Download - Teknik Sampling Parameter Lingkungan
TEKNIK SAMPLINGBERBAGAI PARAMETER
LINGKUNGAN
I.A. Lochana Dewi
KONSEP POPULASI DAN SAMPEL
• Survey lokasi dilakukan untuk mengetahui kondisi populasi yang akan diamati
• Bentang areal pengamatan diperlukan untuk mengetahui titik-titik pengambilan sampel
• Peletakan transek dan/atau titik-titik pengambilan sampel mempengaruhi intepretasi populasi
• Karakteristik nekton, plankton, benthos, padang lamun, terumbu karang, mangrove menentukan teknik sampling yang akan dipilih
• Efisiensi biaya, waktu, tenaga sebagai faktor pendukung dalam manajemen lingkungan
KEBERAGAMAN LINGKUNGAN
INVENTARISASISUMBERDAYA
ALAM
Provinsi Nusa Tenggara Timur
I. Kotamadya Kupang
II. Kabupaten Kupang
a. Kecamatan Semau
b. Kecamatan Kupang Barat
c. Kecamatan Kupang Tengah
d. Kecamatan Amarasi
e. Kecamatan kupang Timur
f. Kecamatan Sulamu
g. Kecamatan Amfoang Barat Daya
05
8
12
mT
54
05 80 05 75 05 65 05 70 05 60 05 55
32' 34' 36' 38' 40' 42' 44' 46' 48'
14'
12'
10'
08'
06'
04'
02'
10°00'
58'
56'
TIMUR UTARA
89 760 mU03
6688 900 mU
05
8
12
mT
54
6688 900 mU
91
05
26
2 m
T
14'
12'
10'
08'
06'
04'
02'
10°00'
58'
56'
91
05
26
2 m
T
89 760 mU03
2406
2305
2306
11° 11°
10°30' 10°30'
10° 10°
9°30' 9°30'
9° 9°
123°
123°
124°
124°
125°
125°
126°
126°
2305-082305-062305-03
2306-02
2305-04 2305-07
2306-01
2305-09
2306-03
2406-01
2406-03
Singkatan
Tg.
G.
P.
Ug.
Sl.
Tl.
Nuaf
Tubu
Autuf
Lete
Noe
Noel
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Tanjung
Gunung
Pulau
Ujung
Selat
Teluk
Sungai
Sungai
Gunung
Gunung
Gunung
Bukit
Kesamaan Arti
PEMERINTAH PROVINSI
NUSA TENGGARA TIMUR
89 00
9588
9088
8588
8088
7588
7088
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$$
$
$
$
$
Ë
Ë
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
##
#
#
#
#
#
#
##
#
##
#
#
#
#
#
#
#
##
#
#
#
#
#
#
#
##
#
#
#
#
##
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
##
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
##
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
##
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
KEC AMARASI
KAB KUPANG
KEC KUPANG TENGAHKAB KUPANG
KEC KUPANG BARATKAB KUPANG
KEC KUPANG TIMURKAB KUPANG
KEC AMFOANG BARAT DAYA
KAB KUPANG
KEC SULAMU
KAB KUPANG
372
354
368227
245
308
283
330
349
428
447
433
398
360
205
234 299
276
154
164260
368
336
360
369479
382
242
287
114230
265 327
429383
202
310304
118
212
178
268
261
309
317
345
286
213234
245
179
199
122
173
126
135203
267
318
298
242248
202
178
197
258
242
187
218219
292
107
151
183
204199
172
151221
136
115120
120
141
108
108 108
121
162
102
184
135
113
107
102
137
106
103
123
162
114
121
314
248
341
263
114
212
141
226
360
227
285
271
282
120
156
208
263
284
186
198
196
220
157
123
101
438
155
243
316
279
209
181
255
126
119
195
267
270
224
478
303
151
120
310
462
371
180
231
227
119
134
106
105
122
118113
760
481
156
150
129
352
174
633
340
417
105
307
115
267
4157
38
22
27
95
35
32
89
85
76
84
49
8185
99
1547
17
69
16
82
85
84
98
94
89
98
70
56
7658
58
99
65
58
14
4051
58
55
59
40 63
66
71
12
41
34 68
46
23
3585
9331
1610
17
61
34
77
18
57
2817
22
11
53
54
21
34
30
41
42
35
30
11
49
93
23
34
39
89
20
34
74
10
18
25
95
38
24
17
48
99
51
41
43
51
58
79
14
20
71
10
15
68
59
83
48
18
20
60
93
68
89
24
94
88
96
62
70
54
55
86
44
57
53
45
43
60
5
5
4
2
7
5
8
9
6
2 8
5
2
3
3
2 6
1
32
3
4
6
4
4
4
5
4
4
8
4
4
6
7
8
7
2
2
3
5
9
2
2
2
2
3
2
2
4
8
8
2
2
3
1
4
2
1
1
2
2
6
4
3
7
5
Nuaf Fatuika
Lete Fatukau
Nuaf Lalaputun
Nuaf Fatuwai
Nuaf Fatuwehendak
Nuaf Fatusono
Nuaf Fatume
Lete Kasihibu
Tubu Golkor
Nuaf Kononen
Nuaf Fatumetan
Tubu Kenam
Tubu Poli
Tubu Tuaunua
Tubu Silu
Tubu Haukolo
Tubu Mauluin
-50
-60
L A U T S A B U
S e
l a
t S
e m
a u
Tl. Pantulan
Tl. Kawat
Tl. NamodenggaTl. Pantalbalok
T E L U K K U P A N G
Tl. Fenmuti
Teluk Lasiana
Teluk Nunsui
Teluk Namosain
Teluk Kelapasatu
Tg. Batukong
Tg. Tenau
Tg. Bululutung
Tg. Batunona
Tg. Manikin
Tg. Batuputih
Tg. Olek Oebelo
Tg. KukakTg. Pebonak
Tg. Sulamu
Tg. Oesina
Tg. Pantulan
Tg. Batuitam
Peta ini disusun dari :
Peta Rupabumi Indonesia, Bakosurtanal, Tahun 1999, Skala 1 : 25000
Citra Satelit Landsat ETM 7+, Maret 2003
Survei Lapangan, April s/d Mei 2004
KETERANGAN RIWAYAT / SUMBER DATA
3ð
0582
2
8885
1
05822 88851
PETUNJUK PEMBACAAN KOORDINAT UTM
Sebagai pembatasan pembacaan di peta ialah 100 m
Contoh :
Grid sebelah kiri dari titik tersebut terbaca
Perkiraan dari satu garis skala grid ke titik tersebut
Grid sebelah bawah dari titik tersebut terbaca
Perkiraan dari satu garis skala grid ke ke titik tersebut
Zone UTM 51
Koordinat UTM titik tersebut
T = 0582 200 m
U = 8885 100 m
ð 3
PETUNJUK PEMBACAAN KOORDINAT GEOGRAFI
Contoh : TIMUR SELATAN
Garis bujur pertama sebelah kiri titik terbaca 123°45'
Perkiraan dari selang satu menit sampai ke titik tersebut 04"
Garis lintang pertama sebelah atas titik tersebut terbaca 10°05'
Perkiraan dari selang satu menit sampai ke titik tersebut 05"
£ = 123° 45' 04" T
Koordinat geografi titik tersebut
Ø = 10° 05' 05" S
KUPANG
Lembar 2305-07
UKetinggian disebut dengan meter dan
dihitung terhadap duduk tengah
Selang Kontur 25 m
SKALA 1 : 50.000
KETERANGAN BATAS ADMINISTRASI
Peta ini bukan referensi mengenai
garis-garis batas administrasi na-
sional dan internasional
1 0 1 2 3 4 Km
Cm864202 1
0,5
PEMBAGIAN DAERAH ADMINISTRASI
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
Lembar 2305-07
Proyeksi :------- Transverse Mercator
Sistem Grid :------- Grid Geografi dan Grid Universal Transverse Mercator
Datum horizontal :------- Datum Geodesi Nasional 95 (DGN 95)
Datum vertikal :------- Muka laut di Kupang
Satuan tinggi :------- Meter
Selang kontur :------- 25 meter
Diagram Lokasi
Edisi I - 2005
KUPANG
1 : 50.000
MCRMPMARINE & COASTAL RESOURCES MANAGEMENT PROJECT
T E L U K K U P A N G
d
a
I
II
bII
cII
e
f
g
85 05 90 05
10° 1
5' 0
0" S
123° 50' 00" T
123° 30' 00" T
09°
55
' 00"
S1
0°
15
' 00"
S
09° 5
5' 0
0" S
123° 50' 00" T
32' 34' 36' 38' 40' 42' 44' 46' 48'
123° 30' 00" T
:
__
Ga ris pantai
Danau
Sun gai
Sun gai musiman
Air terjun
Mena ra su ar
PE RAIR AN
Pasir / Kerakal
Pas ir P antai
Titik Kon tro lª
Kon tur Darat20 0
KONTUR D AN TITIK K ONTROL
KE CERA HA N (m)
1.5 - 5
12 - 15 .5
15.5 - 19
5 - 8.5
8.5 - 1 2
Jem bata n
PE RHUB UNGAN
Jalan :
To ngga k K ilom eter
Jalan Arteri
Jalan Kolektor
Jalan Lokal
Jalan Setapak
d
Jalan Lain
Pem ukim an
KETERANGAN
Bata s Propins i
BA TA S ADM INIS TRAS I
Bata s Kecam atan
Bata s Kab upate n
Bata s Negara
PETA KECERAHAN
PETA ZONA(ZONASI)
INTEGRASI SECARA OVERLAY
TOMMY KURNIAWAN
USAHA YANG SAMA
N
120
120
122
122
124
124
-10 -10
KERJASAMA
Bappeda Propinsi NTTdan
Jurusan PerikananFakultas Pertanian
Undana
Peta Zonasi Mangrove dan Rawa
10°20' 10°20'
10°15' 10°15'
10°10' 10°10'
10°5' 10°5'
10°00' 10°00'
123°20'
123°20'
123°25'
123°25'
123°30'
123°30'
123°35'
123°35'
123°40'
123°40'
123°45'
123°45'
-10 -10
Mangrove dan rawa
Tambak
2 0 2 4 Miles
##
#
#
#
#
#
#
Baun
TenauOenau
Kurong
KUPANG
OiisinaSekalak
Naekean
Tulakabook
N
120
120
122
122
124
124
-10 -10
KERJASAMA
Bappeda Propinsi NTTdan
Jurusan PerikananFakultas Pertanian
Undana
Peta Zonasi Hutan Produksi dan Hutan Lindung
10°20' 10°20'
10°15' 10°15'
10°10' 10°10'
10°5' 10°5'
10°00' 10°00'
123°20'
123°20'
123°25'
123°25'
123°30'
123°30'
123°35'
123°35'
123°40'
123°40'
123°45'
123°45'
-10 -10
Hutan Produksi
Bipolo; Hutan Lindung
Kuhak; Hutan Lindung
2 0 2 4 Miles
##
#
#
#
#
#
#
#
Baun
TenauOenau
Kurong
KUPANG
Oiisina Sekalak
Naekean
Tulakabook
N
120
120
122
122
124
124
-10 -10
KERJASAMA
Bappeda Propinsi NTTdan
Jurusan PerikananFakultas Pertanian
Undana
Peta Zonasi Daerah Penangkapan Ikan
10°20' 10°20'
10°15' 10°15'
10°10' 10°10'
10°5' 10°5'
123°20'
123°20'
123°25'
123°25'
123°30'
123°30'
123°35'
123°35'
123°40'
123°40'
123°45'
123°45'
-10 -10
Bagan Apung
Bagan Tancap
Min i Purseine
2 0 2 4 Miles
##
#
#
#
#
#
#
Baun
TenauOenau
Kurong
KUPANG
Oiisina Sekalak
Naekean
N
120
120
122
122
124
124
-10 -10
KERJASAMA
Bappeda Propinsi NTTdan
Jurusan PerikananFakultas Pertanian
Undana
Peta Daerah Budidaya Mutiara & Rumput Laut
-10 -10
10°20' 10°20'
10°15' 10°15'
10°10' 10°10'
10°5' 10°5'
123°20'
123°20'
123°25'
123°25'
123°30'
123°30'
123°35'
123°35'
123°40'
123°40'
123°45'
123°45'
Budidaya MutiaraBudidaya Rumput Laut
2 0 2 4 Miles
METODE PENETAPAN TITIK-TITIK SAMPLING
NEKTON
• Adalah kelompok hewan air dari filum Pisces
• Habitat ikan adalah perairan tawar, estuari, laut
• Alat yang sering digunakan adalah jaring insang percobaan, dengan ukuran mata jaring 2-10 cm, dengan panjang bervariasi 5-10 m, tinggi 1-2 meter, yang dilengkapi dengan pelampung dan pemberat
• Jaring diletakkan sejajar, atau tegak lurus garis pantai, di bagian permukaan atau dasar perairan, bergantung pada jenis ikan yang beruwaya yang dijasikan objek kajian
• Waktu pemasangan jaring berkisar antara 12-24 jam bergantung pada spesies ikan yang diamati
• Prinsip penangkapan gill net berlaku untuk teknik sampling dengan jaring insang percobaan
NEKTON
• Jaring insang hanyut (drift gillnet), biasanya hanya satu macam ukuran mata jaring, diletakkan melayang di badan air, digerakkan dengan menggunakan perahu
• Jaring pantai (beach seine), jaring ini memiliki sisi kanan dan kiri, dioperasikan di tepi pantai, menyerupai kantong, jaring sayap lebih besar dibandingkan jaring kantong (5-8 m), dengan ukuran mata jaring 1-1,5 cm
• Jaring puntal (trammel net)
• Jaring insang kantong
• Jaring larva berupa kantong (larval net)
• Pancing
• Bubu, serok, electro fishing
Sampel ikan diawetkan pada larutan formalin 40%
(pengenceran dari Larutan formalin 100%)
Untuk ikan yang terlalu besar maka dilakukan penyuntikan pada bagian
Perut dengan formalin 100% (tanpa pengenceran)
Pengawetan membantu proses identifikasi
Dan/atau penghitungan lain
(contoh kebiasaan makanan dengan membedah lambung ikan)
Kertas label
Botol sampel
Buku identifikasi dan peralatan
Penunjang lainnya (mikroskop)
?
ANALISIS DATA NEKTON
• Komposisi jenis, dilakukan dengan melihat jumlah masing-masing jenis pada setiap stasiun pengamatan
• Kelimpahan relatif (Krebs, 1972), penghitungan persentase jumlah tiap jenis
• Frekuensi keterdapatan, digunakan untuk menunjukkan luasnya penyebaran lokal jenis tertentu (Misra, 1968)
• Indeks keanekaragaman, indeks Shannon-Wiener (Brower and Zar, 1990)
%100xN
niKr
%100xT
tiFi
ti:jumlah stasiun untuk spesies-I tertangkap
T: jumlah seluruh stasiun pengamatan
N
niLog
N
niH
n
i
2'1
H’<1=keanekaragaman rendah
1<H’<3 = keanekaragaman sedang
H’>3 = keanekaragaman tinggi
ANALISIS DATA NEKTON
• Indeks keseragaman
• Indeks dominansi
• Hubungan panjang berat
• Penentuan jenis makanan
• Luas relung dan tumpang tindih relung
• Analisis tingkat reproduksi (tingkat kematangan gonad=TKG, indeks kematangan gonad = IKG, dan fekunditas)
BENTHOS• Berbagai jenis dan tipe organisme yang hidup di
dasar perairan, baik tertancap (sponge), merayap (kepiting), ataupun mebenamkan diri dalam pasir atau lumpur (kerang-kerangan, cacing)
• Berdasarkan ukuran terbagi atas makrobenthos (tersaring pada saringan ukuran 0,5 mm), dan mikrobenthos (lolos tersaring pada ukuran makrobenthos)(ellys, 1984)
• Berdasarkan pelekatannya dibedakan menjadi epiflora (tumbuhan), epifauna (batu karang), dan infauna (dalam dasar perairan)
• Sesile dan metile (pola hidup menetap dan/atau berpindah tempat)
• Organisme bersifat sesile dapat dijadikan sebagai indikator kualitas lingkungan perairan, contohnya kerang-kerangan
• Pada substrat dasar yang keras digunakan peterson grab, orange peel sampler
• Penentuan titik sampling secara random sampling dan/atau stratified random sampling
• Untuk dasar perairan keras berbartu digunakan surber, atau bingkai kuadrat
• Pengambilan sampel, penyaringan, pengawetan
PENGAWETAN BENTHOS• Formalin dengan pengenceran menggunakan air
laut (1:9)
• Penggunaan alkohol disarankan untuk diencerkan dengan akuades untuk menghindari penguapan
• Spesimen harus selalu terendam dalam larutan pengawet dengan ukuran wadah tidak lebih kecil dari ukuran spesimen
• Pengawetan dilakukan untuk menghindari pembusukan spesimen dalam waktu cepat. Bila spesimen belum diidentifikasi, maka dianjurkan untuk mengganti larutan pengawet setelah tiba di laboratorium
• Segera dipisahkan antara spesimen yang berkulit keras dan berkulit lunak agar tidak rusak
• Dokumentasi sangat penting untuk keperluan identifikasi
KUALITAS AIR
• Pengukuran kualitas air, sedapat mungkin dilakukan secara in-situ
• Tujuan in-situ adalah untuk memperoleh gambaran mendekati kondisi lingkungan perairan yang sebenarnya
• Pemilihan in-situ atau ek-situ bergantung pada ketersediaan alat-alat yang tersedia
• Apabila tidak mungkin dilakukan secara in-situ, metode ek-situ dapat dijadikan alternatif
• Metode ek-situ memerlukan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk meminimalkan perubahan parameter kualitas air sebagai akibat perpindahan dari lokasi ke laboratorium
PENGUKURAN IN-SITU
VAN-DORMTHERMOMETER
SALINOMETER
DO-METER
REFRAKTOMETER
KECERAHAN
PASANG SURUT (TABEL PASUT)
KECEPATAN ARUS
VAN-DORM
DATA-SHEET
PETA
PERLENGKAPAN IDENTIFIKASI
PADANG LAMUN
• Tumbuhan berbunga yang tumbuh bergerombol membentuk rumpun
• Sering sebagai komponen utama dominan di lingkungan pesisir
• Lamun membutuhkan dasar lunak yang mudah ditembus oleh perakaran guna menyokong pertumbuhannya
• Menurut Iizumi et al (1980), sumber utama lamun lebih banyak dari sedimen
• Komunitas lamun dapat ditemukan mulai dari permukaan laut hingga kedalaman 90 meter (Duarte, 1991)
PADANG LAMUN
• Perlu standarisasi sampling dan identifikasi, teknik pengawetan sampel, pada pemantauan keanekaragaman di wilayah pesisir
• Sampling lamun dilakukan sedikitnya oleh 2 orang
• Penghitungan kerapatan lamun menggunakan transek kuadrat berukuran 50x50 cm, dan transek garis sepanjang 50-100 m
• Penetapan stasiun diikuti dengan peletakan transek garis, dan peletakan kuadrat
• Transek garis tegak lurus dengan garis pantai
PADANG LAMUN
• Jarak antar stasiun berdasarkan hasil pemantauan umum (keanekaragaman), semakin beragam maka jarak antar stasiun relatif sempit yaitu kurang lebih 5 m
• Apabila semakin homogen, jarak yang digunakan 10-20m
• Titik transek kuadrat minimal 3 titik pada masing-masing transek garis, sampai batas akhir sebaran lamun ke arah laut
• Kajian kuantitatif mengukur keanekaragaman, kuantitas lamun yang ditemukan berdasarkan satuan waktu, keberlanjutan pemanenan, unsur hara, nilai ekonomis
• Dekstruktif sampling dan non dekstruktif sampling
• Perhatian utama adalah substrat dasar berlumpur yang dapat mengalami pengadukan apabila sampling dilakukan pada saat air surut
PADANG LAMUN
• Koleksi segar harus segera ditangani untuk menghindari kerusakan dan perubahan warna yang dapat mengabur-kan pengamatan pada saat identifikasi
• Untuk keperluan analisis, sampel segera disimpan dalam refrigrator (24 jam) dan untuk waktu lama dapat disimpan dalam freezer
• Sampel ukuran besar dapat dilekatkan pada kertas her-barium
• Sampel berukuran kecil disimpan dengan pengawet formalin (3-10%) yang diencerkan dengan air laut
• Sampel dengan ukuran sangat kecil diletakkan pada kaca mikroskop dengan pengawet minyak jagung/fenol
• Metode sederhana untuk preservasi dan transportasi adalah dengan memasukkan dalam termos
Mangrove
Terumbu karang
GASTROPODA
Keberadaan mangrove dapat mengundang biota laut lainnya untukmenghuninya. Keberadaan biota laut ini dapat memperkaya biodoiversitykawasan tersebut.
DIATOMS
- Sub Ordo : Fragillarineae, Naviculineae, Coscinodiscineae, Rhizosoleniae,
Odontellaneae
- Planktonic and Benthic
- Single-celled or unicellulars (e.g. chain-forming)
- No moving organelle
- 2 frustule : epitheca and hypotheca
- Pennate and centric
- Some are toxics : Pseudonitzschia, nitzschia
DINOFLAGELLATES
- Has flagels for moving
- High nutrient requirements
- More stagnant waters
- Toxic algae (red-tide causing algae)
Toxic algae
Protoperidinium claudicans
Dinophysis caudata
Ceratium tripos
COLLECTING PLANKTON
- BY USING NET (big volume filtered, less accuracy)
- SETTLING METHOD (small volume, accurate)
Plankton Net
SAMPAI JUMPA MINGGU DEPAN
MOLUSKA