Download - Tubes Perpro Kelompok 21
BAB ILATAR BELAKANG
Pada era modern ini, persaingan dalam dunia usaha semakin ketat. Untuk dapat terus
bertahan tiap perusahaan dituntut untuk mampu menjaga kualitas suatu produk. Cara untuk
mewujudkan hal tersebut adalah dengan memberikan sebuah inovasi kepada suatu produk agar
produk tersebut bisa bersaing dipasaran yang dipengaruhi oleh keinginan konsumen yang
beragam seperti fungsi sekunder dari sebuah produk. Dengan mengetahui batasan-batasan
tersebut maka perusahaan dapat melakukan peningkatan kualitas produk dengan tepat yang
pada akhirnya akan meningkatkan kualitas dari produk itu sendiri.
Manusia dalam kehidupannya sehari-hari tidak lepas dari aktivitas-aktivitas termasuk
bekerja. Dalam melakukan pekerjaannya, manusia juga membutuhkan fasilitas-fasilitas yang
dapat mendukung dalam melakukan pekerjaannya. Fasilitas-fasilitas tersebut haruslah yang
ergonomis dan nyaman saat digunakan. Fasilitas yang dimaksud adalah suatu produk, dimana
produk itu sendiri merupakan sesuatu yang diciptakan atau dibuat untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan. Fungsi dari produk itu sendiri adalah untuk memenuhi harapan dan kebutuhan
manusia.
Sebelum membuat suatu produk, sebaiknya dilakukan perencanaan produk terlebih dahulu
agar produk yang diinginkan sesuai dengan keinginan pelanggan. Perencanaan produk
mengidentifikasikan portfolio (hasil kerja yang sebelumnya) produk-produk yang dikembangkan
oleh organisasi dan waktu pengenalannya ke pasar. Proses perencanaan mempertimbangkan
peluang-peluang pengembangan produk. Peluang-peluang tersebut diidentifikasikan oleh banyak
sumber, mencakup usulan bagian pemasaran, penelitian, pelanggan, tim pengembangan produk,
dan analisis keunggulan para pesaing.
Perancangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisis persepsi
dan peluang pasar dilanjutkan dengan pembuatan produk, penjualan dan pengiriman
produk.Fungsi dari perancangan produk, yaitu mendefinisikan bentuk fisik produk agar dapat
memenuhi kebutuhan pelanggan, merancang desain engineering, merancang desain industri.
Berdasarkan Moch. Nuruddin dan Zudi Hariyanto dalam jurnal Desain Meja Kerja Multi
Fungsi Yang Ergonomis Untuk Home Office mengatakan dimensi dari meja kerja sebelumnya
kurang sesuai dengan fungsinya mulai dari panjang meja yang berukuran 80 cm-100 cm, begitu
juga dengan dengan lebar meja yang berkisar antara 60 cm atau tinggi meja yang rata-rata
berukuran 75 cm dari lantai. Hal ini bisa berakibat kurang nyaman, cepat lelah pada waktu
beraktivitas dengan meja kerja tersebut. Yang kedua adalah volume meja kerja adalah isi atau
pelengkap kerja seperti monitor komputer, printer, dokumen-dokumen penting atau buku dan
lain-lain. Dengan daya tampung volume yang kecil bisa dibayangkan desain meja kerja tersebut
1
akan terlihat berantakan serta fungsi meja kerja yang bisa dikatakan hanya sebatas penggunaan
pada umumnya.
Oleh karena itu, dengan melihat kebutuhan dan keinginan pasar yang ada serta prosedur
untuk mewujudkan suatu produk, maka memunculkan inovasi untuk suatu produk berupa meja
kerja dengan berbagai fungsi berupa meja gambar tambahan,rak serbaguna, serta rak tas yang
tidak ada di pasaran. Dengan memunculkan inovasi pada suatu meja kerja tersebut, maka akan
dilakukan spesifikasi produk dan karakteristik produk tersebut agar mampu diterima dipasaran
dan juga akan dibandingkan dengan produk kompetitor nantinya, serta akan dilakukan analisis
kebutuhan pelanggan.
BAB II DESKRIPSI PRODUK KOMPETITOR
2
Di sini akan dideskripsikan kompetitor dari produk meja kerja. Dua contoh kompetitor
tersebut adalah Brother dan Chitose. Deskripsi yang disajikan disini meliputi spesifikasi produk
dan juga kelebihan serta kekurangan dari kedua kompetitor tersebut.
2.1 Kompetitor A
Meja kerja memiliki fungsi utama sebagai sarana dalam mengerjakan pekerjaan kantor.
Meja kerja yang dibutuhkan pun harus ENASE (efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien) dan
dapat memenuhi kebutuhan pekerja. Oleh karena itu dalam penggunaannya, meja kerja harus
memiliki rasa nyaman dan baik. Pada hal ini meja kerja dengan merk Brother sebagai kompetitor
A.
2.1.1 Deskripsi Produk
Meja kerja merk Brother sebagai kompetitor A. Meja kerja ini didesain dengan model antara
laci dengan meja menjadi 1, sehingga cocok untuk bekerja pada umumnya. Dengan tersedianya
laci yang cukup banyak diharapkan dapat meletakkan peralatan kantor pada laci. Warna meja di
beri putih agar terlihat menarik dan alas berwarna hitam agar meja tidakcepat kotor.
Gambar 2.1 Meja kerja ½ biroSumber: http://www.distributorkantor.com/produk/meja-kantor/mjk-brother/meja-tulis-12-biro.html
Keterangan:
1. Sandaran kaki
2. Penyangga meja samping kiri
3. Laci Depan
4. Laci samping
2.1.2 BOM Tree / BOM Tabel
Bill of material (BOM) Tree dari meja komputer merk Brother tipe B - 801 ditunjukkan pada
(Gambar 2.2):
3
2
14
3
Gambar 2.2 BOM TreeSumber: Pengolahan Data
Berikut adalah penjelasan dari Bill of material (BOM) meja komputer merk Brother tipe B –
801:
1. Level 0: Meja kerja merk brother.
2. Level 1: Merupakan break down dari meja kerja yang terdiri dari:
a. Sandaran kaki sebanyak 1 buah.
b. Penyangga meja samping kiri sebanyak 1 buah.
c. Laci meja sebanyak 3 buah.
3. Level 2: Merupakan break down dari level 1 yaitu:
a. Pada penyangga meja samping kiri terdapat penyangga meja, kaki meja depan, dan
kaki meja belakang.
b. Pada bagian laci meja terdiri dari penyangga laci sebanyak 3 buah dan laci sebanyak 3
buah.
4. Level 3: Merupakan break down dari level 2 yaitu:
a. Penyangga laci terdiri dari penyangga samping sebanyak 2 buah dan penyangga
bawah 1 buah.
b. Laci terdiri dari laci bagian atas sebanyak 1 buah,laci bagiantengah sebnayak 1 buah
dan laci bagian bawah sebanyak 1 buah.
5. Material yang digunakan pada meja kerja ini adalah berbahan dasar dari kayu.
2.1.3 Spesifikasi Produk
Spesifikasi meja kerja merk Brother tipe B – 801 antara lain:
1. Berukuran 75 x 120 x 70 cm.
2. Material yang digunakan kayu.
4
3. Warna yang tersedia putih.
4. Harga produk Rp.2.175.000,-
5. Meja kerja dilengkapi dengan laci kerja samping dan atas.
2.2 Kompetitor B
Meja kerja Chitose tipe Econs Desk dipilih sebagai kompetitor B. Bagi para penggunanya
meja kerja juga harus memiliki sisi ergonomis agar para pekerja dapat merasakan kenyamanan,
selain itu model-model yang variatif dapat member kesan tersendiri bagi para penggunanya. Oleh
sebab itu, beberapa perusahaan furniture menciptakan berbagai inovasi meja kerja sebagai
salah satu bentuk kebutuhan manusia.
2.2.1 Deskripsi Produk
Meja kerja Chitose tipe Econs Desk ini juga memiliki desain yang minimalis. Yang menarik
lainnya dari meja ini adalah kombinasi dari rangkanya. Meja kerja ini di desain tanpa laci yang
ditujukan untuk pekerjaan ringan.
Gambar 2.3 Meja Kerja Merk ChitoseSumber: http://www.distributorkantor.com/produk/meja-kantor/mjk-chitose/econs-desk-no-6.htmlKeterangan:
1. Kaki Meja
2. Alas Meja
3. Penyangga samping
4. Penyangga rak
2.2.2 BOM Tree / BOM Tabel
Bill of Material (BOM) Tree dari meja kerja merk Chitose dapat ditunjukkan pada (Gambar
2.4):
5
41
2
3
Level 3Level 2
Gambar 2.4 BOM Tree Meja Kerja Merk ChitoseSumber: Pengolahan Data
Penjelasan BOM Tree pada gambar 2.4:
1. Level 0: Meja kerja merk brother.
2. Level 1: Merupakan break down dari meja kerja yang terdiri dari:
a. Rangka samping sebanyak 2 buah.
b. Alas meja sebanyak 1 buah.
c. Rak meja sebanyak 1 buah.
3. Level 2: Merupakan break down dari level 1 yaitu:
a. Pada rangka samping terdapat kaki meja dan penyangga samping sebanyak 2 buah.
b. Pada alas meja sebanyak 1 buah.
c. Pada rak meja terdapat penyangga rak sebanyak 2 buah dan rak bawah mejasebanyak
1 buah.
4. Level 3: Merupakan break down dari level 2 yaitu hanya terdapat pada rak bawah meja,
yang terdiri dari alas rak meyamping sebanyak 5 buah dan alas rak depan sebanyak 8 buah.
5. Material yang digunakan pada kaki meja, penyangga samping dan penyangga rak ini
berbahan dasar dari besi, pada alas meja berbahan dasar dari kayu sedangkan unutk alas
rak menyamping dan alas rak depan berbahan dasar dari baja esser.
2.2.3 Spesifikasi Produk
Spesifikasi produk meja kerja merk Chitose tipe Econs Desk antara lain:
1. Material yang digunakan partikel board ketebalan 10mm serta lapisan sheet yang tidak
mudah terkelupas.
2. Harga Produk Rp 377.300,-
6
Level 0
Level 1
Level 3
3. Tersedia dalam warna cokelat.
2.3 Perbandingan Produk Kompetitor
Perbandingan produk kompetitor A dan kompetitor B ditunjukkan pada (Tabel 2.2):
Tabel 2.1 Perbandingan Produk KompetitorKompetitor Kelebihan Kekurangan
1. A (Merk Brother tipeB - 801)
1. Desain sederhana2. Peletakan masing-masing
peralatan sesuai kebutuhan3. Terdapat penyangga kaki4. Kekuatan daya tahan banting
kuat
1. Harganya yang mahal2. Tidak didesain dangan
knockdown system (sistem bongkar pasang)
3. Warnanya terlihat kurang menarik
2. B (MerkChitosetipeEcons Desk)
1. Harganya lebih murah2. Desain unik dan inovatif3. Tidak ada penyangga kaki4. Bahan berkualitas dan tahan
lama
1. Berat yang ringan membuat meja kerja mudah bergeser
2. Kekuatan daya tahan banting rapuh dan gampang rusak
Sumber:Pengolahan Data
Kompetitor A (Merk Brother tipe B - 801) memiiki kelebihan desain sederhana, peletakan
masing-masing peralatan sudah sesuai dan ada penyangga kaki namun memiliki beberapa
kekurangan, seperti harganya yang mahal, tidak di desain dengan knockdown system dan
warnaya pun terlihat kurang menarik. Kompetior B (Merk Chitose tipeEcons Desk) juga memiliki
beberapa kelebihan yaitu harganya yang murah, desainnya unik, terdapat penyangga kaki dan
inovatif dan bahannya pun berkualitas. Sama halnya dengan kompetitor A, kompetitor B memiliki
kekurangan yaitu beratnya yang ringan sehingga membuat meja mudah bergeser. Dilihat dari 2
kompetitor tersebut, terlihat lebih baik Produk B (Merk Chitose tipeEcons Desk) dengan
kelebihannya yang lebih banyak terutama harga yang murah dan memiliki kekurangan yang lebih
sedikit dibandingkan kompetitor A.
7
BAB IIIIDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN
Kebutuhan pelanggan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam perkembangan
suatu produk.dengan melihat hal itu maka perlu dilakukan identifikasi kebutuhan pelanggan.
Identifikasi tersebut dilakukan dengan cara menyebar kuesioner. Berikut adalah rancanga
kuesioner berserta hasil dari identifikasi pelanggan berdasarkan kuesioner yang telah disebar
tersebut.
3.1 Rancangan Kuisioner
Berikut ini adalah rancangan kuisioner pada meja kerja untuk mengidentifikasi kebutuhan
pelanggan:
KUESIONERPENJAJAKAN PASAR DARI MEJA KERJA
I. IDENTITAS RESPONDENSilahkan memilih 1 jawaban yang tersedia dengan check list (√) pada kotak yang tersedia.
1. Nama :2. JenisKelamin : laki- laki perempuan3. Usia : <20 tahun 20-30 tahun > 30 tahun4. Pekerjaan : mahasiswa/pelajar karyawan wiraswasta
II. ASPEK YANG DINILAISilahkan memilih 1 jawaban yang tersedia didalam kuisioner ini.
1. Menurut Anda apakah fungsi sekunder dari meja kerja?a. Meja gambar d. Meja riasb. Meja makan e. Lain-lain: . . . . . .c. Tempat buku
2. Menurut Anda apakah bagian terpenting dari meja kerja yang ada saat ini?a. Sandaran kaki d. Laci alat tulisb. Rak buku e. Lain-lain: . . . . . . .c. Kursi
3. Menurut Anda apakah bagian yang tidak penting dari meja kerja yang ada saat ini?a. Sandaran kaki d. Laci alat tulisb. Rak buku e. lain-lain: . . . . . .c. Kursi
4. Menurut Anda apakah yang perlu ditambahkan pada meja kerja saat ini?a. Rak buku d. Laci alat tulisb. Lampu belajar e. lain-lain: . . . . . .c. Tempat kabel
5. Selain inovasi yang terdapat di no.4, menurut Anda inovasi apa lagi yang dibutuhkan?a. Meja rias d. Tempat tasb. Kipas angin e. Lain-lain: . . . . . .c. Tempat minum
6. Menurut Anda dimanakah tempat terbaik untuk meletakkan meja gambar?a. Di kanan atasb. Di kiri atasc. Di samping kanan
8
d. Di samping kiri e. Lain-lain: . . . . . .
7. Menurut Anda dimanakah tempat terbaik untuk laci alat tulis?a. Di atas meja sebelah kananb. Di atas meja sebelah kiric. Di bawah meja sebelah kanand. Di bawah meja sebelah kirie. Lain-lain:. . . . . .
8. Pada kisaran berapakah harga meja kerja yang Anda inginkan?a. Rp 400.000 – Rp 500.000 d. Rp 700.000 – Rp 800.000b. Rp 500.000 – Rp 600.000 e. Lain-lain: . . . . . .c. Rp 600.000 – Rp 700.000
3.2 Hasil Identifikasi Kebutuhan Pelanggan
Di bawah ini merupakan data tabel rekapan hasil kuisioner pada 15 responden:
Tabel 3.1 Rekapan KuisionerResponden
ke-Jenis Pertanyaan
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8Responden1 a d e d c a a aResponden2 a a e c e e c aResponden3 a d a d c a b cResponden4 a d a d d c c bResponden5 d d a e d a c bResponden6 d d a b d a c cResponden7 d d a d d a a aResponden8 c d e d b a a cResponden9 a d b b d a c dResponden10 c b a b c a c bResponden11 c d c c c a c bResponden12 a d a c d a c bResponden13 c a d b d b d aResponden14 a a b c d a d aResponden15 c a b b d a d b
Sumber: Pengolahan Data
Keterangan:
1. (P1): Pertanyaaan Pertama
2. (P2): Pertanyaaan Kedua
3. (P3): Pertanyaaan Ketiga
4. (P4): Pertanyaaan Keempat
5. (P5): Pertanyaaan Kelima
6. (P6): Pertanyaaan Keenam
7. (P7): Pertanyaaan Ketujuh
8. (P8): Pertanyaaan Kedelapan
9
Tabel 3.2 Tabel Interpretasi Data Kuisioner
No Pertanyaan Responden
Persentase Pernyataan Interpretasi Data Intreprestasi Kebutuhan
PelangganPilihan Persentase1 Fungsi
sekunder dari meja kerja a 46,67%
Sebanyak 46,67% responden (15 responden) memilih meja gambar sebagai fungsi skunder dari meja kerja.
sebanyak 46,67% responden membutuhkan meja gambar sebagai fungsi meja kerja yang sekunder
b 6,67%
Sebanyak 6,67% responden (15 responden) memilih meja makan sebagai fungsi skunder dari meja kerja.
sebanyak 6,67% responden membutuhkan meja makan sebagai fungsi meja kerja yang sekunder
c 33,33%
Sebanyak 33,33% responden (15 responden) memilih tempat buku sebagai fungsi skunder dari meja kerja.
sebanyak 33,33% responden membutuhkan tempat buku sebagai fungsi meja kerja yang sekunder
d 20%
Sebanyak 20% responden (15 responden) memilih meja rias sebagai fungsi skunder dari meja kerja.
sebanyak 20% responden membutuhkan meja rias sebagai fungsi meja kerja yang sekunder
e 0% -
tidak ada responden yang menginginkan adanya inovasi
2 Bagian terpenting dari meja kerja yang ada saat ini
a 26,67%
Sebanyak 26,67% responden (15 responden) memilih sandaran kaki sebagai bagian terpenting dari meja kerja.
sebanyak 26,67% responden membutuhkan sandaran kaki sebagai bagian terpenting dari meja kerja
b 66,67%
Sebanyak 6,67% responden (15 responden) memilih rak buku sebagai bagian terpenting dari meja kerja.
sebanyak 6,67% responden membutuhkan rak buku sebagai bagian terpenting dari meja kerja
c 0% -tidak ada responden yang menginginkan adanya inovasi
d 6,67%
Sebanyak 66,67% responden (15 responden) memilih kursi sebagai bagian terpenting dari meja kerja.
sebanyak 66,67% responden membutuhkan kursi sebagai bagian terpenting dari meja kerja
e 0% -tidak ada responden yang menginginkan adanya inovasi
Sumber: Pengolahan data
Lanjutan Tabel 3.2 Tabel Interpretasi Data Kuisioner
10
No Pertanyaan Responden
Persentase Pernyataan Interpretasi Data Intreprestasi Kebutuhan
PelangganPilihan Persentase3 Bagian yang
tidak penting dari meja kerja yang ada saat ini
a 46,67%
Sebanyak 46,67% responden (15 responden) memilih sandaran kaki sebagai bagian yang tidak penting dari meja kerja.
sebanyak 46,67% responden tidak membutuhkan sandaran kaki sebagai bagian dari meja kerja
b 20%
Sebanyak 20% responden (15 responden) memilih rak buku sebagai bagian yang tidak penting dari meja kerja.
sebanyak 20% responden tidak membutuhkan rak buku sebagai bagian dari meja kerja
c 6,67%
Sebanyak 6,67% responden (15 responden) memilih kursi sebagai bagian yang tidak penting dari meja kerja.
sebanyak 6,67% responden tidak membutuhkan kursi sebagai bagian dari meja kerja
d 6,67%
Sebanyak 6,67% responden (15 responden) memilih laci alat tulis sebagai bagian yang tidak penting dari meja kerja.
sebanyak 6,67% responden tidak membutuhkan laci alat tulis sebagai bagian dari meja kerja
e 20%
Sebanyak 20% responden (15 responden) memilih lain-lain sebagai bagian yang tidak penting dari meja kerja.
sebanyak 20% responden tidak memberikan jawaban lain-lain sebagai bagian dari meja kerja
4 Yang perlu ditambahkan pada meja kerja saat ini
a 0% -tidak ada responden yang menginginkan adanya inovasi
b 33,33%
Sebanyak 33,33% responden (15 responden) memilih lampu belajar sebagai inovasi yang perlu ditambahkan dari meja kerja.
sebanyak 33,33% responden membutuhkan lampu belajar sebagai tambahan dari meja kerja
c 26,67%
Sebanyak 26,67% responden (15 responden) memilih tempat kabel sebagai inovasi yang perlu ditambahkan dari meja kerja.
sebanyak 26,67% responden membutuhkan tempat kabel sebagai tambahan dari meja kerja
Sumber: Pengolahan data
Lanjutan Tabel 3.2 Tabel Interpretasi Data Kuisioner
11
No Pertanyaan Responden
Persentase Pernyataan Interpretasi Data Intreprestasi Kebutuhan
PelangganPilihan Persentase4 Yang perlu
ditambahkan pada meja kerja saat ini d 33,33%
Sebanyak 33,33% responden (15 responden) memilih inovasi laci alat tulis sebagai bagian yang perlu ditambahkan di meja kerja.
sebanyak 33,33% responden membutuhkan laci alat tulis sebagai tambahan dari meja kerja
e 6,67%
Sebanyak 6,67% responden (15 responden) memilih lain-lain sebagai inovasi yang perlu ditambahkan dari meja kerja.
sebanyak 6,67% responden memberi jawaban lain-lain sebagai tambahan dari meja kerja
5 Inovasi apa lagi yang dibutuhkan selain pada pernyataan ke 4
a 0% -tidak ada responden yang menginginkan adanya inovasi
b 6,67%
Sebanyak 6,67% responden (15 responden) memilih kipas angin sebagai inovasi tambahan yang dibutuhkan dari meja kerja.
sebanyak 6,67% responden membutuhkan kipas angin sebagai tambahan dari meja kerja
c 26,67%
Sebanyak 26,67% responden (15 responden) memilih tempat minum sebagai inovasi tambahan yang dibutuhkan dari meja kerja.
sebanyak 26,67% responden membutuhkan tempat minm sebagai tambahan dari meja kerja
d 60%
Sebanyak 60% responden (15 responden) memilih inovasi tempat tas sebagai bagian yang perlu ditambahkan di meja kerja.
sebanyak 60% responden membutuhkan tempat tas sebagai tambahan dari meja kerja
e 6,67%
Sebanyak 6,67% responden (15 responden) memilih lain-lain sebagai inovasi tambahan yang dibutuhkan dari meja kerja.
sebanyak 6,67% respondenmemberikan jawaban lain-lain sebagai tambahan dari meja kerja
6 Tempat terbaik untuk meletakkan meja gambar
a 80%
Sebanyak 80% responden (15 responden) memilih di kanan atas sebagai tempat terbaik untuk meletakkan meja gambar.
sebanyak 80% responden memilih di kanan atas sebagai tempat terbaik untuk tambahan
Sumber: Pengolahan data
12
Lanjutan Tabel 3.2 Tabel Interpretasi Data Kuisioner
No Pertanyaan Responden
Persentase Pernyataan Interpretasi Data Intreprestasi Kebutuhan
PelangganPilihan Persentase6 Tempat
terbaik untuk meletakkan meja gambar
b 6,67%
Sebanyak 6,67% responden (15 responden) memilih di kiri atas sebagai tempat terbaik untuk meletakkan meja.
sebanyak 6,67% responden memilih di kiri atas sebagai tempat terbaik untuk tambahan
c 6,67%
Sebanyak 6,67% responden (15 responden) memilih di samping kanan sebagai tempat terbaik untuk meletakkan meja.
sebanyak 6,67% responden memilih di samping kanan sebagai tempat terbaik untuk tambahan
d 0% -
tidak ada responden yang menginginkan adanya inovasi
e 6,67%
Sebanyak 6,67% responden (15 responden) memilih lain-lain sebagai tempat terbaik untuk meletakkan meja.
sebanyak 6,67% responden memberi jawaban lain-lain sebagai tempat terbaik untuk tambahan
7 Tempat terbaik untuk meletakkan laci alat tulis
a 20%
Sebanyak 20% responden (15 responden) memilih kanan atas sebagai tempat terbaik untuk meletakkan laci alat tulis.
sebanyak 20% responden memilih kanan atas sebagai tempat terbaik untuk meletakkan laci
b 6,67%
Sebanyak 6,67% responden (15 responden) memilih kiri atas sebagai tempat terbaik untuk meletakkan laci alat tulis.
sebanyak 6,667% responden memilih kiri atas sebagai tempat terbaik untuk meletakkan laci
c 53,33%
Sebanyak 53,33% responden (15 responden) memilih kanan bawah sebagai tempat terbaik untuk meletakkan laci alat tulis.
sebanyak 53,33% responden memilih kanan bawah sebagai tempat terbaik untuk meletakkan laci
d 20%
Sebanyak 20% responden (15 responden) memilih kiri bawah sebagai tempat terbaik untuk meletakkan laci alat tulis.
sebanyak 20% responden memilih kanan bawah sebagai tempat terbaik untuk meletakkan laci
Sumber: Pengolahan data
13
Lanjutan Tabel 3.2 Tabel Interpretasi Data Kuisioner
No Pertanyaan Responden
Persentase Pernyataan Interpretasi Data Intreprestasi Kebutuhan
PelangganPilihan Persentase7 Tempat
terbaik untuk meletakkan laci alat tulis
e 0%
-
tidak ada responden yang menginginkan adanya inovasi
8 Harga meja yang diinginkan a 33,33%
Sebanyak 33,33% responden (15 responden) memilih 400-500 ribu rupiah sebagai harga meja yang diinginkan.
sebanyak 33,33% responden memilih kisaran harga Rp 400-500 ribu sebagai harga meja yang diinginkan
b 40%
Sebanyak 40% responden (15 responden) memilih 500-600 ribu rupiah sebagai harga meja yang diinginkan.
sebanyak 40% responden memilih kisaran harga Rp 500-600 ribu sebagai harga meja yang diinginkan
c 20%
Sebanyak 20% responden (15 responden) memilih 600-700 ribu rupiah sebagai harga meja yang diinginkan.
sebanyak 20% responden memilih kisaran harga Rp 600-700 ribu sebagai harga meja yang diinginkan
d 6,67%
Sebanyak 6,67% responden (15 responden) memilih 700-800 ribu rupiah sebagai harga meja yang diinginkan.
sebanyak 6,67% responden memilih kisaran harga Rp 700-800 ribu sebagai harga meja yang diinginkan
e 0% -
tidak ada responden yang menginginkan adanya inovasi
Sumber: Pengolahan data
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil rekapan kuisioner tersebut adalah produk yang
diinginkan oleh pelanggan berupa tambahan meja gambar yang diletakkan dikanan atas sebesar
80%, menambahkan laci alat tulis dan lampu belajar dengan persentase sebesar 33,33% dari 15
responden yang diletakkan dibawah meja sebelah kiri, inovasi yang lain yaitu tempat tas dengan
persentase sebesar 66,67% dari 15 responden dan dengan kisaran biaya produk sebesar Rp.
500.000-600.000.
14
BAB IV PENGEMBANGAN KONSEP PRODUK
Dari hasil pengidentifikasian kebutuhan pelanggan yang telah dilakukan, telah
dikembangkan dua konsep produk. Berikut adalah penjabaran dari konsep produk yang telah
dibuat.
4.1 Konsep Produk Pertama
4.1.1 Deskripsi Produk
Seperti yang banyak kita jumpai dipasaran saat ini biasanya meja kerja hanya memiliki
fungsi sebagai meja kerja dan tempat orang-orang menyelesaikan pekerjaan kantornya. Dengan
semakin berkembangnya zaman kini meja kerja tidak lagi hanya dapat digunakan sebagai meja
kerja saja, dengan banyaknya inovasi yang bisa ditambahkan membuat fungsi dari meja kerja
tersebut semakin beragam. Seperti inovasi yang coba kami lakukan dengan menggabungkan
antara meja kerja dan meja gambar, dengan perpaduan ini diharapkan konsumen nantinya yang
akan menggunakan produk ini akan dimudahkan dengan adanya fitur tambahan pada meja kerja.
Meja kerja ini diberi nama Meja Flip 21. Meja gambar diletakkan dikanan bagian atas dengan
ditambah laci, inovasi lain yang ditambahkan yaitu tempat tas yang diletakkan disamping sebelah
kiri dari meja dan disebelahnya ada tempat air minum terdapat tempat gallon ukuran 5 liter dan
dibawahnya terdapat rak gelas dan disebelah kanan bagian samping terdapat tempat sampah.
Bahan yang dipilih untuk produk ini adalah kayu MDF yang sudah banyak kita ketahui bahwa
kayu MDF memiliki ketahanan yang lebih dibandingkan kayu jenis lain. Pada meja gambar
bagian atas dilapisi magnet agar perlengkapan gambar yang berbahan logam dapat menempel
pada meja kerja, ini bertujuan untuk mempermudah saat menggunakan penggaris besi, jadi
hanya cukup menggeser penggaris tanpa harus memindahkannya. Harga yang ditawarkan tidak
terlalu mahal untuk produk yang memiliki berbagai fungsi dengan kisaran harga antara Rp
500.000 – Rp 1.500.000.
Beberapa kelebihan adalah sebagai berikut:
1. Adanya tempat galon ukuran 5 liter yang memudahkan penggunanya untuk mengambil
minum ketika sedang bekerja.
2. Meja gambar digunakan untuk menggambarkan suatu produk yang akan dihasilkan oleh
penggunanya sehingga tidak perlu biaya lebih untuk membeli meja gambar.
3. Tempat sampah digunakan untuk memudahkan dalam membuang sampah jadi pengguna
meja ini tidak perlu beranjak dari tempat duduknya untuk membuang sampah.
4. Rak gelas diperuntukkan memudahkan penggunanya dalam mencari gelas
5. Tempat tas untuk memudahkan penggunanya dalam menyimpan tas sehingga tidak bingung
menaruh tas ketika akan mulai kerja
Fungsinya adalah:
15
1. Meja kerja digunakan untuk orang bekerja pada umumnya
2. Meja gambar digunakan untuk menggambar suatu produk yang akan diciptakan
3. Digunakan untuk menaruh tempat minum
4. Digunakan untuk tempat tas
16
Level 3Level 2
4.1.2 BOM Tree/Bom Table
Bill of Material (BOM) Tree dari meja kerja konsep 1 dapat ditunjukkan pada (Gambar 4.1):
Gambar 4.1 BOM Tree Produk PertamaSumber: Pengolahan data
17
Penjelasan BOM Tree pada gambar 4.1:
1. Level 0: Meja kerja konsep 1
2. Level 1: Merupakan break down dari meja kerja yang terdiri dari:
a. Alas meja sebanyak 2 buah.
b. Laci sebanyak 1 buah.
c. Rak serbaguna sebanyak 4 buah.
d. Rak tas sebanyak 1 buah
e. Penyangga samping kanan sebanyak 1 buah
3. Level 2: Merupakan break down dari level 1 yaitu:
a. Pada alas meja terdapat meja kerja sebanyak 1 buah dan meja gambar sebanyak 1
buah.
b. Pada laci terdapat laci meja sebanyak 1 buah dan penyangga laci sebanyak 2 buah.
c. Pada rak serbaguna terdapat rak galon sebanyak 2 buah dan rak meja sebanyak 2
buah
d. Pada rak tas terdapat alas rak sebanyak 1 buah, bagian belakang sebanyak 1 buah
dan bagian samping sebanyak 2 buah.
e. Pada penyangga samping kanan terdapat penyangga meja sebanyak 1 buah dan
tempat sampah sebanyak 1 buah.
4. Level 3: Merupakan break down dari level 2 yaitu:
a. Pada laci meja terdapat alas laci sebanyak 1 buah, penutup laci sebanyak 1 buah dan
bagian samping laci sebanyak 1 buah.
b. Pada penyangga laci terdapat penyangga samping sebanyak 1 buah dan penyangga
bawah sebanyak 1 buah.
c. Pada rak galon terdapat tempat galon sebanyak 1 buah dan penyangga galon
sebanyak 1 buah.
d. Pada tempat sampah terdapat selimut tempat sampah sebanyak 1 buah dan alas
tempat sampah sebanyak 1 buah.
5. Level 4: Merupakan break down dari level 3 yaitu:
a. Pada penutup laci terdapat pegangan laci sebanyak 1 buah.
b. Pada selimut tempat sampah terdapat mur sebanyak 1 buah dan baut sebanyak 1
buah.
6. Level 5: Merupakan break down dari level 4 yaitu:
a. Pada kunci laci terdapat mur sebanyak 1 buah dan baut sebanyak 1 buah.
6. Material yang digunakan berbahan dasar kayu MDF.
4.1.3 Arsitektur Produk
Berikut ini adalah arsitektur dari produk pertama:
18
Tabel 4.1 Arsitektur produk pertamaNo
Bagian Part Penyusun Jumlah
Fungsi Cara Merakit
Material
1 Meja Gambar
1. Alas Meja Gambar
Ukuran : 700 mm x 750 mm x 5 mm
1 Untuk menggambar
Penyekrupan
Kayu
2 Meja Kerja1. Alas Meja Kerja
Ukuran : 1300 mm x 750 mm x 10 mm
1 Untuk bekerja
Penyekrupan
Kayu
1. Penyangga Meja
Ukuran : 750 mm x 650 mm x 20 mm
1 Untuk menahan meja
Penyekrupan
Kayu
3 Rak Tas 1. Alas Rak Tas
Ukuran : 750 mm x 150 mm x 20 mm
1 Untuk menhan tas
Penyekrupan
Kayu
Sumber: Pengolahan data
19
Lanjutan Tabel 4.1 Arsitektur produk pertamaNo
Bagian Part Penyusun Jumlah
Fungsi Cara Merakit Material
2. Penyangga Samping
Ukuran : Ukuran : 750 mm x 650 mm x 20 mm
1 Untuk menahan meja
Penyekrupan
Kayu
1. Penyangga Belakang
Ukuran : 650 mm x 150 mm x 20 mm
1 Untuk menahan meja
Penyekrupan
Kayu
4 Tempat Sampah
1. Tempat Sampah
Ukuran : R 100 x 40 mm
1 Untuk membuang sampah
Penyekrupan
Kayu
5 Laci 1. Bagian Samping Laci
Ukuran : 300 mm x 100 mm x 20 mm
1 Untuk penyangga laci
Penyekrupan
Kayu
2. Penutup Laci
Ukuran : 300 mm x 100 mm x 20 mm
1 Untuk penyangga laci
Penyekrupan
Kayu
Sumber: Pengolahan data
20
Lanjutan Tabel 4.1 Arsitektur produk pertamaNo
Bagian Part Penyusun Jumlah
Fungsi Cara Merakit
Material
3. Penyangga Laci Bawah
Ukuran : 280 mm x 280 mm x 20 mm
1 Untuk penyangga laci
Penyekrupan
Kayu
4. Penyangga Laci Samping
Ukuran : 280 mm x 100 mm x 20 mm
1 Untuk penyangga laci
Penyekrupan
Kayu
6 Rak Serbaguna
1. Rak Galon
Ukuran : R 300 x R 150 x 5 mm
1 Untuk tempat galon
Penyekrupan
Kayu
2. Rak Serbaguna
Ukuran : R 300 x 5 mm
3 Untuk tempat galon
Penyekrupan
Kayu
5. Alas Laci
Ukuran : 300 mm x 300 mm x 20 mm
1 Untuk penyangga laci
Penyekrupan
Kayu
Sumber: Pengolahan data
21
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4.1.4 Analisis Ergonomi
Analisa ergonomi adalah analisa yang berhubungan dengan aspek-aspek kenyamanan
dakam bekerja. Menurut Karl T. Ulrich aspek-aspek ergonomis dapat dijabarkan di analisis
ergonomi dari produk pertama, yaitu:
Tabel 4.2 Analisis ergonomi produk pertamaKebutuhan-kebutuhan Level Kepentingan Penjelasan Peringkat
Rendah Menengah TinggiErgonomikKemudahan pemakaian Meja Flip 21 ini sangat penting untuk digunakan
seorang pekerja kantor dalam bekerja. Untuk itu meja yang didesain harus mampu digunakan secara mudah tanpa terganggu adanya bagian yang tidak penting.
Kemudahan perawatan Seperti halnya meja-meja lainnya, meja kerja Flip 21 ini hanya perlu sedikit perawatan. Sehari-hari hanya perlu dibersihkan dari debu-debu agar tidak cepat lapuk.
Kuantitas interaksi pemakai Terdapat banyak interaksi pemakai meja ini terhadap pemakai, seperti menulis, menggambar, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat dikerjakan di meja kerja.
Pembaruan interaksi pemakai Keputusan desain yang berhubungan dengan beberapa interaksi pemakai dipermudah dengan beberapa inovasi produk. Pada bagian kiri meja ditambahkan tempat galon kecil dimana dibawahnya terdapat tas meja. Hal ini memudahkan pemakai untuk minum dan meletakkan tasnya. Selain itu meja ini memiliki meja gambar yang bisa digeser dari dalam meja. Bagaimanapun semua inovasi ini bermaksud memudahkan pemakai dalam bekerja.
Keamanan Sejak pertama kali dibuat meja Flip 21 ini memiliki kunci untuk lacinya, agar pemakai dapat dengan bebas dan tidak merasa takut kehilangan ketika harus menyimpan barangnya di laci yang telah disediakan.
Sumber: Pengolahan data
Dari hasil analisis ergonomi pada konsep produk yang pertama dapat disimpulkan bahwa
meja ini memiki tingkat kepentingan tertinggi pada kemudahan pemakaian dan kuantitas interaksi
pemakai sebesar 9. Hal ini dikarenakan perancang ingin memenuhi kebutuhan pelanggan, di
mana pelanggan saat ini menginginkan suatu produk yang simple dan mudah digunakan.
22
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4.1.5 Analisis Estetika
Analisis estetika adalah analisis yang mempertimbangkan segi keindahan atau tampilan
suatu produk. Menurut Karl T. Ulrich aspek-aspek ergonomis dapat dijabarkan di analisis estetika
dari produk pertama, yaitu:
Tabel 4.3 Analisis estetika produk pertamaKebutuhan-kebutuhan Level Kepentingan Penjelasan Peringkat
Rendah Menengah TinggiEstetisDiferensiasi produk Ketika meja kerja Flip 21 ini diperkenalkan terdapat
ratusan model dan bentuk yang telah beredar di pasaran. Penampilannya sangatlah penting untuk diferensiasi.
Gengsi Kepemilikan, Mode, atau Kesan
Meja kerja Flip 21 ini dimaksudkan untuk menjadi produk yang terlihat bergengsi untuk kalangan pebisnis dan arsitek. Meja kerja ini harus terlihat menarik untuk penggunaan sehari-hari.
Motivasi Tim Pembaruan bentuk meja kerja Flip 21 ini berubah menajdi inspirasi penting untuk tim pengembangan dan mengandung nilai jual bagi manajemen senior.
Kemenarikan produk Meja kerja Flip 21 ini diperkenalkan dengan berbagai spesifikasi yang membuat menarik pelanggan. Spesifikasi yang unik inilah membuat pelanggan mencari dan penasaran terhadap produk ini.
Bahan dan warna Bahan yang dipakai merupakan bahan kayu yang berkualitas dengan warna yang dipakai pun mampu dipadupadankan di semua tempat. Hal ini membuat pelanggan merasa meja ini memiliki sesuatu yang berbeda dengan produk-produk yang lain.
Sumber: Pengolahan data
Dari segi estetika dapat disimpulkan bahwa nilai tertinggi pada kepentingan dan kebutuhan
pelanggan dari segi motivasi tim memiliki nilai tertinggi, yaitu sebesar 9,5. Hal ini menunjukkan
bahwa untuk konsep produk pertama, perancang sangat menginginkan inovasi terbaru untuk
meja kerja agar menjadi sesuatu yang baru dari produk-produk yang ada di pasaran.
4.1.6 Spesifikasi Produk
Bahan yang digunakan untuk meja adalah Medium Density Board (MDF). MDF dibuat untuk
menutupi beberapa kelemahan plywood yang permukaannya kurang halus, mudah retak dan
pecah pada ukuran lebar yang terlalu kecil dan hasil potongan yang kasar. Bahan MDF sangat
halus pada permukaan dan ikatan-iktan antar materialnya sangat kuat. Hanya satu
kelemahannya dibandingkan dengan plywood adalah hilangnya motif kayu pada permukaan.Saat
ini MDF menjadi bahan paling favorit untuk pembuatan office furniture dan semua furniture
berbasis lembaran.
MDF tetap memiliki kelemahan yang sama dengan jenis board yang lain, yaitu air mudah
meresap pada sisi tebal. sekrup kurang kuat pada sisi tebal, lem putih tidak bekerja secara efektif
23
pada permukaan, dan tidak mengikat paku sekuat kayu solid. Namun, produsen MDF saat ini
juga telah memproduksi MDF waterproof.
1. Lebar meja : 750 mm
2. Tinggi meja : 660 mm
Tinggi kaki meja : 650 mm
3. Panjang meja kerja : 1300 mm
4. Panjang meja gambar : 700 mm
5. Bahan : MDF (Medium Density Board)
6. Warna : Coklat
24
4.2 Konsep Produk Kedua
4.2.1 Deskripsi Produk
Semakin banyaknya permintaan meja kerja membuat berbagai inovasi bermuncul tentang
meja kerja. Dengan banyaknya inovasi yang bisa ditambahkan membuat fungsi dari meja kerja
tersebut semakin beragam. Seperti inovasi kedua yang coba kami lakukan dengan
menggabungkan antara meja kerja dan meja gambar, dengan perpaduan ini diharapkan
konsumen nantinya yang akan menggunakan produk ini akan dimudahkan dengan adanya fitur
tambahan pada meja kerja. Meja Slide 21. Meja gambar diletakkan dikanan bagian bawah meja
dan meja gambar ini bisa ditarik kesamping dan inovasi lain yang ditambahkan yaitu tempat alat
tulis yang diletakkan disamping atas sebelah kiri dari meja. Saat pengguna ingin
menggunakannya maka hanya cukup menjangkau tempat pulpen yang berada disebelah kiri.
Bahan yang dipilih untuk produk ini adalah kayu MDF. Pada meja gambar bagian atas dilapisi
magnet agar perlengkapan gambar yang berbahan logam dapat menempel pada meja kerja, ini
bertujuan untuk mempermudah saat mengguakan penggaris besi, jadi hanya cukup menggeser
penggaris tanpa harus memindahkannya. Harga yang ditawarkan tidak terlalu mahal untuk
produk yang memiliki berbagai fungsi dengan kisaran harga antara Rp 450.000–Rp. 1.000.000.
Beberapa kelebihan adalah sebagai berikut:
1. Adanya tempat pulpen memudahkan penggunanya untuk mengambil pulpen ketika sedang
bekerja.
2. Meja gambar digunakan untuk menggambarkan suatu produk yang akan dihasilkan oleh
penggunanya sehingga tidak perlu biaya lebih untuk membeli meja gambar.
3. Meja gambar ditarik kesamping untuk memudahkan dalam menggambar dan juga tidak
menghabiskan space ari meja kerja tersebut.
4. Tempat tas untuk memudahkan penggunanya dalam menyimpan tas sehingga tidak bingung
menaruh tas ketika akan mulai kerja
Fungsi:
1. Meja kerja digunakan untuk orang bekerja pada umumnya
2. Meja gambar digunakan untuk menggambar suatu produk yang akan diciptakan
3. Digunakan untuk menaruh pulpen
4. Digunakan untuk tempat tas
27
Level 2
4.2.2 BOM Tree/Bom Table
Gambar 4.2 BOM Tree Produk KeduaSumber: Pengolahan data
Penjelasan BOM Tree pada gambar 4.2:
1. Level 0: Meja kerja konsep 2
2. Level 1: Merupakan break down dari meja kerja yang terdiri dari:
a. Alas meja sebanyak 1 buah.
b. Rak tas sebanyak 1 buah.
c. Kaki meja sebanyak 4 buah
3. Level 2: Merupakan break down dari level 1 yaitu:
a. Pada alas meja terdapat meja kerja sebanyak 1 buah dan meja gambar sebanyak 1
buah.
b. Pada rak tas terdapat tempat alat kerja sebanyak 1 buah, alas rak bawah sebanyak 1
buah dan penyangga rak samping sebanyak 2 buah
c. Pada kaki meja terdapat kaki meja kerja sebanyak 2 buah dan kaki meja gambar
sebanyak 2 buah.
4. Level 3: Merupakan break down dari level 2 yaitu pada kaki meja gambar terdapat roda kaki
meja sebanyak 2 buah
5. Level 4:Merupakan break down dari level 3 yaitu pada roda kaki meja terdapat mur
sebanyak 1 buah dan baut sebanyak 1 buah.
6. Material yang digunakan berbahan dasar kayu MDF dan roda kaki meja berbahan dasar
karet.
28
Level 0
Level 1
Level 3
Level 4
4.2.3 Arsitektur Produk
Berikut ini adalah arsitektur produk kedua:Tabel 4.4 Arsitektur produk kedua
No Bagian Part Penyusun Jumlah Fungsi Cara Mearakit Material1 Meja
kerja1. Alas meja kerja
Ukuran : 1300 mm x 750 mm x 10 mm
1 Sebagai tempat bekerja.
Penyekrupan Kayu
2.Tempat alat kerja
Ukuran : 7500 mm x 1700 mm x 6500 mm
1 Tempat meletakkan perlengkapan kerja.
Pengeboran, penyekrupan, dan pengeleman diatas meja kerja.
Kayu
3. Kaki Meja Kerja
Ukuran : R 20 x 650 mm
2 Untuk menahan alas meja.
Penyekrupan Kayu
Sumber: Pengolahan data
29
Lanjutan Tabel 4.4 Arsitektur produk keduaNo Bagian Part Penyusun Jumlah Fungsi Cara Mearakit Material2. Meja
Gambar
1. Alas meja gambar
Ukuran : 700 mm x 600 mm x 10 mm
1 Untuk menggambar
Dihubungkan dengan rool meja
Kayu
2. Kaki meja gambar
Ukuran : R 20 x 600 mm
2 Untuk menahan meja gambar.
Penyekrupan Kayu
3. Roda meja gambar
Ukuran : R 50 x 10 mm
2 Untuk menggeser meja gambar
Penyekrupan Plastik
3 Tempat tas
1. Alas rak tas
Ukuran : 750 mm x 200 mm x 10 mm
1 Tempat meletakkan tas.
Penyekrupan Kayu
2. Penyangga rak tas
Ukuran : 750 mm x 650 mm x 20 mm
1 Untuk menahan tas
Penyekrupan dan pengeleman
Kayu
Sumber: Pengolahan data
30
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4.2.4 Analisis Ergonomi
Analisa ergonomi adalah analisa yang berhubungan dengan aspek-aspek kenyamanan
dakam bekerja. Menurut Karl T. Ulrich aspek-aspek ergonomis dapat dijabarkan di analisis
ergonomi dari produk kedua, yaitu:
Berikut ini adalah analisis ergonomi produk kedua:
Tabel 4.5 Analisis ergonomi produk kedua
Kebutuhan-Kebutuhan Level Kepentingan Penjelasan PeringkatRendah Menengah Tinggi Ergonomik
1. Kemudahan pemakaian
2. Kemudahan perawatan
3. Kuantitas interaksi pemakai
4. Pembaruan interaksi pemakai
5. Keamanan
Dengan desainnya yang simpel, minimalis dan memperhitungkan aspek ergonomi, membuat meja kerja ini mudah digunakan dan sangat praktis untuk penempatan barang-barang di meja kerja.
Meja kerja Slide 21 ini dibuat dari material yang mudah untuk dibersihkan dan sedikit memerlukan perawatan agar tetap awet.
Terdapat banyak interaksi pemakai seperti memanfaatkan meja gambar yang dapat digeser, membersihkan meja kerja, dan keperluan mengambil alat tulis, mengambil minuman, mengambil /meletakkan barang di laci dan kegiatan lainnya.
Keputusan desain yang berhubungan dengan beberapa interaksi pelanggan dipermudah seperti meja gambar yang dapat digeser ke samping dengan penyangga meja yang dibawahnya terdapat roda.
Untuk segi keamanan, meja Slide 21ini memiliki kunci untuk lacinya, agar pemakai dapat dengan bebas dan tidak merasa takut kehilangan barangnya ketika harus menyimpan barang di laci yang telah disediakan.
Sumber: Pengolahan data
Dari hasil analisis ergonomi pada konsep produk yang pertama dapat disimpulkan bahwa
meja ini memiki tingkat kepentingan tertinggi pada kemudahan pemakaian sebesar 9. Hal ini
dikarenakan perancang ingin memenuhi kebutuhan pelanggan, di mana pelanggan saat ini
menginginkan suatu produk yang simple dan mudah digunakan.
31
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4.2.5 Analisis Estetika
Analisis estetika adalah analisis yang mempertimbangkan segi keindahan atau tampilan
suatu produk. Menurut Karl T. Ulrich aspek-aspek ergonomis dapat dijabarkan di analisis
estettika dari produk kedua, yaitu:
Tabel 4.6 Analisis estetika produk keduaKebutuhan-Kebutuhan Level Kepentingan Penjelasan Peringkat
Estetis1. Diferensiasi produk
2. Gengsi kepemilikan, mode, atau kesan
3. Motivasi Tim
Rendah Menengah Tinggi
Ketika meja kerja Slide 21 ini diperkenalkan, terdapat ratusan model dan bentuk yang telah beredar di lingkup pasar. Oleh sebab itu, penampilannya sangatlah penting untuk diferensiasi.
Meja kerja Slide 21 ini dimaksudkan untuk menjadi produk yang minimalis dan terlihat cukup bergengsi untuk kalangan pebisnis dan pengguna. Meja kerja ini harus terlihat menarik untuk penggunaan sehari-hari.
Inovasi bentuk meja kerja Slide 21 ini menajadi inspirasi penting untuk tim pengembangan dan mengandung nilai jual bagi manajemen senior.
Kemenarikan produk Meja kerja Slide 21 ini diperkenalkan dengan berbagai spesifikasi yang membuat menarik pelanggan. Spesifikasi yang unik inilah membuat pelanggan mencari dan penasaran terhadap produk ini.
Bahan dan warna Bahan yang dipakai merupakan bahan kayu yang berkualitas dengan warna yang dipakai pun mampu dipadupadankan di semua tempat. Hal ini membuat pelanggan merasa meja ini memiliki sesuatu yang berbeda dengan produk-produk yang lain.
Sumber: Pengolahan data
Dari segi estetika dapat disimpulkan bahwa nilai tertinggi pada kepentingan dan kebutuhan
pelanggan dari segi motivasi tim memiliki nilai tertinggi, yaitu sebesar 8. Hal ini menunjukkan
bahwa untuk konsep produk kedua, perancang sangat menginginkan inovasi terbaru yang
didesain secara minimalis untuk meja kerja agar menjadi sesuatu yang baru dari produk-produk
yang ada di pasaran.
4.2.6 Spesifikasi Produk
32
Pada produk jenis kedua ini bahan yang digunakan sama dengan bahan dari produk jenis 1
yaitu Medium Density Board (MDF). MDF dibuat untuk menutupi beberapa kelemahan plywood
yang permukaannya kurang halus, mudah retak dan pecah pada ukuran lebar yang terlalu kecil
dan hasil potongan yang kasar. Bahan MDF sangat halus pada permukaan dan ikatan-iktan antar
materialnya sangat kuat. Hanya satu kelemahannya dibandingkan dengan plywood adalah
hilangnya motif kayu pada permukaan.Saat ini MDF menjadi bahan paling favorit untuk
pembuatan office furniture dan semua furniture berbasis lembaran.
MDF tetap memiliki kelemahan yang sama dengan jenis board yang lain, yaitu air mudah
meresap pada sisi tebal. sekrup kurang kuat pada sisi tebal, lem putih tidak bekerja secara efektif
pada permukaan, dan tidak mengikat paku sekuat kayu solid. Namun, produsen MDF saat ini
juga telah memproduksi MDF waterproof.
1. Lebar meja : 750 mm
2. Tinggi meja : 660 mm
Tinggi kaki meja : 650 mm
3. Panjang meja kerja : 1300 mm
4. Panjang meja gambar : 700 mm
4. Bahan : MDF (Medium Density Board)
5. Warna : Coklat
33
BAB VPEMILIHAN KONSEP
Dari kedua konsep yang telah dibuat, pemilihan konsep adlah yang paling sesuai dengan
kebtuhan dan keinginan pelanggan. Berikut adalah tahap-tahap pemilihan konsep tersebut.
5.1 Kriteria Pemilihan Konsep
Berikut adalah kriteria pemilihan konsep dari produk meja kerja yang telah dibuat:
1. Kemudahan untuk dibuat
Kemudahan dalam proses pembuatan merupakan salah satu aspek yang perlu untuk
dipertimbangkan dalam pembuatan meja kerja. Karena jika proses pembuatan tidak mudah
atau rumit akan berpengaruh pada efisiensi waktu, biaya dan juga tenaga kerja.
2. Fungsional (Penambahan inovasi lebih cocok untuk kebutuhan konsumen)
Pada penambahan inovasi dalam produk meja kerja yang tepat sasaran tentunyaakan
memberikan nilai lebih pada produk rak meja yang akan di buat. Sehingga penambahan
fungsional dalam rak meja penting untuk diperhatikan dan menjadi salah satu bahan
pertimbangan dalam pemilihan konsep.
3. Kenyamanan
Letak tempat sampah, laci, tempat alat kerja dan tempat galon yang tidak mengganggu
kinerja pengguna meja kerja. Sehingga pengguna meja kerja merasa nyaman dengan
adanya penambahan inovasi dari produk meja kerja yang akan di buat.
4. Daya Tahan Produk
Daya tahan yang lama atau awet dari produk meja kerjaakan sangat mempengaruhi
kualitasmeja kerja yang akan di produksi. Sehingga daya tahan dan kekuatan bahan dari
meja kerja juga penting untuk di pertimbangkan.
5. Biaya bahan baku
Biaya bahan baku yang terjangkau (murah) akan semakin menguntungkan produsen
meja kerja dengan prinsip tidak merugikan produsen. Sehingga efektifitas biaya bahan baku
perlu untuk di tinjau kembali dalam pemilihan konsep meja kerja sebelum produk tersebut di
produksi dan dipasarkan.
6. Kemudahan Perawatan
Perawatan yang mudah, tidak ribet dan tidak memakan waktu yang lama tentu akan
menjadi pertimbangan para konsumen sebelum membeli meja kerja. Sehingga pemilihan
bahan baku juga berkaitan dengan kemudahan dalam perawatan. Hal ini menjadi sesuatu
yang perlu dipertimbangkan oleh produsen.
5.2 Pemilihan Konsep
Metode pemilihan konsep sangat bervariasi dilihat dari efektivitasnya. Beberapa metode
tersebut adalah:
36
1. Keputusan eksternal
Konsep-konsep dikembalikan kepada pelanggan, klien, atau beberapa lingkup
eksternal lainnya untuk di seleksi.
2. Produk Juara
Seorang anggota yang berpengaruh dari tim pengembangan produk memilih sebuah
konsep atas dasar pilihan pribadi.
3. Intuisi
Konsep dipilih berdasarkan perasaan.Kriteria eksplisit atau analisis pertentangan tidak
di gunakan.Konsep yang dipilih semata – mata yang kelihatan lebih baik.
4. Multivoting
Tiap anggota timmemilih beberpa konsep. Konsep yang paling banyak dipilih yang
akan digunakan.
5. Pro dan Kontra
Tim mendaftar kekuatan dan kelemahan dari tiap komsep dan membuat sebuah pilihan
berdasarkan pendapat kelompok.
6. Prototype dan Pengujian
Organisasi membuat dan menguji prototype dari tiap konsep., lalu menyeleksi
berdasarkan data pengujian.
7. Matriks Keputusan
Tim menilai masing-masing konsep berdasarkan kriteria penyeleksian yang telah di
tetapkan sebelum yang dapat di beri bobot.
Dalam hal ini, metode yang akan digabungkan dalam pemilihan suatu konsep produk meja
kerja adalah metode Matrix Keputusan. Penggunaan metode ini di dadasarkan karena metode ini
paling mudah untuk dilakukan. Efektifitas waktu merupakan salah satu alasan pemilihan dari
metode matriks keputusan.
37
Tabel 5.1 Matriks Keputusan Pemilihan Konsep
No. Kriteria Seleksi KonsepMeja Kerja 1 Meja Kerja 2
1 Kemudahan untuk di buat 0 0
2 Fungsional:
Penambahan inovasi untuk kebutuhan
konsumen
+ -
3 Kenyamanan :
Letak tempat sampah, laci, tempat alat
kerja dan tempat galon tidak
mengganggu kinerja pengguna meja
kerja.
+ -
4 Daya Tahan
Lama Pemakaian0 0
5 Biaya bahan baku + -
6 Kemudahan Perawatan 0 0
Sumber: Pengolahan Data
Keterangan:
+ : jika suatu konsep memiliki nilai lebih dari konsep yang satunya
- : jika suatu konsep memiliki nilai kurang dari konsep yang lain
0 : jika kedua produk mempunyai bobot dan nilai yang sama. Tidak mempunyai keunggulan
satu sama lain
Dari hasil matriks keputusan pemilihan konsep yang telah dijelaskan pada tabel 5.1,
yaitu meja kerja 1 memiliki nilai yang lebih baik dibanding dengan meja kerja 2. Karena
meja kerja 1 memiliki lebih banyak kelebihan dalam kriteria seleksinya. Sehingga meja
kerja 1 menjadi prioritas utama dalam pemilihan konsep.
5.3 Analisis Pemilihan Konsep
Dari kriteria pemilihan konsep pada sub bab 5.2 dapat di simpulkan bahwa skor yang di
dapat adalah sebagai berikut:
1. Meja Kerja 1
- : Sebanyak 0
+ : Sebanyak 3
0 : Sebanyak 3
2. Meja Kerja 2
- : Sebanyak 3
38
+ : Sebanyak 0
0 : Sebanyak 3
Dari hasil penjumlahan skor berdasarkan matriks keputusan diatas dapat di tarik kesimpulan
bahwa meja kerja1 memiliki skor yang lebih banyak.Hal ini dapatdiartikan bahwa meja kerja 1
memiliki keunggulan-keunggulan yang lebih banyak dibanding dengan meja kerja 2 untuk di
produksi dan di pasarkan kepada konsumen.
Ditinjau dari aspek fungsional, meja kerja 1 dinilai lebih baik dengan adanya penambahan
tempat sampah, laci, dan tempat galon beserta tempat tas,bila dibandingkan dengan meja kerja
2 dengann penambahan inovasi adanya tempat alat kerja, rak tas, dan meja gambar yang dapat
digeser kesamping.
Sedangkan dari segi kenyamanan pemakaian, meja kerja 1 juga dinilai lebih ergonomis bila
dibandingkan dengan meja kerja 2. Hal ini dapat dilihat dari letak meja gambar yang menjadi
pembeda antara produk 1 dan produk 2. Walaupun tidak mengganggu, akan tetapi letak meja
gambar yang berada di sampingmejadengan model sleding ini dinilai tidak ergonomis oleh
konsumen. Sedangkan dari biaya bahan baku, meja kerja 2 mempunyai harga yang lebih
ekonomis.
Berikut adalah gambar dari konsep meja kerja yang dipilih:
Gambar 5.1 Konsep meja kerja yang telah dipilih berdasarkan analisa pemilihan konsepSumber: Pengoalahan data
39
BAB VIPENGUJIAN KONSEP
6.1 Sasaran Pelanggan
Produk 1 Meja Kerja Flip 21 merupakan produk yang akan diluncurkan ke pasaran tentunya
tidak langsung begitu saja dilepas kepasaran. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan
sebelum produk yang ditawarkan benar-benar sampai ketangan konsumen. Motode yang
digunakan sebelum produk yang kita buat sampai ke konsumen adalah STP dan 4P pada
marketing. STP adalah singkatan dari Segmentation, Targeting, dan Positioning sedangkan 4P
adalah singkatan dari keempat unsur dari marketing mix, yakni Produck, Price, Place, dan
Promotion.
STP dan 4P akan selalu muncul dalam marketing apapun konteksnya. Dalam hal ini STP
dan 4P kami terpakan pada produk meja kerja yang telah dilakukan berbagai inovasi. Berikut ini
adalah sasaran pelanggan yang dilakukan terhadap produk meja kerja
1. Segmentation
Segmentation adalah upaya memilah-milahkan konsumen sesuai persamaan diantara
mereka . pemilihan ini bisa berdasarkan usia, tempat tinggal, penghasilan, gaya hidup atau
bagaiamana cara mereka mengkonsumsi produk. Pada meja kerja yang kami tawarkan lebih
tertuju pada mereka yang bekerja dalam bidang desain gambar juga tidak menutup
kemungkinan meja kerja ini juga dipakai sebagai meja kerja pada umumnya.
2. Targeting
Setelah memilih segmen pasar yang dituju, tahap Targeting adalah membidik kelompok
konsumen mana yang akan kita sasar. Untuk target konsumen yang akan dituju produk ini
lebih dikhususkan untuk kalangan yang lebih banyak menghabisakn waktunya dimeja kerja
untuk menggambar, misalnya meraka beprofesi sebagai insinyur dan bekerja dibidang
desain.
3. Positioning
Apabila target yang dituju sudah jelas, Positioning adalah bagaimana kita menjelaskan
posisi produk kepada konsumen. Apa beda produk kita dibandingkan komptitor dan apa saja
keungulannya. Meja kerja pada umumnya hanya digunakan untuk menyelesaikan
pekerjaan-pekerjaan kantor seperti biasanya. Kelebiahan yang diusung pada meja kerja
kami adalah adanya penambahan inovasi yang dilakukan lain dari produk yang ada saat ini.
Misalnya penambahan meja gambar pada meja kerja, tempat galon, temapat gelas, dan
meja gambar yang bisa digeser.
Dalam rangkaian proses marketing, STP ada di level strategis karena menentukan
bagaimana kita menggarap pasar.
1. Product
40
Pertama-tama untuk masuk kepasar kita harus memiliki produk yang bagus sesuai dengan
target pasarnya. Produk pertama ini bernama meja Flip 21.
2. Price
Produk tersebut harus memiliki harga yang sesuai dengan target pasar. Harga yang
ditawarkan sekitar Rp 500.000 – 1.000.000
3. Place
Lokasi atau tempat yang kita masuki juga menentukan keberhasilan menggarap target
pasar.
4. Promotion
Ketiga P yang lain takkan berarti tanpa promosi, yakni mengkomunikasikan produk kita
kepada target pasar.
Dalam proses marketing, 4P ini ada pada tahap menyakurkan dan mengkominikasikan
kepada pasar.
6.2 Penentuan Harga
Rincian penggunaan modal untuk investasi alat ialah sebagai berikut.
Tabel 6.1 Investasi alat usaha
No Jenis Pengeluaran Jumlah Total
1 Penggaris Siku 4 bh Rp 60.000,002 Ketam 2 bh Rp 720.000,003 Gergaji Mesin 2 bh Rp 724.000,00 4 Palu 4 bh Rp 68.000,00 5 Meteran 4 bh Rp 56.000,00 6 Mesin Amplas 2 bh Rp 532.000,00
7 kabel rool 2 bh Rp 15.000,008 mesin Bor 2bh Rp 140.000,00 Total Investasi Rp 2.315.000,00
Sumber: Pengolahan data
41
Tabel 6.2 Biaya Operasional Tiap Bulan (target produksi 18 buah meja/bulan)No Jenis Pengeluaran Jumlah Total
1 Kayu MDR10
kubik Rp 2.600.000,00 2 Playwood 5 lbr Rp 925.000,00 3 Lem Kayu 5 bh Rp 40.000,00 4 Sekrup 4 pack Rp 60.000,005 Engsel 20 bh Rp 50.000,006 Pernis 5 kleng Rp 150.000,00 7 Cat Kayu 5 bh Rp 510.000,008 Amplas 8 bh Rp 80.000,009 Papan Meranti 6 bh Rp 3.360.000,00 10 Kunci 10 bh Rp 100.000,0011 Transportasi - Rp 200.000,0012 Listrik - Rp 100.000,00
Total Investasi Rp 8.175.000,00 Sumber: Pengolahan data
Tabel 6.3 Pendapatan (target penjualan 18 buah meja/bulan)
No Jenis Pemasukan Jumlah Harga/bh Total
1 Meja Kerja 18 buah Rp 500.000,00 Rp 9.000.000,00
Total Investasi Rp 9.000.000,00Sumber: Pengolahan data
Break Event Point (BEP)
Perhitungan BEP digunakan untuk menghitung perkiraan berapa lama usaha akan
mencapai titik impas atau kembali modal. Berikut merupakan cara menghitung BEP dari usaha
ini.
BEP Waktu =Totalbiaya tetap
Perkiraan laba bersihx1bulan
BEP Waktu =2.315 .000 ,00
Rp9 .000 .000 ,00−8 .175 .000 ,00x1bulan
= 2,81 bulan
Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa arus kas modal
bernilai positif dan ini mengindikasikan bahwa usaha ini baik untuk dikembangkan karena aliran
dana masuk dan ke luar masih surplus. Dan pemilik dari usaha ini akan kembali modal setelah
2,81 Bulan = 3 bulan
42
6.3 Rancangan Kuisioner Pengujian Konsep
Berikut ini adalah rancangan kuisioner pengujian konsep:
Nama : _____________________________
Survei Pengujian Konsep- Meja Kerja
Kami sedang mengumpulkan informasi mengenai meja kerja baru dan kami berharap Anda dapat
berbagi opini dengan kami.
Apakah Anda seorang mahasiswa? _________
(Jika jawabannya adalah”tidak”, kami mengucapkan terima kasih, dan survei berakhir di sini)
Apakah Anda memiliki meja kerja? _________
(Jika jawabannya adalah”tidak”, kami mengucapkan terima kasih, dan survei berakhir di sini)
Apakah Anda selalu mengerjakan tugas di atas meja kerja? __________
Dengan menggunakan meja atau alas apa ketika Anda menggambar atau mengerjakan sesuatu
yang detail? _________
Berikut ini adalah brosur sebuah produk.
Produk ini adalah meja kerja Flip 21 yang dipadupadankan dengan meja gambar. Meja
gambar digunakan untuk menggambarkan suatu produk yang akan dihasilkan oleh penggunanya
sehingga tidak perlu biaya lebih untuk membeli meja gambar. Adanya tempat dispenser
memudahkan penggunanya untuk mengambil minum ketika sedang bekerja. Tempat sampah
digunakan untuk memudahkan dalam membuang sampah jadi pengguna meja ini tidak perlu
beranjak dari tempat duduknya untuk membuang sampah. Rak gelas diperuntukkan
memudahkan penggunanya dalam mencari gelas. Tempat tas untuk memudahkan penggunanya
dalam menyimpan tas sehingga tidak bingung menaruh tas ketika akan mulai kerja.
43
Jika produk dihargai Rp.600.000,00 dan tersedia pada toko di dekat tempat tinggal Anda,
bagaimana peluang Anda untuk membeli produk dalam satu tahun mendatang?
□ Saya pasti tidak akan membeli meja kerja Flip 21
□ Saya mungkin tidak akan membeli meja kerja Flip 21
□ Saya mungkin atau tidak membeli meja kerja Flip 21
□ Saya mungkin akan membeli meja kerja Flip 21
□ Saya pasti akan membeli meja kerja Flip 21
Apakah Anda tertarik untuk melihat spesifikasi produk dengan melihat Storyboard produk?
Berdasarkan pengamatan Anda terhadap spesifikasi produk, bagaimana peluang Anda untuk
membeli produk dalam satu tahun mendatang?
□ Saya pasti tidak akan membeli meja kerja Flip 21
□ Saya mungkin tidak akan membeli meja kerja Flip 21
□ Saya mungkin atau tidak membeli meja kerja Flip 21
□ Saya mungkin akan membeli meja kerja Flip 21
□ Saya pasti akan membeli meja kerja Flip 21
6.3.1 Hasil Identifikasi Kebutuhan Pelanggan
Di bawah ini merupakan data tabel rekapan hasil kuisioner pada 15 responden:Tabel 6.1 Rekapan Kuisioner
Responden ke-
Jenis PertanyaanP1 P2 P3 P4 P5 P6
Responden1 a a b Meja c dResponden2 a a b Seadanya c cResponden3 a a a Meja Kerja d dResponden4a a a b Meja Gambar d dResponden5 a a b Meja b cResponden6 a a a Meja b cResponden7 a a b Meja d dResponden8 a a b Meja Kerja b cResponden9 a a a Meja Kerja b cResponden10 a a b Meja Kerja d dResponden11 a a a Meja d dResponden12 a a a Meja c cResponden13 a a a Meja d dResponden14 a a b Meja c dResponden15 a a b Meja c c
Sumber: Pengolahan Data
Keterangan:
1. (P1): Pertanyaaan Pertama
44
2. (P2): Pertanyaaan Kedua
3. (P3): Pertanyaaan Ketiga
4. (P4): Pertanyaaan Keempat
5. (P5): Pertanyaaan Kelima
6. (P6): Pertanyaaan Keenam
Untuk pertanyaan pertama, kedua dan ketiga terdapat pilihan dengan keterangan sebagai
berikut:
a. Ya
b. Tidak
Untuk pertanyaan kelima dan keenam terdapat pilihan dengan keterangan sebagai berikut:
a. Saya pasti tidak akan membeli meja kerja Flip 21
b. Saya mungkin tidak akan membeli meja kerja Flip 21
c. Saya mungkin atau tidak membeli meja kerja Flip 21
d. Saya mungkin akan membeli meja kerja Flip 21
e. Saya pasti akan membeli meja kerja Flip 21
Tabel 6.2 Tabel Interpretasi Data KuisionerNo
Pertanyaan Responden
Persentase Pernyataan Interpretasi Data Intreprestasi Kebutuhan PelangganPilihan Persentase
1 Seorang mahasiswa atau tidak a 100%
Sebanyak 100% responden (15 responden) memilih ya, jadi kesemua responden sebagai mahasiswa
sebanyak 100% responden berprofresi sebagai mahasiswa
b 0% -tidak ada responden yang tidak berprodesi sebagai mahasiswa
2 Respoden memiliki meja kerja
a 100%Sebanyak 100% responden (15 responden) memiliki meja kerja
sebanyak 100% responden memiliki meja kerja
b 0% -tidak ada responden yang tidakmemiliki meja kerja
3 Responden selalu mengerjakan tugas di atas meja kerja
a 40%
Sebanyak 40% responden (6 responden) memilih selalu mengerjakan tugas di atas meja kerja
sebanyak 40% responden selalu mengerjakan tugas di atas meja kerja
b 60%
Sebanyak 60% responden (9 responden) memilih tidak selalu mengerjakan tugas di atas meja kerja
sebanyak 60% responden tidak selalu mengerjakan tugas di atas meja kerja
Sumber: Pengolahan Data
45
Lanjutan Tabel 6.2 Tabel Interpretasi Data Kuisioner
No
Pertanyaan Responden
Persentase PernyataanInterpretasi Data Intreprestasi Kebutuhan
PelangganPilihan Persentase4 Penggunaan meja
kerja atau alas keika responden menggambar atau mengerjakan sesuatu yang detail
Meja 60%
Sebanyak 60% responden (9 responden) menggunakan meja biasa dalam menggambar atau mengerjakan sesuatu yang detail
sebanyak 60% responden menggunakan meja biasa dalam menggambar atau mengerjakan sesuatu yang detail
Meja Kerja 26,67%
Sebanyak 26,67% responden (4 responden) menggunakan meja kerja dalam menggambar atau mengerjakan sesuatu yang detail
Sebanyak 26,67% responden menggunakan meja kerja dalam menggambar atau mengerjakan sesuatu yang detail
Meja Gambar 6,67%
Sebanyak 6,67% responden (1 responden) menggunakan meja gambar dalam menggambar atau mengerjakan sesuatu yang detail
Sebanyak 6,67 % responden menggunakan meja gamnbar dalam menggambar atau mengerjakan sesuatu yang detail
Seadanya 6,67%
Sebanyak 6,67% responden (1 responden) menggunakan alas seadanya dalam menggambar atau mengerjakan sesuatu yang detail
Sebanyak 6,67% responden menggunakan alas seadanya dalam menggambar atau mengerjakan sesuatu yang detail
5 Peluang responden untuk membeli produk dalam satu tahun mendatang, jika produk dihargai Rp.600.000,00 dan tersedia pada toko di dekat tempat tinggal responden
a 0% -tidak ada responden yang pasti tidak akan membeli meja kerja Flip 21
b 26,67%
Sebanyak 26,67% responden (4 responden) memilih yang mungkin tidak akan membeli meja kerja Flip 21
sebanyak 26,67% responden mungkin tidak akanmembeli meja kerja Flip 21
c 33,33%
Sebanyak 33,33% responden (5 responden) memilih mungkin atau tidak membeli mja kerja Flip 21
sebanyak 33,33% responden mungkin atau tidak membeli mja kerja Flip 21
d 40%
Sebanyak 40% responden (6 responden) memilih mungkin akan membeli mja kerja Flip 21
sebanyak 40% responden mungkin akan membeli mja kerja Flip 21
e 0% -tidak ada responden yang pasti akan membeli mja kerja Flip 21
Sumber: Pengolahan Data
Lanjutan Tabel 6.2 Tabel Interpretasi Data Kuisioner
No
Pertanyaan Responden
Persentase PernyataanInterpretasi Data Intreprestasi Kebutuhan
PelangganPilihan Persentase
46
6 Peluang responden untuk membeli produk dalam satu tahun mendatang berdasarkan pengamatan responden terhadap spesifikasi produk dengan storyboard
a 0% -tidak ada responden yang past tidaki akan membeli meja kerja Flip 21
b 0% -tidak ada responden yang mungkin tidak akan membeli meja kerja Flip 21
c 46,67%
Sebanyak 46,67% responden (7 responden) memilih mungkin atau tidak membeli meja kerja Flip 21
Sebanyak 46,67% responden memilih mungkin atau tidak membeli meja kerja Flip 21
d 53,33%
Sebanyak 53,33% responden (8 responden) memilih mungkin akan membeli mja kerja Flip 21
Sebanyak 53,33% responden memilih mungkin akan membeli mja kerja Flip 21
e 0% -
tidak ada responden yang pasti akan membeli meja kerja Flip 21
Sumber: Pengolahan Data
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil rekapan kuisioner tersebut adalah keseluruhan
responden berprofesi sebgai mahasiswa dan kesemuanya memiliki meja kerja. Sebanyak 60%
responden tersebut memilih tidak selalu mengerjakan tugas di atas meja kerja, sedangkan 40%
sisanya memilih selalu mengerjakan tugas di atas meja kerja. Dari hasil kuisioner, dapat
disimpulkan bahwa responden cenderung menggunakan meja biasa atau meja apapun yang ada
di tempat tinggalnya, yaitu sebesar 60%, yang menggunakan meja kerja hanya sebesar 26,67%.
Responden lebih cenderung untuk mungkin atau tidak membeli meja kerja Flip 21, kemungkinan
disebabkan mahasiswa yang masih bingung terhadap produk. Setelah melakukan pengamatan
terhadap spesifikasi produk, responden lebih banyak untuk memilih mungkinakan membeli meja
kerja Flip 21.
6.4 Rancangan Komunikasi Konsep
Suatu produk tentunya membutuhkan penyampaian yang dapat menarik konsumen.
Informasi yang diberikan kepada konsumen tentang suatu produk dapat disampaikan dengan
berbagia cara, salah satunya adalah dengan media Storyboard. Storyboard menampilkan kolom
teks, audio dan visualisasi dengan keterangan mengenai content dan visualisasi yang digunakan
untuk produksi sebuah course. Derajat storyboard bisa berbeda karena ada berbagai tahap yang
harus di lalui sesuai tujuan pembuatan story board tersebut.Storyboard merupakan konsep
komunikasi dan ungkapan kreatif, teknik dan media untuk menyampaikan pesan dan gagasan
secara visual, termasuk audio dengan mengolah elemen desain grafis berupa bentuk dan
gambar, huruf dan warna, serta tata letaknya, sehingga pesan dan gagasan dapat diterima oleh
sasarannya. Kelebihan yang ada pada Storyboard yaitu dari segi harga yang ekonomis,
penyampaian informasi kepada pengguna lebih jelas, dan lebih menarik konsumen. Alasan
Kenapa lebih memilih Storyboard yaitu pesan mampu memberikan jawaban/jalan keluar terhadap
47
problem-problem yang ada sesuai dengan kebutuhan SME/audience. Dengan menggunakan
riset, eksperimentasi, kritik, dan analisa. Dari segi pendekatan visual maupun copywriting mampu
menarik khalayak untuk melihat, mengerti dan kemudian mengambil tindakan yang diharapkan
sebenar-benarnya.
Storyboard tentang Meja Flip 21 berisi informasi tentang visualisasi produk, proses perakitan
produk, fungsi/fitur yang terdapat pada produk, harga produk, kelebihan produk, komponen-
komponen penyusun produk, dan informasi lain tentang penggunaan produk serta informasi lain
yang ditambahkan untuk menarik minat konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Informasi
yang ditampilkan pada Storyboard dirasa sudah mencukupi untuk memberikan informasi tentang
Meja Flip 21. Penyampaian pesan berupa bentuk gambar, huruf, warna, dan tata letaknya dirasa
dapat diterima konsumen dan cukup untuk menarik perhatian konsumen pada produk Meja Flip
21.
48
Berikut ini adalah storyboad dari meja kerja:
Gambar 6.1 Storyboard Meja Kerja Flip 21Sumber: Pengolahan data
BAB VII
49
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Dari tugas besar ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Perancangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisis persepsi
dan peluang pasar dilanjutkan dengan pembuatan produk, penjualan dan pengiriman
produk.Mengidentifikasi kebutuhan pelanggan adalah sebuah proses yang menciptakan
jalur informasi antara keinginan dan kebutuhan konsumen terhadap perusahaan
pengembangan produk.
2. Dengan melihat kebutuhan dan keinginan pasar yang ada serta prosedur untuk mewujudkan
suatu produk, maka memunculkan inovasi untuk suatu produk berupa meja kerja dengan
berbagai fungsi yang tidak ada di pasaran. Dengan memunculkan inovasi pada suatu meja
kerja tersebut, maka akan dilakukan spesifikasi produk dan karakteristik produk tersebut
agar mampu diterima dipasaran dan juga akan dibandingkan dengan produk kompetitor
nantinya, serta akan dilakukan analisis kebutuhan pelanggan.
3. Untuk mengetahui kebutuhan pelanggan maka dilakukan penyebaran kuisioner sebanyak
15 responden. Setelah dianalisis, maka hasil analisis tersebut yang digunakan sebagai
acuan untuk membuat desain produk. Desain produk yang didapatkan terdapat dua desain
dengan salah satunya yang utama.
4. Dari desain produk utama, desainer menyebarkan kuisioner kembali mengenai kebutuhan
pelanggan untuk meja kerja dengan spesifikasi produknya. Dari hasil analisis disimpulkan
bahwa keseluruhan responden berprofesi sebgai mahasiswa dan kesemuanya memiliki
meja kerja. Sebanyak 60% responden tersebut memilih tidak selalu mengerjakan tugas di
atas meja kerja, sedangkan 40% sisanya memilih selalu mengerjakan tugas di atas meja
kerja. Dari hasil kuisioner, dapat disimpulkan bahwa responden cenderung menggunakan
meja biasa atau meja apapun yang ada di tempat tinggalnya, yaitu sebesar 60%, yang
menggunakan meja kerja hanya sebesar 26,67%. Responden lebih cenderung untuk
mungkin atau tidak membeli meja kerja Flip 21, kemungkinan disebabkan mahasiswa yang
masih bingung terhadap produk. Setelah melakukan pengamatan terhadap spesifikasi
produk, responden lebih banyak untuk memilih mungkinakan membeli meja kerja Flip 21.
5. Berdasarkan hasil perhitungan analisis biaya maka dapat disimpulkan bahwa arus kas
modal bernilai positif dan ini mengindikasikan bahwa usaha ini baik untuk dikembangkan
karena aliran dana masuk dan ke luar masih surplus. Dan pemilik dari usaha ini akan
kembali modal setelah 2,81 Bulan = 3 bulan.
6. Setelah didapatkan produk yang akan dipasarkan atau dikembangkan kemudian dilakukan
pengujian konsep, yaitu dengan menggunakan storyboard untuk mengetahui potensi
penjualan produk.
50
7.2 Saran
Berikut ini adalah beberapa saran:
1. Mahasiswa sebaiknya mempelajari mata kuliah perpro dengan baik, agar memperlancar
dalam mengerjakan tugas besar.
2. Asisten diharapkan mampu menerangkan dengan lebih jelas tentang setiap penjelasan
pelaksanaan tugas besar perpro.
3. Header dan footer sebaiknya tidak menggunakan format JPEG sehingga dapat membuat
proses editing laporan tidak lambat.
51
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Distributor Kantor. http://www.distributorkantor.com/produk/meja-kantor/mjk-
brother/meja-tulis-12-biro.html (diakses 8 desember 2011)
Anonim. 2011. Distributor Kantor. http://www.distributorkantor.com/produk/meja-kantor/mjk-
chitose/econs-desk-no-6.html (diakses 8 desember 2011)
Ulrich, Karl T. Perancangan dan Pengembangan Produk. Salemba Teknika: Jakarta. 2001.
52