Download - Waspada Dengan Pemimpin BERACUN
Ahmad Madu
SEBUAH INSPIRASI UNTUK HIDUP LEBIH BAHAGIA.
CHAPTER -5:
WASPADA DENGAN PEMIMPIN BERACUN
Mengawali tahun 2016, saya awali den-
gan membaca sebuah buku yang luar
biasa karya The Best EQ Trainer Indone-
sia, Anthony Dio Martin. Dalam bu-
kunya ada ulasan mengenai curhatan
dari beberapa peserta trainingnya. Ti-
dak jauh-jauh curhatannya yaitu soal
pemimpin di tempat kerja. Rasanya
sampai hari kiamat tiba curhatan ini
masih menjadi trending topic bagi ka-
langan karyawan yang saya sebut bari-
san sakit hati.
Berikut cuplikan curhatannya :
“Atasan saya adalah manusia ber-
muka dua. Di depan saya dia baik-baik
saja, seolah pengertian dan menden-
garkan. Tapi.. semua curhat dan cerita
saya lantas diceritakan kepada teman-
teman yang lainnya. Bahkan kisah saya,
semuanya juga di ungkapkan ke teman-
1
teman sehingga saya merasa malu dan
jadi bahan omongan. Padahal saya su-
dah meminta atasan saya untuk mera-
hasiakannya, dan dia setuju. Belum lagi
kalau di depan saya dia memberikan
janji yang muluk-muluk dan tampak be-
gitu empati. Tapi ujung-ujungnya dia ti-
dak pernah sungguh-sungguh memper-
juangkan kami ketika masalah membe-
lit kami”
Curhatan Berikut-
nya :
“Saya sedang
sakit dan sem-
pat dibawa ke ru-
mah sakit. Tapi
tiba-tiba si Bos tel-
pon dan bertanya, ‘Data pegawai yang
akan ikut training kayanya belum
masuk deh, besok kamu akan masuk
nggak?’”
“Saya diminta membuat laporan oleh
atasan. Dan saya sudah membuat se-
suai dengan keinginannya. Saya pun
mengkonfirmasikan hasil kerja saya
apakah sudah sesuai atau belum, tapi
dia jawab sudah pokoknya beres. Eh, be-
sok nya marah-marah karena ada data
yang belum dimasukin”
Di atas adalah beberapa curahan hati
para bawahan yang tergolong barisan
sakit hati. Hmm.. termasuk kisah tragis,
kelihatan sekali bahwa si pimpinan ter-
masuk dalam tokoh antagonis!
Tahukah Anda bahwa data-data
soal bos maupun atasan ti-
daklah makin meng-
gembirakan dari ta-
hun ke tahun. Di
Inggris, 1 dari 4
b o s tergolong bermasa-
l a h . Sementara, di Norwe-
gia, 1 dari 5 bos tergolong sulit. Lalu ba-
gaimana dengan Indonesia? Hehehe..
Sayang, saya tidak punya datanya.
Namun demikian, pengaruh bos kita di
kantor bisa berdampak hingga kepada
kesahatan fisik dan mental loh. Misal-
kan saja, sebuah studi di Swedia sam-
pai mengatakan bahwa Bos baik
menurunkan sekitar 39% penyakit jan-
tung!
Nah, mari kita lihat mengenai hasil sur-
vey yang dilakukan oleh Neirenberg
2
Group dan New York University ke-
pada beberapa karyawan. Berikut data
nya :
• 30% karyawan mengatakan apa
yang dilakukan oleh pimpinannya sia-sia
dan tidak memberikan dampak buat
mereka
• 86% men-
gatakan pimpi-
nan mereka ti-
dak capable dan
t idak mampu
m e n g e l o l a
mereka
• Karyawan
merasa, kurang
dari 50% pimpi-
n a n m e r e k a
yang betul-betul mampu dan bisa me-
motivasi mereka
• Dan, karyawan tidak mau mem-
berikan umpan balik karena :”takut” (ta-
kut pembalasan, takut bosnya tidak ter-
ima, takut dicuekin, takut menghambat
karir atau takut salah persepsi)
Di sisi lain sebuah penelitian oleh Gallup
di tahun 2007 menunjukkan bahwa
ternyata 24% karyawan yang di survey
punya keinginan untuk memecat
bosnya, kalau mereka punya kesem-
patan dan Tuhan ijinkan..hehe! Hm… ini
menunjukkan betapa banyaknya bos
yang beracun atau istilah dari Anthony
Dio Martin, The Best EQ Trainer Indone-
sia menyebutnya si toxic leader. Se-
orang pemimpin yang mem-
bangkitkan aura negatif
baik bagi tim maupun or-
ganisasi.
Nah, semoga saja, teman-
teman tidak menjadi kor-
ban toxic leader atau Anda
yang sudah menjadi leader
tidak termasuk kepada
golongan si toxic leader.
Berbicara tentang para leader yang
beracun, saya menjadi tertarik untuk
menulis artikel tentang keberadaan si
toxic leader. Ciri-ciri keberadaannya
pasti banyak, hanya saya akan memba-
has 1 saja yang sering saya jumpai
deh.. hehehe..
“BERHATI-HATILAH JIKA PERFORM-
ANCE KERJA MENURUN! BERARTI
DI TEMPAT ANDA HARUS WAS-
3
PADA, JANGAN-JANGAN SUDAH
ADA SI TOXIC LEADER”
Jadi meski awalnya kinerja tim tampak
baik, hasil akhirnya tetaplah akan mem-
buruk. Masalahnya, si leader beracun
ini senang mengejar kuantitas dan ti-
dak terlalu memperhatikan kualitas
pekerjaannya.
Sayangnya, tak
j a r a n g p i h a k
manajemen jus-
t r u m e m u j i
kinerja si toxic
leader ini karena
hasil luar bias-
anya bisa dicapai
dalam waktu sing-
kat. Manajemen
tidak tahu kalau hasil itu di capai den-
gan menelan banyak korban dan teka-
nan psikologis di antara karyawan.
Pertanyaannya adalah apakah hal yang
dilakukan seorang pemimpin yang mem-
buat kinerja jadi turun? Yang jelas, ka-
lau saya perhatikan ada 3 perilaku
“SOK” yang membuat seorang
pemimpin membuat kinerja tim jadi
menurun.
PERTAMA, SOK TAHU!
Ketika pimpinan sok tahu, perilakunya
adalah tidak mau mendengarkan dan
tidak mau menerima masukan. Tapi
mengharapkan anak buahnya produktif.
Tatkala rapat ia selalu bilang kepada ba-
wahannya, “Ayo kasih pendapat!” hehe
itu sebuah formalitas saja. Ujung-
ujungnya ide dialah yang dipakai. Jadi,
bawahannya pun ma-
las untuk memberi-
kan ide karena pada
akhirnya ide mereka
pun tidak akan dijadi-
kan bahan pertimban-
gan keputusan.
KEDUA, SOK SIBUK
Di kantor, ia tidak
punya waktu untuk mendengarkan dan
tidak ada waktu untuk mengembang-
kan orang. Jadi, selalu tampak sibuk
bahkan tidak pernah nongol untuk
bersama-sama dengan timnya. Hanya
kalau ada urusan darurat, dan masalah
besar, barulah dia muncul. Itupun
karena ia merasa perlu memarahi
orang..haha.. Jadi, tampaknya sibuk
4
sekali, tetapi dia tidak pernah tahu apa
yang dia hasilkan.
KETIGA, SOK HEBAT
Kadangkala, seorang leader yang ber-
acun tidak suka pada persaingan. Ia
merasa dirinya hebat sendiri dan
sampai-sampai, orang lain seakan-akan
adalah pelengkap.
Karena itu, tidak
mengherankan,
seorang leader
beracun tidak per-
nah mengapresi-
asi hasil kerja
anak buahnya. Se-
baliknya, ketika
ada hasil yang ba-
gus, ia mengaku
sebagai hasil kerjanya. Akibatnya, orang
pun jadi malas untuk perform dan
menunjukkan hasil paling bagus. Se-
mua orang jadi berpikir, “buat apa?”
Toh bagus atau tidak, hasilnya sama
saja. Malahan, dengan sikap sok hebat
ini, anak buahnya jadi sengaja mem-
buat kesalahan ataupun membuat ha-
silnya berantakan untuk ngerjain si atas-
annya hehehe.
Selanjutnya saking hebatnya si atasan,
dia bisa memberikan ide yang begitu
banyak, dan memberi keputusan dalam
waktu singkat tapi selalu berubah-ubah.
Wihhh….. bisa-bisa banyak yang kena
penyakit jantung, pura-pura pingsan
dan mendadak lupa ingatan deh kalau
ada atasan begini. Mungkin saking he-
b a t n y a y a . .
hohoho..pertama harus
begini, tiba-tiba harus be-
gitu, tadinya “A” eh tiba-
tiba “B”.
Nah, jika sahabat sudah
menjadi korban si leader
beracun, saran saya ada-
lah NEVER FIGHT with
Toxic Leader ini. Artinya,
jangan melawan apalagi
terang-terangan bermusuhan dengan
si leader beracun.
Alasannya cukup sederhana, “Ingat! Dia
tetaplah pimpinan dan memegang otori-
tas atas nasib Anda”. Jadi, sikap Anda
yang memusuhinya bisa-bisa justru jadi
penghambat karier Anda sendiri. Kecu-
ali…….. Anda sudah tidak terlalu peduli
dengan karier Anda atau sudah
5
memikirkan keluar dari tempat Anda
bekerja saat ini.
Saran saya agar Anda bisa mengha-
dapi toxic leader, Pertama terus lah
bangun Credibility. Karena jika dia
merasa bahwa kredibil itas anda
kurang, masukan Anda, ataupun perla-
wanan Anda akan segera dipatahkan-
nya. Bahkan dia juga merasa b a h w a
apapun yang anda la- k u-
kan tidak akan ada
gunanya. Sebab,
Anda tidak punya
h a r g a l a g i d i
matanya . Ke-
dua, Soal Abal-
ity Anda. Mak-
sudnya sulit un- t u k
membuat dia bertau- bat kalau
performance Anda buruk. Salah-salah,
waktu Anda berusaha memberi masu-
kan kepadanya, nanti dia bilang, “Eh gak
usah ngomongin soal saya deh, lihat
saja dirimu sendiri, kerjaan yang seta-
hun yang mesti kamu selesaikan aja
kaga kelar-kelar, eh sekarang malah
mau ngurusin saya”
Dan akhirnya, bila tidak satu pun jurus
diatas yang berhasil, Anda sekarang
punya dua pilihan. Bila Anda mempun-
yai alasan pribadi untuk tetap bekerja di
perusahaan tersebut (entah karena
mencintai pekerjaan Anda, bisa belajar
banyak di perusahaan ini, menyukai
teman-teman kerja), bertahanlah dan
sedapat mungkin acuhkan atasan Anda
t a n p a menghilangkan komuni-
k a s i dengannya. Pilihan
l a i n adalah berhenti dari
s itu. Ingat, hidup terlalu
s i n g- kat untuk berurusan
dengan penyimpan-
gan –penyimpan-
gan dunia kerja
seperti yang Anda ha-
dapi!
Semoga bermanfaat ya sahabat, se-
moga keberkahan selalu menyertai
Anda dalam bekerja dan kesabaran se-
lalu ada di hati Anda dalam mengha-
dapi si toxic leader.
Have A Great Day!
Ahmad Madu
6