UPAYA MENGEMBANGKAN KECERDASAN SOSIAL MELALUI
METODE PROYEK DENGAN PEMBUATAN SOUP BUAH
PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PERTIWI
KRAKITAN III BAYAT KLATEN
TAHUN AJARAN 2013/2014
NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai derajat
Sarjana S-1
Pendidikan Guru Kependidikan Anak Usia Dini
(PG – PAUD)
OLEH
VIVI FINAZARWATI
A53B111035
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jl. A. Yati Tromol Pos I – Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417, Fax : 715448 Surakarta 57102
Website: http://www.ums.ac.id Email: [email protected]
Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah
Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir:
Nama : Drs. H. Sutan Syahrir Zabda, M.H.
NIP/NIK : 142
Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan
ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa :
Nama : Vivi Finazarwati
NIM : A53B111035
Program Studi : S1 PAUD
Judul Skripsi : UPAYA MENGEMBANGKAN KECERDASAN SOSIAL
MELALUI METODE PROYEK DENGAN PEMBUATAN
SOUP BUAH PADA ANAK KELOMPOK B DI TK
PERTIWI KRAKITAN III BAYAT KLATEN TAHUN
AJARAN 2013/2014
Naskah artikel tersebut, layak dan disetujui untuk dipublikasikan.
Demikian persetujui dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.
Surakarta, .................................
Pembimbing
DRS. H. SUTAN SYAHRIR ZABDA, M.H.
NIK. 142
PENGESAHAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UPAYA MENGEMBANGKAN KECERDASAN SOSIAL MELALUI
METODE PROYEK DENGAN PEMBUATAN SOUP BUAH
PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PERTIWI
KRAKITAN III BAYAT KLATEN
TAHUN AJARAN 2013/2014
Yang dipersiapkan dan disusun oleh:
VIVI FINAZARWATI
A53B111035
Telah disetujui oleh pembimbing skripsi untuk
dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi
Pada Tanggal : .......................................
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji
1. Drs. Sutan Syahrir Zabda, M. H ( )
2. Drs. M. Yahya, M. Si ( )
3. Drs. Ilham Sunaryo, M. Pd ( )
Surakarta, .....................................
Universitas Muhammadiyah Surakarta
UPAYA MENGEMBANGKAN KECERDASAN SOSIAL MELALUI
METODE PROYEK DENGAN PEMBUATAN SOUP BUAH
PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PERTIWI
KRAKITAN III BAYAT KLATEN
TAHUN AJARAN 2013/2014
Vivi Finarzarwati, A53B111035, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Program
Sarjana Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan Pendidikan AUD, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan guna mengembangkan kecerdasan sosial anak melalui
metode proyek dengan pembuatan soup buah pada anak kelompok B TK Pertiwi
Krakitan III Bayat Klaten Tahun Ajaran 2013/2014. Kondisi awal kecerdasan
sosial anak kurang berkembang dengan baik, hal ini disebabkan anak-anak masih
tidak mau berkawan dengan anak yang tidak berasal dari satu lingkungan, anak
masih membentuk pre geng. Penyebab lain adalah guru belum menerapkan
metode yang bervariatif sehingga anak merasa bosan dengan metode yang
monoton. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di TK Pertiwi Krakitan III Bayat
dengan subjek penelitian anak kelompok B yang berjumlah 15 anak. Data
mengenai kecerdasan anak diperoleh melalui lembar tabulasi skor perkembangan
kecerdasan sosial, sedangkan data penerapan metode proyek diperoleh melalui
lembar pedoman observasi penerapan metode proyek dan catatan lapangan.
Sedangkan data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analisis data
komparatif yaitu dengan membandingkan hasil pencapaian anak dengan indikator
yang ditargetkan. Dari analisis data menunjukkan bahwa pada Prasiklus diperoleh
data anak yang sudah mampu ada 5 anak atau 36.39%. Setelah dilakukan tindakan
perbaikan melalui siklus I diperoleh hasil sebesar 78.23% dan siklus II
kecerdasan sosial rata-rata anak dalam 1 kelas meningkat menjadi 92.5%. Dengan
demikian penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode proyek dengan
pembuatan soup buah dapat mengembangkan kecerdasan sosial anak kelompok B
TK Pertiwi Krakitan III Bayat Klaten Tahun 2013/2014.
Kata kunci : Kecerdasan Sosial, Metode Proyek
A. PENDAHULUAN
Dalam bukunya “Frames of mind” (1983), Howard Gardner
mengemukakan mengenai teori kecerdasan majemuk (Multiple intelegence).
Dalam teori tersebut menegaskan ada banyak cara bagi anak-anak untuk
belajar dan meraih kecerdasan. Pada awalnya Gardner menemukan tujuh
kecerdasan, setelah itu Gardner menemukan kecerdasan ke 8. Dan terakhir
Gardner memunculkan adanya kecerdasan yang ke 9 yaitu kecerdasan
eksistensial. Berikut ini adalah macam-macam kecerdasan majemuk yang
dikemukanan oleh Gardner (dalam Musfiroh, 2010: 1.13) terdiri atas:
kecerdasan Verbal Linguistik, kecerdasan Logis Matematis, kecerdasan
Visual Spasial, kecerdasan Kinestetik, kecerdasan Musikal, kecerdasan
Naturalis, kecerdasan Interpersonal (sosial), kecerdasan Intra personal,
kecerdasan Eksistensial.
Kecerdasan sosial merupakan salah satu kecerdasan yang dimiliki
anak yang harus dikembangkan terutama untuk anak usia dini. Seseorang
yang memiliki kecerdasan ini memiliki kemampuan mencerna dan merespon
secara tepat suasana hati, temperamen, motivasi, dan keinginan orang lain.
Cenderung menyukai dan efektif dalam hal mengasuh dan mendidik orang
lain, berkomunikasi, berinteraksi, berempati, dan bersimpati, memimpin dan
mengorganisasikan kelompok, berteman, menyelesaikan dan menjadi
mediator konflik menghormati pendapat dan hak orang lain, melihat sesuatu
hal dari berbagai sudut pandang, sensitif atau peka pada minat dan motif
orang lain, dan handal dalam bekerjasama dalam tim.
Banyak metode yang digunakan dalam pembelajaran untuk anak usia
dini. Metode yang digunakan di TK Pertiwi Krakitan III Bayat Klaten hanya
monoton yaitu metode pemberian tugas dan dilakukan di dalam kelas yang
masih menggunakan model pembelajaran klasikal. Karena model
pembelajaran yang monoton tersebut anak merasa jemu dan bosan berada di
dalam kelas, sehingga kecerdasan sosial anak tidak berkembang secara
optimal. Dengan permasalahan di atas secara tidak langsung penyebabnya
adalah guru TK Pertiwi Krakitan III Bayat Klaten karena belum bisa
menerapkan metode yang tepat serta memanfaatkan ruangan yang ada di
sekolah untuk mengembangkan kecerdasan sosial anak.
Dengan metode pembelajaran yang monoton menyebabkan
kecerdasan sosial anak menjadi rendah. Anak-anak kurang mampu menjalin
kerjasama dengan temannya. Hal ini dapat terlihat ketika guru memberikan
kegiatan bermain leggo secara kelompok, anak-anak masih bersifat egois dan
tidak mau berbagi dengan teman yang lain dan tidak menjalin kerjasama
dengan teman sebelahnya.
Dalam KBK 2004 (dalam Jumini, 2008) yang termasuk indikator
kecerdasan sosial yaitu: bekerjasama dalam menyelesaikan tugas, mau
berbagi dengan orang lain, bersedia bermain dengan teman sebaya dan orang
dewasa.
Metode proyek memberikan suatu pengetahuan atau keahlian dengan
menyelesaikan beberapa permasalahan sederhana dengan cara yang sama.
Proyek berasal dari kata dalam bahasa latih proyectycum yang memiliki
makna maksud dan tujuan atau rencana. Menurut Katz (dalam Gunarti, dkk.
2008) proyek merupakan penyelidikan dalam waktu yang lama, kegiatan
yang bersifat konstruktif dan berpusat pada bermain. Anak-anak terlibat
berulang kali dalam metode proyek ini dengan cara membangun pemahaman
mereka sendiri terhadap topik-topik yang sudah dikenal oleh anak. Warner
dan Sower (dalam Gunarti, dkk. 2008) menjelaskan bahwa proyek merupakan
salah satu cara untuk menarik perhatian dan pemikiran anak untuk terlibat
secara aktif dalam pembelajaran.
Kelebihan Metode Proyek menurut
http://stitattaqwa.blogspot.com/2012/03/pembahasan-metode-proyek.
..2013/10/20 menjelaskan mengenai kelebihan metode proyek sebagai
berikut: dapat membangkitkan dan mengaktifkan siswa, di mana siswa
masing-masing belajar dan bekerja sendiri, memberikan kesempatan kepada
setiap siswa, untuk mempraktekkan apa yang dipelajari, melalui metode
proyek memperhatikan segi minat, perbedaan serta kemampuan masing-
masing, dan dapat menumbuhkan sikap sosial dan kerjasama yang baik.
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di TK Pertiwi Krakitan Bayat III di desa
Krakitan kecamatan Bayat kabupaten Klaten provinsi Jawa Tengah dan telah
diakreditasi dengan nilai B. Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun
pelajaran 2013/2014.
Prosedur penelitian merupakan rangkaian tahap penelitian dari awal
hingga akhir penelitian. Mulai ditemukannya masalah terutama mengenai
kecerdasan sosial anak kelompok B TK Pertiwi Krakitan III Bayat yang
masih rendah, dan tindakan perbaikan yang dilakukan melalui tindakan siklus
I meliputi: perencanaan tindakan I, pelaksanaan tindakan I,
pengamatan/pengumpulan data I dan refleksi I, dan pelaksanaan kegiatan
perbaikan di siklus II dengan tahapan yang sama pada siklus I untuk
mengembangkan kecerdasan sosial. Dan jika hasilnya belum memenuhi target
yang ditentukan maka tindakan perbaikan dilanjutkan ke siklus berikutnya.
Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas adalah
melalui siklus. Dan dalam setiap satu siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu:
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data
kualitatif yaitu informasi yang berbentuk narasi atau kata-kata yang diperoleh
dari lembar observasi penerapan metode proyek untuk mengembangkan
kecerdasan sosial anak dan format catatan lapangan . Selain menggunakan
data kualitatif penelitian ini juga menggunakan data kuantitatif yaitu data
yang berupa angka-angka atau lambang bilangan yang diperoleh dari Lembar
observasi perkembangan kecerdasan sosial yang kemudian dicatat dalam
lembar tabulasi skor butir amatan kecerdasan sosial anak.
Sumber data pada penelitian ini ada 2 yaitu : sumber data kecerdasan
sosial yang diperoleh dari anak dengan cara melakukan pengamatan terhadap
perkembangan kecerdasan sosial anak dengan cara pemberian skor pada
lembar pedoman observasi perkembangan kecerdasan sosial anak yang
kemudian ditabulasikan dan dicatat dalam lembar tabulasi skor butir amatan
kecerdasan sosial anak dan sumber data penerapan metode yang diperoleh
melalui lembar observasi penerapan metode proyek pembuatan soup buah
yang dilaksanakan guru dengan cara memberi tanda (V) pada kolom “Y” jika
kegiatan dilaksanakan guru dan “T” jika kegiatan tidak dilaksanakan guru.
Teknik pengumpulan data yang akan dipergunakan peneliti adalah
lembar observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi serta foto kegiatan
anak. Sedangkan instrumen penelitian yang digunakan adalah: lembar
observasi perkembangan kecerdasan sosial yang berupa hasil penilaian
terhadap perkembangan kecerdasan sosial anak dan lembar observasi
penerapan metode proyek dengan pembuatan soup buah untuk
mengembangkan kecerdasan sosial anak yang berupa (V) pada kolom “Y”
atau “T”.
Teknik validitas data yang dipakai dalam penelitian ini dengan
triangulasi data. Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain, artinya peneliti melakukan
pengecekan kebenaran data yang telah dianalisis oleh peneliti yang berperan
sebagai guru kelas dengan membandingkan data guru pendamping sebagai
rekan kolabarator yang berperan membantu peneliti dalam memperoleh data
yang diperlukan.
Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis
komparatif dengan cara membandingkan rata-rata kecerdasan sosial anak
yang diperoleh pada siklus I dengan hasil rata-rata kecerdasan sosial anak
pada siklus II dan teknik analisis kritis dengan cara mengungkap kelemahan
dan kelebihan dalam penerapan metode proyek pada saat pelaksanaan
tindakan baik siklus I maupun siklus II.
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Deskripsi Siklus I
a. Perencanaan Tindakan Siklus I
Sebelum melaksanakan tindakan terlebih dahulu peneliti
membuat perencanaan yang matang terlebih dahulu. Pada siklus I ini
perencanaan tindakan disusun oleh peneliti berkoordinasi dengan
kolaborator, perencanaan kegiatan siklus I ini dilakukan pada hari
Senin, 02 Desember 2013 dengan peneliti sebagai pelaksana dan
kolaborator sebagai observernya. Adapun tindakan siklus I akan
dilaksanakan 2 kali pertemuan dipilih pada saat tema “Tanaman”.
Pertemuan pertama pada hari Selasa, 03 Desember 2013 dan
pertemuan kedua Kamis, 05 Desember 2013. Pada perencanaan ini
peneliti selain membuat rencana pengembangan bidang (RPB),
peneliti juga mempersiapkan peralatan yang akan digunakan untuk
pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan yaitu menyediakan
media pembelajaran yang akan digunakan seperti peralatan untuk
membuat soup buah.
b. Pelaksanaan Tindakan
Siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 03
Desember 2013 dengan jumlah peserta didik sebanyak 15 anak yang
terdiri dari 8 anak perempuan dan 7 anak laki-laki. Pembelajaran
dilakukan selama 1 jam atau + 60 menit mulai dari pukul 07.30-
08.30 WIB. Pada pertemuan pertama ini dilakukan 3 tahap
pembelajaran yaitu Pendahuluan: Baris, masuk ke dalam kelas
mengucap doa dan mengucap salam, kemudian dilanjutkan kegiatan
bercakap-cakap mengenai jenis tanaman. Inti: Guru memperlihatkan
jenis buah-buahan dan anak menyebutkan namanya serta
menjelaskan pelaratan yang akan digunakan. Setelah itu guru
menjelaskan langkah-langkah pembuatan soup buah. Setelah selesai
membagi anak dalam beberapa kelompok dan memberikan
kesempatan pada anak untuk mempraktekkannya. Penutup: Setelah
kegiatan selesai bersama-sama makan soup buah. Setelah selesai
guru melakukan tanya jawab mengenai kegiatan yang telah
dilakukan dan memberikan reward pada kelompok yang paling
kompak.
Pertemuan kedua dilaksanakan hari Kamis, 5 Desember 2013
dengan tahapan sama seperti pertemuan pertama yaitu: pendahuluan,
inti dan penutup.
c. Observasi
Observasi dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung,
terutama terhadap keberhasilan aspek penilaian yang berupa
kemampuan sosial anak saat guru menerapkan metode proyek
dengan pembuatan soup buah, terutama kemampuan sosial anak
dalam bekerja sama dalam menyelesaikan tugas, mau berbagi
dengan orang lain dan bersedia bermain dengan teman sebaya dan
orang dewasa yang telah dicatat pada lembar penilaian observasi.
Perubahan kecerdasan sosial anak ini dicatat pada setiap siklusnya
Kemampuan sosial anak kelompok B TK Pertiwi Krakitan III
Bayat pada prasiklus masih rendah. Hal ini terlihat pada hasil
pencapaian anak terutama pada kemampuan sosial anak pada saat
kegiatan kelompok hanya sebesar 30 % atau hanya 4 anak yang
sudah mampu. Sedangkan rata-rata kecerdasan sosial anak dalam 1
kelas baru mencapai 36.39%. Setelah diadakan tindakan perbaikan
melalui siklus I, maka anak yang masuk dalam penilaian sudah
mampu bertambah menjadi 10 anak atau mencapai sekitar 68% dan
kecerdasan sosial anak rata-rata dalam 1 kelas mencapai 78.23%.
Dengan demikian hasilnya masih belum dapat memenuhi target yang
telah ditentukan sebelumnya, sehingga peneliti perlu melanjutkan
penelitiannya untuk dapat memenuhi target yang telah ditentukan
yaitu sebesar 90%.
d. Analisis dan Refleksi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti bersama
rekan kolaborator pada saat pelaksanaan tindakan siklus I, peneliti
dan kolaborator kemudian melakukan analisis terhadap jalannya
proses pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan sosial anak
dan menganalisis kelemahan dan kelebihan yang terjadi pada siklus
I. Kekurangannya: 1) ada dua anak yang tidak mau berbagi buah
dengan temannya, 2) masih ada anak yang asyik main sendiri,
3) ada anak yang tidak mau meminjamkan peralatan pada temannya,
4) anak-anak masih berebut tugas dengan temannya. Sedangkan
kelebihannya: 1) sudah ada anak yang mampu menjadi pemimpin
dalam kelompoknya, 2) sudah ada komunikasi yang baik dengan
teman 1 kelompoknya.
2. Deskripsi Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
Pada perencanaan tindakan siklus II ini disusun oleh peneliti
dengan melibatkan rekan kolaboratornya. Perencanaan tindakan
siklus II dilakukan pada hari Senin, 09 Desember 2013. Pada waktu
diskusi telah disepakati bahwa peneliti sebagai pelaksana
pembelajaran dan kolaborator membantu dalam pelaksanaan
pembelajaran sampai selesai selaku observernya. Dalam pelaksanaan
kegiatan ini alokasi waktu setiap pertemuan + 60 menit. Adapun
tindakan disiklus II akan dilaksanakan 2 kali pertemuan pada saat
tema “Tanaman”. Pada perencanaan tindakan ini telah ditentukan
bahwa pertemuan pertama pada hari Selasa, 10 Desember 2013 dan
pertemuan kedua pada hari Kamis, 12 Desember 2013. Selain
membuat RBP peneliti juga mempersiapkan peralatan yang akan
digunakan untuk pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan seperti
buah-buahan dan peralatan pembuatan soup buah.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus II pada hari Selasa, 09 Desember
2013 sebagai pertemuan pertama siklus II. Pembelajaran dilakukan
di kelompok B dengan jumlah anak sebanyak 15 anak yang terdiri
dari 8 anak perempuan dan 7 anak laki-laki. Pelaksanaan tindakan
siklus II ini sama dengan pelaksanaan tindakan siklus I terdiri dari 3
tahap yaitu Pendahuluan : Baris masuk kelas berdoa, mengucap
salam dilanjutkan dengan kegiatan bercakap-cakap mengenai hasil
tanaman yang bisa dimakan. Inti : Pada kegiatan inti guru
menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan dan menyuruh
anak memilih kelompoknya yang terdiri dari 5 anak. Sebelum
memulai kegiatan anak diminta untuk berdiskusi membagi tugas
agar tidak berebut dan terjalin kerjasama dengan baik, barulah
pembelajaran melalui metode proyek dengan pembuatan soup buah
dimulai. Pada saat kegiatan berlangsung guru melakukan
pengamatan dan memberikan motivasi pada anak. Penutup : Guru
memberikan pujian dan tepuk tangan sebagai penghargaan pada anak
karena telah bekerjasama dengan baik. Kemudian dilanjutkan dengan
tanya jawab tentang kegiatan yang telah dilakukan. Barulah guru
memberikan kesimpulan terhadap kegiatan yang baru saja dilakukan.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 12
Desember 2013 dengan tahapan seperti pertemuan pertama yaitu
pendahuluan, inti dan penutup.
c. Observasi
Sewaktu pembelajaran berlangsung peneliti melakukan
observasi dan mencatat setiap perkembangan kemampuan sosial
anak melalui metode proyek dengan pembuatan soup buah. Dari
hasil tabulasi skor butir amatan perkembangan kecerdasan sosial
anak diperoleh rata-rata kecerdasan sosial anak dalam 1 kelas
sebesar 92.5%. Hal ini disebabkan pada siklus II ini pembelajaran
lebih menyenangkan, anak-anak semakin antusias dalam mengikuti
pembelajaran. Bahkan anak-anak sudah mampu menjalin kerjasama
dengan kelompoknya, sudah mau berbagi tugas dan mengajak
komunikasi dengan orang lain
d. Analisis dan Refleksi
Refleksi yang dilakukan oleh peneliti dengan kolaborator
pada siklus II yaitu: dalam pembagian kelompok sudah baik karena
diserahkan pada anak sehingga anak dapat memilih teman yang
dapat diajak kerjasama, meningkatnya jumlah anak yang mampu
menjalin komunikasi dan kerjasama dengan teman-temannya, anak
menjadi lebih akrab dan mau berbagi dengan temannya baik berbagi
tugas maupun peralatan dengan temannya, jumlah anak yang
memiliki kemampuan sosial meningkat dengan rata-rata kecerdasan
sosial anak dalam 1 kelas sebesar 92.5%.
3. Perbandingan dan peningkatan pembelajaran siklus I dan siklus II
Prosentase keberhasilan terhadap rata-rata kecerdasan sosial anak
dalam 1 kelas pada prasiklus atau sebelum guru menerapkan metode
proyek kecerdasan rata-rata anak hanya sebesar 36.39%, setelah
dilakukan tindakan perbaikan pada siklus I hasilnya meningkat , rata-rata
kecerdasan sosial anak dalam 1 kelas mencapai78.23%. Kemudian
penelitian dilanjutkan ke siklus II dan hasilnya meningkat menjadi
92.5%. Dengan demikian penelitian ini dapat dikatakan berhasil karena
hasilnya telah melampaui target yang ditentukan sebelumnya yaitu
sebesar 90%.
D. SIMPULAN
Berdasarkan serangkaian kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang telah dilaksanakan oleh peneliti melalui tindakan siklus I dan II maka
dapat disimpulkan bahwa: 1) Melalui metode proyek dengan pembuatan soup
buah dapat mengembangkan kecerdasan sosial pada anak kelompok B TK
Pertiwi Krakitan III Bayat Klaten Tahun Ajaran 2013/2014; 2) Melalui
metode proyek dengan pembuatan soup buah dapat mengembangkan
kecerdasan sosial rata-rata anak dalam 1 kelas sebelum diterapkan metode
proyek dengan pembuatan soup buah kecerdasan sosial anak hanya sebesar
36.39% atau hanya 4 anak yang masuk kategori mampu. Setelah dilakukan
tindakan siklus I meningkat menjadi 78.23% dan setelah dilakukan tindakan
siklus II meningkat lagi menjadi 92.5% .
DAFTAR PUSTAKA
Astuti Willi. 2011. Bermain dan Teknik Permainan. Solo Baru : Qinant
Depdikbud. 1996 . Didaktik / Metodik Umum di Taman Kanak-kanak: Depdikbud
Jakarta: Dirjen Pendidikan dasar dan menengah.
Depdiknas. 2005. Pedoman Penilaian di Taman Kanak-kanak: Depdiknas Jakarta
: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Rahman. 2005. Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Grafindo Litera Media.
Jumini (2008). Materi Pelatihan Guru Non PNS Kabupaten Klaten. Pelaksanaan
Kurikulum 2004 Standar Kompetensi TK dan RA. Klaten: IGTKI
Kabupaten Klaten
Musfiroh Tadkiroatun. 2010. Materi Pokok Pengembangan Kecerdasan Majemuk.
–Cet.5. Ed.1. Jakarta: Universitas Terbuka
Hidayati Nur Sri , Setiano Mangoen Prasodjo, A 2005. Anak Masa depan
Dengan Multi Intelegensi. Yogyakarta: Pradipta Publishing.
Waluyo Adi . 2002. Program Pendidikan Pra Sekolah. Yogyakarta: PGTKI Bina
Insan Mulia.
http://stitattaqwa.blogspot.com/2012/03/pembahasan-metode-proyek...diakses
2013/10/20