Download - UTS Teori Akuntansi FINAL BANGET!.pdf
-
8/15/2019 UTS Teori Akuntansi FINAL BANGET!.pdf
1/37
ARIF KURNIAWAN 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akuntansi yang dipraktikan didalam suatu wilayah negara sebenarnya tidak terjadi begitu
saja secara alamiah tetapi dirancang dan dikembangkan secara sengaja untuk mencapai tujuan
sosial tertentu. Praktik akuntansi dipengaruhi oleh faktor lingkungan (sosial, ekonomik, dan
politis) tempat akuntansi dijalankan. Praktik akuntansi dalam suatu negara harus selalu
berkembang untuk memenuhi tuntutan perkembangan dunia bisnis. Lebih dari itu, praktik
akuntansi jug aharus dikembangkan secara sengaja untuk mencapai tujuan sosial tertentu.Untuk itu, belajar praktik dan teknik akuntansi saja tidak cukup karena praktik yang sehat
harus dilandasi oleh teori yang sehat. Teori akuntansi membahas berbagai masalah konseptual
dan ideal yang ada dibalik praktik akuntansi. Teori akuntansi mempunyai peran penting dalm
pengembangan akuntansi yang sehat. Teori akuntansi menjadi landasn untuk memecahkan
masalah-masalah akuntansi secara beralasan atau bernalar yang secara etis dan ilmiah dapat
dipertanggungjawabkan.
Dalam praktik akuntansi, elemen yang terdapat dalam sebuah laporan keuangan keuangan
memiliki makna yang menunjukkan realitas kegiatan perusahaan sehingga pembaca laporan
keuangan dapat memperoleh gambaran yang jelas dan memadai mengenai realitas tersebut
secara finansial tanpa harus mengamati sendiri secara fisis realitas finansial tersebut. Salah
satu komponen kerangka konseptual adalah pengidentifikasian elemen-elemen laporan
keuangan. Pengidentifikasian tersebut meliputi pengertian, pengakuan, pengukuran penilaian
dan pengungkapan. Salah satu elemen tersebut adalah aset. Aset merupakan elemen neraca
yang akan membentuk informasi semantik berupa posisi keuangan jika dikaitkan dengan
elemen lainnya yakni kewajiban dan ekuitas. Aset mempresentasikan potensi jasa fisis dannonfisis yang merupakan badan usaha untuk menyediakan barang dan jasa.
Seperti aset, kewajiban merupakan elemen neraca yang akan membentuk informasi
semantik berupa posisi keuangan bila dihubungkan dengan elemen yang lain yaitu aset dan
ekuitas atau pos-pos rinciannya. Kewajiban mempresentasi sebagaian sumber dana dari aset
-
8/15/2019 UTS Teori Akuntansi FINAL BANGET!.pdf
2/37
ARIF KURNIAWAN 2
badan usaha berupa potensi jasa (manfaat) fisis dan nonfisis yang memampukannya untuk
menyediakan barang dan jasa.
Dalam praktiknya, pengakuan, pengukuran, penilaian, dan penyajian aset dan kewajiban
di laporan keuangan perusahaan berbeda-beda tergantung aturan dan standar akuntansi yang
dipakai atau yang menjadi pedoman dalam perusahaan tersebut. Sangat penting melihat
bagaimana pelaksanaan praktik aset dan kewajiban dalam laporan keuangan tersebut jika
dikaitakan dengan teori akuntansi.
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk disingkat PGN adalah sebuah BUMN yang
bergerak di bidang transmisi dan distribusi gas bumi. Semula pengusahaan gas di Indonesia
adalah perusahaan gas swasta Belanda yang bernama I.J.N. Eindhoven & Co berdiri pada
tahun 1859 yang memperkenalkan penggunaan gas kota di Indonesia yang terbuat dari batu
bara. Dalam melaksanakan praktik akuntansi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbkmenggunakan standar akuntansi PSAK dalam penyusuan laporan keuangannya. Maka dari itu
dalam pengukuran, penilaian, pengakuan dan penyajian aset dan kewajiban, PT Perusahaan
Gas Negara berlandaskan pada PSAK.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana praktik pengakuan, pengukuran, penilaian, dan penyajian aset dalam
Perusahaan Gas Negara?
2. Bagaimana praktik pengakuan, pengukuran, penilaian, dan penyajian kewajiban dalam
Perusahaan Gas Negara?
3. Apakah pelaksanaannya sudah sesuai dengan teori akuntansi menganai aset dan
kewajiban?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui praktik pengukuran, penilaian, pengakuan, dan penyajian aset dalam
Perusahaan Gas Negara
2. Mengetahui praktik pengukuran, penilaian, pengakuan, dan penyajian kewajiban dalam
Perusahaan Gas Negara?
3. Melihat apakah pelaksanaannya sudah sesuai dengan teori akuntansi menganai aset dan
kewajiban.
-
8/15/2019 UTS Teori Akuntansi FINAL BANGET!.pdf
3/37
ARIF KURNIAWAN 3
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Aset
1. Pengertian Aset
FASB mendefinisikan aset dalam kerangka konseptualnya (SFAC No. 6, prg. 25)
yaitu sebagai manfaat ekonomis masa depan memungkinkan diperoleh atau dikuasai/
dikendalikan oleh suatu entitas akibat transaksi atau kejadian masa lalu. Sementara itu
AASB mendefinisikan aset sebagai potensial jasa atau manfaat ekonomis masa depan
yang dikendalikan dengan pelaporan entitas sebagai hasil dari transaksi atau kejadian masa
lalu.
Definisi aset yang dinyatakan oleh FASB dan AASB ini cukup representatif karena
aset dinilai memiliki sifat sebagai manfaat ekonomis dan bukan sebagai sumber ekonomis
(resources) karena manfaat ekonomis tidak membatasi bentuk atau jenis sumber ekonomis
yang dapat dikategorikan sebagai aset. Selain itu, FASB dan AASB juga tidak membatasi
pengendali aset hanya perusahaan bisnis, tapi secara luas juga organisasi non bisnis.
Berdasarkan penjelasan definisi di atas, secara umum dapat disimpulkan bahwa terdapat
tiga karakteristik utama yang harus dipenuhi agar suatu objek dapat dikategorikan sebagaiaset, yaitu:
a. Manfaat Ekonomis
Aset harus memiliki nilai manfaat ekonomis di masa depan yang cukup pasti.
Misalkan seperti kas memiliki manfaat atau potensi jasa karena memiliki daya beli
atau daya tukar dalam unit moneter. Objek selain kas lainnya harus memiliki nilai
manfaat ekonomis yang dapat ditukarkan dengan kas, barang, atau jasa, sehingga dapat
digunakan untuk memproduksi barang dan jasa, atau dapat digunakan untuk melunasi
kewajibannya.
b. Dikuasai atau Dikendalikan Entitas
Aset harus dimiliki dan dikendalikan oleh entitas. Namun, konsep penguasaan atau
kendali lebih penting daripada konsep kepemilikan. Penguasaan disini mengandung
arti kemampuan entitas untuk mendapatkan, memelihara, menahan, menukarkan,
-
8/15/2019 UTS Teori Akuntansi FINAL BANGET!.pdf
4/37
ARIF KURNIAWAN 4
menggunakan manfaat ekonomis serta mencegah pihak lain menggunakan manfaat
tersebut. Hal ini dilandasi oleh konsep substance over form . Pemilikan (ownership)
hanya mempunyai makna yuridis atau legal.
Menurut Most (1982) dalam (Suwardjono 2005) menjelaskan bahwa penguasaan
atau kendali atas suatu aset dapat diperoleh dengan cara-cara sebagai berikut:
1) Pembelian (by purchase)
2) Pemberian (by gift)
3) Penemuan (by discovery)
4) Perjanjian (by agreement)
5) Produksi atau nformasi
6) Penjualan
7) Dan lainnya.
c. Timbul Akibat Transaksi Masa Lalu
Aset harus timbul sebagai akibat dari transaksi atau kejadian masa lalu adalah
kriteria untuk memenuhi definisi. Kepemilikan atau penguasaan suatu aset harus
didahului oleh transaksi atau kejadian ekonomis yang telah terjadi. FASB
memasukkan transaksi atau kejadian sebagai kriteria aset dengan alasan transaksi atau
kejadian tersebut dapat memengaruhi jumlah aset, baik menambah maupun
mengurangi. Contohnya adalah pembayaran tunai atas penjualan sebelumnya,
penjualan kredit, asuransi yang dibayar di muka, dan lainnya.
Selain tiga karakteristik yang dijelaskan di atas, FASB juga memberikan beberapa
karakteristik pendukung yaitu:
1) Melibatkan Kos
Pemerolehan aset akan melibatkan kos atau biaya. Apabila kos timbul akibat
perolehan suatu objek dengan pertukaran maupun pembelian, objek tersebut dapat
dikategorikan sebagai aset walaupunn nilai kos teresbut harus ditaksir secara layak
sebagai dasar pencatatan awal. Esensi utama terletak pada nilai ekonomis yang
akan diperoleh dimasa mendatang.
-
8/15/2019 UTS Teori Akuntansi FINAL BANGET!.pdf
5/37
ARIF KURNIAWAN 5
2) Berwujud
Wujud bukanlah merupakan kriteria yang baku untuk mengidentifikasi aset.
Objek seperti hak paten, goodwill dan pos-pos tak berwujud lainnya dapat
dikategorikan sebagai aset lancar dan tidak masuk dalam aset tidak berwujud
karena objek-objek tersebut memiliki nilai tersendiri.
3) Pertukaran
Banyak pendapat yang mengatakan dalam memenuhi definisi sebagai aset, suatu
sumber ekonomis harus dapat ditukarkan dengan sumber ekonomis lainnya.
Syarat ini diajukan untuk melihat seberapa jauh manfaat ekonomi akan menjadi
cukup pasti dan terukur dengan handal apabila suatu aset tersebut memiliki nilai
ukur maupun nilai tukar.
4) TerpisahkanSyarat dari suatu aset untuk dapat ditukarkan harus dapat dipisahkan ddengan
sumber ekonomis lain atau berdiri sendiri,akan tetapi argument lain menyatakan
keterpisahan dan dan ketertukaran hanyalah merupkan syarat untuk memperoleh
manfaat aset. Dengan argumen diatas FASB tidak memasukkan keterpisahan
sebagai kreteria untuk mendefinisikan aset.
5) Berkekuatan Hukum
Penguasaan atas aset tidak harus didukung dengan cara yuridis. Klaim atas piutang
tidak harus diidukung oleh dokumen yang mempunyai daya paksa secara hukum
untuk memenuhi definisi aset.
APB dan Ijiri mendifinisikan aset sebagai sumber ekonomik karena adanya unsur
kelangkaan sehingga suatu entitas harus emengendalikannya dari akses pihak lain melalui
transaksi ekonomik. APB juga membedakan aset menjadi sumber ekonimik dan
nonsumber ekonomik. APB merinci aset yang digolongkan sebagai sumber ekonomik
sebagai berikut:
a. Sumber produktif ( productive resources)
1) Sumber produktif kesatuan usaha yang meliputi bahan baku, gedung, pabrik,
perlengkapan, sumber alam, paten dan semacamnya, jasa dan sumber lain yang
digunakan dalam produksi barang dan jasa.
-
8/15/2019 UTS Teori Akuntansi FINAL BANGET!.pdf
6/37
ARIF KURNIAWAN 6
2) Hak kontraktual atas sumber produktif meliputi semua hak untuk menggunakan
sumber ekonomik pihak lain dan hak untuk mendapatkan barang atau jasa dari
pihak lain.
b. Produk ( products) yang merupakaan keluaran kesatuan usaha yang terdiri atas barang
jadi yang menunggu penjualan dan barang dalam proses.
c. Uang ( money )
d. Klaim untuk menerima uang ( claims to recieve money )
e. Hak pemilikan atau investasi pada perusahaan lain ( ownership interest in other
enerprises )
2. Pengukuran
Pengukuran ( measurement) adalah penentuan angka satuan pengukur terhadap sutuobjek untuk menunjukan makna tertentu objek tersebut. Objek dapat berupa barang, jasa,
binatang, tubuh manusia, dan benda atau konstruk lainnya. Menurut (Procházka 2011)
Pengukuran unsur akuntansi adalah salah satu faktor penting dalam proses penyusunan
laporan keuangan, yang kegiatan ekonomi yang cukup sekarang dari suatu entitas
akuntansi. Unsur laporan keuangan dapat diukur dengan berbagai atribut, sesuai dengan
sifat unsur dan tujuan yang elemen telah dikeluarkan oleh entitas. Keandalan dan relevansi
atribut yang diukur adalah poin kunci dari aset, kewajiban, ekuitas dan elemen lainnya
mengukur
Salah satu kriteria pengakuan aset adalah manfaat ekonomis yang akan datang dapat
diukur (measureability) . Yang dimaksud pengukuran di sini adalah penentuan jumlah
rupiah yang harus dilekatkan pada suatu objek aset pada saat perolehan, yang akan
dijadikan data dasar untuk mengikuti aliran fisik objek tersebut. Apabila suatu sumber
daya yang diperoleh suatu entitas tidak handal (reliable) pada elemen pengukurannya,
maka sumber daya tersebut tidak dapat ditampilkan sebagai aset melainkan diakui sebagai
pendapatan ketika terjadi transaksi. Sebagai aliran informasi, kos juga mengalami tiga
tahap perlakuan akuntansi mengikuti aliran fisik yaitu:
a. Pengukuran (measurement), pengakuan (recognition), dan klasifikasi (classification)
pertama kali pada saat perolehan aset. Untuk selanjutnya seluruh kegiatan dana edalam
tahap ini disebut pengukuran saja.
-
8/15/2019 UTS Teori Akuntansi FINAL BANGET!.pdf
7/37
ARIF KURNIAWAN 7
b. Pencatatan berikutnya dalam rangka mengikuti aliran fisis aset berupa alokasi,
distribusi dan penggabungan untuk kepentingan internal/manajerial atau untuk
kepentingan pengekosan produk. Untuk selanjutnya seluruh kegiatan dalam tahap ini
disebut penelusuran (tracing).
c. Pembebanan kependapatan periode berjalan atau periode periode yang akan datang.
Kos yang belum menjadi beban pendapatan (biaya) akan tetap melekat pada objek
menjadi aset badan usaha. Untuk selanjutnya seluruh kegiatan dalam tahap ini disebut
pembebanan ke pendapaatan (charging to revenues).
3. Penilaian
Dalam menilai suatu objek untuk tujuan penyajian, akuntansi dapat menggunakan
berbagai dasar penilaian (bases for valuation), tergantung pada makna yang inginditunjukkan melalui pos laporan keuangan. Penilaian pos aset dimaksudkan untuk
menentukan berapa jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada tiap pos aset dan apa dasar
penilaiannya.
a. Tujuan dan Basis Penilaian
Tujuan dari penilaian aset adalah untuk merepresentasi atribut pos-pos aset yang
tarkait dengan tujuan laporan keuangan dengan menggunakan basis penilaian yang
sesuai. Sedangkan tujuan pelaporan keuangan sendiri yaitu untuk menyediakan
informasi yang dapat membantu pengguna laporan keuangan dalam menilai jumlah,
waktu, dan ketidakpastian aliran kas bersih ke entitas.
b. Konsep dan Basis Penilaian
Hendriksen dan Van Breda (1992) dalam (Suwardjono 2005) membahas konsep dan
dasar penilaian aset untuk tujuan pelaporan keuangan dari dua dimensi yaitu arah
aliran aset dan waktu. Bila suatu aset telah dikuasi oleh suatu entitas, masalah penilaian
yang muncul adalah dasar apa yang digunakan untuk mempresentasikan makna atau
atribut aset secara tepat. Nilai yang diperoleh atas dasar pertukaran pemerolehan
disebut dengan nilai masuak (input/entry value) sedangkan jika dilihat dari nilai
pertukaran pemanfaatan disebut nilai keluaran (output/exit value).
-
8/15/2019 UTS Teori Akuntansi FINAL BANGET!.pdf
8/37
ARIF KURNIAWAN 8
Nilai masukan didasari pada jumlah rupiah yang harus dikeluarkan atau dikorbankan
untuk memperoleh suatu aset tertentu yang masuk ke dalam entitas. FASB
mengidentifikasi lima makna atau atribut yang dapat direpresentasi berkaitan dengan aset,
dasar penilaian menurut FASB (SFAC No. 5, prg. 67) dapat diringkas sebagai berikut:
a. Historical cost
Tanah, gedung, perlengkapan, perlengkapan pabrik, dan kebanyakan persediaan
dilaporkan atas dasar kos historisnya. Kos historis merupakan jumlah rupiah kas atau
setaranya yang dikorbankan untuk memperoleh aset tersebut. Kos historis ini nantinya
akan disesuaikan dengan penyusutan nilai manfaat aset tersebut.
b. Current (replacement) cost
Beberapa persediaan disajikan sebesar nilai sekarang. Nilai sekarang adalah jumlah
rupiah kas atau setaranya yang harus dikorbankan apabila aset tertentu diperolehsekarang.
c. Current market value
Beberapa jenis investasi dalam surat berharga disajikan atas dasar nilai pasar saat ini.
Nilai pasar saat ini adalah jumlah rupiah kas atau setaranya yang dapat diperoleh
entitas dengan menjual aset tersebut dalam kondisi perusahaan yang normal (tidak
akan dilikuidasi). Nilai pasar sekarang juga digunakan untuk aset yang memiliki
kemungkinan akan laku dijual dibawah nilai bukunya.
d. Net realizable value
Beberapa jenis piutang jangka pendek dan persediaan barang disajikan sebesar nilai
realisasi bersih. Nilai realisasi bersih merupakan jumlah rupiah kas atau setaranya yang
akan diterima (tanpa didiskon) dari aset tersebut dikurangi dengan pengorbanan (kos)
yang diperlukan untuk mengonversi aset tersebut menjadi kas atau setaranya.
e. Present (or discounted) value of future cash flows
Piutang dan investasi jangka panjang disajikan sebesar nilai sekarang penerimaan kas
di masa mendatang sampai piutang terlunasi (dengan tarif diskon implisit) dikurangi
dengan tambahan kos yang mungkin diperlukan untuk mendapatkan penerimaan
tersebut.
-
8/15/2019 UTS Teori Akuntansi FINAL BANGET!.pdf
9/37
ARIF KURNIAWAN 9
f. Fair value
Berdasarkan FAS 157, nilai wajar adalah harga yang dapat diterima untuk menjual aset
atau membayar transfer kewajiban di pasaran saat tanggal pengukuran. Menurut
(Yongkui 2013) Pengenalan nilai wajar dapat dikaitkan dengan konsep pengukuran
modern, yang menurutnya, atribut pengukuran yang mencerminkan nilai riil
perusahaan harus diperkenalkan, sehingga nilai pasar perusahaan itu dapat tercermin
sebanyak mungkin dalam nilai buku ekuitas . Namun, ada konflik intrinsik antara nilai
wajar dan aset spesifisitas, menggunakan nilai wajar untuk mengukur aset tertentu
akan memperbesar kesenjangan antara nilai buku dan nilai pasar ekuitas perusahaan.
Oleh karena itu, model akuntansi masa depan belum tentu akan didominasi oleh nilai
wajar; bukan, itu sangat mungkin untuk menjadi model campuran pengukuran
menggabungkan biaya historis, nilai wajar, dan nilai value yang digunakan.
4. Pengakuan
Pada umumnya pengakuan aset dilakukan bersamaan dengan adanya transaksi,
kejadian, atau keadaan tetentu. Adapun kondisi perlu dan kondisi cukup yang merupakan
penguji yang cukup rinci untuk mengakui aset:
a. Deteksi adanya aset. Untuk mengakui aset, harus ada transaksi yang menandai
timbulnya aset.
b. Sumber ekonomis dan kewajiban. Untuk mengakui aset, suatu objek harus merupakan
sumber ekonomis yang langka, dibutuhkan, dan berharga.
c. Berkaitan dengan entitas. Untuk mengakui aset, entitas harus mengendalikan atau
menguasai objek aset.
d. Mengandung nilai. Untuk mengakui aset, suatu objek harus mempunyai manfaat yang
dapat ditentukan besarnya secara moneter.
e. Berkaitan dengan waktu pelaporan. Untuk mengakui aset, semua penguji di atas harus
dipenuhi pada tanggal pelaporan.
f. Verifikasi. Untuk mengakui aset, harus ada bukti pendukung untuk meyakinkan bahwa
kelima penguji diatas dipenuhi
-
8/15/2019 UTS Teori Akuntansi FINAL BANGET!.pdf
10/37
ARIF KURNIAWAN 10
Penjelasan di atas sebenarnya menjelaskan apa yang disebut dengan kaidah pengakuan
yang merupakan prosedur dalam menerapkan empat kriteria pengakuan FASB, yaitu
definisi, keterukuran, keberpautan, dan keterandalan. Masalah akuntansi yang
menyangkut pengakuan biasanya berkaitan dengan masalah apakah suatu kos atau jumlah
rupiah yang terlibat dalam transaksi atau kejadian tertentu dapat diasetkan. Hal ini
biasanya berkaitan dengan eksplorasi minyak dan gas bumi, rugi selisih kurs valuta asing,
sewa guna, riset dan pengembangan, bunga selama masa konstruksi aset tetap, dan
sumber daya manusia.
5. Pengungkapan
Apabila sebagian atau seluruh bunga dikapitalisasi, tentu saja akan terdapat
sebagian informasi yang hilang. Sehingga diperlukan adanya pengungkapan ( disclosure )mengenai hal ini sehingga laporaj keuangan dapat dipercaya dan tidak menyesatkan para
penggunanya. Agar laporan keuangan tetap informatif, hal-hal yang harus diungkapkan
sebagai penjelas laporan keuangan adalah sebagai berikut:
a. Apabila tidak ada kos bunga yang dikapitalisasi, total bunga yang terjadi selama
periode dibebankan sebagai biaya perioda tersebut.
b. Apabila sebagian kos bunga dikapitalisasi, bunga total yang terjadi menjadi bagian
yang dikapitalisasi.
6. Penyajian
Prinsip akuntansi yang diterima umum, terutama standar akuntansi, menetapkan penyajian
dan pengungkapan tiap pos-pos aset. Meskipun aset didefinisikan secara umum sebagai
manfaat ekonomis masa depan yang dikuasai dan dikendalikan oleh entitas dan yang
benar-benar timbul dari transaksi yang sah, tiap pos aset diidentifikasi lebih lanjut dan
spesifik sesuai dengan sifat pos tersebut. Pengungkapan dan penyajian pos-pos aset harus
dipelajari dari standar yang mengatur tiap pos. Secara umum, prinsip akuntansi yang
diterima umum memberi pedoman penyajian dan pengungkapan aset sebagai berikut:
a. Aset disajikan di sisi debit atau kiri dalam neraca berformat akun atau di bagian atas
dalam neraca berformat laporan.
b. Aset diklasifikasi menjadi aset lancar dan tetap.
-
8/15/2019 UTS Teori Akuntansi FINAL BANGET!.pdf
11/37
ARIF KURNIAWAN 11
c. Aset diurutkan penyajiannya atas dasar likuiditas atau kelancarannya, yang paling
lancar dicantumkan pada urutan pertama.
d. Kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan pos-pos tertentu harus diungkapkan
(misalnya metoda depresiasi aset dan dasar penilaian sediaan barang).
B. Kewajiban
1. Pengertian Kewajiban
Kewajiban merupakan salah satu elemen penting dalam neraca yang akan
menghasilkan informasi semantik jika dihubungkan dengan elemen-elemen laporan
keuangan lainnya.
Menurut SFAC No. 3 kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomis yang terjadi
di masa yang akan datang yang timbul dari kegiatan masa lalu entitas ketika terjadi transferaktiva atau ketika entitas menerima jasa dari entitas lain. FASB mendefinisikan kewajiban
sebagai pengorbanan manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti yang timbul dari
keharusan sekarang suatu kesatuan usaha untuk mentransfer aset atau
menyediakan/menyerahkan jasa kepada kesatuan lain di masa datang sebagai akibat
transaksi atau kejadian masa lalu). Sedangkan menurut IASC, kewajiban adalah utang saat
ini yang timbul dari kejadian perusahaan di masa lalu yang diharapkan hasilnya menjadi
aliran keluar sumber daya manfaat ekonomi.
a. Karakteristik Dasar Kewajiban
1) Suatu objek harus memuat tanggung jawab kepada pihak lain yang mengharuskan
entitas bisnis untuk melunasi, menunaikan, atau melaksanakan tanggung jawab
tersebut dengan cara mengorbankan manfaat ekonomisnya di masa depan untuk
dapat dikategorikan sebagai kewajiban. Karakteristik ini ditambahkan oleh (de
Quidt, Fetzer et al. 2015) yang menyatakan bahwa kewajiban terjadi akibat
hubungan antara dua pihak atau lebih.
2) Untuk dapat disebut sebagai kewajiban, suatu pengorbanan ekonomik masa
datang harus timbul akibat keharusan sekarang. Makna dari sekarang disini adalah
waktu, yaitu tanggal pelaporan keberadaanya. Beberapa keharusan yang tercakup
dalam pengertian kewajiban ini adalah keharusan kontraktual, keharusan
konstruktif, keharusan demi keadilan, dan keharusan bergantung atau bersyarat.
-
8/15/2019 UTS Teori Akuntansi FINAL BANGET!.pdf
12/37
ARIF KURNIAWAN 12
Meskipun secara definisi keharusan-keharusan ini menimbulkan kewajiban,
namun tidak semua kewajiban diakui dalam akuntansi.
3) Kewajiban juga timbul akibat kejadian masa lalu. Kewajiban yang berasal dari
kegiatan konstruktif harus diakui saat ini untuk menjadi dasar pembayaran
kewajiban tersebut di masa depan.
4) Nilai jatuh tempo telah ditentukan melalui estimasi atas kewajiban, yang
didasarkan pada jumlah kewajiban dan jangka waktu pelunasan kewajiban.
b. Karakteristik Pendukung Kewajiban
Karakteristik pendukung kewajiban lainnya adalah:
1) Keharusan untuk membayar dalam bentuk kas.
2) Identitas terbayar jelas.3) Berkekuatan hukum
2. Pengakuan
Kam (1990) dalam (Suwardjono 2005) memberikan empat kaidah pengakuan untuk
menunjukkan pengakuan kewajiban yaitu :
a. Adanya dasar hukum. Keberadaan dasar hukum maksudnya terdapat dasar hukum
yang meyakinkan untuk mengakui adanya kewajiban. Dalam hal ini, adanya faktur pembelian dapat menjadi dasar hukum yang meyakinkan untuk mengakui kewajiban.
b. Keterterapan konsep dasar konservatisme. Keterterapan konsep dasar konservatisme
maksudnya disini berkaitan dengan keterandalan. Dalam konsep konversatisme
kerugian dapat segera diakui, sedangkan untung tidak. Contohnya kewajiban jaminan
suku cadang sudah dapat diakui, meskipun belum terjadi.
c. Ketertentuan substansi ekonomik transaksi. Ketertentuan substansi ekonomik
transaksi berkaitan dengan relevansi informasi. Utang sewa guna dapat diakui pada
saat transaksi meskipun tidak ada transfer hak milik.
d. Keterukuran nilai kewajiban. Keterukuran nilai kewajiban maksudnya adalah
kewajiban tersebut datang secara pasti dan nilai rupiahnya dapat diukur.
-
8/15/2019 UTS Teori Akuntansi FINAL BANGET!.pdf
13/37
ARIF KURNIAWAN 13
Kewajiban mengandung arti kemungkinan terjadinya pengorbanan sumber ekonomik
masa depan sejumlah nilai pokok yang harus dilunasi (Caddy 2000). Hendriksen dan Van
Breda (1991) dalam (Suwardjono 2005) menunjukkan waktu pengakuan kewajiban yaitu:
a. Pada saat penandatanganan kontrak, atau ketika hak dan kewajiban telah mengikat.
b. Bersamaan dengan pengakuan biaya apabila barang dan jasa yang menjadi penyebab
timbulnya biaya kewajiban, sebelumnya belum dicatat sebagai asset.
c. Bersamaan dengan pengakuan aset.
d. Pada akhir perioda karena penggunaan asas akrual melalui proses penyesuaian.
Pengakuan Kewajiban menurut FASB dicontohkan pada keadaan-keadaan
kebergantungan rugi ( loss contingencies ) yang berpotensi memicu pengakuan kewajiban,
yaitu:a. Ketertagihan piutang usaha.
b. Keharusan berkaitan dengan jaminan produk dan kerusakan produk.
c. Risiko rugi atau kerusakan properitas (fasilitas) kesatuan usaha akibat kebakaran,
ledakan, dan bahaya lainnya
d. Ancaman pengambilalihan aset oleh pemerintah.
e. Persengketaan yang memberatkan atau menunggu keputusan.
f. Klaim atau pungutan yang telah diajukan/dikenakan atau yang mungkin (possible)
terjadi.
g. Risiko rugi akibat bencana yang ditanggung oleh perusahaan asuransi kerugian dan
kecelakaan dan perusahaan reasuransi.
h. Jaminan atas utang pihak lain.
i. Perjanjian untuk membeli kembali piutang atau aset yang terkait yang telah dijual.
3. Pengukuran
Menurut (Suwardjono 2005) dan didukung oleh (Gillman and Hogan 1999)
menyatakan bahwa pengukuran yang paling objektif untuk menentukan kos kewajiban
pada saat terjadinya adalah penghargaan sepakatan ( measured considerations ) dalam
transaksi tersebut dan bukan jumlah rupiah pengorbanan ekonomis di masa depan.
Penghargaan ini berlaku untuk kewajiban jangka panjang. Kos penundaan dianggap tidak
-
8/15/2019 UTS Teori Akuntansi FINAL BANGET!.pdf
14/37
ARIF KURNIAWAN 14
cukup material sehingga jumlah rupiah kewajiban yang diakui akan sama dengan jumlah
rupiah pengorbanan sumber ekonomik (kas) masa depan untuk kewajiban jangka pendek.
Penghargaan sepakatan suatu kewajiban merefleksikan nilai setara tunai atau nilai
sekarang (current value) kewajiban yaitu jumlah rupiah pengorbanan sumber ekonomik
seandainya kewajiban dilunasi pada saat terjadinya. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pengukuran:
a. Kewajiban dalam pembelian kredit
Dalam pembelian aset, pengukuran yang objektif adalah kos tunai atau kos tunai
implisit. Kewajiban juga harus diukur sesuai dengan aset.
b. Diskon atau premium utang obligasi
Untuk suatu kontrak dengan pokok pinjaman dan bunga periodik, pengukuran yang
tepat adalah kos tunai implisit.c. Diskon obligasi
Diskon obligasi dilaporkan sebagai pengurang nilai nominal dalam obligasi di neraca.
d. Premium obligasi
Premium obligasi sendiri apabila belum diamortisasi merupakan utang.
e. Kewajiban moneter dan nonmoneter
Kewajiban sendiri dapat bersifat moneter maupun nonmoneter:
1) Kewajiban moneter
Kewajiban moneter merupakan kewajiban yang pengorbanan sumber ekonomik
masa datangnya berupa kas dengan jumlah rupiah dan saat yang pasti.
2) Kewajiban nonmoneter
Kewajiban nonmoneter adalah kewajiban untuk menyediakan barang dan jasa
dengan jumlah dan saat yang cukup pasti yang biasanya timbul karena penerimaan
pembayaran di muka untuk barang dan jasa tersebut.
4. Penilaian
Penilaian mengacu pada penilaian keharusan sekarang pada antara terjadinya
kewajiban sampai dilunasinya kewajiban setiap saat. Sehingga semakin dekat dengan
masa jatuh tempo kewajiban tersebut akan semakin mendekati dengan nilai nominalnya.
-
8/15/2019 UTS Teori Akuntansi FINAL BANGET!.pdf
15/37
-
8/15/2019 UTS Teori Akuntansi FINAL BANGET!.pdf
16/37
ARIF KURNIAWAN 16
membrli kembali. Masalah yang timbul adalah hal ini diakui sebagai penjualan aset atau
sebagai jaminan pinjaman. Secara umum, transfer aset tersebut diakui sebagai penjualan
apabila pentransfer aset tersebut menerima aset lain sebagai penghargaan terhadap aset
tersebut.
Pelunasan sebelum jatuh tempo
Dalam pelunasan sebelum jatuh tempo, utang tersebut harus dilunasi dengan harga
pasarnya sehingga terdapat selisih antara nilai bawaan dan nilai penebusan. Selisih
tersebut mempengaruhi ekuitas pemegang saham sesuai dengan APBO No. 4 (prg. 20):
“Selisih harga antara harga penrikan (pemeroleha n) kembali dan nilai bawaan neto
utang yang dilunasi harus diakui pada periode penarikan dan dilaporan dalam statement
laba-rugi sebagai untung atau rugi dan dipisahkan dengan pos untung atau rugi lainnya
... untung dan rugi tidak selayaknya diamortisasi untuk periode-periode yang akan
datang.”
APB dan FASB menentukan bahwa untuk pelunasan dengan atau tanpa pendanaan
sebenarnya sama. Terdapat tiga alternatif dalam menentukan selisih, yaitu:
a. Selisih diamortisasi selama sisa umur semula utang yang ditarik kembali
b. Selisih diamortisasi selama umur utang baru diterbitkan
c. Selisih diakui pada saat penarikan dan dilaporkan dalam statement laba-rugi tahun
bersangkutan.
Utang terkonversi
Terdapat utang yang terkonversi atau konvertibel. Utang tersebut dapat menjadi
ekuitas sewaktu-waktu selama masih berlaku. Hendriksen dan van Breda menyatakan
bahwa obligasi terkonversi memiliki karateristik sebgai berikut:
a. Tingkat bunga nominal jauh dibawah tingkat bunga pasar untuk obligasi biasa yang
setara.
b. Harga konversi yang ditetapkan lebih tinggi dari harga pasar saham biasa
c. Harga konversi tidak pernah menurun selama masa hak konversi kecuali karena
penyesuaian diperlukan akibat pengambilan hak yang melekat pada saham biasa
seperti dalam hal terjadi pemecahan saham atau dividen saham.
-
8/15/2019 UTS Teori Akuntansi FINAL BANGET!.pdf
17/37
ARIF KURNIAWAN 17
Terdapat masalah dimana apakah saat pengakuan harga penerbitan obligasi harus
dipecah menjadi porsi yang memperesentasi utang obligasi dan porsi yang mempresentasi
hak konversi atau harga penerbitan tidak dipecah dan utang terkonversi dianggap sebagai
utang semata-mata.
Argumen pendukung bahwa utang mengandung sifat uatng dan ekuitas:
a. Hak konversi mempunyai nilai ekonomik sehingga tidak berbeda dengan hak opsi dan
waran.
b. Pada saat penerbitan hak konversi atau nilai utang obligasi biasa dapat diukur secara
cukup andal sehingga tidak ada kesulitan teknis untuk mengimplementasikan
pemisahan tersebut.
c. Tujuan penerbitan utang terkonversi yang sebenarnya dalah pendanaan dengan
ekuitas.
Argumen pendukung semata-mata utang:
a. Utang obligasi terkonversi merupakan sekuritas hibrida sehingga harus dipandang
sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
b. Penilaian hak konversi akan bersifat subjektif karena ketidakterpisahkan kedua
komponen.
APB sendiri menyatakan bahwa porsi niali sekuritas yang melekat pada hak beli harus
diperlakukan sebagai modal setoran dan nilainya ditentukan atas dasar nilai wajar relatif
dari keuda sekuritas.
Pembebasan substantif
Bila debitor di amsa yang akan datang tidak perlu membayar utang, maka secar
subtantif debitor sudah bebas dari kewajiban. Hal ini termasuk apabila perusahaan sudah
membentuk dana pelunsan utang obligasi. Debitor tidak menyerahkan kendali atas
manfaat aset karena manfaat asettersebut masih melekat pada debitor meskipun debitur
telah mengakui sementara itu kreditor juga tidak mengakuinya sebagaia set sehingga
praktis aset tersebut masih dikuasai debitor.
-
8/15/2019 UTS Teori Akuntansi FINAL BANGET!.pdf
18/37
ARIF KURNIAWAN 18
6. Penyajian
Secara umum, kewajiban disajikan dalam neraca atas dasar urutan dari yang paling
likuid seperti pada penyajian aset. PSAK No. 1 (pasal 39) menegaskan bahwa layaknya
aset lancar yang disajikan menurut likuiditas, sementara kewajiban disajikan menurut
urutan masa jatuh temponya. Secara klasifikasi, kewajiban jangka pendek disajikan lebih
dahulu daripada kewajiban jangka panjang. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan
pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi likuiditas kewajiban perusahaan. Dari
segi urutan perlindungan dan jaminan ( sequence of protection ), utang yang dijamin pada
umumnya disajikan lebih dahulu untuk menunjukkan bahwa dalam hal terjadi likuidasi
utang ini harus dibayar lebih dahulu. Dan juga dari sudut urutan perlindungan, kewajiban
disajikan lebih dahulu daripada ekuitas.
PSAK No. 1 juga menyatakan bahwa semua kewajiban yang tidak memenuhi kriteriasebagai kewajiban jangka pendek harus diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka
panjang. Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai suatu kewajiban jangka pendek jika
diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu satu siklus operasi perusahaan atau
jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca.
Menurut PSAK No.1 (prg. 44), kewajiban dapat diklasifikasikan sebagai kewajiban
lancar apabial:
a. Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan
b. Jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca
Sedangkan dalam paragraf 47 kewajiban berbunga jangka panjang tetap
diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang walaupun akan jatuh tempo dalam 12
bulan apabial:
a. Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari dua belas bulan
b. Perusahaan bermaksud membiayai kembali kewajibannya dengan pendanaan jangka
panjang
c. Maksud tersebut pada nomor 2 didukung dengan perjanjian pembiayaan kembali atau
penjadwalan kembali pembayaran yang resmi disepakati sebelum laporan keuangan
disetujui.
-
8/15/2019 UTS Teori Akuntansi FINAL BANGET!.pdf
19/37
ARIF KURNIAWAN 19
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisis Aset PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
Total aset PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk pada akhir tahun 2015 tercatat sebesar
Rp 6.495.022.261 dengan Aset Lancar sebesar Rp 1.722.530.837 (yang terdiri dari kas dan
setara kas sebesar Rp 1.135.502.538, investasi jangka pendek sebesar Rp 64.669.022, piutang
usaha sebesar Rp 286.594.569, piutang lain-lain sebesar Rp 100.659.573, persediaan sebesar
Rp 43.453.022, uang muka jatuh tempo dalam waktu satu tahun sebesar Rp 78.283.079, dan
beban dibayar dimuka sebesar Rp 13.369.034) dan Aset Tidak Lancar sebesar Rp 4.772.491
(yang terdiri dari uang muka setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun sebesar
Rp 117.979.126, piutang usaha sebesar Rp 241.365.278, piutang lain-lain jangka panjang
sebesar Rp 275.839.353, aset pajak tangguhan sebesar Rp 75.598.358, penyertaan saham
sebesar Rp 330.491.978, aset tetap sebesar Rp 1.928.752.090, aset eksplorasi dan evaluasi
sebesar Rp 49.947.246, properti minyak dan gas sebesar Rp 1.636.331.976,, estimasi tagihan
pajak sebesar 106.504.887, goodwill dan aset tak berwujud lainnya sebesar Rp 3.851.047 dan
lain-lain sebesar Rp 5.830.095.
Aset-aset yang terdapat pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk meliputi:1. Aset Tetap
Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi
penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian
aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Aset tetap,
kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus untuk bangunan dan
prasarana dan metode saldo menurun ganda untuk seluruh aset tetap lainnya selama umur
manfaat aset tetap yang diestimasi sebagai berikut:
-
8/15/2019 UTS Teori Akuntansi FINAL BANGET!.pdf
20/37
ARIF KURNIAWAN 20
Gambar 3.1
Aset Tetap PT Perusahaan Gas Negara Tahun 2015
2. Aset Eksplorasi dan Evaluasi
Pengeluaran-pengeluaran sehubungan dengan kegiatan eksplorasi dan evaluasi minyak
dan gas dicatat dengan menggunakan metode akuntansi successful effort. Biayabiaya
yang terjadi diakumulasikan berdasarkan lapangan per lapangan. Biaya geologi dangeofisika dibebankan pada saat terjadi. Biaya-biaya untuk memperoleh hak ekplorasi dan
eksploitasi minyak dan gas bumi dicatat sebagai biaya perolehan aset yang belum terbukti
jika cadangan terbukti belum ditemukan, atau sebagai biaya perolehan aset terbukti bila
cadangan terbukti telah ditemukan. Biaya perolehan aset terbukti diamortisasi dari
tanggal mulai produksi komersial berdasarkan total estimasi cadangan terbukti.
-
8/15/2019 UTS Teori Akuntansi FINAL BANGET!.pdf
21/37
ARIF KURNIAWAN 21
Gambar 3.2
Aset Eksplorasi dan Evaluasi PT Perusahaan Gas Negara Tahun 2015
Berikut analisis pengakuan, pengukuran, penilaian dan penyajian aset pada PT Perusahaan
Gas Negara berdasarkan teori akuntansi dan standar akuntansi yang digunakan (PSAK)
1. Pengakuan
Dalam penyusunan laporan keuangan mengenai pengakuan dan pengukuran aset, PTPerusahaan Gas Negara (Persero) Tbk berdarkan pada PSAK 55. Dalam PSAK 55
mengenai pengakuan dan pengukuran disebutkan bahwa entitas mencatat instrumen
keuangan pada (1) tanggal pengukuran yang disyaratkan pada paragraf 43 (pengkuran
awal aset keauangan dan liabilitas keuangan) jika nilai wajar dapat dibuktikan dengan
adanya harga kuotasian di pasar aktif untuk aset keuangan. (2) pada tanggal setelah
pengakuan awal, entitas harus mengakui bahwa selisih yang ditangguhkan sebagai
keuntungan atau kerugian hanya sebatas pada selisih yang timbul dari perubahan faktor
(termasuk waktu) yang diperhitungkan pelaku pasar ketika melihat aset keuangan.
Berdasarkan pada catatan atas laporan keuangan bahwa aset keuangan diklasifikasikan
pada saat pengakuan awal dan setelah perolehan awal, sebagai alat keuangan yang
diberikan dan piutang, investasi yang dimiliki hingga tanggal jatuh tempo dan aset
keuangan tersedia untuk dijual. Aset keuangan pada awalnya diukur pada nilai wajar, dan
-
8/15/2019 UTS Teori Akuntansi FINAL BANGET!.pdf
22/37
ARIF KURNIAWAN 22
dalam hal aset keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, ditambah
dengan biaya transaksi yang dapat didistribusikan secara langsung. Terdapat klasifikasi
aset keuangan menjadi pinjaman yang diberikan dan piutang dan aset keuangan yang
tersedia untuk dijual, klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan
tesebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal
pengakuannya dan jika diperbolehkan dan sesuai akan dievaluasi kembali setiap akhir
tahun keuangan.
Menurut PSAK 55, entitas tidak mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi
dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun
sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo
dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih
dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan total nilai investasi dimilikihingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut:
a. dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian
kembali
b. terjadi setelah entitas telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset
keuangan sesuai skedul pembayaran atau entitas telah memperoleh pelunasan
dipercepat; atau
c. terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali entitas, tidak berulang,
dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh entitas.
Hal tersebut sesuai dengan teori akuntansi mengenai pengakuan aset, yang
mengatakan bahwa pengakuan aset dilakukan bersamaan dengan adanya transaksi,
kejadian, atau keadaan tetentu. Berdasarkan penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan
bahwa pengakuan aset pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk jika dilihat dari
teori akuntansi berdasarkan pada entitas, waktu pelaporan, nilai dan verifikasi aset
keuangan.
2. Pengukuran
Berdasarkan PSAK 55 mengenai pengakuan dan pengukuran, mengatakan bahwa
terdapat dua pengukuran untuk mengukur nilai aset, yaitu pengukuran nilai wajar dan
pengukuran reklasifikasi derivatif melekat. Pengukuran nilai wajar sendiri diatur dalam
-
8/15/2019 UTS Teori Akuntansi FINAL BANGET!.pdf
23/37
ARIF KURNIAWAN 23
PSAK 68 mengenai pengukuran nilai wajar. PSAK 68 mendefinisikan nilai wajar (fair
value) sebagai “harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan
dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar
pada tanggal pengukuran” . Pengukuran nilai wajar menurut PSAK 68 adalah sebagai
berikut:
1. Aset dipertukarkan dalam suatu transaksi teratur antara pelaku pasar untuk menjual
aset atau mengalihkan liabilitas pada tanggal pengukuran berdasarkan kondisi pasar
saat ini; dan
2. Transaksi untuk menjual aset atau mengalihkan liabilitas terjadi:
a. di pasar utama untuk aset tersebut; atau
b. jika tidak terdapat pasar utama, di pasar yang paling menguntungkan untuk aset
tersebut.Jika nilai wajar pada saat pengakuan awal berbeda dari harga transaksi), entitas
mencatat instrumen keuangan pada tanggal sebagai berikut:
a. pada tanggal pengukuran jika nilai wajar dapat dibuktikan dengan adanya harga
kuotasian di pasar aktif untuk aset atau liabilitas sejenis.
b. pada tanggal setelah pengakuan awal, entitas harus mengakui bahwa selisih yang
ditangguhkan sebagai keuntungan atau kerugian hanya sebatas pada selisih yang
timbul dari perubahan faktor (termasuk waktu) yang diperhitungkan pelaku pasar
ketika menilai aset.
Pengukuran nilai wajar aset nonkeuangan memperhitungkan kemampuan pelaku pasar
untuk menghasilkan manfaat ekonomik dengan menggunakan aset dalam penggunaan
tertinggi dan terbaiknya (highest and best use) atau dengan menjualnya kepada pelaku
pasar lain yang akan menggunakan aset tersebut dalam penggunaan tertinggi dan
terbaiknya. Pengukuran nilai wajar aset nonkeuangan mengasumsikan bahwa aset dijual
konsisten dengan unit akun sebagaimana dijelaskan dalam Pernyataan lain (yang
mungkin merupakan aset individu). Hal tersebut juga bahkan ketika pengukuran nilai
wajar tersebut mengasumsikan bahwa penggunaan tertinggi dan terbaik aset adalah untuk
digunakan dalam kombinasi dengan aset lain atau dengan aset lain karena pengukuran
nilai wajar mengasumsikan bahwa pelaku pasar telah memiliki aset pelengkap yang
terkait.
-
8/15/2019 UTS Teori Akuntansi FINAL BANGET!.pdf
24/37
ARIF KURNIAWAN 24
Sedangkan pengukuran reklasifikasi derivative melekat jika entitas tidak dapat
mengukur secara terpisah derivatif melekat yang akan dipisahkan pada reklasifikasi
kontrak gabungan atau kontrak campuran dalam kategori diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi, reklasifikasi ini dilarang. Dalam berbagai kondisi kontrak campuran atau
kontrak gabungan yang tersisa diklasifikasikan sebagai diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi secara keseluruhan.
Setelah melihat pada catatan atas laporan keuangan PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) Tbk, pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada:
a. Pinjaman yang diberikan dan piutang
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan ini diakui pada nilai wajarnya ditambah
biaya transaksi dan selanjutnya dinyatakan seesar biaya perolehan yang diamortisasi
dengan menggunakan metode suku bunga efektif (EIF), dan keuntungan kerugianterkait diakui dalam laba rugi saat pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan
pengakuannya atau mengalami penurunan nilai. Ketika terjadi penurunan nilai,
kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurangan dari nilai tercatat dari aset
keuangan dalam kelompok pinjaman dan piutang dan diakui dalam laporan laba rugi
dan penghasilan komperhensif lain konsolidasian.
b. Aset keuangan yang tersedia untuk dijual
Adalah aset keuangan non derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual.
Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar
dengan laba atau rugi yang belum direalisasi diakui dalam ekuitas sampai investasi
tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat itu, laba atau rugi kumulatif yang
sebelumnya diakui dalam ekuitas harus direklasifikasi ke dalam laba rugi sebagai
penyesuaian reklasifikasi.
c. Penurunan nilai dari aset keuangan
Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian
penurunan nilai tersebut adalah akibat dari satu peristiwa atau lebih yang terjadi
setelah pengakuan awal, yang akan berdapak pada estimasi arus kas kas masa depan
atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasikan secara
andal.
-
8/15/2019 UTS Teori Akuntansi FINAL BANGET!.pdf
25/37
-
8/15/2019 UTS Teori Akuntansi FINAL BANGET!.pdf
26/37
ARIF KURNIAWAN 26
atau diperhitungkan jika karakteristik tersebut dipertimbangkan oleh pelaku pasar (market
participants) pada tanggal pengukuran. Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa
transaksi pertukaran terjadi dalam suatu transaksi teratur (orderly transaction) di pasar
utama (principal market), atau jika tidak ada, di pasar yang paling menguntungkan (most
advantageous market).
Dengan melihat laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan PT Perusahaan
gas Negara (Persero) Tbk, pembelian atau penjualan aset keuangan mensyaratkan
penyerahan aset dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang
berlaku di pasar (pembelian yang lazim/regular) diakui pada tanggal perdagangan, yaitu
tanggal Kelompok Usaha berkomitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut.
4. PenyajianMenurut PSAK 50 mengenani instrumen keuangan : penyajian, penyajian disajikan
dalam format yang disesuaikan dengan format yang digunakan dalam IFRS oleh IASB.
Kalimat yang digaris bawah adalah kalimat tambahan, sedangkan kalimat yang dicoret
adalah kalimat yang dihapus.
Prinsip akuntansi yang diterima umum memberi pedoman penyajian dan
pengungkapan aset PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk menurut teori akuntansi
sebagai berikut:
a. Aset disajikan di sisi debit atau kiri dalam neraca berformat akun
Dalam hal ini, penyajian laporan posisi keuangan (aset) disajikan disisi debit atau
kiri, dan juga pada laporan posisi keuangan (aset) PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) Tbk disajikan pula catatan nilai pada tahun sebelumya disebelah kanan nilai
aset tahun neraca.
b. Aset diklasifikasi menjadi aset lancar dan aset tidak lancar.
Pada laporan posisi keuangan (aset) PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk,
aset diklasifikasikan menjadi aset lancar dan aset tidak lancar. Aset lancar PT
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk terdiri dari kas dan setara kas, kas yang
dibatasi penggunaannya, investasi jangka pendek, piutang usaha, piutang lain-lain,
piutang promissory notes , persediaan, uang muka jatuh tempo dalam waktu satu
tahun, beban dibayar dimuka.
-
8/15/2019 UTS Teori Akuntansi FINAL BANGET!.pdf
27/37
ARIF KURNIAWAN 27
Aset tidak lancar (aset tetap) terdiri dari uang muka – setelah dikurangi bagian
jatuh tempo dalam waktu satu tahun, piutang usaha, piutang lain-lain jangka panjang,
piutang primossory notes, aset pajak tangguhan, penyertaan saham, aset tetap, aset
eksplorasi dan evaluasi, properti minyak dan gas, goodwill dan aset tak berwujud
lainnya, dan lain-lain.
c. Aset diurutkan penyajiannya atas dasar likuiditas atau kelancarannya, yang paling
lancar dicantumkan pada urutan pertama.
B. Analisis Kewajiban ( Liablities ) PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
Total liabilitas dan ekuitas PT Perusuhaan Gas Negara (Persero) Tbk untuk akhir tahun
2015 adalah sebesar Rp 6.459.022.261, hasil ini sama ( balnce ) dengan total aset. Liabilitas
diklasifikasikan menjadi liabilitas jangka pendek dengan total Rp Rp 667.320.181 (yangterdiri dari utang usaha sebesar Rp 116.996.612, utang lain-lain sebesar Rp 84.669.261,
liabilitas yang masih harus dibayar sebesar Rp 269.863.474, liabilitas imbalan kerja jangka
pendek sebesar Rp 82.704.202, utang pajak sebesar Rp 21.467.084, dan pinjaman jangka
panjang jatuh tempo dalam waktu satu tahun sebesar Rp 121.621.548) dan liabilitas jangka
panjang dengan total Rp 2.804.898.026 (yang terdiri dari liabilitas pajak tangguhan sebesar
Rp 94.128.626, utang derivatif sebesar Rp 11.330.750, liabilitas pembongkaran aset dan
restorasi area dan provisi lain-lain sebesar Rp 31.535.308, pinjaman jangka panjang – setelah
dikurangi bagian jatuh tempo dalam waktu satu tahun sebesar Rp 1.253.416.592, utang
obligasi sebesar Rp 1.333.756.692, liabilitas imbalan kerja jangka panjang sebesar Rp
77.843.277, pendapatan diterima di muka sebesar Rp 2.886.781), maka total liabilitas sebesar
Rp 3.472.218.207.
1. Pengakuan
Sama seperti aset, pengakuan kewajiban ( liabilities ) PT Persahaan Gas Negara
(Persero) Tbk berdasarkan pada PSAK 55. Menurut PSAK 55, bahwa entitas mencatat
instrumen keuangan pada (1) tanggal pengukuran yang disyaratkan pada paragraf 43
(pengkuran awal aset keauangan dan liabilitas keuangan) jika nilai wajar dapat dibuktikan
dengan adanya harga kuotasian di pasar aktif untuk liabilitas keuangan. (2) pada tanggal
setelah pengakuan awal, entitas harus mengakui bahwa selisih yang ditangguhkan sebagai
-
8/15/2019 UTS Teori Akuntansi FINAL BANGET!.pdf
28/37
ARIF KURNIAWAN 28
keuntungan atau kerugian hanya sebatas pada selisih yang timbul dari perubahan faktor
(termasuk waktu) yang diperhitungkan pelaku pasar ketika melihat liabilitas keuangan.
Berdasarkan pada catatan atas laporan keuangan PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
Tbk, liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada
nilai wajar melalui laba rugi, utang dan pinjaman. Pada tanggal laporan posisi keuangan
konsolidasian, kelompok usaha memiliki ke dua jenis liabilitas keuangan. Kelompok
usaha menetapkan klasifikasi atas liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal.
Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak kontraktual untuk
menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset
keuangan tersebut telah dialihkan dan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas
kepemilikan aset telah ditransfer (jika, secara substansial seluruh risiko dan manfaat tidak
ditransfer, maka Kelompok Usaha melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan atas kontrol yang masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan).
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas yang telah ditetapkan
dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. Apakah aset atau liabilitas
merupakan aset atau liabilitas yang berdiri sendiri, sekelompok liabilitas dan liabilitas
untuk tujuan pengakuan atau pengungkapan tergantung pada unit akunnya ( unit of
account ). Unit akun liabilitas ditentukan sesuai dengan Pernyataan yang mensyaratkan
atau mengizinkan pengukuran nilai wajar
Empat kaidah pengakuan untuk menunjukkan pengakuan kewajiban menurut Kam,
yaitu adanya dasar hukum, keterterapan konsep dasar konservatisme, ketertentuan
substansi ekonomik transaksi, dan keterukuran nilai kewajiban. Jika dikaitkan dengan
empat kaidah tersebut, maka dapat dilihat bahwa dalam pengungkapan kewajiban atau
liabilitas keuangan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk berdasarkan pada dasar
hukum PSAK dan keterukuran nilai kewajiban.
2. Pengukuran
Menurut PSAK 55, pengukuran untuk liabilitas menggunakan pengukuran nilai wajar.
Oleh karena itu, ketika mengukur nilai wajar, entitas memperhitungkan karakteristik aset
atau liabilitas jika pelaku pasar akan memperhitungkan karakteristik tersebut ketika
menentukan harga liabilitas pada tanggal pengukuran. Dampak pengukuran yang timbul
-
8/15/2019 UTS Teori Akuntansi FINAL BANGET!.pdf
29/37
ARIF KURNIAWAN 29
dari karakteristik tertentu akan berbeda tergantung pada bagaimana karakteristik tersebut
akan diperhitungkan pelaku pasar.
Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa liabilitas keuangan atau, liabilitas non
keuangan atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri (contohnya kepemilikan saham yang
diterbitkan sebagai pembayaran dalam suatu kombinasi bisnis) dialihkan kepada pelaku
pasar pada tanggal pengukuran. Pengalihan liabilitas atau instrumen ekuitas milik entitas
sendiri mengasumsikan bahwa liabilitas akan tetap terutang dan pelaku pasar yang
menerima pengalihan (transferee) disyaratkan untuk memenuhi kewajiban tersebut.
Liabilitas tidak akan diselesaikan dengan pihak lawan atau diakhiri pada tanggal
pengukuran. Instrumen ekuitas milik entitas sendiri akan tetap beredar dan pelaku pasar
yang menerima pengalihan akan mengambil alih hak dan tanggung jawab yang terkait
dengan instrumen tersebut. Instrumen tersebut tidak akan dibatalkan atau diakhiri padatanggal pengukuran.
Setelah pengakuan awal, entitas mengukur seluruh liabilitas keuangan pada biaya
perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali untuk
liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Liabilitas tersebut,
termasuk derivatif yang diakui sebagai liabilitas, diukur pada nilai wajarnya, kecuali untuk
liabilitas derivatif yang terkait dengan dan diselesaikan melalui penyerahan instrumen
ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif atas instrumen sejenis dan nilai
wajarnya tidak dapat diukur secara andal, diukur pada biaya perolehan. Pengukuran
liabilitas terdiri dari pengukuran awal liabilitas keuangan dan pertimbangan pengukuran
nilai wajar.
Pengukuran nilai wajar menurut PSAK 68 untuk liabilitas adalah liabilitas
dipertukarkan dalam suatu transaksi teratur antara pelaku pasar untuk mengalihkan
liabilitas pada tanggal pengukuran berdasarkan kondisi pasar saat ini, dan Transaksi untuk
mengalihkan liabilitas terjadi di pasar utama untuk liabilitas tersebut, atau jika tidak
terdapat pasar utama, di pasar yang paling menguntungkan untuk liabilitas tersebut.
Entitas mengukur nilai wajar suatu liabilitas menggunakan asumsi yang akan digunakan
pelaku pasar ketika menentukan harga liabilitas tersebut, dengan asumsi bahwa pelaku
pasar bertindak dalam kepentingan ekonomik terbaiknya. Dalam pengukuran nilai wajar,
karakteristik liabilitas (seperti kondisi dan lokasi, dan pembatasan) diperhitungkan jika
-
8/15/2019 UTS Teori Akuntansi FINAL BANGET!.pdf
30/37
ARIF KURNIAWAN 30
karakteristik tersebut dipertimbangkan oleh pelaku pasar ( market participants ) pada
tanggal pengukuran. Pengukuran nilai wajar liabilitas juga mempertimbangkan risiko
wanprestasi ( non-performance risk ) dan pembatasan yang berpotensi mencegah
pengalihan. Pengalihan liabilitas atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri dalam
konteks pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa liabilitas akan tetap terutang, dan
tidak akan diselesaikan atau diakhiri pada tanggal pengukuran, dan Instrumen ekuitas
miliki entitas sendiri akan tetap beredar, dan tidak akan dibatalkan atau diakhiri pada
tanggal pengukuran.
Berdasarkan pada catatan atas laporan keuangan PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
Tbk, liabilitas pada awalnya diukur pada nilai wajar dan, dalam hal pinjaman dan utang,
ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Kelompok usaha
mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam kategori (1) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dan (2) liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya
perolehan diamortisasi.
Jika dikaitkan dari PSAK dan teori akuntansi, maka dapat dilihat pengukuran liabilitas
untuk PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk adalah:
a. Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama
untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Derivatif diklasifikasikan
sebagai kewajiban diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen
lindung nilai. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar
liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan disajikan dalam
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian sebagai Laba
(Rugi) Perubahan Nilai Wajar Derivatif – Neto.
b. Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi
Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang
diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dikategorikan dan diukur dengan biaya
perolehan diamortisasi. Setelah pengakuan awal, Kelompok Usaha mengukur seluruh
liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan
menggunakan metode suku bunga efektif.
-
8/15/2019 UTS Teori Akuntansi FINAL BANGET!.pdf
31/37
ARIF KURNIAWAN 31
Penggolongan untuk pengukuran liabilitas sesuai klasifikasi yang sudah dijelaskan
sebelumnya dan setelah menganalisis berdasarkan pada PSAK, maka penggololongan
untuk pengukuran liabilitas PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk untuk tahun 2015
adalah:
a. Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
Penggolongan pengukuran liabilitas keuangan yang diukur melalui nilai wajar
meliputi utang derivatif.
b. Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi
Penggolongan pengukuran liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan
diamortisasi meliputi utang usaha, pinjaman bank jangka pendek, utang lain-lain,
liabilitas yang masih harus dibayar, pinjaman jangka panjang jatuh tempo dalam waktu
satu tahun, pinjaman jangka panjang setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalamwaktu satu tahun, utang obligasi.
1) Utang lain-lain
Penggolongan pengukuran utang lain-lain meliputi liabilitas kepada kontraktor
dan pemasok, cash call , jaminan gas, utang kepada PT Riau Andalan Pulp and
Paper, pembelian barang dan jasa, utang kepada TGI, utang lain-lainnya.
2) Liabilitas yang masih harus dibayar
Penggolongan pengukuran liabilitas yang masih harus dibayar meliputi liabilitas
atas aktivitas minyak dan gas, bunga yang masih harus dibayar, jasa konsultan,
liabilitas kepada kontraktor dan pemasok, utang kepada ConocoPhilips, iuran ke
BPH, bunga, dan liabilitas yang masih harus dibayar lainnya.
3. Penilaian
Menurut PSAK 55, liabilitas keuangan dikelola dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan
nilai wajar, sesuai dengan manajemen resiko atau strategi investasi yang
didokumentasikan. Nilai wajar merupakan nilai dimana suatu liabilitas diselesaikan antara
pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar. Nilai wajar
didefinisikan sebagai harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam
transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran. Nilai wajar adalah
pengukuran berbasis pasar, bukan pengukuran yang spesifik atas entitas.
-
8/15/2019 UTS Teori Akuntansi FINAL BANGET!.pdf
32/37
ARIF KURNIAWAN 32
Pengalihan liabilitas atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri dalam konteks
pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa liabilitas akan tetap terutang, dan tidak
akan diselesaikan atau diakhiri pada tanggal pengukuran; dan instrumen ekuitas miliki
entitas sendiri akan tetap beredar, dan tidak akan dibatalkan atau diakhiri pada tanggal
pengukuran.
Teknik penilaian yang digunakan dalam mengukur nilai wajar pada PT Perusahaan
Gas Negara (Persero) Tbk dengan memaksimalkan penggunaan input yang dapat
diobservasi yang relevan dan meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat
diobservasi. Input tersebut dikategorikan dalam tiga level hirarki nilai wajar, yaitu: harga
kuotasian (tanpa penyesuaian) di pasar aktif untuk liabilitas yang identik yang dapat
diakses entitas pada tanggal pengukuran. Input selain harga kuotasian untuk liabilitas, baik
secara langsung atau tidak langsung. Dan input yang tidak dapat diobservasi untukliabilitas.
4. Pelunasan
Pelunasan adalah tindakan atau upaya yang sengaja dilakukan oleh kesatuan usaha
sehingga bebas dari kewajiban tersebut. Pelunsan biasanya pemenuhan secara langsung
kepada pihak yang berpiutang. Berikut adalah pembayaran atau pelunasan atas liabilitas
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Tahun 2015
-
8/15/2019 UTS Teori Akuntansi FINAL BANGET!.pdf
33/37
ARIF KURNIAWAN 33
5. Penyajian
Sama seperti aset, dasar dalam penyajian laporan keuangan PT Persahaan Gas Negata
(Persero) Tbk adalah berdasaekan pada PSAK 50 mengenani instrumen keuangan :
penyajian, penyajian disajikan dalam format yang disesuaikan dengan format yang
digunakan dalam IFRS oleh IASB. Kalimat yang digaris bawah adalah kalimat tambahan,
sedangkan kalimat yang dicoret adalah kalimat yang dihapus.
Prinsip akuntansi yang diterima umum memberi pedoman penyajian dan
pengungkapan liabilitas PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk menurut teori
akuntansi sebagai berikut:
d. Liabilitas disajikan di sisi debit atau kiri dalam neraca berformat akun
Dalam hal ini, penyajian laporan posisi keuangan (liabilitas) disajikan disisi debit
atau kiri, dan juga pada laporan posisi keuangan (liabilitas) PT Perusahaan Gas
Negara (Persero) Tbk disajikan pula catatan nilai pada tahun sebelumya di sebelahkanan nilai liabilitas tahun neraca.
e. Liabilitas diklasifikasikan menjadi liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka
panjang
Pada laporan posisi keuangan (liabilitas) PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
Tbk, aset diklasifikasikan menjadi liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka
panjang. Liabilitas jangka pendek terdiri dari pinjaman bank jangka pendek, utang
usaha, utang lain-lain, liabilitas yang masih harus dibayar, liabilitas imbalan kerja
jangka pendek, utang pajak, dan pinjaman jangka panjang jatuh tempo dalam waktu
satu tahun.
Liabilitas jangka panjang terdiri dari liabilita pajak tangguhan, utang derivatif,
liabilitas pembongkaran aset dan restorasi area dan provisi lain-lain, pinjaman jangka
-
8/15/2019 UTS Teori Akuntansi FINAL BANGET!.pdf
34/37
ARIF KURNIAWAN 34
panjang setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam waktu satu tahun, utang obligasi,
liabilitas imbalan kerja jangka panjang, dan pendapatan diterima dimuka.
-
8/15/2019 UTS Teori Akuntansi FINAL BANGET!.pdf
35/37
ARIF KURNIAWAN 35
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Praktik pengakuan, pengukuran, penilaian, dan penyajian aset dalam Perusahaan Gas
Negara
a. Pengakuan aset
Pengakuan aset pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk berdasarkan pada
entitas, waktu pelaporan, nilai dan verifikasi aset keuangan.
b. Pengukuran aset
Pengukuran aset pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk menggunakan
pengukuran nilai wajar dan pengukuran reklasifikasi derivatif melekat.
c. Penilaian aset
Penilaian aset pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, aset dinilai melalui
fair value atau nilai wajar.
d. Penyajian
Dalam penyajian laporan keuangan (laporan posisi keuangan untuk aset) PT
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, aset disajikan di sisi debit atau kiri dalamneraca berformat akun. Aset diklasifikasi menjadi aset lancar dan aset tidak lancar.
Aset diurutkan penyajiannya atas dasar likuiditas atau kelancarannya, yang paling
lancar dicantumkan pada urutan pertama
2. Praktik pengakuan, pengukuran, penilaian, dan penyajian kewajiban dalam Perusahaan
Gas Negara?
a. Pengakuan liabilitas
Pengakuan liabilitas PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, liabilitas diakui
pada saat tanggal pengukurannya.
b. Pengukuran liabilitas
Pengukuran liabilitas PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, liabilitas keuangan
diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dan dengan biaya perolehan diamortisasi.
-
8/15/2019 UTS Teori Akuntansi FINAL BANGET!.pdf
36/37
ARIF KURNIAWAN 36
c. Penilaian liabilitas
Penilaian liabilitas pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, aset dinilai
melalui fair value atau nilai wajar.
d. Peluanasan liabilitas
e. Penyajian liabilitas
Penyajian liabilitas pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, liabilitas
disajikan di sisi debit atau kiri dalam neraca berformat akun, dan liabilitas
diklasifikasikan menjadi liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang
3. Pelaksanaan praktik akuntansi aset dan kewajiban pada PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) Tbk sudah sesuai dengan teori akuntansi dan standar akuntansi yang
digunakannya.
-
8/15/2019 UTS Teori Akuntansi FINAL BANGET!.pdf
37/37
DAFATAR PUSTAKA
Suwardjono (2005). Teori Akuntansi. Yogyakarta, BPFE Yogyakarta.
Ahmad Riahi-Belkahoui; 2000; Teori Akuntansi ; Jakarta: Salemba Empat.
Referensi Internet:
http://www.bumn.go.id/ (diakses pada tanggal 5 April 2016 pukul 18.25)
https://id.wikipedia.org/wiki/PT._Perusahaan_Gas_Negara (diakses pada tanggal 9 April 2016
pukul 09.17)
http://www.slideshare.net/destiadewiprimadiatri/teori-akuntansi-suwardjono-tugas-akhir (diakses
pada tanggal 9 April 2016 pukul 10.28)