TINGKAT PEMAHAMAN SISWA SMKN 49 JAKARTA
TERHADAP AKAD PRODUK PERBANKAN SYARIAH
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
Nurhikmatul Husnah
NIM : 1111046100017
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2016 M
v
ABSTRAK
Nurhikmatul Husnah, 1111046100017, “Tingkat Pemahaman Siswa
SMKN 49 Jakarta Terhadap Akad Produk Perbankan Syariah”, Program studi
Muamalat, Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
Disamping perkembangan perbankan syariah yang begitu pesat harus
didukung oleh sumber daya insani yang memadai dan berkualitas tinggi serta
memiliki pemahaman tentang ekonomi islam. Disisi lain siswa program studi
perbankan syariah selaku sebagai akademisi dan calon praktisi bank syariah, mereka
harus memahami akad-akad perbankan syariah.
Tujuan dari penulisan skripsi ini yaitu untuk melihat tingkat pemahaman
siswa SMKN 49 Jakarta terhadap akad pada produk perbankan syariah. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis statistik deskriptif, metode dalam
pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner yang berisikan
pernyataan seputar pemahaman siswa dari aspek pengetahuan, sikap dan tindakan.
Hasil yang didapatkan penelitian ini yaitu bahwa siswa SMKN 49 Jakarta
dapat memahami akad produk perbankan syariah dengan angka rata-rata 4,41.
Namun ada beberapa akad yang sebagian kecil kurang dipahami oleh siswa seperti
akad wadiah dan akad istishna.
Kata kunci : Pemahaman, Siswa, Akad, Perbankan Syariah
Pembimbing : Dr. Syahrul A’dam, M.Ag
Daftar Pustaka : tahun 1996 sampai dengan tahun 2015
Sumber : buku, skripsi, web
1437 H/ 2016 M. 81 halaman + lampiran
vi
KATA PENGANTAR
الره حمن الره حيم بسم للاه
Assalamu’alaikum. Wr. Wb
Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT
karena limpahan rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar, yang selalu memberikan
kemudahan kepada penulis sehingga dapat meyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-
baiknya. Shalawat serta salam semoga selalu senantiasa tercurahkan kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Tingkat Pemahaan Siswa SMKN 49 Jakarta terhadap Akad
Produk Perbankan Syariah”. Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan Studi
Jenjang Strata I (S1) Program Studi Mualamat Konsentrasi Perbankan Syariah di
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu
dalam proses dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur
alhamdulillah penulis mengucapkan atas kekuatan Allah SWT yang telah di
anugerahkan. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dan mendukung penulis baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
vii
1. Bapak Dr. Asep Saepuddin Jahar, M.A, selaku Dekan Fakultas Syariah
dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A, selaku Ketua Prodi Muamalat Fakultas
Syariah dan Hukm UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak H. Abdurrauf, Lc., M.A, selaku sekertaris Prodi Muamalat
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Terima kasih atas kesediaanya
memberikan waktu luang kepada penulis untuk membimbing,
mengarahkan dan memberikan berbagai petunjuk sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA.,MM selaku dosen
pembimbing akademik.
6. Pihak sekolah SMKN 49 Jakarta khususnya Bapak Jamaluddin, S.Ag,
serta para staff dan Guru yang telah memberikan izin kepada penulis
untuk melakukan penelitan ini dan terimakasih telah membantu
memberikan informasi yang dibutuhkan penulis dalam proses
pengumpulan data untuk penyelesaian skripsi ini.
7. Para dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang dengan ikhlas telah memberikan illmunya kepada penulis selama
masa kuliah.
8. Staff karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum serta staff TU
Fakultas Syariah dan Hukum dan staff karyawan Perpustakaan Utama
viii
serta staff TU UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
referensi kepada penulis dan kemudahan dalam membuat surat menyurat.
9. Untuk kedua orang tuaku yang sangat aku sayangi dan cintai, Ibu dan
Abeh yang selalu mendo’akan, dan memberikan kasih sayangnya serta
memberikan semangat, motivasi, dukungan yang tiada henti baik secara
moriil maupun materiil. Sehingga penulis dapat menyelsaikan penulisan
skripsi ini.
10. Untuk kakak tersayang Rozikullah, Nur El Fadilah, adikku Nur Faizah
Amaliah, dan keponakanku Siti Robiatul Adawiyah yang selalu
menyemangati, memberikan dukungan dan perhatiannya serta
pengertiannya.
11. Terimakasih banyak buat seseorang yang selalu memberikan arahan dan
bimbingannya dengan kesabaran dan pantang menyerah memberikan
semangat, dukungan dan mengingatkan terus agar skripsi ini bisa selesai.
Semoga Allah membalas kebaikannya dan persahabatan kita tetap terjaga
selamanya, Nina Ismiyanti. Sahabat-sahabatku lainnya Piper Ronika dan
Deasy Puspita Rini. Teman-teman Perbankan Syariah 2011, khusunya
keluarga besar PS A. Teman-teman KKN REDUKTIF 2014. Terimakasih
atas kebersamaan yang terjalin sampai detik ini, serta dukungan dan
semangat yang telah diberikan kepada penulis.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih atas
masukan dan bantuannya yang kalian berikan kepada penulis, semoga
Allah membalas kebaikan kalian.
ix
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan
masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala
bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan
kontribusi yang luar biasa bagi keberhasilan skripsi ini.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.
Jakarta, Juli 2016
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................. iv
ABSTRAK ........................................................................................................ v
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... x
DAFTAR TABEL DAN DAFTAR GAMBAR .............................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................. 4
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................... 4
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 5
E. Penelitian Terdahulu ................................................................ 5
F. Kerangka Konsep ..................................................................... 6
G. Sistematika Penulisan .............................................................. 7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pemahaman .............................................................................. 9
B. Akad ......................................................................................... 10
xi
1. Pengertian Akad ................................................................. 10
2. Rukun-Rukun Akad ............................................................ 11
3. Syarat-Syarat Akad ............................................................. 14
4. Bentuk Akad pada Perbankan Syariah ................................ 17
C. Bank Syariah ............................................................................ 18
1. Pengertian Bank Syariah .................................................... 18
2. Perbedaan Bank Konvensional dengan Bank Syariah ........ 20
3. Konsep Dasar Bank Syariah ............................................... 22
4. Prinsip Operasional Bank Syariah ..................................... 24
5. Produk Perbankan Syariah ................................................. 26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ 39
B. Jenis Penelitian ......................................................................... 39
C. Lokasi Penelitian ...................................................................... 39
D. Sumber Data ............................................................................. 39
E. Populasi dan Sampel ................................................................ 40
F. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 41
G. Variabel Penelitian ................................................................... 42
H. Teknik Analisis Data ................................................................ 43
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMKN 49 Jakarta ....................................... 45
1. Sejarah Singkat SMKN 49 Jakarta ..................................... 45
2. Visi dan Misi SMKN 49 Jakarta ........................................ 50
xii
3. Strategi SMKN 49 Jakarta ................................................. 51
4. Mitra SMKN 49 Jakarta ..................................................... 52
5. Struktur Organisasi SMKN 49 Jakarta ............................... 55
B. Gambaran Responden .............................................................. 56
C. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................... 56
a. Uji Validitas ....................................................................... 56
b. Uji Reliabilitas ................................................................... 60
D. Analisis Deskriptif Statistik ..................................................... 61
1. Aspek Pengetahuan ............................................................ 61
2. Aspek Sikap ....................................................................... 74
3. Aspek Tindakan ................................................................. 77
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 81
B. Saran ......................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFAR TABEL DAN GAMBAR
1. Tabel 2.1 Perbedaan Bank Konvensional dengan Bank Syariah ................ 20
2. Tabel 2.2 Perbedaan Antara Bunga dan Bagi Hasil .................................... 23
3. Tabel 4.1 Uji Validitas ................................................................................ 57
4. Tabel 4.2 Reliability Statistics .................................................................... 60
5. Tabel 4.3 Pengertian Bank Syariah ............................................................. 61
6. Tabel 4.4 Perbedaan sistem bank syariah dengan bank syariah dengan
bank konvensional ...................................................................... 62
7. Tabel 4.5 Perbedaan praktik bank syariah dengan bank konvensional ...... 63
8. Tabel 4.6 Pengharaman bunga bank mayoritas ulama ............................... 64
9. Tabel 4.7 Pengertian Riba ........................................................................... 65
10. Tabel 4.8 Macam-macam riba .................................................................... 66
11. Tabel 4.9 Produk-produk bank syariah ....................................................... 67
12. Tabel 4.10 Produk bagi hasil ........................................................................ 68
13. Tabel 4.11 Produk pembiayaan .................................................................... 69
14. Tabel 4.12 Akad Mudharabah ...................................................................... 70
15. Tabel 4.13 Akad Wadiah .............................................................................. 70
16. Tabel 4.14 Perbedaan akad mudharabah dengan musyarakah...................... 71
17. Tabel 4.15 Akad Murabahah ........................................................................ 72
18. Tabel 4.16 Akad Istishna .............................................................................. 73
19. Tabel 4.17 Kecenderungan memilih bank syariah ........................................ 74
20. Tabel 4.18 Bank Syariah mendatangkan keuntungan dunia dan akhirat ...... 75
21. Tabel 4.19 Sebagai umat islam saya memilih dan menggunakan bank
xiv
syariah sebagai jasa dalam transaksi perbankan ......................... 76
22. Tabel 4.20 Setelah mengetahui bank syariah saya menjadi nasabah
bank syariah ................................................................................ 77
23. Tabel 2.21 Saya membuat artikel atau tulisan-tulisan tentang bank syariah
sebagai bentuk apresiasi terhadap bank syariah ......................... 78
24. Tabel 2.22 Setelah saya belajar bank syariah saya akan mengajak sanak
saudara saya untuk menabung di bank syariah ........................... 79
25. Tabel 2.23 Hasil secara keseluruhan jawaban kuesioner .............................. 80
26. Gambar 1.1 Kerangka konsep ........................................................................ 7
27. Gambar 4.1 Usia responden ............................................................................ 56
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang melaksanakan tiga
fungsi utama yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan
memberikan jasa pengiriman uang.1 Dalam perbankan syariah semua kegiatan
yang dilakukan dalam melaksanakan fungsi utama bank tersebut harus
berdasarkan dengan prinsip-prinsip syariah. Kemudian, akad-akad yang
digunakan dalam operasional perbankan syariah di Indonesia juga merupakan
akad-akad yang sesuai dengan ketentuan syariah.
Di Indonesia, bank syariah pertama kali didirikan pada tahun 1992
adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI). Walaupun perkembangannya agak
terlambat bila dibandingkan dengan negara-negara muslim lainnya,
perbankan syariah di Indonesia akan terus berkembang.2 Perkembangan
Perbankan Syariah semakin baik dengan disetujuinya Undang-Undang No. 10
tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang
perbankan. Dalam Undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan
hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan
diimplementasikan oleh bank syariah. Undang-undang tersebut juga
1 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2013), h.18. 2 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, h.25.
2
memberikan arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka cabang
syariah atau bahkan mengkonversi diri secara total menjadi bank syariah.3
Perkembangan industri perbankan syariah masih terkendala pada
kebutuhan sumber daya manusia. Pada saat ini, kebutuhan rata-rata sumber
daya manusia perbankan syariah sekitar 5.900 orang per tahun. Padahal,
Perguruan Tinggi yang meluluskan sumber daya manusia di sektor keuangan
syariah hanya 1.500 orang per tahun. Direktur Utama Bank Syariah Mandiri
(BSM) Agus Sudiarto, mengatakan, dari 1.500 lulusan Perguruan Tinggi
tersebut ternyata tidak semuanya sesuai dengan kebutuhan industri. Tentunya
ini jadi masalah untuk perbankan syariah yang ingin terus berkembang.4
Tak hanya bagi perbankan syariah, sumber daya manusia juga amat
diperlukan bagi institusi keuangan syariah lainnya seperti ratusan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah dan Ribuan Baitul Maal wat Tamwiil (BMT)
yang tersebar hingga ke wilayah pedesaan. Hal ini mendorong munculnya
jurusan ekonomi dan perbankan syariah pada sejumlah Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) di Indonesia.5
Awalnya, produk-produk perbankan syariah seolah-olah seperti
produk perbankan konvensional yang ditambahi dengan label syariah.
Realitanya adalah bahwa untuk menciptakan produk perbankan syariah yang
benar memerlukan eksporasi dan pendalaman lebih jauh mengenai hukum
3 Muhammad Sayfi‟i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani
Press, 2001), h.26. 4 Perbankan, “Kebutuhan SDM Perbankan Syariah 5.900 Orang Per Tahun”, diakses pada
10 Oktober 2015 dari http://www.syariahfinance.com/perbankan/111-kebutuhan-sdm-
perbankan-syariah-5-900-orang-per-tahun.html 5 Bank Muamalat, “Bank Muamalat Rintis Standar Kurikulum Syariah Bagi Siswa SMK”,
diakses pada 11 Oktober 2015 dari http://www.bankmuamalat.co.id/berita/detail/bank-
muamalat-rintis-standar-kurikulum-syariah-bagi-siswa-smk#.ViG_MSw0kZw
3
islam dalam rangka menyediakan beragam produk keuangan islam. Yakni
produk yang halal, dapat dipercaya, memberi keuntungan dan jaminan
keamanan kepada nasabahnya sehingga perbankan syariah akan semakin
diminati oleh seluruh lapisan masyarakat baik muslim maupun non muslim.
Untuk dapat mengembangkan perbankan syariah dan memanfaatkan peluang
tersebut dibutuhkan tenaga profesional atau Sumber Daya Insani (SDI) yang
tepat. Tepat dalam arti memahami betul konsep perbankan syariah, mampu
menciptakan produk-produk syariah sesuai dengan konsep syariah dan
mampu menjalankan roda industri perbankan dan jasa keuangan syariah yang
memberikan nilai kepuasan bagi nasabahnya.6
Untuk itu sangat penting memperkenalkan pengetahuan tentang
lembaga keuangan syariah sedini mungkin. Disamping perkembangan
perbankan syariah yang begitu pesat harus didukung juga oleh sumber daya
insani yang memadai dan berkualitas tinggi serta menguasai teori-teori
ekonomi islam yang bersifat praktis sehingga dapat diimplementasikan pada
praktiknya. Salah satu faktor yang sangat berpotensi dalam mentcetak
Sumber Daya Insani adalah Sekolah Menengah Kejuruan yang memang
mempunyai orientasi mencetak lulusan siap kerja.
Siswa program jurusan perbankan syariah sekalu akademisi dan calon
praktisi bank syariah, harusnya memahami dan mengerti tentang sistem-
sistem transaksi yang ada dalam bank syariah. Berdasarkan latar belakang
tersebut, maka penulis tertarik untuk mengangkat judul skripsi tentang
6 Harisman, “Kebutuhan SDI Perbankan dan Jasa Keuangan Syariah” diakses pada 11
Oktober 2015 dari http://www.lppi.or.id/index.php/module/Editorial/id/kebutuhan-sdi-
perbankan-dan-jasa-keuangan-syariah
4
“Tingkat Pemahaman Siswa SMKN 49 Jakarta Terhadap Akad Pada
Produk Perbankan Syariah.
B. Identifikasi Masalah
Terkait latar belakang masalah tersebut, dapat diidentikasikan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah kurikulum pembelajaran yang diterapkan sudah cukup baik.
2. Apakah metode yang diajarkan oleh guru-guru cukup efekif.
3. Bagaimana kualitas sumberdaya guru di SMKN 49 Jakarta
4. Media penunjang pembelajaran yang ada pada sekolah
5. Bagaimana tingkat pemahaman siswa terhadap akad pada produk
perbankan syariah
6. Bagaimana tingkat prestasi pada siswa SMKN 49 Jakarta
C. Pembatasan dan Perumusan Maslah
Untuk lebih memfokuskan penelitian, maka pembahasan dalam
penulisan ini hanya dibatasi pada akad produk perbankan syariah. Sampel
yang diambil adalah siswa program jurusan perbankan syariah kelas XII di
SMKN 49 Jakarta karena pelajaran yang diberikan lebih banyak
dibandingkan dengan siswa kelas X dan XI.
Adapun perumusan masalahnya adalah sebagi berikut:
1. Bagaimana tingkat pemahaman siswa SMKN 49 Jakarta terhadap akad
produk perbankan syariah.
2. Apakah siswa paham atau tidak paham terhadap akad produk perbankan
syariah.
5
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melihat tingkat pemahaman
siswa SMKN 49 Jakarta terhadap akad produk perbankan syariah.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman
ilmiah dalam penulisan dan mampu memberikan kontribusi dalam
dunia akademik.
b. Bagi pihak sekolah, penulis berharap tulisan ini dapat memberikan
masukan atau koreksi sehingga pembelajarannya menjadi lebih baik.
E. Penelitian Terdahulu
No. Identitas Isi Perbedaan
1 Abdul Bashir, Tingkat
Pemahaman Siswa
SMK PB Soedirman 2
Terhadap Akad
Perbankan Syariah,
2010.
Dalam skripsi ini
metode yang
digunakan penulis
adalah kuantitatif
deskriptif,
pengumpulan data
dilakukan dengan cara
menyebar kuesioner.
Dalam penelitian ini
penulis ingin
mengetahui tingkat
pemahaman siswa
terhadap akad
perbankan syariah.
Perbedaan penelitian
ini dengan
sebelumnya yaitu
objek yang dipilih.
Dalam penelitian
sebelumnya obejek
yang dipilih adalah
siswa SMK PB
Soedirman 2,
sedangkan penelitian
ini memilih SMKN
49 Jakarta sebagai
objek dalam
penelitian ini.
2 Yusuf Abdul Hamid,
Prospek dan
Tantangan Sumber
Daya Manusia dalam
Pengembangan
Jurusan Perbankan
Syariah di SMKN 49
Jakarta, 2013.
Dalam skripsi ini
menggunakan metode
kualitatif deskriptif.
Teknik pengumpulan
data melalui
wawancara, observasi,
survey dan studi
dokumentasi
Dalam penelitian ini
Perbedaan penelitian
ini dengan
sebelumnya. Dalam
penelitian sebelumnya
membahas tentang
prospek dan
tantangan sumber
daya manusia dalam
pengembangan
6
penulis menganalisis
prospek dan tantangan
yang dihadapi
terhadap siswa di
jurusan perbankan
syariah di SMKN 49
Jakarta serta
menganalisis
penerapan program
jurusan perbankan
syariah di SMKN 49
Jakarta melalui
analisis SWOT.
jurusan perbankan
syariah. Sedangkan
penelitian ini
membahas tentang
tingkat pemahamana
siswa SMKN 49
Jakarta terhadap akad
pada produk
perbankan syariah.
3 Lina Nurul Yama,
Respon Guru MAN 4
terhadap Bank
Syariah, 2010.
Dalam skripsi ini
metode yang
digunakan dalam
penelitian tersebut
adalah metode
kualitatif dengan
mengolah data hasil
dari penyebaran
angket/kesioner.
Dalam penelitian ini
penulis ingin
mengetahui
bagaimana respon
guru MAN 4 terhadap
bank syariah dan
apakah respon guru
MAN 4 tentang bank
syariah berpengaruh
terhadap penggunaan
produk bank syariah
itu sendiri.
Perbedaan penelitian
ini dengan
sebelumnya. Dalam
penelitian sebelumnya
membahas tentang
respon guru MAN 4
terhadap bank
syariah. Sedangkan
penelitian ini
membahas tentang
tingkat pemahaman
siswa SMKN 49
Jakarta terhadap akad
pada produk
perbankan syariah.
G. Kerangka Konsep
Untuk memudahkan penulis dalam memperoleh hasil yang maksimal
dalam penelitian ini, maka untuk menjawab permasalahan yang ada, penulis
membuat kerangka konseptual penelitian seperti dibawah ini:
7
Gambar 1.1
H. Sistematika Penulisan
Sistem penulisan penelitian ini merujuk pada Buku Pedoman
Penulisanskripsi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Fakultas Syariah dan Hukum tahun 2012. Untuk mengetahui gambaran secara
keseluruhan isi penulisan dalam penelitian ini penulis menguraikan secara
singkat sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menguraikan tentang masalah-masalah
yang akan diteliti, yakni mengenai latar belakang masalah
yang akan diteliti, identifikasi masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
penelitian terdahulu, kerangka teori dan sistematika
penulisan.
Produk
Bank
Syariah
Penghimpunan
dana
Penyaluran dana
Jasa
Paham
Tidak
Paham
Akad
8
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisikan tentang penjelasan secara singkat
mengenai pemahaman, bank syariah, akad dan produk
perbankan syariah.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini menjelaskan ruang lingkup penelitian, jenis
penelitian, teknik pengambilan sampel dan teknik analisis
data.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Bab ini membahas tentang gambaran umum SMKN 49
Jakarta dan pengujian hasil analisis data, pembahasan
analisis data mengenai tingkat pemahaman siswa SMKN 49
Jakarta terhadap akad perbankan syariah.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran-saran atas
penelitian yang dilakukan penulis.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pemahaman
Pemahaman berasal dari kata paham yang ditambah awalan “pe” dan
akhiran “an”. Paham memiliki arti pandai dan mengerti benar tentang sesuatu
hal. Sedangkan pemahaman adalah proses atau perbuatan, cara memahami.7
Pemahaman berarti proses, cara, perbuatan memahami atau
memahamkan. Kategori pemahaman dihubungkan dengan kemampuan untuk
menjelaskan pengeratahuan, informasi yang telah diketahui dengan kata-kata
sendiri.8
Pemahaman (comprehension), yaitu jenjang kemampuan yang
menuntut peserta didik untuk memahami atau mengerti tentang materi
pelajaran yang disampaikan guru dan dapat dimanfaatkan tanpa harus
menghubungkan dengan hal-hal lain. Kemampuan ini dijabarkan lagi menjadi
tiga, yakni menterjemahkan, menafsirkan, dan mengekstrapolasi.9
Di dalam ranah kognitif menunjukan tingkat-tingkat kemampuan yang
dicapai dari yang terendah sampai pada yang lebih tinggi, pemahaman
tingkatannya lebih tinggi dari sekedar pengetahuan. Definisi pemahaman
menurut Drs. Anas Sudijono adalah : “kemampuan seseorang untuk mengerti
7 Risa Agustin, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Serba Jaya, 2011), h. 606.
8 Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Ciputat: Gaung Persada
Press, 2005), h.28 9 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta : Dirjen Depag RI, 2009), h. 38.
10
atau memahami sesuatu itu diketahui dan diingat, atau kemampuan yang
setingkat lebih tinggi dari ingatan dan hapalan”.10
B. Akad
1. Pengertian Akad
Akad (ikatan, keputusan, atau penguatan) atau perjanjian atau
kesepakatan atau transaksi dapat diartikan sebagai komitmen yang
terbingkai dengan nilai-nilai syariah.
Dalam istilah fiqih, secara umum akad berarti sesuatu yang menjadi
tekad seseorang untuk melaksanakan, baik yang muncul dari satu pihak,
seperti wakaf, talak, sumpah, maupun yang muncul dari dua pihak, seperti
jual beli, sewa, wakalah, dan gadai.
Secara umum akad berarti kesetaraan antara ijab (pernyataan
penawaran/pemindahan kepemilikan) dan qabul (pernyataan penerimaan
kepemilikan) dalam lingkup yang disyariatkan dan berpengaruh pada
sesuatu.11
Menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, yang dimaksud dengan
akad adalah kesepakatan dalam suatu perjanjian antara dua pihak atau
lebih untuk melakukan dan atau tidak melakukan perbuatan hukum
tertentu.12
10
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
1996), h.50 11
Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah, (Jakarta : Rajawali Press, 2007), h.35. 12
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah : Fiqh Muamalah, (Jakarta : Kencana, 2012), h. 72.
11
2. Rukun-Rukun Akad
Sebagaimana diketahui, bahwa akad merupakan suatu perbuatan yang
sengaja dibuat oleh dua orang atau lebih berdasarkan keridhaan masing-
masing, maka timbul bagi kedua belah pihak dan ijtihad yang diwujudkan
oleh akad tersebut. Adapun rukun-rukun akad ialah sebagai berikut.13
a. ‘Aqid ialah orang yang berakad, terkadang masing-masing pihak terdiri
atas satu orang, terkadang terdiri atas beberapa orang misalnya penjual
dan pembeli beras di pasar biasanya masing-masing pihak satu orang,
ahli waris sepakat untuk memberikan sesuatu kepada pihak yang lain
yang terdiri atas beberapa orang.seseorang yang berakad, terkadang
merupakan orang yang memiliki hak (aqid ashli) dan terkadang
merupakan wakil dari yang memiliki hak.
b. Ma’qud ‘alaih benda-benda yang diadakan, seperti benda-benda yang
dijual dalam akad jual beli, dalam akad hibah (pemberian), dalam akad
gadai, utang yang dijamin seseorang dalam akad kafalah.
c. Maudhu ‘al’aqad ialah tujuan atau maksud pokok mengadakan akad.
Berbeda akad maka berbedalah tujuan pokok akad. Dalam akad jual
beli tujuan pokoknya ialah memindahkan barang dari penjual kepada
pembeli dengan diberi ganti. Tujuan akad hibah ialah memindahkan
barang dari pemberi kepada yang diberi untuk dimilikinya tanpa ada
pengganti (wadh).
13
Sohari Sahrani dan Ru‟fah abdullah, Fikih Muamalah, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2011),
h.43
12
d. Shigat al’aqad ialah ijab dan qabul. Ijab ialah permulaan penjelasan
yang keluar dari salah seorang yang berakad sebagai gambaran
kehendaknya dalam mengadakan akad, sedangkan qabul ialah
perkataan yang keluar dari pihak berakad pula, yang diucapkan setelah
adanya ijab. Pengertian ijab qabul dalam pengalaman dewasa ini ialah
bertukarnya sesuatu terkadang tidak berhadapan, misalnya seseorang
yang berlangganan majalah, pembeli mengirimkan uang melalui pos
wesel dan pembeli menerima majalah tersebut dari petugas pos.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam shigat ialah:14
1. Shigat al-‘aqd harus jelas pengertiannya. Kata-kata dalam ijab
qabul harus jelas dan tidak memiliki banyak pengertian, misalnya
seseorang berkata “Aku serahkan barang ini”, kalimat tersebut
masih kurang jelas sehingga masih menimbulkan pertanyaan;
apakah benda tersebut diserahkan sebagai pemberian, penjualan,
atau titipan. Kalimat lengkapnya ialah “Aku serahkan benda ini
kepadamu sebagai hadiah atau sebagai pemberian”.
2. Harus bersesuaian antara ijab dan qabul. Tidak boleh antara yang
berijab dan yang menerima berbeda lafazh, misalnya seseorang
berkata, “Aku serahkan benda ini kepadamu sebagai titipan”,
tetapiyang mengucapkan qabul berkata, “Aku terima benda ini
sebagai pemberian”. Adanya kesimpangsiuran dalam ijab dan
14
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Raja Grafindo, 2010), h.47
13
qabul akan menimbulkan persengketaan yang dilarang oleh agama
Islam karena bertentangan dengan ishlah di antara manusia.
3. Menggambarkan kesungguhan kemauan dari pihak-pihak yang
bersangkutan, tidak terpaksa dan tidak karena diancam atau
ditakut-takuti oleh orang lain karena dalam tijarah harus saling
ridha.
Mengucapkan dengan lidah merupakan salah satu cara yang ditempuh
dalam mengadakan akad, tetapi adajuga cara lain yang dapat
menggambarkan kehendak untuk berakad. Para ulama menerangkan
beberapa cara yang ditempuh dalam mengadakan akad, sebagai berikut.
a. Dengan cara tulisan (kitabah), misalnya dua aqaid berjauhan
tempatnya, maka ijab qabul boleh dengan cara kitabah, atas dasar
inilah fuqaha membentuk kaidah.
b. Isyarat, bagi orang tentu akad atau ijab qabul tidak dapat dilaksanakan
dengan ucapan dan tulisan, misalnya seseorang yang bisu tidak dapat
mengadakan ijab qabul dengan bahasa, orang yang tidak pandai tulis
baca tidak mampu mengadakan ijab qabul dengan tulisan, maka orang
yang bisu dan tidak pandai tulis baca tidak dapat melakukan ijab qabul
dengan ucapan dan dengan tulisan.
c. Tu’athi (saling memberi), seperti seseorang yang melakukan
pemberian kepada sesorang dan orang tersebut memberikan imbalan
kepada yang meberikan tanpa ditentukan besar imbalan. Dengan
contoh yang jelas, dapat diuraikan sebagai berikut. “Seorang pengail
14
ikan sering meberikan ikan hasil pancingannya kepada petani, petani
tersebut memberikan beberapa liter beras kepada pengail yang
meberikan ikan, tanpa disebutkan besar imbalan yang dikehendaki
oleh pemberi ikan.”
d. Lisan al hal, menurut sebagian ulama, apabila seseorang
meninggalkan barang-barang dihadapan orang lain, kemudian dia
pergi dan orang yang ditinggali barang itu berdiam diri saja, hal itu
dipandang telah ada akad ida‟ (titipan) antara orang yang meletakkan
barang dengan yang menghadapi letakan barang titipan dijalan dalalat
al-hal.
3. Syarat-Syarat Akad
Para ulama fikih menetapkan adanya beberapa syarat umum yang
harus dipenuhi dalam suatu akad, di samping setiap akad juga mempunyai
syarat-syarat khusus. Umpamanya akad jual beli, memiliki syarat yang
ditentukan syara‟ dan wajib disempurnakan.
Adapun syarat terjadinya akad ada dua macan, sebagai berikut.15
a. Syarat-syarat yang bersifat umum, yaitu syarat wajib sempurna
wujudnya dalam berbagai akad.
1) Pihak-pihak yang melakukan akad ialah dipandang mampu
bertindak menurut hukum (mukalaf). Apabila belum mampu,
harus dilakukan oleh walinya. Oleh sebab itu, suatu akad yang
15
Sohari Sahrani dan Ru‟fah Abdullah, Fikih Muamalah, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2011),
h.45
15
dilakukan oleh orang yang kurang waras (gila) atau anak kecil
yang belum mukallaf, hukumnya tidak sah.
2) Objek akad itu diketahui oleh syara‟. Objek akad ini harus
memenuhi syarat: bentuk harta, dimiliki seseorang, dan bernilai
harta menurut syara‟. Dengan demikian, harta yang tidak bernilai
menurut syara‟ tidak sah dilakukan akad, seperti khamer
(minuman keras). Disamping itu, jumhur fuqaha selain mazhab
Hanafi mengatakan, bahwa barang najis sperti anjing, babi,
bangkai dan darah, tidak boleh dijadikan objek akad, karena
barang najis tidak bernilai menurut pandangan syara‟.
3) Akad itu tidak dilarang nash syara‟. Atas dasar ini, seorang wali
(pemelihara anak kecil) tidak dibenarkan menghibahkan harta
anak kecil tersebut. Seharusnya harta anak kecil tersebut
dikembangkan, dipelihara, dan tidak diserahkan kepada seseorang
tanpa imbalan (hibah). Apabila terjadi akad, maka akad itu batal
menurut syara‟.
4) Akad yang dilakukan itu memenuhi syarat-syarat khusus dengan
akad yang bersangkutan, disamping harus memenuhi syarat-
syarat umum. Syarat-syarat khusus, umpamanya syarat jual beli,
berbeda dengan syarat sewa-menyewa dan gadai.
5) Akad itu bermanfaat. Umpamanya seorang suami mengadakan
akad dengan istrinya, bahwa suami akan memberikan upah
kepada istrinya dalam urusan rumah tangga. Akad semacam ini
16
batal, karena seorang istri memang sudah seharusnya mengurus
rumah tangga keluarganya (suami).
6) Ijab tetap utuh sampai terjadi qabul. Umpamanya, dua orang
pedagang dari dua daerah yang berbeda melakukan transaksi
dagang dengan surat (tulisan). Pembeli barang melakukan ijabnya
melaui surat yang memerlukan waktu beberapa hari. Sebelum
surat itu sampai kepada penjual, pembeli telah wafat atau hilang
ingatan.
b. Syarat-syarat yang bersifat khusus, yaitu syarat yang wujudnya wajib
ada dalam sebagian akad. Syarat khusus ini bisa juga disebut idhafi
(tambahan) yang harus ada samping syarat-syarat yang umum, seperti
syarat adanya saksi dalam pernikahan.
Syarat-syarat umum yang harus dipenuhi dalam berbagai macam
akad, adalah sebagai berikut.16
a. Kedua orang yang melakukan akad cakap bertindak (ahli). Tidak sah
akad orang yang tidak cakap bertindak, seprti orang gila, orang yang
berada di bawah pengampuan (mahjur) karena boros atau yang
lainnya.
b. Objek akad dapat menerima hukumnya.
c. Akad itu diizinkan oleh syara‟, dilakukan oleh orang yang mempunyai
hak melakukannya walaupun dia bukan aqaid yang memiliki barang.
d. Bukan akad yang dilarang oleh syara‟, seperti jual beli mulsamah.
16
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 50
17
e. Akad dapat memberikan aidah, sehingga tidak sah bila rahn dianggap
sebagai imbangan amanah.
f. Ijab itu berjalan terus, tidak dicabut sebelum terjadi qabul, maka bila
orang yang berijab menarik kembali ijabnya sebelum qabul, maka
batal ijabnya.
g. Ijab dan qabul mesti bersambung, sehingga bila seseorang yang
berijab sudah berpisah sebelum adanya kabul, maka ijab tersebut
menjadi batal.
4. Bentuk Akad pada Perbankan Syariah
Pada dasarnya, akad-akad perbankan syariah dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu:
a. Akad Tijarah (akad komersial)
Konsep akad tijarah ini adalah adanya pertukaran, yakni
pertukaran tersebut bisa dilakukan antara benda dan benda, banda dan
uang, atau sebaliknya. Pada intinya, akad tijarah ini merupakan akad
niaga. Oleh karena itu, dalam akad ini, para pihak boleh mengambil
keuntungan dari tansaksi niaga yang ada.
b. Akad Tabarru’ (akad kebajikan)
Akad tabarru’ merupakan akad yang tidak mengandung unsur
pertukaran kepemilikan maupun pertukaran benda dengan benda atau
uang dengan benda. Berbeda dengan akad tijarah yang merupakan
akad niaga, akad tabarru’ ini memiliki sifat sosial (tolong menolong).
18
Dengan demikian pada umumnya dalam akad tabarru’ tidak boleh
mengambil keuntungan dari tansaksi yang menggunakan akad ini.
C. Bank Syariah
1. Pengertian Bank Syariah
Istilah bank berasal dari Italia banco yang berarti “kepingan papan
tempat buku”, sejenis “meja”. Kemudian penggunaannya lebih diperluas
untuk menunjukan “meja” tempat pertukaran uang, yang digunakan oleh
para pemberi pinjaman dan para pedagang valuta di Eropa, pada abad
pertengahan untuk memamerkan uang mereka. Pada umumnya, tidak
terdapat definisi yang tepat berkenaan dengan bank. Undang-undang
perbankan New York mendefinisikan pengertian bank sebagai segala
tempat transaksi valuta setempat, juga merupan tempat usaha yang
berbentuk trust, pemberian diskontao dan memperjualbelikan surat kuasa,
draft, rekening, dan sistem peminjaman; menerima deposito dan semua
bentuk surat berharga; memberi pinjaman uang dengan memberikan
jaminan berbentuk harta maupun keselamatan pribadi dan
memperdagangkan emas batangan, perak, uang, dan rekening bank. Iatilah
“banker” dalam undang-undang Bills of Exchange Act 1882 dan Stamp
Act, 1891, didefinisikan sebagai orang-orang yang hendak melakukan
perdagangan dalam dunia perbankan tanpa menimbulkan akibat apapun
terhadap para pelakunya.17
17
Muhammad Muslehuddin, Sistem Perbankan dalam Islam, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2004), h.1
19
Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi
utama, yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan
memberikan jasa pengiriman uang. Di dalam sejarah perekonomian umat
Islam, pembiayaan dilakukan dengan akad sesuai syariah telah menjadi
bagian dari tradisi umat Islam sejak zaman Rasulullah saw. Praktik-praktik
seperti menerima titipan harta, meminjamkan uang untuk keperluan
konsumsi dan untuk keperluan bisnis, serta melakukan pengiriman uang,
telah lazim dilakukan sejak zaman Rasulullah saw. Dengan demikian
funsi-fungsi utama perbankan modern, yaitu menerima deposit,
menyalurkan dana, dan melakukan transfer dana telah menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dari kehidupan umat Islam, bahkan sejak zaman
Rasulullah Saw.18
Bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta
peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip
syariah. Oleh karena itu, usaha bank akan selalu berkaitan dengan masalah
uang sebagai dagangan uatamanya.19
Menurut Undang-Undang No.21 tahun 2008, dijelaskan bahwa
Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank
Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha,
serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Sedangkan
18
Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta : PT Raja
Grafindo, 2013), h.18. 19
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi,
(Yogyakarta: Ekonisa, 2007), h.27
20
Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum
Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
Menurut karnaen A. Perwataatmadja dan Syafi‟i Antonio, Bank
syariah mempunyai dua pengertian, yaitu:
a. Bank syariah beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariat islam.
b. Bank yang tata cara operasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan
al-Qur‟an dan Hadits.20
2. Perbedaan Bank Konvensional dengan Bank Syariah
Tabel 2.1
Perbedaan Bank Konvensional dengan Bank Syariah21
No. Perbedaan Bank Konvensional Bank Syariah
1. Bunga Berbasis bunga
Berbasis revenue/ profit
loss sharing
2. Resiko Anti risk Risk sharing
3.
Pendekatan
Operasional
Beroperasi dengan
pendekatan sektor
keuangan, tidak langsung
terkait dengan sektor riil
Beroperasi dengan
pendekatan sektor riil
4. Produk Produk tunggal (kredit)
Multi produk (jual beli,
bagi hasil, jasa)
20
Karnaen A. Perwataatmadja dan Syafi‟i Antonio, Apa dan Bagaimana Bank Islam,
(Yogyakarta: Dana Bhakti wakaf, 1992), h.1 21
Ahmad, Rodoni, dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Zikrul Hakim,
2008), h.14
21
5. Pendapatan
Pendapatan yang diterima
deposan tidak terkait
dengan pendapatan yang
diperoleh oleh bank
Pendapatan yang diterima
deposan terkait langsung
dengan pendapatan yang
diperoleh bank dari
pembiayaan
6. Spread Mengenal negative spread
Tidak mengenal negative
spread
7. Dasar Hukum
Bank Indonesia dan
pemerintah
Al-Qur‟an, sunnah, fatwa
ulama, Bank Indonesia dan
pemerintah
8. Falsafah
Berdasarkan atas bunga
(riba)
Tidak berdasarkan bunga
(riba), spekulasi (maysir)
dan ketidakjelasan (gharar)
9. Operasional
- Dana masyarakat (dana
Pihak Ketiga/DPK)
berupa titipan simpanan
yang harus dibayar
bunganya pada saat jatuh
tempo
- Penyaluran dana pada
sektor yang
menguntungkan, aspek
halal tidak menjadi
- Dana masyarakat (Dana
Pihak Ketiga/DPK)
berupa titipan (wadi‟ah)
dan investasi
(mudharabah) yang baru
akan mendapat hasil jika
“diusahakan” terlebih
dahulu
- Penyaluran dana
(financing) pada usaha
22
pertimbangan agama yang halal dan
menguntungkan
10. Aspek Sosial
Tidak diketahui secara
tegas
Dinyatakan secara
eksplisit dan tegas yang
btertuang dalam visi dan
misi
11. Organisasi
Tidak memiliki Dewan
Pengawas Syariah (DPS)
Harus memiliki Dewan
Pengawas Syariah (DPS)
12. Uang
Uang adalah komoditi
selain alat pembayaran
Uang bukan komoditi,
tetapi hanyalah alat
pembayaran
3. Konsep Dasar Bank Syariah
Bank syariah merupakan bank yang secara operasional berbeda
dengan bank konvensional. Salah satu ciri khas bank syariah yaitu tidak
menerima atau membebani bunga kepada nasabah, akan tetapi menerima
atau membebankan bagi hasil serta imbalan lain sesuai dengan akad-akad
yang diperjanjikan. Konsep dasar bank syariah didasarkan pada al-Qur‟an
dan hadits. Semua produk dan jasa yang ditawarkan tidak boleh
bertentangan dengan isi al-Qur‟an dan hadits Rasulullah SAW.22
Hal ini
sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 275 :
22
Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011), h.29.
23
يطان من المس ذلك الذين يأكلون الربا ال ي قومون إال كماي قوم الذي ي تخبطو الش بأ
و الب يع وحرم الربا فمن جاءه موعظة من ربو فا تى قالوا إما الب يع مثل الربا وأحل الل
ا خا لدون و ومن عاد فأولئك أصحاب النار ى في . ف لو ما سلف وأمره إلى الل
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan Syaitan lantaran
(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu
sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan
dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya
apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil
riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal
didalamnya. (QS. Al-Baqarah: 275)
Tabel 2.2
Perbedaan Antara Bunga dan Bagi Hasil23
Bunga Bagi Hasil
a. Penentuan bunga dibuat pada
waktu akad dengan asumsi
harus selalu untung
a. Penentuan besarnya rasio/nisbah
bagi hasil dibuat pada waktu akad
dengan berpedoman pada
kemungkinan untung rugi
b. Besarnya persentase
berdasarkan pada jumlah uang
(modal) yang dipinjamkan
b. Besarnya rasio bagi hasil
berdasarkan pada jumlah
keuntungan yang diperoleh
c. Pembayaran bunga tetap c. Bagi hasil bergantung pada
23
Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta : Gema Insani,
2001), h. 61.
24
seperti yang dijanjikan tanpa
pertimbangan apakah proyek
yang dijalankan oleh pihak
nasabah untung atau rugi
keuntungan proyek yang
dijalankan. Bila usaha merugi,
kerugian akan ditanggung
bersama oleh kedua belah pihak
d. Jumlah pembayaran bunga
tidak meningkat sekalipun
jumlah keuntungan berlipat
atau keadaan ekonomi sedang
“booming”.
d. Jumlah pembagian laba
meningkat sesuai dengan
peningkatan sesuai dengan
peningkatan jumlah pendapatan.
e. Eksistensi bunga diragukan
(kalau tidak dikecam) oleh
semua agama, termasuk islam.
e. Tidak ada yang meragukan
keabsahan bagi hasil.
4. Prinsip Operasional Perbankan Syariah
Bank syariah dalam menjalankan usahanya mempunyai 5 (lima)
prinsip operasional yang terdiri dari: sistem simpanan, bagi hasil, margin
keuntungan, sewa, dan fee.
a. Prinsip Simpanan Murni
Prinsip simpanan murni merupakan fasilitas yang diberikan oleh bank
syariah untuk memberikan kesempatan kepada pihak yang kelebihan dana
untuk menyimpan dananya dalam bentuk wadiah. Fasilitas wadiah biasa
diberikan untuk tujuan investasi guna mendapatkan keuntungan seperti
25
halnya tabungan dan deposito. Dalam dunia perbankan konvensional
wadiah wadiah identik dengan giro.24
b. Bagi Hasil
Sistem ini adalah suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil
usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana. Pembagian hasil usaha
ini dapat terjadi antara bank dengan penyimpan dana, maupun antara bank
dengan nasabah penerima dana. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip
ini adalah mudharabah dan musyarakah. Lebih jauh prinsip mudharabah
dapat dipergunakan sebagai dasar baik untuk produk pendanaan (tabungan
dan deposito) maupun pembiayaan, sementara musyarakah lebih banyak
untuk pembiayaan.25
c. Prinsip Jual Beli dan Margin Keuntungan
Prinsip ini merupakan suatu sistem yang menetapkan tata cara jual
beli, dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang akan
dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai agen bank melakukan
pembelian barang atas nama bank, kemudian bank menjual barang tersebut
kepada nasabah dengan harga sejumlah harga beli ditambah keuntungan
(margin)
d. Prinsip Sewa
Prinsip ini secara garis besar terbagi kepada 2 (dua) jenis:
1) Ijarah, sewa murni, seperti halnya penyewaan traktor dan alat-alat
produk lainnya (operating lease). Dalam teknis perbankan, bank
24
Neni Sri Imayanti, Perbankan Syariah dalam Perspektif Hukum Ekonomi, (Bandung:
Mandar Maju, 2013), h. 99 25
Neni Sri Imayanti, Perbankan Syariah dalam Perspektif Hukum Ekonomi, h.100
26
dapat membeli dahulu equipmet yang dibutuhkan nasabah
kemudian menyewakan dalam waktu dan hanya yang telah
disepakati kepada nasabah.
2) Bai al takjiri atau ijarah al muntahiya bit tamlik merupakan
penggabungan sewa dan beli, dimana si penyewa mempunyai hak
untuk memiliki barang pada akhir masa sewa (financial lease).
e. Prinsip Fee (Jasa)
Prinsip ini meliputi seluruh layanan non-pembiayaan yang diberikan
bank. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini antara lain bank garansi,
kliring, inkaso, jasa transfer, dan lain-lain.
5. Produk Perbankan Syariah
Secara garis besar produk perbankan syariah dapat dibagi menjadi 3
(tiga) bagian, yaitu: produk penghimpunan dana, produk penyaluran dana,
dan produk yang berkaitan dengan jasa yang diberikan perbankan kepada
nasabahnya.
a. Produk Penghimpunan Dana
Produk penghimpunan dana pada bank syariah meliputi simpanan
giro, tabungan dan deposito.26
Akad pada produk penghimpunan dana
adalah sebagai berikut:
1) Prinsip Wadiah
Prinsip wadiah dalam produk bank syariah dapat
dikembangkan menjadi dua jenis, yaitu:
26
Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 Tentang Perbankan Syariah Pasal 6 Poin (a)
27
a) Wadiah yad amanah
Dalam konsep ini pihak penerima titipan tidak boleh
menggunakan dan memanfaatkan barang yang dititipkan,
tetapi harus benar-benar menjaganya sesuai dengan
kelaziman. Bank bertanggung jawab terhadap kehilangan dan
kerusakan barang yang dititipkan.
b) Wadiah yad dhamanah
Konsep ini memberikan kesempatan kepada bank untuk
mempergunakan dana titipan dalam aktivitas perekonomian
tertentu dengan menggunakan dana titipan dalam aktivitas
perekonomian tertentu dengan meminta izin terlebih dahulu
dari si pemberi titipan. Semua keuntungan yang dihasilkan dari
dana tersebut menjadi milik bank (demikian juga bank
menanggung seluruh kemungkinan kerugian). Sebagai imbalan
si penitip/penyimpan mendapat jaminan keamanan terhadap
hartanya. Namun demikian, bank sebagai penerima titipan
sekaligus sebagai pihak yang telah memanfaatkan dana
tersebut tidak dilarang untuk memberikan semacam
insentif/bonus dengan catatan tidak disyaratkan sebelumnya
dengan jumlahnya tidak ditetapkan dalam nominal. Konsep
wadiah yad dhamanah dikembangkan dalam bentuk Current
account (Giro), dan Saving account (Tabungan Berjangka).27
27
Neni Sri Imaniyati, Perbankan Syariah dalam Perspektif Hukum Ekonomi, (Bandung:
Mandar Maju, 2013), h.101.
28
2) Prinsip Mudharabah
Dalam mengaplikasikan prinsip mudharabah, penyimpanan
atau deposan bertindak sebagai shahibul maal (pemilik modal)
dan bank sebagi mudharib (pengelola). Jika terjadi kerugian maka
bank bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi. Rukun
mudharabah terpenuhi sempurna (ada mudharib, ada pemilik
dana, ada usaha yang akan dibagihasilkan, ada nisbah, dan ada
ijab kabul). Prinsip mudharabah ini diaplikasikan pada produk
tabungan berjangka dan deposito berjangka.
Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pihak
penyimpan dana, prinsip mudharabah terbagi menjadi dua yaitu:
mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayyadah.
Dalam mudharabah mutlaqah, tidak ada pembatasan bagi
bank dalam menggunakan dana yang dihimpun. Nasabah tidak
memberikan persyaratan apa pun kepada bank, ke bisnis apa dana
yang disimpannya itu hendak disalurkan, atau menetapkan
penggunaan akad-akad tertentu, ataupun mensyaratkan dananya
diperuntukan bagi nasabah tertentu. Jadi bank memiliki
kebebasan penuh untuk menyalurkan dana tersebut kebisnis
manapun yang diperkirakan menguntungkan.
Dari penerapan mudharabah mutlaqah ini dikembangkan
produk tabungan dan deposito, sehingga terdapat dua jenis
29
penghimpunan dana, yaitu tabungan mudharabah dan deposito
mudharabah.28
b. Produk Penyaluran Dana
Dalam menyalurkan dananya pada nasabah, secara garis besar
produk pembiayaan syariah terbagi kedalam empat kategori yang
dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu:
1) Prinsip Jual Beli
Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya
perpindahan kepemilikan barang atau benda. Tingkat keuntungan
ditentukan di depan dan menjadi bagian harga atas barang yang
dijual.
Transaksi jual beli dapat dibedakan berdasarkan bentuk
pembayarannya dan waktu penyerahan barangnya, yakni sebagai
berikut:
a) Pembiayaan Murabahah
Murabahah berasal dari kata ribhu (keuntungan),
adalah transaksi jual beli dimana bank menyebut jumlah
keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual, sementara
nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank
dari pemasok ditambah keuntungan (margin).
Kedua belah pihak harus menyepakati harga jual dan
jangka waktu pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam
28
Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2013), h.109
30
akad jual beli dan jika telah disepakati tidak dapat berubah
selama berlakunya akad. Dalam perbankan, murabahah
selalu dilakukan dengan cara pembayaran dicicil. Dalam
transaksi ini barang diserahkan segera setelah akad,
sementara pembayaran dilakukan secara tangguh/cicilan.29
b) Pembiayaan Salam
Salam merupakan bentuk jual beli dengan pembayaran
di muka dan penyerahan barang dikemudian hari (advanced
payment atau forward buying atau future sales) dengan
harga, spesifikasi, jumlah, kualitas, tanggal dan tempat
penyerahan yang jelas, serta disepakati sebelumnya dalam
perjanjian.30
Umumnya transaksi ini diterapkan dalam
pembiayaan barang yang belum ada seperti pembelian
komoditi pertanian oleh bank untuk kemudian dijual
kembali secara tunai atau secara cicilan.
c) Pembiayaan Istishna’
Istishna’ adalah suatu kontrak pembelian dimana
produk yang dibeli harus dibuat atau diadakan lebih dahulu,
dengan pembayaran di muka, dicicil, atau diakhir masa
kontrak.31
29
Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, h.98 30
Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah, (Jakarta : Rajawali Press, 2007), h.90 31
Makhalul Ilmi, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, (Yogyakarta, UII
Pers, 2001), h.84
31
Produk istishna menyerupai produk salam, tapi dalam
istishna pembayarannya dapat dilakukan oleh bank dalam
beberapa kali (termin). Skim istishna dalam bank syariah
umumnya diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur dan
konstruksi.
Ketentuan umum pembiayaan istishna adalah
spesifikasi barang pesanan harus jelas sperti jenis, macam
ukuran, mutu dan jumlahnya. Harga jual yang telah
disepakati dicantumkan dalam akad istishna dan tidak boleh
berubah selama berlakunya akad. Jika terjadi perubahan
dari kriteria pesanan dan perubahan harga setelah akad
ditandatangani, seluruh biaya tambahan tetap ditanggung
nasabah.32
2) Prinsip Sewa
a) Ijarah
Ijarah dalam perbankan dikenal dengan operation
lease, yaitu kontrak sewa antara pihak yang menyewakan
dan pihak penyewa, dimana pihak penyewa harus
membayar sewa sesuai dengan perjanjian, dan pada saat
jatuh tempo, aset yang disea harus dikembalikan kepada
pihak yang menyewakan. Biaya pemeliharaan astas aset
32
Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2013), h.100
32
yang menjadi objek sewa menjadi tanggungan pihak yang
menyewakan.
Pemilik aset tetap (objek sewa) adalah lembaga
keuangan yang bertanggung jawab atas biaya pemeliharaan
aset tetap yang disewakan selama masa sewa. Aset yang
disewakan tetap menjadi milik lembaga keuangan. Pada
saat perjanjian sewa berakhir, maka pihak yang
menyewakan aset tetap akan mengambil kembali objek
sewa dan dapat menyewakan kembali kepada pihak lain
atau memperpanjang sewa lagi dengan perjanjian baru.
Dalam transaksi ijarah, akad sewa menyewa dilakukan
antara muajjir (lessor) dan musta’jir (lessee) atas objek
sewa (ma’jur) untuk mendapatkan imbalan atas barang yang
telah disewakan. Bank sebagai lessor yang menyewakan
objek sewa, akan mendapat imbalan dari lessee. Imbalan
atas transaksi sewa menyewa ini disebut dengan pendapatan
sewa.
b) Ijarah Muntahityah Bittamlik
Ijarah muntahiyah bittamlik (IMBT) adalah transaksi
sewa dengan perjanjian untuk menjual atau menghibahkan
objek sewa di akhir periode sehingga transaksi ini diakhiri
dengan alih kepemilikan objek sewa. Berbagai bentuk alih
kepemilikan IMBT antara lain:
33
c) Hibah di akhir periode, yaitu ketika pada akhir periode
sewa aset dihibahkan kepada penyewa
d) Harga yang berlaku pada akhir periode, yaitu ketika pada
akhir periode sewa aset dibeli oleh penyewa dengan harga
yang berlaku pada saat itu
e) Harga ekuivalen dalam periode sewa yaitu ketika penyewa
membeli aset dalam periode sewa sebelum kontrak sewa
berakhir dengan harga ekuivalen
f) Bertahap selama periode sewa, yaitu ketika alih
kepemilikan dilakukan bertahap dengan pembayaran cicilan
selama periode sewa.33
3) Prinsip Bagi Hasil
Prinsip bagi hasil untuk produk pembiayaan di bank syariah
dioperasionalkan dengan pola-pola sebagai berikut:
a) Pembiayaan Musyarakah
Musyarakah merupakan akad kerja sama usaha antara
dua pihak atau lebih dalam menjalankan usaha, dimana
masing-masing pihak menyertakan modalnya sesuai dengan
kesepakatan, dan bagi hasil atas usaha bersama diberikan
sesuai dengan kontribusi dana adat sesuai kesepakatan
bersama. Musyarakah disebut juga dengan syirkah,
33
Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011), h.161
34
merupakan aktivitas berserikat dalam melaksanakan usaha
bersama antara pihak-pihak yang terkait.34
Ketentuan umum dalam akad musyarakah adalah
sebagai berikut:
1. Semua modal disatukan untuk menjadi modal proyek
musyarakah dan dikelola bersama
2. Setiap pemilik modal berhak turut serta dalam
menentukan kebijakan usaha yang dijalankan oleh
pelaksana proyek
3. Pemilik modal dipercaya untuk menjalankan proyek
musyarakah, tidak boleh melakukan tindakan seperti:
menggabungkan dana proyek dengan harta pribadi;
menjalankan proyek musyarakah dengan pihak lain
tanpa izin pemilik modal lainnya; meberi pinjaman
kepada pihak lain; setiap pemilik modal dianggap
mengakhiri kerjasama apabila: menarik diri dari
perserikatan, meninggal dunia dan menjadi tidak cakap
hukum; biaya yang timbul dalam pelaksanaan proyek
dan jangka waktu proyek harus diketahui bersama; dan
proyek yang akan dijalankan harus disebutkan dalam
akad.35
b) Pembiayaan Mudharabah
34
Ismail, Perbankan Syariah, h.176 35
Neni Sri Imaniyati, Perbankan Syariah dalam Perspektif Hukum Ekonomi, (Bandung:
Mandar Maju, 2013), h.104
35
Pembiayaan mudaharabah merupakan akad
pembiayaan antara bank syariah dengan shahibul maal dan
nasabah sebagai mudharib untuk melaksanakan kegiatan
usaha, dimana bank syariah memberikan modal sebnayak
100% dan nasabah menjalankan usahanya. Hasil usaha atas
pembiayaan mudharabah akan dibagi antara bank syariah
dan nasabah dengan nisbah bagi hasil yang telah disepakati
pada saat akad.36
Adapun jenis-jenis mudharabah yaitu sebagai berikut:37
1) Mudharabah Mutlaqah, yaitu bentuk kerjasama antara
shahibul maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas
dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan
daerah bisnis.
2) Mudharabah Muqayyadah, yaitu bentuk kerjasama antara
shahibul maal dan mudharib yang dibatasi dengan jenis
usaha, waktu dan daerah bisnis oleh shahibul maal.
c. Akad Pelengkap
Untuk memudahkan pelaksanaan pembiayaan, biasanya
diperlukan juga akad pelengkap. Akad pelengkap ini tidak ditujukan
untuk mencari keuntungan, tapi ditujukan untuk mempermudah
36
Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011), h.168 37
M.Syafi‟i Antonio, Bank Syariah Wacana Ulama dan Cendikiawan, (Jakarta: BI dan
Tazkia Institute, ), h.173
36
pelaksanaan pembiayaan. Meskipun tidak ditujunan untuk mecari
keuntungan, dalam akad pelengkap ini dibolehkan untuk meminta
pengganti biaya-biaya yang dikeluarkan untuk melaksankan akad ini.
Besarnya pengganti biaya ini sekedar untuk menutupi biaya yang
benar-benar timbu. Akad pelengkap ini adalah akad-akad tabarru’.
1) Hiwalah (Alih Utang-Piutang)
Hiwalah (Transfer Service) adalah pengalihan
utang/piutang dari orang yang berhutang/berpiutang kepada orang
lain yang wajib menanggungnya/menerimanya.38
Tujuan fasilitas
hiwalah adalah untuk membantu nasabah mendapatkan modal
tunai agar dapat melanjutkan produksinya. Bank mendapat ganti
biaya atas jasa pemindahan piutang. Untuk mengantisipasi risiko
kerugian yang akan timbul, bank perlu melakukan penelitian atas
kemampuan pihak yang berutang.
2) Rahn (Gadai)
Tujuan akad rahn adalah untuk memberikan jaminan
pembayaran kembali kepada bank dalam memberikan
pembiayaan.
Barang yang digadaikan wajib memenuhi kriteria:
a) Milik nasabah sendiri
b) Jelas ukuran, sifat dan nilainya ditentukan berdasarkan nilai
riil pasar
38
Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah, (Jakarta : Rajawali Press, 2007), h.107
37
c) Dapat dikuasai namun tidak boleh dimanfaatkan oleh bank39
3) Qardh
Qardh merupakan fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh
bank syariah dalam membantu pengusaha kecil. Pembiayaan
qardh diberikan tanpa adanya imbalan. Qardh juga merupakan
pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau
diminta kembali sesuai dengan jumlah uang yang dipinjamkan,
tanpa adanya tambahan atau imbalan yang diminta oleh bank
syariah.
4) Wakalah (Perwakilan)
Wakalah dalam aplikasi perbankan terjadi apabila nasabah
memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya
melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti pembukuan L/C,
inkaso dan tranfer uang.
5) Kafalah (Bank Garansi)
Kafalah merupakan jaminan (penanggung) kepada pihak
lain untuk memenuhi kewajiban pihak lain untuk memenuhi
kewajiban pihak yang ditanggung. Dalam aplikasi bank syariah,
kafalah merupakan produk jasa yang diberikan kepada nasabah
yang mengajukan garansi kepada bank untuk melakukan
pekerjaanatas perintah pihak pemberi kerja. Pemberi kerja
biasanya mensyaratkan kepada penerima kerja, bahwa ada
39
Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2013), h.106
38
penjamin yang mau menjamin penyelesaian pekerjaannya,
sehingga pemberi kerja merasa terjamin atas pelaksanaan
pekerjaan yang diberikan.40
Produk kafalah yang diberikan oleh
bank syariah yaitu bank garansi.
d. Produk Jasa
Selain menjalankan funsinya sebagai intermediaries
(penghubung) antara pihak yang membutuhkan dana (deficit unit)
dengan pihak yang kelebihan dana (surplus unit), bank syariah dapat
pula melakukan berbagai pelayanan jasa perbankan kepada nasabah
dengan mendapat imbalan berupa sewa atau keuntungan. Jasa
perbankan tersebut antara lain berupa:
1) Sharf (Jual Beli Valuta Asing)
Pada prinnsipnya jual beli ini sejalan dengan prinsip sharf.
Jual beli mata uang yang tidak sejenis ini, penyerahannya harus
dilakukan pada waktu yang sama (spot). Bank mengambil
keuntungan dari jual beli valuta asing ini.
2) Ijarah (Sewa)
Jenis kegiatan ijarah antara lain penyewaan kotak simpanan
(safe deposit box) dan jasa tata laksana administrasi dokumen
(custodian). Bank mendapat imbalan sewa dari jasa tersebut.
40
Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011), h.201
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Yang akan menjadi studi penelitian dalam penyusunan skripsi ini
adalah siswa kelas XII dengan program jurusan perbankan syariah di SMKN
49 Jakarta. Penulis memilih siswa kelas XII dikarenakan kelas XII lebih
banyak mendapatkan materi pelajaran dibandingkan dengan siswa kelas X
dan XI.
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research) yakni
penelitian yang mengumpulkan data-data lapangan. Dalam penelitian ini
metode yang digunakan yaitu dengan pendekatan kuantitatif, kuesioner dan
wawancara sebagai instrumennya. Hasil penelitian kuantitatif merupakan
sumber data yang mampu disuguhkan dalam bentuk angka-angka.41
C. Lokasi Penelitian
Lokasi yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah SMKN 49
Jakarta yang beralamat di Jl. Sarang Bango Marunda Jakarta Utara.
D. Sumber Data
Sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu:
1. Data Primer, yaitu data yang digunakan tertuang dalam item-item
pertanyaan yang terangkum dalam bentuk kuesioner penelitian. Dalam
41
Sukandarumidi, Metodologi Penelitian Praktis Untuk Pemula, (Yogyakarta: Gajah Mada
University, Juni 2004), cet. Ke-2 h. 63.
40
penelitian ini penyebaran kuesioner langsung diberikan kepada siswa
jurusan perbankan syariah kelas 3 SMKN 49 Jakarta. Kemudian jawaban
responden atas pertanyaan-pertanyaan kuesioner akan menjadi data pokok
untuk melihat pemahaman siswa terhadap akad produk perbankan syariah.
2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari laporan-laporan atau data-
data yang dikeluarkan oleh lembaga terkait, berupa angka dan dokumen.
Selain itu dapat diperoleh dari literatur-literatur seperti buku, jurnal,
internet dan sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi ialah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran,
baik kuantitatif maupun kualitaif, dari pada karakteristik tertentu mengenai
sekelompok objek yang lengkap dan jelas.42
Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa jurusan perbankan syariah kelas XII di SMKN 49
Jakarta yang berjumlah 35 orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang diambil melalui cara-cara
tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi.Adapun
teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik
purosivive sampling, teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu (umumnya disesuaikan dengan tujuan dan masalah penelitian).43
42
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta :
PT.Bumi Aksara, 2008), cet. ke-1 h.42. 43
Ety Rochaety, dkk, Metode Penelitian Bisnis, (Jakarta : Mitra Wacana Media, 2009),
h.66.
41
Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel dengan perpaduan pada
pendapat Suharsimi Arikunto dalam buku Statistik untuk Penelitian Bisnis
oleh Sugiono mengatakan apabila subyek kurang dari 100, lebih baik
diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Tetapi jika subyeknya besar dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25%
atau lebih bergantung setidak-tidaknya dari kemampuan peneliti dari segi
waktu, tenaga dan dana.44
Dalam pengumpulan data ini hanya siswa
jurusan perbankan syariah kelas XII SMKN 49 Jakarta yang berjumlah 35
orang.
F. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data-data dan informasi, penulis langsung terjun ke
lapangan yaitu pada lembaga yang diteliti. Dengan menggunakan
Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan
teknik pengumpulan data melalui:
1. Penelitian Lapangan (Field Research). Yaitu penelitian yang dilakukan
dengan cara melakukan kunjungan kepada objek penelitian yaitu SMKN
49 Jakarta untuk mendapatkan data-data dan informasi terkait penelitian.
Pemilihan SMK tersebut dilakukan secara sengaja (purposive) dengan
pertimbangan bahwa SMKN 49 Jakarta memiliki program jurusan
Perbankan Syariah.
2. Kuesioner. Yaitu melakukan penelitian dengan menyebarkan angket dalam
bentuk daftar pertanyaan untuk dilihat hasilnya. Dalam penelitian ini
44
Sugiono, Statistik Untuk Penelitian Bisnis (Bandung: Alfabeta, 2007), Cet.1, h.61
42
kuesioner disebarkan pada siswa-siswa jurusan perbankan syariah di
SMKN 49 Jakarta. Untuk memudahkan responden dalam menjawab
kuesioner, penulis mengajukan daftar pertanyaan berupa angket yang
setiap pertanyaannya sudah disediakan jawaban untuk dipilih.
3. Wawancara. Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab
sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berdasarkan pada tujuan
penelitian. Sehingga dapat menghasilkan data yang memuaskan.45
4. Dokumentasi. Yaitu dilakukan dengan cara mengumpulkan data
berdasarkan laporan terkait dengan masalah penelitian.
G. Variabel Penelitian
Variabel yang dijadikan dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas atau variabel independen yaitu variabel yang
mempengaruhi atau variabel penyebab. Dalam hal ini variabel bebasnya
(X) adalah akad produk perbankan syariah.
2. Variabel terikat atau variabel dependen yaitu variabel yang dipengaruhi
atau variabel yang disebabkan. Dalam hal ini variabel dependennya (Y)
adalah tingkat pemahaman siswa.
Dalam permasalahan yang diteliti maka variabel penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Y = Tingkat pemahaman siswa
X = Akad produk perbankan syariah
45
Sutrisno Hadi, metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1997), h. 193.
43
H. Teknik Analisis Data
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui metode
analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang
berkenaan dengan bagaimana cara mendeskripsikan, menggambarkan,
menjabarkan, atau menguraikan data secara mudah dipahami.46
2. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Validitas
Validitas isi dari suatu instrumen pengkur adalah sejauh
manainstrumen ini mencakup topik penelitian. Jika instrumennya
mengandung suatu sampel yang dapat mewakili populasi dari subjek
yang diteliti, maka validitas isinya baik. Untuk menilai validitas isi
suatu instrumen kita harus sepakat dulu mengenai unsur-unsur apa yang
perlu dicakup dalam permasalahan yang diteliti.47
b. Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran.
Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu pengukuran yang
mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya (reliabel). Reliabilitas
merupakan salah satu ciri karakter utama instrumen pengukuran yang
baik.
Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empiris ditunjukan oleh suatu
angka yang disebut koefisien reliabilitas. Walaupun secara teoritis
46
Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011) h. 2 47
Muhamad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2008) h. 129
44
besarnya koefisien reliabilitas bekisar antara 0,00-1,00; akan tetapi pada
kenyataannya koefisien sebesar 1,00 tidak pernah dicapai dalam
pengukuran, karena manusia sebagai subjek pengukuran psikologis
merupakan error yang potensial. Disamping itu walaupun koefisien
korelasi dapat bertanda positif (+) atau negatif (-), akan tetapi dalam hal
reliabilitas, koefisien yang besarnya kurang dari nol (0,00) tidak ada
artinya karena interpretasi reliabilitas selalu mengacu kepada koefisien
yang positif.48
48
Ety Rochaety, dkk, Metode Penelitian Bisnis, (Jakarta : Mitra Wacana Media, 2009),
h.50
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMKN 49 Jakarta
1. Sejarah Singkat SMKN 49 Jakarta49
SMK Negeri Jakarta merupakan nama dan nomor lembaga
pendidikan dari SMEA Negeri 31 Jakarta, pengembangan dari
SMEA Negeri 10 Jakarta yang sekarang menjadi SMK Negeri 12
Jakarta.
Pada tahun pelajaran 1978-1979, di bawah kepemimpinan
Bapak Samidin R, SMEA Negeri 10 Jakarta menerima siswa baru
melebihi daya tampung sebanyak 4 (empat) kelas. Untuk
mengatasinya menggunakan gedung SD Rawa Badak dibawah
pengawasan Bapak A. Koko sebagai wakil kepala sekolah.
Dengan adanya peningkatan animo masyarakat untuk
menyekolahkan anaknya di sekolah ini, tahun 1979-1980 proses
pembelajaran dipindahkan ke gedung SMP 143 di Pedongkelan-
Cilincing – Jakarta Utara dengan daya tampung 7 (tujuh) kelas.
Pada tahun 1980 sampai dengan tahun 1992 memperoleh
tempat dan gedung sendiri dengan daya tampung 10 kelas masih
berstatus sebagai sekolah filial dari SMEA Negeri 10 Jakarta,
49
www.smkn49jkt.sch.id
46
dibawah kepemimpinan Bapak Anwar sampai dengan Tahun 1984,
dilanjutkan Ibu Tangkudung sampai dengan Tahun 1985.
Tahun 1986 SMEA Negeri 31 Jakarta melepaskan diri dari
status filial SMEA Negeri 10 Jakarta, dipimpin oleh Bapak Drs. H
Darkosih dengan jumlah 10 (sepuluh) kelas. Tahun 1986 – 1989
dibawah pimpinan Bapak Soejono dan pada tahun 1989 sampai
dengan tahun 1999 dipimpin oleh Bapak Drs. DJ.P.Tamba.
Tahun 1993 bulan Juli, sekolah ini memiliki gedung baru di
Kelurahan Marunda Baru – Kecamatan Cilincing Jakarta Utara.
Gedung ini berdiri di atas tanah seluas 12.005 m2 dan luas
bangunan 4.043 m2 berlantai tiga.50
Masih dibawah kepemimpinan Bapak Drs. Dj.P.Tamba,
sampai dengan tahun 1999 dengan jumlah kelompok belajar
sebanyak 20 (dua puluh) kelas. Tahun 1997, berdasarkan SK
Mendikbud No. 036/0/1997, SMEA Negeri 31 Jakarta berubah
menjadi SMK Negeri 49 Jakarta Kelompok Bisnis Dan
Manajemen.
Tahun 1999 sampai dengan tahun 2001, sekolah dibawah
kepemimpinan Bapak H. Slamet Rosyidi, dengan jumlah
rombongan belajar berkurang hingga 19 kelas, disesuaikan dengan
kapasitas ruang belajar yang ada hanya 18 ruang kelas.
50
www.smkn49jkt.sch.id
47
Sejak Januari 2001 sampai dengan tahun 2006 SMK Negeri
49 Jakarta dibawah kepemimpinan Bapak Drs. Dudung Durakhim
dengan komposisi kelompok belajar sebanyak 18 kelas, terdiri dari
2 rombongan belajar, setiap program keahlian menempatkan
tingkatnya masing-masing (lantai 1 – 3). Program keahlian yang
terselenggara yaitu Program Keahlian Sekretaris, Akuntansi dan
Penjualan.
Kemudian pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2007 SMK
Negeri 49 Jakarta dibawah kepemimpinan Bapak Drs. Rivai Siri.
MM, Program keahlian bertambah satu yaitu Program Keahlian
Perbankan Syariah yang dilanjutkan dengan pengadaan Bank Mini
49 sehingga program keahlian secara keseluruhan ada empat yaitu
Program Studi Keahlian (PSK) Administrasi Perkantoran, PSK
Akuntansi, PSK Pemasaran dan PSK Perbankan Syariah.51
Selanjutnya pada tahun 2007 sampai dengan 2011 SMK
Negeri 49 di bawah kepemimpinan Bapak Junaedi. SPd, MM.
Dalam periode kepemimpinannya beliau sangat besar
memperhatikan fisik dan Sarpras SMK Negeri 49 Jakarta sehingga
di awal tahun 2010 SMK Negeri 49 sarat dengan berbagai
perubahan. Dari pengadaan sampai dengan penyempurnaan sarana
& prasarana pendidikan serta pembangunan fasilitas fisik dan non
fisik, seperti:
51
www.smkn49jkt.sch.id
48
1. Fasilitas: Renovasi Gedung Belajar, Renovasi Pagar Utama/
Depan, Pos Keamanan, Salon, Front Office Receptionis,
Renovasi Aula, Musholla, Pemasangan CONBLOC di
lingkungan sekolah, Green School.
2. Sarprasdik: Pemasangan In Focus di kelas/ruang belajar, Multi
Media, Penyempurnaan Laboratorium bahasa, Komputer,
Laboratorium Perkantoran/Akuntansi/Pemasaran, Bisnis
Centre.
3. Pembangunan Sarana Olah Raga: Lapangan Tenis, Lapangan
Tenis Meja, Lapangan Badminton, Lapangan Basket,
Lapangan Volly dan Lapangan Atletik.
4. Sarana Penunjang: Multi Media Intertainment, Counseling
Room, Ruang OSIS, Ruang Sound System, Kantin, Gudang
(Elektronik, Mebelair, alat–alat Olah Raga).
5. Sarana IT (Informatika & Teknologi): IT Room,
Penyempurnaan Website SMK Negeri 49 Jakarta yaitu
www.smkn49jkt.sch.id dan @Email : [email protected],
Perpustakaan Digital.52
Tahun 2011 SMK Negeri 49 Jakarta dipimpin oleh Drs.
Purwanto,MT, beliau mulai melakukan pembenahan-pembenahan
yang dianggap perlu, seperti penggunaan Lab-Lab yang belum
maksimal dan etos kerja guru dan karyawan lebih ditingkatkan.
52
www.smkn49jkt.sch.id
49
Yang lebih penting lagi adalah beliau juga mulai merintis pola
belajar dan pengajaran yang efektif untuk siswa-siswi SMK Negeri
49 Jakarta dan mendorong personil SMK Negeri 49 Jakarta untuk
meningkatkan pelayanan dan mutu pengajaran.
Tahun 2013, tepatnya bulan Mei Pak Purwanto diganti oleh
Bapak Kastolani, MPd yang juga pernah menjadi guru di SMK
Negeri 49 Jakarta beberapa tahun lalu.
Dalam kepemimpinannya beliau mewajibkan guru-guru
mengajar di kelas menggunakan LCD dan aplikasi „Powerpoint‟
dalam menyampaikan materi pembelajaran. Dengan
diberlakukannya kurikulum 2013, maka guru-guru dituntuk untuk
lebih aktif dan kreatif dalam memberikan pengajaran,
mengedapankan nilai-nilai moral dan agama.53
Untuk itu maka dibuatlah „Kantin Jujur‟, Kantin Ramah
Lingkungan maupun Tadarus Jumat Pagi. Melakukan sholat Jumat
di Masjid Sekolah yang telah direnovasi dan menyarankan siswa,
guru dan karyawan membaca Al Quran satu hari satu juz.
Sarana dan prasarana tetap menjadi perhatian khusus dalam
menunjang kegiatan belajar mengajar. Semua peralatan
pembelajaran harus siap pakai dan jika timbul kerusakan harus
segera direspon untuk diperbaiki. Membuat Lembar Ketidakpuasan
53
www.smkn49jkt.sch.id
50
Pelanggan sebagai indikator kerja guru dan karyawan dalam
melayani siswa.
Pembukaan program keahlian baru, jurusan Multimedia
menambah jumlah kelas menjadi 22 kelas, ternyata memiliki
antusias yang luar biasa dari masyarakat dengan banyaknya
pendaftar yang bersaing melalui PPDB online. Walaupun baru
dibuka satu kelas namun memiliki siswa-siswi yang yang memiliki
talenta yang bagus.54
2. Visi dan Misi SMKN 49 Jakarta55
a. Visi SMKN 49 Jakarta
Visi SMKN 49 Jakarta yaitu menjadi SMK yang mampu
menyiapkan SDM tingkat menengah yang berkompetensi dan
berakhlak mulia untuk mengisi pasar kerja di era globalisasi.
b. Misi SMKN 49 Jakarta
Misi SMKN 49 Jakarta adalah sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan berbasis
kewirausahaan dan life skill.
2. Meningkatkan kemampuan tamatan berkompetensi unggul
dan berdaya saing global.
3. Menerapkan sistem manajemen mutu iso 9001-2008.
4. Mengembangkan green school.
54
www.smkn49jkt.sch.id 55
Profil SMKN 49 Jakarta (Jakarta, SMKN 49 Jakarta, 2016), h. 3
51
5. Menyelenggarakan aktifitas pengembangan diri dilandasi
iman dan taqwa.
3. Strategi SMKN 49 Jakarta56
Strategi SMKN 49 Jakarta adalah sebagai berikut:
a. Membentuk kelompok kerja ( pokja ) atau tim kecil sebagai
pionir dalam mengimplementasikan budaya profesional.
b. Menjaring siswa yang berkualitas.
c. Menganalisis dan mensinkronkan kurikulum dengan tuntutan
standar kompetensi.
d. Meningkatkan kompetensi guru melalui sertifikasi guru.
e. Membangun organisasi dan manajemen sekolah yang handal
dan kondusif.
f. Menambah dan memberdayakan fasilitas sekolah untuk
mendukung kegiatan pembelajaran.
g. Menjalin kerjasama yang harmonis dengan stake holders.
h. Menumbuh kembangkan jiwa kewirausahaan dan pendidikan
lingkungan hidup seluruh waga sekolah.
i. Meningkatkan budaya kerja yang profesional, kreatif dan
inovatif.
56
Profil SMKN 49 Jakarta, h. 3
52
4. Mitra SMKN 49 Jakarta57
Perusahaan-perusahaan yang telah bekerja sama atau menjadi
mitra SMKN 49 Jakarta adalah sebagai berikut:
1. PT Gemala Sarana Upaya (Jl. Semper Timur No.3 Cilincing,
Jakarta)
2. PT Komatsu Indonesia (Jl. Raya Cakung Cilincing Km 4,
Jakarta)
3. IGP Group (Jl. Pegangsaan Dua Km 1,6 Kelapa Gading,
Jakarta)
4. Rumah Sakit Tebet (Jl. Let.Jen Haryono M.T.No.8, Jakarta
Selatan)
5. PT DKB (Jl. Sindang Laut No 101- Cilincing, Jakarta)
6. PT Kodja Terramarin (Jl. Agung Timur 1210 Blok N-3 Sunter
Agung, Podemoro)
7. PT Eight Oh Two Indonesia (Jl. Raya Cakung Cilincing, Jakarta
Utara)
8. Bank Mega Syariah (Jl.Raya Enggano-Tanjung Priuk)
9. Telkom Indonesia (Jl. Yos Sudarso No 23-24, Jakarta)
10. PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) (Jl.Raya Cakung
Cilincing, Tanjung Priuk)
11. TOYOTA (Jl.Laks.Yos Sudarso, Sunter II)
57
Profil SMKN 49 Jakarta, 21-22
53
12. PT Denso Indonesia (Jl.Gaya Motor I No.6 Sunter II, Tanjung
Priuk)
13. PT Astra Honda Motor (Jl.Yos Sudarso Sunter I, Jakarta Utara)
14. PT Tri Dharma Wisesa (Jl. Pegangsaan Ii Blok A-1 Km 1.6
Kelapa Gading, Jakarta)
15. PT Lion Superindo (Jl. Danau Sunter Utara Blok A-2 Sunter,
Jakarta Utara)
16. PT Gaya Motor (Jl. Gaya Motor Raya No.3 Sunter II, Jakarta)
17. PT Airin (Jl.Cilincing Raya No.33, Cilincing-Jakarta)
18. TB Gramedia Kelapa Gading (Jl. Bulevar Raya, Jakarta Utara)
19. PT Timitra Batterai Prakasa (Jl.Semper Timur No.3, Cilincing)
20. Sioen Indonesia (Jl. Pontianak Blok C0203, Jakarta)
21. Pt Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) (Jl.Yos Sudarso No.38-
39-40, Tanjung Priuk-Jakarta)
22. Patria (Jl.Raya Bekasi Km 22, Jakarta)
23. PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk (Jl.Pasir Putih Blok E5,
Jakarta)
24. Direktorat Jendral Pajak (Jl.Walang Baru No.10 Plumpang
Semper, Jakarta Utara)
25. PT Dankos Farma (Jl. Rawa Gatel Blok 3S, Kawasan Industri
Pulogadung-Jakarta)
26. PT Federal International Finance (Jl. Gaya Motor Raya No.8
Sunter II, Jakarta Utara)
54
27. PT Karya Budi Mulya (Jl.Raya Cilincing No.23, Jakarta Utara)
28. PT (Persero) Pengerukan Indonesia (Jl.Raya Ancol Baru No.1
Ancol Timur, Jakarta)
29. Departemen Perhubungan Badan Pendidikan Dan Pelatihan
(Jl.Danau Sunter Utara Blok G, Jakarta)
30. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara Dan Lelang Jakarta 1
(Jl.Prapatan No.10, Jakarta)
31. Astra World (Jl. Gaya Motor I No.10 Sunter II, Jakarta)
32. Koperasi Pegawai Maritim Tanjung Priuk (Jl.Cempaka No.14,
Tanjung Priuk)
55
5. Struktur Organisasi SMKN 49 Jakarta
Struktur organisasi SMKN 49 Jakarta adalah sebagai berikut:
56
B. Gambaran Responden
Responden dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMKN 49
Jakarta kelas XII jurusan perbankan syariah dengan jenis kelamin
perempuan sebanyak 35 siswa. Proses pengumpulan data dilakukan
dengan menyebarkan kuesioner kepada siswa seputar pemahaman dan
pengetahuan akad dan produk perbankan syariah. Hal ini dilakukan
dengan alasan karena siswa kelas XII mempunyai tingkat pemahaman
ddan pengetahuan yang berbeda dengan kelas X dan XI.
Gambar 4.1
C. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Dalam kuesioner ini terdapat 25 pertanyaan dengan jumlah
sampel sebanyak n=35 dan untuk mengetahui tingkat validitas
maka n-2 (35-2=33). Hasil dari r tabel 33 adalah 0,3338 dan hasil
49% 51%
Usia Responden
17 Tahun
18 Tahun
Sumber: Hasil data yang diolah
57
dari SPSS yang dinyatakan valid terdapat 20 pertanyaan sebagai
berikut:
Tabel 4.1
Item Pertanyaan Corrected Item –
Total Correlation Keterangan
Bank syariah merupakan
bank yang beroperasi sesuai
dengan prinsip-prinsip
syariah.
0,402 Valid
Bank syariah menggunakan
sistem bagi hasil sedangkan
bank konvensioal
menggunakan sistem bunga.
0,413 Valid
Dalam praktiknya bank
syariah tidak sama dengan
bank konvensional.
0,442 Valid
Mayoritas ulama
mengatakan bahwa bunga
bank adalah riba dan
hukumnya haram.
0,437 Valid
Secara singkat riba dapat
diartikan pengambilan
tambahan dari harta pokok
atau modal secara batil.
0,392 Valid
Qardh, Jahiliyyah, Fadhl,
dan Nasi‟ah adalah macam-
macam bentuk riba.
0,398 Valid
Produk-produk bank syariah
mempunyai kemiripan
dengan bank konvensional
0,448 Valid
58
tetapi tidak sama karena
pada bank syariah harus
menghindari unsur-unsur
yang dilarang seperti riba,
gharar, dan maysir.
Bentuk utama produk bank
syariah menggunakan pola
bagi hasil.
0,385 Valid
Bank syariah hanya
menyalurkan
pembiayaannya pada
bidang-bidang yang halal
saja.
0,440 Valid
Dari tabungan yang
menggunakan akad
mudharabah nasabah akan
memperoleh bagi hasil.
0,502 Valid
Tabungan yang menggunkan
akad wadiah nasabah tidak
akan memperoleh bagi hasil,
tetapi bankboleh
memberikan bonus dan tidak
boleh dipersyaratkan diawal
akad.
0,432 Valid
Dalam bank syariah
pembiayaan dengan akad
mudharabah berbeda dengan
akad musyarakah.
0,403 Valid
Prinsip dasar yang dipakai
murabahah dalam bank 0,558 Valid
59
syariah adalah akad jual
beli, sedangkan prinsip dasar
yang dipakai oleh kredit
dalam bank konvensional
adalah pinjam meminjam.
Istishna dalam bank syariah
umumnya diaplikasikan
pada pembiayaan
manufaktur dan konstruksi.
0,474 Valid
Setelah saya mengetahui
tentang bank syariah saya
lebih cenderung memilih
bank syariah dibanding bank
konvensional.
0,587 Valid
Bank syariah mendatangkan
keuntungan dunia dan
akhirat.
0,529 Valid
Sebagai umat Islam saya
memilih dan menggunakan
bank syariah sebagai jasa
dalam transaksi perbankan.
0,511 Valid
Setelah mengetahui bank
sayariah saya menjadi
nasabah bank syariah.
0,372 Valid
Saya membuat artikel atau
tulisan-tulisan tentang bank
syariah sebagai bentuk
apresiasi terhadap bank
syariah.
0,507 Valid
Setelah saya belajar bank 0,437 Valid
60
syariah saya akan mengajak
sanak saudara saya untuk
menabung di bank syariah.
b. Uji Reliabilitas
Suatu variabel dikatakan reliabel apabila:58
1. Nilai Cronbach Alpha (α) > 0.60 maka butir atau variabel
tersebut reliabel.
2. Nilai Cronbach Alpha (α) < 0.60 maka butir atau variabel
tersebut tidak reliabel.
Tabel 4.2
Dapat disimpulkan bahwa hasil uji reliabilitas skala diperoleh
hasil bahwa koefisien reliabilitas skala adalah 0,794 diatas 0,60
yang berarti skala tersebut reliabel.
58 Sekaran, Uma dan Bougie, “Reasearch Methods For Bussiner 5th Edition”, Wiley 2010,
h.157
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.794 20
Sumber: Data hasil pengolahan SPSS
61
D. Analisis Deskriptif Statistik
1. Dari Aspek Pengetahuan
Tabel 4.3
Pengertian Bank Syariah
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent Mean
Valid Ragu-Ragu 2 5.7 5.7 5.7
Setuju 15 42.9 42.9 48.6 4.46
Sangat Setuju 18 51.4 51.4 100.0
Total 35 100.0 100.0
Sumber: Data hasil pengolahan SPSS
Dari tabel diatas menggambarkan pengetahuan responden
terhadap pengertian bank syariah, yaitu terdapat 51,4% responden
menyatakan sangat setuju, sementara 42,9% menyatakan setuju dan
5,7% menyatakan ragu-ragu. Artinya bahwa sebagian besar
responden sangat mengetahui pengertian dari bank syariah.
Selanjutnya untuk memperkuat pernyataan diatas, mean
berada pada skala 4 (setuju), artinya rata-rata responden
menyatakan setuju/tahu bahwa bank syariah merupakan bank yang
beroperasi sesuai dengan prinsip syariah. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa rata-rata responden memiliki pengetahuan
tentang bank syariah.
62
Tabel 4.4
Perbedaan sistem bank syariah dengan bank konvensional
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent Mean
Valid Ragu-Ragu 1 2.9 2.9 2.9
Setuju 8 22.9 22.9 25.7 4.71
Sangat Setuju 26 74.3 74.3 100.0
Total 35 100.0 100.0
Sumber: Data hasil pengolahan SPSS
Pada tabel diatas menunjukan bahwa bank syariah
menggunakan sistem bagi hasil sedangkan bank konvensional
menggunakan sistem bunga. Didapatkan sebanyak 74,3%
responden menyatakan sangat setuju, 22,9% menyatakan setuju dan
2,9% menyatakan ragu-ragu. Hal tersebut menggambarkan bahwa
sebagian besar responden sangat mengetahui perbedaan bank
syariah dengan bank konvensional.
Berdasarkan pada tabel didapat angka mean 4,71 atau berada
pada skala 5 (sangat setuju) dalam skala likert, sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa rata-rata responden mengetahui
perbedaan bank syariah sdengan bank konvensional.
63
Tabel 4.5
Pernyataan responden terhadap praktik bank syariah tidak
sama dengan bank konvensional pada tabel diatas menunjukan
37,1% sangat setuju, 60% menyatakan setuju dan 2,9%
menyatakan ragu-ragu. Berdasarkan pernyataan diatas dapat
disimpulkan bahwa responden mengetahui perbedaan praktik
dalam bank syariah dan bank konvensional.
Hal tersebut juga ditunjukan tabel statistik, dimana mean
berada pada angka 4,34 atau berada pada skala 4 (setuju). Artinya
rata-rata responden menyatakan tahu bahwa praktik dalam bank
syariah berbeda dengan bank konvensional.
Perbedaan praktik bank syariah dengan bank konvensional
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent Mean
Valid Ragu-Ragu 1 2.9 2.9 2.9
Setuju 21 60.0 60.0 62.9 4.34
Sangat
Setuju
13 37.1 37.1 100.0
Total 35 100.0 100.0
Sumber: Data hasil pengolahan SPSS
64
Tabel 4.6
Pengharaman bunga bank mayoritas ulama
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent Mean
Valid Setuju 8 22.9 22.9 22.9 4.77
Sangat Setuju 27 77.1 77.1 100.0
Total 35 100.0 100.0
Sumber: Data hasil pengolahan SPSS
Pada tabel diatas terlihat 77,1% responden menyatakan
sangat setuju dengan pernyataan mayoritas ulama menyatakan
bahwa bunga bank adalah riba dan hukumnya haram dan 22,9%
responden menyatakan setuju. Hal ini menunjukan bahwa sebagian
besar responden sangat mengetahui bahwa bunga bank adalah
haram.
Dengan nilai mean 4,77 mendekati pada skala 5, artinya
mayoritas responden menyatakan sangat setuju mayoritas ulama
mengatakan bahwa bunga bank adalah riba dan hukumnya adalah
haram. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden
mengetahui keharaman dari bunga bank.
65
Tabel 4.7
Pengertian riba
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent Mean
Valid Setuju 9 25.7 25.7 25.7 4.74
Sangat Setuju 26 74.3 74.3 100.0
Total 35 100.0 100.0
Sumber: Data hasil pengolahan SPSS
Tabel diatas menunjukan pengetahuan responden terhadap
pengertian riba, didapatkan sebesar 74,3% responden menyatakan
sangat setuju dan 25,7% responden menyatakan setuju.
Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden sangat mengetahui pengertian dari riba.
Dari tabel diatas menunjukan angka mean sebesar 4,74 atau
mendekati pada skala 5 dapat diartikan bahwa rata-rata responden
menyatakan sangat setuju dengan pernyataan riba dapat diartikan
pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara batil.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
responden mengetahuiarti riba.
66
Tabel 4.8
Macam-macam riba
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent Mean
Valid Setuju 15 42.9 42.9 42.9 4.57
Sangat Setuju 20 57.1 57.1 100.0
Total 35 100.0 100.0
Sumber: Data hasil pengolahan SPSS
Pada tabel diatas terdapat 57,1% responden menyatakan
sangat setuju bahwa qardh, jahiliyyah, fadhl, dan nasi‟ah adalah
macam-macam bentuk riba dan 42,9% responden menyatakan
setuju. Dengan demikian dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa mayoritas responden sangat mengetahui macam-macam
riba.
Kemudian mean dari jawaban responden berada pada angka
4,57 yang artinya nilai ini mendekati angka 5 (sangat setuju) dalam
skala likert. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata jawaban
responden berada dalam skala sangat setuju, hal ini berarti
responden sangat mengetahui macam-macam dari riba.
67
Tabel 4.9
Produk-produk bank syariah
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent Mean
Valid Setuju 13 37.1 37.1 37.1 4.63
Sangat Setuju 22 62.9 62.9 100.0
Total 35 100.0 100.0
Sumber: Data hasil pengolahan SPSS
Tabel diatas menunjukan pernyataan bahwa produk-produk
bank syariah harus menghindari unsur-unsur yang diharamkan,
didapatkan sebesar 62,9% menyatakan sangat setuju dan setuju
37,1% menyatakan setuju. Berdasarkan tabel tersebut dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar responden mengetahui
perbedaan produk-produk bank syariah dengan bank konvensional.
Berdasarkan pada tabel didapatkan angka mean sebesar 4,63
atau mendekati angka 5 dalam skala likert yang berati sangat
setuju, sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden
sangat mengetahui perbedaan produk-produk bank syariah dengan
bank konvensional.
68
Tabel 4.10
Produk bagi hasil
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent Mean
Valid Setuju 14 40.0 40.0 40.0 4.60
Sangat Setuju 21 60.0 60.0 100.0
Total 35 100.0 100.0
Sumber: Data hasil pengolahan SPSS
Bentuk utama produk bank syariah menggunakan pola bagi
hasil, atas pernyataan tersebut padatabel diatas menunjukan 60%
responden menyatakan sangat setuju dan 40% responden
menyatakan setuju. Frekuensi diatas menunjukan bahwa sebgaian
besar responden memiliki pengetahuan yang baik terhadap
pernyataan tersebut.
Pada tabel diatas menunjukan pada angka mean 4,60 atau
mendekati angka 5 dalam skala likert, artinya rata-rata responden
menyatakan sangat setuju. Sehingga dapat diambil kesimpulan
bahwa rata-rata responden mengetahui ciri khas yang ada pada
bank syariah yaitu menggunakan pola bagi hasil.
69
Tabel 4.11
Produk pembiayaan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent Mean
Valid Ragu-Ragu 3 8.6 8.6 8.6
Setuju 12 34.3 34.3 42.9 4.49
Sangat Setuju 20 57.1 57.1 100.0
Total 35 100.0 100.0
Sumber: Data hasil pengolahan SPSS
Dari tabel diatas menunjukan pernyataan bahwa bank syariah
hanya menyalurkan pembiayaannya pada bidang-bidang yang halal
saja, didapatkan sebesar 57,1% responden menyatakan sangat
setuju, 34,3% responden menyatakan setuju dan 8,6% menyatakan
ragu-ragu. Hal tersebut menggambarkan bahwa responden
mengetahui bahwa bank syariah menyalurkan dananya untuk
pembiayaan yang halal saja.
Demikian juga pada tabel mean terdapat angka sebesar 4,49
atau berada pada skala 4 (setuju), artinya rata-rata responden
menyatakan setuju bahwa bank syariah hanya menyalurkan
dananya pada bidang-bidang yang halal saja. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa rata-rata responden mengetahui penyaluran
pembiayaan yang ada pada bank syariah.
70
Tabel 4.12
Akad Mudharabah
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent Mean
Valid Setuju 14 40.0 40.0 40.0 4.60
Sangat Setuju 21 60.0 60.0 100.0
Total 35 100.0 100.0
Sumber: Data hasil pengolahan SPSS
Tabel diatas menunjukan bahwa terdapat 60% menyatakan
sangat setuju dan 40% menyatakan setuju. Berdasarkan hasil
tersebut menggambarkan responden mengetahui akad mudharabah
pada bank syariah.
Kemudian mean pada tabel tersebut sebesar 4,60 artinya nilai
ini mendekati angka 5 (sangat setuju) dalam skala likert. Hal ini
berarti rata-rata responden mengetahui akad mudharabah pada bank
syariah.
Tabel 4.13
Akad wadiah
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent Mean
Valid Sangat Tidak
Setuju 2 5.7 5.7 5.7
Tidak Setuju 4 11.4 11.4 17.1
Ragu-Ragu 3 8.6 8.6 25.7 3.80
Setuju 16 45.7 45.7 71.4
Sangat Setuju 10 28.6 28.6 100.0
Total 35 100.0 100.0
Sumber: Data hasil pengolahan SPSS
71
Dari tabel diatas menunjukan bahwa terdapat 28,6%
menyatakan sangat setuju, 45,7% menyatakan setuju, 8,6%
menyatakan ragu-ragu, 11,4% menyatakan tidak setuju dan 5,7%
menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapt
disimpulkan bahwa responden mayoritas mengetahui akad wadiah
dalam bank syariah.
Tabel diatas menunjukan mean pada angka 3,80 atau
mendekati skala 4, artinya sebagian besar responden menyatakan
setuju sehingga dapat distaik kesimpulan bahwa sebagian besar
responden mengetahui akad wadiah dalam bank syariah.
Tabel 4.14
Perbedaan akad mudharabah dengan musyarakah
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent Mean
Valid Tidak Setuju 5 14.3 14.3 14.3
Ragu-Ragu 1 2.9 2.9 17.1
Setuju 15 42.9 42.9 60.0 4.09
Sangat Setuju 14 40.0 40.0 100.0
Total 35 100.0 100.0
Sumber: Data hasil pengolahan SPSS
Pada tabel diatas menunjukan bahwa terdapat 40%
menyatakan sangat setuju, 42,9% menyatakan setuju, 2,9%
menyatakan ragu-ragu dan 14,3% menyatakan tidak setuju.
72
Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpukan bahwa sebagian besar
responden mengetahui perbedaan akad mudharabah dengan akad
musyarakah dalam produk pembiayaan.
Dari tabel diatas menunjukan angka mean sebesar 4,09 atau
berada pada skala 4 (setuju), artinya rata-rata responden
menyatakan setuju perbedaan akad mudharabah dengan
musyarakah dalam produk pembiayaan bank syariah.
Tabel 4.15
Akad murabahah
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent Mean
Valid Ragu-Ragu 2 5.7 5.7 5.7
Setuju 23 65.7 65.7 71.4 4.23
Sangat Setuju 10 28.6 28.6 100.0
Total 35 100.0 100.0
Sumber: Data hasil pengolahan SPSS
Pada tabel diatas menunjukan bahwa terdapat 28,6%
menyatakan sangat setuju, 65,7% menyatakan setuju dan 5,7%
menyatakan ragu-ragu. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden mengetahui akad
murabahah pada bank syariah.
Berdasarkan tabel staistik didapat angka 4,23 atau berada
pada skala 4 (setuju) yang artinya rata-rata responden menyatakan
setuju terhadap pernyataan prinsip dasar yang dipakai murabahah
73
adalah akad jual beli, hal ini dapat disimpulkan bahwa rata-rata
responden mengetahui akad murabahah dengan baik.
Tabel 4.16
Akad istishna
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent Mean
Valid Tidak Setuju 10 28.6 28.6 28.6
Ragu-Ragu 6 17.1 17.1 45.7 3.51
Setuju 10 28.6 28.6 74.3
Sangat Setuju 9 25.7 25.7 100.0
Total 35 100.0 100.0
Sumber: Data hasil pengolahan SPSS
Dari tabel diatas menggambarkan bahwa terdapat 25,7%
menyatakan sangat setuju, 25,7% menyatakan ssetuju, 20%
menyatakan ragu-ragu dan 28,6% menyatakan tidak setuju. Hal
tersebut menunjukan bahwa hanya sebagian responden mengetahui
akad istishna pada bank syariah.
Berdasarkan tabel diatas, didapat angka mean 3,51 atau
mendekati skala 4 (setuju) yang artinya rata-rata responden
menyatakan setuju terhadap pernyataan mengenai akad istishna,
sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata dari responden
mengetahui akad istishna pada bank syariah.
74
2. Dari Aspek Sikap
Tabel 4.17
Kecenderungan memilih bank syariah
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent Mean
Valid Ragu-Ragu 1 2.9 2.9 2.9
Setuju 8 22.9 22.9 25.7 4.71
Sangat Setuju 26 74.3 74.3 100.0
Total 35 100.0 100.0
Sumber: Data hasil pengolahan SPSS
Pada tabel diatas menunjukan pernyataan kecenderungan
memilih bank syariah dibandingkan dengan bank konvensional
setelah mengetahui bank syariah. Terdapat 74,3% responden
menyatakan sangat setuju, 22,9% menyatakan setuju dan 2,9%
menyatakan ragu-ragu. Berdasarkan data frekuensi diatas dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan sangat
setuju terhadap pernyataan tersebut, artinya mereka lebih meyakini
bank syariah dibandingkan dengan bank konvensional.
Berdasarkan tabel statistik diatas, didapat angka mean 4,71
atau mendekati pada skala 5 (sangat setuju) yang artinya rata-rata
responden menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan lebih
cenderung memilih bank syariah dibandingkan dengan bank
konvensional. Hal ini dapat disimpulkan bahwa rata-rata dari
responden memiliki pemahaman yang baik tentang bank syariah.
75
Tabel 4.18
Bank syariah mendatangkan keuntungan dunia dan akhirat.
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent Mean
Valid Ragu-Ragu 1 2.9 2.9 2.9
Setuju 13 37.1 37.1 40.0 4.57
Sangat Setuju 21 60.0 60.0 100.0
Total 35 100.0 100.0
Sumber: Data hasil pengolahan SPSS
Menurut 60% responden menyatakan sangat setuju bahwa
bank syariah mendatangkan keuntungan dunia dan akhirat, 37,1%
responden menyatakan setuju dan 2,9% responden menyatakan
ragu-ragu. Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan
tersebut.
Kemudian dari tabel diatas terlihat angka mean 4.57 atau
mendekati pada skala 5 (sangat setuju) yang artinya rata-rata
responden menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan bahwa
bank syariah mendatangkan keuntungan dunia dan akhirat. Hal ini
dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata responden memiliki
keyakinan terhadap pernyataan tersebut.
76
Tabel 4.19
Sebagai umat Islam saya memilih dan menggunakan bank syariah sebagai
jasa dalam transaksi perbankan.
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent Mean
Valid Tidak Setuju 1 2.9 2.9 2.9
Setuju 13 37.1 37.1 40.0 4.54
Sangat Setuju 21 60.0 60.0 100.0
Total 35 100.0 100.0
Sumber: Data hasil pengolahan SPSS
Pada tabel diatas menunjukan kecenderungan dalam memilih
dan menggunakn jasa bank syariah untuk melakukan transaksi
terdapat 60% menyatakan sangat setuju, 37,1% menyatakan setuju
dan 2,9% menyatakan tidak setuju. Hal tersebut menggambarkan
mayoritas responden memiliki pemahaman yang baik sehingga
lebih memilih jasa bank syariah untuk melakukan transaksi
perbankan.
Demikian juga pada tabel mean terdapat angka sebesar 4,54
atau mendekati skala 5 (sangat setuju), artinya rata-rata responden
menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan bahwa sebagai umat
Islam lebih memilih dan menggunakan bank syariah sebagai jasa
dalam transaksi perbankan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
rata-rata responden memiliki kecendrungan untuk memilih dan
menggunakan bank syariah.
77
3. Dari Aspek Tindakan
Tabel 4.20
Setelah mengetahui bank sayariah saya menjadi nasabah bank syariah.
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent Mean
Valid Tidak Setuju 1 2.9 2.9 2.9
Ragu-Ragu 2 5.7 5.7 8.6
Setuju 15 42.9 42.9 51.4 4.37
Sangat Setuju 17 48.6 48.6 100.0
Total 35 100.0 100.0
Sumber: Data hasil pengolahan SPSS
Pada tabel diatas menunjukkan kecenderungan bertindak
responden untuk menjadi nasbah bank syariah, 48,6% responden
menyatakan sangat setuju, 42,9% responden menyatakan setuju,
5,7% menyatakan ragu-ragu dan 2,9% menyatakan tidak setuju.
Menurut data frekuensi tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar responden menyatakan sabgat setuju untuk menjadi nasabah
bank syariah.
Tabel statistik menunjukan mean berada pada angka 4,37
atau berada pada skala 4 (setuju) artinya rata-rata dari responden
setuju terhadap pernyataan untuk menjadi nasabah bank syariah
setelah memgetahui tentang bank syariah. Berdasarkan hal tersebut
dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden memiliki
kecenderungan untuk menjadi nasabah bank syariah.
78
Tabel 4.21
Saya membuat artikel atau tulisan-tulisan tentang bank syariah sebagai
bentuk apresiasi terhadap bank syariah.
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent Mean
Valid Tidak Setuju 1 2.9 2.9 2.9
Ragu-Ragu 5 14.3 14.3 17.1 3.97
Setuju 23 65.7 65.7 82.9
Sangat Setuju 6 17.1 17.1 100.0
Total 35 100.0 100.0
Sumber: Data hasil pengolahan SPSS
Pada tabel diatas menunjukan kecenderungan untuk menbuat
artikel atau tulisan tentang bank syariah, terdapat 17,1% responden
menyatakan sangat setuju, 65,7% menyatakan setuju, 14,3%
menyatakan ragu-ragu dan 2,9% menyatakan ttidak setuju.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
responden menyatakan setuju, artinya mayoritas memiliki
kecenderungan untuk membuat artikel atau tulisan-tulisan
mengenai bank syariah.
Berdasarkan tabel diatas , didapat angka mean 3,97 atau
mendekati pada skala 4 (setuju) yang artinya rata-rata responden
menyatakan setuju terhadap pernyataan kecenderungan membuat
artikel atau tulisan dan berdasarkan hal itu dapat disimpulkan
bahwa rata-rata dari responden memiliki keinginan untuk membuat
artikel atau tulisan-tulisan tentang bank syariah.
79
Tabel 4.22
Setelah saya belajar bank syariah saya akan mengajak sanak saudara
saya untuk menabung di bank syariah.
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent Mean
Valid Ragu-Ragu 3 8.6 8.6 8.6
Setuju 15 42.9 42.9 51.4 4.40
Sangat Setuju 17 48.6 48.6 100.0
Total 35 100.0 100.0
Sumber: Data hasil pengolahan SPSS
Pada tabel diatas terdapat 48,6% responden menyatakan
sangat setuju akan mengajak sanak saudaranya untuk menabung
dibank syariah, 42,9% menyatakan setuju dan 8,6% menyatakan
ragu-ragu. Menurut tabel frekuensi diatas dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar responden menyatakan sangat setuju.
Berdasarkan tabel syatistik diatas mrnunjukan angka mean
berada pada angka 4,40 atau berada pada skala 4 (setuju) yang
artinya rata-rata dari responden menyatakan setuju. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa responden memiliki kecenderungan untuk
mengajak sanak saudaranya untuk menabung di bank syariah.
80
4. Hasil Secara Keseluruhan Jawaban Kuesioner
Berdasarkan hasil kuesioner yang penulis lakukan di SMKN
49 Jakarta mengenai pemahaman siswa terhadap akad pada produk
bank syariah dengan presentase sebagai berikut:
Tabel 4.23
Hasil Secara Keseluruhan Jawaban Kuesioner
Frequency Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 1 .3 .3
2 1 3.1 3.4
3 2 4.4 7.9
4 14 40.0 47.9
5 17 52.1 100.0
Total 35 100.0
Sumber: Data hasil pengolahan SPSS
Dari tabel tersebut dapat dijelakan bahwa secara keseluruhan
dapat dilihat sebasar 52,1% yang menjawab 5 (sangat setuju)
artinya siswa yang sangat paham sebanyak 17 orang, 40%
menjawab 4 (setuju) artinya siswa yang paham sebnyak 14 orang,
4,4% menjawab 3 (ragu-ragu) artinya siswa yang kurang paham
sebanyak 2 orang, 3,1% menjawab 2 (tidak setuju) artinya siswa
tidak paham dan 0,3% menjawab 1 (sangat tidak setuju)artinya
siswa sangat tidak paham. Sehingga dapat disimpulkan dari tabel di
atas bahwa sebagian besar siswa menyatakan sangat setuju, hal
tersebut berarti menunjukkan bahwa sebagian besar siswa sangat
paham terhadap akad pada produk perbankan syariah.
81
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan di SMKN 49 Jakarta
sebagai salah satu sekolah yang memiliki jurusan perbankan syariah, maka
dalam bab ini penulis akan memberikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Pemahaman siswa SMKN 49 Jakarta berada pada kategori paham, hal
ini didasarkan pada perhitungan statistik deskriptif dengan angka rata-
rata berada pada angka 4,41.
2. Secara keseluruhan dari hasil analisis yang penulis temukan
menjunjukan bahwa siswa paham terhadap akad pada produk
perbankan syariah, karena strategi yang dilakukan guru dalam proses
belajar mengajar adalah menekankan pada pemahaman ekonomi
syariah, dengan membuat powerpoint, studi kasus dan membahas soal-
soal. Namun ada beberapa akad yang kurang dipahami oleh siswa
seperti akad wadiah dan akad istishna.
B. Saran
Beberapa saran yang perlu penulis sampaikan adalah:
1. Terkait sumberdaya. Dalam hal sumberdaya penulis menyarankan
agar pengajarnya ditambah untuk spesialisasi guru mata pelajaran
yang berkaitan dengan perbankan syariah.
82
2. Terkait dengan referensi, sebaiknya buku-buku yang berkaitan dengan
perbankan syariah diperbanyak agar dapat dijadikan referensi dan
memudahkan siswa untuk belajar di perpustakaan.
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, Risa. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Serba Jaya,
2011.
Antonio, M.Syafi’i. Bank Syariah Wacana Ulama dan Cendikiawan,
Jakarta: BI dan Tazkia Institute, 1999.
Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah dari Teori ke Praktik,
Jakarta: Gema Insani Pers, 2001.
Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran, Jakarta : Dirjen Depag RI, 2009.
Ascarya. Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2007.
Hadi, Sutrisno. Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offset, 1997.
Ilmi, Makhalul. Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah,
(Yogyakarta, UII Pers, 2001.
Imayanti, Neni Sri. Perbankan Syariah dalam Perspektif Hukum
Ekonomi, Bandung: Mandar Maju, 2013.
Ismail. Perbankan Syariah, Jakarta: Kencana, 2011.
Karim, Adiwarman. Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta:
Rajawali Pers, 2013.
Mardani. Fiqh Ekonomi Syariah : Fiqh Muamalah, Jakarta : Kencana,
2012.
Muhamad. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan
Kuantitatif, Jakarta: Rajawali Pers, 2008.
Muslehuddin, Muhammad. Sistem Perbankan dalam Islam, Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2004.
Perwataatmadja, Karnaen A. dan Syafi’i Antonio. Apa dan Bagaimana
Bank Islam, Yogyakarta: Dana Bhakti wakaf, 1992.
Rochaety, Ety, dkk. Metodelogi Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS.
Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009.
Rodoni, Ahmad dan Abdul Hamid. Lembaga keuangan Syariah, Jakarta:
Zikrul Hakim, 2008.
Sahrani, Sohari dan Ru’fah abdullah. Fikih Muamalah, Bogor : Ghalia
Indonesia, 2011.
Sekaran, Uma dan Bougie. Reasearch Metods For Bussines 5th Edition,
Wiley, 2010.
Siregar, Syofian. Statistika Deskriptif untuk Penelitian, Jakarta: Rajawali
Pers, 2011.
Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan
Ilustrasi, Yogyakarta: Ekonisa, 2007.
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 1996.
Sugiono. Statistik Untuk Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta, 2007.
Suhendi, Hendi. Fiqh Muamalah: Membahas Ekonomi Islam. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2010.
Sukandarumidi. Metodologi Penelitian Praktis Untuk Pemula,
Yogyakarta: Gajah Mada University, 2004.
Undang-Undang No.21 tahun 2008.
Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 Tentang Perbankan Syariah.
Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian
Sosial, Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2008.
Yamin, Martinis. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Ciputat:
Gaung Persada Press, 2005.
Dokumen Elektronik:
http://www.bankmuamalat.co.id/berita/detail/bank-muamalat-rintis-
standar-kurikulum-syariah-bagi-siswa-smk#.ViG_MSw0kZw
http://www.lppi.or.id/index.php/module/Editorial/id/kebutuhan-sdi-
perbankan-dan-jasa-keuangan-syariah
http://www.syariahfinance.com/perbankan/111-kebutuhan-sdm-
perbankan-syariah-5-900-orang-per-tahun.html
www.smkn49jkt.sch.id
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 4 4 4 4 5 5 4 2 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 110
2 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 3 4 4 108
3 4 5 5 5 5 5 4 2 4 5 5 4 4 5 4 4 2 4 4 4 4 5 5 4 5 107
4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 5 109
5 5 5 5 5 5 4 4 1 5 5 5 4 4 5 4 4 3 5 5 4 4 5 4 5 5 111
6 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 3 5 5 5 5 4 5 4 5 107
7 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 5 4 4 2 4 4 2 4 99
8 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 5 5 5 4 4 4 105
9 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 3 4 4 5 5 4 3 5 5 5 5 4 5 4 5 111
10 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 117
11 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 117
12 5 5 4 4 5 4 5 3 5 5 5 4 4 5 4 1 5 5 5 5 5 5 5 3 4 111
13 5 5 4 5 4 4 4 3 5 5 5 5 4 4 4 1 5 4 5 5 5 4 3 3 3 111
14 4 4 4 5 5 5 4 3 4 5 4 5 5 2 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 106
15 4 5 3 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 2 4 5 5 5 5 4 4 4 5 111
16 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 4 4 5 5 5 5 5 4 5 118
17 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 1 4 4 2 2 4 5 4 4 5 4 4 4 104
18 3 4 4 5 5 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 5 2 5 5 4 4 5 4 4 5 105
19 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 1 4 4 2 2 5 4 4 4 4 5 4 4 104
20 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 117
21 5 5 5 5 5 4 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 123
22 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 115
23 4 5 4 5 5 4 4 3 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 110
24 5 5 4 5 5 5 5 1 5 5 4 5 3 4 3 2 4 4 5 5 4 5 4 4 4 107
25 5 5 5 4 4 5 4 3 5 4 4 4 3 2 3 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 104
26 5 5 5 5 5 4 5 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
27 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 2 5 4 2 2 4 5 5 5 5 5 3 3 109
28 5 5 4 4 4 4 4 1 5 4 5 5 2 2 4 4 2 5 5 5 5 5 4 3 4 106
29 5 5 4 5 5 5 5 2 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 113
30 4 5 4 5 4 5 4 1 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 3 4 102
31 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 3 2 4 5 3 5 3 3 4 5 2 4 3 99
32 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 2 5 4 4 2 5 5 5 5 4 4 4 5 111
33 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 2 5 4 1 2 4 5 5 5 4 5 4 5 111
34 4 5 4 5 5 5 5 2 5 4 5 5 5 4 4 2 2 5 5 5 5 4 4 5 5 112
35 4 3 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 3 4 2 2 4 5 5 5 4 5 5 5 108
JumlahPengetahuan Sikap Tindakan
RespondenButir Pertnyataan
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 TotalSkor
P1 Pearson Correlation 1 .424* .225 .074 -.313 -.110 -.014 -.271 .485
** .426
* .236 .039 .050 .078 .206 -.140 .278 -.006 .332 .333 .463
** .316 .201 .178 -.178 .402
*
Sig. (2-tailed) .011 .195 .672 .067 .531 .938 .115 .003 .011 .172 .825 .776 .658 .235 .421 .106 .974 .052 .051 .005 .065 .246 .305 .307 .017
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
P2 Pearson Correlation .424* 1 .361
* .095 -.073 -.032 -.032 -.252 .380
* .114 .074 .114 .000 .216 .133 .029 .297 -.083 .125 .174 .123 .160 -.100 -.024 .000 .413
*
Sig. (2-tailed) .011 .033 .587 .676 .854 .854 .143 .024 .514 .673 .514 1.000 .212 .445 .871 .083 .637 .474 .316 .480 .358 .569 .889 1.000 .014
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
P3 Pearson Correlation .225 .361* 1 .095 .134 -.202 .016 .007 .496
** .198 .180 .088 -.122 .214 -.074 .159 .039 -.283 .255 .112 -.043 .160 .264 .193 .268 .442
**
Sig. (2-tailed) .195 .033 .587 .444 .245 .929 .969 .002 .255 .301 .616 .483 .216 .672 .361 .826 .100 .139 .523 .808 .358 .125 .268 .119 .008
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
P4 Pearson Correlation .074 .095 .095 1 .302 .079 .354* .094 .004 .250 .093 .389
* .262 .388
* .231 -.069 .007 -.137 .095 .442
** .351
* -.090 .281 .392
* .339
* .437
**
Sig. (2-tailed) .672 .587 .587 .077 .654 .037 .590 .982 .147 .596 .021 .128 .021 .182 .692 .969 .433 .587 .008 .039 .608 .103 .020 .046 .009
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
P5 Pearson Correlation -.313 -.073 .134 .302 1 .151 .283 .066 -.046 .320 .239 .454** .126 .313 .249 -.133 .092 -.182 .183 .136 -.012 -.015 .303 .274 .265 .392
*
Sig. (2-tailed) .067 .676 .444 .077 .387 .099 .707 .791 .061 .167 .006 .471 .067 .148 .445 .599 .296 .293 .436 .948 .932 .077 .111 .124 .020
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
P6 Pearson Correlation -.110 -.032 -.202 .079 .151 1 -.167 -.030 -.307 -.118 -.152 .000 -.152 -.041 .046 -.018 -.014 .051 -.145 -.150 -.166 .017 .126 -.126 -.270 -.222
Sig. (2-tailed) .531 .854 .245 .654 .387 .339 .863 .073 .500 .382 1.000 .384 .813 .793 .920 .935 .770 .405 .390 .342 .925 .471 .470 .117 .199
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
P7 Pearson Correlation -.014 -.032 .016 .354* .283 -.167 1 .352
* .410
* -.118 .203 .354
* .101 .132 .153 -.100 .086 .051 .194 .270 .280 -.099 .126 .404
* .270 .398
*
Sig. (2-tailed) .938 .854 .929 .037 .099 .339 .038 .015 .500 .241 .037 .563 .448 .380 .567 .625 .770 .265 .117 .103 .570 .471 .016 .117 .018
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
P8 Pearson Correlation -.271 -.252 .007 .094 .066 -.030 .352* 1 -.160 -.223 -.105 .077 -.158 .159 .160 -.131 -.159 -.160 .035 .126 -.040 -.431
** .020 .016 .236 .041
Sig. (2-tailed) .115 .143 .969 .590 .707 .863 .038 .358 .198 .547 .659 .364 .361 .358 .454 .362 .358 .841 .472 .820 .010 .909 .929 .173 .813
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
P9 Pearson Correlation .485** .380
* .496
** .004 -.046 -.307 .410
* -.160 1 .097 .302 .338
* -.031 -.053 -.113 -.151 .137 -.224 .380
* .261 .279 .125 -.014 .238 -.074 .448
**
Sig. (2-tailed) .003 .024 .002 .982 .791 .073 .015 .358 .581 .078 .047 .859 .764 .519 .387 .431 .196 .024 .129 .104 .473 .936 .169 .674 .007
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
P10 Pearson Correlation .426* .114 .198 .250 .320 -.118 -.118 -.223 .097 1 .072 .167 .215 .187 .346
* -.125 .212 -.145 .114 .106 .324 .070 .340
* .232 -.036 .385
*
Sig. (2-tailed) .011 .514 .255 .147 .061 .500 .500 .198 .581 .682 .339 .216 .281 .042 .474 .222 .406 .514 .544 .057 .688 .046 .180 .836 .022
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
P11 Pearson Correlation .236 .074 .180 .093 .239 -.152 .203 -.105 .302 .072 1 .431** -.023 .201 .091 -.431
** .010 -.336
* .332 .263 .392
* -.109 .164 .302 .082 .440
**
Sig. (2-tailed) .172 .673 .301 .596 .167 .382 .241 .547 .078 .682 .010 .895 .248 .603 .010 .955 .049 .051 .127 .020 .535 .346 .078 .638 .008
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
P12 Pearson Correlation .039 .114 .088 .389* .454
** .000 .354
* .077 .338
* .167 .431
** 1 -.092 -.047 .130 -.333 .061 -.386
* .342
* .424
* .414
* -.164 .259 .232 .055 .502
**
Sig. (2-tailed) .825 .514 .616 .021 .006 1.000 .037 .659 .047 .339 .010 .599 .789 .457 .050 .730 .022 .044 .011 .013 .347 .133 .180 .756 .002
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
P13 Pearson Correlation .050 .000 -.122 .262 .126 -.152 .101 -.158 -.031 .215 -.023 -.092 1 .040 .446** .250 .533
** .073 .049 .137 .224 -.111 .125 .337
* .343
* .432
**
Sig. (2-tailed) .776 1.000 .483 .128 .471 .384 .563 .364 .859 .216 .895 .599 .819 .007 .147 .001 .679 .780 .434 .196 .527 .474 .048 .043 .010
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
P14 Pearson Correlation .078 .216 .214 .388* .313 -.041 .132 .159 -.053 .187 .201 -.047 .040 1 .230 -.158 .036 -.231 .273 .328 .016 -.209 .155 .048 .393
* .403
*
Sig. (2-tailed) .658 .212 .216 .021 .067 .813 .448 .361 .764 .281 .248 .789 .819 .185 .365 .837 .183 .113 .054 .925 .229 .375 .786 .019 .017
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
P15 Pearson Correlation .206 .133 -.074 .231 .249 .046 .153 .160 -.113 .346* .091 .130 .446
** .230 1 .206 .362
* .216 .133 .138 .381
* -.036 .149 .262 .149 .558
**
Sig. (2-tailed) .235 .445 .672 .182 .148 .793 .380 .358 .519 .042 .603 .457 .007 .185 .236 .033 .212 .445 .430 .024 .835 .392 .129 .394 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
P16 Pearson Correlation -.140 .029 .159 -.069 -.133 -.018 -.100 -.131 -.151 -.125 -.431** -.333 .250 -.158 .206 1 .295 .398
* -.251 -.350
* -.279 .129 -.125 .080 .095 .007
Sig. (2-tailed) .421 .871 .361 .692 .445 .920 .567 .454 .387 .474 .010 .050 .147 .365 .236 .085 .018 .146 .039 .104 .461 .473 .647 .585 .969
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
P17 Pearson Correlation .278 .297 .039 .007 .092 -.014 .086 -.159 .137 .212 .010 .061 .533** .036 .362
* .295 1 .086 .104 .122 .047 .061 .011 -.056 -.123 .474
**
Sig. (2-tailed) .106 .083 .826 .969 .599 .935 .625 .362 .431 .222 .955 .730 .001 .837 .033 .085 .622 .553 .485 .789 .728 .951 .749 .480 .004
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
P18 Pearson Correlation -.006 -.083 -.283 -.137 -.182 .051 .051 -.160 -.224 -.145 -.336* -.386
* .073 -.231 .216 .398
* .086 1 -.198 -.169 .005 .244 -.096 -.034 -.074 -.210
Sig. (2-tailed) .974 .637 .100 .433 .296 .770 .770 .358 .196 .406 .049 .022 .679 .183 .212 .018 .622 .253 .332 .976 .157 .583 .848 .674 .227
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
P19 Pearson Correlation .332 .125 .255 .095 .183 -.145 .194 .035 .380* .114 .332 .342
* .049 .273 .133 -.251 .104 -.198 1 .480
** .382
* -.176 .366
* .232 .349
* .587
**
Sig. (2-tailed) .052 .474 .139 .587 .293 .405 .265 .841 .024 .514 .051 .044 .780 .113 .445 .146 .553 .253 .004 .023 .311 .031 .180 .040 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
P20 Pearson Correlation .333 .174 .112 .442** .136 -.150 .270 .126 .261 .106 .263 .424
* .137 .328 .138 -.350
* .122 -.169 .480
** 1 .493
** -.194 .258 .045 .324 .529
**
Sig. (2-tailed) .051 .316 .523 .008 .436 .390 .117 .472 .129 .544 .127 .011 .434 .054 .430 .039 .485 .332 .004 .003 .265 .135 .796 .057 .001
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
P21 Pearson Correlation .463** .123 -.043 .351
* -.012 -.166 .280 -.040 .279 .324 .392
* .414
* .224 .016 .381
* -.279 .047 .005 .382
* .493
** 1 -.028 .364
* .374
* .096 .511
**
Sig. (2-tailed) .005 .480 .808 .039 .948 .342 .103 .820 .104 .057 .020 .013 .196 .925 .024 .104 .789 .976 .023 .003 .874 .032 .027 .582 .002
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
P22 Pearson Correlation .316 .160 .160 -.090 -.015 .017 -.099 -.431** .125 .070 -.109 -.164 -.111 -.209 -.036 .129 .061 .244 -.176 -.194 -.028 1 -.005 -.040 -.322 -.110
Sig. (2-tailed) .065 .358 .358 .608 .932 .925 .570 .010 .473 .688 .535 .347 .527 .229 .835 .461 .728 .157 .311 .265 .874 .979 .819 .059 .531
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
P23 Pearson Correlation .201 -.100 .264 .281 .303 .126 .126 .020 -.014 .340* .164 .259 .125 .155 .149 -.125 .011 -.096 .366
* .258 .364
* -.005 1 .204 .359
* .372
*
Sig. (2-tailed) .246 .569 .125 .103 .077 .471 .471 .909 .936 .046 .346 .133 .474 .375 .392 .473 .951 .583 .031 .135 .032 .979 .239 .034 .028
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
P24 Pearson Correlation .178 -.024 .193 .392* .274 -.126 .404
* .016 .238 .232 .302 .232 .337
* .048 .262 .080 -.056 -.034 .232 .045 .374
* -.040 .204 1 .504
** .507
**
Sig. (2-tailed) .305 .889 .268 .020 .111 .470 .016 .929 .169 .180 .078 .180 .048 .786 .129 .647 .749 .848 .180 .796 .027 .819 .239 .002 .002
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
P25 Pearson Correlation -.178 .000 .268 .339* .265 -.270 .270 .236 -.074 -.036 .082 .055 .343
* .393
* .149 .095 -.123 -.074 .349
* .324 .096 -.322 .359
* .504
** 1 .437
**
Sig. (2-tailed) .307 1.000 .119 .046 .124 .117 .117 .173 .674 .836 .638 .756 .043 .019 .394 .585 .480 .674 .040 .057 .582 .059 .034 .002 .009
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Total
Skor
Pearson Correlation .402* .413
* .442
** .437
** .392
* -.222 .398
* .041 .448
** .385
* .440
** .502
** .432
** .403
* .558
** .007 .474
** -.210 .587
** .529
** .511
** -.110 .372
* .507
** .437
** 1
Sig. (2-tailed) .017 .014 .008 .009 .020 .199 .018 .813 .007 .022 .008 .002 .010 .017 .000 .969 .004 .227 .000 .001 .002 .531 .028 .002 .009
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 35 100.0
Excludeda 0 .0
Total 35 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.794 20
Bank syariah merupakan bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ragu-Ragu 2 5.7 5.7 5.7
Setuju 15 42.9 42.9 48.6
Sangat Setuju 18 51.4 51.4 100.0
Total 35 100.0 100.0
Bank syariah menggunakan sistem bagi hasil sedangkan bank konvensioal
menggunakan sistem bunga.
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ragu-Ragu 1 2.9 2.9 2.9
Setuju 8 22.9 22.9 25.7
Sangat Setuju 26 74.3 74.3 100.0
Total 35 100.0 100.0
Dalam praktiknya bank syariah tidak sama dengan bank konvensional.
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ragu-Ragu 1 2.9 2.9 2.9
Setuju 21 60.0 60.0 62.9
Sangat Setuju 13 37.1 37.1 100.0
Total 35 100.0 100.0
Mayoritas ulama mengatakan bahwa bunga bank adalah riba dan hukumnya haram.
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju 8 22.9 22.9 22.9
Sangat Setuju 27 77.1 77.1 100.0
Total 35 100.0 100.0
Secara singkat riba dapat diartikan pengambilan tambahan dari harta pokok atau
modal secara batil.
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju 9 25.7 25.7 25.7
Sangat Setuju 26 74.3 74.3 100.0
Total 35 100.0 100.0
Qardh, Jahiliyyah, Fadhl, dan Nasi’ah adalah macam-macam bentuk riba.
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju 15 42.9 42.9 42.9
Sangat Setuju 20 57.1 57.1 100.0
Total 35 100.0 100.0
Produk-produk bank syariah mempunyai kemiripan dengan bank konvensional tetapi
tidak sama karena pada bank syariah harus menghindari unsur-unsur yang dilarang
seperti riba, gharar, dan maysir.
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju 13 37.1 37.1 37.1
Sangat Setuju 22 62.9 62.9 100.0
Total 35 100.0 100.0
Bentuk utama produk bank syariah menggunakan pola bagi hasil.
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju 14 40.0 40.0 40.0
Sangat Setuju 21 60.0 60.0 100.0
Total 35 100.0 100.0
Bank syariah hanya menyalurkan pembiayaannya pada bidang-bidang yang halal saja.
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ragu-Ragu 3 8.6 8.6 8.6
Setuju 12 34.3 34.3 42.9
Sangat Setuju 20 57.1 57.1 100.0
Total 35 100.0 100.0
Dari tabungan yang menggunakan akad mudharabah nasabah akan memperoleh bagi
hasil.
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju 14 40.0 40.0 40.0
Sangat Setuju 21 60.0 60.0 100.0
Total 35 100.0 100.0
Tabungan yang menggunkan akad wadiah nasabah tidak akan memperoleh bagi hasil, tetapi
bankboleh memberikan bonus dan tidak boleh dipersyaratkan diawal akad.
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 2 5.7 5.7 5.7
Tidak Setuju 4 11.4 11.4 17.1
Ragu-Ragu 3 8.6 8.6 25.7
Setuju 16 45.7 45.7 71.4
Sangat Setuju 10 28.6 28.6 100.0
Total 35 100.0 100.0
Dalam bank syariah pembiayaan dengan akad mudharabah berbeda dengan akad
musyarakah.
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 5 14.3 14.3 14.3
Ragu-Ragu 1 2.9 2.9 17.1
Setuju 15 42.9 42.9 60.0
Sangat Setuju 14 40.0 40.0 100.0
Total 35 100.0 100.0
Prinsip dasar yang dipakai murabahah dalam bank syariah adalah akad jual beli,
sedangkan prinsip dasar yang dipakai oleh kredit dalam bank konvensional adalah
pinjam meminjam.
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ragu-Ragu 2 5.7 5.7 5.7
Setuju 23 65.7 65.7 71.4
Sangat Setuju 10 28.6 28.6 100.0
Total 35 100.0 100.0
Istishna dalam bank syariah umumnya diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur dan
konstruksi.
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 10 28.6 28.6 28.6
Ragu-Ragu 6 17.1 17.1 45.7
Setuju 10 28.6 28.6 74.3
Sangat Setuju 9 25.7 25.7 100.0
Total 35 100.0 100.0
Setelah saya mengetahui tentang bank syariah saya lebih cenderung memilih bank
syariah dibanding bank konvensional.
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ragu-Ragu 1 2.9 2.9 2.9
Setuju 8 22.9 22.9 25.7
Sangat Setuju 26 74.3 74.3 100.0
Total 35 100.0 100.0
Bank syariah mendatangkan keuntungan dunia dan akhirat.
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ragu-Ragu 1 2.9 2.9 2.9
Setuju 13 37.1 37.1 40.0
Sangat Setuju 21 60.0 60.0 100.0
Total 35 100.0 100.0
Sebagai umat Islam saya memilih dan menggunakan bank syariah sebagai jasa dalam
transaksi perbankan.
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 1 2.9 2.9 2.9
Setuju 13 37.1 37.1 40.0
Sangat Setuju 21 60.0 60.0 100.0
Total 35 100.0 100.0
Setelah mengetahui bank sayariah saya menjadi nasabah bank syariah.
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 1 2.9 2.9 2.9
Ragu-Ragu 2 5.7 5.7 8.6
Setuju 15 42.9 42.9 51.4
Sangat Setuju 17 48.6 48.6 100.0
Total 35 100.0 100.0
Saya membuat artikel atau tulisan-tulisan tentang bank syariah sebagai bentuk
apresiasi terhadap bank syariah.
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 1 2.9 2.9 2.9
Ragu-Ragu 5 14.3 14.3 17.1
Setuju 23 65.7 65.7 82.9
Sangat Setuju 6 17.1 17.1 100.0
Total 35 100.0 100.0
Setelah saya belajar bank syariah saya akan mengajak sanak saudara saya untuk
menabung di bank syariah.
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ragu-Ragu 3 8.6 8.6 8.6
Setuju 15 42.9 42.9 51.4
Sangat Setuju 17 48.6 48.6 100.0
Total 35 100.0 100.0
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Bank syariah merupakan
bank yang beroperasi sesuai
dengan prinsip-prinsip
syariah.
35 3 5 4.46 .611
Bank syariah menggunakan
sistem bagi hasil sedangkan
bank konvensioal
menggunakan sistem bunga.
35 3 5 4.71 .519
Dalam praktiknya bank
syariah tidak sama dengan
bank konvensional.
35 3 5 4.34 .539
Mayoritas ulama mengatakan
bahwa bunga bank adalah
riba dan hukumnya haram.
35 4 5 4.77 .426
Secara singkat riba dapat
diartikan pengambilan
tambahan dari harta pokok
atau modal secara batil.
35 4 5 4.74 .443
Qardh, Jahiliyyah, Fadhl, dan
Nasi’ah adalah macam-
macam bentuk riba.
35 4 5 4.57 .502
Produk-produk bank syariah
mempunyai kemiripan
dengan bank konvensional
tetapi tidak sama karena
pada bank syariah harus
menghindari unsur-unsur
yang dilarang seperti riba,
gharar, dan maysir.
35 4 5 4.63 .490
Bentuk utama produk bank
syariah menggunakan pola
bagi hasil.
35 4 5 4.60 .497
Bank syariah hanya
menyalurkan pembiayaannya
pada bidang-bidang yang
halal saja.
35 3 5 4.49 .658
Dari tabungan yang
menggunakan akad
mudharabah nasabah akan
memperoleh bagi hasil.
35 4 5 4.60 .497
Tabungan yang menggunkan
akad wadiah nasabah tidak
akan memperoleh bagi hasil,
tetapi bankboleh memberikan
bonus dan tidak boleh
dipersyaratkan diawal akad.
35 1 5 3.80 1.158
Dalam bank syariah
pembiayaan dengan akad
mudharabah berbeda dengan
akad musyarakah.
35 2 5 4.09 1.011
Prinsip dasar yang dipakai
murabahah dalam bank
syariah adalah akad jual beli,
sedangkan prinsip dasar
yang dipakai oleh kredit
dalam bank konvensional
adalah pinjam meminjam.
35 3 5 4.23 .547
Istishna dalam bank syariah
umumnya diaplikasikan pada
pembiayaan manufaktur dan
konstruksi.
35 2 5 3.51 1.173
Setelah saya mengetahui
tentang bank syariah saya
lebih cenderung memilih
bank syariah dibanding bank
konvensional.
35 3 5 4.71 .519
Bank syariah mendatangkan
keuntungan dunia dan
akhirat.
35 3 5 4.57 .558
Sebagai umat Islam saya
memilih dan menggunakan
bank syariah sebagai jasa
dalam transaksi perbankan.
35 2 5 4.54 .657
Setelah mengetahui bank
sayariah saya menjadi
nasabah bank syariah.
35 2 5 4.37 .731
Saya membuat artikel atau
tulisan-tulisan tentang bank
syariah sebagai bentuk
apresiasi terhadap bank
syariah.
35 2 5 3.97 .664
Setelah saya belajar bank
syariah saya akan mengajak
sanak saudara saya untuk
menabung di bank syariah.
35 3 5 4.40 .651
Valid N (listwise) 35
MEAN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 2 .3 .3 .3
2 22 3.1 3.1 3.4
3 31 4.4 4.4 7.9
4 280 40.0 40.0 47.9
5 365 52.1 52.1 100.0
Total 700 100.0 100.0
KUESIONER PENELITIAN
TINGKAT PEMAHAMAN SISWA SMKN 49 JAKARTA TERHADAP AKAD DAN
PRODUK PERBANKAN SYARIAH
PENGANTAR:
1. Lembar angket ini adalah bagian dari tugas penulis untuk menyelesaikan tugas akhir
meraih gelar Sarjana di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Data akan penulis pertanggungjawabkan kerahasiaannya.
3. Atas kesediaannya untuk mengisi angket ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya.
A. Identitas Responden
Nama : ......................................
Jenis Kelamin : ......................................
Kelas : ......................................
Usia : ......................................
B. Daftar Pernyataan
Mohon jawab pernyataan dibawah ini sesuai dengan pendapat anda, dengan cara memberi
tanda ( √ ) pada kolom jawaban yang telah tersedia. SS (Sangat Setuju), S (Setuju), RR
(Ragu-Ragu), TS (Tidak Setuju) dan STS (Sangat Tidak Setuju).
No. Pernyataan SS S RR TS STS
1. Bank syariah merupakan bank yang beroperasi sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah.
2. Bank syariah menggunakan sistem bagi hasil
sedangkan bank konvensioal menggunakan sistem
bunga.
3. Dalam praktiknya bank syariah tidak sama dengan
bank konvensional.
4. Mayoritas ulama mengatakan bahwa bunga bank
adalah riba dan hukumnya haram.
5. Secara singkat riba dapat diartikan pengambilan
tambahan dari harta pokok atau modal secara batil.
6. Riba adalah transaksi dengan pengambilan tambahan,
baik dalam transaksi jual-beli maupun pinjam
meminjam.
7. Qardh, Jahiliyyah, Fadhl, dan Nasi’ah adalah macam-
macam bentuk riba.
8. Dalam praktiknya bank syariah tidak ada bedanya
dengan bank konvensional.
9. Produk-produk bank syariah mempunyai kemiripan
dengan bank konvensional tetapi tidak sama karena
pada bank syariah harus menghindari unsur-unsur
yang dilarang seperti riba, gharar, dan maysir.
10. Bentuk utama produk bank syariah menggunakan pola
bagi hasil.
11. Bank syariah hanya menyalurkan pembiayaannya pada
bidang-bidang yang halal saja.
12. Dari tabungan yang menggunakan akad mudharabah
nasabah akan memperoleh bagi hasil.
13. Tabungan yang menggunkan akad wadiah nasabah
tidak akan memperoleh bagi hasil, tetapi bankboleh
memberikan bonus dan tidak boleh dipersyaratkan
diawal akad.
14. Dalam bank syariah pembiayaan dengan akad
mudharabah berbeda dengan akad musyarakah.
15. Prinsip dasar yang dipakai murabahah dalam bank
syariah adalah akad jual beli, sedangkan prinsip dasar
yang dipakai oleh kredit dalam bank konvensional
adalah pinjam meminjam.
16. Transaksi salam dalam pembiayaan barang yang
belum ada atau melalui pemesanan oleh bank untuk
dijual kembali secara tunai atau secara cicilan.
17. Istishna dalam bank syariah umumnya diaplikasikan
pada pembiayaan manufaktur dan konstruksi.
18. Akad ijarah tidak hanya untuk sewa menyewa suatu
barang saja, tetapi juga sewa menyewa atas jasa.
19. Setelah saya mengetahui tentang bank syariah saya
lebih cenderung memilih bank syariah dibanding bank
konvensional.
20. Bank syariah mendatangkan keuntungan dunia dan
akhirat.
21. Sebagai umat Islam saya memilih dan menggunakan
bank syariah sebagai jasa dalam transaksi perbankan.
22. Setelah memahami tentang bank syariah saya
mengujungi bank syariah untuk mengetahui praktiknya
23. Setelah mengetahui bank sayariah saya menjadi
nasabah bank syariah.
24. Saya membuat artikel atau tulisan-tulisan tentang bank
syariah sebagai bentuk apresiasi terhadap bank
syariah.
25. Setelah saya belajar bank syariah saya akan mengajak
sanak saudara saya untuk menabung di bank syariah.
Jawaban Wawancara
Responden : Novi Tastuti (guru mata pelajaran produk syariah)
1. Bagaimana strategi yang telah dilakukan guru selama ini dalam proses belajar
mengajar?
Jawab: Dalam proses belajar mengajar, pertama kita harus mengetahui dahulu
bagaimana pemahaman anak terhadap ekonomi syariah itu sendiri. Jadi yang
perlu ditekankan adalah pemahaman ekonomi syariahnya. Biasanya dalam
proses belajar mengajar saya buat ppt, studi kasus tekait ekonomi syariah, dan
pembahasan soal-soal.
2. Kendala apa yang dihadapi saat mengajar? Lalu bagaimana cara mengatasinya?
Dan bagaimana hasil yang didapat?
Jawab: yang menjadi kendala saat mengajar itu pemahaman ekonominya masih
kurang, karena kurangnya baca pada siswa.
Biasanya saya mengatasinya dengan lebih mengeksplor mereka untuk
membaca buku-buku ekonomi syariah yang tersedia di lab. bank syraiah
kemudian literatur-literatur ekonomi syariah dan juga saat ini sedang
mengajukan untuk belajar di luar kelas seperti mengikuti lomba.
Hasilnya, ketika ada interaksi dengan pihak luar berarti mereka ada semangat
untuk belajar membaca, untuk masalah kasus-kasus, mereka tertarik dengan
masalah yang notabennya kaya produk-produk, seperti produk jual beli.
Mereka tahu penjualan online kaya gimna dari kasus apa. Jadi mereka
pahamnya penjualan online ini termasuk ini.
3. Apa yang menjadi tantangan guru selama mengajar?
Jawab: tantangannya, ketika mereka belum paham berarti kita harus ngasih
banyak contoh ke mereka, jadi harus ekstra contoh seperti studi kasusnya harus
di eksplor.
4. Apakah pihak sekolah pernah melakukan kunjungan keluar?
Jawab: dulu sempet kita ada bikin kajian ekonomi syariah, tapi kebetulan
sempat vakum karena kondisinya yang dari luar tidak memungkinkan sudah
tidak bisa kesini lagi. Dulu kerja samanya dengan uin untuk ngajar ekonomi
syariahnya. Kendalanya karena mereka mungkin sudah lulus atau sibuk
dengan kuliah semester akhir. Solusinya untuk belajar diluar itu jadi dengan
mengikuti lomba-lomba, belajar dengan teman-teman dilintas sekolah.
5. Apakah buku-buku mengenai perbankan syariah tersedia di perpustakaan
sekolah ini?
Jawab: buku tentang perbankan masih sangat sulit untuk pelajaran produktif,
karena biasanya kalau buku-buku matematika, bahasa dll itu disediakan
disekolah tapi buku produktif tidak. jadi untuk seluruh buku produktif itu
hanya ada di bank. Dan keterbatasan buku di bank juga untuk dipinjam anak 1
kelas 2 kelas juga tidak bisa jadi perlu difotocopy dan segala macamnya. Jadi
belajar kita tidak Cuma dari buku tapi dari internet juga karena mudah untuk
diakses.
6. Untuk menunjang suksesnya pembelajaran, sarana/ fasilitas apa yang diberikan
sekolah?
Jawab: fasilitas yang diberikan sekolah berupa komputer, infocus, dan
sebagainya untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Selain itu sekolah juga
menyediakan ada lab. Bank syariah yang digunakan oleh para siswa untuk
simulasi.
7. Dalam proses pembelajran/ pengajaran , media apa yang digunakan? Apakah
cukup efektif?
Jawab: media yang digunakan itu komputer, film kaya sejarah perbankan
segala macam. Untuk efektifnya sebenarnya lumayan cukup efektif karena
semakin kita.. contoh kaya pembelajaran sejarah ekonomi islam, ketika kita
ceramah ngalor ngidul jauh lebih efektif mereka menonton langsung karena
daya rekam mereka jauh lebih mudah dibandingkan ngomong. Selain itu juga
mereka di eksplor untuk presentasi karena ketika mereka ditugaskan untuk
mepresentasikan berarti mereka harus menguasai materi yang disampaikan.
Dan itu dilakukan perpribadi siswa dg materi yang berbeda-beda. Setelah itu
baru ada studi kasus, kemudian dianalisis
8. Untuk sumber daya dalam hal guru di program perbankan syariah ini, apakah
ada pelatihan khusus?
Jawab: sebenarnya dalam pelatihan khusus, jarang untuk perbankan syariah
jarang-jarang. Kemarin itu terakhir tahun kemarin dan tahun ini blm ada lagi
utusan untuk keluar, bleum ada undangan dari pihak luar untuk mengajukan
perbankan syariah. Jadi SDMnya terbatas, guru yang paham perbankan syariah
juga masih terbatas
9. Dalam hal spesialisasi guru mata pelajaran, apakah sekolah ini sudah memiliki
guru khusus dalam pengajaran?
Jawab: iya ada, hanya saja di perbankan syariah ini SDMnya masih kurang.
Jadi guru yang ada, diusahakan untuk mengajar yang lain.