UJI EFEK KOMBINASI ANTIBIOTIK CIPROFLOXACIN DENGAN
EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH (Piper betle L.) TERHADAP
PERTUMBUHAN Pseudomonas aeruginosa
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Lintang Sari Hermadana
NIM: 148114060
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
UJI EFEK KOMBINASI ANTIBIOTIK CIPROFLOXACIN DENGAN
EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH (Piper betle L.) TERHADAP
PERTUMBUHAN Pseudomonas aeruginosa
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Lintang Sari Hermadana
NIM: 148114060
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk
Yesus Kristus, sumber hidup dan semangatku
Papa, mama, kakak, dan segenap keluarga tercinta sebagai rasa terima
kasihku atas dukungan dan penyertaan dalam doa
Sahabat- sahabat terkasih
Serta almamaterku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas rahmat
dan penyertaan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian skrispsi berjudul
“Uji Efek Kombinasi Antibiotik Ciprofloxacin Dengan Ekstrak Etanol Daun Sirih
(Piper Betle L.) Terhadap Pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa” untuk
mendapatkan gelar sarjana (S. Farm.) ini dengan baik dan lancer.
Penulis menyadari selama penyusunan skripsi, penulis tidak lepas dari
bantuan, arahan, dan kerja sama berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Aris Widayati, M. Si., Ph. D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma.
2. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, M. Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang
selalu memberikan saran, arahan, dan evaluasi dari pembuatan proposal
hingga selesainya skripsi ini.
3. Ibu Dr. Erna Tri Wulandari, Apt. dan ibu Damiana Sapta Candrasari, S. Si.,
M.Sc. selaku dosen penguji yang selalu memberikan kritik dan saran kepada
penulis.
4. Laboran lantai satu sampai lantai empat, khususnya Pak Wagiran dan mbak
Ella yang telah membantu selama berlangsungnya penelitian.
5. Bapak Joko Tri Hatmono dan Ibu Tutik Iskanti yang memberikan dukungan
doa, semngat dan kasih saying serta selalu setia menemani dalam
penyusunan skripsi.
6. Angelica Rivera Santoso, Livia Setiastuti Hadiwinoto, Valentina Natalia
Dwi Kurniawati, dan Gusti Ayu Vivin Fitriani yang menjadi teman satu tim
skripsi yang selalu menjalani suka dan duka bersama- sama.
7. Prastika Prima dan Eva Novita atas dukungan semangat kepada penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
8. Teman – teman FSM B 2014 Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
atas doa, dukungan, dan kerja sama selama penyusunan penelitian skripsi.
9. Damianus Tri Eko Purwantoro atas dukungan doa dan semangat.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
memberikan doa, bantuan, dan dukungan, baik langsung maupun tidak
langsung kepada penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi.
Penulis menyadari dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu peneliti memohon maaf apabila terdapat kesalahan.
Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dikemudian hari.
Yogyakarta, 4 Januari 2018
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRAK
Latar belakang : Penyakit infeksi masih menjadi masalah kesehatan. Untuk
mengatasi penyakit infeksi yaitu menggunakan antibiotik. Semakin sering
menggunakan antibiotik yang tidak tepat dapat meningkatkan kejadian resistensi.
Pseudomonas aeruginosa merupakan salah satu bakteri penyebab penyakit infeksi.
Piper betle L. merupakan tanaman yang diketahui memiliki aktivitas antibakteri
terhadap Pseudomonas aeruginosa. Disisi lain Pseudomonas aeruginosa telah
dilaporakan mengalami resistensi terhadap antibiotik ciprofloxacin. Oleh karena itu
dilakukan penelitian efek kombinasi antibiotik ciprofloxacin dan ekstrak etanol
daun sirih terhadap pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa.
Metode: Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode sumuran dan checkboard.
Data diameter zona hambat dan optical density yang diukur kemudian diuji secara
statistik menggunakan uji Kruskal- Wallis dan Post- Hoc Dunn.
Hasil: Zona hambat yang didapat menunjukan terdapat perbedaan aktivitas
antibakteri antara perlakuan tunggal dan kombinasi. Analisis statistik menunjukan
terdapat perbedaan bermakna pada tiap perlakuan. Hasil dari FIC index menunjukan
efek indifferent.
Kesimpulan: Terdapat perbedaan aktivitas antar perlakuan antibakteri dan
kombinasi ektrak dan antibiotik menunjukan efek indifferent.
Kata kunci: ciprofloxacin, kombinasi, zona hambat, FIC index, Pseudomonas
aeruginosa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRACT
Background: Infection disease become one of the health problems. They use
antibiotic to resolve that problem. The more often the use of inappropriate
antibiotics can increase the incidence of resistance. Pseudomonas aeruginosa is one
of the bacteria that cause infection disease. Piper betle L. is a plant known to have
antibacterial activity against Pseudomonas aeruginosa. Besides, Pseudomonas
aeruginosa has been reported to have resistance to ciprofloxacin antibiotics.
Therefore, a researcher does research related with the effect of combination
ciprofloxacin antibiotic with ethanol extract of Piper betle L. against Pseudomonas
aeruginosa.
Method: Determination of antibacterial activity using well diffusion method and
checkboard methods. The inhibitory zone and optical density data were tested
statistically using Kruskal- Wallis and Post-Hoc Dunn tests.
Results: The diameter of zone inhibition showed a difference in antibacterial
activity between single and combination treatments. Statistical analysis showed that
there were significant differences in each treatment. The FIC index result showed
indifferent effects.
Conclusions: There was a difference in activity between antibacterial treatments
and the combination of extract and antibiotic showed indifferent effects.
Keywords: ciprofloxacin, combination, diameter of zone inhibition, FIC index,
Pseudomonas aeruginosa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...................................................... vi
PRAKATA ................................................................................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................... ix
ABSTRACT ................................................................................................... x
DARTAR ISI ................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv
PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
METODE PENELITIAN .............................................................................. 2
HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 8
KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 16
LAMPIRAN ................................................................................................. 19
BIOGRAFI PENULIS .................................................................................. 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I. Hasil pengukuran dalam zona hambat .............................................. 10
Tabel II. Hasil pengukuran nilai OD dengan metode checkboard .................. 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Rancangan metode checkboard .................................................... 6
Gambar 2. Kontrol Media dan Kontrol Pertumbuhan .................................... 9
Gambar 3. Hasil uji aktivitas antibakteri dengan metode sumuran ................. 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Daun Sirih ................................................................................. 19
Lampiran 2. Surat Determinasi Tanaman (Daun Sirih Hijau)......................... 19
Lampiran 2. Sertifikat Hasil Uji Pseudomonas aeruginosa ........................... 20
Lampiran 3. Bukti Pengukuran dengan Microplate reader ............................ 21
Lampiran 4. Hasil pengukuran dengan Microplate reader ............................. 22
Lampiran 5. Hasil perhitungan statistik uji aktivitas antibakteri dengan metode
sumuran.................................................................................... 23
Lampiran 6. Hasil perhitungan statistik uji aktivitas antibakteri dengan metode
checkboard ............................................................................... 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Permasalahan infeksi nosokomial atau juga dikenal dengan nama Hospital
Acquired Infection (HAI) yaitu infeksi yang terjadi di rumah sakit dan menyerang
penderita – penderita yang sedang dalam proses perawatan. Survei prevalensi yang
dilakukan oleh World Health Organization (WHO) di 55 rumah sakit dari 14 negara
yang mewakili 4 wilayah kerja WHO (Eropa, Mediterania, Asia Tenggara dan
Pasifik Barat) menunjukkan rata-rata 8,7% dari pasien yang dirawat di rumah sakit
mengalami infeksi nosokomial dan frekuensi tertinggi infeksi nosokomial
dilaporkan dari rumah sakit di Asia Tenggara dengan prevalensi 11% (Ducel et al.
2002).
Obat untuk mengatasi infeksi bakteri yaitu antibiotik. Dengan berjalannya
waktu, terjadi perubahan pada praktik perawatan kesehatan. Penderita yang dirawat
di rumah sakit dalam jangka panjang semakin banyak sehingga penggunaan
antibiotik semakin bertambah dan penggunaan yang tidak tepat dapat meningkatkan
resistensi terhadap antibiotik (Nurmala et al. 2015).
Pseudomonas aeruginosa merupakan salah satu bakteri yang
menyebabkan infeksi nosokomial (Vahdani et al. 2012). Multi drug resistant P.
aeruginosa (MDRPA) merupakan kondisi dimana suatu bakteri mengalami
resistensi terhadap tiga atau lebih kelas antibiotik. Di Indonesia, hasil penelitian
mengenai MDRPA, yang dilakukan oleh Rustini et al, melaporkan bahwa P.
aeruginosa mengalami resistensi terhadap beberapa antibiotik, seperti Ceftazidime
(25,32%), Cefotaxine (37,97%), Ceftriaxone (37,97%), Ciprofloxacin (27,85),
Gentamicin (26,58%), dan lain-lain. Ciprofloxacin adalah antibiotik yang termasuk
dalam golongan fluoroquinolon generasi kedua yang paling aktif terhadap P.
aeruginosa (Louie 1994).
Tingkat resistensi bakteri pada antibiotik tidak seimbang dengan
penemuan antibiotik baru. Di sisi lain terdapat potensi pada banyak tanaman untuk
pengobatan penyakit infeksi. Daun sirih secara tradisional dikenal bermanfaat
untuk pengobatan berbagai penyakit seperti bau mulut, bisul dan abses,
konjungtivitis, sembelit, sakit kepala, gatal, dan lain-lain (Agarwal et al. 2012). Di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
sisi lain sirih hijau memiliki khasiat yang beragam, salah satunya sebagai
antibakteri. Sirih menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap Streptococcus
pyrogen, Staphylococcus aureus, Proteus vulgaris, E.coli, Pseudomonas
aeruginosa, dan lain-lain (Pradhan et al. 2013).
Salah satu pengatasan resistensi bakteri terhadap antibiotik adalah dengan
mengkombinasikan antibiotik dengan ekstrak tanaman. Suatu penelitian
menyatakan bahwa suatu tanaman apabila dikombinasikan dengan antibiotik dapat
meningkatkan aktivitas antibakteri dan efek sinergis (Aiyegoro and Okoh 2009).
Peneliti akan melakukan penelitian mengenai uji efek kombinasi antibiotik
ciprofloxacin dengan ekstrak etanol daun sirih terdapat Pseudomonas auruginosa.
Pada penelitian ini digunakan pelarut etanol 70%, karena ekstrak etanol daun sirih
70% dapat menunjukan aktivitas antimikroba (Foo et al. 2015) . Sehingga dapat
diketahui aktivitas antibakteri dan efek kombinasi antibiotik ciprofloxacin dan
ekstrak etanol daun sirih.
METODE PENELITIAN
Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni dengan
rancangan eksperimental sederhana atau post only control grup design.
Bahan dan Alat Penelitian
Bahan – bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu bakteri uji
Pseudomonas aeruginosa dalam bentuk kultur yang didapat dari Laboratorium
Kesehatan Yogyakarta, daun sirih yang diperoleh dari daerah Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta, media Nutrient Agar (Oxoid) dan Nutrien Broth (Oxoid)
yang diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi Universitas Sanata Dharma,
pelarut ekstrak etanol 70%, dimetilsulfoksida (DMSO) 1% (Merck), aquadest,
tablet antibiotik ciprofloxacin 500 mg, Buffer Pepton Water (Oxoid),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Alat yang digunakan yaitu oven (Memmert), petri, pelubang sumuran,
jarum ose, shaker ( Optimal), blender, kertas saring, timbangan analitik (OHAUS),
rotary evaporation (Buchi), IWAKI 96 well plates, mikropipet, alat- alat gelas
(beker, tabung reaksi, pipet volum, erlenmeyer, cawan petri, labu takar (Iwaki
Pyrex)), yellow tip steril, pengayak, cawan petri, bunsen, rak tabung reaksi,
autoclave (ALP), vortex, jarum ose, inkubator (Hemmert), Biological Safety
Cabinet class II type A2 (OHAUS), corong Buchner, alat destilasi, dan
nephelometer (PhoenixSpec).
Determinasi tanaman
Daun sirih yang digunakan diperoleh dari daerah Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Determinasi daun sirih dilakukan di bagian Departemen Biologi
Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada.
Pembuatan simplisia daun sirih
Dipilih daun sirih yang segar, tidak berlubang, dan berwarna hijau muda
(Lampiran 1). Kemudian bahan baku dipisahkan dari bahan pengganggu (bagian
tanaman yang tidak dibutuhkan) dan pengotor. Daun sirih dicuci dengan air
mengalir sambil dibersihkan. Hal ini diulang sebanyak tiga kali. Daun sirih
dipotong melintang dengan ukuran sedang hingga kecil. Setelah dipotong, daun
sirih yang masih basah dikeringkan dalam oven dengan suhu 40oC hingga kering.
Kemudian daun sirih diserbuk dengan menggunakan blender yang kemudian diayak
menggunakan pengayak. Serbuk disimpan pada suhu rungan dan terlindungi dari
sinar matahari.
Penetapan kadar air simplisia kering daun sirih
Ekstrak ditimbang sebanyak 10 gram, dimasukkan ke dalam labu alas bulat.
Ditambahkan toluene jenuh air sebanyak 200mL. Kemudian dilakukan preparsi alat
dan labu dipanaskan selama 15menit. ketika toluene mendidih, penyuling diatur
dengan kecepatan kurang dari 2 tetes per detik, hingga sebagian air tersuling, lalu
kecepatan penyulingan dinaikkan hingga 4 tetes per detik dan penyulingan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dilanjutkan selama 5menit. Kemudian penampung hasil penyulingan didinginkan
hingga air dan toluene terpisah sempurna. Sehingga volume air dapat dibaca dan
kadar air dapat dihitung dalam %v/b.
Pembuatan ekstrak etanol daun sirih
Pembuatan ekstrak etanol daun sirih dilakukan menggunakan metode
maserasi. Serbuk simplisia daun sirih direndam sebanyak 10 gram pada 75 mL
pelarut etanol mengunakan erlenmeyer (Badan Pengawas Obat dan Makanan RI
2010). Maserasi dilakuakan dengan menggunakan shaker dan terlindung dari sinar
matahari. Hasil maserat yang diperoleh disaring menggunakan corong Buchner
yang dilapisi ketas saring dengan bantuan pompa vakum. Serbuk hasil penyarian
dimaserasi dengan pelarut baru sebanyak 25 mL selama 24 jam.
Hasil maserat pertama dan kedua kemudian diuapkan menggunakan rotary
evaporator pada suhu 70oC untuk menguapkan pelarut pada ekstrak. Ekstrak
diletakkan pada cawan petri dan diuapkan kembali untuk menghilangkan pelarut
yang masih terdapat dalam ekstrak. Penguapan dilakukan menggunakan waterbath
pada suhu 50-60oC. Ekstrak didapat merupakan eksrak kental dengan bobot tetep
sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan.
Pembuatan seri konsentrasi ekstrak etanol daun sirih
Larutan stok dibuat dengan melarutkan 6000mg ekstrak kental ke dalam
10mL DMSO 1%, sehingga diperoleh konsentrasi larutan stok 600 mg/mL. Setelah
didapatkan stok 600 mg/mL, dilakukan pengenceran larutan hingga didapatkan
larutan 300 mg/mL dan 150 mg/mL.
Pembuaatan larutan seri antibiotik ciprofloxacin
Konsentrasi larutan stok ciprofloxacin adalah 2 mg/mL, dengan cara tablet
antibiotik ciprofloxacin 500mg digerus hingga halus kemudian dilarutkan dalam
10mL aquadest steril pada labu takar 10mL. Sehingga didapatkan konsentrasi
50mg/mL. Dari larutan 50mg/mL dilakukan pengenceran sehingga didapatkan
konsentrasi 0,5 μg/mL, 1 μg/mL, dan 2 μg/mL.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Penyiapan bakteri uji
Penyiapan bakteri uji berdasarkan pedoman Clinical and Laboratory
Standards Institute (2016). Kultur bakteri Pseudomonas aeruginosa diambil 1-2
ose ke Nutrient Broth (NB) steril kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 24
jam untuk mendapatkan suspensi bakteri. Suspensi bakteri kemudian disetarakan
kekeruhannya dengan Mc Farland 0,5 menggunakan nefelometer.
Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode sumuran
Media NA yang masih dalam bentuk cair diinokulasi dengan suspensi
bakteri uji secara pour plate, dituangkan dalam petri kemudian didiamkan hingga
memadat. Dengan menggunakan pelubang sumuran, media yang telah memadat
tersebut dibuat lubang- lubang sumuran. Jumlah lubang sumuran yang dibuat yaitu
sebanyak 6 lubang untuk kontrol negatif, antibiotik tunggal, ekstrak tunggal, dan
kombinasi ekstrak dan antibiotik.
Pada lubang-lubang sumuran diberikan antibiotik ciprofloxacin 0,5 μl/mL
dan ekstrak etanol daun sirih 150 mg/mL masing-masing 40μl. Kemudian diberikan
kombinasi ekstrak etanol daun sirih 150 mg/mL dan antibiotik ciprofloxacin 0,5
μl/mL, kombinasi ekstrak etanol daun sirih 300 mg/mL dan antibiotik ciprofloxacin
0,5 μl/mL, dan kombinasi ekstrak etanol daun sirih 600 mg/mL dan antibiotik
ciprofloxacin 0,5 μl/mL masing- masing dengan perbandingan 1:1 (20 μl:20 μl).
Kontrol negatif yaitu aquadest steril, Buffered Peptone Water (BPW), dan DMSO
1% dalam satu sumuran masing- masing 10 μl.
Dilakukan inkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC, setelah diinkubasi
diamati hasilnya dan diukur zona hambat yang terbentuk. Zona hambat diukur
menggunakan penggaris satuan milimeter (mm) dengan mengukur diameter zona
hambat vertikal dan horizontal yang dikurangi diameter lubang sumuran dan dirata-
rata.
Uji efek kombinasi ekstrak etanol daun sirih dengan antibiotik ciprofloxacin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Pada pengukuran kombinasi ekstrak etanol daun sirih menggunakan metode
checkboard dengan modifikasi yang dilakukaan pada 96-well plate. Seri
pengenceran dibuat dengan two-fold dilution (pengenceran 1:1). Dimana KHM
ekstrak etanol yang digunakan yaitu 150 mg/mL dan KHM antibiotik ciprofloxacin
yaitu 2 µg/mL. Tiap perlakuan direplikasi 3 kali.
Gambar 1. Rancangan metode checkboard
keterangan:
Kuning tua : Blank
Hijau : Ekstrak etanol daun sirih tunggal (mg/mL)
Merah : Antibiotik ciprofloxacin tunggal (μg/mL)
Kuning muda : Kombinasi ekstrak etanol daun sirih dan antibiotik
ciprofloxacin
Biru muda : Kontrol negatif
Biru tua : Kontrol pertumbuhan
Pink : Blank ekstrak etanol daun sirih hijau dengan volume 25 μl
Ungu : Blank ekstrak etanol daun sirih hijau dengan volume 50 μl
Well diisi dengan 50 μl media NB, 50 μl bakteri uji Pseudomonas
aeruginosa, dan 50 μl antibakteri yang akan diuji. Untuk kontrol pertumbuhan yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
50 μl media NB dan 50 μl bakteri uji. Kontrol negatif yaitu 50 μl media NB, 50 μl
bakteri uji, dan 15 μl DMSO 1%, 15 μl aquadest steril, dan 15 μl BPW. Setelah
seluruh well terisi dilakukan inkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC. Kemudian
dilakukan pengukuran optical density menggunakan elisa reader pada panjang
gelombang 595nm.
Perhitungan FIC
KHM merupakan konsentrasi terendah yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri yang diukur berdasarkan Optical Density (OD) pada panjang
gelombang 595 nm. Kemudian nilai OD sesudah inkubasi dibandingkan dengan
kontrol pertumbuhan. KHM merupakan OD dengan nilai dibawah kontrol
pertumbuhan dan selisih nilai OD dengan kontrol pertumbuhan terkecil.
Setelah didapatkan nilai KHM, maka dapat dilakukan perhitungan nilai FIC.
Perhitungan nilai FIC index digunakan untuk melihat efek yang terjadi dalam
kombinasi. Perhitungan FIC index menggunakan rumus:
FIC 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑥 =KHM Ekstrak dalam kombinasi
KHM Ekstrak tunggal+
KHM 𝑐𝑖𝑝𝑟𝑜𝑓𝑙𝑜𝑥𝑎𝑐𝑖𝑛 dalam kombinasi
KHM 𝑐𝑖𝑝𝑟𝑜𝑓𝑙𝑜𝑥𝑎𝑐𝑖𝑛 tunggal
apabila:
Sinergis = nilai FIC index ≤ 0.5;
Indifferent = 0.5–4 ;
Antagonis = > 4
(Eliopoulos and Eliopoulos 1988, Blesson et al. 2015).
Teknik Analisis Data Penelitian
Analisis data pengukuran efek pada kombinasi ekstrak etanol daun sirih
dengan ciprofloxacin dilakukan 3 kali replikasi dan menghitung mean dan Standar
Deviasi (SD). Apabila data yang didapat homogen dan normal makan dilakukan uji
One Way ANOVA, tetapi apabila tidak homogen dan normal menggunakan Kruskal
Wallis pada nilai KHM ekstrak etanol daun sirih, KHM antibiotik ciprofloxacin,
dan KHM kombinasi ekstrak etanol daun sirih dan ciprofloxacin untuk mengetahui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
perbedaan dari berbagai perlakuan. Apabila terdapat perbedaan, maka dilakukan uji
Post Hoc atau uji Dunn pada taraf kepercayaan 95%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Daun sirih yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan dari daerah
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Juli 2017. Pembuktian kebenaran
tanaman yang digunakan dengan dilakukan determinasi. Hasil determinasi
menunjukan bahwa tanaman yang diteliti adalah daun sirih dengan nama latin Piper
betle L. (Lampiran 2).
Daun sirih yang telah terkumpul kemudian dilakukan pemisahan dengan
pengotor yang terdapat dalam daun, dicuci dengan air mengalir, dikeringkan,
kemudian dilakukan penyerbukan sehingga didapatkan simplisia daun sirih. Setelah
itu dilakukan penentuan kadar air. Penentuan kadar air dilakukan dengan metode
destilasi toluen (Gunanti et al. 2016). Tujuan dari penetapan kadar ini adalah untuk
mengetahui kadar air yang larut dalam pelarut yaitu toluen (Kartikasari et al. 2008).
Kadar air yang baik adalah kurang dari 10% (Dirjen POM, 1995). Kadar air yang
didapat pada penelitian ini yaitu 2,0037%, di mana telah sesuai dengan kadar air
yang baik.
Serbuk simpilisia daun sirih kemudian diekstrak menggunakan metode
maserasi. Maserasi yaitu seluruh serbuk kasar dimasukkan dalam wadah tertutup
dengan pelarut dan dibiarkan dalam pada suhu kamar dalam waktu kurang lebih 3
hari (Handa et al. 2008). Dalam penelitian ini menggunakan pelarut etanol 70%, di
mana etanol bersifat semipolar hingga polar, sehingga diharapkan etanol dapat
menarik senyawa senyawa polar maupun nonpolar yang terkandung dalam serbuk
simplisia dan dapat terlarut secara optimal (Kumalasari and Sulistyani 2011).
Ekstrak yang didapat kemudian disaring menggunakan corong Buchner
dan serbuk hasil penyaringan dilakukan remaserasi menggunakan pelarut etanol
70%. Ekstrak yang didapat merupakan eksrak kental dengan bobot tetap. Bobot
tetap adalah selisih 2 kali penimbangan berturut-turut tidak lebih dari 0,5mg
(Depkes RI, 1986). Ekstrak kental yang diperoleh yaitu 17,2266 gram. Setelah
didapatkan ekstrak kental dapat dihitung rendemennya. Penetapan rendemen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
bertujuan mengetahui jumlah kira- kira simplisia yang dibutuhkan untuk pembuatan
sejumlah tertentu ekstrak kental dan efektifitas pelarut yang digunakan
mengekstrak senyawa kimia yang terkandung dalam daun sirih. Hasil rendemen
yang tinggi menunjukkan bahwa senyawa- senyawa kimia yang dapat tersari dalam
ekstrak cukup besar (Kartikasari et al. 2008, Maulida and Guntarti 2015). Pada
penelitian ini rendemen yang diperoleh yaitu 28,77 %.
Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi sumuran digunakan
sebagai uji pendahuluan untuk mengetahui apakah ekstrak etanol daun sirih
memiliki kemampuan sebagai antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa.
Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media NA. Kontrol media dibuat
untuk memastikan bahwa pembuatan media NA aseptis dan pembuatan kontrol
pertumbuhan digunakan untuk memastikan bakwa bakteri Pseudomonas
aeruginosa dapat tumbuh dengan baik pada media NA. Kontrol negatif yang
digunakan yaitu DMSO 1%, aquadest steril, dan BPW. DMSO 1% digunakan untuk
melarutkan ekstrak etanol daun sirih, aquadest steril untuk melarutkan antibiotik
ciprofloxacin, dan BPW digunakan untuk mengencerkan bakteri. Kontrol negatif
digunakan untuk mengetahui apakah pelarut yang digunakan memiliki aktivitas
antibakteri atau tidak.
(a) (b)
Gambar 2. (a) Kontrol Media dan (b) Kontrol Pertumbuhan
Berdasarkan literatur konsentrasi KHM ekstrak etanol yaitu 50 mg/mL
(Chanudom et al. 2014) dan antibiotik ciprofloxacin yaitu 4 µg/mL (The Clinical
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
and Laboratory Standards Institute 2016). Tetapi dari hasil uji pendahuluan ekstrak
tanol daun sirih pada konsentarsi 50 mg/mL tidak menunjukan aktivitas antibakteri,
olehkarena itu konsentasi ekstrak etanol dinaikkan hingga konsentrasi 150 mg/mL.
Antibiotik ciprofloxacin pada konsentrasi 4 µg/mL menunjukan hasil overlapping,
sehingga konsentrasi ekstrak etanol diturunkan hingga konsentrasi 0,5µg/mL.
Dalam penelitian ini dilakukan replikasi sebanyak tiga kali. Dari hasil
pengamatan didapatkan zona hambat yang diukur menggunakan penggaris dengan
satuan millimeter (mm). Pengukuran dilakukan secara vertikal dan horizontal,
kemudian dari dua kali pengukuran dirata- rata dan selanjutnya dikurangi dengan
diameter lubang sumuran. Hasil pengukuran zona hambat ekstrak etanol daun sirih
terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 3. Hasil uji aktivitas antibakteri dengan metode sumuran
Keterangan:
A = antibiotik ciprofloxacin tunggal 0,5µg/mL
B = ekstrak etanol daun sirih 150 mg/mL
C = kombinasi ekstrak etanol daun sirih 150mg/mL
dan antibiotik ciprofloxacin 0,5 µg/mL
D = kombinasi ekstrak etanol daun sirih 300mg/mL
dan antibiotik ciprofloxacin 0,5 µg/mL
E = kombinasi ekstrak etanol daun sirih 600mg/mL
dan antibiotik ciprofloxacin 0,5 µg/mL
(-) = DMSO 1%, aquadest steril, dan BPW
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Hasil pengukuran zona hambat uji antibakteri kombinasi ekstrak etanol
daun sirih dan antibiotik ciprofloxacin diringkas dalam Tabel I.
Tabel I. Hasil pengukuran dalam zona hambat
Perlakuan Keterangan Mean (mm) ± SD
A antibiotik ciprofloxacin tunggal 0,5µg/mL 9,8 ± 1,4
B ekstrak etanol daun sirih 150 mg/mL 8,6 ± 1,8
C kombinasi ekstrak etanol daun sirih 150mg/mL
dan antibiotik ciprofloxacin 0,5 µg/mL
8,3 ± 1,7
D kombinasi ekstrak etanol daun sirih 300mg/mL
dan antibiotik ciprofloxacin 0,5 µg/mL
9,1 ± 1,0
E kombinasi ekstrak etanol daun sirih 600mg/mL
dan antibiotik ciprofloxacin 0,5 µg/mL
5,5 ± 1,0
(-) DMSO 1%, aquadest steril, dan BPW 0
Keterangan: diameter sumuran = 9,0 mm, n= 3
Berdasarkan kategori zona hambat bakteri menurut Davis Stout (Rita
2010), pada penelitian ini zona hambat yang didapat termasuk kategori sedang
untuk semua konsentrasi. Kontrol negatif tidak menunjukkan adanya zona hambat,
hal ini menunjukkan bahwa DMSO 1%, aquadest steril, dan BPW yang digunakan
tidak berpengaruh pada uji antibakteri atau tidak memiliki aktivitas antibakteri.
Antibiotik tunggal dan ekstrak etanol daun sirih tunggal memiliki aktivitas terhadap
Pseudomonas aeruginosa dengan terdapatnya zona hambat. Antibiotik memiliki
zona hambat paling besar dengan yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa antibiotik
ciprofloxacin paling poten terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa.
Data zona hambat yang didapat selanjutnya dilakukan analisis hasil secara
statistik (Lampiran 6). Data diuji normalitas distribusi menggunakan uji Shapiro
Wilk, karena jumlah sampel tiap kelompok hanya berjumlah tiga dan didapatkan
data tidak terdistribusi normal karena terdapat data dengan p < 0,05 yaitu antibiotik.
Kemudian dilakukan uji Levene Test untuk melihat homogenitas varian data. Hasil
uji ini didapatkan nilai p = 0,1067 (p > 0,05), sehingga menunjukkan data homogen.
Hasil uji menunjukkan data homogen, tetapi tidak terdistribusi normal. Oleh karena,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
itu dilanjutkan dengan uji non- parametrik yaitu Kruskal- Wallis. Uji ini dilakukan
untuk mengetahui apakah ada perbedaan bermakna antar kelompok yang
selanjutnya dilanjutkan dengan uji Post- Hoc Dunn untuk melihat letak
perbedaannya. Hasil uji Kruskal- Wallis didapatkan p – value = 0,03614 (p < 0,05),
sehingga terdapat berbedaan bermakna dalam perlakuan yang dilakukan. Kemudian
dilanjukan dengan uji Post- Hoc Dunn dan didapatkan hasil bahwa terdapat
perbedaan bermakna antara antibiotik dengan kontrol negatif, ekstrak etanol daun
sirih dengan kontrol negatif, kombinasi ekstrak etanol daun sirih 150mg/mL dan
antibiotik ciprofloxacin 0,5 µg/mL dengan kontrol negatif, dan kombinasi ekstrak
etanol daun sirih 300mg/mL dan antibiotik ciprofloxacin 0,5 µg/mL dengan kontrol
negatif. Tetapi tidak terdapat perbedaan bermakna antara antibiotik dan ekstrak,
maupun ketika ekstrak dan antibiotik dikombinasikan. Hal ini menunjukaan tidak
terjadi efek sinergis. Berdasarkan zona hambat yang didapat, ketika dilakukan
kombinasi antara ekstrak etanol daun sirih dan antibiotik ciprofloxacin terdapat
penurunan aktivitas antibakteri, di mana zona hambat setelah dikombinasikan lebih
kecil daripada zona hambat antibiotik tunggal dan ekstrak tunggal.
Daun sirih mengandung tanin, antrakuinon, flavonoid, alkaloid, terpenoid,
saponin, glikosida, flobatanin, hidroksialkavikol asetat, isoeugeol, anetole, asam
stearat, metil eugenol, carvacrol, chavicol, dan lain- lain. Minyak esensial daun sirih
memiliki aktivitas antimikroba yang signifikan terhadap mikroorganisme, seperti
Pseudomonas aeruginosa (Taukoorah et al. 2016). Mekanisme minyak atsiri
sebagai antibakteria yaitu merusak dinding sel bakteri (Tiwari et al. 2011). Efek
aktivitas antibakteri minyak esensial dapat menghambat pertumbuhan bakteri
(bakteriostatik) atau menghancurkan sel bakteri (bakterisida) (Swamy et al. 2016).
Penelitian saat ini mengungkapkan bahwa daun sirih hanya menunjukkan efek
bakteriostatik (Taukoorah et al. 2016). Disisi lain antibiotik ciprofloxacin bersifat
bakterisida. Terdapat penelitian yang menyatakan bahwa apabila antibakteri
bersifat bakteriostatik dan bakterisida dikombinasikan menunjukkan efek antagonis
(Ocampo et al. 2014).
Kombinasi agen antimikroba bekerja pada lokasi bakteri yang berbeda
yang dapat menyebabkan efek sinergis (Basri et al. 2014). Ciprofloxacin bekerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
dengan menghambat DNA topoisomerase II, di mana flavonoid memiliki
mekanisme kerja yang sama dengan ciprofloxacin. Target flavonoid yaitu DNA
topoisomerase II (Shuchi et al. 2016). Oleh karena itu, ini dapat menjadi salah satu
faktor terjadinya efek tidak sinergis ketika dikombinasikan.
Uji aktivitas antibakteri juga dilakukan menggunakan metode checkboard.
Pada uji aktivitas antibakteri ini menggunakan media NB, dimana berdasarkan
orientasi bakteri dapat tumbuh dengan baik pada media NB. Uji kombinasi yag
dilakukan menggunakan perbandingan ekstrak etanol daun sirih dan antibiotik
ciprofloxacin 1:1. Seri pengenceran dalam penelitian ini dilakukan diluar untuk
menghindari terjadinya kesalahan dalam pengenceran. Tiap well diisi dengan 50µl
NB, 50µl bakteri Pseudomonas aeruginosa, dan 50µl ekstrak etanol daun sirih/
antibiotik ciprofloxacin atau kombinasi ekstrak etanol daun sirih dengan antibiotik
ciprofloxacin masing- masing 25µl. Kemudian setelah dilakukan inkubasi selama
24 jam pada suhu 37oC. Kemudian dilakukan pengukuran optical density
menggunakan microplate-reader pada panjang gelompang 595nm.
Setelah didapatkan nilai OD, maka dapat dihitung nilai FIC index dan
didapatkan nilai FIC index = 3 dan berdasarkan nilai FIC index kombinasi ektrak
etanol daun sirih dan antibiotik ciprofloxacin terhadap Pseudomonas aeruginosa
menunjukan efek indifferent. Indifferent adalah efek kombinasi ektrak etanol daun
sirih dan antibiotik ciprofloxacin memiliki efek yang sama dengan antibakteri
tunggal (Blesson et al. 2015).
Tabel II. Hasil pengukuran nilai OD dengan metode checkboard
Ekstrak Etanol Daun Sirih (mg/mL)
150 300 600
0,572* 0,104 0,742 0,491**
Antibiotik
Ciprofloxacin
(µg/mL)
0,5 0,021** 0,451 0,858 0,580
1 0,017 0,450 0,763 0,543***
2 0,012 0,443 0,796 0,586
Keterangan: n = 3, nilai OD sesudah dikurangi blank; *kontrol pertumbuahan
sebagai pembanding; ** KHM tunggal, *** KHM kombinasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Nilai OD yang didapat naik turun. Padahal semakin tinggi konsentrasi
kandungan fitokimia yang terdapat pada ekstrak semakin banyak dan aktivitas
antibakteri semakin meningkat. Meningkatnya aktivitas antibakteri dapat dilihat
dengan menurunnya jumlah bakteri yang ditunjukkan dengan nilai OD yang
semakin kecil. Hal ini mungkin dapat disebabkan karena adanya serapan dari
larutan ekstrak sehingga aktivitas antibakteri tidak dapat ditentukan apakah terdapat
meningkatan aktivitas antibakteri atau tidak.
Data hasil dari metode checkboard dilakukan uji statistik (Lampiran 7).
Uji normalitas dilakukan menggunakan Shapiro- Wilk dan didapatkan data yang
didapat tidak normal karena terdapat nilai yang dibawah 0,05 (p < 0,05). Kemudian
dilakukan uji Levene untuk melihat homogenitas data dan didapatkan hasil p =
0,020 (p < 0,05). Data yang didapat tidak homogen. Karena data yang didapat tidak
normal dan tidak homogen, maka dilanjutakan dengan uji non- parametrik yaitu
Kruskal- Wallis. Dari uji Kruskal- Wallis didapatkan nilai p– value = 0,013 (p <
0,05), sehingga terdapat perbedaan bermakna antar kelompok. Dilanjutkan dengan
uji Post- Hoc Dunn untuk melihat letak perbedaannya.
Berdasarkan uji uji Post- Hoc Dunn terdapat perbedaan bermakna antara
MIC antibiotik ciprofloxacin dan kontrol negatif dan MIC antibiotik ciprofloxacin
dan kontrol pertumbuhan (p< 0,05). Hal ini telah sesuai dengan perhitungan FIC
index, dimana tidak ada perbedaan antara penggunaan antibiotik ciprofloxacin,
ekstrak etanol daun sirih, maupun kombinasi antibiotik ciprofloxacin dan ekstrak
etanol daun sirih.
Data yang didapat pada uji antibakteri menggunakan metode checkboard
belum dapat dipastikan kevalidan datanya. Hal ini disebabkan karena nilai OD yang
didapat tidak linier atau naik- turun. Padahal berdasarkan hukum Lambert-Beer,
konsentrasi dengan absorbansi berbanding lurus yaitu semakin tinggi konsentrasi
absorbansi yang terbaca juga semakin besar (Thiha and Ibrahim 2015). Panjang
gelombang juga dapat menjadi penyebab data yang didapat tidak linier (Upstone
2000). Dimana apabila dilihat dari warna larutan ekstrak etanol daun sirih berwarna
merah dan ini tidak sesuai dengan pandang gelombang yang digunakan. Penelitian
ini menggunakan panjang gelombang 595, sedangkan untuk larutan berwarna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
merah pada panjang gelombang 605- 750 nm (Shah et al. 2015). Hal lain yang
menyebabkan data tidak valid yaitu keterbatasan alat, dimana pada penelitian ini
tidak menggunakan microplate-shaker. Apabila tidak dilakukan mixing atau
pencampuran yang baik maka optical density sesungguhnya tidak dapat terbaca
(Gibbs 2001). Oleh karena itu, pada penelitian ini tidak dapat menyimpulkan efek
kombinasi antibakteri ekstrak etanol daun sirih dan antibiotik ciprofloxacin
menggunakan metode checkboard. Berdasarkan uji kombinasi antibakteri ekstrak
etanol daun sirih dan antibiotik ciprofloxacin menggunakan metode sumuran
terdapat perbedaan aktivitas yang ditunjukkan dengan menurunnya zona hambat
yang dihasilkan ketika dikombinasikan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil uji kombinasi aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun
sirih dan antibiotik ciprofloxacin terhadap Pseudomonas aeruginosa menggunakan
metode sumuran terdapat perbedaan aktivitas antibakteri dilihat dari diameter zona
hambat dan menggunakan metode checkboard didapatkan nilai FIC index 3 yang
berarti kombinasi ektrak etanol daun sirih dan antibiotik ciprofloxacin terhadap
Pseudomonas aeruginosa menunjukan efek indifferent.
Saran yaitu perlu dilakuakan penambahan seri konsentrasi antibakteri dan
optimasi panjang gelombang dalam pembacaan microplate-reader dengan metode
checkboard dan dapat melakukan uji kombinasi antibakteri dengan metode lain,
seperti metode E test.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
DAFTAR PUSTAKA
Agarwal, T., Singh, R., Shukla, A.D., Waris, I., and Gujrati, A., 2012. Comparative
Analysis of Antibacterial Activity of Four Piper betel Varieties, 3 (2), 698–
705.
Aiyegoro, O.A. and Okoh, A.I., 2009. Use of Bioactive Plant Products in
Combination with Standard Antibiotics : Implications in Antimicrobial
Chemotherapy, 3 (13), 1147–1152.
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2010. Acuan Sediaan Bahan Herbal.
Basri, D.F., Xian, L.W., Abdul Shukor, N.I., and Latip, J., 2014. Bacteriostatic
Antimicrobial Combination: Antagonistic Interaction Between Epsilon-
Viniferin and Vancomycin Against Methicillin-Resistant Staphylococcus
aureus. BioMed Research International, 2014.
Blesson, J., Saji, C. V, Nivya, R.M., and Kumar, R., 2015. Synergistic Antibacterial
Activity of Natural Plant Extracts and Antibiotics Against Methicillin
Resistant Staphylococcus aureus ( MRSA ), 4 (3), 741–763.
Chanudom, L., Bhoopong, P., Khwanchuea, R., and Tangpong, J., 2014. Original
Research Article Antioxidant and Antimicrobial Activities of Aqueous &
Ethanol Crude Extracts of 13 Thai Traditional Plants, 3 (1), 549–558.
Depkes RI,1986, Sediaan Ganelik, Departemen Republik Indonesia, Jakarta, hal.6.
Direktorat Jendral POM, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Jakarta,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1036.
Ducel, G., Fabry, J., and Nicolle, L., 2002. Prevention Of Hospital-Acquired
Infections. World Health Organization, 1–64.
Eliopoulos, G.M. and Eliopoulos, C.T., 1988. Antibiotic combinations: Should they
be tested. Clinical Microbiology Reviews, 1 (2), 139–156.
Foo, L.W., Salleh, E., and Mamat, S.N.H., 2015. Extraction and Qualitative
Analysis of Piper Betle Leaves for Antimicrobial Activities, 2 (2), 1–8.
Gibbs, J., 2001. Selecting the Detection System - Colorimetric , Fluorescent ,
Luminescent Methods. Corning Life Sciences, (5), 1–14.
Gunanti, F., Witasari, H.A., Edityaningrum, C.A., and Murrukmihadi, M., 2016.
Penetapan Parameter Standarisasi Non Spesifik Ekstrak Etanol Daun
Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.), 210–214.
Handa, S.S., Khanuja, S.P.S., Longo, G., and Rakesh, D.D., 2008. Extraction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Technologies for Medicinal and Aromatic Plants. ICS UNIDO.
Kartikasari, D., Nurkhasanah, and Sujiwo, P., 2008. Karakterisasi Simplisia dan
Ekatrak Etanol Daun Bertoni ( Stevia rebaudiana ) Dari Tiga Tempat Tumbuh,
145–151.
Kumalasari, E. and Sulistyani, N., 2011. Aktivitas Antifungi Ekstrak Etanol Batang
Binahong (Anredera cordifolia(Tenore) Steen.) Terhadap Candida albicans
Serta Skrining Fitokimia. Pharmaciana, 1 (2), 51–62.
Louie, T.J., 1994. Clinical Practice Guidelines Ciprofloxacin : an Oral Quinolone
for The Treatment of Infections with Gram-Negative Pathogens, 150 (5).
Maulida, R. and Guntarti, A., 2015. Pengaruh Ukuran Partikel Beras Hitam ( Oryza
sativa L .) Terhadap rendemen Ekstrak dan Kandungan Total Antosianin.
Pharmaciana, 5, 9–16.
Nurmala, Andriani, and Liana, D., 2015. Resistensi dan Sensitivitas Bakteri
terhadap Antibiotik di RSU dr. Soedarso Pontianak Tahun 2011-2013, 3 (1).
Ocampo, P.S., Lázár, V., Papp, B., Arnoldini, M., Zur Wiesch, P.A., Busa-Fekete,
R., Fekete, G., Pál, C., Ackermann, M., and Bonhoeffer, S., 2014. Antagonism
between bacteriostatic and bactericidal antibiotics is prevalent. Antimicrobial
Agents and Chemotherapy, 58 (8), 4573–4582.
Pradhan, D., Suri, K.A., Pradhan, D.K., and Biswasroy, P., 2013. Golden Heart of
the Nature : Piper betle L ., 1 (6), 147–167.
Rita, W.S., 2010. Isolasi, Identifikasi, dan Uji Aktivitas Antibakteri Senyawa
Golongan Triterpenoid Pada Rimpang Temu Putih (Curcuma zedoaria (Berg)
Roscoe). Jurnal Kimia, 4 (1), 20–26.
Shah, R.S., Shah, R.R., Pawar, R.B., and Gayakar, P.P., 2015. UV-Visible
Spectroscopy- A Review. International Journal of Institutional pharmacy and
life sciences, 5 (October), 490–505.
Shuchi, A., Bhone, M.K., and Chu, S.L., 2016. Combination Antibiotic-
Phytochemical Effects on Resistance Adaptation in Staphylococcus aureus.
African Journal of Microbiology Research, 10 (46), 1973–1982.
Swamy, M.K., Akhtar, M.S., and Sinniah, U.R., 2016. Antimicrobial Properties of
Plant Essential Oils Against Human Pathogens and Their Mode of Action: An
Updated Review. Evidence-based Complementary and Alternative Medicine,
2016.
Taukoorah, U., Lall, N., and Mahomoodally, F., 2016. South African Journal of
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Botany Piper betle L. ( betel quid ) Shows Bacteriostatic , Additive , and
Synergistic Antimicrobial Action When Combined With Conventional
Antibiotics. South African Journal of Botany, 105, 133–140.
The Clinical and Laboratory Standards Institute, 2016. M100S Performance
Standards for Antimicrobial Susceptibility Testing. Clinical and Laboratory
Standards Institute, Wayne, PA.
Thiha, A. and Ibrahim, F., 2015. A Colorimetric Enzyme-Linked Immunosorbent
Assay (ELISA) Detection Platform for a Point-of-Care Dengue Detection
System on a Lab-on-Compact-Disc, 11431–11441.
Tiwari, P., Kumar, B., Kaur, M., Kaur, G., and Kaur, H., 2011. Phytochemical
Screening and Extraction - A Review. Internationale Pharmaceutica Sciencia,
1 (1), 98–106.
Upstone, S.L., 2000. Ultraviolet / Visible Light Absorption Spectrophotometry in
Clinical Chemistry, 1699–1714.
Vahdani, M., Azimi, L., Asghari, B., Bazmi, F., and Rastegar, L.A., 2012.
Phenotypic Screening of Extended-Spectrum ß-Lactamase and Metallo-ß-
Lactamase in Multidrug-Resistant Pseudomonas aeruginosa From Infected
Burns. Annals of Burns and Fire Disasters, 25 (2), 78–81.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
LAMPIRAN
Lampiran 1. Daun Sirih
Lampiran 2. Surat Determinasi Tanaman (Daun Sirih Hijau)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Lampiran 3. Sertifikat Hasil Uji Pseudomonas aeruginosa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Lampiran 4. Bukti Pengukuran dengan Microplate reader
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Lampiran 5. Hasil pengukuran dengan Microplate reader 12
0,6
24
0,6
27
0,6
20
0,0
46
0,0
44
11
0,7
36
0,6
82
0,7
09
0,1
82
0,1
25
0,7
94
0,8
11
10
1,3
76
0,7
40
0,7
01
0,7
49
0,1
63
0,1
41
1,0
75
1,2
07
9
1,9
07
0,9
81
0,9
22
0,9
48
0,0
90
0,0
95
0,7
53
0,7
77
8
0,9
54
0,5
44
0,5
41
0,5
21
0,2
02
0,1
78
0,8
33
0,9
23
7
1,4
22
0,7
55
0,7
20
0,7
56
0,1
37
0,1
82
1,0
89
1,2
14
6
1,7
68
1,0
30
0,9
16
0,9
57
0,0
97
0,1
01
0,7
32
0,8
58
5
0,9
36
0,5
51
0,5
54
0,5
51
0,1
47
0,1
52
0,8
35
0,9
00
4
1,3
76
0,7
88
0,7
50
0,7
96
0,1
43
0,1
60
1,1
81
1,1
80
3
1,8
09
1,0
76
0,9
63
0,9
97
0,0
98
0,0
94
0,6
70
0,9
35
2
0,9
42
0,5
97
0,5
94
0,5
95
0,0
69
0,0
63
0,0
58
1
0,0
65
0,0
80
0,0
78
0,0
77
0,0
71
0,0
65
0,0
58
A
B
C
D
E
F
G
H
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Lampiran 6. Hasil perhitungan statistik uji aktivitas antibakteri dengan metode
sumuran
Shapiro test
Levene test
Kruskal- Wallis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Post- Hoc Dunn
Lampiran 7. Hasil perhitungan statistik uji aktivitas antibakteri dengan metode
checkboard
Shapiro test
Levene test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Kruskal- Wallis dan Post- Hoc Dunn
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama lengkap Lintang Sari Hermadana,
lahir di Kulon Progo pada tanggal 21 Agustus 1995.
Penulis yang akrab dipanggil Lintang ini merupakan anak
kedua dari dua bersaudara pasangan Joko Tri Hatmono
dan Tutik Iskanti. Penulis menempuh pendidikan di TK
Bopkri Wates (2000 – 2002), SD Negeri Percobaan 4
(2002- 2008), SMP Negeri 1 Wates (2008 – 2011), SMA
Negeri 1 Wates (2011 – 2014), dan pada tahun 2014
melanjutkan pendidikan untuk memperoleh gelar sarjana
di Universitas Sanata Dharma.
Selama berkuliah di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, penulis
aktif mengikuti berbagai kegiatan kemahasiswaan, diantaranya yaitu panitia
Hubungan Masyarakat dalam panitia Pharmacy Badminton Tournamen (2015 dan
2016), panitia Kesekretariatan dalam panitia Seminar Nasional (2016), dan asisten
dosen Praktikum Biologi Sel dan Molekuler (2017).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI