I. TUJUAN
Mengetahui dampak dari bakteri Listeria monocytogenes terhadap pangan dan kesehatan manusia.
II. ISI
Kenampakan mikroskopik Listeria adalah ukurannya kecil, termasuk bakteri gram positif, berbentuk batang yang terkadang berbentuk rantai pendek. Sel yang panjang menyerupai corynebacteria. Listeria adalah bakteri tanah yang menghasilkan flagella sebagai alat gerak. Aktivitas hemolitik dalam darah digunakan untuk membedakan Listeria monocytogenes dengan spesies Listeria yang lain, namun karakteristik biokimia tetap dibutuhkan untuk mengetahui perbedaan diantara spesies Listeria.
Kingdom : Bacteria
Phyllum : Firmicutes
Classis : Bacilli
Ordo : Bacillales
Familia : Listeriaceae
Genus : Listeria
Species : Listeria monocytogenes
II.1 Struktur dan Gambar Listeria monocytogenes
L. monocytogenes mempunyai dinding sel yang tipis. Dinding selnya terpisah dari membrane plasma dan dibatasi oleh sebuah ruang. Di dalam ruang ini terdapat struktur-struktur vesicular kecil. Sel L.monocytogenes mempunyai banyak organel membran intrasitoplasmik yang kemudian disebut mesosom. Pada umumnya, sitoplasma sel dibungkus oleh granula dengan berbagai variasi ukuran yang akan mengaburkan struktur sitoplasmik. Fibrillar nucleoplasm umum dijumpai pada bagian tengah dari batang L.monocytogenes.
Listeria monocytogenes Transmission EM.
© 2008 Kenneth Todar, PhD
http://www.textbookofbacteriology.net/Listeria.html
II.2 Daur Hidup Listeria monocytogenes
http://wwwex.physik.uni-ulm.de/marti/Dox_sem_2001/thermo-motor/HighlightListeria%20steps.htm
Daur hidup dari L.monocytogenes nampak pada gambar di atas. Sebagai bagian dari pertahanan normal sel inang terhadap infeksi, sel darah putih (macrophages) memakan Listeria (fagositosis) untuk membunuh bakteri tersebut. Meskipun demikian, Listeria akan membentuk enzim spesifik untuk membantunya lolos dari “perut” sel (lisosom) dan masuk ke sitoplasma. Listeria menghindar dari sistem imunitas dengan tumbuh dalam sitoplasma sel inang.
Setelah masuk ke sel sitoplasma sel inang, Listeria segera mengumpulkan protein dari sel inang untuk membentuk ekor yang menyerupai roket (rocket-like tails) yang mengandung F-actin. Ekor F-aktin ini menggerakkan bakteri ke seleruh sitoplasma. Ketika bertemu dengan membran luar sel, Listeria akan merusak bentuk dari membrane dan akan berusaha menginfeksi sel-sel yang lain. Bakteri kemudian akan mengatur perlindungan dari membrane luar sel inang. Tidak lama kemudian, sel inang akan penuh dengan bakteri dan pecah. Sel-sel yang berdekatan dengan sel inang tersebut kemudian terinfeksi,
Mammalian cell infected with Listeria monocytogenes. DNA is blue, actin is green, and the actin-binding protein is red.
From University of California at Berkeley.
http://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Listeria
II.3 Cara Hidup Listeria monocytogenes
Bakteri ini dapat ditemukan di tanah, perairan yang tercemar kotoran, silase (pakan hijau yang difermentasi), kotoran hewan (1-10% manusia juga pembawa bakteri ini didalam ususnya) dan pupuk kandang. Makanan yang sering dikaitkan dengan bakteri ini adalah susu mentah, susu yang pasteurisasinya kurang benar, keju (terutama keju lunak), es krim, sayuran mentah, sosis fermentasi, daging merah, unggas dan ikan mentah, daging unggas yang sudah dimasak dan ikan asap.
Listeria monocytogenes tidak membentuk spora dan termasuk bakteri yang tidak bercabang. Bakteri ini tidak berkoloni dan terkadang nampak berupa rantai pendek. Listeria dapat memproduksi ATP (Adenosin Triphosphat) melalui rantai respirasi dan memiliki beberapa jalur untuk fermentasi. Hal ini membuktikan Listeria termasuk bakteri anaerob fakultatif, Listeria termasuk bakteri pathogen interseluler yang dalam menggunakan actin filaments di dalam sel inang untuk bergerak.
Suhu optimum pertumbuhan Listeria monocytogenes berkisar antara 300-370C, tetapi masih dapat tumbuh pada suhu rendah hingga 30C.Oleh karena dapat tumbuh pada suhu rendah hingga 30C maka bakteri ini bisa berkembang biak dalam makanan yang disimpan di kulkas. Motil pada suhu 25oC, non-motil pada 35oC. Listeria juga tahan terhadap lingkungan yang ekstrim, contohnya lingkungan dengan konsentrasi garam yang tinggi, pH yang tinggi, dan temperature tinggi. Batas tumbuh bakteri adalah pada aw 0.92 – 0.93. Tahan hidup 40 hari penyimpanan pada suhu 25oC dalam hasil laut dengan kadar air rendah (2.0 – 2.35%). Kisaran pH pertumbuhan bakteri cukup luas yaitu 9.2 (maksimal) dan terendah 4.6 – 5.0. Desinfektan yang efektif menghilangkan L. monocytogenes adalah natrium hipoklorit, yodium, peroksida, amonium kuaterner. Dekontaminasi pada sayuran minimum pada konsentrasi klorin 200 ppm.
Makanan yang dimasak, dipanaskan dan disimpan dengan benar, aman dikonsumsi karena bakteri ini mati pada suhu 75°C. Resiko terbesar adalah kontaminasi silang (jika makanan yang sudah dimasak bersentuhan dengan bahan mentah/peralatan yang terkontaminasi
Table 1. Prevalence of L.monocytogenes in vacuum packed, cold cooked salmon
Level of Contamination (cfu/g)
% positive (no positive)
Immediately after processing (n=111)
End of commercial self-life (3-8 weeks at 5 C) (n=121)
< 10
18%
11%
10-100
6%
16%
100-1000
0
1,7%
1000-10000
0
2,5%
total
24%
31%
n=number of packed examined
(Martin dkk, 1997)
II.4 Infeksi Listeria monocytogenes
Listeriosis adalah infeksi serius yang disebabkan oleh pengkonsumsian makanan yang terkontaminasi bakteri Listeria monocytogenes. Walaupun ada berbagai tipe Listeria, kebanyakan kasus listeriosis disebabkan oleh Listeria monocytogenes. Listeria ditemukan pada tanah dan air. Sayur-sayuran dapat terkontaninasi dari tanah ataupun dari pupuk yang diberikan. Hewan dapat membawa bakteri ini tanpa menampakkan tanda-tanda sakit dan dapat mengkontaminasi sumber makanan yang berasal dari hewan, seperti daging dan produk dari susu. L. monocytogenes dikaitkan dengan makanan seperti susu mentah, susu yang proses pasteurisasinya kurang benar, keju (terutama jenis keju yang dimatangkan secara lunak), es krim, sayuran mentah, sosis dari daging mentah yang difermentasi, daging unggas mentah dan yang sudah dimasak, semua jenis daging mentah, dan ikan mentah atau ikan asap. Kemampuannya untuk tumbuh pada temperatur rendah hingga 3°C memungkinkan bakteri ini berkembang biak dalam makanan yang disimpan di lemari pendingin. Listeria dapat dihilangkan dengan pasteurisasi dan pemasakan.
Gejala listeriosis termasuk septicemia (infeksi pada aliran darah), meningitis (radang selaput otak) atau meningoencephalitis (radang pada otak dan selaputnya), encephalitis (radang otak), dan infeksi pada kandungan atau pada leher rahim pada wanita hamil, yang dapat berakibat keguguran spontan (trimester kedua/ketiga) atau bayi lahir dalam keadaan meninggal. Kondisi di atas biasanya diawali dengan gejala-gejala seperti influenza, antara lain demam berkepanjangan. Dilaporkan bahwa gejala-gejala pada saluran pencernaan seperti mual, muntah, dan diare dapat merupakan bentuk awal dari listeriosis yang lebih parah, namun mungkin juga hanya gejala itu yang terjadi. Secara epidemiologi, gejala pada saluran pencernaan berkaitan dengan penggunaan antasida atau cimetidine (antasida dan cimetidine merupakan obat-obatan yang berfungsi menetralkan atau mengurangi produksi asam lambung). Waktu mulai timbulnya gejala listeriosis yang lebih parah tidak diketahui, tetapi mungkin berkisar dari beberapa hari sampai tiga minggu. Awal munculnya gejala pada saluran pencernaan tidak diketahui, tetapi mungkin lebih dari 12 hari.
Dosis infektif L. monocytogenes tidak diketahui, tetapi diyakini bervariasi menurut strain dan kerentanan korban. Dari kasus yang disebabkan oleh susu mentah atau susu yang proses pasteurisasinya kurang benar, diduga kurang dari 1000 organisme dapat menyebabkan penyakit pada orang-orang yang rentan. L. monocytogenes dapat menyerang epithelium (permukaan dinding) saluran pencernaan. Sekali bakteri ini memasuki sel darah putih (tipe monocyte , macrophage , atau polymorphonuclear ) dalam tubuh korbannya, bakteri ini masuk ke aliran darah (septicemia) dan dapat berkembang biak. Keberadaannya di dalam sel fagosit memungkinkannya memasuki otak, dan pada wanita hamil, mungkin masuk ke janin melalui plasenta. Sifat patogenik L. monocytogenes berpusat pada kemampuannya untuk bertahan dan berkembang biak di dalam sel fagosit korbannya.
Populasi yang rentan pada listeriosis yaitu:
· wanita hamil/janin – infeksi perinatal (sesaat sebelum dan sesudah kelahiran) dan neonatal (segera setelah kelahiran);
· orang yang system kekebalannya lemah karena perawatan dengan corticosteroid (salah satu jenis hormon), obat-obat anti kanker, graft suppression therapy (perawatan setelah pencangkokan bagian tubuh, dengan obat-obat yang menekan sistem kekebalan tubuh), AIDS;
· pasien kanker – terutama pasien leukemia;
· lebih jarang dilaporkan – pada pasien penderita diabetes, pengecilan hati ( cirrhotic ), asma, dan radang kronis pada usus besar ( ulcerative colitis );
· orang-orang tua;
· orang normal—beberapa laporan menunjukkan bahwa orang normal yang sehat dapat menjadi rentan, walaupun penggunaan antasida atau cimetidine mungkin berpengaruh. Kasus listeriosis yang pernah terjadi di Swiss, yang melibatkan keju, menunjukkan bahwa orang sehat dapat terserang penyakit ini, terutama bila makanan terkontaminasi organisme ini dalam jumlah besar.
Listeriosis hanya dapat didiagnosis secara pasti dengan cara membiakkan organisme ini dari darah, cairan cerebrospinal (cairan otak dan sumsum tulang belakang), atau kotoran (walaupun untuk kotoran, sulit dilakukan dan terbatas kegunaannya), cairan ketuban, dan pembiakan air kemih.
Domba ysng mengalami Listeriosis
Bayi yang mengalami Listeriosis
http://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/listeria-monocytogenes-ancaman_bagi_si_jabang_bayi2.pdf
SHAPE
II.5 Cara Pencegahan Listeria monocytogenes
Pencegahan secara total mungkin tidak dapat dilakukan, namun makanan yang dimasak, dipanaskan dan disimpan dengan benar umumnya aman dikonsumsi karena bakteri ini terbunuh pada temperatur 75°C. Resiko paling besar adalah kontaminasi silang, yakni apabila makanan yang sudah dimasak bersentuhan dengan bahan mentah atau peralatan (misalnya alas pemotong) yang terkontaminasi.
Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk meminimalisasi kesempatan terjangkit listeriosis:
1. Konsumen
· Membaca dan mengikuti semua label dan instruksi yang tertera pada kemasan makanan dalam penyimpanan dan penyiapan bahan makanan tersebut.
· Setelah selesai mengolah makanan, khususnya bahan mentah seperti daging dan ikan, bersihkan seluruh permukaan yang digunakan selama pengolahan.
· Untuk menghindari kontaminasi silang, bersihkan semua pisau, alas untuk memotong, dan peralatan yang digunakan untuk mengolah bahan mentah sebelum digunakan kembali.
· Mencuci buah dan sayur sebelum dimakan.
· Menaruh makanan yang tidak tahan lama pada refrigerator atau bahkan dibekukan.
· Untuk menghilangkan es pada makanan yang dibekukan dilakukan pada air dingin atau microwave, jangan membiarkannya pada temperature kamar.
· Penyimpanan makanan yang sisa maksimum hanya empat hari dan panaskan dahulu pada temperatur 750C sebelum dimakan.
· Mengecek temperatur refrigerator dengan menggunakan termometer dan pastikan temperatur berada dibawah 30C. Jika temperatur pada refrigerator meningkat maka pertumbuhan Listeria pada bahan makanan juga meningkat.
· Secara berkala, bersihkan refrigerator. Semakin sering refrigerator dibersihkan, semakin berkurang kesempatan transfer Listeria dari bahan makanan yang terkontaminasi pada permukaan makanan yang tidak terkontaminasi.
2. Produsen dan Retailer
· Selama pendistribusian dari produsen ke retailer dilakukan berbagai usaha untuk mengurangi risiko yang berhubungan dengan Listeria monocytogenes. Hal tersebut dapat dilakukan contohnya pada proses produksi.
· Baik industri rumah tangga maupun industri besar berusaha mengembangkan sistem yang dapat meningkatkan keamanan produk yang dihasilkan.
(Canadian Food Inspection, 2009)
http://www.inspection.gc.ca/english/fssa/concen/cause/listeriae.shtml
· Melakukan pengemasan produk, khususnya produk dengan bahan dasar daging dan susu dengan baik dan benar. Tabel berikut membuktikan efek dari pengemasan terhadap produk makanan laut.
Tabel 2. Effect of Packing on Seafood Safety
Organism
Storage Conditions
Air
Vacuum
Modified Atmosphere
Clostridium spp.
+
-
-
Aeromonas hydrophila
-
+
+
Listeria monocytogenes
-
+
+
Bacillus spp.
-
+
+
(Martin dkk, 1997)
3. Bagi Ibu Hamil
· Selama hamil, sebaiknya ibu menghindari kontak dengan hewan liar maupun hewan peliharaan.
· Ibu hamil sebaiknya menghindarai pemakaian hasil olahan susu yang tidak dipasteurisasi atau sayuran mentah.
II.6 PENGOBATAN
Tujuan pengobatan adalah meredakan infeksi melalui pemberian antibiotik, yaitu ampisilin intravena dengan gentamisin (atau trimetroprim-sulfametoksazol). Infeksi yang ditularkan melalui plasenta memiliki angka kematian sebesar 50%. Bayi yang bertahan hidup akan mengalami kerusakan saraf dan gangguan perkembangan.
III. KESIMPULAN
Listeria monocytogenes menyebabkan penyakit Listeriosis pada manusia.dengan urutan populasi dari yang paling rentan adalah pada ibu hamil; orang yang sistem kekebalannya lemah; pasien kanker; pasien penderita diabetes, pengecilan hati ( cirrhotic ), asma, dan radang kronis pada usus besar; orang-orang tua; orang normal.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. ”Listeria monocytogenes”. http://en.wikipedia.org/wiki/Listeria_monocytogenes. Diakses pada Rabu, 1 Desember 2009.
Anonim. 2009. “Listeria monocytogenes”. http://www.food-info.net/id/bact/limon.htm. Diakses pada Selasa, 30 November 2009.
Canadian Food Inspection Agency. 2008. “Food Safety Facts on Listeria”.http://www.inspection.gc.ca/english/fssa/concen/cause/listeriae.shtml. Diakses pada Rabu, 1 Desember 2009.
Clark, Marler. 2005. “About Listeria”. http://www.about-listeria.com/ About Listeria. Diakses pada Rabu, 1 Desember 2009.
Todar, Kenneth. 2008. ”Listeria monocytogenes (page1)”. http://www.textbookofbacteriology.net/Listeria.html. Diakses pada Selasa, 30 November 2009.
Kunkel, Dennis. 2006.” Listeria”. http://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Listeria. Diakses pada Selasa, 30 November 2009.
Kuo, Scot C. 2001. “Monomer-sized Stepping of Listeria monocytogenes”. http://wwwex.physik.uni-ulm.de/marti/Dox_sem_2001/thermo-motor/HighlightListeria%20steps.htm. Diakses pada Rabu, 1 Desember 2009.
Martin, Roy E., Robert L. Collete, and Joseph W. Slavin. 1997. Fish Inspection, Quality Control, and HACCP. Arlington, Virginia, USA: Technomic Publishing Co., Inc.
Sumber Gambar:
http://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Listeria
http://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/listeria-monocytogenes-ancaman_bagi_si_jabang_bayi2.pdf
http://www.ex.physik.uni-ulm.de/marti/Dox_sem_2001/thermo-motor/HighlightListeria%20steps.htm
http://www.textbookofbacteriology.net/Listeria.html
Air kotor, limbah, sampah
Binatang /protein impor sayuran
Rumah potong hewan
Makanan
Reservoir hewan liar
Binatang impor
Manu-sia
nakan
peternakan
Makanan impor
Pakan
Daging/pellet, kotoran ayam dll.
Hewan domestik
10