Download - TELUR
BAB IV. TELUR
A. Struktur Telur
Pada dasarnya, struktur telur terdiri dari sel yang hidup, yang
dikelilingi oleh kuning telur sebagai cadangan makanan terbesar. Kedua
komponen ini dikelilingi oleh putih telur yang mempunyai kandungan air
yang tinggi. Hal ini mengakibatkan adanya perbedaan tekanan osmose
antara kuning dan putih telur.
Telur mempunyai struktur yang sangat khas, dan mengandung zat gizi
yang cukup untuk pertumbuhan sel telur yang sudah dibuahi menjadi seekor anak.
Bagian-bagian utama telur adalah putih telur (albumen); kuning telur (yolk), dan
kulit telur (egg shell). Struktur telur dapat dilihat pada Gambar 5. Secara lebih
terperinci struktur telur dapat dibagi menjadi 9 bagian, yaitu :
1. Kulit telur dengan permukaan yang agak berbintik-bintik
2. Membran kulit luar dan dalam yang tipis, terpisah pada ujung yang
tumpul dan membentuk ruang udara
3. Putih telur bagian luar yang tipis dan berupa cairan
4. Putih telur yang kental dan kokoh berbentuk kantung albumen
5. Putih telur bagian dalam yang tipis dan berupa cairan
6. Struktur keruh berserat yang terlihat pada kedua ujung kuning telur,
yang dikenal sebagai khalaza dan berfungsi memantapkan posisi
kuning telur
7. Lapisan tipis yang mengelilingi kuning telur, dan disebut membrane
fitelin
8. Benih atau bastodisc yang terlihat sebagai bintik kecil pada permukaan
kuning telur. Dalam telur yang terbuahi, benih ini berkembang
menjadi anak ayam
9. Kuning telur, yang terbagi menjadi kuning telur berwarna putih
berbentuk vas, bermula dari benih ke pusat kuning telur, dan kuning
telur yang berlapis yang merupakan bagian terbensar (Buckle et al.,
1987).
41
Gambar 5. Bagian-bagian telur
Bagian luar telur terdiri dari kerabang (kulit kasar, cangkang),
selanjutnya putih telur dan kuning telur di tengah-tengah. Perbandingan berat
antara kulit telur, putih telur dan kuning telur pada telur ayam umumnya sekitar
12,3 : 55,8 : 31,9 persen. Sedangkan pada telur bebek 12,0 : 52,6 : 35 :4 persen.
Kuning telur terletak di bagian pusat diikat kuat oleh bagian putih telur
oleh lapisan khalaza. Pada bagian yang tumpul dari isi telur terdapat rongga
udara/kantung udara (air cell), rongga ini berfungsi sebagai tempat persediaan
udara sewaktu embrio bernafas. Embrio terletak tepat di belakang kantung
udara..
1. Kulit Telur
Kulit telur terdiri dari 94 – 97 % kalsium karbonat, sedangkan sisanya
berupa bahan organik dan pigmen. Di seluruh bagian kulit telur terdapat banyak
pori-pori dengan ukuran yang berbeda-beda. Umumnya pada setiap cm2 kulit
telur terdapat 7500 buah pori-pori dengan penyebaran yang berbeda-beda. Pori-
pori telur ayam mempunyai ukuran lebar sekitar 9 - 38 mikron dan panjang sekitar
14 - 54 mikron.
Kulit telur merupakan bahan alami yang dapat melindungi telur dari
masuknya bakteri, tetapi karena kulit telur berpori maka hal ini tidak menjamin
bahwa telur akan bebas dari kontaminasi bakteri. Adanya membran pada telur
(shell membran), empat lapis putih telur (the four layers of the white) dan
membran kuning telur (yolk membrane) atau disebut pula dengan vitelline dapat
42
mencegah bakteri menembus kuning telur, dimana kuning telur ini merupakan
media yang cocok untuk pertumbuhan bakteri
Kulit telur terdiri dari 4 bagian utama pembentuk kulit, yaitu kutikula,
lapisan bunga karang, lapisan mamila dan lapisan membrana.
1. Kutikula merupakan lapisan paling luar yang menyelubungi seluruh
permukaan kulit telur. Lapisan ini sangat tipis, berkisar antara 3 - 10
mikron. Bahan atau zat yang membentuk lapisan ini adalah zat protein
kreatin yaitu mucin. Permukaan kulit terlihat agak berbintik-bintik.
Lapisan kutikula yang melapisi permukaan telur ini, tanpa ada pori-pori
yang terbuka tapi sifatnya bisa dilalui gas, sehingga keluarnya uap air dan
gas CO2 dari isi telur masih bisa terjadi.
2. Lapisan Bunga Karang atau calcareus merupakan bagian terbesar dari
lapisan kulit telur, letaknya di bawah kutikula. Lapisan ini terdiri dari
protein serabut yang berbentuk anyaman dan lapisan kapur yang terdiri dari
senyawa kalsium karbonat (CaCO3) dan kalsium fosfat (Ca3(PO4)2),
magnesium karbonat (MgCO3) dan magnesium fosfat (Mg3(PO4)2).
Apabila lapisan ini dihilangkan bagian kapurnya (caranya dengan
menambahkan asam kuat), maka akan terlihat suatu bentuk anyaman
seperti bunga karang, sehingga lapisan ini disebut lapisan bunga karang.
3. Lapisan Mamila merupakan lapisan ketiga dari kulit telur yang terdiri
dari lapisan berbonggol-bonggol berbentuk kerucut dengan penampang
bulat atau lonjong. Lapisan ini sangat tipis, tebalnya kurang lebih
sepertiga dari lapisan seluruh kulit dan terdiri dari bagian protein anyaman
dan mineral.
4. Lapisan membrana merupakan bagian lapisan kulit telur yang terdalam,
terdiri dari dua lapisan selaput yang berbentuk seperti kertas perkamen.
Lapisan ini menyelubungi seluruh isi telur, tebalnya sekitar 65 mikron
yang terbuat dari keratin. Semakin ke arah bagian yang tumpul semakin
menebal. Lapisan membrana yang melekat pada lapisan mamilla lebih tebal
dibanding lapisan membrana di bawahnya yang berhubungan dengan putih
telur. Segera setelah dikeluarkan oleh induknya, telur mengalami
pendinginan dan kehilangan gas serta air yang menyebabkan pengkerutan.
43
Pada saat ini, terjadi pemisahan kedua lapisan membrana sehingga
terbentuk ruang udara. Sesaat setelah ditelurkan, besarnya ruang udara
kira-kira 1/8 inci dan terus bertambah besar seiring dengan semakin
lamanya waktu penyimpanan yang menyebabkan kehilangan air dan CO2.
Besarnya ruang udara tersebut dipakai sebagai atribut mutu telur.
2. Putih Telur
Putih telur terdiri dari empat lapisan. Lapisan luar terdiri dari cairan
kental yang banyak mengandung serat-serat musin. Lapisan tengah merupakan
anyaman musin setengah padat. Lapisan ketiga merupakan cairan yang lebih
encer, sedangkan khalazifera berbentuk serat-serat musin yang terjalin seperti
anyaman tali dan membatasi antara putih dan kuning telur, berfungsi untuk
menahan kuning telur agar tetap pada tempatnya. Putih telur bersifat lebih
alkalis dengan pH sekitar 7,6. Komponen utama dari putih telur adalah
protein, sedangkan lemak terdapat dalam jumlah kecil. Protein putih telur
utama terdiri dari ovalbumin, conalbumin, ovomucoid, lizozime, dan globulin.
Senyawa antimikroba yang terdapat pada telur adalah lizozime, conalbumin,
dan ovoinhibitor yang berfungsi untuk membantu memperlambat proses
kerusakan telur.
3. Kuning Telur
Kuning telur merupakan bagian terpenting pada telur, karena kuning
telur mengandung zat bergizi tinggi untuk menunjang kehidupan embrio.
Bentuk kuning telur hampir bulat, terletak ditengah-tengah dan berwarna
jingga atau kuning. Pigmen pemberi warna kuning terdiri dari kriptoxantin,
xantofil, karoten dan lutein.
Kuning telur terbungkus oleh selaput tipis, kuat dan elastis yaitu
“membran vitelin” dengan ketebalan sekitar 24 mikron, terbuat dari protein musin
dan keratin. Di samping itu, kuning telur tersusun dari lapisan-lapisan putih dan
kuning, biasanya berjumlah 6 lapisan berselang-seling dengan lapisan kuning
yang lebih lebar.
Pada bagian pusat kuning telur terdapat bagian yang berwarna putih yang
disebut “latebra” dengan diameter sekitar 6 mm dan jumlahnya 0.6 % dari
44
seluruh kuning telur. pH kuning telur sekitar 6.0, lebih asam dibandingkan putih
telur. Pada kuning telur yang baru ditetaskan, kita dapat melihat dengan jelas
membran vitelin, benih/bastodisc dan membran khalaza (Gambar 6).
Gambar 6. Telur yang baru keluar dari induk ayam
B. Bentuk dan Ukuran Telur
Bentuk telur unggas bermacam-macam, umumnya berbentuk hampir
bulat sampai lonjong. Perbedaan bentuk ini terjadi karena adanya berbagai
faktor yang mempengaruhi antara lain sifat turun temurun, umur unggas saat
bertelur, serta sifat-sifat fisiologis yang terdapat dalam tubuh induk. Biasanya
bentuk telur dinyatakan dalam indeks perbandingan antara lebar dan panjang
dikalikan 100. Telur dari unggas yang berbeda menghasilkan ukuran yang
berbeda pula. Umumnya telur bebek lebih besar dan lebih berat dari telur ayam.
Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain jenis unggas, umur, perubahan
musim sewaktu unggas bertelur, sifat keturunan, umur pembuahan, berat
tubuh induk dan pakan yang diberikan. Ukuran-ukuran telur dapat dilihat
pada gambar 7.
Gambar 7. Ukuran telur : Medium, large dan Extra Large
45
Membran vitelin
Benih/bastodisc
Membran khalaza
C. Komposisi Kimia Telur
Telur merupakan salah satu produk peternakan yang memberikan
sumbangan besar bagi tercapainya kebutuhan gizi masyarakat. Selain
mudah didapat, harga telur relatif terjangkau dan dapat diolah menjadi
hidangan yang lezat. Dari sebutir telur akan diperoleh gizi yang cukup
sempurna karena mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap dan bersifat
mudah dicerna. Komposisi kimia telur dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Komposisi kimia telur
Komponen Telur utuh (%) Putih telur (%) Kuning telur (%)Air 37.0 87.6 51.1Protein 12.9 10.9 16.0Lemak 11.5 - 30.0Karbohidrat 1.1 1.1 1.1Karbohidrat bebas 0.3 0.4 0.2Abu 1.0 0.7 1.7
1. Kandungan Protein
Mutu suatu protein pada bahan pangan ditentukan oleh daya cernanya
serta jumlah dan komposisi asam amino esensial penyusunnya. Protein telur
bermutu tinggi dan bersifat mudah dicerna, sehingga sangat baik dikonsumsi
oleh anak-anak yang sedang tumbuh, ibu hamil dan menyusui, bahkan telur
juga dianjurkan untuk diberikan pada orang yang sedang sakit untuk
mempercepat proses penyembuhannya. Komposisi asam amino esensial telur
ayam ras dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Kandungan asam amino esensial telur ayam ras per 100 g
No. Asam amino esensial Telur ayam ras (mg)1. Isoleusin 4862. Leusin 9043. Lisin 7444. Metionin 2845. Fenilalanin 7446. Treonin 5237. Triptofan 1508. Valin 677
46
2. Kandungan Lemak
Hampir semua lemak di dalam telur terdapat pada bagian kuning telur,
yaitu mencapai 30 %, sedangkan pada putih telur hanya terdapat 0.03 %. Satu
butir telur mengandung kira-kira 6 g lemak yang bersifat mudah dicerna.
Mengingat kandungan terbanyak pada kuning telur adalah lemak, maka kuning
telur merupakan sumber lemak. Komposisi lemak pada kuning telur yaitu 65.5%
trigliserida, 28,3% fosfolipid dan 5.2% kolesterol. Komposisi fosfolipid kuning
telur terdiri dari 73% fosfatidilkolin, 15% fosfatididiletanolamin, 5.8%
lisofosfatidilkolin, 2.5% sfingomielin, 2.1% lisofosfatidiletanolamin, 0.9%
plasmalogen dan 0.6% inositol fosfolipid, sedangkan asam lemak pada kuning
telur terdiri dari asam palmitat, asam oleat dan asam linoleat.
Kolesterol digunakan untuk membentuk garam-garam empedu yang
diperlukan untuk pencernaan lemak yang berasal dari makanan. Selain itu
kolesterol juga diperlukan sebagai komponen pembentukan hormon seksual
seperti testosteron dan hormon adrenalin. Fungsi trigliserida dan fosfolipid
umumnya bagi tubuh adalah sebagai sumber energi, dimana 1 g lemak
menghasilkan energi sebesar 9 kilokalori. Lemak dalam telur berbentuk emulsi
(bergabung dengan air) sehingga menjadi lebih mudah dicerna baik oleh bayi,
anak-anak, dewasa maupun golongan lanjut usia.
3. Kandungan Vitamin dan Mineral
Telur mengandung semua vitamin, kecuali vitamin C dan K. Telur
merupakan sumber vitamin D alami kedua terbesar setelah minyak hati ikan hiu.
Oleh karena itu maka telur sangat baik untuk pertumbuhan tulang anak-anak.
Kandungan vitamin dan mineral telur utuh dapat dilihat pada Tabel 14.
Selain kandungan gizi yang sangat menguntungkan tersebut, secara
alami telur juga mengandung bakteri Salmonella, terutama pada bagian putih
telur. Selama telur berada dalam keadaan utuh, bakteri ini tidak dapat
berkembang. Akan tetapi ketika membran dari putih telur mulai melemah, maka
bakteri Salmonella dapat menembus membran kuning telur. Karena kandungan
nutrisi pada kuning telur tinggi, maka Salmonella akan memperbanyak diri,
terutama terjadi bila telur disimpan pada ruang yang relatif hangat.
47
Bakteri Salmonella dibawa oleh induk ayam. Dengan berjalannya waktu,
maka putih telur akan semakin encer, akibatnya bakteri Salmonella dapat
menembus membran kuning telur (lapisan dalam putih telur yang tipis akan
pecah) dan bakteri bisa masuk ke dalam kuning telur, selanjutnya bakteri akan
berkembang dalam kuning telur. Kejadian serupa juga bisa terjadi bila pada
bagian kulit telur yang kotor (terkena kotoran ayam) dan tidak dibersihkan
sebelum disimpan, atau pada telur yang retak selama penyimpanan, begitu pula
pada telur yang sudah pecah dan dibiarkan terbuka pada suhu kamar dan tidak
segera digunakan atau dibuang. Bahkan telur yang sudah pecah tersebut dapat
merupakan sumber kontaminan. Karena itu sejak dari pengumpulan telur perlu
dilakukan pemisahan antara telur yang retak, telur pecah dan telur yang terkena
kotoran ayam harus dipisahkan. Telur yang disimpan pada suhu 30 0C dalam
waktu 6 jam, setelah Salmonella menembus membran kuning telur jumlah
Salmonella pada telur tersebut dapat mencapai lebih dari 200.000.
Tabel 14. Kandungan vitamin dan mineral telur
No. Vitamin Jumlah No. Mineral Jumlah1. Vitamin A 590 IU 1. Kalsium 0.027 g2. Vitamin D 25 IU 2. Fosfor 0.1 g3. Vitamin E 1 IU 3. Iodin 1.15 mg4. Folacin 2.5 g 4. Besi 5.5 mg5. Thiamin 0.055 mg 5. Magnesium 0.7 mg6. Riboflavin 0.15 mg 6. Zink 66 mg7. Niacin 0.05 mg 7. Natrium 76 mg8. B6 0.13 mg9. B12 0.14 µg10 Biotin 10 µg11. Asam pantptenat 0.18 mg
4. Perubahan-Perubahan Telur
Secara umum, perubahan-perubahan yang terjadi selama penyimpanan
telur utuh adalah :
1. Berkurangnya berat, terutama disebabkan karena hilangnya air dari
albumen tetapi sebagian juga karena kehilangan CO2, NH3, N2, dan H2S
2. Pertambahan ukuran ruang udara. Karena air hilang, volume uang
udara bertambah
3. Penurunan berat jenis karena bertambah besarnya ruang udara
48
4. Bercak-bercak pada permukaaan kulit telur karena penyebaran air yang
tidak merata
5. Penurunan jumlah putih telur tebal karena serat glikoprotein ovomucin
pecah
6. Penambahan ukuran kuning telur karena perpindahan air dari albumen
ke kuning telur sebagai akibat perbedaan tekanan osmose
7. Perubahan cita rasa
8. Kehilangan karbondioksida
9. Kenaikan pH, terutama dalam albumen yang meningkat dari kira-kira
pH 7 sampai 10 atau 11 sebagai akibat hilangnya CO2.
Telur normal yang baru keluar dari tubuh induknya mempunyai mutu
yang terbaik. Hal ini disebabkan keadaan kulit telur, besarnya ruang udara,
kondisi putih telur dan kuning telur serta lembaga masih dalam keadaan
normal. Semakin lama umur penyimpanan, mutu telur akan semakin menurun,
karena terjadinya perubahan beberapa sifat kimia serta sifat fisik telur yang
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan tempat telur berada.
Perbedaan kondisi lingkungan di dalam tubuh induk dengan lingkungan
di luar tubuh induk menyebabkan berbagai perubahan pada telur. Alat
reproduksi induk mempunyai kelembaban yang tinggi dengan suhu yang
hangat, sedangkan kondisi lingkungan di luar tubuh induk mempunyai keadaan
yang lebih kering dan suhu yang lebih rendah. Terjadinya ruang udara dan
pemisahan membran kulit luar dan dalam disebabkan perubahan suhu tersebut.
Besarnya ruang udara dipakai sebagai atribut mutu telur.
Permukaan kulit mula-mula diselimuti oleh cairan mukosa yang kental.
Pada saat peneluran terjadi pengeringan mukosa tersebut. Pada saat masih
basah mukosa mampu melindungi telur dari penetrasi air, gas dan bakteri
melalui kulit.
Putih telur selama penyimpanan dapat mengalami berbagai perubahan
yang disebabkan oleh fisiko kimia telur. Kehilangan CO2 melalui pori-pori
kulit dari albumen menyebabkan perubahan fisik dan kimia. Selama beberapa
jam pertama setelah ditelurkan kehilangan CO2 sangat banyak dan di dalam
49
albumen terkandung juga asam karbonat dalam keseimbangan dengan jumlah
CO2.
Air dan albumen selain diserap oleh kuning telur, juga diupkan dari
albumen melalui pori-pori kulit, oleh sebab itu konsentrasi albumen menjadi
lebih tinggi. Keadaan demikian ini menyebabkan pergerakan air kembali dari
kuning telur ke dalam albumen.
Perubahan bentuk fisik kuning telur mempengaruhi keadaan kualitas
kuning telur. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan cara peneropongan
(candling). Telur yang masih baik keadaan letak kuning telur masih ditengah,
dengan pertambahan umur simpan letak kuning telur akan bergeser dari pusat
dan kemungkinan dapat sampai menempel pada kulit telur.
Warna kulit telur tidak menentukan kualitas telur. Untuk mengetahui tingkat
kesegaran telur, dapat dilakuakan dengan cara berikut ini.
1. Sediakan gelas yang dasarnya bergaris tengah agak lebar. Masukkan telur
ke dalamnya dan lihat posisi telur setelah sampai di dasar.
2. Bila posisi telur terbaring sempurna di dasar gelas (tenggelam), maka
menunjukkan bahwa usia telur sangat baru (gambar 8A).
3. Bila sebagian telur berdiri (melayang), menunjukkan telur sudah agak
lama (diperkirakan umur satu minggu (gambar 8B).
4. Bila telur berdiri tegak (mengapung), menunjukkan umur telur sudah lama
(antara 2 - 3 minggu) seperti pada gambar 8C.
A B C
Gambar 8. Cara mendeteksi kesegaran telur (utuh)
Selain dengan cara diatas, untuk mengetahui kesegaran telur dapat juga
dengan cara diteropong menggunakan sinar matahari atau lampu (Gambar 9).
Peneropongan ini juga dapat memisahkan telur retak atau telur yang mengandung
bahan lain di bagian dalam, seperti noda yang menyerupai darah. Berikut ini
50
menunjukkan teknik meneropong telur dengan menggunakan lampu. Untuk
meneropong telur, maka bagian telur yang lebih besar ditempelkan pada lampu,
karena rongga udara telur terletak pada bagian tersebut.
Pada saat meneropong telur akan terlihat bagian dari : rongga udara telur,
putih telur dan kuning telurnya. Sedangkan untuk mengetahui retak atau tidaknya
telur dengan mengamati ada atau tidaknya garis putih pada permukaan kulit telur.
Bila ada garus putih, maka menunjukkan bahwa telur tersebut retak.
Gambar 9 . Teknik meneropong telur
Kesimpulan :
1. Sruktur telur terdiri atas kulit, putih telur (albumen), dan kuning telur
(yolk)
2. struktur telur terdiri dari sel yang hidup, yang dikelilingi oleh kuning
telur sebagai cadangan makanan terbesar. Kedua komponen ini
dikelilingi oleh putih telur yang mempunyai kandungan air yang
tinggi.
51