Biodata
II. DATA PRIBADI1. Nama Lengkap / Nama Panggilan Kiki Amalia Rahmawati / Kiki
2. Tempat / Tanggal Lahir Jepara/ 20 Mei 1994
3. Jenis Kelamin Perempuan
4. Tinggi / Berat 163 cm / 45 kg
5. Alamat Rumah Gg Sumur Towo no 05 ,Demaan RT 01 RW 03 Jepara
6. E-mail [email protected]. Nomer Hp / Telp. 085640593364
8. Hobi Membaca fiksi
9. Golongan Darah O
KLIPING PENCEMARAN HIDROKARBON
.
ANALISIS KAJIAN LINGKUNGAN
Laut merupakan suatu ekosistem yang kaya dengan sumber daya alam
termasuk keanekaragaman sumber daya hayati yang dapat dimanfaatkan untuk
kemakmuran dan kesejahteraan manusia. Di lain pihak, lautan merupakan tempat
pembuangan benda-benda asing dan pengendapan barang sisa yang diproduksi oleh
manusia. Dari aktivias manusia ini mengakibatkan terjadinya pencemaran laut,
Pencemaran laut menurut PP No.19/1999 diartikan sebagai masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke lingkungan laut
oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu dan/atau fungsinya
Seperti pada beberapa berita diatas, pencemaran laut yang disebabkan oleh
tumpahan minyak masih menjadi masalah yang serius untuk di kaji karena hidrokarbon
minyak bumi adalah pencemar utama di lautan. Dilihat dari kandungannya terdapat
lebih dari empat seri hidrokarbon yang terkandung di dalam minyak bumi, yaitu seri n-
paraffin, seri iso-paraffin, seri neptena . Selain itu adanya senyawa hidrokarbon yang
terkandung dalam minyak bumi, yang memiliki komponen senyawa kompleks, seperti
Benzena, Toluena, Ethilbenzena dan isomer Xylena (BTEX) sangat berbahaya dan
pada saat minyak terekspos ke lingkungan laut, sifat-sifat fisik, kimia, dan biologis
minyak akan segera berubah seperti kelarutan minyak akan berubah menjadi rendah
sehingga minyak ini akan mengapung dipermukaan laut karena tidak dapat larut dalam
air. Semakin banyak komponen minyak maka seakin beracun dan minyak ini akan
terabrsobsi hingga terakumulasi di beberapa spesies makluk hidup, Sehingga bahan –
bahan ini sangat sulit dihilangkan dan sangat berbahaya bagi kehidupan ekosistem di
laut,keberlangsungan hidup makhluk hidup dan membahayakan kesehatan manusia
menyangkut kualitas perairan.
Menurut Nedi (2012) pada dasarnya, pencemaran minyak di perairan
disebabkan oleh aktivitas berbagai stakeholder meliputi pelaku industri yang berada di
daratan yang mengalirkan limbahnya melalui sungai dan bermuara ke laut, pelaku
industri migas dan pelaku transportasi kapal.. berikut penjelasan dari aspek-aspek
kegiatan yang menjadi sumber tercemarnya minyak di berita yang sudah dipaparkan :
1. Eksplorasi dan ProduksiEksplorasi yang dimaksudkan disini adalah pelaku indrusti migas seperti
eksplorasi minyak lepas pantai. Dalam proses awal eksplorasi seperti adanya
pengeboran minyak bumi di laut menyebabkan terjadinya peledakan (blow aut) di
sumur minyak. Ledakan ini mengakibatkan semburan minyak ke lokasi sekitar
laut, sehingga menimbulkan pencemaran. Sedangkan dalam proses produksi
pencemaran dapat terjadi karena tumpahnya minyak bumi pada proses
pengolahan,produksi , distribusi maupun penggunaannya sehingga komponen-
komponen minyak bumi terlepas ke dalam lingkungan, misalnya kebocoran
tangker minyak bumi, jalur pipa transmisi, kebocoran karena peralatan yang tidak
terawat dengan baik dari proses produksi. Dampak dari lepasnya crude oil di
perairan lepas pantai mengakibatkan limbah tersebut dapat tersebar . Hal inilah
yang menjadi sumber terjadinya pencemaran minyak di berita –berita tersebut.
Seperti pada iumpahan minyak yang berasal dari ladang minyak montara, di Laut
Timor di lepas pantai utara Western Australia, disebabkan oleh suatu ledakan
pada tanggal 21 Agustus 2009. Akibatnya terjadi kebocoran sekitar 400 barrels
minyak mentah setiap harinya sampai akhirnya berhasil ditutup 74 hari kemudian
2. TransportasiMengingat lautan merupakan jalur transportasi strategis dan merupakan
rute alternatif kapal yang produktif tanpa adanya pengawasan yang ketat
menjadi latar belakang dan kesempatan bagi pelaku transportasi kapal untuk
membuang minyaknya di lingkungan laut.. Dari aspek transportasi ini juga
terdapat beberapa sumber pencemaran lain seperti pada tanki ballast dan tanki
bahan bakar di kapal, kegiatan scrapping kapal yaitu pemotongan badan kapal
untuk menjadi besi tua dan buangannya di laut. Kemudian Docking , yaitu
proses perbaikan kapal yang biasanya berupa pengecatan ulang pada kapal
yang sedikit banyak terjadi tumpahan dari proses tersebut. Dan yang sering
terjadi yaitu kecelakaan kapal Tanker seperti kebocoran lambung, kapal kandas,
ledakan, kebakaran dan tabrakan kapal tanker. Biasanya hasil ekspoitasi minyak
bumi diangkut oleh kapal tanker ke tempat pengolahan minyak bumi (crude oil)
kemudan mengalami ledakan atau kecelakaan.
Selain sumber-sumber yang telah terjadi di beberapa berita, berikut adalah
sumber lain yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran minyak di Laut.
1. RefineryMenurut Beny (2002) refinery adalah tempat pembersihan atau
penyulingan. Kilang minyak (oil refinery) adalah pabrik/fasilitas industri yang
mengolah minyak mentah menjadi produk petroleum yang bisa langsung
digunakan maupun produk-produk lain yang menjadi bahan baku bagi industri
petrokimia. Produk-produk utama yang dihasilkan dari kilang minyak antara lain:
minyak bensin (gasoline), minyak disel, minyak tanah (kerosene). Kilang minyak
merupakan fasilitas industri yang sangat kompleks dengan limbah yang sangat
berbahaya bagi lingkungan laut. Proses pengolahan minyak dan petrokimia di
kilang (reinery) menurut Carmen Marti et al (2009) menghasilkan lumpur minyak
kilang (oil sludge), yang berpotensi mencemari lingkungan (Sulistyono,2012).
2. Konsumsi Sumber ini biasanya dari proses daratan berupa minyak pelumas bekas,
atau cairan yang mengandung hydrocarbon yang berasal dari pabrik industry
maupun kantoran yang membuang limbahnya melalui sungai dan bermuara di
lingkungan laut.
Adapun dampak –dampak yang disebabkan pencemaran laut hidrokarbon antara lain :
a. Dampak terhadap ekosistemEkosistem laut akan rusak dimana terumbu karang,rumput laut, lamun, ikan dan
biota-biota laut akan mati karena vikositas yang tinggi menyebabkan gangguan fisik
pada organism,mengganggu fungsi respirasi, makanan dan termoregulasi.
Secara umum dampak terjadinya pencemaran minyak dibagi menjadi 2, yaitu
efek letal dan sub letal. Menurut Rosidah (2013) Efek letal yaitu reaksi yang terjadi saat
zat-zat fisika dan kimia mengganggu proses sel ataupun subsel pada makhluk hidup
hingga kemungkinan terjadinya kematian. Efek subletal yaitu mepengaruhi kerusakan
fisiologis dan perilaku namun tidak mengakibatkan kematian secara langsung. Seperti
yang telah dijelaskan oleh Furkhon (2010) molekul-molekul hidrokarbon minyak dapat
merusak membran sel biota laut, mengakibatkan keluarnya cairan sel dan
berpenetrasinya bahan tersebut ke dalam sel. Secara langsung efek telal minyak ini
akan menyebabkan kematian pada ikan disebabkan kekurangan oksigen, keracunan
karbondioksida, dan keracunan langsung oleh bahan berbahaya. Akibat dari hal ini
beberapa spesies kunci juga akan ikut punah.
Menurut Nugroho (2007) tumpahan minyak akan merusak ekosistem laut antara
lain plankton (fitoplankton-zooplankton) dan nekton. Fitoplankton akan mengalami
penurunan sebagaimana efek sub letal yang dialaminya. Sebab minyak yang
mengapung pada permukaan air tentu menyebabkan air berwarna hitam dan
mengurangi intensitas cahaya matahari yang akan digunakan oleh fitoplankton untuk
berfotosintesis. Jika fitoplankton terhambat fotosintesinya jumlahnya pun akan
menurun, jika begitu zooplankton akan kehilangan makanannya sehingga populasi
zooplankton juga akan menurun. Jika hal ini terus terjadi maka populasi seperti
udang,ikan kecil hingga ikan besar juga akan menurun dan dapat memutus rantai
makanan pada daerah tersebut, jika hal demikian terjadi, maka secara langsung akan
mengurangi laju produktivitas primer.
Untuk ekosistem seperti lamun dan rumput laut tak luput juga dari dampak
pencemaran mnyak di laut. Lapisan minyak yang tergenang dipermukaan laut akan
mempengarungi pertumbuhan rumput laut , lamun dan tumbuhan laut lainnya jika
menempel pada permukaan daunnya, karena dapat mengganggu proses metabolisme
pada tumbuhan tersebut seperti respirasi.
Minyak yang berada dipermukaan juga akan mengakibatkan efek letal yaitu
penurunan populasi alga dan protozoa akibat kontak dengan racun( slick). Selain
itu,efek subletal akan dialami oelh burung burung-burung laut. Hal ini dikarenakan slick
membuat permukaan laut lebih tenang dan menarik burung untuk hinggap di atasnya
ataupun menyelam mencari makanan. Saat kontak dengan minyak, terjadi peresapan
minyak ke dalam bulu dan merusak sistem kekedapan air dan isolasi, sehingga burung
akan kedinginan yang pada akhirnya mati.
Apabila minyak sudah sampai di bibir pantai tentu bepengaruh juga terhadap
kerusakan mangrove. Sistem perakaran mangrove yang berfungsi dalam pertukaran
CO2 dan O2, Jika tertutup oleh meniyak akan mengrangi kadar oksigen. Jika minyak
mengendap dalam waktu yang cukup lama akan menyebabkan pembusukan pada akar
mangrove yang mengakibatkan kematian pada tumbuhan mangrove tersebut.
Tumpahan minyak juga akan menyebabkan kematian fauna-fauna yang hidup
berasosiasi dengan hutan mangrove seperti moluska, kepiting, ikan, udang, dan biota
lainnya.
b. Sosial ekonomiEfek social ekonomi yang terjadi dengan adanya pencemaran hidrokarbon
adalah menurunya bahkan hilangnya mata pencaharian nelayan karena ikan-ikan yang
biasanya mereka tangkap terkena dampak dari tumpahan minyak, serta diperkirakan
mengakibatkan kerugian pada mata pencaharian dari sedikitnya 18,000 nelayan.
Selain itu dalam bidang budidaya seperti yang terjadi di pulau Rote kerugian ekonomi
dapat diidentifikasikan dari sisi hasil panen rumput laut kering petani setempat. Menurut
data yang ada, sebelum terjadi pencemaran, petani rumput laut di Rote Ndao dapat
memproduksi 7334 ton rumput luat kering per tahun. Pada tahun 2009, atau setelah
pencemaran terjadi, produksi turun hingga 1512 ton. Bahkan, hingga Juni 2010,
produksi rumput laut kering di Rote baru mencapai 341,4 ton (Anonim,2013)
Kemudian untuk aspek ekowisata juga sangat mempengaruhi dimana
pengunjung akan terus menurun mengingat keindahan lingkungan yang ditawarkan
sudah tercemar dan rusak. Hal-hal inilah yang mengakibatkan kesejahteraan
masayrakat pesisir pada daerah terkena pencemaraan menurun.
c. Efek Terhadap Kesehatan ManusiaAkibat jangka panjang dari pencemaran minyak adalah terutama bagi biota laut
yang masih muda. Minyak di dalam laut dapat termakan oleh biota-biota laut. Sebagian
senyawa minyak dapat dikeluarkan bersama-sama makanan, sedang sebagian lagi
dapat terakumulasi dalam senyawa lemak dan protein. Sifat akumulasi ini dapat
dipindahkan dari organisme satu ke organisme lain melalui rantai makanan. Demikian
seterusnya bila ikan tersebut dimakan ikan yang lebih besar, hewan-hewan laut lainnya,
sehingga terus akan terakumulasi seiring dengan rantai makanan yang berjalan
sehingga saat manusia mengkonsumsi ikan tersebut tentu akan berpengaruh terhadap
kesehatan manusia. Sebab akumulasi senyawa semakin besar dan kandungan
polisiklik aromatic senyawa hidrokarbon (PAH) dalam rantai makanan sangat
berpotensi menimbulkan risiko terhadap kesehatan manusia . Kisaran luas ditoksisitas
PAH, di antaranya adalah karsinogenik, mutagenic dan bioaccumulate.
Seperti yang telah dipaparkan di berita terakhir Dewan Wali Amanat Exxon
Valdez menemukan berbagai macam gejala penyakit yang melanda penduduk Alaska,
seperti sakit kepala, mual, muntah, diare, sakit mata, hidung berair, sakit tenggorokan,
batuk, hidung berdarah, kulit melepuh, sesak napas dan pusing. Hal ini dikarenakan
ada beberapa jenis minyak di antaranya yang menguap dengan cepat, memasuki
udara, dan dihirup masuk ke dalam tubuh dan yang paling berbahaya adalah polisiklik
aromatic senyawa hidrokarbon (PAH).
Bahan lain yang digunakan dalam penanggulangan tumpahan minyak seperti
dispersan atau deterjen, juga mengandung zat beracun karena, telah terbukti
memberikan dampak kronis terhadap kesehatan fisik penduduk di Cordova (Alaska)
yang berpartisipasi dalam pembersihan tumpahan minyak di Laut Alaska. Pnyakitnya
antara lain kelelahan, mual, dan sakit kepala yang merupakan gejala-gejala penyakit
kronis dan memiliki efek buruk terhadap kesehatan fisik manusia seperti sensitivitas
kimia, pusing berkelanjutan, kerusakan sistem saraf pusat, dermatitis, leukemia, cacat
janin, kanker kulit, kerusakan hati, kerusakan ginjal, iritasi kronis saluran pernapasan
dan sakit kepala
Menurut Aguilera et al (2010) d dampak dari tumpahan minyak berpengaruh
pada kesehatan fisik dan mental pada populasi yang terkena, terutama mengacu pada
gejala klinis dan kesehatan yang berhubungan dengan kualitas hidup. Populasi atau
individu dengan derajat paparan yang lebih tinggi atau tinggal di daerah yang paling
dekat dengan tumpahan minyak menunjukkan rendahnya tingkat kesehatan mental
dibandingkan dengan mereka dengan derajat paparan yang rendah atau tinggal di
daerah yang jauh dari tumpahan minyak
PENANGGULANGAN PENCEMARAN LAUTAda beberapa cara untuk menanggulangi pencemaran minyak dilaut. Namun
sebelum di lakukannya penanggulangan biasanya dilakukan suatu pemantauan yang
dibagi 2 jenis pemantauan yang dilakukan yaitu dengan pengamatan secara visual dan
penginderaan jauh (remote sensing). Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa
besar dan berapa luas jangkaun minyak yang sudah encemari. Setalah itu barulah
dilakukan beberapa langkah penangualangan. Menurut Rosida (2013) cara
penanggulannya sebagai berikut :
In-situ burning adalah pembakaran minyak pada permukaan laut, sehingga
mengatasi kesulitan pemompaan minyak dari permukaan laut, penyimpanan
dan pewadahan minyak serta air laut yang terasosiasi. Teknik ini membutuhkan
booms (pembatas untuk mencegah penyebaran minyak) atau barrier yang
tahan api. Namun, pada peristiwa tumpahan minyak dalam jumlah besar sulit
untuk mengumpulkan minyak yang dibakar. Selain itu, penyebaran api sering
tidak terkontrol.
Penyisihan minyak secara mekanis melalui 2 tahap, yaitu melokalisir tumpahan
dengan menggunakan booms dan melakukan pemindahan minyak ke dalam
wadah dengan menggunakan peralatan mekanis yang disebut skimmer.
Bioremediasi yaitu proses pendaurulangan seluruh material organik. Bakteri
pengurai spesifik dapat diisolasi dengan menebarkannya pada daerah yang
terkontaminasi. Selain itu, teknik bioremediasi dapat menambahkan nutrisi dan
oksigen sehingga mempercepat penurunan polutan.
Penggunaan sorbent dilakukan dengan menyisihkan minyak melalui mekanisme
adsorpsi (penempelan minyak pad permukaan sorbent) dan absorpsi
(penyerapan minyak ke dalam sorbent). Sorbent ini berfungsi mengubah fase
minyak dari cair menjadi padat, sehingga mudah dikumpulkan dan disisihkan.
Sorbent harus memiliki karakteristik hidrofobik, oleofobik, mudah disebarkan di
permukaan minyak, dapat diambil kembali dan digunakan ulang. Ada 3 jenis
sorbent yaitu organik alami (kapas, jerami, rumput kering, serbuk gergaji),
anorganik alami (lempung, vermiculite, pasir) dan sintetis (busa poliuretan,
polietilen, polipropilen dan serat nilon).
Dispersan kimiawi merupakan teknik memecah lapisan minyak menjadi tetesan
kecil (droplet), sehingga mengurangi kemungkinan terperangkapnya hewan ke
dalam tumpahan minyak. Dispersan kimiawi adalah bahan kimia dengan zat
aktif yang disebut surfaktan.
Washing oil yaitu kegiatan membersihkan minyak dari pantai.
Apabila pencemaran sudah sampai di bibir pantai berikut adalah alat-alat yang
digunakan untuk membersihkan tumpahan minyak dikawasan pantai:
a. Booms merupakan alat untuk menghambat perluasan hambatan minyak.
b. Skimmers yaitu kapal yang mengangkat minyak dari permukaan air.
c. Sorbent merupakan spons besar yang digunakan untuk menyerap minyak.
d. Vacuums yang khusus untuk mengangkat minyak berlumpur dari pantai atau
permukaan laut.
e. Sekop yang khusus digunakan untuk memindahkan pasir dan kerikil dari minyak
di pantai.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2013.Pencemaran Laut Akibat Tumahan Minyak. Diakses dari
http://www.academia.edu/5306333/PENCEMARAN_LAUT_AKIBAT_TUMPAHAN_
MINYAK_YANG_BERSIFAT_LINTAS_BATAS_NEGARA pada tanggal 05
November 2014 pukul 19.00 WIB
BBC, 21 April 2011 Berita diakses dari
http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2011/04/110420_bptragedy.shtml Pada
tanggal 3 November 2014 pukul 19.00 WIB
DetikNews 13 Juni 2006 Berita diakses dari
http://news.detik.com/read/2006/06/13/134851/615193/10/tim-independen-klh-
soroti-pencemaran-di-pulau-seribu Pada tanggal 3 November 2014 pukul 19.00
WIB
Aguilera, F., Mendez, J., Pasaro, E., and Laffon, B., 2010, Review on the Effects of
Exposure to Spilled Oils on Human Health. Journal of Applied Toxicology
10.1002/jat.1521
Furkhon.2010. Analisis Pencemaran Laut Akibat Tumpahan Minyak di Laut. Bandung
: Unpad
Hartanto, Benny. 2008. Oil Spill (Tumpahan Minyak) Di Laut Dan Beberapa Kasus di
Indonesia. Yogyakarta : Bahari Jogja
Nedi, Syahril. 2012. STAKESHOLDER YANG BERPERAN DALAM PENGENDALIAN
PENCEMARAN MINYAK DI SELAT RUPAT. Jurnal Perikanan dan Kelautan 17,1
(2012) : 26-37
Nogroho Astrid. 2007. Pertumbuhan Konsorsium Isolat Bakteri Asal Benakat pada Media Minyak Bumi Bersalinitas Tinggi : Studi Kasus Biodegradasi Minyak Bumi Skala Laboratorium. Jurnal ILMU DASAR, Vol. 8 No. 2,: 186-192
Rosida.2013.Pencemaran Limbah Minyak Indrustri. Jurnal Pencemaran Vol,3 hal 1-11
Sulistyono, Suntoro, M.Masykuri 2012. KAJIAN DAMPAK TUMPAHAN MINYAK DARI KEGIATAN OPERASI KILANG MINYAK TERHADAP KUALITAS AIR DAN TANAH (Studi Kasus Kilang Minyak Pusdiklat Migas Cepu) Jurnal EKOSAINS Vol. IV . No. 2
SindoNews. 9 April 2013. Berita diakses dari
http://daerah.sindonews.com/read/736760/27/buang-1-000-liter-solar-ke-laut-kapal-
tanker-diamankan pada tanggal 4 November 2014 pukul 18.00 WIB
SindoNews. 28 Juli 2013. Berita diakses dari
http://international.sindonews.com/read/766371/40/al-thailand-turun-tangan-atasi-
tumpahan-kebocoran-pipa-minyak pada tanggal 04 Novemver 2014 pukul 18.00
WIB
SindoNews .11 April 2013. Berita diakses dari
http://international.sindonews.com/read/737036/42/tabrakan-kapal-picu-tumpahnya-
minyak-di-laut-kolombia Pada tanggal 4 November 2014 pukul 18.00 WIB
SuaraMerdeka.com. 29 September 2010 Berita diakses dari
http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2010/09/29/66415/
Pencemaran-Minyak-Berdampak-Buruk-Terhadap-Kesehatan Pada tanggal 3
November 2014 pukul 19.00 WIB