-
PENERAPAN PERHITUNGAN BIAYA BAHAN BAKU (PASIR BESI)
PADA PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK.
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program
Pendidikan Diploma III Jurusan Akutansi
DISUSUN OLEH:
NURIA FAUZIAH AGUSTIN
NIM : 2007410552
SEKOLAH TINGGI ILMI EKONOMI PERBANAS
SURABAYA
2010
-
3
TUGAS AKHIR
PENERAPAN PERHITUNGAN BIAYA BAHAN BAKU (PASIR BESI)
PADA PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK.
Diajukan Oleh:
NURIA FAUZIAH AGUSTIN
NIM : 2007410552
Telah siap dipresentasikan
Dosen Pembimbing
Tanggal: 22 Februari 2010
Kautsar Riza Salman, SE., MSA., BKP, AK
ii
-
4
TUGAS AKHIR
PENERAPAN PERHITUNGAN BIAYA BAHAN BAKU (PASIR BESI)
PADA PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK.
Dipresentasikan Oleh:
NURIA FAUZIAH AGUSTIN
NIM : 2007410552
Dan dinyatakan lulus evaluasi presentasi
Pada tanggal : 22 Februari 2010
Tim Evaluasi
Evaluator I Evaluator II
Dr. Wahyudiono,MM Supriyati,SE.,M.Si.,AK
ii
-
5
PENGESAHAN TUGAS AKHIR
Nama : Nuria Fauziah Agustin
Tempat, Tanggal Lahir : Gresik, 4 Agustus 1989
NIM : 2007410552
Jurusan : Akuntansi
Program Pendidikan : Diploma III
Program Studi : Akuntansi
Judul : Penerapan Perhitungan Biaya Bahan Baku (Pasir
Besi) Pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.
Disetujui dan diterima baik oleh:
Dosen Pembimbing Ketua Program Diploma
Tanggal: 22 Februari 2010 Tanggal: 22 Februari 2010
Kautsar Riza Salman, SE., MSA., BKP, AK Drs.Ec.Mochammad Farid.,MM
iv
-
6
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila telah
selesai ( dari suatu urusan ) kerjakanlah dengan sungguh sungguh ( urusan
lain ) dan hanya kepada Tuhanmu lah hendaknya kamu berharap.
( Q.S Al Insyiraah ayat 6 8 )
Kebanggaan yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit
kembali setiap kali kita gagal.
Tugas Akhir ini, penulis persembahkan untuk:
1. Allah SWT dan junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah
memberi hidayah dan karunia sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan
dengan lancar.
2. Keluargaku yang tercinta, Ayah dan ibu yang telah bersusah payah mendidik,
memberikan segalanya untukku, dan juga kakak dan adekku tersayang yang
telah memotivasi dan mendukung hingga tugas akhir ini dapat terselesaikan
dengan baik.
v
-
7
3. Keluarga Bapak Soenarko terima kasih atas dorongan dan semangat yang
sudah diberikan.
4. Kekasih hatiku, Kakang Wahyu yang selalu memberikan semangat, dukungan
dan perhatiannya kepadaku sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan.
5. Teman-teman Diploma III Akuntansi07 yang senantiasa menjadi teman di saat
suka maupun duka dan berjuang demi kesuksesan bersama.
6. Teman- teman kost Mujib Kingdom, mbak Gisca, mbak Hani, Dewi, Ica,
Mimi dan Sarah, terima kasih atas dukungannya selama ini.
7. Teman- teman lamaku maupun baru, Thanks to all.
vi
-
8
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul
PENERAPAN PERHITUNGAN BIAYA BAHAN BAKU (PASIR BESI) PADA
PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK..
Dalam kesempatan yang baik ini, penulis dengan ketulusan dan
kerendahan hati ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak yang
dengan ikhlas memberikan masukan dan kontribusi berarti dalam proses
penelitian dan penyusunan Tugas Akhir ini, antara lain:
1. Ketua STIE Perbanas Surabaya Prof Dra.Psi. Hj Tatik Suryani ,M.M.
2. Ketua Program Diploma III Bapak Drs. Ec. Mochammad Farid, MM.
3. Dosen Pendamping Tugas Akhir Bapak Kautsar Riza Salman, SE., MSA.,
BKP, AK yang selalu sabar untuk membimbing agar penulisan tugas akhir
ini dapat selesai dengan baik dan benar.
4. Bapak Drs. Hendro Wartono selaku Kepala Bagian Pendidikan dan
Pelatihan (DIKLAT) PT. Semen Gresik, yang telah memberikan
kesempatan untuk dapat melaksanakan kegiatan penelitian , serta staf
lainnya.
5. Bapak Sunaryo selaku Kasi Perencanaan Bahan dan Produksi PT. Semen
Gresik, yang membantu saya dalam mencari informasi untuk penyusunan
Tugas Akhir dan selalu memberikan penjelasan apabila saya mengalami
vii
-
9
kesulitan sehingga dapat memberikan banyak pengetahuan tentang
perencanaan bahan dan produksi pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.
6. Bapak Kautsar Riza Salman, SE.,MSA., BKP, Ak selaku dosen wali.
7. Semua pihak yang telah memberikan motivasi, bantuan dan masukan
sehingga selesainya Tugas Akhir ini.
Namun demikian, penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini
masih jauh dari sempurna, sehingga segala kritik dan saran yang bersifat
membangun akan diterima dengan senang hati.
Dengan terselesaikanya, laporan penelitian yang penulis susun
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Terima kasih.
Surabaya, 15 Februari 2010
Penulis
viii
-
10
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Job Description Perencanaan Bahan dan Produksi . 26
Tabel 4.1 Perhitungan Harga Perolehan. 43
Table 4.2 Perhitungan Persediaan Pasir Besi Dengan Metode Average 45
ix
-
11
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Semen Gresik
(Tingkat Divisi).............................................................. 22
Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT. Semen Gresik (Divisi Litbang
& Jaminan Mutu) 25
Gambar 4.1 Gambar Bahan Baku Pasir Besi.. 40
x
-
12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Keterangan dari Perusahaan
Lampiran 2 Data Perhitungan Persediaan Pasir Besi dengan Metode Average
Pada Tahun 2008
xi
-
13
DAFTAR ISI
Hal
Halaman Persetujuan Siap Dipresentasikan......... ii
Halaman Pernyataan Lulus Evaluasi............................................................... iii
Halaman Pengesahaan..................................................................................... iv
Halaman Motto dan Persembahan................................................................... v
Kata Pengantar......... vii
Daftar Tabel......... ix
Daftar Gambar......... x
Daftar Lampiran.............................................................................................. xi
Daftar Isi...... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .. 1
1.2 Penjelasan Judul 3
1.3 Rumusan Masalah . 4
1.4 Tujuan Penelitian.... 4
1.5 Manfaat Penelitian.. 4
1.6 Metode Penelitian... 5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Biaya Bahan Baku. 6
2.1.1 Unsur Biaya Pembentuk Harga Pokok Bahan Baku
yang Dibeli 6
2.1.2 Biaya Unit Organisasi yang Terkait .......... 6
2.1.3 Penentuan Harga Pokok Bahan Baku
yang Dipakai Dalam Produk.......... 7
2.2 Persediaan...... 7
2.2.1 Konsep Persediaan.. 7
2.2.2 Tujuan Persediaan.. 9
2.2.3 Fungsi Persediaan.. 10
2.2.4 Biaya Persediaan 13
xii
-
14
2.2.5 Metode Penilaian Persediaan 15
2.2.6 Perbandingan Atas Hasil Penilaian Persediaan 16
BAB III LAPORAN PEMAGANGAN
3.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan .. 19
3.2 Visi, Misi Perusahaan ... . 20
3.3 Struktur Organisasi Perusahaan. 22
3.4 Job Description Perusahaan 23 .
3.5 Struktur Organisasi Perencanaan Bahan & Produksi.. 25
3.6 Job Description Perencanaan Bahan& Produksi 26
3.7 Profil Usaha 30
3.8 Proses Produksi .. 33
3.9 Wilayah Pemasaran 35
3.10 Anak Perusahaan PT Semen Gresik (Persero) Tbk . 36
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.1 Kebijakan Perusahaan Atas Bahan Baku Pasir Besi ................. 40
4.1.1 Pengertian Pasi Besi....................................................... 40
4.1.2 Penggunaan Pasir Besi yang digunakan........................ 41
4.2 Pembelian Bahan Baku Pasir Besi............................................. 42
4.2.1 Syarat Penyerahan Bahan yang digunakan.................... 42
4.2.2 Macam-Macam Supplier Pasir Besi............................... 43
4.3 Perhitungan Biaya Bahan Baku Pasir Besi ................................ 43
4.4 Perhitungan Persediaan Pasir Besi dengan Metode Average..... 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan. 46
5.2. Saran.. 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
-
15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat
menyebabkan persaingan yang terjadi antara perusahaan berlangsung semakin
kuat. Di dalam melaksanakan proses produksi, perusahaan kerapkali menghadapi
permasalahan. Apalagi dengan semakin ketatnya persaingan dewasa ini, semakin
beragam pula masalah yang dihadapi. Perusahaan harus semakin bekerja keras
untuk mendapatkan laba yang diinginkannya untuk menjamin kelancaran proses
produksinya. Perusahaan harus melakukan pengawasan ketersediaan bahan baku,
sehingga tujuan perusahaan untuk dapat berproduksi secara efektif dan efisien
dapat tercapai.
Persediaan bahan baku yang menumpuk dalam perusahaan senantiasa
menjadi perhatian, karena persediaan bahan baku yang terlalu besar akan
menimbulkan kerugian. Hal ini disebabkan semakin besarnya biaya kepemilikan
persediaan, sehingga berdampak pada berkurangnya dana pada bidang yang lain
namun sebaliknya, persediaan yang terlalu kecil akan menyebabkan terhentinya
kegiatan produksi untuk beberapa saat sampai bahan baku yang diperlukan dapat
diperoleh kembali. Hal ini secara langsung dapat mempengaruhi keuntungan yang
diperoleh perusahaan. Apabila proses produksi harus berjalan terus sedangkan
persediaan tidak ada, selain itu mempengaruhi keuntungan akan menyebabkan
harga yang lebih tinggi untuk biaya pembelian bahan baku, dikarenakan kualitas
pesanan yang lebih kecil. Disamping itu perhitungan sistematik diperlukan untuk
1
1
-
merencanakan jumlah bahan baku dan memerlukan kapan bahan baku tersebut
dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan.
Persediaan yang optimal merupakan hal yang harus diperhatikan dalam
pengadaan bahan baku. Persediaan yang optimal ini memerlukan perencanaan
perhitungan yang akurat agar dapat mengendalikan jumlah produksi dan dapat
mempertahankan dalam suatu jumlah persediaan yang optimum, tentunya dengan
metode-metode perhitungan persediaan yang dapat menjamin kebutuhan bagi
kelancaran kegiatan yang tepat dalam perusahaan tersebut, serta dengan biaya
yang serendah-rendahnya untuk menghindari timbulnya kesia-sia-an akibat
kesalahan penyetokan yang akan berpengaruh pada operasional suatu perusahaan
tersebut.
PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. adalah suatu perusahaan manufaktur
yang memproduksi semen. Masuknya perkembangan perekonomian yang ada di
Indonesia saat ini membuat PT. Semen Gresik ( Persero ) Tbk. untuk bekerja
keras melakukan program yang dapat membuat pangsa pasar di PT. Semen Gresik
( Persero ) Tbk meningkat dan senantiasa berusaha meningkatkan produktivitas
kerja perusahaan. Kemajuan produktivitas kerja suatu perusahaaan tidak terlepas
dari peranan SDM (Sumber Daya Manusia) yang handal dan berkualitas serta
peralatan produksi yang digunakan dan juga sistem yang menunjang aktivitas
produksi. Dari hasil produksi yang baik akan dapat menarik minat para rekanan
untuk bekerja sama dalam proses produktivitas dengan tujuan menunjang
kelancaran proses produksi yang terjamin.
2
-
3
Berdasarkan latar belakang di atas penulis merasa tertarik untuk memilih
judul Penerapan Perhitungan Biaya Bahan Baku (Pasir Besi) pada PT. Semen
Gresik (Persero) Tbk.
1.2 Penjelasan Judul
Agar tidak terjadi salah tafsir terhadap judul dalam laporan penelitian,
maka penyusun akan memberikan pengertian dan batasan mengenai judul
tersebut.
Bahan Baku :
Bahan baku adalah bahan utama yang akan menjadi bagian dari produk
jadi yang dengan mudah dapat diikuti biayanya.
PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk.
Suatu perusahaan tempat diadakan pengamatan untuk laporan penelitian.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan mengenai judul
laporan penelitian ini yaitu sebagai berikut : kegiatan perhitungan, serta penilaian
tentang Penerapan Perhitungan Biaya Bahan Baku (Pasir Besi) pada PT. Semen
Gresik (Persero) Tbk.
-
4
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumusan masalah sebagai
berikut :
Bagaimana penerapan perhitungan biaya bahan baku (Pasir Besi) pada PT.
Semen Gresik (Persero) Tbk.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :
Untuk mengetahui bagaimana penerapan perhitungan biaya bahan baku
(Pasir Besi) pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis
Untuk menerapkan teori yang telah diterima dalam proses perkuliahan serta
digunakan untuk membandingkan didalam dunia kerja, terutama yang
berkaitan dengan penerapan perhitungan biaya bahan baku.
2. Bagi perusahaan
Diharapkan dapat memberi masukan berkaitan dengan pengakuan dan
penilaian yang tepat tentang penerapan perhitungan biaya bahan baku.
3. Bagi STIE Perbanas Surabaya
Menambah perbendaharaan perpustakaan.
-
5
1.6 Metode Penelitian
Dalam menyusun laporan penelitian ini akan dibahas secara diskriptif
mengenai Penerapan Perhitungan Biaya Bahan Baku (Pasir Besi) pada PT. Semen
Gresik (Persero) Tbk.
1.6.1 Metode Pengumpulan Data
1. Metode Interview
Pengumpulan data melalui wawancara langsung dengan pegawai
yang berkaitan langsung dengan obyek yang diteliti.
2. Metode Data Primer
Data yang diperoleh dengan observasi atau interview secara
langsung dengan pimpinan dan staf perusahaan.
3. Metode Data Sekunder
a. Interview, mengadakan wawancara dan diskusi langsung dengan
pimpinan dan staf perusahaan.
b. Dokumentasi, pengumpulan data dengan mencatat data dari
dokumen-dokumen yang terkait dengan penelitian.
-
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Biaya Bahan Baku
2.1.1 Unsur Biaya Pembentuk Harga Pokok Bahan Baku yang Dibeli
Di dalam memperoleh bahan baku perusahaan tidak hanya biaya sejumlah
harga beli bahan baku saja, tetapi juga mengeluarkan biaya-biaya pembelian,
pergudangan dan biaya-biaya perolehan lain. Biaya yang diperlukan dalam harga
pokok bahan baku yang dibeli menurut prinsip akuntansi yang lazim semua biaya
yang terjadi untuk memperoleh bahan baku dan untuk menempatkannya dalam
keadaan siap untuk diolah, merupakan unsur harga pokok bahan baku yang dibeli.
Harga pokok bahan baku terdiri dari harga beli (harga yang tercantum dalam
faktur pembelian) ditambah dengan biaya-biaya pembelian dan biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku tersebut dalam keadaan siap untuk
diolah.
2.1.2 Biaya Unit Organisasi yang Terkait
Dalam pembelian bahan baku, unit organisasi yang terkait dalam
pembelian bahan baku adalah bagian pembelian, bagian penerimaan, bagian
gudang dan bagian akuntansi persediaan. Dengan demikian akan timbul kesulitan
dalam memperhitungkan biaya pembelian sesungguhnya yang harus dibebankan
kepada harga pokok bahan baku yang dibeli.
6
-
7
2.1.3 Penentuan Harga Pokok Bahan Baku yang Dipakai Dalam Produksi
Dalam persediaan bahan baku yang ada digudang mempunyai harga pokok
per satu yang berbeda-beda, meskipun jenisnya sama hal ini dapat menimbulkan
masalah dalam praktik akuntansi, untuk mengatasi masalah ini diperlukan
berbagai macam metode yang diantaranya :
a. Metode identifikasi khusus
b. Metode masuk pertama keluar pertama
c. Metode masuk terakhir keluar pertama
d. Metode rata-rata bergerak
e. Metode biaya standar
f. Metode rata-rata harga pokok bahan baku pada akhir bulan
2.2 Persediaan
2.2.1 Konsep Persediaan
Persediaan didefinisikan sebagai pengadaan (penyimpanan) berbagai
barang atau sumber daya yang digunakan dalam suatu organisasi. Suatu system
persediaan merupakan serangkaian kebijakan dan pengendalian yang memonitor
tingkat persediaan yang ada dan menentukan pada level berapakah persediaan itu
harus ada, kapan persediaan itu harus diisi kembali dan seberapa besar nilai atau
jumlah pesanan yang harus ditentukan. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk
melakukan pengelolan yang baik terhadap persediaan dengan cara mencapai
keseimbangan antara biaya yang dibutuhkan untuk memperoleh persediaan dan
tingkat pelayanan kepada konsumen yang tetap prima. Efisiensi (reduksi) biaya
-
8
perolehan dan penyimpanan persediaan memang harus dilakukan tetapi jangan
sampai hal ini akan berakibat terjadinya kekurangan stok (persediaan) pada saat
konsumen membutuhkan produk tersebut.
Pada umumnya, persediaan untuk perusahaan manufaktur biasanya
mengacu pada barang-barang yang mempunyai kontribusi atau menjadi bagian
dari hasil proses produksi atau produk. Persediaan manufaktur biasanya
diklasifikasikan menjadi :
1. Persediaan Bahan Baku
Persediaan yang menjadi karena setelah bahan baku dibeli dari pemasok
tetapi belum dimasukkan ke dalam proses produksi.
2. Persediaan Barang Setengah Jadi
Persediaan barang setengah jadi telah mengalami beberapa perubahan
tetapi belum selesai dikerjakan. Barang jenis ini ada karena untuk
membuat produk diperlukan waktu (disebut waktu siklus) yang telah
ditentukan sebelumnya sehingga kadangkala barang-barang belum selesai
diproses.
3. Persediaan Barang Jadi
Persediaan ini merupakan penyimpanan barang yang telah selesai diproses
dan menunggn untuk dikirim. Barang jadi harus disimpan digudang karena
permintaan konsumen yang sangat sulit dipresiksi dan tidak menentu
dalam jangka waktu tertentu.
4. Persediaan Komponen (Suku cadang)
-
9
Persediaan ini merupakan penyimpanan komponen-komponen atau suku
cadang-suku cadang yang dibutuhkan untuk membentuk suatu produk jadi
tertentu. Barang-barang ini disimpan di gudang karena menunggu proses
perakitan komponen dan suku cadang ke dalam proses pembuatan barang
jadi.
5. Persediaan Perlengkapan Pemeliharaan, Perbaikan dan Operasi
Persediaan ini ada karena waktu dan kebutuhan untuk melakukan
pemeliharaan dan perbaikan dari seluruh peralatan dan perlengkapan yang
digunakan dalam proses produksi, sulit untuk diketahui kapan benar-benar
terjadinya. Permintaan jenis ini seringkali merupakan fungsi jadwal-jadwal
pemeliharaan.
(Febriana W, Masmira K. 2008: 93-94)
2.2.2 Tujuan Persediaan
Setiap perusahaan (bahkan yang melakukan operasi just-in-time dimana
melakukan minimalisasi persediaan, terkadang sebisa mungkin tidak ada
persediaan) tetap melakukan persediaan pasokan dengan berbagai alasan-alasan
sebagai berikut :
1. Menjaga independensi aktivitas operasional sehingga tidak menimbukan
terlalu banyak persediaan pada setiap pusat (unit) kerja yang ada.
2. Menyesuaikan dengan viriabilitas pada permintaan produk sehingga dapat
senantiasa memenuhi permintaan konsumen.
3. Memungkinkan terjadinya fleksibilitas pada penjadwalan produksi yang
terkait dengan jadwal dan jumlah kapasitas produksi yang dibutuhkan.
-
10
4. Memberikan pengaman untuk mengatasi viriabilitas waktu pengiriman
bahan baku sehingga tidak mengganggu kalancaran proses produksi.
5. Mengambil manfaat ekonomis (mendapatkan potongan atau diskon)
karena melakukan pemesanan atau pembelian dalam jumlah yang besar.
(Febriana W, Masmira K. 2008: 93-95)
2.2.3 Fungsi Persediaan
Berdasarkan kegunaannya persediaan dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Working Stock yaitu persediaan yang diadakan dan disimpan sebelum
dibutuhkan sehingga pemesanan dapat dilakukan pada suatu lot daripada
berdasarkan keperluan. Pengukuran lot bertujuan untuk meminimasi biaya
pemesanan dan penyimpanan, memperoleh diskon kuantitas atau untuk
memenuhi syarat tarif penerbangan yang menguntungkan.
2. Safety stock yaitu persediaan yang diadakan dalam rangka mengantisipasi
ketidak pastian pasokan dan permintaan.
3. Anticipation stock yaitu persediaan yang diadakan untuk menanggulangi
permintaan yang memuncak, kebutuhan yang tidak menentu, atau akibat
terjadinya penurunan kapasitas produksi.
4. Decoupling stock yaitu persediaan yang diakumulasikan antara kegiatan-
kegiatan yang saling bergantung untuk operasi-operasi yang sinkron
sempurna.
5. Psychic stock yaitu persediaan pajangan eceran yang diadakan untuk
merangsang pembelian dan bertindak sebagai pelayan took bisu.
-
11
Fungsi persediaan :
1. Mengantisipasi perubahan harga suppy yang fluktuatif
Persediaan mempunyai fungsi untuk berjaga-jaga bila pada nantinya
terjadi perubahan harga yang tidak diinginkan. Tentunya antisipasi ini
akan menimbulkan kesan spekulatif. Untuk itu sebelum memutuskan
melakukan penyimpanan, perusahaan melalui orang-orangnya harus jeli
melihat perkembangan pasar dikemudian hari.
2. Mencegah kekurangan stock (stock out)
Permintaan pasar yang tidak konstan dan cenderung berfluktuatif akan
mengakibatkan kebutuhan bahan baku juga berfluktuatif. Kondisi dapat
merugikan jika nantinya terjadi kekurangan stock atau tidak adanya bahan
baku produksi yang akan menghambat proses produksi. Untuk menjaga
agar bahan baku selalu tersedia pada bagaimanapun keadaan pasar maka
diadakan penyimpanan dalam jumlah tertentu untuk mengantisipasi
permintaan yang melonjak. Persediaan yang semacam ini disebut Buffer
stock.
3. Mempelancar Operasional
Persediaan yang semacam ini disebut smoothing stock. Pada dasarnya
sama dengan buffer stock namun smoothing stock digunakan pada waktu
terjadinya peningkatan permintaan yang sudah diperkirakan seperti pada
waktu hari raya, musim, dan pada saat-saat tertentu. Tentunya ini lebih
mudah untuk diperkitakan waktunya namun untuk jumlah dan kualitasnya
masih memerlukan penilaian yang baik.
-
12
4. Lot Size Ekonomi
Pada pemesanan barang perusahaan diharapkan pada pilihan jumlah
pemesanan yang kecil namun sering dilakukan atau dalam jumlah besar
dengan frekuansi yang jarang. Metode mana yang digunakan tergantung
dari ongkos transportasi dan biaya pemesanan. Untuk perusahaan yang
cukup modal lebih menyukai metode yang kedua yaitu yang banyak
frekuensinya yang sedikit. Hal ini dilakukan karena pada jumlah yang
besar sering kali dikenakan diskon sehingga biaya pembelian lebih murah.
Selain itu, dengan sedikit transportasi mengakibatkan biaya transportasi
per barang menjadi labih murah. Akibat pemesanan yang besar maka ada
sejumlah bahan yang menunggu untuk digunakan.
5. Pipeline atau transit inventory
Adakalanya antara tempat produksi dan tempat pemesanan terlatak
berjauhan sehingga tidak efektif jika dilakukan pengiriman yang berulang.
Untuk itu, diantara tempat ini biasanya didirikan gudang sementara yang
berfungsi untuk menyimpan barang yang berupa barang jadi agar
pengiriman tidak dilakukan terlalu sering. Jumlah barang yang disimpan di
gudang sangat dipengaruhi oleh lamanya waktu pengiriman dan banyak
penjualan barang.
6. Decoupling Inventory
Pada proses produksi yang berurutan, mancetnya suatu seksi produksi
akan mengakibatkan mancetnya seksi yang mengikutinya. Akibatnya
proses produksi dapat berhenti secara total. Untuk mencegah berhentinya
-
13
proses produksi ini disntara sekdi produksi tersebut diletakan digudang
yang fungsinya menyimpan sementara barang setengah jadi sehingga jika
seksi produksi mancet maka dapat diambil digudang, sehingga proses
produksi secara keseluruhan dapat berjalan.
(Mirna K.,Dwi I. 2005 : 8)
2.2.4 Biaya Persediaan
Pada saat pihak manajemen mengambil keputusan-keputusan yang dapat
mempengaruhi besaran atau ukuran persediaan, maka terdapat berbagai macam
biaya-biaya yang patut dipertimbangkan, yaitu :
1. Biaya Penyimpangan (Penahanan)
Yang termasuk kategori biaya ini adalah semua biaya yang timbul karena
perusahaan melakukan penyimpanan barang, penanganan barang, asuransi
terhadap barang tersebut, keusangan, depresiasi, pajak dan biaya lain-lain
yang terkait dengan penyimpanan barang. Apabila biaya penyimpanan ini
dirasakan sangat mahal maka akan lebih menguntungkan mempunyai
tingkatan persediaan yang rendah (sedikit) dan labih sering melakukan
pengantian barang yang disimpan.
2. Biaya Pemasangan (Persiapan) Produksi atau Perubahan Produksi
Biaya yang muncul karena mempersiapkan mesin-mesin atau proses
dengan persiapan peralatan spesifik yang digunakan untuk menghasilkan
barang. Dengan demikian, dapat dilakukan penurunan biaya pemesanan
dengan mengurangi biaya pemasangan dan dengan menggunakan prosedur
yang efisien seperti pembayaran dan pemesanan via elektronik.
-
14
3. Biaya Pemesanan
Biaya ini menunjukkan pada biaya-biaya manajerial dan administrasi
untuk menyiapkan dan menepatkan pesanan pembelian atau produksi.
Yang termasuk dalam biaya jenis ini adalah seluruh biaya yang terkait
dengan jumlah barang dan kalkulasi kuantitas pesanan yang harus
dilakukan
4. Biaya Kekurangan Persediaan
Biaya ini muncul sebagai akibat persediaan barang digudang tidak dapat
memenuhi seluruh permintaan konsumen sehingga perlu menunggu stok
atau persediaan itu digantikan dan bila tidak sabar menunggu maka terjadi
pembatalan pesanan. Biaya ini seringkali disebut sebagai opportunity cost
(biaya kesempatan) dan merupakan suatu dilemma (trade off). Untuk
menghindari terjadinya kekurangan barang atau stok, maka perusahaan
dapat melakukan penyimpanan barang dalam jumlah yang besar. Akan
tetapi, hal ini akan berakibat pada pembengkaknya biaya persediaan yang
lain yaitu biaya penyimpanan. Dengan demikian untuk menghindari
pembengkakan biaya persediaan maka perusahaan melakukan
pengurangan stok yang tentunya akan berdampak pada kekurangan
persediaan. Hal ini akan mengakibatkan kehilangan konsumen, mungkin
laba yang didapat dan risiko keterlambatan yang lain. Oleh karena itu,
perlu dilakukan penyeimbangan jumlah persediaan yang tepat sehingga
tidak menerima dampak negatifnya, walaupun hal ini sangat sulit untuk
dilakukan.
-
15
Faktor penting lain yang dibutuhkan untuk menimumkan biaya persediaan
secara keseluruhan adalah menentukan kuantitas pesanan yang benar baik kepada
pemasok maupun penyedia sumber daya produktif internal perusahaan. Selain itu,
faktor penentuan waktu yang tepat untuk melakukan pemesanan juga merupakan
faktor penting yang berdampak pada biaya persediaan.
(Febriana W, Masmira K. 2008: 95-96)
2.3.5 Metode Penilaian Persediaan
Menurut Drs. Sofjan Assauri (1980:182), dalam menilai suatu persediaan
dan beberapa cara yang dapat digunakan, diantaranya dengan :
1. Cara First-In, First-out (FIFO- Method)
Cara ini didasarkan atas asumsi bahwa harga barang yang sudah terjual
dinilai menurut harga pembelian barang yang terdahulu masuk. Dengan
demikian persediaan akhir dinilai menurut harga pembelian barang yang
terakhir masuk.
2. Cara Rata-rata ditimbang (Weighted Average Method)
Cara ini berbeda dengan cara FIFO karena didasarkan atas harga rata-rata
dimana harga tersebut dipengaruhi oleh jumlah barang yang diperoleh
pada masing-masing harganya. Dengan demikian persediaan dinilai
berdasarkan harga rata-rata.
3. Cara Last-in, First-out (LIFO- Method)
Cara ini didasarkan atas asumsi, bahwa harga barang yang telah terjual
dinilai menurut harga pembelian barang yang terakhir masuk. Sehingga
-
16
persediaan yang masih ada/stock, dinilai berdasarkan harga pembelian
barang yang terdahulu.
2.3.6 Perbandingan Atas Hasil Penilaian Persediaan
Bilamana keadaan harga adalah stabil, maka semua cara penilaian
menghasilkan angka yang sama. Akan tetapi bila fluktuasi harga tidak stabil
(turun naik) maka masing-masing cara akan menghasilkan angka yang berbeda.
Pada saat harga meningkat :
1. Maka cara FIFO menunjukkan :
a. Nilai persediaan akhir yang tinggi
b. Harga pokok barang yang terjual yang rendah
c. Profit yang lebih besar
2. Cara LIFO menunjukkan :
a. Nilai persediaan akhir yang rendah
b. Harga pokok barang yang terjual yang tinggi
c. Profit yang rendah
3. Cara rata-rata menunjukkan :
Hasil berada diantara hasil menurut metode LIFO dan FIFO
(Sofjan Assauri, 1980:182)
Metode FIFO dan LIFO akan memberikan hasil yang berlawanan,
sedangkan hasil dari metode-metode rata-rata terimbang akan berada diantara
kedua kubu tersebut. Dalam rangka pemanduan (matching) antara harga pokok
penjualan dengan pendapatan, metode LIFO akan memberikan hasil yang paling
baik. Dalam metode LIFO, yang akan menjadi beban perusahaan dalam harga
-
17
pokok penjualan adalah harga beli yang paling akhir. Hal ini berlawanan dengan
metode FIFO, dimana metode ini memantau harga pokok barang yang terlama
dengan penjualan.
Sedangkan dalam pelaporan neraca, metode FIFO akan memberikan harga
pakok persediaan yang paling mencerminkan nilai sekarang, sedangkan LIFO
akan memerikan nilai persediaan yang melesatkan, karena yang dinilai adalah
persediaan berdasarkan harga beli barang-barang yang terlama.
Dalam hubungannya dengan pajak penghasilan, maka dalam keadaan
inflasi dimana harga-harga meningkat, metode LIFO akan menghasilkan
pembayaran pajak yang paling rendah, sedangkan dalam keadaan harga-harga
turun, pembayaran pajak akan menjadi paling rendah bila kita menggunakan
metode FIFO, tapi paling tinggi menggunakan metode LIFO. Peraturan
perpajakkan di Indonesia hanya memperbolehkan perusahaan untuk menggunakan
metode FIFO atau rata-rata tertimbang.
FIFO banyak dikritik karena metode ini dapat membuat laba yang
diperoleh perusahaan menjadi lebih besar dengan adanya laba persediaan. Laba
persediaan adalah perbedaan laba kotor yang didapatkan bila kita menggunakan
metode FIFO dengan LIFO.
Sementara itu metode LIFO dikritik karena metode ini dapat dipergunakan
oleh manajemen untuk memanipulasi tingkat keuntungan yang didapatkan.
Misalkan harga pembelian barang dagangan meningkat, dan manajer dari
perusahaan tersebut ingin mengurangi keuntungan yang didapat perusahaan, agar
perusahaannya bisa membayar pajak dalam jumlah yang lebih kecil. Mendakati
-
18
akhir tahun, manajer dapat membeli persediaan dalam jumlah yang besar. Dengan
metode LIFO ini, persediaan yang paling akhir dibeli dengan harga yang lebih
mahal akan dibebankan sebagai harga pokok penjualan. Hal ini akan
meningkatkan nilai harga pokok penjualan dan menurunkan keuntungan yang
diterima perusahaan.
Kesimpulannya, jika perusahaan ingin melaporkan keuntungan yang lebih
tinggi, jika harga-harga sedang meningkat sebaiknya perusahaan menggunakan
metode FIFO, sebaliknya dalam kondisi harga-harga yang menurun, metode LIFO
akan menghasilkan keuntungan yang paling tinggi. Dan setiap perusahaan
memilih metode penilainan persediaan yang berbeda karena tujuan yang berbeda
pula. Ada pula perusahaan yang menggunakan metode LIFO dan FIFO untuk
jenis persediaan yang berbeda.
(Setio A, Siddharta U, dan Thomas H. 1993: 435)
Menurut Drs. Sofjan Assauri (1980:182), Cara mana yang dipilih tidak
menjadi persoalan, asal saja cara tersebut dipergunakan secara konsisten, yaitu
tidak berubah-ubah dari tahun ke tahun.
-
19
BAB III
GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN
3.1 Sejarah berdirinya Perusahaan
PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang industri semen. Didirikan pada tanggal 25 Maret 1953 dengan akta
notaries Raden Mr Soewandi nomor 41,Jakarta dan diresmikan oleh Presiden RI
pertama pada tanggal 7 Agustus 1957 dengan kapasitas terpasang 250.000 ton
semen per tahun. Pada tanggal 8 Juli 1991 Semen Gresik tercatat di bursa efek
Jakarta & bursa efek Surabaya serta merupakan BUMN pertama yang go public
dengan menjual 40 juta lembar saham kepada masyarakat. Komposisi
kepemilikan saham pada saat itu adalah Negara RI 73% dan masyarakat 27%.
Pada bulan Sepetember 1995, perseroan melakukan Penawaran Umum
Terbatas I (right issue I), yang mengubah komposisi kepemilikan saham menjadi
Negara RI 65% dan masyarakat 35%. Tanggal 15 September 1995 Semen Gresik
berkonsolidasi dengan PT. Semen Padang dan PT. Semen Tonasa, yang kemudian
dikenal dengan nama Semen Gresik Group (SGG). Total kapasitas terpasang SGG
saat itu sebesar 8,5 juta ton semen per tahun.
Pada tanggal 17 September 1998, pemerintah melepas kepemilikan
sahamnya di SGG sebesar 14% melalui penawaran terbuka yang dimenangkan
oleh Cemex S.A de C.V., perusahaan semen global yang berpusat di Meksiko.
Komposisi kepemilikan saham berubah menjadi Negara RI 51%, Masyarakat
35%, dan Cemex 14%. Tanggal 30 September 1999 komposisi kepemilikan
19
-
20
saham perseroan berubah menjadi: Pemerintah RI 51,01% , masyarakat 23,46%,
dan Cemex 25,53%.
Blue Vallley Holding PTE Ltd yang berkantor di Singapura merupakan
suatu perusahaan rajawali group pada tanggal 27 Juli 2006 membeli 24,90%
(147.694.848 lembar) saham Semen Gresik yang dimilliki Cemex. Komposisi
kepemilikan saham berubah menjadi : Pemerintah 51,01%, masyarakat 24,09%
Dan Blue Valley Holding PTE Ltd 24,90%.
Saat ini kapasitas terpasang riil SGG sabesar 16,92 juta ton semen per
tahun, dan menguasai sekitar 46% pangsa pasar semen domestik. Lokasi pabrik
berada di Gresik dan Tuban, Jawa Timur, Indarung di Sumatra Barat, serta
Pangkep di Sulawesi Selatan. Hasil produksi perseroan dan anak perusahaan
dipasarkan di dalam dan keluar negeri.
3.2 Visi, misi perusahaan
Visi :
Menjadi perusahaan persemenan bertaraf internasional yang terkemuka dan
mampu meningkatkan nilai tambah pada para pemangku kepentingan
(stakeholders).
Misi :
1. Memproduksi, memperdagangkan semen dan produk terkait lainnya yang
berorientasikan kepuasan konsumen dengan menggunakan teknologi
yang ramah lingkungan.
-
21
2. Mewujudkan manajemen perusahaan yang berstandart internasional
dengan menjunjung tinggi etika bisnis, semangat kebersamaan, dan
bertindak proaktif, efisien serta inovatif dalam berkarya.
3. Memiliki keunggulan bersaing dalam pasar semen domestik dan
internasional.
4. Memberdayakan dan mensinergikan unit-unit usaha strategik untuk
meningkatkan nilai tambah secara berkesinambungan.
5. Memiliki komitmen terhadap peningkatan kesejahteraan pemangku
kepentingan (stakeholders) terutama pemegang saham, karyawan, dan
masyarakat sekitar.
-
22
3.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar 3.1
Struktur Organisasi PT. Semen Gresik Tingkat Divisi
Sumber : PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.
-
23
3.4 Job Description Perusahaan
Tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dari bagian
organisasi PT Semen Gresik (Persero) Tbk adalah sebagai berikut:
Direktur Utama.
Direktur Utama langsung membawahi Direktur Produksi, Direktur Operasi
& Litbang, Direktur Pemasaran, Direktur Keuangan, sekertaris perusahaan, Divisi
Komuniksi, Divisi Pengembangan Perusahaan, Divisi SDM, Divisi hukum &
manajemen risiko, Interrnal Audit.
Tugas Direktur Utama yaitu;
a. Menjaga kelangsungan hidup dan kemajuan perusahaan
b. Menjalin hubungan dengan pihak luar demi kemajuan perusahaan
c. Bertanggung jawab terhadap hasil produksi, keuangan, personalia dan
pemasran hasil-hasil produksi
d. Mengawasi pekerjaan masing-masing direktur dan meminta pertanggung
jawababan atas pekerjaan yang telah dilakukanya.
Direktur Produksi
Direktur Produksi membawahi Divisi Produksi bahan baku, Divisi Produksi
terak, Divisi Produksi Semen, Divisi Teknik. Bertanggung jawab mengelola unit
produksi yang dimiliki perusahaan agar tercapai target, menjaga kelangsungan
operasi unit produksi untuk meminimalkan down time peralatan dengan sistem
pemeliharaan yang memadai, membuat perencanaan dalam pembelian dan
pemeliharaan mesin-mesin serta merencanakan target produksi, merencanakan,
mengawasi dan melaksanakan perencanaan yang telah dibuat.
-
24
Direktur Litbang dan Operasional
Direktur Litbang dan Operasional membawahi Divisi Pengadaan dan
Pengelolaan Persediaan, Divisi Rancang Bangun, dan Divisi Litbang dan jaminan
mutu. Direktur Litbang dan Operasional bertanggungjawab mengkoordinasikan,
mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan tugas operasional atas bidang
pengadaan dan pengelolaan persediaan, rancang bangun, serta penelitian dan
pengembangan jaminan mutu produk.
Direktur Pemasaran
Direktur Pemasaran membawahi Divisi penjualan, Divisi Distribusi dan
Transportasi, dan Divisi Pengembangan pemasaran. Bertanggungjawab atas
bidang penjualan, distribusi dan transportasi, serta pengembangan pemasaran.
Direktur Keuangan
Direktur keuangan membawahi Divisi Keuangan, Divisi akuntansi, Divisi
Sistem Informasi, Divisi Umum. Direktur keuangan bertanggung jawab
Mengelola dan mengawasi pelaksanaan pemakaian anggaran perusahaan,
membuat uang untuk tiap-tiap bagian koordinasi, mencatat, mengawasi dan
membuat arsip setiap administrasi yang dibuat oleh tiap-tiap bagian, mengawasi
jalannya keuangan dengan meminta laporan keuangan dari masing-masing bagian,
menetapkan alokasi pemanfaatan dana perusahaan, mencari alternatif sumber
pendanaan yang menguntungkan bagi perusahaan, dan menetapkan penempatan
dana pada porto folio yang paling menguntungkan bagi perusahaan.
-
25
3.5 Struktur Organisasi Perencanaan Bahan& Produksi (004/Kpts/Dir/2008)
Gambar 3.2
Struktur Organisasi PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.
Direktorat Litbang & Operasional
(Divisi Litbang & Jaminan Mutu)
Direktur
Litbang &
Operasional
Divisi
Rancang
Bangun
Divisi
Pengadaan &
Pengelolaan
Persediaan
Bagian
Pengelolaan
SMSG
Bagian
Jaminan
Mutu
Divisi Litbang
& Jaminan
Mutu
Seksi Jaminan
Mutu
Bagian
Pengembangan
Produk & Aplikasi
Bagian
Pengembangan
Proses, Energi&
lingkungan
Seksi
Pengembanga
n Aplikasi
Seksi
Pengembangan
Energi
Seksi
Perencanaan
Bahan & Produksi
Seksi
Pengembanga
n Produk
Seksi
Pengembangan
Proses dan
Bahan
Seksi Penelitian
& Pengujian
Bahan
Seksi
Pemantauan
Lingkungan
Staf Bagian
Sumber : PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.
-
26
3.6 Job Description Perencanaan Bahan& Produksi
Tabel 3.1
Job Description Perencanaan Bahan& Produksi
DIVISI LITBANG
& JAMINAN
MUTU
Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan
mengevaluasi kegiatan di bidang:
1. Jaminan mutu
2. Pengujian bahan dan Lingkungan
3. Pengembangan proses dan produk
4. Berfungsi sebagai koordinator Biaya,
koordinator pendapatan dan koordinator
investasi
Bagian Jaminan
Mutu
Merencanakan, mengkoordinasikan, mengarahkan dan
mengevaluasi kegiatan di bidang:
1. Jaminan mutu di Gresik dan Tuban
2. Perencanaan bahan dan produksi
3. Berfungsi sebagai koordinator biaya
Seksi Jaminan Mutu Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan
mengevaluasi kegiatan jaminan mutu bahan dan
produksi,yang meliputi:
1. Menjamin mutu bahan baku dan
penolong yang dibeli untuk pabrik
-
27
2. Menganalisa untuk semen yang akan
dimasukkan ke dalam silo
3. Mengatur semen yang dikeluarkan dari
silo
4. Menganalisa terak dan semen serta
membuat sertifikat mutunya
5. Melaksanakan kalibrasi internal alat-
alat laboratorium serta memantau
kalibrasi eksternal terhadap alat-alat
laboratorium dan timbangan
6. Menelusuri dan melayani penyelesaian
keluhan pelanggan
Seksi Perencanaan
Bahan & Produksi
Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan
mengevaluasi kegiatan perencanaan bahan & produsi,
yang meliputi:
1. Merencanakan bahan baku dan
penolong yang akan digunakan
2. Membuat perhitungan-perhitungan jenis
dan komposisi bahan baku dan
penolong yang optimal
3. Merencanakan produksi yang optimal
-
28
Bagian Pengujian
Bahan &
Lingkungan
Merencanakan, mengkoordinasikan, mengarahkan dan
mengevaluasi kegiatan di bidang :
1. Penelitian dan pengujian bahan
2. Pemantauan lingkungan
3. Berfungsi sebagai koordinator biaya
Seksi Penelitian &
Pengujian Bahan
Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan
mengevaluasi kegiatan penelitian dan pengujian bahan,
yang meliputi :
1. Melaksanakan penelitian dan pengujian
terhadap contoh-contoh bahan baku,
bahan penolong dan bahan lainnya dalam
pembuatan semen.
2. Memeriksa, menganalisa dan
mengevaluasi bahan-bahan yang dibeli
untuk dijadikan acuan dalam penentuan
harga pembelian dan keputusan diterima
tidaknya bahan tersebut.
3. Menerbitkan sertifikat hasil uji.
Seksi Pemantauan
Lingkungan
Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan
mengevaluasi pemantauan lingkungan, yang meliputi:
1. Melaksanakan pemantauan lingkungan
-
29
kerja : konsentrasi debu, kebisingan, iklim
kerja, intensitas cahaya, sanitas lingkungan
kerja dan ergonomic
2. Melakukan inspeksi dan pengendalian
dampak lingkungan
3. Menyusun usulan-usulan perbaikan
sebagai tindak lanjut dari hasil
pemantauan lingkungan
Bagian
Pengembangan
Proses & Produk
Merencanakan, mengkoordinasikan,mengarahkan dan
mengevaluasi kegiatan di bidang :
1. Penelitian dan pengembangan proses
pembuatan semen
2. Penelitian dan pengembangan produk
aplikasi semen
3. Presentasi teknis dan penyuluhan di
lapangan serta melayani permintaan
penjelasan teknis
4. Berfungsi sebagai koordinator biaya.
Sumber : PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.
-
30
3.7 Profil Usaha
Sebagai perusahaan publik, PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.
bertanggung jawab untuk memenuhi harapan pemegang saham. Dikelola secara
professional dan transparan, PT. Semen gresik (Persero) Tbk. pantas
dibandingkan dengan perusahaan unggul lainnya. Dengan sumber daya manusia
yang dilandasi dengan filosofi dan dorongan untuk berprestasi, bersaing, dan
bertanggung jawab, PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. menerapkan 3 landasan
utama dunia usaha (triple bottom line).
Agar mampu bertahan dan berkembang, yaitu:
1. Menjaga pertumbuhan kinerja keuangan dengan meningkatkan efisiensi
dan produktivitas.
2. Menegakkan etika bisnis dengan menerapkan prinsip-prinsip good
corporate governance (GCG).
3. Menangani masalah-masalah sosial dan lingkungan, dengan menerapkan
sistem manajemen lingkungan secara konsisten dan menjalin hubungan
yang harmonis dengan masyarakat sekitar.
Perseroan memproduksi berbagai jenis semen. Semen utama yang di
produksi adalah Semen Portland Tipe I (OPC). Disamping itu juga memproduksi
berbagai tipe khusus dan semen campur (mixed cement), untk penggunaan yang
terbatas dan dalam jumlah yang lebih kecil daripada OPC. Berikut ini penjelasan
mengenai jenis semen yang diproduksi pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.
serta penggunaannya :
-
31
1. Semen Portland Tipe I
Dikenal pula sebagai Ordinary Portland Cement (OPC), merupakan semen
hidrolis yang dipergunakan secara luas untuk konstruksi umum, seperti konstruksi
bangunan yang tidak memerlukan persyaratan khusus, antara lain bangunan
perumahan, gedung-gedung bertingkat, jembatan, landasan pacu dan jalan raya.
2. Portland Pozzolan Cement (PPC)
Semen Hidrolis yang dibuat dengan menggiling terak, gypsum dan bahan
pozzolan. Digunakan untuk bangunan umum dan bangunan yang memerlukan
ketahanan sulfat dan panas hidrasi sedang. Misalnya, jembatan, jalan raya,
perumahan, dermaga, beton massa, bendungan, bangunan irigasi dan fondasi pelat
penuh.
3. Special Blended Cement (SBC)
Semen khusus yang diciptakan untuk pembangunan mega proyek jembatan
Surabaya-Madura (Suramadu) dan cocok digunakan untuk bangunan di
lingkungan air laut. Dikemas dalam bentuk curah.
Dan berikut ini penjelasan mengenai jenis semen yang diproduksi oleh Semen
Gresik Group (SGG), serta penggunaannya :
a. Semen Portland Tipe I
Dikenal pula sebagai Ordinary Portland Cement (OPC), merupakan semen
hidrolis yang dipergunakan secara luas untuk konstruksi umum, seperti konstruksi
bangunan yang tidak memerlukan persyaratan khusus, antara lain bangunan
perumahan, gedung-gedung bertingkat, jembatan, landasan pacu dan jalan raya.
-
32
b. Semen Portland Tipe II
Semen Portland Tipe II adalah semen yang mempunyai ketahanan terhadap sulfat
dan panas hidrasi sedang. Misalnya untuk bangunan di pinggir laut, tanah rawa,
dermaga, saluran irigasi, beton massa dan bendungan.
c. Semen Portland Tipe III
Semua jenis ini merupakan semen yang dikembangkan untuk memenuhi
kebutuhan bangunan yang memerlukan kekuatan tekan awal yang tinggi setelah
proses pengecoran dilakukan dan memerlukan penyelesaian secepat mungkin.
Misalnya digunakan untuk pembuatan jalan raya, bangunan tingkat tinggi dan
bandar udara.
d. Semen Portland Tipe V
Semen jenis ini dipakai untuk konstruksi bangunan-bangunan pada tanah/air yang
mengandung sulfat tinggi dan sangat cocok untuk instalasi pengolahan limbang
pabrik, konstruksi dalam air, jembatan, terowongan, pelabuhan dan pembangkit
tenaga nuklir.
e. Special Blended Cement (SBC)
Semen khusus yang diciptakan untuk pembangunan mega proyek jembatan
Surabaya-Madura (Suramadu) dan cocok digunakan untuk bangunan di
lingkungan air laut. Dikemas dalam bentuk curah.
f. Portland Pozzolan Cement (PPC)
Semen Hidrolis yang dibuat dengan menggiling terak, gypsum dan bahan
pozzolan. Digunakan untuk bangunan umum dan bangunan yang memerlukan
ketahanan sulfat dan panas hidrasi sedang. Misalnya, jembatan, jalan raya,
-
33
perumahan, dermaga, beton massa, bendungan, bangunan irigasi dan fondasi pelat
penuh.
g. Portland Composite Cement (PCC).
Adalah bahan pengikat hidrolis hasil penggilingan bersama-sama terak, gypsum,
dan satu lebih bahan anorganik. Kegunaan semen jenis ini untuk konstruksi beton
umum, pasangan batu bata, plesteran, selokan, pembuatan elemen bangunan
khusus, seperti beton pracetak, beton pra-tekan dan paving block.
h. Super Masonry Cement (SMC).
Adalah semen yang dapat digunakan untuk konstruksi perumahan dan irigasi yang
struktur betonnya maksimal K225. Dapat juga digunakan untuk bahan baku
pembuatan genteng beton hollow brick, paving block dan tegel.
i. Oil Well Cement (OWC) Class G HCR.
Merupakan semen khusus yang digunakan untuk pembuatan sumur minyak bumi
dan gas alam dengan konstruksi sumur minyak di bawah permukaan laut dan
bumi.
3.8 Proses Produksi
Bahan baku utama pembuatan semen adalah terak ( sekitar 90%) dan gips ( sekitar
4% dari semen). Sedangkan komposisi terak (klinker) sendiri adalah :
Bahan kapur ( sekitar 80% )
Tanah liat ( sekitar 15% )
Pasir silica ( sekita 4% )
Pasir besi / Copper slag ( sekitar 1% )
-
34
Tiga peralatan utama yang diberikan dalam melaksanakan produksi semen
adalah penggilingan bahan baku, tanur putar dan penggiling semen. Tanur putar
merupakan jantung pabrik Semen karena tanur putar akan menghasilkan terak
yang merupakan bahan dasar semen.
Selain sarana utama diatas, perseroan juga mempunyai sarana pendukung
yang membantu proses produksi diantaranya : mesin pengantongan dan
pengangkutan, laboratorium untuk pengujian mutu produk, pelabuhan untuk
pengangkutan semen, bahan baku dan bahan bakar.
Dalam memproduksi semen terdapat dua proses yang dilakukan oleh
perseroan yaitu proses basah dan kering, namun proses basah sudah tidak
dijalankan karena tidak efisien.
Proses kering, langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Penyediaan bahan mentah
Batu kapur dan tanah liat digali dari deposit milik sendiri. Sedangkan pasir besi,
pasir silika dan gypsum diperoleh dari supplier (rekanan).
2. Penggilingan dan pengeringan bahan mentah
Bahan mentah semen berupa batu kapur, tanah liat, pasir silika dan pasir besi
digiling dan dikeringkan sehingga menjadi serbuk halus dicampur hingga merata
(homogen) di sela-sela pencampuran.
3. Pembakaran
Bahan mentah yang telah digiling halus dan dikeringkan tersebut kemudian
diumpankan ke tanur putar untuk dibakar dengan suhu mencapai 1350-1400
-
35
derajat celcius hingga menghasilkan terak (clinker). Terak yang masih panas
tersebut didinginkan secara mendadak agar mudah penggilingannya.
4. Penggilingan akhir
Selanjutnya 96% terak (clinker) ditambah 4% gypsum digiling bersama-sama
hingga mencapai kehalusan tertentu sehingga menghasilkan semen.
5. Pengemasan atau pengantongan.
Setelah digiling di penggilingan akhir, semen tersebut dikemas di mesin
pengantongan dengan berat 50 kg untuk semen jenis I dan 40 kg untuk Portland
Pozzolan Cement (PPC).
3.9 Wilayah Pemasaran
Wilayah pemasaran pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. :
PT. Semen Gresik yang berlokasi di Jawa Timur, dengan kapasitas
terpasang 8,2 juta ton semen per tahun merupakan pemasok kebutuhan semen di
Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY, Jabar, DKI, Banten serta sebagian Bali, Nusa
Tenggara Barat, dan Kalimatan. Khusus di pulau Jawa menyerap sebagian besar
kebutuhan semen dalam negeri dan merupakan kawasan dengan tingkat
pertumbuhan konsumsi semen paling tinggi di Indonesia. Perseroan
mengoperasikan 21 gudang penyangga yang terbesar strategis di kota-kota besar
di Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY, Jawa Barat, Banten, DKI dan Bali.
Keberadaan gudang penyangga tersebut mempunyai peran yang menentukan bagi
pemasaran dan distribusi semen Perseroan, khususnya di Pulau Jawa.
Wilayah pemasaran pada. Semen Gresik Group (SGG) :
-
36
Kapasitas terpasang Perseeroan yang dikenal dengan Semen Gresik Group (SGG)
sebesar 17.700.000 ton per tahun, terdiri dari :
Semen Gresik 8.200.000
Semen Padang 5.800.000
Semen Tonasa 3.600.000
Dengan kapasitas serta lokasi pabrik yang strategis, pemasaran hasil produksi
Perseroan selain untuk memenuhi kebutuhan semen dalam negeri, sebagian juga
diekspor. Untuk mengalokasikan hasil produksi ke pasar, Perseroan memiliki
jaringan distribusi di seluruh tanah air yang dilengkapi terminal distribusi, unit
pengantongan dan pemuatan semen, serta sentralisasi operasi penunjang seperti
pengembangan produk baru, pemasaran, penelitian, pembuatan kantong semen
dan integrasi system manajemen informasi untuk peningkatan efisiensi.
2.8 Anak Perusahaan PT Semen Gresik (Persero) Tbk
Anak penisahaan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk, terdiri dari :
1. PT. Semen Padang
Kantor pusat: Indarung Padang
Bergerak di bidang Pengolahan & Pemasaran Semen.
2. PT. Semen Tonasa
Kantor pusat : Tonasa, Biring gere, Pangkep, Sulawesi Selatan
Bergerak di bidang Pengolahan & Pemasaran Semen.
3. Koperasi Warga .Semen Gresik
Kantor Pusat: Jl. Tauchid Perum PT. SG Tubanan Gresik
-
37
Kopersi Warga Semen Gresik bergerak dalam bidang pciiokuau Barang-
barang Konsumsi, Upaboga, Percetakan, Penjahitan, Perdagangan
Uinum, Ekspedisi, serta Bahan Bangunan (Distributor Semen Gresik,
Besi. friplek.Keramik).
4. Yayasan Wisma Semen Gresik (SG Foundations)
Jl. Veteran Gresik
Yayasan Wisma Semen Gresik mengelola .
a. Pendidikan Fomal
b. Layanan jasa Psikologi
c. Sosial
5. Dana Pensiun Semen Gresik
Kantor : Jl. R.A Kartini No. 23, Grcsik
Dana Pensiun Semen Gresik menyelenggarakan program Pension Ivlaniaai
Pasti, dengan tujuan memberikan kesinambungan pengiiasilan bagi peserta
dan keluarganya.
6. PT. Varia Usaha
Kantor Pusat: Jl Veteran No 129 Gresik
PT Varia Usaha bergerak dalam bidang Perdagangan Barang Industri,
Pertambangan, Jasa, Angkutan dan Perdaganagn Semen.
7. PT Varia Usaha Beton
Kantor Pusat: Jl. Letjen S. Parman No. 38, Waru, Sidoarjo PT Varia Usaha
Beton Bergerak di bidang industri beton dan hahan hangnnan yang
meliputi empat bidang usaha. yaitu: beton siap pakai (Readymix
-
38
Concrete), beton pra cetak (precost/prestressed concrete/ tiang panc.ing),
beton ringan (liollow brick, paving stone, genlcng betoii), scrta bam
pc^ah mesm (crushed stone)
8. PT United Tractors Semen Gresik
Kantor Penambangan : Desa Sumberarum. kec. Kerek. Tuban
PT United Tractors Semen Gresik bergerak dalam bidang antara lain :
usaha penambangan bahan galian, persewaan peralatan berat, jasa
sipil dan Angkutan, pengadaan / pemasaran hasil tambang serta jasa
konsultan penambangan.
9. PT. Waru Abadi
Kantor pusat : Jl. Taichid Komplek SG Tbanan, Kel. Sidomoro. Kec
Kebomas. Kab. Gresik
PT. Waru Abadi bergerak dalam idang Perdagangan Umum, perdagangan
antar pulau, ekspor inpory, kontraktor, dan kayu olahan
10. PT. Industri Kemasan Semen Gresik
Kantor Pusat : Jl. Veteran, Gresik.
Kemasan atau kantong industri ( semen, makanan ternak, dan industri
kimia )
11. PT. Swadaya Graha
Kantor : Jl. RA. Kartini No. 25 Gresik
The Plant Builder specialist
-
39
PT. Swadaya Graha bergerak dibidang usaha kontruksi sipil, fabrikasi
baja, mekanikal dan elektrika, serta persewaan alat kontruksi dan alat
berat.
12. PT. Swadaya Gatra.
Kantor Pusat : Jl. RA Kartini No. 21 A Gresik
PT. Swabina Gatra bergerak dalam bidang supplir tenaga kerja, cleaning
service, persewaan gudang dan kendaraan, supplir dan pemeliharaan AC,
service jembatan timbang, biro perjalanan dan wisata, perdagangan umum,
produsen air minum dalam kemasan SWA , taman wisata Giri Wana
Tairta .
13. PT. Kawasan Industri Gresik
Kantor : Jl. Tridharma No. 3 Gresik
PT. Kawasan Industri Gresik bergerak dalam bidang penjualan lahan
industri, persewaan lahan industri, persewaan bangunan Pabrik Siap
Pakai, dan persewaan gudang.
14. Rumah Sakit Semen Gresik.
Kantor : Jl. R.A Kartini No 280, Gresik
Rumah Sakit Semen Gresik Bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan
untuk umum ( Rumah Sakit ) dan farmasi.
-
40
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.1 Kebijakan Perusahaan Atas Bahan Baku Pasir Besi
PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. merupakan salah satu jenis perusahaan
manufaktur yang memproduksi semen. Dalam proses pembuatan semen,
perusahaan menggunakan bahan baku yang sudah terkomposisi dengan bahan
penolong sebagai peningkatan kualitas mutu dari semen tersebut. Dan salah satu
komposisi bahan baku untuk pembuatan semen adalah Pasir Besi.
4.1.1 Pengertian Pasir Besi
Secara umum pasir besi terdiri dari mineral opak yang bercampur dengan
butiran-butiran dari mineral non logam seperti, kuarsa, kalsit, feldspar, ampibol,
piroksen, biotit, dan tourmalin. Mineral tersebut terdiri dari magnetit, titaniferous
magnetit, ilmenit, limonit, dan hematite. Titaniferous magnetit adalah bagian yang
cukup penting, yang merupakan ubahan dari magnetit dan ilmenit. Mineral bijih
pasir besi terutama berasal dari batuan basaltik dan andesitic volkanik.
(Gambar 4.1 Pasir Besi)
40
-
41
Untuk itu pasir besi banyak digunakan selain untuk industri logam besi
juga telah banyak dimanfaatkan pada industri semen, seperti PT. Semen Gresik
yang salah satu bahan bakunya menggunakan pasir besi untuk proses pembuatan
semen. Pasir besi ini banyak terdapat seperti di Sumatera, Lombok, Sumbawa,
Sumba, Flores, dan Timor.
4.1.2 Penggunaan Pasir Besi yang Digunakan
Secara garis besar proses pembuatan semen pada PT. Semen Gresik
(Persero) Tbk. ini, terdapat beberapa tahap produksi diantaranya :
1. Penyiapan Bahan Mentah
2. Pengolahan Bahan
3. Pembakaran
4. Penggilingan
5. Pengisian dan Distribusi
Namun khususnya untuk peranan pasir besi digunakan pada tahap pertama
yaitu penyiapan bahan mentah. Dimana dalam proses tersebut komposisi pasir
besi yang digunakan tidak terlalu besar, hanya (1%) dari komponen campuran
bahan baku yang digunakan untuk proses produksi semen. Dengan ketentuan
seperti berikut :
1. Batu Kapur (80%)
2. Tanah Liat (15%)
3. Pasir Silika (4%)
4. Pasir Besi (1%)
-
42
4.2 Pembelian Bahan Baku Pasir Besi
Dalam perjanjian jual beli syarat penyerahan barang berhubungan dengan
berpindahnya hak milik atas barang yang diperjualbelikan. Dalam hal ini
ditentukan siapa yang akan menanggung biaya pengangkutan. Sehingga syarat
penyerahan merupakan suatu kesepakatan antara penjual dengan pembeli tentang
pemindahan hak milik disertai biaya pengiriman barang dari gudang penjual
sampai digudang pembeli.
4.2.1 Syarat Penyerahan Bahan yang digunakan
Pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. dalam proses pembelian pasir besi
kepada supplier-supplier, syarat penyerahan bahan baku yang digunakan adalah
menggunakan Franko Gudang Pembeli dan Free On Board Destination point
(FOB Destination point).
Franko Gudang Pembeli yang artinya barang yang diperjualbelikan akan
menjadi hak milik pembeli pada saat barang tersebut sampai di gudang pembeli.
Sehingga segala bentuk resiko yang timbul selama dalam perjalanan menjadi
tanggung jawab penjual termasuk ongkos angkut barang tersebut. Dan FOB
Destination point adalah biaya angkut barang dimulai dari gudang penjual sampai
gudang pembeli ditanggung oleh pihak penjual. Ini berarti bahwa barang-barang
dalam perjalanan masih merupakan hak milik penjual.
Sehingga pada proses pembelian bahan baku pasir besi, PT. Semen Gresik
(Persero) Tbk. tidak menanggung biaya angkut selama perjalanan sampai
kedatangan pasir besi hingga proses pembongkaran ke gudang PT. Semen Gresik
(Persero) Tbk.
-
43
4.2.2 Macam - Macam Supplier Pasir Besi
Dalam proses pengadaan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. untuk
pembelian bahan baku khususnya pasir besi, perusahaan sudah menentukan
supplier-supplier yang akan bekerja sama dengan perusahaan. Supplier-supplier
tersebut diantaranya :
1. CV. Perwira Cipta
JL. Diponegoro 48 Tuban. Tlp (0356)324897
2. CV. Pasir Mas
JL. Raya Kalipang, Sarang Rembang. Tlp (0295)511243
4.2 Perhitungan Biaya Bahan Baku Pasir Besi
Dari data yang didapat tentang data realisasi penerimaan dan pemakaian
bahan baku pasir besi pada Tahun 2008, maka untuk perhitungan biaya bahan
baku pasir besi seperti berikut :
Pada tanggal 23 Juli 2008, PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. melakukan
pembelian pasir besi sebanyak 84,25 ton. Harga beli pasir besi per kilo sebesar
Rp. 158,0921. Persyaratan yang digunakan Franko gudang pembelian dan FOB
Destination.
Perhitungan : Tabel 4.1
Perhitungan Harga Perolehan
Kuantitas Harga Beli Satuan Harga Beli Total
84.250 kg 158,0921 13.319.259,43
Biaya Angkut 0
Harga Perolehan 13.319.259,43
-
44
4.3 Perhitungan Persediaan Pasir Besi Dengan Metode Average
Bahan baku pasir besi pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. yang
merupakan bahan material, dimana untuk penyimpanan persediaan pasir besi,
perusahaan tidak memisahkan kedatangan serta pemakaian dalam penempatannya.
Ada pun kendala yang terjadi dikarenakan lahan untuk penyimpanan pasir besi
yang terbatas. Sehingga PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. dalam menentukan
perhitungan persediaan pasir besi, menerapkan metode Average atau metode biaya
rata-rata tertimbang. Berikut adalah contoh perhitungan persediaan pasir besi pada
Desember 2008 :
Pada tanggal 31 Desember 2008 PT. Semen Gresik melakukan pemakaian
pasir besi sebanyak 1.521.780 Kg, 823.130 Kg, 1.611.540 Kg dengan harga
perolehan yang digunakan untuk perhitungan sebesar Rp. 147,8369. Diketahui
saldo akhir November 2008 sebesar Rp. 1.464.176.658
Langkah penyelesaian :
1. Membuat tabel perhitungan persediaan bahan baku pasir besi tabel tersebut
terdiri dari kolom tanggal, penerimaan, pemakaian, dan kolom saldo.
2. Cara perhitungan :
-
Tabel 4.2
Hasil Perhitungan Persediaan Pasir Besi Pada Bulan Desember 2008
Untuk menghitung jumlah saldo pasir besi bisa dilakuan dengan cara saldo awal dikurangi dengan pemakaian. Sedangkan untuk menghitung
biaya bahan baku per kg, sisa saldo dibagi dengan jumlah unit yang tersisa.
Saldo Awal Rp. 1.464.176.658
31-Des-08 1.521.780 Kg x Rp. 147,8369
823.130 Kg x Rp. 147,8369
1.611.540 Kg x Rp. 147,8369
(Rp. 584.909.303)
Saldo Akhir Rp. 879.267.355
Tanggal Uraian
Terima Pakai Saldo
Unit Harga/Kg Jumlah Unit Harga/Kg Jumlah Unit Harga/ Kg Jumlah
30-Nop-08 9.904.000 147,8369 1.464.176.658
31-Des-08 Pakai 0 0 0 1.521.780 147,8369 224.975.238 8.382.220 147,8369 1.239.201.420
31-Des-08 Pakai 0 0 0 823.130 147,8369 121.688.987 7.559.090 147,8369 1.117.512.432
31-Des-08 Pakai 0 0 0 1.611.540 147,8369 238.245.078 5.947.550 147,8369 879.267.355
-
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pasir besi merupakan salah satu bahan baku yang digunakan PT. Semen
Gresik (Persero) Tbk. sebagai campuran komponen dari pembuatan
semen. Dimana dalam penggunaannya tidak terlalu besar hanya (1%) dari
campuran komponen bahan baku yang digunakan.
2. PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. dalam proses pembelian pasir besi
kepada supplier, syarat penyerahan bahan baku yang digunakan yaitu
dengan menggunakan Franko Gudang Pembeli dan Free On Board
Destination point (FOB Destination point). Sehingga PT. Semen Gresik
(Persero) Tbk. tidak menanggung biaya-biaya pada saat perjalanan. Jadi,
biaya bahan baku yang diperoleh sebesar harga beli bahan baku tersebut.
3. PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. dalam menentukan perhitungan
persediaan pasir besi menerapkan metode Average. Dikarenakan
merupakan bahan material, dimana untuk penyimpanan persediaan pasir
besi, perusahaan tidak memisahkan kedatangan serta pemakaian dalam
penempatannya.
46
-
3
5.2 Saran
Dengan melihat dan mempertimbangkan hasil penelitian yang diperoleh,
maka dapat diberikan saran sebagai berikut :
1. Saran untuk penulis adalah dalam pencarian data terkait sebanyak yang
diperlukan sesuai dengan ruang lingkup batas penelitian. Sehingga
pembahasan tugas akhir tidak melebar.
2. Saran untuk PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. adalah Sebaiknya
perusahaan perlu mempertimbangkan mengenai seringnya penggantian
pasir besi dengan bahan cooper slag (limbah Smealting) yang meskipun
harganya lebih murah, akan tetapi cooper slag dapat membuat kerusakan
atau abrasif terhadap peralatan penggilingan. Sedangkan pasir besi tidak
membuat pengaruh terhadap peralatan meskipun harganya lebih mahal.
47
-
4
DAFTAR PUSTAKA
Febriana W, dan Masmira K., 2008. Distribusi & Logistik. Surabaya: Bagian
Penerbitan Fakultas Ekonomi UNAIR.
Http://www.akuntansi4u.blogspot.com/2008/11/biaya-bahan-baku.html
Mirna K, dan Dwi I., 2005. Peramalan Produksi dan Perencanaan Kebutuhan
Bahan Baku & Penolong Pada PT. Semen Gresik. Laporan Kerja Praktek,
Perpustakaan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.
Setio A, Siddharta U, dan Thomas H. 1993. Akuntansi Horngren &Harrison.
Edisi Indonesia. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Sofjan Assauri, 1980. Management Produksi. Jakarta: Bagian Penerbit Fakultas
Ekonomi UI.
48
-
5
-
6
-
7
-
PT SEMEN GRESIK (PERSERO)Tbk.
R / 40313 / 014
SEKSI PERENC. BAHAN & PRODUKSI
Edisi : 1 Revisi : 1 Tgl : 29-11-1999
Halaman : 1 dari 1
PROGNOSA PENERIMAAN , PEMAKAIAN , STOK BAHAN BAKU DAN PENOLONG
PABRIK TUBAN
31
Des'08 BATU TRASS C.SLAG / P. BESI / STEEL.S PASIR SILIKA GYPSUM TOTAL FLY ASH I.D.O BATU BARA
Tanggal Terima Pakai STOCK Terima Pakai STOCK Terima Pakai STOCK Terima Pakai STOCK Terima Pakai STOCK Terima Pakai STOCK Terima Pakai STOCK *)
6.051 9.904 7.565 31.887 0 6.261 162.040
1 * 3.577 3.587 6.040 0 0 9.904 0 321 7.244 880 1.097 31.669 810 810 0 0 3 6.258 11.783 3.485 170.337
2 * 3.261 3.457 5.844 0 0 9.904 426 289 7.381 2.275 1.198 32.746 465 465 0 0 1 6.258 8.644 3.791 175.191
3 * 3.702 2.344 7.202 0 0 9.904 504 426 7.460 1.236 1.027 32.955 629 629 0 0 0 6.261 9.136 4.169 180.157
4 * 3.581 1.903 8.880 0 0 9.904 360 352 7.468 1.439 958 33.436 552 552 0 0 0 6.261 5.597 4.079 181.675
5 * 2.844 2.160 9.564 0 0 9.904 396 424 7.440 1.615 1.099 33.952 633 633 0 0 13 6.244 3.000 4.221 180.454
6 * 3.338 2.234 10.668 0 0 9.904 0 631 6.810 1.172 1.028 34.095 390 390 0 0 4 6.244 10.561 4.078 186.938
7 * 2.582 1.443 11.807 0 0 9.904 0 799 6.011 418 1.003 33.510 579 579 0 0 0 6.244 0 3.996 182.942
8 * 0 609 11.198 0 0 9.904 0 627 5.384 0 513 32.998 290 290 0 0 0 6.244 2.133 4.011 181.064
9 * 3.224 477 13.945 0 0 9.904 374 284 5.473 1.382 474 33.906 222 222 0 0 4 6.256 6.136 2.923 184.277
10 * 3.582 806 16.721 0 0 9.904 71 615 4.929 1.084 644 34.346 414 414 0 0 0 6.225 3.884 4.091 184.070
11 * 2.667 932 18.455 0 0 9.904 146 558 4.517 781 762 34.364 204 204 0 0 0 6.225 786 4.241 180.615
12 * 2.189 970 19.674 0 0 9.904 20 311 4.226 1.366 726 35.004 252 252 0 0 0 6.225 1.709 4.243 178.081
13 * 73 1.427 18.321 0 0 9.904 0 340 3.886 1.318 935 35.387 172 172 0 0 31 6.194 4.458 4.084 178.456
14 * 0 843 17.477 0 0 9.904 0 171 3.715 633 754 35.266 165 165 0 0 0 6.225 0 3.928 174.528
15 * 2.969 2.177 18.269 0 0 9.904 0 433 3.282 1.704 886 36.084 268 268 0 0 0 6.180 0 4.107 170.421
16 * 2.851 2.613 18.507 0 0 9.904 20 531 2.771 968 888 36.165 365 365 0 0 0 6.180 2.450 4.004 168.867
17 * 2.938 2.887 18.558 0 0 9.904 324 328 2.766 1.672 1.179 36.658 665 665 0 0 6 6.180 5.528 2.939 171.457
18 * 3.112 2.715 18.955 0 0 9.904 658 506 2.919 1.366 1.204 36.819 549 549 0 0 0 6.180 2.267 4.177 169.547
19 * 3.310 3.052 19.213 0 0 9.904 658 528 3.049 1.041 1.373 36.488 551 551 0 0 11 6.179 5.986 3.935 171.598
20 * 2.979 2.761 19.431 0 0 9.904 144 626 2.567 48 1.291 35.244 542 542 0 0 0 6.179 9.593 3.737 177.454
-
3
21 * 0 2.028 17.404 0 0 9.904 0 833 1.734 0 1.069 34.175 509 509 0 0 0 6.179 2.010 3.782 175.682
22 * 3.776 2.101 19.079 0 0 9.904 495 597 1.632 297 1.120 33.352 620 620 0 0 0 6.179 5.963 3.695 177.951
23 * 3.541 1.940 20.680 0 0 9.904 855 536 1.951 856 1.241 32.967 366 366 0 0 4 6.176 10.208 2.518 185.641
24 * 3.341 2.586 21.434 0 0 9.904 696 292 2.355 236 1.088 32.115 486 486 0 0 71 6.176 2.840 2.744 185.737
25 * 92 2.175 19.351 0 0 9.904 1.052 391 3.015 123 900 31.338 485 485 0 0 0 6.105 7.550 3.777 189.510
26 * 3.348 2.405 20.293 0 0 9.904 1.373 431 3.958 227 780 30.784 279 279 0 0 0 6.105 6.619 3.835 192.293
27 * 1.271 3.441 18.123 0 0 9.904 1.197 388 4.766 0 1.244 29.540 324 324 0 0 0 6.105 8.978 3.818 197.453
28 * 0 3.036 15.087 0 0 9.904 383 406 4.744 63 1.258 28.345 456 456 0 0 0 6.105 1.675 3.137 195.990
29 * 1.290 2.937 13.440 0 0 9.904 1.003 129 5.618 0 1.184 27.162 450 450 0 0 0 6.105 0 2.616 193.374
30 * 1.075 2.929 11.587 0 0 9.904 745 212 6.150 434 1.275 26.321 351 351 0 0 0 6.150 5.017 2.720 195.670
31 * 0 1.960 9.627 0 3.956 5.948 0 278 5.872 0 1.087 25.233 0 0 0 0 0 6.150 0 2.550 193.120
Realisasi
70.514 66.938 9.627 0 3.956 5.948 11.899 13.592 5.872 24.633 31.286 25.233 13.044 13.044 0 0 147 6.150 144.514 113.433 193.120
Prog
70.514 66.938 0 3.956 11.899 13.592 24.633 31.286 13.044 13.044 0 147 144.514 113.433
RKAP
34.770 21.270 8.400 25.250 17.760 580 111.740
Stock Min 5.000 10.000 4.000 20.000 7.000 160.000
Stock Max 7.000 12.000 6.000 25.000 9.000 200.000
Catatan :
*) Stok batu bara terdiri dari batu bara open yard ditambah dengan batu bara dalam pile.