SURVEY JENTIK PERUMAHAN
A. DASAR TEORIJentik adalah tahap larva dari nyamuk.Jentik hidup di air dan
memiliki perilaku mendekat atau "menggantung" pada permukaan
air untuk bernapas.Nama "jentik" berasal dari gerakannya ketika
bergerak di air. Ia dikenal pula dalam bahasa local
sebagai (en)cuk atau uget-uget (Jw.).
Jentik menjadi sasaran dalam pengendalian populasi
nyamuk yang berperan sebagai vector penyakit menula rmelalui
nyamuk, seperti malaria dan demam berdarah dengue. Di
beberapa tempat, jentik-jentik juga dikumpulkan orang dan
dimanfaatkansebagai pakan ikan hias.
Dari berbagai metode yang telah dikenal dapat
dikelompokkan sebagai berikut.
1. Pengendalian dengan cara menghindari/mengurangi kontak
atau gigitan nyamuk Anopheles.
a. Penggunaan kawat kasa pada ventilasi.
Dimana keadaan rumah ventilasi udara dipasangi
atau tidak dipasangi kawat kasa ini berfungsi untuk
mencegah nyamuk masuk kedalam rumah.
b. Menggunakan kelambu pada waktu tidur.
Kebiasaan menggunakan kelambu pada tempat
yang biasa di pergunakan sebagai tempat tidur dan di
gunakan sesuai dengan tata cara penggunaan kelambu
untuk tempat tidur dan waktu penggunaan kelambu saat
jam aktif nyamuk mencari darah.
c. Menggunakan zat penolak (Repellent).
Untuk kebiasaan penggunaan repellent yang
digunakan pada saat atau waktu nyamuk menggigit atau
pada waktu akan tidur malam atau pada waktu lain di
malam hari.
d. Pengendalian dengan cara genetic dengan melakukan
sterelisasi pada nyamuk dewasa.
Pengendalian dengan cara menghilangkan atau
mengurangi tempat perindukan, yang termasuk kegiatan ini
adalah :
a) Penimbunan tempat-tempat yang dapat menimbulkan
genangan air.
b) Pengeringan berkala dari satu sistemirigasi.
c) Pengaturan dan perbaikan aliran air.
d) Pembersihan tanaman air dan semak belukar.
B. TUJUAN 1. Untuk mengetahui keberadaan serta kepadatan larva nyamuk
2. Sebagai kegiatan aplikatif dilapangan dalam melakukan
pemantauan jentik nyamuk
C. ALAT DAN BAHANdx1. Senter
2. Form jumantik atau daftar survey jentik
3. Alat tulis
D. PROSEDUR KERJA1. Semua mahasiswa dibagi menjadi 8 kelompok setiap kelompok
terdiri dari 7-8 mahasiswa serta pembagian wilayah (RT/RW)
tiap kelompok mensurvey jentik nyamuk tiap-tiap penampungan
warga 10 kk(rumah) perorang
2. Setiap kelompok dibagi menjadi 2 tim yaitu tim yang bertugas
mencari dan mengamati jentik nyamuk di dalam rumah dan tim
satunya di luar rumah
3. Kemudian masing-masing tim variabel mendata seperti :
a. Nama kk (kepala keluarga)
b. Jenis penampungan yang ada
c. Jumlah penampungan yang positif dan negatif terdapat jentik
nyamuk atau letak tempat penampungan yang positif dan
negatif terdapat jentik nyamuk, serta letak tempat
penampungan tersebut (di dalam atau di luar rumah) dan
masukkan data ke dalam form jumantik
d. Data yang terkumpul dianalisa secara deskriptif yaitu
mengukur angka bebas jentik jumlah kontainer yang
diperiksa, jumlah rumah bebas jentik dan kontainer indeks
E. HASILBerdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan pada di
Desa Kampili ,Kec. Pallangga ,Kab. Gowa maka diperoleh data
sebagai berikut :
No. Nama Kepala Keluarga
Jumlah Kontainer
Positif Jentik
Ket.
1. Yellau 11 6 + jentik
2. Rahmat 9 5 + jentik
3. Deng Labang 6 5 + jentik
4. Abdullah 9 6 + jentik
5. Dalle 8 4 + jentik
6. Subehang 9 5 + jentik
7. Jumadi 7 2 + jentik
8. Dawi 8 0 Babas jentik
9. Mustamin 9 3 + jentik
10. Syarif 6 0 Bebas jentik
Jumlah 82 36 +jentik 8 rmh
-jentik 2 rmh
Sumber : data survey primer
Jadi :
ABJ (angka bebas jentik)= 2 x 100% = 20%10
HI (house index) = 8 x 100% = 80% 10
CI (Container Index) = 36 x 100% = 43,9 % 82
F. ANALISA HASILBerdasarkan hasil yang didapatkan, diketahui bahwa dari 10
rumah hanya 2 rumah yang bebas jentik. Dari kontainer rumah-
rumah masyarat Kampili banyak ditemukan jentik/larva terutama
pada gentongbak air, ember yang tidak tertutup, dan wadah yang
digunakan sebagai penampungan air. Dari angka bebas jentik
(ABJ) tersebut dari hasil survey yaitu hanya 20%. Nilai tersebut
masih sangat kurang dari standar nasional yaitu 95%. Beberapa
faktor yang menyebabkan Nilai ABJ sangat rendah yaitu :
1. Wadah yang digunakan sebagai penampungan air tidak
ditutup sehingga nyamuk leluasa berkembangbiak
didalamnya
2. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap prilaku hidup
dan sehat
3. Minimnya ilmu pengetahuan masyarakat terhadap bahaya
yang ditimbulkan alkibat banyaknya populasi nyamuk
4. Masih kentalnya tradisi masyarakat yang harus mencuci kaki
sebelum masuk rumah sehingga setiap rumah memiliki
gentong/ bak penampungan air didepan maupun dibelakang
rumah sehingga menjadi tempat pembiakan nyamuk
5. Kondisi lingkungan ruang maupun air mendukung
perkembangbiakan nyamuk
Oleh karena itu perlu dilakukan pemberantasan maupun
penyuluhan lebih intensif lagi agar nilai ABJ mengalami
peningkatan dan perlu adanya pemberdayaan masyarakat agar
resiko penularan penyakit rendah dan tidak membahayakan
kesehatan masyarakat.
G. KESIMPULANDari praktikum tersebut dapat disimpulkan bahwa angka
bebas jentik hanya 20% maka dapat disimpulkan bahwa angka
bebas jentik tersebut masih sangat jauh dari standar dan beberapa
faktor yang menyebabkan tingginya nilai HI yaitu 80% kemungkinan
besar karena kurangnya pengentahuan tentang Prilaku hidup
bersih dan sehat , serta masih tingginya tradisi masyarakat
khususnya masyarakat Kampili sehingga perlu dilakukan
penanganan lebih lanjut agar masyarakat terhindar dari resiko
penularan penyakit.
LAMPIRAN SURVEY JENTIK DI DESA KAMPILI KEC.PALLANGGA KAB.GOWA
Perbatasan Desa Kampili
Pencatatan kontainer dan pengambilan sampel jentik
Penganbilan sampel jentik pada bak dengan menggunakan cidukan dan cahaya senter untuk mengamati jentik
Penampungan air outdor dan indor masyarakat kampili pada umumnya
Masyarakat kampili diluar rumah rata-rata menggunakan bak penampungan air yang tidak tertutup
Gentong air menjadi penampungan air didalam dan diluar rumah