Download - USULAN BUKU AJAR - INSPIRE Portal
i
USULAN BUKU AJAR
MATA KULIAH:
HUKUM DAN POLITIK AGRARIA
Nama : Drs. Johannis Eduard Kaawoan, M.Si
NIP : 195706091986031002
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
MARET 2019
i
ii
DAFTAR ISI
Hal
Halaman Pengesahan ............................................................................................ i
Daftar Isi ............................................................................................................... ii
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Tujuan ............................................................................................................. 1
C. Sasaran Pengguna ........................................................................................... 1
D. Jadwal ............................................................................................................. 2
E. Gambaran Materi ............................................................................................ 2
F. Lampiran ......................................................................................................... 2
1. Rancangan Pembelajaran Semester .......................................................... 4
2. Rancangan Buku Ajar ............................................................................... 35
3. Sertifikat- Sertifikat Terkait...................................................................... 37
1. Sertifikat AA ...................................................................................... 37
2. Sertifikat PEKERTI ............................................................................ 37
3. Sertifikat Workshop Penyusunan Modul E-Learning ........................ 38
4. Sertifikat Pelatihan Penyusunan Bahan Ajar ...................................... 38
5. Sertifikat Penyusunan Modul E-Learning .......................................... 39
4. Tim Pengusul ........................................................................................... 40
5. Rencana Penganggaran (Komponen Pembiayaan) ................................... 41
1
A. LATAR BELAKANG
Bahan Ajar atau learning material, merupakan materi ajar yang dikemas sebagai
bahan untuk disajikan dalam proses pembelajaran. Bahan ajar merupakan bagian penting
dalam pelaksanaan pendidikan. Melalui bahan ajar dosen akan lebih mudah dalam
melaksanakan pembelajaran dan mahasiswa akan lebih terbantu dan mudah dalam belajar.
Bahan ajar dapat dibuat dalam berbagai bentuk sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik
materi ajar yang akan disajikan. Bahan ajar disusun dengan tujuan menyediakan bahan ajar
yang sesuai kebutuhan pembelajar, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik
dan setting atau lingkungan sosial mahasiswa, membantu pembelajar dalam memperoleh
alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh,
memudahkan guru atau dosen dalam melaksanakan pembelajaran.
Ada sejumlah manfaat yang dapat diperoleh apabila seorang dosen mengembangkan
bahan ajar sendiri, yakni antara lain; pertama, diperoleh bahan ajar yang sesuai dengan
kebutuhan belajar mahasiswa, kedua, tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang
sulit untuk diperoleh, ketiga, bahan ajar menjadi labih kaya karena dikembangkan dengan
menggunakan berbagai referensi, keempat, menambah khasanah pengetahuan dan
pengalaman dosen dalam menulis bahan ajar, kelima, bahan ajar akan mampu membangun
komunikasi pembelajaran yang efektif antara dosen dengan mahasiswa karena siswa akan
merasa lebih percaya kepada dosennya.
Dengan tersedianya bahan ajar yang bervariasi, maka pembelajar akan mendapatkan
manfaat yaitu, kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik. pembelajar akan lebih banyak
mendapatkan kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan
terhadap kehadiran dosen.
Berdasarkan hal tersebut maka Universitas Sam Ratulangi melalui Lembaga Pembinaan
dan Pengembangan Pemebelajaran (LP3) Universitas Sam Ratulangi memberi kesempatan
bagi para dosen untuk menyusun bahan ajar.
B. TUJUAN
- Menjadikan Bahan Ajar sebagai salah satu sarana pendukung kemajuan proses
pembelajaran.
- Memudahkan mahasiswa mempelajari materi mata kuliah Hukum Dan Politik
Agraria.
- Mendorong mahasiswa untuk belajar mandiri dan tidak tergantung pada kehadiran
dosen.
- Mempermudah mahasiswa memahami materi pembelajaran
- Meningkatkan ketersediaan publikasi bahan ajar.
C. SASARAN PENGGUNA
Sasaran pengguna Bahan Ajar mata kuliah Hukum Dan Politik Agraria ini adalah
mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas
Sam Ratulangi dan masyarakat umum yang mempunyai concern terhadap Hukum Dan
Politik Agraria.
2
D. JADWAL
NO TAHAPAN
KEGIATAN
WAKTU
Juni Juli Agustus September Oktober November
Perancangan
Pengembangan
Pelaksanaan
Evaluasi
E. GAMBARAN MATERI / ISI BAHAN AJAR
Bahan Ajar mata kuliah Hukum Dan Politik Agraria merupakan sebuah sarana
pembelajaran yang terintegrasi dengan pengembangan dari sisi content. Pada proposal ini
diajukan pengembangan untuk content bahan ajar mata kuliah Hukum Dan Politik
Agraria. Bahan Ajar ini diharapkan dapat digunakan oleh semua kalangan dengan tidak
terbatas oleh ruang dan waktu. Bahan Ajar ini hadir dalam rangka merefleksikan pemahaman
tentang konsep pentingnya Bahan Ajar dalam sistem pembelajaran Hukum Dan Politik
Agraria.
Bahan Ajar mata kuliah Hukum Dan Politik Agraria ini akan menyajikan
rancangan pembelajaran ini terdiri 8 bagian.
Bagian Pertama : PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP HUKUM AGRARIA
Bagian Pertama : STRUKTUR HUKUM TANAH NASIONAL
Bagian Ketiga : HUKUM AGRARIA NASIONAL
Bagian Keempat : KEDUDUKAN HUKUM ADAT DALAM PEMBENTUKAN
HUKUM AGRARIA NASIONAL
Bagian Kelima : KONSEPSI HUBUNGAN ANTAR BANGSA, NEGARA DAN
PERSEORANGAN DENGAN OBJEK HUKUM AGRARIA
Bagian Keenam : MACAM-MACAM HAK PENGUASAAN ATAS TANAH
Bagian Ketujuh : ASPEK HUKUM JUAL BELI TANAH
Bagian Delapan : ASPEK HUKUM KEPEMILIKAN PROPERTY BAGI ORANG
ASING
Modul juga akan dilengkapi dengan berbagai quiz yang bersifat interaktif – dan akan
disajikan dalam bentuk sebuah aplikasi atau program yang akan dirancang sedemikian rupa,
lengkap dengan audio dan video, serta bank soal yang akan menguji seberapa besar
penguasaan materi oleh mahasiswa.
F. LAMPIRAN
1. Rancangan Pembelajaran Semester
2. Rancangan Buku Ajar
3. Sertifikat Terkait
4. Tim Pengusul
5. Rencana Penganggaran
3
LAMPIRAN - LAMPIRAN
4
LAMPIRAN 1 : Rancangan Pembelajaran Semester
USULAN BAHAN AJAR
MATA KULIAH:
HUKUM DAN POLITIK AGRARIA
Nama : Drs. Johannis Eduard Kaawoan, M.Si
Institusi : Universitas Sam Ratulangi Manado
Fakultas : Ilmu Sosial Dan Politik
Program Studi : Ilmu Pemerintahan
2019
1
RANCANGAN PEMBELAJARAN
Mata Kuliah : Hukum Dan Politik Agraria Semester : 4 (empat); Kode : BBMJ-; sks : 3 (3-0)
Program Studi : Ilmu Pemerintahan Dosen : Drs. Johannis E. Kaawoan, M.Si ; Herman Nayoan, SH., M.Hum
; Gustaf Undap, S.Sos, M.Si ; Yurnie Sendow, SIP., M.Si
CAPAIAN PEMBELAJARAN:
a. Menguasai konsep teoretik dan pengertian dasar hukum dan politik agraria.
b. Mampu mengidentifikasi, mengklasifikasi dan mensistemasisasi masalah agraria yang berkembang dalam masyarakat dari pemerintahan
suatu negara;
c. Mampu merumuskan pilihan-pilihan pemecahan masalah dalam bidang agraria, termasuk kekuatan dan kelemahan setiap pilihan, yang
dapat dijadikan sebagai dasar dalam proses pengambilan kebijakan;
d. Mampu membandingkan praktek hukum agraria suatu negara, baik dimensi spasial (antar daerah, antarnegara, antarkomunitas, dan
antarindividu) maupun dalam dimensi waktu;
e. Mampu membangun konsensus (consensus building) dalam proses hukum dan politik keagrariaan;
f. Mampu menganalisis persoalan keagrariaan dengan berbagai teknik analisis.
g. Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah di bidang keagrariaan, berdasarkan hasil analisis terhadap
informasi dan data;
2
Matriks Pembelajaran :
Minggu
Kemampuan
akhir yang
diharapkan
Bahan Kajian/Materi
Pembelajaran
Bentuk
Pembelajaran
Waktu
Belajar
(Menit)
Deskripsi Tugas Luaran Kriteria
Penilaian
(Indikator)
Bobot
Nilai
(%)
Ref.
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Penjelasan Umum
Pelaksanaan
Perkuliahan
Diskusi 150 Kesepakatan
Dosen dengan
Mahasiswa
2 Menjelaskan
pengertian dan
ruang lingkup
hukum agraria.
PENGERTIAN DAN
RUANG LINGKUP
HUKUM AGRARIA
Diskusi kelompok 150 - Mahasiswa
mendiskusikan
permasahan yang
sudah disusun dosen
dalam kelompok kecil
- Diskusi kelas
- Tes formatif
- Hasil tes
formatif
(perorangan)
- Keaktifan
dalam diskusi
kelompok
- tes formatif
perseorangan
10 1-9
3-4 Menjelaskan
struktur hukum
tanah nasional dan
sejarah
perkembangannya.
STRUKTUR HUKUM
TANAH NASIONAL Diskusi kelompok 300 - Mahasiswa
mendiskusikan topik
yang sudah disusun
dosen dalam kelompok
kecil
- Diskusi kelas
- Mahasiswa secara
perorangan menyusun
ringkasan hasil kajian
tentang struktur hukum
tanah nasional dan
sejarah
perkembangannya.
Ringkasan hasil
kajian tentang
struktur hukum
tanah nasional
dan sejarah
perkembangann
ya.
(perorangan)
- Keaktifan
dalam diskusi
kelompok
- Kualitas
ringkasan
secara
perorangan
10 1-9
3
5-6 Menjelaskan tujuan
hukum agraria
nasional dan dasar-
dasar kenasionalan
hukum agraria.
HUKUM AGRARIA
NASIONAL Diskusi kelompok 300 - Mahasiswa
mendiskusikan topik
yang sudah disusun
dosen dalam kelompok
kecil
- Diskusi kelas
- Mahasiswa secara
perorangan menyusun
ringkasan hasil kajian
tentang tujuan hukum
agraria nasional dan
dasar-dasar
kenasionalan hukum
agraria.
Ringkasan hasil
kajian tentang
tujuan hukum
agraria nasional
dan dasar-dasar
kenasionalan
hukum agraria.
(perorangan)
- Keaktifan
dalam diskusi
kelompok
- Kualitas
ringkasan
secara
perorangan
10 1-9
7-8 Menjelaskan
pengertian hukum
adat, dan
kedudukan hukum
adat dalam
pembangunan
hukum agraria
nasional.
KEDUDUKAN
HUKUM ADAT
DALAM
PEMBENTUKAN
HUKUM AGRARIA
NASIONAL
Diskusi kelompok 300 - Mahasiswa
mendiskusikan topik
yang sudah disusun
dosen dalam kelompok
kecil
- Diskusi kelas
- Mahasiswa secara
perorangan menyusun
ringkasan hasil kajian
tentang pengertian
hukum adat, dan
kedudukan hukum adat
dalam pembangunan
hukum agraria
nasional.
Ringkasan hasil
kajian tentang
pengertian
hukum adat, dan
kedudukan
hukum adat
dalam
pembangunan
hukum agraria
nasional.
(perorangan)
- Keaktifan
dalam diskusi
kelompok
- Kualitas
ringkasan
secara
perorangan
10 1-9
9-10 Menjelaskan
konsepsi hubungan
antar bangsa,
Negara dan
perseorangan
dengan objek
hukum agraria.
KONSEPSI
HUBUNGAN ANTAR
BANGSA, NEGARA
DAN
PERSEORANGAN
DENGAN OBJEK
HUKUM AGRARIA
Diskusi kelompok 300 - Mahasiswa
mendiskusikan topik
yang sudah disusun
dosen dalam kelompok
kecil
- Diskusi kelas
- Mahasiswa secara
perorangan menyusun
Ringkasan hasil
kajian tentang
konsepsi
hubungan antar
bangsa, Negara
dan
perseorangan
- Keaktifan
dalam diskusi
kelompok
- Kualitas
ringkasan
secara
perorangan
10 1-9
4
ringkasan hasil kajian
tentang konsepsi
hubungan antar bangsa,
Negara dan
perseorangan dengan
objek hukum agraria.
dengan objek
hukum agraria.
(perorangan)
11-12 Menjelaskan
macam-macam hak
penguasaan atas
tanah.
MACAM-MACAM
HAK PENGUASAAN
ATAS TANAH
Diskusi kelompok
300 - Mahasiswa
mendiskusikan topik
yang sudah disusun
dosen dalam kelompok
kecil
- Diskusi kelas
- Mahasiswa secara
perorangan menyusun
ringkasan hasil kajian
tentang macam-macam
hak penguasaan atas
tanah.
Ringkasan hasil
kajian tentang
macam-macam
hak penguasaan
atas tanah.
(perorangan)
- Keaktifan
dalam diskusi
kelompok
- Kualitas
ringkasan
secara
perorangan.
20 1-9
13-14 Menjelaskan
pengertian, prinsip-
prinsip dan proses
pelaksanaan yang
terkait dengan
aspek hukum jual
beli tanah.
ASPEK HUKUM
JUAL BELI TANAH
Diskusi kelompok
300 - Mahasiswa
mendiskusikan 4opic
yang sudah disusun
dosen dalam kelompok
kecil
- Diskusi kelas
- Mahasiswa secara
perorangan menyusun
ringkasan hasil kajian
tentang pengertian,
prinsip-prinsip dan
proses pelaksanaan
yang terkait dengan
aspek hukum jual beli
tanah.
Ringkasan hasil
kajian tentang
pengertian,
prinsip-prinsip
dan proses
pelaksanaan
yang terkait
dengan aspek
hukum jual beli
tanah.
(perorangan)
- Keaktifan
dalam diskusi
kelompok
- Kualitas
ringkasan
secara
perorangan
10 1-9
15-16 Menjelaskan dasar
hukum dan prinsip-
prinsip kepemilikan
ASPEK HUKUM
KEPEMILIKAN
PROPERTY BAGI
ORANG ASING
Diskusi kelompok
300 - Mahasiswa
mendiskusikan 4opic
yang sudah disusun
Ringkasan hasil
kajian tentang
pemikiran
tentang dasar
- Keaktifan
dalam diskusi
kelompok
20 1-9
5
property bagi orang
asing.
dosen dalam kelompok
kecil
- Diskusi kelas
- Mahasiswa secara
perorangan menyusun
ringkasan hasil kajian
tentang dasar hukum
dan prinsip-prinsip
kepemilikan property
bagi orang asing.
hukum dan
prinsip-prinsip
kepemilikan
property bagi
orang asing.
(perorangan)
- Kualitas
ringkasan
secara
perorangan
DAFTAR REFERENSI:
1. A.P Parlindungan, (1990), Komentar Atas Undang-Undang Pokok Agraria. Bandung : Mandar Maju.
2. Boedi Harsono, (1997), Hukum Agraria Indonesia (Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria, Isi Dan Pelaksanaannya). Edisi revisi, Cetakan Ketujuh, Jakarta : Djambatan.
3. J.B. Daliyo, dkk., (2001), Hukum Agraria. Jakarta : PT. Prehallindo, APTIK.
4. Daud Silalahi, (1989), Pengaturan Hukum Tata Ruang Indonesia Suatu Pengantar. Yogyakarta : UGM.
5. Dirman, (1958), Perundang-Undangan Agraria Di Seluruh Indonesia. Jakarta : J.B. Wolters.
6. Eddy Ruchiyat, (1992), Politik Pertanahan Sebelum Dan Sesudah Berlakunya UUPA (UU No. 5 tahun 1960). Bandung : Alumni.
7. Effendi Perangin, (1991), Hukum Agraria Di Indonesia Suatu Telaah Dari Sudut Pandang Praktisi Hukum. Jakarta : Rajawali Press.
8. Maria S.W. Sumardjono, (2001), Kebijakan Pertanahan Antara Regulasi Dan Implementasi. Jakarta : Kompas Media Nusantara
9. Samun Ismaya, (2011), Pengantar Hukum Agraria. Yogyakarta : Graha Ilmu.
6
FORMAT RANCANGAN TUGAS
Nama Mata Kuliah : Hukum dan Politik Agraria Sks : 3 (3-0)
Program Studi : Ilmu Pemerintahan Pertemuan ke : 2
Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik
A. TUJUAN TUGAS:
Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup hukum agraria.
B. URAIAN TUGAS:
1. Obyek Garapan: PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP HUKUM AGRARIA
2. Batasan yang harus dikerjakan:
a. Definisi Hukum
b. Fungsi Dan Tujuan Hukum
c. Pengertian Agraria Dan Hukum Agraria.
d. Landasan Hukum Agraria.
e. Kedudukan Hukum Agraria Dalam Tata Hukum Indonesia.
f. Sifat Dan Ruang Lingkup Pengaturan Hukum Agraria
3. Metode/Cara Pengerjaan (acuan cara pengerjaan):
- Mahasiswa mendiskusikan permasalahan yang sudah disusun dosen dalam kelompok kecil
- Permasalahan yang didiskusikan:
1. Jelaskan definisi dari hukum !
2. Jelaskan fungsi dan tujuan hukum !
3. Jelaskan pengertian agraria dan hukum agraria !
4. Jelaskan landasan hukum agraria !
5. Jelaskan kedudukan hukum agraria dalam tata hukum Indonesia !
6. Jelaskan sifat dan ruang lingkup pengaturan hukum agraria !
- Hasil diskusi kelompok didiskusikan dikelas
- Mahasiwa mengikuti tes formatif
4. Deskripsi Luaran tugas yang dihasilkan:
7
- Hasil tes formatif perorangan
C. KRITERIA PENILAIAN (10%):
- Keaktifan dalam mengikuti diskusi kelompok
- Tes formatif perorangan
8
RUBRIK PENILAIAN
KRITERIA 1:Keaktifan dalam mengikuti diskusi kelompok(50%)
DIMENSI Sangat
Memuaskan
(≥80)
Memuaskan
(65-79)
Batas
(55-64)
Kurang
Memuaskan
(40-54)
Di bawah
standard
(<40)
SKOR
Dapat menjawab
dan bertanya
Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Tidak aktif
Punya catatan dan
referensi
Lengkap cukup kurang Kurang cukup Tidak cukup
TOTAL
KRITERIA 2: Tes formatif perseorangan (50%)
DIMENSI
Sangat
Memuaskan
(≥80)
Memuaskan
(65-79)
Batas
(55-64)
Kurang
Memuaskan
(40-54)
Di bawah
standard
(<40)
SKOR
Skor
9
FORMAT RANCANGAN TUGAS
Nama Mata Kuliah : Hukum dan Politik Agraria Sks : 3 (3-0)
Program Studi : Ilmu Pemerintahan Pertemuan ke : 3-4
Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik
A. TUJUAN TUGAS:
Menjelaskan struktur hukum tanah nasional dan sejarah perkembangannya.
B. URAIAN TUGAS:
1. Obyek Garapan: STRUKTUR HUKUM TANAH NASIONAL
2. Batasan yang harus dikerjakan:
a. Struktur Hukum Tanah Sebelum Berlakunya UUPA.
b. Struktur Hukum Tanah Setelah Berlakunya UUPA.
c. Sejarah Dan Perkembangan Politik Pertanahan Di Indonesia
3. Metode/Cara Pengerjaan (acuan cara pengerjaan):
- Mahasiswa mendiskusikan permasalahan yang sudah disusun dosen dalam kelompok kecil. Permasalahan yang dibahas meliputi:
1) Jelaskan struktur hukum tanah sebelum berlakunya UUPA !
2) Jelaskan struktur hukum tanah setelah berlakunya UUPA !
3) Jelaskan sejarah perkembangan politik pertanahan di Indonesia !
- Hasil diskusi kelompok didiskusikan di kelas
- Mahasiswa secara perorangan menyusun ringkasan hasil kajian tentang struktur hukum tanah nasional dan sejarah
perkembangannya.
4. Deskripsi Luaran tugas yang dihasilkan:
Ringkasan hasil kajian tentang struktur hukum tanah nasional dan sejarah perkembangannya. (perorangan)
C. KRITERIA PENILAIAN (10%):
- Keaktifan dalam diskusi kelompok.
- Kualitas ringkasan hasil kajian perorangan.
10
RUBRIK PENILAIAN
KRITERIA 1:Keaktifan dalam diskusi (50%)
DIMENSI Sangat Memuaskan
(≥80)
Memuaskan
(65-79)
Batas
(55-64)
Kurang
Memuaskan
(40-54)
Di bawah
standard
(<40)
SKOR
Keaktifan mencari literatur Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Tidak aktif 25
Keaktifan berdiskusi Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Tidak aktif 25
TOTAL 50
KRITERIA 2: Kualitas ringkasan hasil kajian perorangan (50%)
DIMENSI Sangat Memuaskan
(≥80)
Memuaskan
(65-79)
Batas
(55-64)
Kurang
Memuaskan
(40-54)
Di bawah standard
(<40)
SKOR
Kelengkapan konsep Sangat lengkap
(mampu
mengembangkan konsep
secara optimal)
Lengkap
(melebihi konsep
minimal pada modul)
Cukup lengkap
(sesuai konsep
minimal pada
modul)
Kurang lengkap
(dibawah konsep
minimal pada
modul)
Tidak lengkap
(konsep tidak
sesuai)
15
Ketepatan konsep Sangat tepat
(sesuai dengan logika
ilmiah)
Tepat
Cukup tepat Kurang tepat Tidak tepat 15
Ide baru dan kreativitas Sangat baik
(memunculkan beberapa
ide baru)
Baik
(memunculkan ide
baru)
Cukup baik
(ide seperti pada
modul)
Kurang baik
(ide di bawah
tuntutan modul)
Tidak baik
(miskin ide)
20
Total 50
11
FORMAT RANCANGAN TUGAS
Nama Mata Kuliah : Hukum dan Politik Agraria Sks : 3 (3-0)
Program Studi : Ilmu Pemerintahan Pertemuan ke : 5-6
Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik
A. TUJUAN TUGAS:
Menjelaskan tujuan hukum agraria nasional dan dasar-dasar kenasionalan hukum agraria.
B. URAIAN TUGAS:
1. Obyek Garapan: HUKUM AGRARIA NASIONAL
2. Batasan yang harus dikerjakan:
a. Tujuan Hukum Agraria Nasional.
b. Dasar-Dasar Kenasionalan Hukum Agraria.
3. Metode/Cara Pengerjaan (acuan cara pengerjaan):
- Mahasiswa mendiskusikan permasalahan yang sudah disusun dosen dalam kelompok kecil. Permasalahan yang dibahas meliputi:
1) Jelaskan tujuan hukum agraria nasional !
2) Jelaskan dasar-dasar kenasionalan hukum agraria nasional !
- Hasil diskusi kelompok didiskusikan di kelas
- Mahasiswa secara perorangan menyusun ringkasan hasil kajian tentang tujuan hukum agraria nasional dan dasar-dasar
kenasionalan hukum agraria.
4. Deskripsi Luaran tugas yang dihasilkan:
Ringkasan hasil kajian tentang tujuan hukum agraria nasional dan dasar-dasar kenasionalan hukum agraria. (perorangan)
C. KRITERIA PENILAIAN (10%):
- Keaktifan dalam diskusi kelompok.
- Kualitas ringkasan hasil kajian perorangan.
12
RUBRIK PENILAIAN
KRITERIA 1:Keaktifan dalam diskusi (50%)
DIMENSI Sangat Memuaskan
(≥80)
Memuaskan
(65-79)
Batas
(55-64)
Kurang
Memuaskan
(40-54)
Di bawah
standard
(<40)
SKOR
Keaktifan mencari literatur Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Tidak aktif 25
Keaktifan berdiskusi Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Tidak aktif 25
TOTAL 50
KRITERIA 2: Kualitas ringkasan hasil kajian perorangan (50%)
DIMENSI Sangat Memuaskan
(≥80)
Memuaskan
(65-79)
Batas
(55-64)
Kurang
Memuaskan
(40-54)
Di bawah standard
(<40)
SKOR
Kelengkapan konsep Sangat lengkap
(mampu
mengembangkan konsep
secara optimal)
Lengkap
(melebihi konsep
minimal pada modul)
Cukup lengkap
(sesuai konsep
minimal pada
modul)
Kurang lengkap
(dibawah konsep
minimal pada
modul)
Tidak lengkap
(konsep tidak
sesuai)
15
Ketepatan konsep Sangat tepat
(sesuai dengan logika
ilmiah)
Tepat
Cukup tepat Kurang tepat Tidak tepat 15
Ide baru dan kreativitas Sangat baik
(memunculkan beberapa
ide baru)
Baik
(memunculkan ide
baru)
Cukup baik
(ide seperti pada
modul)
Kurang baik
(ide di bawah
tuntutan modul)
Tidak baik
(miskin ide)
20
Total 50
13
FORMAT RANCANGAN TUGAS
Nama Mata Kuliah : Hukum dan Politik Agraria Sks : 3 (3-0)
Program Studi : Ilmu Pemerintahan Pertemuan ke : 7-8
Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik
A. TUJUAN TUGAS:
Menjelaskan pengertian hukum adat, dan kedudukan hukum adat dalam pembangunan hukum agraria nasional.
B. URAIAN TUGAS:
1. Obyek Garapan: KEDUDUKAN HUKUM ADAT DALAM PEMBENTUKAN HUKUM AGRARIA NASIONAL
2. Batasan yang harus dikerjakan:
a. Pengertian Hukum Adat.
b. Penyebutan Hukum Adat Dalam UUPA.
c. Kedudukan Hukum Adat Dalam Pembangunan Hukum Agraria Nasional.
3. Metode/Cara Pengerjaan (acuan cara pengerjaan):
- Mahasiswa mendiskusikan permasalahan yang sudah disusun dosen dalam kelompok kecil. Permasalahan yang dibahas meliputi:
1) Jelaskan pengertian dari hukum adat !
2) Jelaskan penyebutan hukum adat dalam UUPA !
3) Jelaskan kedudukan hukum adat dalam pembangunan hukum agraria nasional !
- Hasil diskusi kelompok didiskusikan di kelas
- Mahasiswa secara perorangan menyusun ringkasan hasil kajian tentang pengertian hukum adat, dan kedudukan hukum adat dalam
pembangunan hukum agraria nasional.
4. Deskripsi Luaran tugas yang dihasilkan:
Ringkasan hasil kajian tentang pengertian hukum adat, dan kedudukan hukum adat dalam pembangunan hukum agraria nasional.
(perorangan)
C. KRITERIA PENILAIAN (10%):
- Keaktifan dalam diskusi kelompok.
- Kualitas ringkasan hasil kajian perorangan.
14
RUBRIK PENILAIAN
KRITERIA 1:Keaktifan dalam diskusi (50%)
DIMENSI Sangat Memuaskan
(≥80)
Memuaskan
(65-79)
Batas
(55-64)
Kurang
Memuaskan
(40-54)
Di bawah
standard
(<40)
SKOR
Keaktifan mencari literatur Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Tidak aktif 25
Keaktifan berdiskusi Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Tidak aktif 25
TOTAL 50
KRITERIA 2: Kualitas ringkasan hasil kajian perorangan (50%)
DIMENSI Sangat Memuaskan
(≥80)
Memuaskan
(65-79)
Batas
(55-64)
Kurang
Memuaskan
(40-54)
Di bawah standard
(<40)
SKOR
Kelengkapan konsep Sangat lengkap
(mampu
mengembangkan konsep
secara optimal)
Lengkap
(melebihi konsep
minimal pada modul)
Cukup lengkap
(sesuai konsep
minimal pada
modul)
Kurang lengkap
(dibawah konsep
minimal pada
modul)
Tidak lengkap
(konsep tidak
sesuai)
15
Ketepatan konsep Sangat tepat
(sesuai dengan logika
ilmiah)
Tepat
Cukup tepat Kurang tepat Tidak tepat 15
Ide baru dan kreativitas Sangat baik
(memunculkan beberapa
ide baru)
Baik
(memunculkan ide
baru)
Cukup baik
(ide seperti pada
modul)
Kurang baik
(ide di bawah
tuntutan modul)
Tidak baik
(miskin ide)
20
Total 50
15
FORMAT RANCANGAN TUGAS
Nama Mata Kuliah : Hukum dan Politik Agraria Sks : 3 (3-0)
Program Studi : Ilmu Pemerintahan Pertemuan ke : 9-10
Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik
A. TUJUAN TUGAS:
Menjelaskan konsepsi hubungan antar bangsa, Negara dan perseorangan dengan objek hukum agraria.
B. URAIAN TUGAS:
1. Obyek Garapan: KONSEPSI HUBUNGAN ANTAR BANGSA, NEGARA DAN PERSEORANGAN DENGAN OBJEK
HUKUM AGRARIA
2. Batasan yang harus dikerjakan:
a. Hubungan Bangsa Indonesia Dengan Objek Hukum Agraria.
b. Hubungan Hukum Negara Dengan Objek Hukum Agraria.
c. Hubungan Hukum Perseorangan Dengan Objek Hukum Agraria.
3. Metode/Cara Pengerjaan (acuan cara pengerjaan):
- Mahasiswa mendiskusikan permasalahan yang sudah disusun dosen dalam kelompok kecil. Permasalahan yang dibahas meliputi:
1) Jelaskan hubungan bangsa dengan objek hukum agraria !
2) Jelaskan hubungan hukum Negara dengan objek hukum agraria !
3) Jelaskan hubungan hukum perseorangan dengan objek hukum agraria !
- Hasil diskusi kelompok didiskusikan di kelas
- Mahasiswa secara perorangan menyusun ringkasan hasil kajian tentang konsepsi hubungan antar bangsa, Negara dan
perseorangan dengan objek hukum agraria.
4. Deskripsi Luaran tugas yang dihasilkan:
Ringkasan hasil kajian tentang konsepsi hubungan antar bangsa, Negara dan perseorangan dengan objek hukum agraria. (perorangan)
C. KRITERIA PENILAIAN (10%):
- Keaktifan dalam diskusi kelompok.
- Kualitas ringkasan hasil kajian perorangan.
16
RUBRIK PENILAIAN
KRITERIA 1:Keaktifan dalam diskusi (50%)
DIMENSI Sangat Memuaskan
(≥80)
Memuaskan
(65-79)
Batas
(55-64)
Kurang
Memuaskan
(40-54)
Di bawah
standard
(<40)
SKOR
Keaktifan mencari literatur Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Tidak aktif 25
Keaktifan berdiskusi Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Tidak aktif 25
TOTAL 50
KRITERIA 2: Kualitas ringkasan hasil kajian perorangan (50%)
DIMENSI Sangat Memuaskan
(≥80)
Memuaskan
(65-79)
Batas
(55-64)
Kurang
Memuaskan
(40-54)
Di bawah standard
(<40)
SKOR
Kelengkapan konsep Sangat lengkap
(mampu
mengembangkan konsep
secara optimal)
Lengkap
(melebihi konsep
minimal pada modul)
Cukup lengkap
(sesuai konsep
minimal pada
modul)
Kurang lengkap
(dibawah konsep
minimal pada
modul)
Tidak lengkap
(konsep tidak
sesuai)
15
Ketepatan konsep Sangat tepat
(sesuai dengan logika
ilmiah)
Tepat
Cukup tepat Kurang tepat Tidak tepat 15
Ide baru dan kreativitas Sangat baik
(memunculkan beberapa
ide baru)
Baik
(memunculkan ide
baru)
Cukup baik
(ide seperti pada
modul)
Kurang baik
(ide di bawah
tuntutan modul)
Tidak baik
(miskin ide)
20
Total 50
17
FORMAT RANCANGAN TUGAS
Nama Mata Kuliah : Hukum dan Politik Agraria Sks : 3 (3-0)
Program Studi : Ilmu Pemerintahan Pertemuan ke : 11-12
Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik
A. TUJUAN TUGAS:
Menjelaskan macam-macam penguasaan atas tanah.
B. URAIAN TUGAS:
1. Obyek Garapan: MACAM-MACAM HAK PENGUASAAN ATAS TANAH.
2. Batasan yang harus dikerjakan:
a. Hak Milik.
b. Hak Guna Usaha.
c. Hak Guna Bangunan.
d. Hak Pakai.
e. Hak Sewa.
f. Hak Atas Tanah Yang Bersifat Sementara.
3. Metode/Cara Pengerjaan (acuan cara pengerjaan):
- Mahasiswa mendiskusikan permasalahan yang sudah disusun dosen dalam kelompok kecil. Permasalahan yang dibahas meliputi:
1) Jelaskan apa yang dimaksud dengan hak milik !
2) Jelaskan apa yang dimaksud dengan Hak Guna Usaha !
3) Jelaskan apa yang dimaksud Hak Guna Bangunan !
4) Jelaskan apa yang dimaksud hak pakai !
5) Jelaskan apa yang dimaksud hak sewa !
6) Jelaskan apa yang dimaksud hak atas tanah yang bersifat sementara !
- Hasil diskusi kelompok didiskusikan di kelas
- Mahasiswa secara perorangan menyusun ringkasan hasil kajian tentang macam-macam penguasaan atas tanah.
4. Deskripsi Luaran tugas yang dihasilkan:
Ringkasan hasil kajian tentang macam-macam penguasaan atas tanah. (perorangan)
18
C. KRITERIA PENILAIAN (20%):
- Keaktifan dalam diskusi kelompok.
- Kualitas ringkasan hasil kajian perorangan.
19
RUBRIK PENILAIAN
KRITERIA 1:Keaktifan dalam diskusi (50%)
DIMENSI Sangat Memuaskan
(≥80)
Memuaskan
(65-79)
Batas
(55-64)
Kurang
Memuaskan
(40-54)
Di bawah
standard
(<40)
SKOR
Keaktifan mencari literatur Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Tidak aktif 25
Keaktifan berdiskusi Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Tidak aktif 25
TOTAL 50
KRITERIA 2: Kualitas ringkasan hasil kajian perorangan (50%)
DIMENSI Sangat Memuaskan
(≥80)
Memuaskan
(65-79)
Batas
(55-64)
Kurang
Memuaskan
(40-54)
Di bawah standard
(<40)
SKOR
Kelengkapan konsep Sangat lengkap
(mampu
mengembangkan konsep
secara optimal)
Lengkap
(melebihi konsep
minimal pada modul)
Cukup lengkap
(sesuai konsep
minimal pada
modul)
Kurang lengkap
(dibawah konsep
minimal pada
modul)
Tidak lengkap
(konsep tidak
sesuai)
15
Ketepatan konsep Sangat tepat
(sesuai dengan logika
ilmiah)
Tepat
Cukup tepat Kurang tepat Tidak tepat 15
Ide baru dan kreativitas Sangat baik
(memunculkan beberapa
ide baru)
Baik
(memunculkan ide
baru)
Cukup baik
(ide seperti pada
modul)
Kurang baik
(ide di bawah
tuntutan modul)
Tidak baik
(miskin ide)
20
Total 50
20
FORMAT RANCANGAN TUGAS
Nama Mata Kuliah : Hukum dan Politik Agraria Sks : 3 (3-0)
Program Studi : Ilmu Pemerintahan Pertemuan ke : 13-14
Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik
A. TUJUAN TUGAS:
Menjelaskan pengertian, prinsip-prinsip dan proses pelaksanaan yang terkait dengan aspek hukum jual beli tanah.
B. URAIAN TUGAS:
1. Obyek Garapan: ASPEK HUKUM JUAL BELI TANAH
2. Batasan yang harus dikerjakan:
a. Pengertian Jual Beli Tanah.
b. Prinsip-Prinsip Penting Dalam Jual Beli Tanah.
c. Pelaksanaan Jual Beli Tanah
3. Metode/Cara Pengerjaan (acuan cara pengerjaan):
- Mahasiswa mendiskusikan permasalahan yang sudah disusun dosen dalam kelompok kecil. Permasalahan yang dibahas meliputi:
1) Jelaskan pengertian jual beli tanah !
2) Jelaskan prinsip-prinsip penting dalam jual beli tanah !
3) Jelaskan proses pelaksanaan jual beli tanah !
- Hasil diskusi kelompok didiskusikan di kelas
Mahasiswa secara perorangan menyusun ringkasan hasil kajian tentang pengertian, prinsip-prinsip dan proses pelaksanaan yang
terkait dengan aspek hukum jual beli tanah.
4. Deskripsi Luaran tugas yang dihasilkan:
Ringkasan hasil kajian tentang pengertian, prinsip-prinsip dan proses pelaksanaan yang terkait dengan aspek hukum jual beli tanah.
(perorangan)
C. KRITERIA PENILAIAN (10%):
- Keaktifan dalam diskusi kelompok.
- Kualitas ringkasan hasil kajian perorangan.
21
RUBRIK PENILAIAN
KRITERIA 1:Keaktifan dalam diskusi (50%)
DIMENSI Sangat Memuaskan
(≥80)
Memuaskan
(65-79)
Batas
(55-64)
Kurang
Memuaskan
(40-54)
Di bawah
standard
(<40)
SKOR
Keaktifan mencari literatur Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Tidak aktif 25
Keaktifan berdiskusi Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Tidak aktif 25
TOTAL 50
KRITERIA 2: Kualitas ringkasan hasil kajian perorangan (50%)
DIMENSI Sangat Memuaskan
(≥80)
Memuaskan
(65-79)
Batas
(55-64)
Kurang
Memuaskan
(40-54)
Di bawah standard
(<40)
SKOR
Kelengkapan konsep Sangat lengkap
(mampu
mengembangkan konsep
secara optimal)
Lengkap
(melebihi konsep
minimal pada modul)
Cukup lengkap
(sesuai konsep
minimal pada
modul)
Kurang lengkap
(dibawah konsep
minimal pada
modul)
Tidak lengkap
(konsep tidak
sesuai)
15
Ketepatan konsep Sangat tepat
(sesuai dengan logika
ilmiah)
Tepat
Cukup tepat Kurang tepat Tidak tepat 15
Ide baru dan kreativitas Sangat baik
(memunculkan beberapa
ide baru)
Baik
(memunculkan ide
baru)
Cukup baik
(ide seperti pada
modul)
Kurang baik
(ide di bawah
tuntutan modul)
Tidak baik
(miskin ide)
20
Total 50
22
FORMAT RANCANGAN TUGAS
Nama Mata Kuliah : Hukum dan Politik Agraria Sks : 3 (3-0)
Program Studi : Ilmu Pemerintahan Pertemuan ke : 15-16
Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik
A. TUJUAN TUGAS:
Menjelaskan dasar hukum dan prinsip-prinsip kepemilikan property bagi orang asing.
B. URAIAN TUGAS:
1. Obyek Garapan: ASPEK HUKUM KEPEMILIKAN PROPERTY BAGI ORANG ASING
2. Batasan yang harus dikerjakan:
a. Dasar Hukum Kepemilikan Property Bagi Orang Asing.
b. Prinsip-Prinsip Pemilikan Rumah Untuk Tempat Tinggal Bagi Orang Asing.
3. Metode/Cara Pengerjaan (acuan cara pengerjaan):
- Mahasiswa mendiskusikan permasalahan yang sudah disusun dosen dalam kelompok kecil. Permasalahan yang dibahas meliputi:
1) Jelaskan dasar hukum kepemilikan property bagi orang asing !
2) Jelaskan prinsip-prinsip pemilikan rumah untuk tempat tinggal bagi orang asing !
- Hasil diskusi kelompok didiskusikan di kelas
- Mahasiswa secara perorangan menyusun ringkasan hasil kajian tentang dasar hukum dan prinsip-prinsip kepemilikan property
bagi orang asing.
4. Deskripsi Luaran tugas yang dihasilkan:
Ringkasan hasil kajian tentang dasar hukum dan prinsip-prinsip kepemilikan property bagi orang asing. (perorangan)
C. KRITERIA PENILAIAN (20%):
- Keaktifan dalam diskusi kelompok.
- Kualitas ringkasan hasil kajian perorangan.
23
RUBRIK PENILAIAN
KRITERIA 1:Keaktifan dalam diskusi (50%)
DIMENSI Sangat Memuaskan
(≥80)
Memuaskan
(65-79)
Batas
(55-64)
Kurang
Memuaskan
(40-54)
Di bawah
standard
(<40)
SKOR
Keaktifan mencari literatur Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Tidak aktif 25
Keaktifan berdiskusi Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Tidak aktif 25
TOTAL 50
KRITERIA 2: Kualitas ringkasan hasil kajian perorangan (50%)
DIMENSI Sangat Memuaskan
(≥80)
Memuaskan
(65-79)
Batas
(55-64)
Kurang
Memuaskan
(40-54)
Di bawah standard
(<40)
SKOR
Kelengkapan konsep Sangat lengkap
(mampu
mengembangkan konsep
secara optimal)
Lengkap
(melebihi konsep
minimal pada modul)
Cukup lengkap
(sesuai konsep
minimal pada
modul)
Kurang lengkap
(dibawah konsep
minimal pada
modul)
Tidak lengkap
(konsep tidak
sesuai)
15
Ketepatan konsep Sangat tepat
(sesuai dengan logika
ilmiah)
Tepat
Cukup tepat Kurang tepat Tidak tepat 15
Ide baru dan kreativitas Sangat baik
(memunculkan beberapa
ide baru)
Baik
(memunculkan ide
baru)
Cukup baik
(ide seperti pada
modul)
Kurang baik
(ide di bawah
tuntutan modul)
Tidak baik
(miskin ide)
20
Total 50
24
GARIS BESAR MATERI PEMBELAJARAN
No. Pertemuan Materi Pembelajaran Garis Besar Materi Pembelajaran
1. 1 Penjelasan Umum Pelaksanaan
Perkuliahan
Pertemuan membahas capaian pembelajaran, metode dan strategi dalam
pembelajaran, evaluasi, serta tugas-tugas yang akan dicapai selama pembelajaran.
2. 2 PENGERTIAN DAN RUANG
LINGKUP HUKUM
AGRARIA
Pertemuan ini akan menguraikan dan menjelaskan :
- Definisi Hukum
- Fungsi Dan Tujuan Hukum
- Pengertian Agraria Dan Hukum Agraria
- Landasan Hukum Agraria
- Kedudukan Hukum Agraria Dalam Tata Hukum Indonesia
- Sifat Dan Ruang Lingkup Pengaturan Hukum Agraria
- Pembaharuan Hukum Agraria Nasional
3. 3-4 STRUKTUR HUKUM
TANAH NASIONAL
Pertemuan ini akan membahas:
- Struktur Hukum Tanah Sebelum Berlakunya UUPA
- Struktur Hukum Tanah Sesudahnya Berlakunya UUPA
- Sejarah Dan Perkembangan Politik Pertanahan Di Indonesia
4. 5-6 HUKUM AGRARIA
NASIONAL
Pertemuan ini akan membahas:
- Tujuan Hukum Agraria Nasional
- Dasar-dasar Kenasionalan Hukum Agraria
5. 7-8 KEDUDUKAN HUKUM
ADAT DALAM
PEMBENTUKAN HUKUM
AGRARIA NASIONAL
Pertemuan ini akan membahas:
- Pengertian Hukum Adat
- Penyebutan Hukum Adat Dalam UUPA
- Kedudukan Hukum Adat Dalam Pembangunan Hukum Agraria Nasional
6. 9-10 KONSEPSI HUBUNGAN
ANTAR BANGSA, NEGARA
DAN PERSEORANGAN
Pertemuan ini akan berdiskusi dan membahas:
- Hubungan Bangsa Indonesia Dengan Objek Hukum Agraria
- Hubungan Hukum Negara Dengan Objek Hukum Agraria
- Hubungan Hukum Perseorangan Dengan Tanah
25
DENGAN OBJEK HUKUM
AGRARIA
7. 11-12 MACAM-MACAM HAK
PENGUASAAN ATAS
TANAH
Pertemuan ini akan berdiskusi kelompok dan membahas:
- Hak Milik
- Hak Guna Usaha
- Hak Guna Bangunan
- Hak Pakai
- Hak Sewa
- Hak Atas Tanah Yang Bersifat Sementara
8. 13-14 ASPEK HUKUM JUAL BELI
TANAH
Pertemuan ini akan berdiskusi kelompok dan membahas:
- Pengertian Jual Beli Tanah
- Prinsip-Prinsip Penting Dalam Jual Beli Tanah
- Pelaksanaan Jual Beli Tanah
9. 15-16 ASPEK HUKUM
KEPEMILIKAN PROPERTY
BAGI ORANG ASING
Pertemuan ini akan berdiskusi kelompok dan membahas:
- Dasar Hukum Kepemilikan Property Bagi Orang Asing
- Prinsip-Prinsip Pemilikan Rumah Untuk Tempat Tinggal Bagi Orang Asing
26
Lampiran 2 : Rancangan Bahan Ajar
Pertemuan Ke -2
BAB 1
PENGERTIAN DAN LINGKUP HUKUM AGRARIA
A. Pengertian Hukum Agraria
Istilah tanah (agraria) berasal dari beberapa bahasa, dalam bahasas latin agre berarti
tanah atau sebidang tanah . agrarius berarti persawahan, perladangan, pertanian. Menurut
kamus besar Bahasa Indonesia agraria berarti urusan pertanahan atau tanah pertanian juga
urusan pemilikan tanah, dalam bahasa inggris agrarian selalu diartikan tanah dan dihubungkan
usaha pertanian, sedang dalam UUPA mempunyai arti sangat luas yaitu meliputi bumi, air dan
dalam batas-batas tertentu juga ruang angkasa serta kekayaan alam yang terkandung
didalamnya.
Hukum agraria dalam arti sempit yaitu merupakan bagian dari hukum agrarian dalam
arti luas yaitu hukum tanah atau hukum tentang tanah yang mengatur mengenai permukan atau
kulit bumi saja atau pertanian
Hukum agraria dalam arti luas ialah keseluruhan kaidah-kaidah hukum baik tertulis
maupun tidak tertulis yang mengatur mengenai bumi, air dan dalam batas-batas tertentu juga
ruang angkasa serta kekayaan alam yang terkandung didalamnya.
B. Definisi Hukum Agraria
• Mr. Boedi Harsono
Ialah kaidah-kaidah hukum baik tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur mengenai
bumi, air dan dalam batas-batas tertentu juga ruang angkasa serta kekayaan alam yang
terkandung didalamnya.
• Drs. E. Utrecht SH
Hukum agraria menguji hubungan hukum istimewa yang diadakan akan memungkinkan
para pejabat administrasi yang bertugas mengurus soal-soal tentang agraria, melakukan tugas
mereka.
• Bachsan Mustafa SH
Hukum agrarian adalah himpunan peraturan yang mengatur bagaimana seharusnya para
pejabat pemerintah menjalankan tugas dibidang keagrariaan.
C. Fungsi dan Tujuan UU Pokok Agraria
Tujuan di Undang-Undang Pokok Agraria sebagai tujuan Hukum Agraria Nasional
yaitu :
a. Meletakkan dasar bagi penyusunan Hukum Agraria Nasional, yang akan merupakan alat
untuk membawa kemakmuran, kebahagiaan, dan keadilan bagi Negara dan rakyat,
terutama rakyat tani dalam rangka masyarakat adil dan makmur.
Tujuan ini merupakan kebaikan dari sistem/cirri Hukum Agraria Kolonial yaitu Hukum
Agraria Kolonial disusun berdasarkan tujuan dan sendi-sendi dari pemerintahan jajahan
(Hindia Belanda) yang ditujukan untuk kepentingan, keuntungan, kesejahteraan, dan
kemakmuran bagi pemerintah (Hindia Belanda), orang-orang Belanda dan Eropa
lainnya.
27
b. Meletakkan dasar-dasar untuk mengadakan kesatuan dan kesederhanaan dalam Hukum
Pertanahan dalam rangka mengadakan kesatuan Hukum tersebut sudah semestinya
sistem hukum yang akan diberlakukannya harus sesuai dengan kesadaran hukum
masyarakat.
Oleh karena itu sebagian besar masyarakat Indonesia tunduk pada Hukum Adat, maka
pembentukan Hukum Agraria Nasional didasarkan pada Hukum Adat. Hukum Adat
yang dijadikan adat adalah asas/konsepsi-konsepsi, lembaga-lembaga, dan sistem
hukumnya. Dengan dijadikannya Hukum adat sebagai dasar pembentukan Undang-
Undang Pokok Agraria Nasional, maka sekaligus tercapai kesederhanaan hukum,
artinya Hukum Agraria Nasional tersebut mudah dipahami oleh masyarakat dan
kemudian dilaksanakan.
Tujuan kedua ini merupakan kebalikan dari sistem Hukum Agraria Kolonial, yaitu
Hukum Agraria Kolonial mempunyai sifat dualisme hukum, artinya pada saat yang
sama berlaku dan hukum agraria yang berbeda, disatu pihak berlaku Hukum Agraria
Barat yang diatur dalam KUH Perdata dan Agrarische Wet Stb 1870 No 55 dan dipihak
lain berlaku Hukum Agraria Adat yang diatur dalam Hukum Adat daerah masing-
masing.
c. Meletakkan dasar-dasar untuk memberikan kepastian Hukum mengenai hak-hak atas
tanah bagi rakyat seluruhnya.
Upaya untuk mewujudkan tujuan ini adalah dengan membuat peraturan Perundang-
Undangan yang diperintahkan oleh UUPA yang sesuai dengan jiwa dan asas UUPA.
Selain itu dengan melaksanakan Pendaftaran Tanah atas bidang-bidang tanah yang ada
diseluruh wilayah Indonesia yang bersifat mencerdaskan yaitu Pendaftaran tanah yang
bertujuan memberikan jaminan kepastian hukum terhadap hak-hak atas tanah.
Tujuan yang ketiga ini merupakan kebalikan dari ciri hukum Agraria juga, yaitu Hukum
Agraria Koloni tidak memberikan jaminan kepastian hukum terhadap hak-hak rakyat
Indonesia atas tanah dikarenakan pada waktu itu hanya hak-hak atas tanah yang tunduk
pada Hukum Barat yang didaftar oleh pemerintah Hindia Belanda dengan tujuan-tujuan
memberikan kepastian hukum (Rect Cadaster) sedangkan bagi tanah-tanah yang tunduk
pada Hukum Adat tidak dilakukan pendaftaran tanah, kalaupun didaftarkan tujuannya
bukan untuk memperoleh kepastian hukum melainkan untuk menetapkan siapa yang
berkewajiban membayar pajak atas tanah.
Fungsi Undang-Undang Pokok Agraria, antara lain :
1. Menciptkana unifikasi bidang Hukum Tanah, dengan menghapus/menyatakan tidak
berlaku lagi peraturan-peraturan hukum tanah yang lama dan menyatakan berlakunya
Hukum Tanah Nasional yang bersumber pada Hukum Tanah Adat yang tidak tertulis
2. Menciptakan unifikasi hak-hak perorangan atas tanah yang sudah dipunyai oleh orang-
orang dan badan hukum berdasarkan hukum Tanah Adat/Hukum Tanah Barat, dengan
cara mengubah menjadi salah satu hak-hak perorangan atas tanah menurut UUPA,
berdasarkan ketentuan-ketentuan konversi dalam Diktum Kedua UUPA
3. Meletakkan landasan hukum untuk pembangunan Hukum Tanah Nasional.
D. Landasan Hukum Agraria
Landasan Hukum Agraria islah ketentuan Pasal 33 ayat (3) UUD 45 merupakan
sumber hukum materiil dalam pembinaan hukum agraria nasional.
Hubungan pasal 33 ayat 3 UUD 1945 dengan UUPA :
28
1. Dimuat dalam Konsideran UUPA, Pasal 33 (3) dijadikan dasar hukum bagi
pembentukan UUPA dan merupakan sumber hukum (materiil) bagi pengaturannya.
“bahwa hukum agraria tersebut harus pula merupakan pelaksanaan dari pada Dekrit
Presiden tanggal 5 Juli 1959, ketentuan dalam pasal 33 Undang-undang Dasar dan
Manifesto Politik Republik Indonesia, sebagai yang ditegaskan dalam pidato Presiden
tanggal 17 Agustus 1960, yang mewajibkan Negara untuk mengatur pemilikan tanah
dan memimpin penggunaannya, hingga semua tanah diseluruh wilayah kedaulatan
bangsa dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, baik secara
perseorangan maupun secara gotong-royong”
2. Dalam penjelasan UUPA angka 1 : “hukum agraria nasional harus mewujudkan
penjelmaan dari pada azas kerokhanian, Negara dan cita-cita Bangsa, yaitu Ketuhanan
Yang Maha Esa, Perikemanusiaan, Kebangsaan, Kerakyatan dan Keadilan Sosial serta
khususnya harus merupakan pelaksanaan dari pada ketentuan dalam pasal 33 Undang-
undang Dasar dan Garis-garis Besar daripada Haluan Negara (GBHN)”. Pengaturan
keagrariaan atau pertanahan dalam UUPA yaitu untuk mengatur pemilikan dan
memimpin penggunaannya, harus merupakan perwujudan dan pengamalan dasar negara
pancasila dan merupakan pelaksanaan dari UUD 45 dan GBHN.Bahwa UUPA harus
meletakkan dasar bagi hukum agraria nasional yang akan dapat membawa kemakmuran,
kebahagiaan, keadilan serta kepastian hukum bagi bangsa dan negara.
E. Kedudukan Hukum Agraria Dalam Tata Hukum Indonesia
Menurut UUPA Dengan lahirnya UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
pokok Agraria (UUPA) yang bertujuan:
• Meletak kan dasar-dasar bagi penyusunan hukum agraria nasional, yang akan merupakan
alat untuk membawakan kemakmuran, kebahagian, dan keadilan bagi negara dan rakyat,
terytama rakyat tani dalam rangka masyarakat yang adil dan makmur.
Dasar kenasionalan hukum agraria yang telah dirumuskan dalam UUPA,adalah:
1. Wilayah indonesia yang terdiri dari bumi, air, ruang angkasa, dan kekayaan alam
yang terkandung didalamnya merupakan satu kesatuan tanah air dari rakyat
indonesia yang bersatu sebagai bangsa indonesia (pasal 1 UUPA).
2. Bumi air ruang angkasa dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya
merupakan karunia tuhan yang maha esa kepada bangsa indonesia dan merupakan
kekayaan nasional. Untuk itu kekayaan tersebut harus dipelihara dan digunakan
untuksebesar-besarnya kemakmuran rakyat (pasal1,2,14, dan 15 UUPA).
3. Hubungan antara bangsa indonesia dengan bumi, air, ruang angkasa, dan kekayaan
alam yang terkandung didalamnyabersifat abadi, sehingga tidak dapat diputuskan
oleh siapa pun (pasal 1 UUPA).
4. Negara sebagai organisasi kekuasaan dari bangsa dan rakyat indonesia diberi
wewenang untuk menguasai bumi, air, ruang angkasa, dan kekayaan alam yang
terkandung didalamnya untuk sebesar-besarnya kemakmuran, rakyat (pasal 2
UUPA).
5. Hak ulayat sebagi hak masyarakat huykum adat diakui keberadaanya. Pengakutan
tersebut disertai syarat bahwa hak ulayat tersebut masih ada, tidak bertentangan
dengan kepentingan nasional dan peraturan perundang-uandangan yang lebih tinggi
(pasal 3 UUPA).
29
6. Subjek hak yang mempunyai hubungan sepenuhnya dengan bumi, air, ruang
angkasa, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya adalah warga negara
indonesia tanpa dibedakan asli dan tidak asli. Badan hukum pada perinsipnya tidak
mempunyai hubungan sepenuhnya alam yang terkandung didalamnya (pasal 9,
21,dan 49 UUPA)
• Meletakkan dasar-dasar untuk mengadakan kesatuan dan kesederhanaan dalam hukum
pertanahan. Dalam rangka mengadakan kesatuan hukum tersebut sudah semestinya sistem
hukum yang akan diberikan harus sesuai dengan kesadaran hukum masyarakat.
• Meletakkan dasar-dasar untuk memeberi kepastian hukum mengenai hak-hak atas tanah
bagi rakyat seluruhnya. Upaya untuk mewujudkan tujuan ini adalah dengan membuat
peraturan perundang-undang yang diperintahkan oleh UUPA yang sesuai dengan asas dan
jiwa UUPA. Selain itu demngan melakukan pendaftaran tanah atas bidang-bidang tanah
yang ada diwilayah indonesia yang bersifat tanah yang bertujuan memberiakn jaminan
kepastian hukum terhadap hak-hak atas tanah.
F . Sifat dan Ruang Lingkup Hukum Agraria
Politik hukum pertanahan pada jaman HB dengan asas Domein dan Agrarische Wet
ditujukan untuk kepentingan Pemerintah Jajahan dan Kaula Negara tertentu yang mendapat
prioritas dan fasilitas dalam bidang penguasaan dan penggunaan tanah sedangkan golongan
bumi putra kurang mendapatkan perhatian dan perlindungan.
Menurut Agrarische Wet pemerintah HB bertindak sama kedudukannya dengan orang,
tampakadanya campur tangan pemerintah dalam masalah agraria pada umunya, sedangkan
setelah Indonesia merdeka pemerintah bertindak selaku penguasa.
Hukum agraria Negara RI bertujuan untuk mencapai sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat untuk menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 45 (Pasal
33ayat 3).
UU No. 5 Tahun 1960 mengatur:
1. Hubungan hukum antara bangsa Indonesia dengan BARA+K (bumi, air, ruang udara
dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya) yang terkandung di dalamnya.
2. Hubungan hukum antara Negara sebagai organisasi kekuasaan seluruh
rakyat Indonesia dengan BARA+K yang terkandung didalamnya. Atas dasar hak
menggusai tersebut maka Negara dapat ;
a. Menentukan bermacam-macam hak atas tanah.
b. Mengatur pengambilan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
c. Membuat perencanaan/planning mengenai penyediaan, peruntukan dan penggunaan
BARA+K yang terkandung di dalamnya.
d. Mencabut hak-hak atas tanah untuk keperluan kepentingan umum.
e. Menerima kembali tanah-tanah yang:
1. Ditelantarkan
2. Dilepaskan
3. Subyek hak tidak memenuhi syarat
f. Mengusahakan agar usaha-usaha di lapangan agraria diatur sedemikian rupa sehingga
meningkatkan produksi dan kemakmuran rakyat.
Tujuan diberikannya hak menguasai kepada negara ialah: untuk mencapai sebesar-besar
kemakmuran rakyat, dalam arti kebahagiaan, kesejahteraan dan kemerdekaan dalam
masyarakat dan negara hukum Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur. Hak
30
negara untuk menguasai pada hakekatnya memberi wewenang kepada negara untuk: mengatur
dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan dan pemeliharaan BARA+K
Hubungan antara orang baik sendiri-sendiri dan badan hukum dengan BARA+K yang
terkandung di dalamnya.Yang dimaksud dengan hak atas tanah ialah: “Hak yang memberikan
wewenang untuk mempergunakan permukaan bumi atau tanah yang bersangkutan demikian
pula tubuh bumi dan air serta ruang angkasa yang ada di atasnya, sekedar diperlukan untuk
keperluan yang langsung berhubungan dengan penggunaan tanah itu, dalam batas-batas
menurut UU ini dan peraturan hukum lain yang lebih tinggi.
Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
G. Pembaharuan hukum Agraria Nasional
1. Upaya Penyelesayan Hukum Agraria Nasional
Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia ( RI ) dinyatakan pada tanggal 17 Agustus
1945 oleh soekarno dan Mohamad Hatta atas nama bangsa indonesia sebagai tanda
terbentuknya negara kesatuan RI sebagai suatu bangsa yang merdek. Dari segi yuridis,
proklamasi kemerdekaan merupakan saat tidak berlakunya hukum kolonial dan saat mulai
berlakunya hukum nasional, sedangkan dari segi politis, peroklamasi kemerdekaan
mengandung arti bahwa bangsa indonesia terbatas dari penjajahan bangsa asing dan memiliki
kedaulatan untuk menentukan nasibnya sendiri.
Proklamasi kemerdekaan RI mempunyai 2 arti penting bagi penyusunan hukum agraria
nasional, yaitu pertama, bagsa indonesia memutuskan hubungannya dengan hukum agraria
kolonial, dan kedua, bangsa indonesia sekaligus menyusun hukum agraria nasional.
Upaya yang dilakukan oleh pemerintah indonesia untuk menyesuaikan hukum agraria
kolonial dengan keadaan dan kebutuhan setelah indonesia merdeka, yaitu :
1. Mengunakan kebijaksanaan dan tafsir baru.
2. Penghapusan hak-hak kovensi.
3. Penghapusan tanah pertikelir.
4. Perubahan peraturan persewaan tanaah rakyat.
5. Peraturan tambahan untuk mengawasi pemindahan hak atas tanah.
6. Peraturan dan tindakan mengenai tanah-tanah perkebunan.
7. Kenaikan canon dan ciji.
8. Larangan dan penyelesayan soal pemakaian tanah tanpa izin.
9. Peraturan perjanjian bagi hasil (tanah pertanian).
10. Peralihan tugs dan wewenang.
2. Faktor-faktor Penting dalam Pembangunan Hukum Agraria Nasional.
Menurut notonagoro, faktor-fakror yang harus diperhatikan dalam pembangunan
hukum agraria nasional, adalah faktor formal, faktor materil,faktor ideal, faktor agraria modern,
dan faktor ideologi politik
• Faktor formal
Keadaan hukum agraria diindonesia sebelum diundangkannya UUPA merupakan
keadaan peralihan, keadaan sementara waktu oleh karena peraturan-peraturan yang sekarang
berlaku ini berdasarkan pada peraturan-perturan peralihan yang terdapat dalan pasal 142
undang-undang dasar sementaraa (UUDS) 1950, pasal 192 Konstitusi Republik indonesia
serikat (KRIS) dan pasal 2 aturan peralihan UUD 1945, yang semuanya itu bersama-sama
menentukan dalam garis besarnya bahwa peraturan-peraturan hkum yang berlaku pada zaman
hindia belanda memegang kekuasaan, masih berlaku untuk sementara.
31
• Faktor material
Hukum agraria kolonial mempunyai sifat dualisme hukum. Dualisme hukum ini dapat
meliputi hukum, subjek maupun objek. Menurut hukumnya, yaitu disuatu pihak berlaku hukum
agraria barat yang diatur dalam KUH perdata maupun agrarische wet, di pihak lain berlaku
hukum agraria adat yang diatur dalam hukum adat tentang tanah masing – masing. Menurt
subjeknya, hukum agraria barat berlaku bagi orang – orang yang tunduk pada hukum barat,
dipihak lain hukum agraria adat berlaku bagi orang – orang yang tunduk pada hukum adat.
Menurut objeknya, di satu pihak ada hak-hak atas tanah yang diperuntukan bagi orang-
orang yang tunduk hukum barat, di pihak lain ada hak-hak ats tanah yang diperuntukkan bagi
orang – orang yang tunduk pada hukum adat. Adanya sifat dualisme hukum ini membawa
konsekuensi, baik dari sistem hukum maupun segi hak dan kewajiban bagi subjek hukumnya.
Sifat dualisme hukum ini menimbulkan persoalan dan kesulitan yang tidak dapat dibiarkan
terus-menerus.
• Faktor ideal
Dari faktor ideal (tujuh negara),sudah tentu tujuan hukum agraria tidak cocok dengan
tujuan negara indonesia yang tercantum dalam alinea IV pembukaan UUD dan tujuan
penguasaan bumi,air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya , seperti yang tercantum
dalam pasal 33 ayat 3 UUD 1945.
• Faktor agraria modern
Faktor-faktor agraria modern terletak dalam lapangan – lapangan:
1. Lapangan sosial
2. Lapangan ekonomi
3. Lapangan etika.
4. Lapangan idiil fundamental
Faktor-faktor diatas yang mendorong agar dibuat hukum agraria nasional.
• Faktor ideologi politik
Indonesia sebagai bangsa dan negara mempunyai keterkaitan hidup dengan negara-
negara lain. Indonesia tidak dapat mempunyai kedudukan tersendiri terlepas dari keadaan dan
hubungan dengan negara-negara lain.
Dalam menyusun hukum agraria nasional boleh mengadopsi hukum agraria lain
sepanjang tidak bertentangan dengan pancasila dan UUD 1945. UUD 1945 dijadikan faktor
dasar dalam pembangunan hukum agraria nasional.
H. Undang-undang Pokok Agraria Hukum Agraria Nasional.
UUPA merupakan pelaksanaan pasal 33 ayat (3) UU 1945 sebagaimana yang dinyatakan
dalam pasal 2 ayat (1) UUPA, yaitu atas dasar ketentuan dalam pasal 33 pasal ayat (3) undang-
undang dasar dan hal-hal sebagai yang dimaksud dalam pasal 1, bumi, air, dan ruang angkasa
termasuk kekayaan alam yang terkandung didalamnya itu pada tingkat tertinggi dikuasai oleh
negara, sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat.
Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 merupakan landsan konstitusional bagi pembentukan politik
dan hukum agraria nasional, yang berisi perintah kepada negara agar bumi, air, dan kekayaan
alamyang terkandung didalamnya yang diletakan dalam penguasaan negara itu digunakan
untuk mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran seluruh rakyat indonesia.
UUPA mempunyai dua subtansi dari segi berlakunya, yaitu pertama,tidak memberlakukan
lagi atau mencabut hukum agraria kolonoial, dan kedua membangun hukum agraria nasional.
Menurut boedi harsono, dengan berlakunya UUPA, maka terjadilah perubahan yang
fundamental pada hukum agraria diindonesia, terutama hukum dibidang pertanahan. Perubahan
yang fundamental ini mengenai struktur perangkat hukum, konsepsi yang mendasari maupun
isinya.
32
UUPA merupakan undang-undang yang melakukan pembaruan agraria karena didalamnya
memuat program yang dikenal dengan panca program agraria reform indonesia, yang meliputi:
1. Pembaruan hukum agraria melalui unifikasi hukum yang berkonsepsi nasional dan
pemberian jaminan kepastian hukum.
2. Penghapusan hak-hak asing dan konsesi-konsesi kolonial ats tanah.
3. Mengakhiri penghisapan feodal secara berangsur-angsur.
4. Perombakan pemilikkan dan penguasaan ats tanah serta hubungan-hubungan hukum
yang berhubungan dengan pengusahaan tanah mewujudkan pemerataan kemakmuran dan
keadilan, yang kemudian dikenal sebagai program landreform.
5. Perencanaan persediaan dan peruntukan bumi,air, dan kekayaan alam yang terkandung
didalamnya serta penggunaanya secara terncana, sesuai dengan daya dukung dan
kemampuannya.
I. Tujuan Undang-undang Pokok Agraria
Tujuan diundangkan UUPA sebagai tujuan hukum agraria nasional dimuat dalam
penjelasan umum UUPA ,yaitu :
a. Meletak kan dasar-dasar bagi penyusunan hukum agraria nasional,yang akan merupakan
alat untuk membawakan kemakmuran, kebahagian, dan keadialn bagi negara dan rakyat,
terytama rakyat tani dalam rangka masyarakat yang adil dan makmur.
Dasar kenasionalan hukum agraria yang telah dirumuskan dalam UUPA,adalah:
1. Wilayah indonesia yang terdiri dari bumi, air, ruang angkasa, dan kekayaan alam yang
terkandung didalamnya merupakan satu kesatuan tanah air dari rakyat indonesia yang
bersatu sebagai bangsa indonesia (pasal 1 UUPA).
2. Bumi air ruang angkasa dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya merupakan
karunia tuhan yang maha esa kepada bangsa indonesia dan merupakan kekayaan
nasional. Untuk itu kekayaan tersebut harus dipelihara dan digunakan untuksebesar-
besarnya kemakmuran rakyat (pasal1,2,14, dan 15 UUPA).
3. Hunbungan antara bangsa indonesia dengan bumi, air, ruang angkasa, dan kekayaan
alam yang terkandung didalamnyabersifat abadi, sehingga tidak dapat diputuskan oleh
siapa pun (pasal 1 UUPA).
4. Negara sebagai organisasi kekuasaan dari bangsa dan rakyat indonesia diberi
wewenang untuk menguasai bumi, air, ruang angkasa, dan kekayaan alam yang
terkandung didalamnya untuk sebesar-besarnya kemakmuran, rakyat (pasal 2 UUPA).
5. Hak ulayat sebagi hak masyarakat huykum adat diakui keberadaanya. Pengakutan
tersebut disertai syarat bahwa hak ulayat tersebut masih ada, tidak bertentangan
dengan kepentingan nasional dan peraturan perundang-uandangan yang lebih tinggi
(pasal 3 UUPA).
6. Subjek hak yang mempunyai hubungan sepenuhnya dengan bumi, air, ruang angkasa,
dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya adalah warga negara indonesia tanpa
dibedakan asli dan tidak asli. Badan hukum pada perinsipnya tidak mempunyai
hubungan sepenuhnya alam yang terkandung didalamnya (pasal 9, 21,dan 49 UUPA)
b. Meletakkan dasar-dasar untuk mengadakan kesatuan dan kesederhanaan dalam hukum
pertanahan.
Dalam rangka mengadakan kesatuan hukum tersebut sudah semestinya sistem hukum yang
akan diberikan harus sesuai dengan kesadaran hukum masyarakat.
c. Meletakkan dasar-dasar untuk memeberi kepastian hukum mengenai hak-hak atas tanah bagi
rakyat seluruhnya. Upaya untuk mewujudkan tujuan ini adalah dengan membuat peraturan
perundang-undang yang diperintahkan oleh UUPA yang sesuai dengan asas dan jiwa UUPA.
Selain itu demngan melakukan pendaftaran tanah atas bidang-bidang tanah yang ada diwilayah
33
indonesia yang bersifat tanah yang bertujuan memberiakn jaminan kepastian hukum terhadap
hak-hak atas tanah.
J. Asas – asas dalam Undang-undang Pokok Agraria
Dalam UUPA dimuat 8 asas dari hukum agraria nasional. Asas – asas ini kerena sebagai
dasar dengan sendirinya harus menjiwai pelaksanaan dari UUPA dan segenap peraturan
pelaksanaannya. Delapan asas tersebut, adalah sebagai berikut
1. Asas kenasionalan
2. Asas pada tingkat tertinggi,bumi,air, dan kekayaan alam tyang terkandung didalamnya
dikuasai oleh negara
3. Asas mengutamakan kepentingan nasional dan negara yang berdasarkan atas persatuan
bangsa dari pada kepentingan perseorangan atau golongan.
4. Asas semua hak atas tanah mempunyai fungsi sosial.
5. Asas hanya negara indonesia yang mempunyai hak milik atas tanah.
6. Asas persamaan bagi setiap warga negara indonesia.
7. Asas tanah pertanian harus dikerjakan atau diusahakan secara aktif oleh pemiliknya
sendiri dan mencegah cara-cara yang bersifat pemerasan.
8. Asas tata guna tanah/pengunaan tanah secara berencana.
K. Undang-undang Pokok Agraria Didasarkan Atas Hukum Adat.
Dengan dicabutnya peraturan dan keputusan agraria kolonial, mak tercapailah unifikasi
hukum agraria yang berlaku diindonesia, yang sesuai dengan keperebadian dan persatuan
bangsa indonesia.
Dalam rangka mewujudkan unifikasi hukum tersebut, hukum adat tentang tanah dijadikan
dasar pembentukan hukum agraria nasional. Hukum adat dijadikan dasar dikarenakan hukum
tesebut dianut oleh sebagian besar rakyat indonesia, sehingga hukum adat tentang tanah
34
DAFTAR PUSTAKA
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia Sejarah Pembentukan UUPA Isi dan
Pelaksanaannya, Jakarta: djambatan.. 1999
Boedi Harsono, Undang-Undang Pokok Agraria, Bandung: Alumni, 2000 Muchsin, konflik
sumber daya agraria dan upaya penegakan hukumnya,makalah,
seminar pertahanan nasional 2002,pembaruan agraria STPN, yogyakarta 2002
Notonagoro, politik hukum dan pembangunan agraria diindonesia, Bina Aksara
,jarkarta,1984.
Soeprapto, Undang-undang pokok Agraria dalam peraktek, Universitas indonesiaperss,
jarkarta 1986.
Undang-Undang No 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
http://amatarpigo.blogspot.co.id/2013/11/pengertian-dan-landasan-hukum-agraria.html http://adawiiah.blogspot.co.id/2013/02/hukum-agraria-dalam-tata-hukum-indonesia.html http://xahrialzone.blogspot.co.id/2011/03/sifat-dan-ruang-lingkup-agraria.html
35
LAMPIRAN 3 : SERTIFIKAT – SERTIFIKAT TERKAIT
1. SERTIFIKAT AA
2. SERTIFIKAT PEKERTI
36
3. SERTIFIKAT WORKSHOP PENYUSUNAN BAHAN AJAR
37
LAMPIRAN 4 : Tim Penyusun
TIM PENGUSUL
Ketua
1. Nama lengkap (gelar) Drs. Johannis E. Kaawoan, M.Si
2. Jenis Kelamin Lelaki
3. Jabatan Fungsional Lektor Kepala
4. NIP/NIK Identitas lainnya 195706091986031002
5. NIDN 0009065702
6. Tempat tanggal lahir Bolmong, 09 Juni 1957
7. e-mail [email protected]
8. Nomor tlp / hp 081356119977
9. Alamat kantor FISIP Unsrat jl. Kampus Bahu Manado 95115
10. Nomor tlp / fax -
11. Mata Kuliah yang diampu 1. Sistem Sosial Budaya Indonesia
2. Psikologi Sosial
3. Proses dan Teknik Perundangan
4. Kebijakan Pemerintahan
5. Kapita Selekta
6. Pancasila
38
LAMPIRAN 5 : Rencana Penganggaran
No. Komponen Pembiayaan Usulan Biaya
(Rp)
2. Pembelian Bahan Habis Pakai (ATK, Kertas, Tinta, Printer,
cartridge, fotocopy, Penjilidan, flashdisck, pulsa, kuota
internet, dsb)
3.500.000,-
3. Biaya Perjalanan Survey/Penelitian, Konsumsi, dsb. 4.000.000,-
4. Cetak Buku 7.500.000,-
Total 15.000.000,-