Bedah Buht
emula, tulisan ini dipersiapkan Abdul RahmanShaleh untuk thesisnya di Universitas Ummul
Qura, Mekkah tahun 7982. Dalam tulisan tersebutsebenarnya tidak banyak terungkap hal-hal yangsama sekali baru, kecuali keberanian penulisnya yanglebih dibanding para penulis sebelumnya, karenasecara khusus menukilkan persoalan pendidikan Is-lane yang dikandung Alquran. Hal tersebut sekaligussebagai jawaban dan kritiknya terhadap beberapapenulis sebelumnya.
Sebagaimana kita ketahui, sebelum tulisan inimuncul sesungguhnya sudah banyak tulisan"lainyang menggali dan membahas teori dan filsafat pendi-dikan menurut sudut pandang Alquran, termasukdiantaranya beberapa pandangan para ntufassir.Tulisan-tulisan terdahulu ini, juga tlikutip sebagaiperbandingan oleh Abdul Rahman dalam mem-persiapkan tulisannya ini, seperti tulisan Abdul Majidal-Kilani, Ali K. Mudhowi, A.H Fahmi, dan lain-lain.
Teori Pendidikan Menurut Al-Qur'anOleh Abdul Rahman Shaleh'Abdullah
M
RekorrstmlsiPendidikanlslam
JPI, Fahltas Tarbiyah UII, 1/I/96
Tinjauan AbdttlRahman mengenaiteori Alquran tentangpendidikan,memberikan kesan
yang agak berbeda
dengan yang telah ucla
sehelumnyu, yangmengesankan
"tradisional", dan
pengkajiannya inibahkan dapat
tligobngkan sehagai
satu "keberanian"
JPI, Fakultas Tarbiyah UII, l/l/96
Bedah Buleu
Selanjutnya, perlu juga dijelaskan, bahwa UmmulQwa adalah perguruan tinggi yang telah lama berkip-rah dalam cltrnia pendidikan di Saudi Arabia, clan tidakasing lagibagi sebagianbesar intelektual muslim, serta
banyak sekali ulama yang lahir clari perguruan tinggiini. Universitas yang terletak di kota suci Mekkah ini,juga telah banyak melahirkan mufassir dan ahli ha-
dits, dan Abctul Rahman sencliri,.iuga merupakan pro-tluk dari lembaga ini.
Tinjauan Abdul Rahman mengenai teori Alqurantentang pen,JirJikan, memberikan kesan yang agakberbeda dengan yang telah ada sebelulnnya, yangmengesankan "tradisional",,-ian pengkajiannya inibahkan clapat digolongkan sebagai satu "keberarlian",
sekalipun mentrrut kalangan tertenhl, ticlak diperolehsuatu hal yang baru di clalamnya. Namun begitu, bagimayoritas pendidik muslim, tulisan tersebr-rt justrumenjacli khazanah dan masukan yang baru, bagi upa-yanya menata dan memperbaiki pendirJikan Islamsecara berarti.
Dalam tulisan yang terdiridari?3g pagina ini, seca-
ra umum penulis mengupas masalah penclidikan,khususnya yang berkaifan dengan pencliclikan Islam,baik tentang teori, muatan. dan tujtrannya, cli sampingtentang keberadaan manusia sebagai subyek didik.Di bagian akhir tulisan, disinyalir adanya fenomenabartr yang perlu tliwaspadai, baik yang lahir dari du-nia Barat, maupun dari kalangan muslim sendiri, se-
perti faham sekuler, dualisme, tajclid, dan sebagainya.Terlepas dari berbagai kekurangan penulisnya, karyaini patut untuk <lipeiajari clan direnungkan sebagaibahan bancling kita elalam melihat eksistensi peneli-dikan Islam dewasa ini.
45
Bedah Buku
Teori PendidikanUntuk mendapatkan.suatu teori pendidikan dari
Alquran, dituntut suatu keberanian tersendiri untukmeiakukan kontiny uitas ijtihad, sehingga Alqurantidak menjadi sekadar simbolisme keagamaan yangterhenti di situ saja, dan menjadi Alquran tidak pula'menjadi sekadar "mutiara hikmah" yang dianggapsakral. Dalam kedudukannya sebagai kitab suci, Al-lah menuntut manusia untuk mengkaji Alquran,sehingga mampu menangkap kehendak wahyudalam dimensi zaman dan tempat. Wahyu yangterkesan simbolis itu, juga mengandung suatu yangintmaterial dan hubungannya dengan realitas, ticlakselalu tlialektis, tetapi lebih bersifat interpretatif.
Dalam setiap kehidupan masyarakat, selalu adaupaya mencapai tujuan ideal yang telah disepakatisebelumnya, tapi nilai ideal ini berbecla antara sattrkeiompok masyarakat dengan yang lainnya. Denganbegitu, maka konsekuensi logisnya adalah, lahirnyateori pendidikan yang berlainan pula. Suclah menjadifakta pula bahwa nilai ideal dalam suatu masyarakat,mempunyai keterikatan yang erat dengan prinsippendidikannya. Kemudian muncul fenomena baruyaitu adanya upaya mengadopsi konsep pendiclikanasing ke dalam pendidikan yang dianggap belumideal.
Islam adalah way oflife,bukan sekadar ritual bela-ka. Alquran yang diyakini oleh Muslim sebagai pe-mandu untuk semesta alam, seharusnya melahirkanfonclasi ideologi Islam. Maka dari itu, setiap per-masalahan pendidikan Islam harus clirujukkan kepa-da pemahaman dasar prinsipnya. Hanya saja, sebe-rapa jauh kita berani menggunakan nalar kita untuk
Dalam kedudukannya
sebagai kitab suci,
Allult nrcnuntutntunusia untu.k
mengkaji Alquran,sehingga manrpu
ntenangkap kehendakwahyu dalant dimensi
zonxan dan tempat
JPI, Fakultas T.arbiyah (lll, 1/I/9646
Alquran banyok
mengandung prinsip-prinsip pendidikan
Islum- Alqurunmengandung ilnrnuaJi', yang mengatur
huhungan manusia
dengan sang Penciptu,
antura manusiudengan sesamu, dan
cntara manusiadengan lingkungan
sekitar
JPI, Falaltas Tarbiyah UII, lil/g6
Bedah Buht
menangkap kehendak Allah yang terukir dalam wah-yu-Nya itu.
Alquran juga diyakini setiap Muslim sebagai Kitab
suci yang mengandtrng semua dimensi yang mem-
bawa kebahagiaan di dunia clan ,li akhirat. "Ticiak
satupun ayat yang Kami hapus rlari Alkitab (Alqur-an)". "Kami telah mengirimkan Al Kitab (Alquran)
kepadamu yang menerangkan segala sesuaht, sebagai
petunjuk, rahmat, dan kabar gembira kepacla setiap
Muslim."Dari sini maka elapat dipahami bahwa Alquran
banyak menganciung prinsip-prinsip pendidikan Is-
lam. Alcluran mengandung ilnt naafi', yang mengatur
htrbungan tnanusia clengan sang Pencipr.?, antara ma-
nusia dengan sesama, dan antara manttsia denganlingkungan sekitar. Bahkan, dimensi yang dicakupdalam Alquran, tidak hanya hal-hal yang terjadi cli
dalam dunia, tetapi lebih jauh lagi, seperti mengenai
kehidupan setelah mati.Namun, sekalipun telah ,Jengan keyakinan yang
suc{ah mendalarn itu, kita masih tetap sulit menemu-
kan benang merah antara pendiclikan lslam dengankonsep-konsep yang terclapat c{i dalam Alquran. Seba-
gai contoh, kata Tarbiyah yang terclapat di beberapa
tempat dalarn Alqttran, ternyata clisimpulkan clalam
pengertian berbeda oleh para pakar dalam Islam.
Tarbiyah yang diambil kata Rabb itu, menurutMauducli berarti mendidik dan ntentelihara. Sedangkan
Qtrrtubi berpendapat lain, Rabb berarti a descriptiongru* to anyone whoperfornt a thfuig in a mn'tplete man-
ner. Sementara Ar-Razi berpenciapat, adanya perbe-
daan antara Tuhan sebagai pendidik dan manttsia se-
bagai pendidik. Allah sebagai pendidik, Dia Maha ta-
47
Bedah Buku
hu kebutuhan peserta didik-Nya, karena Dia sebagaiPencipta mereka. Kedudukan Tuhan sebagai pehga-was tidak terbatas oleh suatu grup atau bangsa, makakedtrdukan Tuhan adalah Pendidik semesta alamrabbul'alamitl.
Kata lain yang dapat dikaitkan dengan konsep.pendidikan adalah kata Qur an dan Kitab itu sendiri.Qur an yang diambil ciari qaraa berarti mernbaca danKitab dari katabayangberarti menulis. Keclua kata inidapat dikaitkan dengan konsep pendidikan Islam,namun permasalahannya adalah bagaimana menye-rap konsep pendidikan dari Alquran tersebut.
Dalam hal ini Rasulullah bersabda, " perumpa-maan clari petunjuk dan ilmu yang diturunkan kepa-daku, bagaikan hujan lebat yang jatuh ke bumi. Seba-
gian tanah bisa jadi subur dengan menyerap air hujantersebut, dan dengannya tumbuh sayur-sayuran danpadang rumput. Tetapi sebaliknya untuk sebagianyang lain". HR Imam Bukhari (p.25)
Dengan begitu, maka sistem etika clalam Alqtrranharus diterima, karena dia bersumber dari Allah, bu-kan karena dia sebagai hasil scientific experinzentation.Ayat yang ada dalam Alquran, ticlak hanya untukclibaca atau dihafalkan sebagai mana dilabelkandalam bentuk pendidikan Islam sekarang. Alquranharus digali untuk mendukung, dan mendasari sistempendidikan secara keseluruhan, dengan ticlakmeiupakaniimu-ilmu lain. Peserta didik diajak untuklebih mampu menangkap makna yang terkandungdi balik kalam Allah, karena simbol-simbol yangdiukir Tuhan melalui ayat-ayat-Nya, tidak akanmembawa makna yang berarti, manakala ticlak dicariterobosan-terobasan untuk menangkap maknanya.
AJ,at ysng adu dalant
Alquron,'tidak hanyauntuk dihaca stun
dilrufulkan sebagoi-
nutnfl dilabelkandulsm bentuk
pendidikan Isluntsekurung. Alqurunharus diguli untuk
mendukung, dan
ntendusari sistent
pendidikun securu
keselurulrun, dengan
tiduk ntelupakan
ilmu-ilmu luin
JPI, Fakultas Tarbiyah LIII. liI/96
'l
48
seorang pandui hesi
atuu lukang koyu,
untuk berhasil dulunt
tugasnya dia lrurusmengenal dan
ntengerti nnterialyang dioluhnya llegitupulu haln.ya se(rrung
pendidik dalam melak-
sanakan proJbsin.yu,
diu akun berhasil haik
bila ia memiliki ide
J,ang.ielas lentungntnnusiu sehagui
subyek didiknyu.
JPI, Falaitas Tarbiyah Ill|. 1,/I/96
Bedah Ruht
Manusia dan PendidikanManusia adalahprrsa t tuju d.ari proses pendidikan.
Hal ini akan mudah direalisasikan apabila orangselaltr ingat dan mengerti, bahwa perhatian utamadari stratu pendidikan adalah untuk mengarahkandan mengantarkan manusia pada tingkah laktr terten-tu. Sebagai contoh, seorang panciai besi atau tukangkayu, rmttrk berhasil cialam ttrgasnya elia hartrs me-ngenal dan mengerti rnaterial yang diolahnva. Begittrpula halnya seorang penrliciik dalam melaksanakanprofesinya, dia akan berhasil baik bila ia memiliki ideyang jelas tentang manusia sc'bagai surbvek rlidiknva.
Besarnya perhatian terlradap mantrsia sebagai pe-laku dan subyek pendidikan, rnengacu p-rada kedutlu-kan rnanusia sebagai kltalitah di muka burni, seba-
gaimana yang telah cliterangkan c-tengan jelas oleh ,Al-
lah dalam Alcl,rran. "lngatiah ketika Tuhanmu berfir-man kepada malaikat, Aku akan jadikan Htalifah dimuka bumi". Menurtrt bahasa (Arab) " Khalilalt lnem-punyai arti penerus atatr pewaris, "Abtr Bakar Khali-fah Rasul Allah", artinya Abu Bakar aclalah penerussetelah wafatnya Rasulr,rllalr.
Namun demikian, pengertian ini akan mengan-dung pertanyaan, "siapa yang cliwarisi manusia ?"Ada yang percaya bahwa mantrsia pewaris jin elan
ada pula yang mengartikan, bahwa mantrsia per.t'arismanusia yang lain. Pendapat ini didukung beberapaayat dalam Alquran seperti, "Dia (Allah) menciptakankamu "pewaris" di rntrka bumi." Dalam ayat vanglain ditegaskan, bahwa "Allah rnenghancurkan suatukaum dan menggantikannya dengan kaum yanglain." Pendapat ketiga, khalifalt diartikan sebagaikhalifah terhaclap Allah sendiri; bukan terhadap jin,
49
Bedah lluku
manusia atau golongan yang lain. Allah yang utama,
lalu climaksudkan agar mandsia sebagai khalifah,
berperilaku dan berbuat sesuai dengan ajaran-Nya'
Bila menilik pada firman Allah yang lain seperti,
"Aku hembuskan padanya ruh-Ku", maka membe-
rikan gambaran kesatuan Allah dalam ciiri manusia
det got fitrahyang diberikan kepaclanya. Sebtrgai lria-Iifah, manrtsia sangat illegible tmtuk bisa mengem-
bangkan kemanttsiaannya dengan merenggLtt semua
sifat Tuhan, lalu berprestasi, dan berkreasi t{i muka
bumi. Apabila sifatTuhanYang Maha Pendidik, kalatr
merasuk dalam c{iri manusia sebagai penciidik, tentlt
akan memprocluk hasil yang satna sekali ticiak kon-
tradiktif ,.lengan kema uan makhl uk .1an Khal ik'
Meskipttn demikian, walau kedullukan sebagai
khalifah,manttsia tetap tidak memPunyai hak tntukmengklaim atas kekuasaan absoltrt Tr-than r'tnttrk clija-
lankarurya di muka br-rmi ini. Bahkan, manttsia de-
ngan statttsnya itu, tetap saja harus melaksanakan se-
gala perintah Allah dan tunduk kepada segala keten-
tuan-Nya.
Tujuan PendidikanTujuan pendictikan aclalah menggali clan rnening-
katkan potensi peserta,lictik, sehingga ia dapat men-
fungsikan secara optimal keciudukannya sebagai kla-tifah ,Ji muka bumi. Kematangan dalam berp'rikir,
membaca, dan menganalisis "petunjuk" Allah, baik
yang tertulis maupun yang ticlak tertttlis, untr-tk diap-
likasikannya clalam kehidupan nyata. Ini yang harus
diacu oleh pendirlikan lslam, sehingga menghasilkan
protluk yang tidak hanya tahu ayat Allah, tetapi
mampu mengaktttalisasikan dalam kehiclupannya.
Sehugui khuldult,
nturtttsitt ,unfr,illegihle untuk hisu
nrcngemhungkutt
ke nuut t t s itt il tt tr Jt (t
ilengun merenggut
sentuu siJitt Tuhun,
Iulu herprestasi, tlun
herkreusi di nmkubumi
Jf'\. Fakulta.r Tarbiyah {lll, I/I/9650
muutun sehuult
kurikulum harusdirancang tiduk sujuuntuk mengemhung-kun dun kepentingunkekikiniun sistva (didunia), tapi.jugumengentbangkun etuts
martubat ntanusin
sebagui tumu Titlmn diakhirut kelak-
JPI. Fqhtltas Tarhi)tah (lll, 1/l/90
Bedah Buku
Untuk mencapai sebuah tujuan vang ideal, kuri-kulum sekolah harus dirancang sesuai dengan prin-sip-prinsip yang benar; aktivitasnya hartrs di desaindalam berbagai bentuknya, sehingga subyek didikbisa mencapai tujtran yang dikehenclaki. Pola pikirpenulis bahkan agak berbeda dengan pola ),'angciikemb angkan oleh a lma ma te rn y a (Jti ve rsi ta s Ltn nt u /Qura yang masih menganr,rt aliran "traclisional aS-r.
proacH'.
Menurut penulis, stressirrg tujtran hartrs elireka-yasa seclemikian rupa agar bistr clicapai oleh siswa clanadanya arahan untuk melanjutkan proses pembela-jaran. Kurikulum ti,lak bolelr hanva sekadar angan-angan atau gambaran yang ieie;rl, sangat umum, dantidakhanya memenuhi tlmtr,rtirn pelaksanaan c-li kelasbawah. Kurikulum semacarn ini rnenurntnva, digarn-barkan bukan hanya akan merngikan siswa, tetapijuga merugikan guru dan ser.nLra pihak. Untuk itu,maka rnuatan sebtrah krrrikrrlr.rm' harns dirancangtidak saja untuk mengembar-rgkan dan kepentingankekinian siswa (tli clunia), taprijtrga rnengembangkanetos martabat manusia sebagai tamu Tuhan di akhiratkelak.
Inti tujuan sebuah pencliclikan Islam, apapun ben-tuknya, adalah r,rntuk menca;-rai ridla Al.lah. Artinya,tujuan pendidikan Islam jatrh lebih luas dan mendasarclibandingkan dengan tujuan penriidikan secaraumum. Untuk itu, fungsi nr.rnrrsia sebagai khalifahtir.lak lain hanya unttrk rnengabdi kepacla-Nya, baiksecara vertikal maupun horisontal. Segala upayapendiclikan, mulai dari rancangan sebtrah kr.rrikulumsampai kepada pelaksanaan dan pengetrapan segalabentuk aktivitasnya, harus cliselaraskan untuk bisa
51
Eedah Buku
mencapai tujuan di atas. "Aku ticlak menciptakanJindan manusia, kecuali untuk mengabdi kepadaKu".
Sebagaimana yang dijelaskan pula oleh Sayid
Qutub, bahwa segala bentttk perbuatan manttsia
sebagai khalifah cli muka bumi, akan menjadi ibatlah
yang dicatat sebagai amal baginya. Dengan begittt,'maka tujuan pendidikan lslam yang paling akhir,sebagaimana tergambarkan di atas, tidak lain adalah
untuk mencapai manusia sempum a, m ar7's contp I e ti on,
yang mttlia di mata Tuhan.Kejenuhan dan kejumudan pendidikan kita sela-
ma ini, khususnya pencliclikan Islam, karenaumumnya masih bersifat tradisional, dan hal iniditangkap jelas oleh penulis. Menurutnya, aktivitasmurid ticlak boleh dibatasi oleh tembok sekolah.Segala benhrk aktivitas dan dinamika cli sekolah harus
clihubungkan erat dengan kebtttuhan dan tunttttanmasyarakat. Maka dari ittt, sebuah proses pentlic{ikan
dan tujuannya secara khusus, dapat elirancang c{alam
jangka yang panjang dan berkelanjutan, clengan
menempatkan masyarakat sebagai partnernya.ParJa bagian lain rJiberikan gambaran tentang mot-
toyangmenjadi motivasi ikhtiar yang tlilakukan, de-
ngan mengutip tulisanJohn Dewey dalam Democracy
and Education (p.59) bahwa; "hidup adalah pengem-
bangan clan berkembang. Berkembang cian tr.tmbuh
berarti hielup. Maka pencliclikan berarti (1) prbses
tic{ak pernah berakhir, (2) proses adalah reorganizing,re con s tr u c ting dan tra ns fo rmi ng y ang b e rke I anj u tan
pula".
Isi PendidikanGambaran tujuan pendidikan sebagaimana yang
Segulu hentuk aktivitas
dan dinantika disekolah harus
ililttthungkon erttdengun kehutulmn dan
ttt ttttttun musyornkat.
Muku iluri itu, sehuult
pruses pendidikun dun
tttjuunnya secartkhusus, elaput
diruncung dulunrjungku yang punjang
dan berkelanjutan,
dengun menentpulkan
ntusyurukut sebagui
partnernyo
JI'|, Fakulta:;'l'arbiyah UII, l ili9652
Kalau tu,iuun
pendidikan berheda
antara satu nta-syarakat dengon
musyarakol yang luin,muka contents
kurikulumnyapurtInrus dupat
diselenggurakon. De-sain contents yuttgcocok dan tepal herurlikemampuan menilih,kemampuan memililtbercfti keheranian
dalam nrcnenlukunsebuah nilai
JPl, Fafultas Tarhivah I/ll, lI/96
Bedah Buktr
telah diungkapkan di atas, tidak akan bisa tercapaikecuali para penclidiknya memilih dan mendesainmuatan yang cocok untuk sebuah kurikulum seko-lah. Pengertian contetrfs, dapat diartikan sebagai se-buah organisasi ilmu pengetahuan yang menjadiacuan dari segala bentuk aktivitas sekolah. Dan perludiingatkan bahwa contents ini bukanlah tujuan akhirdari sebuah proses pendidikan, tapi ia aclalah saranauntuk mencapai tujuan yang lebih ideal.
Para perumus dan penanggungjawab dalam me-milih contents kurikr,rlurn tidak bisa lepas clari adanyahubungan yang erat antara tujuan dan contents itusendiri. Maka contents harus fleksibel dan bisa di-moclifikasi dalam pelbagai cara untuk pencapaiansebuah tujuan. Membaca dan menghafal Alcluran cla-pat dikategorikan sebagai contents kurikulum, tetapiitu bukanlah tujuan semata yang mesti berakhirsampai di sitr.r. Hal semacam ini, oleh penulis, banyakditemukan di dalam pencliclikan Islarn tradisional,sehingga masyarakat lebih bangga dengan penca-paian target di atas claripacla pengamalan clan telaahlanjutnya.
Kalau tujuan pendirlikan berbeda antara satu ma-syarakat dengan masyarakat yang lain, maka contentsktrrikulumnyapun harus dapat diselenggarakan. De-sain contents yang cocok dan tepat berarti kemam-puan mernilih, kernampuan memilih berarti kebe-ranian dalam menentukan sebuah nilai. pandangan
yang keliru sering terjadi di kalangan para pendidikkita, sebagai diucapkan oleh Hutchings dalam tulisan-nya The Higlter Learnhtgit Anteric-a:
"Education implies teaching. Teaching impliesknowledge. Knowledge is truth. The truth is every-
53
Beclah lluku
where the same. Hence, education should be eYerY-
where the same". (7936:13).
Alqtrr an a clal ah com e r- s tone d a ri teo ri pencli c{ik an
Islam, bahwa prinsip-prinsipnya' sebagai faktor pe-
nentu dalam penyatuan beberapa subyek yang terga-
br-r.g dalam sebttah kuriktrh-rm. Menurut penulis, ti-
dak ada materi pelajaran yang diklasifikasikan seba-
gai agama atau sekuler. Semtta bentuk bitlang studi,
termasuk science,harus diajarkan berdasarka n Islanic
view poinf. Akan terbukti bahwa dualisme cialam
sebtrah kurikulum, bukanlah aspek yang inhetend'ari
pandangan Alquran; di mana dia harus ada, dan
memberi atribttt terhadap faktor-fakt or socio-poli tical,
baik intemal maupun esksternal.
Telah dimaklumi bahwa ayat-ayat Atlah itu ada
pacla diri manusia, clan alam merupakan tambahan
clari ayat-ayat yang termakttrb dalam Alcl-rran. Ketiga
sttmber ini hendaknya menjadi kendali terhadap
pelaksanaan seb uah penclictikan. Kepedulian penulis
ciengan "core" pendidikan lslam, tidak luntur oleh
tuntutan zaman sebagaimana terjacli cli beberapa
negara yang mayoritas penducittknya Muslim. Maka
dari itu, segala sesuattt yang berkaitan dengan
Alquran dan Hadits serta bahasa Alquran, menjadi
prioritas utama dari sebtrah acuanpenclidikan. Di sini
terlihat konsistensi penttlis dengan rujukan abadi,
yang tidak bisa dimanipulasi oleh apapun bentttkkonelisi yang mungkin terjadi dan hanya metode ka-
jiannya saja yang perlu ditelaah ulang cian selalu
dimatangkan.Lebih lanjut dijelaskan bahwa muatan sebttah
kurikulum harus juga memasukkan lapangan ilmupengetahuan yang concerndengan kajian alam. llmu
duulisme dulant
sehuult kurikulum,hukunlult aspek yang
inlrcren daripundungun Alquran;
di rrumu dia hurus udu,
dun numberi utributte r I rudup Jir kktr-f ak to r
sttcio-political, buik
internal ntuupunesksternul.
JPI, Fakultas Tarbiyah UII. l1l/9654
Arus invasi luur.yangpuda gilirannyumenghancurkanpandangan untuntterhadap ilntupengetahunn Islantdon memban!:un
asuntsi negatifterlndap masyurnkat
Islant Sikup inimuncul kurenu llntuAlquran dan bulrusu
Arab nrasilr
nterupakan kontponenyang hanya "ltartts"tliltufal dan dihuca,
hukan untuk tlikem-bangkan dan diannlisissesuai dengan zanutnkekinian.
JPI, Fakultas Tarbiyah UII, I il/96
Bedah Buku
ini bisa disebut dengan al-ulunt al kawniyyah; termasukdi dalamnya astronomi, biologi, botani dan lain-lain.Beberapa elemen yang ada di dalam kurikulum, harusada unsur agamanya. Tetapi pada bagian lain, bisajacli muatannya non-religious. Karena pada hakekat-nya tidak ada kontradiksi antara scienced,engan avat-ayat Allah.
Dalam konteks tersebut, Ismail al- Faruclimengemukakan alasannva untuk rnenyatukan ilmupengetahuan dalam Islam, yaitu:
" ........f.or the truth .,.. is none other than the intelli-gent reading of nature in scientific report and experi-ment, or the rearJing of God's revelation in His Holybook. God is the author of both; and both of His worksare pr-rblic, appealing to no magisterium other thanthat of reason and understanding". (p. 139).
Dualisme cii dalarn muatan kurikulum yarrg per-petuates c{ikhotomis antara pernyataan Allah, antaramantsia clan alam, clan Alclr-rran, bukanlah suattr ele-men yang integreted menumtpandangan Islam. Arusinvasi luar yang parla gilirannya menghancurkanpandangan urrlum terhadap ilmu pengetahuan Islamdan membangun asumsi negatif terhaclap masyarakatIslam. Sikap ini muncul karena llmu Alquran danbahasa Arab masih merupakan komponen yang ha-nya "harus" dihafal dan dibaca, bukan unttrk dikem-bangkan dan dianalisis sesuai dengan zaman ke-kinian.
Di sisi lain, dalam proses penclidikan kita dijumpaibanyak sekali kurikulum yang kaku dan jumud. Se-
mentara Barat dengan beberapa bentuk propa-gandanya, baik tlenganpolitik, ekonomi, dan budaya,dengan beberapa tamengnya telah mengubah sikap
55
Bedah Buhr
kita sendiri terhadap proses pendidikan Islam yang
selama ini berlangsung. Bahkan realita tersebutmenguatkan keengganan kita untuk pecluli dengan
kekurangan-kekurangan yang kita alami ittt. A,Ja lagi
bentuk lain ytrng terjacli yaitu dengan mengaciopsi
sistem peneiiclikan modern elengan sistem tradisisnal,
tanpa adanya modifikasi yang berarti.
Parla bagian lain, penulis memberi beberapa
wacana sebagai ikhtisar dari beberapa pemikiran di
atas. Fenomena menunjukkan dua hal yang memba-
hayakan rJan setiap penclitlik mtrslim harus mewas-
padainya. Pertanta, sr"rbyek materi yang bartr, akan
menclapat peltrang waktu lebih banyak, dan ini akan
menggusur seclikit clemi seelikit "essensial [slantic sci-
e nce " y ang merupakan " core " kttriktrltrm. Il rn r"r- i lm r-r
yang,liperkenalkan di clunia Islam, telah mengambil
ternpat clari ilmu-ilmr.r yang dibangr.rn atas dasar
Alqtrran.Untuk ittr, pemberian bobot yang ringan terhaclap
prinsip-prinsip Islam, hanya akan membawa kepada
kelemahan semangat Islam di kalangan intelektr'ral
muslim sencliri. Ini btrkan berarti kita meremehkan
clan mentttup kemungkinan masuknya science b artt
eialam kurikulum sekolah, tapi kita harts waspada
terhaclap munculnva rival clan sufierior terhadap
esrensial Islanic sci ences.
Kedua, aclanya gejala trclopsi sekr-rler yang sangat
kontra dengan jalan pikiran Islam. Dengan begitr.r,
maka setiap sekolah hants diarahkan r.ntuk tnenela-
pa tkan kesempatan mendapa tkan pencl ic{ikan aga ffIa.
Bagi penulis, akan tidak acla artinya dan tidak perludib anggakan, manak ala sci ence tirlak me mpecltrlikan
nilai-nilai ajaran agama. Kesadaran yang muncttl
pcmheriun hohot yung
ringun terhudup
pri n s ip-prins ip I s lum,
hutt-yu ukun ntentbuwu
kepudu kelemuhun
senutngut Islam dikulungun intelektuul
nutslinr sendiri. Inibukurt herurti kitumerenrehkun dun
menutult kemungkinun
tttttsuknyu science buntdulunt kurikulunt
sekolult, tapi kitu lturustvuspudu terhurlup
munatlnyu rivul dqn
superior terlrudup
essensiul Islumicsciences.
JPI. F'akultas Tarbiyah UII. lil,/g656
Kesadaran .yangntuncul yang olelrsebagian kitu helunrdisadari clengan huikadalah pola sekuleryang sudah nrcncektkibennk sistutt ugurmereka acuh dengun
agilnta, stau buhkunjustru bersikatrt
antipati.
JPI, Fakultas Tarbiltah {J||, liI/96
Bedah Ruku
yang oleh sebagian kita belum riisadari dengan baikadalah pola sekuler yang sudah mencekoki benaksiswa agar mereka acuh dengan agama, atau bahkanjustru bersikap antipati.
Banyak kalangan yang berpendapat bahwa tidakada masalahnya sama sekali untuk mengadopsi fa-ham sekuler ke dalam ktrrikulum Islam, karena koek-sistensinya dengan prinsip-prinsip Islam sangatdimungkinkan. Hassan, seorang penulis Muslim dariNigeria, mengungkapkan pandangan positifnva ter-haclap sekuler dalam br.rkunya Islantic fuciety in Nige-ria : Its Intplication for Educational and Social Growtlz :Lengkapnya dia menyebutkan :
"In this respect the recognizecl Islamic scholars aswell as the traclitional rulers have a rJuty to educatetheir people tlrat the Western seculer approach doesnot necessarilv act as a rneans of proselytizing forChristianity nor is it anti Islamic but rather that it pro-vides a necesary instrtrrnent for the social and eco-nomic developrnent of tlre comrnunity." (p.298)
Bagaimanapun jtrga, secara spesifik faharn sekulermenafikan agama dari pelbagai aspeknya darikehiclupan manusia, khustrsnya clari climensi ilmu.Penafian agama dari beberapa aspek keilmuan, dapatditafsirkan menurut pandangan Alquran sebagairevolusi memusuhi Allah, karena mengabaikanmanusia sebagai Htalifah. Cragg dalam tulisannyaberjudul The Privilege of Manmenjelaskan:
"... there is no contemporary faith more raclicallyinvolved in this type of secularity. For there is no faiththat has so ambitiously or so programmatically relatedthe human order and the tlivine will." (p. 14)
Hal lain yang menarik dari tulisan Abdul Rahman
57
Bedah Buku
ini adalah penclapakrya bahwa, sciencebisa jacii tidakperlu harus berasal dari Alquran atau hadits. Penr"rlis
menyandarkan pernyataannya ini pada sebuah haciits
yang dikutipnya, yaitu : "Sttatu kejadian, Rastrltrllah
melewati orang yang sedang mengawinkan kurmajantan dan kurma betina. Melihat itu Rasr"rltrllah'memberi
kornentar, bahwa itu perbuatan yang sia-sia.
Tetapi ketika mereka mendengar komentar ittr,mereka menolak. Kemuclian Rastrlullah diberitahtr,penolakan mereka ini berdasarkan paeia bahwa cle-
ngan proses pengawinan ini, akan mempercepat pro-ses pembuahan. Kemr,tclian RastLlr.rllah menjawab, ka-
lau seanc{ainya memang ada manfaatnya, mereka
boleh menerttskan, ittt hanya sekac{ar pendaprat saya
pribaeli clan jangan ikttt saya. Tetapi apabiia saya
mengatakan dengan nama Allah maka kalian haruts
mengikuti r1y a" . (p. la4)Semrta perbuatan diciik harus cliarahkan pae{a
pencapaian tujuan penciitlikan, baik ttrjtran Lunum,
khusus, seketika, maLrpttn tujuan yang bersifatsementara. Pendidik, dalam hal ini aclalah yang pal-ing bertanggungjawab terhadap tercapainya tujuancli atas rian dia harus mengarahkan upayanya untukmencapai tingkat kematangan anak clicliknya. Proses
pencapaian sebuah tujttan vang icleal hartts berke-lanjutan, maka guru sebagai pencliclik tidak hanya se-
bagai pemberi materi pelajaran, tetapi lebih pacla
sebagai penclicliknya.Proses pencapaian tttjuan penclitlikan hartts ciisia-
sati oleh para pendiclik sejak awal. Kalar-riah hal ini ti-dak memrtngkinkan r"rntuk melanjtrtkan satu kerang-ka kerja secara individtr, maka harus adanya jalinan
ikatan antara satu pendidik dengan pendiclik lain
Setnttu perhuutun didikIrurus diuruhkun pudu
pencupuiun tujuunpendidikun, buik
tu.j u un un runx, kh usus,
seketiku, nuutpuntu.i tton yung bersi_fut
sententara
JPl, Fqkultct"- T'arbiyah UII, l,'1,/9658
penyelenggaroan
pendidikan Islam,bagainnnnpunmasyarakatnya,
mempunyai htjuon(pendidikan) .yungsecara unutnT duput
disepakati, yttilu u nlu kpencupaian
kedudukan insankumil, yung ntompttntengubdi kepodo
Allah secnra optimal
JPI. Fakultas T'arbiyah (111. 1,/l/96
Bedah Buku
pada jenjang selanjutnya. Dari keterikatan ini, akanterjalin kerja sama yang-beruntun antar satu pendidikdengan vang lain.
Di sisi lain harus ada kesamaan filsafat, ideologiantar pendidik yang terlibat. Kalatr tidak, akanmelahirkan kerancuan, bahkan dapat menggagalkandari harapan tujuan yang ingin clicapai clan diharap-kan. Filsafat yang dianut, seclapat mungkin harusmencakup segala pandangan dan r.rsaha manusia ke
dalam stratu dasar pandangan, sehingga merupakansuatu kebulatan pandangan yang rnenjiwai dan rnem-persatukan segala pengetahuan dan perbuatan ma-nusia.
Filsafat ini bisa saja berbeda antara satu masva-rakat dengan masyarakat lain. Tetapi dalam penye-lenggaraan pendidikan Islam, bagaimanapLm masv a-
rakatnya, memprmyai ttrjuan (pendidikan) yang seca-
ra ulnuln dapat clisepakati, yaitu unttrk pencapaiankedudukan insan kanil,yang mampu mengabcli kepa-da Allah secara optimal.
Elernen PendidikanAcuan pendekatan sejarah yang atla 'lalam Al-
quran, merupakan hal yang sangat berharga, namunsering dilupakan. Oleh negara-negara Barat, fakta-fakta sejarah ini sudah cliartikan lain, kemudian,Jijaclikan demokrasi sebagai iclola dan filsafat kehidu-pan. Menurut penulis lain" history is regarde,J as a pro-ress leacling to nme ultintate aind'. Pengtrngkapan faktasejarah dalam Alquran, secara berr.rlang-ulang Allahmengungkapkan indikasi akan besarnya makna yangterkandung dalam sej arah seba gai'i tib a rb vatgenerasiselanjutnya.
59
Badah Rrktt
Lebih lanjut ahli sejarah tersebttt mengatakan;" the
emphasis of the Qur an on 'ibrah (instruction) wlich one
gebfrom thestudyofpastgenerations reveals that there is
an implication of the relevance ofpastevents topresent
situation. In other words, the sfucly of pastevettts rerves;t
p utpore a t preretz t, and tlis sugges ts th a t te a ch ing li s to t' v'
in schmls should be geared to helping in a ttaiting the erl u-
cational ainll'.(p.147). Dalam lingkup tersebttt, maka
pengajaran sirah Mtthatntnacl (sebagai contoh),aclalah bertujuan tmtttk mendidik siswa agar ciapat
mengha rgai karakter Muhammacl elan menj acl ikan
prilaku nt'rbi sebagai tauladan.
Di samping sejarah, penulis jtrga mengkilas renais-
sanse. Renaissanse yang akarnya br"rkan dari Islarn,
ticlak bisa dianggap secara positif sebagai hal yang
harus dikembangkan. Menrtrttt perspektif lslam,
renaissanse sebagaimana bentuk peraclab.rn lairurya
seper ti Ph a ra oni c atav Ph rnni ci atr, ti clak peri u cli pec{ tr I i-
kan, karena ini semua mereflek pada semangatiahili-
,vah.Hal yang sama juga terjadi pacla peradaban Barat
yang menafikan Allah clari kehicluPan manrtsia.Karena Mtrhammad hartts diyakini bahwa sebagai
penutup para nabi, maka ajarannya harus menjacli
strmber rt{ukan setiap aktivit a. Renaissiutce or re-birtlt
or tajdid,harus mempunyai makna "kembali kepacla
prinsip-prinsip Alcltrran".Nasr, seorang pakar mttslim, pernah menutlis
dalam Decadence, Deviation and renaissattce itz the con-
textof Contentporary Islant;bahwa, "A true Islanti re-
naissance is then notjust the birth or rebirth of anything
that happns to history but the reapplication of principles
of nature a truly [slamicnature".(1976:39).
Menurut perspektiJ
Islunt, renuissunse
sehuguimunu bentuk
peruduhun luinnyu
sqterti Plruroonic utau
Pluteniciun, titlttkperlu cliltedulikan,
kurenu ini semuu
mereflek padu
semungut juhiliyulr
,lPl, Fqhtlttrs'[arbiyah UII. I ;lt'9660
metode yilng tidukteput, bukan soju tiduktercapainya tujuonpendidikun, tetqidapat melahirkan hulyang lehih hahayo,
yaitu sentakinplnbin-yu srtb-yek diilikterhuelup materi yungdiajnrkan
JPI, Falailtas Tarhiyah IIII. lI/96
Bedah Buhr
Maka dari itu, deviasi dari prinsip Al Qur'an" should not be boiled asprogrcssive even if it is accon'tpa-
nied by nttte lnli tical, eanonical o, r wial adieventend' .
Kalaulah analisis ini dapat diterima, maka sejarah daribeberapa gerakan politik di clunia muslim yang dico-py dari nasionalisme Barat, rnenurt t panclangan Is-lam, tidak bisa dianggap sebagai suatu bentuk re-naissance.
Metode PendidikanMetode pendidikan sangat mernberikan corak
perbedaan antar satu bentuk pendittikan dengan pen-diclikan yang lain. Sekolah yang menitikberatkanpadametoda rnenglrafal, sangat jauh berbecla kualitas dankemajuan belajarnya dengan sekola}r yang meng-utamakan sistem analisis. Muatan kr,rrikulum yangbaik, tidak membawa arti apa-apa kalau tidak meng-indahkan suattr rnetode pengajarannya.
Alqrrran dan Hadits sebagai rujr.rkan yang telahelisepaka ti keab sah annya, tida k akan memberikan artikalau metode penyampaiannya yang tidak tepat. Halyang lebih parah lagi adalah dengan metode yangtidak tepat, bukan saja ticlak tercapainya tujuanpendi-dikan, tetapi dapat rnelahirkan hal yang lebih bahaya,yaitu semakin phobinya subyek didik terhaclap materiyang diajarkan.
Fenomena menunjukkan dengan jelas, bahwadunia pendidikan Islam semakin kecil perannya, danini lebih disebabkan oleh kejumudancara berpikirpa-ra pendidik kita. Maka menurut Abdullah, " The aimsof educa tion arc of the utntet intlnrtane bea ux they gov-em toa greatextent, tltenafureafmethods and content.The lad< of adegua te methods or antent res ul ts in rerious
67
Bedah Buht
damageto theprocessof educationeven though the aints
might be of a high standard' Itntust be em7'>fi25i2sc! that
aitns do not operate in a vac un1" . (p. 170)
Itis self-evident that differentsocieties do not aint at
incl uca ting iden tical pa ttents of beha v,i or in tlei r ntetnbers.
.Setiap masyarakat memptmyai perspektif tersenc{i ri,
serta mempunyai image tersendiri terhadap sebrtah
sosok yang icleal. Irti berarti, bahwa tujr-ran peneliiiikan
ticlak harus selalu c{iimport dari masyarakat lain'
Sebab, tujuan penciiclikan adalah cara elari sebuah
proses penclirlikan, dan selanjutnya, teori pendiclikan
terhatlap masyarakat tertentu haruslah mernptrnyai
karakteristik tersenc{iri. Meski clemikian, ketrnikan
pendidikan dari satu masyarakat tidak berarti menar-
fikan pengalaman dari masyarakat lain, cian tidak
pula menolak kesamaan antara komponen clan teori
pendidikan vang lain.Prinsip-prinsip Alcltlran yang telah mernberikan
fonclasi terhadap teori penc{idikan Islatn, bisa ciikon-
firmasikan dengannon Islam, seiagi tidak melahirkan
prinsip yang kontra,liktif. Tetapi kalau seanclainya
teori vang non Islam tersebtrt incorportttecl, maka teori
tersebttt ticlak rneniacii permasalahan. Untuk hal
semacam ini, Abdul Rahman rnernberi saran, bahwa
" when an elententis ittcorp'>orated in attv theorv olecluc;t-
tion, itgrxs through nn'rc dnttges, esp'ecially those;ts;tects
which are cttlturall-y oriented' .
Bisa saja muatan suattt ilrnu tidak berbetla ant;rra
satu masyarakat clengan masvarakat lain. Tetapi,
beberapa sikap yang ada kaitannya dengan ilmtt, ittt
akan bervariasi dari satu masyarakat dengan masya-
rakat yang lain, karena memiliki ketergantungan dan
keterjalinan dengan nilai dan kepercayaan yang
tu.iuun pendidikun
tiduk lrurus selulu
tliintport duri
ttrttsyurukut Iuin.
Sehult, tuiuunpendidikun udulult
curu duri seltuult
pr()ses pendidikan, dun
selunjutttyu, teori
pendidikun terhudoP
tttu s),u rukut terte n tu
lmrusluh mempunyui
kur ukteris ti k ters end iri
JI'l, Fakultas Thrbiyah UII, l/l/9662
kita tidak tuhrt
sehenarnyu apa.yang
kita hurapknn darisehuah ltnrsespendidikun, kulaulultkita tidak mentilikikonsep lung.ielostentung "ntanusio"dun atribulnlta"
JPI, l;akultas larbgah Illl, lil/g6
Bedah Ruhr
dianut.Meskipun demikian, menurut teori pendirlikan Is-
lam, sekuler tidak mempunyai tempat sama sekalidiclalamnya dan sekuler diang$ap sebagai an insepa-rable dnribute of sciet'tce. Seclangkan dernokrasi Barat,Marxisme, yang telah memberi sumbangsih besarterhadap perkembangan ilmu pengetahuan danteknologi, keduanya ini rnempruryainilai ,Jan beliefsmasing-masing vang perlu diwaspaclai.
Pada bagian akhir tulisannya, penulis memberiikhtisar bahwa kita tidak tahr.r sebenarnya apa vangkita harapkan dari sebtrah proses pen'Jidikan, kalau-Iah kita ticlak memiliki konsep yang jelas tentang"manusia" dan atributnya. Dari konsep Alqtrran, ma-nusia adalah tmik apabila dia dilihat sebagai HtalifahAllah. Manusia men"rpLulyai fitrah yang baik, bebasberkehencl ak, body, soul d.an ntincl.
Untuk itu, maka pendidikan Islam harus diarah-kanpada pengembangan semua atribut yang dimilikimanusia. Selanjutnya, pendidikan Islam diarahkanpada pembentukan the fithful indivi,Jual yang peduliterhadap pelbagai komponen alamnya dengan tidakmengorbankan pihak la in. Lal u mengupayakan sikapberimbang seperti beriman pada yang ghaib, clanbukanberarti pendidikan Islam ntenolak cara berpikirrasional. Hal tersebut sarna halnya clengan kc'pedulianterhadap nilai-nilai spiritual, dan bukan berarti meng-indahkan kepentingan biologis dan nilai-nilai practi-cal lainnya. Dalam teori pendidikan Islam, orang ticlakakan menemukan kontradiksi antara prinsip-prinsipideal dengan kepentingan biologis.
Oleh karena konsep khalifah telah memiliki kesa-tuan pe rson a I i ty, maka ma teri pel ajaran y ang rliberikan
Bedah Bukrl
kepada siswa, ticiak hartts didefinisikan terlebih cla-
hulu sebagai non-agama atau sekuler, dan semtta ma-
teri yang disampaikan harus diarahkan pada penca-
paian tttjuan. Kesatuan ayat-ayat.Allah cialam Alclur-
an dan fenomena alam, mengharapkan kesatuan
muatan pendidikan. Kesatttan, bttkan clualisme seba-
gai karakter dari mttatan teori pencliclikan lslarm.
'tulisan ini disiapkan oleh Drs. Ar.huru&lin Sultil, tuI'Ed.' Artggota
Penyunting .lurnal Pendilikan Islunt, -vung iugu sehugui l)osen
Faku ltas'furhiyah Il I I ftry1'ukarta.
& J['1. I;qkulrcrs'[hrbiyah UIL I il/96