TATALAKSANA TERKINI INFEKSI RESPIRATORIK
AKUT
PUTU SIADI PURNITI
SMF/BAG ILMU KESEHATAN ANAK RSUP SANGLAH/FK UNUD
ISPA (INFEKSI SALURAN NAPAS AKUT)
➢ IRA (INFEKSI RESPIRATORI AKUT)
➢ IRA Atas⚫ Rhinitis
⚫ Tonsilofaringitis akut
⚫ Faringitis akut
➢ IRA Bawah• Laringitis akut (CROUP)
• Bronkiolitis akut
• Pneumonia
• Bronkitis
GENERASI SALURAN NAPAS
SALURAN NAFAS KONDUKSI
SALURAN NAFASRESPIRASI
TULANG RAWAN
MEMBRAN
BAGIAN AKHIR
TRAKEA
BRONKUS
BRONKIOLUS
BRONKIOLUS RESPIRASI
0
1
2
10
11|
13
16
17|
19
20
22
23
24
ALVEOLI
KANTUNG ALVEOLI
GENERASI
EPIDEMIOLOGI
IRA
Tersering pada anak.
50% penyakit pada balita.
30% pada usia 5 - 15 tahun.
Episode:
* Kota : 5 - 8 episode/th.
* Pedesaan: 3 - 5 episode/th.
• Penularannya melalui
percikan ludah (udara ) pada
saat kita bersin, batuk atau
berbicara
• Lebih mudah menyebar pada
keadaan :
– hunian yang padat
– pergantian cuaca
– musim hujan
– penderita IRA
RINITIS
Definisi
= Common cold, Coryza
Peny. yg sebagian besar
penyebabnya adalah virus, ditandai
dengan gejala rinore, obstruksi
nasal, dan gejala sistemik (demam,
artralgia).
……..epidemiologi
RINITIS
Sepanjang tahun.
Negara 4 musim banyak pd musim gugur awalmusim semi.
Anak usia muda: 6 -7 episode/th.
(10 - 15% anak mengalami 12 episode/th).
Anak di TPA 50% lebih sering.
ETIOLOGI
RINITIS
Penyebab terbanyak: virus.
* tersering: rhinovirus.
* cukup sering: RSV, parainfluenza,
coronavirus.
* jarang: adenovirus, echovirus,
coxsackii, influenza, reovirus,
herpes virus.
PATOGENESISRINITIS
Inhalasi/inokulasi
virus pd mukosa nasal
Sel epitel terinfeksi
Penyebaran lokal
Sekresi nasal
jml neutrofil di epitel & lamina propia
Udem & vasodilatsi submukosa
Deskuamasi sel epitel & lekosit PMN
Dischargemukopurulen
Perub. sel epitel bersilia
Transpor muko-
silier berkurang/
terganggu
Infiltrasi sel mononuklear yg dlm 1-2 hr mjd PMN
DIAGNOSIS
RINITIS
Anamnesis:
Hidung tersumbat/buntu.
Bersin, pilek, nyeri kepala, iritasi tenggorok.
Demam/tanpa demam, nyeri otot, lelah.
Pemeriksaan fisik
• Demam 38 - 39C.
• Gelisah & lemah, bersin, muntah & diare.
• Fase demam bbrp jam - hari (bayi lebih muda biasanya tdkdemam).
• Mukosa hiperemik & udem, pd rinitis alergi disertai mukusyg encer.
• Anak kecil tampak manifestasinya lebih berat dp anak yglebih tua.
• Pd anak lebih tua, awalnya tampak kekeringan & iritasi pd hidung & faring.
TATA LAKSANA
RINITIS
Suportif dan simtomatis :
* Masukan cairan, makanan yg cukup.
* Antipiretik .
* Irigasi dg larutan normal salin.
* Nasal dekongestan
* Antihistamin
* Antitusif
Tdk ada buktibermanfaat
PROGNOSIS
RINITIS
Komplikasi :
* Otitis media : 5-30%.
* Sinusitis : 5-13%.
* Eksaserbasi asma.
RINITIS
Komplikasi :
* Otitis media : 5-30%.
* Sinusitis : 5-13%.
* Eksaserbasi asma.
FARINGITIS
Definisi• Peradangan membran mukosa faring dan struktur lain disekitarnya.
• Jarang hanya pada faring / tonsil saja
• Scr luas mencakup tonsilitis, rinofaringitis, tonsilofaringitis.
• Faringitis streptokokus adalah faringitis yg disebabkanoleh S. piogenes (SBHGA).
:
TONSILOFARINGITIS
Etiologi
Penyebab terbanyak: virus.
* Sering : adenovirus, influenza virus tipe A
dan B, parainfluenza virus tipe 1-4,
enterovirus, dan Epstein-Bar virus.
* Jarang : RSV, Rinovirus, Rotavirus,
Herpes simpleks virus.
…….etiologi
TONSILOFARINGITIS
Penyebab bakteri :
* Sering : Streptokokus piogenes (SBHGA).
* Jarang : H. influenza, C. difteria.
………patogenesis
FARINGITIS DAN TONSILITIS
Faringitis adalah peradangan pd membran mukosafaring dan struktur tenggorokan yg berhub. dg gejalasakit tenggorokan, shg tonsilitis, tonsilofaringitis, dannasofaringitis termasuk di dalamnya.
Bakteri/virus
Mukosa faring
Peradangan melibatkan nasofaring, uvula, danpalatum mole
Invasi
TONSILOFARINGITIS
Anamnesis :
• Awal sakit didapatkan demam, sakittenggorok & anoreksia.
• Bisa didapatkan nyeri kepala, mual, muntah, kelemahan & nyeri perut.
• Sebelumnya ada riwayat kontak dg penderitafaringitis.
Pemeriksaan fisik :
• Pada kausa virus, dapat ditemui infeksi nasal, konjungtivitis.
• Pembesaran limfonodi leher yg lunak.
• Eritema pada faring & tonsil, folikel, ulkus
• Petekie pada palatum mole.
• Eksudat tonsiler.
TATALAKSANA
TONSILOFARINGITIS
Suportif dan simtomatis :
* Asupan makanan/cairan yang cukup.
* Antipiretik.
* Kumur larutan salin hangat.
* Irigasi dg larutan normal salin.
* Preparat semprot anestesia dan lozinges
dpt memberikan perbaikan lokal.
………diagnosis
Curiga faringitis streptokokus bila ada :
• Pembesaran limfonodi leher yg lunak & nyeri tekan.
• Eritema pada faring & tonsil, folikel, ulkus.
• Petekie pada palatum mole.
• Eksudat tonsiler.
………diagnosis
Tabel. Skor validasi Streptokokus pd dewasa dan anak (kriteriaCentor)
Gejala Skor
Demam (subjektif atau objektif) 1
Tidak batuk 1
Adenopati servikal anterior lunak 1
Pembengkakan tonsil atau eksudat 1
Usia
< 15 th 1
15-45 th 0
> 45 th - 1
Interpretasi:
0-1 : infeksi Streptokokus dpt disingkirkan
2-3 : lakukan rapid test, kemudian obati sesuai dg hasil.
4-5 : kemungkinan infeksi Streptokokus, pertimbangkan AB empiris
Pemeriksaan penunjang :
Biakan usapan tenggorok
Rapid Antigen Detection Test
………tata laksana
Antibiotik :
Diberikan bila penyebabnya SBHGA:
Tujuan utama mencegah DR dan
GNAPS.
Mempercepat perbaikan klinis.
* Jenis antibiotik :
Pilihan pertama penisilin V
dosis 25-30 mg/kg/hr dlm 2-3 dosis.
*
………tata laksana
* Bila alergi penisilin
diberi gol. makrolid.
* Untuk yg resisten penisilin
sefalosporin. Klindamisin.
………tata laksana
TONSILEKTOMI
Indikasi :
1. Children Hospital of Pittsburgh Study:
7 episode infeksi tenggorokan pd
tahun sebelumnya yg memerlukan AB.
5 episode infeksi tenggorokan yg memer-
lukan terapi AB/th selama 2 th sebelumnya.
3 episode infeksi tenggorokan yg memer-
lukan AB/th selama 3 th sebelumnya.
………tata laksana
Indikasi Tonsilektomi :
2. American Academic Otolaryngology and Head Neck Surgery:
3 episode infeksi tenggorokan yg diterapi AB dlmsetahun.
3. Lain-lain :
Obstructive sleep apnoea sebagai akibat hipertrofitonsil.
……..prognosis
TONSILOFARINGITIS
Komplikasi :
* OMA.
* Supuratif : Abses parafaringeal.
* Nonsupuratif : DR, GNA.
* Nyeri telan persisten.
* Tonsilolitiasis.
* Pneumonia.
CROUP
Definisi :
◦ Kumpulan gejala (sindroma) : karakteristik
◦ Stridor
◦ Batuk menggonggong (barky cough)
◦ Suara serak (hoarseness)
………croup
Croup berasal dari Anglo-Saxon yang berarti “tangisankeras”.
Istilah lain:
* Laringitis akut hanya mengenai laring.
* Laringotrakeitis akut bila mengenai laring
dan trakea.
* Laringotrakeobronkitis akut bila mengenai
laring, trakea, dan bronkus.
………croup
Secara umum dibagi 2 kelompok:
1. Viral croup:
* Ditandai G/ prodromal IRA-A dan
obstruksi sal. respiratori berlangsung
selama 3-5 hari.
* Disebut juga Laringotrakeobronkitis akut.
2. Spasmodik croup = spasmodik cough:
* Tdpt faktor atopi, G/ prodromal (-)
* G/ obstruksi sal. respiratori tjd tiba-tiba,
biasanya jelang tidur malam, berlangsung
sebentar lalu normal kembali.
ETIOLOGY
• Parainfluenza virus type 1 and 365%
• RSV
• Parainfluenza virus type 2
• Influenza virus type A
• Mycoplasma pneumonia
• Influenza virus type B
• Other miscellaneous viruses
CLINICAL MANIFESTATION
GEJALA
▪ Diawali gejala URI
▪ Kadang-kadang disertai demam
▪ Batuk menggonggong,suara serak, dan stridor biasanya muncul setelah 1 to 2 hari.
……...epidemiologi
▪ Incidens: 3 per 100 anak.
▪ Usia: 6 bulan - 6 tahun.
▪ Puncak: tahun kedua kehidupan
▪ Reinfeksi: occasionally (kadang).
▪ 15% dengan riwayat keluarga croup
………symptoms
▪ Puncak gejala /memberat pada hari 3-4
▪ Gejala membaik lebih dari 1 minggu
▪ Gejala biasanya memburuk saat malam hariatau saat anak rewel
The croup scoring system by Westley at alSymptoms Score Symptoms Score
Level of consciousness Air entry
Normal 0 Normal 0
Disoriented 5 Decreased 1
Stridor Markedly decreased 2
None 0 Cyanosis while breathing
When agitated 1 room air
At rest 2 None 0
Retractins With agitation 4
None 0 At rest 5
Mild 1
Moderate 2
Severe 3
Interpretation
2 : Mild 3 - 6 : Moderate
7 - 17 : Severe
Pembagian derajat kegawatan Croup
1. Ringan
* Kadang-kadang muncul batuk keras
menggonggong.
* Stridor tdk terdengar bila istirahat.
* Retraksi ringan dinding dada.
……….derajat Croup
2. Sedang
* Sering timbul batuk menggonggong.
* Stridor mudah terdengar ketika istirahat.
* Retraksi dinding dada sedikit terlihat
* Tdk ada gawat napas.
……….derajat Croup
3. Berat
* Sering timbul batuk menggonggong.
* Stridor inspirasi jelas terdengar ketika
istirahat, kadang-kadang saat ekspirasi.
* Retraksi dinding dada.
* Ada gawat napas.
DIAGNOSIS
Berdasarkan gejala klinik
Radiologi:
* Untuk menyingkirkan diagnosis lain
* Jarang membantu menegakkan diagnosis
* A-P and lateral neck X-rays:
penyempitan area subglotic (steeple sign)
………diagnosis
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
▪ Benda asing
▪ Epiglotitis
▪ Bacterial tracheitis
▪ Spasmodic croup
▪ Pertonsilar abscess
▪ Uvulitis
▪ Hemangioma
▪ Neoplasma
……..diff. diagnosis
Foreign body:
▪ History taking
▪ Radiologic examination
▪ Laryngoscopic examination
MANAGEMENT
1. Humidification:
* Cold mist
2. Oxygen for moderate/severe obstruction
3. Racemic epinephrine or L-epinephrine
4. Corticosteroid: dexamethasone
5. Intubation
L-epinephrine 1:1.000 : 0,5 ml/kgBB/x maks (usia ≤ 4 th: 2,5 ml, usia > 4 th 5 ml) melalui nebulizer.
Efek terapi tjd dlm 2 jam
Steroid:1. Deksametason 0,6 mg/kgBB PO/IM/IV
sebanyak 1 kali, dpt diulang dlm 6 -24 jam.
Efek klinis tampak 2-3 jam stlh terapi.
2. Prednison atau prednisolon 1-2 mg/kgBB.
3. Budesonid 2-4mg melalui nebulizer, dpt
diulang pd 12 dan 48 jam pertama. Efek terapi tjd
dlm 30 menit stlh terapi.
………management of croup
Intubasi endotrakeal:
* Merupakan alternatif trakeostomi.
* Dilakukan pd croup berat
PNEUMONIA
Definisi
Inflamasi parenkin paru yang dihubungkan dengankonsolidasi ruang alveoli
Lebih dari 2 juta anak balita meninggal disebabkan oleh Pneumonia
Pneumonia menjadi penyebab 1 dari 5 kematian pada anak balita
Unicef/WHO,Pneumonia: The Forgotten Killer of Children, September 2006
Bad News
Pada tahun 2011:1,3 juta kematian (14% dariseluruh kematian balita) karena pneumonia.
Epidemiologi
Pada tahun 2013: setiap 30 detik seorang balitameninggal krn pneumonia ~ 1,054 juta.
UNICEF/WHO; 2012
UNICEF/WHO; 2013
Indonesia 2012: pneumonia merup. penyebab kematianno. 2 pd balita setelah diare (kematian karena diare 17,2%,kematian krn pneumonia 13,2%).
Epidemiologi
Menkes; 2013
3/4 jumlah kasus balita denganPneumonia didunia terdapat pada 15
negara
India 44 Juta
China 18 Juta
Nigeria 7 Juta
Pakistan 7 Juta
Bangladesh 6 Juta
INDONESIA 6 JutaBrazil 4 Juta
Ethiopia 4 Juta
Congo 3 Juta
Filipina 3 Juta
Afganistan 2 Juta
Mesir 2 Juta
Meksiko 2 Juta
Sudan 2 Juta
Vietnam 2 Juta
TOTAL 113 Juta
Indonesia negaraperingkat ke 6 dunia
UNICEF/WHO 2006
Pneumonia: Siapa dan Dimana ?
RISKESDAS, 2007
Others (TB,
Malaria,
Leukemia), 9.7
Accident, 4.9
Measles, 5.8
Dengue, 6.8
Meningitis /
encephalitis, 8.8
NEC, 10.7
Pneumonia,
15.5
Diarrhea, 25.2
PENYEBAB KEMATIAN BALITA (INDONESIA)
Angka kejadian pneumoniaRobinson KA, et al. JAMA. 2001;285:1729-1735.
Cara Penularan
Fedson, Musher, in Vaccines, 1994Musher, in Principles and Practice of Infectious Diseases, 1995
Nasopharyngeal carriage may occur in up to 60% of healthy pre-school
children and up to 30% of healthy older children and adults
Nasopharynx: site
of colonisation
Trachea
Dissemination
Inhalation
Patient with
pneumococcal
disease
Asymptomatic
carrier
Aerosol
Nasal cavity
Apa yang terjadi setelah kuman masuk ke salurannapas ?
Salyers, Whitt, in Bacterial Pathogenesis, 1994
Radang paru / Pneumonia
Radangselaput otak
UMUM
• Demam tinggi
• Sakit dada
• Batuk berdahak
• Pilek
• Denyut nadi cepat
• Rasa sakit perut
• Mual, muntah
• Lemas
• Rasa tidak enak badan
Gejala pada saluran napas
• Napas cepat atau kesulitan bernapas
• Napas cuping hidung
• Tidak mau minum ASI
• Terlihat tarikan dinding dada pada saat narik napas
• Bayi muda dapat disertai kejang, kesadaran menurun,hipotermi, letargi dan tidak menyusu
Unicef - WHO, Pneumonia the forgotten killer, 2006
Manifestasi klinik
MANIFESTASI KLINIS
PNEUMONIA
retraksi dinding dada,
vokal fremitus↑
rales
pekak perkusi
kadang mengi
anggukan kepala
nyeri dada
DIAGNOSIS KLINIS
• Batuk.
• Demam.
• Takipne.
• Gawat napas.
• Crackles/rales.
Marostica PJC, et al. CAP. Dalam: Kendig and Chernick’s. Disorders of the Respiratory Tract in Children. Edisi ke-8;2012. h. 461-72.
Simple Clinical Signs of Pneumonia (WHO)
Fast breathing = Tachypnea
Respiratory thresholds
Age Breaths/minute
< 2 months : ≥ 602-12 months : ≥ 501- 5 years : ≥ 40
Cuping hidung normal
Cuping hidung mengembang
Retraksi Dinding Dada
Chest Indrawing
(subcostal retraction)
Klasifikasikan BATUK atau SUKAR BERNApAS
LIHAT DAN DENGAR:• Hitung napas dalam 1
menit• Perhatikan, adakah
tarikan dinding dada kedalam
• Lihat dan dengaradanya ngorok
Berapa lama?
Anak harustenang
WHO UNICEF
TANDA BAHAYA
Keluhan Utama:
Batuk? Atau Sukar bernapas?
Auskultasi(Pemeriksaan
doktermenggunakan
stetoskop):
suara napas↓
Pemeriksaanpenunjang
Pemeriksaan tambahan ?
Foto thorak dan darah rutin : derajat beratdan kemungkinan penyebab
Pada sarana terbatas : pneumonia dapatdidiagnosis hanya berdasarkan gejala klinis, tidak perlu pemeriksaan penunjang
Unicef - WHO, Pneumonia the forgotten killer, 2006
PEMERIKSAANLakukan pemeriksaansaturasi oksigen padasemua pasien yang dicurigai pneumonia
Lakukan Foto Toraksjika memungkinkan
BatukBukan
Pneumonia
Pneumonia Pneumonia
Berat
Cough or difficult breathing. In: World Health Organization. Pocket book of hospital care for children.
Geneva (Switzerland): World Health Organization; 2013. p. 75-124.
BUKAN
PNEUMONIA
PNEUMONIA
PNEUMONIA
BERAT
• Batuk, tidak ada gejala pneumonia
• Napas cepat
• 2-11 bulan ≥50x/menit
• 1-5 tahun ≥40x/menit
• Retraksi dinding dada
• Batuk atau sesak dengan
• SpO2 <90%/sianosis sentral
• Distres napas berat
• (grunting, retraksi dalam)
• Tanda bahaya
• tidak mampu minum,
• letargi, kejang,
• penurunan kesadaran
Apa penyebab pneumonia?
Kuman (mikroba, jasad renik) yang masuk ke dalam paru, berbiak, dan menimbulkan kerusakan jaringan paru.
Banyak kuman yang dapat menyebabkan pneumonia, juga virus dan jamur
Secara umum, bakteri seperti Haemophilus influenzae tipeb dan pneumococcus diperkirakan merupakan penyebablebih dari 50% pneumonia pada anak balita.
Gold standard
Spesimen dari aspirasi paruAtau
bronchoalveolar lavage
Invasif dan umumnya sulituntuk dilakukan
Stein RT, Marostica PJC. Community-acquired bacterial pneumonia. In: Chernick V, Boat, TF, Wilmott RW,
Bush A, editors. Kendig’s disorders of the respiratory tract in children. 7th edition. Philadelphia: Saunders
Elsevier; 2006. p. 443.
Kultur darah
Pada pneumonia akibatbakteri: positif pada 10-30% kasus
Kultur darah negatif TIDAK menyingkirkan etiologibakteri
Stein RT, Marostica PJC. Community-acquired bacterial pneumonia. In: Chernick V, Boat, TF, Wilmott RW, Bush A,
editors. Kendig’s disorders of the respiratory tract in children. 7th edition. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2006. p. 443.
Gupta A, Doull I. Management and complications of bacterial pneumonia. Curr Paed. 2003;13:382-7.
PENGOBATAN
• Antibiotika yang tepat→menyelamatkan nyawa
• UNICEF & WHO → guidelines pneumonia di komunitas→terbukti, dapat diterima dan mudah diimplementasikan
• Amoxicillin cukup efektif di level komunitas di negaraberkembang
Unicef - WHO, Pneumonia the forgotten killer, 2006
Mengatasi demam• memberikan parasetamol atau dengan
kompres (tidak perlu air es)
Mengatasi batuk• ramuan tradisional yaitu jeruk nipis ½
sendok teh dicampur dengan kecapatau madu ½ sendok teh , diberikantiga kali sehari
Pemberian makanan• cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi
berulang-ulang
• Pemberian ASI pada bayi yang menyusu diteruskan
Perawatan di rumah
Pemberian minuman
•pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih banyak dari biasanya. Ini akan membantumengencerkan dahak
•Kekurangan cairan akan menambah parah sakit yang diderita
Lain-lain
•Jika pilek, bersihkan hidung
•Usahakan lingkungan tempat tinggal yang sehat yaituyang berventilasi cukup dan tidak berasap
Antibiotik Empiris
Tidak terjadi perbaikkanklinis sesuai harapan
Evaluasi ulang:Komplikasi, resistensi, danetiologi
Pertimbangkan penggantianantibiotik, pilihan sesuaidengan hasil evaluasi
• infeksi berasal dari mikroorganismeyang ada di masyarakat /di luar RS
• Streptococcus pneumonia danHemophilus influenza
CAP
• mikroorganisme penyebab infeksiyang berkembang 48 jam setelahdirawat di Rumah Sakit
• Onset awal dan onset lanjut
HAP
Stein RT, Marostica PJC. Community-acquired bacterial pneumonia. In: Chernick V, Boat, TF, Wilmott RW, Bush A,
editors. Kendig’s disorders of the respiratory tract in children. 7th edition. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2006. p. 443.
• Rawat jalan
• Amoksisilin oral – Di daerah dengan prevalensi HIV tinggi 40 mg/kg per dosis 2x sehariselama 5 hari– Di daerah dengan prevalensi HIV rendah 40 mg/kg per dosis 2x sehari selama 3 hari
Pneumonia
Supportive care. In: World Health Organization. Pocket book of hospital care for children. Geneva
(Switzerland): World Health Organization; 2013. p. 293-318.
• Ampicillin 50 mg/kg atau benzylpenicillin 50 000 U/kg IM or IV @ 6 jam selama minimal 5 hari
• Gentamisin 7.5 mg/kg IM atau IV dosis tunggal harianselama minimal 5 hari
Antibiotika intravena
• Gentamisin 7.5 mg/kg IM atau IV dosis harian dankloksasillin 50 mg/kg IM atau IV tiap 6 jam selama 3 minggu
Tidak membaik 48 jam atau curiga S. pneumonia
• Ceftriaxone (80 mg/kg IM atau IV sekali sehari)
Gagal lini pertama
Supportive care. In: World Health Organization. Pocket book of hospital care for children. Geneva
(Switzerland): World Health Organization; 2013. p. 293-318.
• Ampisilin dan Gentamisin IM atau IV selama 10 hari
Terapi sebagai pneumonia berat
• Ceftriaxone (80 mg/kg IM atau IV sekali sehari)
Tidak membaik 48 jam
• Usia <12 bulan→ Kotrimoksasol dosis tinggi 3 minggu
• 12-59 bulan→ terapi bila klinis PCP (+)
PCP
Supportive care. In: World Health Organization. Pocket book of hospital care for children. Geneva
(Switzerland): World Health Organization; 2013. p. 293-318.
• SaO2 <90%
• Target: SaO2 >90%
Sebaiknya ditentukan dengan pulse oxymetry
• Retraksi dinding dada bagian bawah yang berat
• Laju napas ≥70/min
• Merintih pada bayi
• Anggukkan kepala/ head nodding
Indikasi (WHO, 2013)
Pemberian pada Pneumonia Berat
Supportive care. In: World Health Organization. Pocket book of hospital care for children. Geneva
(Switzerland): World Health Organization; 2013. p. 293-318.
Hipoksemia (SpO2 <90%) (WHO, 2013)▪ Indikator derajat keparahan dan kebutuhan
untuk rawat inap.▪Merupakan penyebab kematian.
Singh V, Aneja S. Pneumonia – Management in the developing world. Paed Respir Rev.2011;12:52-9.
▪ Hipoksemia berkaitan dengan peningkatan risikokematian sampai 2-5 kali.
▪ Basnet , dkk. (2006)Retraksi dinding dada → prediktor terbaik untukhipoksemia.
▪ Rekomendasi WHO: terapi oksigen hanya untukanak dengan pneumonia berat atau jika SpO2 <90% berdasarkan pulse oxymetry.
Singh V, Aneja S. Pneumonia – Management in the developing world. Paed Respir Rev.2011;12:52-9.
Penanggulangan Pneumonia
PROTEKSI PENCEGAHAN
DETEKSI DINIPENGOBATAN
TEPAT
PeranTenagaMedis???
PROTEKSI
• Ciptakan Lingkungan hidup sehat bagi balita
• ASI ekslusif 6 bulan
• Cegah bayi berat lahir rendah
• Nutrisi adekuat
• Hindari polusi di dalam rumah dan di luar rumah
• Cuci tangan 6 langkah
Pencegahan
• Balita terhindar dari pneumonia dengan:
• Imunisasi lengkap
• Cegah HIV
• Pemberian profilaksis kotrimoksazol pada HIV
• Pemberian zinc pada kasus diare
Vaksinasi
Kecukupan nutrisi
Pemberian ASI
Zinc
Menghindari polusi
PENCEGAHAN
JADWAL IMUNISASI IDAI
BCG
Campak
DPT Hib
PCV pneumococcus
Faktor Risiko
PNEUMONIA
Tidak ASI
Vit A deficiency
Malnutrisi
Imunisasi tidak
lengkap
Anak kecil
(balita)
Orang pembawa
kuman banyak
BBLR
Padat
penduduk
Cuaca dingin
Polusi udara
indoor dan
outdoor
SEGITIGA PENYEBAB PNEUMONIA
ANAK
MIKROORGANISME LINGKUNGAN
PNEUMONIA
Faktor RISIKOAgen = – Virus/Bakteri/Jamur
– Virulensi, jumlah mikroorganisme
Pejamu =– Usia
– Daya tahan tubuh : ASI, Nutrisi
– Status imunisasi
Lingkungan =
Paparan Polusi, kepadatan penduduk, kotor, penderita pneumonia
Anak yang terpapar rokok, 4 kali lebih tinggi memerlukan rawat inap karena masalah pernapasan dan 2-3 kali lebih tinggi dalam hal kunjungan ke gawat darurat karena masalah pernapasan
TUBERKULOSIS PADA ANAK
Definisi :
Tuberkulosis adalah penyakit akibat infeksikuman M tuberculosis, yang bersifat sistemiksehingga dapat mengenai hampir semua organ tubuh, dengan lokasi tersering di paru, yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer
TBparu
TB paru berat
TB Milier
Proses awal penularan TB
P e n u l a r a n
1. pasien TB dewasa, sakit TB paru aktif
2. batuk, bersin, bicara, menyanyi
3. percik renik: 1 - 5
4. melayang di udara, bertahan untuk waktulama
5. terhirup, masuk alveoli
Yang Menularkan
1. Pasien TB paru dewasa, TB aktif
2. Batuk, bersin, bicara, menyanyi
3. TB paru pada anak TIDAK MENULAR
4. Anak dengan TB paru tidak perlu: ◦ diisolasi
◦ dipisahkan
◦ diasingkan
◦ ditakuti
◦ dijauhi
Percik renik TB
Kuman TBMycobacterium tuberculosis
Mycobacterium bovis
Karakteristik :1. dapat hidup ber-minggu2 dalam keadaan kering
2. tidak mengandung toksin (racun)
3. mampu menyebar lewat darah
4. tumbuh lambat (membelah diri 24-32 jam)
5. aerob, suka dengan organ yang banyak O2
6. bisa ‘bertapa’, keadaan dormant
Terjadinya sakit TB
faktor yang berperan:❖ banyaknya kuman
❖ konsentrasi di udara
❖ lamanya pajanan
❖ keganasan kuman
❖ daya tahan pejamu
Recovery
Patogenesis of tuberculosis
Inhalasi Mycobacterium tuberculosis
Destruction
of bacilli
Fagositosis by PAMs
Intracelullar replication
Incubation periode
(2-12 week)
Primary focus formation
Lymphegenic spread
Hematogenic spread *1)
PRIMAR Y COMPLEX *2)Cellular mediated imunity
Desease TB decrease imun state InfectionTB
Death
Desease TB
Tuberculin test (+)
complikation of primary complex
Complikation of hematogenic spread
Complikation of lympogenic spread
Imun state optimal
Decreas Imun , reaktivasi
PRIMARY
TB
Gejala & tanda – pada Anak
1. Demam lama / berulang, tidak tinggi
2. Tidak ada nafsu makan, anoreksia
3. BB tidak naik (turun, tetap, naik tdk sesuai)
4. Malnutrisi, gangguan gizi
5. Multi L: lemah, letih, lesu, lelah, lemas, loyo, letoy, lemot, lambat, lelet
6. Diare berulang
⇒ Batuk lama berulang, pikirkan ASMA dulu
Gejala dan tanda klinis lokal (sesuai organ yang terkena) :
▪ Pembesaran kgb superfisialis (servikal, aksila, inguinal)
▪ Konjuntivitis fliktenularis
▪ Kaku kuduk
▪ Skrofuloderma : servikal, inguinal
▪ Gibbus, kifosis
▪ Paraparesis, paraplegia
▪ Pincang, nyeri pangkal paha / lutut
▪ PARU : umumnya dijumpai dlm batas normal
Masalah pada Anak
▪ Anak bukan orang dewasa kecil
▪ Gejala pada anak tidak sama dengan dewasa
▪ Gejala tidak khas, berbagai gejala di atas BUKAN MONOPOLI sakit TB
▪ Berbagai penyakit lain bisa memberi gejala serupa
▪ Sering terjadi salah diagnosis, gejala yang manapunlangsung divonis sebgai TB
▪ Sulit mendapatkan bahan pemeriksaan kuman
Diagnosis
Gejala klinis (suspect)
Pemeriksaan penunjang (probable)◦ uji tuberkulin
◦ radiologis
◦ serologi, darah tepi,
◦ histopatologik
Diagnosis pasti : mikrobiologik (confirmed)
Sistem nilai (skoring) diagnostik TB Anak
1. Dibuat karena sulitnya diagnosis TB Anak
2. Beberapa pakar membuat sistem sendiri
3. Banyak yang kontroversial
4. Konsensus Nasional TB Anak
→ UKK Respirologi PP IDAI : miripsistem skoring
Perhatian Khusus
• Kejang
• Kesadaran menurun
• Kaku kuduk
• Gibbus (benjolan di punggung) atau kegawatanlain
rujuk ke Rumah Sakit
T a t a l a k s a n a
Medikamentosa
Lingkungan:
◦ Case finding◦ PMO (Pengawas menelan obat)◦ Peningkatan ekonomi
DOTS
Pengobatan
• Kombinasi OAT, jangan tunggal
• Awal (2 bulan) - intensif
• Lama, ketaatan
• Aspek lain :▪perbaikan gizi
▪ cegah / obati penyakit lain
TB therapy regimen
2 mo 6 mo 9 mo 12mo
INH
RIF
PZA
EMB
SM
PRED
DOT.S !
Survelleinc
childTB
Adult TB
sentri-petal
sentri-fugal
Terima Kasih