3
Teknologi Produksi Benih
Kacang Hijau
PERSIAPAN PRODUKSI
1. Penentuan lokasi
Kondisi lingkungan tumbuh sangat menentukan mutu benih yang dihasilkan. Benih yang mempunyai mutu genetik dan mutu fisiologis yang tinggi hanya dapat dihasilkan dari pertanaman di lingkungan yang tepat. Oleh karena itu, lahan yang akan digunakan hendaknya beririgasi teknis dengan pengairan yang terkontrol. Selain itu, perlu diperhatikan bahwa lahan tersebut bukan bekas pertanaman varietas lain atau kelas benih yang lain. Sebaiknya digunakan lahan yang sebelumnya ditanami komoditas lain atau bera.
Di samping itu, perlu pula dipertimbangkan kemudahan akses transportasi menuju lokasi, karena proses produksi memerlukan pengelolaan dan pengawasan intensif, termasuk oleh pihak BPSB (Balai Pengawasan dan Sertifikasi benih).
2. Penyiapan Benih Sumber
Asal-usul benih yang akan ditanam sangat penting diperhatikan agar dapat menjamin keaslian genetik dari benih yang akan dihasilkan. Benih sumber yang ditanam harus satu kelas lebih tinggi dari kelas benih yang akan diproduksi. Sebagai contoh, untuk memproduksi benih kelas BD (Benih Dasar), maka yang harus ditanam adalah benih kelas BS (Benih Penjenis); untuk memproduksi benih kelas BP (Benih Pokok) harus berasal dari benih kelas BD.
Pemeriksaan benih sumber harus dilakukan sebelum benih ditanam, yang mencakup sertifikat/label yang berisi informasi: asal benih, nama produsen, varietas, tanggal selesai uji dan tanggal kadaluarsa, dan mutu benih (daya kecambah, kadar air, dan kemurnian fisik).
1. Pe
2. Va
3. Ta
enyiapan laha
Lahan bekas tanah = TOTpalawija lainnyakni dua kaliBuat saluran cm, yang bmengurangi ksaat pengairan
arietas unggul
Saat ini telahantara lain VKutilang, dandengan keingiKebutuhan be
anam
Cara tanam deJarak tanam: Setelah umur rumpun.
Gamba
4
PROSES PRO
n
tanaman padi T). Jika menggnya atau lahan dibajak, kemudsetiap 3–4 m seberfungsi sebakelebihan air atan.
l dan benih
h tersedia varieVima-1, Murai, n Sampeong. inan petani atau
enih 20–25 kg/ha
engan tugal den40 cm x 10–15 dua minggu di
ar 1. Penyiapan
ODUKSI
tidak perlu diogunakan lahan tegal perlu pen
dian diratakan. edalam 25–30 cagai saluran dau sebagai salu
etas unggul barPerkutut, BeteTanam varieta
u pengguna. a.
ngan kedalaman cm, 2–3 biji/lubatinggalkan satu
lahan dan tanam
olah (tanpa olahbekas tanaman
ngolahan tanah
cm dan lebar 30drainase untuk
uran irigasi pada
u kacang hijauet, Kenari, Sritias yang sesua
2–3 cm. ang tanam. tanaman setiap
m
h n ,
0 k a
, ,
ai
p
ATh
4. Pem
TSs
Pd
5. Peng
Pmulsherb
a. Pe
GamAgar tidak terjaTOT, kacang hijahari setelah tana
mupukan
Takaran pupuk ySP36 dan 100–saat tanam. Pada sawah yadengan dosis ting
gendalian gulm
Pengendalian gua jerami, maupisida.
engendalian gul Mulsa jeram
pada lahan s Pada daera
pemberian m Mulsa jeram
merata, deng
5
mbar 2. Tugal dadi kekurangan au dianjurkan dman padi dipane
yang digunakan150 kg KCl/ha,
ng subur atauggi tidak perlu ta
ma
ulma dapat dilakpun dengan pen
ma dengan menmi dapat menesawah dapat dibh yang endem
mulsa dapat meni diberikan sebagan ketebalan <
an tanam air, pada lahan
ditanam tidak leen.
n sekitar 50 kg , seluruhnya di
bekas padi yambahan pupuk
kukan dengan mnyiangan dan p
nggunakan jeramekan frekuensi berikan mulsa. mis serangan lnekan serangan anyak 5 ton/ha, <10 cm.
n bekas padi ebih dari lima
Urea, 75 kg berikan pada
yang dipupuk k NPK.
menggunakan penyemprotan
mi. penyiangan,
lalat kacang, tersebut. dihamparkan
b.
Jika gulmdibakar menyeragbiji-biji gu
Pengendalian
Penyianga10–14 hadikeluarka
Penyiangajika memu
Jika setepenyiangamemoton
Jika digupertanamsecara me5-10 cm. satu kalidengan ca
Gam
6
ma bukan merupada hampar
gamkan pertumulma. gulma dengan p
an minimal dilakari dan 21–28an dari lahan pe
an ke-2, diikuti ungkinkan.
elah tanaman an, maka penyg gulma.
unakan lahan an kacang hijerata pada permBila populasi gu penyiangan para manual mem
mbar 3. Kondisi s
upakan masalahran lahan. C
mbuhan awal
penyiangan.
kukan dua kali, y8 hari setelah ertanaman.
dengan pengg
berbunga mayiangan dilakuka
sawah bekas jau diberi mulmukaan lahan deulma masih ada,pada fase sebmakai sabit atau
setelah penyiang
h, jerami dapaCara ini lebihdan memetikan
yaitu pada umutanam. Gulma
emburan tanah
asih diperlukanan dengan cara
tanaman padisa jerami padengan ketebalan maka dilakukan
belum berbungacangkul.
gan
t h n
r a
,
n a
, di n n a
7
6. Pengairan
Fase pertumbuhan tanaman yang sangat peka terhadap kekurangan air adalah pada awal pertumbuhan (10–15 HST), saat berbunga (30–35 HST) dan saat pengisian polong (40–45 HST). Dengan demikian pada fase-fase tersebut tanaman perlu diairi apabila hujan sudah tidak turun lagi atau kelembaban tanah tidak mendukung.
7. Pengendalian hama
Pengendalian hama dilakukan berdasarkan pemantauan. Pengendalian hama secara bercocok tanam (kultur teknis)
dan pengendalian secara hayati (biologis) saat ini dilakukan untuk menekan pencemaran lingkungan.
Pengendalian secara kultur teknis antara lain dilakukan dengan penggunaan mulsa jerami, pengolahan tanah, pergiliran tanaman, dan tanam serentak dalam satu hamparan.
Pengendalian secara biologis antara lain dengan penggunaan parasitoid Trichogrammatoidea bactrae-bactrae, Nuclear Polyhidrosis Virus (NPV) untuk ulat grayak Spodoptera litura (SlNPV), dan untuk ulat buah Helicoverpa armigera (HaNPV), serta penggunaan feromonoid seks yang mampu mengendalikan ulat grayak.
8. Pengendalian penyakit
Penyakit utama pada kacang hijau adalah bercak daun (Cercospora canescens), embun tepung (Erysiphe polygoni), dan karat daun (Uromyces sp.).
Pengendalian penyakit tersebut selain menanam varietas tahan dapat juga dengan menggunakan fungisida Benlate atau Dithane.
Waktu pengendalian adalah pada saat tanaman berumur 20, 30, 40, dan 50 hst.
pentindilakudigunPemekegiatkacanpada masa
1. Aw
umur hipokungu.
2. F
berbuberwa
PEME
Benih bermutu,ng dalam produkukan sejak sebelakan), selama
eliharaan mutu tan roguing (m
ng hijau untuk bawal pertumbuhk fisiologis
wal Pertumbu
Roguing pada 7 - 10 hari
otil. Kacang hij. Tanaman deng
Gamba
ase Berbunga
Pada fase ini runga, dan tinggarna hijau akan
8
ELIHARAAN M
, baik mutu fisik ksi tanaman. Pelum tanam (suma di pertana
genetik di pmembuang tipe benih, minimal dhan, pada saat
han
fase awal pertsetelah tanam,
jau hanya memgan warna hipok
ar 4. Warna hipo
roguing didasargi tanaman. Kan mempunyai w
HIJAU
MUTU GENETIK
maupun genetiemeliharaan mutmber benih dan laman, dan spertanaman dila
simpang). Padilakukan tiga kaberbunga 50%,
tumbuhan ini , yang didasark
miliki warna hipokotil menyimpang
okotil kacang hija
rkan pada warnacang hijau yawarna mahkota
K
k memiliki perantu genetik benihlahan yang akansaat prosesingakukan denganada pertanamanali roguing, yaitu, dan pada saa
dilakukan padakan pada warnaokotil hijau dang dibuang.
au
na bunga, umuang hipokotilnya bunga kuning
UNGU
n h n . n n u t
a a n
r a .
Sedangkwarna mpada saamenyimpyang ber
3. Fase
R W
kTd
UyT
ByT
kan yang mempumahkota bunga at bunga menjepang, umur berbrbeda dibuang.
Gambar
e Masak Fisiolo
Roguing pada fasWarna polong mkacang hijau yanTanaman dengdibuang. Ukuran polong, pyang kecil, sertaTanaman denganBentuk polong, pyang agak pipih,Tanaman dengan
K
9
unyai warna hipkuning keungu
elang mekar. Tabunga tidak ber
5. Warna bunga
ogi
se ini didasarkanmasak, terdapatng mencolok yaigan warna po
polong kacang ha ada yang pann ukuran polongpolong kacang h, serta berpinggn bentuk polong
KUNING UN
okotil ungu akaan. Warna ini naman dengan rsamaan, dan tin
a kacang hijau
n pada: t dua warna ptu hitam dan c
olong masak
hijau ada yang bnjang dan ada yg menyimpang dhijau ada yang bgang dan tidak g menyimpang d
GU
n mempunyai terlihat jelas warna bunga nggi tanaman
polong masak coklat jerami. menyimpang
besar dan ada yang pendek. ibuang. bulat dan ada berpinggang. ibuang.
Tega
Umur polongdengan umumenyimpang dTipe tumbuhberhenti sete(pembungaanTanaman den
G
Berpin
Gamba
ak
10
g masak dan tinr masak polondibuang. tanaman, yaelah terbentuk
n masih terusgan tipe tumbuh
ambar 6. Kedud
ggang
ar 7. Bentuk pol
nggi tanaman, tng dan tinggi
itu determinatepolong), dan
s setelah terbh menyimpang d
dukan polong
Tidak be
ong kacang hija
tanaman dengantanaman yang
te (pembungaann indeterminatebantuk polong)dibuang.
erpinggang
au
Menjuntai
n g
n te .
i
11
PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN
Perbaikan mutu benih (fisik, fisiologis, dan mutu genetik) untuk menghasilkan benih bermutu tinggi tetap dilakukan selama penanganan pasca panen. Menjaga mutu fisik dan genetik utamanya dilakukan selama prosesing, sedangkan menjaga mutu fisiologis dilakukan sejak saat panen hingga penyimpanan. Pengelolaan benih dalam rangka mempertahankan mutu fisiologis tidak dapat dilakukan secara parsial (sepotong-sepotong), melainkan harus dilakukan secara simultan (menyeluruh) dan sistematis dengan menerapkan kaidah-kaidah pengelolaan benih secara benar, mulai saat panen hingga penyimpanan.
Yang perlu mendapat perhatian adalah bahwa mutu benih pada awal penyimpanan merupakan syarat penting bagi keberhasilan pengelolaan mutu fisiologis selama penyimpanan. Bagaimanapun idealnya kondisi penyimpanan tidak dapat memperbaiki mutu benih seperti pada awal penyimpanan. Penyimpanan benih secara ideal adalah pada kondisi suhu dan kelembaban ruang simpan yang rendah, yakni suhu sekitar 18 0C dengan kelembaban relatif sekitar 60% (ruangan ber-AC dilengkapi dengan dehumidifier). Namun demikian, penyediaan fasilitas ruang simpan yang ideal di tingkat petani nampaknya masih sulit dilakukan. Oleh karena itu, untuk menanggulangi penyediaan benih bermutu tinggi pada akhir penyimpanan di tingkat petani, teknik sederhana berikut ini dapat diterapkan.
1. Panen
Panen dilakukan bila sekitar 95% polong telah masak, yaitu berwarna coklat jerami atau hitam.
Panen dilakukan dengan cara mengambil polong yang sudah masak.
Polong hasil panen langsung dikeringkan (dihamparkan) di bawah sinar matahari dengan ketebalan sekitar 25 cm selama 1-2 hari (tergantung cuaca) menggunakan alas terpal, plastik, tikar, atau anyaman bambu, hingga kadar air biji sekitar 14%.
2. Pe
3. Pe
Mengingat su(karena kuradiangin-angin
erontokan
Polong kacangPerontokan daSecara umumhati untuk mesebab hal ini maupun vigor
embersihan da
Benih hasil pebiji-biji rusaPembersihan menggunakankipas. Sortasi juga dtidak memilikivarietas. Warn
Gamba
12
ulitnya pengeringngnya sinar mkan dalam kond
g hijau yang teapat dilakukan s, perontokan beenghindari banyakan memperce
r benih.
an sortasi
erontokan diberk akibat sera
dapat dilakun tampi, atau
ilakukan berdasi warna seperti yna biji yang men
ar 8. Kegiatan So
gan polong padmatahari), maka
isi dihampar (tid
lah kering secepsecara manual (genih perlu dilakuyaknya benih p
cepat penuruna
rsihkan dari kotangan hama, kan secara msecara mekanis
sarkan warna bijyang tercantumnyimpang dibuan
ortir kacang hija
da musim hujan polong perlu
dak ditumpuk).
patnya dirontokgeblok). ukan secara hatiecah atau retakan daya tumbuh
oran antara lainkulit polong
manual dengans menggunakan
i, yakni biji yang dalam deskripsng.
au
n u
k.
-k h
n . n n
g si
G
Gambar 9. Raga
13
m warna dan ukkuran biji kacangg hijau
4. Pe
engeringan
Benih yang suhingga menctimbulnya kerproses sortasdikeringkan hsortasi. Pengeringan menggunakanketebalan benLakukan pembmerata. Akhiruntuk menghpanas. Untuk pengeringan ssiang) selamaSetelah dikerinjam ditempatmenyeimbangSetelah itu ba
Gambar
14
udah bersih selacapai kadar airusakan mutu fi, disarankan sehingga kadar a
dilakukan dn alas terpal, nih sekitar 2-3 labalikan setiap 2-ri pengeringan phindari sengatan
mencapai kadasekitar 4 jam se 2-3 hari berturungkan, benih pet teduh (tidak gkan suhu beniru dimasukkan k
10. Proses penterpal
anjutnya segera r 9-10%. Untufisiologis benih etelah perontokair sekitar 10%
di bawah siplastik atau
apis benih. -3 jam agar benpada sekitar pun sinar matahaar air 9-10% dehari (mulai pukut-turut. erlu diangin-angiterkena sinar mih dengan suhuke dalam kemas
ngeringan mengg
dikeringkan laguk menghindarakibat lamanya
an benih segerabaru dilakukan
inar mataharitikar, dengan
nih kering secaraukul 12.00 siangari yang terlaluiperlukan waktukul 8.00 – 12.00
inkan sekitar 0,5matahari) untuku sekitarnyasan benih.
gunakan alas
gi ri a a n
, n
a g u u 0
5 k .
15
5. Pengemasan
Benih dikemas menggunakan bahan kedap udara untuk menghambat masuknya uap air dari luar.
Kantong plastik kapasitas 2 atau 5 kg dengan ketebalan 0,08 mm satu lapis atau 0,05 mm dua lapis cukup untuk digunakan.
Kemasan ditutup rapat dengan cara diikat atau dilaminating.
Penggunaan kaleng/blek bertutup rapat dengan kapasitas 10-15 kg dapat juga digunakan.
6. Penyimpanan
Benih dalam kemasan dapat disimpan di dalam ruangan beralas kayu atau pada rak-rak kayu agar kemasan tidak bersinggungan langsung dengan lantai.
Benih dalam penyimpanan harus terhindar dari serangan tikus ataupun hewan pengganggu lain yang mungkin dapat merusak kemasan maupun benih.
Usahakan menyimpan benih pada ruangan tersendiri (jangan menyimpan benih dalam ruangan bersama pupuk ataupun bahan-bahan lain yang dapat menyebabkan ruangan menjadi lembab).
16