Download - Tugas 9, organisasi nirlaba
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2
“Organisasi Nirlaba”
Oleh
Tika Evita Suhri
12.03.4105
Nirlaba
Organisasi Nirlaba adalah organisasi nirlaba adalah salah satu lembaga yang tidak mengutamakan laba dalam menjalankan usaha atau kegiatan.
Perbedaan Nirlaba dan Laba
• Organisasi nirlaba membutuhkannya sebagai sumberpendanaan.
• Berbeda dengan organisasi laba yang telah memilikisumber pendanaan yang jelas, yakni dari keuntunganusahanya.
• Dalam hal penyebaran tanggung jawab, padaorganisasi laba telah jelas siapa yang menjadi DewanKomisaris, yang kemudian memilih seorang DirekturPelaksana.
• Sedangkan pada organisasi nirlaba, hal ini tidak mudahdilakukan. Anggota Dewan Komisaris bukanlah pemilikorganisasi.
Ciri – ciri Organisasi Nirlaba
• Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yangtidak mengharapakan pembayaran kembali atas manfaatekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yangdiberikan.
• Menghasilkan barang atau jasa tanpa bertujuan memupuklaba, dan kalau suatu entitas menghasilkan laba, makajumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para pendiri ataupemilik entitas tersebut.
• Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasibisnis, dalam arti bahwa kepemilikan dalam organisasinirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali,atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsipembagian sumber daya entitas pada saat likuiditas ataupembubaran entitas.
Konsep Dasar Pemikiran Akuntansi Organisasi Nirlaba
Di Amerika Serikat (AS), Financial Accounting Standard Board (FASB) telah menyusun tandar
untuk laporan keuangan yang ditujukan bagi para pemilik entitas atau pemegang saham, kreditor
dan pihak lain yang tidak secara aktif terlibat dalam manajemen entitas bersangkutan, namun
mempunyai kepentingan. FASB juga berwenang untuk menyusun standar akuntansi bagi entitas
nirlaba nonpemerintah, sementara US Government Accountingg Standard Board (GASB)
menyusun standar akuntansi dan pelaporan keuangan untuk pemerintah pusat dan federal AS.
Di Indonesia, Departemen Keuangan RI membentuk Komite Standar Akuntansi Keuangan
Pemerintah Pusat dan Daerah. Organisasi penyusun standar untuk pemerintah itu dibangun
terpisah dari FASB di AS atau Komite Standar Akuntansi Keuangan-Ikatan Akuntan Indonesia di
Indonesia karena karateristik entitasnya berbeda. Entitas pemerintah tidak mempunyai pemegang
saham atau semacamnya, memberikan pelayanan pada masyarakat tanpa mengharapkan laba, dan
mampu memaksa pembayar pajak untuk mendukung keuangan pemerintah tanpa peduli bahwa
imbalan bagi pembayar pajak tersebut memadai atau tidak memadai.
International Federation og Accountant (IFAC) membentuk IFAC Public Sector Committee (PSC)
yang bertugas menyusun International Public Sector Accounting Standartd (IPSAS). Istilah Public
Sector di sini berarti pemerintah nasional, pemerintah regional (misalnya Negara bagian, daerah
otonom, provinsi, daerah istimewa), pemerintah local (misalnya kota mandiri), dan entitas
pemerintah terkait (misalnya perusahaan Negara, komisi khusus). Dengan demikian PSC tidak
menyusun standar akuntansi sector public nonpemerintah.
pajak
• Banyak yang bertanya, apakah organisasi nirlaba, yangmana mereka tidak mengambil keuntungan dari apapun,akan dikenakan pajak? Sebagai entitas atau lembaga, makaorganisasi nirlaba merupakan subyek pajak. Artinya,seluruh kewajiban subyek pajak harus dilakukan tanpaterkecuali. Akan tetapi, tidak semua penghasilan yangdiperoleh yayasan merupakan obyek pajak.
• Pemerintah Indonesia memperhatikan bahwa badan sosialbukan bergerak untuk mencari laba, sehinggapendapatannya diklasifikasikan atas pendapatan yangobyek pajak dan bukan obyek pajak. Namun di banyaknegara, organisasi nirlaba boleh melamar status sebagaibebas pajak, sehingga dengan demikian mereka akanterbebas dari pajak penghasilan dan jenis pajak lainnya
Organisasi Nirlaba Di Beberapa Negara
IndonesiaDi Indonesia, organisasi nirlaba telah berkembang cukup pesat, terutama di bidang
keagamaan serta advokasi. Selain itu, dibidang pendidikan kini juga mulai berkembang, seperti yangdilakukan oleh Internews Indonesia, dimana mereka melakukan bimbingan bagi para jurnalis.Amerika Serikat
Perkembangan organisasi nirlaba di Amerika Serikat telah sangat jauh lebih maju dibandingIndonesia, terutama dalam bidang keagamaan. Amandemen Pertama Amerika Serikat menjaminkebebasan beragama bagi masyarakatnya. Bagaimanapun, organisasi nirlaba relijius seperti gereja,tunduk kepada lebih sedikit sistem pelaporan pemerintah pusat dibanding dengan banyak organisasilain.[3] Dalam hal perpajakan, organisasi nirlaba relijius di Amerika Serikat juga dikecualikan daribeberapa pemeriksaan ataupun peraturan, yang membedakannya dengan organisasi non relijius.Kanada
Di Kanada, organisasi nirlaba yang mengambil format derma biasanya harus dicatatkan didalam Agen Pendapatan Kanada (Canada Revenue Agency).Kerajaan Inggris
Di Inggris dan Wales, organisasi nirlaba yang mengambil format derma biasanya harusdicatatkan di dalam Komisi Pengawasan Derma. Di Skotlandia, Kantor Pengatur Derma Skotlandia jugamelayani fungsi yang sama. Berbeda dengan organisasi nirlaba di Amerika Serikat, seperti serikat buruh,biasanya tunduk kepada peraturan yang terpisah, dan tidak begitu dihormati sebagaimana halnyaderma dalam hal pengertian teknis.
PSAK 45
Laporan keuangan organisasi nirlaba meliputi laporan posisikeuangan pada akhir periode laporan, laporan aktivitas serta laporanarus kas untuk suatu periode pelaporan, dan catatan atas laporan
keuangan.Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasimengenai aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih dan informasi mengenaihubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu.Informasi dalam laporan posisi keuangan yang digunakan bersamapengungkapan dan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapatmembantu para penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak-pihak lain untuk menilai:kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutandan likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhikewajibannya, dan kebutuhan pendanaan eksternal.
Laporan Posisi Keuangan
Laporan Posisi Keuangan / NeracaLaporan ini bertujuan untuk menyediakan
informasi mengenai aset, kewajiban, dan aset bersih daninformasi mengenai hubungan di antara unsur-unsurtersebut pada waktu tertentu. Informasi ini dapatmembantu para penyumbang, anggota organisasi,kreditur dan pihak-pihak lain untuk menilai:• Kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara
berkelanjutan, dan• Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk
memenuhi kewajibannya, serta kebutuhan pendanaaneksternal.
Klasifikasi Aktiva Bersih Terikat/Tidak Terikat
• Aset bersih tidak terikat. Aset bersih jenis ini umumnya meliputi pendapatan dari jasa,penjualan barang, sumbangan, dan dividen atau hasil investasi, dikurangi beban untukmemperoleh pendapatan tersebut. Batasan terhadap penggunaan aset bersih tidak terikatdapat berasal dari sifat organisasi, lingkungan operasi, dan tujuan organisasi yang tercantumdalam akte pendirian, serta dari perjanjian kontraktual dengan pemasok, kreditur dan pihaklain yang berhubungan dengan organisasi.
• Aset bersih terikat temporer. Pembatasan ini bisa berupa pembatasan waktu maupunpenggunaan, ataupun keduanya. Contoh pembatasan temporer ini bisa berlaku terhadap (1)sumbangan berupa aktivitas operasi tertentu, (2) investasi untuk jangka waktu tertentu, (3)penggunaan selama periode tertentu dimasa depan, atau (4) pemerolehan aset tetap.Informasi mengenai jenis pembatasan ini dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalamkelompok aset bersih terikat temporer atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.
• Aset bersih terikat permanen. Pembatasan ini bisa dilakukan terhadap (1) aset seperti tanahatau karya seni yang disumbangkan untuk tujuan tertentu, untuk dirawat dan tidak untukdijual, atau (2) aset yang disumbangkan untuk investasi yang mendatangkan pendapatansecara permanen. Kedua jenis pembatasan ini dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalamkelompok aset bersih yang penggunaannya dibatasi secara permanen atau disajikan dalamcatatan atas laporan keuangan.
Laporan Aktivitas
Laporan Aktivitas menyediakan informasi mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset bersih, hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain, dan bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa. Perubahan aset bersih dalam laporan aktivitas biasanya melibatkan 4 jenis transaksi, yaitu pendapatan, beban, gains and losses, dan reklasifikasi aset bersih. Seluruh perubahan aset bersih ini nantinya akantercermin pada nilai akhir aset bersih yang disajikan dalam laporan posisi keuangan.