USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
PENERAPAN FLOATING DUMP SEBAGAI UPAYA MEMBANTU MASYARAKAT MENGELOLA SAMPAH PERMUKIMAN DI
BANTARAN SUNGAI KAPUAS KAMPUNG KAMBOJA KOTA PONTIANAK
Bidang Kegiatan: PKM-Masyarakat
Diusulkan Oleh
DANI JULIAN B11110018 Angkatan 2010
NIA FEBRIANTI
DEDE KURNIAWAN
D14110027
B01111020
Angkatan 2010
Angkatan 2011
UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK
2013
ii
1RINGKASAN
Upaya peningkatkan peran masyarakat dalam mengelola sampah merupakan strategi yang saat ini di tempuh oleh Pemerintah Kota Pontianak. Perkembangan strategi peningkatan peran masyarakat dalam mengelola sampah sampai saat ini belum sepenuhnya menunjukan hasil yang optimal. Masyarakat di Kampung Kamboja Kota Pontianak adalah salah satu contoh kelompok masyarakat yang belum melakukan pengelolaan terhadap sampah. Permukiman yang terletak di bantaran sungai Kapuas ini, memiliki sejumlah permasalahan terhadap sampah seperti banyaknya timbulan sampah baik yang berada di sekitar unit rumah warga terutama di bawah kolong rumah dan di beberapa titik ruang terbuka di tepi sungai, sebagian besar warga belum menyediakan tempat sampah untuk menampung sampah yang dihasilkan rumah tangganya, belum adanya sarana pengangkutan sampah komunal dan tidak tersedianya sarana pengumpulan sampah komunal sehingga masyarakat menggunakan sungai sebagai tempat untuk memusnahkan sampahnya.
Keberadaan Kampung Kamboja di Kota Pontianak merupakan sebuah contoh wilayah permukiman padat yang mengalami degradasi lingkungan akibat sampah. Persebaran timbulan sampah yang hampir merata di seluruh wilayah kampung akibat sampah yang dihasilkan oleh warga dan sampah “tambahan” yang hanyut dari sungai Kapuas, merupakan gambaran umum kondisi permukiman ini.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka kami selaku pemuda Kalimantan Barat akan melakukan pengabdian dengan menerapkan konsep floating dump atau tempat sampah terapung yang memanfaatkan kapal kayu warga kampung Kamboja yang tidak lagi digunakan secara efektif oleh pemiliknya. Pola penanganan sampah dengan konsep ini dinilai dapat menjadi solusi yang tepat atau kontekstual dengan kondisi lingkungan masyarakat Kampung Kamboja Kota Potianak.
Dalam pelaksanaannya kami akan melakukan beberapa tahapan yakni memberikan sosialisasi dan pelatihan langsung tentang cara pengolahan sampah rumah tangga. Tahap selanjutnya memberikan penjelasan kepada warga tentang upaya penerapan Floating Dump di bantaran sungai Kapuas serta manfaat yang diberikan hingga sistem pengangkutan dan pengolahan sampah permukiman. Setelah tahapan-tahapun tersebut kami lakukan dan izin yang didapat dari Ketua RT Ketua RT 03 RW 06 Kelurahan Benua Melayu Laut kami dan bersama warga setempat akan bergotong-royong untuk membuat tempat sampah terapung untuk warga.
Dengan dilaksanakannya program ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam penyediaan tempat sampah, mengatasi masalah sampah permukiman secara mandiri di bantaran sungai Kapuas Kampung Kamboja Kota Pontianak yang selama ini sudah mempengaruhi kualitas lingkungan terutama air di sungai Kapuas dan membantu memberikan edukasi bagi masyarakat tentang cara pengolahan sampah dan pola hidup bersih. Keberhasilan menjalankan program ini diharapkan dapat menjadi bahan percontohan kampung-kampung lainnya di sekitar sungai Kapuas. Sehingga dapat menunjang program pemerintah Kota Pontianak yang menjadikan sungai terpanjang di Indonesia ini menjadi tujuan ekowisata di Kota Pontianak.
2
DAFTAR ISI
HALAMAN KULIT MUKA ..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii
RINGKASAN ............................................................................................................ 1
BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................................ 2
1.1. Latar Belakang .............................................................................................. 2
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................ 3
1.4. Manfaat ......................................................................................................... 3
1.5. Luaran yang diharapkan ................................................................................ 4
BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT .................................................... 4
BAB 3. METODE PELAKSANAAN ....................................................................... 6
3.1. Pembuatan Floating Dump ........................................................................... 6
3.2. Sistem Pengangkutan dan Pengolahan Sampah Permukiman ...................... 6
3.3. Sosialisasi dan Penerapan Floating Dump.................................................... 7
BAB 4. ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ................................. 8
4.1. Anggaran Kegiatan ....................................................................................... 8
4.2. Jadwal Kegiatan ............................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 9
LAMPIRAN............................................................................................................... 10
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota ........................................................... 10
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ....................................................... 13
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas ............ 14
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Kegiatan ................................................. 15
Lampiran 5. Nota Kesepahaman MOU atau Pernyataan Kesediaan dari Mitra 16
Lampiran 6. Gambaran Teknologi yang akan Diterapkembangkan.................. 17
Lampiran 7. Denah Detail Lokasi Mitra Kerja................................................... 18
iii
3
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Munculnya permukiman kumuh di perkotaan merupakan sebuah
permasalahan yang sering dihadapi sejumlah kota besar di Indonesia.
Minimnya penyediaan sarana dan prasarana di permukiman kumuh umumnya
dilatarbelakangi oleh permasalahan legalitas permukiman tersebut, sehingga
berdampak kepada semakin turunnya kualitas lingkungan permukiman.
Sebagai contoh, dengan tidak tersedianya sarana persampahan maka
masyarakat akan cenderung mencemari permukiman dengan sampah
sehingga timbulan sampah akan teronggok di setiap sudut permukiman.
Upaya peningkatan kualitas lingkungan permukiman, saat ini juga
sedang intensif dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Pontianak. Pembinaan
kepada peran masyarakat dalam mengelola sampah merupakan strategi
pengelolaan sampah yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Pontianak
(Renstra Kota Pontianak,2009:28). Penguatan pada peran masyarakat dalam
pengelolaan sampah perkotaan seperti tersebut di atas dilatarbelakangi oleh
kondisi penambahan jumlah penduduk Kota Pontianak yang meningkat
secara signifikan dewasa ini yang berdampak kepada peningkatan volume
sampah domestik.
Keberadaan Kampung Kamboja di Kota Pontianak merupakan sebuah
contoh wilayah permukiman padat yang mengalami degradasi lingkungan
akibat sampah. Persebaran timbulan sampah yang hampir merata di seluruh
wilayah kampung akibat sampah yang dihasilkan oleh warga dan sampah
“tambahan” yang hanyut dari sungai Kapuas, merupakan gambaran umum
kondisi permukiman ini.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka kami selaku pemuda Kalimantan
Barat akan melakukan pengabdian dengan menerapkan konsep floating dump
atau tempat sampah terapung yang memanfaatkan kapal kayu warga kampung
Kamboja yang tidak lagi digunakan secara efektif oleh pemiliknya. Pola
penanganan sampah dengan konsep ini dinilai dapat menjadi solusi yang tepat
atau kontekstual dengan kondisi lingkungan masyarakat Kampung Kamboja
Kota Potianak.
4
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang yang telah disampaikan, maka
rumusan masalah yang diangkat yaitu:
1. Bagaimana pembuatan Floating Dump yang memanfaatkan kapal kayu
warga Kampung Kamboja sebagai tempat pembuangan sementara?
2. Bagaimana sistem pelaksanaan tempat sampah terapung dari pengumpulan
hingga ke tempat pembuangan akhir (TPA)?
3. Bagaimana memperkenalkan dan menerapkan tempat sampah terapung
kepada warga di bantaran sungai Kapuas Kampung Kamboja Kota
Pontianak?
1.3. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dalam pelaksanaan
program ini adalah:
1. Untuk menjelaskan pembuatan tempat sampah terapung atau Floating
Dump yang memanfaatkan kapal kayu warga Kampung Kamboja sebagai
tempat pembuangan sementara.
2. Untuk memaparkan cara kerja tempat sampah terapung dari pengumpulan
hingga ke tempat pembuangan akhir (TPA).
3. Untuk menjelaskan cara memperkenalkan dan menerapkan tempat sampah
terapung kepada warga di bantaran sungai Kapuas Kampung Kamboja
Kota Pontianak
1.4. Manfaat
1. Bagi Pelaksana
- Menambah pengetahuan mengenai penerapan konsep tempat sampah
terapung atau floating dump sebagai upaya membantu masyarakat
mengolah sampah permukiman di bantaran sungai Kapuas.
- Sebagai sarana mengaplikasikan pengetahuan yang didapat saat kuliah.
2. Bagi Masyarakat
- Membantu Masyarakat mengolah sampah permukiman di bantaran
sungai Kapuas Kampung Kamboja Kota Pontianak
5
- Membantu memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pengolahan
sampah dan pola hidup bersih di bantaran sungai Kapuas Kampung
Kamboja Kota Pontianak
3. Bagi Pemerintah
- Membantu mengatasi masalah sampah di bantaran sungai Kapuas Kota
Pontianak yang selama ini belum dapat teratasi.
- Membantu penyediaan tempat pembuangan sementara (TPS) yang
selama ini belum tersedia bagi masyarakat yang tinggal di bantaran
sungai Kapuas Kota Pontianak.
1.5. Luaran yang diharapkan
Diharapkan dapat membantu masyarakat dalam penyediaan tempat
sampah, mengatasi masalah sampah permukiman secara mandiri di bantaran
sungai Kapuas Kampung Kamboja Kota Pontianak yang selama ini sudah
mempengaruhi kualitas lingkungan terutama air di sungai Kapuas dan
membantu memberikan edukasi bagi masyarakat tentang cara pengolahan
sampah dan pola hidup bersih. Keberhasilan menjalankan program ini
diharapkan dapat menjadi bahan percontohan kampung-kampung lainnya di
sekitar sungai Kapuas. Sehingga dapat menunjang program pemerintah Kota
Pontianak yang menjadikan sungai terpanjang di Indonesia ini menjadi
tujuan ekowisata di Kota Pontianak.
BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
Berdasarkan data monografi Kelurahan Benua Melayu Laut dapat
di peroleh data jumlah penduduk di wilayah ini pada tahun 2009 tercatat
sebesar 10158 jiwa. Sedangkan objek awal untuk melakukan pengabdian ini
akan dilaksanakan di Kampung Kamboja khususnya di RT 03 RW 06.
Seperti tipikal permukiman lainnya yang berada di wilayah bantaran
sungai, permukiman di kampung ini juga memiliki masalah dengan
ketersediaan prasarana air bersih, ketersediaan sistem sanitasi yang layak dan
sarana persampahan. Lebih fokus kepada permasalahan sampah, permukiman
atau kampung ini telah mengalami permasalahan yang dapat dikategorikan
6
cukup serius untuk segera ditangani, hal tersebut dapat dilihat dengan
banyaknya timbulan sampah di hampir seluruh wilayah permukiman.
Selain itu, kawasan permukiman di wilayah ini memiliki ciri khas dari
segi konstruksi bangunannya. Pembuatan rumah dengan konstruksi panggung
akan menciptakan kolong di bawah lantai rumah yang dimaksudkan untuk
mengadaptasi kondisi pasang surut air sungai. Sampah domestik yang di
produksi oleh masyarakat di buang secara sembarangan di sekitar lingkungan
unit perumahan dan terlihat menumpuk di kolong rumah. Hal tersebut di
perparah dengan sulitnya pembersihan sampah yang menumpuk di kolong
rumah akibat tanah di bantaran sungai yang berlumpur. Pasang surut air
sungai juga memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap timbulan
sampah di kawasan permukiman ini, air sungai yang membawa sampah dari
tempat lain sering tersangkut di tiang-tiang di bawah unit rumah dan pada saat
surut sampah bawaan tersebut menumpuk bercampur dengan genangan air
sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap.
Sisi lain motivasi masyarakat dalam mengelola sampah sampai saat ini
belum nampak kemunculannya. Pola hidup masyarakat yang masih
mengedepankan pemenuhan kebutuhan hidup atau ekonomi menjadikan
masalah pengelolaan sampah sebagai permasalahan yang belum menjadi
prioritas untuk ditangani. Perilaku dan kebiasaan masyarakat atau individu
untuk mengelola sampah belum mengarah kepada perilaku yang positif seperti
membuang sampah pada tempatnya atau mengumpulkan sampah-sampah
domestik dari rumah tangga ke tempat pengumpulan sampah komunal.
7
Pola pengelolaan sampah dengan melibatkan masyarakat sebagai aktor
yang dapat berperan aktif dalam mengurangi volume sampah merupakan
keputusan yang tepat dalam mengantisipasi peningkatan jumlah volume
sampah perkotaan yang terus meningkat akibat peningkatan jumlah penduduk.
Peran aktif masyarakat atau individu dapat dimulai dengan melaksanakan
perilaku positif dalam mengelola sampah seperti pengumpulan, pewadahan,
pemilahan dan melakukan daur ulang sampah untuk mengurangi volume dan
persebaran sampah.
BAB 3. METODE PELAKSANAAN/PENELITIAN
3.1. Pembuatan Floating Dump
Pembuatan tempat sampah terapung atau floating dump yang
diajukan penulis yaitu menggunakan kapal kayu warga yang tidak digunakan
lagi secara efektif yang berukuran panjang 4 meter dan lebar 2 meter milik
Bapak Suhendi yakni salah satu warga setempat yang bersedia untuk
menyewakan kapal kayunya. Kapal kayu kemudian akan didesain bersama
warga dengan membagi bagian pembuangan sampah yang terdiri dari tempat
sampah organik dan anorganik. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk
membuat tempat sampah terapung ini cukup sederhana yakni: papan kayu, cat
warna, gergaji, palu, lampu dan paku. (dapat dilihat pada lampiran Gambar 1)
Tujuan pembagian tempat pembuangan sampah ini adalah untuk
memberikan edukasi kepada warga setempat untuk memilah sampah yang
pada akhirnya sampah-sampah seperti sampah organik dapat dimanfaatkan
lagi menjadi kompos dan sampah anorganik didaur ulang menjadi bentuk
kerajinan tangan yang dapat menjadi penghasilan tambahan bagi warga
setempat. Sehingga pada akhirnya sampah yang dibuang ke TPA adalah
sampah sisa yang sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi.
3.2. Sistem Pengangkutan dan Pengolahan Sampah Permukiman
Pada implementasinya tempat sampah terapung ini akan ditempatkan
di bantaran sungai Kapuas kampung Kamboja. Sistem kerja kapal ini akan
mengangkut sampah yang sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi sesuai dengan
jadwal pembuangan sampah di Kota Pontianak yakni pukul 18.00 - 06.00,
8
sehingga kapal ini akan berangkat menyusuri sungai Kapuas yang berjarak ±
1 km untuk mengangkut sampah dari pukul 5 pagi (sebelum sampah diangkut
truk pengambilan sampah) ke TPS di Jalan Khatulistiwa Kota Pontianak.
(dapat dilihat pada lampiran Gambar 2)
Sedangkan konsep pengolahan sampah dimulai dengan pemilahan
sampah yang dilakukan dimasing-masing rumah berdasarkan sifat sampah.
Kemudian sampah dibawa ke tempat sampah terapung dan diletakkan sesuai
dengan tempatnya. Setelah semua sampah terkumpul, kemudian dipilih mana
yang akan diolah untuk dijadikan kompos (sampah organik) dan kerajinan
tangan yang memanfaatkan sampah anorganik seperti plastik kemasan,
selanjutnya sampah yang sudah tidak dapat dimanfaatkan akan dibawa ke
TPS di Jalan Khatulistiwa tepat pukul 6 pagi. Petugas yang akan membawa
kapal akan dikoordinasikan bersama warga setempat. Pada saat kapal tiba di
TPS, petugas akan memuat ulang sampah yang sudah ditampung untuk
diangkut oleh truk sampah. Dan pada akhirnya sampah dapat dibawa ke TPA
Batu Layang. (dapat dilihat pada lampiran Gambar 3)
Sebelum dilaksanakannya program ini kami berencana untuk
berkoordinasi dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Pontianak
tentang prosedur dan perizinan menerapkan floating dump atau tempat
sampah terapung di bantaran sungai Kapuas. Kemudian dari pembicaraan ini
juga akan melakukan pengintegrasian antara tempat sampah terapung ini
dengan truk sampah yang setiap pukul 6 pagi mengangkut sampah dari TPS
agar mengambil sampah dari Floating dump ini menuju Tempat Pembuangan
Akhir (TPA).
Dalam pelaksanaanya kami akan mempekerjakan warga sekitar untuk
mengangkut sampah dengan mengendarai kapal dari Kampung Kamboja
hingga ke Jalan Khatulistiwa Siatan. Untuk penyewaan kapal milik Bapak
Suhendi dan upah operator Kapal akan dipenuhi dengan sumber dana hibah
dan ditambah dengan swadaya masyarakat untuk 2 bulan pertama, namun
kedepan kami akan mengajukan proposal kepada Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Pontianak untuk mendanai oprasional untuk sewa kapal dan
upah operator.
9
3.3. Sosialisasi dan Penerapan Floating Dump
Tahap pertama untuk memperkenalkan program pengabdian ini adalah
dengan melakukan sosialisai kepada warga di bantaran sungai Kapuas
Kampung Kamboja dengan target peserta dalam kegiatan ini adalah 100
kepala keluarga. Pada tahap pertama sosialisasi ini, kami akan menjelaskan
kepada warga bagaimana menerapkan pola hidup sehat dalam lingkungan
keluarga dan lingkungan masyarakat secara luas, Kemudian memberikan
edukasi kepada warga tentang bagaimana memilah sampah dari rumah tangga
dan kemudian diteruskan ke tempat pembuangan. Tahap sosialisasi
selanjutnya adalah memperkenalkan konsep tempat sampah terapung atau
Floating Dump kepada warga. Dalam tahap ini akan dijelaskan bahwa pada
penerapannya akan berbasis pada mayarakat yakni sistem gotong royong
untuk membagun tempat sampah terapung ini.
Pada tahap terakhir akan dijelaskan tentang upaya pengolahan dengan
pola 3R yakni (reduse, reuse, and recycle) sampah organik menjadi pupuk
kompos dan sampah anorganik menjadi produk kerajinan tangan yang
bernilai jual. Mengolah sampah ini akan mengikut sertakan para ibu-ibu
rumah tangga setempat yang tidak memiliki perkerjaan tetap untuk ikut
mengolah sampah yang pada akhirnya bisa menjadi penghasilan tambahan
bagi mereka.
BAB 4. HASIL YANG DICAPAI
Dalam pelaksanaan PKM ini, kami telah melakukan sosialisasi kepada anak-anak
sekolah dasar tentang pilah pilih olah sampah Adapun tujuan dari kegiatan sosialisasi
dan pelatihan tersebut adalah untuk memperkenalkan kepada warga terutama terutama
yang sudah kami lakukankan adalah kepada anak-anak sekolah dasar. Adapun kegiatan
ini kami lakukan pada hari Rabu dari pukul 08.00-11.00. Kegiatan ini telah kami
koordinasiakn kepada pihak sekolah untuk melakukan kegiatan tersebut kepada anak
murid.
Kegiatan Sosialisasi dan Pelatihan tentang sampah ini juga kami lakukan
permainan berhadiah kepada adik-adik. Permainan tersebut berupa perlombaan untuk
memilah sampah organik dan anorganik. Tujuan dari permainan ini adalah untuk
mengaplikasikan materi yang didapat pada saat kegiatan sosialisasi di dalam kelas.
Materi sosialisasi diisi oleh pelaksana PKM. Materi yang disampaikan yaitu dimulai
dengan penjelasan mengenaimasalah yang ditimbulkan oleh sampah, bahaya penyakit
yang ditimbulkan, dan cara pencegahan terhadap penyakit ini secara umum seperti
10menjaga kebersihan lingkungan. Setelah sosialisasi, kami membeli 10 tangguk untuk
melakukan Aksi Peduli Lingkungan di Bantaran sungai Kapuas. Kegiatan ini kami
lakukan rutin setiap hari minggu jam 7 pagi untuk memungut sampah-sampah yang
mengapung di bantaran Sungai Kapuas. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk
menciptakan kesadaran warga untuk tidak lagi membuang sampah ke sungai.
BAB 5. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
- Pelaksanaan sosialisasi pola hidup bersih, tentang sampah, pengenalan tentang pembuatan
tempat sampah terapung untuk warga bantaran Sungai Kapuas
- Pembuatan tempat sampah terapung bersama warga dan uji coba.
- Reduce, Reuse, dan Recycle sampah bersama warga
- Acara peresmian tempat sampah terapung dan Pameran Produk daur Ulang Warga
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Sistem Pengolah Sampah Terapung-Sebuah Ide Mahasiswa Transportasi Laut. ht t p: / /se a tr a ns.its.a c .id / index.php/komun i tas/b e rita/3 4 - b e rita- umu m /10 6 - si s tem - p e ngolah - s a mpah - t e r a pung - s e b u a h - masuk a n - i d e - mah a si s w a- t r a nsport a s i - l a ut (diakses tanggal 20 Oktober 2013)
Anonim, 2011. Pengolahan Sampah Mandiri. ht t p: / / m m.f e b.ugm.a c .id / i nd e x.php/201 2 - 02 - 16 - 0 8 - 39 - 43/ l a por a n - p e mbangun a n - b e rk e l a nju t a n/295 5 - p e ng e lo l aa n - s a mpah-mandi r i - untuk- dusu n - sukun a n - y a n g - lest a ri . (diakses tanggal 24 Oktober 2013)
Buku Pedoman 3R Berbasis Masyarakat di Kawasan Permukiman. Jakarta : Direktorat Pengemabangan Penyehatan Lingkungan Permukiman. 2008
Monografi Kelurahan Benua Melayu Laut Januari S.d. Juni 2009. Pontianak : Bagian Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah Kota Pontianak. 2009
Widyatmoko dan Sintorini Murdjoko. 2002. Menghindari, Mengolah dan menyingkirkan Sampah. Jakarta : Abdi Tandur
Lampiran 1 Penggunaan dana
1.1. Peralatan Penunjang (dalam Rupiah)
MaterialJustifikasiPemakaian Kuantitas
HargaSatuan (Rp) Keterangan
Gergaji Pemotongan 1 buah 80.000 80.000Palu Perekat Paku 1 buah 40.000 40.000Sewa Sound systemdan microphone
Presentasi 1set 50.000 50.000
Sewa infokus Presentasi 1 set 50.000 50.000Sewa kamera digital Dokumentasi 1 set 50.000 50.000Kartu memori Database 1 buah 80.000 80.000Tangguk Sampah Mengambil sampah 10 Buah 20.000 200.000
SUB TOTAL (Rp) 550.000
11
Lampiran 2. Bukti-bukti pendukung kegiatan
Sosialisasi dan Pelatihan Pilah Pilih Olah Sampah
12
Aksi Peduli Lingkungan Bantaran Sungai Kapuas