TINJAUAN YURIDIS MENGENAI PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIK
LENGKAP DI KABUPATEN MELAWI
Richard Siahaan (Mahasiswa Program S1 Fakultas Hukum Universitas Trisakti)
(Email: [email protected])
Novina Sri Indiraharti (Dosen Fakultas Hukum Universitas Trisakti)
(Email: [email protected])
ABSTRAK
Program PTSL merupakan salah satu pelaksanaan jaminan kepastian hukum di bidang pertanahan, sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 19 UUPA. Salah satu wilayah yang melaksanakan program PTSL adalah Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat. Permasalahan yang dikemukakan adalah apakah pendaftaran yang dilakukan melalui PTSL di Kabupaten Melawi sudah sesuai atau belum menurut ketentuan yang berlaku serta kendala hukum apa saja yang dihadapi dalam rangka pendaftaran tanah melalui program PTSL dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif, dengan data sekunder sebagai data utama, yang dianalisis secara kualitatif dan penarikan kesimpulan secara deduktif. Simpulan dari analisis yang didapat bahwa Pendaftaran Tanah Sitematik Lengkap (PTSL) di Kabupaten Melawi telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yaitu berdasarkan pasal 19 UUPA, Pasal 2 dan 3 PP 24 Tahun 1997, Diktum Kedua Instruksi Presiden No. 2 Tahun 2018 tentang Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap di Seluruh Wilayah Republik Indonesia dan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia No 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL). Adapun kendala yang dihadapi pada program PTSL di Kabupaten Melawi antara lain data yang diserahkan pemohon sering kurang lengkap dan PPAT sulit untuk membuat akta jual belinya karena BPHTB pemegang hak masih belum dibayar. Solusinya adalah pemohon diminta membuat surat pernyataan bahwa data tanah belum lengkap sebagaimana perintah Pasal 24 PP No.24/1997 dan untuk pembuatan akta jual beli, maka PPAT meminta pemegang hak segera melunasi BPHT yang maih terhutang tersebut, sesuai dengan Pasal 121 PMNA No. 3/1997. Kata Kunci: Pendaftaran Tanah, Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL)
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Kepastian hukum dirasakan penting untuk mewujudkan kehidupan
masyarakat yang adil, dimana didalam Pasal 19 Undang-Undang No 5 tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria menyatakan, bahwa untuk
menjamin kepastian hukum oleh Pemerintah diadakan pendaftaran tanah
diseluruh wilayah Republik Indonesia. Pendaftatran Tanah tersebut meliputi :
1. Pengukuran, perpetaan, dan pembukuan tanah
2. Pendaftaran hak-hak atas tanah dan peraihan hak-hak tersebut
3. Pemberian surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai alat pembuktian
yang kuat.1
Terselenggaranya pendaftaran tanah dimaksudkan juga untuk menyediakan
informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan agar dengan mudah dapat
memperoleh data yang diperlukan dalam mengadakan perbuatan hukum
mengenai bidang-bidang tanah dan satan-satuan rumah susun yang telah terdaftar.
Pedaftaran tanah dalam praktek dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan
cara sistematik dan sproradik, dalam cara yang sistematik pemerintah telah
mengeluarkan kebijakan berupa program Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap
(PTSL) yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Kantor Pertanahan Naional Republik Indonesia Nomor 6 Tahun
2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap.
Program percepatan pendaftaran tanah melalui PTSL tersebut dituangkan
dalam Instruksi Presiden No.2 Tahun 2018 tentang Percepatan Pendaftaran Tanah
Sistematis Lengkap Di Seluruh Wilayah Republik Indonesia dan pensertifikatan
tanah melalui program PTSL ini diselenggarakan sampai tahun 2025.
Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL) adalah kegiatan pendaftaran
tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak bagi semua objek
pendaftaran tanah diseluruh wilayah Republik Indonesia dalam satu wilayah
1 Undang-Undang No 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, Pasal 19 ayat (1).
desa/kelurahan atau nama lainnya yang setingkat dengan itu yang meliputi
pengumpulan data fisik dan data yuridis mengenai satu atau beberapa objek
pendaftaran tanah untuk keperluan pendafatrannya.2
Kabupaten Melawi merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi
Kalimantan Barat. Kabupaten Melawi terpilih menjadi objek PTSL karena di
Kabupaten Melawi terdapat tanah-tanah yang belum bersertifikat. Di tahun 2018
program pensertifikatan tanah melalui PTSL meliputi 9 juta bidang tanah. Untuk
terselenggaranya PTSL Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Melawi
mengeluarkan Surat Keputusan mengenai penetapan lokasi yang baru, yaitu Surat
Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Melawi Nomor:
20/KEP/61.09/V/2018 yang ditetapkan 5 kecamatan 15 desa. Dari hasil
pelaksanaan PTSL oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Melawi yang dilakukan
dalam jangka waktu 10 bulan ini menghasilkan 6.500 bidang tanah yang terdaftar
dan bersertifikat.. Penunjukan desa-desa tersebut sebagai lokasi pelaksanaan
PTSL didasarkan karena masyarakat di desa-desa tersebut belum mempunyai
sertifikat.3
Dengan adanya program Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL)
yang telah diadakan di Kantor Pertanahan Kabupaten Melawi ini penulis tertarik
untuk mengangkat permasalahan mengenai pendaftaran tanah yang dilakukan
dalam Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap sebagai bahan penyusunan skripsi
yang bejudul “ Tinjauan Yuridis Mengenai Pendaftaran Tanah Sistematik
Lengkap (PTSL) di Kabupaten Melawi.”
2. Rumusan Masalah
a. Apakah pendaftaran tanah yang dilakukan melalui Pendaftaran Tanah
Sistematik Lengkap di Kantor Pertanahan Kabupaten Melawi sesuai atau
belum menurut ketentuan yang berlaku?
2 Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Naional RI No 6 Tahun 2018
Tentang Pendaftan Tanah Sistemati Lengkap 3 Wawancara dengan Susilo Agung Prabowo, SST, Kasi Hubungan Hukum Kantor Pertanahan
Kabupaten Melawi, pada tanggal 10 Juni 2019.
b. Kendala hukum apa saja yang dihadapi dalam rangka pendaftaran tanah
melalui program Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap dan apa saja upaya
yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut di Kabupaten Melawi?
B. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian tentang “Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL) di
Kabupaten Melawi” menggunakan jenis penelitian normatif yaitu penelitian ini
meneliti apakah pendaftaran tanah yang dilakukan melalui Pendaftaran Tanah
Sistematik Lengkap di Kantor Pertanahan Kabupaten Melawi sudah sesuai atau
belum menurut ketentuan yang berlaku, serta mencari tahu kendala apa saja yang
dihadapi oleh pihak Kantor Pertanahan, PPAT dan masyarakat.
2. Sifat Penelitian
Sifat dari penelitian ini menggunakan bentuk deskriptif yaitu
menggambarkan kesesuaian pendaftaran tanah yang dilakukan melalui
Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap di Kantor Pertanahan Kabupaten Melawi
sesuai atau belum menurut ketentuan yang berlaku.
3. Data dan Sumber Data
Berdasarkan jenis dan dan bentuk data yang diperlukan dalam penelitian ini
adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari suatu sumber
yang sudah dikumpulkan oleh para pihak lainnya, berupa perundang-undangan
dan buku-buku yang berhubungan dengan objek yang diteliti. Data sekunder
dalam penelitian dibagi, yaitu:
a. Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat yang terdiri
dari norma atau kaidah dasar, peraturan dasar, PERPU, dan/atau bahan hukum
yang berlaku. Dalam hal ini bahan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1) Undang-Undang Dasar RI 1945
2) Undang-Undang No 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria
3) Peraturan Pemerintah No 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
4) Peraturan Menteri Negara Agraria Nomor 3 Tahun 1997
5) Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2018 tentang Percepatan Pendaftaran
Tanah Sistematik Lengkap di Seluruh Wilayah Republik Indonesia
6) Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional No 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematik
Lengkap
b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan
mengenai bahan hukum primer. Dalam penelitian ini digunakan buku-buku,
makalah-makalah dan serta hasil penelusuran melelui internet yang berkaitan
objek penelitian, serta sumber lainnya yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti.
Untuk melengkapii data sekunder maka dibutuhkan data primer dalam hal ini
digunakan pedoman wawancara.
4. Pengumpulan Data
Kegiatan pengumpulan data sekunder di Universitas Trisakti dilakukan yaitu,
dengan membaca buku-buku dan wawancara terhadap Kasi Hubungan Hukum di
Kantor Petanahan Kabupaten Melawi, PPAT, Pihak Perbankan dan masyarakat
Kabupaten Melawi4 yang berkaitan dengan judul penelitian ini mengenai “
Tinjauan Yuridis Mengenai Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL)
di Kabupaten Melawi.“
5. Analisis Data
Penelitian ini dianalisis secara kualitatif yang merupakan sebuah metode riset
yang sifatnya deskriptif yang artinya metode penelitian yang digunakan ini
digunakan untuk menemukan pengetahuan yang seluas-luasnya terhadap objek
penelitian, menggunakan analisis, mangacu pada data, memanfaatkan teori yang
ada sebagai bahan pendukung, serta menghasilkan suatu teori.
6. Cara Penarikan Kesimpulan
Pengambilan kesimpulan dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan logika deduktif, artinya metode menarik kesimpulan yang bersifat
khusus dari pernyataan-pernyataan yang bersifat umum. Adapun tinjauan yang
4 Fakultas Hukum Universitas Trisakti, Pedoman Penyusunan Skripsi, (Jakarta: Universitas Trisakti,
2018-2019).
akan dianalisis yaitu Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL) di Kantor
Pertanahan Kabupaten Melawi.
C. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
1. Pembahasan Mengenai Kesesuaian Pendaftaran Tanah Yang Dilakukan
Melalui Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap Di Kantor Pertanahan
Kabupaten Melawi Menurut Ketentuan Yang Berlaku
Sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 19 ayat (1) UUPA Jo Pasal 3 PP No.
24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, bahwa untuk menjamin kepastian
hukum bagi pemegang hak atas tanah, oleh Pemerintah diadakan pendaftaran
tanah diseluruh wilayah Republik Indonesia. Selanjutnya dalam Pasal 13 ayat (1)
PP No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah dikatakan bahwa Pendaftaran
Tanah untuk pertama kali dapat dilaksanakan melalui pendaftaran tanah secara
sistematik dan pendaftaran secara sporadik. Sebagai perwujudan dari pendaftaran
tanah secara sistematik, maka dalam era Presiden Joko Widodo, pemerintah
mencanangkan program percepatan pendaftaran tanah melalui Pendaftaran Tanah
Sistematik Lengkap (PTSL) sampai tahun 2025.
Kabupaten Melawi terpilih menjadi objek PTSL pada tahun 2018. Di
Kabupaten Melawi ada berjumlah 11 kecamatan dan 169 desa, tetapi desa yang
terpilih mengikuti program PTSL berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kantor
Pertanahan Kabupaten No 20/KEP/61.09/V/2018 hanya ada 5 kecamatan dan 15
desa, diantaranya: 1. Kecamatan Pinoh Utara (Desa Nanga Man dan Sungai
Raya), 2. Kecamatan Belimbing Hulu (Desa Nanga Keberak), 3. Kecamatan
Nanga Pinoh (Desa Tanjung Lay, Nanga Kayan, Semadin Lengkong, Tembawang
Panjang, Labai Mandiri, Poring, Nanga Kebebu, Tanjung Sari), 4.Tanah Pinoh (
Desa Bima Karya, Suka Maju, Batu Begigi), 5. Tanah Pinoh Barat (Desa Pelita
Jaya).
Di Kabupaten Melawi sendiri dalam pelaksanaan PTSL ini mengacu pada
Peraturan Meteri Agarari dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia No. 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematik
Lengkap, yakni:
a. Tahapan persiapan
Kantor Pertanahan Kabupaten Melawi dalam melaksanakan kegiatan
PTSL dimulai dari tahap persiapan sampai dengan penyerahan sertifikat,
pelaporan dan pendokumentasian, dalam rangka melaksanakan tugas tersebut
Kepala Kantor Petanahan Kabupaten Melawi dibantu oleh tim 1 dan 2, dimana
ke 2 tim ini dibagi tugas yang sama dalam pelaksanaan program PTSL ini.
Setiap tim ini diketuai oleh Panitia Ajudikasi yang dibantu oleh wakilnya dan
beberapa anggota yaitu petugas yuridis dan petugas fisik.
Panitia Ajudikasi pendaftaran tanah sistematik lengkap dalam
menjalankan dan menyelesaikan proses pensertifikatan melalui PTSL ini
dilakukakan secara tertib, lancar, tepat waktu dan bertanggungjawab atau
akuntaabel, tugas dari Panitia Ajudikasi sendiri mempunyai tugas, antara lain:
1) Menyiapkan rencana kerja PTSL
2) Mengumpulkan data fisik dan dokumen asli data yuridis semua bidang
tanah yang ada di wilayah yang bersangkutan serta memberikan tanda
penerimaan dokumen kepada pemegang hak atau kuasanya
3) Memberikan asistensi terhadap kelengkapan persyratan bukti kepemilikan
tanah sesuai dengan ketentua eraturan perundang-undangan
4) Memeriksa kebenaran format data fisik dan data yuridis alat bukti
kepemilikan atau penguasaan tanah
5) Mengumumkan data fisik dan data yuridis bidang tanah yang sudah
dikumpulkan
6) Memfasilitasi penyelesaian sengketa atara pihak-pihak yang bersangkutan
mengenai data yang diumumkan
7) Mengesahkan hasil pengumuman sebagaimana data fisik dan data yuridis
yang sudah dikumpulkan akan digunakan sebagai dasar pembukuan hak
atau pengusulan pemberian serta pendaftaran hak
8) Menyampaikan laporan secara periodik dan menyerahkan hasil kegiatan
kepada kepala kantor pertanahan
9) Melakukan supervisi pelaksanaan dan hasil pekerjaan Satuan Tugas Fisik
dan Satuan Tugas Yuridis
b. Penyuluhan
Sebelum pelaksanaan kegiatan pengumpulan data yuridis dan data fisik,
diadakan terlebih dahulu kegiatan penyuluhan untuk memberikan penjelasan
atau materi tentang progam PTSL, tujuan PTSL, Manfaat serta persyaratan
permohonan hak atau syarat administrasi PTSL, objek PTSL, subjek PTSL,
Pelaksanaan PTSL, hak dan kewajiban peserta PTSL sesuai dengan peraturan
yang berlaku. Sebelum melakukan penyuluhan tim dari Kantor Pertanahan
Kabupaten Melawi menghubungi panitia dari tiap-tiap desa atau kepala desa
setempat dan/atau tokoh-tokoh desa yang memiliki pengaruh untuk
memberitahukan informasi bahwa akan dilakukan penyuluhan ke desa yang
bersangkutan.5
c. Pengumpulan Data Fisik
1) Penetapan Batas Bidang
Sebelum dilakukan pengukuran atas suatu bidang tanah, pertama kali
pemohon atau pemegang Hak Atas Tanah harus memasang tanda batas
pada titik-titik sudut batas serta harus ada penetapan batas atas tanahnya
terlebih dahulu. Jika pemegang hak atas tanah yang berbatasan tidak hadir
dalam penetapan batas, maka petugas fisik/petugas ukur Kantor Petanahan
Kabupaten Melawi akan menghimbau agar bidang tanah harus diberi
tanda batas terlebih dahulu dan apabila pemohon selalu tetap tidak hadir
dalam penetapan batas, maka petugas fisik didampingi oleh petugas
Kantor Desa atau panitia desa ntuk menetapkan batas sementara dan
dicatat dalam gambar ukurnya.6
2) Pelaksanaan Pengukuran
Petugas pelaksanaan pengukuran adalah staf sub seksi pengukuran dan
pemetaan dengan didampingi juru ukur dan petugas desa. Setelah
penetapan batas bidang tanah pelaksanaan selanjutnya adalah pelaksanaan
pengukuran bidang tanah, pengukuran ini dilakukan untuk menentukan
letak geografis, luas, situasi bidang tanah untuk lampiran sertifikat,
pembuatan peta pendaftaran dan untuk mendapatkan data ukuran bidang
5 Ibid 6 Ibid
tanah sebagai unsur pengembalian batas-batas apabila karena sesuatu hal
batas-batas bidang tanah tersebut hilang.
3) Gambar Ukur dan Pemetaan Bidang Tanah
Setelah dilakukan penetapan batas bidang tanah dan pelaksanaan
pengukuran, petugas fisik atau petugas ukur Kantor Pertanahan Kabupaten
Melawi selanjutnya membuat Gambar Ukur. Gambar Ukur pada dasarnya
berisikan hasil pengukuran bidang tanah yang berupa jarak, sudut, nilai
koordinat maupun gambar bidang tanah dan situasi sekitarnya. Dalam
melaksanakan pengukuran petugas fisik membawa Gambar Ukur,
pengukuran dilaksanakan dengan syarar dan teknis:
a) Dapat digambar
b) Dapat diketahui letaknya
c) Dapat dihitung luasnya
d) Dapat direkonstruksi
Jika telah memenuhi persyaratan tersebut maka selanjutnya dicantumkan
ke dalam Gambar Ukur. Jika syarat tersebut telah dipenuhi maka secara
otomatis memenuhi pemetaan bidang.
d. Pengumpulan data yuridis
Pengumpulan data yuridis dilakukan oleh petugas yuridis yang ditunjuk
oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Melawi dan dibantu oleh ketua tim
dari panitia desa.
Pelaksanaan awal pengumpulan data yuridis yang dimulai dari
pengumpulan data oleh panitia desa untuk pendataan awal peserta/pemohon
PTSL, setelah mendapatkan dari peserta/pemohon yag akan mengikuti
program PTSL kemudian panitia/tim dari Kantor Pertanahan Kabupaten
Melawi yang dibantu oleh panitia desa melakukan pengumpulan syarat
administrasi, meliputi:
1) Formulir permohonan yang sudah diisi dan ditandatangani pemohon
2) Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP)
3) Fotocopy Kartu Keluarga (KK)
4) Fotocopy Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
terhutang
5) Alas Haknya (Jual-Beli, Hibah, Warisan,atau surat-surat lainnya yang
berkaitan dengan tanah)
6) Fotocopy surat pernyataan penguasaan fisik atau tidak sengketa
Setelah pemohon PTSL mengumpulkan syarat administrasi diatas, maka
petugas yuridis berhak mengisi blanko yang telah disiapkan Kantor
Pertanahan Kabupaten Melawi, setelah mengisi blanko tersebut petugas
yuridis berhak mengentri data yuridis. Dari data entri ini lah yang nantinya
akan menjadi sertifikat karena akan dicocokan antara data fisik dan data
yuridisnya.7
e. Pemeriksaan tanah
Pemeriksaan tanah ini dilakukan untuk memeriksa kesesuaian antara data
yuridis dan data fisik , juga hubungan hukum antara si pemohon dengan tanah
yang dimohonkan. Pemeriksaan tanah ini dilakukan oleh petugas yuridis,
dimana kesimpulan pengisian data yuridis oleh panitia dituangkan dalam
Risalah Pengolah Data (RPD).8
Apabila dalam pengecekan tanah panitia menemukan ketidak cocokan
antara data yuridis dan data fisik, maka panitia akan mengembalikan berkas
yang bersangkutan kepada peserta/pemohon dan diminta untuk melengkapi
berkas-berkasnya terlebih dahulu, sama halnya apabila tanah si pemohon
tersebut dalam sengketa.9
f. Pengumuman dan penetapan hak
Setelah dilakukannya pemeriksaan tanah dan data yuridis dan data fisik
telah cocok dan tanah tersebut tidak dalam sengketa maka selanjutnya Kantor
Pertanahan Kabupaten Melawi melakukan pengumuman atas tanah yang
dimohonkan haknya. Pengumuman dilakukan di Kantor Pertanahan
Kabupaten Melawi dan masing-masing Kantor Desa yang bersangkutan
denan cara menempelkan pada papan pengumuman.10
7 Ibid. 8 Ibid. 9 Ibid. 10 Ibid.
Pengumuman tersebut dimaksudkan untuk memberikan kesemptan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengajukan keberatan atau
sanggahan terhadap data fisik dan data yuridis. Pengumuman dilakukan dalam
waktu 14 hari.
g. Pembukuan Hak
Pembukuan hak dilaksanakan berdasarkan hasil penetapan haknya. Dalam
proses keputusan pemberian hak atas tanah, pihak yang bertanggung jawab
adalah Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Melawi dan ketua tim yang
bertugas di masing-masing desa melaui penelitian dan pengolahan data dari
tim yuridis yang menetapkan apakah layak atau tidaknya diterbitkan sertifikat.
Dengan ditandatanganinya Risalah oleh Ketua Panitia Ajudikasi, maka proses
selanjutnya adalah pembuatan sertifikat atas nama si pemohon/peserta.11
h. Penerbitan dan Penyerahan Sertifikat
Penerbitan sertifikat pada intinya sama seperti pembuatan buku tanah atau
pembukuan hak. Panitia Ajudikasi mencetak sertifikat hak atas tanah dan
Ketua Panitia Ajudikasi mengatas namakan Kepala Kantor Pertanahan
melakukan penandatanganan disertifikat.12
Dalam penyerahan sertifikat ke masyarakat Kantor Pertanahan Kabupaten
Melawi menyerahkan sertifikat yang telah jadi kepada Kepala Desa. Kepala Desa
masing-masing desa tersebutlah yang membagikan sertifikat tersebut kepada
warganya yang terdaftar menjadi peserta PTSL dan dalam pengambilan sertifikat
orang yang bersangkutan sendiri yang harus mengambil sertifikat tersebut ke
Kantor Kepala Desa, jika orang lain yang mengambil harus ada surat kuasa dari
si pemohon untuk dapat orang tersebut mengambil sertifikat si pemohon.13
Dengan adanya Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL) di Kabupaten
Melawi maka PTSL yang dimaksud sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
karena:
a. Memberikan jaminan kepastian hukum sebagaimana yang tercantum dalam
Pasal 19 ayat (1) UUPA, yang berisi: untuk menjamin keapastian hukum oleh
Pemerintah diadakan pendaftaran tanah diseluruh Wilayah Republik
11 Ibid. 12 Ibid. 13 Ibid.
Indonesia menurut ketentuan-ketentua yang diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
b. Sudah sesuai juga dengan tujuan pendaftaran tanah khususnya untuk
masyarakat dan pemerintah yang terdapat pada Pasal 3 PP 24 Tahun 1997
tentang Pendaftaran Tanah yang berisi:
1. untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada
pemegang hak atas suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-hak lain
yang terdaftar agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya sebagai
pemegang hak yang bersangkutan,
2. untuk menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan
termasuk Pemerintah agar dengan mudah dapat memperoleh data yang
diperlukan dalam mengada-kan perbuatan hukum mengenai bidang-bidang
tanah dan satuan-satuan rumah susun yang sudah terdaftar;
3. untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan.
c. Sudah sesuai juga dengan azas sederhana, aman, terjangkau, mutakhir dan
terbuka yang tercantum dalam Pasal 2 PP 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah, yang berisi: Pendaftaran tanah dilaksanakan berdasarkan azas
sederhana, aman, terjangkau, mutakhir dan terbuka.14
d. Penyelenggaraan PTSL ini dimungkinkan, karena PTSL merupakan
Pendaftaran Tanah secara sistematik sebagaimana yang diatur dalam Pasal 13
PP 24 Tahun 1997, yang dilakukan desa demi desa.
2. Pembahasan Mengenai Kendala Hukum Dalam Program Pendaftaran
Tanah Sistematik Lengkap (PTSL) dan Upaya Penyelesaiannya
a. Pihak Kantor Pertanahan Kabupaten Melawi
Ada beberapa kendala yang dihadapi oleh Kantor Pertanahan Kabupaten
Melawi dalam pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap di
Kabupaten Melawi, antara lain:
1) Penyuluhan
14
Pada penyuluhan ini Kantor Pertanahan Kabupaten Melawi
mendapatkan kendala pada perangkat desa yang kurang mau membantu
dalam pelaksanaan PTSL yang dilakukan di desa mereka. 15
2) Kelengkapan Data Yang Tidak Lengkap Yang Di Serahkan Pemohon
Kepada Kantor Pertanahan Kabupaten Melawi
Pada kendala ini yang menjadi masalah pada Kantor Pertanahan
Kabupaten Melawi yaitu bahwa persyaratan itu sering tidak terpenuhi
seperti fotocopy KTP, fotocopy KK, Surat Keterangan Tanah (SKT), Surat
pernyataan penyerahan kalau tanah tersebut dibeli dari orang lain, surat
keterang kematian/surat wasiat jika tanah tersebut tanah warisan, surat
pernyataan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
terhutang, surat pernyataan penguasaan fisik atau tidak sengketa. maka
permohonan terebut langsung diproses oleh Kantor Pertanahan Kabupaten
Melawi.16
b. Pihak masyarakat
Adanya pandangan dari kepala adat tidak perlu untuk mengikuti program
PTSL karena secara fisik tanah itu sudah dikuasi secara turun temurun
sehingga mereka menganggap sudah cukup kuat untuk menguasai tanah
tersebut tanpa adanya bukti kepemilikan yang kuat secara hukum. Hal ini
dibuktikan dengan dilakukan penelitian oleh penulis pada dua desa yaitu Desa
Sungai Raya dan Desa Tanjung Lay.
c. Pihak PPAT
Sejak adanya program Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL) di
Kabupaten Melawi ini sudah ada warga yang melakukan Jual-Beli atau
Pembebanan Hak Tanggungan dan kendala yang dihadapi oleh Pejabat
Pembuat Akta Tanah (PPAT) yaitu bahwa pemegang sertifikat yang
diterbitkan melalui program PTSL ini tidak memperhatikan pada lembar
sertifikat tersebut dimana ada tulisan BPHTB terhutang yang belum dicoret
oleh pihak Kantor Pertanahan, maka hal itu menyatakan bahwa BPHTB
tersebut belum dibayar sehingga transaksi Jual-Beli tersebut ditolak oleh
15 Ibid. 16 Ibid
pihak PPAT begitpun terhadap pembebanan hak tanggungan terhadap pihak
bank juga banyak yang tidak memperhatikan hal tersebut dan pada pengajuan
kredit pihak bank menerima begitu saja dan pada saat ingin melakukan
pembebanan Hak Tanggungan pihak PPAT juga menolak.17
Adapun upaya penyelesaian yang diberikan untuk masing-masing pihak,
adalah sebagai berikut:
a. Pihak Kantor Pertanahan Kabupaten Melawi
1) Dengan tetap beruhubungan dan berkomunikasi dengan baik kepada
perangkat desa, karena tidak mungkin pihak Kantor Pertanahan
Kabupaten Melawi menjangkau masyarakat satu persatu karena
keterbatasan sumber daya di Kabupaten Melawi dan Keterbatasan waktu.
2) Kantor Pertanahan Kabupaten Melawi memberi solusi untuk hal tersebut
dengan memberi surat pernyataan dan ditandatangani oleh pemohon
bahwa persyaratan dan identitas yang telah diserahkan kepada Kantor
Pertanahan Kabupaten Melawi adalah benar dan mereka siap bertanggung
jawab secara perdata dan pidana maka jika ada tanda tangan di surat
pernyataan tersebut dari si pemohon maka permohonan terebut langsung
diproses oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Melawi.18
17 Wawancara dengan Roni Sianipar, S.H, M.Kn, Notaris dan PPAT di Kabupaten Melawi, pada
tanggal 10 Juni 2019. 18 Wawancara dengan Susilo Agung Prabowo, SST, Kasi Hubungan Hukum Kantor Pertanahan
Kabupaten Melawi, pada tanggal 10 Juni 2019.
b. Solusinya dilakukan penyuluhan oleh pihak Kantor Pertanahan Kabupaten
Melawi untuk menjelaskan bahwa pentingnya bukti kepemilikan tersebut bagi
pemegang hak atas tanah tersebut karena hal ini tercantum dalam Pasal 16 ayat
(2) Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Republik Indonesia No. 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistemati
Lengkap (PTSL) yang berisi:
Penyuluhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
memberikan penjelasan paling sedikit mengenai:
1) Manfaat bagi masyarakat, pemerintah dan negara hasil pelaksanaan
kegiatan PTSL
2) Tahapan dan mekanisme kegiatan PTSL
3) Penetapan dan pemasangan tanda batas dan masing-masing bidang tanah
4) Akibat hukum yang terjadi apabila kewajiban dan tanggung jawab
dimaksud pada huruf c dan d diatas tidak dipenuhi
5) Hak untuk mengajukan keberatan atas hasil ajudikasi yang diumumkan
selam jangka waktu pengumuman
6) Biaya-biaya dan/atau pajak yang ditanggungoleh peserta kegiatan PTSL
c. Solusi yang diberikan yaitu pihak PPAT menyarankan pemegang sertifikat
tersebut harus terlebih dahulu membayar BPHTB terhutangnya sesuai dengan
yang diatur dalam Pasal 121 ayat (1), (2), (3) dan (4) Peraturan Menteri Negara
Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun 1997 tentang
Ketentuan Pelaksanaan Peratuuran Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah.
D. PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Pendaftaran tanah yang dilakukan melalui Pendaftaran Tanah Sistematik
Lengkap (PTSL) di Kantor Pertanahan Kabupaten Melawi pada tahun 2018
sudah sesuai dengan :
1) Pasal 19 ayat (1) dan (2) UUPA, Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997
tentang Pendaftaran Tanah
2) Pasal 3 huruf (a), (b), dan (c) PP 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
3) Instruksi Presiden No. 2 Tahun 2018 tentang Percepatan Pendaftran Tanah
Sistematik Lengkap Di Seluruh Wilayah Republik Indonesia yang
terdapat pada diktum kedua, dan
4) Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia No 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah
Sistematik Lengkap (PTSL) yang dilakukan dengan 13 tahap sesuai
dengan yang diatur dalam Pasal 4 ayat (4) Peraturan Mentri Agraria dan
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia No 6
Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL) yang
terdiri dari: Perencanaan, Penetapan lokasi, Persiapan, Pembentukan dan
penetapan panitia ajudikasi PTSL dan satuan tugas, Penyuluhan,
Pengumpulan data fisik dan pengumpulan data yuridis, Penelitian data
yuridis untuk pembuktian hak, Pengumuman data fisik dan data yuridis
serta pengesahannya, Penegasan konservasi, pengakuan hak dan
pemberian hak, Pembukuan hak, Penerbitan sertipikat hak atas tanah,
Pendokumentasian dan penyerahan hasil kegiatan, Pelaporan.
b. Terdapat kendala yang dihadapi masing-masing pihak, yaitu:
1) Pihak Kantor Pertanahan
a) Penyuluhan, perangkat desa kurang mau memabantu dalam
pelaksanaan PTSL dilapangan
b) Kelengkapan data yang tidak lengkap yang diserahkan pemohon
kepada Kantor Pertanahan Kabupaten Melawi
2) Pihak masyarakat, bahwa ada pandangan dari kepala adat tidak perlu
mengikuti program PTSL, karena secara fisik tanah tersebut sudah dikuasi
secara turun-temurun sehingga sudah cukup kuat untuk menguasai tanah
tersebut tanpa adanya bukti kepemilikan yang kuat secara hukum.
3) Pihak PPAT, bahwa ada warga yang ingin melakukan perbuatan hukum
Jual-Beli tetapi tidak memperhatikan ada tulisan BPHTB terhutang pada
bagian lembar sertifikat.
Adapun upaya penyelesain yang diberikan untuk masing-masing pihak,
adalah sebagai berikut:
a. Pihak Kantor Pertanahan Kabupaten Melawi
1) Dengan tetap beruhubungan dan berkomunikasi dengan baik kepada
perangkat desa, karena tidak mungkin pihak Kantor Pertanahan
Kabupaten Melawi menjangkau masyarakat satu persatu karena
keterbatasan sumber daya di Kabupaten Melawi dan Keterbatasan waktu.
2) Kantor Pertanahan Kabupaten Melawi memberi solusi untuk hal tersebut
dengan memberi surat pernyataan dan ditandatangani oleh pemohon
bahwa persyaratan dan identitas yang telah diserahkan kepada Kantor
Pertanahan Kabupaten Melawi adalah benar dan mereka siap bertanggung
jawab secara perdata dan pidana maka jika ada tanda tangan di surat
pernyataan tersebut dari si pemohon maka permohonan terebut langsung
diproses oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Melawi.19
b. Solusinya yang diberikan kepada masyarakat, yaitu dilakukan penyuluhan
oleh pihak Kantor Pertanahan Kabupaten Melawi untuk menjelaskan bahwa
pentingnya bukti kepemilikan tersebut bagi pemegang hak atas tanah tersebut
karena hal ini tercantum dalam Pasal 16 ayat (2) Peraturan Menteri Agraria
dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Republik Indonesia No. 6 Tahun
2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistemati Lengakap (PTSL) yang berisi:
Penyuluhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
memberikan penjelasan paling sedikit mengenai:
1) Manfaat bagi masyarakat, pemerintah da negara hasil pelaksanaan
kegiatan PTSL
2) Tahapan dan mekanismekegiatan PTSL
19 Wawancara dengan Susilo Agung Prabowo, SST, Kasi Hubungan Hukum Kantor Pertanahan
Kabupaten Melawi, pada tanggal 10 Juni 2019.
3) Penetapan dan pemasangan tanda batas dan masing-masing bidang tanah
4) Dokumen yuridis yang perlu disiapkan
5) Jadwal pengukuran bidang tanah dan pengumpulan
6) Hasil akhir kegiatan PTSL
7) Pembiayaan yang disediakan oleh pemerintah dan/atau sumber lain yang
sah melalui kegiatan PTSL
8) Akibat hukum yang terjadi apabila kewajiban dan tanggung jawab
dimaksud pada huruf c dan d diatas tidak dipenuhi
9) Hak untuk mengajukan keberatan atas hasil ajudikasi yang diumumkan
selam jangka waktu pengumuman
10) Biaya-biaya dan/atau pajak yang ditanggungoleh peserta kegiatan PTSL
c. Solusi yang diberikan yaitu pihak PPAT menyarankan pemegang sertifikat
tersebut harus terlebih dahulu membayar BPHTB terhutangnya sesuai dengan
yang diatur dalam Pasal 121 ayat (1), (2), (3) dan (4) Peraturan Menteri Negara
Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun 1997 tentang
Ketentuan Pelaksanaan Peratuuran Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah.
2. Saran
Setelah penulis mengambil dari beberapa data dan informasi yang telah
dianalisa, maka penulis memberikan saran terutama kepada masyarakat yang
berada di Kabupaten Melawi dan kepala desa di Kabupaten Melawi. Adapun saran
tersebut yaitu:
a. Untuk masyarakat Kabupaten Melawi khususnya masyarakat asli disana agar
mengikuti program PTSL ini supaya memiliki sertifikat atau bukti
kepemilikan yang kuat berdasarkan hukum.
b. Untuk kepala desa Kabupaten Melawi supaya tidak memilih-memilih
masyarakat yang ikut PTSL ini karena program PTSL ini diselenggarakan
untuk seluruh masyarakat.
DAFTAR REFERENSI
BUKU
Boedi Harsono. Hukum Agraria Indonesia: Himpunan Peraturan-Peraturan Hukum Tanah, Jakarta: Djambatan, 2008.
_______, Hukum Agraria Indonesia: Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok
Agraria, isi dan Pelaksanaannya, Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti, 2013. Fakultas Hukum Universitas Trisakti, Pedoman Penyusunan Skripsi, Jakarta: Universitas
Trisakti, 2018-2019. H M Arba, Hukum Agraria Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2015. Soedikno Mertokusumo, Hukum dan Politik Agraria, Jakarta: Karunika-Universitas
Terbuka, 1998. Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press, 2015. Sunaryo Basuki, Materi Kuliah S1 Hukum Agraria Bagian Pratama, Jakarta, 2011. Supriadi, Hukum Agraria, Jakarta: Penerbit SInar Grafika, 2010. Urip Santoso, Pendaftaran dan Peralihan Hak atas Tanah, Jakarta: Prenadamedia Group,
2010. _______, Hukum Agraria Kajian Komprehensi, Jakarta: Penerbit Kencana Prenada
Media Group, 2014. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Undang-Undang Dasar Ri Tahun 1945 Undang-Undang No 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria. Peraturan Pemerintah No 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Naional RI No 6
Tahun 2018 Tentang Pendaftan Tanah Sistematik Lengkap Peraturan Menteri Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia Nomor 35 Tahun 2016 Tentang Percepatan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap
Keputusan Bersama Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional, Menteri Dalam Negeri, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Dan Trasmigrasi No 25/SKB/V/2017.
ON-LINE DARI INTERNET “Manfaat Penelitian” (On-Line), Tersedia Di: Https://Eprints.Ums.Ac.Id/ 26665/2/04.
Bab I.Pdf Di akses 17 September 2018. “Manfaat Penelitian” (On-Line), Tersedia Di: Https://Indri8.llearning.me/1-3-Ruang-
Lingkup-Penelitian/Di Akses 17 September 2018. Fungsi Pendaftaran Tanah (On-Line), tersedia di: e-journal.uajy.ac.id/
4239/3/2/MH01717.pdf (22 Maret 2019). https://www.kominfo.go.id. Jumlah penduduk Kabupaten Melawi (On-Line), tersedia di: https://
melawikab.bps.go.id/ (12 Juni 2019) Pukul 20.29 WIB. Nama desa di Kabupaten Melawi (On-Line), tersedia di: www. organisasi.org (4 juni
2019) pukul 19.30 wib Pendaftaran tanah” (On-Line), tersedia di: http://deskaeffendi. blogspot.co.id/2011/
12/pendaftaran-tanah.hmtl (25 Maret 2019) Pensertifikatan Tanah Secara Sporadik’ (On-Line), tersedia di:
http://irmadevita.com/2009/pensertifikatan -tanah-secara-sporadik/ (25 Maret 2019)
Uraian Umum Kabupaten Melawi (On-Line), tersedia di: https:// melawiraya.
wordpress.com (4 Juni 2019) pukul 19.30 WIB.