Tesis Ini Telah Diuji pada
Tanggal 10 Oktober 2016
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana
No : 4916/UN14.4/HK/2016
Tertanggal 4 Oktober 2016
Ketua : dr. I Made Kardana, Sp.A(K)
Sekretaris : dr. I Ketut Suarta, Sp.A(K)
Anggota : 1. Prof. Dr. dr. I Gede Raka Widiana, SpPDKGH
2. Prof. Dr. dr. N. Adiputra, MOH., PFK., Sp.Erg.
3. dr. I Putu Gede Karyana, Sp.A(K)
UCAPAN TERIMA KASIH
Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur kehadapan
Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-Nya maka tesis yang berjudul :
”Fototerapi Meningkatkan Kadar Malondialdehid Pada Bayi dengan
Hiperbilirubinemia” dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan, pengarahan, sumbangan pikiran,
dorongan semangat dan bantuan lainnya yang sangat berharga dari semua pihak,
tesis ini tidak akan terlaksana dengan baik dan lancar. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya
dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Rektor Universitas Udayana, Prof. Dr. dr Ketut Suastika, SpPD-KEMD
dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Prof. Dr. dr Putu
Astawa, Sp.OT (K), M.Kes yang telah memberikan kesempatan dan
fasilitas kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan program
pendidikan dokter spesialis I di Universitas Udayana.
2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana, Prof. Dr. dr A.A.
Raka Sudewi, Sp.S(K), atas kesempatan yang telah diberikan pada penulis
untuk menjadi mahasiswa program pascasarjana, program studi Ilmu
Biomedik.
3. Ketua Program Pascasarjana Ilmu Biomedik, Dr. dr. Gde Ngurah
Indraguna Pinatih, M.Sc, Sp.GK, yang telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menjadi mahasiswa.
4. Direktur RSUP Sanglah Denpasar, dr. I Wayan Sudana, M.Kes atas
kesempatan dan fasilitas yang diberikan untuk melanjutkan pendidikan di
Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak dan melakukan penelitian di RSUP
Sanglah Denpasar.
5. Kepala Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana/RSUP Sanglah, dr. Bagus Ngurah Putu Arhana,
Sp.A(K) yang telah memberikan kesempatan penulis untuk mengikuti
program pendidikan dokter spesialis Ilmu Kesehatan Anak FK
UNUD/RSUP Sanglah.
6. Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis I (KPS PPDS-I) Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, dr. Ketut
Suarta, Sp.A(K) yang telah memberikan kesempatan, bimbingan dan
dukungan.
7. dr. Ida Bagus Gede Suparyatha, Sp.A, selaku pembimbing akademik
penulis yang senantiasa membimbing dan mendukung selama penulis
mengikuti program pendidikan dokter spesialis Ilmu Kesehatan Anak FK
UNUD/RSUP Sanglah.
8. dr. I Made Kardana, Sp.A(K) selaku pembimbing pertama atas bimbingan,
arahan, dorongan serta waktu dan pemikiran selama penyusunan tesis ini
sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Terima kasih karena telah
menjadi orang tua yang senantiasa mengarahkan, membimbing dan
memberikan dukungan selama penulis menjalani pendidikan PPDS I IKA.
9. dr. I Ketut Suarta, Sp.A(K) selaku pembimbing kedua yang telah banyak
memberikan bimbingan serta meluangkan waktu dan pemikiran dalam
penyusunan tesis ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
10. dr. I Putu Gede Karyana, Sp.A(K), Prof. Dr. dr. I Gede Raka Widiana,
SpPDKGH, Prof. Dr. dr. N. Adiputra, MOH., PFK., Sp.Erg, selaku
penguji yang telah memberikan banyak masukan dalam penyusunan dan
penulisan tesis ini.
11. Seluruh supervisor Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah atas segala bimbingan
yang diberikan selama penulis menempuh pendidikan.
12. Seluruh staf Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana/RSUP Sanglah atas segala bimbingan yang diberikan
selama penulis menempuh pendidikan.
13. Rekan sejawat PPDS I Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah, atas pengertian, bantuan
dan kerjasama yang baik selama masa pendidikan penulis.
14. Seluruh pasien dan keluarga yang diikutsertakan dalam penelitian ini, atas
kesediannya dalam penelitian ini.
15. Suami tercinta, I Made Oka Widiabdi Husada, yang selalu setia
mendampingi dan memberi dukungan. Anak tersayang, Putu Aurora
Renata Husada, yang selalu menjadi penyemangat penulis membuat tesis
ini. Kedua orang tua dan mertua, yang dengan penuh kasih saying dan
penuh cinta membesarkan, mendidik, dan mendukung sepenuhnya
sehingga penelitian ini dapat terselesaikan. Tidak lupa juga terima kasih
untuk kakak dan adik-adik tersayang yang senantiasa membantu dan
memberi dukungan dalam penyusunan penelitian ini.
16. Kepada semua pihak, keluarga, sahabat, rekan paramedis dan non
paramedis yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu di sini, atas
seluruh dukungan dan bantuan yang telah diberikan selama penulis
menjalani pendidikan PPDS I IKA.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini jauh dari sempurna. Dengan
segala kerendahan hati, penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam
penulisan tesis ini. Sekiranya, penulis tetap mohon petunjuk untuk perbaikan
supaya hasil yang tertuang dalam tesis ini dapat bermanfaat bagi ilmu kedokteran
dan pelayanan kesehatan.
Denpasar, 4 Oktober 2016
Kadek Apik Lestari
ABSTRAK
FOTOTERAPI MENINGKATKAN KADAR MALONDIALDEHID PADA BAYI DENGAN HIPERBILIRUBINEMIA
Fototerapi adalah pilihan terapi hiperbilirubinemia pada neonatus yang paling sering dilakukan. Saat ini fototerapi dianggap menyebabkan terjadinya stres fotodinamik yang menyebabkan terbentuknya peroksidasi lipid. Malondialdehid (MDA) merupakan produk metabolik yang terbentuk akibat adanya radikal bebas pada jaringan dan reaksi peroksidasi lipid yang terjadi. Kadar plasma MDA merupakan penanda spesifik terjadinya peroksidasi lipid dan stress oksidatif. Apakah stres oksidatif terjadi selama fototerapi pada bayi dengan hiperbilirubinemia masih belum jelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar stress oksidatif dengan memeriksa kadar MDA darah perifer pada bayi dengan hiperbilirubinemia yang mendapatkan fototerapi.
Penelitian ini merupakan studi pre-eksperimental dengan rancangan pretest- postest control group, dilakukan di ruang bayi Rumah Sakit Sanglah, Bali, pada periode Juli 2015 sampai Desember 2015. Tiga Puluh bayi dengan usia kehamilan ≥ 35 minggu dan mengalami hiperbilirubinemia dengan kadar bilirubin total yang memerlukan fototerapi diikutsertakan dalam penelitian ini. Pemeriksaan kadar MDA dilakukan sebelum dan sesudah 72 jam fototerapi.
Analisis komparatif dari pre-post test menggunakan uji paired t-test, terdapat peningkatan yang bermakna kadar malondialdehid (p=0,002), dengan rerata kadar MDA 37,961 (SB 15,756) ng/mL sebelum fototerapi dan 68,012 (SB 51,831) ng/mL setelah fototerapi. Pada penelitian ini tidak ditemukan adanya hubungan antara perubahan kadar bilirubin dan perubahan kadar MDA sebelum dan sesudah fototerapi (r = 0,004, p = 0,982).
Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan fototerapi menyebabkan terjadinya stress oksidatif pada bayi dengan hiperbilirubinemia. Sebagai saran dalam penelitian ini adalah penggunaan fototerapi pada bayi dengan hiperbilirubinemia perlu dipertimbangkan dengan baik dan mungkin perlu penelitian tentang kadar antioksidan selama fototerapi. Kata kunci : hiperbilirubinemia, stres oksidatif, malondialdehid, fototerapi
ABSTRACT
PHOTOTHERAPY INCREASE MALONDIALDEHYDE LEVELS IN BABIES WITH HYPERBILIRUBINEMIA
Phototherapy is the most widely used form of therapy for newborn infants with hyperbilirubinemia. It has recently been demonstrated that phototherapy is a photodynamic stress and can induce lipid peroxidation. Malondialdehyde (MDA) is one of the fairly reactive metabolic products resulting from the effect of free oxygen radicals on tissues and from a series of reactions during lipid peroxidation. The plasma MDA level is a sensitive indicator of lipid peroxidation and thus of oxidative stress. But it is not clear whether oxidative stress is increased among neonates who receive phototherapy. The present study was, therefor undertaken to assess the level of oxidative stress by plasma MDA estimation using peripheral blood sample in neonatal hyperbilirubinemia who received phototherapy.
This is a pre-experimental study with pretest-posttest control group design conducted at the Neonatal Ward in Sanglah Hospital, Bali, conducted from July 2015 to December 2015. We included thirty babies with gestational age ≥ 35 weeks and presenting hyperbilirubinemia with Total serum bilirubin (TSB) levels indicated for phototherapy. The laboratory examinations of malondialdehyde level were performed before and after 72 hours phototherapy.
Comparative analysis of pre-post test with paired t test showed that malodialdehyde level was significantly increase (p=0.002) with mean MDA level 37.961 (SD 15.756) ng/mL before phototherapy and 68.012 (SD 51.831) ng/mL after phototherapy. There are no correlation between the change in serum bilirubin levels and MDA levels before and after phototherapy (r = 0.004, p = 0.982).
This study concluded that phototherapy results in significant oxidative stress among babies with neonatal hyperbilirubinemia. Therefore, we recommend a very cautious use of phototherapy in neonatal hyperbilirubinemia and the need of further research about antioxidant levels in phototherapy.
Keywords : hyperbilirubinemia, oxidative stress, malondialdehyde, phototherapy
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM ................................................................................. i
PRASYARAT GELAR ........................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ........................................................ iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ........................................ v
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................... ix
ABSTRACT ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ........................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xvi
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG .......................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................... 4
1.3.2 Tujuan Khusus .................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 5
1.4.1 Manfaat Praktis ................................................................. 5
1.4.2 Manfaat Akademis ............................................................ 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................. 6
2.1 Hiperbilirubinemia ..................................................................... 6
2.1.1 Definisi .............................................................................. 6
2.1.2 Klasifikasi ......................................................................... 6
2.1.2.1 Ikterus Fisiologis ................................................... 6
2.1.2.2 Ikterus Patologis .................................................... 7
2.1.3 Etiologi .............................................................................. 7
2.1.4 Patofisiologi ...................................................................... 9
2.1.5 Diagnosis ........................................................................... 11
2.1.6 Komplikasi ........................................................................ 12
2.2 Fototerapi Pada Hiperbilirubinemia ........................................... 13
2.3 Stres Oksidatif ............................................................................ 19
2.4 Stres Oksidatif Pada Fototerapi .................................................. 25
2.5 Peroksidasi Lipid Pada Fototerapi ............................................. 29
2.6 Malondialdehid .......................................................................... 32
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS
PENELITIAN .......................................................................................... 35
3.1 Kerangka Berpikir ...................................................................... 35
3.2 Kerangka Konsep ....................................................................... 37
3.3 Hipotesis Penelitian .................................................................... 38
BAB IV METODE PENELITIAN .......................................................... 39
4.1 Rancangan Penelitian ................................................................. 39
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 39
4.3 Penentuan Sumber Data ............................................................. 40
4.3.1 Populasi Penelitian ............................................................ 40
4.3.2 Sampel Penelitian .............................................................. 40
4.3.2.1 Kriteria Eligibilitas ................................................ 40
4.3.2.2 Perhitungan Besar Sampel .................................... 41
4.4 Variabel Penelitian ..................................................................... 42
4.4.1 Klasifikasi variabel ............................................................ 42
4.4.2 Definisi Operasional Variabel ........................................... 42
4.4.3 Hubungan Antar Variabel ................................................. 44
4.5 Alat dan Bahan Penelitian .......................................................... 45
4.5.1 Bahan Penelitian ................................................................ 45
4.5.2 Alat Penelitian ................................................................... 45
4.6 Prosedur Penelitian ..................................................................... 45
4.6.1 Pemilihan sampel .............................................................. 45
4.6.2 Pemberian Fototerapi ........................................................ 46
4.6.3 Cara Pemeriksaan Kadar MDA Serum ............................. 46
4.7 Alur Penelitian ........................................................................... 47
4.8 Analisis Data .............................................................................. 48
4.9 Etika Penelitian .......................................................................... 48
BAB V HASIL PENELITIAN ................................................................ 49
5.1 Karakteristik Subyek Penelitian ................................................. 49
5.2 Uji Normalitas Data ................................................................... 50
5.3 Uji Komparabilitas ..................................................................... 50
5.4 Uji Korelasi dan Regresi ............................................................ 51
BAB VI PEMBAHASAN ....................................................................... 53
6.1 Karakteristik Subyek Penelitian ................................................. 53
6.2 Perbedaan Kadar Bilirubin Sebelum dan Sesudah Fototerapi ... 54
6.3 Perbedaan Kadar MDA Sebelum dan Sesudah Fototerapi ........ 55
6.4 Hubungan Antara Perubahan Kadar Bilirubin dan Perubahan
Kadar MDA Sebelum dan Sesudah Fototerapi ......................... 58
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 59
7.1 Simpulan .................................................................................... 59
7.2 Saran ........................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 60
LAMPIRAN ............................................................................................ 64
DAFTAR TABEL
Halaman
5.1 Karakteristik Subjek Penelitian ...................................................... 49
5.2 Uji Normalitas Kadar Bilirubin dan MDA Sebelum dan Sesudah
Fototerapi ....................................................................................... 50
5.3 Rerata Kadar MDA Sebelum dan Sesudah Fototerapi ................... 50
5.4 Hasil Uji Korelasi dengan Uji Spearman ....................................... 51
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Pembentukan Bilirubin ................................................................... 10
2.2 Hubungan antara derajat ikterus di kulit dan perkiraan Kadar
bilirubin serum ............................................................................... 11
2.3 Kadar serum bilirubin terhadap usia neonatus menurut
Normogram Bhutani ....................................................................... 12
2.4 Fototerapi Pada Bayi Usia Kehamilan ≥35 minggu ....................... 14
2.5 Metabolisme bilirubin selama fototerapi ...................................... 15
2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Fototerapi ......................................... 16
2.7 Perubahan oksigen (O2) menjadi air (H2O) .................................... 19
2.8 Reaksi Kimia Oksigen Singlet ....................................................... 21
2.9 Oksidan dan Antioksidan ............................................................... 23
2.10 Pertahanan Antioksidan pada Manusia .......................................... 24
2.11 Proses Fotosensitisasi pada Hiperbilirubinemia ............................. 26
2.12 Peroksidasi Lipid ........................................................................... 29
2.13 Alur Pembentukan Produk Peroksidasi Lipid ................................ 31
2.14 Struktur Kimia Malondialdehid ..................................................... 33
3.1 Kerangka Konsep ........................................................................... 37
4.1 Rancangan Penelitian ..................................................................... 39
4.2 Hubungan Antar Variabel .............................................................. 44
4.3 Alur Penelitian ............................................................................... 47
5.1 Grafik Korelasi Perubahan Kadar Bilirubin dan MDA .................. 52
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
SINGKATAN
AAP : American Academy of Pediatrics
ALE : Advance Lipoxidation End products
AP-1 : Activator Protein-1
ASI : Air Susu Ibu
DNA : Deoxyribonucleic Acid
DIC : Disseminated Intravascular Coagulation
G6PD : Glucose-6-phosphate Dehydrogenase
GSH : Gluthathione
GSH-Px : Glutathione Peroxidase
GSSG : Glutation Disulfida
IK : Interval Kepercayaan
H2O2 : Hydrogen peroxide
HO- : Hydroxyl radical
LED : Light-Emitting Diodes
LOOH : Lipid Hydroperoxide
MDA : Malondialdehyde
NF-kB : Nuclear Factor-kappa B
NO : Nitric Oxide
PUFA : Polyunsaturated Fatty Acid
UGT1A1 : Uridinediphosphoglucuronosyltransferase 1A1
ROS : Reactive Oxygen Species
SB : Simpang Baku
SOD : Superoksida Dismutase
TAC : Total Antioxidant Capacity
TBARS : Thiobarbiturate Acid Reacting Substance
TBA : Thiobarbiturate Acid
TOS : Total Oxidant Stress
4-HNE : 4-Hydroxy Nonenal
LAMBANG
≥ : lebih besar sama dengan
> : lebih besar dari
< : lebih kecil dari
± : kurang lebih
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Keterangan Kelaikan Etik .......................................... 65
Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian ............................................................. 66
Lampiran 3. Penjelasan dan Informasi .................................................... 67
Lampiran 4. Kuesioner Penelitian ........................................................... 70
Lampiran 5. Hasil Analisis Data .............................................................. 72
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kuning merupakan keadaan yang cukup sering terjadi pada masa neonatus.
Kuning pada bayi atau yang dikenal dengan ikterus neonatorum yaitu keadaan
klinis pada bayi yang ditandai oleh pewarnaan kuning pada kulit dan mukosa
akibat akumulasi zat bilirubin indirek yang berlebih. Bilirubin adalah pigmen
kuning yang berasal dari perombakan heme dari hemoglobin dalam proses
pemecahan eritrosit oleh sel retikuloendotel. Pada banyak kasus, keadaan ikterus
ini bersifat fisiologis dan tidak memerlukan penanganan.
Sekitar 60% bayi cukup bulan dan 80% bayi kurang bulan mengalami ikterus
pada satu minggu awal kehidupannya (Mishra dkk., 2007). Hiperbilirubinemia
adalah terjadinya peningkatan kadar plasma bilirubin 2 standar deviasi atau lebih
dari kadar yang diharapkan berdasarkan umur bayi atau lebih dari persentil 90
(Blackburn, 2007). Sekitar 5-10% ikterus terjadi dengan kadar hiperbilirubinemia
yang signifikan dan memerlukan terapi lebih lanjut (Vreman dkk., 2004).
Peningkatan kadar bilirubin dapat menyebabkan terjadinya ensefalopati bilirubin
dan kernikterus yang dapat berakhir dengan kecacatan saraf yang bersifat
permanen (Maisels, 2006).
Tatalaksana hiperbilirubinemia saat ini meliputi hidrasi, fototerapi dan
tranfusi tukar. Fototerapi adalah pilihan terapi hiperbilirubinemia pada neonatus
yang paling sering dilakukan. Fototerapi ini bersifat noninvasif, mudah dilakukan,
efek samping sedikit dan harganya murah. Pada tahun 1985, National Institute of
Child Health and Human Development menyatakan bahwa fototerapi memiliki
efektifitas yang hampir sama dengan tranfusi tukar dalam mencegah terjadinya
kecacatan saraf (Xiaong dkk., 2011). Efek samping yang terjadi akibat fototerapi
masih kontroversi dan banyak diteliti. Beberapa penelitian menyatakan bahwa
fototerapi dapat menyebabkan peningkatan stres oksidatif dan menyebabkan
terbentuknya peroksidasi lipid (Aycicek dan Erel, 2007).
Stres oksidatif terjadi akibat ketidakseimbangan antara oksidan dan
antioksidan serta produksi radikal bebas. Bila produksi radikal bebas melebihi
kemampuan alami sel untuk mengeleminasinya, maka akan terjadi stres oksidatif
yang menyebabkan terjadinya kerusakan sel. Aktivitas antioksidan dalam serum
pada bayi cukup bulan lebih rendah bila dibandingkan dengan orang dewasa. Pada
bayi kurang bulan dan bayi berat lahir rendah aktivitas ini lebih rendah
dibandingkan dengan bayi cukup bulan (Dahiya dkk., 2006). Beberapa penelitian
menganggap bilirubin sebagai bagian dari suatu bentuk antioksidan. Bilirubin
dilaporkan memiliki efek melindungi terhadap oksidasi lipid seperti asam linoleat
dan vitamin A, efek antioksidan dari bilirubin melebihi vitamin E terhadap
terjadinya peroksidasi lipid (Sedlak dan Snyder, 2004).
Sel darah merah sangat sesuai untuk terjadinya peroksidasi lipid oleh karena
kaya akan lapisan lipid yang tidak tersaturasi dan suplai oksigen. Membran sel
darah merah neonatus cenderung lebih mudah mengalami stres oksidatif karena
sifatnya yang dominan pro oksidan. Stres oksidatif dapat mempengaruhi lipid,
protein dan DNA serta diyakini berperan dalam terjadinya berbagai penyakit
seperti pneumonia neonatal, perdarahan intraventrikuler, retinopathy of
prematurity, iskemia jaringan, necrotizing enterocolitis dan acute tubular necrosis
(Dahiya dkk., 2006).
Peningkatan peroksidasi lipid tersebut dapat diukur dengan berbagai
pengukuran penanda (marker) peroksidasi lipid dalam darah, salah satunya
menggunakan malondialdehid (MDA) yang telah diakui sebagai penanda klinis
peroksidasi lipid. Saat ini MDA adalah penanda stres oksidatif dan peroksidasi
lipid in vivo yang paling sering dilakukan (Gulbayzar dkk., 2011). Terbentuk
sebagai suatu senyawa dialdehida yang merupakan produk sekunder atau
pembusukan akhir peroksida lipid dalam tubuh. Malondialdehid telah ditemukan
hampir di seluruh cairan biologis, namun darah (plasma ataupun serum) dan urin
merupakan sampel penelitian yang paling umum digunakan karena paling mudah
didapatkan, paling tidak invasif, dan memberikan hasil yang sama akurat dan
presisi dari indeks stres oksidatif (Block dkk., 2002).
Walaupun berbagai penelitian tentang efek fototerapi terhadap terjadinya
peroksidasi lipid telah banyak dilakukan akhir-akhir ini, namun masih terdapat
pertentangan mengenai hal ini. Dalam penelitian Dahiya dkk., tahun 2006
didapatkan peningkatan secara bermakna kadar MDA dan parameter oksidan
lainnya serta penurunan kadar antioksidan setelah fototerapi. Hal yang sedikit
berbeda yang kurang mendukung hasil penelitian tersebut didapatkan AbdulLatief
dkk., tahun 2012 yaitu adanya penurunan kadar MDA secara bermakna setelah
dilakukan fototerapi, namun terjadi peningkatan kadar Nitric Oxide (NO).
Perbedaan antara kedua penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh
AbdulLatief dkk. (2012) kadar MDA dan parameter lainnya dicek 12 jam setelah
fototerapi, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Dahiya dkk. (2006)
dilakukan 48-96 jam setelah fototerapi.
Pengukuran penanda stres oksidatif dan peroksidasi lipid setelah fototerapi ini
masih merupakan penelitian yang menarik karena sangat seringnya fototerapi
dilakukan untuk terapi hiperbilirubinemia pada bayi dan penelitian ini belum
pernah dilakukan sebelumnya di RSUP Sanglah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah terdapat perbedaan rerata kadar Malondialdehid (MDA) sebelum dan
sesudah fototerapi pada bayi dengan hiperbilirubinemia?
2. Apakah terdapat hubungan antara perubahan kadar bilirubin dan perubahan
kadar Malondialdehid (MDA) sebelum dan sesudah fototerapi?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk membuktikan gambaran dan
perbedaan kadar Malondialdehid (MDA) darah pada bayi dengan
hiperbilirubinemia sebelum dan sesudah fototerapi.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
1. Untuk membuktikan rerata kadar Malondialdehid (MDA) setelah
fototerapi lebih tinggi dibandingkan sebelum fototerapi pada bayi dengan
hiperbilirubinemia.
2. Untuk membutikan ada hubungan antara perubahan kadar bilirubin dan
perubahan kadar Malondialdehid (MDA) sebelum dan sesudah fototerapi.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai referensi untuk
penelitian selanjutnya di bidang Neonatologi, baik oleh dokter, ahli farmasi,
ataupun ahli biokimia.
1.4.2 Manfaat praktis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dampak fototerapi terhadap
terjadinya stress oksidatif dapat diketahui. Apabila terbukti secara signifikan
menyebabkan terjadinya stress oksidatif maka pemberian fototerapi harus
mempertimbangkan besarnya manfaat atau kerugian yang didapat, sehingga
mendapatkan hasil terbaik pada penanganan hiperbilirubinemia.