MAKALAH INDIVIDU
Perlunya Kebijakan dalam Mengatasi Ketidaksejahteraan Petani dengan Berwawasan Pancasila
Oleh :
Raden M Riza M
(G14130044)
Pembimbing :
Ir. Sedarnawati Yasni
Kelas : Q.10.1
Jumat, 09.00-10.40 WIB
Ruang : CCR 2.03
Direktorat Tingkat Persiapan Bersama
2013
Page | 1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………….3
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………….. 3-4
1.2 Tujuan……………………………………………………………………...................4-5
1.3 Pembatasan Masalah…………………………………………………….............5
1.4 Pengertian – Pengertian…………………………………………………………..5-6
BAB II PERMASALAHAN……………………………………………………………………………..7
2.1 Permasalahan Umum……………………………………………………………….7-8
2.2 Permasalahan Khusus…………………………………………………………………8
BAB III PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………9
3.1 Pendekatan Pembahasan Masalah……………………………………….…9-11
3.2 Uraian Tahapan Pembahasan…………………………………………………11-15
3.3 Alternatif Konsepsi yang Diajukan………………………………………….16-17
BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………………………….18
4.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………….18
4.2 Saran……………………………………………………………………......................19
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………..20
Page | 2
BAB 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Perkembangan masyarakat dunia yang semakin cepat secara langsung
maupun tidak langsung mengakibatkan perubahan yang besar pada berbagai bangsa
di dunia, gelombang besar kekuatan internasional dan transional melalui globalisasi
telah mengancam bahkan menguasai eksistensi Negara-negara
kebangsaan,termasuk di Indonesia ini dapat terlihat oleh pergeseran niai-nilai
kehidupan bangsa akibat adanya perbenturan kepentingan antara nasionalisme dan
internasionalisme
Indonesia sebagai Negara berpenduduk peringkat keempat tertinggi di
dunia,dengan kekeragaman budaya, agama dan sumber daya alam akan
menghadapi tantangan global yang sangat kompleks, ini dibuktikan sudah
terjadinya pergeseran pola hidup masyarakat sehingga menimbulkan dampak bagi
bangsa itu sendiri contohnya kebijakan-kebijakan pemerintah pada umumnya selalu
merugikan satu pihak seperti petani,dalam hal ini pemerintah mengimpor produk-
produk luar sehingga hasil produk petani harus bersaing dengan bahan impor yang
kualitasnya masih diatas lebih bagus dari pada produk dalam negeri,ini
mengakibatkan petani harus berfikir keras dalam menyelesaikan masalah tersebut
misalnya menurunkan harga jual dan ini berakibat penghasilan petani berkurang dan
juga timbulnya ketidaksejahteraan petani. Seperti gambaran di atas, mengakibatkan
terjadinya tarik menarik kepentingan yang secara langsung mengancam jati diri
bangsa.
Prinsip-prinsip dasar yang telah ditemukan oleh peletak dasar Negara
Indonesia yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat
bernegara yang di sebut Pancasila, dengan pemahaman Pancasila seharusnya
Page | 3
membuat bangsa ini lebih maju dikarenakan nilai-nilai Pancasila telah menjadi
kecerdasan,kreativitas dan sekaligus sebagai kearifan bangsa.ini bertolak belakang
dengan keadaan dewasa kini dimana pemahaman Pancasila kepada generasi
penerus bangsa sudah mengalami tereduksi sehingga ini mengakibatkan dampak-
dampak yang merugikan bangsa. Seharusnya pemahaman Pancasila harus dipahami
dan di laksanakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara selain karena sebagai
filsafat bangsa,Pancasila juga sebaga etika politik,ideology,pandangan hidup bangsa
dan sebagai paradigma pembangunan nasional. Dalam batang tubuh Pancasila
terdiri-dari sila-sila yang satu sama lainnya saling menjiwai satu sama lainnya yang
merupakan suatu system yang bulat dan utuh. Seperti sila pertama Pancasila
mendasari dan menjiwai keempat sila lainnya,sila kedua didasari sila pertama seta
mendasari dan menjiwai sila ketiga,keempat dan kelima,sila ketiga didasari dan
dijiwai sila pertama, kedua serta mendasari dan menjiwai sila keempat dan
kelima,sila keempat didasari dan dijiwai sila pertama, kedua dan ketiga serta
mendasari dan menjiwai sila kelima, serta sila kelima didasari dan dijiwai sila
pertama, kedua, ketiga dan keempat.
Dalam pancasila sendiri memiliki aturan-aturan yang harus ditaati oleh setiap
warga Negara seperti sila pertama”Ketuhanan yang maha esa” dengan demikian
setiap warga Negara harus mempercayai adanya tuhan dan seterusnya hingga sila
kelima, terdapat aturan-aturan yang terkandung dalam sila-sila tersebut.
1.2 Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini bertujuan agar generasi penerus bangsa
khususnya generasi muda memiliki pemahaman pancasila sehingga nilai-nilai bangsa
tidak tereduksi,membangkitkan semangat yang berwawasan pancasila dalam
berprilaku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,memberikan masukan
terhadap pemerintah dalam paradigma pembangunan nasional, memberikan
sumbangsih pemikiran atau ide terhadap kasus permasalahan ketidaksejahteraan
Page | 4
petani, makalah ini diharapkan dapat membuat setiap warga Negara tergugah untuk
memiliki semangat dalam memahami pancasila sehingga Bangsa kita akan menjadi
bangsa yang maju dan sejajar terhadap berbagai bangsa karena pancasila ini telah
mendarah daging bagi kehidupan bangsa.
1.3 Pembatasan Masalah
Pada pembahasan kali ini akan dibahas mengenai kasus ketidaksejahteraan
petani dengan batasan masalah: Faktor-faktor penyebab yang menimbulkan
kemiskinan dan ketidaksejahteraan petani, dampak yang terjadi bagi petani, peran
pemerintah dalam mengatasi masalah tersebut.
1.4 Pengertian-pengertian.
Istilah filsafat dalam bahasa Indonesia mempunyai padanan falasafah dalam
kata arab,philoshopy dalam kata inggris, philoshopia dalam kata latin, dan
philoshopie dalam kata Belanda diterjemahakan dalam kata Indonesia yang berarti
filsafat. Secara etiomologis istilah filsafat berasal dari bahasa yunani phileain yang
artinya cinta dan shopos yang artinya hikmah atau kebijaksanaan atau wisdom. Jadi
secara harfiah istilah filsafat mengandung arti cinta kebijaksanaan. Sementara itu
dari ahli filsafat menyatakan bahwa Sophia mengandung arti yang lebih luas dari
kebijaksanaan. Arti Sophia meliputi kerajinan sampai kebenaran pertama, shopia
kadang-kadang juga mengandung makana pengetahuan yang luas, pertimbangan
yang sehat, dan kecerdikan dalam memutuskan hal-hal yang praktis ( Kealan 2003).
Dalam penegertian filsafat perlu memahami objek material dan forma ilmu
sebagai berikut :
- Objek Materia Filsafat yaitu objek pembahasab yang meliputi segala sesuatu,
baik secara material kongkrit seperti alam, benda, binatang dan lain
Page | 5
sebagainya maupun sesuatu yang bersifat abstrak misalnya ide-ide, idoelogi,
moral, pandangan hidup dan lain sebagainya.
- Objek Forma Filsfat adalah cara pandang seorang peniliti terhadap objek
material tersebut. Suatu objek material tertentu dapat ditinjau dari berbagai
macam sudut pandang yang berbeda dan merupakan cabang-cabang filsafat
misalnya terhadap bidang aksiologi, epistemology, ontology dan lain-lain.
Pancasila sebagai suatu system filsafat terdiri dari lima sila pada hakekatnya
merupakan suatu system filsafat. Yang dimaksud dengan system adalah suatu
kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerja sama untuk suatu
tujuan tertentu secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Lazimnya
suatu system memiliki ciri-ciri sebgai berikut :
- Suatu kesatuan bagian-bagian.
- Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri.
- Saling berhubungan dan saling ketergantungan.
- Secara keseluruhan dimaksudkan untuk mencapaui tujuan bersama.
- Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.
Isi arti sila-sila pancasila pada hakekatnya dapat dibedakan atas hakikat Pancasila
yang umum universal yang merupakan substansi sila-sila Pancasila, sebagi pedoman
pelaksanan dan penyelenggaraan Negara yaitu sebagai dasar Negara yang bersifat
umum kolektif serta realisasi pengalaman Pancasila yang bersigat khusus dan
nyata.Substansi nilai-nilai Pancasila merupakan system nilai yang bersifat
sistematisn fundamental dan menyeluruh
Page | 6
BAB II
Permasalahan
2.1 Permasalahan umum.
Masalah ketidaksejahteraan dan kemiskinan selalu identik dengan pertanian,
meskipun telah mengenal istilah Revolusi Hijau Yang dicetuskan oleh hasil pemikiran
Borlaug membuat nagara Indonesia dapat berswasembada pangan pada tahun
1984, dengan demikian pengahasilan seorang petani bertambah dan juga perbaikan
mutu hidup namun meski begitu hasil pertanian sudah meningkat, masih saja belum
dapat mencukupi keperluan hidupnya sehari-hari, sedangkan petani kaya sebagi
akibatnya menjadi lebih kaya lagi, dengan kata lain memang terjadi kenaikan hasil
persatuan luas, akan tetapi tidak terjadi kenaikan produktivitas diukur per satuan
tenaga kerja. Hal ini termasuk gejala yang disebut involusi pertananian oleh Clifford
Geertz.
Secara umum permasalahan di akibatkan oleh Faktor-faktor yang menjadi
masalah dalam kegiatan usaha tani. Dalam hal ini, menyoroti pada faktor sosial-
ekonomi. Menurut Soekarwati (2002), kendala sosial-ekonomi adalah kendala yang
meliputi kurangnya biaya usahatani, harga produksi, kebiasaan dan sikap, kurangnya
pengetahuan, tingkat pendidikan petani, adanya faktor ketidakpastian, serta resiko
berusahatani. Permasalahan petani tergolong permasalahn structural karena petani
merupakan kelompok marginal. Sistem social juga meletakkan petani sebagi elemen
yang dibuat bergantung dan tak berdaya sepenuhnya. Pilihan yang akan dilakukan
petani tidak sepenuhnya merupakan keputusan dirinya, melainkan pengaruh dari
pihak luar petani, Kelompok marginal dalam arti luas diartikan sebagi kelompok yang
mengalami proses dimana hubungan-hubungan kekuatan antar manusia berubah
dengan suatu cara sehingga salah satu kelompok makin terputus dari akses ke
sumberdaya vital. Kelompok yang makin terputus dari akses tersebut adalah petani.
Page | 7
Petani disulitkan untuk mendapatkan dana kredit guna usaha taninya,malah tak
jarang lahan pertanian mereka dialihfungsikan sehingga petani tidak lagi memiliki
lahan pertanian sendiri ( petani garap ). Permalasahan ini menjadi penyebab utama
yang mengakibatkan para petani hingga saat ini masih dilanda kemiskinan dan
ketidaksejahteraan. Mengacu pada keadaan yang terjadi dan beberapa tulisan,
kemiskinan merupakan ketidakmampuan seseorang atau sekelompok untuk
memenuhi kebutuhan hidup mereka. Kemiskinan merupakan fenomena sosial di
negara kita, kemiskinan juga merupaka permasalahan yang multi dimensional.
Artinya ada beragam pendapat dan melalui berbagai macam dimensi dalam
mendefinisikan makna kemiskinan.
2.2 Permasalahan khusus
Pada makalah kali ini membahas permasalahan khusus berupa Impor pangan
mengankat petani ke jurang kemiskinan di daerah Boyolali serta Puluhan ribu petani
garam menganggur di daerah Cirebon dalam kasus pertama tersebut petani menilai
pemerintah tidak membuat kebijakan yang mendukung kepada pihak petani dimana
kebijakan yang mengatur impor pangan terus berjalan sehingga petani merasakan
pihak yang sangat dirugikan sehingga mendapatkan dampak ketidaksejahteraan.
sedangkan dalam kasus kedua berupa penggangguran petani garam disebabkan oleh
kondisi cuaca sehingga ini membahayakan petani dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Namun pihak pemerintah tidak memberikan solusi dalam pengentasan
masalah tersebut.
Page | 8
BAB III
Pembahasan
3.1 Pendekatan Masalah
- Kondisi pertanian Indonesia masa kini
Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis
dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Sektor ini merupakan sektor
yang tidak mendapatkan perhatian secara serius dari pemerintah dalam
pembangunan bangsa. Mulai dari proteksi, kredit hingga kebijakan lain tidak satu
pun yang menguntungkan bagi sektor ini. Program-program pembangunan
pertanian yang tidak terarah tujuannya bahkan semakin menjerumuskan sektor ini
pada kehancuran. Meski demikian sektor ini merupakan sektor yang sangat banyak
menampung luapan tenaga kerja dan sebagian besar penduduk kita tergantung
padanya.
Perjalanan pembangunan pertanian Indonesia hingga saat ini masih belum
dapat menunjukkan hasil yang maksimal jika dilihat dari tingkat kesejahteraan
petani dan kontribusinya pada pendapatan nasional. Pembangunan pertanian di
Indonesia dianggap penting dari keseluruhan pembangunan nasional. Ada beberapa
hal yang mendasari mengapa pembangunan pertanian di Indonesia mempunyai
peranan penting, antara lain: potensi Sumber Daya Alam yang besar dan beragam,
pangsa terhadap pendapatan nasional yang cukup besar, besarnya pangsa terhadap
ekspor nasional, besarnya penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya
pada sektor ini, perannya dalam penyediaan pangan masyarakat dan menjadi basis
pertumbuhan di pedesaan. Potensi pertanian Indonesia yang besar namun pada
kenyataannya sampai saat ini sebagian besar dari petani kita masih banyak yang
termasuk golongan miskin. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah pada masa
Page | 9
lalu bukan saja kurang memberdayakan petani tetapi juga terhadap sector pertanian
secara keseluruhan.
Manusia sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, dalam perjuangan untuk
mencapai kehidupan yang lebih sempurna, senantiasa memerlukan nilai-nilai luhur
yang dijungjung sebagai suatu pandangan hidup. Nilai-nilai luhur adalah merupakan
suatu tolak ukur kebaikan yang berkenaan dengan hal-hal yang bersifat mendasar
dan abadi dalam hidup manusia seperti cita-cita yang hendak dicapainya. Pandangan
hidup yang terdiri atas kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur tersebut adalah suatu
wawasan yang menyeluruh terhadap kehidupan itu sendiri. Pancasila merupakan
suatu pandangan hidup bangsa yang sila-silanya berdasarkan kepribadian bangsa, ini
bertolak belakang dengan keadaan masa kini dimana kebijakan-kebijakan hanya
menguntungkan satu pihak saja ( pihak yang dirugiakn petani ), seharusnya saling
menguntungkan untuk semua pihak sebagaimana pancasila sebagai paradigma
nasional berupa sumber niali, kerangka berfikir, orientasi dasar, sumber asas serta
arah dan tujuan dari perkembangan, perubahan sera proses dalam suatu bidang
tertentu termasuk dalam pembangunan, reformasi maupun dalam pendidikan.
-kemiskinan dan ketidaksejahteraan petani.
Banga Indonesia melaksanakan pembangunan nasional untuk mencapai
tujuan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sebagaimana
tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yakni untuk melindungi segenap bangsa
dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial, bedasarkan uraian
diatas bangsa ini belum melaksanakan tujuan Negara yang kedua dan ketiga,
kesejahteraan tidak merata dimana para petani Indonesia masih jauh dari kata
sejahtera, para petani kesulitan dalam memperoleh modal untuk melakukan
produksi, harga-harga pupuk yang mahal, serta jumlah lahan yang sangat
Page | 10
sedikit,sering sekali petani hanya menggarap tanah orang lain dengan system bagi
hasil yang tidak selalu menguntungkan petani, dimana melalui system tersebut
petani harus membayar terlebih dahulu untuk memulai proses penggarapan padahal
seorang petani kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Ini merupakan
contoh ketidaksejahteraan petani. Lalu tujuan ketiga mencerdaskan kehidupan
bangsa, pada saat ini para petani jarang sekali memiliki latar pendidikan yang tinggi
berupa lulusan sarjana , rata-rata hanya lulusan Sekolah dasar atau lebih parah lagi
tidak mengenyam pendidikan sama sekali, dengan hal ini para petani kesulitan
dalam menghasilkan produk pertanian yang kuantitas hasil panennya luar biasa,
petani kesulitan dalam pengguanaan varietas yang unggul sehingga ini
menyebabkan ketidaksejahteraan bagi petani. Bedasarkan filsafat bangsa yaitu
Pancasila,seharusnya pemerintah dalam pembangunan nasional mengikuti nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila itu sendiri (nilai ketuahan, nilai kemanusiaan, nilai
persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan) khususnya dalam masalah sector
pertanian pemerintah menjungjung nilai-nilai keadilan, yang akibatnya seluruh
lapisan masyarakat menikmati hal tersebut.
3.2 Uraian tahap pembahasan
- Kronologi
Kronologi kasus pertama sebagai berikut :
Kalangan petani di Kabupaten Boyolali menilai Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono telah gagal mensejahterakan kaum petani. Berbagai kebijakan yang
dikeluarkan pemerintah telah mengantarkan petani ke jurang kemiskinan massal.
Demikian diungkapkan Sekjen Organisasi Petani Merapi Merbabu
(OPMM)Boyolali, Syukur Fahrudin, dalam aksi damai memperingati Hari Tani
Nasional (HTN) 2013 di depan Kantor DPRD Boyolali, Selasa (24/09/2013). Dalam
aksi turun ke jalan itu, ratusan petani dari berbagai elemen membawa sejumlah
Page | 11
poster yang bertuliskan kecaman kepada Pemerintah Pusat terkait kebijakan impor
pangan.
Ada lima tuntutan yang disampaikan petani, diantaranya, mendesak pemerintah
untuk membuat Undang-undang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani;
mendesak pemerintah menghentikan impor pangan dan impor tembakau;
penghentian kekerasan terhadap petani dan mencabut Undang-undang yang tidak
pro tani.
Disisi lain, pendemo juga mengajak DPRD Boyolali untuk mendorong kepada
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali agar memunculkan kelembagaan pangan
sebagai salah satu solusi mengatasi stabilitas pangan di Boyolali.
Syukur mengatakan, kebijakan impor sayur, impor tembakau secara besar-besaran
yang dilakukan pemerintah selama ini merupakan pukulan telak kaum petani di
Indonesia. “Untuk itu melalui HTN ini menjadi refleksi bersama dalam mendorong
perjuangan kaum tani,” ujarnya.
Kronologi kasus kedua sebagai berikut :
CIREBON -- 18/10: Di tengah upaya pemerintah mengurangi angka pengangguran, di
sejumlah daerah puluhan ribu petani garam terpaksa kehilangan mata
pencaharian.Musim hujan yang panjang sebagai akibat dari anomali cuaca,
menyebabkan pengolahan garam pada tahun ini tidak bisa berlangsung optimal.
Dampaknya, puluhan ribu petani garam di Kabupaten Cirebon dan Indramayu,
menganggur.
''Tahun ini pengolahan garam terhenti secara total,'' ujar Ketua Asosiasi
Petani Garam Kabupaten Cirebon, M Insyaf, Senin (18/10).
Page | 12
Insyaf mengatakan, dalam kondisi normal, pengolahan garam biasanya
berlangsung antara Juni sampai Oktober. Namun pada tahun ini, pengolahan garam
terhenti sama sekali akibat hujan yang terus menerus turun.
Insyaf mengungkapkan, luas areal tambak garam di Kabupaten Cirebon
mencapai 30 ribu hektare, yang bisa menghasilkan 80 ton garam per hektare per
musim. Seluruh areal tersebut tersebar di sembilan kecamatan, di antaranya
Kecamatan Kapetakan, Gunung Jati, Astanajapura, Mundu, Pangenan, Pabedilan,
dan Gebang.
Di daerah-daerah itu, lanjut Insyaf, jumlah petani garam mencapai 70 ribu orang,
yang terdiri dari 63 ribu petani penggarap dan 7.000 petani pemilik lahan. Akibat
tidak adanya pengolahan, para petani tersebut menganggur.
‘’Kami sangat prihatin dengan kondisi ini,’’ kata pria yang juga menjabat
sebagai Wakil Ketua II Asosiasi Petani Garam Seluruh Indonesia (Apgasi)
tersebut.Untuk menyambung hidup, para petani garam, terutama petani penggarap,
terpaksa bekerja serabutan. Sebagian besar dari mereka bekerja sebagai kuli
bangunan.
Hal itu seperti yang dialami seorang petani garam di Desa/Kecamatan
Pangenan, Sarmidi. Dia menuturkan, sebelumnya telah menyewa lahan tambak
garam seluas dua hektare dengan biaya sewa Rp 4 juta per hektare per musim.
Pada Juli lalu, Sarmidi mengaku telah berusaha memenuhi lahan tambak
garamnya dengan air laut. Namun, usahanya itu sia-sia karena ternyata hujan terus
mengguyur dengan intensitas tinggi. ‘’Semua modal yang sudah saya keluarkan, jadi
sia-sia,’’ keluh Sarmidi.
Page | 13
Sarmidi mengatakan, kini sudah tidak memiliki uang lagi. Untuk
menyambung hidup keluarganya, dia terpaksa bekerja serabutan. Selain kuli
bangunan, dia pun terkadang menjadi pengayuh becak.
-Faktor-faktor penyebab ketidaksejahteraan petani
Ketergantungan terhadap Impor
kebijakan impor pangan membuat rakyat kehilangan kemandirian dan terus
menerus bergantung pada kepentingan asing. Di saat yang sama, kebijakan impor
pangan juga membuat miskin petani Indonesia dan hanya menguntungkan para
pengusaha importir hitam di sejumlah kementerian terkait. Upaya untuk
meningkatkan kemandirian pangan membawa implikasi bahwa ketergantungan
pemenuhan kebutuhan pangan nasional dari impor perlu dihindari. Potret pangan
Indonesia saat ini mengindikasikan bahwa upaya mengurangi ketergantungan pada
pangan impor merupakan tantangan yang berat, antara lain karena: [1] populasi
Indonesia yang besar dan masih akan terus tumbuh 1,49 persen per tahun; [2]
keterlanjuran konsumen tergantung pada pangan pokok (utamanya gandum) yang
secara agroekosistem sulit dikembangkan di Indonesia; [3] usahatani komoditas
pangan kalah kompetitif dibandingkan jenis usaha atau bidang pekerjaan yang lain;
dan [4] harga pangan impor yang relatif rendah dibandingkan dengan ongkos
produksi pangan serupa jika diproduksi di dalam negeri.
Kendala demografi, agronomi, dan ekonomi di atas menjadikan upaya untuk
membangun kemandirian pangan secara mutlak tidak realistis. Upaya yang lebih
realistis adalah memaksimalkan produksi pangan yang sesuai agroekosistem
Indonesia dan mengurangi konsumsi pangan yang secara agronomis sulit atau akan
mahal ongkos produksinya jika dilakukan di dalam negeri.
-Konstitusi agraria yang tidak sesuai dengan kondisi sekarang
Page | 14
Secara teoritik konsepsi pembaruan agraria adalah penataan ulang sistem
dan struktur penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pengelolaan tanah dan
sumber-sumber agraria lainnya secara menyeluruh dalam rangka mengakhiri
ketimpangan agrarian., tujuan pembaruan agraria pada intinya adalah mewujudkan
keadilan agraria sebagai bagian dari keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sumber-sumber agraria yang ditata ulang tidak hanya tanah, tetapi semua bagian
bumi yang memberi penghidupan bagi manusia, yakni bumi, air termasuk laut,
udara, hutan, kebun, tambang, dan lainnya. Prof. Jimly Asshiddiqie dalam pidatonya
menyatakan bahwa Indonesia harus segera membumikan dan melaksanakan
konstitusi agraria.
“Saya sudah sejak lama memperkenalkan ide konstitusi agraria, konstitusi ini
tidak hanya mengatur soal tanah namun juga mengatur soal air”, tutur Ketua
Mahkamah Konstitusi (MK) pertama ini. dalam teori negara terbentuk karena tiga
hal, yakni adanya rakyat, pemerintah dan wilayah. Aspek ketiga yakni wilayah, sudah
diatur dalam konstitusi UUD 1945. Demikian juga soal ekonomi, konstitusi kita tidak
mengenal mekanisme pasar, artinya refensi ekonomi Indonesia saat ini tidak lagi
berdasarkan Konstitusi ujar Jimly. persoalan agraria sangat fundamental, karena
memiliki dimensi luas dan mendasar bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup
lainnya. Namun dari waktu ke waktu masalah agraria di Indonesia semakin
menunjukkan kompleksitas persoalannya. Meski bangsa ini telah beberapa kali
mengalami pergantian kepemimpinan nasional, namun hingga kini, sistem politik
hukum agraria di tanah air belum mampu menjawab kompleksitas persoalan agraria
yang ada itu. Untuk itu diperlukan terobosan dan kepemimpinan nasional untuk
mampu menyelesaikannya.
Page | 15
3.3 Alternatif konsepsi
Berdasarkan kasus diatas terdapat beberapa alternatife penyelesaian
masalah sebagai berikut :
-Mempercepat pembaharuan undang-undang agraria
Dengan pembaharuan ini isi dari undang-undang tersebut dapat mengikuti
perkembangan jaman sehingga dampaknya dapat dirasakan terhadap petani
sekarang.
-Pemberian lahan pertanian bagi petani oleh pemerintah
Dalam pemberian lahan ini bertujuan untuk dalam proses penggarapan,
seorang petani tidak perlu repot dalam membayar uang muka sebelum menggarap
tetapi petani diwajibkan membayar uang sewa setelah panen.
-Mengembangkan Teknologi dan Pengembangan yang mutakhir serta memberikan
pelatihan dalam penggunaan teknologi yang mutakhir.
Teknologi budidaya pertanian sebetulnya sudah tergolong maju, sangat
banyak riset yang sudah dilakukan mulai dari pengolahan tanah dan upaya
meningkatkan kesesuaian lahan secara fisik dan kimia, pemuliaan tanaman
konvensional dan rekayasa genetika untuk menghasilkan benih unggul, cara tanam
dengan tebar benih secara langsung maupun melalui tahap persemaian dan
transplanting.
Petani punya kendala teknis, finansial, dan sosiokultural untuk mengadopsi
teknologi, terutama jika dalam proses pengembangan teknologi dimaksud tidak
dipertimbangkan dari awal status kemampuan adopsi petani calon penggunanya.
Kendala teknis untuk adopsi teknologi diyakini akan lebih mudah diatasi melalui
kegiatan pelatihan untuk meningkatkan pemahaman dan ketrampilan petani, tetapi
Page | 16
untuk kendala finansial tidak akan dapat diselesaikan dengan hanya memberikan
akses bagi petani ke sumber permodalan semata.
Adopsi teknologi akan menambah ongkos produksi, sehingga walaupun petani
mampu membayar tambahan ongkos produksi tersebut (misalnya dari kredit modal
kerja), namun jika tidak ada jaminan bahwa tambahan ongkos produksi tersebut
akan meningkatkan pula tambahan keuntungan usahatani, maka wajar jika petani
tetap tidak akan mengadopsi teknologi dimaksud walaupun dari perspektif
penyediaan pangan nasional akan menguntungkan, karena akan meningkatkan
produksi pangan.
Page | 17
BAB IV
Penutup
4.1 kesimpulan
Pangan merupakan kebutuhan paling asasi bagi setiap manusia, sehingga
persoalan tentang pangan tidak hanya merupakan persoalan yang sangat mendasar
dan universal, tetapi juga dapat dilihat dari berbagai perspektif. Saat ini, pangan tak
lagi hanya sebagai bahan yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan manusia melalui serangkaian proses fisiologis. Jenis pangan yang
dikonsumsi sekarang sering diasosiasikan dengan status sosial ekonomi masyarakat.
Pangan juga tidak jarang dijadikan sebagai komoditas politik, karena isu pangan akan
selalu menyangkut hajat hidup orang banyak.
Petani yang menghasilkan kebutuhan pangan untuk hajat orang banyak,
seharusnya memperoleh hak-haknya yang sesuai seperti mendapatkan
kesejahteraan dan juga memperoleh kebutuhan akan pendidikan sering sekali
kebijakan-kebijakan pemerintah membuat kehidupan petani sulit seperti tidak
adanya pembatasan impor pangan ini menyebabkan petani Indonesia menjadi
miskin dan tidak mandiri
Kondisi petani dewasa kini seharusnya menjadi tonggak dalam pembuatan
kebijakan pemerintah yang pro kepada petani,karena berdasarkan wawasan
pancasila,Negara sudah sepantasnya menjamin keadlilan social bagi seluruh rakyat
Indonesia termasuk petani karena petani merupakan mayoritas pekerjaan bagi
rakyat Indonesia, sehingga Indonesia disebut masyarakat agraris.
4.2 Saran
Page | 18
Demikianlah makalah dibuat agar bermanfaat semua. Di harapkan setelah
membaca makalah ini pembaca dapat lebih menggali lebih dalam untuk mencari
penyelesaian masalah yang lebih efektif dan cocok dengan kondisi pertanian di
Indonesia ini. Namun kritik dan saran sangat diperlukan untuk lebih mengevalusi diri
dan membangun kreativitas kerja.
Daftar Isi
Page | 19
Rangkuti,Adil.”MEMBANGUN KESADARAN BELA NEGARA”.2007.BOGOR.IPB PRESS
Herdiawanto,Heri.”CERDAS, KRITSI, DAN AKTIF
BERWARGANEGARA”,JAKARTA.ERLANGGA
http://www.paskomnas.com/id/berita/Kondisi-Pertanian-Indonesia-saat-ini-
Berdasarkan-Pandangan-Mahasiswa-Pertanian-Indonesia.php
http://indonesian.irib.ir/cakrawala-indonesia/-/asset_publisher/eKa6/content/id/
5510257
http://www.menkokesra.go.id/content/puluhan-ribu-petani-garam-nganggur
http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2011/03/30/kemiskinan-petani-faktor-
lahan-350848.html
http://kr.co.id/read/188231/impor-pangan-antar-petani-ke-jurang-kemiskinan.kr
Page | 20