teoLOft
SEKOLAH TINGGl TEOLOGI AMANAT AGUNG
TINjAUAN TEOLOGIS KONSEP BERKAT DALAM PERJANJIAN LAMA DANSUMBANGSIHNYA TERHADAP STRATEGI BERMISIMASA KINI DI INDONESIA
SKRIPSl
Diajukan KepadaSekolah Tinggi Teologi Amanat AgungUntuk Memenuhi Sebagian PersyaratanGuna Memperoleh Gelar Sarjana Teologi
Oleh
Elisabeth Pilla Kadang1010912058
029937
Jakarta
2013
PERPUSTAKAANSTT amanat A( ' 'N
SEKOLAH TINGGI TEOLOGi AMANAT AGUNG
JAKARTA
Ketua Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung menyatakan bahwa skripsi yangberjudu] TINJAUAN TEOLOGIS KONSEP BERKAT DALAM PERJANJIAN LAMA DANSUMBANGSIHNYA TERHADAP STRATEGI BERMISI MASA KINI DI INDONESIAdinyatakan lulus setelah diuji oleh Tim Dosen Penguji pada tanggal 15 Agustus2013.
Dosen Penguji Tanda Tangan
1. Jiirgen Nickle, P.hD.
2. Casthelia Kartika, M. Th.
3. Lotnatigor Sihombing, Th. M.
Jakarta, 15/<gu^tus 2013/ 1 -r £0 L
Andreas
■''' K A R ^ ^
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sebenarnyabahwa skripsi yang berjudul TINJAUAN TEOLOGIS KONSEP BERKAT DALAMPERJANJIAN LAMA DAN SUMBANGSIHNYA TERHADAP STRATEGI BERMISIMASAKINI DI INDONESIA, sepenuhnya adaiah hasil karya tulis saya sendiri dan bebasplagiarisme.
Jika di kemudian hah terbukti bahwa saya telah melakukan tindakanplagiansme dalam penulisan skripsi ini, saya akan bertanggung jawab dan siapmenerima sanksi apapun yang dijatuhkan oleh Sekolah Tinggi Teologi AmanatAgung.
Jakarta, 15 Agustus 2012
Elisabeth Pilla KadangNIM: 1010912058
ABSTRAK
SEKOLAH TINGGITEOLOGIAMANAT AGUNG
JAKARTA
(A) Elisabeth Pilla Kadang (1010912058)
(B) TINJAUAN TEOLOGIS KONSEP BERKAT DALAM PERJANJIAN LAMA DANSUMBANGSIHNYATERHADAP STRATEGI BERMISIMASA KINIDI
INDONESIA
(C) xli + 95 him; 2013
(D) Teologi/Kependetaan
(E) Skripsi ini membahas tentang konsep berkat di dalam Perjanjlan Lama yangdapat memberikan sumbangsih terhadap strategi bermisi di Indonesia.Penulis hendak pemperlihatkan bahwa sejak di dalam Perjanjlan Lamasecara khusus di dalam kitab Kejadian terdapat panggilan menjadi berkatdan bermisi. Panggilan misi tersebut sangat erat hubungannya denganmenjadi berkat. Sejak di dalam Kejadian 12:1-3 Allah memanggil Abrahamuntuk pergi dari negerinya dalam arti untuk menjalankan misi Allah,sedangkan misi Allah yang harus diketjakan oleh Abraham adalah menjadiberkat Berkat bersifat vertikal dan horizontal. Artinya berkat diterima olehorang percaya dalam relasi vertikal dengan Allah dan ada panggilan untukmenyalurkan berkat dalam relasi horizontal dengan sesama manusia.Dengan demikian, menerima berkat Allah harus disertai dengan menjadiberkat Berkat berada dalam relasi perjanjian dengan Allah. Olehnya itu,orang Kristen yang telah menerima berkat dari Allah memiliki tugas menjadimediator berkat kepada semua orang. Karena konsep berkat berbicara jugamengenai misi, maka Penulis hendak memperlihatkan bagaimana konsepberkat memberikan sumbangsih terhadap strategi bermisi masa kini diIndonesia. Dalam konteks negara Indonesia dengan berbagai masalah didalamnya, sangat penting untuk melihat bagaimana konsep berkat menjadisuatu bagian dari strategi bermisi.
(F) BIBLIOGRAFl 44 (1964-2010)
(G) Jurgen M. Nickel, P.hD.
1
ii
vi
DAFTARISI
ABSTRAK
DAFTAR ISI
UCAPAN TERIMA KASIH
BAB SATU: PENDAHULUAN 1
Latar Belakang Permasalahan 1
Pokok Permasalahan 9
Tujuan Penulisan 10
Batasan Penulisan H
Metode Penelitlan H
Sistematika Penulisan 12
BAB DUA: HUBUNGAN KOSEP BERKAT DAN MISIBERDASARKAN KEJADIAN 12:1-3 14
Pentlngnya Teks Kejadian 12:1-3 14
Misl dalam Kejadian 12:1-3 20
Terkait dengan Kata "pergi" 21
Terkait dengan Kata "engkau" 22
Terkait dengan Frasa "bangsa yang besar" 24
Terkait dengan Frasa "segala bangsa" 26
Berkat dalam Kejadian 12: 1-3 29
Pengertian Berkat 29
Signifikansi Kejadian 12:1-3 Terhadap Berkat 30
Kejadian 12:1-3 Menyatakan Allahsebagai Subjek Pemberi Berkat 30
Ill
Kejadian 12:1-3 Menyatakan Manusiasebagai Mediator Berkat 32
Berkat dan Misi di dalam Kejadian 12:1-3 33
Ringkasan 35
BAB TIGA: KONSEP BERKAT DI DALAM PERJANJIAN LAMA 37
Terkalt dengan Allah Sebagai Pemberi Berkat 37
Berkat Allah atas Umat-Nya 37
Berkat dalam Masa Patriarkhal 37
Berkat dalam Masa Perjanjian 41
Berkat dalam Kitab-Kitab Hikmat 42
Berkat dalam Kitab-Kitab Nabi 44
Pernyataan Berkat Allah kepada Umat-Nya 46
Pernyataan Kebaikan Allah 46
Mempertahankan Ciptaan 47
Pernyataan Relasi 47
Terkalt dengan Manusia Sebagai Pemberi Berkat 48
Aktivitas Memberkati Selain Allah 49
Umat Allah Sebagai Mediator Berkat 50
Manusia Memberkati dalam Peran sebagai Perantara Allah 53
Sebagai Kepala Keluarga 53
Sebagai Raja atau Pemimpin 55
Sebagai Nabi dan Imam 55
IV
Manusia "Memberkati" Allah 57
Refleksl Terhadap Kontinuitas Konsep Berkatdi dalam Perjanjian Baru 59
Ringkasan 52
BAB EMPAT: SUMBANGSIH KONSEP BERKAT TERHADAP STRATEGIBERMISI MASA KINI DI INDONESIA 54
Strategi Mlsi dalam Konteks Indonesia 54
Sumbangsih Konsep Berkat terhadap Strategi BermisiDi Indonesia 59
Sumbangsih Berkat dalam Panggilan Bermisi 69
Sumbangsih Berkat Terhadap Penginjilan 72
Sumbangsih Berkat Terhadap Tanggung Jawab Sosial 74
Sumbangsih Berkat Terhadap Misi Holistik 75
Kehadiran 75
Pemberitaan 75
Ucapan Berkat 73
Tindakan 79
Suatu Refleksi "Menjadi Berkat" sebagai Strategi Bermisidi Indonesia 81
Compassion International g2
Pekabaran Injil Gereja Kristen Jawa 84
Ringkasan gg
BAB LIMA: PENUTUP gg
Kesimpulan gg
Refleksi Pembelajarati 90
Saran bagi Riset Lanjutan 91
BIBLIOGRAFI 92
BAB SATU
PENDAHULUAN
Latar Belakang Permasalahan
Semua orang ingin diberkati sehingga sebagian besar isi doa setiap manusia
adalah meminta berkat. Bagi orang Kristen, ucapan 'Kiranya Tuhan memberkati*
merupakan ucapan yang sangat menyenangkan. Sesungguhnya berkat itu berasal
dari Allah tetapi manusia seiing mengucapkan keinglnan untuk berkat kepada
sesama manusia.^ Memberkati seseorang adalah mengekspresikan suatu harapan
atau doa terbaik yang diinginkan terjadi kepada seseorang.^ Tindakan ini adalah
sebuah tindakan dermawan. Apalagi keadaan diberkati merupakan keadaan yang
baik dimana segala sesuatu berjalan dengan baik dan menyenangkan. Dalam masa
modern sekarang ini, berkat diidentikkan dengan keberuntungan atau kesuksesan.^
Secara sederhana berkat dipahami sebagai sesuatu yang baik. Pemahaman
tentang berkat selalu dikaitkan dengan kekayaan, kesuksesan, kemakmuran,
kesembuhan dari penyakit dan segala sesuatu yang bernilai positif serta
menyenangkan. Sebagai kontras dari berkat, kutuk dipahami sebagai sesuatu yang
negatif seperti kemiskinan, kegagalan, penderitaan, malapetaka, datangnya
penyakit, atau masalah yang tak kunjung terselesaikan. Dengan pemahaman
1. "Blessing, Blessedness," dalam Dictionary ofBible Imagery, ed. Leland Ryken, James C.Wilhoit, dan Tremper Longman III (Illinois: InterVarsity Press, 1998) 98-99.
2. M. J. Evans, "Blessing and Cursing" dalam New Dictionary of Christian Ethics and PastoralTheology, ed. David J. Atkinson, David F. Field, Arthur Holmes, dan Oliver O'Donovan (Illinois:InterVarsity Press, 1995), 197.
3. Christopher J. H. Wright, The Mission ofGod: Unlocking the Bible's Grand Narrative (Illinois:IVP Academic, 2006), 209.
tersebut tidak sedikit orang Kristen yang kemudian memahami berkat sebagai suatu
indikasi dikasihi oleh Allah atau hasil ketaatan kepada Allah. Sehingga, pemahaman
yang muncul adalah semakin taat semakin diberkati dan semakin diberkati artinya
dikasihi Tuhan dan sebaiiknya. Jadi, kadang kala orang Kristen memberi banyak
persembahan dan menjalankan disiplin rohani sebaik mungkin dengan motivasi
agar semakin diberkati Tuhan.
Pengertian ini pun yang kemudian terekspresi dalam kehidupan orang
Kristen untuk menjadi berkat bagi orang lain. Semakin banyak memberi berkat
materi kepada sesama, maka Allah akan semakin memberkatinya. Menjadi berkat
bagi sesama hanya dipahami dalam lingkup memberi materi, tanpa melihat sisi lain
dari panggilan menjadi berkat Panggilan menjadi berkatpun dipahami secara
sempit Dengan demikian penting untuk melihat kekayaan dari Alkitab perihal
panggilan orang Kristen untuk menjadi berkat bagi sesama.
Kisah-kisah di dalam Alkitab banyak diwamai dengan konsep berkat
Christopher Wright Mitchell mengatakan bahwa tema berkat adalah elemen yang
integral dengan banyak tradisi Alkitab.^ Secara khusus di dalam Peijanjian Lama,
konsep berkat adalah konsep yang umum. Di dalam Perjanjian Lama, Allah beberapa
kali menyatakan berkat atau memberkati serta aktivitas memberkati yang lain.
Disebutkan bahwa Allah, malaikat, dan manusia dapat memberkati manusia, hewan,
dan benda mati. Alkitab mencatat bahwa Allah berulang kali memberkati seseorang
[Ayb. 42:12), kelompok (Kel. 32:29), dan negara-negara (Yer. 04:02), khususnya
Israel (Ul. 26:15), sesuai dengan perjanjian dalam hubungan Allah dan manusia.
4. Christopher Wright Mitchell, The Meaning of Bark "To Bless" in The Old Testament (Atlanta:Scholar Press, 1987), 1.
Allah memberkati makhluk (Kej 1:22;. U128:4) dan benda-benda mati, seperti tanah
(Ul. 26:15), tempat tinggal [Amsal 3:33), tanaman (UI. 7:13), roti dan air (Kel.
23:25), kerja (Ul. 28:8) dan hari Sabat (Kej 2:3).
Wujud berkat itu sendiri ada yang dalam bentuk fisik atau suatu relasi.
Wujud berkat secara fisik dapat berupa kekayaan, tanah, keturunan dan lain
sebagainya. Sedangkan berkat yang relasional berupa adanya beberapa hubungan
sakral, hukum dan sosial. Selanjutnya, menurut Christopher J. H. Wright, berkat
dapat dilihat dari dua sifat, yaitu yang bersifat vertikal dan berslfat horizontal.s
Berkat yang bersifat vertikal terkait dengan hubungan ciptaan dengan Allah, dimana
Allah memberkati ciptaan-Nya, sedangkan berkat yang bersifat horizontal terkait
dengan hubungan manusia yang dapat saling memberkati. Dalam hal ini berkat
berhubungan dengan siapa yangberperan sebagai pemberi dan penerima. Hal ini
terkait dengan sistem retribusi ataupun perjanjian yang kemudian lebih banyak
dibahas di dalam Peijanjian Lama.
Menurut Simon Mein dalam A Dictionary of Christian Theology, kata berkat di
dalam penggunaan Ibrani yaitu barak muncul dalam bentuk pasif dengan arti
'blessed by the Lord' (Kej. 9:26), tetapi kata ini juga digunakan di dalam bentuk aktif
dimana Allah memberkati manusia dan benda-benda, serta dalam bentuk derivatif^
dimana manusia memberkati sesama manusia dan juga Allah.^ Hal yang sama
dikemukakan oleh Christopher Wrigh Mitchel. bahwa kata 'brk' menyatakan bahwa
5. Wright, The Mission of God, 209-211.6. Arti kata derivatif adalah diambii dari sumber lain, tidak asli. Kamus Bahasa Indonesia
Kontemporer, s.v. "Derivatif."7. Simon Mein, "Benediction, Blessing" dalam A Dictionary of Christian Theology, ed. Alan
Richardson (Philadelphia: The Westminster Press, 1969), 32.
manusia juga dapat memberkati Allah sebagai pujian dan ibadah.s Jadi, kata berkat
dapat digunakan dimana Allah sebagai subjek memberkati bahkan ketika Allah
sebagai objek diberkati.
Dalam kata Ibrani akar kata ini berarti 'to bless' (memberkati] dan 'to knee'
(berlutut].9 Berdasarkan pengertian di atas maka dalam tulisan Ibrani, termasuk di
dalam Perjanjian Lama, kata ini digunakan ketika Allah memberkati manusia dan
alam secara umum (membuat mereka subur] dan juga digunakan ketika manusia
memberkati Allah (memberikan ucapan terima kasih dan pujian].i«> Konsep berkat
muncul pertama kali di dalam kisah penciptaan. Konsep ini terus berlanjut di dalam
sepanjang Perjanjian Lama secara khusus terkait dengan bangsa Israel. Konsep
berkat ini dapat terlihat secara jelas dalam hubungan Allah dan Israel. Dalam
konteks Israel sebagai umat pilihan Allah konsep berkat terkait erat dengan
perjanjian. Perjanjian yang diberikan Allah tersebut berhubungan dengan hukum.
Jika hukum itu dilakukan oleh bangsa Israel maka mereka akan diberkati, tetapi jika
mereka tidak melakukannya maka mereka mendapat kutuk. Dengan demikian,
konsep berkat melekat dengan kehidupan bangsa Israel sebagai umat pilihan Allah
dan terikat dengan perjanjian.
Konsep berkat mewarnai sebagian besar teologi Perjanjian Lama. Richard
Bauckham mengatakan bahwa "Konsep berkat adalah gagasan biblika yang kaya...
merujuk pada karakteristik Allah yang bermurah hati memberikan kebaikan yang
berlimpah kepada ciptaan-Nya, pembaharuan yang terus berlanjut, serta
8. Mitchell, The Meaning ofBrk "To Bless"in The Old Testament 134.9. Main, "Benediction, Blessing" dalam A Dictionary of Christian Theology. 32.10. Mein, "Benediction, Blessing" dalam A Dictionary of Christian Theology. 32.
pembekalan Allah kepada manusia yang berjalan baik."" Selain itu, berkat di dalam
Perjanjian Lama bagi H. Mowvleyyangdikutip oleh Walter C. Kaiser terkait dengan
banyak hal yaitu "a prediction, the gift: itself resulting from blessing (Gen. 33:11), a
capacity given by God to ensure the fiilfillment of the promise (17:16; 24:60), the
rev/ard of prosperity (15:1), the peace of the Lord (26:29) dan nothing less than the
presence of God himself (26:3,28)."^^ Dengan demikian, Perjanjian Lama
mengungkapkan segala kekayaan tentang berkat. Oleh sebab itu. penulis
memfokuskan pembahasan hanya dalam lingkup Perjanjian Lama yang kemudian
dikaitkan dengan misi.
Lebih lanjut dapat dilihat bahwa penggunaan kata berkat secara umum di
dalam kekristenan sering digunakan dalam konteks ibadah dan muncul dalam
doksologi. tetapi kata inl juga digunakan sebagai bentuk steno^^ di dalam situasi
yang dipercaya sebagai hasil dari aktivitas Allah yang menyelamatkan.i^ Lebih
spesifik pengertian berkat di dalam Perjanjian Lama terkait erat dengan
keselamatan.i5 Ada dua hal yang terkandung di dalam konsep keselamatan yang
dinyatakan tersebut yaitu pembebasan dan berkat Pembebasan adalah pengalaman
dalam suatu kejadian yang mewakili intervensi Allah, sedangkan berkat adalah
aktivitas Allah yang terus berlanjut baik itu dengan kehadiran atau tidak. Dalam
sejarah Israel perbedaan keduahal ini terletak pada pernyataan bahwa pembebasan
11. Richard Bauckham, Bible and Mission: Christian Witness in a Postmodern World (Cumbria:Paternoster Press dan Grand Rapids: Baker Book House Company, 2003), 34.
12. Walter C. Kaiser. Jr, Toward Old Testament Theology (Grand Rapids: ZondervanPublishing House, 1981), 99.
13. Steno artinya lambang huruf-huruf yang dipersingkat dan disepakati dengan tujuanmenambah kecepatan menulis. Kamus Bahas Indonesia Kontemporer, s.v. "Steno".
14. Mein, Benediction, Blessing dalam >4 Dictionary of Christian Theology, 32.15. Claus Westermann, Blessing in The Bible and the Life of the Church,ter\. Keith
Crim(Philadelphia; Fortress Press, 1978), 1-14.
terjadi dalam kisah bangsa Israel keiuar dari Mesir dan berkat terkait dengan
sejarah Israel yang telah hidup nyaman dan tetap di tanah perjanjian. Jadi, selain
digunakan dalam ibadah, konsep berkat juga berbicara mengenai pembebasan dan
keselamatan.
Ketika Allah memilih dan memanggil Abraham untuk keiuar dari negerinya,
itu adalah permulaan dari sejarah keselamatan.is "Panggilan Allah kepada Abraham
bukan berarti Allah tidak memperhatikan bangsa yang lain tetapi dalam panggilan
inilah mengandung motif misionaris yaitu drama besar mengenai penebusan yang
akan tercapai secara maksimal di dalam inkarnasi, kematian, dan kebangkitan
Kristus, semua ini adalah sejarah keselamatan."i7 Melalui panggilan Abraham di
dalam Kejadian 12:1-3 ini, Allah pertama kali memperlihatkan bahwa subjek dari
memberkati atau menyatakan keselamatan itu dapat diperankan oleh manusia
dalam hal ini Abraham. Bahkan pemyataan tersebut merupakan suatu panggilan
dan janji Abraham sebagai agen penyalur atau mediator berkat. Jadi, inti dari
panggilan Abraham di dalam teks tersebut adalah berkat yaitu keselamatan. Berkat
dan keselamatan tidak dapat terpisahkan sebagaimana di dalam Kejadian 12:1-3.
Jika berbicara mengenai menyalurkan keselamatan kepada segala bangsa,
maka itu terkait dengan misi, sehingga beberapa ahli setuju bahwa teks ini
merupakan teks misi. Artinya bahwa teks Kejadian 12:1-3 ini adalah teks yang
mendasari penelusuran tentang misi termasuk di dalamnya mengandung misi Allah
yaitu berkat kepada segala bangsa. Selain itu. teks ini juga terkait dengan panggilan
16. Arthur F. Glasser, Announcing the Kingdom: The Story of God's Mission in the Bible fGrandRapids: Baker Academic, 2003), 56.
17. Page H. Helley, A /tfot/on in the Making (Nashville: Convention Press, 1969), 43.
Abraham yang menjadi suatu model panggilan Allah untuk melakukan misi
menyatakan keselamatan. Allah memanggil Abraham untuk keluar dari negerinya,
melintasl batas geografi menuju tanah yang akan ditunjukkan Allah kepadanya.
Abraham harus meninggalkan sanak saudara dan rumahnya melakukan migrasi ke
tempat lain untuk menjadi berkat
Berbicara mengenai misi, maka penting untuk melihat pengertian dari misi
itu sendiri. Kata misi berasal dari kata Latin missio yang berarti 'to send'
[mengirim). Dalam bahasa Ibrani diterjemahkan sehagaisdiah dan di dalam bahasa
Yunani diterjemahkan apostelloA^ Dalam pengertian kata ini, ada pengertian yang
mendalam menyatakan bahwa sang pengirim memiliki otoritas dan seorangyang
dikirim harus memiliki ketaatan kepada sang pengirimnya. Secara khusus dapat
diartikan sebagai suatu tugas seseorang atau kelompok yang biasanya telah dipilih
oleh Allah sebagai representasi Allah dan dikirim keluar untuk melakukan sesuatu.
Selanjutnya, "Misi berarti komitmen sebagai umat Allah untuk terlibat di
dalam undangan dan perintah Allah, yaitu di dalam misi Allah sendiri dalam rangka
sejarah penebusan ciptaan-Nya."i9 Jadi, misi berbicara mengenai apa yang
dilakukan oleh umat Allah untuk ikut serta dalam sejarah penebusan. Sejak tahun
1950-an, penggunaan kata 'misi' sudah mulai mengalami peningkatan dan
perluasan konsep yang signifikan. Kata ini mempunyai serangkaian makna,
contohnya adalah pengiriman misionarls dari satu negara ke negara yang lain,
bentuk keglatan yang dilakukan oleh para misionarls, termasuk juga wilayah tempat
18. William ]. Larkin, Jr, "Mission" dalam Evangelical Dictionary of Biblical Theology, ed.Walter A. Elwell (Grand Rapids: Baker Bokk House, 1997).
19. Wright, The Mission of God, 23.
misionaris diutus, lembaga pengutus ataupun pelayanan khusus yang
diperuntukkan untuk membawa Injil kepada orangyang belum percaya kepada
Kristus. Dengan demikian misi tidak lepas dari keikutsertaan manusia dalam
rencana penebusan demi menyatakan berkat keselamatan kepada yang lain.
Lebih dari pada itu keseluruhan Alkitab berbicara mengenai misi Allah.
Christopher Wright mengatakan bahwa "Keseluruhan Alkitab menyatakan kisah
misi Allah melalui keterlibatan umat Allah di dalam dunia untuk menyelamatkan
seluruh ciptaan Allah."2o Karya misi Allah dinyatakan melalui Alkitab yang berisi
rencana Allah yang mau menyelamatkan umat-Nya dan merindukan hubungan yang
baik antara Pencipta dan ciptaan-Nya. Jadi keseluruhan Alkitab berbicara mengenai
misi Allah. Secara khusus di dalam Perjanjian Lama, Allah dikenal sebagai Allah yang
bermisi, karena segera setelah kejatuhan manusia ke dalam dosa, Allah kemudian
merencanakan proses keselamatan bagi umat-Nya dan memanggil Abraham sebagai
awal panggilan-Nya kepada segenap orang Kristen untuk menjadi penyalur berkat
Melalui semua hubungan tersebut di atas, penulis akan melihat signifikansi
Kejadian 12:1-3 dalam hubungannya dengan konsep berkat dan misi, serta
bagaimana konsep berkat di dalam Perjanjian Lama memberikan sumbangsih
terhadap strategi bermisi. Kejadian 12:1-3 berbicara mengenai berkat dan misi.
Keselamatan telah diberikan Allah kepada umat pilihan-Nya dan itulah berkat,
sedangkan misi adalah tindakan orang percaya dan rencana penebusan Allah yaitu
menjadi berkat dalam arti mengungkapkan keinginan, doa, dan harapan berkat
kepada orang lain dan menyatakan berkat keselamatan itu secara langsung.
20. Wright, The Mission of God, 22.
Dalam penerapan bermisi orang Kristen masa kini, penting untuk mengkaji
lebih jauh suatu slogan yangberkata "orang Kristen diberkati untuk menjadi
berkat" Dalam kehidupan orang Kristen masa kini, penting untuk memahami
konsep menjadi berkat sebagai konsep bermisi yang kaya dan dapat menjadi suatu
gaya hidup orang Kristen di Indonesia. Dengan demikian, konsep diberkati tldak lagi
dipahami hanya sebagai memperoleh berkat karena adanya usaha manusia
menyenangkan Allah serta konsep menjadi berkat tidak lagi hanya dipahami
sebagai meraberi materi kepada seseorang tetapi menjadi berkat secara holistlk
dalam segala aspek kehidupan sesama. Terlebih lagi konsep menjadi berkat dapat
menjadi semangat misi di Indonesia masa kini baik secara pribadi, gereja, ataupun
dalam banyak lembaga misi di Indonesia.
Dengan demikian penting untuk melihat dan mempelajari konsep berkat di
dalam Perjanjian Lama yang berkaitan erat dengan misi yang akan memunculkan
prinsip-prinsip dalam menjalankan misi secara efektlf masa kini di Indonesia.
Pokok Permasalahan
1. Konsep diberkati sering dipahami hanya sebagai kelimpahan materi tanpa melihat
kaitannya dengan panggilan menjadi berkat, padahal berkat yang bersifat vertikal
diatur dalam relasi dengan Allah tidak terpisahkan dengan sifat horizontal dimana
berkat harus dibagikan dalam relasi dengan sesama.
2. Pemahaman menjadi berkat terkait dengan panggilan bermisi, kemudian juga
dipahami secara dangkal. Ada pemahaman yang tidak utuh tentang bermisi yang
10
menyebabkan pemahaman tentang misi yang menyatakan berkat keselamatan
hanya sampai kepada perilaku pergi ke suatu tempat atau ke daerah terpencil untuk
memberitakan Injil. Padahal bermisi untuk menyatakan berkat keselamatan dapat
dilakukan melalui kehidupan sehari-hari melalui ucapan berkat, permohonan,
bahkan doa yang mengandung unsur berkat, itupun sudah menjadl tindakan misi.
3. Pemahaman menjadl berkat dalam konteks Indonesia sering dipahami hanya
sebagai member! materi, tanpa melihat kaitannya dengan panggilan bermisi.
Diperlukan penegasan pemahaman mengenai menjadi berkat sebagai strategi
bermisi di Indonesia.
Tujuan Penuiisan
Tujuan penuiisan skripsi ini adalah;
1. Penulis akan menelusuri hubungan konsep berkat dan misi berdasarkan Kejadian
12:1-3. Kejadian 12:1-3 sebagai teks yangberbicara kuat mengenai konsep berkat
sekaligus sebagai teks misi, dapat memberikan pemahaman yang komprehensif
mengenai hubungan konsep berkat dan panggilan bermisi.
2. Penulis akan memaparkan konsep berkat baik itu Allah yang memberkati maupun
manusia yang menjadi berkat. Dalam hal ini penulis akan melihat bagaimana
manusia menjadi mediator berkat kepada sesamanya secara khusus di dalam
Perjanjian Lama. Penulis akan melihat model di dalam kehidupan bangsa Israel
ketika mereka memberkati satu sama lain.
3. Dengan pemahaman konsep berkatyang kuatdari model Israel, penulis akan
memberikan suatu pemahaman yang integratif bagalmana model Israel yang
memberkati sesama sebagai tindakan misi kepada bangsa lain, dapat diterapkan
menjadi strategi bermisi masa kini di Indonesia. Prinsip-prinsip berkat tersebut
dalam mengubah paradigms berpikir tentang bermisi yang dilakukan masa masa
sekarang ini.
Batasan Penulisan
Skripsi ini dibuat dengan menganalisa konsep berkat dalam hubungannya
dengan panggilan misi Abraham dan Israel untuk menjadi berkat bagi segala bangsa.
Oleh Karena itu, penulis akan membahas konsep berkat ini dalam lingkup Perjanjian
Lama. Selanjutnya, dalam hubungan dengan sumbangsihnya sebagai strategi
bermisi, maka penulis akan menuliskannya dengan melihat konteks di Indonesia.
Metode Penelitian
Metode yang penulis gunakan dalam menguraikan tema ini adalah metode
tematik atau metode topikal.21 Penulis akan menjelaskan konsep ini setelah
melakukan suatu riset kepustakaan dan analisa literatur, yang mencakup buku-
21, Motede topikal menurut Merril C. Tenney adalah metode yang menyarikan dari tekssemua acuan dalam topik tertentu dan mengalihkan konteksnya ke dalam pengajaran yang utuh,termasuk penyelidikan kata dan frasa. Metode ini mencakup mengumpulkan semua bahan yangberkaitan dengan tema tertentu, definisi tema menurut data yang dikumpulkan, klasifikasipemakaian istilah dengan teks, dan simpulan dari proses tesebut. Lih. Andreas B. Subagyo, PengantarRiset Kualitatif. dan Kuantitatif: Termasuk Riset Teologi dan Keagamaan (Bandung: Kalam Hidup,2004J, 143.
13
dari konsep Allah memberkati Israel dan dalam kehidupan Israel memberkati
sesama. Dalam hal inl penelusuran berkisar pada manusia dapat memberkati
sesamanya yang berperan sebagai perantara berkat Allah.
Pada bab empat, penulis akan memaparkan sumbangsih konsep berkat
tersebut terhadap strategi bermisi masa kini di Indonesia. Penelusuran dimulai
dengan melihat konteks Indonesia masa kini. Kemudian, prinsip-prinsip dari konsep
berkat yang berhubungan dengan misi dapat menjadi strategi bermisi masa kini di
Indonesia. Bab lima, merupakan bagian penutup yang mencakup kesimpulan dan
refleksi penulis atas penelusuran yang dilakukan di dalam skripsi ini. Serta saran
untuk penelitian selanjutnya berhubungan dengan penting penelusuran yang lebih
lanjut mengenai segala hal yang terkait dengan tema ini.
BAB LIMA
PENUTUP
Kesimpulan
Pada mulanya berkat mencakup kelimpahan, kebahagiaan, keraashyuran,
atau segala hal yang baik dan menyenangkan. Setelah manusia jatuh dalam dosa,
Allah tetap memberikan berkat kepada uraat-Nya. Berkat tersebut kemudian terkait
dengan keselamatan, pemulihan, dan segala hal dalam usaha Allah untuk membawa
semua ciptaan kembali kepada persekutuan dengan-Nya. Inilah yang mendasari
panggilan Abraham di dalam Kejadian 12:1-3. Abraham dan keturunannya diberkati
dan dipanggil untuk menjadi berkat kepada segala bangsa. Dengan demikian,
menjadi berkat adalah menjadi agen dan penyalur berkat serta terlibat dalam
rencana penebusan Allah untuk membawa semua ciptaan kembali dalam
persekutuan dengan Allah. Dalam hal ini jugalah panggilan untuk menjadi berkat
terkait dengan panggilan untuk bermisi. Aktivitas bermisi sepadan dengan menjadi
berkat bagi sesama. Umat Allah dipanggil untuk mengejawantahkan berkat sebagai
tindakan bermisi agar semua bangsa menikmati berkat.
Berkat di dalam Perjanjin Lama diatur dalam relasi vertikal dengan Allah dan
dalam relasi secara horizontal dengan sesama. Dalam relasi vertikal, Allah adalah
sumber segala berkat. Allah memberkati sebagai pernyataan kasih, cara
mempertahankan relasi dengan umat-Nya dan bentuk kontinuitas pemeliharaan
kepada umat-Nya. Konsep berkat yang bersifat vertikal diatur juga dalam relasi
88
89
pejanjian dengan Allah, artin}^ umat Allah harus setia dan taatkepada Allah serta
menyembah hanya kepada Allah sebagai respons akan berkat Allah dan sebagai
jaminan untuk dapat menikmat berkat turun temurun. Berkat dalam relasi
horizontal artinya bahwa berkatyangdiperoleh harus disalurkan kepada sesama.
Dengan inllah umat Allah dipanggil untuk menjadi berkat bagisesamanya.Pada
Intinya, tujuan Allah memberkati dan memanggil Abraham serta keturunannya
untuk menyalurkan berkat adalah agar kontunitas berkat itu tetap berjalan dan
untuk membawa seluruh ciptaan kepada persekutuan dengan Allah.
Bentuk berkat tidak hanya berbicara mengenai kekayaan materi, kesehatan
yang balk dan keturunan yang banyak, tetap! menikmat! relasi dengan Allah dan
mendapatkan keselamatan adalah berkat Hal in! sangat jelas melalui pemahaman
kontinuitas berkat di dalam Perjanjian Baru, dimana keselamatan adalah berkat
yang dikerjakan oleh Kristus melalui kematian-Nya di kayu salib dan kebangkitan-
Nya. Dengan demikian, menjadi berkat bukan hanya memberikan berkat materi,
tetapi juga menyatakan keselamatan, memberikan damai sejahtera baik dengan
jalan kehadiran, pemberitaan, tindakan, bahkan juga dengan jalan mengucapkan
ucapan berkat
Menjadi berkat terkait dengan aktivitas bermisi. Berkat dan mis! terkait
dengan pelipatgandaan, keberbuahan, dan perluasan. Menjadi berkat atau bermisi
adalah perluasan jangkauan berkat kepada banyak orang. Berkat meruntuhkan
kutuk di dalam Perjanjian Lama, memberikan pemulihan dan damai sejahtera, oleh
sebab itu bermisi harusnya membawa keselamatan, pemulihan, dan damai sejahtera
bag! sesama. Penyaluran berkat dalam Perjanjian Lama dapat dilakukan oleh
90
seorang ayah, pemimpin, raja, imam atau seseorang dalam perannya sebagai
perantara dari Allah, selain itu, melalui eksistensi Israel dan Sion dapat juga menjadi
berkat bagi orang lain.
Di konteks Indonesia, peta strategi bermisi dapat dilihat dalam tiga
kelompok yaitu misi terkait penginjilan, misi terkait tanggung jawab sosial dan misi
holistik. Ketlga strategi ini memiliki kelebihan masing-masingtetap! sama-sama
lahir dari panggilan bermisi yang sama yaitu untuk menjadi berkat bagi semua
orang dan beranjak dari kesadaran akan krisis yang terjadi di dalam konteks. Sama
halnya dengan pemyataan berkat Allah kepada umat-Nya yang hadir dalam krisis
tetapi mengubah krisis tersebut menjadi harapan. Dalam ketiga strategi ini, konsep
berkat terkait dengan penjangkauan, pelipatgandaan, keberbuahan, perluasan, serta
menghadirkan kasih Allah sebagai penegasan pentingnya kehidupan yang menjadi
berkat sebagai strategi bermisi. Dalam misi holistik dan dalam konteks Indonesia
cara menjadi berkat bagi sesama adalah melalui kehadiran, pemberitaan, ucapan
berkat, dan tindakan sama halnya dengan apa yang telah Compassion dan Pekabaran
Injil Gereja Kristen Jawa lakukan.
Refleksi Pembelajaran
Melalui penulis skripsi ini, penulis merefleksikan bahwa kehidupan setiap
orang percaya yang telah diberkati oleh Allah hidup dalam anugerah berkat yang
berlimpah. Kekuatan berkat tersebut, membawa umat Allah seharusnya memaknai
hidup dengan berdedikasi kepada Allah. Berkat bukanlah hal yang hanya dinikmati
saja, tetapi harus disalurkan kepada semua orang baik melalui kehadiran untuk
91
mempresentasikan kasih Allah, melalui pemberitaan dan ucapan berkatyang dapat
membawa seseorang lebih menikmati berkat, atau melalui tindakan yang
mengaplikasikan panggilan menjadi berkat yaitu kepedulian terhadap pergumulan
bersama.
Penulis disadarkan bahwa seharusnya seluruh kehidupan orang Kristen
menjadi berkat kepada siapapun, dalam keadaan apapun, dan menjangkau segala
aspek kehidupan orang lain, karena ini adalah panggilan setiap orang yang telah
menerima keselamatan. Selain itu, penulis juga mendapatkan pembelajaran bahwa
berkat tersebut meruntuhkan kutuk, oleh sebab itu kehidupan orang Kristen
bukanlah sebagai pembawa krisis atau masalah dalam kehidupan seseorang tetapi
menghadlrkan kasih Allah kepada semua orang.
Saran bagi Riset Lanjutan
Akhimya, penulis memberikan usulan dalam melakukan riset lanjutan demi
melengkapi tema ini. Pertama, periset lanjutan dapat membahas bagaimana
perkembangan konsep berkat di dalam Perjanjian Lama dari masa ke masa sesuai
konteks masa tersebut, dengan harapan akan memperoleh gambaran besar
perkembangan berkat serta mencari pengaruhnya terhadap konsep ataupunmetode bermisi masa kini. Kedua, di dalam skripsi ini, konsep berkat dibahas dalam
lingkup Perjanjian Lama, menurut penulis kekayaan konsep berkat dapat dilihatjuga dari Perjanjian Baru. Dengan demikian, penelusuran konsep berkat semakin
utuh secara alkitabiah dan semakin utuh juga melihat kaitannya atau kontribusinya
terhadap konsep bermisi masa kini.