Download - Teknik Penyusunan Modul-Edit Mega Angrek
Seri Bahan Pimbingan TeknisImplementasi KTSP
TEKNIK
PENYUSUNAN MODUL
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUANDIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUANDIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAHDIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
TAHUN 2008TAHUN 2008
PENGANTAR
Sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP) telah menyelesaikan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan yang
kemudian dikukuhkan menjadi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22
dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Nomor 24 Tahun 2006 yang disempurnakan
dengan Nomor 6 tahun 2007 tentang ketentuan pelaksanaannya. BSNP juga
telah menerbitkan Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.
Pengalaman melakukan persiapan untuk penyusunan Model Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan pada Sekolah Menengah Kejuruan (KTSP-SMK),
ternyata berbagai ketentuan tentang penyusunan KTSP yang termuat pada
peraturan-peraturan tersebut, termasuk pedoman penyusunannya, masih
memerlukan analisis dan upaya pensistematisan yang tidak sederhana, terutama
karena ada beberapa ketentuan yang saling terkait tapi berada pada dokumen
yang berbeda-beda. Atas dasar itulah, maka sesuai dengan tugas dan fungsinya
Direktorat Pembinaan SMK berupaya merevisi Bahan Bimbingan Teknis
Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan
tahun 2006 menjadi Edisi 2008 yang sepenuhnya diturunkan secara sistematis
dari peraturan-peraturan tersebut dan pedoman pelaksanaannya.
Bahan bimbingan teknis hasil revisi ini diharapkan dapat membantu para pihak yang terlibat dalam pengembangan dan implementasi KTSP-SMK serta satuan pendidikan SMK pada umumnya dalam upaya menerapkan peraturan-peraturan dimaksud. Pada gilirannya, seperti yang diharapkan, setiap SMK atau kelompok SMK akan mampu menyiapkan sendiri KTSP yang akan diimplementasikannya. Bahan bimbingan teknis (Bimtek) ini meliputi seri :
1. Teknik Penyusunan KTSP dan Silabus SMK;
2. Teknik Penyusunan RPP;
3. Teknik Pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal SMK;
4. Teknik Penyusunan Modul
5. Teknik Pelaksanaan Pengembangan Diri pada SMK
6. Model-model Pembelajaran SMK;
7. Penilaian dan Pelaporan Hasil Belajar Peserta Didik SMK
8. Implementasi Sistem Kridit Semester pada SMK
i
Kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi sehingga
terwujudnya seri buku bahan bimbingan teknis ini, kami ucapkan terima kasih
dan penghargaan yang setinggi-tingginya.
Jakarta, Mei 2008
Direktur PembinaanSekolah Menengah Kejuruan,
Dr. Joko SutrisnoNIP. 131415680
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................ ii
I. PENDAHULUAN ........................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................. 1
B. Landasan Hukum ............................................... 2
C. Tujuan ................................................................ 2
II. KARAKTERISTIK DAN DESAIN MODUL .................. 3
A. Pengertian .......................................................... 3
B. Karakteristik ....................................................... 3
C. Desain ................................................................ 5
III. PENGEMBANGAN MODUL ....................................... 9
A. Tahapan Penyusunan Modul ............................ 9
B. Teknik Penulisan Modul ..................................... 17
C. Elemen Mutu Modul ........................................... 23
IV. PENUTUP ................................................................... 27
DAFTAR PUSATAKA ................................................. 28
iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai upaya menjawab tantangan pengembangan pendidikan
menengah kejuruan, sebagaimana yang termuat dalam Rencana
Strategis Tahun 2006 - 2010, Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan melakukan berbagai strategi peningkatan mutu
sumber daya manusia (SDM) dan pelaksanaan pembelajaran di
sekolah.
Peningkatan mutu pelaksanaan pembelajaran di sekolah dilakukan
dengan berbagai strategi, salah satu diantaranya melalui penerapan
pendekatan pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi
(competency based education and training). Pendekatan berbasis
kompetensi digunakan sebagai acuan dalam pengembangan
kurikulum, pengembangan bahan ajar, pelaksanaan pembelajaran;
dan pengembangan prosedur penilaian.
Terkait dengan pengembangan bahan ajar, saat ini pengembangan
bahan ajar dalam bentuk modul menjadi kebutuhan yang sangat
mendesak. Hal ini merupakan konsekuensi diterapkannya kurikulum
tingkat satuan pendidikan berbasis kompetensi di sekolah.
Pendekatan kompetensi mempersyaratkan penggunaan modul
dalam pelaksanaan pembelajarannya. Modul dapat membantu
sekolah dalam mewujudkan pembelajaran yang berkualitas.
Penerapan modul dapat mengkondisikan kegiatan pembelajaran
lebih terencana dengan baik, mandiri, tuntas dan dengan hasil
(outputI) yang jelas.
1
Untuk membantu guru dalam pengembangan modul, perlu disusun
suatu acuan yang bersifat operasional. Acuan yang dimaksud berupa
pedoman teknis yang minimal memuat prinsip-prinsip, kaidah-kaidah,
ketentuan-ketentuan dan prosedur pengembangan modul. Pedoman
teknis perlu dirancang sedemikian rupa sehingga praktis dan menarik
untuk dibaca dan digunakan oleh guru dan unsur-unsur sekolah lain
dalam penyusunan modul.
B. Landasan Hukum
1. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan;
3. Permen Diknas No 22 tahun 2006 tentang Standar Isi;
4. Permen Diknas No 23 tahun 2006 tentang Standar
Lulusan;
5. Permen Diknas No 24 tentang Pelaksanaan Permen No 22
dan 23 tahun 2006; dan kemudian disempurnakan dengan
Permen Diknas No. 6 tahun 2007;
6. Permen Diknas No 19 tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan;
7. Permen Diknas No 20 tahun 2007 tentang Standar
Penilaian Pendidikan;
8. Permen Diknas No 2 tahun 2008 tentang Buku;
C. Tujuan
Petunjuk Teknis Penyusunan Modul bertujuan memberikan acuan
yang bersifat praktis dan tepat guna kepada sekolah dalam
pengembangan modul. Petunjuk teknis ini dirancang sesuai dengan
2
karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan - Sekolah
Menengah Kejuruan.
3
II. KARAKTERISTIK DAN DESAIN MODUL
A. Pengertian
Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas
secara utuh dan sistematis, didalamnya memuat seperangkat
pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu
peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik. Modul minimal
memuat tujuan pembelajaran, materi/substansi belajar, dan evaluasi.
Modul berfungsi sebagai sarana belajar yang bersifat mandiri,
sehingga peserta didik dapat belajar sesuai dengan kecepatan
masing-masing
B. Karakteristik
Untuk menghasilkan modul yang mampu meningkatkan motivasi
belajar, pengembangan modul harus memperhatikan karakteristik
yang diperlukan sebagai modul, yaitu.
1. Self Instruction
Merupakan karakteristik penting dalam modul, dengan karakter
tersebut memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dan
tidak tergantung pada pihak lain.
Untuk memenuhi karakter self instruction, maka modul harus:
a. Memuat tujuan pembelajaran yang jelas, dan dapat
menggambarkan pencapaian kompetensi/subkompetensi;
b. Memuat materi pembelajaran yang dikemas dalam unit-unit
kegiatan yang kecil/spesifik, sehingga memudahkan
dipelajari secara tuntas;
c. Tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan
pemaparan materi pembelajaran;
4
d. Terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang
memungkinkan untuk mengukur penguasaan peserta
didik;
e. Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan
suasana, tugas atau konteks kegiatan dan lingkungan
peserta didik;
f. Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif,
g. Terdapat rangkuman materi pembelajaran;
h. Terdapat instrumen penilaian, yang memungkinkan peserta
didik melakukan penilaian mandiri (self assessment);
i. Terdapat umpan balik atas penilaian peserta didik, sehingga
peserta didik mengetahui tingkat penguasaan materi;
j. Terdapat informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi
yang mendukung materi pembelajaran dimaksud.
2. Self Contained
Modul dikatakan self contained bila seluruh materi
pembelajaran yang dibutuhkan termuat dalam modul tersebut.
Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan peserta
diklat mempelajari materi pembelajaran secara tuntas, karena
materi belajar dikemas kedalam satu kesatuan yang utuh. Jika
harus dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu
kompetensi/subkompetensi, harus dilakukan dengan hati-hati
dan memperhatikan keluasan kompetensi/subkompetensi yang
harus dikuasai oleh peserta diklat.
3. Berdiri Sendiri (Stand Alone)
Stand alone atau berdiri sendiri merupakan karakteristik modul
yang tidak tergantung pada bahan ajar/media lain, atau tidak
harus digunakan bersama-sama dengan bahan aja/media lain.
Dengan menggunakan modul, peserta diklat tidak perlu bahan
ajar yang lain untuk mempelajari dan atau mengerjakan tugas
5
pada modul tersebut. Jika peserta diklat masih menggunakan
dan bergantung pada bahan ajar lain selain modul yang
digunakan, maka bahan ajar tersebut tidak dikategorikan
sebagai modul yang berdiri sendiri.
4. Adaptif
Modul hendaknya memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap
perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul
tersebut dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, serta fleksibel/luwes digunakan di berbagai
perangkat keras (hardware).
5. Bersahabat/akarab (User friendly)
Modul hendaknya juga memenuhi kaidah user friendly atau
bersahabat/akrab dengan pemakainya. Setiap instruksi dan
paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan
bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan
pemakai dalam merespon dan mengakses sesuai dengan
keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah
dimengerti, serta menggunakan istilah yang umum digunakan,
merupakan salah satu bentuk user friendly.
C. Desain
Langkah awal yang perlu dilakukan dalam pengembangan suatu
modul adalah menetapkan desain atau rancangannya. Desain
menurut Oemar Hamalik (1993) adalah suatu petunjuk yang
memberi dasar, arah, tujuan dan teknik yang ditempuh dalam
memulai dan melaksanakan suatu kegiatan.
6
Kedudukan desain dalam pengembangan modul adalah sebagai
salah satu dari komponen prinsip pengembangan, yang mendasari
dan memberi arah teknik dan tahapan penyusunan modul.
Kedudukan dimaksud lebih jelas ditunjukkan dalam gambar berikut.
Di dalam pengembangan modul, terdapat sejumlah prinsip yang
perlu diperhatikan. Modul harus dikembangkan atas dasar hasil
analisis kebutuhan dan kondisi. Perlu diketahui dengan pasti materi
belajar apa saja yang perlu disusun menjadi suatu modul, berapa
Evaluasi Validasi
Analisis
Jaminan Kualitas Desain
Imple-mentasi
UmpanBalik
Seleksi Strategi Diklat & Media
Produk-si Bahan
Ajar
PenyiapanPerangkatPenilaian
•Tulis tujuan belajar
•Tetapkan prasyarat
•Tentukan isi
•Urutkan pembelajaran
•Tetapkan format
•Kembangkan :- Interaksi- Umpan balik- Penguatan
•Produksi paket pelatihan
•Pengendalian kualitas
Instrumen Evaluasi (PAP) • Pengetahuan • Keterampilan• Sikap
Penilaian
• Karakteristik Tugas/ Pekerjaan
• Karakteristik Siswa
• Karakteristik
Gambar : Desain dan Pengembangan Modul
PRINSIP TAHAPAN HAL-HAL YANG PERLU
DIPERHATIKAN
7
jumlah modul yang diperlukan, siapa yang akan menggunakan,
sumberdaya apa saja yang diperlukan dan telah tersedia untuk
mendukung penggunaan modul, dan hal-hal lain yang dinilai perlu.
Selanjutnya, dikembangkan desain modul yang dinilai paling sesuai
dengan berbagai data dan informasi obyektif yang diperoleh dari
analisis kebutuhan dan kondisi. Bentuk, struktur dan komponen
modul seperti apa yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan dan
kondisi yang ada.
Berdasar desain yang telah dikembangkan, disusun modul per modul
yang dibutuhkan. Tahapan dalam proses penyusunan modul itu
sendiri pada dasarnya terdiri dari tiga tahapan pokok. Pertama,
menetapkan strategi diklat dan media pembelajaran yang sesuai.
Pada tahapan ini, perlu diperhatikan berbagai karakteristik dari
kompetensi yang akan dipelajari, karakteristik siswa, dan
karakteristik konteks dan situasi dimana modul akan dipergunakan.
Kemudian, memproduksi atau mewujudkan fisik modul. Komponen
isi modul antara lain meliputi: tujuan belajar, prasyarat pembelajar
yang diperlukan, substansi atau materi belajar, bentuk-bentuk
kegiatan belajar dan komponen pendukungnya. Tahapan terakhir
adalah mengembangkan perangkat penilaian. Dalam hal ini, perlu
diperhatikan agar semua aspek kompetensi (pengetahuan,
keterampilan, dan sikap terkait) dapat dinilai berdasarkan kriteria
tertentu yang telah ditetapkan.
Modul yang telah diproduksi kemudian digunakan/dimplementasikan
dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar dilaksanakan
sesuai dengan alur yang telah digariskan dalam modul. Kegiatan
belajar diakhiri dengan kegiatan penilaian hasil belajar. Pelaksanaan
penilaian juga mengikuti ketentuan yang telah dirumuskan di dalam
modul.
Modul yang telah dan masih digunakan dalam kegiatan
pembelajaran, secara periodik harus dilakukan evaluasi dan validasi.
8
Evaluasi lebih dimaksudkan untuk mengetahui dan mengukur
apakah implementasi pembelajaran dengan modul dapat
dilaksanakan sesuai dengan desain pengembangannya. Bila tidak
atau kurang optimal, maka modul perlu diperbaiki – sesuai dengan
hasil evaluasi. Sedangkan validasi, lebih ditujukan untuk mengetahui
dan mengukur apakah materi/isi modul masih sesuai (valid) dengan
perkembangan kebutuhan dan kondisi yang berjalan saat ini. Karena
modul telah disusun beberapa waktu sebelumnya, ada kemungkinan
isi modul sudah tidak relevan lagi dengan perkembangan yang ada.
Karenanya, perlu disesuaikan dengan perkembangan.
Maksud dari prinsip jaminan kualitas adalah, bahwa modul
senantiasa harus selau dipantau efektivitas dan efisiensinya. Modul
harus berhasil guna untuk mencapai tujuan kegiatan belajar
mengajar. Selain itu juga harus efisien dalam implementasinya.
Kesemuanya (efektif dan efisien) harus diyakini (assured) dapat
terjadi.
Seluruh prinsip di atas, selain bersifat siklis, satu dengan lainnya
saling terkait dan memberi umpan balik. Dengan demikian, adanya
satu informasi ketidaksesuaian dengan yang diharapkan dari satu
prinsip, hal itu menjadi balikan bagi komponen prinsip yang lain.
9
III. PENGEMBANGAN MODUL
A. Tahapan Penyusunan Modul
Penyusunan modul mengacu pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Isi modul mencakup subtansi yang dibutuhkan
untuk pengembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
dipersyaratkan untuk menguasai suatu standar kompetensi. Satu
standar kompetensi dapat dikembangkan menjadi satu modul,
namun dimungkinkan satu standar kompetensi dapat dikembangkan
menjadi lebih dari satu modul.
Penulisan modul dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Analisis Kebutuhan Modul
Analisis kebutuhan modul merupakan kegiatan menganalisis
silabus guna mendapatkan RPP sebagai acuan/skenario
penyusunan modul, untuk memperoleh informasi modul yang
dibutuhkan peserta didik dalam mempelajari standar kompetensi
yang telah diprogramkan. Nama atau judul modul disesuaikan
dengan standar kompetensi yang terdapat pada silabus. Tujuan
analisis kebutuhan modul adalah untuk mengidentifikasi dan
menetapkan jumlah dan judul modul sesuai kedalaman bahasan
yang harus dikembangkan dalam satu mata pelajaran tertentu.
Analisis kebutuhan bahan ajar dapat dilakukan dengan langkah
sebagai berikut:
a. Identifikasi dan analisis standar kompetensi yang akan
dipelajari, sehingga diperoleh materi pembelajaran yang
mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap.
10
b. Susun dan organisasi satuan atau unit bahan belajar yang
dapat mewadahi materi-materi tersebut. Satuan atau unit
bahan ajar ini dijadikan sebagai judul modul. Jumlah judul
modul sangat ditentukan oleh kedalaman dan keluasan
bahasan yang harus dikembangkan.
c. Identifikasi judul modul yang sudah ada dan yang belum
ada/tersedia di sekolah.
Untuk menganalisis kebutuhan modul dapat menggunakan
format berikut.
Format Analisis Kebutuhan Modul
Mata Pelajaran :
Standar Kompetensi
& Kompetensi
Dasar
Pengetahuan Keterampilan SikapJudul Bahan
Ajar
Ketersediaan
TersediaBelum
Tersedia
2. Pemetaan Modul
Peta modul adalah tata letak atau kedudukan modul pada satu
mata pelajaran yang digambarkan dalam bentuk diagram.
Pembuatan peta modul disusun mengacu kepada diagram
pencapaian standar kompetensi yang termuat dalam KTSP.
Setiap judul modul dianalisis keterkaitannya dengan judul modul
yang lain dan diurutkan penyajiannya sesuai dengan urutan
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pemetaan modul dapat
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
11
3. Penyusunan Buram Modul
Langkah awal penyusunan/penulisan bahan ajar adalah
menyusun buram modul. Modul yang dihasilkan dinyatakan
sebagai buram sampai dengan selesainya proses validasi dan
uji coba. Bila hasil uji coba telah dinyatakan layak, barulah
suatu modul dapat diimplementasikan secara riil di lapangan.
Penulisan modul dapat dilakukan dengan langkah-lngkah
berikut:
a. Tetapkan kerangka bahan yang akan disusun.
b. Tuliskan tujuan akhir (performance objective), yaitu
kemampuan yang harus dicapai peserta didik setelah
selesai mempelajari suatu modul, mengacu pada rumusan
tujuan RPP.
Silabus/RPPSilabus/RPP
Analisis Kebutuha
nAN
Analisis Kebutuha
nAN
PEMETAAN MODUL
Daftar judul modul
Daftar judul modul
Peta Modul
Judul modulJudul modul
Analisis Urutan Logis
Analisis Urutan Logis
Tabulasi Judul
Tabulasi Judul
12
c. Tuliskan tujuan antara (enable objective), yaitu
kemampuan spesifik yang menunjang tujuan akhir.
d. Tetapkan garis-garis besar atau outline substansi atau
materi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yaitu
komponen-komponen: standar kompetensi, deskripsi
singkat, estimasi waktu dan sumber belajar, mengacu
pada RPP.
e. Kembangkan materi/substansi yang ada dalam modul
berupa konsep/prinsip-prinsip, fakta penting yang terkait
langsung dan mendukung untuk pencapaian standar
kompetensi dan harus dikuasai peserta didik.
f. Kembangkan sistem (skema/ketentuan, metoda dan
perangkat) penilaian, mengacu pada Pedoman Penilaian
dan Pelaporan Hasil Belajar Siswa SMK.
g. Susun tugas, soal, dan atau praktik/latihan yang harus
dikerjakan atau diselesaikan oleh peserta didik.
h. Susun kunci jawaban dari soal, latihan dan atau pengujian.
Langkah-langkah penyusunan buram modul dapat dilihat pada alur
berikut ini.
13
Kerangka Modul
Kerangka Modul
Tujuan akhirTujuan antara
Tujuan akhirTujuan antara
Perumusan tujuanPerumusan tujuan
PENYUSUNAN BURAM MODUL
Buram Modul
Kembangkan materiKembangkan materi
Susun Out-LineSusun Out-Line
Kembangkan Sistem penilaianKembangkan
Sistem penilaian
Deskripsi(Materi
Deskripsi(Materi
Perumusan tgs/praktikPerumusan tgs/praktik
Sistem PenilaianSistem Penilaian
Penyusunan kunci jwbnPenyusunan kunci jwbn
Tugas/praktik untuk penguatan
konitif dan psikomotorik
Tugas/praktik untuk penguatan
konitif dan psikomotorik
Kunci jawabanKunci jawaban
Out-Line ModulOut-Line Modul
14
3. Validasi
Validasi adalah proses menguji kesesuaian modul dengan
standar kompetensi yang menjadi target belajar. Bila isi modul
sesuai, artinya efektif untuk mempelajari standar kompetensi
yang menjadi target berlajar, maka modul dinyatakan valid
(sahih). Validasi dapat dilakukan dengan cara meminta bantuan
ahli yang menguasai standar kompetensi yang dipelajari.
Validator membaca ulang dengan cermat isi modul. Validator
memeriksa, apakah uraian materi, bentuk kegiatan, sesuai
dengan urutan tata kerja didunia kerja.
Draft Modul
Draft Modul
ValidatorValidator Penyempur-naan
Penyempur-naanValidasiValidasi
VALIDASI MODUL
Uji CobaUji
CobaPenyempur-
naanPenyempur-
naan
Modul
15
4. Uji Coba
Uji coba dilakukan terhadap buram modul yang telah
dinyatakan valid. Hal ini dikarenakan walaupun modul telah
dinyatakan valid tidak berarti modul tersebut siap digunakan. Uji
coba buram modul dimaksudkan untuk mengetahui apakah
buram modul dapat diimplementasikan pada kondisi
sesungguhnya dan membuat peserta didik aktif. Langkah ini
dapat membantu meningkatkan efisiensi penyiapan modul,
sebelum diperbanyak untuk kepentingan pembelajaran.
Hal-hal yang perlu diujicoba antara lain adalah:
a. Kemudahan bahan ajar digunakan oleh peserta didik
dalam proses belajar
b. Kemudahan guru dalam menyiapkan fasilitas (alat dan
bahan) belajar, mengelola proses belajar-mengajar, dan
dalam mengadministrasi-kannya.
Untuk melakukan uji coba buram modul dapat diikuti langkah-
langkah berikut ini:
a. Siapkan perangkat untuk uji coba. Penyiapan sebaiknya
dilakukan oleh Tim.
b. Tentukan sasaran uji coba. Responden uji coba disesuaikan
dengan kondisi.
c. Siapkan dan gandakan buram modul yang akan
diujicobakan sesuai dengan jumlah responden.
d. Siapkan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk
membelajarkan modul.
e. Informasikan kepada responden tentang tujuan uji coba dan
kegiatan yang harus dilakukan oleh responden
16
f. Lakukan uji coba selayaknya melakukan kegiatan belajar
mengajar dengan modul.
g. Kumpulkan data hasil uji coba.
h. Olah data dan simpulkan hasilnya.
Bila hasil uji coba buram modul layak, berarti modul tersebut siap
dicetak dan diperbanyak. Sebaliknya, bila belum layak, maka harus
dilakukan perbaikan, dan uji coba kembali.
5. Produksi
Kegiatan akhir dari proses penyusunan modul adalah produksi, yaitu
kegiatan mencetak atau memperbanyak modul yang sudah layak
digunakan. Jumlah perbanyakan modul disesuaikan dengan
kebutuhan. Penggandaan modul dapat dilakukan oleh sekolah atau
oleh pihak luar, penerbit atau percetakan. Bila dilakukan oleh pihak
luar, perlu diperhatikan bentuk dan mekanisme kerjasamanya.
B. Teknik Penulisan Modul
1. Kerangka Modul
Sebaiknya dalam pengembangan modul dipilih struktur atau
kerangka yang sederhana dan yang paling sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi yang ada.
Kerangka modul tersusun sebagai berikut:
17
Kata PengantarDaftar IsiPeta Kedudukan ModulGlosarium
I. PENDAHULUANA. Standar KompetensiB. Deskripsi C. WaktuD. PrasyaratE. Petunjuk Penggunaan ModulF. Tujuan AkhirG. Cek Penguasaan Standar Kompetensi
II. PEMBELAJARANA. Pembelajaran 1
1. Tujuan 2. Uraian Materi3. Rangkuman4. Tugas5. Tes 6. Lembar Kerja Praktik
B. Pembelajaran 2 – n (dan seterusnya, mengikuti jumlah pembelajaran yang dirancang)1. Tujuan 2. Uraian Materi3. Rangkuman4. Tugas5. Tes 6. Lembar Kerja Praktik
III. EVALUASIA. Tes Kognitif B. Tes Psikomotor C. Tes Attitude Skill
KUNCI JAWABAN
DAFTAR PUSTAKA
2. Deskripsi Kerangka
Halaman Sampul
Berisi antara lain: label kode modul, label milik negara, bidang
dan program keahlian, judul modul, gambar ilustrasi (mewakili
kegiatan yang dilaksanakan pada pembahasan modul), tulisan
18
Departemen Pendidikan Nasional, Dirjen Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan SMK,
tahun modul disusun.
Kata Pengantar
Memuat informasi tentang peran modul dalam proses
pembelajaran
Daftar Isi
Memuat kerangka (outline) modul dan dilengkapi dengan nomor
halaman.
Peta Kedudukan Modul
Diagram yang menunjukkan kedudukan modul dalam
keseluruhan program pembelajaran (sesuai dengan diagram
pencapaian kompetensi yang termuat dalam KTSP)
Glosarium
Memuat penjelasan tentang arti dari setiap istilah, kata-kata
sulit dan asing yang digunakan dan disusun menurut urutan
abjad (alphabetis).
I. PENDAHULUAN
A. Standar Kompetensi
Standar kompetensi yang akan dipelajari pada modul
B. Deskripsi
Penjelasan singkat tentang nama dan ruang lingkup
isi modul, kaitan modul dengan modul lainnya, hasil
belajar yang akan dicapai setelah menyelesaikan
modul, serta manfaat standar kompetensi tersebut
19
dalam proses pembelajaran dan kehidupan secara
umum.
C. Waktu
Waktu yang dibutuhkan untuk menguasai standar
kompetensi yang menjadi target belajar.
D. Prasyarat
Kemampuan awal yang dipersyaratkan untuk
mempelajari modul tersebut, baik berdasarkan bukti
penguasaan modul lain maupun dengan menyebut
kemampuan spesifik yang diperlukan.
E. Petunjuk Penggunaan Modul
Memuat panduan tatacara menggunakan modul, yaitu
Langkah-langkah yang harus dilakukan
untuk mempelajari modul secara benar,
Perlengkapan, seperti
sarana/prasarana/fasilitas yang harus
dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan belajar.
F. Tujuan Akhir
Pernyataan tujuan akhir (performance objective) yang
hendak dicapai peserta didik setelah menyelesaikan
suatu modul. Rumusan tujuan akhir tersebut harus
memuat
Kinerja (perilaku) yang diharapkan
Kriteria keberhasilan
Kondisi atau variable yang diberikan
G. Cek Penguasaan Standar
Kompetensi
20
Berisi tentang daftar pertanyaan yang akan mengukur
penguasaan awal kompetensi peserta didik, terhadap
kompetensi yang akan dipelajari pada modul ini.
Apabila peserta didik telah menguasai
kompetensi/subkompetensi yang akan dicapai, maka
peserta didik dapat mengajukan uji kompetensi
kepada penilai.
II. PEMBELAJARAN
A. Pembelajaran 1
Kompetensi dasar (subkompetensi) yang hendak
dipelajari.
1. Tujuan
Memuat kemampuan yang harus dikuasai untuk
satu kesatuan kegiatan belajar. Rumusan tujuan
kegiatan belajar relatif tidak terikat dan tidak
terlalu rinci.
2. Uraian Materi
Berisi uraian pengetahuan/konsep/prinsip yang
perlu dipelajari untuk membentuk penguasaan
kemampuan peserta didik sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
3. Rangkuman
Berisi ringkasan pengetahuan/konsep/prinsip
yang terdapat pada uraian materi.
4. Tugas
Berisi instruksi tugas yang bertujuan untuk
penguatan pemahaman terhadap konsep/
pengetahuan/prinsip-prinsip penting yang
dipelajari. Bentuk-bentuk tugas dapat berupa:
Kegiatan observasi untuk mengenal fakta,
Studi kasus,
21
Kajian materi,
Latihan-latihan.
Setiap tugas yang diberikan perlu dilengkapi
dengan lembar tugas, instumen observasi, atau
bentuk-bentuk instrumen yang lain sesuai
dengan bentuk tugasnya
5. Tes
Berisi tes tertulis sebagai bahan pertimbangan
bagi peserta didik dan guru untuk mengetahui
sejauh mana penguasaan hasil belajar yang
telah dicapai, sebagai dasar untuk
melaksanakan kegiatan berikut.
6. Lembar Kerja Praktik
Berisi petunjuk atau prosdur kerja suatu
kegiatan praktik yang harus dilakukan peserta
didik dalam rangka penguasaan kemampuan
psikomotorik. Isi lembar kerja antara lain: alat
dan bahan yang digunakan, petunjuk tentang
keamanan/keselamatan kerja yang harus
diperhatikan, langkah kerja, dan gambar kerja
(jika diperlukan) sesuai dengan tujuan yang
akan dicapai. Lembar kerja perlu dilengkapai
dengan lembar pengamatan yang dirancang
sesuai dengan kegiatan praktik yang dilakukan.
B. Pembelajaran 2 s.d n (tata cara sama dengan
pembelajaran namun berbeda topik dan fokus)
bahasan)
1. Tujuan
2. Uraian Materi
3. Rangkuman
4. Tugas
22
5. Tes
6. Lembar kerja Praktik
III. EVALUASI
Teknik atau metoda evaluasi harus disesuaiakan dengan
ranah (domain) yang dinilai, serta indikator keberhasilan
yang diacu.
A. Tes Kognitif
instrumen penilaian kognitif dirancang untuk
mengukur dan menetapkan tingkat pencapaian
kemampuan kognitif (sesuai kompetensi/
subkompetensi). Soal dikembangkan sesuai dengan
karakteristik aspek yang akan dinilai dan dapat
menggunakan jenis-jenis tes tertulis yang dinilai
cocok.
B. Tes Psikomotor
Instrumen penilaian psikomotor dirancang untuk
mengukur dan menetapkan tingkat pencapaian
kemampuan psikomotorik dan perubahan perilaku
(sesuai kompetensi/subkompetensi). Soal
dikembangkan sesuai dengan karakteristik aspek
yang akan dinilai dan dapat menggunakan metode
tes psikomotorik yang tepat (praktik, simulasi, dll).
C. Tes Sikap
Instrumen penilaian sikap dirancang untuk mengukur
sikap kerja (sesuai kompetensi/subkompetensi).
KUNCI JAWABAN
Berisi jawaban pertanyaan dari tes yang diberikan pada setiap
kegiatan pembelajaran dan evaluasi pencapaian kompetensi
dan dengan dilengkapi kritria penilaian pada setiap item tes.
23
DAFTAR PUSTAKA
Semua referensi/pustaka yang digunakan sebagai acuan pada
saat penyusunan modul.
C. Persyaratan Fisik Modul
Untuk menghasilkan modul pembelajaran yang mampu memerankan
fungsi dan perannya dalam pembelajaran yang efektif, modul perlu
dirancang dan dikembangkan dengan memperhatikan beberapa
elemen yang mensyaratkannya, yaitu: format, organisasi, daya tarik,
ukuran huruf, spasi kosong, dan konsistensi.
1. Format
a. Gunakan format kolom (tunggal atau multi) yang
proporsional. Penggunaan kolom tunggal atau multi harus
sesuai dengan bentuk dan ukuruan kertas yang
digunakan. Jika menggunakan kolom multi, hendaknya
jarak dan perbandingan antar kolom secara proporsional.
b. Gunakan format kertas (vertikal atau horisontal) yang
tepat. Penggunaan format kertas secara vertikal atau
horizontal harus memperhatikan tata letak dan format
pengetikan.
c. Gunakan tanda-tanda (icon) yang mudah ditangkap yang
bertujuan untuk menekankan pada hal-hal yang dianggap
penting atau khusus. Tanda dapat berupa gambar, cetak
tebal, cetak miring atau lainnya.
2. Organisasi
a. Tampilkan peta/bagan yang menggambarkan cakupan
materi yang akan dibahas dalam modul.
b. Organisasikan isi materi pembelajaran dengan urutan dan
susunan yang sistematis, sehingga memudahkan peserta
diklat memahami materi pembelajaran.
24
c. Susun dan tempatkan naskah, gambar dan ilustrasi
sedemikian rupa sehingga informasi mudah mengerti oleh
peserta diklat.
d. Organisasikan antar bab, antar unit dan antar paragrap
dengan susunan dan alur yang memudahkan peserta
diklat memahaminya.
e. Organisasikan antara judul, subjudul dan uraian yang
mudah diikuti oleh peserta diklat.
3. Daya Tarik
Daya tarik modul dapat ditempatkan di beberapa bagian seperti:
a. Bagian sampul (cover) depan, dengan mengkombinasikan
warna, gambar (ilustrasi), bentuk dan ukuran huruf yang
serasi.
b. Bagian isi modul dengan menempatkan rangsangan-
rangsangan berupa gambar atau ilustrasi, pencetakan
huruf tebal, miring, garis bawah atau warna.
c. Tugas dan latihan yang dikemas sedemikian rupa
sehingga menarik.
4. Bentuk dan Ukuran Huruf
a. Gunakan bentuk dan ukuran huruf yang mudah dibaca
sesuai dengan karakteristik umum peserta diklat.
b. Gunakan perbandingan huruf yang proporsional antara
judul, sub judul dan isi naskah.
c. Hindari penggunaan huruf kapital untuk seluruh teks,
karena dapat membuat proses membaca menjadi sulit.
5. Ruang (spasi kosong)
Gunakan spasi atau ruang kosong tanpa naskah atau gambar
untuk menambah kontras penampilan modul. Spasi kosong
dapat berfungsi untuk menambahkan catatan penting dan
memberikan kesempatan jeda kepada peserta diklat/peserta
diklat. Gunakan dan tempatkan spasi kosong tersebut secara
25
proporsional. Penempatan ruang kosong dapat dilakukan di
beberapa tempat seperti:
a. Ruangan sekitar judul bab dan sub bab
b. Batas tepi (marjin); batas tepi yang luas memaksa
perhatian peserta diklat/peserta diklat untuk masuk ke
tengah-tengah halaman.
c. Spasi antar kolom; semakin lebar kolomnya semakin luas
spasi diantaranya.
d. Pergantian antar paragraf dan dimulai dengan huruf
kapital.
e. Pergantian antar bab atau bagian.
6. Konsistensi
a. Gunakan bentuk dan huruf secara konsisten dari halam ke
halaman. Usahakan agar tidak menggabungkan beberapa
cetakan dengan bentuk dan ukuran huruf yang terlalu
banyak variasi.
b. Gunakan jarak spasi konsiste. Jarak antara judul dengan
baris pertama, antara judul dengan teks utama. Jarak
baris atau spasi yang tidak sama sering dianggap buruk,
tidak rapih.
c. Gunakan tata letak pengetikan yang konsisten, baik pola
pengetikan maupun margin/batas-batas pengetikan.
26
IV. PENUTUP
Pedoman penulisan modul ini merupakan rambu-rambu umum bagi
penulis atau pengembang modul pembelajaran peserta didik SMK. Melalui
pedoman ini diharapkan terwujud modul SMK dengan pola
pengembangan dan penulisan yang baku.
Sebagaimana umumnya keberadaan rambu-rambu, maka pedoman ini
tidak harus diikuti secara kaku, tetapi dapat dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan, kekhususan, karakteristik unit kompetensi yang
dikembangkan. Rambu-rambu modul yang akan dikembangkan mengacu
pada ketentuan sebagai berikut :
1. Modul dikembangkan berdasarkan standar kompetensi yang tertuang
didalam KTSP Sekolah Menengah Kejuruan.
2. Modul akan digunakan oleh peserta didik pada kegiatan
pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan.
3. Modul dikembangkan untuk membantu pencapaian standar
kompetensi yang telah ditargetkan di dalam kurikulum
27
DAFTAR PUSTAKA
Blank, William E, 1982, Handbook for Developing Competency Based
Training Programme. London: Prentice hall,
Burk, John, 1989, Competency Based Education and Training, London:
The Patmer Press.
28