Download - [Template Laporan Tubes] Studium Generale
PERBANKAN SYARIAH SEBAGAI SOLUSI
TUGAS BESAR STUDIUM GENERALE
Disusun oleh:
Aneta Indra 1101130133
Dandy Fatturrakhman 1101130306
Nadiya Ibrahim 1101134440
Nama Anggota 3 NIM Anggota 3
Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi
Fakultas Teknik Elektro
Universitas Telkom
2015
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Tujuan................................................................................................................1
1.3 Rumusan Masalah..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
2.1 Pengertian Umum...............................................................................................2
2.2 Pembahasan Tema..............................................................................................2
2.3 Studi Kasus........................................................................................................2
BAB III PENUTUP...........................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA
i
DAFTAR GAMBAR
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usaha pembentukan sistem perbankkan syariah didasari oleh larangan
dalam agama islam untuk memungut maupun meminjam dengan bunga atau yang
disebut dengan riba serta larangan investasi untuk usaha-usaha yang
dikategorikan haram (misal: usaha yang berkaitan dengan produksi
makanan/minuman haram, usaha media yang tidak islami dll), dimana hal ini
tidak dapat dijamin oleh sistem perbankan konvensional. Dinamika kesadaran
umat Islam untuk mengamalkan ajaran dan menerapkan sistem Islam secara
menyeluruh tampaknya sudah mulai menunjukkan adanya peningkatan,
khususnya dalam bidang ekonomi. Ekonomi dan keuangan Islam sudah mulai
memperlihatkan prospeknya sebagai suatu alternatif baru yang diambil dari
ajaran Islam. Pada tahun 1970 dan 1980-an di Timur Tengah serta negara-
negara muslim lainnya telah dimulai kajian-kajian ilmiah tentang ekonomi dan
keuangan Islam yang berbuah terbentuknya sebuah lembaga keuangan Islam
internasional yakni Islamic Development Bank (IDB), yaitu bank pembangunan
seperti Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia - pada tahun 1975 yang
berkedudukan di Jeddah, yang kemudian diikuti oleh pendirian bank-bank Islam
lainnya di Timur Tengah. Di Indonesia sendiri, Bank syariah yang pertama baru
didirikan sekitar tahun 1991 dan baru beroperasi pada pertengahan tahun 1992 .
Dengan melihat perkembangan bank syariah, sepertinya keinginan umat untuk
menjalankan kehidupan bisnis dan transaksinya dalam lingkup yang lebih luas
yang sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran Islam sudah memiliki sarana yang
tepat. Namun, diakui atau pun tidak, pengetahuan umat tentang bank syariah
masih terbatas dan tidak merata. Masih banyak yang tidak mengenal apa itu bank
syariah atau bahkan masih adanya anggapan yang keliru bahwa bank syariah
adalah bank konvensional yang berbaju syariah.
Oleh karena itu, kami ingin megulas tentang bank syariah agar pemahaman
tentang bank syariah menjadi lebih terbuka.
4
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yakni:
a) Memahami dan mengetahui apa itu perbankan syariah
b) Memahami fungsi perbankan syariah
c) Menjabarkan produk dari bank syariah
d) Menjelaskan dan memahami bahwasanya perbankan syariah itu sebagai
solusi.
1.3 Rumusan Masalah
Makalah ini dijabarkan dari rumusan masalah sebagai berikut:
a) Apakah yang dimaksud dengan perbankan syariah atau pengertian bank
syariah?
b) Fungsi perbankan syariah
c) Produk-produk perbankan syariah
d) Apakah perbankan syariah dapat menjadi solusi?
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Umum
Pengertian bank menurut UU No 7 tahun 1992 adalah badan usaha
yang menghimpun dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak. Istilah Bank dalam literatur Islam tidak dikenal.
Suatu lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan
kembali ke masyarakat, dalam literature Islam dikenal dengan istilah baitul
mal atau baitul tamwil. Isitilah lain yang digunakan untuk sebutan Bank
Islam adalah Bank Syariah. Secara akademik, istilah Islam dan Syariah
memang mempunyai pengertian berbeda. Namun secara teknis untuk
penyebutan Bank Islam dan Bank Syariah mempunyai pengertian yang
sama. Dalam Undang-Undang No 10 Tahun 1998 disebutkan bahwa Bank
Umum merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syari’ah yang dalam kegiatannya
5
memberikan jasa dalam lalu litas pembayaran . Lebih lanjut dijelaskan
bahwa prinsip syari’ah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam
antara bank dan pihak lain untuk menyimpannya, pembiayaan atau
kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syari’ah. Berdasarkan
rumusan masalah tersebut, Bank Syari’ah berarti bank yang tata cara
operasionalnya didasari dengan tatacara Islam yang mengacu kepada
ketentuan Al-Quran dan Al Hadist.
2.2 Pembahasan Tema
Bank Syariah Sebagai Solusi
Pada Bank Konvensional, mereka menerapkan sistem keuntungan
(bunga), atau sering disebut dengan riba. Riba ada dua macam yaitu :
1. Riba nasiah
Riba nasiah adalah pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang
yang meminjamkan.
2. Riba fadhi
Riba fadhi adalah penukaran suatu barang dengan barang yang
sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya karena orang yang
menukarkan mensyaratkan demikian, seperti penukaran emas
dengan emas,padi dengan padi dan sebagainya.
Keuntungan (bunga) yang dimaksud adalah keuntungan yang berlipat
ganda dan umum terjadi dalam masyarakat zaman dahulu. kegiatan seperti
inilah yang membuat keterpurukan ekonomi secara hakekatnya, walaupun
dalam penilaian banyak orang tidak seperti itu tetapi ketika kita menilik jauh
tentang hal ini maka kita akan tau bagaimana dampak sistem ribawi
terhadap kemajuan ekonomi.
Perbankan Islam adalah bentuk layanan keuangan beretika dan
bermoral yang prinsip dasarnya bersumber dari Syariah (ajaran islam).
Elemen penting dari Syariah adalah larangan terhadap bunga (Riba), baik
6
nominal, sederhana atau bunga berbunga, berbunga tetap maupun berbunga
mengambang. Elemen lainnya mencakup penekanan pada kontrak yang adil,
keterkaitan antara keuangan dengan produktivitas, keinginan untuk
membagi keuntungan dan larangan terhadap judi serta berbagai
ketidakpastian lainnya. Dalam dunia perbankan yang semakin kompetitif,
insentif yang mana hal ini sudah menjadi kebijakan dari bank yang
bersangkutan. Hal ini dilakukan dalam upaya merangsang semangat masya-
rakat dalam menabung dan sekaligus sebagai indikator kesehatan bank. pada
masa krisis seperti ini jelas tidak memungkinkan adanya dukungan terhadap
pola pengembangan ekonomi kerakyatan yang menjadi issu panas pada saat
itu. Sehingga diperlukan sebuah perangkat baru dalam hal lembaga
keuangan bagi masyarakat kita yang tentunya bukan berupa sistem bunga
(capital),dan sebagai salah satu dari pengobatan alternatif bagi
perekonomian dunia dan Indonesia khususnya yang sedang sakit, yaitu
sistem bagi hasil (murabahah) dan system system yang lain yang dikenalkan
oleh perbankan syariah.
Keunggulan sistem perbankan syari’ah ini membawa dampak positif
bagi perkembangan ekonomi syariah (Islam) di Indonesia, selain memicu
lahirnya bank-bank baru dengan sistem syariah, juga banyak perbankan
konvensional yang membuka cabang syariah, bahkan beberapa bank
konvensional melakukan konversi total kesistem syari’ah.
Perbankan syariah sebagai alternatif dari dari sistem perbankan
konvensional yang diharapkan dapat menggerakkan sektor riil (moneter
based economy).karena itu perbankan syariah memerlukan pengaturan
khusus. Aturan tersebut harus dapat menampung berbagai kepentingan tidak
saja umat Islam, tetapi juga non Muslim karena perbankan syariah bersifat
universal. Dan perbankan syariah adalah industri yang masih berubah,
berkembang dan tumbuh. Berawal dari bank komersial ke transaksi
sindikasi serta permodalan, dan saat ini, ke penerbitan hutang dan produk
terstruktur. Tahap awal, pertumbuhan industri merupakan cerminan dari
pertumbuhan ekonomi di negara-negara Islam, yang terutama didorong oleh
kekayaan dari hasil minyak. Hal ini menciptakan tumbuhnya segmen kelas
7
menengah dan menjadikan perbankan sebagai jasa yang diperlukan oleh
kelompok masyarakat yang lebih luas. Meningkatnya pengetahuan
mengenai perbankan Islam telah mendorong konversi dari perbankan
konvensional dan tingginya tingkat pertumbuhan (15-20% di pasar utama).
Mengapa perbankan syariah dapat disebut sebagai salah satu solusi
yang signifikan? dapat kita gambarkan bahwa :
1. Sistem bagi hasil terbukti lebih kenyal dan tangguh dalam
menghadapi goncangan krisis moneter;
2. Secara sosiologis mayoritas perbankan syariah berada di Negara
muslim yang mayoritas berpenduduk muslim khususnya penduduk
Indonesia yang mayoritas muslim muslim;
3. Secara teologis, implementasi sistem syari’ah merupakan realisasi
komitmen seorang mukmin kepada ajaran Islam;
4. Secara bisnis pragmatis lebih menguntungkan, khususnya
penduduk Indonesia yang mayoritas muslim.
Wacana menyangkut peran perbankan Syari’ah dalam pemberdayaan
ekononomi di Indonesia ada sudah semenjak lama, namun mulai mengalami
perkembangan pesat baru sekitar tahun sembilan puluhan, yaitu pasca
berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI), yang kemudian diikuti pula
dengan berdirinya Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah (BPRS) di beberapa
daerah.
Semenjak itu keberadaan lembaga-lembaga ekonomi dan keuangan
yang sistem operasionalnya didasarkan kepada hukum syari'ah menjadi
trend tersendiri dalam menjawab tantangan ekonomi kerakyatan. kelebihan
bank syariah dibandingkan bank konvensional. adalah perbankan syariah
memiliki karakteristik unik yaitu berperan dalam mendukung sektor sosial
disamping fungsi utamanya sebagai lembaga komersial. Karenanya wajar
jika banyak pihak menunggu kontribusi perbankan syariah dalam ikut
mengentaskan penduduk miskin. Industri perbankan Syariah saat ini bernilai
ratusan miliar dolar, dan terdiri dari lebih dari 300 lembaga keuangan baik
di dalam maupun di luar negara Islam. Merupakan hasil dari upaya kolektif
para bankir, ahli ekonomi serta ahli-ahli hukum Islam selama beberapa
8
dekade untuk mengembangkan solusi keuangan yang memenuhi nilai
religius kaum Muslim berdasarkan peraturan agama Islam.
Industri ini (perbankan syariah) relatif masih muda dan berkembang,
serta terus berubah dan meluas baik secara finansial maupun geografis.
Sifatnya murni dan berfokus pada masyarakat; melayani Muslim baik di
lingkungan mayoritas Muslim maupun di lingkungan kaum muslim
minoritas di negara non-Muslim. Lebih lanjut, terdapat paradigma umum
individu dan masyarakat non-Muslim yang mencari solusi keuangan yang
beretika juga tertarik pada perbankan Islam.
Para pemuka agama Islam (ulama) sebagai perwakilan umat selalu
berkeinginan untuk membentuk suatu sistim perbankan yang berbasis
syariah karena sistim ini sangat cocok dan mempunyai pangsa pasar yang
besar, dengan latar belakang besarnya umat Islam di negeri ini. Bank
dengan sistim syariah tidak mengenal bunga dalam proses operasionalnya,
tetapi dengan sistim bagi hasil dan mengedepankan kesejahteraan.
Majelis Ulama Indonesia maupun ormas-ormas Islam berusaha untuk
merumuskan sistim ini, baik melalui seminar maupun simposium. Sekitar
tahun 1988-1989, lahirlah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) terutama di
Pulau Jawa sebagai jawaban atas wacana ini. Namun kurang menggema
karena keterbatasan kemampuan baik pemodal maupun manajemen
sehingga tidak mampu berkembang sebagaimana diharapkan.
Waktu terus berjalan, akhirnya awal tahun 1991 Majelis Ulama
Indonesia memprakarsai lahirnya sebuah bank yang berbasis syariah, dan
didukung oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yaitu Bank
Muamalat Indonesia (BMI). Dengan lahirnya Bank Muamalat, maka umat
Islam sudah mempunyai suatu wadah yang sesuai dengan keinginan dimana
bank yang bebas riba. Masyarakat waktu itu sangat antusias untuk
menabung bahkan non muslim pun ikut tergiur dan sampai saat ini Bank
Muamalat Indonesia telah menjadi bank syariah nomor satu di Indonesia.
Melihat tingkat pertumbuhan bank dengan sistim syariah dan prospek
yang sangat menjanjikan untuk masa akan datang, banyak bank-bank
konvensional tertarik menjalankan sistim syariah. Diantaranya Bank
9
Mandiri, Bank BRI, Bank BNI, Permata Bank, dan lain-lain. Ini sungguh
sangat menggembirakan karena sistim perbankan syariah lebih menjanjikan
kesejahteraan dan stabilitas pasar. Beda dengan sistim bank konvensional
yang selalu tergantung tingkat bunga pasar.
Bank syariah bukan hanya diperuntukkan buat umat Islam saja tetapi
terbuka untuk umum, karena yang beda hanya sistim. Namun untuk saat ini
bank sistim syariah tidak 100% dapat dikatakan murni syariah. Masih
banyak hal-hal yang belum jelas dalam proses pelaksaannya, misalnya bank
syariah sangat menentukan besarnya agunan untuk suatu kredit, yang
seharusnya ini tidak terjadi tetapi harus didasarkan bahwa tingkat
kepercayaan bank kepada nasabah. Bank dalam menyalurkan kredit harus
membina dan mendidik nasabah sehingga nasabah dan bank menjadi satu
kesatuan untuk mencapai kesejahteraan. Bila ini yang dipraktekkan maka
banyak umat Islam yang mampu untuk berusaha dan mandiri. Sekarang
umat Islam hanya bisa menikmati tempat menabung tanpa riba namun tidak
banyak yang mampu memanfaatkan fasilitas bank yang tersedia karena
terkendala agunan.
Kita berharap kepada pemerintah sebagai penanggungjawab dalam
pelaksanaan bank sistim syariah dapat mempermudah dalam penyaluran
kredit khususnya untuk umat Islam. Ini akan mendorong umat Islam untuk
berusaha dan tentu akan tercipta lapangan kerja baru yang mampu
menurunkan angka pengangguran serta kemiskinan. “Jangan menyajikan
kue dengan aroma yang harum dan lezat tetapi tidak mampu untuk
dinikmati”.
Suatu kenyataan bahwa walaupun MUI telah mengeluarkan fatwa
haram terhadap bunga bank, masih banyak umat Islam yang bersikap apriori
atau nyantai dalam menanggapi fatwa tersebut. Sebagai bukti pada
kenyataan di atas adalah tidak terjadinya rush (penarikan dana besar-
besaran) pada bank-bank konvensional pasca fatwa tersebut dikeluarkan.
Kini saatnya kita introspeksi diri terhadap muamalah yang selama ini
kita lakukan dengan bank konvensional. Marilah kita mengenal sebagian
konsep Islam tentang keuangan yakni Bank Syariah.
10
Bank Syariah Sebagai Solusi Dan Pilihan Tepat Dimasa Kini Dan Masa Mendatang
Nama syariah merupakan nama yang berasal dari bahasa arab dengan
makna bahwa sistem yang digunakan berprinsip pada aturan- aturan islam.
Pada dasarnya sistem syariah diterapkan di Indonesia, karena mayoritas
penduduk Negara ini adalah muslim. Dengan adanya bank syariah mobilitas
sistem perbankan di Indonesia sejalan dengan budaya masyarakat Indonesia.
Apalagi setelah dikeluarkanya fatwa majelis ulama Indonesia (MUI) tahun
2003 dan pendapat ulama dunia yang menfatwakan haram atas suku bunga,
maka bank syariah sebagai tempat singgah yang tepat dan aman bagi warga
Indonesia.
Kedepan pemerintah perlu memberikan perhatian besar kepada bank
syariah karena sejarah telah mencatat bahwa ekonomi syariah tetap stabil
dalam keadaan ekonomi yang tidak stabil. Kondisi ini dapat kita lihat pada
tahun 1997 saat keadaan Indonesia mengalami krisis, pada November 1997
telah ada 16 bank bermasalah yang dicabut izin usahanya dan dilikwidasi
dan disusul akhir September 1998 ada 55 bank bermasalah semuanya bank
konvensional terdiri dari 10 bank termasuk katagori bank beku operasi
(BBO), 5 bank termasuk katagori bank yang dikuasai Pemerintah (BTO),
dan 40 bank termasuk katagori bank dibawah pengawasan BPPN.
Sedangkan untuk perbankan syariah dapat kita buktikan, ditengah-tengah
krisis ekonomi 1997 tersebut tidak ada satu bank syariah yang terkena
dampaknya. Sebaliknya, laporan keuangan salah satu bank syariah pada saat
itu, menunjukan kinerja terbaiknya dengan peningkatan laba bersih
mencapai 134%, peningkatan asset sebesar 14 % dari 515,5 milyar rupiah
pada tahun 1996 menjadi 588,5 milyar rupiah pada tahun 1997, dan semakin
mantapnya kepercayaan masyarakat yang dapat dilihat dari peningkatan
simpanan dana masyarakat sebesar 11 %.(A, karnaen, 2008).
Gubernur Bank Indonesia pernah berpidato di Sidang Tahunan Dewan
Gubernur IDB ke-24 tanggal 3 November 1999 mengatakan bahwa
11
kebijakan pada perbankan syariah lebih dianjurkan, karena apapun keadaan
ekonomi dimassa sekarang maupun mendatang dimana kestabilan ekonomi
tidak dapat ditentukan, maka bank syariah adalah solusi dan pilihan yang
sangat tepat bagi perkembangan ekonomi negara ini.
Sistem ekonomi Islam yang diwakili lembaga perbankan syariah telah
menunjukkan ketangguhannya bisa bertahan karena ia menggunakan sistem
bagi hasil sehingga tidak mengalami negatif spread sebagaimana bank-bank
konvensional. Bahkan perbankan syariah semakin berkembang di masa-
masa yang sangat sulit tersebut.
Sementara bank-bank raksasa mengalami keterpurukan hebat yang
berakhir pada likuidasi, sebagian bank konvensional lainnya terpaksa
direkap oleh pemerintah dalam jumlah besar Rp 650 triliun. Setiap tahun
APBN kita dikuras lagi oleh keperluan membayar bunga obligasi rekap
tersebut. Dana APBN yang seharusnya diutamakan untuk pengentasan
kemiskinan rakyat, tetapi justru digunakan untuk membantu bank-bank
konvensional. Inilah faktanya, kalau kita masih mempertahakan sistem
ekonomi kapitalisme yang ribawi.
Selama ini, sistem ekonomi dan keuangan syariah kurang mendapat
tempat yang memungkinkannya untuk berkembang. Ekonomi Islam belum
menjadi perhatian pemerintah. Sistem ini mempunyai banyak keunggulan
untuk diterapkan, Ekonomi Islam bagaikan pohon tumbuhan yang bagus
dan potensial, tapi dibiarkan saja, tidak dipupuk dan disiram.
Ada 5 keunggulan Bank Syariah yang belum diketahui oleh banyak orang :
1. Fasilitas Selengkap Bank Konvensional
Banyak orang yang berpikiran bahwa karena perbankan
syariah masih baru, jenis transaksi yang dapat dilakukan hanya
sedikit. Anggapan tersebut dulu mungkin bisa dimengerti, tapi
sekarang sama sekali tidak benar.
Bank Syariah saat ini sangat modern. Semua jenis transaksi
mulai dari tabungan, deposito, kredit usaha, kredit rumah, kliring,
dan sebagainya dapat dilakukan dengan nyaman.
12
Mayoritas Bank Syariah terhubung dengan jaringan online ATM
Bersama sehingga Anda dapat tarik tunai dan transfer realtime
dari/ke bank lain dengan mudah. Beberapa bank ada yang
menggratiskan biaya untuk ini.
Beberapa Bank Syariah yang memberikan layanan Internet
Banking, SMS Banking, bahkan kartu kredit syariah sehingga
lebih praktis.
2. Manajemen Finansial yang Lebih Aman
Tragedi finansial kredit subprime tahun 2007 nyaris tidak
menggoyahkan investasi yang berbasis syariah.
Di saat banyak bank investasi dan bank-bank besar bangkrut
maupun membutuhkan kucuran dana, banyak Bank Syariah baru
yang justru bermunculan atau buka cabang.
Krisis ekonomi justru telah memuktikan bahwa manajemen
finansial berbasis syariah jauh lebih aman dibandingkan ekonomi
liberal yang dianut bank konvensional.
3. Anda Berkontribusi Langsung Memperkuat Bank Syariah
Anda
Bank konvensional menentukan sendiri suku bunga
pinjaman maupun simpanan berdasarkan ketetapan Bank
Indonesia. Ada kemungkinan meski kondisi bank kurang baik,
tetap dapat “memberikan” bunga simpanan tinggi dan bunga
kredit rendah. Hal ini dapat membahayakan bank tersebut.
Bank Syariah memberikan nisbah (“bunga” simpanan)
berdasarkan perkembangan finansial perusahaan. Secara tidak
langsung Anda menjadi “pemegang saham” di Bank Syariah
Anda.
Setiap simpanan Anda akan memperkuat investasi bank.
Setiap pinjaman Anda akan memperkuat keuntungan bank.
Semakin usaha Anda berkembang, bank juga semakin
berkembang karena kredit yang diberikan menggunakan skema
bagi-hasil.
13
Semakin maju bank, semakin banyak pula keuntungan bank
yang dapat dibagikan sebagai nisbah kepada para nasabah.
4. Membantu Orang yang Butuh Dizakati
Bank Syariah mengeluarkan 2,5% dari keuntungan
tahunannya untuk dizakatkan. (Anda sendiri tentunya masih harus
berzakat bila Anda muslim.) Namun bank konvensional tidak
mempunyai kewajiban berzakat.
Dengan menggunakan layanan Bank Syariah, secara tidak
langsung Anda turut berzakat dan membantu mereka yang
membutuhkan.
5. 100% Halal
Kredit yang diberikan oleh bank syariah mempunyai
persyaratan yang mewajibkan dana digunakan untuk aktivitas
yang halal. Bisnis yang dibiayai bank syariah, juga tidak boleh
berisiko mengandung kegiatan yang diharamkan oleh agama
Islam.
Hal ini sama sekali tidak membatasi nasabah bank syariah
harus muslim, justru agama apa pun boleh, asal halal
pemakaiannya. Meskipun nasabah tersebut muslim, tapi jika
pemakaian dana atau usaha yang dijalankannya tidak halal, maka
dia tidak diperkenankan untuk mengambil kredit di Bank Syariah.
Apakah kita bisa menjamin bahwa seluruh aktivitas nasabah
bank syariah pasti halal? Wallahu’alam. Insya Allah dengan niat
baik dan usaha kita mendekati kebenaran, maka tujuan tersebut
dapat tercapai.
Akibatnya, pertumbuhannya lambat, karena kurang
mendapat dukungan penuh dari pemerintah dan pihak-pihak yang
berkompeten, seperti Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan
dan Industri, Bappenas, DPR dan menteri yang terkait lainnya.
14
Secara teoritik bahwa sebuah perusahaan yang beroperasi menekankan pada
prinsip memaksimalkan keuntungan perusahaan (shareholder value). Kendati
demikian, teori tersebut telah mulai bergeser pada sistem nilai yang lebih luas
(stakeholder value) dimana manfaat yang didapatkan tidak lagi difokuskan hanya
pada pemegang saham, akan tetapi pada semua pihak yang dapat merasakan
manfaat hadirnya suatu unit kegiatan ekonomi. Sistem menekankan konsep
manfaat pada kegiatan ekonomi yang lebih luas lagi, bukan hanya pada manfaat di
setiap akhir kegiatan, akan tetapi juga pada setiap proses transaksi. Setiap kegiatan
termasuk proses transaksi harus mengacu pada konsep maslahat dan menjunjung
tinggi asas keadilan.
Prinsip ini juga menekankan untuk selalu menjunjung tinggi etika dan
norma hukum dalam kegiatan ekonomi. Sebagai realisasi dari konsep
syariah, pada dasarnya sistem ekonomi memiliki tiga ciri yang mendasar
yaitu prinsip keadilan, menghindari kegiatan yang dilarang dan
memperhatikan aspek kemanfaatan. Dengan demikian, tidak hanya
memfokuskan diri untuk menghindari praktek bunga, akan tetapi juga
kebutuhan untuk menerapkan semua dalam ekonomi secara seimbang. Oleh
karena itu, keseimbangan antara memaksimalkan keuntungan dan
pemenuhan prinsip syariah menjadi hal yang mendasar bagi kegiatan
operasional bank syariah.
Dalam hal pelaksanaannya, prinsip ekonomi syariah akan tercermin
dalam nilai-nilai yang secara umum dapat dibagi dalam dua perspektif yaitu
mikro dan makro. Nilai-nilai syariah dalam perspektif mikro menekankan
aspek kompetensi/ profesionalisme dan sikap amanah. Dalam perspektif
makro nilai-nilai syariah menekankan aspek distribusi, pelarangan riba dan
kegiatan ekonomi yang tidak memberikan manfaat secara nyata kepada
system perekonomian. Dengan demikian, dapat dilihat secara jelas potensi
manfaat keberadaan sistem perekonomian/perbankan syariah yang ditujukan
bukan hanya untuk umat muslim, akan tetapi bagi seluruh umat manusia
(Bank Indonesia, 2003).
15
16
Kendati secara prinsip bank syariah memiliki advantege, namun
dalam realitasnya bank syariah menghadapi beberapa kendala dan
kelemahan yang memang harus diakui perlu pembenahan dan peningkatan
secara kualitas dan kuantitas antara lain:
Masalah jaringan kantor layanan. Rasanya perbankan syariah
tidak perlu terus cengeng mempermasalahkan perubahan pola
dual banking system, yang dikembangkan BI dengan membina
bank konvensional untuk membuka unit usaha syariah, dengan
system windows murni seperti di Malaysia, Sudan ataupun
Bahrain, meski harus diakui pola ini berpotensi meningkatkan
jaringan bank syariah. Banyak cara yang bisa dikembangkan bank
syariah dalam merambah setiap kota di nusantara, boleh dengan
aliansi strategis seperti cara kancil yang dilakukan Bank
Muamalat dengan PT Pos Indonesia melalui Gerai Muamalat-nya,
ataupun mendekati BPD serta BPRS yang berjumlah sedikitnya
84 buah untuk dikonversi menjadi unit usaha syariah.
Jasa layanan dan inovasi produk. Sesuai dengan kebutuhan
masyarakat serta mudah menjangkau seluruh lapisan masyarakat,
sehingga mereka tidak merasa punya perbedaan dengan layanan
dari perbankan konvensional.
Masih terbatasnya pemahaman masyarakat mengenai kegiatan
usaha jasa keuangan syariah [bank, asuransi, dana pensiun, reksa
dana dan indeks syariah]. Keterbatasan pemahaman ini
menyebabkan banyak masyarakat memiliki persepsi yang kurang
tepat mengenai operasi jasa keuangan syariah.
Masih terbatasnya jaringan kantor cabang jasa keuangan syariah.
Keterbatasan kantor cabang ini sangat berpengaruh terhadap
kemampuan pelayanan terhadap masyarakat yang menginginkan
jasa keuangan syariah.
Masih belum lengkapnya peraturan dan ketentuan pendukung
kegiatan usaha jasa keuangan syariah seperti standar akuntansi,
17
standar prinsip kehati-hatian, standar fatwa syariah serta peraturan
dan ketentuan pendukung lainnya.
Masih terbatasnya sumber daya manusia yang memiliki
keterampilan teknis jasa keuangan syariah.
Disisi lain kita lihat Malaysia, keberhasilan Malaysia mengembangkan
ekonomi Islam secara signifikan dan menjadi teladan dunia internasional,
disebabkan kebijakan Mahathir yang secara serius mengembangkan
ekonomi Islam. Mereka tampil sebagai pelopor kebangkitan ekonomi Islam,
dengan kebijakan yang sungguh-sungguh membangun kekuatan ekonomi
berdasarkan prinsip syariah. Indonesia yang jauh lebih dulu merdeka dan
menentukan nasibnya sendiri, kini tertinggal jauh dari Malaysia.
Kebijakan-kebijakan Mahathir dan juga Anwar Ibrahim ketika itu
dengan sistem syariah, telah mampu mengangkat ekonomi Malaysia setara
dengan Singapura. Tanpa kebijakan mereka, tentu tidak mungkin ekonomi
Islam terangkat seperti sekarang, tanpa kebijakan mereka tidak mungkin
terjadi perubahan pendapatan masyarakat Islam secara signifikan. Mereka
bukan saja berhasil membangun perbankan, asuransi, pasar modal, tabungan
haji dan lembaga keuagan lainnya secara sistem syariah, tetapi juga telah
mampu membangun peradaban ekonomi baik mikro maupun makro dengan
didasari prinsip nilai-nilai Islami.
Aplikasi ekonomi Islam bukanlah untuk kepentingan umat Islam saja.
Penilaian sektarianisme bagi penerapan ekonomi Islam seperti itu keliru,
sebab ekonomi Islam yang konsen pada penegakan prinsip keadilan dan
membawa rahmat untuk semua orang tidak diperuntukkan bagi umat Islam
saja, dan karena itu ekonomi Islam bersifat inklusif.
Perbankan syariah sesuai dengan kondisi sosial- budaya masyarakat
Indonesia. Sosial - budaya masyarakat yang kental dengan etika,
kebersamaan serta persaudaraan sejalan dengan sistem perbankan syari’ah
yaitu sistem bagi hasil. Sistem bagi hasil memberikan manfaat adanya
kerjasama saling menguntungkan bagi masyarakat dan pihak Bank,
menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, Investasi yang beretika,
18
mengedepankan nilai- nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam
berproduksi, dan menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi
keuangan. Karakteristik inilah yang dapat diterima oleh masyarakat
Indonesia.
Kehebatan sistem yang dimiliki oleh bank syariah, memberikan
kemaslahatan yang besar bagi masyarakat dan berkontribusi secara optimal
bagi perekonomian nasional. Oleh karena itu, Bank Indonesia akan
mewujudkan perbankan syari’ah yang modern dan bersifat Universal artinya
tidak hanya ummat muslim saja, tetapi sistem yang sangat hebat ini sangat
cocok diterapkan kepada seluruh masyarakat tanpa terkecuali. Bahkan Visi
di tahun 2010 ini adalah bank syariah Indonesia sebagai industri perbankan
syari’ah yang terkemuka di ASEAN.
Sekarang, bagaimana agar masyarakat indonesia mengetahui bahwa
bank syariah merupakan solusi dan pilihan tepat bagi masyarakat, sehingga
banyak masyarakat yang menggunakan bank syariah dalam bertransaksi.
Tidak boleh ada kata tidak, bahwa untuk melakukan hal ini, pihak internal
bank dan pemerintah harus memutar otak serta bekerja keras secara
bersama- sama. Konsep jitu yang dapat dilaksanakan adalah dengan
menanamkan jiwa perbankan syariah kedalam jiwa peserta didik dan
masyarakat umum. Pendidikan tentang perbankan syari’ah harus diajarkan
sejak dini. Pendidikan mengenai perbankan syari’ah dapat dimasukan ke
dalam kurikulum pendidikan serta mempraktekanya berupa bertransaksi Di
Bank syariah. Dapat juga berupa pemberian beasiswa melalui bank syariah
sekaligus memberikan arahan kepada siswa, secara otomatis siswa akan
terlatih dalam menggunakan dan bertransaksi dengan bank syariah.
Kebiasaan, terlatihnya siswa dalam transaksi melalui bank syariah akan
tertanam pada jiwa peserta didik dan kelak mereka akan mengaplikasikan
dan mengembangkannya di dalam masyarakat.
Penanaman jiwa bank syariah kepada masyarakat dilakukan dengan
sosialisasi secara langsung ataupun tidak langsung. Sosialisasi yang paling
efektif adalah melibatkan masyarakat secara langsung untuk bertransaksi di
Bank Syariah. Bagaimana caranya?. Adanya kerjasama antara pihak bank
19
dengan masyarakat untuk memulai dan mengembangkan usaha di semua
sektor baik skala mikro maupun makro kepada semua lapisan masyarakat
secara individu maupun komunitas. Pembimbingan dan Pembianaan melalui
kerjasama oleh pihak Bank, secara langsung akan melibatkan masyarakat
untuk bertransaksi dengan bank syariah. Semakin besar jumlah binaan oleh
pihak bank dalam mengelola usaha, maka semakin banyak masyarakat yang
akan bertransaksi dengan bank syariah. Dengan melalui aplikasi sistem
perbankan syari’ah secara langsung kepada semua lapisan masyarakat, maka
masyarakat tidak hanya sekedar mengetahui bank Syariah tetapi telah
tertanam dalam jiwa masyarakat serta menggunakan bank syari’ah dalam
bertransaksi yang akhirnya masyarakat akan berkesimpulan bahwa bank
syar’ah merupakan solusi dan pilihan tepat dimasa kini dan masa
mendatang.
Dari cerita yang dimuat dalam suatu blog, setelah penulis membaca
majalah yang berkaitan dengan bank syari’ah, Dia mengaplikasikanya
dengan menabung di bank syariah sebesar 100.000 rupiah. Dia akan
membuktikan, benarkah apa yang dibaca dalam majalah yang Ia baca. Saldo
yang ada tidak ditambah dan tidak pula dikurangi hingga terhitung selama 3
bulan. Setelah dilihat dalam buku rekening, saldo yang ada bertambah
sebesar 103.000 rupiah.
Cerita diatas berkesimpulan, bahwa bank syariah tidak akan pernah
merugikan kepada semua nasabah, sekalipun saldo yang dipunyai terlampau
sedikit, semakin besar jumlah yang diinvestasikan (menabung), maka
keuntungan dari sistem bagi hasil semakin besar. Dari cerita temanku ini,
kita dapat mengambil kesimpulan bahwa bank syariah dapat digunakan oleh
semua lapisan masyarakat tanpa merugikan siapapun. Prinsip bagi hasil
adalah prinsip saling menguntungkan bukan seperti sistem suku bunga yang
cenderung kapitalis, yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin
ketinggalan.
20
2.3 Studi Kasus
Bank BNI Syariah
Produk-produk apa saja yang ditawarkan oleh BNI Syariah untuk lebih
menarik minat masyarakat ?
• Produk Dana :
• Giro Wadiah
• Tabungan Mudharabah
• Tabungan Haji Mudharabah ( THI Mudharabah)
• Deposito Mudharabah
• Produk Pembiayaan :
• Pembiayaan Murabahah
• Pembiayaan Mudharabah
• Pembiayaan Musyarakah
• Pembiayaan Ijarah Bai Ut Takjiri
• Produk Jasa :
• Kiriman uang, berdasarkan prinsip wakalah.
• Garansi Bank berdasarkan prinsip kafalah.
• Inkaso, berdasarkan prinsip wakalah.
Produk andalan BNI Syariah adalah Tabungan Syariahplus yang didukung oleh
jaringan ATM yang luas
• Apa yang menjadi keunggulan BNI Syariah ?
BNI Syariah didirikan dengan memanfaatkan jaringan BNI konvensional yang
ada baik fasilitasATM maupun Kantor cabang BNI konvensional dengan
melalui Syariah Production Counter . Dengan demikian layanan syariah uini
selain di Cabang Syariah ybs. juga dapat dilayani di Kantor Cabang
Konvensional, misalnya transaksi pembukaan rekening Tabungan dan Deposito.
21
• Kendala-kendala apa saja yang dihadapi BNI Syariah ?
Kendala yang saat ini menghambat perkembangan BNI Syariah antara lain masih
kuatnya budaya sistim perbankan lama yang memberikan hasil lebih pasti (berupa
bunga), dibanding perbankan syariah yang returnnya tergantung pada hasil yang
diterima oleh Bank. Disamping itu sebagian masyarakat bahkan ulama masih ada
yang menganggap bunga bank itu halal atau minimal subkhat.
Untuk mengatasi kendala tersebut antara lain dengan melakukan kegiatan promosi
atau seminar-seminar bersama dengan bank syariah lainnya untuk memberikan
penjelasan mengenai bank syariah dan produk-produknya.
• Apa perbedaan antara tabungan dengan sistem syariah dengan tabungan
umum selama ini (bank konvensional) ?
Kelebihan sistem syariah dibandingkan sistem konvensional seperti telah dibahas
pada pembicaraan terdahulu adalah usaha syariah berdasarkan Syariat Islam yang
mengkedepankan rasa keadilan dan transparansi dalam melakukan transaksi / deal
dengan nasabah. Dalam hal perbedaan antara tabungan mudharabah dan tabungan
umum, yang paling utama adalah tabungan (dan juga produk dana lainnya) dalam
sistem syariah tidak mengenal bunga ( interest ) yang tetap seperti bank
konvensional, melainkan dikenal dengan istilah bagi hasil ( sharing ). Jadi pada
saat awal pembukaan rekening dilakukan perjanjian bagi hasil yang tetap antara
bank dengan calon nasabah .
• Apa yang dimaksud dengan bagi hasil ?
Yang dimaksud dengan bagi hasil ( sharing ) di sini adalah sebagai berikut : BNI
Syariah akan menginvestasikan atau menyalurkan dana yang terhimpun pada BNI
Syariah pada aktivitas-aktivitas ekonomi yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah, baik produktif dan konsumtif. Hasil atau pendapatan dari aktivitas
tersebut kemudian dikembalikan kepada nasabah sesuai dengan nisbah yang sudah
22
diperjanjikan di awal secara proporsional tergantung dari jumlah dan lamanya
pengendapan dana. Untuk saat ini rasio yang ditetapkan antara nasabah dan bank
adalah :
Bank : Nasabah :
• Tabungan : 55 45
• Deposito 1 bulan : 45 55
• Deposito 3 Bulan : 40 60
• Deposito 6 bulan : 35 65
• Deposito 12 bulan : 40 60
• Apa kelebihan dari tabungan mudharabah BNI Syariah ?
Nasabah pemegang rekening tabungan mudharabah dapat memanfaatkan seluruh
jaringan BNI Konvensional, baik jaringan cabang maupun ATM karena telah
tersambung secara on-line.
Oleh karena itu pemilik rekening tabungan BNI Syariah tidak perlu khawatir jika
sering berpindah tempat atau sedang bepergian, karena masih dapat melakukan
transaksi di BNI Konvensional terdekat.
• Bagaimana dengan Giro Wadiah, apakah cara transaksinya juga sama
dengan BNI konvensional? juga mengenai jasa giro, berapa besarnya. ?
Cara transaksi Giro Wadiah Syariah secara prinsip sama dengan konvensional,
yaitu dengan Cek atau pemindahbukuan dengan Bilyet Giro.
Sedangkan untuk jasa Giro yang identik dengan bunga, pada BNI syariah tidak
ada, hanya kemungkinan dapat diberikan bonus , yang sifatnya tidak
diperjanjikan dan diberikan atas kebijaksanaan BNI Syariah.
23
• Bagaimana bagi hasil yang diperoleh nasabah penabung BNI syariah,
terutama dibandingkan dengan bank konvensional, lebih besar atau lebih
kecil ?
Masalah besarnya bagi hasil dari para penabung, sangat ditentukan oleh besarnya
pendapatan yang diterima oleh cabang tersebut. Jika kinerja dari suatu cabang
syariah baik tentunya pendapatan bagi hasilnya juga akan besar. Dan dalam hal ini
BNI Syariah akan mengupayakan untuk dapat memberikan hasil yang sebaik
mungkin kepada nasabah-nya.
• Apa garansi atau jaminan bahwa produk BNI Syariah telah berjalan
sesuai dengan prinsip syariah ?
Pada BNI Syariah dewan pengawas yang disebut dengan Dewan Pengawas
Syariah (DPS). Setiap produk yang saat ini dimiliki oleh BNI Syariah telah
mendapatkan pengesahan dari DPS, dan demikian juga dengan produk-produk
yang nantinya akan diluncurkan oleh BNI Syariah, terlebih dahulu juga harus
mendapatkan pengesahan dari DPS sebelum di-launching kepada masyarakat.
• Jika pada pembicaraan yang lalu dibicarakan mengenai bagi hasil, dari
mana Bank Syariah mendapatkan hasil yang akan dibagikan kepada pemilik
dana ?
Seperti umumnya operasi perbankan secara umum yang mengandalkan
pendapatan dari sektor kredit, BNI Syariah juga akan menyalurkan dana-dana
masyarakat tersebut melalui sektor kredit yang dalam istilah BNI Syariah disebut
dengan pembiayaan. Hasil pendapatan dari pembiayaan tersebut yang kemudian
dilakukan bagi hasil dengan nasabah pemilik dana sesuai dengan nisbah masing-
masing produk dana. Selain dari pembiayaan tersebut, jika terdapat dana idle juga
dimungkinkan untuk dilakukan penempatan di lembaga keuangan syariah lain dan
di SWBI (Syariah Wadi'ah Bank Indonesia ).
24
• Apa perbedaan antara kredit di Bank Konvensional dan pembiayaan di
BNI Syariah ini ?
Pada prinsipnya hampir sama. Hanya saja pada bank syariah tidak dikenal dengan
istilah bunga karena memang tidak sesuai dengan syariah, namun dikenal dengan
margin, uang sewa dan bagi hasil dengan nasabah.
Sebagai contoh jika ada masyarakat yang ingin memiliki ruko untuk berusaha,
katakanlah bernama Pak Amir, maka jika menurut BNI Syariah bisnis Pak Amir
ini feasible untuk dibiayai, selanjutnya bank akan terlebih dahulu membeli ruko
tersebut dari penjualnya. Kemudian antara bank dan Pak Amir dilakukan akad jual
beli dengan negosiasi margin yang telah dinegosiasikan. Dalam hal ini BNI
Syariah bertindak selaku penjual dan Pak Amir selaku pembeli.
Contoh tersebut adalah contoh sederhana, yang pada prakteknya tentu akan
berbeda untuk setiap kasus.
• Apa saja produk pembiayaan yang disediakan oleh BNI Syariah ?
BNI Syariah untuk saat ini telah menyediakan beberapa pilihan yang kami yakin
akan menarik dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Produk-produk
tersebut adalah :
• Pembiayaan Murabahah :
Yaitu pembiayaan kepada nasabah dengan prinsip jual - beli antara bank dengan
nasabah, sebesar harga perolehan (harga barang yang diperjualbelikan) ditambah
dengan keuntungan (yang dalam konteks syariah dikenal sebagai margin) yang
disepakati bersama dan pembayaran oleh nasabah dilakukan secara tangguh
dengan dibayar secara sekaligus atau dicicil / angsuran.
25
• Pembiayaan Mudharabah :
Yaitu pembiayaan yang dilakukan melalu kerja sama di antar dua pihak di mana
pemilik modal / bank (shahibul maal) menyediakan modal 100%, sedangkan
pihak lain menjadi pengelola usaha / debitur (mudharib). Keuntungan dari usaha
dilakukan secara bagi hasil sesuai dengan kesepakatan.
• Pembiayaan Musyarakah :
Yaitu pembiayaan yang dilakukan melalu kerja sama di antar dua pihak di mana
pemilik modal / bank (shahibul maal) menyediakan modal tidak 100%
tergantung dari musyawarah antara kedua belah pihak, sedangkan pihak lain
menjadi pengelola usaha / debitur (mudharib). Keuntungan dari usaha dilakukan
secara bagi hasil sesuai dengan kesepakatan.
• Pembiayaan Ijarah Bai Ut Takjiri (Pembiayaan Ijarah) :
Pembiayaan yang dilakukan melalui pola kontrak sewa yang diakhiri dengan
penjualan. Dalam kontrak ini pembayaran sewa telah diperhitungkan sedemikian
rupa sehingga sebagian padanya merupakan pembelian barang secara berangsur.
• Sektor apa saja yang bisa dibiayai melalui pembiayaan BNI Syariah ?
Seluruh sektor ekonomi sepanjang itu sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia ,
BNI secara umum dan ditambah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dapat
dibiayai. Jadi ada tambahan sesuai dengan prinsip syariah, sehingga meskipun
ketentuan Bank Indonesia dan BNI secara umum membolehkan, namun tidak
sesuai dengan prinsip syariah, maka tidak dapat dibiayai oleh BNI Syariah.
Contohnya adalah perdagangan minuman keras (khamar) atau peternakan babi.
Mengutip dari Bapak Muhammad Syafi'i Antonio dalam bukunya Bank Syariah
dari teori ke praktek, beberapa hal pokok yang diperhatikan oleh Bank Syariah
sebelum menyetujui pembiayaan adalah :
26
• Apakah objek pembiayaan halal atau haram?
• Apakah proyek tersebut menimbulkan kemudharatan untuk masyarakat?
• Apakah proyek berkaitan dengan perbuatan asusila.
• Apakah proyek berkaitan dengan perjudian.
• Serta hal-hal lain yang berkaitan dengan kegiatan ilegal serta dapat merugikan
syiar Islam secara langsung ataupun tidak langsung.
Selain itu meskipun BNI Syariah tidak sama sekali melarang pembiayaan
konsumtif, namun lebih mendahulukan pembiayaan sektor riil terutama untuk
menggerakkan perekonomian, khususnya perekonomian masyarakat muslim.
• Apa garansinya sehingga pembiayaan BNI tersebut sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah ?
Seperti juga dengan produk dana yang telah kita bahas pada pertemuan
sebelumnya, produk-produk pembiayaan dari BNI juga terlebih dahulu
dikonsultasikan dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS). Dengan semakin
berkembangnya produk perbankan, BNI Syariah juga akan terus melakukan
inovasi produk sesuai dengan permintaan nasabah. Namun demikian dalam
melakukan inovasi tersebut akan tetap berpedoman pada prinsip-prinsip syariah
dan selalu dikonsultasikan dengan DPS.
• Siapa saja yang berhak memperoleh pembiayaan dari BNI syariah?
Pada dasarnya seluruh masyarakat berhak memperoleh fasilitas pembiayaan ini.
Namun demikian BNI Syariah dalam hal ini memegang amanah dari masyarakat
pemegang dana untuk menginvestasikan dana mereka. Sesuai dengan prinsip
27
investasi tentunya masyarakat tersebut juga menghendaki hasil yang optimal.
Oleh karena itu tentunya BNI Syariah akan berupaya untuk memilih dan
menyalurkan pembiayaan ke sektor-sektor yang potensial, sehingga dana
masyarakat yang diamanahkan kepada BNI Syariah dapat berkembang secara
lebih baik. Untuk itu setiap permohonan pembiayaan akan dilakukan analisa oleh
tenaga analis BNI Syariah, sehingga selain resikonya dapat dikurangi menjadi
seminimal mungkin, return atau pendapatan dari yang dibiayai tersebut juga dapat
memberikan hasil yang maksimal. Sehingga akan menguntungkan bagi kedua
belah pihak.
• Apa keuntungan memperoleh fasilitas pembiayaan dari BNI Syariah
dibandingkan dengan kredit dari Bank Konvensional.
Inti utamanya adalah dengan Bank Syariah akan menghindarkan diri dari bunga
yang pada sebagian masyarakat muslim dianggap riba minimal meragukan ( Jika
meragukan lebih baik ditinggalkan ). Selain itu Bank Syariah menerapkan prinsip
yang lebih adil dan bersifat kemitraan dengan nasabah.
Sebagai contoh adalah prinsip bagi hasil. Masyarakat yang memperoleh fasilitas
pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, dalam kondisi bisnisnya yang berkembang,
ybs. akan memberikan kontribusi yang besar kepada masyarakat lain pemilik
dana, namun jika kondisi bisnisnya mengalami penurunan karena kondisi yang
tidak bisa dielakkan, tentunya kontribusinya akan berkurang.
Hal ini berbeda dengan bank konvensional, baik kondisi bisnisnya dalam keadaan
baik atau sedang menurun, ybs. tetap harus memenuhi kewajibannya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Jika kondisi baik tentunya hal ini tidak masalah,
namun bagaimana jika kondisi menurun? tentunya membuat usahanya semakin
sulit.
• Apakah Bank Syariah juga melayani masyarakat non-muslim ?
28
Tentu saja, tidak ada larangan bagi masyarakat non muslim untuk menjadi
nasabah BNI Syariah. Hal ini telah dibuktikan pada cabang-cabang BNI Syariah
saat ini yang selain masyarakat muslim juga terdapat masyarakat non muslim
yang menjadi nasabah. Hal ini juga menunjukkan bahwa prinsip-prinsip syariah
seperti bagi hasil dan margin juga dapat diterima oleh masyarakat non muslim.
• Apa hubungan antara BNI Syariah dengan BNI?
Secara organisasi, BNI Syariah merupakan salah satu unit dari BNI secara
keseluruhan, dengan kata lain direktur BNI Syariah dengan BNI masih sama. BNI
Syariah juga memanfaatkan jaringan BNI konvensional seperti ATM dan
sebagian cabang, sehingga meskipun jumlah Cabang Bank Syariah masih sedikit,
tapi dengan memanfaatkan jaringan ini nasabah BNI Syariah tidak perlu khawatir
jika berada di tempat yang jauh dari lokasi cabang BNI Syariah.
Namun demikian perlu digariskan di sini bahwa khusus untuk pengelolaan dana
masyarakat dilakukan terpisah. Dengan kata lain dana masyarakat yang disimpan
di BNI Syariah tidak akan dipergunakan oleh BNI Konvensional dan sebaliknya,
bahkan dari awal pembukuan secara akuntansi dilakukan secara terpisah. Hal ini
untuk menjamin pengelolaan dana masyarakat di BNI Syariah dilakukan sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah.
• Apakah BNI Syariah juga melayani jasa-jasa perbankan lain seperti
kiriman uang dan garansi bank ?
Pada dasarnya jasa-jasa perbankan yang ada di bank konvensional juga terdapat di
BNI Syariah. Bahkan BNI Syariah saat ini juga telah on-line baik dengan sesama
BNI Syariah maupun dengan BNI, sehingga misalnya pengiriman uang antar
sesama nasabah BNI Syariah atau antara nasabah BNI Syariah dengan nasabah
BNI konvensional dapat dilakukan dengan seketika.
• Apa kelebihan Bank Syariah dibandingkan dengan bank konvensional ?
29
Bank Syariah berlandaskan usaha sesuai dengan syariat Islam yang mengacu
kepada Al Qur'an dan Hadits, dan mengkedepankan rasa keadilan dan transparansi
dalam setiap transaksinya. Dengan Bank Syariah Insya Allah masyarakat tidak
perlu khawatir dengan pengelolaan dananya, karena BNI Syariah akan
menyalurkannya kepada sektor-sektor yang tidak bertentangan dengan syariah dan
syiar Islam. BNI Syariah akan mengutamakan penyaluran dananya untuk sektor
riil yang diharapkan akan dapat menggerakkan perekonomian masyarakat,
khususnya sektor ritel. Selain itu masyarakat muslim yang masih ragu dengan
bunga bank (riba atau tidak), sekarang dapat menyimpan dananya secara tenang.
Bukankah jika kita ragu akan sesuatu lebih baik ditinggalkan??
• Apa kelebihan BNI Syariah dibandingkan dengan bank syariah yang lain?
BNI Syariah dikelola oleh SDM yang andal yang tidak sekedar dilatih untuk
memahami prinsip-prinsip syariah, tapi juga telah memahami konsep perbankan
karena umumnya telah berpengalaman di bidang perbankan. Dengan
pengalamannya tersebut diharapkan pengelolaan bisnis dapat dilakukan secara
baik sehingga dapat menguntungkan semua pihak.
BNI Syariah memiliki jaringan yang luas, karena meskipun saat ini baru memiliki
8 cabang syariah dan di Jakarta baru 2 cabang di Jakarta Timur dan Jakarta
Selatan, namun dengan teknologi yang dimiliki BNI, nasabah BNI Syariah
khususnya nasabah tabungan mudharabah dapat menggunakan 1500 ATM dan
lebih dari 600 cabang BNI konvensional.
• Apa kendala-kendala yang selama ini dirasakan menghambat
perkembangan Bank Syariah di Indonesia ?
Kendala utamanya adalah sosialisasi, mengingat meskipun sudah sejak 10 tahun
yang lalu ada bank yang berprinsip syariah beroperasi di Indonesia , namun
gemanya masih belum begitu terasa.
30
Potensi bagi berkembangnya bank syariah di Indonesia sangat besar, mengingat
mayoritas merupakan ummat muslim, dan masih banyak yang ragu akan bunga
bank, sehingga beberapa diantaranya tidak menyimpan dananya di bank
melainkan di bawah bantal misalnya. Sebagian lagi tetap menyimpan di bank,
namun menolak menerima bunga. Selain itu ada yang masih tetap menyimpan di
bank, namun merasa berada dalam keadaaan darurat karena belum ada bank
syariah yang beroperasi. Dengan adanya BNI Syariah diharapkan ummat muslim
tidak lagi ragu-ragu untuk menyimpan dananya di bank.
Kami juga menyambut rencana sejumlah bank lain yang juga akan beroperasi
secara syariah, dan sama sekali tidak kami anggap sebagai pesaing, karena
banyaknya bank syariah sekaligus berarti meningkatkan sosialisasi Bank Syariah
di Indonesia.
• Apa keuntungan bagi masyarakat yang menyimpan dananya di BNI
Syariah ?
Tentunya akan banyak sekali manfaat yang akan diperoleh dengan menjadi
nasabah BNI Syariah. Dari sisi pendapatan, masyarakat akan memperoleh bagi
hasil yang menguntungkan, sesuai dengan pendapatan yang diperoleh Bank
Syariah. Jika pendapatan yang diperoleh Bank tinggi tentunya akan menyebabkan
bagi hasil yang diperoleh nasabah juga menjadi tinggi.
Namun yang lebih penting lagi, masyarakat akan terbebas dari keraguan akan
bunga bank, sehingga menjadi lebih tenang. Dana yang disimpan akan disalurkan
kepada sektor-sektor yang halal dan menguntungkan dan tidak bertentangan
dengan syariah Islam.
31
32
BAB III PENUTUP
1. badruddin69.wordpress.com/2009/09/22/bank-syariah-sebagai-solusi-bagi-
umat-islam/
2. www.minfokita/syariah-sebagai-solusi-krisis-global/
3. www.muslimdaily.net/berita/lokal/3202/vatikan-tawarkan-perbankan/
4. www.wikipedia.com
5. www.bnisyariah.tripod.com/faq.html
33
34
DAFTAR PUSTAKA
1. badruddin69.wordpress.com/2009/09/22/bank-syariah-sebagai-solusi-bagi-
umat-islam/
2. www.minfokita/syariah-sebagai-solusi-krisis-global/
3. www.muslimdaily.net/berita/lokal/3202/vatikan-tawarkan-perbankan/
4. www.wikipedia.com
5. www.bnisyariah.tripod.com/faq.html