UNIVERSITAS INDONESIA
TINJAUAN RESPON PELETAKAN BILLBOARD SEBAGAI
MEDIA PERIKLANAN UNTUK TARGET PASAR
PENGENDARA MOBIL DENGAN METODE EYE TRACKING
SKRIPSI
IVAN ANGGA KUSUMA
NPM 0806458946
PROGRAM SARJANA TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
2012
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
ii
UNIVERSITAS INDONESIA
TINJAUAN RESPON PELETAKAN BILLBOARD SEBAGAI
MEDIA PERIKLANAN UNTUK TARGET PASAR
PENGENDARA MOBIL DENGAN METODE EYE TRACKING
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
COVER
IVAN ANGGA KUSUMA NPM 0806458946
PROGRAM SARJANA TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
2012
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua
sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya
nyatakan dengan benar
Nama : Ivan Angga Kusuma
NPM : 0806458946
Tanda Tangan :
Tanggal : 18 Juni 2012
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh,
Nama : Ivan Angga Kusuma
NPM : 0806458946
Program Studi : Teknik Industri
Judul Skripsi :
Tinjauan Respon Peletakan Billboard
Sebagai Media Periklanan untuk Target
Pasar Pengemudi Mobil dengan Metode Eye
Tracking
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima
sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar
sarjana teknik pada Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
DEWAN PENGUJI
Pembimbing : Ir. Erlinda Muslim, MEE. ( )
Pembimbing2 : Romadhani Ardi, ST. MT. ( )
Penguji : Prof. Dr. Ir. Teuku Yuri M. Z., M.Eng. Sc. ( )
Penguji : Ir. Djoko S. Gabriel, MT. ( )
Penguji : Ir. Yadrifil, M.Sc. ( )
Ditetapkan di : Depok
Tanggal : 21 Juni 2012
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan karunia-Nya sehingga laporan skripsi ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Laporan skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan yang diperlukan untuk
menjadi Sarjana Teknik di Teknik Industri Universitas Indonesia.
Dalam proses pengerjaan laporan skripsi ini, penulis tidak mungkin dapat
melakukannya tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Erlinda Muslim selaku pembimbing yang telah banyak memberikan
arahan, bantuan, nasehat, motivasi dan ilmu kepada penulis dari awal
sampai dengan akhir.
2. Bapak Boy Nurjahyo selaku kepala laboratorium ergonomics centre yang
banyak memberikan masukan dan didikan mengenai ergonomi selama
penulis mengerjakan penelitian ini.
3. Para dosen Teknik Industri Universitas Indonesia yang telah memberikan
ilmu selama 4 tahun ini.
4. Bapak Agung Prehadi yang telah banyak membantu dan mengajarkan
tentang teori eye tracking sampai dengan penyelesaian ini selesai.
5. Bapak Romadhani yang telah membimbing dan banyak memberikan
masukan seputar materi dan metode penelitian.
6. Ibu Maya dan Ibu Dwinta yang ikut mengoreksi kesalahan kesalahan yang
terkadang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan pengambilan data
maupun penulisan
7. Mas Taufan yang selalu menjadi teman senang dan susah dalam
menyusun penelitian ini serta banyak membantu dalam hal teknis.
8. Seluruh keluarga yang selalu membantu dan mendoakan agar penelitian
ini berjalan dengan lancar.
9. Philbertha Nathania yang telah memberikan banyak motivasi dan
dukungan dari awal sampai dengan penelitian ini selesai.
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
vi
10. Ryan Putra Pratama dan Gagas Hariseto yang telah dengan bak hati
meminjamkan kendaraan dalam proses pengambilan data.
11. Meilinda Doris, Citra Prana, dan seluruh asisten laboratorium lain yang
telah sama sama memberikan dukungan moral dan sharing pengetahuan
selama penelitian berlangsung.
12. Tim eye tracker yang selalu bersama sama dalam kesulitan pengambilan
data dan menyelesaikan permasalahan.
13. Lima belas responden yang telah meluangkan waktunya untuk mengambil
data.
14. Tegar Septyan, Yerrikho Bergas, Jimmy Fong, Anton Hartawan, Alex
Justian dan teman teman lain yang selalu berbagi hiburan sehingga
penelitian ini dapat selesai dengan baik.
15. Mas Iwan, pak Mursyid, dan mas Latif yang bersabar untuk menunggu
dan memberikan toleransi penggunaan laboratorium hingga malam hari.
16. Mas Acil, mas Dodi dan supir pak Yuri yang telah membantu proses trial
pengambilan data hingga metode pengambilan data dapat tersusun dengan
rapid an lancer.
17. Mbak Willy, mbak Triana, dan bu Har yang membantu proses administrasi
berjalan lancar sehingga kesediaan alat teknis dapat terselesaikan.
18. Segenap TI‟08 atas waktu berharga selama 4 tahun kuliah di TIUI.
19. Seluruh pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu yang
telah membatu untuk menyelesaikan penelitian ini. Terima kasih atas
bantuan dan dukungan kalian semua.
Penulis mengetahui bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan sarannya yang membangun
demi kelengkapan laporan ini
Depok, 14 Juni 2012
Ivan Angga Kusuma
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
vii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : Ivan Angga Kusuma
NPM : 0806458946
Program Studi : Teknik Industri
Departemen : Teknik Industri
Fakultas : Teknik
Jenis karya : Skripsi
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive
Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
Tinjauan Respon Peletakan Billboard Sebagai Media Periklanan Untuk
Target Pasar Pengendara Mobil Dengan Metode Eye Tracking
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 12 Juni 2012
Yang menyatakan
( Ivan Angga Kusuma)
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
viii
ABSTRAK
Nama : Ivan Angga Kusuma
Program Studi : Teknik Industri
Judul : Tinjauan Respon Peletakan Billboard Sebagai Media
Periklanan Untuk Target Pasar Pengendara Mobil
Dengan Metode Eye Tracking
Billboard adalah salah satu outdoor advertising media yang dapat menjadi pilihan
bagi sponsor. Target pasar dari billboard adalah para pengguna jalan raya
termasuk pengendara mobil. Penelitian ini berfokus untuk mengetahui efektifitas
penggunaan billboard serta pengaruh faktor posisi terhadap atensi pengguna jalan
terhadap billboard yang diteliti. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode eye-tracking, EyeLink II, untuk mengetahui pergerakan mata dari sampel
yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil dari uji statistik menunjukkan bahwa
faktor posisi tidak berpengaruh signifikan pada peluang terlihatnya billboard.
Kata Kunci:
Ergonomi, Billboard, Iklan, Mobil, Pengendara, Eye tracking
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
ix
ABSTRACT
Name : Ivan Angga Kusuma
Study Program : Industrial Engineering
Title : Review of Billboard Positioning Response as an Advertising
Media for Car Drivers Using Eye-Tracking Method
Billboard is one of the outdoor advertising media that could be one of many
choices given to sponsors. The target market is all of the road users including
driver. This study focused on determining the effectiveness of billboards used as
well as the effect of position factor on road users attention at billboard. The
research was using eye tracking method, EyeLink II, to get eye-movements of
samples used. The results of statistical test showed that position factor has no
effect on billboard sighting opportunities.
Keywords:
Ergonomics, Billboard, Advertising, Car, Driver, Eye tracking
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
x
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................ v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ........................ vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT .......................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
BAB 1 ...................................................................................................................... 1
1. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1 1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2. Diagram Keterkaitan Masalah ..................................................................... 5 1.3. Perumusan Masalah ..................................................................................... 6
1.4. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6 1.5. Batasan Penelitian ........................................................................................ 6
1.6. Metodologi Penelitian .................................................................................. 7 1.7. Sistematika Penulisan ................................................................................ 10
BAB 2 .................................................................................................................... 11
2. STUDI PUSTAKA ........................................................................................... 11 2.1. Ergonomi .................................................................................................... 11
2.1.1. Sejarah Ergonomi dan Perkembangannya ........................................ 11 2.1.2. Definisi dan Ruang Lingkup Ergonomi ............................................ 11
2.2. Ergonomi kognitif ...................................................................................... 13 2.2.1. Sejarah Perkembangan Kognitif ....................................................... 13
2.2.2. Definisi dan Ruang Lingkup Kemampuan Kognitif ......................... 15 2.3. Persepsi ...................................................................................................... 16
2.3.1. Pengertian Persepsi ........................................................................... 16 2.3.2. Proses Terjadinya Persepsi ................................................................ 17 2.3.3. Sifat Sifat Persepsi ............................................................................ 18 2.3.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi ................................... 19 2.3.5. Bentuk Bentuk Persepsi .................................................................... 19
2.4. Eye Tracking .............................................................................................. 20 2.4.1. Mata................................................................................................... 20 2.4.2. Sejarah Eye Tracking ........................................................................ 21
2.5. EyeLink ...................................................................................................... 23 2.5.1. EyeLink II .......................................................................................... 23
2.5.2. EyeLink II Scene Camera .................................................................. 24
2.6. Outdoor Advertising .................................................................................. 25
2.6.1. Street Furniture ................................................................................. 25 2.6.2. Transit ............................................................................................... 25 2.6.3. Alternative ......................................................................................... 26
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
xi
2.6.4. Billboard ........................................................................................... 26
2.7. Efektifitas Iklan .......................................................................................... 26
BAB 3 .................................................................................................................... 29
3. Metode Penelitian dan Pengolahan Data ...................................................... 29 3.1. Metode Pengambilan Data ......................................................................... 29
3.1.1. Responden ......................................................................................... 30
3.1.2. Area Penelitian .................................................................................. 30 3.1.3. Perlengkapan pengambilan Data ....................................................... 31 3.1.4. Eye Tracker (EyeLink II Scene Camera) .......................................... 32 3.1.5. Persiapan Alat (Calibrasi)................................................................. 33
3.1.6. Pengambilan Data Eye Tracking ....................................................... 37 3.2. Pengolahan Data ........................................................................................ 37
3.2.1. Pengolahan Data Fixation Map ......................................................... 38 3.3. Hasil ........................................................................................................... 41
3.3.1. Dwell Time ........................................................................................ 41 3.3.2. Fixation Count .................................................................................. 42 3.3.3. Pengolahan Data Statistik ................................................................. 43
BAB 4 .................................................................................................................... 44
4. ANALISIS DAN HASIL ................................................................................. 44 4.1. Analisis Eye Tracking ................................................................................ 44
4.1.1. Heat Map ........................................................................................... 44 4.1.2. Hasil Heat Map ................................................................................. 47
4.2. Analisis Statistik ........................................................................................ 50 4.2.1. Normality Test ................................................................................... 50
4.2.2. One Way ANOVA ............................................................................ 51
BAB 5 .................................................................................................................... 52
5. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 52 5.1. Kesimpulan ................................................................................................ 52 5.2. Penelitian Selanjutnya ................................................................................ 53
DAFTAR REFERENSI ....................................................................................... 54
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Tabel Jumlah Kendaraan di kota Depok pada Tahun 2010………… 3
Tabel 2.1 Perbedaan EyeLink II Scene Camera………………………………… 24
Tabel 3.1 Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Real Time…………………… 31
Tabel 3.2 Tabel Data Dwell Time……………………………………………….. 41
Tabel 3.3 Tabel Data Fixation Count…………………………………………… 42
Tabel 4.1 Presentase Billboard………………………………………………….. 47
Tabel 4.2 Data Fiksasi…………………………………………………………... 49
Tabel 4.3 ANOVA One Way……………………………………………………. 50
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Pilihan Iklan Traditional Para Pemasar……………………………. 2
Gambar 1.2 Billboard di Sisi Jalan Margonda Raya…………………………… 3
Gambar 1.3 Diagram Keterkaitan Masalah……………………………………... 5
Gambar 1.4 Diagram Alir Metodologi………………………………………….. 9
Gambar 2.1 EyeLink II………………………………………………………… 23
Gambar 2.2 Sistem Konfigurasi EyeLink II Scene Camera…………………… 24
Gambar 3.1 Proses Pengambilan Data………………………………………… 29
Gambar 3.2 Area Penelitian…………………………………………………… 30
Gambar 3.3 Perlengkapan Pengambilan Data………………………………… 32
Gambar 3.4 Pemasangan Eye Tracker………………………………………… 32
Gambar 3.5 Idle Mode………………………………………………………… 33
Gambar 3.6 Crawling Box……………………………………………………… 34
Gambar 3.7 Calibrasi…………………………………………………………… 34
Gambar 3.8 Validasi……………………………………………………………. 35
Gambar 3.9 Scene Camera Alignment………………………………………… 36
Gambar 3.10 Depth Correction…………………………………………………. 36
Gambar 3.11 Pengambilan Data………………………………………………… 37
Gambar 3.12 Contoh Fiksasi…………………………………………………..... 37
Gambar 3.13 Fixation Map Frame 1-1…………………………………………. 38
Gambar 3.14 Fixation Map Frame 1-2…………………………………………. 39
Gambar 3.15 Fixation Map Frame 1-3…………………………………………. 39
Gambar 3.16 Fixation Map Frame 1-4…………………………………………. 40
Gambar 4.1 Heat Map Frame 1-1………………………………………………. 44
Gambar 4.2 Heat Map Frame 1-2………………………………………………. 45
Gambar 4.3 Heat Map Frame 1-3………………………………………………. 46
Gambar 4.4 Heat Map Frame 1-4………......................................................... 46
Gambar 4.5 Pie Chart Posisi Billboard………………………………………… 48
Gambar 4.6 Pie Chart Total Penelitian…………………………………………. 48
Gambar 4.7 Normality Test Billboard…………………………………………... 50
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap perusahaan terus berlomba untuk memasarkan produk/jasa mereka
kepada konsumen. Proses pemasaran ini terus dilakukan dengan berbagai macam
media yang ada agar produk / jasa yang mereka tawarkan dapat terus dikenal
masyarakat. Proses pemasaran ini sangatlah penting, oleh karena itu biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan untuk pemasaran tidaklah sedikit.
Pemasaran sendiri dilakukan dengan berbagai cara tergantung dari produk
yang ingin dipasarkan. Menurut Kotler, dalam bukunya yang berjudul Marketing
Management, proses pemasaran dibagi menjadi 4P yaitu: Product, Place, Price
dan Promotion. Keempat hal penting dalam pemasaran ini perlu dikembangkan
sebaik-baiknya, namun dari keempat poin tersebut biaya untuk promosi dan
periklanan adalah biaya yang cukup besar bagi perusahaan. Hal ini dapat
dibuktikan dari laporan keuangan triwulan salah satu perusahaan consumer goods
terkemuka di Indonesia. Perusahaan tersebut mengeluarkan lebih dari 3,8 triliun
dalam waktu 3 bulan untuk semua produknya. Tercatat bahwa dari 3.8 triliun yang
dikeluarkan, 600 miliar rupiah untuk biaya promosi dan 1.2 triliun untuk biaya
periklanan dan riset pasar. Beban biaya ini diharapkan dapat dikurangi dengan
mengefektif dan mengefisienkan periklanan suatu produk sehingga dengan biaya
yang lebih murah, perusahaan mendapatkan media promosi dan iklan yang lebih
tepat sasaran.
Media periklanan yang digunakan setiap perusahaan berbeda tergantung
dari produk dan jasa serta strategi yang mereka miliki. Contoh media periklanan
yang sering dipakai perusahaan adalah billboard. Billboard adalah media
perikalanan berukuran besar yang terpasang di sis jalan raya, billboard merupakan
salah satu metode outdoor advertising yang memiliki target pasar para pengguna
jalan, termasuk di dalamnya para pengendara dan penumpang mobil, motor, serta
pejalan kaki..
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
2
Universitas Indonesia
Billboard ataupun outdoor advertising lain mungkin bukan pilihan favorit
para pemasar jika dibandingkan dengan media lain seperti televisi. Dapat dilihat
dari hasil survey di bawah bahwa Televisi dan Koran lebih difavoritkan sebagai
pilihan pemasaran.
Gambar 1.1 Pilihan Iklan Traditional Para Pemasar
Sumber: Michael Adiwiijaya, Petra Surabaya
Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa outdoor advertising menempati
posisi tiga setelah televisi dan Koran. Namun, potensi outdoor advertising cukup
tinggi jika kita lihat dari segi harga. Billboard memiliki kelebihan jika
dibandingkan dengan media periklanan lain, diantaranya adalah murah dan jika
ditempatkan pada posisi yang tepat, lebih optimal untuk branding suatu produk.
Jika dibandingkan dengan pemasangan iklan di televisi yang rata-rata adalah
Rp.10 juta/tayangan dengan durasi waktu 15-30 detik, billboard cukup murah
dengan harga berkisar Rp. 1,25 miliard per tahun per lokasi dalam waktu
24jam/hari dan 7x/minggu. Hal ini membuktikan bahwa billboard memiliki
kelebihan dari segi harga, belum lagi jika kontrak penayangan iklan tersebut
adalah 10 kali per hari dalam satu tahun maka perusahaan pemasang iklan akan
dikenakan biaya sebesar Rp.36,5 miliard per tahunnya.
Dalam penempatannya, billboard dipasang pada lokasi yang ramai
pengunjung dan kendaraan. Kota dan jalan besar tentunya menjadi target utama
media iklan ini. Berikut adalah contoh billboard pada salah satu sisi Jalan
Margonda Raya, Depok :
Sales Televisi
Koran
Outdoor advertisingMajalah
Tabloid
61.1 %
25.9 %
5.3 %
4.2 %
1.3 %
2.2 %
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
3
Universitas Indonesia
Gambar 1.2 Billboard di Sisi Jalan Margonda Raya
(foto oleh: Agung Prehadi)
Dalam penelitian ini, jalan raya yang akan dipakai adalah jalan Margonda
Raya Kota Depok. Selain karena aksesnya yang dekat dengan tempat penelitian,
jalan Margonda adalah jalan utama di kota Depok yang penduduknya mencapai
1.5 juta jiwa. Kendaraan bermotor di kota Depok kecamatan Pancoran Mas
(termasuk jalan Margonda raya, tempat pengambilan data)cukup banyak yaitu
mencapai 19.732 kendaraan, belum termasuk kendaraan dari luar kota Depok.
Tabel 1.1 berikut adalah data terakhir jumlah kendaraan bermotor di kota Depok
kecamatan Pancoran mas.
Table 1.1 Tabel Jumlah Kendaraan Kota Depok Tahun 2010
(Sumber : Situs Pemerintah Kota Depok)
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
4
Universitas Indonesia
Bagi perusahaan jasa pembuat maupun sewa billboard, lokasi dan
penempatan billboard yang efektif tentu sangat membantu mereka dalam
memasarkan jasa kepada client. Sedangkan bagi pengemudi kendaraan dan target
iklan lain, penelitian ini dapat berguna untuk menerima informasi iklan lebih baik.
Manfaat lain dari penelitian ini adalah untuk pemerintah. Bagi pemerintah kota
sendiri, penelitian ini dapat berguna untuk membuat kebijakan dalam menentukan
lokasi penempatan billboard sehingga dapat mengurangi polusi visual.
Hasil dari penelitian ini adalah mendapatkan efektifitas penggunaan
promosi billboard berdasarkan pergerakan mata pengemudi mobil sehingga dapat
diketahui apakah posisi tertentu sudah cukup tepat untuk penempatan billboard.
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
5
Universitas Indonesia
1.2. Diagram Keterkaitan Masalah
Melalui latar belakang masalah, dapat disusun suatu diagram yang
menghubungkan permasalahanyang ada sehingga ditemukan solusi beserta hasil
yang tepat untuk masalah tersebut. Berikut adalah diagram keterkaitan masalah :
Peletakan billboard yang tidak teratur
Perusahaan sponsor kurang yakin
menempatkan iklan pada billboard
Penelitian efektifitas penempatan billboard
Perlunya penelitian efektifitas penempatan billboard di jalan raya
Mendapatkan hasil penelitian berupa nilai
efektifitas billboard
Mendapatkan data penglihatan billboard
berupa heat map
Mengetahui Efektifitas penggunaan billboard
pada posisi kanan dan kiri jalan
Mengetahui adanya / tidak adanya pengaruh faktor
posisi jalan pada penempatan billboard
Mendapatkan pie chart penglihatan terhadap
billboard
Diketahui range waktu terlihatnya billboard
Belum tahu perbedaan efektifitas billboard di sisi
kiri dan kanan jalan
Belum adanya penelitian peletakan billboard yang
efektif
Perusahaan menggunakan Billboard
untuk mengiklankan produknya
Belum tahunya efektifitas penggunaan billboard
Gambar 1.3 Diagram Keterkaitan Masalah
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
6
Universitas Indonesia
1.3. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disebutkan beserta diagram
keterkaitan masalah, maka dapat dilihat bahwa permasalahan awal adalah biaya
pemasaran perusahaan cukup tinggi sehingga perlu diketahui efektifitas media
pemasaran yang dipakai, dalam hal ini adalah billboard.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan nilai efektifitas terlihatnya
billboard pada lampu merah. Melalui nilai efektifitas tersebut akan diketahui ada /
tidaknya pengaruh posisi terhadap peluang terlihatnya billboard. Selain itu juga
didapatkan perbandingan efektifitas billboard pada sisi kiri dan kanan jalan.
1.5. Batasan Penelitian
Beberapa batasan umum dilakukan untuk lebih mengarahkan hasil dari penelitian
ini, yaitu:
a) Penelitian dilakukan pada titik-titik tertentu disepanjang Jalan Margonda
Raya, Kota Depok.
b) Data yang diambil adalah data pergerakan mata lewat metode eye tracking
secara langsung pada area lampu merah kota Depok
c) Digunakan mobil tipe MPV dengan alasan bahwa mobil tipe ini memiliki
populasi terbanyak dan memiliki visual angle yang ideal.
d) Tidak diperhitungkan desain produk yang berbeda beda pada masing
masing billboard.
e) Tidak diperhitungkan tingkat kemacetan yang terjadi pada saat tertentu,
namun penelitian ini tetap dilakukan pada kondisi normal (tidak macet dan
tidak hujan)
f) Responden untuk penelitian ini adalah mahasiswa (18 – 23 tahun), berjenis
kelamin laki laki, terbiasa membawa mobil tipe MPV manual, dan
memiliki SIM A.
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
7
Universitas Indonesia
1.6. Metodologi Penelitian
Berikut ini adalah metodologi yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan
penelitian.
1. Pemilihan topik penelitian
Pada tahap ini peneliti menentukan topik penelitian yang akan dilakukan.
Setelah topik penelitian ditetapkan, selanjutnya disusun rumusan masalah,
tujuan penelitian serta ruang lingkup penelitian yang akan dilakukan
2. Pemahaman dasar teori
Pada tahap ini peneliti menentukan dan mempelajari dasar teori yang
dibutuhkan dalam mengupas pokok permasalahan penelitian. Dasar teori yang
digunakan meliputi ergonomic, eye tracking, dan pemasaran produk.
3. Pengumpulan data
Sebelum pengumpulan data dimulai, peneliti mencari responden yang netral
agar data yang dihasilkan sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan.
Setelah responden berhasil didapatkan, peneliti akan membawa responden ke
area penelitian dan mengumpulkan data berupa peta penglihatan dari tiap
responden pada area margonda raya Depok dengan menggunakan eye tracker.
4. Analisis
a. Mengolah data yang didapat berupa data penglihatan dengan
menggunakan Data Viewer.
b. Menganalisa data dengan anova sehingga diketahui hubungan antara
variabel posisi billboard dengan presentase terlihatnya billboard oleh
responden.
c. Mendapatkan presentase terlihatnya billboard pada masing masing sisi
(nilai efektifitas)
d. Dihasilkan tinjauan efektifitas penggunaan billboard
5. Pengambilan kesimpulan penelitian
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
8
Universitas Indonesia
Mulai
Menentukan Topik
Penelitian
Menentukan
Rumusan Masalah
Menetapkan Tujuan
Penelitian
Studi Literatur
Tah
ap
Aw
al
Pen
elit
ian
Tah
ap
Pen
gu
mp
ula
n D
ata
Menentukan Ruang
Lingkup Penelitian
Teori Pemasaran
Tah
ap
Pem
ah
am
an
Lan
dasa
n T
eori
Teori ergonomi
Teori eye tracking
Mencari dan mengumpulkan
responden yang netral dan
sesuai
Melakukan kalibrasi dan
validasi
Mengumpulkan data eye
tracking pada jalan margonda
raya untuk pengemudi
A
Apakah data sudah
terpenuhi?
Ya
Tidak
Gambar 1.4 Diagram Alir Metodologi
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
9
Universitas Indonesia
Mendapatkan fixation map dari data pergerakan
mata pengemudi mobil
Ta
ha
p P
eng
ola
ha
n D
ata
da
n A
na
lisi
s
Mendapatkan Data Numerik Penglihatan
SelesaiTa
ha
p A
kh
ir
Pen
elit
ian Membuat Kesimpulan dan Saran
Anova
A
Mencari efektifitas billboard
Membuat analisa dan rekomendasi untuk
tinjauan efektifitas pemakaian billboard
Membuat Pie Chart Peluang Terlihatnya
Billboard
Gambar 1.4 Diagram Alir Metodologi
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
10
Universitas Indonesia
1.7. Sistematika Penulisan
Pembahasan mengenai penelitian yang dilakukan oleh peneliti disajikan
dalam enam bab.
Bab 1, Pendahuluan sebagai bab pembuka menceritakan latar belakang penulis
memilih topik penelitian skripsi ini. Hal ini diperjelas dengan menguraikan
tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari pokok permasalahan penelitian serta
batasan-batasan ruang lingkup penelitian agar penelitian dapat lebih fokus pada
tujuannya. Selain itu juga dijelaskan mengenai metodologi penelitian dan
sistematika penulisan dengan tujuan agar pembaca memperoleh gambaran awal
tentang langkah-langkah dan susunan proses penelitian ini.
Bab 2, pada bab ini akan dibahas teori yang bersangkutan dengan topik ini.
Bab ini terdiri dari tiga sub teori dimana sub teori pertama membahas tentang
Ergonomi, sub teori kedua membahas mengenai pemasaran dan sub teori ketiga
membahas mengenai Eye Tracker.
Bab 3, dibahas metode penelitian, pengumpulan data, serta pengolahan data
arah mata responden dengan menggunakan metode eye tracking.
Bab 4, Analisa. Pada bab ini akan dibahas analisa pada bab sebelumnya dan
kemudian akan diberikan hasil dan rekomendasi penempatan billboard yang
efektif untuk daerah kota besar terutama Depok.
Bab 5, Kesimpulan dan Saran. Bab ini akan diisi dengan hasil dari bab bab
sebelumnya dan saran yang diajukan dari penelitian ini.
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
11
Universitas Indonesia
BAB 2
STUDI PUSTAKA
2. STUDI PUSTAKA
2.1. Ergonomi
2.1.1. Sejarah Ergonomi dan Perkembangannya
Pada zaman dahulu, ketika manusia masih sangat menggantungkan
kehidupannya pada alam, mereka sudah mulai membuat peralatan untuk
meringankan pekerjaan mereka. Namun, mereka terus mengembangkan peralatan
mereka agar menjadi semakin mudah digunakan. Hal ini membuktikan bahwa
manusia pada zaman dahulu sudah mengaplikasikan ergonomi dalam skala kecil.
Baru di abad ke-20 ini, orang mulai mensistemasikan cara-cara perbaikan
tersebut dan secara khusus mengembangkannya. Pengembangan tersebut terjadi
secara terus menerus dan sekarang dikenal sebagai salah satu cabang ilmu yang
disebut Ergonomi. Istilah untuk ilmu baru ini berbeda dibeberapa negara, seperti:
“Arbeltswissenschaft” di Jerman, “Bioteknologi” di negara-negara Skandinavia,
dan “Human Factors Engineering” di negara-negara Amerika bagian utara.
2.1.2. Definisi dan Ruang Lingkup Ergonomi
Ergonomi berasal dari bahasa yunani yaitu ergon yang berarti kerja, dan
nomos yang berarti hukum. Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari hubungan
atau relasi antara manusia dengan elemen-elemen lain dalam suatu sistem dan
profesi yang mengaplikasikan teori, prinsip, data dan metode untuk merancang
suatu sistem yang optimal, dilihat dari sisi manusia dan kinerjanya. Ergonomi
memberikan sumbangan untuk rancangan dan evaluasi tugas, pekerjaan, produk,
lingkungan dan sistem kerja, agar dapat digunakan secara harmonis sesuai dengan
kebutuhan, kemampuan dan keterbatasan manusia (International Ergonomic
Assosiation, 2002)
Spesialisasi bidang ergonomi meliputi: ergonomi fisik, ergonomi kognitif,
ergonomi sosial, ergonomi organisasi, ergonomi lingkungan dan faktor lain yang
11
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
12
Universitas Indonesia
sesuai. Evaluasi ergonomi merupakan studi tentang penerapan ergonomi dalam
suatu sistem kerja yang bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan
penerapan ergonomi, sehingga didapatkan suatu rancangan keergonomikan yang
terbaik. Adapun isi ruang lingkup bidang ergonomi meliputi:
• Ergonomi Fisik: berkaitan dengan anatomi tubuh manusia,
anthropometri, karakteristik fisiologi dan biomekanika yang
berhubungan dengan aktifitas fisik. Topik-topik yang relevan dalam
ergonomi fisik antara lain: postur kerja, pemindahan material, gerakan
berulan-ulang, sumber daya manusia (SDM), tata letak tempat kerja,
keselamatan dan kesehatan.
• Ergonomi Kognitif: berkaitan dengan proses mental manusia, termasuk
di dalamnya; persepsi, ingatan, dan reaksi, sebagai akibat dari interaksi
manusia terhadap pemakaian elemen sistem. Topik-topik yang relevan
dalam ergonomi kognitif antara lain; beban kerja, pengambilan
keputusan, performance, human-computer interaction, kehandalan
manusia, dan stress kerja.
• Ergonomi Organisasi: berkaitan dengan optimasi sistem sosioleknik,
termasuk sturktur organisasi, kebijakan dan proses. Topik-topik yang
relevan dalam ergonomic organisasi antara lain; komunikasi, manajemen
sumber daya manusia (MSDM), perancangan kerja, perancangan waktu
kerja, teamwork, perancangan partisipasi, komunitas ergonomi, kultur
organisasi, organisasi virtual, dan lain-lain.
• Ergonomi Lingkungan: berkaitan dengan pencahayaan, temperatur,
kebisingan, dan getaran. Topik-topik yang relevan dengan ergonomic
lingkungan antara lain; perancangan ruang kerja, sistem akustik dan lain
lain.
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
13
Universitas Indonesia
2.2. Ergonomi kognitif
2.2.1. Sejarah Perkembangan Kognitif
Istilah kognisi berasal dari bahasa latin Cognoscere yang artinya
mengetahui. Kognisi dapat pula diartikan sebagai pemahaman terhadap
pengetahuan atau kemampuan untuk memperoleh pengetahuan. Istilah ini
digunakan oleh filsuf untuk mencari pemahaman terhadap cara manusia berpikir.
Karya Plato dan Aristotle telah memuat topik tentang kognisi karena salah satu
tujuan filsafat adalah memahami segala gejala alam melalui pemahaman dari
manusia itu sendiri.
Kognisi dipahami sebagai proses mental karena kognisi mencermikan
pemikiran dan tidak dapat diamati secara langsung. Oleh karena itu kognisi tidak
dapat diukur secara langsung, namun melalui perilaku yang ditampilkan dan dapat
diamati. Misalnya kemampuan anak untuk mengingat angka dari 1-20, atau
kemampuan untuk menyelesaikan teka-teki, kemampuan menilai perilaku yang
patut dan tidak untuk diimitasi. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kognisi
maka berkembanglah psikologi kognitif yang menyelidiki tentang proses berpikir
manusia. Proses berpikir tentunya melibatkan otak dan saraf-sarafnya sebagai alat
berpikir manusia oleh karena itu untuk menyelidiki fungsi otak dalam berpikir
maka berkembanglah neurosains kognitif.
Psikologi Kognitif muncul pada abad ke-19 dan 20 dimana Wilhelm
Wundt (1832-1920) seorang psikolog dari Jerman mengajukan ide untuk
mempelajari pengalaman sensori melalui introspeksi. Dalam mempelajari proses
perpindahan informasi atau berpikir, maka informasi tersebut harus dibagi dalam
struktur berpikir yang lebih kecil. Aliran strukturisme Wundt berfokus pada
proses berpikir, namun aliran fungsionalisme berpendapat bahwa penting bagi
manusia untuk tahu apa dan mengapa mereka melakukan sesuatu.
William James (1842-1910) seorang pragmatisme-fungsionalisme
melontarkan gagasan mengenai atensi, kesadaran serta persepsi. Setelah itu
muncul aliran assosiasi (Edward Lee Thorndike, 1874-1949) yang mulai
menggunakan stimulus dan diikuti dengan aliran behaviorisme yang
memasangkan antara stimulus dan respon dalam proses belajar. Pendekatan
behaviorisme radikal yang dibawakan oleh B.F. Skinner (1904-1990) menyatakan
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
14
Universitas Indonesia
bahwa semua tingkah laku manusia untuk belajar, perolehan bahasa bahkan
penyelesaian masalah dapat dijelaskan dengan penguatan antara stimulus dan
respon melalui hadiah dan hukuman. Namun pendekatan behaviorisme belum
dapat menjawab alasan perilaku manusia yang berbeda misalnya melakukan
perencanaan, pilihan dan sebagainya. Edward Tolman (1886-1959) percaya
bahwa semua tingkah laku ditujukan pada suatu tujuan. Menggunakan eksperimen
dengan tikus yang mencari makanan dalam maze, percobaan ini membuktikan
bahwa terdapat skema atau peta dalam kognisi tikus. Hal ini membuktikan bahwa
tingkah laku melibatkan prose kognisi. Oleh karena itu beberapa pihak mengakui
Tolman sebagai Bapak Psikologi Kognitif Modern. Selain Tolman, Albert
Bandura (1925) juga mengkritik behaviorisme dengan menyatakan bahwa belajar
pun dapat diperoleh melalui lingkungan sosial dari individu. Dalam perolehan
bahasa, Noam Chomsky (1928) seorang linguis- juga mengkritik behaviorisme
dengan menyatakan bahwa otak manusia dibekali dengan kemampuan untuk
mengenali dan memproduksi bahasa.
Menurut Piaget (dalam Santrock, 2001), seorang remaja termotivasi untuk
memahami dunia karena perilaku adaptasi secara biologis mereka. Dalam
pandangan Piaget, remaja secara aktif membangun dunia kognitif mereka, di
mana informasi yang didapatkan tidak langsung diterima begitu saja ke dalam
skema kognitif mereka. Remaja sudah mampu membedakan antara hal-hal atau
yang lebih penting dibanding ide lainnya, lalu remaja juga menghubungkan ideide
tersebut. Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan
diamati, tetapi remaja mampu mengolah cara berpikir mereka sehingga
memunculkan suatu ide baru.
Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti
belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Piaget (dalam Papalia & Olds,
2001) mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu
interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang
semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak.
Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal
(dalam Papalia & Olds, 2001). Tahap formal operations adalah suatu tahap
dimana seseorang sudah mampu berpikir secara abstrak.
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
15
Universitas Indonesia
2.2.2. Definisi dan Ruang Lingkup Kemampuan Kognitif
Kognisi merupakan suatu aktifitas mental yang melibatkan proses akuisi
(acquisition), penyimpanan (storage), pemanggilan (retrieval) dan penggunaan
(use) pengetahuan (Matlin, 1994). Simon dan Kaplan (1989) menyebutkan bahwa
studi kognitif (cognitive science) merupakan studi mengenai kecerdasan dan
system cerdas dengan referensi tertentu mengenai perilaku kecerdasan sebagai
komputasi. Keilmuan kognitif dapat pula dilihat sebagai studi dari kognitif itu
sendiri yang meliputi prototype dari sebuah fenomena atau biasa dikenal dengan
presepsi, pemecahan masalah (problem solving), reasoning, pembelajaran
(learning), dan memori (pylyshyn, 1989). Cognitive science juga merupakan suatu
bidang keilmuan yang berusaha untuk menjawab pertanyaan mengenai proses
munculnya suatu pengetahuan, termasuk komponen, pengembangan, dan
pemanfaatan pengetahuan tersebut (Gardner, 1985). Adapun bahasan kognitif
meliputi (Matlin, 1994):
Proses presepsi (perceptual process).
Memori (memory).
Model Mental (mental images).
Kemampuan bahasa: mendengarkan (listening), membaca (reading).
Produksi bahasa (language speaking): berbicara (speaking), menulis
(writing).
Pemecahan masalah dan kreativitas (creativity).
Pertimbangan logis (logical reasoning) dan pengambilan keputusan
(decision making).
Kemampuan kognitif diatas akan digunakan pada saat membaca, mendengarkan
dan memahami instruksi, menghadapi masalah yang harus dipecahkan,
menghadapi pilihan keputusan dan lain-lain. (Unikom, 2010, p. 6-9)
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
16
Universitas Indonesia
2.3. Persepsi
2.3.1. Pengertian Persepsi
Persepsi adalah suatu proses yang digunakan seseorang dalam mengelola dan
menafsirkan kesan indra mereka dalam rangka memberikan arti kepada
lingkungan mereka, meskipun demikian apa yang dipersepsikan seseorang
mungkin saja tidak sama dengan kenyataan objektif (Herminta, 2008, p.2).
Menurut Fajar (2009, p.149) “Persepsi di definisikan sebagai interpretasi terhadap
berbagai sensasi sebagai representasi dari objek-objek eksternal.” Dengan kata
lain, persepsi merupakan pengetahuan tentang apa yang dapat ditangkap oleh
panca indera.
Fajar (2009, p.149) menjelaskan bahwa suatu tindakan persepsi
mensyaratkan kehadiran objek eksternal untuk dapat ditangkap oleh indera.
Dalam hal perspektif terhadap diri pribadi, kehadiranya sebagai objek eksternal
mungkin kurang nyata tetapi keberadaannya jelas dapat dirasakan. Selain itu
persepsi juga timbul karena adanya informasi untuk diinterpretasikan. Informasi
yang dimaksud disini adalah segala sesuatu yang diperoleh melalui sensasi atau
indera.
Seorang individu yang telah termotivasi akan siap untuk bertindak dan
tindakan yang dilakukan itu dipengaruhi oleh persepsi. Schiffman dan Kanuk
(1991, p.69) menyatakan “Perception can be defined as the process by which an
individuals select, organize and interpret stimuli into meaningful and coherent
picture of the world”.
Dengan kata lain, berdasarkan definisi di atas, persepsi dapat dijelaskan
sebagai proses dimana seseorang memilih, mengatur dan memberikan makna pada
rangsangan yang diterimanya menjadi suatu gambaran yang berarti dan menyatu
di dalam otak. Schiffman dan Kanuk (1991: 47) menyebutkan bahwa persepsi itu
terdiri dari dua faktor:
a) Faktor Stimulus
Merupakan sifat fisik dari objek, seperti ukuran, warna, kemasan, dan
lain-lain.
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
17
Universitas Indonesia
b) Faktor individual
Merupakan sifat individu yang tidak hanya meliputi proses sensorik tetapi
juga pengalaman di masa lalu pada hal yang sama. Dengan kata lain,
dalam keadaan yang sama, persepsi seseorang terhadap suatu produk
dapat berbeda dengan persepsi orang lain. Hal tersebut disebabkan oleh
adanya proses seleksi dari banyak stimulus yang ada.
2.3.2. Proses Terjadinya Persepsi
Alport (dalam Mar‟at, 1991) menggambarkan proses persepsi sebagai
proses kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman dan pengetahuan individu.
Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek
yang ditangkap panca indera, sedangkan pengetahuan akan memberikan makna
terhadap objek yang ditangkap individu, dan akhirnya komponen individu akan
menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap dan tingkah laku seseorang
terhadap objek yang ada. Walgito (dalam Hamka, 2002) menyatakan bahwa
terjadinya persepsi merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut:
c) Tahap pertama, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses kealaman
atau proses fisik, merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus oleh alat
indera manusia.
d) Tahap kedua, merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis,
merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat
indera) melalui saraf-saraf sensoris.
e) Tahap ketiga, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses psikologik,
merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang stimulus yang
diterima reseptor.
f) Tahap ke empat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu
berupa tanggapan dan perilaku.
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
18
Universitas Indonesia
2.3.3. Sifat Sifat Persepsi
Persepsi terjadi di dalam benak individu yang mempersepsi, bukan di
dalam objek dan selalu merupakan pengetahuan tentang penampakan. Maka apa
yang mudah menurut kita belum tentu mudah bagi orang lain, atau apa yang jelas
menurut orang lain mungkin terasa membingungkan bagi kita. Dalam konteks
inilah kita perlu memahami sifat-sifat persepsi:
a) Persepsi adalah pengalaman Dalam memaknai suatu objek atau peristiwa,
seseorang selalu menginterpretasikannya dengan pengalaman masa lalu yang
menyerupainya. Pengalaman seseorang menjadi pembanding untuk
mempersespsikan suatu makna.
b) Persepsi adalah selektif
Persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis dari perseptor. Ini berarti bahwa
adanya keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap
informasi yang diterima, sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima
dan diserap.
c) Persepsi adalah penyimpulan
Proses psikologis dari persepsi mencakup penarikan kesimpulan melalui suatu
proses induksi secara logis. Interpretasi yang dihasilkan melalui persepsi pada
dasarnya adalah penyimpulan atas informasi yang tidak lengkap. Dengan kata
lain, persepsi adalah pembuatan kesimpulan yang tidak sepenuhnya
didasarkan atas data yang dapat ditangkap oleh panca indra.
d) Persepsi tidak akurat
Setiap persepsi yang dilakukan akan mengandung kesalahan dalam kadar
tertentu. Hal ini antara lain disebabkan oleh pengaruh pengalaman masa lalu,
selektifitas, dan penyimpulan. Biasanya ketidakakuratan ini terjadi karena
pengambilan kesimpulan yang terlalu cepat atau mudah. Terkadang persepsi
tidak akurat karena orang menganggap sama sesuatu yang sebenarnya hanya
mirip, namun kenyataannya berbeda. Akibatnya persepsi yang dilakukan akan
semakin tidak akurat.
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
19
Universitas Indonesia
e) Persepsi adalah evaluative
Persepsi tidak akan pernah objektif, karena seseorang melakukan persepsi
berdasarkan pengalaman dan keyakinan pribadi di mana pengalaman dan
keyakinan tersebut digunakan untuk memberi makna pada objek persepsi.
Fisher mengemukakan bahwa persepsi bukan hanya merupakan proses inter
pribadi tetapi juga sesuatu yang sangat pribadi dan tidak terhindarkannya
keterlibatan pribadi dalam tindak persepsi menyebabkan persepsi menjadi
sangat subjektif. (Universitas Kristen Petra, 2009, p. 6-8)
2.3.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
Terdapat dua teori ketika membahas tentang faktor yang mempengaruhi
persepsi:
Bottom-up (James Gibson)
Proses Bottom-up juga bisa disebut sebagai suatu proses yang berbasis data,
karena persepsi dimulai pada stimuli itu sendiri. Proses Bottom-up merupakan
proses yang hanya mempunyai satu arah (dari retina ke syaraf sensoris), dengan
setiap tahap dari jalan visual tersebut melakukan analisa yang lebih kompleks
terhadap data input dari stimuli.
Top-down (Richard Gregory)
Proses Top-down mengacu pada penggunaan informasi yang telah didapat
sebelumnya dalam mengenali pola tertentu dari stimuli. Misalnya, lebih mudah
memahami kata yang sulit dibaca ketika kita sudah membaca seluruh kalimat
tersebut daripada kita harus memahami setiap kata tenpa terlebih dahulu membaca
keseluruhan kalimat tersebut.
2.3.5. Bentuk Bentuk Persepsi
Menurut Walgito (2004:118) bentuk-bentuk persepsi adalah sebagai
berikut:
a) Persepsi Melalui Indera Penglihatan.
b) Persepsi Melalui Indera Pendengaran.
c) Persepsi Melalui Indera Pencium.
d) Persepsi Melalui Indera Pencecap.
e) Persepsi Melalui Indera Peraba (Kulit).
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
20
Universitas Indonesia
2.4. Eye Tracking
2.4.1. Mata
Mata adalah indera yang digunakan untuk mendeteksi cahaya dan melihat
lingkungan sekitarnya dalam bentuk gambar sehingga individu bisa mengenali
benda-benda yang ada di sekitarnya. Mata juga bisa digunakan untuk memberikan
pengertian visual (persepsi) dengan cara menyampaikan rangsangan melalui
bagian-bagian organ mata ke otak manusia. Bagian-bagian tersebut adalah:
a) Kornea: merupakan bagian terluar dari bola mata yang menerima cahaya
dari sumber cahaya.
b) Pupil & Iris: dari kornea, cahaya akan diteruskan ke pupil. Pupil
menentukan kuantitas cahaya yang masuk ke bagian mata yang lebih
dalam. Lebar pupil dipengaruhi oleh iris di sekelilingnya yang berfungsi
sebagai diafragma.
c) Lensa Mata: lensa mata menerima cahaya dari pupil dan meneruskannya
pada retina. Fungsi lensa mata adalah mengatur fokus cahaya, sehingga
cahaya jatuh tepat pada bintik kuning retina.
d) Retina: retina adalah bagian mata yang paling peka terhadap cahaya,
khususnya pada bintik kuning. Setelah retina, cahaya diteruskan ke saraf
optik.
e) Saraf Optik: Saraf Optik adalah saraf yang memasuki sel tali dan kerucut
dalam retina. Saraf inilah yang menghubungkan mata dengan otak.
Selain organ-organ yang telah disebutkan, mata juga memiliki istilah
tersendiri dalam melakukan pergerakan. Pergerakan mata ini pertama kali
didefinisikan oleh Dodge (1900) yang menyatakan bahwa pergerakan mulus dari
mata manusia pada dasarnya terdiri dari fiksasi dan saccades. Sekarang telah
ditemukan lima tipe pergerakan mata, yaitu:
a) Saccades
Saccades adalah pergerakan mata secara cepat atau tiba-tiba yang
menggambarkan adanya perubahan fokus atensi. Saccades merupakan
pergerakan tubuh manusia yang paling cepat dengan kecepatan sudut
hingga 1000 derajat per detik. Durasinya berkisar antara 10 milidetik
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
21
Universitas Indonesia
hingga 100 milidetik. Jumlah saccades yang dibuat oleh mata manusia
berkisar antara 100 – 70.000 saccades per hari.
b) Smooth Pursuits
Pursuit movement terjadi ketika mata manusia menelusuri target yang
bergerak.
c) Vergence
Vergence movement terjadi ketika kedua mata difokuskan untuk melihat
target yang jauh atau target yang sedang bergerak dari/menuju pengamat.
d) Vestibular
Vestibular movement merupakan gerakan mata yang sangat kecil, berupa
getaran dan biasanya terjadi secara tidak sengaja akibat adanya pergerakan
benda yang sangat cepat sekali.
e) Fiksasi
Fiksasi adalah kontrol mata agar tetap terfokus pada obyek yang diam.
Sebenarnya mata manusia tidak pernah benar-benar diam ketika fiksasi
berlangsung. Pergerakan kecil seperti microsaccade, getaran, dan
simpangan masih terjadi kira-kira sebesar 0,2 derajat. Fiksasi
menunjukkan tingkat ketertarikan seseorang terhadap suatu objek tertentu
yang ditandai dengan tindakan menatap (gaze) objek tersebut.
Pada penelitian kali ini, penulis hanya berfokus pada fiksasi mata, karena
persepsi manusia terbentuk ketika fiksasi terjadi. (Elice, 2009, p. 18-21).
2.4.2. Sejarah Eye Tracking
Pada tahun 1800an, penelitian tentang gerakan mata dilakukan melalui
observasi langsung terhadap bola mata. Louis Émile Javal (1879) membuktikan
bahwa proses membaca tidak melibatkan gerakan mulus mata sepanjang teks,
seperti yang telah diasumsikan sebelumnya, melainkan berupa seri perhentian
sejenak (yang disebut dengan “fiksasi”) dan gerakan cepat “saccades”. Eye-
tracker, alat yang digunakan untuk mengukur gerakan mata, dibuat pertama kali
oleh Edmun Huey. Ia menggunakan semacam lensa kontak yang bagian
tengahnya dilubangi. Lensa tersebut dihubungkan dengan sebuah penunjuk
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
22
Universitas Indonesia
alumunium yang akan bergerak sesuai dengan pergerakan mata. Eye-tracker
mula-mula ini berhasil mengkuantifikasi fiksasi dan saccades. Kekurangan
utamanya adalah perangkat ini harus dikontakkan langsung dengan mata sehingga
mengganggu gerakan mata manusia.
Eye-tracker pertama yang tidak mengganggu gerakan mata dibuat oleh
Guy Thomas Buswell di Chicago dengan menggunakan sorotan cahaya yang
direfleksikan oleh mata dan kemudian direkam dalam film. Penelitian eye-
tracking berkembang pesat setelah penelitian yang dilakukan Alfred L. Yarbus
pada tahun 1950an. Dalam buku terbitan tahun 1967 yang sangat sering dikutip
oleh para pakar eye-tracking, Yarbus menuliskan bahwa gerakan mata
menunjukkan atensi dan ketertarikan seseorang terhadap elemen tertentu dari
sebuah gambar. Inilah awal mula dilakukannya penelitian tentang proses kognitif
dengan menggunakan perangkat eye-tracker. Penemuan ini berhasil membuat
penelitan terhadap gerakan mata menjadi sangat popular di tahun 1970an. Pada
tahun 1980, Just dan Carpenter memformulasikan hipotesa Strong Eye-Mind yang
menyatakan bahwa tidak ada jeda yang cukup lama antara apa yang difiksasi dan
diproses.
Mereka berhasil membuktikan kebenaran hipotesis ini dan menghasilkan
kesimpulan bahwa proses berpikir (kognisi) terjadi secara bersamaan ketika
proses melihat suatu objek terjadi. Pada perkembangan selanjutnya, hipotesis
Strong kembali dipertanyakan. Banyak orang meragukan bahwa fiksasi dan
saccades dapat menjelaskan atensi, karena gerakan mata manusia secara acak
dapat menimbulkan covert attention yang didefinisikan sebagai gerakan mata
manusia ketika menge-scan lingkungan sekitarnya secara cepat untuk menangkap
objek yang menarik. Hal inilah yang seringkali mengurangi keakuratan hasil dari
sebuah penelitian eye-tracking.
Eye tracker merupakan alat yang berguna untuk mengidentifikasi pola
mata dalam mencari objek dalam suatu bidang gambar ataupun untuk mengetahui
lokasi yang diharapkan oleh responden untuk meletakkan suatu elemen (Bojko,
2005). Dengan alat ini kita dapat mengetahui kemana mata seseorang melihat dan
kemana dia memfokuskan perhatiannya sehingga dengan teknik ini kita dapat
mengetahui bagaimana seseorang memproses perhatiannya dan belajar lebih
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
23
Universitas Indonesia
banyak mengenai apa yang orang tersebut anggap penting, menarik atau
membinggungkan (Bojko, 2005). Terdapat dua jenis pergerakan mata yaitu fiksasi
dan saccade. Saccade merupakan pergerakan mata manusia dalam tempo yang
sangat cepat. Sangat sedikit informasi yang dapat disampaikan kepada otak
manusia saat tanpa sadar melakukan pergerakan mata ini. Fiksasi adalah
pergerakan mata saat mata fokus pada sebuah objek antara 50 hingga 500 ms
(Bojko, 2006). Ada beberapa istilah lain yang berhubungan dalam pergerakan
mata seperti Scanpath atau sebuah susunan secara spatial & temporal dari sebuah
tahapan fiksasi dan Gaze atau sebuah kelompok fiksasi yang secara berurutan
berada dalam sebuah perhatian yang sama (Bojko, 2006).
2.5. EyeLink
2.5.1. EyeLink II
EyeLink II merupakan sebuah perangkat yang berfungsi untuk merekam
pergerakan mata seseorang sehingga dapat diketahui arah mana yang dilihat oleh
orang tersebut. EyeLink II ini terdiri dari satu unit ikat kepala yang terhubung
dengan dua unit PC dan perangkat pendukung lainnya. Ikat kepala mempunyai
tiga kamera, dua kamera untuk menangkap pupil mata dan satu kamera digunakan
untuk mendeteksi marker, sedangkan PC yang terhubung digunakan untuk
menyimpan data. Berikut adalah penampakan dari EyeLink II :
Gambar 2.1 EyeLink II
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
24
Universitas Indonesia
2.5.2. EyeLink II Scene Camera
EyeLink II scene camera (SceneLink Application version 1.2.1) adalah
versi baru dari EyeLink II. Perbedaan EyeLink II scene camera dengan versi
EyeLink II yang standard terletak pada objek yang dilihat. Pada EyeLink II
standard kita hanya dapat merekam pergerakan mata seseorang dengan jarak
pandang yang terbatas, sebagai contoh layar monitor, TV, Proyektor dan lain lain.
Sedangkan pada EyeLink II scene camera, kita dapat merekam pergerakan mata
seseorang dengan jarak padang yang tidak terbatas, hal ini dikarenakan
penambahan satu buah kamera (scene camera) pada ikat kepala yang berfungsi
untuk merekam objek yang dilihat oleh orang tersebut. Perbedaan EyeLink II
Standard dan EyeLink II scene camera dapat dilihat pada table di bawah ini :
Tabel 2.1 Perbedaan EyeLink II scene camera
Eye Link II Scene
Camera
Eye Link II Standard
Jarak Pandang tidak terbatas terbatas
Posisi Kepala boleh bergerak tidak boleh bergerak
Posisi User dapat bergerak tidak dapat bergerak
Pengambilan Data real time desktop
Berikut ini adalah sistem koneksi yang ada pada EyeLink II scene camera:
Gambar 2.2 Sistem Konfigurasi EyeLink II Scene Link
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
25
Universitas Indonesia
Headband kamera dihubungkan dengan overlay box untuk di tampilkan
pada display pc dan dihubungkan dengan host PC untuk disimpan data pergerakan
matanya. Data yang disimpan ini berformat EDF yang akan menyimpan posisi
mata per tiap satuan waktu. Sebelum mengambil data, diperlukan kalibrasi dan
validasi untuk mengakuratkan data yang didapat.
2.6. Outdoor Advertising
Outdoor advertising adalah segala macam bentuk media periklanan yang
ditempatkan di luar ruangan. Bentuk ini dapat berupa gambar, tulisan, ataupun
seruan (Agnew, 1985). Outdoor advertising digunakan oleh para pemasar untuk
menarik perhatian masyarakat yang berada di luar rumah. Media outdoor ini juga
merupakan media komunikasi tertua yang diketahui manusia untuk mendapatkan
perhatian dari masyarakat.
Outdoor advertising memiliki keuntungan yang lebih baik dari iklan lain.
Salah satu keutungan yang paling besar adalah para target iklan ini tidak dapat
mengganti, membuang dan menutup media ini seperti iklan iklan media lain.
Outdoor advertising dapat berupa street furniture, Transit, Alternative dan
Billboard (J. David Lichtenthal, 2006).
2.6.1. Street Furniture
Street Furniture adalah media periklanan luar yang ditujukan untuk
pengguna jalan raya dengan menggunakan furniture yang dapat dimanfaatkan.
Contoh sederhana dari media jenis ini adalah bentuk sebuah toko yang
menyerupai logo, warung yang menyerupai bungkus rokok dan sebagainya.
2.6.2. Transit
Media iklan ini ditujukan untuk pengguna kendaraan umum. Media ini
sering kali kita temukan di jalan raya dengan target pasarnya adalah pengendara
dan penumpang kendaraan bermotor maupun kendaraan umum yang melihatnya.
Contoh yang paling jelas adalah iklan pada bis, airport maupun kendaraan umum.
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
26
Universitas Indonesia
2.6.3. Alternative
Alternative adalah bentuk media luar selain tiga kategori yang dijabarkan.
Alternative dapat berupa bak sampah, ukiran, seni lukis pada dinding maupun
huruf pada jalan raya sendiri yang tidak termasuk dalam kategori lain.
2.6.4. Billboard
Billboard adalah media luar paling terkenal yang diketahui masyarakat
pada umumnya. Billboard sendiri mempunyai banyak sekali sebutan, jenis
maupun ukuran. Masyarakat Indonesia lebih mengenal Billboard sebagai baleho
atau papan iklan. Ukuran billboard bervariasi tergantung dari produsen billboard
serta izin pemerintah daerah yang akan di tempatkan billboard. Selain dari
ukuran, billboard juga dapat berupa tulisan (baleho) dan video (electronic
variable message sign).
Target pasar dari billboard adalah para pengguna jalan. Secara sadar
maupun tidak sadar, para pemakai jalan pasti melihat adanya billboard pada jalan
tersebut. Billboard sering kali ditemui di sisi kiri, kanan maupun di tengah jalan
raya. Walaupun demikian, billboard juga mempunyai dampak bahaya bagi para
pengendara karena pengendara beberapa kali kehilangan konsentrasi dari jalan ke
informasi yang ada pada billboard (Jessica Edquist, 2009), oleh karena itu
penggunaan billboard harus diatur oleh pemerintah daerah.
2.7. Efektifitas Iklan
Kata iklan (advertising) berasal dari bahasa yunani yang artinya kurang
lebih adalah „menggiring orang pada gagasan‟. Pengertian iklan sendiri secara
menyeluruh adalah “semua bentuk aktifitas untuk menghadirkan dan
mempromosikan ide, barang atau jasa secara non personal yang dibayar oleh
sponsor tertentu” (Durianto, 2003). Sedangkan Wells, Burnett dan Moriarty (1998
dalam Sutisna, 2003), mendefinisikan iklan sebagai berikut : “Advertising is paid
nonpersonal communication from an identified sponsor using mass media to
persuade or influence an audience”. Dari definisi di atas, yang dimaksud dengan
iklan adalah sebuah kegiatan yang digunakan seseorang atau sekelompok orang
untuk mempengaruhi atau mengarahkan pikiran orang lain untuk mencapai suatu
tujuan dengan menggunakan media tertentu.
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
27
Universitas Indonesia
Terdapat tiga tujuan utama dari periklanan, yaitu menginformasikan,
membujuk, serta mengingatkan (Sutisna, 2003). Pertama, iklan yang bertujuan
untuk menginformasikan berarti pengiklanan harus dapat menyampaikan
informasi – informasi penting mengenai suatu produk atau jasa agar konsumen
mengetahui dan memahami hal hal yang hendak disampaikan oleh pengiklanan
dalam isi pesan iklan tersebut. Kedua, iklan yang bersifat membujuk biasanya
dipakai oleh perusahaan – perusahaan dengan tingkat persaingan yang tinggi.
Iklan yang bersifat membujuk ini akan berusaha meyakinkan konsumen bahwa
merek yang mereka iklankan ialah pilihan yang tepat. Para akan berusaha
membuat brand image mereka sebaik mungkin sehingga merek mereka menjadi
top of mind dibenak konsumen yang dapat memepengaruhi keputusan konsumen
dalam melakukan pembelian. Terakhir ialah tujuan iklan yaitu untuk
mengingatkan konsumen. Biasanya iklan seperti ini dipakai oleh para produsen
yang telah mapan. Para produsen ini biasanya telah memiliki konsumen yang
loyal atau telah memiliki kelompok konsumen tertentu. Para produsen hanya
mengingatkan konsumen mengenai brand atau merek mereka sehingga para
konsumen tidak terbujuk oleh pesan iklan produk lain.
Beberapa pakar periklanan berpendapat bahwa agar sebuah kampanye
periklanan menjadi efektif, iklan harus mengandung gagasan besar yang menarik
perhatian konsumen, mendapatkan reaksi, serta memisahkan produk dan jasa yang
diiklankan produk lain dalam persaingan (Lee, 1999). Investasi besar-besaran
dalam periklanan menunjukkan bahwa banyak perusahaan yang memiliki
keyakinan akan efektifitas iklan (Shimp, 2000). Secara umum, periklanan dihargai
karena dikenal sebagai pelaksana beragam fungsi komunikasi yang penting bagi
perusahaan bisnis dan organisasi lainnya, dimana fungsi-fungsi tersebut antara
lain (Intan, 2009):
a) Memberi informasi (informing), yakni membuat konsumen sadar akan
merek-merek baru, mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat
merek, serta memfasilitasi penciptaan citra merek yang positif.
b) Membujuk (persuading), yang berarti iklan yang efektif akan mampu
membujuk pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang diiklankan.
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
28
Universitas Indonesia
c) Mengingatkan (reminding), dimana iklan berfungsi untuk menjaga agar
merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para konsumen.
d) Memberi nilai tambah (adding value). Periklanan memberi nilai tambah
pada konsumen dengan mempengaruhi persepsi konsumen
Umumnya, pengiklan akan berusaha mengukur pengaruh komunikasi dari
suatu kesadaran, yaitu potensi pengaruhnya pada kesadaran, pengetahuan, atau
preferensi, juga pengaruhnya pada penjualan. Perencanaan dan pengendalian
periklanan yang baik sangat tergantung pada ukuran efektifitas periklanan.
Efektifitas iklan dapat diukur dari (Kotler, 2000):
a) Dampak komunikasi dari suatu iklan, yaitu potensi pengaruhnya pada
kesadaran (awareness), pengetahuan (knowledge), dan preferensi
(preference).
b) Dampak terhadap penjualan, pengukuran ini lebih sulit diukur daripada
dampak komunikasi karena penjualan dipengaruhi oleh banyak faktor
selain iklan, seperti tampilan produk, harga, ketersediaan, dan tindakan
pesaing.
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
29
BAB 3
METODE PENELITIAN DAN PENGOLAHAN DATA
3. Metode Penelitian dan Pengolahan Data
Pada bab ini akan dibahas metode pengambilan data serta proses mengolah
data tersebut untuk dianalisis pada tahap selanjutnya.
3.1. Metode Pengambilan Data
Pada bagian ini akan dibahas proses pengambilan data yang dilakukan
untuk penelitian ini. Langkah pertama adalah pencarian responden yang sesuai,
yaitu responden yang sudah mempunyai SIM A (Surat Izin Mengemudi A),
memiliki pengalaman menyetir mobil lebih dari 2 tahun, berjenis kelamin laki
laki, dan berumur 18-23 tahun. Langkah kedua adalah Menjalankan mobil pada
lokasi pengambilan data di jalan Margonda Raya dengan kondisi mendapatkan
lampu merah pada 6 baris terdepan dari lampu merah. Langkah ketiga adalah
menghidupkan listrik untuk menghidupkan eye tracker. Langkah keempat adalah
memakaikan eye tracker kepada responden untuk pengambilan data pergerakan
mata. Langkah kelima adalah persiapan penggunaan eye tracker dan pemberian
instruksi kepada responden. Langkah keenam adalah proses pengambilan data
pada area lampu merah jalan Margonda Raya. Secara garis besar, proses
pengambilan data adalah seperti di bawah ini:
Gambar 3.1 Proses Pengambilan Data
PencarianResponden
MenjalankanMobil Hingga
Area Penelitian
MenghidupkanListrik Untuk
Perlengkapan
MemakaikanEye Tacker Pada
Responden
Persiapan Alatdan InstruksiResponden
PengambilanData
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
30
Universitas Indonesia
3.1.1. Responden
Responden yang ikut serta dalam penelitian ini berjumlah 15 orang untuk
kondisi penelitian yang sama. Pencarian responden ini tidak dilakukan secara
acak, namun kelima belas responden harus memenuhi syarat syarat sehingga data
responden yang diambil bersifat homogen. Berikut adalah ketentuan yang harus
dimiliki oleh semua responden :
a. Usia : 18 – 23 tahun (mahasiswa)
b. Kelamin : Laki laki
c. Lisensi : SIM A
d. Pengalaman : Membawa mobil > 2 tahun
Membawa mobil mpv (multi purpose vehicle) tipe manual
3.1.2. Area Penelitian
Setelah responden didapat, langkah selanjutnya adalah membawa
responden menuju area penelitian yang akan diambil datanya. Area penelitian
yang dipilih untuk ditinjau efektifitas billboardnya adalah lampu merah pertigaan
juanda jalan Margonda Raya Depok. Lampu merah pada area ini mempunyai
karakteristik yang cocok dengan tujuan penelitian ini. Karakteristik tersebut
adalah :
a. Terdapat billboard pada sisi kiri dan kanan lampu merah
b. Banyak dilewati oleh pengendara bermotor
c. Range waktu lampu merah cukup untuk pengambilan data (80 – 100 detik)
Gambar 3.2 Area Penelitian
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
31
Universitas Indonesia
3.1.3. Perlengkapan pengambilan Data
Pengambilan data pada penelitian ini bersifat real time sehingga dalam
prosesnya membutuhkan perlengkapan penunjang yang tidak dibutuhkan dalam
eksperiment di dalam laboratorium. Beberapa kelebihan dan kekurangan
penelitian bersifat real time dibandingkan eksperiment di dalam laboratorium
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Table 3.1 Kelebihan Dan Kekurangan Penelitian Real Time
Kelebihan Kekurangan
+ Error lebih sedikit - Lebih rumit
+ Data sesuai kondisi lapangan - Banyak variabel yang tidak dapat
+ Display tak terbatas dikontrol
+ Semua faktor berpengaruh
Perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan pada penelitian ini berfungsi
untuk memberikan sumber daya pada eye tracker yang digunakan di dalam mobil.
Pada penelitian ini, digunakan inverter listrik yang mengubah tegangan dc (aki)
menjadi tegangan ac (220 volt). Berikut adalah perlengkapan dan peralatan yang
dibutuhkan pada penelitian ini :
a. 1 unit mobil mpv
Digunakan untuk media pengambilan data pengemudi mobil
b. 2 buah inverter 1000 watt
Untuk mengubah arus dc menjadi ac. Dibutuhkan dua unit untuk
dirangkai secara pararel dan berguna untuk menghindari kelebihan
daya.
c. 2 buah aki 60 ah
Berfungsi sebagai sumber daya perlengkapan. Dibutuhkan dua unit
untuk memperbesar arus sehingga eye tracker dapat berfungsi lebih
lama di dalam mobil.
d. 1 unit eye tracker scene camera
Digunakan untuk merekam pergerakan mata dan mengambil data
e. 1 unit laptop
Digunakan sebagai display pc
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
32
Universitas Indonesia
Gambar 3.3 Perlengkapan Pengambilan Data
3.1.4. Eye Tracker (EyeLink II Scene Camera)
Eye tracker adalah alat yang sangat penting dalam penelitian ini karena
peninjauan efektifitas penggunaan billboard pada penelitian ini berbasis eye
tracking (data penglihatan). Pemakaian eye tracker ini perlu dilakukan secara hati
hati karena jika tidak terpasang dengan benar, responden akan terganggu saat
sedang menyetir mobil. Posisi kamera pupil serta marker harus tepat sehingga
data yang diambil dapat tertangkap dengan sempurna.
Gambar 3.4 Pemasangan Eye Tracker
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
33
Universitas Indonesia
3.1.5. Persiapan Alat (Calibrasi)
Setelah ikat kepala eye tracker terpasang dengan baik pada responden,
tahap selanjutnya adalah melakukan kalibrasi alat. Kalibrasi Eye tracker scene
camera terdiri dari 5 tahap, yaitu idle, display area, calibration, scene camera
alignment, dan depth correction.
a. Idle mode
Idle mode menunjukan video yang ditangkap scene camera dan ditunjukan pada
display pc. Idle mode ini menunjukan sistem koneksi yang terpasang pada
peranngkat-perangkat unit eye tracker sudah terpasang dengan benar atau belum.
Gambar 3.5 idle mode
b. Display area
Pada tahap display area ini, display pc dan host pc menyamakan layar satu sama
lain. Hal ini perlu dilakukan agar data rekaman pupil mata dengan rekaman scene
kamera dapat menunjukan koordinat yang sama. Pada tahap ini crawling box akan
dimunculkan pada display pc hingga mencapai batas maximum layar dengan cara
ini, host pc tempat data pupil direkam, akan menandakan luas layar display pc.
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
34
Universitas Indonesia
Gambar 3.6 Crawling box.
c. Calibration and validation
i. Kalibrasi
Tujuan dari tahap kalibrasi ini adalah untuk menentukan bentuk
dari area penglihatan responden pada eye tracker. Pada tahap ini
responden akan diminta untuk melihat satu titik objek yang akan
berpindah pindah pada layar. Hal ini dilakukan agar eye tracker
dapat memastikan dengan tepat bentuk area penglihatan responden.
Setelah tahap ini, akan langsung dilanjutkan dengan tahap validasi.
Gambar 3.7 Kalibrasi
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
35
Universitas Indonesia
ii. Validasi
Tujuan dari tahap ini adalah untuk melhat kembali apakah kalibrasi
yang sudah dilakukan sudah berjalan dengan baik atau belum.
Validasi dilakukan dengan cara yang sama dengan kalibrasi namun
area titik yang harus dilihat oleh responden ada di dalam area
kalibrasi.
Gambar 3.8 Validasi
d. Scene camera alignment
Pada tahap ini, scene camera akan mendeteksi adanya marker yang menjadi
pembatas area kalibrasi. Dalam tahap ini kembali akan di samakan video yang
ditangkap oleh scene camera dengan video yang ditangkap oleh kamera marker.
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
36
Universitas Indonesia
Gambar 3.9 scene camera alignment
e. Depth correction
Depth correction dilakukan sebagai tahap terakhir dari langkah langkah kalibrasi.
Langkah ini digunakan untuk memastikan kalibrasi dan validasi sudah dilakukan
dengan benar. 9 titik yang dilihat oleh responden akan ditandai dan dilihat apakah
titik tersebut sudah presisi atau belum
Gambar 3.10 Depth Correction
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
37
Universitas Indonesia
3.1.6. Pengambilan Data Eye Tracking
Setelah persiapan selesai, langkah terakhir adalah mengambil data
penglihatan responden pada lampu merah. Data yang akan diolah adalah 20 detik
sejak mobil berhenti pada lampu merah. Berikut ini adalah contoh pengambilan
data salah satu responden.
Gambar 3.11 Pengambilan data
3.2. Pengolahan Data
Setelah mendapatkan 15 data dari data penglihatan responden selama 20
detik, dilakukan pengolahan data dengan menggunakan data viewer untuk melihat
titik penglihatan responden melalui data fiksasi. Data yang diambil dari fiksasi ini
adalah lamanya waktu melihat, persentase melihat serta banyaknya melihat
billboard. Berikut adalah salah satu contoh data fiksasi dari responden.
Gambar 3.12 Contoh Fiksasi
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
38
Universitas Indonesia
3.2.1. Pengolahan Data Fixation Map
Pengolahan data fiksasi ini adalah dengan membagi 20 detik waktu
menjadi 4 frame. Setiap frame memiliki waktu 5 detik sehingga satu fiksasi
menghasilkan 4 fiksasi baru yang akan diolah kemudian. Framing ini dilakukan
karena pengambilan data berupa video yang display gambarnya dapat berubah
jika responden menggerakan kepala. Dengan cara membagi 4 frame ini, maka
data yang didapat akan lebih tepat.
Data fiksasi ini kemudian akan diubah menjadi data numeric dengan cara
membentuk interest area di area billboard. Interest area ini akan menyimpan
berapa lama waktu yang dilihat seseorang di dalam area yang telah dibatasi oleh
interest area. Berikut adalah contoh fixation map salah satu responden yang diolah
data fiksasinya.
Gambar 3.13 Fixation Map Frame 1-1
Fixation map di atas adalah heat map pada frame pertama pada detik 1-5
sejak responden berhenti di lampu merah. Pada gambar fixation map di atas, dapat
dilihat arah pandang responden ini lebih mengarah pada lampu merah di sebelah
kanan. Sebagian kecil arah fiksasi responden ini melihat ke arah nomor polisi
mobil di depan, setir mobil, bagian mobil sisi kanan dan billboard sebelah kanan.
Terdapat 3 fiksasi dari total 41 fiksasi yang dimiliki oleh responden ini
untuk melihat kearah billboard sebelah kanan. Sedangkan untuk billboard sebelah
kiri tidak mendapatkan atensi dari frame pertama ini.
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
39
Universitas Indonesia
Gambar 3.14 Heat Map Frame 1-2
Terdapat 1 fiksasi dari total 27 fiksasi yang dimiliki oleh responden ini
untuk melihat ke arah billboard sebelah kiri. Sedangkan untuk billboard sebelah
kanan tidak mendapatkan atensi dari frame kedua ini. Pada gambar fixation map
di atas, dapat terlihat bahwa responden lebih cenderung melihat bangunan di
sebelah kanan
Gambar 3.15 Fixation Map Frame 1-3
Terdapat 4 fiksasi dari total 15 fiksasi yang dimiliki oleh responden ini
untuk melihat ke arah billboard sebelah kiri. Sedangkan untuk billboard sebelah
kanan tidak mendapatkan atensi dari frame ketiga ini. Pada gambar fixation map
di atas, dapat terlihat bahwa responden ini lebih melihat ke arah billboard sebelah
kiri.
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
40
Universitas Indonesia
Gambar 3.16 Fixation Map Frame 1-4
Tidak terdapat fiksasi pada frame keempat yang melihat billboard sebelah
kiri maupun kanan. Pada gambar fixation map di atas, dapat terlihat bahwa
responden lebih cenderung melihat ke arah setir mobilnya.
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
41
Universitas Indonesia
3.3. Hasil
Setelah melihat dan mengolah seluruh data heat map melalui interest area,
dihasilkanlah data numeric berikut ini :
3.3.1. Dwell Time
Dwell Time adalah total durasi dari fiksasi di dalam interest area yang
telah dibuat sebelumnya. Berikut ini adalah table dwell time hasil dari
pengambilan 15 data responden untuk billboard kiri dan billboard kanan.
Tabel 3.2 Tabel Data Dwell Time
Frame 1 Frame 2 Frame 3 Frame 4 Total
Waktu Total Waktu Total Waktu Total Waktu Total Waktu Total
1 kiri 268 4020 0 3888 0 3436 0 3964 268 15308
kanan 0 4020 0 3888 0 3436 196 3964 196 15308
2 kiri 440 3544 0 3624 248 4644 0 4900 688 16712
kanan 0 3544 0 3624 524 4644 0 4900 524 16712
3 kiri 0 3032 0 3784 0 2084 356 2532 356 11432
kanan 288 3032 0 3784 0 2084 0 2532 288 11432
4 kiri 0 5244 0 4356 220 4176 0 6912 220 20688
kanan 0 5244 220 4356 0 4176 0 6912 220 20688
5 kiri 0 3988 128 4848 0 4324 0 3920 128 17080
kanan 0 3988 804 4848 0 4324 0 3920 804 17080
6 kiri 644 3736 0 2612 0 3552 0 4396 644 14296
kanan 0 3736 0 2612 428 3552 0 4396 428 14296
7 kiri 0 3868 0 3512 208 2192 0 3980 208 13552
kanan 204 3868 0 3512 0 2192 0 3980 204 13552
8 kiri 0 3520 0 3932 0 4968 168 4600 168 17020
kanan 236 3520 948 3932 0 4968 0 4600 1184 17020
9 kiri 0 3740 0 3940 0 4152 368 5072 368 16904
kanan 0 3740 0 3940 268 4152 164 5072 432 16904
10 kiri 568 3496 0 2152 36 2192 0 4060 604 11900
kanan 0 3496 112 2152 0 2192 0 4060 112 11900
11 kiri 64 4328 236 4408 0 4092 0 4376 300 17204
kanan 156 4328 0 4408 0 4092 352 4376 508 17204
12 kiri 0 2208 232 4020 1184 4620 0 2524 1416 13372
kanan 136 2208 0 4020 0 4620 0 2524 136 13372
13 kiri 308 4664 0 4168 0 5616 0 3928 308 18376
kanan 0 4664 632 4168 476 5616 0 3928 1108 18376
14 kiri 188 4384 0 3820 0 3704 0 5620 188 17528
kanan 0 4384 252 3820 0 3704 0 5620 252 17528
15 kiri 0 3436 0 4204 0 3672 344 4056 344 15368
kanan 0 3436 0 4204 212 3672 0 4056 212 15368
Total Kiri 2480 596 57268 1896 57424 1236 64840 6208 236740
Kanan 1020 57208 2968 57268 1908 57424 712 64840 6608 236740
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
42
Universitas Indonesia
3.3.2. Fixation Count
Fixation Count adalah total banyak terlihatnya interest area.
Tabel 3.3 Tabel Data Fixation Count
Frame 1 Frame 2 Frame 3 Frame 4 Total
Waktu Total Waktu Total Waktu Total Waktu Total Waktu Total
1 kiri 1 11 0 22 0 14 0 27 1 74
kanan 0 11 0 22 0 14 2 27 2 74
2 kiri 2 20 0 20 1 26 0 17 3 83
kanan 0 20 0 20 2 26 0 17 2 83
3 kiri 0 11 0 14 0 10 1 10 1 45
kanan 1 11 0 14 0 10 0 10 1 45
4 kiri 0 9 0 13 1 13 0 9 1 44
kanan 0 9 1 13 0 13 0 9 1 44
5 kiri 0 17 1 13 0 13 0 9 1 52
kanan 0 17 1 13 0 13 0 9 1 52
6 kiri 1 16 0 13 0 21 0 22 1 72
kanan 0 16 0 13 5 21 0 22 5 72
7 kiri 0 19 0 19 3 31 0 23 3 92
kanan 1 19 0 19 0 31 0 23 1 92
8 kiri 0 15 0 12 0 18 1 13 1 58
kanan 2 15 2 12 0 18 0 13 4 58
9 kiri 0 18 0 21 0 17 3 22 3 78
kanan 0 18 0 21 1 17 1 22 2 78
10 kiri 3 22 0 35 1 27 0 27 4 111
kanan 0 22 2 35 0 27 0 27 2 111
11 kiri 1 26 1 12 0 19 0 18 2 75
kanan 1 26 0 12 0 19 1 18 2 75
12 kiri 0 41 1 27 4 15 0 9 5 92
kanan 3 41 0 27 0 15 0 9 3 92
13 kiri 1 12 0 9 0 14 0 12 1 47
kanan 0 12 1 9 1 14 0 12 2 47
14 kiri 1 16 0 21 0 19 0 17 1 73
kanan 0 16 1 21 0 19 0 17 1 73
15 kiri 0 17 0 17 0 19 5 43 5 96
kanan 0 17 0 17 3 19 0 43 3 96
Total Kiri 10 270 3 268 10 276 10 278 33 1092
Kanan 8 270 8 268 12 276 4 278 32 1092
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
43
Universitas Indonesia
3.3.3. Pengolahan Data Statistik
Setelah mengolah data dan di dapat data numerik, langkah selanjutnya
adalah menganalisis dengan menggunakan ANOVA, berikut ini adalah persamaan
dan hipotesis untuk melakukan ANOVA one way pada penelitian ini.
yij = μ + τi + εij i = 1,2
j = 1,2, … ,15
Dengan :
τi = faktor lokasi
i = level factor posisi
j = responden (Replikasi)
μ = mean
Dependent variable : Waktu terlihatnya billboard (dwell time)
Independent variable : Posisi billboard (kiri atau kanan)
Model ini dikatakan valid apabila beberapa asumsi telah terpenuhi, yaitu :
i. Error harus terdistribusi secara normal dengan rata-rata nol
ii. Varians error harus sesuai dengan nilai respon yang diprediksi
iii. Setiap error harus independen terhadap error lainnya
Ketiga asumsi ini dapat dicek menggunakan residual plot.
Hipotesis diperlukan dalam menginterpretasikan tabel ANOVA yang
dihasilkan dari komputasi ANOVA One-Factor Factorial Design tersebut. Berikut
adalah hipotesis- hipotesis yang digunakan:
1. Η0 : τ1 = τ2 = 0
H1 : setidaknya terdapat satu τi ≠ 0
Jika p-value bernilai <0.05, maka ada cukup bukti untuk menerima H1
dimana faktor pertama mempengaruhi durasi fiksasi mata responden secara
signifikan (Montgomery, 2009).
α : 0.1
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
44
Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS DAN HASIL
4. ANALISIS DAN HASIL
Pada bab ini akan dibahas hasil pada pengolahan data pada bab
sebelumnya, terutama untuk data numerik. Analisis pada bagian ini dibagi
menjadi analisis eye tracking dan analisis statistik
4.1. Analisis Eye Tracking
4.1.1. Heat Map
Analisis Eye tracking ini membahas peta fiksasi serta mencari nilai
efektifitas billboard dari persentase terlihat. Berikut ini adalah beberapa contoh
fixation map yang sebelumnya telah diolah datanya pada bab sebelumnya :
Gambar 4.1 Heat Map Frame 1-1
Pada gambar heat map di atas, dapat dilihat arah pandang responden ini
lebih mengarah pada lampu merah di sebelah kanan. Sebagian kecil arah fiksasi
44
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
45
Universitas Indonesia
responden ini melihat ke arah nomor polisi mobil di depan, setir mobil, bagian
mobil sisi kanan dan billboard sebelah kanan. Pada frame ini, terdapat 3 fiksasi
dari total 41 fiksasi yang dimiliki oleh responden untuk melihat ke arah billboard
sebelah kanan. Sedangkan untuk billboard sebelah kiri tidak mendapatkan atensi
dari frame pertama ini.
Gambar 4.2 Heat Map frame 1-2
Terdapat 1 fiksasi dari total 27 fiksasi yang dimiliki oleh responden ini
untuk melihat ke arah billboard sebelah kiri. Sedangkan untuk billboard sebelah
kanan tidak mendapatkan atensi dari frame kedua ini. Pada gambar heat map di
atas, dapat terlihat bahwa responden lebih cenderung melihat bangunan di sebelah
kanan
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
46
Universitas Indonesia
Gambar 4.3 Heat Map Frame 1-3
Terdapat 4 fiksasi dari total 15 fiksasi yang dimiliki oleh responden ini
untuk melihat ke arah billboard sebelah kiri. Sedangkan untuk billboard sebelah
kanan tidak mendapatkan atensi dari frame ketiga ini. Pada gambar heat map di
atas, dapat terlihat bahwa responden ini lebih melihat ke arah billboard sebelah
kiri.
Gambar 4.4 Heat Map frame 1-4
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
47
Universitas Indonesia
Pada frame fixation map di atas terlihat bahwa tidak terdapat fiksasi pada
frame keempat yang melihat billboard sebelah kiri maupun kanan. Pada gambar
heat map di atas, dapat terlihat bahwa responden lebih cenderung melihat ke arah
setir mobilnya.
4.1.2. Hasil Heat Map
Dari hasil heat map dan data numerik dwell time yang telah didapat,
diketahui bahwa persentase terlihat billboard kiri dan kanan adalah seperti berikut
:
Table 4.1 Presentase billboard
Posisi Waktu Total Presentase
Kiri 6208 236740 2.62 %
Kanan 6608 236740 2.79 %
Keterangan :
Waktu = Lamanya terlihat billboard (ms)
Total = Jumlah waktu dalam seluruh percobaan (ms)
Presentase = Waktu / Total (%)
Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa presentase billboard sebelah kiri
adalah 2.62% dan billboard sebelah kanan adalah 2.79%. Bila dilihat dari
presentasenya, jika lampu merah selama 100 detik, maka billboard sebelah kiri
akan terlihat sekitar 2.6 detik dan billboard sebelah kanan akan terlihat sekitar 2.8
detik. Untuk lebih mempermudah melihat perbandingan data, dapat dilihat pada
chart di bawah ini :
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
48
Universitas Indonesia
Gambar 4.5 Pie Chart Posisi Billboard
Pada Pie Chart di atas dapat dilihat perbandingan penglihatan billboard.
Billboard sebelah kanan lebih efektif sedikit jika dibandingkan dengan billboard
sebelah kiri, yaitu sekitar 2%.
Gambar 4.6 Pie Chart Total Penelitian
Pada Pie Chart di atas, terlihat bahwa dari total 20 detik penelitian,
responden melihat selama 0.6 detik (3%) kearah billboard kanan dan billboard
kiri.
48%
52%
POSISI
kiri
kanan
3%3%
94%
PENGLIHATAN
kiri
kanan
Lain-Lain
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
49
Universitas Indonesia
Tabel 4.2 Data Fiksasi
Frame 1 Frame 2 Frame 3 Frame 4 Total
Waktu Total Waktu Total Waktu Total Waktu Total Waktu Total
1 kiri 1 11 0 22 0 14 0 27 1 74
kanan 0 11 0 22 0 14 2 27 2 74
2 kiri 2 20 0 20 1 26 0 17 3 83
kanan 0 20 0 20 2 26 0 17 2 83
3 kiri 0 11 0 14 0 10 1 10 1 45
kanan 1 11 0 14 0 10 0 10 1 45
4 kiri 0 9 0 13 1 13 0 9 1 44
kanan 0 9 1 13 0 13 0 9 1 44
5 kiri 0 17 1 13 0 13 0 9 1 52
kanan 0 17 1 13 0 13 0 9 1 52
6 kiri 1 16 0 13 0 21 0 22 1 72
kanan 0 16 0 13 5 21 0 22 5 72
7 kiri 0 19 0 19 3 31 0 23 3 92
kanan 1 19 0 19 0 31 0 23 1 92
8 kiri 0 15 0 12 0 18 1 13 1 58
kanan 2 15 2 12 0 18 0 13 4 58
9 kiri 0 18 0 21 0 17 3 22 3 78
kanan 0 18 0 21 1 17 1 22 2 78
10 kiri 3 22 0 35 1 27 0 27 4 111
kanan 0 22 2 35 0 27 0 27 2 111
11 kiri 1 26 1 12 0 19 0 18 2 75
kanan 1 26 0 12 0 19 1 18 2 75
12 kiri 0 41 1 27 4 15 0 9 5 92
kanan 3 41 0 27 0 15 0 9 3 92
13 kiri 1 12 0 9 0 14 0 12 1 47
kanan 0 12 1 9 1 14 0 12 2 47
14 kiri 1 16 0 21 0 19 0 17 1 73
kanan 0 16 1 21 0 19 0 17 1 73
15 kiri 0 17 0 17 0 19 5 43 5 96
kanan 0 17 0 17 3 19 0 43 3 96
Total Kiri 10 270 3 268 10 276 10 278 33 1092
Kanan 8 270 8 268 12 276 4 278 32 1092
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
50
Universitas Indonesia
Dari tabel fiksasi di atas, dapat dilihat bahwa setiap responden minimal
melihat 1x ke arah billboard di sebelah kiri maupun kanan. Dari hasil ini di
dapatkan kesimpulan bahwa secara sadar ataupun tidak sadar, pengemudi mobil
menyadari adanya billboard di sisi kiri maupun kanan.
4.2. Analisis Statistik
Setelah membuat presentase terlihatnya billboard yang ternyata sebesar
2.62% dan 2.79%, dilakukan uji statistic ANOVA untuk melihat adanya pengaruh
factor posisi (kiri atau kanan) pada efektifitas billboard. Model statistik untuk one
way ANOVA dinyatakan dengan persamaan seperti berikut :
4.2.1. Normality Test
Untuk menguji apakah sekumpulan data yang telah diperoleh normal atau
tidak, dilakukanlah uji normal menggunakan Software minitab. Berikut ini adalah
normality tes untuk data residual.
Residual
Pe
rce
nt
0.80.40.0-0.4-0.8
99
90
50
10
1
Fitted Value
Re
sid
ua
l
2.53502.53252.53002.52752.5250
0.50
0.25
0.00
-0.25
-0.50
Residual
Fre
qu
en
cy
0.60.40.20.0-0.2-0.4
6.0
4.5
3.0
1.5
0.0
Observation Order
Re
sid
ua
l
30282624222018161412108642
0.50
0.25
0.00
-0.25
-0.50
Normal Probability Plot of the Residuals Residuals Versus the Fitted Values
Histogram of the Residuals Residuals Versus the Order of the Data
Residual Plots for C3
Gambar 4.7 Normality Test Billboard
Dapat dilihat dari grafik-grafik di atas bahwa sekumpulan data yang
didapat telah terdistribusi normal. Hal ini dapat terlihat dari bentuk grafik yang
hampir lurus dan juga dari P-Value. P-Value > 0.15 (α = 0.1) sehingga data dapat
dikatakan normal.
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
51
Universitas Indonesia
4.2.2. One Way ANOVA
Setelah mendapatkan asumsi normal dan homogen, maka data yang telah
dikumpulkan dapat diolah dengan ANOVA one way. Analisis menggunakan
ANOVA bertujuan untuk melihat signifikansi faktor posisi terhadap peluang
terlihatnya billboard. Berikut adalah hasil ANOVA one way dengan
menggunakan software minitab 14.
Tabel 4.3 ANOVA one way
ANOVA
normal
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .001 1 .001 .007 .933
Within Groups 2.435 28 .087
Total 2.436 29
Dapat dilihat Maka melalui uji ANOVA bahwa P-Value > α (0.1). Hal ini
jika dilihat dari hipotesis awal yang menyatakan,
Η0 : τ1 = τ2 = 0 dan,
H1 : setidaknya terdapat satu τi ≠ 0.
Maka hasil analisis ini accept H0 atau Null Hypothesis. Hal ini memberikan
informasi bahwa pengaruh faktor posisi kiri maupun kanan tidak ada pengaruh
pada peluang terlihatnya billboard oleh pengemudi mobil.
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
52
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari penelitian dan analisis yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa
kesimpulan seperti berikut :
Pada penelitian ini menunjukan bahwa faktor posisi tidak berpengaruh pada
lamanya terlihat billboard, hal ini dilihat dari analisis one way ANOVA.
Melalui kesimpulan ini, dapat diketahui bahwa terlihatnya billboard tidak
terpengaruh pada posisi kiri maupun kanan.
Nilai Efektifitas billboard adalah 2.62% untuk billboard kiri dan 2.79% untuk
billboard kanan. Walau faktor posisi tidak berpengaruh pada lamanya terlihat
billboard, namun efektifitas billboard di sebelah kanan lebih tinggi 0.17%.
Perbedaan ini disebabkan salah satunya akibat adanya lampu merah pada
posisi kanan yang membuat peluang terlihatnya billboard sebelah kanan lebih
tinggi.
Melalui data fixation count didapat bahwa keseluruhan 15 responden minimal
melihat satu kali ke arah billboard pada posisi kiri maupun kanan. Hal ini
membuktikan bahwa secara sadar maupun tidak sadar, pengemudi kendaraan
melihat adanya billboard pada jalan raya.
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
53
Universitas Indonesia
5.2. Penelitian Selanjutnya
Melalui kesimpulan yang telah diambil, penulis merekomendasikan
beberapa hal seperti beikut :
Untuk penelitian ke depan, diharapkan muncul penelitian untuk meninjau
efektifitas billboard untuk target pasar penumpang mobil, pengendara motor,
dan pejalan kaki dikarenakan target pasar billboard adalah pengguna jalan
raya.
Dilakukan penelitian efektifitas billboard dengan metode lain, termasuk
meninjau informasi yang didapatkan responden dengan adanya iklan pada
billboard.
Dilakukan penelitian pengukuran resolusi warna billboard yang optimal untuk
pengendara mobil agar tidak mengganggu pengendara serta tetap
mendapatkan target pasar pengguna jalan.
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
54
Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI
Edquist, J., Horberry, T., Hosking, S., Johnston, I. (2009). Effects of advertising
billboard during simulated driving. Applied Ergonomics 42 (2011) 619-
626
Andersen, N, (2011). Eye Tracking, Strategies, and Sex Differences in Virtual
Navigation. Neurobiology of Learning and Memory 97 (2012) 81-89
Handoko, H. (2011). Tinjauan Efektifitas Static In - Game Advertising Terhadap
Game Spectators Dengan Metode Eye Tracking. Depok : Teknik Industri
J. David Lichtenthal. (2006). Outdoor Advertising for Business Market. Industrial
Marketing Management 35 (2006) 236-247.
Kotler, P. (2006). Marketing Management 12th
edition. Pearson Prentice Hall :
New Jersey
Laporan Keuangan Konsolidasian PT Unilever Indonesia Tbk. 30 September 2011
dan 2010 : http://www.Unilever.com
Simon, L. (2009). Alerting the Drivers about Road Sign With Poor Visual
Salency. Paris : Universite Paris est.
SR RESEARCH Ltd. (2006). EyeLink Programmer‟s Guide
SR RESEARCH Ltd. (2005). EyeLink® II Head Fixed Eye Tracker User Manual
Version 2.11.
SR RESEARCH Ltd. (2005). EyeLink® II User Manual Version 2.11.
SR RESEARCH Ltd. (2008). EyeLink® User Manual.
SR RESEARCH Ltd. (2008). EyeLink® Scene Camera User Manual Version
1.2.1
Tianti, Mawar. (2009). Hubungan Persepsi Lingkungan Kerja Fisik dengan
Motivasi Kerja Karyawan Bagian Plywood pada PT Sumber Mas Indah
plywood Gresik. Malang: Universitas Islam Negeri
Trentacoste, M. (2009). The Effect of Commercial Electronic Variable Message
Signs (CEVMS) on Driver Attention and Distraction : An Update. U.S.
Department of Transportation.
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012
55
Universitas Indonesia
Universitas Kristen Petra. (2005). Landasan Teori. 10 Mei 2011.
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=0&submit.y=0&qu
al=high&fname=/jiunkpe/s1/masa/2009/jiunkpe-ns-s1-2009-36404153- -
sirup_abc-chapter2.pdf
Universitas Kristen Petra. (2005). Landasan Teori. 10 Mei 2011.
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=0&submit.y=0&qu
al=high&fname=/jiunkpe/s1/mpar/2009/jiunkpe-ns-s1-2009-35402031-
14029-wisatawan-chapter2.pdf
Tinjauan respon..., Ivan Angga Kusuma, FTUI, 2012