TINGKAT KEPUASAN ANGGOTA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
BERPENGARUH TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA KOPERASI
UNIT DESA (KUD) MINA JAYA KECAMATAN BUMI WARAS
KOTA BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
Rahmawati Handayani
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
ABSTRAK
TINGKAT KEPUASAN ANGGOTA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
BERPENGARUH TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA KOPERASI
UNIT DESA (KUD) MINA JAYA KECAMATAN BUMI WARAS
KOTA BANDAR LAMPUNG
Oleh
RAHMAWATI HANDAYANI
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kepuasan anggota terhadap
pelayanan KUD, tingkat partisipasi anggota KUD dan faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat partisipasi anggota KUD Mina Jaya Kecamatan Bumi Waras
Kota Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan metode survai. Responden
dalam penelitian ini terdiri dari nelayan (pemilik kapal, nahkoda, ABK, KKM) dan
non nelayan (pedagang ikan). Responden penelitian sebanyak 87 orang, terdiri dari
68 orang nelayan dan 19 orang non nelayan. Pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan pada bulan Januari sampai Mei 2017. Metode analisis data yang digunakan
adalah metode Customer Satisfaction Index, Importance Performance Analysis,
analisis tingkat partisipasi, dan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa (1) kepuasan yang dirasakan anggota atas pelayanan dalam
RAT, simpanan wajib dan pemanfaatan pelayanan unit usaha dalam kategori “puas”.
Berdasarkan hasil IPA atribut yang menjadi prioritas utama yaitu dukungan prasarana
fisik, petugas yang memadai, dan ketersediaan papan informasi; (2) Tingkat
partisipasi anggota koperasi dalam RAT termasuk dalam kategori sedang, tingkat
partisipasi anggota koperasi dalam membayar simpanan wajib termasuk kategori
tinggi, sedangkan tingkat partisipasi anggota koperasi dalam pemanfaatan unit usaha
termasuk dalam kategori rendah ; (3) Usia, lama keanggotaan, jenis kelamin, jenis
pekerjaan, dan kepuasan anggota atas pelayanan koperasi berpengaruh positif
terhadap tingkat partisipasi anggota dalam menghadiri RAT. Lama keanggotaan
berpengaruh positif terhadap tingkat partisipasi anggota dalam membayar simpanan
wajib. Tanggungan keluarga, jenis pekerjaan, dan kepuasan anggota atas pelayanan
koperasi berpengaruh positif terhadap tingkat partisipasi anggota dalam
memanfaatkan pelayanan unit usaha.
Kata kunci : kepuasan, koperasi, partisipasi
ABSTRACT
THE LEVEL OF MEMBERS SATISFACTION AND THE AFFECTED
FACTORS WITH KUD MINA JAYA MEMBERS PARTICIPATION IN
BUMI WARAS SUBDISTRICT OF BANDAR LAMPUNG CITY
By
RAHMAWATI HANDAYANI
This research aims to analyze the level of satisfaction members of KUD, the level of
participation members of KUD, and the factors that affect the level of participation
members of KUD Mina Jaya in Bumi Waras subsdistrict of Bandar Lampung City.
This research uses survey method. The location of this study was purposively with
the amount of people who works for living as a fisherman and unfisherman.
Respondents of this research consist of fisherman (ship owner, ship crew (ABK), ship
machine (KKM), and sailor) and non fisherman (fish merchant). Research
respondents were 87 people that consist of 68 fisherman and 19 unfisherman. Data of
this research was collected on January 2017 – May 2017. The data analysis method
used was Customer Satisfaction Index method, Importance Performance Analysis
method, analysis of participation rate, and multiple regression linear analysis. The
results of research showed that (1) The satisfaction felt by members of the inner
ministry RAT, mandatory savings, and utilization of business unit services in
categories “satisfied”. Based on the results of IPA, the main priority attributes are
sufficient physical infrastructure, staff support, and availability of information boards,
(2) The level participation of cooperative members in RAT was included in the
medium category, the level participation of cooperative members in paying
mandatory savings is include in the high category, while the level of participation of
cooperative members in the utilization of business units is include in the low
category, (3) The age, the length of membership, gender, jobs, and member’s
satisfaction of cooperation services have a positive correlation with the level of
member participation of RAT attending. The length of membership has a positive
correlation with the level of member participation in pay for obligatory deposits.
Family burden, jobs, and member’s satisfaction of cooperation services have a
positive correlation with the level of member’s participation on untilised the business
unit services.
Key words : cooperative, participation, satisfaction
TINGKAT KEPUASAN ANGGOTA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
BERPENGARUH TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA KOPERASI
UNIT DESA (KUD) MINA JAYA KECAMATAN BUMI WARAS
KOTA BANDAR LAMPUNG
Oleh
RAHMAWATI HANDAYANI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PERTANIAN
Pada
Jurusan Agribisnis
Fakultas Pertanian
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis memiliki nama lengkap Rahmawati Handayani,
dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 6 Februari
1995. Penulis merupakan anak pertama dari empat
bersaudara, yang merupakan anak dari pasangan bapak
Khamdani dan ibu Muji Rahayu.
Jenjang akademis penulis diselesaikan dari Sekolah
Dasar Negeri (SDN) 1 Sukarame II Bandar Lampung yang diselesaikan pada
tahun 2006, Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 15 Bandar Lampung
yang diselesaikan pada tahun 2009, Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 8
Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012.
Pada tahun 2012, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN Undangan. Selama
menjalani pendidikan di Jurusan Agribisnis, penulis mendapat kepercayaan
menjadi asisten dosen mata kuliah Pengembangan Masyarakat dan Ekonomi
Sumber Daya Alam dan Lingkungan pada semester genap tahun ajaran
2015/2016. Penulis aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi
Pertanian (Himaseperta) Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lampung
selama tiga periode, yakni periode 2013-2016 sebagai anggota Bidang III
(Pengembangan Akademik dan Profesi). Penulis mengikuti kegiatan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) di Desa Marga Jaya Kecamatan Selagai Lingga Kabupaten
Lampung Tengah. Penulis melaksanakan kegiatan Praktek Umum (PU) di
Kelompok Mekar Tani Jaya Desa Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten
Bandung Barat pada Tahun 2015.
SANWACANA
Alhamdulillahirobbilalamiin, segala puji bagi Allah SWT dan Nabi Muhammad
SAW sebagai suri tauladan terbaik bagi umat manusia, penulis dapat
menyelesaikan Skripsi dengan judul “Tingkat Kepuasan Anggota dan Faktor-
Faktor yang Berpengaruh terhadap Partisipasi Anggota Koperasi Unit Desa
(KUD) Mina Jaya Kecamatan Bumi Waras Kota Bandar Lampung” yang
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di
Universitas Lampung. Banyak pihak yang telah memberikan bimbingan,
dukungan, nasihat, doa serta saran-saran yang membangun dalam penyelesaian
skripsi. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M. Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung
2. Dr. Teguh Endaryanto, S. P., M. Si., selaku Ketua Jurusan Agribisnis.
3. Prof. Dr. Ir. Dermiyati, M. Agr. Sc. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik &
Kerjasama, Bapak Dr. Ir. Abdullah Aman Damai, M. Si. selaku Wakil Dekan
Bidang Umum & Keuangan, dan Bapak Dr. Ir. Kuswanta F. Hidayat, M. P.
selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan & Alumni.
4. Dr. Ir. Dyah Aring Hepiana Lestari, M. Si., selaku Dosen Pembimbing I atas
kesediaan menjadi pembimbing yang senantiasa memberikan titik terang,
masukan, saran, nasihat, dan kesabaran dari Ibu yang menjadikan skripsi ini
dapat selesai dengan sebaik-baiknya.
5. Dr. Ir. Ktut Murniati, M. T. A., selaku Dosen Pembimbing II atas kesediaan
menjadi pembimbing yang senantiasa memberikan masukan, saran, nasihat,
dan kesabaran dari Ibu yang menjadikan skripsi ini dapat selesai dengan
sebaik-baiknya.
6. Ir. Adia Nugraha, M. S., selaku Dosen Pembahas/Penguji Skripsi ini yang
telah memberikan masukan, nasihat, arahan, dan bantuan yang telah diberikan
dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Dr. Ir. Raden Hanung Ismono, M. P., sebagai Dosen Pembimbing yang telah
banyak memberikan arahan mengenai perkuliahan dan masukan mengenai
usul penelitian saya yang akhirnya dapat diselesaikan dengan baik.
8. Seluruh Dosen Fakultas Pertanian terutama Jurusan Agribisnis. Terima kasih
untuk seluruh ilmu yang telah diberikan kepada saya selama menempuh
pendidikan di jurusan tercinta, Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Lampung.
9. Seluruh karyawan di Jurusan Agribisnis (Mba Ayi, Mba Iin, Mba Tunjung,
Mas Boim, dan Mas Buchori) atas bantuan yang diberikan.
10. Kedua orang tua saya, Papa dan Mama tercinta. Terima kasih untuk semua
doa dan kasih sayang yang tak terhingga. Terima kasih untuk kesabaran dan
kebesaran hatinya dalam menuntun dan mengiringi langkah kaki ini sehingga
bisa menjadi pribadi yang semakin kuat dan semakin dewasa. Terima kasih
Pa, Ma. Tidak akan ada kesuksesan tanpa doa dan ridho dari Papa dan
Mama. Sehat selalu Pa, Ma, sampai anak-anakmu ini kelak menjadi seperti
yang kalian doakan. Aamiin
11. Adik-adik kandungku Harlis, Emilia, dan Elisa. Terima kasih sudah
senantiasa mendoakan, mendukung, dan membantu. Semoga kita berempat
mampu menjadi kebanggaan orang tua.
12. Muhammad Rizky Afriyandi. Terima kasih telah senantiasa mendukung,
mendoakan, menyemangati dan memotivasi. Terima kasih telah
membuktikan bahwa langkah kaki ini tidak pernah berjalan sendirian. Terima
kasih untuk seluruh masukkan dan bantuan dalam proses penulisan dan
perbaikan skripsi ini.
13. Om Hendi dan Tante. Terimakasih untuk doa, dukungan, perhatian dan
motivasinya yang selalu mengiringi untuk menjadi pribadi kuat dan semakin
dewasa. Om dan Tante paling pengertian dan hangat.
14. Eki, Lala, Tanti, Iman, Rezza dan Japar. Kita bukan kakak-beradik, namun
kalian menjadi salah satu inspirasi bahwa masa yang sulit bukan halangan
untuk meraih cita-cita.
15. Sahabat tersayang, Adelia Rizky, Agnesya Dwitia, Annisa Shabrina Ghaisani,
Audina Meutiara, dan Fernaldi Shidi Hutomo atas dukungan, dan motivasi
dalam proses menuju penyelesaian skripsi.
16. Terimakasih untuk sahabat – sahabat SMAku, Hijabers Community Lampung
yang tidak bisa disebutkan satu per satu atas dukungannya selama ini.
17. Teman-teman Agribisnis 2012 yang selalu siap mengulurkan tangan selama
masa perkuliahan. Desi, Nadia, Susi, Karin, Delia, Afsani, Yohilda, Meiska,
Devi, Ega, Syafri, Ririn P,Agus, Mita, Hening, Selvi, Eva,Tri Uli, Windi,
Mukti, Hari, Rendi, Imung, Imam, Shandy, Ade Agung, Yurlia, Tri Widia,
Dayu, Rizka, Mbak Pebi, Erni, Eka, Parastri, Macipa, Khairuni, Eta, Ni
Made, Yunai, Nuri, Muher, Bayu, Tri Nugroho, Fauzi, Mamong, Erwin, Rio,
Riki A, Bernadus, Riki M, Yudi, Sofian, Irpan, Arbi, Iqbal, Innaka, Dolly,
Pindo, Andre, Ganefo, Dwi dan semua teman-teman yang tidak bisa
disebutkan satu persatu karena keterbatasan ruang tulis. Terimakasih banyak
untuk semuanya.
18. Kelompok KKN Desa Marga Jaya. Kordes Hafiz, Cici Riska, Jesyung, Iyen,
Agung, Veriza, dan Hendra yang merasakan periode KKN bersama. Kalian
sudah membuat 40 hari dalam hidup saya sangat berwarna.
19. Kakak dan adik AGB Angkatan 2010 – 2014 dan semua orang yang telah
membantu dalam pembuatan skripsi ini, yang datang saat seminar usul dan
seminar hasil, serta untuk orang-orang yang senantiasa memberikan
dukungan di saat harus menjalani banyak revisi. Terima kasih. Sukses untuk
kita semua. Aamiin Ya Robbal’alamiin.
Bandar Lampung, 18 Oktober 2018
Rahmawati Handayani
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix
I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................................. 8
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 11
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 11
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN
HIPOTESIS .............................................................................................. 13
2.1 Konsep Koperasi ................................................................................ 13
2.1.1 Prinsip-Prinsip Koperasi ........................................................... 16
2.1.2 Tujuan dan Manfaat Koperasi .................................................. 17
2.1.3 Keanggotaan Koperasi .............................................................. 18
2.1.4 Koperasi Unit Desa (KUD) ...................................................... 19
2.2 Partisipasi Anggota ............................................................................ 21
2.2.1 Syarat Tumbuhnya Koperasi .................................................... 25
2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi ........................ 26
2.2.3 Rangsangan Partisipasi ............................................................. 28
2.3 Kepuasan ............................................................................................ 29
2.4 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 35
2.5 Kerangka Pemikiran ........................................................................... 44
2.6 Hipotesis ............................................................................................ 48
III. METODE PENELITIAN ........................................................................ 49
3.1 Metode Penelitian .............................................................................. 49
3.2 Konsep Dasar dan Defini Operasional ............................................... 49
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 55
3.4 Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 55
3.5 Metode Pengumpulan Data ................................................................ 56
3.6 Metode Pengambilan Sampel ............................................................ 56
3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................. 59
ii
3.7.1 Uji Validitas .............................................................................. 60
3.7.2 Uji Reliabilitas .......................................................................... 64
3.8 Metode Pengolahan dan Analisis Data .............................................. 67
3.8.1 Customer Satisfaction Index (CSI) ........................................... 67
3.8.2 Importance Performance Analysis (IPA) ................................. 70
3.8.3 Analisis Tingkat Partisipasi ...................................................... 73
3.8.4 Analisis Regresi Linear Berganda ............................................ 74
IV. GAMBARAN UMUM ............................................................................ 78
4.1 Keadaan Umum Kecamatan Bumi Waras ......................................... 78
4.1.1 Keadaan Geografis .................................................................... 78
4.1.2 Keadaan Iklim .......................................................................... 79
4.1.3 Keadaan Demografi .................................................................. 79
4.2 Keadaan Umum Kelurahan Kangkung .............................................. 79
4.2.1 Keadaan Geografis ................................................................... 79
4.2.2 Keadaan Iklim .......................................................................... 80
4.2.3 Keadaan Demografi .................................................................. 80
4.2.4 Potensi Wilayah Lokasi Penelitian ........................................... 81
4.3 Keadaan Umum Koperasi Unit Desa (KUD) Mina Jaya
Kecamatan Bumi Waras, Kota Bandar Lampung .............................. 81
4.3.1 Sejarah KUD Mina Jaya ........................................................... 81
4.3.2 Struktur Organisasi KUD Mina Jaya ........................................ 82
4.3.3 Visi Misi KUD Mina Jaya ........................................................ 87
4.3.4 Gambaran Umum KUD Mina Jaya .......................................... 88
4.3.5 Keanggotaan KUD Mina Jaya .................................................. 89
4.3.6 Struktur Modal KUD Mina Jaya .............................................. 90
4.3.7 Unit Usaha KUD Mina Jaya ..................................................... 91
4.3.8 Kondisi Lingkungan Perairan KUD Mina Jaya ........................ 95
4.3.9 Kondisi Perikanan Tangkap KUD Mina Jaya ......................... 98
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 100
5.1 Karakteristik Responden .................................................................. 100
5.1.1 Usia Responden ...................................................................... 101
5.1.2 Jenis Kelamin ......................................................................... 102
5.1.3 Tingkat Pendidikan ................................................................. 102
5.1.4 Jumlah Tanggungan Keluarga ................................................ 103
5.1.5 Lama Keanggotaan ................................................................. 105
5.1.6 Jenis Pekerjaan Responden ..................................................... 106
5.1.7 Pendapatan .............................................................................. 108
5.2 Manfaat Non Ekonomi (Kepuasan) Anggota KUD Mina Jaya ....... 111
5.2.1 Tingkat Kepuasan Anggota KUD Mina Jaya ......................... 111
5.2.2 Importance Performance Analysis (IPA) Anggota KUD
Mina Jaya ................................................................................ 114
5.3 Tingkat Partisipasi Anggota KUD Mina Jaya ................................. 130
5.3.1 Tingkat Partisipasi dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) ... 131
5.3.2 Tingkat Partisipasi dalam Simpanan Wajib ........................... 133
5.3.3 Tingkat Partisipasi dalam Pelayanan Unit Usaha ................... 134
iii
5.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Partisipasi Anggota
KUD Mina Jaya ............................................................................... 137
5.4.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Partisipasi
Anggota KUD Mina Jaya dalam RAT ................................... 137
5.4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Partisipasi
Anggota KUD Mina Jaya dalam Simpanan Wajib ................. 147
5.4.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Partisipasi
Anggota KUD Mina Jaya dalam Pelayanan Unit Usaha ........ 156
VI. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 167
1. Kesimpulan ......................................................................................... 167
2. Saran ................................................................................................... 168
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 170
LAMPIRAN .................................................................................................. 176
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kontribusi sektor pertanian dalam pembentukan PDRB Provinsi
Lampung 2010-2014 ..................................................................................... 2
2. Peningkatan jumlah koperasi di Provinsi Lampung tahun 2011-2015 .......... 5
3. Perbedaan perusahaan swasta, koperasi dan BUMN .................................. 15
4. Ringkasan penelitian terdahulu ................................................................... 37
5. Sampel penelitian berdasarkan kelompok keanggotaan tahun 2016 ........... 59
6. Item penilaian uji validitas .......................................................................... 63
7. Hasil uji validitas dan reliabilitas kinerja kepengurusan ............................. 66
8. Kriteria Customer Satisfaction Index (CSI) ................................................ 69
9. Sebaran anggota KUD Mina Jaya menurut golongan usia ........................ 101
10. Karakteristik anggota KUD Mina Jaya berdasarkan jenis kelamin .......... 102
11. Sebaran tingkat pendidikan formal anggota KUD Mina Jaya ................... 103
12. Sebaran anggota KUD Mina Jaya berdasarkan jumlah tanggungan
keluarga ..................................................................................................... 104
13. Sebaran anggota KUD Mina Jaya berdasarkan lama keanggotaan ............ 105
14. Jenis pekerjaan responden anggota KUD Mina Jaya ................................ 106
15. Sebaran pendapatan anggota KUD Mina Jaya .......................................... 109
16. Biaya operasional nelayan per trip ............................................................ 110
17. Kriteria nilai CSI KUD Mina Jaya ............................................................ 111
v
18. Perhitungan CSI di KUD Mina Jaya ......................................................... 113
19. Perhitungan tingkat kesesuaian antara tingkat kinerja dan tingkat
kepentingan anggota KUD Mina Jaya ....................................................... 115
20. Tingkat kesesuaian setiap aspek pelayanan di KUD Mina Jaya ............... 116
21. Rata-rata penilaian tingkat kinerja dan tingkat kepentingan di KUD
Mina Jaya .................................................................................................. 117
22. Tingkat partisipasi anggota KUD Mina Jaya dalam menghadiri RAT ..... 131
23. Partisipasi anggota KUD Mina Jaya mengikuti RAT ............................... 132
24. Tingkat partispasi anggota KUD Mina Jaya dalam membayar
simpanan wajib .......................................................................................... 134
25. Partisipasi anggota KUD Mina Jaya dalam pemanfaatan pelayanan
unit usaha ................................................................................................... 135
26. Hasil uji heteroskedastis partisipasi anggota dalam RAT .......................... 139
27. Hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi
anggota dalam RAT ................................................................................... 139
28. Hasil uji heteroskedastis partisipasi anggota dalam simpanan wajib ........ 149
29. Hasil uji heteroskedastis partisipasi anggota dalam simpanan wajib
setelah diperbaiki ...................................................................................... 149
30. Hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi
anggota dalam simpanan wajib ................................................................. 150
31. Hasil uji heteroskedastis partisipasi anggota dalam memanfaatkan
pelayanan unit usaha ................................................................................. 158
32. Hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi
anggota dalam memanfaatkan pelayanan unit usaha ................................ 159
33. Identitas responden .................................................................................... 177
34. Data uji validitas dan reliabilitas yang dirasakan anggota KUD Mina
Jaya ............................................................................................................ 180
35. Data uji validitas dan reliabilitas yang diharapkan anggota KUD
Mina Jaya .................................................................................................. 182
36. Hasil perhitungan uji validitas dan reliabilitas .......................................... 184
vi
37. Hasil uji validitas dan reliabilitas yang dirasakan anggota KUD
Mina Jaya .................................................................................................. 185
38. Hasil uji validitas dan reliabilitas atribut tangibles yang dirasakan
anggota KUD Mina Jaya ........................................................................... 186
39. Hasil uji validitas dan reliabilitas atribut reliability yang dirasakan
anggota KUD Mina Jaya ........................................................................... 186
40. Hasil uji validitas dan reliabilitas atribut responsiveness yang
dirasakan anggota KUD Mina Jaya ........................................................... 187
41. Hasil uji validitas dan reliabilitas atribut assurance yang dirasakan
anggota KUD Mina Jaya ........................................................................... 187
42. Hasil uji validitas dan reliabilitas atribut emphaty yang dirasakan
anggota KUD Mina Jaya ........................................................................... 188
43. Hasil uji validitas dan reliabilitas yang diharapkan anggota KUD
Mina Jaya .................................................................................................. 189
44. Hasil uji validitas dan reliabilitas atribut tangibles yang diharapkan
anggota KUD Mina Jaya ........................................................................... 190
45. Hasil uji validitas dan reliabilitas atribut reliability yang diharapkan
anggota KUD Mina Jaya ........................................................................... 190
46. Hasil uji validitas dan reliabilitas atribut responsiveness yang
diharapkan anggota KUD Mina Jaya ........................................................ 191
47. Hasil uji validitas dan reliabilitas atribut assurance yang diharapkan
anggota KUD Mina Jaya ........................................................................... 191
48. Hasil uji validitas dan reliabilitas atribut emphaty yang diharapkan
anggota KUD Mina Jaya ........................................................................... 192
49. Manfaat non ekonomi yang dirasakan anggota koperasi atas
pelayanan yang diberikan koperasi ........................................................... 193
50. Manfaat non ekonomi yang diharapkan anggota koperasi atas
pelayanan yang diberikan koperasi ........................................................... 199
51. Perhitungan rata-rata tingkat kepuasan atas pelayanan yang
diberikan koperasi ..................................................................................... 205
52. Tingkat kinerja dan kepentingan anggota KUD Mina Jaya ...................... 206
53. Hasil perhitungan Customer Satisfaction Indeks (CSI) ............................. 208
vii
54. Partisipasi anggota koperasi dalam menghadiri RAT ............................... 209
55. Partisipasi anggota koperasi dalam membayar simpanan wajib ............... 212
56. Pemanfaatan pelayanan unit usaha warung serba ada (waserda)
KUD Mina Jaya ......................................................................................... 215
57. Pemanfaatan pelayanan unit usaha Bahan Bakar Minyak (BBM)
KUD Mina Jaya berdasarkan gelap bulan ................................................. 217
58. Pemanfaatan pelayanan unit usaha Bahan Bakar Minyak (BBM)
KUD Mina Jaya berdasarkan terang bulan ................................................ 220
59. Pemanfaatan pelayanan unit usaha pelelangan ikan (nelayan)
KUD Mina Jaya berdasarkan gelap bulan ................................................. 223
60. Pemanfaatan pelayanan unit usaha pelelangan ikan (nelayan)
KUD Mina Jaya berdasarkan terang bulan ................................................ 233
61. Pemanfaatan pelayanan unit usaha pelelangan ikan (non nelayan)
KUD Mina Jaya berdasarkan gelap bulan ................................................. 243
62. Pemanfaatan pelayanan unit usaha pelelangan ikan (non nelayan)
KUD Mina Jaya berdasarkan terang bulan ................................................ 248
63. Pemanfaatan pelayanan unit usaha pelelangan ikan anggota
KUD Mina Jaya ......................................................................................... 253
64. Pemanfaatan pelayanan unit usaha loket pembayaran anggota
KUD Mina Jaya ......................................................................................... 255
65. Pemanfaatan pelayanan unit usaha sewa ruko KUD Mina Jaya ............... 258
66. Partisipasi anggota koperasi dalam memanfaatkan pelayanan
unit usaha KUD Mina Jaya ....................................................................... 260
67. Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi anggota
KUD Mina Jaya ......................................................................................... 264
68. Hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi
partisipasi anggota dalam RAT ................................................................. 266
69. Hasil uji heteroskedastis partisipasi anggota dalam RAT ......................... 267
70. Hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi
partisipasi anggota dalam simpanan wajib ................................................ 268
71. Hasil uji heteroskedastis partisipasi anggota dalam simpanan wajib ........ 269
viii
72. Hasil uji heteroskedastis partisipasi anggota dalam simpanan wajib
setelah diperbaiki ....................................................................................... 269
73. Hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi
partisipasi anggota dalam pelayanan unit usaha ........................................ 270
74. Hasil uji heteroskedastis partisipasi anggota dalam pelayanan
unit usaha ................................................................................................... 271
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Konsep kepuasan pelanggan ....................................................................... 31
2. Bagan alir penelitian tingkat kepuasan anggota dan faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap partisipasi anggota KUD Mina Jaya .............. 47
3. Diagram kartesius tingkat kepentingan dan kinerja .................................... 73
4. Struktur organisasi KUD Mina Jaya ........................................................... 86
5. Aktivitas pelelangan ikan di TPI Ujung Bom ............................................. 92
6. Aktivitas penjual ikan di TPI Ujung Bom ................................................... 92
7. Stasiun pengisian bahan bakar minyak (BBM) SPBN Mina Jaya .............. 93
8. Wilayah perairan Teluk Lampung ............................................................... 96
9. Diagram kartesius tingkat kinerja dan tingkat kepentingan
pelayanan KUD Mina Jaya ........................................................................ 118
10. Grafik kehadiran anggota KUD Mina Jaya 2011-2015 ............................. 134
11. Pengaruh jenis kelamin terhadap tingkat partisipasi anggota dalam
menghadiri RAT ....................................................................................... 145
12. Pengaruh jenis pekerjaan terhadap tingkat partisipasi anggota
dalam menghadiri RAT ............................................................................. 146
13. Diagram kartesius tingkat kinerja dan tingkat kepentingan
pelayanan KUD Mina Jaya ........................................................................ 207
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan nasional di Indonesia tidak terlepas dari pembangunan
masyarakat yang menjadi dasar bagi keberhasilan pembangunan di Indonesia.
Salah satu bentuk pembangunan nasional yaitu pembangunan di sektor
pertanian. Sektor pertanian memiliki peranan penting karena sebagian besar
masyarakat Indonesia bergerak dalam sektor pertanian sebagai mata
pencahariannya terutama masyarakat di daerah pedesaan yang memiliki daya
saing dan tingkat kehidupan yang masih rendah, sehingga memerlukan
dukungan dari berbagai pihak terutama pemerintah. Tujuan dari
pembangunan nasional itu sendiri untuk mencapai kemakmuran masyarakat.
Pembangunan masyarakat Indonesia mencakup pembangunan di seluruh
aspek seperti ekonomi, sosial, budaya, lingkup sektor industri, pertanian,
peternakan, pertambangan, perikanan, dan lainnya.
Subsektor perikanan merupakan subsektor yang memiliki peran penting yang
diharapkan mampu memberikan kontribusi secara signifikan dalam sektor
pertanian di Provinsi Lampung. Subsektor perikanan menghasilkan bahan
pangan protein hewani, mendorong pertumbuhan agro industri melalui
penyediaan bahan baku, meningkatkan devisa melalui ekspor hasil perikanan,
2
menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan nelayan atau pembudidaya ikan serta menunjang pembangunan
daerah (Sutiardi 2001 diacu oleh Triana 2010).
Pencapaian pembangunan subsektor perikanan sesungguhnya sesuai dengan
peran ekonomi yang merupakan upaya yang harus dicapai dalam
memanfaatkan dan meningkatkan nilai tambah sumber daya perikanan
berdasarkan potensi yang tersedia. Oleh karenanya kegiatan pembangunan
perikanan tidak hanya dicerminkan oleh pencapaiannya pada Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) semata. Tetapi juga perlu diinformasikan
pencapain lain yang mampu menunjukkan kondisi yang lebih realistis terjadi
di masyarakat. Berikut ini disajikan data PDRB Provinsi Lampung tahun
2010-2014.
Tabel 1. Kontribusi sektor pertanian dalam pembentukan PDRB Provinsi
Lampung 2010- 2014 (persen)
Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013 2014 Perubahan
a. Pertanian sempit 79,48 79,39 79,39 79,06 78,59 -0,89
Tanaman Pangan 34,83 33,23 32,29 32,59 31,61 -3,22
Tanaman
Hortikultura
7,50 8,54 8,89 8,70 8,68 1,18
Tanaman
Perkebunan
23,78 23,46 23,69 23,14 23,46 -0,32
Peternakan dan
Hasilnya
13,37 14,16 14,52 14,63 14,84 1,47
b. Kehutanan 1,13 1,08 1,11 1,12 1,08 -0,04
c. Perikanan 19,38 19,54 19,50 19,81 20,32 0,94
Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016a (diolah)
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) subsektor perikanan selama periode 2010-2014 mengalami kenaikan
rata-rata 0,94 persen per tahun. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa
subsektor perikanan setiap tahunnya mengalami kenaikan. Jika dibandingkan
3
dengan subsektor tanaman pangan, perkebunan, dan kehutanan maka
kenaikan PDRB rata-rata subsektor perikanan cukup besar di sektor
pertanian. Potensi ini tentunya memberikan peluang bagi subsektor
perikanan untuk terus meningkatkan produksi dan budidaya perikanan agar
terus mengalami peningkatan. Dapat diprediksikan bahwa untuk tahun
selanjutnya, sumbangsih subsektor perikanan terhadap PDRB Provinsi
Lampung akan semakin meningkat. Hal ini menjelaskan pentingnya
subsektor perikanan dalam rangka menyokong sektor pertanian di Provinsi
Lampung.
Pada dasarnya banyak permasalahan yang dihadapi pada sektor perikanan.
Menurut Dahuri (2003), sektor perikanan mengalami beberapa permasalahan
seperti kerusakan fisik habitat ekosistem pesisir dan perairan, penurunan
kualitas perairan, gejala tangkap lebih (overfishing), rendahnya kemampuan
penanganan dan pengolahan hasil perikanan, persaingan pasar semakin ketat,
tidak stabilnya harga faktor produksi, masalah kemiskinan dan permodalan.
Selain itu, rendahnya kualitas sumberdaya manusia dan penguasaan teknologi
menambah permasalahan pembangunan perikanan.
Permasalahan tersebut secara langsung dihadapi oleh para nelayan dalam
melakukan aktivitas perikanan. Oleh karena itu, nelayan sering kali
dipandang sebagai salah satu kelompok masyarakat yang identik dengan
kemiskinan. Sebagian besar nelayan yang tergolong dalam kategori miskin
yaitu nelayan yang memiliki keterbatasan kapasitas dalam penangkapan baik
dari penguasan teknologi, metode penangkapan, maupun permodalan. Untuk
4
membangun kemampuan nelayan dalam hal penyediaan sarana dan
permodalan serta meningkatkan pendapatannya, maka keberadaan lembaga
atau wadah ekonomi sangat diperlukan. Salah satu wadah masyarakat yang
dapat menampung dan menyalurkan kegiatan yang dapat menunjang
kehidupan nelayan adalah koperasi perikanan. Dalam UUD 1945 disebutkan
terdapat tiga sektor kekuatan ekonomi yang tercantum dalam Garis-Garis
Besar Haluan Negara (GBHN) yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN),
swasta, dan koperasi.
Koperasi pada dasarnya didirikan bersama tanpa paksaan untuk
meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Hal ini tertuang dalam pasal 33
UUD 1945 yang menyatakan bahwa “Perekonomian disusun sebagai usaha
bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan”. Jadi dalam perekonomian,
kesejahteraan rakyat yang lebih diutamakan bukan kesejahteraan orang
perseorangan. Oleh karena itu, perusahaan atau bentuk usaha yang sesuai
dengan pasal 33 ayat 1 UUD 1945 adalah koperasi.
Pembangunan koperasi mengalami peningkatan pada tahun 2011 hingga
2015. Dapat dilihat dari adanya peningkatan jumlah koperasi, jumlah
anggota, penyerapan tenaga kerja, permodalan, volume usaha dan Sisa Hasil
Usaha (SHU). Pada tahun 2011 jumlah koperasi di Provinsi Lampung
sebanyak 4.411 unit dan tahun 2015 meningkat 12,26 persen jumlah koperasi
menjadi 4.952 unit. Dengan adanya peningkatan jumlah koperasi, maka
tenaga kerja yang dibutuhkan akan lebih banyak. Hal ini dapat dilihat pada
tahun 2011, jumlah tenaga kerja sebanyak 4.469 orang dan tahun 2015
5
menjadi 4.886 orang. Secara tidak langsung keberadaan koperasi dapat
mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia. Peningkatan jumlah koperasi
di Provinsi Lampung dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Peningkatan jumlah koperasi di Provinsi Lampung tahun 2011-2015
No Uraian Satuan Tahun
2011 2012 2013 2014 2015
1 Jumlah
koperasi
Unit 4.411 4.560 4.678 4.819 4.952
- Aktif Unit 2.124 2.265 2.383 2.524 2.657
- Tidak aktif Unit 2.287 2.295 2.295 2.295 2.295
2 Anggota Orang 479.009 495.650 491.905 502.239 506.897
3 RAT Unit 6 2 8 45 196
4 Manajer Orang 265 277 288 300 308
5 Karyawan Orang 4.204 4.255 4.412 4.429 4.578
6 Modal sendiri Rp juta 720.292 733.370 749.367 754.891 760.220
7 Modal luar Rp juta 1.014.993 1.035.079 1.065.665 1.080.269 1.083.752
8 Volume usaha Rp juta 1.792.466 1.831.253 1.863.834 1.887.856 1.894.690
9 SHU Rp juta 107.481 111.775 114.125 115.968 116.535
Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM, 2016
Permodalan dalam koperasi berasal dari modal sendiri yang diperoleh dari
anggota dan modal luar diperoleh dari pinjaman bank dan bantuan
pemerintah. Pada Tabel 2, tahun 2011 sampai tahun 2015 modal sendiri yang
dimiliki koperasi mengalami peningkatan sebesar Rp 720.292 Milyar menjadi
Rp 760.220 Milyar. Peningkatan modal sendiri disebabkan dengan
bertambahnya jumlah anggota koperasi dari tahun 2011 sampai 2015 yaitu
479.009 orang menjadi 506.897 orang. Modal luar juga mengalami
peningkatan yaitu pada tahun 2011 sebesar Rp 1.014.993 Trilyun dan tahun
2015 menjadi Rp 1.083.752 Trilyun. Peningkatan modal luar diduga
disebabkan adanya bantuan dana dari pemerintah untuk mengembangkan
koperasi di Provinsi Lampung.
Koperasi perikanan dapat dijadikan alternatif yang dapat dipilih oleh nelayan
untuk bergabung didalamnya. Salah satu koperasi perikanan di Kota Bandar
6
Lampung adalah Koperasi Unit Desa (KUD) Mina Jaya. KUD Mina Jaya
diharapkan dapat membantu nelayan dan wilayah kerjanya untuk
meningkatkan produktivitas, perbaikan pemasaran hasil perikanan, perluasan
kesempatan kerja sesuai dengan tujuan pembangunan. Dengan demikian
KUD Mina Jaya merupakan salah satu sarana pencapaian tujuan
pembangunan perikanan.
Pada dasarnya tujuan didirikannya koperasi dapat dilihat dari dua segi yaitu
tujuan yang bersifat material dan tujuan yang bersifat non material. Tujuan
yang bersifat material adalah untuk meningkatkan pendapat anggota sehingga
keadaan ekonominya lebih baik. Sedangkan tujuan non material adalah
memberikan kepuasaan, meningkatkan harkat kemanusiaan, memberikan
pelayanan yang baik, dan untuk dijadikan alat melaksanakan kebijaksanaan
pemerintah terutama bagi koperasi yang ada di pedesaan. Koperasi sebagai
organisasi ekonomi harus mampu menjalankan usahanya secara terus-
menerus. Untuk mencapai hal tersebut, koperasi harus berpegang teguh pada
sikap dasarnya yaitu memberikan pelayanan kepada pemiliknya atau
anggotanya.
Pelayanan merupakan sikap dasar dalam usaha koperasi. Pelayanan diberikan
kepada para anggota di wilayah kerjanya, sebab pada hakekatnya koperasi
didirikan dengan tujuan untuk melayani kepentingan anggota (Suwandi,
1986). Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan koperasi adalah
koperasi yang mampu meningkatkan kesejahteraan dan mengatasi
permasalahan ekonomi yang dihadapi anggota. KUD Mina Jaya
menyediakan pelayanan unit usaha seperti Tempat Pelelangan Ikan (TPI),
Bahan Bakar Minyak (BBM), sewaan ruko, warung serba ada (waserda), dan
7
loket pembayaran (listrik, PDAM, dan kredit motor). Kepuasan anggota
didapat melalui pemberian pelayanan yang berkualitas. Memberikan
pelayanan yang memuaskan dengan mengetahui dan memahami bagaimana
sebenarnya kebutuhan dan harapan anggota koperasi. Salah satu faktor yang
menentukan kepuasan anggota adalah persepsi anggota mengenai kualitas
jasa yang berfokus pada lima dimensi kualitas jasa yaitu bukti fisik
(tangibles), keandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan
(assurance), dan empati (emphaty).
Konsep kepuasan yang paling mendasar adalah dengan memahami kebutuhan
yang diinginkan anggotanya. Jika manfaat sudah dirasakan oleh anggota
maka akan timbul rasa memiliki terhadap koperasi dan akan timbul semangat
untuk mengembangkan koperasi. Oleh karena itu, apabila anggota merasa
puas terhadap pelayanan yang telah diberikan oleh koperasi maka anggota
tersebut akan berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang diadakan oleh koperasi.
Partisipasi anggota dalam koperasi sebagai syarat utama perkembangan
koperasi. Tanpa partisipasi anggota maka KUD Mina Jaya tidak akan
berfungsi dengan baik. Karena dalam kegiatan usahanya, kemajuan koperasi
banyak ditentukan dari anggotanya. Hal tersebut untuk mengetahui sejauh
mana peran dan fungsi suatu koperasi berjalan memberikan pelayanan yang
terbaik dengan semestinya kepada anggota. Tanpa partisipasi anggota, KUD
Mina Jaya tidak akan berfungsi dengan baik. Karena dalam kegiatan
usahanya, kontribusi koperasi banyak ditentukan dari anggotanya.
8
1.2 Perumusan Masalah
Koperasi Unit Desa (KUD) Mina Jaya merupakan koperasi yang mandiri
yang berkedudukan di Kecamatan Teluk Betung Selatan, Kota Bandar
Lampung. Koperasi ini resmi terdaftar dan mendapat pengesahan dari Surat
Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Usaha Kecil Republik Indonesia
No : 63/KPTS/BH/8/81 dengan Badan Hukum No : 415/Org/1/80. Koperasi
ini didirikan dengan tujuan untuk menjadi koperasi yang dapat membina,
membangun, serta mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota dan masyarakat nelayan guna peningkatan kesejahteraan ekonomi
anggota dan masyarakat. Lamanya berdiri koperasi menjadikan daya tarik
untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Kepuasan Terhadap Partisipasi
Anggota Koperasi Unit Desa (KUD) Mina Jaya Kecamatan Teluk Betung
Selatan Kota Bandar Lampung. Karena maju mundurnya koperasi tidak
terlepas dari kinerja dan kepengurusan anggota koperasi.
KUD Mina Jaya merupakan koperasi serba usaha (multi purpose) yang
bergerak dalam kegiatan perekonomian pedesaan khususnya subsektor
perikanan meliputi pangkalan Bahan Bakar Minyak (BBM), pelelangan ikan,
penyewaan ruko, warung serba ada (waserda), simpan pinjam, dan loket
pembayaran, tetapi masih terdapat unit usaha yang kurang dimanfaatkan oleh
anggota yaitu warung serba ada (waserda). KUD Mina Jaya pun cukup besar
memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah dan ikut berperan
dalam menyejahterakan anggota. Akan tetapi, masih adanya anggota KUD
Mina Jaya yang berpendapatan rendah dan belum merasakan pelayanan yang
9
maksimal dari KUD Mina Jaya sehingga berdampak pada manfaat yang
diterima, baik manfaat ekonomi maupun manfaat non ekonomi (kepuasan).
Dalam penelitian ini, manfaat non ekonomi penentuannya dengan melihat
tingkat kepuasan dalam koperasi. Pengukuran kepuasan anggota dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana peran koperasi dalam memberikan pelayanan
yang terbaik terhadap anggotanya dan sebagai acuan dalam memenuhi
kebutuhan anggotanya, karena semakin anggota merasa puas maka semakin
aktif juga anggota dalam mendukung setiap kegiatan usaha koperasi dan
semakin tinggi pula loyalitas sehingga anggota KUD Mina Jaya ikut
berpartisipasi dalam kegiatan yang ada di koperasi.
Dalam usaha pengembangannya sesuai misi dan visi saat ini koperasi
mengalami permasalahan yang ditunjukkan oleh penurunan dalam pembelian
bahan bakar minyak (BBM), dan hasil tangkapan yang berkurang yang
mempengaruhi pendapatan jasa TPI. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi
koperasi dalam melakukan pengembangan usaha. Tentunya mempengaruhi
kepuasan anggota koperasi yang berimbas pada partisipasi anggota tersebut.
Tinggi rendahnya tingkat partisipasi anggota ditentukan oleh baik atau
tidaknya kinerja dari pengurus koperasi. Koperasi dapat dikatakan berhasil
jika anggotanya merasakan adanya manfaat baik dari segi sosial maupun
ekonomi. Dengan adanya manfaat sosial dan ekonomi yang dirasakan
tersebut anggota akan berpartisipasi dalam menggunakan pelayanan yang
disediakan oleh koperasi. Partisipasi anggota dapat dilihat dari keterlibatan
10
anggota dalam menghadiri RAT, membayar simpanan wajib, dan
memanfaatkan pelayanan.
Perkembangan jumlah koperasi saat ini, seharusnya juga diikuti oleh
perkembangan kinerja pelayanan koperasi ke arah yang lebih baik, tetapi
selama ini koperasi menghadapi banyak kendala dalam perkembangannya
baik dari segi sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya modal.
Keberhasilan koperasi tidak akan tercapai apabila tidak didukung oleh
partisipasi anggotanya. Partisipasi anggota diharapkan dapat menunjukkan
keberhasilan dan manfaatnya kepada anggota sehingga sangat diharapkan
peran aktif setiap anggota koperasi.
Kartasapoetra (1988) dalam Ati (1997) berpendapat bahwa partisipasi
merupakan keterlibatan mental, pikiran dan emosi serta perasaan seseorang di
dalam situasi kelompok yang mendorong untuk memberikan sumbangan
dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha
yang bersangkutan. Tanggung jawab yang harus dilakukan oleh anggota
adalah memenuhi kewajibannya. Kewajiban anggota koperasi yaitu (1)
Menghadiri Rapat Anggota Tahunan (RAT), (2) membayar simpanan wajib,
dan (3) memanfaatkan pelayanan unit usaha.
Dengan mengetahui pengaruh kepuasan terhadap partisipasi anggota
diharapkan dapat diketahui seberapa besar pengaruhnya sehingga akan
terlihat keterlibatan aktif anggota dengan berpartisipasi di koperasi. Karena
anggota merupakan hal penting bagi sebuah koperasi. Oleh sebab itu, upaya
11
untuk mempertahankan dan meningkatkan hubungan yang lebih baik dengan
anggota adalah dengan cara memberikan pelayanan semaksimal mungkin.
Berdasarkan uraian tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
1. Bagaimana kepuasaan anggota terhadap pelayanan KUD Mina Jaya
Kecamatan Bumi Waras Kota Bandar Lampung?
2. Bagaimana tingkat partisipasi anggota dalam kegiatan KUD Mina Jaya
Kecamatan Bumi Waras Kota Bandar Lampung ?
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat partisipasi anggota
KUD Mina Jaya Kecamatan Bumi Waras Kota Bandar Lampung?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menganalisis tingkat kepuasan anggota terhadap pelayanan KUD Mina
Jaya Kecamatan Bumi Waras Kota Bandar Lampung.
2. Mengetahui tingkat partisipasi anggota KUD Mina Jaya Kecamatan Bumi
Waras Kota Bandar Lampung.
3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi anggota
KUD Mina Jaya Kecamatan Bumi Waras Kota Bandar Lampung.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi koperasi, sebagai masukan dan informasi serta bahan pertimbangan
untuk dapat membantu dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan
12
partisipasi anggota yang berguna bagi pengembangan dan kemajuan
koperasi.
2. Bagi pemerintah khususnya bagi Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi
Lampung, dapat dijadikan bahan pertimbangan dan informasi dalam
memberikan perhatian dan upaya pengembangan dalam kemajuan KUD
Mina Jaya khususnya, dan seluruh koperasi di Lampung pada umumnya.
3. Peneliti lain, sebagai bahan informasi dan perbandingan bagi penelitian
selanjutnya.
13
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1 Konsep Koperasi
Menurut Undang – Undang No. 25 Tahun 1992 Pasal 1 ayat 1 tentang
Perkoperasian, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang
seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan atas azas kekeluargaan. Naim (1995) menjelaskan bahwa
koperasi merupakan usaha ekonomi bersama yang berlandaskan pada
rasionalitas, lugas, objektif, terbuka dan moderen. Dimana dalam pembagian
kerja dan tanggung jawab serta hak dan kewajiban dilakukan secara jelas.
Menurut Kartasapoetra, dkk (2003) koperasi merupakan suatu badan usaha
bersama yang berjuang dalam bidang ekonomi dengan menempuh jalan yang
tepat dan mantap dengan tujuan membebaskan diri para anggotanya dari
kesulitan-kesulitan ekonomi yang umumnya di derita oleh mereka. Secara
umum yang dimaksud dengan koperasi adalah suatu badan usaha bersama
yang bergerak dalam bidang perekonomiannya, beranggotakan mereka yang
umumnya berekonomi lemah yang bergabung secara sukarela dan atas dasar
persamaan hak, berkewajiban melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan para anggotanya.
14
Koperasi memiliki peranan yang penting untuk memperbaiki perekonomian
masyarakat Indonesia. Adanya persaingan yang ketat membuat
perekonomian koperasi harus memiliki daya saing yang kuat di pasar baik
domestik maupun internasional. Salah satu tujuan dari koperasi yakni
memberikan kesejahteraan anggotanya dan memenuhi kebutuhan yang
diperlukan anggotanya. Oleh karena itu koperasi memerlukan pasrtisipasi
anggotanya dalam setiap kegiatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Hal ini berdasarkan penelitian Puspasari (2000) dimana keragaan koperasi
dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi anggotanya yang
berdampak pada tingkat partisipasi.
Menurut Hendar (2005) koperasi yang menjalankan kegiatannya secara
efisien dan produktif berlandaskan pada partisipasi anggotanya dalam
aktivitas ekonomi akan mengalami perkembangan yang sesuai dengan prinsip
dan tujuan koperasi. Harus diperhatikan definisi dari koperasi itu sendiri dan
membedakannya dengan lembaga lain. Dimana pelayanan koperasi
dilakukan terhadap anggota sehingga anggota tertarik untuk berkontribusi dan
koperasi dapat bersaing di pasar, serta persaingan organisasi dan lembaga-
lembaga lain yang memiliki omset tinggi.
Koperasi, perusahaan swasta dan BUMN merupakan hal yang berbeda, baik
dari pemilik, tujuan pendirian, hak dan tanggung jawab. Koperasi memiliki
ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan bentuk perusahaan yang lain.
Perbedaan antara koperasi dengan perusahaan swasta dan BUMN yang dapat
ditinjau dari beberapa segi. Perbedaan koperasi dengan perusahaan swasta
dan BUMN dapat dilihat pada Tabel 3.
15
Tabel 3. Perbedaan perusahaan swasta, koperasi, dan BUMN
No Segi-segi yang
di bandingkan
Sektor Usaha
Swasta Koperasi BUMN
Perorangan
(individual)
Persekutuan Perseroan
terbatas
1 Siapa
pengguna
jasa?
Bukan
pemilik.
Pelanggan
Umumnya
bukan
pemilik.
Pelanggan
Umumnya
bukan
pemilik.
Pelanggan
Terutama
anggota
Umumnya
anggota
masyarakat
2 Siapa pemilik
usaha?
Perorangan Para sekutu
usaha
Pemegang
saham
Anggota Pemegang
saham
3 Siapa yang
memiliki hak
suara?
Tidak
diperlukan
Para sekutu
usaha
Pemegang
saham biasa
(common
stockholder)
Anggota Pemegang
saham
4 Bagaimana
voting
dilakukan?
Tidak
diperlukan
Biasanya
menurut
modal
penyertaan
sekutu usaha
Menurut
besarnya
saham yang
dimiliki.
Dilakukan
melalui
RUPS
Satu anggota
satu suara
pada rapat
anggota dan
tidak boleh
diwakilkan
Berdasarkan
saham yang
dimilikinya
5 Siapa yang
menentukan
kebijaksanaan
perusahaan?
Orang
yang
bersangkut
an
Para sekutu
usaha
Direksi Pengurus
dalam hal-
hal tertentu
memerlukan
pengesahan
dari RAT
Direksi
6 Apakah balas
jasa atas
modal itu
terbatas?
Tidak Tidak Tidak Ya.
Maksimum
8%
Tidak
7 Siapa yang
akan
menerima
hasil dari
usaha
tersebut?
Orang
yang
bersangkut
an
Para sekutu
usaha
proporsional
dengan jasa
mereka
dalam usaha
Para
pemegang
saham
proporsional
dengan
jumlah
saham yang
dimilikinya
Anggota,
sesuai
dengan
jasa/partisipa
si
Pemegang
saham
8 Siapa yang
bertanggung
jawab
terhadap
kerugian
usaha?
Pemilik
yang
bersangkut
an
Para sekutu
usaha
Pemegang
saham atas
sejumlah
saham yang
dimilikinya
Anggota,
atas
sejumlah
equity
(simpanan
pokok dan
wajib)
Pemegang
saham
Sumber : Hendrojogi, 2002
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat adanya perbedaan antara koperasi dengan
perusahaan lain. Anggota memiliki tanggung jawab penuh terhadap jalannya
16
koperasi. Tujuan koperasi harus berdasarkan pada kesepakatan anggota.
Koperasi dalam setiap kegiatannya berdasarkan anggota baik dari segi
organisasi maupun segi usaha yang dijalankan. Kekuatan bersama atas dasar
keinginan sekumpulan orang yang memiliki nasib yang sama dalam
memperbaiki ekonomi masyarakat merupakan kekuatan yang kuat. Hal ini
sesuai dengan pengertian koperasi menurut Baswir (2000) yaitu koperasi
didirikan atas dasar adanya kesamaan kebutuhan antara para anggotanya.
2.1.1 Prinsip – Prinsip Koperasi
Penyusunan prinsip – prinsip koperasi tidak lepas dari kondisi dan
perkembangan koperasi di negeri ini. Prinsip – prinsip koperasi
mengatur hal – hal yang meliputi hubungan antara koperasi dan
anggotanya, hubungan antara sesama anggota, pengurusan koperasi itu
sendiri dan tujuan koperasi yang akan dicapai. Sebagaimana
dinyatakan dalam pasal 5 ayat 1 UU No. 95/1992, koperasi di Indonesia
merupakan prinsip – prinsip sebagai berikut :
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis
3. Partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi
4. Kemandirian
5. Pendidikan dan pelatihan
6. Kerjasama antar koperasi
7. Kepedulian terhadap masyarakat
17
2.1.2 Tujuan dan Manfaat Koperasi
Menurut Baswir (2000) tujuan utama koperasi adalah untuk memajukan
kesejahteraan ekonomi para anggotanya. Dalam meningkatkan
kesejahteraannya koperasi harus berpegang terhadap prinsip dan asas
koperasi. Sehingga koperasi berjalan dengan tujuan yang diinginkan
dengan landasan saling memiliki dan kepercayaan yang dimiliki dari
setiap anggota koperasi. Bahkan berdasarkan bunyi pasal 3 UU No.
25/1992, dapat disimpulkan bahwa tujuan koperasi Indonesia meliputi
tiga hal yaitu :
1. Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya
2. Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat
3. Turut serta membangun tatanan perekonomian nasional
Agar tujuannya mencapai hasil sesuai visi dan misi, pemerintah dan
seluruh rakyat harus memiliki tugas dan tanggung jawab bersama
membangun koperasi. Berdasarkan tujuan koperasi tersebut, maka
koperasi mendapatkan kedudukan yang terhormat dalam perekonomian
Indonesia. Menurut Dartiana (2005) tujuan koperasi bukanlah mencari
laba yang sebesar – besarnya, melainkan melayani kebutuhan bersama
dan wadah partisipasi pelaku ekonomi skala kecil. Tujuan tersebut
dapat memberikan manfaat baik secara sosial maupun ekonomi.
Manfaat sosial merupakan kebutuhan dalam kehidupan berinteraksi dan
keamanan. Manfaat ekonomi merupakan kebutuhan yang bersifat
materil dalam memenuhi pangan dan papan.
18
2.1.3 Keanggotaan Koperasi
Berdasarkan Undang – Undang nomor 25 tahun 1992 tentang
perkoperasian pasal 17 tentang keanggotaan dijelaskan bahwa anggota
koperasi adalah pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi. Keberadaan
anggota sebagai pemilik memiliki kewajiban untuk memberikan
kontribusi, loyalitas dan rasa memiliki pada koperasinya. Anggota
sebagai pengguna jasa mempunyai hak untuk memperoleh insentif atau
nilai tambah dari koperasinya berdasarkan besarnya kontribusi dan
peran serta anggota dalam kegiatan usaha koperasi (Dartiana, 2005).
Warga negara Indonesia mempunyai kesempatan yang sama untuk
menjadi anggota koperasi. Salah satu prinsip koperasi menyebutkan
bahwa keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka. Menurut
Baswir (2000) yang dimaksud dengan sukarela bahwa setiap anggota
koperasi yang ingin menjadi anggota koperasi mendaftar atas kemauan
sendiri dan anggota tersebut boleh mengundurkan diri jika koperasi
tidak memberikan manfaat bagi anggota. Sedangkan yang dimaksud
dengan terbuka adalah tidak ada diskriminasi bagi siapapun untuk
mendaftar menjadi anggota koperasi. Siapapun bias menjadi anggota
koperasi asal dapat memenuhi persyaratan keanggotaan yang diajukan
oleh koperasi. Keanggotaan merupakan sumber potensi utama yang
dimiliki oleh koperasi yaitu sebagai perkumpulan orang.
Anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi.
Hal ini merupakan karakteristik utama koperasi yang membedakannya
19
dengan badan usaha lain. Umumnya koperasi dikendalikan secara
bersama oleh seluruh anggotanya, dimana setiap anggota memiliki hak
suara yang sama dalam setiap keputusan yang diambil. Sebagai pemilik
dan pengguna jasa koperasi, anggota berpasrtisipasi aktif dalam
kegiatan koperasi. Sepanjang tidak merugikan kepentingannya,
koperasi dapat pula memberikan pelayanan kepada bukan anggota
sesuai dengan sifat kegiatan usahanya, dengan maksud menarik yang
bukan anggota menjadi anggota koperasi (Hendrojogi, 2002).
2.1.4 Koperasi Unit Desa (KUD)
Koperasi unit desa (KUD) merupakan salah satu upaya untuk mengatasi
kendala yang dihadapi oleh nelayan, namun sampai saat ini peran yang
diharapkan oleh KUD belum bisa dilaksanakan dengan baik dan bahkan
banyak KUD yang tidak bisa menjalankan fungsinya. Sehingga perlu
dilakukan pembenahan terhadap KUD yang sesuai dengan alasan dan
tujuan awal dibentuknya KUD yaitu untuk memenuhi kesejahteraan
petani pedesaan dan memberikan sarana produksi pertanian.
Kemampuan dan partisipasi anggota dalam menggerakkan koperasi
dapat dijadikan pendorong berkembangnya koperasi. Semakin
banyaknya jumlah anggota koperasi mengindikasikan meningkatnya
modal sehingga peningkatan pelayanan terhadap anggota. Akumulasi
modal yang dikumpulkan semakin besar akan bertambahnya aset.
Selain itu juga semakin banyaknya bidang usaha dari KUD yang
dijalankan maka keuntungan yang dapat diperoleh semakin besar.
20
Adanya pengukuran kinerja koperasi terutama manajamen keuangan
sangat penting untuk menunjang tumbuh kembang koperasi simpan
pinjam terutama koperasi yang sudah berjalan lama.
Kinerja KUD yang baik dapat dilihat dari ukuran keuangan koperasi.
Sejauh mana simpanan pokok dan simpanan wajib yang dikeluarkan
oleh anggota untuk usaha koperasi dapat memperoleh keuntungan. Hal
ini sesuai dengan penelitian Himpuni (2009) yang melakukan penelitian
mengenai kinerja keuangan koperasi dengan menggunakan analisis
rasio untuk mengetahui sejauh mana keuangan koperasi dapat
memberikan keuangan bagi koperasi. Jika keuntungannya dapat
diperoleh oleh anggota dengan SHU yang dapat memenuhi kebutuhan,
maka akan menimbulkan semangat anggota untuk terus berpartisipasi
dalam koperasi. Dalam hal ini diperlukan analisis rasio keuangan
dalam mengukur sejauh mana modal koperasi dapat memperoleh
tingkat pengembalian yang diinginkan anggota koperasi (Dartiana,
2005).
Kinerja KUD tidak hanya diukur dari aspek keuangan tetapi juga di
ukur dari aspek non keuangan yang menjadikan anggota semakin
memiliki jiwa kepemilikan dan beraktivitas di dalam koperasi sehingga
koperasi tetap berpegang pada indeks jati dirinya. Jati diri KUD
melaksanakan kegiatan berdasarkan pada keputusan anggota.
Sedangkan ukuran keuangan digunakan untuk mengetahui hasil
tindakan masa lalu dan dilengkapi dengan ukuran non keuangan seperti
21
kepuasan customer, produktivitas dan cost effectieveness, serta
produktivitas dan komitmen personil yang akan menentukan kinerja
keuangan masa yang akan datang.
2.2 Partisipasi Anggota
Partisipasi anggota adalah keterlibatan aktif anggota dalam segala kegiatan
koperasi. Partisipasi menyangkut empat hal yaitu partisipasi dalam
pengambilan keputusan, partisipasi dalam pelaksanaan, partisipasi dalam
memperoleh manfaat, dan partisipasi dalam evaluasi. Mengenai siapa yang
berpartisipasi lebih banyak ditentukan oleh karakteristik anggota seperti
umur, jenis kelamin, status dalam keluarga, pendidikan, penghasilan, dan
sebagainya. Selanjutnya bagaimana timbul dan berlangsungnya partisipasi
dapat dilihat dari dasar pastisipasinya, bentuk partisipasinya, lingkup
partisipasinya, maupun efek dari pasrtisipasinya (Pudjiastuti, 1992).
Faktor individu yang dapat mempengaruhi partisipasi diantaranya adalah
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang erat kaitannya dengan tingkat
pendidikan seseorang di samping pengalaman (Suyatna, 1982). Menurut
Carbonel (1982) dalam Tamarli (1994), seseorang akan berpartisipasi dalam
suatu kegiatan apabila partisipasi tersebut dirasakan akan dapat
menguntungkan dan membawa manfaat bagi dirinya. Oleh karena itu, usaha
untuk menumbuhkan keyakinan bahwa dengan berpartisipasi seseorang akan
mendapat manfaat merupakan hal penting.
22
Kartasapoetra (1988) diacu dalam Ati (1997) berpendapat bahwa partisipasi
merupakan keterlibatan mental, pikiran dan emosi serta perasaan seseorang di
dalam situasi kelompok yang mendorong untuk memberikan sumbangan
dalam usaha mencapai tujuan serta trut bertanggung jawab terhadap usaha
yang bersangkutan. Partisipasi sebagai keikutsertaan suatu kelompok
masyarakat dalam program pemerintah. Program pemerintah yang ditujukan
bagi masyrakat desa, dalam kaitannya masyrakat tidak hanya menerima tetapi
juga membantu pelaksanaanya (Rahardjo 1976 diacu dalam Tarigan 1993).
Menurut Hendar (2005) secara harfiah partisipasi berarti mengikut sertakan
pihak lain dalam pencapaian tujuan. Partisipasi itu sendiri dibagi dalam
empat dimensi :
1. Dimensi partisipasi dipandang dari sifatnya
Partisipasi dapat berupa dipaksakan (forced) dan sukarela (foluntary).
Partisipasi yang dipaksakan tidak sesuai dengan prinsip – prinsip koperasi
yang mengedepankan semangat sukarela (UU No. 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian). Partisipasi sukarela terjadi bila manajamen memulai
gagasan tertentu pada bawahan menyetujui untuk berpartisipasi dan
mendukung gagasan tersebut.
2. Dimensi partisipasi dipandang dari bentuknya
Partisipasi dapat berupa formal dan informal. Dalam partisipasi formal
biasanya telah tercipta suatu mekanisme formal dalam pengambilan
keputusan dan pelaksanaan setiap kegiatan. Sementara pada partisipasi
23
yang bersifat informal biasanya hanya dapat persetujuan lisan antara
atasan dan bawahan dalam bidang partisipasi.
3. Dimensi partisipasi dipandang dari pelaksanaannya
Dari sudut pandang dimensi ini koperasi dapat dilaksanakan secara
langsung atau tidak langsung. Partisipasi langsung terjadi apabila setiap
orang dapat mengajukan pandangan, membahas pokok persoalan,
mengajukan keberatan secara langsung terhadap keinginan orang lain atau
terhadap ucapannya. Sedangkan partisipasi tidak langsung akan terjadi
apabila ada wakil yang membawa aspirasi orang lain, misalnya karyawan
atau anggota. Wakil tersebut akan berbicara atas nama karyawan atau
anggota dengan kelompok yang lebih tinggi tingkatannya. Pada koperasi
partisipasi ini dapat dilakukan secara bersamaan, bergantung pada situasi
dan kondisi yang berlaku di koperasi.
Partisipasi langsung dapat dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas
koperasi (membeli atau menjual kepada koperasi), memberikan saran-
saran, memberikan kontribusi modal, memilih pengurus dan lain-lain.
Partisipasi tidak langsung terjadi apabila jumlah anggota terlampau
banyak, anggota tersebar di wilayah kerja yang begitu luas sehingga
diperlukan perwakilan-perwakilan untuk menyampaikan aspirasinya.
4. Dimensi partisipasi dipandang dari segi kepentingannya
Dari segi kepentingannya partisipasi dalam koperasi dapat dilihat berupa
partisipasi kontributif atau partisipasi insentif. Kedua jenis partisipasi ini
akan timbul jika anggota memiliki peran ganda sebagai pemilik sekaligus
24
sebagai pelanggan. Di dalam partisipasi kontributif, sebagai pemilik
anggota memberikan kontribusinya terhadap pembentukan dan
pertumbuhan koperasi dalam bentuk kontribusi keuangan dan mengambil
bagian dalam penetapan tujuan, pembuatan keputusan dan proses
pengawasan terhadap berjalannya perusahaan koperasi. Di dalam
partisipasi insentif anggota memanfaatkan berbagai potensi pelayanan
yang disediakan oleh perusahaan dalam menunjang kepentingannya.
Ciri – ciri anggota yang berpartisipasi aktif pada koperasi adalah sebagai
berikut :
1. Selalu menghadiri rapat
2. Bersedia dipilih, mengorbankan tenaga, pikiran dan waktunya jika
dipilih menjadi pengurus
3. Menganggap koperasi sebagai milik bersama, merasa bangga menjadi
anggota dan turut bertanggung jawab atas kemajuan koperasi serta
selalu mengikuti perkembangan koperasi
4. Apabila ada pertanyaan, tidak segan – segan mengemukakan melalui
pegawai koperasi dan tidak membicarakannya pada orang lain di luar
koperasi.
5. Selalu berusaha mencari kawan – kawannya untuk menjadi anggota
koperasi
6. Menyimpan pada koperasi dengan teratur dan selalu membayar
hutangnya tepat pada waktunya
25
Menurut Sartika dan Abdul (2004), partisipasi anggota koperasi dapat
dibagi menjadi :
1. Dalam kedudukannya sebagai pemilik
a. Memberikan kontribusinya dalam bentuk keuangan terhadap
pembentukan dan pertumbuhan perusahaan koperasinya dan melalui
usaha-usaha pribadinya,
b. Mengambil bagian dalam penetapan tujuan pembuatan keputusan
dan dalam proses pengawasan terhadap tata kehidupan koperasinya.
2. Dalam kedudukannya sebagai pelanggan atau pemakai memanfaatkan
berbagai kesempatan yang bersifat menunjang kepentingan-kepentingan
yang disediakan perusahaan koperasinya.
2.2.1 Syarat Tumbuhnya Partispasi
Menurut Slamet (1985), partisipasi akan terjadi apabila terdapat
beberapa faktor yang menjadi syarat bagi tumbuhnya partisipasi yaitu :
1. Adanya kemampuan
2. Adanya kemauan untuk berpasrtisipasi
3. Adanya kesempatan warga masyarakat untuk berpasrtisipasi
Beberapa syarat tersebut seringkali tidak terpenuhi yang mengakibatkan
tidak optimalnya partisipasi yang diberikan oleh anggota koperasi. Hal
disebabkan oleh kurangnya informasi mengenai sistematis dan bentuk
teknis tentang bagaimana untuk ikut mengimplementasikan partisipasi
mereka terhadap program.
26
Pengertian dari kemauan dalam berpartisipasi adalah kemauan untuk
membangun yang ditentukan oleh sikap dari masyarakat itu sendiri.
Hal tersebut meliputi : (1) sikap untuk meninggalkan nilai-nilai yang
dapat menghambat pembangunan, (2) sikap terhadap penguasa atau
pelaksana pembangunan, (3) sikap untuk selalu ingin memperbaiki
mutu hidup dan tidak cepat puas diri, (4) sikap kebersamaan untuk
dapat memecahkan masalah dan tercapai tujuan pembangunan, dan (5)
sikap kemandirian atau kepercayaan pada diri sendiri atas kemampuan
untuk memperbaiki mutu hidupnya.
2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat
dalam suatu program. Sifat faktor-faktor tersebut dapat mendukung
suatu keberhasilan program namun ada juga yang sifatnya dapat
menghambat keberhasilan suatu program. Misalnya saja faktor usia,
pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dan terbatasnya harta benda.
Angell dalam Ros (1967) mengatakan partisipasi yang tumbuh dalam
masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kecenderungan seseorang dalam berpartisipasi yaitu :
1. Usia
Faktor usia merupakan faktor yang mempengaruhi sikap seseorang
terhadap kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang ada. Kelompok
usia menengah ke atas dengan ketertarikan moral kepada nilai dan
27
norma masyarakat yang lebih mantap, dan cenderung lebih banyak
berpartisipasi dari pada mereka yang dari kelompok usia lainnya.
2. Jenis Kelamin
Nilai yang cukup lama dominan dalam kultur berbagai bangsa
mengatakan pada dasarnya tempat perempuan adalah “di dapur”
yang berarti bahwa dalam banyak masyarakat peranan perempuan
yang terutama adalah mengurus rumah tangga. Akan tetapi, semakin
lama nilai peran perempuan tersebut telah bergeser dengan adanya
gerakan emansipasi dan pendidikan perempuan yang semakin baik.
3. Pendidikan
Pendidikan sebagai salah satu syarat mutlak untuk berpartisipasi.
Pendidikan dianggap dapat mempengaruhi sikap hidup seseorang
terhadap lingkungannya, suatu sikap yang diperlukan bagi
peningkatan kesejahteraan seluruh masyrakat.
4. Pekerjaan atau penghasilan
Hal ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena pekerjaan
seseorang akan menentukan berapa penghasilan yang akan
diperolehnya. Pekerjaan dan penghasilan yang baik dan mencukupi
kebutuhan sehari-hari dapat mendorong seseorang untuk
berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan masyarakat. Untuk
berpartisipasi dalam suatu kegiatan harus didukung oleh suasana
yang mapan perekonomiannya.
28
5. Lamanya tinggal
Lamanya seseorang tinggal dalam lingkungan tertentu dan
pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan tersebut akan
berpengaruh pada partisipasi seseorang. Semakin lama ia tinggal
dalam lingkungan tertentu, maka rasa memiliki terhadap lingkungan
cenderung lebih terlihat dalam partisipasinya yang besar di setiap
kegiatan pada lingkungan tersebut.
2.2.3 Rangsangan Partisipasi
Pada dasarnya setiap anggota (calon anggota) akan memperhitungkan
keputusannya untuk masuk organisasi koperasi dan untuk memelihara
hubungannya secara aktif, jika seluruh insentif (perangsang) yang
diperolehnya lebih besar atau sekurang-kurangnya sama besar dengan
kontribusi yang harus diberikan. Menurut Hanel (1989) dalam Hendar
(2005), insentif dan kontribusi anggota perseorangan terhadap
koperasinya dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Usaha-usaha peningkatan secara efisien melalui penyediaan barang
dan jasa perusahaan koperasi merupakan perangsang yang sangat
penting bagi sebagian besar anggota untuk turut memberikan
kontribusinya.
b. Kontribusi para anggota dalam pembentukan dan pertumbuhan
koperasi dalam bentuk sarana keuangan akan dinilai oleh para
anggota atas dasar biaya oportunitas.
29
c. Partisipasi dalam penetapan tujuan-tujuan, dalam pembuatan
keputusan mengenai berbagai kegiatan dan dalam pengawasan tata
kehidupan koperasinya dapat merupakan insentif atau suatu
kontribusi :
1. Jika anggota diberi kemungkinan untuk memasukkan tujuan-
tujuannya bagi koperasi menjadi tujuan dari kelompok dan dari
organisasi koperasi, maka ia anggap kesempatan partisipasi
tersebut sebagai perangsang (insentif –manfaat);
2. Jika partisipasinya dalam rapat-rapat dan diskusi-diskusi
kelompok memakan waktu dan biaya, maka para anggota
mempertimbangkan biaya opurtunitasnya (kontribusi)
2.3 Konsep Kepuasan
Koperasi tidak hanya memberikan manfaat ekonomi kepada anggota
melainkan memberikan manfaat non ekonomi yang berupa kepuasan yang
dirasakan oleh anggota. Kepuasan adalah perasaan senang atau tidak senang
atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi
atau kesan terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Kepuasan
merupakan fungsi dari kinerja dan harapan. Jika kinerja berada di bawah
harapan berarti pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan berarti
pelanggan amat puas atau senang (Kotler, 2005).
Kepuasan anggota adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang
muncul setelah membandingkan antara kinerja (hasil) produk yang dipikirkan
terhadap kinerja yang diharapkan (Kotler dan Keller, 2009). Puas tidaknya
30
pembeli diketahui setelah melakukan pembelian, tergantung pada kinerja
tawaran dalam pemenuhan harapan pembeli. Kinerja yang berada di bawah
harapan, maka menandakan bahwa anggota tidak puas. Kinerja yang
memenuhi harapan, maka menandakan anggota tersebut puas. Kinerja yang
melebihi harapan, maka menandakan bahwa anggota amat puas atau senang
(Kotler dan Keller, 2009).
Menurut Irwan (2003), kepuasan atau satisfaction adalah kata dari bahasa
latin satis yang berarti enough atau cukup dan facare yang berarti to do atau
melakukan. Jadi, produk atau jasa yang dapat memuaskan adalah produk atau
jasa yang sanggup memberikan sesuatu yang dicari oleh konsumen sampai
pada tingkat yang cukup tinggi. Dapat disimpulkan pada dasarnya kepuasan
pelanggan mencakup perbedaan antara harapan dan kinerja atau hasil yang
dirasakan. Pengertian ini didasarkan disconfirmation paradigm dari Oliver
dalam Tjiptono (2008) dimana konsep kepuasan pelanggan ini dapat dilihat
pada Gambar 1. Dapat diketahui bahwa ada dua faktor yang menentukan
susatu tingkat kepuasan pelanggan, yaitu harapan pelanggan dan hasil yang
dirasakan. Harapan pelanggan dalam hal ini adalah perkiraan tentang sesuatu
yang diterimanya saat berniat membeli suatu produk/jasa. Dalam hal ini
kinerja yang dirasakan adalah nilai produk bagi pelanggan atau persepsi
terhadap produk/jasa yang pelanggan terima setelah menggunakan produk
atau jasa tersebut.
Tingkat kepuasan pelanggan merupakan tingkat perasaan senang atau kecewa
pelanggan setelah membandingkan antara tingkat pelayanan aktual yang
31
pelanggan terima dengan harapan yang pelanggan miliki saat hendak
memanfaatkan jasa koperasi. Dalam hal ini banyak perusahaan yang
berfokus pada kepuasaan pelanggan yang tinggi, karena pelanggan yang
memiliki tingkat kepuasan yang rendah maka akan mudah sekali beralih dan
untuk merubah pikiran ketika mendapat tawaran nilai dan manfaat yang lebih
besar dari perusahaan/pesaing lain.
Gambar 1. Konsep kepuasan pelanggan (Tjiptono, 2008)
Menurut Sembel (2003) kualitas pelayanan adalah penentu suksesnya suatu
usaha dibidang jasa, termasuk koperasi. Koperasi yang sukses adalah
koperasi yang terus-menerus memberikan kepuasan kepada pelanggan
mereka. Hal tersebut dikarenakan jika anggota merasa puas, maka secara
tidak langsung akan mempengaruhi perekonomian koperasi.
Pelayanan koperasi kepada anggota adalah jasa yang diberikan koperasi
dalam memajukan usaha anggotanya. Menurut Munker (1989) sesuai dengan
tujuan koperasi, maka prioritas yang diberikan koperasi adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan anggota. Koperasi harus mewujudkan melalui
Tujuan Perusahaan
Produk/Jasa
Nilai produk/jasa bagi
pelanggan
Nilai produk/jasa bagi
pelanggan
Harapan pelanggan
terhadap produk/jasa
Tingkat kepuasan pelanggan
32
penyediaan barang dan jasa yang sesuai dengan keinginan anggota dengan
penawaran harga, kualitas dan kondisi yang lebih menguntungkan anggota
dari pada penawaran yang ditawrkan oleh pasar untuk memberikan pelayanan
yang baik kepada anggota.
Karakteristik yang harus dimiliki oleh koperasi agara dapat disebut sebagai
pusat pelayanan menurut Nasution (1990) dalam Mahri (2006) yaitu :
1. Mampu menyediakan sarana dan bahan kebutuhan masyarakat yang sesuai
dengan kodrat sebagai manusia baik untuk kebetuhan konsumsi maupun
untuk kegiatan produksi
2. Mampu berperan untuk membangkitkan inisiatif lokal agar semua
masyarakat dapat meningkatkan peran sertanya dalam proses
pembangunan dan menikmati hasil-hasil pembangunan tersebut
3. Dapat berperan sebagai sarana dalam proses transformasi structural
termasuk redistribusi faktor-faktor produksi dan pendapatan
Faktor-faktor yang dapat memuaskan pelanggan biasa diberikan dalam
bentuk pelayanan. Pelayanan yang diberikan dapat berupa bukti fisik,
ketepatan janji, pengetahuan dan keahlian, kesopanan dan keramahan, serta
kejujuran dan kepercayaan. Sehingga jika menggunakan variable tersebut
dapat dilakukan dalam mengukur kepuasan terhadap faktor pelayanan.
Menurut Zeithaml, Parasuraman dan Berry (1988) bahwa terdapat lima
dimensi Service Quality yaitu :
1. Tangibles atau bukti fisik yaitu kemampuan perusahaan dalam
menunjukkan eksistensinya kepada pihak pelanggan. Penampilan dan
33
kemampuan sarana dan prasarana fisik serta lingkungan sekitar perusahaan
adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa.
Dimensi tangibles meliputi penampilan fisik, kebersihan, gedung,
teknologi yang diterapkan dan penampilan pegawainya.
2. Reliability atau kehandalan yaitu kemampuan perusahaan memberikan
pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan kepada pelanggan secara akurat
dan terpercaya. Dimensi realiability terdiri dari ketepatan waktu,
pelayanan yang sama untuk semua pelanggan, ketersediaan apa yang
dibutuhkan pelanggan, memberikan perhatian kepada pelanggan.
3. Rensponsiveness atau ketanggapan yaitu kemampuan perusahaan untuk
membantu dan memberikan pelayanan secara cepat dan tepat kepada
pelanggan dengan penyampaian informasi yang jelas. Variable yang
termasuk dalam dimensi ini adalah kecepatan pelayanan dan pemberian
informasi.
4. Assurance atau jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan, keramahan, dan
kemampuan para pengurus untuk menumbuhkan rasa percaya para
pelanggan kepada perusahaan.
5. Emphaty yaitu memberikan perhatian yang tulus bersifat individual atau
diberikan perusahaan kepada pelanggan dengan berupaya memahami
keinginan pelanggan.
Pemberian pelayanan yang baik merupakan kemampuan koperasi sebagai
salah satu faktor yang menentukan tingkat keberhasilan koperasi. Pelayanan
yang diberikan koperasi menjadi faktor penentu kepuasan konsumen.
Semakin tinggi pelayanan yang diberikan koperasi maka kepuasan konsumen
34
akan semakin meningkat. Menurut Laksana (2008) bahwa jika pelayanan
yang diberikan kepada konsumen sesuai dengan yang diharapkan, maka akan
memberikan kepuasan. Pelayanan yang baik dari koperasi, akan
meningkatkan partisipasi anggota. Semakin besar manfaat ekonomi koperasi
yang diterima anggota, maka semakin besar pula pendapatan rumah tangga
yang akan diterima oleh anggota koperasi (Mahri, 2006). Koperasi harus
memberikan pelayanan yang baik agar anggota merasa puas sehingga
partisipasinya semakin meningkat dan manfaat yang diterima anggota pun
akan semakin besar
Kualitas pelayanan perlu karena sebagai penentu suksesnya usaha di bidang
jasa, seperti halnya koperasi. Koperasi yang sukses dalam bidang jasa adalah
koperasi yang dapat terus-menerus memberikan kepuasan pada setiap
pelayanan kepada anggota (Sembel, 2003). Apabila kebutuhan yang
diharapkan oleh anggota terpenuhi maka dalam jangka panjang akan
memberikan keuntungan yang lebih tinggi. Beberapa indikator yang dapat
digunakan untuk melihat kepuasan pelanggan yaitu : (1) Pelanggan yang
merasa puas bersedia membayar uang yang lebih untuk kesenangan tambahan
yang mereka nikmati; (2) Pelanggan yang merasa puas akan lebih setia pada
merek yang disukainya daripada pelanggan yang tidak puas; (3) Pelanggan
yang puas berlaku sebagai salesman atau penjual, dan mereka bercerita
kepada orang lain atau sanak keluarga (Lele 1995 dalam Bay 2009).
35
2.4 Penelitian Terdahulu
Penelitian ini mengacu pada hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan
penelitian yang dilakukan. Beberapa penelitian terdahulu harus dipelajari
agar penelitian yang akan dilakukan dapat dikembangkan, selain itu
penelitian terdahulu juga akan mendukung penulis untuk melakukan
penelitian dan sebagai referensi bagi penulis untuk menjadi pembanding
antara penelitian yang dilakukan dengan penelitian sebelumnya. Tinjuan
penelitian terdahulu memperlihatkan persamaan dan perbedaan dalam hal
waktu, tempat, dan metode penelitian. Ringkasan dari beberapa penelitian
terdahulu beserta alat analisis dan hasil penelitiannya dapat dilihat pada Tabel
4.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada penelitian
Siahaan (2013), metode yang digunakan untuk melihat kepuasan anggota
dengan mengukur atribut pelayanan yang diperoleh dari persepsi anggota
terhadap kinerja pelayanan koperasi adalah metode IPA (Importance
Performance Analysis) dan CSI (Customer Satisfaction Index). Penulis juga
menganalisis tingkat partisipasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi
anggota koperasi. Niken (2015) dan Jalika (2016), meneliti kepuasan anggota
koperasi atas pelayanan. Dengan menggunakan lima dimensi kualiatas
pelayanan jasa yang meliputi aspek yaitu tangibles, responsiveness,
reliability, emphaty, dan assurance.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini
memusatkan untuk meneliti manfaat KUD Mina Jaya yang dilihat dari
36
manfaat non ekonomi yang diterima oleh anggota koperasi, tingkat partisipasi
anggota koperasi serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
partisipasi anggota koperasi dalam menghadiri rapat anggota tahunan (RAT),
partisipasi anggota dalam membayar simpanan wajib dan partisipasi anggota
dalam memanfaatkan unit usaha koperasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi
partisipasi anggota dilihat dari faktor internal berupa usia, tingkat pendidikan,
pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, jenis kelamin dan lama
keanggotaan. Faktor-faktor tersebut mengacu pada teori yang ada dan
merujuk dari penelitian sebelumnya, tetapi terdapat beberapa perbedaan
dengan penelitian sebelumnya. Selain itu, penggunaan sampel penelitian
terdiri dari nelayan dan non nelayan yang bertujuan untuk membedakan
partisipasi dari anggota yang bekerja sebagai nelayan dan non nelayan.
37
Tabel 4. Ringkasan penelitian terdahulu
No Peneliti (Tahun) Judul Metode Analisis Hasil Penelitian
1 Situmorang
(2008)
Kinerja Koperasi Unit Desa
(KUD) Dan Dampaknya
Terhadap Kesejahteraan
Anggota (Studi Kasus : KUD
Saroha Aek Natolu, Kecamatan
Lumban Julu, Kabupaten Toba
Samosir)
Balanced scorecard Kinerja koperasi dilihat dari empat aspek sesuai
(keanggotaan, pelayanan, keuangan, dan
keorganisasian) dengan konsep balanced scorecard.
Kinerja koperasi memberi dampak terhadap
kesejahteraan anggota koperasi dilihat dari dua aspek
yaitu aspek ekonomi dan aspek sosial. Dalam aspek
ekonomi terjadi peningkatan pendapatan anggota,
kemudahan dalam memperoleh sumber pembiayaan,
dan kebutuhan pokok. Dari aspek sosial anggota,
menimbulkan kepercayaan diri anggota koperasi, dan
adanya solidaritas yang tinggi.
Struktur pelaksanaan dan fungsi pengurus KUD
Saroha Aek Natolu adalah baik, dilihat dari pembagian
tugas yang jelas baik berdasarkan struktur organisasi
maupun bidang kegiatan yang ada. Kinerja KUD
Saroha Aek Natolu “sangat baik”, kinerja koperasi
yang baik memberi suatu dampak terhadap
kesejahteraan anggota koperasi yang dapat dilihat dari
aspek ekonomi dan aspek sosial. Upaya-upaya yang
dilakukan KUD Saroha Aek Natolu adalah
mengadakan pelatihan dan kursus komputer,
menggunakan teknologi, bekerjasama dengan
pemerintah, memberikan hadiah bagi anggota,
menurunkan suku bunga pinjaman, mengadakan rehab
gedung lama, dan memberikan insentif.
2 Abdilla (2009) Analisis Persepsi Dan Kepuasan
Anggota Terhadap Pelayanan
KUD Giri Tani Kabupaten
Bogor Propinsi Jawa Barat
Importance Performance
Analysis (IPA) atau analisis
tingkat kepentingan
kinerja/kepuasan dan
Customer Satisfaction Index
(CSI).
Hasil penelitian menunjukkan persepsi anggota
terhadap kinerja pelayanan KUD Giri Tani belum
mampu melampaui tingkat kepentingan atribut.
Berdasarkan tanggapan dari anggota koperasi bahwa
lima atribut menjadi prioritas utama, yaitu kecepatan
menanggapi keluhan, kualitas/mutu konsetrat,
terapi/pengobatan ternak, menyediakan obat-obatan
38
dan jasa inseminasi buatan. Sementara itu atribut
pelayanan KUD Giri Tani dapat dipertahankan adalah
keramahan pengurus melayani anggota, penghubung
anggota dengan Industri Pengolahan Susu (IPS),
penetapan harga susu da pengujian kualitas susu.
Upaya meningkatkan kinerja pelayanan KUD Giri
Tani diharapkan akan meningkatkan indeks kepuasan
anggota.
3 Siahaan (2013) Pengaruh Kemampuan Sumber
Daya Manusia, Partisipasi
Anggota Dan Sistem Pelayanan
Terhadap Keberhasilan
Koperasi Serba Usaha Di Kota
Medan
Analisis Regresi Berganda Partisipasi anggota KSU khususnya yang berada di
Kota Medan masih kurang baik terutama dalam hal
pengawasan terhadap kinerja KSU dan partisipasi
anggota dalam hal menanggung kerugian usaha yang
dialami KSU. Hasil pengujian hipotesis secara
simultan diperoleh bahwa kemampuan SDM KSU,
partisipasi anggota KSU, dan sistem pelayanan KSU
secara bersama-sama berpengaruh terhadap
keberhasilan KSU di Kota Medan.
Berdasarkan pengujian variabel independen secara
parsial, dari ketiga variabel bebas (kemampuan SDM
KSU, partisipasi anggota KSU, dan sistem pelayanan
KSU), variabel kemampuan SDM KSU merupakan
variabel yang paling dominan mempengaruhi
keberhasilan KSU di Kota Medan. Hal ini dapat
dilihat dari hasil nilai standardized coefficient yang
menunjukkan bahwa variabel kemampuan SDM KSU
(X1) memiliki nilai paling tinggi.
Hasil R2 sebesar 0,781 menunjukkan bahwa 78,10
persen variabel keberhasilan KSU (Y) dapat dijelaskan
oleh kemampuan SDM KSU (X1), partisipasi anggota
KSU (X2), dan sistem pelayanan KSU (X3), sedangkan
21,90 persen merupakan pengaruh dari variabel bebas
lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini.
39
4 Wiandhani (2015) Analisis Manfaat Koperasi Dan
Partisipasi Anggota Koperasi
Perikanan ISM Mitra Karya
Bahari Di Kecamatan Teluk
Betung Timur Kota Bandar
Lampung
Manfaat ekonomi, analisis
Importance Performance
Analysis (IPA), tingkat
partisipasi anggota, dan
analisis regresi berganda,
Hasil analisis manfaat ekonomi diperoleh secara tunai
dan diperhitungkan. Manfaat ekonomi langsung bagi
anggota berupa manfaat harga yaitu harga barang dan
jasa. Koperasi telah mampu memberikan manfaat
ekonomi kepada anggota koperasi dengan rata-rata
untuk pengolah ikan sebesar Rp 267.236,84, pengolah
produk turunan sebesar Rp 400.490,00, nelayan
sebesar Rp 193.668,75, dan buruh sebesar Rp
150.500,00. Sedangkan manfaat non ekonomi yang
diukur Koperasi ISM Mitra Karya Bahari dengan
kepuasan yang dirasakan oleh anggota dalam kategori
(puas) berupa kepuasan terhadap RAT, dan
pemanfaatan pelayanan unit usaha. Kepuasan dalam
pembayaran simpanan wajib berada pada kategori
rendah.
Hasil analisis partisipasi anggota dapat diketahui
bahwa tingkat partisipasi dalam RAT masuk ke dalam
kategori tinggi. Umur, jarak ruma ke koperasi,
kepuasan menjadi anggota koperasi, kepuasan anggota
terhadap pelayanan dalam RAT dan keaktifan
pengurus berpengaruh positif terhadap tingkat
partisipasi dalam mengahdiri RAT.
Pemanfaatan unit usaha masuk kedalam kategori
sedang. Umur, pendidikan formal, manfaat elonomi
koperasi, jarak rumah ke koperasi, pekerjaan anggota,
dan kepuasan anggota terhadap pelayanan dalam
pemanfataan unit usaha berpengaruh positif terhadap
pemanfaatan unit usaha.
Pembayaran simpanan pinjam dalam kategori rendah.
Manfaat ekonomi, jenis kelamin, dan pendidikan non
formal berpengaruh positif terhadap tingkat partisipasi
dalam pembayaran simpanan wajib.
5 Palapa (2006) Evaluasi Kinerja Koperasi Pada
Koperasi Puspa Anggrek Di
Kabupaten Tangerang
Importance Performance
Analysis (IPA) dan Customer
Satisfaction Index (CSI).
Berdasarkan dari hasil analisis IPA :
Kuadran A yang perlu diprioritaskan terdiri dari audit
keuangan, sangsi bagi anggota yang tidak menaati
40
peraturan, pendidikan dan pelatihan bagi anggota
koperasi, kerjasama usaha dengan koperasi lain yang
sejenis, dan melakukan pembayaran pajak, cukai, dan
retribusi.
Kuadran B (pertahankan prestasi) terdiri dari
peningkatan jumlah anggota tiap tahun, adanya
pencatatan keanggotaan koperasi, tranparansi
pelaporan kebijakan koperasi, transparansi pelaporan
keuangan koperasi, adanya pemberian bagi hasil yang
adil, dan kerjasama koperasi yang saling
menguntungkan.
Kuadran C (prioritas rendah) terdiri dari pendidikan
dan pelatihan bagi pengurus koperasi, penerangan dan
penyuluh bagi anggota koperasi, ketersediaan media
informasi, penyediaan anggaran untuk
pendidikan/pelatihan bagi anggota atau pengurus
koperasi, kerjasama tenaga kerja oleh koperasi, dan
ketersediaan dana pembangunan daerah kerja.
Kuadran D (Berlebihan) terdiri dari penyelenggaraan
RAT koperasi tepat waktu dan adanya aturan cara
penyelenggaraan RAT yang ketat.
Hasil analisis CSI menunjukkan bahwa tingkat
kepuasan anggota terhadap kinerja pengurus koperasi
sebesar 69,1 persen. Hal ini menunjukkan bahwa
penilaian anggota terhadap kinerja pengurus koperasi
dalam pelaksanaan prinsip-prinsip koperasi masuk
dalam kriteria Cukup Puas.
6 Handayani (2011) Pengukuran Kinerja Dan
Tingkat Partisipasi Anggota
Koperasi Kelompok Tani
Lisung Kiwari Desa Ciburuy
Kecamatan Cigombong
Kabupaten Bogor
Analisis Penilaian Tangga
Perkembangan (PTP) dan Uji
Korelasi Rank Spearman.
Berdasarkan hasil analisis partisipasi anggota dapat
diketahui bahwa partisipasi anggota pada bidang
organisasi yaitu kehadiran dalam RAT termasuk
kedalam kategori tinggi, namun keaktifan anggota
dalam mengajukan suara termasuk kedalam kategori
rendah. Melalui uji korelasi dengan menggunakan
Rank Spearman dapat diperoleh informasi bahwa
terdapat hubungan searah antara manfaat ekonomi
41
dengan partisipasi anggota pada bidang organisasi,
permodalan, dan unit usaha.
7 Tofani (2012) Analisis Kepuasan Anggota
Koperasi Terhadap Pelayanan
Koperasi Guru Dan Pegawai
(KOGUPE) Sekolah Menengah
Atas Negeri (SMAN) 46 Jakarta
Importance Performance
Analysis (IPA) atau analisis
tingkat kepentingan
kinerja/kepuasan,Customer
Satisfaction Index (CSI) dan
analisis crosstabs.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat kepuasan
anggota KOGUPE sebesar 74,98 persen artinya secara
keseluruhan anggota KOGUPE sudah puasa atas
pelayanan yang diberikan.
Sebagian besar anggota menilai pelayanan KOGUPE
berada pada kategori penting dan baik.
Kuadran A adalah atribut yang harus menjadi prioritas
perbaikan kinerja terdiri dari pembagian SHU,
pelaksanaan RAT tepat pada waktunya, pemenuhan
jumlah pinjaman anggota, dan ketepatan waktu
mendapatkan dana pinjaman.
Kuadran B adalah atribut yang harus dipertahankan
terdiri dari kejujuran pengurus dalam hal audit
keuangan, tranparansi laporan hasil usaha, dan kualitas
barang toko maupun barang kredit,.
Kuadran C adalah atribut pelayanan yang kurang
dipentingkan terdiri dari lokasi toko koperasi yang
strategis untuk ditempuh, penetapan harga jual barang
kredit, keterampilan dan pengetahuan karyawan
koperasi, ketepatan pengurus menanggapi keluhan
anggota, dan penawaran kredit barang kepada anggota.
Kuadran D adalah atribut pelayanan yang dianggap
pemborosan sumberdaya terdiri dari penampilan
pengurus dan karyawan koperasi, kebersihan dan
kenyamanan ruang koperasi, kemudahan persyaratan
memperoleh pinjaman, keramahan pengurus dan
karyawan dalam melayanai anggota, kecepatan
pengurus menanggapi keluhan anggota, dan bantuan
bunga kredit yang layak bagi anggota.
Hasil yang diperoleh dari analisis crosstab yaitu dari
kelima karakteristik, tiga karakteristik responden
42
memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat
kepuasan pelayanan KOGUPE yang dirasakannya.
Ketiga karakter tersebut adalah usia, pendidikan, dan
rata-rata pendapatan.
8 Ekawati (2011) Representasi Sosial Tentang
Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
Pada Nelayan (Kasus TPI
Citius, Desa Surya Bahari,
Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten)
Uji Chi-Square dan Uji
Korelasi Rank Spearman
Representasi sosial responden terhadap TPI cenderung
netral. Representasi sosial tentang TPI pada responden
dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal.
Faktor yang berasal dari internal responden adalah
jenis alat tangkap yang dipakai, status nelayan, tingkat
pendapatan, tingkat pendidikan, pengalaman, dan
umur. Faktor yang berasal dari eksternal responden
lebih kepada faktor yang berasal dari TPI, seperti
fasilitas TPI, letak TPI, pegawai TPI, sistem retribusi,
dan sistem lelang yang berlaku.
Tidak semua aspek karakteristik responden memiliki
kaitan dengan representasi sosial tentang TPI. Jenis
alat tangkap yang digunakan dan status responden
terbukti memiliki kaitan dengan sikap dan keyakinan
nelayan terhadap TPI. Terdapat perbedaan
representasi sosial pada responden dengan status dan
jenis alat tangkap yang berbeda, sedangkan tingkat
pendidikan, pengalaman dan usia responden tidak
memiliki hubungan dengan representasi sosial.
9 Yolandika (2015) Analisis keberhasilan KUD
Mina Jaya Kecamatan Teluk
Betung Selatan Kota Bandar
Lampung Berdasarkan
Pendekatan Tripartite
Analisis Rasio Keuangan,
Analisis Pendapatan, Analisis
Pendapatan Rumah Tangga,
dan Analisis Tingkat
Kesejahteraan.
Pengukuran kinerja koperasi menjadi suatu badan
usaha dapat dilihat dari tingkat keuntungan yang
diperoleh dari koperasi saat menjalankan unit
usahanya. Manfaat ekonomi koperasi dibagi menjadi
dua yaitu manfaat ekonomi secara tunai dan
diperhitungkan.
Indikator yang digunakan untuk mengukur
keberhasilan dalam suatu koperasi adalah kinerja
koperasi. Keberhasilan KUD Mina Jaya sebagai badan
43
usaha ditinjau dari rasio keuangan adalah sangat baik
berdasarkan rasio solvabilitas dan rasio rentabilitas,
tetapi masih pada kategori baik berdasarkan rasio
liquiditas. Kontribusi KUD Mina Jaya terhadap
pembangunan di Provinsi Lampung dari tahun 2010
hingga 2014 sudah baik, dengan kategori baik pada
ketaatan koperasi membayar pajak, rata-rata rasio
penyerapan tenaga kerja, dan rata-rata rasio tingkat
upah karyawan.
Kesejahteraan anggota dalam kriteria cukup, bahkan
sebagian besar juragan pada kapal dengan ABK > 10
orang sudah masuk dalam kategori hidup layak.
Tingkat kesejahteraan juragan pada kapal dengan ABK
> 10 orang lebih tinggi dibandingkan dengan juragan
pada kapal dengan ABK ≤ 10 orang, akan tetapi
tingkat kesejahteraan nahkoda, KKM, dan ABK pada
kapal dengan ABK > 10 orang maupun pada kapal
dengan ABK ≤ 10 orang tidak berbeda.
10 Jalika (2016) Evaluasi Keberhasilan Koperasi
Serba Usaha Peternak Motivasi
Do’a Ikhtiar Tawakkal (KSUP
MDIT) Di Kabupaten
Tanggamus Provinsi Lampung
Berdasarkan Pendektan
Tripartite
Analisis rasio keuangan,
pendekatan tripartite dan
Importance Performance
Analysis (IPA) atau analisis
tingkat kepentingan
Pengukuran kinerja Koperasi Serba Usaha Peternak
Motivasi Do’a Ikhtiar Tawakkal (KSUP MDIT)
termasuk dalam kategori koperasi yang berkualitas.
KSUP belum berkontribusi secara maksimal terhadap
pembangunan. Hal ini ditunjukkan dengan indikator
ketaatan koperasi membayar pajak dan pertumbuhan
penyerapan tenaga kerja KSUP MDIT yang masuk
dalam kategori tidak baik, sementara pada indikator
rasio tingkat upah karyawan dikategorikan cukup baik.
Manfaat ekonomi yang diperoleh akan semakin besar,
jika semakin banyak ternak kambing yang dimiliki
oleh anggota koperasi. Manfaat non ekonomi yang
dirasakan anggota KSUP MDIT atas pelayanan yang
diberikan koperasi dan pemenuhan kebutuhan berada
pada kategori tinggi (puas).
44
2.5 Kerangka Pemikiran
Koperasi merupakan badan usaha yang berorientasi sosial dan ekonomi yang
menghimpun usaha kecil di sektor pertanian dan industri kecil dalam suatu
wilayah. Hal ini dikarenakan organisasi koperasi terdiri dari sekumpulan
orang yang bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan bersama melalui unit
usaha yang dimiliki dan dikelola bersama. Koperasi Unit Desa (KUD) Mina
Jaya mempunyai visi sebagai koperasi yang dapat mewadahi perekonomian
dan dapat memabntu kehidupan masyarakat nelayan.
Kedudukan anggota dalam koperasi sangat penting karena anggota sebagai
pemilik sekaligus pelanggan bagi koperasi yang akan menentukan maju dan
mundurnya koperasi. Anggota KUD Mina Jaya sebagian besar penduduk
yang tinggal di Pesisir Teluk. Anggota koperasi adalah nelayan penangkap
ikan dan penjual ikan, sehingga anggota koperasi dibedakan menjadi nelayan
dan non nelayan.
KUD Mina Jaya memperhatikan kebutuhan dari anggotanya dengan
memberikan pelayanan yang baik. Dengan adanya pelayanan yang baik,
anggota akan merasakan manfaat dalam koperasi. Manfaat tersebut dapat
berupa manfaat ekonomi dan manfaat sosial. Menganalisis hubungan dari
manfaat koperasi bagi anggota dan partisipasi anggota koperasi menjadi hal
yang penting dalam mengembangkan koperasi sehingga dapat menyediakan
sarana dan permodalan serta meingkatkan pendapatan. Dengan adanya
manfaat yang mereka terima dalam koperasi maka mendorong anggota untuk
berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan usaha di KUD Mina Jaya.
45
Menurut Zeithaml dan Bitner dalam Umar (2003) menjelaskan bahwa
kualitas pelayanan ditentukan berdasarkan lima dimensi yaitu reliability
(keandalan), responsiveness (cepat tanggap), assurance (jaminan), emphaty
(perhatian), dan tangible (fasilitas fisik). Semakin baik kualitas pelayanan
yang diberikan koperasi maka akan semakin meningkat kepuasan anggota
atas kinerja pelayanan KUD Mina Jaya. Kepuasan merupakan manfaat non
ekonomi yang dirasakan oleh anggota koperasi.
Pengukuran kepuasan anggota dilakukan dengan metode Customer
Satisfaction Index (CSI). Sedangkan metode Importance Performance
Analysis (IPA) untuk untuk menganalisis kepuasan anggota terhadap kinerja
pengurus koperasi dengan menggunakan item penilaian kualitas pelayanan
apa saja yang perlu ditingkatkan dan mendorong upaya perbaikan kualitas
pelayanan yang dapat dilakukan oleh pengurus KUD Mina Jaya dalam rangka
meningkatkan kepuasan anggotanya.
Partisipasi anggota dalam koperasi dipengaruhi oleh manfaat yang diperoleh
anggota dari koperasi. Kepuasan anggota akan mempengaruhi bagaimana
anggota koperasi akan berpartisipasi di koperasi. Partisipasi anggota koperasi
merupakan salah satu unsur penunjang keberhasilan dari suatu koperasi.
Partisipasi anggota koperasi dapat dilihat dari kehadiran anggota dalam RAT
serta keaktifan dalam pengambilan keputusan, pembayaran simpanan wajib
dinilai dari pelunasan simpanan wajib setiap anggota, dan pemanfaatan
pelayanan yang diberikan koperasi.
46
Penelitian ini akan melihat tingkat partisipasi anggota KUD Mina Jaya
Kecamatan Kangkung Kota Bandar Lampung dalam berbagai kegiatan yang
terselenggara di dalam koperasi tersebut. Kegiatan yang diamati yaitu
kehadiran dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT), pembayaran simpanan
wajib, dan pemanfataan pelayanan unit usaha. Kegiatan tersebut akan dilihat
korelasinya dengan tingkat partisipasi anggota koperasi. Indentifikasi faktor-
faktor internal ikut serta menentukan unit-unit usaha yang dilaksanakan dan
memperngaruhi perkembangan koperasi. Faktor internal yang mempengaruhi
partisipasi adalah dorongan yang berasal dari dalam individu berupa
kemampuan dan kemauan anggota untuk berpartisipasi. Faktor internal
tersebut adalah usia, tingkat pendidikan, lama keanggotaan, jumlah
tanggungan keluarga, jenis pekerjaan, dan jenis kelamin.
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangsih informasi dan bahan
masukan bagi berbagai pihak yang terkait, baik bagi pemerintah maupun
stakeholder lain untuk dapat merencanakan, melaksanakan, mengawasi,
mengevaluasi, dan mencapai keberhasilan kegiatan koperasi yang semakin
baik sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai. Secara ringkas kerangka
pemikiran dalam penilitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.
47
Gambar 2. Bagan alir penelitian tingkat kepuasan anggota dan faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap partisipasi anggota KUD Mina Jaya
Anggota KUD Mina Jaya
Faktor internal :
1. Usia anggota
2. Tingkat
Pendidikan
3. Jumlah
Tanggungan
Keluarga
4. Jenis kelamin
5. Lama
keanggotaan
6. Jenis pekerjaan
Nelayan Non nelayan
Analisis IPA Analisis CSI
Manfaat sosial :
Kepuasan
Kepuasan anggota
atas pelayanan
Lima aspek
pelayanan koperasi
a. Tangibles
b. Reliability
c. Responsiveness
d. Assurance
e. Emphaty
Koperasi Unit Desa (KUD) Mina Jaya
Partisipasi :
1. Rapat Anggota Tahunan (Y1)
2. Simpanan wajib (Y2)
3. Pelayanan unit usaha (Y3)
48
2.6 Hipotesis
Hipotesis yang disusun untuk menjawab tujuan dari penelitian yang dilakukan
di Koperasi Unit Desa (KUD) Mina Jaya adalah :
1. Diduga usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin, jenis pekerjaan, lama
keanggotaan, kepuasaan atas pelayanan koperasi berpangaruh positif
terhadap tingkat partisipasi anggota KUD Mina Jaya dalam melaksanakan
Rapat Anggota Tahunan, sedangkan jumlah tanggungan keluarga
berpengaruh negatif terhadap tingkat partisipasi anggota KUD Mina Jaya
dalam melaksanakan Rapat Anggota Tahunan.
2. Diduga usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin, jenis pekerjaan, lama
keanggotaan, kepuasaan atas pelayanan koperasi berpangaruh positif
terhadap tingkat partisipasi anggota KUD Mina Jaya dalam membayar
simapanan wajib, sedangkan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh
negatif terhadap tingkat partisipasi anggota KUD Mina Jaya dalam
membayar simpanan wajib.
3. Diduga usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin, jenis pekerjaan, lama
keanggotaan, kepuasaan atas pelayanan koperasi berpangaruh positif
terhadap tingkat partisipasi anggota KUD Mina Jaya dalam memanfaatkan
pelayanan yang diberikan oleh koperasi, sedangkan jumlah tanggungan
keluarga berpengaruh negatif terhadap tingkat partisipasi anggota KUD
Mina Jaya dalam memanfaatkan pelayanan yang diberikan oleh koperasi.
49
III. METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai.
Menurut Singarimbun (1995), penelitian survai adalah penelitian yang
mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan daftar pertanyaan
(kuisioner) sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Jenis pertanyaan
pada kuisioner tersebut merupakan pertanyaan terstruktur tertutup dan
pertanyaan tidak terstruktur untuk memperoleh deskripsi yang jelas mengenai
gambaran usaha koperasi. Unit analisis yang diambil dalam penelitian ini
adalah anggota koperasi dari KUD Mina Jaya, Kecamatan Bumi Waras,
Bandar Lampung.
3.2 Konsep Dasar dan Definisi Operasional
Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan
untuk mendapatkan data dan melakukan analisis sehubungan dengan tujuan
penelitian.
1. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau
badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan atas azas kekeluargaan.
50
2. Koperasi perikanan adalah koperasi yang bidang usahanya berhubungan
dengan komoditi perikanan.
3. Anggota koperasi adalah seseorang yang telah terdaftar secara sukarela
sebagai anggota di KUD Mina Jaya, dimana setiap anggota menjadi
pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi itu sendiri, berpartisipasi aktif
untuk mengembangkan usaha koperasi dan memenuhi syarat-syarat lain
yang ditentukan dalam anggaran dasar koperasi serta terdaftar dalam buku
anggaran dasar koperasi serta terdaftar dalam buku anggota. Anggota
koperasi di KUD Mina Jaya terdiri dari nelayan dan non nelayan.
4. Nelayan adalah orang yang sehari-harinya bekerja menangkap ikan atau
hewan laut lainnya yang hidup di dasar maupun dipermukaan perairan,
baik yang melaut dengan kapal sendiri ataupun tidak. Nelayan terdiri dari
pemilik kapal, nahkoda, KKM dan ABK sebagai penyedia jasa untuk
persiapan untuk melaut, saat melaut, dan menurunkan hasil laut di
pelabuhan.
5. Non nelayan adalah orang yang bekerja mengolah ataupun menjual hasil
tangkapan melaut. Non nelayan terdiri dari pedagang ikan/bakul, dan
pengolah ikan.
6. Rapat anggota tahunan (RAT) adalah suatu wadah dari koperasi yang
diorganisir oleh pengurus koperasi untuk membicarakan kepentingan
organisasi dan usaha koperasi yang dilaksanakan oleh koperasi dalam
51
rangka evaluasi kerja pengurus setahun kebelakang dan penyusunan
anggaran dan rencana untuk 1 (satu) tahun mendatang.
7. Simpanan wajib adalah simpanan tertentu yang diwajibkan kepada anggota
koperasi untuk membayar kepada koperasi pada waktu-waktu tertentu.
8. Pelayanan koperasi adalah pelayanan yang diberikan koperasi kepada
anggotanya melalui berbagai bentuk kegiatan dan unit usaha dengan tujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan sesuai dengan tujuan koperasi.
9. Manfaat non ekonomi adalah suatu kondisi yang menggambarkan sejauh
mana kegiatan-kegiatan pelayanan koperasi yang mendukung pencapaian
tujuan anggota koperasi sehingga memberikan kepuasan bagi anggota,
diukur dengan melihat kinerja pelayanan koperasi.
10. Kepuasan adalah suatu keadaan senang atau tidak senang atau kecewa
sesorang yang muncul setelah keinginan, harapan dan kebutuhan
seseorang terpenuhi. Kepuasan anggota koperasi menunjukkan adanya
manfaat non ekonomi yang berupa gambaran perasaan seseorang setelah
membandingkan pelayanan. Pengukurunnya dengan memberikan
seperangkat pertanyaan yang bersifat tertutup berupa lima alternatif
jawaban (skala likert).
11. Kinerja pelayanan koperasi adalah kemampuan dari koperasi dalam
memberikan segala hal yang menjadi harapan anggota dalam memenuihi
kebutuhannya berdasarkan pelayanan yang diberikan oleh koperasi yang
52
diukur dengan cara menjumlahkan masing-masing skor dari konsep
ServQual yaitu aspek tangibles, aspek responsiveness, aspek reliability,
aspek emphaty, dan aspek assurance.
12. Aspek tampilan (tangibles) adalah bukti secara fisik yang ditunjukkan oleh
kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada
pihak eksternal, terdiri dari kondisi sarana dan prasarana kantor koperasi,
fasilitas penunjang, dan dukungan petugas pelayanan.
13. Aspek responsiveness adalah kerelaan untuk menolong konsumen dan
menyelenggarakan pelayanan secara ikhlas, diukur melalui seperangkat
pertanyaan yang bersifat tertutup dengan skala likert (lima alternatif
jawaban).
14. Aspek reliability adalah kemampuan memberikan layanan yang dijanjikan
dengan segera, akurat dan memuaskan, diukur melalui seperangkat
pertanyaan yang bersifat tertutup dengan skala likert (lima alternatif
jawaban).
15. Aspek assurance adalah pengetahuan dan kesopanan para pekerja dan
kemampuan mereka dalam memberikan kepercayaan kepada pelanggan,
diukur melalui seperangkat pertanyaan yang bersifat tertutup dengan skala
likert (lima alternatif jawaban).
16. Aspek emphaty adalah perilaku atau perhatian pribadi yang diberikan oleh
pengurus/pekerja kepada pelanggan, diukur melalui seperangkat
53
pertanyaan yang bersifat tertutup dengan skala likert (lima alternatif
jawaban).
17. Partisipasi adalah kemampuan seseorang atau kelompok untuk
mempengaruhi dan terlibat secara aktif dalam proses pengambilan
keputusan. Partisipasi anggota dalam koperasi dilihat dari partisipasi
anggota dalam menghadiri Rapat Anggota Tahunan, partisipasi anggota
dalam membayar/melunasi simpanan wajib, dan partisipasi anggota dalam
memanfaatkan pelayanan.
18. Partisipasi anggota dalam mengahadiri RAT (Y1) adalah tindakan anggota
koperasi dalam melaksanakan kewajiban untuk menghadiri rapat anggota
tahunan (RAT), dilihat dalam periode dua tahun terakhir dan dinyatakan
dalam persen (%).
19. Partisipasi anggota dalam membayar simpanan (Y2) adalah tindakan
anggota koperasi dalam melaksanakan kewajiban untuk membayar
simpanan wajib, dilihat dalam periode satu tahun terakhir dan dinyatakan
dalam persen (%).
20. Partisipasi memanfaatkan pelayanan koperasi (Y3) adalah tindakan
anggota koperasi dalam memanfaatkan pelayanan yang diberikan oleh
koperasi, dilihat dalam periode satu tahun terakhir dan diukur dari nilai
transaksi dalam waktu satu tahun terakhir dan dinyatakan dalam rupiah per
tahun (Rp/tahun).
54
21. Partisipasi anggota KUD Mina Jaya dipengaruhi oleh faktor internal.
Faktor internal berasal dari diri anggota koperasi yaitu usia, tingkat
pendidikan, lama keanggotaan, jumlah tanggungan keluarga, jenis
kelamin, dan jenis pekerjaan.
22. Usia adalah umur responden ketika penelitian dilakukan yang diukur
dalam satuan tahun.
23. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang pernah
ditempuh responden pada saat penelitian dilakukan diukur dalam satuan
tahun.
24. Lama keanggotaan adalah seberapa lama anggota koperasi sudah menjadi
anggota dalam KUD Mina Jaya diukur dalam satuan tahun.
25. Jumlah tanggungan keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang masih
menjadi tanggungan dalam satu rumah diukur dalam satuan orang.
26. Jenis kelamin adalah membedakan gender seseorang yaitu laki-laki atau
perempuan. Jenis kelamin merupakan variable dummy Djk = 1 apabila
laki-laki dan Djk = 0 apabila perempuan.
27. Jenis pekerjaan adalah pekerjaan yang dilakukan oleh anggota koperasi
untuk memperoleh penghasilan. Jenis pekerjaan merupakan variable
dummy Djk = 1 apabila bekerja sebagai nelayan dan Djk = 0 apabila
pekerjaan lainnya.
55
28. Kepuasan anggota atas pelayanan adalah perasaan yang dirasakan anggota
setelah memperoleh pelayanan dalam RAT, simpanan wajib, dan
pelayanan unit usaha. Diukur dengan variabel dummy, apabila kepuasan
anggota tinggi maka DPk = 1, dan kepuasan anggota rendah maka Dpk =
0.
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Pemilihan lokasi ini dilakukan secara purposive (sengaja) dengan ditunjukkan
oleh banyaknya masyarakat yang bermata pencaharian sebagai nelayan dan
non nelayan di sekitar wilayah kerja koperasi yang bergabung menjadi
anggota Koperasi Unit Desa (KUD) Mina Jaya. Di samping itu, KUD Mina
Jaya termasuk KUD yang mandiri dan mempunyai unit usaha yang
memberikan kontribusi cukup besar kepada koperasi yaitu unit usaha
pelelangan ikan. Selain itu, KUD Mina Jaya salah satu koperasi mina yang
memiliki pangkalan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kota Bandar Lampung.
Unit usaha lain yang mendukung yaitu unit usaha simpan pinjam, warung
serba ada (waserda), penyewaan ruko, dan loket pembayaran. Pengumpulan
data penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Mei 2017.
3.4 Jenis dan Sumber Data
Data dan informasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer
dan sekunder. Data primer merupakan data langsung yang diperoleh dari
sumber informasi yang berwenang di KUD Mina Jaya yaitu anggota dan
pengurus dengan cara melakukan pengamatan langsung, diskusi, wawancara
56
yang berpedoman pada kuisioner yang disesuaikan untuk menjawab masalah
penelitian terhadap anggota KUD Mina Jaya. Data sekunder merupakan data
yang diambil berdasarkan laporan tahunan KUD Mina Jaya, kelengkapan
organisasi, intansi terkait seperti Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bandar
Lampung, Badan Pusat Statistik, artikel, jurnal, dan hasil penilitian
sebelumnya yang dapat menjadi acuan dalam penelitian ini.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuisioner
dilakukan dengan teknik wawancara secara langsung kepada anggota
koperasi. Pertanyaan yang terdapat dalam kuisioner terdiri dari pertanyaan
terstruktur tertutup dan tidak terstruktur. Pertanyaan terstruktur tertutup
merupakan pertanyaan yang telah disediakan alternatif jawabannya dan
responden memilih salah satu jawaban dari alternatif jawaban tersebut.
Pertanyaan tidak terstruktur merupakan pertanyaan yang memberikan
kebebasan kepada responden memberikan jawabannya sesuai dengan apa
yang dirasakan responden. Pengumpulan data yang dilakukan peneliti
dengan melakukan wawancara setiap hari pada pukul 05.00-19.00 diluar jam
kerja nelayan dan non nelayan pada saat melelang ikan, dan mengisi bahan
bakar.
3.6 Metode Pengambilan Sampel
Populasi merupakan kumpulan individu atau objek penelitian yang memiliki
kualitas dan ciri-ciri yang telah ditetapkan. Populasi dalam penelitian ini
57
adalah anggota aktif KUD Mina Jaya Kecamatan Bumi Waras Kota Bandar
Lampung yang berlokasi di Jalan Ikan Bawal No. 3/12 Kelurahan Kangkung.
Sampel dalam penelitian ini adalah anggota KUD Mina Jaya. Sampel atau
contoh adalah bagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang relative
sama (homogen) dan dianggap bias mewakili populasi.
Dalam penelitian ini dilakukan penarikan sampel yang dapat mewakili
seluruh populasi. Anggota KUD Mina Jaya berjumlah 701 orang yang terdiri
dari kelompok nelayan dan non nelayan, dimana anggota yang berstatus
nelayan merupakan pemilik perahu (Juragan), Nahkoda, KKM, dan ABK,
sementara kelompok non nelayan adalah anggota yang bekerja sebagai
pedagang ikan, dan pengolah ikan.
Penggunaan teknik sampling dalam penelitian ini adalah Probability
Sampling karena setiap sampel yang diambil secara random, maka setiap
responden dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk diambil
sebagai sampel. Penentuan dalam perhitungan sampel berdasarkan rumus
Slovin bahwa untuk menentukan berapa minimal sampel yang dibutuhkan
jika ukuran populasi diketahui (Sevilla, 2007). Rumus Slovin :
n =
n =
n =
n = 87.5156
n = 87 sampel
58
Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e2 = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang
dapat ditolerir
Perhitungan dengan N = 701 sedangkan error yang digunakan adalah 10%
atau 0,1 (Umar, 2003) bahwa untuk data yang kecil < 100.000 digunakan
error – 10%. Ukuran populasi mengacu pada data jumlah anggota koperasi
Mina Jaya yaitu sebanyak 701 orang dan persen kelonggarannya sebesar
10%. Berdasarkan data tersebut yang dimasukkan ke dalam rumus Solvin,
maka diperoleh jumlah sampel yang akan diambil sebanyak 87 orang.
Perhitungan menentukan alokasi proposional jumlah responden dari masing-
masing kelompok pekerjaan menggunakan rumus Nasir (1988) yaitu :
ni =
n Nelayan =
n Non Nelayan =
n Nelayan = 67,7 n Non Nelayan = 19,2
n Nelayan = 68 sampel n Non Nelayan = 19 sampel
Keterangan :
ni = Jumlah strata i
Ni = Jumlah anggota pada kelompok strata i
N = Jumlah populasi
n = Jumlah sampel pada kelompok strata i
i = 1 = nelayan ; 2 = non nelayan
Pengelompokan digunakan untuk melihat apakah ada perbedaan tingkat
partisipasi antara kelompok nelayan dengan non nelayan (untuk mengetahui
apakah terdapat pengaruh dan bagaimana signifikan tingkat partisipasi).
Secara rinci pengambilan sampel penelitian berdasarkan kelompok
keanggotaan tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 5.
59
Tabel 5. Sampel penelitian berdasarkan kelompok keanggotaan tahun 2016
Status Populasi (orang) Sampel (orang)
a. Nelayan 546 68
Pemilik kapal (Juragan) 62 8
Nahkoda 85 10
KKM 40 5
ABK 359 45
Non Nelayan 155 19
Penjual ikan (bakul) 155 19
Jumlah total 701 87
Sumber : KUD Mina Jaya, 2016 (diolah)
Jumlah sampel penelitian setelah dilakukan perhitungan dapat dilihat pada
Tabel 5. Jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini dikelompokkan
menjadi dua status yaitu kelompok nelayan sebanyak 68 orang dan non
nelayan sebanyak 19 orang. Kelompok nelayan terdiri dari pemilik kapal,
nahkoda, KKM, dan ABK. Kelompok non nelayan terdiri dari penjual ikan
(bakul) dan pengolah ikan.
3.7 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Penentuan tingkat kepuasan anggota koperasi diukur dengan menggunakan
seperangkat pertanyaaan tertutup dengan skala Likert dengan lima alternatif
jawaban yaitu :
a. Jawaban sangat puas diberi skor 5
b. Jawaban puas diberi skor 4
c. Jawaban cukup puas diberi skor 3
d. Jawaban kurang puas diberi skor 2
e. Jawaban tidak puas diberi skor 1
60
Seperangkat pertanyaan tersebut untuk menilai manfaat non ekonomi yang
dirasakan anggota dalam memanfaatkan pelayanan dalam RAT, pembayaran
simpanan wajib, dan pemanfaatan unit usaha yang dilihat dari kepuasan
anggota atas pelayanan dari aspek bukti fisik (tangibles), keterandalan
(reliability), daya tanggap (responsiveness), kemampuan dalam memberikan
jaminan (assurance), dan kemampuan memberikan perhatian (emphaty).
Seperangkat pertanyaan (kuesioner) tersebut mampu menggambarkan
kepuasan anggota, maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan
reliabilitas kuesioner dengan menyebarkan kepada 30 responden (Azwar,
2008 diacu dalam Wiandhani, 2015). Tujuan pengujian ini untuk mengetahui
apakah isi dari butir-butir pertanyaan tersebut sudah sah (valid) dan handal
(reliable).
3.7.1 Uji Validitas
Proses pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah atribut di
dalam kuisioner dianggap perlu oleh responden. Sebelum kuisioner
disebarkan kepada responden, atribut-atribut pada kuisioner tersebut
diuji terlebih dahulu dengan uji validitas. Melalui pengujian tersebut
diharapkan data yang terkumpul benar-benar dapat menggambarkan
fenomena yang diukur dan agar hasil penelitian dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Menurut Umar (2010), validitas sebagai suatu pernyataan sampai sejauh
mana data yang ditampung pada suatu kuisioner dapat mengukur apa
61
yang ingin diukur. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
masing-masing variabel atau atribut-atribut yang dinyatakan dapat
dipakai sebagai alat ukur. Jika terdapat konsistensi antara variabel satu
dengan variabel lainnya, maka kerangka suatu konsep yang dibangun
dapat dikatakan telah memiliki validitas.
Menurut Sugiyono (2007) hasil penelitian yang valid apabila terdapat
kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya
terjadi pada obyek yang diteliti. Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah atribut di dalam kuisioner dianggap perlu oleh
responden. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang
akan diukur oleh kuisioner tersebut. Uji ini dilakukan kepada 30 orang
responden di luar responden yang digunakan untuk pengujian tingkat
kepuasaan pelayanan KUD Mina Jaya.
Langkah-langkah dalam pengujian validitas ini adalah :
1. Memberikan kode jawaban tingkat kepentingan yang diberikan
(sangat puas = 5, puas = 4, cukup puas = 3, tidak puas = 2, sangat
tidak puas = 1)
2. Kode jawaban dimasukkan ke dalam tabel frekuensi dan dihitung
jumlahnya (jumlah dalam tiap baris dan tiap kolom)
3. Dihitung korelasi dengan perangkat Microsoft excel dan SPSS versi
16.
62
Uji validitas manual tanpa alat analisis SPSS dapat diukur dengan
korelasi (r) moment rumus berikut :
r xy =
√ } } ………...…….………………(3)
Keterangan :
r xy = korelasi antara x dan y
x = skor pernyataan
y = skor total
n = jumlah responden
Setelah didapat korelasi hitung, selanjutnya dibandingkan dengan
korelasi pada tabel r product moment pada taraf nyata 5% artinya suatu
item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total. Jika
r yang dihitung lebih besar dari r-tabel, maka kuesioner tersebut valid.
Sebaliknya jika r yang dihitung lebih kecil dari r-tabel, maka kuesioner
tersebut tidak valid. Menurut Azwar (1999), semua item yang
mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap
memuaskan. Tetapi apabila jumlah item belum mencukupi bisa
menurunkan sedikit batas kriteria menjadi 0,25. Pengujian kuesioner
dilakukan dengan mengambil sampel 30 orang responden (n = 30)
dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Tabel 6
menunjukkan atribut-atribut yang diujikan dalam uji validitas. Atribut
diperoleh dari studi literatur dan observasi langsung terhadap proses
pelayanan koperasi. Secara rinci item penilaian uji validitas dapat
dilihat dalam Tabel 6.
63
Tabel 6. Item penilaian uji validitas
No Item Penilaian Yang
Dirasakan
Yang
Diharapkan
Dimensi Tangible (Bukti Fisik) 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
1 Kualitas kantor koperasi
2 Kebersihan dan kenyamanan ruang rapat
3 Sarana penunjang ruang (parkir, toilet, mushola)
4 Dukungan peralatan penunjang operasional
5 Dukungan bahan penunjang kegiatan
administrasi
6 Kelengkapan sarana komunikasi yang tersedia
7 Dukungan prasarana fisik untuk ruang tunggu,
tenaga counter, dan ruang karyawan
8 Apakah kelembagaan koperasi telah didukung
oleh karyawan administrasi yang memadai ?
9 Apakah kegiatan operasional koperasi telah
didukung oleh petugas lapangan yang memadai
?
10 Apakah kelembagaan koperasi telah didukung
dengan struktur pengelolaan organisasi yang
memadai ?
Dimensi Reliability (Keandalan)
11 Koordinasi karyawan di lingkungan interen
koperasi
12 Koordinasi karyawan koperasi dengan
organisasi/instansi teknis lain yang
berkepentingan
13 Proses penanganan kelengkapan administrasi
14 Pemeriksaan lapangan terkait dengan pelayanan
yang diajukan anggota
15 Penyelesaian proses pelayanan anggota sejak
dari awal hingga akhir
16 Ketepatan langkah-langkah proses pelayanan
adminstrasi
17 Keseuaian dengan jadwal waktu yang ditetapkan
18 Kemampuan untuk melayani secara benar sejak
awal hingga akhir proses
19 Kesigapan yang ditunjukkan para petugas
pelayanan
20 Sikap professional yang ditunjukkan petugas
pelayanan
Dimensi Responsiveness (Daya Tanggap)
21 Ketanggapan yang dimiliki petugas pelayanan
22 Ketanggapan petugas pelayanan dalam
menanggapi keluhan anggota
23 Ketersediaan brosur/papan pengumuman
24 Keberadaan petugas pelayanan informasi
25 Ketepatan informasi yang diberikan
64
Tabel 6. (Lanjutan)
No Item Penilaian Yang
Dirasakan
Yang
Diharapkan
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Dimensi Assurance (Jaminan)
26 Keramahan sikap para melayani anggota
27 Kejujuran sikap para karyawan koperasi dalam
melayani
28 Jaminan dari para petugas pelayanan atas
kemungkinan kehilangan/kerusakan berkas
administrasi
29 Tingkat intelektualitas dan tanggung jawab
petugas
Dimensi Empathy (Perhatian)
30 Pemahaman para petugas terhadap kebutuhan
anggota
31 Sikap adil yang ditunjukkan para petugas dalam
melayani anggota
32 Kemudahan dalam menghubungi petugas
33 Pembagian kerja petugas sesuai dengan
kepentingan dan jenis pelayanan
3.7.2 Uji Reliabilitas
Menurut Nugroho (2008), reliabilitas merupakan ukuran suatu
kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang
berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan
dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Uji
reliabitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir
pernyataan untuk lebih dari suatu variabel, namun sebaiknya uji
reabilitas dilakukan pada masing-masing variabel pada lembar kerja
yang berbeda sehingga dapat diketahui bentuk variabel mana yang tidak
reliable. Perhitungan reliabilitas suatu bentuk variabel dikatakan baik
jika memiliki nilai Cronbach’s alpha > 0,60.
Menurut Umar (2003), reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan
konsistensi suatu alat ukur di dalam mengukur gejala yang sama.
65
Reliabilitas alat ukur dalam bentuk skala dapat dicari dengan
menggunakan teknik Cronbach’s alpha berikut :
r 11 = (
) (
) …………………………………………..(4)
Keterangan :
r 11 = reliabilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan
Σ σ2 = jumlah ragam butir
σ1 2 = jumlah ragam total
Nilai ragam digunakan rumus berikut :
σ2 =
………………………………………………(5)
Keterangan :
n = jumlah responden
x = nilai skor yang dipilih
Berikut hasil uji validitas dan reliabilitas kuisioner terhadap 30
responden KUD Mina Jaya. Sebuah item pertanyaan dikatakan valid
yaitu jika nilai korelasi (r hitung) yang akan digunakan untuk mengukur
validitas harus lebih besar dari r tabel dengan nilai alpha maksimal α =
0,05 agar peluang kesalahan tidak terlalu besar. Berdasarkan hasil uji
validitas terhadap data kuisioner kepuasan, menunjukkan bahwa 33
variabel yang digunakan sebagai alat ukur kepuasan anggota KUD
Mina Jaya secara tepat dan cermat dapat digunakan (valid). Uji
validitas dan reliabilitas dengan menghitung nilai koefisien korelasi tiap
atribut. Hasil uji validitas dan reliabilitas kinerja kepengurusan KUD
Mina Jaya dapat dilihat pada Tabel 7.
66
Tabel 7. Hasil uji validitas dan reliabilitas kinerja kepengurusan
Atribuit Penilaian
Kepuasan
Dirasakan Diharapkan
Hasil uji
validitas
Hasil uji
reliabilitas
Hasil uji
validitas
Hasil uji
reliabilitas
Aspek Tampilan
Fisik (Tangibles)
Valid, r tiap
atribut
semuanya >
0,3
Reliabel,
Cronbach's
Alpha =
0,894 (>0,6)
Valid, r tiap
atribut
semuanya >
0,3
Reliabel,
Cronbach's
Alpha = 0,967
(>0,6)
Aspek Keterandalan
(Reliability)
Valid, r tiap
atribut
semuanya >
0,3
Reliabel,
Cronbach's
Alpha =
0,873 (>0,6)
Valid, r tiap
atribut
semuanya >
0,3
Reliabel,
Cronbach's
Alpha = 0,962
(>0,6)
Aspek Daya
Tanggap
(Responsiveness)
Valid, r tiap
atribut
semuanya >
0,3
Reliabel,
Cronbach's
Alpha =
0,761 (>0,6)
Valid, r tiap
atribut
semuanya >
0,3
Reliabel,
Cronbach's
Alpha = 0,853
(>0,6)
Aspek Kemampuan
dalam Memberikan
Jaminan
(Assurance)
Valid, r tiap
atribut
semuanya >
0,3
Reliabel,
Cronbach's
Alpha =
0,747 (>0,6)
Valid, r tiap
atribut
semuanya >
0,3
Reliabel,
Cronbach's
Alpha = 0,969
(>0,6)
Aspek Kemampuan
dalam Memberikan
Perhatian (Emphaty)
Valid, r tiap
atribut
semuanya >
0,3
Reliabel,
Cronbach's
Alpha =
0,716 (>0,6)
Valid, r tiap
atribut
semuanya >
0,3
Reliabel,
Cronbach's
Alpha = 0,893
(>0,6)
Pada Tabel 7 diperoleh hasil pengujian menunjukkan bahwa semua
item pertanyaan lebih besar dari r tabel dengan nilai r-hitung tiap item >
0,314. Artinya hasil tersebut membuktikan bahwa seluruh pertanyaan
terkait tingkat kepentingan dan tingkat kinerja dinyatakan valid.
Setelah uji validitas kemudian dilakukan uji reliabilitas menggunakan
rumus Cronbach’s Alpha. Uji reliabilitas yang dihasilkan tingkat
kepentingan dan tingkat kinerja lebih besar dari 0,60 artinya kuisioner
mempunyai tingkat keandalan yang tinggi sehingga layak dijadikan
sebagai alat pengambilan sampel untuk mengukur kinerja kepengurusan
KUD Mina Jaya terhadap 87 anggota koperasi yang sesungguhnya.
Dengan tingkat validitas dan reliabilitas yang tinggi diharapkan mampu
memberikan gambaran objek penelitian secara akurat.
67
3.8 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan komputerisasi menggunakan Microsoft
Excel for Windows 2010 dan SPSS versi 20. Data yang diperoleh dari
jawaban responden kemudian diolah dengan pendekatan deskriptif kuantitatif.
Penggunaan pendekatan deskriptif kuantitatif untuk mendapatkan data yang
valid sehingga dapat diketahui pengaruh kepuasan terhadap partisipasi
anggota atas pelayanan yang diberikan KUD Mina Jaya. Data-data yang
diperoleh kemudian diproses dan dianalisis lebih lanjut dengan dasar teori
yang telah dipelajari sehingga memperoleh gambaran mengenai objek dan
dapat ditarik kesimpulan mengenai masalah yang diteliti (Sugiyono, 2012).
Alat analisis data yang digunakan yaitu :
3.8.1 Indeks Kepuasan Anggota (Customer Satisfaction Index)
Customer Satisfaction Index (CSI) digunakan untuk menentukan tingkat
kepuasan pelanggan secara menyeluruh dengan pendekatan yang
dipertimbangkan tingkat kepentingan dari item penilaian kualitas jasa
yang diukur. Menurut Irwan (2003), pengukuran terhadap CSI
diperlukan karena hasil dari pengukuran dapat digunakan sebagai acuan
untuk menentukan sasaran-sasaran di tahun mendatang. Selain itu
indeks juga diperlukan karena proses pengukuran kepuasaan pelanggan
bersifat kontinyu.
Kelebihan dari alat analisis ini adalah dapat mengkuantitatifkan
kepuasan anggota dan mendapatkan seberapa besar indeks kepuasan
dari anggota terhadap pelayanan yang diberikan. Tanpa adanya CSI,
68
top manajement perusahaan tidak dapat menentukan tujuan utama
(goal) dalam peningkatan kepuasan anggota yang bersifat kontinyu.
Perhitungan CSI didapatkan dari rata-rata tingkat kepentingan dan
kinerja. Menurut Aritonang (2006), metode pengukuran CSI ini
meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
1. Menghitung Means Importence Score (MSI), nilai ini berasal dari
rata-rata nilai kepentingan anggota
MSI =
…………………………………………….(6)
Keterangan :
n = Jumlah responden
Yi = Nilai kepentingan atribut Y ke-i
2. Membuat Weight Factors (WF) bobot ini merupakan persentase nilai
MSI per atribut terhadap total MSI seluruh atribut.
WF=
∑
……….…………………………(7)
Dimana : p = atribut kepentingan ke-p
3. Membuat Weight Score (WS) bobot ini merupakan perkalian antara
WF dengan rata-rata tingkat kepentingan (Mean Satisfaction Score =
MSS). Nilai MSS didapatkan dari nilai rata-rata kinerja pada analisis
IPA.
WSI = WFI x MSS ………………………………………….(8)
4. Menentukan Customer Satisfaction Index (CSI) yaitu weight score
dibagi skala maksimal yang digunakan (dalam penelitian ini skala
maksimal 5), kemudian dikalikan100%.
69
Rumusnya dapat dituliskan sebagai berikut :
CSI = ∑
…………………………………(9)
Keterangan :
P = atribut kepentingan ke-p
HS = skala maksimum yang digunakan (5)
Umumnya bila nilai CSI di atas 50 persen dapat disimpulkan bahwa
anggota sudah merasa puas. Sebaliknya jika nilai CSI kurang dari 50
persen dapat disimpulkan bahwa anggota tidak merasa puas terhadap
kinerja pengurus KUD Mina Jaya. Tingkat kepuasan responden secara
menyeluruh dapat dilihat dari kriteria tingkat kepuasan anggota
terhadap besarnya nilai CSI yang diperoleh. Kriteria Customer
Satisfaction Index (CSI) pada Tabel 8.
Tabel 8. Kriteria Customer Satisfaction Index (CSI)
Nilai CSI Kriteria CSI
0,81 – 1,00 Sangat Puas
0,66 – 0,80 Puas
0,51 – 0,65 Cukup Puas
0,35 – 0,50 Kurang Puas
0,00 – 0,34 Tidak Puas
Sumber : Ihsani diacu dalam Bay (2009)
Tabel 8 menunjukkan posisi kriteria nilai yang diperoleh dari hasil
perhitungan CSI yang dilakukan dengan indeks nilai dari 0,00 -1,00 dan
kriteria mulai dari tidak puas sampai dengan sangat puas. Nilai CSI
yang diperoleh mengidentifikasikan besarnya tingkat kepuasan
responden yang telah dipenuhi oleh pengurus menurut persepsi
responden.
70
3.8.2 Metode Importance Performance Analysis (IPA)
Metode Importance Performance Analysis digunakan untuk
menganalisis kepuasan anggota terhadap kinerja pengurus koperasi
yaitu analisis tingkat kepentingan dan kepuasan/kinerja anggota
(Rangkuti, 2003). Kelebihan analisis ini adalah item penilaian dapat
dipetakan ke dalam beberapa kuadran, sehingga dapat diketahui apakah
item tersebut menjadi prioritas utama untuk dievaluasi atau tidak.
Metode ini merupakan suatu teknik penerapan yang mudah untuk
mengukur atribut dari tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan itu
sendiri yang berguna untuk pengembangan program KUD Mina Jaya
yang efektif.
Penilaian tingkat kepuasaan anggota terhadap kinerja pengurus dan
pelayanan KUD Mina Jaya diambil dari data nelayan dan non nelayan
yang menjadi anggota KUD Mina Jaya. Penilaian tingkat kepuasaan
pelayanan KUD Mina Jaya diberikan skor terhadap masing-masing
atribut. Atribut yang digunakan untuk menganalisis tingkat kepuasaan
pelayanan KUD Mina Jaya diperoleh dari studi literatur, observasi
langsung proses pelayanan koperasi.
Menurut Nasution (2000), data yang digunakan adalah skala likert
untuk menilai tingkat kepentingan yang terdiri dari sangat penting
diberi bobot 5, penting diberi bobot 4, cukup penting diberi bobot 3,
kurang penting diberi bobot 2, dan tidak penting diberi bobot 1.
Tingkat pelaksanaan/kinerja diberikan penilaian sebagai berikut
71
jawaban sangat baik diberi bobot 5, berarti konsumen sangat puas;
jawaban baik diberi bobot 4, berarti konsumen puas; jawaban cukup
baik diberi bobot 3, berarti konsumen cukup puas; jawaban kurang baik
diberi bobot 2, berarti konsumen kurang puas; jawaban tidak baik diberi
bobot 1, berarti konsumen tidak puas.
Langkah pertama untuk analisis IPA adalah mengitung rata-rata
penilaian kepentingan dan kinerja untuk setiap atribut dengan rumus :
X = ∑
……………………………………………………..(10)
Y = ∑
………………………………………………...…..(11)
Keterangan :
X = bobot rata-rata tingkat penilaian kinerja atribut ke-i
Y = bobot rata-rata tingkat penilaian kepentingan atribut ke-i
n = jumlah responden
Nilai rata-rata tingkat kinerja atribut memotong tegak lurus pada sumbu
horizontal yakni sumbu yang mencerminkan kinerja atribut (X)
sedangkan nilai rata-rata tingkat kepentingan atribut memotong tegak
lurus pada sumbu vertikal, yakni sumbu yang mencerminkan
kepentingan atribut (Y). Setelah diperoleh bobot kinerja dan
kepentingan atribut serta nilai rata-rata kinerja dan kepentingan atribut,
kemudian nilai-nilai tersebut diplotkan ke dalam diagram kartesius
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.
Selanjutnya, menurut Supranto (2001) Importance Performance
Analysis adalah suatu metode untuk menganalisis sejauh mana tingkat
kepuasan seorang terhadap kinerja suatu perusahaan. Diagram
72
kartesius sangat diperlukan dalam menjabarkan unsur-unsur tingkat
kepentingan dan kepuasan melalui suatu bagan yang dibagi menjadi
empat bagian dan dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak
lurus pada titik-titik (x,y). IPA dapat digunakan untuk memberi
peringkat berbagai elemen dari kumpulan jasa dan mengidentifikasi
tindakan apa yang diperlukan. Hasil dari pengukuran IPA akan tersebar
kedalam empat kuadran diagram kartesius.
Menurut Supranto (2001), diagram kartesius menunjukkan keadaan
yang berbeda. Setiap hasil akan menempati salah satu kuadran dalam
diagram kartesius. Strategi yang dapat dilakukan berkenanaan dengan
posisi masing-masing peubah pada ke empat kuadran tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Kuadran I
Kudran pertama (Prioritas Utama) menggambarkan atribut-atribut
yang dianggap penting oleh anggota KUD Mina Jaya, tetapi pengurus
belum mekasanakan sesuai dengan keinginan anggota, sehingga
anggota merasa tidak puas. Sehingga anggota menuntut adanya
perbaikan-perbaikan atribut kualitas jasa.
2. Kuadran II
Kuadran ke dua (Pertahankan Prestasi) menunjukkan atribut-atribut
yang dianggap penting oleh anggota dan telah dilaksanakan dengan
baik oleh pengurus KUD Mina Jaya, sehingga anggota merasa puas.
Oleh karena itu, pengurus harus mempertahankan kinerja terhadap
atribut-atribut tersebut.
73
3. Kuadran III
Kuadran ke tiga (Prioritas Rendah) menunjukkan bahwa atribut-
atribut yang bersangkutan memang dianggap kurang penting, sehingga
pelaksanaannya juga kurang diperhatikan oleh pengurus KUD Mina
Jaya. Atribut-atribut yang termasuk kuadran ke tiga kurang
berpengaruh terhadap kepuasan anggota.
4. Kuadran IV
Kuadran ke empat (Berlebihan) menunjukkan atribut-atribut yang
dianggap kurang penting oleh anggota tetapi pengurus telah
menjalankannya dengan sangat baik atau memuaskan, sehingga
anggota menilai kinerja pengurus KUD Mina Jaya terlalu berlebihan.
Gambar 3. Diagram kartesius tingkat kepentingan dan kinerja
Sumber : Supranto (2001)
3.8.3 Analisis Tingkat Partisipasi
Metode yang digunakan untuk mengetahui tingkat partisipasi anggota
yang mencakup tingkat partisipasi anggota dalam RAT (%), melunasi
simpanan wajib (%), dan memanfaatkan pelayanan unit usaha
Tingkat
Kepentingan
Tinggi
Rendah
Rendah Tinggi Penilaian Kinerja
74
(Rp/tahun) adalah metode deskriptif kuantitatif. Partisipasi dalam RAT
akan dilihat dalam periode lima tahun terakhir yaitu RAT pada tahun
2011 hingga 2015. Kehadiran anggota dalam RAT dihitung dengan
rumus :
Partisipasi anggota dalam RAT (%) =
Dalam menganalisis partisipasi anggota dalam melunasi simpanan
wajib akan dilihat dalam satu tahun terakhir yaitu mulai dari bulan
Januari 2015 hingga Desember 2015. Partisipasi anggota dalam
pelunasan simpanan wajib akan dihitung dengan rumus :
Partisipasi pelunasan simpanan wajib (%)
=
Partisipasi anggota memanfaatkan pelayanan unit usaha yang diberikan
oleh koperasi dilihat dalam periode satu tahun terakhir. Dimulai dari
bulan Januari 2015 sampai dengan Desember 2015. Partisipasi anggota
dalam rupiah dengan rumus :
Partisipasi anggota dalam pemanfaatan unit usaha koperasi
= Nilai barang yang dibeli (Rp/tahun) + Nilai barang yang dijual
(Rp/tahun)
3.8.4 Analisis Regresi Linear Berganda
Alat uji statistika yang dipergunakan untuk menganalisis hipotesis
dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda (multiple
75
regression analysis). Analisis regresi linear berganda dipergunakan
dalam penelitian ini karena variabel terikat yang dicari dipengaruhi oleh
lebih dari satu variabel bebas.
Model persamaan regresi linear berganda :
Y1 = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + δ1DJk + δ2DJp + δ3DPk+ e
Y2 = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + δ1DJk + δ2DJp + δ3DPk+ e
Y3 = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + δ1DJk+ δ2DJp + δ3DPk+ e
Keterangan :
Y1 = Partisipasi anggota dalam RAT (% dari total RAT)
Y2 = Partisipasi anggota dalam simpanan wajib (%)
Y3 = Partisipasi anggota dalam pelayanan (Rp/tahun)
β0 = Intersep atau konstanta
β1, β2, …βi = Koefisien regresi variabel bebas X (1,2, i)
δ = Koefisien dummy
X1 = Umur anggota (tahun)
X2 = Tingkat pendidikan anggota (tahun)
X3 = Jumlah tanggungan keluarga anggota (orang)
X4 = Lama keanggotaan (tahun)
DJk = Jenis kelamin ; laki-laki = 1
perempuan = 0
DJp = Jenis pekerjaann ; nelayan = 1
Non nelayan = 0
DPk = Kepuasan anggota atas pelayanan koperasi
Kepuasan anggota tinggi = 1
Kepuasan anggota rendah = 0
e = Error atau disturbance (faktor kesalahan)
A. Asumsi Klasik
Hasil perhitungan yang diperoleh agar tidak menghasilkan
persamaan yang bias akan diuji dengan uji asumsi klasik.tersebut.
Uji asumsi klasik tersebut meliputi uji multikolineritas dan
heteroskedastis. Kaidah pengujiannya adalah :
76
1. Uji Multikolineritas
Tujuan dilakukan uji multikolineritas untuk mengetahui apakah
tiap-tiap variabel independen saling berhubungan secara linear.
Apabila sebagian atau seluruh variabel independen berkorelasi
kuat berarti terjadi multikolineritas (Gujarati, 2003).
Mutikolinearitas ini menyebabkan kesulitan untuk memisahkan
pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel
dependen. Gejala multikolinearitas dapat dilihat dari nilai
Variance Inflation Factor (VIF), jika nilai VIF > 10 maka terjadi
masalah multikolinieritas sebaliknya jika nilai VIF di bawah 10
berarti variabel tidak mengalami masalah multikolinieritas.
2. Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas muncul apabila kesalahan atau residual dari
model yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari satu
observasi ke observasi lain, artinya setiap observasi mempunyai
reliabilitas yang berbeda akibat perubahan dalam kondisi yang
melatarbelakangi tidak terangkum dalam spesifikasi model. Ada
tidaknya gejala heteroskedastisitas dapat diketahui dengan
melakukan Uji white, jika nilai P value chi square < 5% maka
terdapat gejala heteroskedastis atau dapat diketahui dengan kaidah
jika Prob Obs* square < 0,05, maka ada heteroskedastisitas.
Sedangkan jika Prob Obs* square > 0,05, maka tidak ada
heteroskedastisitas (Gujarati 2005).
77
B. Koefisien determinasi (R2)
Koefesien determinasi adalah besaran yang dipakai untuk
menunjukkan sampai sejauh mana keragaman produksi Y dapat
dijelaskan oleh model dugaan.
C. Pengujian Parameter Secara Keseluruhan (Uji-F)
Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah variabel bebas yang
digunakan secara bersama-sama berpengaruh nyata pada variabel
tak bebas terikat digunakan uji F. Hipotesis yang akan diuji adalah
sebagai berikut :
H0 : bi = 0, artinya variabel bebas (independent) tidak berpengaruh
nyata terhadap variabel terikat (dependent).
H0 : bi ≠ 0, artinya variabel bebas (independent) berpengaruh nyata
terhadap variabel terikat (dependent).
D. Uji Parameter (Uji-T)
Pengujian variable bebas terhadap variabel terikat dilakukan untuk
menguji apakah tiap-tiap variabel bebas berpengaruh terhadap
variabel terikat yang dikenal dengan Uji-t. Kaidah pengujian Uji-t
pada persamaan :
H0 : bi = 0, artinya variabel bebas (independent) tidak berpengaruh
nyata terhadap variabel terikat (dependent).
H0 : bi ≠ 0, artinya variabel bebas (independent) berpengaruh nyata
terhadap variabel terikat (dependent).
78
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Keadaan Umum Kecamatan Bumi Waras
4.1.1 Keadaan Geografis
Bumi Waras merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kota Bandar
Lampung yang memiliki luas ± 5 km2 atau 376,5 Ha yang terbagi dalam
lima kelurahan yaitu Kelurahan Kangkung, Kelurahan Bumi Waras,
Kelurahan Bumi Raya, Kelurahan Sukaraja, dan Kelurahan Garuntang.
Secara geografis, Kecamatan Bumi Waras terletak pada posisi 50020’
LS - 50030’ LS dan 105
028’ BT - 105
037’ BT. Secara topografis
sebagian besar daerahnya adalah wilayah yang relatif datar terutama
bagian yang menyusuri pantai dan sebagian mempunyai wilayah
perbukitan. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung
Nomor 04 Tahun 2012, tentang Penataan dan Pembentukan Kelurahan
dan Kecamatan, letak geografis dan administratif Kecamatan Bumi
Waras mempunyai batas – batas sebagai berikut (Badan Pusat
Statistika, 2016b) :
a. Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Lampung.
b. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kedamaian.
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Panjang.
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Teluk Betung Utara
79
4.1.2 Keadaan Iklim
Kecamatan Bumi Waras merupakah daerah tropis dengan curah hujan
rata – rata berkisar antara 2000 – 3000 mm/tb dan rata – rata jumlah
hari hujan 15 hari/bulan. Kecamatan Bumi Waras berada pada
ketinggian rata – rata 25 meter di atas permukaan laut, yang sebagian
merupakan daerah pesisir pantai dan perbukitan. Oleh karena itu, suhu
udara rata – rata di Kecamatan Bumi Waras berselang antara 280C
sampai dengan 320C (Badan Pusat Statistika, 2016b).
4.1.3 Keadaan Demografi
Jumlah penduduk pada tahun 2015 di Kecamatan Bumi Waras sebesar
56.742 jiwa yang terdiri dari 28.949 jiwa penduduk laki dan 27.793
jiwa penduduk perempuan . Penduduk Kecamatan Bumi Waras di
dominasi oleh penduduk muda/dewasa. Kepadatan penduduk di
Kecamatan Bumi Waras yang berjumlah 56.742 jiwa dengan luas 3,760
km2 adalah 15.091 jiwa/km
2 (Badan Pusat Statistika, 2016b).
4.2 Keadaan Umum Kelurahan Kangkung
4.2.1 Keadaan Geografis
Kelurahan Kangkung merupakan salah satu dari 5 kelurahan di
Kecamatan Bumi Waras di bawah naungan Kota Bandar Lampung.
Luas daerah Kelurahan Kangkung adalah 0.3 km2. Berdasarkan
Kecamatan Teluk Betung Selatan dalam Angka (2016) batas – batas
wilayah Kelurahan Kangkung sebagai berikut :
1. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Telukbetung
80
2. Sebelah Utara berbatasan dengan Pesisir Pantai
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Pesawahan
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Bumi Waras
4.2.2 Keadaan Iklim
Kelurahan Kangkung secara topografis sebagian besar wilayahnya
berupa daratan yang letaknya di pesisir pantai serta beriklim tropis
dengan curah hujan rata-rata 2000 – 3000 mm/tb dan rata-rata jumlah
bulan hujan 6 bulan dengan suhu rata-rata harian 280C sampai dengan
320C sedangkan rata – rata tekanan udara minimal dan maksimal di
Kelurahan Kangkung yaitu 1.019,40 Nbs dan 1.023,30 Nbs. Kelurahan
Kangkung termasuk daratan rendah dengan ketinggian 3 meter di atas
permukaan laut (Kecamatan Teluk Betung Selatan dalam Angka, 2016).
4.2.3 Keadaan Demografi
Jumlah penduduk Kelurahan Kangkung adalah 13.749 jiwa, yang
meliputi 7028 orang laki-laki dan 6721 orang perempuan. Penduduk
Kelurahan Kangkung dominan bermata pencaharian sebagai nelayan
dan sebagian besar penduduk menempuh pendidikan sampai tamat
Sekolah Dasar (SD). Umumnya penduduk Kelurahan Kangkung adalah
suku Sunda, semakin banyaknya pendatang dari Cirebon yang merantau
ke Kelurahan Kangkung dan menjual hasil tangkapan melaut di TPI
Gudang Lelang dan Lempasing, maka bahasa yang sering digunakan
oleh masyarakat setempat adalah Bahasa Jawa berdialek Cirebon.
81
4.2.4 Potensi Wilayah Lokasi Penelitian
Strategisnya posisi Kelurahan Kangkung tentunya memberikan
pengaruh positif terhadap sektor perikanan khususnya sektor perikanan
tangkap di Kelurahan Kangkung. Dengan diitunjukkan mayoritas
penduduk bermata pencaharian sebagai nelayan. Secara fisik,
Kelurahan Kangkung sebagian besar wilayah pesisir pantai yang
langsung berbatasan dengan Teluk Lampung sehingga akses penduduk
menjadi lebih mudah dalam melakukan aktivitas di sektor perikanan.
Salah satu contoh keuntungan yang di dapat yaitu kemudahan dalam
mendistribusikan dan memasarkan hasil tangkapan, baik untuk
pemenuhan kebutuhan masyarakat setempat maupun kebutuhan
masyarakat di luar kota bahkan luar provinsi. Akan tetapi, pemanfaatan
sumberdaya perikanan di Kelurahan Kangkung masih belum optimal.
Hal ini disebabkan karena kurangnya informasi penggunaan alat
tangkap yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan (Kelurahan
Kangkung dalam Angka, 2016).
4.3 Keadaan Umum KUD Mina Jaya Kecamatan Bumi Waras, Kota Bandar
Lampung
4.3.1 Sejarah KUD Mina Jaya
Koperasi Unit Desa (KUD) Mina Jaya berdiri pada tanggal 30 Juni
1981 yang dipelopori oleh Alm. Hi. Djamhari, beliau merupakan
perintis dan pemakarsa gerakan koperasi di Kelurahan Kangkung.
Latar belakang didirikannya koperasi ini untuk memajukan
kesejahteraan anggota pada khususnya serta masyarakat pada umumnya
82
serta ikut membangun perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Akibat kesamaan tujuan
dari para anggota tersebut, maka terbentuklah KUD Mina Jaya.
Pada awal berdiri KUD Mina Jaya hanya memiliki 65 orang anggota.
Hingga sekarang sudah mencapai 701 orang (berdasarkan RAT 2016).
KUD Mina Jaya berdiri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Koperasi
dan Pembinaan Usaha Kecil Republik Indonesia No :
63/KPTS/BH/8/81 dengan Badan Hukum No : 415/Org/1/80. KUD
Mina Jaya melaksanakan rapat tahunan setiap 1 tahun sekali.
4.3.2 Struktur Organisasi KUD Mina Jaya
Struktur organisasi memiliki fungsi dalam pembagian kerja serta
menggambarkan tanggung jawab setiap bagian dalam struktur tersebut.
Tujuan organisasi koperasi dibentuk berdasarkan asas kepentingan dan
kesepakatan anggota pendirinya dan memiliki tujuan utama untuk lebih
menyejahterakan anggotanya. Dalam segi organisasi, koperasi harus
dapat mengurus dirinya sendiri dan mampu untuk bekerja sama dengan
pihak lain. Oleh karena itu, koperasi membutuhkan suatu alat yang
dapat mewujudkan hal tersebut. Dapat dilihat Gambar 4 struktur
organisasi KUD Mina Jaya.
Dalam Undang – Undang Nomor 25 Tahun 1992 Perangkat organisasi
koperasi adalah sebagai berikut:
83
a. Rapat anggota
Rapat anggota merupakan pemegang kekuasan tertinggi dalam
koperasi. Rapat Anggota Tahunan (RAT) dilaksanakan setiap satu
tahun sekali dan diselenggarakan paling lambat tiga bulan setelah
tutup tahun buku. Untuk tahun buku 2015, RAT dilaksanakan pada
tanggal 10 April 2016 bertempat di Kantor Administrasi KUD Mina
Jaya yang dihadiri oleh 100 anggota, 5 orang pengurus, dan 3 orang
pengawas.
b. Pengurus
Pengurus KUD Mina Jaya sesuai dengan anggaran dasar susunannya
terdiri dari ketua, wakil ketua, sekertaris, bendahara, dan pembantu
pengurus. Pengurus diberi mandat penuh dari rapat anggota untuk
melaksanakan rencana kerja termasuk didalamnya peningkatan mutu
pelayanan kepada anggota dan masyarakat serta pengembangan
usaha. Dalam pengembangan unit usaha, pengurus sebagai
pemegang kebijakan dan pengambil keputusan sekaligus sebagai
koordinator di setiap unit-unit usaha. Dalam pembinaan terhadap
anggota, pengurus menunjuk kelompok nelayan sebagai
penerima/penyampai informasi untuk anggota.
c. Pengawas
Pengawas dipilih dari perwakilan setiap kelompok nelayan dalam
rapat anggota yang dilakukan secara demokratis untuk masa jabatan
lima tahun. Pengawas terdiri dari seorang ketua dan dua orang
anggota. Tugas pengawas diantaranya adalah melakukan
84
pengawasan terhadap pelaksanaan dan pengelolaan KUD, serta
membuat laporan tertulis hasil pengawasannya. Maksud diadakan
pengawasan oleh tim pengawas KUD Mina Jaya adalah untuk
memenuhi pertanggungjawaban pengurus kepada Rapat Anggota
KUD. Tentang hal-hal yang menyangkut pelaksanaan tugas,
kewajiban dan wewenang serta kebijakan-kebijakan yang diambil.
Badan Pembina dan Pelindung KUD Mina Jaya merupakan suatu badan
yang dibentuk oleh pemerintah yang bertujuan untuk memberikan
pembinaan dan perlindungan terhadap kelangsungan hidup koperasi.
Badan Pembina dan Pelindung terbentuk untuk membimbing pemilihan
bidang usaha koperasi yang sesuai dengan kepentingan ekonomi
anggota. Badan ini juga berkewajiban untuk menghadiri rapat dan ikut
berbicara dalam rapat pengurus dan rapat anggota. Instansi yang
melakukan pembinaan terhadap KUD Mina Jaya adalah :
- Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Lampung
- Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Lampung
Susunan struktur organisasi dan manajemen KUD Mina Jaya masa
bhakti 2015 - 2020 adalah sebagai berikut :
a. Susunan Pengurus
Ketua : Caryudi
Wakil ketua : Masirin
Sekretaris I : Mashudi
Sekertaris II : Agusnadi
Bendahara : Dra. Marfuah
85
b. Susunan Badan Pengawas
Pembina : Dinas Kelautan dan Perikanan
Ketua : Hj. Sudjadi
Anggota : a. Aang Tajrin, S.E
b. Junaedy S
b. Keanggotaan (Susunan keanggotaan sampai akhir tahun per 31
Desember 2015)
Anggota penuh : 701 orang
Calon anggota : 56 orang
Anggota yang dilayani : 850 orang
Sesuai dengan Undang-Undang Koperasi No. 25 tahun 1992 dan
anggaran dasar KUD Mina Jaya, masa bakti pengurus dan badan
pengawas periode ke 6 selama 5 tahun terhitung dari 2015 - 2020.
86
Gambar 4. Struktur organisasi KUD Mina Jaya
Unit
TPI
Unit
BBM
Unit Sewaan
Ruko
Unit
Waserda
Unit Loket
Pembayaran
Unit Simpan
Pinjam
ANGGOTA
Keterangan :
Garis Komando
Garis Pengawasan
dan pembinaan
Garis Koordinasi
RAT
(Rapat Anggota Tahunan)
Pengurus Pengawas
Manajer Staf administreasi :
- Bagian umum
- Bagian keuangan
- Bagian administrasi
87
4.3.3 Visi Misi KUD Mina Jaya
Visi Misi KUD Mina Jaya adalah memaksimalkan dan mengoptimalkan
segenap potensi kekuatan ekonomi masyarakat nelayan yang ada untuk
menjawab tantangan dunia perikanan secara komprehensif. Dalam
menjalankan misinya, strategi yang ditempuh adalah membangun dan
menghidupkan lembaga ekonomi berbentuk koperasi yaitu KUD Mina Jaya
dengan sasaran menciptakan basis ekonomi professional yang kuat,
mandiri, tangguh dan berpihak pada kekuatan sumber daya hayati, serta
mempunyai visi yang tajam ke masa depan.
a. Visi KUD Mina Jaya
“Menjadi Koperasi yang dapat membina, membangun, dan
mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota dan
masyarakat nelayan guna peningkatan kesejahteraan ekonomi anggota
dan masyarakat.”
b. Misi KUD Mina Jaya
1. Menyelenggarakan kebutuhan pendidikan serta pelatihan tentang
perikanan dan perkoperasian
2. Menyelenggarakan pelayanan barang-barang kebutuhan anggota
3. Menyelenggarakan usaha jasa meliputi jasa simpan pinjam jasa
perkreditan
4. Menyelenggarakan usaha pemasaran ikan hasil anggota
5. Menyelenggarakan pengelolaan pelelangan ikan
88
4.3.4 Gambaran Umum KUD Mina Jaya
KUD Mina Jaya adalah lembaga pedesaan yang memiliki peran penting
dalam pembangunan pertanian. Kantor sekertariat KUD Mina Jaya
beralamat di di Jalan Ikan Bawal No 3/12 telp. (0721) 483032, Kelurahan
Kangkung, Kecamatan Teluk Betung Selatan, Kota Bandar Lampung dapat
dikatakan memiliki lokasi yang strategis. Karena pengoperasian wilayah
kerja koperasi di daerah Bumi Waras, Kangkung, Sukamaju, Way Tataan,
dan Lempasing. Selain terletak pada pemukiman nelayan dan kawasan
pelelangan ikan, juga merupakan lokasi yang dilalui oleh sarana
transportasi umum seperti angkot ataupun ojek. Koperasi ini didirikan
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota baik nelayan maupun
pedagang ikan serta memudahkan anggota dalam menjual hasil
tangkapannya dengan melelang ikan.
Koperasi ini memiliki kantor kerja dan tempat pelaksanaan pelelangan ikan
yang terdiri dari dua tempat yang terpisah. Potensi wilayah kerja dari
koperasi ini sangat besar. Penentuan lokasi kantor kerja dan tempat
pelaksanaan pelelangan ikan untuk menjangkau anggota yang berada di
lokasi Kecamatan Bumi Waras. Koperasi ini memiliki badan hukum yang
sah dibawah naungan Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Bandar
Lampung. Koperasi ini tergolong dalam koperasi yang bergerak di banyak
bidang yaitu unit usaha pelelangan ikan, unit usaha bahan bakar minyak,
unit usaha simpan pinjam, unit waserda, dan sewaan ruko. Unit usaha
89
tersebut dikelola oleh pengurus koperasi. Koperasi ini beranggotakan
khususnya para nelayan dan pedagang ikan.
4.3.5 Keanggotan KUD Mina Jaya
Para anggota KUD Mina Jaya pada dasarnya anggota masyarakat nelayan
dan pedagang ikan di wilayah Bumi Waras, Kangkung, Sukamaju, Way
Tataan dan Lempasing. Anggota merupakan faktor penentu dalam
kehidupan KUD Mina Jaya. Oleh karena itu, penting bagi anggota untuk
mengembangkan dan memelihara kebersamaaan. Nelayan adalah orang
yang secara aktif melakukan kegitan menangkap ikan baik secara langsung
maupun secara tidak langsung sebagai mata pencahariannya. Kelompok
masyarakat nelayan yang termasuk anggota koperasi diantaranya yaitu :
a. Nelayan tangkap adalah sekelompok masyarakat nelayan yang mata
pencaharian utamanya adalah menangkap ikan dilaut. Kelompok ini
dibagi lagi dalam dua kelompok besar, yaitu nelayan tangkap modern
dan nelayan tangkap tradisional. Kedua kelompok ini dapat dibedakan
dari jenis kapal atau peralatan yang digunakan dan jangkauan wilayah
tangkapannya.
b. Nelayan pengumpul atau bakul adalah sekelompok masyarakat nelayan
yang bekerja disekitar tempat pendaratan dan pelelangan ikan. Mereka
akan mengumpulkan ikan-ikan hasil tangkapan baik melalui pelelangan
maupun dari sisa ikan yang tidak terlelang yang selanjutnya dijual
kemasyarakat sekitarnya atau dibawa ke pasar-pasar lokal umumnya
90
yang menjadi pengumpul ini adalah kelompok masayarakat nelayan
perempuan.
c. Nelayan buruh adalah sekelompok masyarakat nelayan yang paling
banyak dijumpai dalam kehidupan masyarakat nelayan pesisir. Ciri diri
mereka dapat terlihat dari kemiskinan yang selalu membelenggu
kehidupan mereka, tidak memiliki modal atau peralatan yang memadai
untuk usaha produktif. Umumnya mereka bekerja sebagai buruh/anak
buah kapal (ABK) pada kapal-kapal juragan dengan penghasilan yang
minim.
4.3.6 Struktur Modal KUD Mina Jaya
Sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD ART) KUD
Mina Jaya, pemegang kekuasaan tertinggi adalah anggota dan pertanggung
jawaban pengurus kepada anggota dilaksanakan setiap setahun sekali
melalui Rapat Anggota Tahunan (RAT). Sumber modal KUD Mina Jaya
yang berasal dari anggota yaitu simpanan pokok dan simpanan wajib.
Simpanan pokok merupakan kewajiban anggota yang harus dibayarkan
pada saat pertama kali masuk menjadi anggota KUD Mina Jaya sebesar Rp
20.000,00. Simpanan wajib merupakan iuran anggota yang dibayarkan
setiap bulannya melalui pembayaran langsung. Besaran simpanan wajib
saat ini untuk setiap anggota adalah Rp 10.000,00/ bulan.
91
4.3.7 Unit Usaha KUD Mina Jaya
Unit usaha KUD Mina Jaya dibentuk sebagai media untuk mencapai dan
mewujudkan kesejahteraan anggota dan juga masyarakat sekitar koperasi.
Unit usaha KUD Mina Jaya terdiri dari 5 jenis unit usaha yaitu unit usaha
TPI (Tempat Pelelangan Ikan), unit usaha BBM (Bahan Bakar Minyak),
unit usaha simpan pinjam, unit usaha waserda, dan unit usaha sewaan ruko.
1. Unit Usaha TPI (Tempat Pelelangan Ikan)
Unit usaha ini merupakan sarana bagi nelayan dan pengguna TPI
seperti bakul dan pedagang mendapatkan kemudahan untuk melelang
dan menjual serta membeli hasil tangkapannya. Perkembangan unit
usaha TPI setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga dapat
membantu perkembangan dari KUD itu sendiri. Koperasi memberikan
kemudahan anggotanya untuk menjual ikan tangkapannya untuk
langsung di jual ditempat pelelangan yang telah disediakan dibagi
dalam dua tempat yaitu TPI Ujung Bom (Gudang Lelang) dan TPI
Lempasing. Pelelangan di TPI Ujung Bom dilakukan setiap hari
dalam 2 kali lelang pukul 3 sore sampai 4 sore. Sedangkan Pelelangan
TPI Lempasing dilakukan setiap hari setiap pukul 1 malam sampai 8
pagi. Gambaran TPI Lempasing Ujung Bom disajikan pada Gambar 5
dan Gambar 6.
92
Gambar 5. Aktivitas pelelangan ikan di TPI Ujung Bom
Gambar 6. Aktivitas penjual ikan di TPI Ujung Bom
Unit usaha pelelangan ikan merupakan unit usaha utama yang menjadi
tulang punggung dan perhatian utama pengurus KUD Mina Jaya dalam
melaksanakan aktivitas ekonomi lainnya, tidak hanya dikarenakan
manfaatnya yang dapat langsung dirasakan oleh anggota. Akan tetapi,
unit usaha pelelangan ikan ini juga merupakan penyumbang SHU dan
93
pendapatan terbesar dalam perhitungan yang dilakukan dengan melihat
banyak dan besarnya transaksi yang dilakukan oleh anggota.
2. Unit Usaha BBM (Bahan Bakar Minyak)
Unit usaha BBM mulai beroperasi sejak 14 Agustus 2004. KUD Mina
Jaya bekerjasama dengan SPBN Mina Jaya. SPBN Mina Jaya
dibangun untuk memenuhi kebutuhan nelayan akan bahan bakar solar.
Pelayanan yang diberikan oleh KUD Mina Jaya diterima dengan baik
oleh anggotanya, koperasi ingin memberikan fasilitas yang
memudahkan anggotanya dengan memberikan pelayanan khususnya
anggota KUD Mina Jaya yang memiliki surat dan kelengkapan melaut.
Berikut Gambar 7 Stasiun pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM)
SPBN Mina Jaya.
Gambar 7. Stasiun pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) SPBN
Mina Jaya
94
3. Unit Usaha Simpan Pinjam
Unit usaha ini merupakan unit usaha yang ditujukan untuk membantu
anggota yang membutuhkan modal usaha terutama bagi anggota
nelayan, bakul, pedagang, maupun pihak lainnya. Penyaluran dana
pinjaman maksimal Rp 5.000.000,00 dan masa cicilan maksimal 12
bulan. Modal yang digunakan untuk unit usaha simpan pinjam ini
berasal dari modal sendiri dan sedang diadakan penjajagan untuk
kerjasama dalam penambahan modal baik dari bank maupun investor
lain. Kendala yang terjadi selama unit ini berjalan adalah belum
maksimalnya pemahaman dan ketaatan anggota mengenai tata cara
simpan pinjam di KUD Mina Jaya. Terutama dalam ketepatan waktu
pembayaran dalam menyelesaikan kewajibannya sebagai peminjam.
4. Unit Usaha Waserda (Warung Serba Ada)
Unit usaha ini semula menjual sembako dan kebutuhan anggota untuk
melaut. Keberadaan unit usaha waserda KUD Mina Jaya ini bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan anggotanya. Namun karena keterbatasan
dana dan banyak bermunculannya toko dan warung sembako dan
kebutuhan melaut maka usaha ini beralih menjadi unit usaha yang di
dalamnya hanya tercakup alat tulis kerja (ATK). Unit usaha waserda
ini dimulai sejak bulan Oktober 2001 sampai dengan sekarang.
95
5. Unit Usaha Sewaan Ruko
Unit usaha sewaan ruko berjarak sekitar 5 meter dari kantor
administrasi KUD Mina Jaya. Unit ini memiliki 9 unit sewaan toko
(ruko) yang saat ini masih dikontrakan dengan nilai kontrak Rp.
6.000.000,00 per tahunnya untuk satu unit ruko. Unit usaha sewaan
ruko untuk menambah pendapatan yang diperoleh koperasi tersebut.
6. Unit Usaha Loket Pembayaran
Unit usaha ini merupakan hasil kerjasama antara Pos Indonesia dengan
KUD Mina Jaya yang meliputi pembayaran listrik, kredit motor,
PDAM, dll. Setiap pembayaran yang menggunakan jasa loket
pembayaran KUD memperoleh fee sebesar 2.5 persen.
4.3.8 Kondisi Lingkungan Perairan KUD Mina Jaya
Wilayah perairan penangkapan ikan anggota KUD Mina Jaya di wilayah
perairan Teluk Lampung. Teluk Lampung merupakan perairan yang
terletak paling timur dengan kondisi geografis di bumi terletak pada 105º36
BT dan 5º29 sampai 5º50 LS (Dishidors vide Suryono 1997 dalam
Ratnasari, 2002). Dapat dilihat Gambar 8 wilayah perairan Teluk
Lampung.
Teluk Lampung sebagai sentra kegiatan usaha perikanan tangkap
mengingat kondisi Teluk Lampung merupakan perairan yang cenderung
lebih tenang karena posisinya terlindung oleh pulau-pulau kecil.
96
Kedalaman rata-rata di Teluk lampung 25 meter. Di mulut teluk,
kedalaman berkisar antara 35 m hingga 75 m yang ditemui di Selat
Legundi. Menuju ke kepala teluk, perairan mendangkal sekitar 20 m pada
jarak relatif dekat dengan pantai.
Arus di Teluk Lampung memiliki kecepatan rata-rata adalah 0,26 knot
(0,416 km per jam). Sedangkan tipe pasang surut yang terjadi di Teluk
Lampung adalah tipe campuran dengan kecenderungan pasang surut ganda.
Air pasang tertinggi tercatat kurang lebih 95 cm di atas permukaan laut
rata-rata dan surut terendah tercatat kurang lebih 91 cm di bawah
permukaan laut rata-rata, sehingga kisaran tinggi pasang kurang lebih
sebesar 180 cm (Suryono 1997 dalam Ratnasari, 2002).
Gambar 8. Wilayah perairan Teluk Lampung
97
Menurut Suyanto (1996) bahwa nelayan tradisional dan buruh nelayan
memiliki tingkat kerentanan yang tinggi, sedikit keguncangan atau
kebutuhan mendadak sehingga mereka akan collapse. Faktor penyebabnya
adalah akumulasi faktor yang sangat kompleks, mulai dari kondisi alam
seperti cuaca dan irama musim yang sulit ditebak, fenomena terang bulan
pada malam hari, kenaikan harga BBM, dan lain-lain.
Fenomena musim terang bulan sangat berpengaruh pada nelayan dan buruh
nelayan KUD Mina Jaya karena membuat pendapatan nelayan sangat
minim, bahkan tidak terjadi pemasukan sama sekali. Biasanya rata-rata
nelayan tidak dapat melaut selama kurang lebih satu minggu setiap terjadi
musim terang bulan. Saat terang bulan (bulan purnama) daya gravitasi
bulan sangat mempengaruhi keadaan air laut, diantaranya suhu air,
kekuatan arus, pasang surut tinggi gelombang, dan aktivitas biota-biota
penghuni lautan. Pada masa terang bulan ikan sangat sedikit dan tidak
sebanding dengan biaya operasional yang dikeluarkan nelayan sehingga
nelayan lebih memilih tidak melaut. Hanya beberapa alat tangkap yang
melaut pada terang bulan (Irwanto, 2015).
Terhentinya usaha penangkapan berarti terhentinya sumber pendapatan
nelayan. Dalam hal ini para nelayan terpaksa harus menguras kembali
tabungan, atau mengambil kredit atau meminjam uang untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya sehari-hari. Disamping itu nelayan harus menyiasati
98
kebutuhan hidupnya dengan melakukan penyesuaian beralih ke sumber-
sumber nafkah yang lain (Moediarta dkk, 2007).
4.3.9 Kondisi Perikanan Tangkap KUD Mina Jaya
Perikanan tangkap adalah usaha penangkapan ikan dan organisme lainnya
di alam liar (laut, sungai, danau, dan lain-lain). Penangkapan ikan salah
satu faktor yang mempengaruhi perkembangan perikanan di KUD Mina
Jaya serta memberikan kontribusi Kota Bandar Lampung dalam
penyediaan pangan yang berasal dari laut seperti berbagai jenis ikan,
udang, cumi, kerang-kerangan, dan hewan lunak lainnya. Penangkapan
ikan terdiri dari kapal, alat tangkap, dan nelayan.
1. Kapal
Kapal penangkapan yang digunakan di Teluk Lampung didominasi oleh
kapal motor berukuran kecil (8 – 10 GT) dengan penangkapan yang
dilakukan sepanjang tahunnya. Akan tetapi, armada penangkapan ikan
yang yang berbasis di KUD Mina Jaya mencakup tiga jenis, yaitu
perahu layar, motor tempel, dan kapal motor. Perahu layar yang
digunakan sebagai armada perikanan memiliki ukuran sedang sampai
berukuran besar. Jumlah armada yang menggunakan perahu layar amat
sedikit dikarenakan merupakan armada perikanan tradisional. Perahu
motor tempel banyak digunakan oleh nelayan yang kelas menengah.
Jumlah armada yang paling banyak digunakan yaitu kapal motor. Kapal
99
motor digolongkan berdasarkan ukuran volume kapal dapat dibagi
menjadi 6 kelompok, yaitu 5 GT, 10 GT, 20 GT, 30 GT, 50 GT, dan
diatas 50 GT (Novri 2006 dalam Yustiarani, 2008).
2. Alat tangkap
Terdapat berbagai jenis alat tangkap yang dioperasikan nelayan di KUD
Mina Jaya. Jenis alat tangkap yang mendominasi digunakan nelayan
KUD Mina Jaya adalah cantrang, bagan, purse seine, gillnet, payang,
dan arad. Sedangkan alat tangkap lainnya adalah pancing, pelele, pukat,
jaring kantong, rampus dan perangkap lainnya dianggap masih kurang.
3. Nelayan
Berdasarkan statusnya sebagai anggota KUD Mina Jaya yang
melabuhkan mata pencahariannya sebagai nelayan. Kehidupan nelayan
bersumber dari aktivitas menangkap ikan dan mengumpulkan hasil laut.
Terdapat tiga golongan nelayan yaitu nelayan tangkap, nelayan
pengumpul, dan nelayan buruh.
167
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut.
1. Kepuasan yang dirasakan anggota atas pelayanan dalam RAT, simpanan
wajib, dan pemanfaatan pelayanan unit usaha berada pada kategori tinggi
(puas) sebesar 74,84 persen. Berdasarkan hasil IPA atribut yang menjadi
prioritas utama KUD Mina Jaya yaitu dukungan prasarana fisik, petugas
yang memadai, dan ketersediaan papan informasi.
2. Tingkat partisipasi anggota koperasi dalam RAT termasuk dalam kategori
sedang, tingkat partisipasi anggota koperasi dalam membayar simpanan
wajib termasuk kategori tinggi, sedangkan tingkat partisipasi anggota
koperasi dalam pemanfaatan unit usaha termasuk dalam kategori rendah.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi anggota KUD Mina Jaya :
a. Usia, lama keanggotaan, jenis kelamin, jenis pekerjaan dan kepuasan
anggota atas pelayanan koperasi berpengaruh nyata dan positif terhadap
tingkat partisipasi anggota dalam menghadiri RAT, sedangkan
pendidikan dan tanggungan keluarga tidak berpengaruh nyata.
b. Usia, pendidikan, tanggungan keluarga, jenis kelamin, jenis pekerjaan,
dan kepuasan anggota atas pelayanan koperasi tidak berpengaruh nyata
168
terhadap tingkat partisipasi anggota dalam membayar simpanan wajib,
sedangkan lama keanggotaan berpengaruh nyata dan positif.
c. Tanggungan keluarga, jenis pekerjaan, dan kepuasan anggota atas
pelayanan koperasi cenderung berpengaruh positif terhadap tingkat
partisipasi anggota dalam memanfaatkan pelayanan unit usaha,
sedangkan usia, pendidikan, lama keanggotaan, dan jenis kelamin tidak
berpengaruh nyata.
6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah :
1. Bagi pihak koperasi, untuk dapat mewujudkan partisipasi aktif dari
anggota guna untuk meningkatkan kepuasan dan kesejahteraan anggota,
maka perlu diupayakan secara optimal peningkatan pelayanan koperasi
dalam hal membantu anggota mengurusi kepemilikan surat izin melaut
agar dapat membeli bahan bakar bersubsidi di SPBN, koperasi dapat
memperbanyak karyawan administrasi demi mendukung kelancaran
kegiatan koperasi dan melakukan penagihan secara rutin terhadap
beberapa anggota yang belum melunasi simpanan wajib. Selain itu, pihak
koperasi diharapkan memperhatikan aspek kondisi prasarana dan sarana
kantor koperasi dan sarana penunjang ruang untuk dapat diperbaiki.
Perlunya peningkatan pengetahuan dan keterampilan anggota maupun
pengurus, pengawas, dan karyawan koperasi melalui pendidikan,
pelatihan, dan pembinaan baik aspek perkoperasian, mengenai organisasi,
dan keterampilan pemasaran. Hal ini dimaksudkan agar dapat
169
menjalankan kegiatan koperasi yang lebih baik serta dapat membina
anggota untuk berpartisipasi lebih aktif.
2. Bagi pemerintah Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bandar Lampung
maupun Provinsi Lampung perlu adanya dukungan dalam pengembangan
koperasi dengan melakukan pembinaan yang berkelanjutan dan secara
langsung dengan pelatihan – pelatihan, memberikan kemudahan membuat
surat perizinan nelayan dengan menyediakan fasilitas penerbitan izin
kapal (samsat nelayan), memberikan rekomendasi kredit perbankan
nelayan, penambahan dermaga untuk menyandarkan kapal, modernisasi
fasilitas docking untuk perbaikan kapal nelayan, pemberian bantuan alat
tangkap yang lebih modern, dan pemberian dana masa paceklik berupa
sembako.
3. Bagi peneliti selanjutnya untuk lebih melengkapi hasil penelitian ini,
maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengkaji sistem
agribisnis serta strategi pengembangan koperasi untuk dapat
diimplementasikan prioritas strategi untuk keperluan koperasi.
170
DAFTAR PUSTAKA
Abdilla, E. A. 2009. Analisis Persepsi Dan Kepuasan Anggota Terhadap Pelayanan
KUD Giri Tani Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat. Skripsi. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Aritonang, R. L. 2005. Kepuasan Pelanggan. Gramedia. Jakarta.
Azwar, S. 1999. Reliabilitas dan Validitas. Sigma Alpha. Yogyakarta.
Badan Pusat Statistika. 2016a. Kontribusi Sektor Pertanian dalam Pembentukan
PDRB Provinsi Lampung 2010-2014. Lampung.
_________________. 2016b. Kecamatan Bumi Waras Dalam Angka 2016.
Lampung.
Baswir, R. 2000. Koperasi Indonesia, Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta.
Bay, S. 2009. Analisis Tingkat Kepuasan Anggota Terhadap Kualitas Pelayanan
KUD Sialang Makmur Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau. Skripsi. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Dahuri, R. 2003. Paradigma Baru Pembangunan Indonesia Berbasis Kelautan:
Orasi Ilmiah. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Dartiana, I. 2005. Analisis Kinerja Keuangan Dan Partisipasi Anggota. Skripsi.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Dinas Koperasi dan UMKM. 2016. Koperasi di Provinsi Lampung 2011-2015.
Bandar Lampung.
Ekawati, W. 201 1. Representasi Sosial Tentang Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
Pada Nelayan (Kasus TPI Citius, Desa Surya Bahari, Kecamatan Pakuhaji,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten). Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
171
Gujarati, D. 2005. Dasar-Dasar Ekonometrika Edisi Ketiga Jilid 2. Erlangga.
Jakarta.
Handayani, P. D. 2011. Pengukuran Kinerja Dan Tingkat Partisipasi Anggota
Koperasi Kelompok Tani Lisung Kiwari Desa Ciburuy Kecamatan Cigombong
Kabupaten Bogor. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Hanel, A. 1992. Basic Aspect Of Cooperative Organizations And Cooperative Self-
Help Promotion In Developing Countries. Marburg Consult. Germany.
Hardjosoekarto, S. 1994. Koperasi : teori serta implikasi kebijakan riset. Jurnal
otonomi dan demokratisasi XXIII (4): 293 – 300).
Hendar. 2005. Ekonomi Koperasi untuk Perguruan Tinggi. Lembaga Pendidikan-
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Hendrojogi. 2002. Koperasi Azas-Azas, Teori dan Praktek, Edisi Revisi. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Himpuni, O. 2009. Analisis Kinerja Koperasi Unit Desa (KUD) Sumber Alam
Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. Skripsi. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Irwan, H. 2003. 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. PT Elex Media Komputindo.
Jakarta.
Irwanto, Hasip. 2015. Analisis Strategi Adaptasi Sosial Ekonomi Nelayan Terhadap
Dampak Fenomena Cuaca Buruk, Terang Bulan Dan Kenaikan BBM Di Desa
Sotabar Kecamatan Pasean Kabupaten Pamekasan. Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Malang. Malang.
Jakiyah, U. 2011. Analisis Partisipasi Anggota dan Kinerja Koperasi Unit Desa
Sumber Alam. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Jalika, T. U. 2016. Evaluasi Keberhasilan Koperasi Serba Usaha Peternak Motivasi
Do’a Ikhtiar Tawakkal (KSUP MDIT) Kabupaten Tanggamus, Lampung
Berdasarkan Pendekatan Tripartite. JIIA, 4 (4) :342-436.
http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/issuse/view/141. [6 Agustus 1018].
Kartasapoetra, A. G. 1988. Teknologi Penyuluh Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.
Kartasapoetra, A. G., Bambang, S., dan Setiadi, A. 2003. Koperasi Indonesia.
Rineka Cipta. Jakarta.
Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran. PT Indeks. Jakarta.
172
Kotler dan Keller, K. L. 2009. Manajemen Pemasaran Jilid 2 Edisi Ketiga
Terjemahan Bob Sabran. Gramedia. Jakarta.
Laksana, F. 2008. Manajemen Pemasaran. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Mahri, A. J. W. 2006. Pelayanan dan Manfaat Koperasi, serta Pengaruhnya
terhadap Partisipasi Anggota (Suatu Kasus pada Koperasi Produsen Tahu
Tempe Kabupaten Tasikmalaya.). Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia,
Vol 6 No 6. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Moediarta, R., dan Stalker, P. 2007. Sisi Lain Perubahan Iklim : Mengapa Indonesia
Harus Beradaptasi Untuk Melindungi Rakyat Miskinnya. UNDP Indonesia.
Jakarta.
Munker, H. H. 1989. Cooperative Ideas, Principles and Practice. Marburg.
German.
Naim, M. 1995. Hatta dan Pembangunan ekonomi koperasi di Indonesia dalam
Natsir I, editor. Pemikiran Pembangunan Bung Hatta. Pustaka LP3ES.
Jakarta.
Najib, M. A. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan
Anggota Terhadap Penggunaan Jasa Koperasi Simpan Pinjam (Studi Kasus
pada Koperasi Simpan Pinjam Sanggar Bina Usaha Temanggung). Skripsi.
Universitas Diponegoro. Semarang.
Nasution, M. 2002. Pengembangan Kelembagaan Koperasi Pedesaan Untuk
Agroindustri. IPB Press. Bogor.
Nasution, S. 2000. Metode Research. Bumi Aksara. Jakarta.
Nasir, M. 1988. Metode Penelitian Cetakan Ketiga. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Nasir, M. 2009. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Novri, F. 2006. Analisis Hasil Tangkapan dan Pola Musim Penangkapan Ikan
Tenggiri (Scomberomorus spp.) di Perairan Laut Jawa Bagian Barat
Berdasarkan Hasil Tangkapan yang Didaratkan di PPI Muara Angke, Jakarta
Utara. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Nugroho, B. A. 2008. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan
SPSS. Penerbit Andi. Jakarta.
Palapa, K. P. 2006. Evaluasi Kinerja Koperasi Pada Koperasi Puspa Anggrek Di
Kabupaten Tangerang. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
173
Pratama, L. 2016. Analisis Kepuasan dan Strategi Pengembangan Koperasi (Studi
Kasus Koperasi Kredit Sehati Jakarta). Thesis. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Pudjiastuti. 1992. Partisipasi Anggota Sebagai Upaya Pencapaian Kemandirian
Koperasi oleh http://www.educare.e-fkipunla.net/jurnal. 15 Desember 2015.
Puspasari, S. L. 2000. Analisis Keragaan Koperasi dan Tingkat Partisipasi Anggota
KUD Giri Tani. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Rangkuti, F. 2003. Measuring Customer Satisfaction. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Rahardjo, D. 2002. Apa Kabar Koperasi Indonesia dalam Seratus Tahun Bung
Hatta. Kompas. Jakarta.
Ratnasari, T. 2002. Alokasi Unit Penangkapan Ikan Pelagis Kecil di Teluk
Lampung. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Ross, Murray, G. dan Lappin, B.W. 1967. Community Organization: theory,
principles and practice (Second Edition). Harper & Row Publisher. New
York.
Rozannah, S. 2000. Tingkat Partisipasi Anggota Koperasi Dalam Kegiatan KUD
Mandiri Inti Mina Fajar Sidik Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang, Jawa
Barat. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sartika, T dan Abdul, R. 2004. Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi.
Ghalia Indonesia. Jakarta.
Sembel, R. 2003. Menang Dengan Pelayanan Sepenuh Hati. Universitas Bina
Nusantara. Jakarta.
Siahaan, J. N. 2013. Pengaruh Kemampuan Sumber Daya Manusia, Partisipasi
Anggota Dan Sistem Pelayanan Terhadap Keberhasilan Koperasi Serba Usaha
Di Kota Medan. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Sevilla, Consuelo G. 2007. Research Methods. Rex Printing Company. Quezon
city.
Singarimbun, M. 1995. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta.
Situmorang, E. 2008. Kinerja Koperasi Unit Desa (KUD) Dan Dampaknya
Terhadap Kesejahteraan Anggota. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Medan.
174
Slamet, M. 1985. Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
Pedesaan. Interaksi nomor 1 tahun I. Jakarta.
Sugiharto, Siagian, D., Sunaryanto, L. L. dan Oetomo, D. S. 2003. Teknik Sampling.
PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. CV Alfabeta. Bandung.
________. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
Bandung.
Sumarwan, U. 2003. Perilaku Konsumen, Teori dan Penerapannya Dalam
Pemasaran. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Supranto, J. 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. PT. Rineka Cipta.
Jakarta.
Suryono, M. 1997. Suatu Penelitian Tentang Stok Ikan Capungan (Apogonidae)
sebagai Hasil Sampingan Metode Swept Area di Perairan Teluk Lampung.
Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sutiardi, E. 2001. Pernanan Sub Sektor Perikanan Terhadap Pembangunan Wilayah
Di Kota Bengulu. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Suwandi, I. 1986. Koperasi : Organisasi Ekonomi yang Berwatak Sosial. Bhratara
Karya Aksara. Jakarta.
Suyatna. 1982. Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Di Beberapa Desa.
IIP. Jakarta.
Tamarli. 1994. Partisipasi Petani dalam Penyuluhan dan Penerapan Program
Supra Insus. Thesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Tenang. 1993. Partisipasi Petani dalam Kegiatan Koperasi Unit Desa (KUD) Di
Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Thesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Tofani, W.P. 2012. Analisis Kepuasan Anggota Koperasi Terhadap Pelayanan
Koperasi Guru Dan Pegawai (KOGUPE) Sekolah Menengah Atas Negeri
(SMAN) 46 Jakarta. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Umar, H. 2003. Riset Pemasaran dalam Perilaku Konsumen. PT. Gramedia Utama.
Jakarta.
175
_______. 2003. Metode Riset Bisnis : Panduan Mahasiswa untuk Melaksanakan
Riset dilengkapi Contoh Proposal dan Hasil Riset Bidang Manajemen dan
Akuntansi. PT Gramedia Utama. Jakarta.
_______. 2010. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen Edisi ke-5. PT Gramedia
Utama. Jakarta.
Undang-Undang RI No 25 Tahun 1992. Tentang Perkoperasian. Departemen
Koperasi. Jakarta.
Wiandhani, N. 2015. Analisis Manfaat Koperasi Dan Partisipasi Anggota Koperasi
Perikanan ISM Mitra Karya Bahari Di Kecamatan Teluk Betung Timur Kota
Bandar Lampung. Skripsi. Jurusan Agribisnis. Universitas Lampung.
Yustiarani, A. 2008. Kajian Pendapatan Nelayan Dari Usaha Penangkapan Ikan
Dan Bagian Retribusi Pelelangan Ikan Di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)
Muara Angke. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Yolandika, C. 2015. Analisis Keberhasilan KUD Mina Jaya Kecamatan Teluk
Betung Selatan Kota Bandar Lampung Berdasarkan Pendekatan Tripartite.
Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Lampung.
Yunda, A. 2007. Tingkat Partisipasi Anggota Koperasi Dalam Kegiatan Koperasi
Perikanan Mina Jaya Muara Angke. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Zeithaml, V. A., Parasuraman, A. dan Berry, L. L. 1988. “SERVQUAL : A Multiple-
Item Scale for Measuring Consumer Perception of Service Quality”. Journal of
Retailing Volume 64; (Spring), pp 12-40.