1
Volume 1 Nomor 2 Halaman 27 - 70 Jakarta, Okt 2019
ISSN 2656-2464
Pengaruh PPN Masukan Dan PPN Keluaran Terhadap SPT Masa PPN Yang
Dilaporkan Di PT. Indo Piramida Texindo Pada Kawasan Berikat
(Sinta Arfiani, S.E.1, Yuli Supodo, SE., M.Ak.
2, Makmur, SE., MM
3 )
Pengaruh Inflasi Dan Nilai Tukar Mata Uang (Kurs) Rupiah Terhadap
Rentabilitas PT. Erajaya Swasembada, Tbk
(Jodie Satria,SE1 Bakti Toni Endaryono,SE,MM
2 Laksminiarti.W,ST,MT
3)
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pengurus Besar Ikatan Sport
Sepeda Indonesia
(Herland Dean Darmawan,SE1 Eddy Sugianto,SE,MM
2, Suko Ari Rahardjo., ST,MM
3)
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Lingkungan KerjaTerhadap Kinerja
Karyawan Pada Kantor Pusat PT. Multi Terminal Indonesia
(Ricky Handersend, SE, MM1, Dr.Eddi Supriadi,MM
2,Dr.Clara Vidhia,MT
3)
Pengaruh Kompetensi Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Kantor Cabang Jakarta PT Multi Terminal Indonesia
(Yoke Hasbyanto,SE,MM1, Dr.Eddi Supriadi,MM
2, Nizmah,ST,MT
3)
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
i
Susunan Dewan Pengurus Jurnal JIMNAS
UNIVERSITAS SURAPATI Fakultas Ekonomi Pada Prodi Manajemen Dan Prodi Akuntansi
Penaggung Jawab
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Mayarakat
Pengawas
Dekan Fakultas Ekonomi ~ Dr. Eddi Supriadi,MSi,MM
Redaktur Pelaksana
~ Eddy Sugianto,SE,MM
Penyunting / Editor
~ Bakti Toni Endaryono,SE,MM ~ Drs.Tjipto Djuhartono,MM
~ Agus Arianto,SE,MM
~ Makmur ,SE,MM
Design Grafis
~ Samsul Komar,SE
~ Makmur ,SE,MM
Alamat Redaksi
Jl. Dewi Sartika No. 184A Cawang Kramat Jati Jakarta Timur
Telp. 021-8096948-021-8094403
Email : [email protected]
www.surapati.ac.id
i
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Jurnal Ilmiah Manajemen , Akuntansi Surapati (JIMNAS) Vol 1 No. 2
edisi Oktober 2019, diterbitkan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Surapati sebagai media
untuk menyalurkan pemahaman tentang aspek ekonomi berupa hasil penelitian lapangan
maupun hasil survey dengan mengadakan kuisioner kepada responden, kemudian
dibandingkan dengan materi-materi yang didapat pada saat perkuliahan.
Terimakasih atas peran serta Mahasiswa maupun Dosen-dosen pembimbing yang
telah berupaya untuk penerbitan Jurnal Ilmah Manajemen Akuntansi (JIMNAS) ini.
Meskipun masih bersifat internal, namun dengan keyakinan maupun semangat yang tinggi,
insya Allah diharapkan akan dapat diterbitkan secara berkesinambungan untuk vol
selanjutnya.
Dengan banyaknya naskah yang masuk, maka tim penerbit akan mengevaluasinya
terlebih dahulu , disunting untuk keseragaman format, istilah dan tata cara lainnya. Kritik dan
saran sangat diharapkan untuk kesempurnaan Jurnal ini. Mohon maaf jika ada kesalahan dan
kekeliruan dalam penulisan Jurnal Ilmiah ini.
Hormat Kami
Ketua LPPM
Makmur, S.E.,M.M.
NIDN:0318056802
ii
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
3
DAFTAR ISI
Susunan Pengurus i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
PENGARUH PPN MASUKAN DAN PPN KELUARAN 27 - 30 TERHADAP SPT MASA PPN YANG DILAPORKAN DI
INDO PIRAMIDA TEXINDO PADA KAWASAN
BERIKAT
PENGARUH INFLASI DAN NILAI TUKAR MATA UANG 31 - 43
(KURS) RUPIAH TERHADAP RENTABILITAS PT.
ERAJAYA SWASEMBADA, TBK
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA 44-53
PENGURUS BESAR IKATAN SPORT SEPEDA INDONESIA
PENGARUH KOMPETENSI KERJA DAN MOTIVASI KERJA 54 - 61 TERHADAP KINERJA KARYAWAN KANTOR CABANG JAKARTA PT MULTI TERMINAL INDONESIA JAKARTA
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN 62 - 70 KERJATERHADAP KINERJA KARYAWAN KANTOR
PT MULTI TERMINAL INDONESIA
PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL UNIVERSITAS SURAPATI 71-72
iii
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
27
PENGARUH PPN MASUKAN DAN PPN KELUARAN TERHADAP SPT MASA PPN
YANG DILAPORKAN DI PT. INDO PIRAMIDA TEXINDO PADA KAWASAN
BERIKAT
Sinta Arfiani, S.E.1, Yuli Supodo, SE.
2, M.Ak., Makmur, SE., MM
3
Program Studi Akuntansi
Falkultas Ekonomi
Universitas Surapati
Jl. Dewi Sartika No.184A, RT.5/RW.12, Cawang, Kramatjati, Kota Jakarta Timur, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 13630
ABSTRACT
VAT is created because each company channel in distributing, producing, and trading
goods or in providing services. There are facilities in the Bonded Zone in both expenditure and
income activities. The research object of this thesis is the VAT Period SPT reported at PT. Indo
Piramida Texindo located in Cikarang. The data collected is quantitative and qualitative,
consisting of primary data and secondary data. Primary data is obtained from personnel and
accounting staff, while secondary data is obtained from the documentation and SPT report
monthly VAT. In addition, it is one of the requirements to complete lectures in obtaining a
Bachelor Degree, but also to determine the relationship between input VAT and output VAT both
respectively - individually or collectively with the VAT period VAT reported at PT. Indo
Piramida Texindo. The results of this study are: input VAT has a negative and significant effect
means the direction of correlation is opposite, while output VAT has no effect because of the
small output VAT in 2016 and 2018. But together - input VAT and output VAT have positive and
significant effect on the VAT during the VAT period reported in PT. Indo Piramida Texindo.
Suggestions from researchers should increase company sales, as well as further research by
expanding research years so that it is better to conclude more generally and accurately.
Keywords: Input VAT, Output VAT, VAT return and Bonded Zone.
1. PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) tercipta karena digunakannya faktor – faktor produksi
pada setiap jalur perusahaan dalam menghasilkan, menyalurkan dan memperdagangkan barang
atau dalam memberikan jasa. Dengan adanya fasilitas Kawasan Berikat, PPN tidak dipungut
dalam pembelian bahan baku dan bahan penolong serta dalam melakukan export barang.
Terdapat aktivitas pemasukan dan pengeluaran yang tidak dikenakan PPN dan PPnBM pada
Kawasan Berikat. Dalam pelaporan SPT Masa PPN perhitungan PPN masukan dan PPN
keluaran sangat berpengaruh, terutama dengan fasilitas – fasilitas yang ada di Kawasan Berikat.
Perumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan, dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai
berikut:
1. Adakah hubungan antara PPN masukan dan SPT masa PPN yang dilaporkan di PT. Indo
Piramida Texindo?
2. Adakah hubungan antara PPN keluaran dan SPT masa PPN yang dilaporkan di PT. Indo
Piramida Texindo?
3. Secara bersama – sama adakah hubungan antara PPN masukan dan PPN keluaran dengan
SPT masa PPN yang dilaporkan di PT. Indo Piramida Texindo?
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
28
Pembatasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah SPT masa PPN yang dilaporkan di PT. Indo
Piramida Texindo pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2018.
Tujuan dan Kegunaan
Tujuan
1) Mengetahui hubungan antara PPN masukan dan SPT masa PPN yang dilaporkan di PT. Indo
Piramida Texindo
2) Mengetahui hubungan antara PPN keluaran dan SPT masa PPN yang dilaporkan di PT. Indo
Piramida Texindo
3) Mengetahui secara bersama – sama hubungan antara PPN masukan dan PPN keluaran
dengan SPT masa PPN yang dilaporkan di PT. Indo Piramida Texindo.
Kegunaan
1) Sebagai masukan kepada perusahaan untuk mengetahui pengaruh PPN masukan dan PPN
keluaran terhadap SPT masa PPN yang dilaporakan di PT. Indo Piramida Texindo pada
Kawasan Berikat.
2) Untuk menmbah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pajak terutama fasilitas yang
diperoleh dengan adanya Kawasan Berikat.
3) Untuk menambah ilmu dan dapat melengkapi bahan penelitian selanjutnya dalam rangka
menambah khasanah akademik sehingga berguna untuk pengembangan ilmu, khususnya
bidang akuntansi perpajakan.
4) Sebagai salah satu tugas dari Universitas Surapati yaitu penelitian untuk pengembangan ilmu
pengetahuan.
Hipotesa
1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara PPN masukan dan SPT masa PPN
yang dilaporkan di PT. Indo Piramida Texindo.
2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara PPN keluaran dan SPT masa PPN yang
dilaporkan di PT. Indo Piramida Texindo.
3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara PPN masukan dan PPN keluaran
dengan SPT masa PPN yang dilaporkan di PT. Indo Piramida Texindo.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah jenis penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara dua variable atau lebih. Metode yang dilakukan yaitu metode kuantitatif,
dimana penelitian menggunakan data berupa angka – angka dan analisis menggunakan statistik.
Untuk mendapatkan data guna menyelesaikan skripsi dan bahan analisis, maka penulis
menggunakan pengamatan kepustakaan dan lapangan.
a. Kepustakaan
Adapun data-data yang dibutuhkan diperoleh dari lokasi tempat dilakukannya penelitian
maupun dari kepustakaan yang digunakan penulis selama melakukan penelitian ini.
b. Pengamatan lapangan (fild research)
Merupakan data-data historis yang diperoleh dari perusahaan. Data–data yang dimaksudkan
adalah informasi yang berhubungan dengan penelitian.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Uji normalitas dilakukan untuk menentukan jenis statistik yang digunakan. Berdasarkan uji
normalitas PPN masukan, PPN keluaran dan SPT masa PPN berdistribusi normal sehingga
statistik parametris yang akan digunakan. Hipotesis pertama diperoleh r hitung sebesar -0,6285, t
hitung – 4,7230, t tabel 2,0322 dan persamaan regresi Y = 177741,5053 – 0,5231 X. Hipotesis
kedua diperoleh r hitung sebesar 0,2564, t hitung 1,3470, t tabel 2,0322 dan persamaan regresi Y
= -18595,7439 + 0,2653 X. Hipotesis ketiga diperoleh r hitung sebesar 0,9996, F hitung
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
29
22.484,2931, F tabel 3,2849, koefisien determinasi 99,92% dan persamaan regresi Y =
1024,5874 – 0,9962 X1 + 0,9964 X2.
Pembahasan 1. Hipotesis Pertama
Hasil pengujian hipotesis menggunakan korelasi pearson product moment menunjukkan bahwa
terdapat korelasi negatif sebesar 0,6285. Hal ini menunjukkan apabila korelasi negatif maka
pengaruhnya akan berlawanan, artinya semakin bertambah PPN masukan maka SPT masa PPN
yang dilaporkan akan semakin berkurang. Korelasi ini didukung dengan uji t dimana t hitung
jatuh pada daerah penolakan Ho, maka dapat dinyatakan Ho ditolak, dan hipotesis alternatif
diterima. Jadi kesimpulannya koefisien korelasi antara PPN masukan dan SPT masa PPN yang
dilaporkan sebesar -0,6285 adalah signifikan, artinya koefisien tersebut dapat digeneralisasikan
atau dapat berlaku pada populasi dimana sampel diambil. Hipotesis ini didukung dengan uji
regresi dengan persamaan , apabila PPN masukan ditingkatkan
pada nilai maksimal akan mengurangi SPT masa PPN yang dilaporkan.
2. Hipotesis Kedua
Hasil pengujian hipotesis menggunakan korelasi pearson product moment menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang positif sebesar 0,2564. Setelah dilakukan uji signifikan ditemukan apabila
hipotesis alternatif ditolak dan hipotesis nol diterima, tidak ada hubungan antara PPN keluaran
dan SPT masa PPN yang dilaporkan. Karena tidak ditemukan hubungan antara PPN keluaran
dengan SPT masa PPN yang dilaporkan maka dilakukan analisis per tahun. Setelah di analisis
per tahun ditemukan bahwa hal ini dikarenakan PPN keluaran pada tahun 2016 dan tahun 2018
lebih kecil daripada tahun 2017, yaitu pada tahun 2017 menunjukkan r hitung sebesar 0,8463, t
hitung sebesar 5,0232 dan t tabel sebesar 1,6906, sehingga mempengaruhi perhitungan korelasi
product moment maupun uji signifikan.
3. Hipotesis Ketiga
Hasil pengujian hipotesis menggunakan korelasi berganda menunjukkan bahwa terdapat korelasi
sebesar 0,9996, yang berarti bahawa pengujian ini menunjukkan bahawa PPN masukan dan PPN
keluaran secara bersama – sama berpengaruh sangat kuat terhadap SPT masa PPN yang
dilaporkan di PT. Indo Piramida texindo. Hal ini didukung dengan uji signifikansi dengan ˃
(22.484,2931 ˃ 3,2849) yang artinya apabila F hitung lebih besar daripada F tabel menunjukkan bahwa hal tersebut signifikan. Besarnya pengaruh bahwa penambahan PPN
masukan dan PPN keluaran secara bersama – sama berpengaruh terhadap SPT masa PPN yang
dilaporkan dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi yang menunjukkan angka 0,9992. Hal ini
berarti bahwa variabel PPN masukan (X1) dan variabel PPN keluaran (X2) secara simultan atau
bersama – sama berpengaruh terhadap variabel SPT masa PPN (Y) sebesar 99,92 % sedangkan
0,08 % dipengaruhi oleh faktor lain.
4. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Hipotesis pertama menunjukkan r hitung sebesar -0,6285 dengan t hitung > t tabel (- 4,7230
> 2,0322) yang artinya PPN masukan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap SPT masa
PPN yang dilaporkan, hal ini menunjukkan bahwa arah korelasi berlawanan artinya semakin
bertambah PPN masukan maka SPT masa PPN yang dilaporkan di PT. Indo Piramida
Texindo akan semakin berkurang.
2. Hipotesis kedua menunjukkan r hitung sebesar 0,2564 dengan t hitung < t tabel (1,5470 <
2,0322) yang artinya tidak ada hubungan antara PPN keluaran dan SPT masa PPN yang
dilaporkan di PT. Indo Piramida Texindo. Hal ini dikarenakan PPN keluaran di tahun 2016
dan tahun 2018 lebih kecil dibandingkan tahun 2017.
3. Hipotesis ketiga menunjukkan r hitung sebesar 0,9996 dengan F hitung > F tabel (
22.484,2931 > 3,2849) yang artinya PPN masukan dan PPN keluaran secara bersama – sama
berpengaruh positif dan signifikan terhadap SPT masa PPN yang dilaporkan di PT. Indo
Piramida texindo. Koefisien determinasi menunjukkan angka 0,9992 artinya secara simulatan
PPn masukan dan PPN keluaran berpengaruh terhadap SPT masa PPN sebesar 99,92%.
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
30
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah:
1. Hasil penelitian menunjukkan r hitung sebesar 0,2564 dengan t hitung < t tabel (1,5470 <
2,0322) artinya tidak ada hubungan antara PPN keluaran dan SPT masa PPN karena PPN
keluaran mengalami penunuran sehingga perusahaan perlu meningkatkan penjulan.
2. Koefisien determinasi menunjukkan angka 0,9992 artinya secara simulatan PPN masukan
dan PPN keluaran berpengaruh terhadap SPT masa PPN sebesar 99,92% dan 0,08 %
dipengaruhi oleh faktor lain, sehingga perusahaan harus teliti dalam menghitung SPT masa
PPN.
3. Peneliti selanjutnya disarankan untuk memperluas tahun pengamatan sehingga penelitian
tersebut dapat lebih baik untuk disimpulkan lebih umum dan lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes,Sukrisno, dan Estralita Trisnawati. 2017. Akuntansi Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.
Fadilah, Reza. 2012. “Pengaruh Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai dan Cukai Rokok
terhadap Skema Finansial Produk Rokok”. UNDIP. Semarang.
Fadilah. 2012. “Analisis Pengaruh Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah (PPNBM) terhadap Daya Beli Konsumen pada Barang
Elektronika”. Universitas Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Hermanto, Bambang.2015. Pajak Penghasilan Badan PPN dan PPnBM. Jakarta: Penerbit
Lentera Ilmu Cendekia.
http://bctemas.beacukai.go.id/faq/kawasan-berikat/
http://www.online-pajak.com/kawasan-berikat
Ilmi, Yatuk Hafidhotul.2016. “Analisis Penerapan Pajak Pertambahan Nilai pada PT. Jen
Tsong Indonesia”. UIN Maulana Malik Ibrahim.Malang.
Mardiasmo.2016. Perpajakan. Edisi Terbaru 2016. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Mardiasmo.2018. Perpajakan. Edisi Terbaru 2018. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Nohon, Eva Supriana. 2016. “Analisis Penerapan Pajak Pertambahan Nilai pada Perum Bulog
Sub Dirve Parepare”. Universitas Hasanuddin. Makasar.
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor PER-19/BC/2018 tentang Tata Laksana
Kawasan Berikat.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 131 /PMK.04/2018 tentang Kawasan
Berikat.
Sugiyono.2017. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono.2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Undang – undang No. 42 Th 2009, tentang PPN dan PPn BM.
Wahyuningsih, Christiana Sari. 2017. “Evaluasi Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai Instalasi
Farmasi”. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
31
PENGARUH INFLASI DAN NILAI TUKAR MATA UANG (KURS) RUPIAH
TERHADAP RENTABILITAS PT. ERAJAYA SWASEMBADA, TBK
Jodie Satria,SE
1 Bakti Toni Endaryono,SE,MM
2 Laksminiarti.W,ST,MT
3
Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Surapati
E-mail : [email protected]
E-mail : [email protected]
E-mail : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh Inflasi terhadap Rentabilias (2) Pengaruh
Nilai Tukar Rupiah terhadap Rentabilitas (3) Pengaruh secara simultan antara Inflasi dan Nilai Tukar
Rupiah terhadap Rentabilitas, dengan metode penelitian kuantitatif dimana Penelitian ini menggunakan
variabel independen dan dependen. Populasi penelitian ini adalah PT. Erajaya Swasembada,Tbk. Sampel
yang diperoleh adalah Rentabilitas Ekonomi yang telah penulis hitung dari laporan rugi laba PT. Erajaya
periode 2010-2018. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda, hasil analisis
statistik dapat disimpulkan bahwa: (1) Inflasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
Rentabilitas PT. Erajaya. Hal ini ditunjukkan oleh distribusi thitung sebesar 0,285 ˂ ttabel 2,446 dan taraf
signifikansi 0,785 ˃ 0,05. (2) Nilai Tukar Mata Uang Rupiah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
Rentabilitas PT. Erajaya. Hal ini ditunjukkan oleh distribusi thitung sebesar - 3,368 ˂ ttabel 2,446 dan
taraf signifikansi 0,015 ˂ 0,05. (3) Inflasi dan Nilai Tukar Mata Uang Rupiah secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap Rentabilitas PT. Erajaya. Hal ini ditunjukkan dengan distribusi Fhitung
sebesar 6,563 ˃ Ftabel sebesar 4,74 dan nilai signifikansi 0,031 ˂ 0,05.
Kata Kunci ; Pengaruh inflasi, Nilai Tukar Kurs Rupiah, Rentabilitas
ABSTRACT
This study aims to determine: (1) The Influence of Inflation on Rentabilias (2) The Effect
of Rupiah Exchange Rates on Rentability (3) Simultaneous Influence between Inflation and
Rupiah Exchange Rates on Rentability, with quantitative research methods in which this study
uses independent and dependent variables. The population of this research is PT. Erajaya
Swasembada, Tbk. The sample obtained is Economic Profitability which the author has
calculated from the income statement of PT. Erajaya 2010-2018 period. Data analysis technique
used is multiple linear regression, the results of statistical analysis can be concluded that: (1)
Inflation has a positive and not significant effect on the profitability of PT. Erajaya. This is
indicated by the t-count distribution of 0.285 ˂ table 2.446 and the significance level of 0.785 ˃
0.05. (2) The Rupiah Exchange Rate has a significant negative effect on the Profitability of PT.
Erajaya. This is indicated by the t-count distribution of -3,368 ˂ table 2,446 and the significance
level of 0.015 ˂ 0.05. (3) Inflation and Rupiah Exchange Rates simultaneously have a significant
effect on the Profitability of PT. Erajaya. This is indicated by the Fcount distribution of 6.563 ˃
Ftable of 4.74 and a significance value of 0.031 ˂ 0.05. Keywords ; Influence of inflation, Rupiah Exchange Rate, Profitability
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
32
PENDAHULUAN
Inflasi merupakan salah satu permasalahan ekonomi yang terjadi disetiap negara, baik
negara maju maupun negara berkembang, hanya besarannya saja yang berbeda. Dalam hal ini,
inflasi berkaitan erat dengan roda perekonomian disuatu negara. Masalah-masalah inflasi muncul
ketika masyarakat disuatu negara mengalami tingkat inflasi yang tidak terduga yang tidak
diimbangi dengan peningkatan pendapatan masyarakat yang cukup. Jika pendapat tidak
meningkat seiring dengan harga barang, maka daya beli masyarakat telah berkurang secara
otomatis, yang akhirnya menyebabkan ekonomi melambat atau stagnan.
Menurut Gerald J. Thuesen dan W. J. Fabrycky (2002:207), “Inflasi adalah suatu keadaan
yang menggambarkan suatu perubahan atas tingkat harga di dalam sebuah perekonomian”.
Sedangkan ilmu ekonomi menjelaskan bahwa, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-
harga secara umum dan terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya
likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat
adanya ketidaklancaran distribusi barang.
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan
likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan (tekanan) produksi atau distribusi
(kurangnya produksi dan/atau juga termasuk kurangnya distribusi). Untuk sebab pertama lebih
dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral), sedangkan untuk sebab
kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini
dipegang oleh Pemerintah seperti fiskal (perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan
pembangunan infrastruktur, regulasi, dll.
Didalam teori maupun kenyataannya, ternyata nilai tukar rupiah memegang peran penting
dalam hubungan bilateral misalnya dalam dunia ekspor – impor, harga saham, dan variable
makro ekonomi yang lain. Indikator ini dapat berfluktuasi seiring dengan perubahan indikator-
indikator makro yang ada. Seiring dengan indikator pasar modal, indikator ekonomi makro juga
bersifat fluktuatif. Krisis ekonomi global yang lebih popular disebut krisis ekonomi keuangan
yang terjadi di Amerika jelas-jelas memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi sebagian
besar negara termasuk negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Hal tersebut
disebabkan karena sebagian besar tujuan ekspor Indonesia dilakukan di pasar Amerika dan tentu
saja hal ini sangat mempengaruhi terhadap kondisi perekonomian di Indonesia.
Menurut Ekananda (2014), “Nilai tukar mata uang merupakan harga mata uang suatu
negara relatif terhadap mata uang negara lain. Nilai mata uang punya peranan penting dalam
keputusan-keputusan pembelanjaan, karena kurs memungkinkan kita menterjemahkan harga-
harga dari berbagai negara ke dalam satu bahasa yang sama.”
Saat ini, nilai tukar ditentukan oleh permintaan dan penawaran mata uang yang terjadi di
pasar. Nilai tukar juga dapat dijadikan alat untuk mengukur kondisi perekonomian suatu negara.
Keadaan nilai mata uang yang stabil disuatu negara, menunjukkan bahwa negara tersebut
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
33
memiliki kondisi ekonomi yang relatif baik. Pergerakkan nilai tukar tersebut dipengaruhi oleh
berbagai faktor, baik yang bersifat ekonomi maupun non ekonomi, diantaranya arus modal atau
investasi perdagangan Internasional dan keadaan sosial politik pada negara tersebut. Indonesia
sebagai negara yang berada di tengah perekonomian global, juga melakukan kegiatan ekonomi
Internasional seperti import, ekspor dan lain sebagainya. Sehingga jika Indonesia tidak dapat
menjaga kestabilan nilai tukar mata uang domestiknya, maka hal ini akan membawa dampak
buruk bagi pergerakan roda perekonomian.
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau
modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain, rentabilitas adalah kemampuan suatu
perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Menurut Mamduh M. Hanafi
(2008:83) dalam bukunya yang berjudul “Analisa Laporan Keuangan” mendefinisikan
rentabilitas sebagai berikut: “Rentabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, asset, dan modal saham tertentu”.
Rentabilitas ekonomi merupakan cara yang tepat untuk mengetahui tentang efisien atau
tidaknya perusahaan dalam menggunakan modal yang ada. Analisis rentabilitas ekonomi
menekankan pada kemungkinan penggunaan dana. Analisis ini menyatakan bahwa dana bisa
dipergunakan kalau tingkat bunga dana tersebut lebih kecil dari rentabilitas ekonomi yang
mungkin diperoleh karena penggunaan hutang tersebut. Analisis rentabilitas ekonomi juga
dipergunakan untuk menunjukan peningkatan risiko karena penggunaan dana yang makin besar.
Untuk perusahaan, perhitungan rentabilitas ekonominya merupakan perbandingan antara dana
yang dikeluarkan dan bunga dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk
menghasilkan laba dan dinyatakan dalam persentase.
Dibawah ini merupakan perbandingan tingkat Inflasi yang terjadi di Indonesia dan nilai
tukar mata uang rupiah terhadap US Dollar serta Rentabilitas PT. Erajaya Swasembada,Tbk. dari
tahun 2010 sampai dengan tahun 2018 yang penulis sajikan dalam tabel berikut :
Tabel 1.1 Perbandingan Inflasi, Kurs, dan Rentabilitas Periode 2010 – 2018
Tahun Inflasi Kurs (IDR /USD Rentabilitas
PT. Erajaya
2010 6,96% Rp9.036 6,33%
2011 3,79% Rp9.113 5,58%
2012 4,30% Rp9.718 4,87%
2013 8,38% Rp12.189 4,42%
2014 8,36% Rp12.502 3,30%
2015 3,35% Rp13.864 2,38%
2016 3,02% Rp13.503 2,59%
2017 3,61% Rp13.616 2,47%
2018 3,13% Rp14.553 4,39%
Sumber : www.bi.go.id , www.idx.co.id, 2019
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
34
Berdasarkan tabel diatas, bahwa pada tahun 2010 inflasi mencapai angka 6,96%, dan nilai
tukar rupiah terhadap US Dollar sebesar Rp. 9.036,- sehingga rentabilitas ekonomi PT. Erajaya
Swasembada,Tbk. berada diangka 6,33%. Lalu pada tahun 2011, tingkat inflasi turun diangka
3,79% namun nilai tukar rupiah terhadap US Dollar naik sebesar Rp. 9.113,-. Dalam hal ini
rentabilitas ekonomi PT. Erajaya Swasembada,Tbk. pun turut mengalami penurunan dengan
selisih 0,075% yaitu sebesar 5,58%. Pada tahun 2012, inflasi kembali mengalami kenaikan
hingga mencapai angka 4,30% dan nilai tukar rupiah terhadap US Dollar pun mengalami
kenaikan sebesar Rp. 9.718,-. Kedua peristiwa kenaikan ini mengakibatkan penurunan
rentabilitas ekonomi PT. Erajaya Swasembada,Tbk. kembali dengan selisih 0,071% yaitu sebesar
4,87%. Pada tahun 2013, inflasi kembali mengalami kenaikan hingga mencapai angka 8,38% dan
nilai tukar rupiah terhadap US Dollar pun mengalami kenaikan sebesar Rp. 12.189,-. Kedua
peristiwa kenaikan ini mengakibatkan penurunan rentabilitas ekonomi PT. Erajaya
Swasembada,Tbk. dengan selisih 0,045% yaitu sebesar 4,42%. Lalu pada tahun 2014, inflasi
mengalami penurunan dengan selisih 0,002% yaitu sebesar 8,36%. Namun, nilai tukar mata uang
rupiah terhadap US Dollar kembali mengalami kenaikan sebesar Rp. 12.502, Tetapi walaupun
inflasi mengalami penurunan, namun rentabilitas PT. Erajaya Swasembada,Tbk. kembali
mengalami penurunan dengan selisih 1,12% yaitu sebesar 3,30%. Kemudian pada tahun 2015,
inflasi kembali mengalami penurunan yang signifikan sebesar 3,35% yakni selisih 5,01% dari
tahun sebelumnya. Sedangkan nilai tukar mata uang rupiah terhadap US Dollar mengalami
kenaikan sebesar Rp. 13.864,-. Namun harus diakui memang, bahwa nilai tukar berperan penting
dalam peristiwa ini, akibatnya Rentabilitas PT. Erajaya Swasembada,Tbk kembali mengalami
penurunan dengan selisih 0,092% yaitu sebesar 2,38%. Dan pada tahun 2016, inflasi mengalami
penurunan dengan selisih 0,033% yakni sebesar 3,02% ditahun ini pula nilai tukar rupiah
terhadap US Dollar mengalami penurunan dengan selisih Rp. 361,-. Kedua peristiwa ini
membawa dampak baik bagi rentabilitas PT. Erajaya Swasembada,Tbk. yang mengalami
kenaikan dengan selisih 0,021% yaitu sebesar 2,59%.
Untuk itu, alasan pemilihan judul pada penelitian ini adalah seperti kita ketahui bahwa di
era digitalisasi seperti sekarang ini, banyak sekali perusahaan importir dan retail yang terus
bersaing dalam dunia industri dan bisnis untuk menciptakan inovasi pada produk-produk yang
dihasilkannya. Di Indonesia, perusahaan importir dan retail senantiasa mengalami pertumbuhan
yang cukup pesat khususnya di bidang digital elektronik. Hal ini didorong oleh permintaan
masyarakat Indonesia akan Produk Digital sebagai alat untuk berkomunikasi, bisnis online, dan
lain-lain.
Salah satu tolak ukur kinerja perusahaan adalah tingkat keuntungan atau laba. Laporan
mengenai rugi laba suatu perusahaan, termasuk perusahaan importir dan retail, merupakan hal
yang sangat penting dalam laporan tahunan. Selain itu, kegiatan perusahaan selama periode
tertentu mencakup kegiatan rutin atau operasional juga dilaporkan. Sehingga diharapkan bisa
memberikan informasi yang berkaitan dengan tingkat keuntungan, risiko, fleksibilitas keuangan,
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
35
dan kemampuan operasional perusahaan. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa Inflasi di
Indonesia yang terus mengalami kenaikan setiap tahun menjadi tantangan tersendiri untuk
perusahaan agar bisa tetap eksis didunia bisnis dan industri. Belum lagi masalah nilai tukar mata
uang rupiah terhadap US Dollar yang fluktuatif masih menjadi momok menakutkan dikalangan
importir. Hal ini tentu akan berdampak pada pengeluaran bahan baku untuk kegiatan produksi.
Sehingga akan berdampak pula pada keuntungan atau laba perusahaan.
METODE
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode Kuantitatif dimana penelitian dengan
menggunakan data akurat yang sistematis dengan kondisi lapangan, Jenis dan Sumber Data yang
digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari dua variabel bebas yaitu inflasi dan nilai tukar
mata uang (kurs) rupiah serta satu variabel terikat yaitu rentabilitas. Data sekunder ini bersumber
dari Website Bursa Efek Indonesia, Bank Indonesia, dan Website Erajaya Swasembada. Alat
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda. Untuk mengetahui
besarnya pengaruh variabel independent yaitu inflasi dan nilai tukar mata uang rupiah terhadap
variabel dependent yaitu rentabilitas
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Hasil Analisis Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik pada model regresi perlu dilakukan agar dapat menunjukkan hubungan
yang valid atau tidak biasa dalam analisis regresi. Adapun asumsi dasar yang penulis lakukan
meliputi pengujian normalitas dan autokorelasi. Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui
apakah data dalam sebuah model regresi terdistribusi normal atau tidak. Terdapat dua cara untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan cara analisis grafik dan
analisis statistik (Ghozali, 2009:27). Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data
dalam sebuah model regresi, variabel independen maupun variabel dependen mempunyai
distribusi normal atau tidak. Namun tidak mustahil suatu data tidak mengikuti asumsi normalitas.
Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu
dengan analisis grafik dan uji statistik. Pada Pengujian normalitas ini, penulis menggunakan uji
analisis grafik dan statistik Kolmogorov-Smirnov Test dengan hipotesis: H0: data residual
berdistribusi normal
H1: data residual tidak berdistribusi normal
Apabila nilai signifikannya lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima, sedangkan jika nilai
signifikanya lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak.
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
36
1. Hasil Uji Normalitas Secara Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah denga melihat grafik
histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendeteksi
distribusi normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram, hal ini dapat
menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal
adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif
dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal dan
ploting data residual akan membandingkan dengan garis diagonal (Ghozali, 2009:147).
Adapun hasil perhitungan uji normalitas dengan melihat dari segi grafik yang ditunjukan
pada gambar grafik p-p plot berikut ini :
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Data Secara Grafik
Sumber : data diolah, 2019
Pada grafik normal plot, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta
penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Grafik ini menunjukkan bahwa model regresi
layak dipakai karena asumsi normalitas (Ghozali, 2009:112) 2. Hasil Uji Normalitas Secara Statistik
Uji normalitas secara grafik dapat menyesatkan apabila tidak hati-hati secara visual
kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu, dianjurkan
disamping uji grafik dilengkapi uji statistik (Ghozali, 2009:149). Adapun hasil
perhitungan uji normalitas secara statistik yang dilihat berdasarkan uji Kolmogorov-
Smirnov adalah sebagai berikut :
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
37
Tabel 4.4 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 9
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,00803934
Most Extreme Differences Absolute ,224
Positive ,224
Negative -,214
Test Statistic ,224
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: data diolah, 2019
Dari hasil uji normalitas diatas, dapat disimpulkan bahwa variabel yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu inflasi, nilai tukar mata uang (kurs) rupiah, dan rentabilitas memiliki tinggkat
signifikansi diatas 0,05 yaitu 0,200. Artinya data yang digunakan dalam penelitian ini memiliki
distribusi normal dan menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi kriteria
asumsi normalitas.
a. Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode sekarang dengan periode sebelumnya. Autokorelasi
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Untuk
mengetahui ada tidaknya autokorelasi yaitu dengan menggunakan Runs Test. Berikut ini hasil
perhitungan uji autokorelasi :
Hipotesis :
Ho = Residual random (acak)
H1 = Residual tidak random
Tabel 4.5 Uji Autokorelasi Runs Test
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea -,00351
Cases < Test Value 4
Cases >= Test Value 5
Total Cases 9
Number of Runs 3
Z -1,406
Asymp. Sig. (2-tailed) ,160
a. Median
Sumber: data diolah, 2019
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
38
Hasil runt test diatas menunjukkan bahwa nilai Asymp.Sig.(2-tailed) 0.160 > 0.05 berarti
Hipotesis diterima. Dengan hasil tersebut maka data yang yang digunakan random sehingga
tidak terdapat masalah pada data yang diuji.
Hasil Analisis Uji Regresi Linear Berganda
Uji Hipotesis
a. Uji Parsial (Uji-t)
Uji-t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas yaitu inflasi dan nilai
tukar mata uang (kurs) terhadap rentabilitas. Adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6 Uji Parsial (t)
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) ,102 ,023 4,473 ,004
Inflasi (X1) ,043 ,152 ,068 ,285 ,785
Kurs (X2) -5,344E-6 ,000 -,806 -3,368 ,015
a. Dependent Variable: Rentabilitas (Y) Sumber: data diolah, 2019
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa pengaruh kurs terhadap rentabilitas menunjukkan
pengaruh yang signifikan. Sedangkan inflasi tidak berpengaruh terhadap rentabilitas. Berikut ini
adalah hasil penjelasan mengenai pengaruh antar variabel independen terhadap rentabilitas : 1. Pengaruh Inflasi terhadap Rentabilitas
Variabel inflasi dengan nilai thitung ˂ ttabel sebesar 0,285 ˂ 2,446 atau nilai sig. Lebih
besar dari 0,05 (0,785 ˃ 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha
ditolak yang berarti inflasi tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap
rentabilitas. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun inflasi mengalami kenaikan, namun
laba yang diperoleh perusahaan tidak mengalami penurunan yang signifikan dan
sebaliknya. Alasan yang menjelaskan kondisi tersebut adalah bahwa pada dasarnya
inflasi yang tinggi mencerminkan kenaikan barang-barang yang menjadikan nilai
peredaran uang dapat berkurang akibat harga yang meningkat. 2. Pengaruh Nilai Tukar Mata Uang (Kurs) terhadap Rentabilitas
Variabel kurs dengan thitung ˂ ttabel sebesar -3,368 ˂ 2,446 atau nilai sig. lebih kecil dari
0,05 (0,015 ˂ 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang
berarti kurs berpengaruh signifikan secara parsial terhadap rentabilitas. Hal ini
membuktikan fluktuasi nilai tukar mata uang rupiah terhadap US Dollar berpengaruh
terhadap laba perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan nilai tukar mata
uang rupiah pada US Dollar berdampak signifikan pada PT. Erajaya Swasembada,Tbk.
yang merupakan perusahaan Importir dan Retail dan berhubungan secara langsung
dengan negara lain yang memiliki mata uang asing.
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
39
b. Uji Simultan (F)
Uji F bertujuan untuk menguji signifikan pengaruh variabel rentabilitas terhadap kinerja
keuangan secara bersama-sama. Berikut uji F yang diolah menggunakan SPSS versi 24
Tabel 4.7 Uji Simultan (F)
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression ,001 2 ,001 6,563 ,031b
Residual ,001 6 ,000
Total ,002 8
a. Dependent Variable: Rentabilitas (Y)
b. Predictors: (Constant), Kurs (X2), Inflasi (X1) Sumber: data diolah, 2019
Berdasarkan pengujian dari tabel 4.7 dapat kita lihat bahwa Fhitung sebesar 6,563 ˃ Ftabel sebesar
4,74 dan dengan nilai signifikansi sebesar 0.031, karena nilai signifikansi kurang dari 0.05 maka
Ha diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel inflasi dan nilai tukar mata uang (kurs)
rupiah terhadap rentabilitas berpengaruh secara simultan (bersama-sama). Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independent
dengan variabel dependent apakah masing-masing variabel independent berhubungan positif atau
negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependent apabila nilai variabel independent
mengalami kenaikan atau penurunan. Berdasarkan hasil uji t diatas dapat diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Y = 0,102 + 0,043 Inflasi – 5,344E-6 Kurs
Dimana :
Y = Variabel dependen (Rentabilitas)
X1 = Variabel Independen ( Inflasi)
X2 = Variabel Independen (Kurs)
Pada persamaan regresi diatas, menunjukkan nilai konstanta sebesar 0,102. Hal ini
menyatakan bahwa, jika variable inflasi dan nilai tukar mata uang atau kurs dianggap konstan
atau bernilai 0 (nol), maka rentabilitas akan meningkat sebesar 0,102 satuan. Variabel inflasi sebesar 0,043 menunjukkan jika inflasi meningkat 1 satuan, maka akan
meningkatkan rentabilitas sebesar 0,043 satuan dengan catatan variabel lain dianggap konstan.
Variabel kurs sebesar -5,344E-6 menunjukkan bahwa, jika variabel kurs meningkat 1 satuan,
maka akan menurunkan rentabilitas sebesar 5,344E-6 satuan dengan catatan variabel lain
dianggap konstan.
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien (R2) digunakan untuk mengetahui prosentase pengaruh variabel independen
secara serentak terhadap variabel dependent. Dalam perhitungan statistik R2 yang digunakan
adalah adjusted R square. Adjusted R square adalah suatu indikator yang digunakan untuk
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
40
mengetahui pengaruh penambahan suatu variabel independent ke dalam suatu persamaan regresi.
Nilai adjusted R2 telah dibebaskan dari pengaruh derajat kebebasan (degree of freedom) yang
berarti nilai tersebut telah benar-benar menunjukkan bagaimana pengaruh variabel independent
terhadap variabel dependent. Berikut adalah koefisien determinasi dari penelitian ini yang
disajikan dalam tabel 4.8 :
Tabel 4.8 Uji Determinasi (R2)
Model Summaryb
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 ,828a ,686 ,582 ,0092830
a. Predictors: (Constant), Kurs (X2), Inflasi (X1)
b. Dependent Variable: Rentabilitas (Y)
Sumber: data diolah, 2019
Berdasarkan uji SPSS 24 diperoleh angka R2 sebesar 0.582 atau (58.2%) hal ini menunjukkan
bahwa pengaruh variabel independent (inflasi dan nilai tukar mata uang rupiah) terhadap variabel
dependen Rentabilitas sebesar 58.2% atau variabel independent yang digunakan mampu
menjelaskan sebesar 58.2% variasi variabel dependent. Sedangkan sisanya sebesar 41.8%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap
Rentabilitas. Sedangkan kurs berpengaruh terhadap rentabilitas. Berikut ini merupakan
pembahasan mengenai penelitian penulis, yaitu : 1. Pengaruh Inflasi terhadap Rentabilitas
Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap
rentabilitas. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun inflasi mengalami kenaikan, namun
laba yang diperoleh PT. Erajaya Swasembada,Tbk tidak mengalami penurunan yang
signifikan dan sebaliknya. Alasan yang menjelaskan kondisi tersebut adalah bahwa pada
dasarnya inflasi yang tinggi mencerminkan kenaikan barang-barang yang menjadikan
nilai peredaran uang dapat berkurang akibat harga yang meningkat. Hal ini menunjukkan
bahwa adanya inflasi tidak banyak mengurangi tingkat penjualan produk digital untuk
dikonsumsi oleh masyarakat. Hasil ini mengisyaratkan bahwa ada sedikit daya tahan
perusahaan importir dan retail terhadap inflasi. 2. Pengaruh Nilai Tukar Mata Uang (Kurs) Rupiah terhadap Rentabilitas
Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa kurs berpengaruh negatif terhadap
rentabilitas. Hal ini membuktikan nilai tukar rupiah terhadap US Dollar akan menentukan
harga import bahan baku perusahaan. Mata uang yang menurun secara jelas akan
mengurangi daya beli dari masyarakat yang berimbas pada keuntungan yang didapat dari
hasil penjualan barang. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa, setiap apresiasi nilai
tukar rupiah terhadap US Dollar akan mengakibatkan kenaikan laba atau rentabilitas, dan
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
41
sebaliknya setiap depresiasi nilai tukar mata uang rupiah pada US Dollar akan
menurunkan laba atau rentabilitas. 3. Pengaruh Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Rentabilitas
Berdasarkan hasil analisis uji determinasi untuk variabel inflasi dan nilai tukar rupiah
(kurs) terhadap variabel rentabilitas PT. Erajaya Swasembada,Tbk. diperoleh angka R2
sebesar 0.582 atau (58.2%). Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen
Inflasi dan nilai tukar mata uang rupiah terhadap variabel dependent rentabilitas sebesar
58.2%.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dengan judul “Pengaruh Inflasi dan Nilai Tukar Mata Uang
(Kurs) Rupiah Terhadap Rentabilitas PT. Erajaya Swasembada,Tbk.” dimana penelitian ini
memiliki tujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara variabel independent (inflasi
dan nilai tukar mata uang rupiah ) terhadap rentabilitas PT. Erajaya Swasembada,Tbk. Untuk
menganalisisnya, maka dilakukan uji regresi linier berganda yang menghasilkan suatu analisa.
Setelah dianalisa penulis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama secara parsial, variabel inflasi tidak
berpengaruh terhadap rentabilitas PT. Erajaya Swasembada,Tbk. Hasil ini dibuktikan
dengan uji statistik yang memberikan hasil nilai signifikansi sebesar 0,785 lebih besar
dari tingkat signifikansi yang disyaratkan yaitu sebesar 0,05. Dengan koefisien regresi
menujukkan arah positif sebesar 0,043. Oleh karena itu, hipotesis pertama pada penelitian
ini yang menyatakan bahwa Inflasi berpengaruh positif terhadap rentabilitas ditolak. Hal
ini menunjukkan bahwa apabila inflasi di Indonesia sedang naik, maka tidak akan
berpengaruh terhadap rentabilitas PT. Erajaya Swasembada,Tbk.
2. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua secara parsial, variabel nilai tukar mata uang
rupiah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap rentabilitas PT. Erajaya
Swasembada,Tbk. Hasil ini dibuktikan dengan uji statistik yang memberikan hasil nilai
signifikansi sebesar 0,015 lebih kecil dari tigkat signifikansi yang disyaratkan yaitu 0,05.
Dengan koefisien regresi menunjukkan arah negatif sebesar -5,344E-6. Oleh karena itu,
hipotesis kedua pada penelitian ini yang menyatakan bahwa nilai tukar mata uang rupiah
berpengaruh negatif terhadap rentabilitas diterima. Hal ini menunjukkan bahwa apabila
nilai tukar mata uang rupiah terdepresiasi, maka rentabilitas PT. Erajaya
Swasembada,Tbk. mengalami penurunan. Dalam hal ini, dikarenakan nilai tukar mata
uang rupiah berperan penting dalam import barang atau bahan baku untuk produksi PT.
Erajaya Swasembada,Tbk.
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
42
3. Berdasarkan hasil pengujian regresi linear berganda secara simultan atau (uji F),
ditemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel independent (inflasi
dan nilai tukar mata uang rupiah) terhadap variabel dependent (rentabilitas).
SARAN
Saran yang bisa diberikan terkait penelitian ini antara lain :
1. Variabel nilai tukar mata uang rupiah dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan
untuk tolak ukur suatu perusahaan importir seperti PT. Erajaya Swasembada,Tbk. Karena
nilai tukar mata uang rupiah memiliki hubungan yang negatif terhadap rentabilitas PT.
Erajaya Swasembada,Tbk. 2. Pemerintah harus menstabilkan nilai tukar mata uang rupiah, agar perekonomian di
Indonesia dapat meningkat kearah yang lebih baik lagi. Karena apabila Indonesia
melakukan kerja sama dalam bentuk import, nilai tukar mata uang rupiah berperan
penting dalam mentranslasikan suatu mata uang negara lain. Apabila pada saat Indonesia
sedang melakukan transaksi import, dan nilai tukar mata uang rupiah sedang mengalami
depresiasi, maka sebuah kerugian bagi Indonesia karena akan sangat besar nilai rupiah
yang dikeluarkan untuk transaksi import tersebut. 3. Penelitian pengaruh inflasi dan nilai tukar mata uang (kurs) rupiah terhadap rentabilitas
dapat dijadikan tambahan pengetahuan bagi penelitian selanjutnya untuk para akademis.
Dalam melakukan penelitian yang lebih baik lagi, serta menambah jumlah variabel dan
periode penelitian agar menghasilkan data yang lebih baik lagi, karena masih terdapat
41,8% variabel lain yang dapat mempengaruhi rentabilitas. Di samping itu, penelitian ini
dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
43
DAFTAR PUSTAKA
Asfia, Murni. (2006). Ekonomika Makro. Bandung: PT. Refika Aditama. Hlm. 206
Boediono.( 2011). Ekonomi Makro. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Ekananda, Mahyus. (2014). Ekonomi Internasional. Jakarta: Erlangga
Gerald J. Thuesen dan W. J. Fabrycky. (2002). Ekonomi Teknik . Jakarta: PT Prenhallindo Jak.
Hlm. 207. (terjemahan)
Ghozali, Imam. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:
UNDIP
Hanafi, Mamduh M. (2008). Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta. UPP STIM YKPN. Hlm.
83
Jeff Madura dan Roland Fox. (2011). International Financial Management. Jakarta: Cengage
Learning Indonesia. Hlm 108. (terjemahan)
Kasmir, (2014). Analisis Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Ketujuh. Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada
Latumaerissa, Julius R. (2011). Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat.
Mankiw, N Gregory. (2006). Principles of Economics. Pengantar Ekonomi Makro Edisi Ketiga.
Jakarta: Salemba Empat
Mulyani, Erlina Sri. (2007). Metodologi Penelitian Bisnis. Medan: USU Press. Hlm 34
Munawir. (2010). Analisis laporan Keuangan Edisi keempat Cetakan kelima belas.Yogyakarta:
Liberty. Hlm. 33
Nanga, Muana. (2001). Makroekonomi: Teori,Masalah dan Kebijakan Edisi II. Jakarta: PT. Raja
Grafika Persada. Hlm. 237
Nanga, Muana. (2005). Makroekonomi:Teori, Masalah dan Kebijakan Edisi II. Jakarta: PT. Raja
Grafika Persada. Hlm. 245
Natsir, Muhammad. (2014). Ekonomi Moneter dan Perbankan Sentral. Bogor: Mitra Wacana
Media. Hlm. 261
Rahardja dan Manurung. (2008). Teori Ekonomi Makro.Edisi Keempat. Jakarta: Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia. Hlm. 165
Riyanto, Bambang. (2011). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE. Hlm.
59
Samuelson dan Nordhaus. (2004). Ilmu Makro Ekonomi. Jakarta: PT. Media Edukasi. Hlm. 305
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabet
SPSS. Yogyakarta: ANDI.
Sartono, R. Agus. (2012). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi VI. Yogyakarta:
BPFE. Hlm. 71
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
44
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA
PENGURUS BESAR IKATAN SPORT SEPEDA INDONESIA (Herland Dean Darmawan ,SE
1 Eddy Sugianto
2,SE,MM, Suko Ari Rahardjo., ST,MM
3)
Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi
Universitas Surapati
Jl. Dewi Sartika No.184A, RT.5/RW.12, Cawang, Kramatjati, Kota Jakarta Timur, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 13630 ABSTRAK
Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia sebagai Organisasi Olahraga Berprestasi dan Mandiri di Cabang Olahraga Balap Sepeda Indonesia, mewujudkan kepengurusan yang
terbaik sehingga menjadikan Organisasi yang unggul dan berjalan dengan baik di Indonesia maupun dunia. Obyek penelitian dari Skripsi ini Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda
Indonesia Jakarta. Data yang telah dikumpulkan adalah data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif, yang terdiri dari data primer yang diperoleh secara langsung dari para pengurus dan data sekunder juga menyebarkan kuisioner yang bebas tanpa tekanan dan obyektif. Selain merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan perkuliahan dalam mendapatkan gelar Sarjana Strata I, tetapi juga untuk mengetahui permasalahan-permasalahan apa saja dalam Peningkatan Kinerja Pengurus yang mana akan banyak berguna baik bagi penulis sendiri dan juga diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi organisasi,
dalam upaya melakukan check and re-check untuk pembenahan organisasi kedepannya kelak. Berdasarkan hasil perhitungan nilai Koefisien korelasi antara kedua variabel X dan variabel Y dimana dihasilkan nilai r = 0,62 dengan interpretasi nilai korelasi tergolong kuat, dan didasarkan dari Koefisien regresi Y = - 241 + 6,5 X, artinya jika nilai X bertambah satu - satuan maka nilai Y akan semakin besar. Perlunya peningkatan seorang Pemimpin untuk menangani segala masalah dan peningkatan Kinerja para Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia tersebut secara berkala dan maksimal agar mencapai apa yang semua pengurus harapkan.
Kata Kunci : Gaya Kepemimpinan, Kinerja.
ABSTRACT Indonesian Cycling Federation as an Sports Organization in the Indonesian, embodies the
best management that makes the Organization superior and runs well in Indonesia and the world. The research object of this thesis is the Executive Board of the Indonesian Cycling Federation Jakarta. The data that has been collected is qualitative and quantitative,
consisting of primary data obtained directly from the administrators and secondary data also distributing questionnaires are free without pressure and objective. Besides being one of the requirements for completing lectures in getting a Bachelor's degree, but also to find out what problems in the Improvement of Management Performance which
will be of much use both to the writer himself and also expected to be taken into consideration for the organization, in an effort to check and re-check for future organizational improvement. Based on the results of the calculation of the correlation coefficient between the two variables X
and Y where the resulting value r = 0.62 with the interpretation of the correlation value is quite
strong, and is based on the regression coefficient Y = - 241 + 6.5 X, meaning that if the value of
X increases by one - unit then the value of Y will be even greater. Need of improvement a leader to solve all problems and to improve the performance of Indonesian Cycling Federation member regularly and optimally in order to achieve what is expected together.
Key Word: Leaderships Style, Performance.
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
45
1. LATAR BELAKANG
Salah satu sasaran pengelolaan sumber daya manusia pada suatu organisasi/perusahaan
menyangkut masalah kepemimpinan. Cara dan pola tingkah laku pemimpin di artikan oleh
bawahan sebagai gaya kepemimpinan. Menurut Rivai (2004:2).
“Kepemimpinan (Leadership) adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh kepada
pengikut-pengikutnya melalui proses komunikasi dalam upaya mencapai tujuan organisasi”.
Pemimpin harus mampu memberikan wawasan, membangkitkan kebanggaan, serta
menumbuhkan sikap hormat dan kepercayaan diri. Pemimpin yang efektif adalah pemimpin
yang mengakui kekuatan-kekuatan penting yang terkandung dalam individu. Setiap individu
memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda. Setiap individu memiliki tingkat
keahlian yang berbeda pula. Pemimpin harus fleksibel dalam pemahaman segala potensi yang
dimiliki oleh individu dan berbagai permasalahan yang dihadapi individu tersebut. Dengan
melakukan pendekatan pemimpin dapat menerapkan segala peraturan dan kebijakan
organisasi serta melimpahkan tugas dan tanggung jawab dengan tepat.
Perumusan Masalah
Pokok permasalahan yang akan di bahas dalam penulisan skripsi adalah :
a. Bagaimana proses gaya kepemimpinan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda
Indonesia (PB.ISSI)?
b. Apakah gaya kepemimpinan Ketua Umum (PB.ISSI) mempunyai pengaruh kepada kinerja
Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia?
c. Seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan Ketua Umum terhadap kinerja Pengurus
Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB.ISSI)?
Pembatasan Masalah
Penulis membatasi masalah hanya pada masalah yang berhubungan dengan gaya
kepemimpinan yang selama ini diperankan dan bagaimana pengaruh Gaya Kepemimpinan
terhadap kinerja Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia.
Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian
a. Tujuan
Adapun tujuan umum yang ingin dicapai penulis adalah menambah pengetahuan dan
menuangkan pemikiran penulis mengenai pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja PB
ISSI. Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengkaji dan mendalami permasalahan secara menyeluruh mengenai kegiatan
pelaksanaan dan gaya seorang pemimpin yang memimpin sebuah organisasi di Pengurus
Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia.
2. Untuk mengetahui hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja yang diraih
Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia.
3. Untuk memerankan kembali gaya kepemimpinan yang berpengaruh secara signifikan pada
kinerja Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia.
4. Tujuan materiil adalah agar dapat kiranya menjadi tambahan sumber pengetahuan yang
bermanfaat bagi siapa saja yang berminat khususnya di dunia Organisasi olahraga
Indonesia.
b. Kegunaan
Adapun kegunaan hasil penelitian ini adalah diharapkan dapat memberikan masukan yang
berguna untuk mengembangkan ilmu kepada kalangan manajemen yang mendalami bidang
ilmu sumber daya manusia pada khususnya, dalam melakukan strategi yang tepat untuk dapat
meningkatkan kinerja karyawan dan dapat menjadi acuan pemimpin dalam menerapkan gaya
kepemimpinannya pada pengambilan pengambilan keputusan serta memberi pengaruh pada
produktivitas pegawai. Bagi peneliti sendiri, penelitian ini dapat berguna sebagai sarana
belajar untuk memahami permasalahan terkait gaya kepemimpinan.
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
46
Metologi Penelitian
Ruang lingkup penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian untuk mengetahui bagaimana
gambaran mengenai Kinerja yang dihasilkan oleh Pengurus suatu organisasi olahraga yang
selama ini ada hubungannya dengan tingkat pengaruh gaya kepemimpinan seorang pemimpin
didalam sebuah organisasi kepengurusan yang dalam pelaksanaanya dilakukan dengan cara
pengamatan langsung. Penelitian ini dilakukan di Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda
Indonesia, Gedung Sekretariat PB.ISSI Jl. KH Abdullah Syafei No. 21B, Lapangan Ross,
Tebet – Jakarta Selatan.
Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a) Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden yang terpilih
dilokasi penelitian. Data primer di peroleh dengan cara member daftar pertanyaan
(questioneire).
b) Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi, baik dari buku,
majalah dan situs internet yang mendukung penelitian ini.
Teknik Pengambilan Data (Populasi) Populasi menurut Sugiyono (2010:117) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi meliputi Pengurus Besar Ikatan
Sport Sepeda Indonesia sebanyak 33 orang responden tersebut untuk dijadikan objek
penelitian
Teknik Pengumpulan Data
a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Merupakan teknik pengumpulan data melalui bacaan-bacaan atau literature yang
berhubungan dengan masalah yang dikemukakan. Penulis mempelajari dan mengumpulkan
buku-buku ilmiah yang memuat materi-materi yang bermanfaat dan juga teori yang dianggap
menunjang penelitian yaitu dengan cara sebagai berikut;
Studi Literatur Pengumpulan data dengan cara membaca buku-buku dan catatan-catatan lainnya yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti
Studi Dokumentasi
Cara pengumpulan data dan informasi dengan lampiran-lampiran yang ada hubungannya
dengan masalah yang diteliti. Data-data yang telah diperoleh tersebut (berupa data sekunder)
akan dijadikan landasan teroritis dalam penyusunan skripsi ini.
b. Penelitian Lapangan (Fleld Research)
Merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara berkunjung langsung ke tempat yang
menjadi objek penelitian untuk mendapatkan data-data yang diperlukan.
Observasi Melakukan pengamatan atau peninjauan secara langsung di dalam lingkungan perusahaan,
mengamati objek penelitian guna melengkapi data yang diperoleh dapat di pertanggung
jawabkan kebenarannya.
Questionaire (Daftar Pertanyaan)
Dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
47
dijawab. Dalam menilai jawaban dari setiap pertanyaan pada questionnaire menggunakan
skala likert. Data yang diperoleh dari penelitian adalah data primer yang selanjutnya akan
diolah dan di analisis sehingga dapat ditarik kesimpulan.
Dokumentasi Yaitu melakukan teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dari buku-buku, dan
internet yang memiliki relevansi dengan penelitian ini.
Teknik Pengolahan Data
Untuk data yang telah diperoleh dari beberapa sumber maka data-data tersebut di olah dengan
melakukan seleksi data lalu dikelompokkan sesuai dengan kebutuhan menjawab masalah
penelitian. Analisis deskriptif dengan mengembangkan kategori-kategori yang relevan
dengan tujuan, serta peanfsiran atas hasil analisis deskriptif dengan berpedoman pada teori
yang sesuai.
Dan peneliti pun melakukan pengecekan ulang pada setiap akhir setiap bahasan, baik secara
lisan maupun laporan tertulis kepada responden. Hal ini dimaksudkan agar peneliti dapat
memperbaiki hasil wawancara apabila ada kekeliruan.
Sumber : Data diolah oleh penulis Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan yaitu mulai dari bulan Maret sampai dengan
selesainya diadakan penelitian ini. Berikut jadwal kegiatan penelitian yang dilaksanakan.
2. LANDASAN TEORI
Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan telah mengalami perubahan dalam perkembangan dan pergeseran. Di
era lama gaya kepemimpinan diartikan sebagai gaya kemampuan dan kesiapan yang dimiliki
seseorang untuk mempengaruhi orang lain, dengan memotivasi, menggerakkan,
mengarahkan, mengajak, menuntun dan jika perlu memaksa mereka untuk melakukan atau
tidak melakukan sesuatu. Sedangkan era baru gaya kepemimpinan secara luas, bukan sekedar
kemampuan mempengaruhi, yang lebih penting adalah kemampuan memberi inspirasi kepada
pihak lain, agar mereka secara proaktif tergugah untuk melakukan berbagai tindakan demi
tercapainya visi, misi dan tujuan organisasi.
Pengertian Gaya Kepemimpinan
Kepemimpinan dalam organisasi diarahkan untuk mempengaruhi orang-orang yang
dipimpinnya, agar mau berbuat seperti yang diharapkan ataupun diarahkan oleh orang lain
yang memimpinnya. Di bawah ini definisi gaya kepemimpinan oleh para ahli, yaitu ;
Menurut Thoha (2013:49) yaitu :
“ Gaya Kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat
orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat ”
Berdasarkan pengertian dari ahli di atas, maka disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan
adalah salah satu cara yang dipergunakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi,
mengarahkan dan mengendalikan perilaku orang lain untuk mencapai suatu tujuan.
Tipe – tipe Gaya Kepemimpinan Gaya kepemimpinan menurut Sutikno (2014:35) dalam buku “Pemimpin dan Gaya
Kepemimpinan” mengatakan gaya kepemimpinan atau perilaku kepemimpinan atau sering
disebut Tipe Kepemimpinan. Tipe kepemimpinan yang luas dikenal dan diakui keberadaanya
adalah sebagai berikut
1. Tipe Otokratik Tipe kepemimpinan ini menganggap bahwa kepemimpinan adalah hak
pribadinya (pemimpin), sehingga ia tidak perlu berkonsultasi dengan orang lain dan tidak
boleh ada orang lain yang turut campur. Seorang pemimpin yang tergolong otokratik
memiliki serangkaian karateristik yang biasanya dipandang sebagai karakteristik yang
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
48
negatif. Seorang pemimpin otokratik adalah seorang yang egois. Seorang pemimpin
otokratik akan menunjukan sikap yang menonjolakan keakuannya, dan selalu
mengabaikan peranan bawahan dalam proses pengambilan keputusan, tidak mau
menerima saran dan pandangan bawahannya.
2. Tipe Kendali Bebas atau Masa Bodo (Laisez Faire) Tipe kepemimpinan ini merupakan
kebalikan dari tipe kepemimpinan otokratik. Dalam kepemimpinan tipe ini sang pemimpin
biasanya menunjukkan perilaku yang pasif dan seringkali menghindar diri dari 16
tanggung jawab. Seorang pemimpin yang kendali bebas cenderung memilih peran yang
pasif dan membiarkan organisasi berjalan menurut temponya sendiri. Disini seorang
pemimpin mempunyai keyakinan bebas dengan memberikan kebebasan yang seluas-
luasnya terhadap bawahan maka semua usahanya akan cepat berhasil.
3. Tipe Paternalistik Persepsi seorang pemimpin yang paternalistik tentang peranannya
dalam kehidupan organisasi dapat dikatakan diwarnai oleh harapan bawahan kepadanya.
Harapan bawahan berwujud keinginan agar pemimpin mampu berperan sebagai bapak
yang bersifat melindungi dan layak dijadikan sebagai tempat bertanya dan untuk
memperoleh petunjuk, memberikan perhatian terhadap kepentingan dan kesejahteraan
bawahannya. Pemimpin yang paternalistik mengharapkan agar legitimasi
kepemimpinannya merupakan penerimaan atas peranannya yang dominan dalam
kehidupan organisasi.
4. Tipe Kharismatik Seorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik khusus yaitu
daya tariknya yang sangat memikat, sehingga mampu memperoleh pengikut yang sangat
besar dan para pengikutnya tidak selalu dapat menjelaskan secara konkrit mengapa orang
tersebut itu dikagumi. Hingga sekarang, para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab
mengapa seorang pemimpinmemiliki kharisma. Yang diketahui ialah bahwa pemimpin
yang demikian mempunyai daya penarik yang amat besar.
5. Tipe Militeristik Pemimpin tipe militeristik berbeda dengan seorang pemimpin organisasi
militer. Pemimpin yang bertipe militeristik ialah pemimpin dalam menggerakan
bawahannya lebih sering mempergunakan sistem perintah, senang bergantung kepada
pangkat dan jabatannya, dan senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan. Menuntut
disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahannya, dan sukar menerima kritikan dari
bawahannya.
6. Tipe Pseudo-demokratik Tipe ini disebut juga kepemimpinan manipulatif atau semi
demokratik. Tipe kepemimpinan ini ditandai oleh adanya sikap seorang pemimpin yang
berusaha mengemukakan keinginan-keinginannya dan setelah itu membuat sebuah panitia,
dengan berpura-pura untuk berunding tetapi yang sebenarnya tiada lain untuk
mengesahkan saran-sarannya. Pemimpin seperti ini menjadikan demokrasi sebagai
selubung untuk memperoleh kemenangan tertentu. Pemimpin yang bertipe pseudo-
demokratik hanya tampaknya saja bersikap demokratis padahal sebenarnya dia bersikap
otokratis. Pemimpin ini menganut demokrasi semu dan lebih mengarah kepada kegiatan
pemimpin yang otoriter dalam bentuk yang halus, samarsamar.
7. Tipe Demokratik Tipe demokratik adalah tipe pemimpin yang demokratis, dan bukan
kerena dipilihnya sipemipin secara demokratis. Tipe kepemimpinan dimana pemimpin
selalu bersedia menerima dan menghargai saran-saran, pendapat, dan nasehat dari staf dan bawahan, melalui forum musyawarah untuk mencapai kata sepakat.Kepemimpinan
demokratik adalah kepemimpinan yang aktif, dinamis, dan terarah. Kegiatan-kegiatan
pengendalian dilaksanakan secara tertib dan bertanggung jawab. Pembagian tugas disertai
pelimpahan wewenang dan tanggung jawab yang jelas, memungkinkan setiap anggota
berpartisipasi secara aktif.
Peranan Kepemimpinan Peranan menurut Levinson sebagaimana dikutip oleh Soejono Soekamto (2006: 238)
“peranan adalah suatu konsep prihal apa yang dapat dilakukan individu yang penting bagi
struktur sosial masyarakat, peranan meliputi norma-norma yang dikembangkan dengan posisi
atau tempat seseorang dalam masyarakat, peranan dalam arti ini merupakan rangkaian
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
49
peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan”.
Sedangkan peranan kepemimpinan adalah sebagai berikut;
1. Peran Mencari dan Memberi Informasi
Informasi merupakan jantung kualitas perusahaan atau organisasi; artinya walaupun
produk dan layanan purna jual perusahaan tersebut bagus, tetapi jika komunikasi internal
dan eksternalnya tidak bagus, maka perusahaan itu tidak akan bertahan lama karena tidak
akan dikenal masyarakat dan koordinasi kerja di dalamnya jelek. Pencarian serta
penyampaian atau penyebaran informasi harus dirancang sedemikian rupa sehingga
informasi benar-benar sampai kepada komunikan yang dituju dan memberikan manfaat
yang diharapkan. Informasi yang disebarkan harus secara terus-menerus dimonitor agar
diketahui dampak internal maupun eksternalnya. Monitoring tidak dapat dilakukan asal-
asalan saja, tetapi harus betul-betul dirancang secara efektif dan sistemik. Selain itu,
seorang pemimpin juga harus menjalankan peran consulting baik ke ligkungan internal
organisasi maupun ke luar organisasi secara baik, sehingga tercipta budaya organisasi
yang baik pula. Sebagai orang yang berada di puncak dan dipandang memiliki
pengetahuan yang lebih baik dibanding yang dipimpin, seorang pemimpin juga harus
mampu memberikan bimbingan yang tepat dan simpatik kepada bawahannya yang
mengalami masalah dalam melaksanakan pekerjaannya.
2. Peran Mempengaruhi Orang Lain
Kepemimpinan merupakan proses dimana seorang individu mempengaruhi
sekelompok individu untuk mencapai suatu tujuan. Untuk menjadi seorang pemimpin
yang efektif, seorang kepala sekolah harus dapat mempengaruhi seluruh warga sekolah
yang dipimpinnya melalui cara-cara yang positif untuk mencapai tujuan pendidikan di
sekolah. Secara sederhana kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai proses
untuk mengubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan meningkatkan
dirinya, yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan kebutuhan serta penghargaan
terhadap para bawahan Pengaruh sebagai inti dari kepemimpinan merupakan kemampuan
seseorang untuk mengubah sikap, perilaku orang atau kelompok dengan cara-cara yang
spesifik. Seorang pemimpin yang efektif tidak hanya cukup memiliki kekuasaan, tetapi
perlu pula mengkaji proses-proses mempengaruhi yang timbal balik yang terjadi antara
pemimpin dengan yang dipimpin. Merujuk kepada kamus besar bahasa Indonesia (Balai
Pustaka ;1988), pengaruh adalah daya yang timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut
membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Menurut Bass dalam Swandari
(2003) mendefinisikan bahwa kepemimpinan transformasional sebagai pemimpin yang
mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi bawahan dengan cara-cara tertentu. Dengan
penerapan kepemimpinan transformasional bawahan akan merasa dipercaya, dihargai,
loyal dan respek kepada pimpinannya. Pada akhirnya bawahan akan termotivasi untuk
melakukan lebih dari yang diharapkan.
Menurut Bass dan Avolio dalam Muchji dan Priyono (2004), ada 4 unsur yang
mendasari kepemimpinan transformasional yaitu:
a. Charisma
Kharismatik pada pemimpin transformasional didapatkan dari pandangan pengikut, sehingga seorang pemimpin yang berkharisma akan mempunyai banyak pengaruh dan
dapat menggerakkan serta dapat mengilhami bawahannya dengan suatu visi yang dapat
diselesaikan melalui usaha keras.
b. Inspiration
Pemimpin yang inspirasional dapat mengartikulasikan tujuan bersama serta dapat
menentukan suatu pengertian mengenai apa yang dirasa penting serta apa yang dirasakan
benar, sehingga pemimpin dapat mempertinggi arti serta meningkatkan harapan yang
positif mengenai apa yang perlu dilakukan.
c. Intellectual
Stimulation Para pemimpin membantu bawahannya untuk dapat memikirkan mengenai
masalah masalah lama dengan cara baru.
d. Individualized
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
50
Consideration Seorang pemimpin harus mampu untuk memperlakukan bawahannya secara
berbeda beda namun adil, yaitu mampu memperhatikan satu persatu bawahannya dan tidak
hanya mengenali kebutuhannya serta meningkatkan perspektif bawahan, namun juga
memberikan prasarana dalam rangka pencapaian tujuan secara efektif serta memberi
pekerjaan yang memberikan tantangan yang lebih. Pada kepemimpinan transformasional,
bawahan akan melakukan pekerjaan yang melebihi apa yang telah ditetapkan, hal ini
dikarenakan adanya pengaruh dari pimpinan.
3. Peran Membangun Hubungan
Peran pemimpin dalam membangun hubungan contohnya adalah seperti hubungan dalam
tim. Peranan kepemimpinan dalam tim Kepemimpinan didefinisikan sebagai proses untuk
memberikan pengarahan dan pengaruh pada kegiatan yang berhubungan dengan tugas
sekelompok anggotanya. Mereka yakin bahwa tim tidak akan sukses tanpa
mengkombinasikan kontribusi setiap anggotanya untuk mencapai tujuan akhir yang sama.
Adapun peranan pemimpin dalam tim adalah sebagai berikut:
a. Memperlihatkan gaya pribadi
b. Proaktif dalam hubungan
c. Mengilhami kerja tim
d. Memberikan dukungan timbal balik
e. Membuat orang terlibat dan terikat
f. Memudahkan orang lain melihat peluang dan prestasi
g. Mencari orang yang ingin unggul dan dapat bekerja secara kontruktif
h. Mendorong dan memudahkan anggota untuk bekerja
i. Mengakui prestasi anggota tim
j. Berusaha mempertahankan komitmen
k. Menempatkan nilai tinggi pada kerja tim
Pemimpin juga harus membawa energi yang positif Setiap orang mempunyai energi dan
semangat. Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan
mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun
hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang
lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat
menunjukkan energi yang positif, seperti, Percaya pada orang lain, Keseimbangan dalam
kehidupan, Melihat kehidupan sebagai tantangan, Sinergi, Latihan mengembangkan diri
sendiri.
4. Peran Membuat Keputusan
Pemimpin memainkan peran utama dalam proses pembuatan keputusan. Karena
wewenang dan kedudukan formalnya sebagai pusat syaraf organisasi, hanya dialah yang
bisa mengambil keputusan yang bersifat strategis. Peran pemimpin dalam membuat
keputusan adalah :
1. Peran selaku wiraswastawan (entrepreneur): pemimpin bertanggungjawab untuk
memajukan dan menyesuaikan organisasinya dengan perkembangan lingkungan.
Peranannya selaku pengumpul informasi, suatu ketika mungkin menemukan gagasan-
gagasan baru.
2. Peran selaku penghalau gangguan: tidak ada suatu organisasi pun yang selalu berjalan mulus. Suatu saat pasti akan mengalami gangguan tertentu yang disebabkan
perkembangan situasi/keadaan.
3. Peran selaku pembagi sumberdaya; peran ini adalah tanggungjawab pemimpin untuk
menentukan “siapa akan dapat apa” dalam organisasi yang dipimpinnya. Sumberdaya
yang paling penting untuk diatur pembagiannya adalah waktu yang dimilikinya.
Selanjutnya pemimpin dibebani tugas untuk mengatur pola hubungan formal yang
mengatur bagaimana pekerjaan dibagi dan dikoordinasikan.
4. Peran selaku perunding; penelitian membuktikan bahwa pemimpin menggunakan
waktunya yang tidak sedikit untuk mengadakann perjanjian demi perjanjian. Penutupan
perjanjian ini nampaknya telah merupakan tugasnya yang rutin, yang mengalir dari
kedudukannya sebagai pusat syaraf organisasi dan kewenangan yang dimilikinya dalam
organisasi.
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
51
Kepemimpinan
Kepemimpinan atau Leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu - ilmu sosial, sebab
prinsip prinsip dan rumusan-rumusannya bermanfaat dalam meningkatkan kesejahteraan
manusia. Sebagai langkah awal untuk mempelajari dan memahami segala sesuatu yang
berkaitan dengan aspek aspek kepemimpinan dan permasalahannya, perlu di pahami terlebih
dahulu makna atau pengertian dari kepemimpinan melalui berbagai macam perspektif.
Ciri-Ciri dan Indikator-Indikator Kepemimpinan
Menurut Davis yang dikutip oleh Reksohadiprodjo dan Handoko (2003:290-291), ciri-ciri
utama yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin:
1. Kecerdasan (Intelligence)
Penelitian-penelitian pada umunya menunjukan bahwa pemimpin yang mempunyai
tingkat kecerdasan yang lebih tinggi daripada pengikutnya, tetapi tidak sangat berbeda.
2. Kedewasaan
Sosial dan hubungan sosial yang luas (Social Maturity and Breadht) Pemimpin cenderung
mempounyai emosi yang stabil dan dewasa atau matang, serta mempunyai kegiatan dan
perhatian yang luas.
3. Motivasi diri dan dorongan berprestasi
Pemimpin secara relatif mempunyai motivasi dan dorongan berprestasi yang tinggi,
mereka bekerja keras lebih untuk nilai instrinsik.
4. Sikap-sikap manusiawi
Seorang pemimpin yang sukses akan mengakui harga diri dan martabat pengikut-
pengikutnya, mempunyai perhatian yang tinggi berorientasi pada bawahannya.
Kinerja Pengertian kinerja menurut Hasibuan (2007:105) adalah “suatu hasil yang dicapai seseorang
dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya didasarkan atas
kecakapan,pengalaman, dan kesungguhan serta waktu”.
Kinerja adalah bagian dari 3 (tiga) faktor penting yaitu kemampuan dan minat seseorang
pekerja, kemampuan dan minat seorang pekerja, semakin tinggi ketiga factor di atas maka
semakin besarlah kinerja karyawan yang bersangkutan.
Faktor-faktor yang memepengaruhi kinerja karyawan Menurut Davis yang dikutip oleh Mangkunegara (2007:67) yang merumuskan bahwa :
1. Human Perfomance = ability + motivation
2. Motivation = attitude + situation
3. Ability = knowledge + skill
Produktivitas Kerja
Produktivitas pada dasarnya mencakup sikap mental yang selalu mempunyai pandangan
bahwa kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik
dari hari ini. Cara kerja dan hasil yang dicapai esok harus jauh lebih baik dari hasil yang
diperoleh kemarin.
Sikap yang demikian membuat orang selalu mencari perbaikan-perbaikan dan peningkatan-
peningkatan. Orang yang mempunyai sikap tersebut terdorong untuk menjadi dinamis,
kreatif, inovatif serta serta terbuka, tetapi kritis terhadap ide-ide baru dan perubahan-
perubahan.
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pengurus Besar
Seperti kita ketahui bahwa gaya kepemimpinan merupakan suatu pola tingkah laku yang
disukai pemimpin dalam proses mengarahkan dan mempengaruhi pekerja. Setiap pemimpin
mempunyai gaya kepemimpinannya sendiri. Pemimpin dapat melaksanakan pekerjaannya
dengan baik apabila pemimpin tersebut dapat menyesuaikan dengan situasi kerja yang
dihadapinya.
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
52
3. GAMBARAN UMUM ORGANISASI
Olahraga balap sepeda memiliki sejarah yang cukup panjang di Indonesia, yaitu sebelum
Perang Dunia II saat penjajahan Belanda. Saat itu, ada beberapa pembalap lokal yang dibiayai
oleh pengusaha Belanda yang memiliki bisnis di Hindia Belanda.
Semarang menjadi pusat perkembangan olahraga balap sepeda karena kota ini memiliki satu-
satunya velodrome, yang dibangun oleh Ooiman dan Van Leuwen. Status Semarang sebagai
pusat balap sepeda terus berlanjut hingga Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17
Agustus 1945.
Pada Pekan Olahraga Nasional II tahun 1951, balap sepeda menjadi salah satu cabang
olahraga yang dilombakan dan balap sepeda mendapatkan popularitas yang lebih besar lagi.
Saat itu, berdiri klub balap sepeda di beberapa kota besar, seperti Semarang, Jakarta,
Yogyakarta, Surakarta, Surabaya, Medan, dan Bandung.
Lima tahun kemudian, klub-klub tersebut berkumpul di Semarang untuk mengadakan
kongres dan juga kejuaraan nasional untuk pertama kalinya pada bulan Mei. Dalam kongres
empat hari tersebut, mereka sepakat untuk mendirikan Ikatan Sport Sepeda Indonesia, pada
20 Mei 1956.
Terpilih sebagai ketua umum pertama adalah Letkol S. Soeroso dan beliau menjabat posisi
tersebut hingga tahun 1969. Setelah itu, Komodor R. Soehardjo menjabat ketua umum pada
tahun 1969-1971 dan kemudian digantikan oleh Brigjen Gatot Suwagio, yang menjabat pada
tahun 1971-1982.
Setahun berselang, Harry Sapto terpilih sebagai ketua umum dan beliau membawa ISSI dan
balap sepeda ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Selama masa kepemimpinan Harry Sapto, ISSI
membangun velodrome di beberapa kota dan juga mengadakan lomba road race yang
terkenal, yaitu Tour d’ISSI, Tour d’Java, dan Tour d’Indonesia.
Setelah memimpin ISSI selama 25 tahun, Phanny Tanjung terpilih sebagai ketua baru pada
tahun 2008 dan meneruskan beberapa program yang dicetuskan Harry Sapto.
Setelah kepemimpinan Phanny Tanjung, ISSI mengalami konflik internal yang memecah
organisasi ini. Pada Maret 2015, Raja Sapta Oktohari terpilih sebagai ketua umum yang baru
dalam musyawarah nasional luar biasa dan beliau berjanji untuk menyatukan organisasi ini
dan membawa balap sepeda Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi lagi.
4. ANALISA DAN PEMBAHASAN
Karakteristik / Responden
Berdasarkan teori pada Bab II telah diuraikan mengenai hubungan antara Gaya
Kepemimpinan dan Kinerja, dan telah dikemukakan bahwa variabel yang diteliti ada dua
yaitu Gaya Kepemimpinan sebagai variabel bebas (X) dan Kinerja sebagai variabel terikat
(Y). Untuk meneliti dan sekaligus membuktikan apakah Gaya Kepemimpinan yang berjalan
pada Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia telah sesuai dengan apa yang diharapkan
oleh pihak manajemen, maka dalam bab ini akan dipaparkan bagian pokok yaitu mengenai
penyajian data, analisa data dan interpretasi hasil penelitian.
Cara pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan 36 angket atau Kuesioner kepada
subyek penelitian yaitu para pengurus secara random sampling, yang selanjutnya para pengurus yang sudah menjawab kuesioner tersebut dianggap sebagai responden penelitian.
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
53
berarti dengan Gaya kepemimpinan yang lebih sungguh-sungguh dan meningkatkan mutu,
keahlian, kemampuan dan keterampilannya sehingga kemungkinan besar akan meningkatkan
kinerja pengurusnya. Berdasarkan perhitungan statistik di atas, maka terbukti bahwa t hitung >
t tabel pada a 0,05 di dapat 7,466 lebih besar dari 2,042 dan kontribusi vaiabel X sebesar
38,44% terhadap variabel Y, sedangkan sisanya 61,56% merupakan kontribusi faktor lain.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini terdapat hubungan yang signifikan antara Gaya kepemimpinan yang
telah dijalankan dengan Kinerja pengurus pada Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda
Indonesia.
Setelah dilakukan analisa data, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Derajat hubungan antara peranan Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Pengurus Besar
Ikatan Sport Sepeda Indonesia dapat dilihat dari besarnya angka indeks "r" sebesar 0,62
dengan interpretasi nilai korelasi tergolong kuat. Kuat lemahnya peranan Gaya
kepemimpinan memberikan kontribusi terhadap besar kecilnya kemungkinan untuk
mencapai kinerja pengurusnya yang lebih tinggi, artinya bahwa semakin baik Gaya
kepemimpinan, maka semakin tinggi pula kemungkinan untuk mencapai kinerja
pengurusnya
2. Kontribusi gaya kepemimpinan terhadap kinerja adalah sebesar 38,44%, sedangkan
61,56% lainnya ditentukan faktor-faktor lain.
3. Dari hasil Analisis Koefisien Regresi fungsi linear
Y = - 241 + 6,5 X , artinya jika nilai X bertambah maka nilai Y akan semakin besar.
Saran
1. Berdasarkan KD yang berkontribusi sebesar 38,44% dalam Gaya kepemimpinan, Instansi
diharapkan dapat berupaya lagi untuk melakukan peningkatan menyangkut gaya
kepemimpinan.
2. Berdasarkan KD yang berkontribusi sebesar 38,44% dalam Gaya kepemimpinan, Instansi
diharapkan dapat berupaya lagi untuk melakukan peningkatan menyangkut gaya
kepemimpinan.
3. Gaya Kepemimpinan oleh Ketua Umum diharpkan terus ditingkatkan agar meningkatnya
kinerja Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
54
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN
KANTOR PUSAT PT MULTI TERMINAL INDONESIA
THE EFFECT OF LEADERSHIP STYLE AND WORK ENVIRONMENT ON EMPLOYEE PERFORMANCE IN HEAD OFFICE OF
PT MULTI TERMINAL INDONESIA
Ricky Handersend, SE, MM1, Dr.Eddi Supriadi,MM2,Dr.Clara Vidhia,MT3 Prodi S2 Manajemen Sumber Daya Manusia, Fakultas Ekonomi, Universitas Surapati
ABSTRAK
Penelitian ini ditujukan untuk mendeskripsikan hubungan antara gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan kantor pusat PT. Multi Terminal Indonesia-IPC Logistic baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Penelitian ini dilaksanakan di kantor pusat PT. Multi Terminal Indonesia-IPC Logistic yang berlangsung selama bulan Agustus 2019. Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode survei. Responden penelitian adalah karyawan organic / PKWTT (Perjanjian Kerja Waktu Tidak Terbatas) pada kantor pusat PT. Multi Terminal Indonesia-IPC Logistic sebanyak 67 karyawan yang dipilih berdasarkan teknik sampel jenuh, dimana seluruh populasi diambil untuk dijadikan objek penelitian. Analisis data menggunakan metode deskriptif analisis yang bertujuan mencari kejelasan makna hubungan antara masing-masing variabel, dan menggunakan analisis statistic inferensial untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Sebelum pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan analisis terutama mengenai uji validitas, uji normalitas, uji homogenitas dan uji linearitas. Kata Kunci: Gaya Kepemimpinan, Lingkungan Kerja, Kinerja Karyawan This study aimed to describe the relationship between leadership style and work environment on employee performance at head office of PT. Multi Terminal Indonesia-IPC Logistic either as individually or jointly. The research was conducted at head office of PT. Multi Terminal Indonesia-IPC Logistic that last for August 2019. The method used is survey method. Survey respondents are permanent employees at head office of PT. Multi Terminal Indonesia-IPC Logistic as totally sixty seven employees selected based on technique of saturated samples where the population census is taken to be the object of research. Analysis of data using descriptive analyze method aimed to find clarity of the meaning of the correlation of each variable, and using inferential statistical analysis to test hypotheses that have been formulated. Before testing the hypothesis, first testing the requirements, especially regarding the validity test, normality test, homogeneity test and linearity test. Keywords: Leadership, Work Environment, Performance of Employee
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Atasan selaku karyawan yang memimpin departemen memiliki tanggung jawab mengelola
bawahan agar bekerja sesuai tugas. Untuk mengarahkan para bawahan bekerja efektif, pemimpin perlu menggunakan pendekatan tertentu kepada karyawan. Pendekatan ini menggambarkan gaya kepemimpinan atasan. Gaya kepemimpinan atasan yang tepat akan memotivasi karyawan dalam menyelesaikan tugas – tugasnya. Gaya kepemimpinan sangat mempengaruhi sikap karyawan, yang selanjutnya juga akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
Lingkungan kerja perlu diciptakan dalam bentuk situasi yang mendorong kesediaan dan kemampuan memecahkan masalah, terutama yang menyangkut faktor manusia dengan organisasi. Melalui lingkungan kerja yang baik, dapat dihindari kekurang-harmonisan dalam pelaksanaan tugas,
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
55
yang pada akhirnya dapat mengatasi hambatan untuk kelancaran jalannya organisasi. 1.2 Tujuan Penelitian
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :
1. Memperoleh informasi mengenai hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan di kantor pusat PT Multi Terminal Indonesia
2. Memperoleh informasi mengenai hubungan antara lingkungan kerja dengan kinerja karyawan di kantor pusat PT Multi Terminal Indonesia
3. Memperoleh informasi mengenai hubungan antara gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja secara bersama-sama dengan kinerja karyawan di Kantor pusat PT Multi Terminal Indonesia
2. DASAR TEORI DAN METODELOGI 2.1 Kepemimpinan
Miftah Thoha dalam buku Kepemimpinan dalam Manajemen, Raja Grafindo, Jakarta (2010 :
49), Kepemimpinan adalah norma perilaku yang oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang dia lihat.
Berdasarkan uraian di atas maka kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan dan kecerdasan seseorang untuk mempengaruhi perilaku orang lain dalam memberikan petunjuk untuk menolong sejumlah orang agar dapat melaksanakan kegiatan – kegiatan yang terarah pada tujuan bersama. 2.2 Lingkungan Kerja
Menurut Sumamur, dalam buku Hygiene dan Kesehatan Kerja, Jakarta, Sagung Seto, edisi
kedua (2014), menyatakan banyak faktor yang berpengaruh pada pembentukan suatu lingkungan kerja yang berpengaruh pula pada kemampuan manusia sebagai karyawan dalam melaksanakan tugasnya. Faktor yang dimaksud, antara lain : (1) Faktor fisik seperti ruang kerja, penerangan, suhu udara, kelembaban, ventilasi dan peralatan. (2) Faktor kimia seperti gas, uap, debu, dan sebagainya. (3) Faktor biologi. (4) Faktor fisiologis seperti konstruksi, isi kantor dan cara kerja. (5) Faktor mental, Physiologis, sosial, ekonomi seperti suasana kerja, hubungan diantara karyawan, gaji / upah, kesempatan memperoleh penghasilan
2.3 Kinerja Karyawan
Alain Mitrani dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia Berdasarkan Kompetensi,
Jakarta, Rajawali Pers (penulis: Veithzal Rivai, cetakan kedelapan 2018) mendefinisikan kinerja sebagai pernyataan sejauh mana seseorang telah memainkan perannya dalam melaksanakan strategi organisasi, baik dalam mencapai sasaran-sasaran khusus yang berhubungan dengan peranan perseorangan dan atau dengan memperlihatkan kompetensi-kompetensi yang dinyatakan relevan bagi organisasi apakah dalam suatu peranan tertentu atau secara lebih umum.
2.4 Kerangka Berpikir / Konseptual H1
H2
H3
Gaya Kepemimpinan
(X1)
Lingkungan Kerja
(X2)
Kinerja Karyawan
(Y)
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
56
3. METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan organik yang sudah memiliki status PKWTT atau Perjanjian Kerja dengan Waktu Tidak Tertentu di Kantor Pusat Jakarta PT Multi Terminal Indonesia sebanyak 67. Skala instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert (sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak setuju). 3.2 Uji Validitas dan Reliabilitas
Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu:
a) Teknik analisis deskriptif, digunakan untuk mendeskripsikan variabel Gaya Kepemimpinan (X1), variabel Lingkungam Kerja (X2), dan variabel Kinerja Karyawan (Y) dengan cara melakukan pengukuran dengan menggunakan kuisioner.
b) MSI, digunakan untuk mengubah data ordinal menjadi interval sebagai syarat untuk uji asumsi klasik dan regresi linier berganda.
c) Uji asumsi klasik, pada penelitian ini terdapat empat uji yang dilakukan: Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas, Uji Autokorelasi.
d) Analsisis regresi berganda, untuk mengetahui pengaruh kompetensi kerja dan motivasi kerja secara simultan dan parsial terhadap kinerja karyawan Kantor Cabang Jakarta PT Multi Terminal Indonesia.
e) Uji Hipotesis: Uji F (simultan) dan Uji t (parsial), Koefisien Determinasi (R2)
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden
Responden pada penelitian ini berjumlah 67 sampel, untuk memberikan gambaran mengenai
karakteristik yang menjadi sample dalam penelitian ini, peneliti mengelompokkan berdasarkan usia paling banyak memiliki usia diantara 31 sampai dengan 35 tahun sebesar 36% atau berjumlah 36 karyawan, berdasarkan jenis kelamin paling banyak berjenis kelamin laki-laki sebesar 60% atau berjumlah 40 karyawan, berdasarkan tingkat pendidikan yang lebih banyak berada pada S1 dengan presentase 67% atau sebanyak 45 karyawan, dan berdasarkan lama bekerja terbanyak yaitu karyawan yang telah bekerja sebih dari 5 tahun dengan presentase sebesar 42% atau sebanyak 28 karyawan. 4.2 Analisis Deskriptif
Diskripsi jawaban responden didapat dengan menghitung mean atau nilai rata-rata dari
jawaban responden terhadap masing-masing pertanyaan secara keseluruhan. Untuk mendapatkan rata-rata jawaban responden kemudian digunakan sebuah interval yang dicari dengan rumus:
Bedasarkan rumus tersebut maka disusun kriteria variabel yang dapat dilihat dalam Tabel berikut:
Dari tabel kualifikasi kriteria penilaian variabel diatas maka dilakukan evaluasi terhadap jawaban responden untuk masing-masing variabel yang ada, yang dideskripsikan sebagai berikut:
1) Variabel Kompetensi Kerja (X1) mendapatkan kategori “setuju” dengan peroleh interval rata-rata skor 4,17, artinya bahwa karyawan di Kantor Pusat PT Multi Terminal Indonesia memiliki gaya kepemimpinan yang baik.
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
57
2) Variabel Motivasi Kerja (X2) mendapatkan kategori “setuju” dengan memperoleh interval rata-rata skor 4,19, artinya bahwa di Kantor Pusat PT Multi Terminal Indonesia memiliki lingkungan kerja yang baik.
3) Variabel Kinerja Karyawan (Y) mendapatkan kategori “sangat setuju” dengan memperoleh interval rata-rata skor 4,44, artinya kinerja karyawan di Kantor Pusat PT Multi Terminal Indonesia sangat baik.
4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik 4.3.1 Uji Normalitas
Model regresi yang baik adalah data distribusi normal atau mendekati normal, untuk
mendeteksi normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik (Ghozali, 2018).
Berdasarkan Gambar di atas, terlihat bahwa data menyebar mengikuti garis diagonal, dapat dikatakan bahwa data residual regresi berdistribusi normal.
Selain itu, cara mendeteksi normalitas data dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirrnov. Data dikatakan berdistribusi normal apabila tingkat signifikansi > 0,05 (Ghozali, 2013). Di bawah ini adalah hasil uji normalitas residual regresi menggunakan Kolmogorov-Smirnov:
Berdasarakan Tabel terlihat bahwa besarnya nilai Asymp Sig (2-tailed) sebesar 0,200 lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa residual regresi berdistribusi secara normal.
4.3.2 Uji Multikolinearitas
Berdasakan Tabel, diketahui bahwa nilai tolerance dari setiap variabel bebas di atas 0,10 dan
nilai VIF di bawah 10. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas pada model regresi. 4.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan gambar grafik scatterplots di atas terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas serta titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model 4.3.4 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .826a .682 .672 3.84802 2.190
a. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja, Gaya Kepemimpinan
b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Sumber : Hasil Olahan SPSS Statistics 22
Dari tabel di atas, didapatkan nilai Durbin Watson 2,190. Nilai du (k=2;n=67) = 1,666 dan 4-du = 2,334. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson berada diantara du dan 4-du, sehingga
dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi. 4.4 Analisis Regresi Berganda
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
58
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 22.787 5.566 4.094 .000
Gaya Kepemimpinan .451 .059 .657 7.612 .000
Lingkungan Kerja .253 .088 .248 2.871 .006
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Sumber : Hasil Olahan SPSS Statistics 22 Berdasarkan Tabel tersebut, maka pengaruh variabel Kompetensi Kerja (X1), dan Motivasi
Kerja (X2) terhadap Kinerja Karyawan(Y) memiliki persamaan regresi sebagai berikut : Y = 22,787 + 0,451X1 + 0,253X2
Penjelasan persamaan regresi di atas adalah sebagai berikut :
a. Nilai konstanta (α) sebesar 22,787 menunjukkan jika variabel Gaya Kepemimpinan (X1), dan Lingkungan Kerja (X2) bernilai nol, maka nilai Kinerja Karyawan (Y) adalah sebesar 22,787.
b. Nilai koefisien (β) untuk variabel Gaya Kepemimpinan (X1) sebesar 0,451 dan bernilai positif. Hal ini berarti setiap Gaya Kepemimpinan (X1) mengalami kenaikan, maka Kinerja Karyawan (Y) juga akan mengalami kenaikan sebesar 0,451 dengan asumsi variabel Lingkungan Kerja (X2) bernilai tetap.
c. Nilai koefisien (β) untuk variabel Lingkungan Kerja (X2) sebesar 0,253 dan bernilai positif. Hal ini berarti setiap Lingkungan Kerja (X2) mengalami kenaikan, maka Kinerja Karyawan (Y) juga akan mengalami kenaikan sebesar 0,253 dengan asumsi variabel Gaya Kepemimpinan (X1) bernilai tetap.
4.5 Uji Hipotesis
4.5.1 Uji F (Simultan)
Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 2032.243 2 1016.122 68.623 .000b
Residual 947.667 64 14.807
Total 2979.910 66
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
b. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja, Gaya Kepemimpinan Sumber : Hasil Olahan SPSS Statistics 22
Berdasarkan Tabel diatas, diperoleh nilai F hitung sebesar 68,623 > F tabel sebesar
3,140 (df1 = 2; df2 = 64) dengan signifikansi 0,000. Nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel dan signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa model regresi signifikan untuk memprediksi Kinerja Karyawan. Atau dengan kata lain semua variabel bebas Gaya Kepemimpinan (X1), dan Lingkungan Kerja (X2) secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan (Y).
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
59
4.5.2 Uji t (Parsial)
Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 22.787 5.566 4.094 .000
Gaya
Kepemimpinan .451 .059 .657 7.612 .000
Lingkungan Kerja .253 .088 .248 2.871 .006
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Sumber : Hasil Olahan SPSS Statistics 22
Berdasarkan Tabel tersebut, diketahui bahwa nilai t hitung variabel Gaya Kepemimpinan (X1) sebesar 7,612 > nilai t tabel sebesar 1,998 (df =64). Selain itu, nilai signifikansi t bernilai 0,000 < 0,05, sehingga H01 ditolak dan Ha1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa Gaya Kepemimpinan (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan (Y).
Berdasarkan Tabel tersebut juga, diketahui bahwa nilai t hitung variabel Lingkungan Kerja (X2) sebesar 2,871 > nilai t tabel sebesar 1,998 (df =64). Selain itu, nilai signifikansi t bernilai 0,006 < 0,05, sehingga H02 ditolak dan Ha2 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa Lingkungan Kerja (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan (Y).
4.6 Uji Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .826a .682 .672 3.84802 2.190
a. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja, Gaya Kepemimpinan
b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Sumber : Hasil Olahan SPSS Statistics 22
Berdasarkan Tabel tersebut, terlihat bahwa variabel memiliki nilai koefisien korelasi (R) yang sangat kuat dengan yaitu sebesar 0,826. Nilai koefisien determinasi (R2) (R Square) sebesar
0,682 yang berarti sebesar 68,2% Kinerja Karyawan (Y) dipengaruhi oleh Gaya Kepemimpinan (X1), dan Lingkungan Kerja (X2), sedangkan sisanya 31,8% dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian.
5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
1) Berdasarkan hasil uji t diketahui nilai t hitung variabel Gaya Kepemimpinan (X1) sebesar 7, 612 > nilai t tabel sebesar 1,998 (df=64). Selain itu, nilai signifikansi t bernilai 0,000 < 0,05
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
60
sehingga H01 ditolak dan Ha1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa Gaya Kepemimpinan (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan (Y).
2) Berdasarkan hasil uji t diketahui nilai t hitung variabel Lingkungan Kerja (X2) sebesar 2,871 > nilai t tabel sebesar 1,998 (df=64). Selain itu, nilai signifikansi t bernilai 0,000 < 0,05 sehingga H02 ditolak dan Ha2 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa Lingkungan Kerja (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan (Y).
3) Berdasarkan hasil uji F diperoleh nilai F hitung sebesar 68,623 > F tabel sebesar 3,140 (df1 = 2; df2 = 64) dengan signifikansi 0,000. Nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel dan signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa model regresi signifikan untuk memprediksi Kinerja Karyawan. Atau dengan kata lain semua variabel bebas Gaya Kepemimpinan (X1) dan Lingkungan Kerja (X2) secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan (Y).
5.2 Saran
A. Terkait variabel gaya kepemimpinan. Untuk menjaga dan meningkatkan kinerja karyawan yang secara keseluruhan akan meningkatkan kinerja perusahaan, maka manajemen perlu concern memperhatikan variabel pengembangan kepemimpinan bagi pimpinan di level departemen dan unit. Manajemen juga perlu menjaga dan membangun lingkungan kerja baik aspek fisik maupun sosial yang kondusif untuk menjaga dan meningkatkan kinerja karyawan. Dengan menjalankan talent pool program beserta penyempurnaannya di lingkungan internal Pelindo II-IPC merupakan bentuk perhatian dan dukungan yang concern dari pemegang saham dalam melaksanakan kaidah-kaidah keilmuan terkait pengembangan Human Capital Management guna mempersiapkan calon-calon pemimpin yang handal untuk menjalankan dan mengembangkan bisnis logistic di PT. Multi Terminal Indonesia-IPC Logistic. Dengan penempatan calon-calon pemimpin yang berasal dari kalangan internal perusahaan yang sudah dipersiapkan dengan baik, menurut beberapa hasil penelitian yang sudah ada, akan memberikan dampak transfer pengetahuan dan kemampuan bagi karyawan lain di lingkungan perusahaan yang akan menghasilkan peningkatan motivasi dan kinerja. Langkah upaya pemegang saham dalam hal ini seperti apa yang dinamakan sebagai corporate acupuncture, yaitu upaya treatment/pengobatan pada satu titik bagian krusial dari elemen perusahaan yaitu faktor kepemimpinan yang handal akan memperbaiki dan menggerakkan seluruh elemen dalam perusahaan yang menghasilkan peningkatan kinerja perusahaan.
B. Terkait variabel lingkungan kerja Direksi dan jajaran manajemen juga bertanggung jawab untuk terciptanya suasana dan
kondisi lingkungan kerja yang kondusif baik dari aspek fisik maupun sosial bagi peningkatan kinerja karyawan. Langkah-langkah yang dapat diupayakan terkait penciptaan kondisi lingkungan kerja yang kondusif adalah meliputi sebagai berikut:
a) Mengingat keberadaan kantor pusat berada di wilayah lingkungan pelabuhan yang
cuacanya panas, juga polusi asap dan intensitas debu kendaraan operasional pelabuhan (truk container dan kendaraan berat lainnya yang melintas), maka penanaman pohon-pohon dan tanaman penyejuk yang tertata rapih di halaman kantor dan area parkir menjadi kebutuhan yang harus diperhatikan. Sehingga menciptakan suasana yang sejuk dan asri di lingkungan kantor bagi karyawan dan para tamu yang berkunjung tanpa mengganggu mobilitas kegiatan perusahaan sebagai implementasi yang baik dari konsep green port yang dicanangkan oleh IPC induk (pemegang
saham). b) Manajemen harus memperhatikan standar K3 (keselamatan, kesehatan dan keamanan)
sehingga karyawan merasakan suasana yang aman di tempat lingkungan kerja. Aspek non fisik mencakup 2 jenis, yaitu:
Dengan langkah / program tersebut menjadi concern dari manajemen, maka kinerja karyawan
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
61
tidak hanya mampu mencapai target yang ditetapkan namun lebih daripada itu adalah pencapaian visi-misi perusahaan akan terwujudkan.
DAFTAR PUSTAKA Alain Mitrani, Manajemen Sumber Daya Manusia Berdasarkan Kompetensi, Jakarta, Rajawali Pers,
cetakan kedelapan, 2018. Abdul Madjid Latief, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia: Konsep, Aplikasi, Standar dan
Penelitian, Haja Mandiri, 2019. Armstrong dan Baron, Manajemen Kinerja, cetakan ketujuh, Jakarta, Erlangga, 2016. Ary, Yacobs dan Razavich, Introduction in Research in Education, Sydney Hott Rinehart and Wiston,
GEEJ, 2017. Daniel C. Feldman dan Hugh J. Arnold, Managing Individual and Group Behavior in Organization,
Japan, McGraw-Hill, disadur oleh Glasser Education Journal, 2018. Gary Yukl, Kepemimpinan Dalam Organisasi, Edisi Ketujuh, 2015. Hersey dan Blanchard, disadur oleh Miftah Thoha, buku Kepemimpinan dan Manajemen, Jakarta,
Rajawali Pers, 2010. Harun Samsuddin, Kinerja Karyawan, Tinjauan dari Dimensi Gaya Kepemimpinan, Budaya
Organisasi dan Komitmen Organisasi, Indomedia Pustaka, 2018.
IOSR Journal of Business and Management (IOSR-JBM, 20.2.2018) disubmit oleh Ida Ayu Oka Martini, “The Influence of Employee Performance Through Organizational Commitment Dimension”.
James Walker, Performance Management, London, Institute of Personel and Development, disadur oleh Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi, Volume 18, 2016.
Mitchell, T.R, The Story Wof Why We Stay: A Review of Job, 2014. Miftah Thoha, Kepemimpinan dan Manajemen, Raja Grafindo, Jakarta, 2010. Myers-Briggs Type Indicator, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 2016. N.H. Anderson, Performance: Motivation X Ability, An Integration Theoretical Analysis, Journal of
Personality and Social Psychology, American Psychological Association, 2019. N. Daldjoeni, Geografi Kota dan Desa, Terbitan Ombak, 2014. Robert R. Blake dan Jane S. Mouton, Garry Desler, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi 14,
Salemba Empat, 2015. Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian, Cetakan Keenam, Alfabeta, 2015. Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Kelima, Bandung, PT. Rafika Aditama,
2016. T.M. Fraser, Human, Stress Work and Job Satisfaction A Critical Approach, Geneva, International
Labour Organization, dikutip oleh Jurnal Ekonomi, Integra, 2018.
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
62
PENGARUH KOMPETENSI KERJA DAN MOTIVASI KERJA
TERHADAP KINERJA KARYAWAN KANTOR CABANG JAKARTA PT MULTI TERMINAL INDONESIA
Yoke Hasbyanto,SE,MM1, Dr.Eddi Supriadi,MM2,Nizmah,ST,MT3
Prodi S2 Manajemen Sumber Daya Manusia, Fakultas Ekonomi, Universitas Surapati [email protected]
ABSTRAK Penelitian ini dapat digolongkan dalam penelitian korelasional yang terdiri atas dua variabel
bebas yaitu kompetensi kerja dan motivasi kerja serta satu variabel terikat yaitu kinerja karyawan.Penelitian dilaksanakan di Kantor Cabang Jakarta PT Multi Terminal Indonesia dengan jumlah sample sebanyak 90 orang yang diambil secara tidak proporsional random sampling.Metode yang digunakan yaitu survei dan teknik analisis data menggunakan uji statistik korelasi dan regresi linier berganda.
Pengujian hipotesis dilakukan pada taraf signifikan 0,05 dan menghasilkan tiga kesimpulan yaitu pertama, terdapat pengaruh signifikan kompetensi kerja terhadap kinerja karyawan dengan t hitung sebesar 8,802 > nilai t tabel sebesar 1,988, selain itu nilai signifikansi t bernilai 0,000 < 0,05. Kedua, terdapat pengaruh yang signifikan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan dengan t hitung sebesar 4,673 > nilai t tabel sebesar 1,988, selain itu nilai signifikansi t bernilai 0,000 < 0,05. Ketiga, terdapat pengaruh yang signifikan kompetensi kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan dengan regresi Y = 20,148 + 0,559 X1 + 0,279 X2 dan nilai F hitung sebesar 103,802 > F tabel sebesar 3,101 dengan signifikansi 0,000 < 0,05.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan dapat ditingkatkan melalui kompetensi kerja dan motivasi kerja karyawan.
Kata Kunci: Kompetensi Kerja, Motivasi Kerja dan Kinerja Karyawan
ABSTRACT This research can be classified in correlational research which consists of two independent
variables, namely work competence and work motivation and one dependent variable, namely employee performance.The study was conducted at the Jakarta Branch Office of PT Multi Terminal Indonesia with a total sample of 90 people taken disproportionately random sampling.The method used is a survey and data analysis techniques using statistical tests of correlation and multiple linear regression.
Hypothesis testing is carried out at a significant level of 0.05 and produced three conclusions, namely, first, there was a significant influence of work competence on employee performance with a t count of 8.802> t table value of 1.988, besides the significance value of t was 0.000 <0.05. Second, there is a significant effect of work motivation on employee performance with t arithmetic of 4.673> t table value of 1.988, besides the significance value of t is 0.000 <0.05. Third, there is a significant influence of work competence and work motivation on employee performance with regression Y = 20,148 + 0.559 X1 + 0.279 X2 and the calculated F value of 103.802> F table of 3.101 with a significance of 0.000 <0.05.
Based on the foregoing, it can be concluded that employee performance can be improved through work competency and employee work motivation.
Keywords: Work Competence, Work Motivation, Performance of Employee 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
63
Sejalan dengan perubahan lingkungan yang ditandai oleh datangnya era digitalisasi, mengakibatkan persaingan semakin ketat. Kondisi tersebut menuntut setiap organisasi lebih professional dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukannya dalam upaya untuk mencapai target-target jangka pendek, maupun jangka panjangnya secara efektif dan efisien.
Untuk mendapatkan hasil kerja yang maksimal dari karyawan tidaklah mudah, karena banyak karyawan yang kurang memahami bidang pekerjaannya, selain itu juga faktor motivasi kerja juga berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Dalam kaitannya dengan ini, manajemen perlu mencari cara agar karyawan bekerja lebih efektif dan efisien agar besarnya jumlah pendapatan yang diperoleh sesuai dengan biaya yang telah dikeluarkan.
Pada dasarnya tidak ada manusia yang dapat melakukan sesuatu dengan tepat, terlebih lagi tanpa bekal pengetahuan, mengingat kemampuan setiap manusia terbatas. Banyak karyawan yang sesungguhnya mampu melakukan sesuatu pekerjaan dengan baik, akan tetapi karena kurang pengetahuan dan keterampilan, maka hasil pekerjaannya menjadi kurang memuaskan dan kurang efisien. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan terhadap pekerjaan dapat disebabkan oleh kurangnya pengalaman, sehingga perlu diberikan pengalaman belajar dalam menduduki dan melaksanakan jabatan tertentu, selain itu pendidikan dan latihan merupakan usaha untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan dalam bekerja dengan kata lain pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki merupakan kompetensi karyawan tersebut untuk dapat mengerjakan sesuatu pekerjaan berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki.
Pada umumnya seorang karyawan dapat mencapai kinerja yang maksimal apabila dalam dirinya ada keinginan dan dorongan untuk bekerja. Keinginan dan dorongan atau biasa disebut dengan motivasi kerja, merupakan faktor penentu bagi seorang karyawan, karena motivasi kerja yang tinggi akan diikuti oleh kinerja yang tinggi pula.
Berdasarkan kenyataan diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian “Pengaruh Kompetensi Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan Kantor Cabang Jakarta PT Multi Terminal Indonesia”..
1.2 Tujuan Penelitian
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :
1. Memperoleh informasi mengenai hubungan antara kompetensi kerja dengan kinerja karyawan di kantor cabang Jakarta PT Multi Terminal Indonesia
2. Memperoleh informasi mengenai hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja karyawan di kantor cabang Jakarta PT Multi Terminal Indonesia
3. Memperoleh informasi mengenai hubungan antara kompetensi kerja dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan kinerja karyawan di Kantor Cabang Jakarta PT Multi Terminal Indonesia
2. DASAR TEORI DAN METODELOGI 2.1 Kompetensi Kerja
Kompetensi kerja yang dikutip oleh Muhammad Busro dalam buku Teori-teori Manajemen
Sumber Daya Manusia edisi pertama tahun 2018 halaman 25, didefinisikan oleh Clark (2007:297) sebagai berikut. “Competency is a knowledge or know how far doing an effective job.” Kompetensi adalah ilmu pengetahuan atau pengetahuan bagaimana mengerjakan pekerjaan secara efektif. Sementara itu, 2.2 Motivasi Kerja
Motivasi kerja merupakan suatu hal yang penting yang sering disinggung oleh pimpinan organisasi, baik secara terbuka maupun terselubung, karena: “job motivation will be able to influence employees’ support for organizational change pursued by a firm” artinya motivasi kerja akan dapat mempengaruhi dukungan karyawan untuk perubahan organisasi yang dilakukan oleh suatu perusahaan (Vithessonthi & Schwaninger, 2008) dikutip oleh Dr. Muhammad Busro dalam buku Teori-teori Manajemen Sumber Daya Manusia (2018: 49).
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
64
2.3 Kinerja Karyawan
Kinerja berasal dari pengertian performance. Adapula yang memberikan pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Prof. Dr. H. Abdul Madjid Latief, MM, M.Pd dalam buku Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Konsep; Aplikasi; Standar dan Penelitian (2019: 22-24) menyimpulkan kinerja merupakan suatu kemampuan kerja atau prestasi kerja yang diperlihatkan oleh seorang karyawan untuk memperoleh hasil kerja yang optimal.
Dengan demikan berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan, kinerja karyawan dapat disintesiskan sebagai pelaksanaan suatu pekerjaan yang telah direncanakan sebelumnya dan penyempurnaan pekerjaan karyawan tersebut sesuai dengan tanggung jawabnya secara legal sehingga dapat mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan oleh organisasi maupun individu serta hasil tersebut tercatat dengan baik sehingga tingkat ketercapaian kinerja yang seharusnya dan hal-hal yang terjadi dapat dievaluasi dengan baik. 2.4 Kerangka Berpikir / Konseptual
: Pengaruh bersama-sama (simultan) : Pengaruh sendiri-sendiri (parsial) 3. METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan organik yang sudah memiliki status
Kompetensi Kerja (X1) :
1. Pengetahuan 1.Pengetahuan dasar yang dimiliki
2.Perhatian terhadap kualitas
3.Efisiensi kerja
2. Keterampilan 1. Keterampilan 2. Profesionalisme 3. Pengalaman
3. Kemampuan 1. Kemauan
mengembangkan kemampuan pribadi
2. Efektivitas 3. Target tepat waktu 4. Menyelesaikan
masalah
Motivasi Kerja (X2) :
1. Motivasi Intrinsik
1. Kesadaran 2. Kebutuhan 3. Harapan
2. Motivasi
Ekstrinsik 1. Pujian 2. Hukuman 3. Harapan
Kinerja Karyawan (Y) :
1. Disiplin 1. Tepat waktu 2. Disiplin kerja 3. Sarana 4. Tanggung
jawab kerja 5. Ketaatan pada
prosedur kerja
2. Hasil Kerja Karyawan
1. Mutu hasil kerja 2. Kepuasan kerja
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
65
PKWTT atau Perjanjian Kerja dengan Waktu Tidak Tertentu di Kantor Cabang Jakarta PT Multi Terminal Indonesia sebanyak 114. Untuk mendapatkan sampel dari populasi yang telah diketahui maka peneliti menggunakan rumus Slovin (Dr.Darwyansyah, M.Pd., M.Si., PhD, dalam buku Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, 2017:107) dan didapatkan sampel sebanyak 90 karyawan. Skala instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert (sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak setuju). 3.2 Uji Validitas dan Reliabilitas
Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu:
a) Teknik analisis deskriptif, digunakan untuk mendeskripsikan variabel Kompetensi Kerja (X1), variabel Motivasi Kerja (X2), dan variabel Kinerja Karyawan (Y) dengan cara melakukan pengukuran dengan menggunakan kuisioner.
b) MSI, digunakan untuk mengubah data ordinal menjadi interval sebagai syarat untuk uji asumsi klasik dan regresi linier berganda.
c) Uji asumsi klasik, pada penelitian ini terdapat empat uji yang dilakukan: Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas, Uji Autokorelasi.
d) Analsisis regresi berganda, untuk mengetahui pengaruh kompetensi kerja dan motivasi kerja secara simultan dan parsial terhadap kinerja karyawan Kantor Cabang Jakarta PT Multi Terminal Indonesia.
e) Uji Hipotesis: Uji F (simultan) dan Uji t (parsial), Koefisien Determinasi (R2)
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden
Responden pada penelitian ini berjumlah 90 sampel, untuk memberikan gambaran mengenai
karakteristik yang menjadi sample dalam penelitian ini, peneliti mengelompokkan berdasarkan usia paling banyak memiliki usia diatas 40 tahun sebesar 37% atau berjumlah 33 karyawan, berdasarkan jenis kelamin paling banyak berjenis kelamin laki-laki sebesar 63% atau berjumlah 57 karyawan, berdasarkan tingkat pendidikan yang lebih banyak berada pada S1 dengan presentase 69% atau sebanyak 62 karyawan, dan berdasarkan lama bekerja terbanyak yaitu karyawan yang telah bekerja sebih dari 5 tahun dengan presentase sebesar 82% atau sebanyak 74 karyawan. 4.2 Analisis Deskriptif
Diskripsi jawaban responden didapat dengan menghitung mean atau nilai rata-rata dari
jawaban responden terhadap masing-masing pertanyaan secara keseluruhan. Untuk mendapatkan rata-rata jawaban responden kemudian digunakan sebuah interval yang dicari dengan rumus:
Dari tabel kualifikasi kriteria penilaian variabel diatas maka dilakukan evaluasi terhadap
jawaban responden untuk masing-masing variabel yang ada, yang dideskripsikan sebagai berikut: 1) Variabel Kompetensi Kerja (X1) mendapatkan kategori “setuju” dengan peroleh interval rata-
rata skor 4,12, artinya bahwa karyawan di Kantor Cabang Jakarta PT Multi Terminal Indonesia sudah memiliki kompetensi yang baik.
2) Variabel Motivasi Kerja (X2) mendapatkan kategori “setuju” dengan memperoleh interval rata-rata skor 3,95, artinya bahwa motivasi karyawan di Kantor Cabang jakarta PT Multi Terminal Indonesia dalam bekerja sudah tinggi.
3) Variabel Kinerja Karyawan (Y) mendapatkan kategori “setuju” dengan memperoleh interval rata-rata skor 4,18, artinya kinerja karyawan di Kantor Cabang jakarta PT Multi Terminal Indonesia tinggi.
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
66
4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik 4.3.1 Uji Normalitas
Model regresi yang baik adalah data distribusi normal atau mendekati normal, untuk
mendeteksi normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik (Ghozali dalam buku Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 22, 2016).
Grafik Uji Normalitas
Sumber : Hasil Olahan SPSS Statistics 22
Berdasarkan Gambar di atas, terlihat bahwa data menyebar mengikuti garis diagonal, dapat dikatakan bahwa data residual regresi berdistribusi normal.
Selain itu, cara mendeteksi normalitas data dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirrnov. Data dikatakan berdistribusi normal apabila tingkat signifikansi > 0,05 (Ghozali dalam buku Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 22, 2016). Di bawah ini adalah hasil uji normalitas residual regresi menggunakan Kolmogorov-Smirnov:
Berdasarakan Tabel tersebut terlihat bahwa besarnya nilai Asymp Sig (2-tailed) sebesar
0,200 lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa residual regresi berdistribusi secara normal.
4.3.2 Uji Multikolinearitas
Berdasakan Tabel di atas, diketahui bahwa nilai tolerance dari setiap variabel bebas di atas 0,10 dan nilai VIF di bawah 10. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas pada model regresi. 4.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Gambar Uji Heteroskedastisitas
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
67
Sumber : Hasil Olahan SPSS Statistics 22
Berdasarkan gambar grafik scatterplots di atas terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas serta
titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model 4.3.4 Uji Autokorelasi
Tabel Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .839a .705 .698 3.66443 1.965
a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja, Kompetensi Kerja
b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Sumber : Hasil Olahan SPSS Statistics 22 Dari tabel di atas, didapatkan nilai Durbin Watson 1,965. Nilai du (k=2 ;n=90) = 1,7026 dan 4-du = 2,2974. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson berada diantara du dan 4-du, sehingga
dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi. 4.4 Analisis Regresi Berganda
Berdasarkan Tabel tersebut, maka pengaruh variabel Kompetensi Kerja (X1), dan Motivasi Kerja (X2) terhadap Kinerja Karyawan(Y) memiliki persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 20,148 + 0,559X1 + 0,279X2
4.5 Uji Hipotesis
4.5.1 Uji F (Simultan)
Berdasarkan Tabel diperoleh nilai F hitung sebesar 103,802 > F tabel sebesar 3,101 (df1 = 2;
df2 = 87) dengan signifikansi 0,000. Nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel dan signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa model regresi signifikan untuk memprediksi
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
68
Kinerja Karyawan. Atau dengan kata lain semua variabel bebas Kompetensi Kerja (X1), dan Motivasi Kerja (X2) secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan (Y).
4.5.2 Uji t (Parsial)
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 20.148 4.420 4.559
.000
Kompetensi Kerja
.559 .064 .614 8.802 .
000
Motivasi Kerja
.279 .060 .326 4.673 .
000
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Sumber : Hasil Olahan SPSS Statistics 22
Berdasarkan Tabel 4.24, diketahui bahwa nilai t hitung variabel Kompetensi Kerja (X1)
sebesar 8,802 > nilai t tabel sebesar 1,988 (df =87). Selain itu, nilai signifikansi t bernilai 0,000 < 0,05, sehingga H01 ditolak dan Ha1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa Kompetensi Kerja (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan (Y).
Berdasarkan Tabel 4.24, diketahui bahwa nilai t hitung variabel Motivasi Kerja (X2) sebesar 4,673 > nilai t tabel sebesar 1,988 (df =87). Selain itu, nilai signifikansi t bernilai 0,000 < 0,05, sehingga H02 ditolak dan Ha2 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa Motivasi Kerja (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan (Y). 4.6 Uji Koefisien Determinasi
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R
Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .839a
.705 .698 3.66443 1.965
a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja, Kompetensi Kerja
b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Sumber : Hasil Olahan SPSS Statistics 22 Berdasarkan Tabel tersebut, terlihat bahwa variabel memiliki nilai koefisien korelasi (R) yang
sangat kuat dengan yaitu sebesar 0,839. Nilai koefisien determinasi (R2) (R Square) sebesar 0,705 yang berarti sebesar 70,5% Kinerja Karyawan (Y) dipengaruhi oleh Kompetensi Kerja (X1), dan Motivasi Kerja (X2), sedangkan sisanya 29,5% dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
1) Kinerja karyawan Kantor Cabang Jakarta PT Multi Terminal Indonesia dipengaruhi oleh
kompetensi kerja karyawannya, hal ini berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa nilai t hitung variabel Kompetensi Kerja (X1) sebesar 8,802 > nilai t tabel sebesar 1,988 (df =87). Selain itu, nilai signifikansi t bernilai 0,000 < 0,05, sehingga H01 ditolak dan Ha1 diterima. Hal ini
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
69
menunjukkan bahwa Kompetensi Kerja (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan (Y).
2) Kinerja karyawan Kantor Cabang Jakarta PT Multi Terminal Indonesia dipengaruhi oleh motivasi kerja karyawannya, hal ini berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa nilai t hitung variabel Motivasi Kerja (X2) sebesar 4,673 > nilai t tabel sebesar 1,988 (df =87). Selain itu, nilai signifikansi t bernilai 0,000 < 0,05, sehingga H02 ditolak dan Ha2 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa Motivasi Kerja (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan (Y).
3) Berdasarkan hasil uji F, diperoleh nilai F hitung sebesar 103,802 > F tabel sebesar 3,101 (df1 = 2; df2 = 87) dengan signifikansi 0,000. Nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel dan signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa model regresi signifikan untuk memprediksi Kinerja Karyawan. Atau dengan kata lain semua variabel bebas Kompetensi Kerja (X1), dan Motivasi Kerja (X2) secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan (Y).
5.2 Saran
1) Bagi perusahaan agar memperhatikan faktor kompetensi kerja bagi karyawannya. Dengan bertambahnya kompetensi kerja akan meningkatkan kinerja karyawan yang pada akhirnya juga akan meningkatkan produktivitas perusahaan. Untuk mewujudkannya disarankan kepada perusahaan agar memperbaiki/meningkatkan atribut-atribut yang mempengaruhi kompetensi kerja karyawan yaitu antara lain:
2) Faktor motivasi kerja juga harus menjadi perhatian, karena motivasi kerja yang tinggi akan meningkatkan gairah kerja karyawan sehingga kinerjanya akan meningkat. Untuk itu Perusahaan dapat memperbaiki/meningkatkan hal-hal berikut dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan, yaitu:
a) Peningkatan kesejahteraan dengan menerapkan imbalan berdasarkan kinerja termasuk penerapan insentif terhadap jasa produksi
b) Perbaikan standar struktur gaji seluruh karyawan c) Penerapan Penilaian Performance Individu (P2I) maupun Penilaian Kerja Bersama
(PKB). d) Inovasi untuk meningkatkan pendapatan perusahaan relevan dengan upaya
merealisasikan program talent-pool yaitu pembentukan sekumpulan kandidat yang dikelompokkan perusahaan sebagai kelompok kandidat yang berkualitas dan bertalenta jika dibandingkan dengan kandidat lainnya, diharapkan hasil dari talent pool tersebut dapat menciptakan produktivitas bagi perusahaan. Tanlent pool
tersebut sekarang ini merupakan salah satu upaya manajemen dalam Rencana Kerja Manajemen tahun 2019.
3) Penelitian ini masih dapat dikembangkan dengan penelitian lain dengan mengubah atau menambah variabel bebasnya, sehingga dapat diketahui faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi secara signifikan terhadap kinerja karyawan.
DAFTAR PUSTAKA Akbar, Milki. 2017. Pengaruh Kompetensi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Kantor
Pusat PT. Perkebunan Nusantara VIII Di Bandung, Bandung. Skripsi: Universitas Pendidikan
Indonesia Busro Muhammad. 2018. Teori-teori Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Prenamedia
Group Darwyansyah. 2017. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Ciputat: Hadja Mandiri Fachreza, Musnadi Said, Majid M. Shabri Abd. 2018. Pengaruh Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja,
Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Dan Dampaknya Pada Kinerja Bank Aceh Syariah Di Kota Banda Aceh, Banda Aceh: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala
Fajrin Istiqomah Qodriani, Susilo Heru. 2018. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening, Malang: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
70
Ghozali Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25, Semarang: Universitas Diponegoro
Ghozali Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 22, Semarang:
Universitas Diponegoro Latief Abdul Majid. 2019. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Konsep, Aplikasi, Standar Dan
Penelitian, Ciputat: Haja Mandiri Mahmood Rahamah, Ong Choon Hee, Ong Shze Yin, Hamli Mohd Syafiq Hanis. 2018. The
Mediating Effects of Employee Competency on the Relationship between Training Functions and Employee Performance, Azman Hashim International Business School, Universiti Teknologi Malaysia: Human Resource Management Academic Research Society (www.hrmars.com)
Priansa Donni Juni. 2017. Manajemen Kinerja Kepegawaian dalam Pengelolaan SDM Perusahaan, Bandung: CV. Pustaka Setia
Ponto Julie. 2015. Understanding and Evaluating Survey Research, Minnesota: Winona State University
Rahayu Julietta Putri Pangestika. 2017. Analisis Pengaruh Kompetensi Dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan, Yogyakarta. Skripsi: Universitas Sanata Dharma
Rahmi Anggita Ulfazia, Wulansari Puspita. 2017. Pengaruh Kompetensi Pegawai Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Kuningan,
Bandung. Skripsi: Universitas Telkom Robescu Ofelia, Georgiana Iancu - Alina. 2016 The Effects of Motivation on Employees Performance
in Organizations, Rumania: Valahia University Sudaryo Yoyo, Aribowo Agus, Sofiati Nunung Ayu. 2018. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Kompensasi Tidak Langsung dan Lingkungan Kerja Fisik, Yogyakarta: ANDI (Anggota IKAPI) Syaifuddin. 2018. Motivasi & Kinerja Pegawai. Pendekatan Riset, Sidoarjo: Indonesia Pustaka Tun Ganyang Machmed. 2018. Manajemen Sumber Daya Manusia. Konsep dan Realita, Bogor: In
Media (Anggita IKAPI)
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
71
PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL
UNIVERSITAS SURAPATI
Tulisan merupakan hasil penelitian, pemikiran, atau kajian analitis-kritis di bidang bimbingan dan
konseling; ekonomi, Teknik dan atau pendidikan ekonomi;. Naskah yang diajukan merupakan hasil
karya ilmiah orisinil, belum pernah diterbitkan dan tidak sedang diterbitkan di tempat lain.
Tulisan menggunakan Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris sepanjang kurang-lebih 15-18 halaman atau
lebih (termasuk gambar dan tabel) dengan ukuran kertas A4 spasi 11/2, dilengkapi Abstrak (spasi 1)
sekitar 150 dengan jumlah kata kunci 3-5 kata atau gabungan kata, jika tulisan dalam Bahasa Indonesia
maka abstrak dalam Bahasa Inggris, dan sebaliknya),
Kepastian tentang dimuat atau tidaknya tulisan akan diberitahukan secara tertulis atau lisan. Tulisan yang
dimuat, akan mendapat imbalan berupa nomor bukti pemuatan sebanyak 2 (dua) eksemplar. Sedangkan
tulisan yang tidak dimuat tidak dikembalikan, kecuali atas permintaan penulis.
JUDUL (12pt, bold, centered)
Judul ditulis maksimal 12 kata (bahasa Indonesia), 8 kata (bahasa Jerman), 10 kata (bahasa Inggris): harus
mencerminkan isi artikel dan harus menghindari kata-kata “umum” (telaah, analisis, studi, pengaruh, peran);
bisa dibuatkan anak judul agar tidak terlalu panjang
(kosong, 1 spasi tunggal, 12 pt)
Nama Penulis (12 pt, bold, centered)
(Penulis Pertama, Penulis Kedua dan atau Penulis Ketiga, 12pt)
Nama Program Studi, Fakultas dan Universitas
(kosong, 1 spasi tunggal, 12 pt)
E-mail : [email protected]
(kosong, 2 spasi tunggal, 12 pt)
ABSTRAK (11 pt, bold, centered)
(kosong, 1 spasi tunggal, 11 pt)
untuk naskah dalam bahasa Indonesia, abstrak ditulis dalam bahasa Inggris (atau sebaliknya) dengan jenis
huruf Times New Roman (italic). Abstrak merupakan ringkasan tujuan, isi dan kesimpulan dari naskah yang
tidak melebihi dari 150 kata dalam 1 paragraf.
(kosong, 1 spasi tunggal, 12 pt)
Keywords: maksimum 5 kata kunci ditulis dalam bahasa Inggris (11 pt, italic)
(kosong, 2 spasi tunggal, 11 pt)
PENDAHULUAN (12 pt, bold)
(kosong, 1 spasi tunggal, 11 pt).
Pendahuluan merupakan uraian pokok permasalahan sehubungan dengan penelitian dan sekaligus memuat
parameter/metode yang digunakan, serta tujuan penelitian. Pada hakikatnya, pendahuluan adalah argumentasi
tentang sesuatu masalah yang teridentifikasi.
JIMNAS , Vol.1 No.2, Oktober 2019 2019
72
(kosong, 1.5 spasi tunggal, 12 pt)
METODE
(kosong, 1 spasi tunggal, 12 pt)
Berisikan kupasan, analisis, argumentasi, komparasi, keputusan, pendirian, atau sikap kita terhadap masalah
yang kita bahas
(kosong, 1.5 spasi tunggal, 12 pt)
HASIL DAN PEMBAHASAN (12 pt, bold)
(kosong, 1 spasi tunggal, 11 pt)
Berisikan kupasan, analisis, argumentasi, komparasi, keputusan, pendirian, atau sikap kita terhadap masalah
yang kita bahas.
(kosong, 1.5 spasi tunggal, 12 pt)
SIMPULAN DAN SARAN (12 pt, bold)
(kosong 1 spasi tunggal, 11 pt)
Penutup/simpulan merupakan jawaban hipotesis atau perumusan masalah, yang disusun berdasarkan fakta
(bukan yang tersirat), dirumuskan secara ringkas dan cermat, dinyatakan dengan tegas tanpa embel-embel kata
“mungkin”, “kiranya”, atau “tampaknya”. Pada hakikatnya, penutup/simpulan mengacu pada populasi atau
konteks tertentu yang tidak berlaku secara universal.
Saran, berintikan hal-hal yang bertalian dengan pelaksanaan atau hasil penelitian. Saran harus logis dan sahih,
memenuhi segi-segi praksis, serta ditujukan kepada orang, lembaga, atau pihak yang berwenang
melaksanakannya.
(kosong 1.5 spasi tunggal, 12 pt)
DAFTAR RUJUKAN (12 pt, bold)
(kosong 1 spasi tunggal, 11 pt)
Daftar pustaka yang benar-benar dirujuk dalam naskah. Penyusunannya dilakukan berdasarkan abjad dan
disesuaikan dengan gaya yang telah dikenal secara umum: Gaya Chicago, Gaya Harvard, Gaya Vancouver,
Gaya Leicester University, Gaya Monash University atau seperti contoh berikut :
Craton, M. and G. Saunders. 1992. Islanders in the Stream: A History of the Bohemian People. Athens:
University of Georgia Press.
Herring, G. 1998. The Beguiled: Misogynist Myth or Feminist Fable? Literature Film Quaterly 26 (3): 214-
219.
Yin, Sandra. 2003. Color bind. American Demographics 25, (7): 22-26. Academic Search Premier, via
Galileo, http://www/galileo.usg.edu.
Lampiran / Ilustrasi / Tabel
(kosong 1 spasi tunggal, 11 pt)
Lampiran/ilustrasi/tabel hanya digunakan jika benar-benar diperlukan, diletakkan sebelum Daftar
Acuan/Reference. Lampiran/ilustrasi dibuat dalam format file gamabr (*.jpg, *.tif, *.bmp). Jika terdapat lebih
dari satu, maka, diurut sesuai penomeran. Persamaan yang ditampilkan diberi nomor sebagai (A.1), (A.2) dan
seterusnya.
(kosong 1 spasi tunggal, 11 pt)
JIMNAS , Vol.1, April 2019