-
7/26/2019 Walimatul Hamli _ Ahlussunah Wal Jama'Ah - Aswaja
1/3
Di kalangan masyarakt jawa khususnya yang ada di pedesaan masih dilestarikan suatu tradisi
apabila si perempuan hamil maka keluarganya mengadakan selamatan/walimahan, mereka
menyebutnya tingkepan, sementara para santri menyebutnya walimatul hamli.
Kata tingkepan/tingkep berasal dari bahasa daerah/jawa : sing dienti-enti wis mathuk
jangkep(yang ditunggu-tunggu sudah hampir sempurna). Waktu pelaksanaan selamatan tingkepan
ini antara daerah satu dengan daerah lain tidak sama. Di sebagian daerah dilaksanakan pada saat
usia janin empat bulan, sedangkan di daerah lain dilaksanakan pada saat usia janin tujuh bulan.
Dalam upacara tingkepan yang mereka anggap sakral itu dihidangkan beberapa jenis menu
makanan khas, di samping itu disajikan juga secama sesajen yang beraneka ragam.
Apakah upacara tingkepan (walimatul hamli) ini termasuk salah satu amalan sunnah atau
tidak? Ada dalil dari hadits nabi atau pendapat ulama salaf atau tidak? Persoalan inilah yang
menjadi faktor penyebab timbulnya pro dan kontra antara kelompok muslim yang satu dengan
kelompok muslim yang lain. Sebagian dari kelompok muslim di Indonesia ada yang apriori, tidak mau
malakukan bahkan ada yang bersikap ekstrim menolak dan berusaha untuk memberantasnya.
Mereka berargumentasi bahwa tradisi tersebut termasuk adat istiadat jahiliyah (salah satu
peninggalan Budha klasik). Oleh karena itu tidak pantas hal tersebut diamalkan oleh umat muslim.
Mereka mengemukakan sebuah dalil berupa hadits Nabi saw. :
Artinya :
Manusia yang paling dibenci oleh Allah ada tiga :
1.Orang yang melakukan pelanggaran di tanah haram;
2.Orang yang sudah memeluk Islam, akan tetapi masih mengamalkan tradisi kaum jahiliyah;
3.Orang yang menuntut darah orang lain agar orang lain itu dialirkan darahnya (yakni menuntut
hukum bunuh tanpa alasan yang benar).
Adapun kelompok sunni (umumnya warga nahdliyin) menyikapi budaya tingkepan ini dengan
fleksibel/lentur, mau menerima tidak apriori mau melakukan bahkan melestarikannya, namun tidak
serta-merta menerimanya secara total, akan tetapi bertindak selektif, yang dilihat bukan tradisi
atau budayanya tetapi nilai-nilai yang dikandungnya.
Sebagaimana di sebut di awal bahwa dalam upacara tingkepan -biasanya dilakukan oleh
orang awam- itu ada hidangan khusus dan ada lagi sajian lain. Jika hal itu tidak dipenuhi -menurut
kepercayaan mereka- akan timbul dampak negatif bagi ibu yang sedang hamil atau janin yang
dikandungnya. Hidangan atau sajian dimaksud antara lain :
1.Nasi tumpeng;2.
Panggang ayam;
3.Buceng/nasi bucu tujuh buah;
4.Telur ayam kampung yang direbus tujuh butir;
5.Takir pontang yang berisi nasi kuning;
6.Nasi liwetyang masih dalam periok;
7.
Rujak, yang bahannya dari beraneka ragam buah-buahan;
8.Pasung yang dibungkus daun nangka;
9.Cengkir(buah kelapa gading yang masih muda).
10.
Sehelai daun talas yang diberi air putih;11.
Seser(alat jaring untuk menangkap ikan);
12. Sapu lidi;
13. Pecah kendi di halaman rumah;
14. Dan lain-lain.
-
7/26/2019 Walimatul Hamli _ Ahlussunah Wal Jama'Ah - Aswaja
2/3
Dengan melihat praktek dalam acara tingkepan yang demikian itu, maka wajarlah kiranya ada
kelompok yang besikeras, seratus persen menolaknya.
Bagi kelompok yang setuju, tidak langsung menolaknya, akan tetapi dengan sikap selektif dan
akomodatif, mereka menerima pelaksanaan acara selamatan tingkepan asalkan di dalamnya tidak
ada hal-hal yang berseberangan dengan syariat (hal yang haram) dan tidak pula merusak akidah
(berbau syirik).
Shahibul walimah seharusnya mengerti bahwa :
1.Semua yang dihidangkan, baik yang berupa makanan yang dimakan di tempat atau yang berupa
berkatan jangan diniati yang bukan-bukan, akan tetapi berniatlah menjamu para tamu dan
bersedekah dengan harapan semoga dengan wasilahshadaqah ini, Allah SWT. memberikan
keselamatan kepada segenap anggota keluarga, khususnya janin yang berada dalam kandungan
serta sang suami dan isteri yang sedang mengandung (selameto ingkang dipun kandut,
selameto ingkang ngandut lan selameto ingkang ngandutaken).
Bagi kita semua pasti sudah sama-sama faham bahwa yang namanya shadaqah dengan segala
macam bentuknya asalkan dengan niat yang ikhlas dan bahan-bahannya halal, secara umum
Rasulullah SAW. sangat menganjurkannya dan beliau jelaskan pula fadlilahnya, sebagaimanasabda beliau :
a.
Hadits riwayat Imam Rafii :
Artinya :
Setiap sesuatu itu ada alat pencucinya, pencuci untuk rumah/tempat tinggal adalah
menjamu para tamu. (HR. Imam Rafii).
b.Hadits riwayat Imam Thabarani :
Artinya :
Besedekah itu bisa menutup tujuh puluh macam pintu keburukan. (HR. Imam Thabarani).
c. Hadits riwayat imam Khatib :
Artinya :
Bersedekah itu bisa menolak tujuh puluh macam mala petaka/bala. (HR. Imam Khatib)
2. Walimatul hamli/selamatan tingkepan adalah salah satu wujud tahadduts bin nimahyakni
memperlihatkan rasa syukur atas kenikmatan/ kegembiraan yang dianugerahkan oleh Allah SWT.
berupajabang bayiyang berada dalam janin yang selama ini menjadi dambaan pasangan suamidan isteri.
Ulama salaf memfatwakan : setiap ada suatu kenikmatan/kegembiraan disunatkan mengadakan
selamatan/bancaan mengundang sanak tetangga dan teman-teman sebagaimana yang ditulis
oleh syaikh Abd. Rahman Al-Juzairi dalam kitabnya al-fiqhu alal madzahibil arbaah juz II hal.
33 :
Artinya :
Ulama Syafiiyyah (pengikut madzhab Syafii) berpendapat : disunatkan membuat makanan
dan mengundang orang lain untuk makan-makan, sehubungan dengan datangnya suatu
kenikmatan/kegembiraan, baik itu acara temantenan, khitanan, datang dari bepergian dan lain
sebagainya.
-
7/26/2019 Walimatul Hamli _ Ahlussunah Wal Jama'Ah - Aswaja
3/3
Wal-hasil, para warga yang hendak mengadakan walimatul hamli sudah barang tentu harus menatahatinya dengan niatan yang benar dan mempunyai sikap arif dan bijak dalam memilih dan memilahdi antara beberapa hidangan dan sajian tersebut, mana yang bisa diselaraskan dengan syariat danmana yang tidak, mana yang masih dalam koridor akidah islamiyah dan mana yang tidak.