Download - Tinjauan Pustaka Kembar New
PRESENTASI KASUS
WANITA G4P2A1 34 TAHUN HAMIL 37 MINGGU 4 HARI
KEHAMILAN GANDA (GEMELLI)
Disusun untuk Memenuhi Syarat
Mengikuti Program Pendidikan Profesi Dokter
di RSUD Tidar Kota Magelang
Diajukan Kepada :
dr. Adi Pramono, Sp. OG
Disusun Oleh :
Agus Susanto
20080310035
SMF/BAGIAN ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN
RSUD TIDAR KOTA MAGELANG
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2013
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun untuk Mengikuti Ujian Stase Ilmu Kebidanan dan Kandungan
di RSUD Tidar Magelang
Disusun Oleh:
Agus Susanto
20080310035
Telah dipresentasikan pada tanggal Juni 2013
dan telah disetujui oleh:
Dosen Pembimbing
dr. Adi Pramono, Sp.OG
PRESENTASI KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
a. Nama : Ny. Siti Noor Rosidah
b. Umur : 34 tahun
c. Pendidikan : S1
d. Pekerjaan : Guru
e. Nama suami : Tn. Irwan Setyawan
f. Umur : 34 tahun
g. Pendidikan : S1
h. Pekerjaan : Wiraswasta
i. Agama : Islam
j. Alamat : Jetak RT 3 RW 5 Mungkid, Magelang
II. ANAMNESIS tanggal 12 Mei 2013 jam 07.00 WIB
1. Keluhan Utama
Hamil kembar hendak melahirkan
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang rujukan Puskesmas dengan G4P2A1 hamil 37 minggu,
gemelli. Ketuban pecah jam 6.00 tanggal 12 Mei 2013. Kenceng-
kenceng (+), gerakan janin (+), lendir darah (-).
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit infeksi kelamin, asma, hipertensi, diabetes mellitus,
TBC, hepatitis disangkal.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat hamil kembar, asma, hipertensi, DM, TBC, gangguan jiwa
disangkal
5. Riwayat menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
HPHT : 22 Agustus 2012
6. Riwayat kehamilan Sekarang
Hari Perkiraan Lahir : 29 Mei 2013
ANC (+) di bidan sebanyak 6 kali, di puskesmas 2 kali.
7. Riwayat Perkawinan
Menikah 1 kali selama 8 tahun.
8. Riwayat Obsetri
NoKehamilan,persalinan,ke
guguran dan nifas
Umur sekarang/tanggal
Keadaan anak
Tempat perawatan dan
no daftar1. H. Aterm / P. Spontan ♂
3500 gr, nifas normal 6 tahun Sehat RS PMI Aceh
2 Keguguran hamil 2 bln Th 2009 RB. Bekasi
3 H. Aterm / P. Spontan ♀ 3000 gr, nifas normal
2 tahun Sehat RB. Bekasi
4 Hamil ini
9. Riwayat operasi
Tidak ada riwayat operasi.
10. Riwayat Keluarga Berencana
Ada, caranya suntik 3 bulan selama 1 tahun di Puskesmas.
III. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Vital Sign : Tekanan darah : 140/90 mmHg
HR : 88x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,50 C
Kepala : Conjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Leher : Lnn ttb, JVP ≠ meningkat
Thorax : Simetris, Cor/pulmo dbn
Abdomen : Supel, hepar dan lien tak teraba
Ekstremitas : Oedema tungkai (-/-), varises (-/-),
refleks patella (+/+)
2. Pemeriksaan Obstetri
a. Inspeksi : tampak perut membesar, striae gravidarum (+)
b. Palpasi :
Leopold 1 :
TFU : 2 jari dibawah procesus xyphoideus
Teraba 2 bagian besar
1. Bulat, lunak
2. Teraba bagian memanjang, seperti papan
Leopold 2
Kanan : 1. Teraba bagian memanjang, seperti papan
2. Teraba bagian bulat keras
Kiri : 1. Terasa bagian kecil-kecil
2. Teraba bagian bulat lunak
Leopold 3
Teraba 2 bagian besar
1. bulat, keras
2. teraba bagian kecil-kecil
Susah digerakan
Leopold 4
divergen
TFU : 36 cm
Pungtum maksimum : Kuadran abdomen kiri bawah :
DJJ (+) : 12.11.11
Pungtum maksimum : Kuadran abdomen kanan tengah :
DJJ (+) : 11.11.12
HIS : (+) jarang
Pemeriksaan Dalam (VT) :
Portio medial, Ø 3 cm, bagian bawah turun hodge 1, Lendir/Darah (+),
Kulit Ketuban (+), Air Ketuban (+).
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah Rutin
WBC : 13,01 [10^3/uL] [4,8-10,8]
RBC : 4,32 [10^3/uL] [4,2-5,4]
HGB : 13,0 [g/dL] [ 12-16]
HCT : 39,0 [%] [37-47]
PLT : 197 [10^3/uL] [150-450]
2. Imunoserologi
HBs Ag : - / NEG
3. USG
V. DIAGNOSIS SEMENTARA
G4P2A1, 34 tahun, hamil 37 minggu 4 hari
Janin II hidup intra uterine
Letak lintang, letak kepala
Inpartu kala 1
Gemelli
VI. SIKAP
- Inform consent
- Pro SC CITO
- Pasang infus RL
- Cek laboratorium darah rutin
- Usaha darah 1 kolf
- Injeksi Ampicillin 1 gram (skin test dulu)
- Pasang DC (+)
- Motivasi dilakukan steril (MOW)
FOLLOW UP HARIAN
Tggal Sebjek Objek Assesment Planing dan terapi12 Mei 201306.00
Keluhan: Kenceng (+) rutin, gerakan janin (+), BAK (+), BAB (-)
Keadaan Umum: CukupKesadaran : Compos MentisVital Sign : T : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit S : 36,40 C
R : 20 x/menitKepala : CA -/-, SI -/-Leher : JVP ≠ ↑,lnn tak terabaDada : Jantung : dbn Paru : dbn Abd : TFU 2 jari ↓ proc. xypoideus, supel, peristaltik (+)Ekst : oedema (-), varises (-)
G4P2A1, 34 th, H 37 mg 4 hrJanin II hidup intra uterineLetak lintang, letak kepalaInpartu kala 1Gemelli
- Inform consent - Pro SC CITO- Motivasi MOW
-Terapi pasca SCTP jam 10.00
- InfusRl+ oksitosin 10 iu 20 tpm
-Inj. Ampicilin 4x1 gr- Inj. Ketorolac 3x30 mg
- Inj. Kalnek 3x500 mg-Diet cair sedikit bila
mual/muntah (-)-Pengawasan-Balance cairan-Cek lab DR post Sc
13 Mei 201306.00
Keluhan: nyeri bekas operasi (+)BAK (+), BAB (-), mual/muntah (-), makan/ minum (+) sedikit, PPV (+) sedikit, ASI (+) keluar sedikit
Keadaan Umum: CukupKesadaran : Compos MentisVital Sign : T : 130/70
N : 84 x/menit S : 36,50 C
R : 20 x/menitKepala : CA -/-, SI -/-Leher : JVP ≠ ↑,lnn tak terabaDada : Jantung : dbn Paru : dbn Abd : supel, peristaltik (+), TFU 2 jari ↓ pusatEkst : oedema (-), varises (-)
G4P3A1 UI 34 th Pasca SCTP a/i gemelli, letak lintangHari Ke I
Jam 10.00-Aff infus dan kateter
Terapi oral-Amoxicilin 3x500 mg-Asam mefenamat
3x500mg-Mobilisasi-Pengawasan
14 Mei 201306.00
Keluhan: (-) BAK (+), BAB (-), PPV (+) sedikit, ASI (+)
Keadaan Umum: CukupKesadaran : Compos MentisVital Sign : T : 120/80
N : 88 x/menit S : 36,60 C
R : 20 x/menitKepala : CA -/-, SI -/-Leher : JVP ≠ ↑,lnn tak terabaDada : Jantung : dbn Paru : dbn Abd : supel, peristaltik (+), TFU 2 jari ↓ pusatEkst : oedema (-), varises (-)
G4P3A1 UI 34 th Pasca SCTP a/i gemelli, letak lintangHari Ke II
Terapi oral-Amoxicilin 3x500 mg-Asam mefenamat
3x500mg-Mobilisasi
15 Mei Keluhan: (-) Keadaan Umum: Cukup G4P3A1 UI 34 th Terapi oral
201306.00
BAK (+), BAB (-), PPV (+) sedikit, ASI (+)
Kesadaran : Compos MentisVital Sign : T : 110/80
N : 80 x/menit S : 36,70 C
R : 20 x/menitKepala : CA -/-, SI -/-Leher : JVP ≠ ↑,lnn tak terabaDada : Jantung : dbn Paru : dbn Abd : supel, peristaltik (+), TFU 2 jari ↓ pusatEkst : oedema (-), varises (-)
Pasca SCTP a/i gemelli, letak lintangHari Ke III
-Amoxicilin 3x500 mg-Asam mefenamat
3x500mg-Mobilisasi-Boleh Pulang
LAPORAN OPERASI SCTP + MOW
1. Pasien berbaring terlentang di meja operasi dalam anastesi spinal.
2. Asepsis dan antisepsis di daerah tindakan dan sekitarnya.
3. Tutup dengan duk steril kecuali didaerah tindakan.
4. Incisi dinding abdomen pada line mediana ± 12 cm sampai kavum peritoneum
terbuka, eksplorasi tampak uterus.
5. Incisio SBR secara semiluminar, perdalam secara tumpul
6. Pecah air ketuban secara tumpul dengan pean.
7. Anak dilahirkan
I. Letak lintang, ♂ BB 2200 gram, Apgar Score : 9-10-10
II. Presentasi Kepala, ♂ BB 2600 gram, Apgar Score : 9-10-10
8. Plasenta dilahirkan secara manual, kotiledon lengkap, infark (-), hematoma (-)
9. Eksplorasi kavum uteri, beri betadine
10. Jahit SBR secara jelujur, perdarahan (-)
11. Dilakukan tubektomi bilateral, perdarahan (-)
12. Cek alat lengkap
13. Jahit dinding abdomen lapis demi lapis
14. Luka jahitan diberi betadine dan ditutup dengan kasa steril.
15. Operasi selesai
TINJAUAN PUSTAKA
KEHAMILAN GANDA
A. Definisi
Kehamilan ganda (multifetus) adalah kehamilan yang terdiri dari dua janin atau
lebih. Kehamilan ganda dapat menghasilkan anak kembar dua, kembar tiga (triplet),
kembar empat (quardruplet), kembar lima (quintriplet), dan kembar enam
(sextuplet). Kehamilan kembar terjadi bila 2 atau lebih ovum mengalami
pembuhanan (dizygotic) atau bila satu ovum yang sudah dibuahi mengalami
pembelahan terlalu dini sehingga membentuk 2 embrio yang identik (monozygotic).
B. Etiologi
Bangsa, hereditas, umur dan paritas hanya mempunyai pengaruh terhadap
kehamilan kembar yang berasal dari 2 telur. Obat klomid dan hormonal
gonadotropin yang dipergunakan untuk menimbulkan ovulasi dilaporkan
menyebabkan kehamilan dizigotik. Pada fertilisasi in vitro dapat pula terjadi
kehamilan kembar, jika telur-telur yang diperoleh dapat dibuahi lebih dari satu dan
jika semua embrio yang kemudian dimasukan ke dalam rongga rahim ibu tumbuh
dan berkembang lebih dari satu.
C. Jenis
1. Kehamilan kembar monozigotik
Kehamilan kembar yang terjadi dari satu telur disebut kembar monozigotik atau
disebut identil, homolog, atau uniovuker. Kira-kira sepertiga kehamilan kembar
adalah monozigotik. Dan kira-kira sepertiga kehamilan monozigotik
mempunyai 2 amnion, 2 korion dan 2 plasenta; kadang-kadang 2 plasenta
tersebut menjadi satu. Pada kehamilan kembar mono-amniotik kematian bayi
sangat tinggi karena lilitan tali pusat, tetapi kehamilan ini jarang terjadi.
2. Kehamilan kembar dizigotik
Kira-kira dua pertiga kehamilan kembar adalah dizigotik yang berasal dari 2
telur, disebut heterolog, binovuler, atau fraternal. Jenis kelamin sama atau
berbeda, mereka berbeda seperti anak-anak lain dalam keluarga. Kembar
diziggotik mempunyai 2 plasenta, 2 korion, dan 2 amnion. Kadang-kadang 2
plasenta menjadi satu.
3. Conjoined twins, superfekundasi dan superfestasi
Conjoined twins atau kembar siam adalah kembar dimana janin
melengket satu dengan yang lainnya. Misalnya torakopagus (dada dengan
dada), abdominopagus (perlengketan kedua abdomen), Kraniopagus (kedua
kepala), dan sebagainya.
Superfekundasi adalah pembuahan dua telur yang dikeluarkan pada
ovulasi yang sama pada dua kali koitus yang dilakukan pada jarak waktu yang
pendek.
Superfestasi adalah kehamilan kedua yang terjadi beberapa minggu atau
bulan setelah kehamilan pertama. Belum pernah dibuktikan pada manusia,
namun ditemukan pada kuda.
D. Pertumbuhan Janin Kembar
1. Berat badan satu janin kehamilan kembar rata-rata 1000 gram lebih ringan dari
janin tunggal
2. Berat badan baru lahir biasanya pada kembar dua dibawah 2500 gram, triplet
dibawah 2000 gram, quadruplet dibawah 1500 gram, quintuplet dibawah 1000
gram.
3. Berat badan masing-masing janin dari kehamilan kembar tidak sama, umumnya
berselisih antara 50 sampai 1000 gram, karena pembagian sirkulasi tidak sama,
maka yang satu kurang bertumbuh dari yang lain.
4. Pada kehamilan monozigotik :
Pembuluh darah janin yang satu beranastomosis dengan janin yang lain,
karena itu setelah bayi satu lahir talipusat harus diikat untuk menghindari
perdarahan
Karena itu janin yang satu dapat terganggu pertumbuhannya dan menjadi
monstrum seperti akardiakus, dan kelainan lainnya
Dapat terjadi sindrom transfuse fetal, pada janin yang dapat darah lebih
banyak terjadi hidroamnion, polisitemia, edema, dan pertumbuhan yang
baik. Sedangkan janin yang kedua kurang pertumbuhannya terjadilah
kecil, anemia, dehidrasi, oligohidramni, mikrokardia.
5. Pada kehamilan kembar dizigotil
Dapat terjadi satu janin meninggal dan yang satu tumbuh sampai cukup
bulan
Janin yang mati bisa diresorbsi (kalau pada kehamilan muda) atau pada
kehamilan agak tua janin jadi gepeng disebtu fetus papyraseus atau
kompresus.
E. Letak dan Presentasi Janin
Padahamil kembar sering terjadi kesalahan presentasi dan posisi kedua janin.
Begitu pula letak janin kedua dapat berubah setelah janin pertama lahir, misalnya dari
letak lintang berubah jadi letak sungsang atau letak kepala. Berbagai kombinasi letak,
presentasi dan posisi bisa terjadi yang paling sering dijumpai adalah :
1. Kedua janin dalam letak membujur, presentasi kepala ; (44-47%)
2. Letak membujur, presentasi kepala bokong (37-38%)
3. Keduanya presentasi bokong (8-10%)
4. Letak lintang dan presentasi kepala (5-5,3%)
5. Letak lintang dan presentasi bokong (1,5-2%)
6. Keduanya letak lintang (0,2-0,6)
7. Letak dan presentasi 69 adalah letak yang berbahaya karena dapat terjadi
kunci-mengunci (interlocking)
F. Diagnosis
Sedikit kehamilan kembar (kehamilan multipel) terdiagnosis pada pertengahan
pertama kehamilan kecuali dengan scanning ultrasound. Meluasnya penggunaan
pencitraan ultrasonografik telah sangat mengurangi insidensi tidak terdeteksinya
kehamilan kembar sebelum persalinan. Dengan pemeriksaan ultrasonografi yang
cermat, kantung gestational yang terpisah pada kehamilan kembar dapat diidentifikasi
sangat dini.
Riwayat kembar, usia maternal lanjut, paritas tinggi, dan ukuran ibu besar pada
keluarga dari pihak ibu serta riwayat pernah hamil kembar merupakan petunjuk yang
lemah, tetapi riwayat baru mendapat klomifen atau gonadotropin atau kehamilan yang
diperoleh dari teknologi reproduksi dengan bantuan merupakan petunjuk yang kuat.
Pemeriksaan klinis disertai pengukuran akurat tinggi fundus merupakan hal yang
penting. Selama trimester kedua, ukuran uterus lebih besar daripada yang diperkirakan
untuk usia gestasi yang dihitung berdasarkan data haid.
Pada pertengahan kedua, kehamilan multipel dapat diduga jika :
1. Lingkar abdomen dan ukuran uterus lebih besar dibandingkan dengan usia
kehamilan
2. Palpasi menunjukkan kelebihan bagian janin, dan dapat dideteksi dua bagian
kepala janin. Namun secara umum, janin kembar sulit didiagnosis dengan
palpasi bagian-bagian tubuh janin sebelum trimester ketiga. Bahkan pada
tahap lanjut kehamilan, mungkin sangat sulit mengidentifikasi kembar
dengan palpasi transabdominal, terutama apabila salah satu kembar, terletak
di atas kembar lainnya, apabila ibu gemuak atau apabila terdapat
hidramnion.
Pemeriksaan lain yang dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis
kehamilan kembar adalah :
1. Bunyi Jantung Janin
Menjelang akhir trimester pertama, kerja jantung janin dapat dideteksi
dengan peralatan ultrasonik Doppler. Beberapa waktu sesudahnya kita dapat
mengidentifikasi dua jantung janin apabila frekuensi keduanya jelas berbeda
satu sama lain serta dengan frekuensi denytu jantung ibu. Dengan
menggunakan stetoskop janin aural biasa, bunyi jantung janin pada kembar
dapt diidentifikasi melalui pemeriksaan yang cermat pada usia kehamilan
18-20 minggu.
2. Pemeriksaan Radiologis
Radiograf abdomen ibu sebagai upaya membuktikan janin multipel
dapatmembantu pada keadaan-keadaan tertentu yang jarang, biasanya
apabila terdapat gestasi multipel ordo tinggi dan belum jelas berapa banyak
janin yang ada. Akan tetapi pemeriksaan dengan rontgen sudah jarang
dilakukan untuk mendiagnosis kehamilan ganda karean efek cayaha
penyinaran.
3. Pemeriksaan Biokimiawi
Jumlah gonadotropin korionik dalam plasmma dan urin, secara rata-rata
lebih tinggi daripada yang dijumpai pada kehamilan tunggal. Kembar sering
terdiagnosis sewaktu dilakukan pemeriksaan kadar alfa-fetoprotein serum
ibu, walaupun pemeriksaan ini saja tidak bersifat diagnostik.
G. Diagnosis Banding
Kehamilan tunggal dengan janin besar
1. Hidramnion adalah suatu kondisi dimana jumlah air ketuban melebihi dari batas
normal. Untuk keadaan normal aor ketuban berjumlah sebanyak antara 1-2 liter,
sedangkan kasus hidramnion melebihi batas dari 2 liter yaitu antara 4-5 liter.
Hidramnion dapat menyertai kehamilan kembar, kadang-kadang kelainan hanya
terdapat pada satu kantong amnion, dan lainnya oligohidramnion. Pemeriksaan
USG dapat menentukan apakah pada hidramnion ada kehamilan kembar atau
tidak.
2. Mola Hidatidosa, biasa disebut hamil anggur, adalah kelainan di dalam
kehamilan dimana jaringan plasenta (ari-ari) berkembang dan membelah terus
menerus dalam jumlah yang berlebih.
3. Kehamilan dangan tumor (mioma/kista ovarium)
Tidak terdengarnya dua denyut jantung pada pemeriksaan berulang, bagian
kecil dan besar yang sukar digerakkan, lokasinya yang tidak berubah, dan
pemeriksaan rontgen / USG dapat membedakan kedua hal tersebut.
H. Komplikasi
Komplikasi pada kehamilan kembar dapat terjadi pada :
1. Ibu
Anemia
Hipertensi
Partus Prematurus
Atonia uteri
Perdarahan pasca persalinan
2. Bayi
Hidramnion
Malpresentasi
Plasenta previa
Solutio plasenta
Ketuban pecah dini
Prolapsus funikuli
Pertumbuhan janin terhambat
Kelainan bawaan
Morbiditas dan mortalitas perinatal meningkat
I. Penatalaksanaan Kehamilan Ganda
Perawatan antenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan
mencegah komplikasi yang timbul, dan bila diagnosis telah ditegakkan antenatal care
(ANC) harus lebih sering pada akhir trimester kedua dilakukan tiap dua minggu,
kemudian setelah umur kehamilan mencapai >36 minggu dilakukan ANC setiap 1
minggu.
Perbanyak istirahat dengan sering berbaring, sehingga aliran darah ke plasenta
meningkat dan pertumbuhan janin menjadi lebih pesat
Perbanyak makanan mengandung protein, dan makan lebih sering, namun dengan
porsi lebih sedikit. Karena kebutuhan zat besi pada ibu hamil kembar lebih besar
untuk mencukupi kebutuhan 2 janin dan agar pengeceran volume darah ibu lebih
meningkat. Karenanya, ibu perlu sering melakukan pemeriksaan kadar Hb dan
mengetahui jenis golongan darah serta rhesus ibu untuk persiapan transfusi jika
diperlukan.
Setelah kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalanan jauh sebaiknya dihindari,
karena akan merangsang partus prematurus.
Pemakaian korset gurita yang tidak terlalu ketat diperbolehkan, supaya terasa
lebih ringan.
Periksa darah lengkap, Hb, dan golongan darah
Pematanganparu janin bila ada tanda-tanda partus prematurus yang mengancam
dengan pemberian kortikosteroid.
Batas waktu kelahiran anak kedua antara 5-15 menit sesudah anak pertama. Jika
terlalu cepat, trauma persalinan pada anak kedua lebih besar (setelah ikut stress
pada waktu anak pertama lahir, harus mengalami stress lagi pada persalinannya
sendiri). Jika terlalu lama dapat terjadi hipoksia.
Minum teratur suplemen penambah darah yang diberikan oleh dokter untuk
mencegah anemia dan sekaligus sebagai nutrisi untuk kedua janin
Rawat inap bila :
Ada kelaian obstetrik
Ada his/pembukaan serviks
Ada hipertensi
Pertumbuhan salah satu janin terganggu
Kondisi sosial yang tidak baik
Profilaksis/ mencegah partus prematurus dengan obat tokolitik
Untuk menurunkan mortalitas dan morbiditas perinatal pada kehamilan kembar,
perlu dilakukan tindakan-tindakan untuk mencegah terjadinya komplikasi seawal
mungkin. Diagnosis dini kehamilan kembar harus dapat ditegakkan sebagai
perencanaan pengelolaan kehamilan. Mulai umur kehamilan 24 minggu pemeriksaan
antenatal dilakukan tiap 2 minggu, dan sesudah usia kehamilan 36 minggu pemeriksaan
dilakukan tiap minggu. Istirahat baring dianjurkan lebih banyak karena hal itu
menyebabkan aliran darah ke plasenta meningkat agar pertumbuhan janin baik.
Kebutuhan kalori, protein, mineral, vitamin dan asam lemak esential haru cukup oleh
karena kebutuhan yang meningkat pada kehamilan kembar. Kebutuhan kalori harus
ditingkatkan sebesar 300 kalori perhari. Pemberian 60 sampai 100 mg zat besi perhari,
dan 1 mg asam folat diberika untuk menambah zat gizi lain yang telah diberikan.
Pemeriksaan USG dilakukan untuk mengetahui adanya diskordansi pada kedua janin
pengukuran lingkar perut merupaka indikator yang sensitif dalam menentukan
diskordansi. Pada kehamilan kembar terjadi peningkatan resiko persalinan preterm,
sehingga dilakukan pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru berupa
betamethasone 12 mg/hari, untuk 2 hari. Bila tidak ada bisa diberikan dexamethasone
serta pemberian tokolitik.
J. Penanganan Dalam Persalinan
Semua persiapan untuk resusitasi dan perawatan bayi prematur disediakan.
Golongan darah ibu sudah ditentukan dan persediaan darah diadakan mengingat
kemungkinan perdarahan postpartum lebih besar. Episiotomi perlu dilakukan untuk
memperpendek kala pengeluaran dan mengurangi tekanan pada kepala bayi.
Setelah janin pertama lahir, segera dilakukan pemeriksaan luar dan vaginal
untuk mengetahui letak dan keadaan janin kedua. Jarak antara lahirannya janin pertama
dan kedua adalah antara 5 sampai 15 menit. Kelahiran janin kedua kurang dari 5 menit
setelah janin pertama lahir dapat menimbulkan trauma persalinan pada janin tersebut.
Kelahiran janin kedua lebih dari 30 menit dapat menimbulkan insufisiensi
uteroplasental, karena berkurangnya volume uterus dan juga dapat terjadi solusio
plasenta sebelum janin kedua dilahirkan.
Bila janin kedua dalam letak lintang, denyut jantung janin tidak terarturm terjadi
prolapsus funikuli atau solusio plasenta atau bila persalinan spontan tidak terjadi dalam
15 menit, maka segera dilakukan versi ekstrasi tanpa narkosis. Pada janin dalam letak
memanjang dapat dilakukan ekstrasi cunam pada letak kepala dan ekstraksi kaki pada
letak sungsang.
Seksio sesaria pada kehamilan kembar dilakukan atas indikasi janin pertama
dalam letak lintang, prolapsus funikuli, plasenta previa, dan lain-lain. Segera setelah
janin kedua lahir, penderita disuntik 10 satuan oksitosin, dan tingginya fundus uteri
diawasi. Bila tanda-tanda plasenta lepas tampak, maka plasenta dilahirkan dan diberi 0,2
metergin secara intravena. Kala IV diawasi secara cermat dan cukup lama, agar
perdarahan postpartum dapat diketahui dini dan penanggulangannya dilakukan segera.
DAFTAR PUSTAKA
1. Wiknjosastro, H., dkk. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
2. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2001.
3. Mochtar,R. 1991. Sinopsis Obstetri, Obstetri Fisiologis, Obstetri Patologi.
Jakarta : EGC.
4. Dr. H. M. A. Ashari, Sp. OG (K). Sectio Caesarea, 2011.