Download - Tugas Teknik Penyehatan Filtrasi
MAKALAHMATA KULIAH
TEKNIK PENYEHATAN
“ FILTRASI ”
Disusun Oleh : Nama : Witdi Arfandi
NIM : 1220503013Nama : Basori
NIM :
Universitas Tidar Magelang
Fakultas Teknik Sipil S1 Karyawan
Dosen Pengampu : MUHAMMAD AMIN, ST., M.T.
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Filtrasi” ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh Dosen Mata Kuliah Teknik Penyehatan Muhammad Amin, ST., M.T..
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh dari buku panduan yang berkaitan dengan Teknik Penyehatan, serta infomasi dari internet yang berhubungan dengan filtrasi, tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada pengajar matakuliah Teknik Penyehatan atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.
Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Filtrasi khususnya bagi penulis. Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul ………………………………………………………………. i
Kata Pengantar ………………………………………………………………. ii
Daftar Isi …………………………………………………………………….. iii
Bab I Pendahuluan …………………………………………………………... 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………... 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………….. 1
1.3 Tujuan Penulisan……………....…………………………………………. 1
Bab II Pembahasan ………………………………………………………….. 2
Bab III Penutup ……………………………………………………………... 22
Kesimpulan ……………………………………………………………….…. 22
Saran ………………………………………………………………...........…. 22
Daftar Pustaka …………………………………………………………….... 23
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Dalam Teknik penyehatan, proses Filtrasi digunakan untuk membuang bahan -
bahan yang terdapat dalam air ,Biasanya dalam air terdapat partikel partikel
tersuspensi. Yang memyebabkan bau warna dan rasa pada air.
Secara mendasar, proses Filtrasi dapat diterangkan sebagai proses
Penyaringan. Mekanisme Proses Filtrasi sendiri dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa proses. Pemilihan jenis proses Filtasi yang digunakan bergantung pada
kondisi yang dihadapi. Proses Filtrasi juga dapat dilakukan dengan berbagai
metode. Pada berbagai kasus, dua atau lebih proses Filtrasi harus dikombinasikan
untuk mendapatkan hasil pengolahan air yang diinginkan.
1.2 Rmusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat mengemukakan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana tahap - tahap proses Filtrasi?2. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi proses Filtrasi?
1. 3 Tujuan Penulisan
Pembuatan makalah ini selain untuk melengkapi salah satu tugas mata kuliah
Teknik penyehatan dan, juga untuk mengetahui :
1. Proses pengolahan air melalui Filtrasi.
2. Faktor faktor yang mempengaruhi proses Filtrasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Filtrasi
Filtrasi merupakan suatu proses pengolahan air dengan cara mengalirkan air baku
melewati suatu filter dengan media dari bahan-bahan butiran dengan diameter butir
tertentu dan disusun dengan ketebalan tertentu. Filtrasi dapat terjadi karena adanya
gaya dorong, misalnya ; gravitasi, tekanan dan gaya sentrifugal
B. Tujuan Filtrasi
Membuang bahan – bahan yang terdapat pada air seperti partikel – partikel
tersuspensi, bahan – bahan organik penyebab bau, warna, dan rasa pada air serta
organisme mikro seperti ganggang dan jamur termasuk bakteri – bakteri yang
mungkin terdapat pada air.
C. Mekanisme Proses Filtrasi
Selama air dilewatkan melalui media filter akan terjadi proses
pembersihan / pemisahan partikel-partikel dan bahan-bahan yang terdapat dalam
air menurun mekanisme sebagai berikut :
1. Penahan partikel – partikel dan bahan-bahan dengan ukuran butir yang
lebih besar dari rongga butir-butir pasir tertahan dan melekat pada butir-
butir pasir. Melekatnya partikel-partikel dan bahan-bahan ini akan
memperkecil ukuran rongga yang dapat mempengaruhi daya penyaringan,
2. Pengendapan Rongga antara butir-butir pasir akan berlaku sebagai ruang
sedimentasi bagi partikel tersuspensi yang sampai ke tempat tersebut dan
akan tetap melekat pada butir karena adanya gaya adhesi.
3. Proses Biologis . Bahan organik seperti gangang dan plankton yang
terdapat dalam air memungkinkan adanya kehidupan mikroorganisme
dalam media filter. Bahan organik ini akan membentuk suatu lapisan
biologis (biological film) pada permukaan atas media saringan. Mikro
organisme yang hidup pada lapisan ini bertindak sebagai media filtrasi
secara biologis.
4. Proses Elektrolisa Proses ini berlangsung sebagai akibat tertahannya
partikel ionik setelah dinetralisir muatan listriknya oleh muatan listrik
yang dikandung oleh butir-butir pasir
D. Metode Filtrasi
1. Filtrasi dengan aliran vertikal dilakukan dengan membagi air ke
beberapa filter bed (2 atau 3 unit) secara bergantian. Pembagian air secara
bergantian tersebut dilakukan dengan pengaturan klep (dosing)dan untuk itu perlu
dilakukan oleh operator. Karena perlu dilakukan pembagian secara bergantian
tersebut, pengoperasian sistem ini rumit hingga tidak praktis.
2. Filtrasi dengan aliran horizontal dilakukan dengan mengalirkan air
melewati media filter secara horizontal. Cara ini sederhana dan praktis tidak
membutuhkan perawatan, khususnya bila di desain dan dibangun dengan baik.
Filtrasi dengan aliran vertikal dan horizontal mempunyai prinsip kerja
yang berbeda. Filtrasi horizontal secara permanen terendam oleh air air dan proses
yang terjadi adalah sebagian aerobik dan sebagian anaerobik.Sedangkan pada
filtrasi vertikal, proses yang terjadi cenderung anaerobik. Prinsip kerja tersebut
dapat dilihat pada sketsa dibawah:
Mengingat faktor pengelolaan maka untuk finalisasi pengolahan air filtrasi
dengan aliran horizontal lebih sesuai.Penyumbatan merupakan salah satu faktor
yang perlu diperhatikan didalam filtrasi horizontal. Bila penyumbatan (clogging)
ini terjadi maka konstruksi tersebut tidak akan berfungsi dengan semestinya dan
perlu dilakukan pembongkaran serta penggantian media dan hal tersebut
merupakan pekerjaan yang menyulitkan. Karena itu pemilihan media merupakan
salah satu issue yang amat penting didalam men desain filtrasi horizontal.
Karena itu media yang lazim digunakan untuk filtrasi horizontal adalah
gravel (kerikil). Konstruksi demikian sering juga disebut sebagai : “Constructed
Wetland”; “Sub Surface Flow Wetland (SSF)”, atau; “Root Zone Treatment
Plant’.
Terdapat beberapa teori dan pendapat yang berusaha menjelaskan proses
yang terjadi. Misalnya bagaimana proses physical filtration,terjadinya intake
udara, pengaruh tanaman pada proses biologis,dlsb. Tetapi semua pendapat dan
teori tersebut masih merupakan rekaan dan masih terdapat banyak
kontroversi.Andaikata proses yang terjadi pada tiap bagian dapat dijelaskan,masih
terdapat pertanyaan besar untuk menjelaskan interaksi antar tiap proses yang
terjadi didalam keseluruhan konstruksi ini.
D. Tipe Filtrasi
Macam-Macam Filter
Filter Gravitasi (Gravity Filter)
a. Merupakan tipe yang paling tua dan sederhana.
Filter ini tersusun atas tangki-tangki yang bagian bawahnya berlubang-
lubang dan diisi dengan pasir-pasir berpori dimana air mengalir secara
laminer
b. Filter ini dugunakan untuk proses air dengan kuantitas yang besar dan
mengandung sedikit padatan.
c. Tangki biasanya terbuat dari kayu, bata atau logam tetapi untuk
pengolahan air biasa digunakan beton. Saluran dibagian bawah yang
berlubang mengarah pada filtrat, saluran itu dilengkapi dengan pintu atau
keran agar memungkinkan backwashing dari dasar pasir untuk
menghilangkan padatan-padatan yang terakumulasi. Hal yang harus
diperhatikan dalam filter gravitasi, bongkahan-bongkahan kasar (batu atau
kerikil) diletakkan bagian atas balok berpori (cake) untuk menahan
materi-materi kecil yang ada di atasnya (pasir, dll). Materi yang berbeda
ukurannya harus diletakkan dengan membentuk lapisan-lapisan sehingga
dapat bercampur dan ukuran untuk setiap materi harusnya sama untuk
menyediakan pori-pori dan kemampuan yang maksimal.
Saringan Bertekanan (Pressure Filter)
Prinsip kerja hampir sama dengan saringan pasir cepat hanya digunakan
tekanan selama proses penyaringan. Tebal lapisan pasir tersebut 0,45 – 0,75 m,
sedang ukuran batu pasir antara 0,40 – 0,60 mm. laju penyaringan sekitar 1000
1/m2/menit. Keuntungan penggunaan saringan ini antara lain portable, ideal untuk
memenuhi kebutuhan air kelompok kecil masyarakat. Kerugian adalah kapasitas
penyaringan rendah sulit dalam operasi dan pemeliharaan mengingat media
terletak dalam tanki tertutup, dan tidak dapat menahan bakteri.
Filter Pelat dan Bingkai
Filter tekanan biasanya tersusun dari pelat-pelat dan bingkai-
bingkai. Pada filter ini pelat-pelat dan bingkai-bingkai disusun secara
bergantian dengan filter kain dengan arah berkebalikan pada tiap pelat.
Pemasangannya dilakukan secara bersamaan sebagai kesatuan gaya
mekanik (oleh sekrup / secara hidrolik).
Batch Leaf Filter
Filter daun mirip dengan filter pelat dan bingkai, di bagian
dalamnya cake disimpan pada setiap sisi daun dan filtrat mengalir keluar
melalui saluran dari saringan pembuangan air yang kasar pada daun di
antara cake, daun-daun tersebut dibenamkan ke dalam suspensi.
Filter tertutup dan kran masukan terbuka sehingga suspensi dapat
masuk ke selongsong dengan udara yang dipindahkan dari ventilasi ke
selongsong atas bagian belakang. Ventilasi dapat tertutup atau dibiarkan
terbuka setelah selongsong penuh. Jika kran dibiarkan terbuka, maka kran
akan membatasi aliran berlebih dan akan mengembalikan umpan yang
berlebih ke tangki pengumpan sehingga dapat memberikan sirkulasi yang
lebih baik antara filter daun dan untuk menjaga partikel-partikel besar dari
pengendapan filtrasi dilanjutkan sampai ketebalan yang diinginkan
tercapai atau filtrasi rata-rata turun secara tajam.
Contoh : pembuatan Mg dari air laut.
Rotary Vacuum Filter
Rotary Vacuum Filter adalah sebuah filter yang bekerja secara
berkelanjutan dimana bagian yang solid dari sebuah campuran dipisahkan
oleh filter yang hanya dapat dilalui oleh liquid atau gas, dalam hal ini
keadaan vakum diperlukan untuk mengakumulasi zat padat di permukaan.
Prinsip Kerja
Tekanan di luar drum adalah tekanan atmosferik tetapi di dalam
drum mendekati vakum. Drum dimasukkan ke dalam cairan yang
mengandung suspensi padatan, lalu diputar dengan kecepatan rendah.
Cairan tertarik melewati filter cloth karena tekanan vakum, sedangkan
padatan tertinggal di permukaan luar drum membentuk cake
Gambar Cara Kerja
Cara Kerja
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, RVF (Rotary Vacuum
Filter) bekerja secara continous. Setiap perputarannya terdiri dari cake
formation, cake washing (jika diperlukan), drying, dan cake
discharge.
Selama perputaran drum, tekanan vakum menarik liquid melalui
medium filter (cloth) di permukaan drum yang menahan padatan.
Tekanan vakum mendorong gas/udara melalui cake dan gas tersebut
akan mendorong liquid masuk ke dalam.
Filtrat dan aliran udara akan melalui pipa filtrat internal kemudian
masuk ke katup RVF dan bermuara di vakum receiver di mana liquid
dipisahkan dari aliran udara. RVF ini biasanya dilengkapi dengan
liquid ring vacuum pump atau barometric leg untuk menghasilkan
tekanan vakum.
Berdasarkan pada kapasitas produksi air yang terolah, saringan pasir dapat
dibedakan menjadi dua yaitu saringan pasir cepat dan saringan pasir lambat.
Saringan pasir cepat dibedakan dalam beberapa kategori :
1. Menurut jenis media yang dipakai
2. Menurut sistem control kecepatan filtrasi
3. Menurut arah aliran
4. Menurut kaidah grafitasi / dengan tekanan
5. Menurut pretreatment yang diperlukan
Saringan Pasir Cepat (Rapid Sand Filter)
Digunakan untuk menyaring air yang keruh dengan laju penyaringan lebih tinggi
disbanding saringan pasir lambat. Apabila air sangat keruh, sebelum air disaring
umumnya dilakukan proses pengendapan yang diawali dengan penambahan bahan
koagulan. Sarigan pasir cepat umumnya digunakan dalam Laju penyaringan 100-200
1/m2/menit, dan ukuran butir 0,50 – 0,70 mm dengan koefisien keragaman 1,50 – 2,00.
Tebal lapisan pasir antara 0,60-0,90 m. keuntungannya dapat menyediakan air bersih
dalam waktu yang relatip cepat, namun tidak dapat menahan bakteri sehingga haus
ditambah bahan pembunuh kuman.
Saringan Pasir Lambat (SlowSand Filter)
Saringan pasir lambat sangat praktis untuk menyaring air yang mempunyai
kekeruhan yang lebih rendah dari 50 mg/I dan sangat efisien apabila
kekeruhannya sekitar 10 mg/I atau lebih rendah. Apabila kekeruhan air diatas 50
mg/I maka dalam waktu sampai 3 hari saringan sudah tersumbat. Saringan ini
dioperasikan dengan laju penyaringan antara 100-250 I/m2/jam. Pasir yang
digunakan sebaiknya seragam dengan koefisien keragaman sekitar 2 dengan
ukuran butir antara 0,15-0,35 mm. semakin kecil ukuran butir akan semakin baik,
tetapi saringan lebih cepat tersumbat sehingga menambah beaya operasi. Agar
proses penyaringan berlangsung dengan baik, maka tebal filter sebaiknya 0,60 m.
keuntungan penggunaan saringan pasir lambat adalah sangat efektif dalam
menaham bakteri dan partikel-partikel suspensi dalam air dapat mengurangi
warna, rasa dan bau, namun kapasitas penyaringan kecil.
Jenis-jenis filter berdasarkan sistem operasi dan media
Jenis media filter :
1. Single media: satu jenis media seperti silica, atau dolomite saja
2. Dual media : misalnya digunakan pasir silica, dan anthrasit
3. Multi media : misalnya digunakan pasir silica, anthrasit dan gamet
1. Filter single media, filter cepat tradisional biasanya digunakan pasir
kwarsa. Pada sistem ini penyaringan SS terjadi pada lapisan paling
atas sehingga dianggap kurang efektif karena sering dilakukan
pencucian.
2. Filter dual media, sering gunakan filter dengan media pasir kwarsa
lapisan bawah dan anthrasit pada lapisan atas.
Keuntungan dual media:
a. Kecepatan filtrasi lebih tinggi (10-15m/jam)
b. Periode pencucian lebih lama.
c. Merupakan peningkatan filter single media murah)
3. Multi media filter : terdiri dari anthrasit, pasir dan gamet atau
dolomite, fungsi multi media adalah tuk memfungsikan seluruh lapisan
filter agar berperan sebagai penyaring.
Gambar : Filter aliran secara gravitasi dengan
kelengkapannya ( Tom D. Reynolds, 1992)
Sistem control kecepatan :
1. Constant rate: debit hasil proses filtrasi konstan sampai pada level
tertentu.hal ini dilakukan dengan member kebebasan kenaikan level muka
air di atas media filter.
2. Declining rate : debit hasil proses filtrasi menurun seiring dengan waktu
filtrasi, atau level muka air diatas media filter dirancang pada nilai yang
tetap.
Sistem aliran :
1. Aliran down flow (kebawah)
2. Aliran upflow (keatas)
3. Aliran horizontal.
Kaidah pengaliran
1. Aliran secara gravitasi
2. Aliran dibawah tekanan (pressure filter)
Pretreatment :
1. kogulasi-flokulasi- sedimentasi
2. Direct filtration.
Gambar : potongan filter saat operasi dan pencucian balik (back wash)
E. Parameter Operasi
Gradasi Butir
Fungsi filter yang baik akan ditentukan oleh gradasi dari butiran
medianya. Pemilihan ukuran yang terlalu halus akan menyebabkan sulitnya proses
perkolasi air di dalam media filter dan akan menurunkan produktifitasnya serta
menyulitkan pemeliharaan. Sedang untuk butiran terlalu besar akan menyebabkan
bakteri ataupun kotoran halus sulit tersaring.
Uniformity coefficient (Kooefisien keragaman) dan efektifitas size
(diameter efektif) dari suatu media pasir merupakan faktor dominant yang
menentukan efektifitas suatu filter. Yang dimaksud derajat sama rata adalah
perbandingan ukuran diameter butiran yang lolos dari suatu saringan / ayakan
dengan ukuran tertentu atau disingkat d60/C10. adapun d60 adalah ukuran diameter
filter yang mana 60% dari sample lolos dan saringan / ayakan dengan ukuran
tertentu , sedang d10 hanya 10% dari sampel yang lolos.
Tebal Media Filter
Selain derajat sama rata dan derajat kerja diperlukan suatu lapisan filter
dengan ketebalan tertentu. Kekebalan lapisan filter yang umum digunakan
bervariasi antara 0,75 – 0,90m (Sing, 1980) atau 0,90-1,10 m (Punmia, 1979) atau
1,00 – 1,50 m ( Al –layla , 1980 ). Semakin tebal lapisan filter tidak memberikan
peningkatan efisiensi filtrasi secara signifikan, karena sebagian besar partikel
padat yang berada dalam air tertahan pada lapisan filter paling atas, sehingga
sering mengakibatkan terjadinya sumbatan permukaan ( surface clogging ).
F. Faktor – Faktor Yang Memepengaruhi Proses Filtrasi
Dalam proses filtrasi terjadi reaksi kimia dan fisika, sehingga banyak faktor–faktor yang saling berkaitan yang akan mempengaruhi pula kualitas air hasil filtrasi, efisiensinya, dan sebagainya. Faktor–faktor tersebut adalah debit filtrasi, kedalaman media, ukuran dan material, konsentrasi kekeruhan, tinggi muka air, kehilangan tekanan, dan temperatur.
1. Debit Filtrasi
Debit yang terlalu besar akan menyebabkan tidak berfungsinya filter secara efisien. Sehingga proses filtrasi tidak dapat terjadi dengan sempurna, akibat adanya aliran air yang terlalu cepat dalam melewati rongga diantara butiran media pasir. Hal ini menyebabkan berkurangnya waktu kontak antara permukaan butiran media penyaring dengan air yang akan disaring. Kecepatan aliran yang terlalu tinggi saat melewati rongga antar butiran menyebabkan partikel–partikel yang terlalu halus yang tersaring akan lolos.
2. Konsentrasi Kekeruhan
Konsentrasi kekeruhan sangat mempengaruhi efisiensi dari filtrasi. Konsentrasi kekeruhan air baku yang sangat tinggi akan menyebabkan tersumbatnya lubang pori dari media atau akan terjadi clogging. Sehingga dalam melakukan filtrasi sering dibatasi seberapa besar konsentrasi kekeruhan dari air baku (konsentrasi air influen) yang boleh masuk. Jika konsentrasi kekeruhan yang terlalu tinggi, harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu, seperti misalnya dilakukan proses koagulasi – flokulasi dan sedimentasi.
3. Temperatur
Adanya perubahan suhu atau temperatur dari air yang akan difiltrasi, menyebabkan massa jenis (density), viskositas absolut, dan viskositas kinematis dari air akan mengalami perubahan. Selain itu juga akan mempengaruhi daya tarik menarik diantara partikel halus penyebab kekeruhan, sehingga terjadi perbedaan dalam ukuan besar partikel yang akan disaring. Akibat ini juga akan mempengaruhi daya adsorpsi. Akibat dari keduanya ini, akan mempengaruhi terhadap efisiensi daya saring filter. 4. Kedalaman media, Ukuran, dan Material
Pemilihan media dan ukuran merupakan keputusan penting dalam perencanaan bangunan filter. Tebal tipisnya media akan menentukan lamanya pengaliran dan daya saring. Media yang terlalu tebal biasanya mempunyai daya saring yang sangat tinggi, tetapi membutuhkan waktu pengaliran yang lama.
Lagipula ditinjau daris segi biaya, media yang terlalu tebal tidaklah menguntungkan dari segi ekonomis. Sebaliknya media yang terlalu tipis selain memiliki waktu pengaliran yang pendek, kemungkinan juga memiliki daya saring yang rendah. Demikian pula dengan ukuran besar kecilnya diameter butiran media filtrasi berpengaruh pada porositas, laju filtrasi, dan juga kemampuan daya saring, baik itu komposisisnya, proporsinya, maupun bentuk susunan dari diameter butiran media. Keadaan media yang terlalu kasar atau terlalu halus akan menimbulkan variasi dalam ukuran rongga antar butir. Ukuran pori sendiri menentukan besarnya tingkat porositas dan kemampuan menyaring partikel halus yang terdapat dalam air baku. Lubang pori yang terlalu besar akan meningkatkan rate dari filtrasi dan juga akan menyebabkan lolosnya partikel–partikel halus yang akan disaring. Sebaliknya lubang pori yang terlalu halus akan meningkatkan kemampuan menyaring partikel dan juga dapat menyebabkan clogging (penyumbatan lubang pori oleh partikel–partikel halus yang tertahan) yang terlalu cepat.
5. Tinggi Muka Air Di Atas Media dan Kehilangan Tekanan
Keadaan tinggi muka air di atas media berpengaruh terhadap besarnya debit atau laju filtrasi dalam media. Tersedianya muka air yang cukup tinggi diatas media akan meningkatkan daya tekan air untuk masuk kedalam pori. Dengan muka air yang tinggi akan meningkatkan laju filtrasi (bila filter dalam keadaan bersih). Muka air diatas media akan naik bila lubang pori tersumbat (terjadi clogging) terjadi pada saat filter dalam keadaan kotor.Untuk melewati lubang pori, dibutuhkan aliran yang memiliki tekanan yang cukup. Besarnya tekanan air yang ada diatas media dengan yang ada didasar media akan berbeda di saat proses filtrasi berlangsung. Perbedaan inilah yang sering disebut dengan kehilangan tekanan (headloss). Kehilangan tekanan akan meningkat atau bertambah besar pada saat filter semakin kotor atau telah dioperasikan selama beberapa waktu. Friksi akan semakin besar bila kehilangan tekanan bertambah besar, hal ini dapat diakibatkan karena semakin kecilnya lubang pori (tersumbat) sehingga terjadi clogging.
G. Pembebasan Filter
Saringan pasir cepat biasanya mempunyai umur pelayanan yang relative
singkat atau dengan kata lain penyumbatan filter lebih mudah terjadi disbanding
saringan pasir lambat. Dalam penggunaan saringan pasir cepat maka pembilasan
yang bertujuan untuk mengeluarkan kotoran yang tertangkap di antara butir –
butir filter harus lebih sering dilakukan.
Pembilasan saringan pasir (terutama untuk saringan pasir cepat dan
saringan pasir bertekanan) atau sering disebut dengan istilah backwashing
dilakukan dengan menyalurkan aliran air dengan arah aliran yang berlawanan
dengan arah aliran pada saat proses penyaringan. Selama pelaksanaan pembilasan
bahan-bahan yang menyumbat saringan akan terlepas dan akan dikeluarkan
bersama-sama dengan air bilasan.
Untuk membantu melepaskan bahan-bahan padat yang tertangkap di
dalam media filter, biasanya sebelum air bilasan dialirkan maka terlebih dahulu
pasir diaduk dengan cara menginjeksikan udara yang bertekanan searah dengan
arah aliran air bilasan.
H. Teknologi Pengolahan Air
Selain teknologi kimia, saat ini sudah banyak dikenal orang teknologi
pengolahan air dengan menggunakan membrane, baik membrane ultrafiltrasi
maupun membrane reverse osmosis.
Teknologi Ultrafiltrasi (UF)
Teknologi Membran Ultrafiltrasi (UF) merupakan salah satu terobosan
teknologi yang dikembangkan untuk mengatasi permasalahan dalam pengolahan
air bersih. Sifat membran yang sangat selektif telah terbukti mampu rnemisahkan
berbagai kontaminan dari dalam air sehingga diperoleh air yang bersih, baik
secara fisik, kimia maupun biologi dan bahkan aman untuk dikonsumsi.
Ultrafiltrasi atau Ultra Filtration adalah suatu teknologi filtrasi dengan
besaran pori 0.01 mikron Sistem kerja dari ultra filtration sebagai berikut :
Air masuk dengan tekanan rendah +/- 1.5 bar melalui lubang halus dengan
diameter 0.5-2 mm. Ukuran pori filter 0.01-0.05 μm (sebagai pembanding sehelai
rambut memiliki besar 50μm - jadi pori-pori dari UF ini 500 kali lebih besar)
Kontaminasi dengan ukuran yang lebih besar dari 0.05μm tertahan dan terbuang
secara berkala pada saat dilakukan back flushing ataupun forward flushing.
Keunggulan dari sistem UF ini adalah pori-pori yang memiliki nilai absolut
dibandingkan dengan filter biasa. Filter UF memiliki ukuran sangat kecil
dibandingkan dengan bakteri sehingga lebih steril dari filterisasi biasa.
Penghambat mikroorganisma dan bakteri yang lengkap. Qualitas hasil
yang difilter tidak tergantung dari air masuk
Ultrafiltration juga dapat membuang chlorine resistant germs seperti
cryptosporidium. Konsentrat (air limbah) juga akan terbuang .
Dalam sistem yang dirangkai secara lengkap dapat menurunkan biaya
investasi.dan juga biaya perawatan.
Memungkinkan sistem yang full otomatis.
dapat membuang hampir semua film-forming pada membrane reverse
osmosis, sehingga dapat memperpanjang umur membrane
Sistem Reverse Osmosis (RO)
Menggunakan membran yang bersifat selektif semi permeabel dapat memisahkan
air murni dari kotoran bahan pencemarnya. Membran yang berdimensi 0,0001
mikron mampu bekerja hingga memurnikan air dari berbagai aspek pencemaran
seperti fisika, kimia dan mikrobiologi.
Sistem ini bukan saja sudah teruji secara kualitatif juga kuantitatif sehingga telah
digunakan untuk pengembangan proyek NASA, industri soft drink raksasa,
Air RO direkomendasikan oleh :
Rumah sakit terkemuka untuk mesin Haemodialisa (cuci darah)
Industri farmasi sebagai pelarut obat
NASA, Badan Antariksa AS
Industri soft drink raksasa di seluruh dunia
Angkatan Laut AS, pada kapal selam dan kapal perang
Manfaat Air RO
Mengurangi kadar keasaman darah
Menjaga dan meningkatkan kesegaran tubuh
Mempercepat pengaruh daya larutan
Memperbaiki sirkulasi darah
Memperbaiki metabolisme
Mencegah pembiakan bakteri
Membantu pertumbuhan dan perkembangan
Air RO dapat digunakan banyak di berbagai industry, karena TDS water RO
dapat dibuat hingga “0” sehingga sangat sesuai digunakan pada suatu proses yang
tidak membutuhkan adanya unsur mineral dalam air. Dimana diketahui, mineral
yang terkandung dalam air dapat mempengaruhi proses yang diingini.
Seperti halnya air minum dalam kemasan yang banyak beredar di pasaran,
umumnya mengandung TDS 100 atau kurang dan biasanya banyak mengandung
mineral. Jika ini digunakan dalam proses produksi, sementara kehadiran mineral
tsb tidak dibutuhkan, maka tentu kualtas produk akan mengalami perubahan dari
apa yang diingini
KEUNTUNGAN DAN KEUNGGULAN MODUL RO
Modul RO mempunyai ciri-ciri yang sangat khusus sebagai model pengolah air
yaitu:
1. Kebutuhan Energi relatif hemat.
2. Hemat Ruangan.
3. Mudah dalam pengoperasian karena pengendalian operasi terpusat pada
satu panel yang kecil dan sederhana.
4. Kemudahan untuk menambah kapasitas.
Produksi airnya dapat langsung diminum, tanpa dimasak dahulu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dasarnya dalam filtrasi pengolahan air dapat menggunakan berbagai
Metode filtrasi yang ada serta sesuai kebutuhan. selain itu media filter yang
dipakai juga penting karena mempengaruhi efisiensi sewaktu proses Filtrasi
(penyaringan) air berjalan, apalagi dengan kemajuan teknologi saat ini filtrasi
dengan alat yang canggih dapat membersihkan kontaminan dari dalam air
sehingga diperoleh air yang bersih, baik secara fisik, kimia maupun biologi dan
terbebas dari kuman dan bakteri mikrobiologi sehingga aman untuk langung
dikonsumsi.ini menunjukkan bahwa metode filtrasi sudah berkembang secara
pesat dari tahun ketahun.
B. Saran
Saat ini, sudah Banyak sekali metode filtrasi air, semoga semakin
berkembangnya sains dan teknologi, dapat pula meningkatkan berbagai metode
dalam proses pengolahan air tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Fair, Gordon M, John. C Geyer, dan Daniel A Okun, Water and Wastewater
Enginering, Volume 2: Water Purification and Wastewater Treatment and
Dispososal, John Wiley and Sons Inc.New York, 1981.
2. Reynolds Tom D, dan Paul A, Richards, Unit and Processes And Environmental
Enginering, PWS Publishing Company,20 Park plaza, MA 12116, 1996.
3. Rich, Linvil G.,) unit Operations of sanitary Engineering, John Wiley & Sons, Inc,
1974.
4. Huisman, L, Rapid Sand Filtration, Lecture Notes, IHE Delft Netherlands,1994.
5. www.wikipedia.com .
6. Droste, Ronald L.,Theory and Practice of Water and Wasterwater Treatment, John
Wiley & Sons, Inc., 1997.
7. http://id.shvoong.com/exact-sciences/chemistry/2231949-faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-proses/
8. http://artikelpendidikanindonesia.blogspot.com/2012/01/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-proses.html
9. http://abang-sahar.blogspot.com/2012/11/makalah-filtrasi.html
10. www. Google .com