TUGAS MAKALAH OPTIMASI PABRIK
USULAN PERBAIKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI
PRODUKSI MESIN WRAPPER DENGAN MENGGUNAKAN
METODE EFEKTIFITAS SELURUH PERALATAN (OEE) DI PT. X
Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah Amd. Hyp, ST, M.Kes.
Disusun Oleh:
Andi Aprilianto H1F113060
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2016
STRUKTUR ORGANISASI
REKTOR UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Prof. Dr. H. SutartoHadi, M.Si.,M.Sc
WAKIL REKTOR UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Dr. Ahmad AlimBachri, SE.,M.Si
DEKAN FAKULTAS TEKNIK
Dr. Ing. YulianFirmanaArifin, ST., MT
WAKIL DEKAN III FAKULTAS TEKNIK
Nurhakim, ST., MT
WAKIL DEKAN II FAKULTAS TEKNIK
Maya Amalia, ST., M.Eng
WAKIL DEKAN I FAKULTAS TEKNIK
Dr. ChairulIrawan, ST., MT
DOSEN PENGAMPUH 1
Prof. Dr. QomariyatusSholihahAmd. Hyp, ST, M.Kes.
KEPALA PRODI TEKNIK MESIN
AchmadKusairi S, ST,. MT., MM.
MAHASISWA
Andi Aprilianto H1F115001
DOSEN PENGAMPUH 2
Agustina Hotma Uli Tumanggor, ST., MM., M.Sc
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Optimasi
Pabrik ini yang berjudul “USULAN PERBAIKAN UNTUK MENINGKATKAN
EFISIENSI PRODUKSI MESIN WRAPPER DENGAN MENGGUNAKAN
METODE EFEKTIFITAS SELURUH PERALATAN (OEE) DI PT. X dengan baik
sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah Amd. Hyp, ST,M. Kes. dan Agustina Hotma Uli Tumanggor, ST., MM., M.Sc Selaku dosen pengampuh dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Tidak lupa kami meminta maaf jika dalam pembuatan makalah ini terdapat
kesalahan yang menyinggung pihak-pihak tertentu. Kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi kami dan bagi pihak-pihak yang
memerlukan.
Banjarbaru, Desember 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT. X merupakan perusahaan dengan skala besar yang memproduksi mie instant yang
akan di pasarkan ke dalam maupun ke luar negeri. Untuk mempercepat proses produksi,
memperbanyak kuantitas produksi, dan untuk menghasilkan barang produksi dengan
kualitas yang baik, salah satu fakor yang harus di perhatikan adalah tentang kesiapan
mesin. PT. X tidak terlepas dari masalah yang berkaitan dengan kesiapan produksi.
Menurut data departemen produksi, lini produksi yang apabila mengalami masalah pada
proses produksi dan yang akan mengganggu proses produksi adalah lini pengemasan.
Mesin wrapper merupakan mesin terakhir yang digunakan untuk proses pembungkusan
pada pembuatan mie instant di PT. X. Apabila mesin wrapper berhenti, maka proses
pembutan mie instant di PT. X akan berhenti pula, jadi mesin wrapper merupakan mesin
yang sangat kritikal di lini produksi mie instant. Oleh karena itu diperlukan usaha
perawatan produktif total untuk mengatasi masalah tersebut.
Multiplier Lagrange adalah sebuah konsep populer dalam menangani permasalahan
ini untuk program-program non-linear. Sesuai namanya, konsep ini dikemukakan oleh
Joseph Louis Langrange (1736-1813). Teori ini dapat digunakan untuk menangani
optimalitas dari permasalahan program non-linear. PT. X dituntut untuk memberikan
produk yang terbaik kepada konsumen agar dapat mengalahkan pesaingnya. Saat imi
permintaan untuk mie instant cukup tinggi sehingga dibutuhkan peningkatan produksi
dari yang sudah ada. Peningkatan produksi terdapat pada proses produksi, proses
produksi itu sendiri terdapat mesin-mesin yang menunjang agar proses produksi yang di
lakukan efektif dan efisien. Karena untuk memaksimalkan kapasitas produksi yang
dihasilkan usaha yang harus dilakukan adalah dengan melakukan perawatan berkala
terhadap mesin-mesin produksi yang ada pada PT. X. Dengan adanya perawatan yang
efektif dan efisien akan membantu peningkatan output ke angka maksimal. Melihat
kondisi permintaan pasar yang meningkat sudah seharusnya PT. X mengatur ulang jadwal
perawatan pada mesin yang ada untuk memaksimalkan hasil produksinya.
Perawatan produktif total didefinisikan sebagai konsep perbaikan berkelanjutan yang
melibatkan seluruh karyawan untuk meningkatkan perawatan mesin, peralatan, dan
meningkatkan produktivitas. Efektifitas Seluruh Peralatan (OEE) adalah metode
pengukuran efektivitas penggunaan suatu peralatan. OEE dikenal sebagai salah satu
aplikasi progam perawatan produktif total. Kemampuan mengidentifikasikan secara jelas
akar permasalahan dan faktor penyebabnya sehingga membuat usaha perbaikan menjadi
terfokus merupakan faktor utama metode ini diaplikasikan secara menyeluruh oleh
banyak perusahaan jepang. Saat ini proses pembuatan radiator di PT. X memiliki
permasalahan yang belum terungkap jelas. Hal tersebut mengakibatkan penggunaan
peralatan yang ada belum optimal. Pengungkapan akar masalah dan faktor penyebabnya
diperlukan sebelum perusahaan melakukan usaha perbaikan. Salah satu indikator
kesuksesan perawatan produktif total di ukur oleh efektifitas seluruh peralatan (OEE)
dimana ukuran kinerja ini mencakup ke berbagai macam kerugian seperti kerugian karena
kerusakan, kerugian karena pemasangan dan penyetelan, kerugian karena operasi
berhenti, kerugian karena penurunan kecepatan, kerugian karena produk cacat, dan
kerugian pada awal produksi. Dengan mengetahui nilai efektifitas seluruh peralatan
(OEE) pada mesin wrapper, kita dapat mengetahui faktor penyebab rendahnya efisiensi
mesin wrapper, sehingga bisa dijadikan acuan untuk menghasilkan usulan untuk
meningkatkan efisiensi mesin wrapper.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang timbul akan dianalisis dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya kerusakan pada mesin wrapper?
2. Bagaimana cara mengatasi kerusakan pada mesin wrapper?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang daan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya,
penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya kerusakan pada messin
wrapper
2. Mengetahui cara mengatasi kerusakan pada mesin wrapper
1.4 Batasan Masalah
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini meliputi kerusakan yang terjadi
pada wrapper serta penyebabnya, dan proses perbaikan wrapper.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai acuan untuk proses perbaikan mesin wrapper kedepannya
2. Pencerdasan operator tentang mesin wrapper dan kerusakan apa saja yang terjadi
BAB II
TINJUAUAN PUSTAKA
2.1 Menejemen Pemeliharaan Pabrik
Tanpa adanya sistem pemeliharaan pabrik yang baik, proses produksi pada suatu
pabrik akan terganggu. Jika proses produksi terganggu, proses-proses lain didalam pabrik
itu juga akan menjadi kacau. Proses yang terganggu itu misalnya, bahan baku yang
tertimbun digudang penyimpanan, akibatnya proses pengiriman bahan baku baru menjadi
terhambat karena gudang masih penuh. Kemudian pengiriman produk jadi juga akan
terlambat. Bila produk pabrik merupakan bahan baku yang harus diproses lagi di pabrik
lain, tenntunya proses produksi pabrik lain itu juga akan terhambat.
Salah satu contoh menejemen pemeliharaan pabrik adalah menejemen workshop,
dimana workshop adalah bagian pabrik yang sangat penting untuk memperbaiki mesin –
mesin yang rusak atau membuat spare part. Jika workshop tidak berjalan dengan baik
maka seluruh pekerjaan di pabrik akan terganggu. Agar workshop dapat berjalan dengan
baik harus adanya menejemen terhadap mesin perkakas di dalam workshop tersebut.
2.2 Sistem Menejemen Pemeliharaan
Dalam upaya mendukung produksi, fungsi pemeliharaan harus mampu memastikan
ketersediaan peralatan untuk menghasilkan produk pada tingkat kuantitas dan kualitas
yang dibutuhkan. Dukungan ini juga harus dilakukan secara aman dan dengan biaya
yang efektif (Pintelon dan (Gelders, 1992). Maintenance Engineering Society of
Australia (MESA) menjabarkan perspektif yang lebih luas dari pemeliharaan dan
mendefinisikan fungsi pemeliharan sebagai rekayasa keputusan dan tindakan terkait yang
diperlukan dan cukup untuk mengoptimalkan kemampuan khusus. Kemampuan dalam
definisi ini adalah kemampuan untuk melakukan tindakan tertentu dalam berbagai
tingkat kinerja. Karakteristik kemampuan meliputi fungsi, kapasitas, kecepatan, kualitas,
dan respon. Ruang lingkup menejemen pemeliharaan, oleh karena itu, harus mencakup
setiap tahap dalam siklus hidup sistem teknis (pabrik, mesin, peralatan dan fasilitas),
spesifikasi, akuisisi, perencanaan, operasi, evaluasi kinerja, perbaikan, dan pembuangan
(Murray dan kawankawan,1996). Dalam konteks yang lebih luas, fungsi pemeliharaan
juga dikenal sebagai menejemen aset fisik.
2.3 Mengenal Proses Pemesinan
Proses pemesinan dengan menggunakan prinsip pemotongan logam dibagi dalam tiga
kelompok dasar, yaitu : proses pemotongan dengan mesin pres, proses pemotongan
konvensional dengan mesin perkakas, dan proses pemotongan non konvensional. Proses
pemotongan dengan menggunakan mesin pres meliputi pengguntingan (shearing),
pengepresan (pressing) dan penarikan (drawing, elongating). Proses pemotongan
konvensional dengan mesin perkakas meliputi proses bubut (turning), proses frais
(milling), dan sekrap (shaping). Proses pemotongan non konvensional contohnya dengan
mesin EDM (Electrical Discharge Machining) dan wire cutting.
Proses pemotongan logam ini biasanya disebut proses pemesinan, yang dilakukan
dengan cara membuang bagian benda kerja yang tidak digunakan menjadi beram (chips),
sehingga terbentuk benda kerja. Dari semua prinsip pemotongan di atas pada buku ini
akan dibahas tentang proses pemesinan dengan menggunakan mesin perkakas. Proses
pemesinan adalah proses yang paling banyak dilakukan untuk menghasilkan suatu
produk jadi yang berbahan baku logam. Diperkirakan sekitar 60% sampai 80% dari
seluruh proses pembuatan komponen mesin yang komplit dilakukan dengan proses
pemesinan.
2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas
Menurut Faigenbaum dalam Saputra (2007) faktor-faktor mendasar yang
mempengaruhi kualitas adalah sembilan bidang dasar yang sering disebut 9M, antara lain
sebagai berikut :
1. Market (pasar)
Pada masa sekarang pasar mempunyai lebih luas ruang lingkupnya dan bahkan
secara fungsional lebih terspesialisasi di dalam barang dan jasa yang ditawarkan.
Dengan bertambah banyaknya perusahaan, pasar menjadi bersifat internasional dan
bahkan mendunia. Akibatnya, setiap perusahaan harus saling bersaing meningkatkan
kualitas produk yang dihasilkan.
2. Money (uang)
Untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan, perusahaan memerlukan
adanya biaya. Biaya yang digunakan untuk usaha meningkatkan kualitas disebut biaya
kualitas.
3. Management (manajemen)
Manajemen yang berkualitas adalah manajemen yang mampu mengalokasikan
tanggung jawab setiap manajer di bidangnya masing-masing secara tepat untuk
mengoreksi penyimpangan dari standar kualitas yang telah ditentukan.
4. Men (manusia)
Dengan adanya manusia yang mempunyai keahlian di bidangnya masing-
masing, perusahaan akan merencanakan, menciptakan dan mengoperasikan berbagai
sistem yang akan menjamin suatu hasil yang diinginkan.
5. Motivation (motivasi)
Pemberian motivasi yang baik kepada para pekerja maka para pekerja bekerja
dengan benar sesuai dengan yang diinginkan perusahaan, hal ini berakibat baik untuk
peningkatan kualitas produksi perusahaan.
6. Material (bahan)
Produk yang berkualitas akan diperlukan bahan yang berkualitas pula, maka
dalam penyediaan bahan perlu diadakan pengujian yang lebih ketat.
7. Machines (mesin) dan mechanization (mekanisasi)
Permintaan perusahaan untuk mencapai penurunan biaya dan volume produksi
untuk memuaskan pelanggan dalam pasar yang bersaing ketat telah mendorong
penggunaan perlengkapan pabrik beserta mekanisasinya.
8. Modern information methods (metode informasi modern)
Informasi pada saat sekarang ini merupakan hal yang sangat penting, misalnya
informasi tentang tanggapan para pelanggan atas produk yang dihasilkan. Informasi
tersebut harus segera diperoleh perusahaan guna bahan pertimbangan pengambilan
keputusan. Untuk itu diperlukan metode informasi modern guna memperoleh
informasi secara cepat dan akurat.
9. Mounting product requirements(persyaratan proses produksi)
Kemajuan yang pesat di dalam kerumitan perekayasaan rancangan, yang
memerlukan kendali yang jauh lebih ketat pada seluruh proses produksi, telah
membuat “hal-hal kecil” yang sebelumnya terabaikan menjadi penting secara
potensial. Meningkatnya kerumitan dan persyaratan-persyaratan prestasi yang lebih
tinggi bagi produk telah menjadikan keamanan dan keterandalan produk.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metodologi penelitian merupakan cara atau rancangan dalam proses penyusunan
ilmiah atau skripsi melalui beberapa tahapan secara sistematis. Penggunaan metodologi
penelitian dilihat dari beberapa aspek pendukung yang dapat membantu dalam
pengumpulan dan pengolahan data, dan analisisnya dalam rangka menganalisis materi
yang tercantum dalam judul. Dalam metodologi penelitian terdapat tahapan
pengumpulan data, dimana pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data primer
dan data sekunder, yang selanjutnya akan diolah dengan menggunakan metode efektifitas
seluruh peralatan (OEE) untuk mencari ukuran menyeluruh yang mengidentifikasikan
tingkat produktivitas mesin/peralatan dan kinerjanya secara teori. Pengukuran ini sangat
penting untuk mengetahui area mana yang perlu untuk ditingkatkan produktivitas
maupun efisiensi mesin/peralatan yang akan diteliti.
3.2 Diagram Alir Penelitian
Diagram alir penelitian merupakan aliran penelitian yang akan dilakukan untuk
melakukan suatu proses penelitian.
TIDAK
YA
Mulai
Studi Pendahuluan Studi Pustaka Studi Lapangan
Identifikasi Masalah
Tujuan Penelitian
Pengumpulan Data Periode Juli 2015 – Februari 2016:
1. Jam Kerja Mesin wrapper
2. Data waktu kerusakan mesin wrapper
3. Data waktu pemeliharaan mesin wrapper
4. Data waktu setup mesin wrapper
5. Total produk yang diproses mesin wrapper
6. Total produk ok
7. Total produk cacat
8. Waktu siklus mesin wrapper
Data Sesuai
Analisa
Analisa nilai OEE
Analisa faktor enam kerugian besar
Usulan Penyelesaian masalah
Selesai
Kesimpulan dan Saran
3.3 Penjelasan Diagram Alir Penelitian
Penjelasan diagram alir penelitian (flowchart) digunakan untuk menjelaskan diagram
alir penelitian yang ada pada gambar diatas dimana diagram alir harus dilakukan secara
sistematis dari tahapan pertama sampai tahapan akhir.
Tahap awal yang dilakukan adalah melakukan studi pendahuluan yang meliputi studi
pustaka dan studi lapangan. Pada studi pendahuluan ini mencari referensi dari berbagai
sumber seperti buku, majalah, internet, dan kondisi lapangan yang berkaitan dengan
perawatan produktif total. Kemudian melakukan penelitian dilapangan dengan
merumuskan masalah atau gejala yang timbul dan dilakukan pengindentifikasian
terhadap faktor-faktor dominan dari kerugian yang diakibatkan oleh kerusakan mesin dan
melakukan analisa terhadap besarnya kontribusi faktor tersebut sehingga menjadi
masukan dalam penerapan perawatan produktif total untuk meningkatkan efisiensi mesin
wrapper. Untuk mengetahui tingkat efisiensi mesin wrapper yang diukur dengan
menggunakan metode efektifitas seluruh peralatan (OEE), kemudian didapatkan hasil
yang akan dijadikan acuan untuk penerapan perawatan produktif total untuk
meningkatkan efektivitas mesin wrapper.
Tahap kedua adalah tahapan dalam pengumpulan data yang dilakukan di PT. X
Dalam pengamatan lapangan ini dilakukan dengan melakukan wawancara kepada
berbagai pihak yang mengerti terhadap permasalahan yang terjadi dan pengamatan
secara langsung untuk mendapatkan gambaran mengenai penyebab dari masalah tersebut
dan bagaimana cara mengatasi permasalahan yang ada. Adapun jenis data yang diperoleh
dari pengamatan yaitu jam kerja produksi, data kerusakan mesin, data pemeliharaan
mesin, data pemasangan dan penyetelan mesin, dan data produksi. Kemudian melakukan
pemilihan dan penyeleksian data terhadap data-data yang sudah terkumpul. Apabila data
tersebut sesuai, maka dilanjutkan dengan pengolahan data. Sedangkan apabila data
tersebut tidak sesuai, maka dilakukan pengumpulan data tersebut.
Data yang sudah dikumpulkan kemudian diolah di pengolahan data selanjutnya ke
tahap analisa yang bertujuan melihat hasil dari pengolahan tersebut yang terdiri dari
analisa OEE yaitu menganalisa nilai OEE dari mesin wrapper. Analisa faktor enam
kerugian besar, yaitu menganalisa enam faktor kerugian mana yang paling besar
pengaruhnya terhadap mesin wrapper. Setelah dilakukan analisa OEE dan analisa faktor
enam kerugian besar, kemudian dicari usulan penyelesaian masalah untuk meningkatkan
efisiensi mesin wrapper.
Berdasarkan dari hasil pengolahan data dan analisa yang dilakukan akan diambil
kesimpulan serta saran-saran yang diperlukan pada akhir penelitian ini.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan Data
Mesin yang menjadi obyek penelitian adalah mesin wrapper untuk proses
pembungkusan mie instant yang ada di PT. X. Karena mesin ini bersifat kritikal unit,
dimana apabila terjadi kerusakan pada mesin wrapper akan mengakibatkan terhentinya
proses produksi.
Data yang digunakan adalah data dalam periode Juli 2011 – Februari 2012, yaitu:
1. Data penurunan waktu mesin wrapper
2. Data waktu pemeliharaan mesin wrapper
3. Data waktu pemasangan dan penyetelan mesin wrapper
4. Data waktu produksi mesin wrapper
Tabel 4.1. Data Waktu Kerusakan Mesin Wrapper
Periode Total Waktu Kerusakan (jam)
Juli 2015 26.16Agustus 2015 15,33Septembr 2015 17,45Oktober 2015 30,78Nopember 2015 24,67Desember 2015 29,67Januari 2016 27,29Februari 2016 37,95
Tabel 4.2. Data Waktu Pemeliharaan Mesin Wrapper
Periode Total Waktu Pemeliharaan (jam)
Juli 2015 10Agustus 2015 10Septembr 2015 10Oktober 2015 10Nopember 2015 10Desember 2015 10
Januari 2016 10Februari 2016 10
Tabel 4.3 Data Waktu Pemasangan dan Penyetelan Mesin Wrapper
Periode Total Waktu Pemasangan dan Penyetelan (jam)
Juli 2015 20,83 Agustus 2015 27,67 Septembr 2015 25,5 Oktober 2015 20,6Nopember 2015 23,32Desember 2015 20,83 Januari 2016 29,16 Februari 2016 27,5
Tabel 4.4 Data Produksi Mesin Wrapper
Periode Total Waktu
Tersedia (Jam)
Total Produk Proses (Pcs)
Total Produk Ok
(Pcs)
Total Cacat Saat
Proses (Pcs)
Total Cacat Awal
Produksi (Pcs)
Total Waktu Akual (Jam)
Juli 2015 454 15519 15107 412 0 387.975Agustus 2015 410 12520 12196 324 0 313Septembr 2015 419 12769 12457 312 0 319.225Oktober 2015 461 15776 15169 607 0 394.4Nopember 2015 449 15335 14746 589 0 383.375Desember 2015 451 15426 14857 569 0 385.65Januari 2016 434 13294 12859 435 0 332.35Februari 2016 438 16071 15458 613 0 401.775
4.2 Perhitungan Enam Kerugian Besar
Banyak faktor yang dapat menyebabkan kerugian akibat rendahnya produktivitas
mesin/peralatan yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan sering diakibatkan oleh
penggunaan mesin/peralatan yang tidak efektif dan efisien terdapat enam faktor yang
disebut enam kerugian besar.
4.2.1 Kerugian karena kerusakan peralatan
Besarnya persentase efektifitas mesin yang hilang akibat faktor kerusakan
peralatan dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut:
Kerugian karena kerusakan ¿TotalWaktu Kerusakan
Waktu Loading ×100%
4.2.2 Pemasangan dan penyetelan
Kerugian karena pemasangan dan penyetelan adalah semua waktu pemasangan
termasuk waktu penyesuaian dan juga waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan-kegiatan
mengganti suatu jenis produk ke jenis produk berikutnya untuk produksi selanjutnya.
Kerugian pemasangandan penyetelan= total waktu pemasangandan penyetelanwaktu loading
×100%
4.2.3 Kerugian karena beroperasi tanpa beban maupun karena berhenti sesaat
Kerugian karena beroperasi tanpa beban maupun karena berhenti sesaat
muncul jika faktor eksternal mengakibatkan mesin/peralatan beroperasi tanpa
menghasilkan produk.
Kerugian berhenti sesaat ¿waktu tidak produktif
waktu loading ×100%
4.2.4 Kerugian karena penurunan kecepatan operasi
Menurunnya kecepatan produksi timbul jika kecepatan operasi aktual lebih
kecil dari kecepatan mesin yang telah dirancang beroperasi dalam kecepatan
normal.
Kerugian penurunan kecepatan
¿ waktu proses−(waktu siklus ideal × total produk yag di proses)waktu loading
×100%
4.2.5 Kerugian produk cacat saat proses
Cacat waktu proses adalah produk yang tidak memenuhi spesifikasi yang telah
ditentukan.
Kerugian produk cacat saat proses ¿waktu siklus ideal × jumlah produk cacat
waktu loading
×100%
4.2.6 Kerugian produk cacat awal produksi
Kerugian produk cacat awal produksi adalah kerugian yang timbul selama
proses produksi belum mencapai keadaan produksi yang stabil pada saat proses
produksi mulai dilakukan sampai tercapainya keadaan proses yang stabil, sehingga
produk yang dihasilkan tidak memenuhi spesifikasi kualitas yang diharapkan.
Kerugian produk cacat awal produksi
¿ waktu siklus ideal × jumlahcacat pada awal produksiwaktu loading ×100%
Tabel 4.5 Persentase Enam Kerugian Besar Mesin Wrapper Periode Juli 2015 –
Februari 2016
No Enam Kerugian Besar Total waktu Kerugian (jam)
Persentase (%)
1 Kerusakan 209.3 31.752 Pemasangan dan
penyetelan 195.41 29.64
3 Berhenti sesaat 157.94 23.964 Cacat saat proses 96.53 14.645 Penurunan kecepatan
operasi 0 0
6 Cacat awal produksi 0 0 Total 659.18 100
Faktor terbesar dalam enam kerugian besar antara lain kerusakan 31.75 %,
pemasangan dan penyetelan 29.64 %, dan berhenti sesaat 23.96 %. Ketiga faktor
tersebut yang menyebabkan target produksi dari mesin wrapper tidak tercapai.
4.3 Kerugian Karena Kerusakan dan Berhenti Sesaat
Faktor penyebab mesin wrapper sering mengalami kerusakan, dan berhenti
sesaat disebabkan oleh 5 faktor, antara lain:
1. Manusia/Operator
2. Mesin
3. Metode
4. Material
5. Lingkungan
4.4 Kerugian Karena Pemasangan dan Penyetelan
Faktor penyebab mesin wrapper lama dalam proses pemasangan dan
penyetelan disebabkan karena pada saat proses penggantian material disebabkan oleh
kurang terlatihnya operator, dan alat penunjang yang kurang memadai.
4.5 Usulan Perbaikan Masalah
Untuk mengatasi masalah kerugian karena kerusakan dan kerugian karena
mesin berhenti sesaat:
a. Pelatihan pada operator dilakukan secara berkala sehingga didapat operator yang
handal dan terampil.
b. Memahami proses kerja dan komponen mesin secara mendalam bagi seluruh teknisi.
c. Melakukan metode:
Perawatan Preventif
Perawatan Korektif
Perawatan Mandiri
d. Dibuatkan standar kebersihan pada mesin, bagaimana melakukan proses
pembersihan pada area roda gigi dan seluruh mesin secara berkala.
e. Membersihkan mesin sebelum dan sesudah proses produksi.
Untuk mengatasi masalah pemasangan dan penyetelan:
a. Dibuatkan standar kerja dalam penggantian material wrapper, dan penggantian tipe.
b. Dibuatkan alat untuk mempermudah penggantian material wrapper
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Faktor penyebab rendahnya nilai OEE dipengaruhi oleh faktor enam kerugian pada
mesin wrapper. Faktor enam kerugian besar yang paling besar pengaruhnya terhadap
mesin wrapper adalah kerugian karena kerusakan sebesar 31.75%, kerugian pemasangan
dan penyetelan sebesar 29.64%, dan kerugian karena berhenti sesaat sebesar 23.96%.
Berikut adalah kesimpulan yang dapat ditarik untuk mengatasi masalah efisiensi
produksi mesin wrapper di PT. X.
Untuk mengatasi masalah kerugian karena kerusakan dan kerugian karena mesin berhenti
sesaat:
a. Pelatihan pada operator dilakukan secara berkala sehingga didapat operator yang
handal dan terampil.
b. Memahami proses kerja dan komponen mesin secara mendalam bagi seluruh teknisi.
c. Melakukan metode:
Perawatan Preventif
Perawatan Korektif
Perawatan Mandiri
d. Dibuatkan standar kebersihan pada mesin, bagaimana melakukan proses pembersihan
pada area roda gigi dan seluruh mesin secara berkala.
e. Membersihkan mesin sebelum dan sesudah proses produksi.
Untuk mengatasi masalah pemasangan dan penyetelan:
a. Dibuatkan standar kerja dalam penggantian material wrapper, dan penggantian
tipe.
b. Dibuatkan alat untuk mempermudah penggantian material wrapper
5.2 Saran
Berdasarkan data-data dan pengetahuan yang telah didapatkan selama membuat tugas
mata kuliah ini, untuk mendapatkan tugas yang baik tentang usulan perbaikan untuk
meningkatkan efisiensi mesin dengan menggunakan metode OEE, kita harus mengetahui
prinsip kerja mesin yang akan diteliti, masalah apa yang sering muncul, dan data mesin
tersebut.
Penelitian yang dilakukan harus lebih lama lagi, sehingga kita dapat mengetahui nilai
OEE seakurat mungkin dari data yang ada dan bisa menghasilkan usulan perbaikan yang
lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofjan. 1999. Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Revisi, Fakultas
Ekonomi. Jakarta: Universitas Indonesia.
Asyari, Daryus. 2007. Manajemen Pemeliharaan Mesin (Diktat Kuliah). Jakarta:
Universitas Darma Persada.
Corder, Anthony. 1988. Teknik Manajemen Pemeliharaan. Jakarta: Erlangga.
Nakajima. 1988. Intoduction To Total Produktive Maintenance, Cambridge, MA,
Producktivity Press, Inc.
Alex Julius Chaidir. 2010. Analisa Peluang. Jakarta: Fakultas Teknik Universitas
Indonesia
Widarto, dkk. 2008. Teknik Pemesinan. Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta
Ir. Alfian Hamsi, M.Sc. 2004. Menejemen Pemeliharaan Pabrik. Medan: Jurusan
Teknik Mesin Fakultas Teknik Unversitas Sumatera Utara
Taufiq Rochim. 1993. Teori & Teknologi Proses Pemesinan. Laboratorium Teknik
Produksi dan Metrologi Industri Jurusan Mesin Fakultas Industri Institut Teknologi
Bandung: Bandung
Blocher, Edward J., Kung H. Chen, dan Thomas W. Lin. 2005. Manajemen Biaya
dengan Tekanan Stratejik. Terjemahan A. Susty Ambarriani. Jakarta: Salemba Empat.
Nasution, M.N. 2010. Manajemen Mutu Terpadu. Edisi 2. Bogor: Ghalia Indonesia.
Assuri, Sofyan. 1991. Teknik dan Metode Peramalan. Penerbit Fakultas Ekonomi
Univrsitar Indonesia, Jakarta
Blumenfeld, D. 2009. Operations Research Calculations Handbook Second Edition.
CRC Press: United States of America
Gaspersz, Vincent. 2004. Production Planning And Inventory Control. PT Gramedia
Pustaka Umum, Jakarta Makridakis, Steven C. 199. Metode dan Aplikasi Peramalan.
Edisi 1 Jilid ke-1.
Binarupa Aksara, Jakarta Siswanto. OPERATIONS RESEARCH Jilid 1. 2007.
Erlangga: Jakarta