BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Di dalam laut terdapat berbagai sumberdaya hayati yang menjadi
penyusun struktur biota lingkungan perairan. Beberapa diantaranya adalah biota
yang hidupnya menempel pada jenis substrat baik yang terendam maupun tegakan
di dalam laut. Secara alami kehadirannya adalah peristiwa yang wajar. Biota-biota
penempel tersebut umumnya berasal dari kelompok bakteri, tumbuhan dan hewan.
Penempelan biota tersebut tidak hanya terjadi alami, dapat juga terjadi
pada berbagai sarana kepentingan manusia seperti pada kapal dan bangunan
pantai. Penempelan tersebut menimbulkan pengotoran biologis yang disebut
dengan biofouling (Peterson dkk., 1983).
Beberapa hasil riset menunjukkan hasil yang sangat fantastik, pada 100
kapal yang melayai jalur pelayaran laut di samudera Atlantik didapatkan 48 jenis
spesies hewan dan 16 jenis spesies tmbuhan yang menempel pada lambung. Biota
penempel tersebut terdiri atas jenis Balanus, Hidrozoid, Moluska, Bryozoa,
Tunicata dan Alage. Ketebalan biota penempel tersebut dapat mencapai 2-3 inci
dan beratnya dapat mencapai 50-100 ton pada kapal yang berlayar selama 6-8
bulan (Iselin, 1967).
Teritip (Balanus sp) adalah salah satu jenis biota yang termasuk golongan
Crustacea. Secara alami teritip banyak dijumpai di laut. Sudah sejak lama teritp
merupakan masalah yang sangat serius, kemampuannya dan tempat hidupnya
yang menempel pada substrat ternyata memiliki sifat yang dapat merusak dan
memperpendek umur suatu bangunan. ”Invasi” yang dilakukan oleh biota ini
dilakukan dengan cara menempelkan tubuhnya pada substrat yang
dikehendakinya.
Ada dua bentuk umum, cangkang yang dibangun yaitu dengan langsung
menempel pada substrat yang dinamakan teritip baran (acorn barnacle)
contohnya balanus sp dan menempel dengan mengunakan tangkainya yang
berbentuk seperti kulit disebut dengan teritip angsa (goose barnacle) contohnya
1
lepas. Teritip (balanus sp) menempel pada jenis subtrat yang cenderung kasar dan
berwarna gelap. Kebiasaan ini dpengaruhi oleh kemampuannya dalam membentuk
cangkang dan menempel pada substrat.
Menempelnya teritip pada bangunan pantai dan kapal ternyata tidak hanya
sekedar menempel. Pada kondisi tertentu biota ini mengeluarkan sejenis zat
tertentu yang mampu merusakkan substrat yang ditumpanginya. Kerusakan yang
ditimbulkannya mengakibatkan umur bangunan pantai dan kapal menjadi lebih
pendek, biaya operasional yang membengkak dan korosifitas subtrat.
Usaha yang dilakukan untuk mencegah menempelnya teritip pada
bangunan pantai dan kapal adalah dilakukan dengan mengecat bangunan tersebut
dengan cat yang mengandung logam berat. Hampir semua cat yang digunakan
mengandung logam berat dengan konsentrasi tertentu. Penggunaan logam berat
sebagai bahan baku cat diklaim sebagai salah satu sumber pencemaran logam
berat yang akhirnya terakumulasi di laut. Pencemaran, penurunan kualitas
ligkungan dan degradasi lingkungan adalah beberapa dampak yang ditimbulkan
oleh penggunaan logam berat.
Penggunaan dan pemanfaatan logam berat sebagai bahan baku cat
sepertinya sudah tidak bisa ditawar lagi dan kondisi tersebut sudah berlangsung
lama. Sehingga perlu dilakukan terobosan untuk mengurangi penggunaan logam
berat pada bahan baku cat dengan bahan baku yan alami dan ramah lingkungan.
Rumput laut (seaweed), utamanya dari kelompok halimeda sp memiliki
kemampuan untuk mengeluarkan metabolit sekunder pada proses metabolismenya
untuk mempertahankan diri dari serangan predator dan hama. Bahan aktif yang
dikeluarkan oleh halimeda sangat efektif untuk mencegah serangan predator dan
bakteri (antifouling).
Biofouling secara umum dibagi menjadi dua yaitu microfouling (bakteri)
dan macrofouling (teritip). Pencemaran (fouling) dapat menyebabkan
permasalahan korosif logam, rusaknya struktur bangunan dan bahan pada
bangunan pantai seperti dermaga, anjungan minyak, pelabuhan dan tambak.
Dalam rangka memperkecil dampak dari biofouling pada struktur bangunan yan
selalu terendam air, dilakuka dengan melindunginya dengan antifouling.
Beberapa antifouling yang digunakan adalah logam berat dan turunannya.
2
Umumnya antifouling yang digunakan memilki sifat toksik / beracun pada
organisma laut. Sebagai contoh, konsentrasi tributyltin ( TBT), dapat membunuh
organisma laut dengan seketika.
Berdasarkan hal tersebut di atas perlu dilakukan penggunaan antifouling
yang ramah lingkungan dan mengandung unsur alami untuk menghindari
pencemaran air. Beberapa organisme laut seperti ganggang, rumput laut,
spons/bunga-karang, organisme laut bakteri, echinoderm, hewan tak bertulang
punggung dan karang bentik dikenal karena memiliki kemampuan untuk
menghasilkan zat bioaktif sebagai antifouling.
1.2. Tujuan
1. Melakukan ekstraksi halimedatrial dan halimeda tetra asetat pada berbagai
jenis rumput laut dari golongan Halimeda sp.
2. Mengetahui dan menentukan rumput laut (Halimeda sp) yang memiliki
kandungan bahan aktif halimedatrial dan halimeda tetra asetat yang paling
baik dengan konsentrasi tertinggi.
3. Menentukan kadar prosentase bahan aktif halimedatrial dan halimeda tetra
asetat pada rumput laut (Halimeda sp).
4. Melihat struktur kimia berbagai jenis bahan aktif (metabolit sekunder)
Halimeda sp
5. Mengetahui dan menganalisis pengaruh penggunaan bahan aktif
halimedatrial dan halimeda tetra asetat terhadap laju penempelan biota
penempel (biofouling) pada kapal laut dan bangunan pantai.
6. Mengestimasi efektifitas bahan aktif halimedatrial dan halimeda tetra
asetat terhadap tingkat korosif pada bangunan pantai, kapal nelayan (kayu)
dan kapal laut (besi / baja).
1.3. Output / keluaran
1. Ekstraksi halimedatrial dan halimeda tetra asetat dari rumput laut
utamanya dari golongan Halimeda sp
2. Konsentrasi bahan aktif halimedatrial dan halimeda tetra asetat pada
rumput laut dari golongan Halimeda sp
3
Rumput laut (halimeda sp)sebagai biofouling
Ekstraksi bahan aktif
Uji coba terhadap laju pertumbuhan biota penempel (biofouling)
Bahan aktifhalimedatrial dan
halimeda tetra aesetat
Prosentase bahan aktif halimedatrial
Prosentase bahan aktif halimeda tetra asetat
Prosentase laju pertumbuhan biota penempel (biofouling)
Efektifitas anti fouling pada halimeda
Bahan dasar kapal laut / nelayan(besi dan kayu)
Bahan dasar bangunan pantai(beton)
Bahan aktif halimedatrial dan halimeda tetra asetat
Cat mengandung logam berat
Kontrol
Gambar 1. Alur Perumusan Masalah
3. Struktur kimia bahan aktif Halimedatrial dan Halimeda tetraasetat.
4. Efektifitas bahan aktif halimedatrial dan halimeda tetra asetat dalam
mencegah penempelan teritip (balanus sp) pada berbagai jenis substrat
dasar (flat besi / baja kapal laut, kayu dari kapal nelayan dan beton
bangunan pelabuhan)
5. Formulasi bahan aktif halimedatrial dan halimeda tetra asetat dalam bahan
cat untuk mencegah penempelan teritip (balanus sp) pada bangunan pantai,
kapal laut dan kapal nelayan.
1.4. Perumusan Masalah
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Rumput Laut
a. Alga Hijau
Hanya terdapat sekitar 10% dari 7000 spesies alga hijau (Divisi
Chlorphyta) ditemukan di laut, selebihnya banyak dijumpai di air tawar. Alga
hijau menghasilkan klorofil a dan b yang lebih dominan daripada jenis pegmen
yang lain. Pigmn-pigmen terdapat dalam plastid dan sangat tahan terhadap cahaya
panas. Dinding sel lapisan terluar terbentuk dari bahan pektin sedangkan lapisan
dalam dari sejenis selulosa. Enteremorpha, Caulerpa, Spirulina dan Halimeda
adalah beberapa jenis yang terdapat pada golongan alga hijau.
a. Halimeda sp
Halimeda adalah tumbuhan laut yang memiliki hijau daun dan merupakan
salah satu jenis dari golongan alga hijau. Halimeda memiliki kemampuan untuk
menghasilkan zat bioktif untuk antifouling. Zat aktif yang dihasilkan untuk
biofouling tersebut dikenal sebagai halimedatrial dan halimeda tetra asetat.
Halimedatrial adalah diterpenoid yang belum pernah terjadi trialdehyde, dikenal
sebagai metabolite sekunder yang utama dalam enam jenis ganggang yang
mengandung zat kapur Halimeda. Di laboratorium bioassays, halimedatrial
mememiliki sifat toksik dan beracun ke arah batu karang, ikan, dan mempunyai
cytotoxic dan antimicrobial. Halimedatrial yang disekresikan keluar dapat
menghadirkan suatu proses metabolisme tertentu yang menjadi sistem pertahanan
pada berbagai jenis ganggang laut terhadap musuh alaminya (Valeri J Paul dan
William Fenical, 1983).
Alga hijau, alga merah atau pun alga coklat merupakan sumber potensial
senyawa bioaktif yang sangat bermanfaat bagi pengembangan (1) industri farmasi
seperti sebagai anti bakteri, anti tumor, anti kanker atau sebagai reversal agent
dan (2) industri agrokimia terutama untuk antifeedant, fungisida dan herbisida.
Kemampuan alga untuk memproduksi metabolit sekunder terhalogenasi
yang bersifat sebagai senyawa bioaktif dimungkinkan terjadi, karena kondisi
5
lingkungan hidup alga yang ekstrem seperti salinitas yang tinggi atau akan
digunakan untuk mempertahankan diri dari ancaman predator. Dalam dekade
terakhir ini, berbagai variasi struktur senyawa bioaktif yang sangat unik dari isolat
alga merah telah berhasil diisolasi. Namun pemanfaatan sumber bahan bioaktif
dari alga belum banyak dilakukan. Berdasarkan proses biosintesisnya, alga laut
kaya akan senyawa turunan dari oksidasi asam lemak yang disebut oxylipin.
Melalui senyawa ini berbagai jenis senyawa metabolit sekunder diproduksi.
Halimeda secara kimiawi mampu menghasilkan diterpenoid metabolites
halimedatrial dan halimeda tetra acetate pada konsentrasi yang bermacam-
macam. Metabolite ini telah diteliti untuk berperanan dalam bahan kimia
pertahanan melawan terhadap pemakan tumbuhan berdasar pada bahan kimia
struktur mereka dan aktivitas biologi. Halimedatrial lebih efektif dibandingkan
halimedatetraasetat dalam sistem pertahanan ganggang laut untuk mengusir
musuh-musuh alaminya. (Valerie J. Paul and Kathryn L. Van Alstyne., 1999)
Gambar 2. Halimeda sp
6
2. Biofouling
Biofouling secara umum dibagi menjadi dua yaitu microfouling (bakteri)
dan macrofouling (teritip). Pencemaran (fouling) dapat menyebabkan
permasalahan korosif logam, rusaknya struktur bangunan dan bahan pada
bangunan pantai seperti dermaga, anjungan minyak, pelabuhan dan tambak.
Dalam rangka memperkecil dampak dari biofouling pada struktur bangunan yan
selalu terendam air, dilakuka dengan melindunginya dengan antifouling.
Beberapa antifouling yang digunakan adalah logam berat dan turunannya.
Umumnya antifouling yang digunakan memilki sifat toksik / beracun pada
organisma laut. Sebagai contoh, konsentrasi tributyltin ( TBT), dapat membunuh
organisma laut dengan seketika.
Gambar 3. Struktur Kimia Halimedatrial
Gambar 4. Biofouling Pada Substrat
7
Gambar 5. Tahapan Pertumbuhan Biofouling Pada Substrat
8
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini direncanakan selama sembilan (9) bulan, dimulai pada bulan
Maret 2009 dan berakhir pada bulan Nopember 2009 di laboratorium dasar
Universitas Sriwijaya, laboratorium PS. Ilmu Kelautan Universitas Sriwijaya,
Laboratorium kimia dasar dan Biokimia LIPI Jakarta dan Dermaga Pelabuhan
Tanjung Api-api Kabupaten Banyuasin Propinsi Sumatera Selatan.
3.2. Flow Chart Penelitian
Gambar 6. Flow chart alur penelitian
9
3.3. Tahapan Penelitian
3.3.1. Studi Pustaka
Pengumpulan data dan studi pustaka jenis-jenis rumput laut dari
golongan Halimeda Sp yang memiliki kandungan bahan aktif
(metabolit sekunder) halimedatrial dan halimeda tetra asetat.
3.3.2. Pengambilan Sampel dan Pembuatan Substrat Dasar
Setelah dilakukan studi pustaka kemudian dilanjutkan dengan
survey lokasi perairan di Sumatera Selatan dan Bangka Belitung yang
banyak ditemukan Halimeda Sp. Kemudian diambil beberapa sampel
untuk di lakukan uji laboratorium untuk memperoleh bahan aktif
(metabolit sekunder) halimedatrial dan halimeda tetra asetat.
Selama menunggu hasil laboratorium untuk memperoleh bahan
aktif (metabolit sekunder) halimedatrial dan halimeda tetra asetat
dilakukan pembuatan bahan substrat dasar untuk uji coba formula
antifouling.
Substrat yang dibuat sebanyak tiga jenis substrat yaitu :
1. Substrat beton yang merupakan tiruan dari jenis bangunan pantai
seperti dermaga, pelabuhan dan bangunan pantai lainnya.
2. Substrat baja yang merupakan tiruan dari bahan kapal laut.
3. Substrat kayu, sebagai tiruan dari kapal nelayan dan bangunan
pantai.
Masing-masing jenis subtrat dibuat sebanyak tiga buah dengan ukuran
40 cm x 40 cm. Semua jenis permukaan di buat kasar.
3.3.3. Ekstraksi Halimedatrial dan Halimeda Tetra asetat
Untuk memperoleh bahan aktif (metabolit sekunder)
halimedatrial dan halimeda tetra asetat dilakukan proses ekstraksi
dengan menggunakan teknik Kromatografi Gas Cair (KGC), kemudian
dilanjutkan pemisahan bahan aktif (metabolit sekunder) dengan
menggunakan teknik Kromatografi Lapis Tipis (KLT).
10
3.3.4. Pembuatan Formulasi Antifouling
Setelah diperoleh bahan aktif (metabolit sekunder) halimedatrial
dan halimeda tetra asetat kemudian dilakukan pembuatan formulasi
antifouling (cat antifouling) dengan metode dan proses yang hampir
sama dengan pembuatan cat antifouling pada umumnya.
3.3.5. Uji Coba Formula Antifouling
Uji selanjutnya adalah melihat tingkat efektifitas formula
antifouling dengan menggunakan bahan aktif (metabolit sekunder)
halimedatrial dan halimeda tetra asetat. Uji dilakukan dengan cara
melapisi substrat dasar yang telah dibuat sebelumnya (bahan
dasar/substrat beton, baja dan kayu) dengan formula antifouling.
Substrat dasar (beton, baja/besi dan kayu) kemudian di tanam di lokasi
perairan yang banyak dijumpai teritip (balanus sp) di sekitar Pelabuhan
Samudera Tanjung Api-api Sumatera Selatan.
Penanaman dilakukan selama tiga (3) bulan dengan harapan telah
ada teritip (balanus sp) yang menempel pada substrat yang ditanam.
Semua jenis substrat telah dilapisi oleh formula antifouling kecuali
substrat yang digunakan sebagai kontrol (tidak dilapisi formula
antifouling).
3.3.6. Perhitungan dan Analisis
Setelah tiga (3) bulan semua substrat di angkat. Kemudian
dibawa ke laboratorium untuk dilakukan perhitungan dan analisis laju
penempelan teritip (balanus sp). Perhitungan laju penempelan
dilakukan dengan menggunakan metode transek kuadran dengan
menghitung kelimpahan teritip yang menempel pada substrat.
11
3.4. Jadwal pelaksanaan penelitian
Tahapan kegiatan dalam rangka pelaksanaan penelitian sebagaimana
dijelaskan di atas, akan dilaksanakan selama jangka waktu sembilan (9) bulan dari
Bulan Maret – Nopember 2009. Jadwal rencana pelaksanaan penelitian beserta
tahapan pelaksanaannya dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Jenis KegiatanWaktu Penelitian
(bulan)2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1.
Persiapan- kordinasi- pengurusan izin- penyusunan instrument penelitian
X X
2.Survey lapangan dan pengambilan sempel Halimeda sp
X X
3. Laboratorium dan ekstraksi Halimeda sp X X X X
Laporan Kemajuan Riset(Laporan Loog book dan Penggunaan Keuangan)
X X
Uji coba lapangan di Pelabuhan Tanjung Api-api Banyuasin
X X X X
Monitoring dan Evaluasi Riset (MONEV) X X
4. Pengolahan dan analisis data X X X X
5. Penulisan laporan dan seminar X X X
6. Penyelesaian laporan akhir & evaluasi X X
7. Publikasi ilmiah dan Seminar Hasil Riset X
12
BAB IV
PEMBIAYAAN
Penelitian ini akan didanai oleh Dana Hibah Penelitian Strategis Nasional
dengan perincian biaya sebagai berikut, :
Tabel 1. Tahapan Pekerjaan dan Estimasi Biaya
No Tahapan Kerja Estimasi Biaya Keterangan
1. Gaji dan Upah 25.740.000 25,74%
2. Laboratorium dan proses ekstraksia. Bahan Habis Pakaib. Bahan Tidak Habis Pakai
40.050.0006.100.000
40,05% 6,10%
3. Biaya perjalanan 15.000.000 15,00%
4. Pengeluaran lain-lain 13.110.000 13,11%
5. Total biaya yang di butuhkan 100.000.000 100%
DAFTAR PUSTAKA
13
Arlyza, Irma Shita . 2007 . Bahan Aktif Dari Organisme Laut Sebagai Pengendali Biota Penempel . OSEANA .Puslit Oseanografi-LIPI. Vol:XXXII(1) 2007 hal:39-48. Majalah Ilmiah Semi Populer. No. ISSN 0126-1877.
Blair SM, Norris JN (1988) The deep-water species of Halimeda Lamouroux (Halimedaceae, Chlorophyta) from San Salvador Island, Bahamas: species composition, distribution and depth records. Coral Reefs 6:227–236.
Crawley MJ (1983) Herbivory: the dynamics of animal-plant interactions. Stud Ecol 10:437
Denno RF, McClure MS (eds) (1983) Variable plants and herbivores in natural and managed systems. Academic Press, New York, p 717
Earle SA (1972) The influence of herbivores on the marine plants of Great Lameshur Bay, with an annotated list of plants. In: Collett BB, Earle SA (eds) Results of the tektite program: ecology of coral reef fishes. Sci Bull LA County Nat Hist Mus 14:17–44
Feeny P (1976) Plant apparency and chemical defense. Rec Adv Phytochem 10:1–40
Fenical W (1976) Chemical variation in a new bromochamigrene derivative from the red seaweed Laurencia pacifica. Phytochemistry 15:511–512
Gerwick WH, Fenical W, Norris JN (1985) Chemical variation in the tropical seaweed Stypopodium zonale (Dictyotaceae). Phytochemistry 24:1279–1283
Harris dan Ramelow. 1990. Binding of Metal Ions by ParticulateQuadricauda. Environ. Sci. 627-652
Hay ME (1981a) Spatial patterns of grazing intensity on a Caribbean barrier reef: herbivory and algal distribution. Aquat Bot 11:97–109
Hay ME (1981b) Herbivory, algal distribution, and the maintenance of between habitat diversity on a tropical fringing reef. Am Nat 118:520–540
Hay ME (1984) Predictable spatial escapes from herbivory: how do these affect the evolution of herbivore resistance in tropical marine communities? Oecologia 64:396–407
Hay ME (1985) Spatial patterns of herbivore impact and their importance in maintaining algal species richness. Proc 5th Int Coral Reef Symp 4:29–34
14
Hay ME, Colburn T, Downing D (1983) Spatial and temporal patterns in hebivory on a Caribbean fringing reef: the effects on plant distribution. Oecologia 58:299–308
Hay ME, Fenical W, Gustafson K (1987) Chemical defense against diverse coral-reef herbivores. Ecology (in press) Hay ME, Paul VJ, Lewis SM, Gustafson K, Tucker J, Trindell R (in press) Can tropical seaweeds reduce herbivory by growing at night? Diel patterns of growth, nitrogen content, herbivory, and chemical versus morphological defenses. Oecologia
Hillis-Colinvaux L (1980) Ecology and taxonomy of Halimeda: primary producer of coral reefs. Adv Mar Biol 17:vii-viii +1–327
Hillis-Colinvaux L (1986) Halimeda growth and diversity on the forereef of Enewetak Atoll. Coral Reefs 5:19–22
Journal Coral Reefs Publisher Springer Berlin / Heidelberg ISSN 0722-4028 (Print) 1432-0975 (Online) Issue Volume 6, Numbers 3-4 / March, 1988 DOI 10.1007/BF00302022 Pages 263-269 Subject Collection Earth and Environmental Science SpringerLink Date Tuesday, November 30, 2004
Kadi, Achmad. 1997. Cara Mengenal Jenis-jenis Dari Marga Halimeda . Puslitbang Oseanologi-LIPI. OSEANA Volume Vol: XII (1) 1987 hal:1-12 Kategori Majalah Ilmiah Semi Populer Bahasa Bahasa Indonesia No. ISSN 0216-1877
Lewis SM (1985) Herbivory on coral reefs: algal susceptibility to herbivorous fishes. Oecologia 65:370–375
Lewis SM (1986) The role of herbivorous fishes on the organization of a Caribbean reef community. Ecol Monogr 56:183–200
Littler MM, Taylor PR, Littler DS (1983) Algal resistance to herbivory on a Caribbean barrier reef. Coral Reefs 2:111–118
Lobel PS, Ogden JC (1981) Foraging by the hervivorous parrotfish Sparisoma radians. Mar Biol 64:173–183
Lubchenco J, Gaines SD (1981) A unified approach to marine plant-herbivore interactions. I. Populations and communities. Ann Rev Ecol Syst 12:405–437
Mathieson AC, Fralick RA, Burns R, Flashive W (1975) Phycological studies during Tektite II at St. John, U.S.V.I. In: Earle SA, Lavenberg RL (eds) Results of the tektite program: coral reef invertebrates and plants. Sci Bull LA County Nat Hist Mus 20:77–103
15
McConnell OJ, Hughes PA, Targett NM, Daley J (1982) Effects of secondary metabolites from marine algae on feeding by the sea urchin, Lytechinus variegatus. J Chem Ecol 8:1437–1453
Mynderse JS, Faulkner DJ (1978) Variations in the halogenated monoterpene metabolites of Plocanium cartilagineum and P. violaceum. Phytochemistry 17:237–240
Norris JN, Fenical W (1986) Natural products chemistry: uses in ecology and systematics. In: Littler MM, Littler DS (eds) Handbook of phycological methods. IV. Ecological field methods. Cambridge University Press, Cambridge, pp 121–145
Ogden JC, Lobel PS (1978) The role of herbivorous fish and urchins in coral reef communities. Env Biol Fish 3:49–63
Paul VJ (1985a) The natural products chemistry and chemical ecology of tropical green algae of the order Caulerpales. PhD dissertation, Univ Calif, San Diego
Paul VJ (1985b) Chemical adaptation in pantropical green algae of the genus Halimeda. Proc 5th Int Coral Reef Symp 5:39–45
Paul VF (1987) Feeding deterrent effects of algal natural products. Bull Mar Sci (in press)
Paul VJ, Fenical W (1983) Isolation of Halimedatrial: chemical defense adaptation in the calcareous reef-building alga Halimeda. Science 221:747–749
Paul VJ, Fenical W (1984) Bioactive diterpenoids from tropical marine algae of the genus Halimeda. Tetrahedron 40:3053–3062
Paul VJ, Fenical W (1986) Chemical defense in tropical green algae, order Caulerpales. Mar Ecol Prog Ser 34:157–169
Paul VJ, Hay ME (1986) Seaweed susceptibility to hervivory: chemical and morphological correlates. Mar Ecol Prog Ser 33:255–264
Phillips DW, Towers GHN (1982) Chemical ecology of red algal bromophenols. I. Temporal, interpopulational and within-thallus measurements of lanosol levels in Rhodomela larix. J Exp Mar Biol Ecol 58:285–293
Putra, Sinly Evan. 2006. Tinjauan Kinetika dan Termodinamika ProsesAdsorpsi Ion Logam Pb, Cd, dan Cu oleh Biomassa Alga Nannochloropsis sp. Yang DiImmobilisasi Polietilamina-Glutaraldehid. Laporan Penelitian. Universitas Lampung. Bandar Lampung
16
Rhoades DF (1979) Evolution of plant chemical defense against herbivores. In: Rosenthal GA, Janzen DH (eds) Herbivores: their interaction with secondary plant metabolites. Academic Press, New York, pp 1–55
Rhoades DF, Cates RG (1976) Toward a general theory of plant antiherbivore chemistry. Rec Adv Phytochem 10:168–213
Rosenthal GA, Janzen DH (1979) Herbivores: their interactions with secondary plant metabolites. Academic Press, New York, p 718
Setiawan, Andi. 2004. Potensi Pemanfaatan Alga Laut Sebagai PenunjangPerkembangan Sektor Industri. Makalah Ilmiah Ketua Jurusan Kimia. Universitas Lampung. Bandar Lampung
Soerawidjaja, Tatang H. 2005. Membangun Industri Biodiesel di Indonesia.Makalah Ilmiah Forum Biodiesel Indonesia. 16 Desember 2005. Bandung
Steinberg PD (1984) Algal chemical defenses against herbivores: allocation of phenolic compounds in the kelp Alaria marginata. Science 223:405–407
Targett NM, Targett TE, Vrolijk NH, Ogden JC (1986). Effect of macrophyte secondary metabolites on feeding preferences of the herbivorous parrotfish. Mar Biol 92:141–148
Valerie J. Paul and William Fenical, 1983). Isolation of Halimedatrial: Chemical Defense Adaptation in the Calcareous Reef-Building Alga HalimedaInstitute of Marine Resources, Scripps Institution of Oceanography, La Jolla, California 92093. University of Guam Marine Laboratory, UOG Station, 96923 Mangilao Guam, USA. Departemen of Zoology NJ-15, University of Washington, 98195 Seattle Washington, USA.
Wilbur KM, Hillis-Colinvaux L, Watabe N (1969) Electron microscope study of calcification in the alga Halimeda (Order Siphonales). Phycologia 8:27–35
Wolf NG (1985) Food selection and resources partitioning by herbivorous fishes in mixed-species groups. Proc 5th Int Coral Reef Symp 4:23–28
Zar JH (1974) Biostatistical analysis. Prentice-Hall, Englewood Cliffs, NJ, p 620
Lampiran 1. Biodata Peneliti
Ketua Peneliti :Data Pribadi
17
1. Nama : Muhammad Hendri, ST., MSi
2. Tempat / Tanggal Lahir : Pontianak, 09 Oktober 1975
3. Alamat : Jl. Muhajirin No 94 Inderalaya
4. Telepon : 081 575 808080 / 0852 6810 2727
5. Pendidikan Terakhir : Magister (S2)
6. Email : [email protected]
Pendidikan1. SD Negeri 14 Kayu Agung - OKI
2. SMP Negeri I Inderalaya - OI
3. SMA Negeri I Inderalaya - OI
4. S1 – Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro
5. S2 – Magister Manajemen Sumberdaya Pantai (MSDP) UNDIP
Kursus dan Pelatihan1. Pelatihan TOEFL – Lembaga Bahasa Universitas Sriwijaya (2004)
2. Studi dan Identifikasi Lamun (seagrass) – LSM TAKA Semarang
3. Konservasi Ikan-Ikan Terumbu Karang Di Karimunjawa.
4. Studi identifikasi dan kelimpahan ekosistem padang lamun (2006).
5. Studi identifikasi dan kelimpahan ekosistem rumput laut di kepulauan
Karimunjawa Kabupaten Jepara.
6. Pelatihan Structural Equation Modeling (SEM) dan Partial Least Square
(PLS) (2007)
Penelitian1. Studi Distribusi dan Kelimpahan Makrobentos Di Perairan Teluk Awur
Kabupaten Jepara Jawa Tengah (2000).
2. Hubungan Ukuran Paruh (Beak) Terhadap Berat Badan dan Panjang
Badan Pada Chepalopoda (Sepiella inermis) Di Perairan Selat Madura
Untuk Estimasi Biomassa (2001).
3. Rencana Detail Tata Ruang Pelabuhan Tanjung Api-api Sumatera Selatan
(2002).
18
4. Studi Distribusi dan Kelimpahan Rumput Laut (Seaweed) di Kepulauan
Karimunjawa dan Sekitarnya (2003).
5. Hubungan Laju Penempelan Teritip (Balanus sp) Terhadap Berbagai
Media Uji Pada Berbagai Ekosistem di Perairan Teluk Awur Kabupaten
Jepara (2004).
6. Reef. check dan Pemantauan Daerah Pemijahan Ikan-Ikan Karang Di
Perairan Taman Laut Nasional Karimunjawa Jawa Tengah (WWF,
Yayasan TAKA 2003 – 2006)
7. Using Landsat ETM 7 Satellite Image to Análisis of Land Change and
Sedimentation at Banyuasin river, Banyuasin District – South Sumatera
(2005)
8. Manajemen Produksi, Pengelolaan dan Pemasaran Rumput Laut (Euchema
cottonii di Perairan Bangka Tengah Sebagai Landasan Pengelolaan dan
Penataannya (2007)
9. Analisis SWOT Usaha Budidaya Rumput Di Kabupaten Bangka Tengah
(2007).
10. Makrozoobenthos in Mangrove Ecosystem at Tanjung Api-Api, Banyuasin
Residence (2007)
11. Studi Distribusi Rumput Laut Di Pulau Burung Bangka Selatan (2008).
12. Perencanaan dan Teknis Budidaya Rumput Laut Di Pulau Burung
Kabupaten Bangka Selatan (2008)
Seminar 1. Seminar Nasional – Pengembangan Perikanan Tangkap Jawa Tengah
Berbasis Pelabuhan Perikanan – Program Doktor Manajemen Sumberdaya
Pantai (MSDP) (2007)
2. Seminar Nasional – Coral Reefs ; From Ecology to Industry (Center For
Tropical Coastal and Marine Studies UNDIP) (2007).
3. Marine Mollusc, Internasional seminar at Jepra Indah Hotel Jepara
Residence Central Java (2000)
4. Internasional Seminar “Inland water and Utilization”
(DKP, BRPPU – 2008)
19
Jurnal dan Artikel Ilmiah
1. Studi Pengkajian Ukuran Paruh (Beaks) Pada Sotong Sepiella inermis
Untuk Pendugaan Stok Biomassa di Peraira Selat Madura dan Sekitarnya
(2003) (Semirata FMIPA BKS Indonesia Bagian Barat).
2. Distribusi dan Kelimpahan Rumput Laut (seaweed) Di Perairan Laut
Karimunjawa (2004) (internasional journal)
3. Analisis SWOT pengembangan usaha budidaya rumput laut di Kabupaten
Bangka Tengah (2007) (nasional journal).
4. Manajemen pengembangan, pengelolaan dan pemasaran usaha budidaya
rumput laut di Propinsi Bangka Belitung (2008) (nasional journal)
5. Makrozobenthos in Tanjung Api-api (2008)
Organisasi
1. Ketua Komisi A Senat Fakultas Kelautan UNDIP (1997)
2. Ketua Komis A BPM (Badan Perwakilan Mahasiswa) UNDIP (1997)
3. Ketua Umum UNFFREL (Badan Pemantau Pemilu Indipenden) di
Kabupaten Grobogan Jawa Tengah (1998)
4. Wakil Direktur LSM TAKA Semarang (2003 – 2004).
5. Pendiri LSM Bahari Semarang Jawa Tengah (2000)
Pekerjaan
1. Staf Ahli (Marine Biologist and dive master) PT NUSA KARIMUN Semarang (1998 – 1999).
2. Dosen PS Ilmu Kelautan UNSRI (2001 – Sekarang)
Inderalaya, 20 Desember 2008-12-25
Muhammad Hendri, MSi NIP 132 296 429
ANGGOTA PENELITI II :
20
Nama : Wike Ayu Eka Putri, S.Pi, M.Si Tempat, Tgl Lahir : Padang, 12 Mei 1979 Jenis Kelamin : Perempuan Status : Menikah Agama : Islam Berat/Tinggi badan : 155 cm/50 kg Alamat Orang Tua : Jr. Tabek Pala No. 29 Nagari Talang,
Kabupaten SolokSumatera Barat 27365
Alamat : Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya
Telp : 0811 717 3384 / 0819 290 85257 Email : [email protected]
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
2003 – 2006 : Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor, Program Studi Ilmu Kelautan.
1998 – 2002 : Universitas Riau, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan.
1995 – 1998 : MAN Koto Baru Padang Panjang, Sumatera Barat. 1992 – 1995 : SMPN 01 Gunung Talang, Solok, Sumatera Barat. 1986 – 1992 : SDN 01 Aro Talang, Solok, Sumatera Barat.
PENGALAMAN ORGANISASI
1999 – 2000 : Sekretaris II BEM Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau.
2000 – 2001 : Bendahara Himpunan Mahasiswa MSP (HIMA-MSP) Universitas Riau.
2003 – 2004 : Sekretaris Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Kelautan (Watermass) Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
PENGALAMAN KERJA
1999-2002 : Asisten Praktikum MK. Ekologi Umum Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
2000-2002 : Asisten Praktikum MK. Biologi Laut Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
2000-2002 : Asisten Praktikum MK. Pikologi dan Tanaman Air Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
Juni – Juli 2005 : Standard Chartered Bank. Februari 2007 – Januari 2008 : Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi Universitas Bangka Belitung Feb 2008-sekarang : Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA
Universitas Sriwijaya
21
SEMINAR
2003 : Talk Show “Bedah pemikiran Paradigma Baru Pembangunan Indonesia Berbasis Kelautan”. Himpunan Mahasiswa Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lautan Institut Pertanian Bogor.
2005 : Bedah Buku “Al Quran dan Lautan”. Pusat Kajian Islam Al Marjan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.
Inderalaya, 20 Desember 2008-12-25
Wike Ayu Eka Putri, MSi NIP 132 325 688
Lampiran 2. Justifikasi Anggran dan Biaya
Penelitian ini akan didanai oleh Dana Hibah Penelitian Strategis Nasional
dengan perincian umum sebagai berikut:
22
1. Gaji dan Upah
No NamaHonor/Bulan
(Rp) Waktu Total1. Ketua Peneliti 800.000 9 7.200.0002. Anggota Peneliti I 480.000 9 4.320.0003. Anggota Peneliti II 480.000 9 4.320.0004. Surveyor 300.000 9 2.700.0005. Analis Lab. Biokimia 400.000 9 3.600.0006. Analis Lab. Kimia Dasar 400.000 9 3.600.000
Sub Total I 25.740.000
2. Bahan Habis Pakai dan Peralatan PenelitianNo Nama Bahan/Alat Satuan Harga (Rp) Jumlah (Rp)
Bahan Habis Pakai1. Flash disk 1 gbt 3 buah 150.000 450.0002. External memori 1 buah 1.500.000 1.500.000 3. Survey dan Pengambilan
sampel 3 trip perjalanan 1.000.000 3.000.0004. Ekstraksi 15 sampel 1.000.000 15.000.000 5. Pembuatan bahan substrat
(beton, plat baja / besi dan kayu)
4 sampel x 3 ulangan 300.000 3.600.000
6. Uji laboratorium 10 paket 1.000.000 10.000.0007. Uji lapangan 10 Paket 250.000 2.500.000
8. Pembuatan formula 4 paket 1.000.000 4.000.000
Sub Total II 40.050.000Bahan Tidak Habis Pakai
1. Sewa peralatan lab 10 item 75.000 750.0002. Sewa komputer 8 bulan 350.000 2.800.0003. Sewa life jacket 3 x 2 hari 25.000 150.0004. Sewa 1 set peralatan
oseanografi 8 trip perjalanan 300.000 2.400.0006. Sub Total III 6.100.000
3. Biaya PerjalananNo Perjalanan Satuan Jumlah1. Palembang-Tanjung Api-api
(pengujian substrat di lapangan/pelabuhan)
4 orang x 10 kali perjalanan x 2 PP x 100,000 8.000.000
2. Seminar Satu (1) kali 3.500.0003. Publikasi Dua (2) kali 3.500.0004. Sub Total IV 15.000.000
4. Pengeluaran lain-lain
23
No Nama Pengeluaran Satuan Jumlah1. Akomodasi penginapan di lapangan 3x 15 hrx 200,000 9.000.000
2. Biaya Dokumentasi 1.000.000 1.000.000
3. Komunikasi 3 org x 50,000 x 10 bln
1.500.000
4. Penelusuran Pustaka, Fotokopi, Penjilidan 870.000 870.000
5. Administrasi Surat Menyurat 390.000 390.000
6. Biaya Pemeliharaan Alat 350.000 350.000
7. Sub Total V 13.110.000
TOTAL 100.000.000
24
25