)
Anti hiperurisemia Senyawa kompleks yang terbentuk antara asam urat dan ion Ca2+ dan Mg2+
adalah garam urat (Anggraini, dkk. 2013).
Kedua ion mineral dapat berikatan dengan asam urat yang telah terionisasi pada
pH normal dan membentuk garam urat yang mudah larut dalam air, sehingga
menurunkan kadar asam urat yang terbentuk.
Asam metil-pirol-2,
4-dikarboksilat dan
ekstrak etanol
Anti hiperurisemia Senyawa baru yang berhasil diisolasi dalam ekstrak etil asetat buah salak
Bongkok yaitu asam metil-pirol-2,4-dikarboksilat yang mempunyai aktivitas
antioksidan dan dapat menghambat xantin oksidase secara in vitro (Afrianti et
al., 2006).
Senyawa ini memiliki aktifitas antioksidan dan dapat menghambat xantin
oksidase secara in vitro sehingga menghambat pembentukan asam urat. Ekstrak
etanol memiliki dua mekanisme kerja yaitu sebagai urikostatik ( menurunkan
kadar asam urat dalam serum) dan urikosurik (meningkatkan ekskresi asam urat
melalui urin).
Kafein dari teh
kombucha
Anti hiperurisemia Menurut Lelyana (2008), strukur kafein memiliki kemiripan dengan adenin
dari adenosin sebagai substrat untuk menempati enzim adenosin reseptor
sehinnga aktivitas kafein sebagai penghambat reseptor adenosin.
Kafein memiliki kemiripan struktur dengan adenin sehingga kafein akan
berkompetisi dengan adenin dari adenosin sebagai substrat untuk menempati
enzim adenosin reseptor. Dengan adanya pemblokiran reseptor adenosin maka
pembentukan asam urat terhambat.
antosianin Anti hiperurisemia antosianin yang terkandung dalam bunga rosela diduga dapat bekerja seperti
allupurinol yaitu menghambat kerja xantin oksidase dalam sintesis asam urat
(Tjay dan Rahardja. 2002)
antosianin memiliki sifat anti oksidan, yang dapat memberikan warna merah
pada seduhan teh bunga rosela karena merupakan pigmen alami. Dalam
metabolisnya, purin dapat di ubah menjadi asam urat dengan bantuan enzim
xantin oksidase. Dengan adanya antosianin yang dapat menjadi anti oksidan dan
dapat menghambat kerja xantin oksidase.
Santoso, M., Naka, Y., Angkawidjaja, C., Yamaguchi, T., Matoba, T. & Takamura, H. 2010. Antioxidant and Damage Prevention Activities of
the Edible Parts of Gnetum gnemon and Their Change upon Heat Treatment. Journal Food Science and Technology, (Online), 16 (6)
Anggraini, D. I., Agus, S., Selvira, L. W. 2013. Mineral Dalam Buah Naga (Hylocereus Undatus (Haw.) Britt. & Rose) Sebagai Penurun Asam
Urat. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(1).
Tjay, T. H. dan Rahardja, K. 2002. Obat-Obat Penting. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Lelyana, Rosa. 2008. Pengaruh Kopi terhadap Kadar Asam Urat Darah. Tesis tidak diterbitkan. Semarang: Universitas Di Ponogoro.