WEBINARInvestasi, Nilai Tambah, dan
Kesinambungan Pembangunan
Strategi Peningkatan DayaSaing Investasi untuk Hilirisasi
Sumber Daya Alam
8 September 2021
Realisasi Investasi
Realisasi Investasi
Jan – Jun 2021
Rp 442,7 T
Target Investasi 2021
Rp 900 T
Realisasi Investasi
Jan – Des 2020
Rp 826,3 T
Target Investasi 2020
RP 817,2 T
101,1%
PMDNRp 214 T(48,4%)
PMARp 228 T (51,6%)
PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA
623.715
JawaRp 214 T(48.5%)
Luar JawaRp 228 T (51.5%)
Investment Sources Distribution
PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA
1.156.361
PMDNRp 413 T(50.1%)
PMARp 412 T(49.9%)
JawaRp 408 T(49.5 %)
Luar JawaRp 417 T(50.5%)
Investment Sources Distribution
Perkembangan Realisasi Investasi Indonesia(kecuali Sektor Hulu Migas dan Jasa Keuangan)
49,2%
2021 (sampai Juni) y-o-y
PMA 16,8%
PMDN 3,5%
Total 10%
2020 y-o-y
PMA -2,4%
PMDN 7%
Total 2,1%
4
10 Besar Negara asal Investor (dalamUSD Miliar)
0.3
0.5
0.7
0.8
1.0
1.1
1.3
1.7
2.3
4.7
10. Thailand
9. Swiss
8. Malaysia
7. Amerika Serikat
6. Jepang
5. Korea Selatan
4. Belanda
3. R.R Tiongkok
2. Hongkong, RRT
1. Singapura
Sumber: Kementerian Investasi/BKPM, 2021
Perkembangan Realisasi Investasi Indonesia
Januari – Juni Tahun 2021 Berdasarkan Negara Asal Investor
Perkembangan Investasi Hilirisasi 2016 – TW II 2021
Sumber: NSW I Kementerian Investasi/BKPM, 2021
(19-2015) Industri produk dari batu bara
dan pengilangan minyak bumi
3%
(20-2015) Industri bahan
kimia dan barang dari bahan kimia
27%
(23-2015) Industri barang
galian bukan logam
9%
(24-2015) Industri logam
dasar58%
(25-2015) Industri barang logam, bukan
mesin dan peralatannya
3%
PMA (19-2015) Industri produk dari batu bara
dan pengilangan minyak bumi
17%
(20-2015) Industri bahan
kimia dan barang dari bahan kimia
29%
(23-2015) Industri barang
galian bukan logam23%
(24-2015) Industri logam
dasar26%
(25-2015) Industri barang logam, bukan
mesin dan peralatannya
5%
PMDN
Sumber: Renstra BKPM 2020 – 2024
Target Realisasi Investasi 2020 s.d. 2024
NoSasaran Stategis dan Indikator
Kinerja Renstra BKPM 2020-2024Satuan 2020 2021 2022 2023 2024
1 Nilai realisasi penanaman modal Rp Triliun 817,2 858,5 968,4 1.099,8 1.239,32 Nilai realisasi penanaman modal sektor
sekunderRp Triliun 227,2 268,7 352,5 483,9 646,1
3 Sebaran penanaman modal berkualitas
(di luar Jawa) % 48,3% 49,0% 49,7% 50,6% 51,7%
4 Kontribusi investasi dalam negeri/PMDN
termasuk UMKM% 48,8% 49,7% 50,3% 51,9% 53,1%
Total Realisasi Investasi
Tahun 2015 s.d 2019
sebesar Rp. 3.381,9 T
Target Investasi Tahun 2020
s.d 2024 sebesar Rp.
4.983,2 T
47,3%
Atas arahan Presiden Jokowi dan harapan datangnya investasi
berkualitas, target realisasi investasi 2021 ditingkatkan menjadi
Rp 900T
6
Percepatan RealisasiInvestasi
Promosi, meyakinkan
investor bahwa Indonesia
'ramah investasi'
Membantu layanan
perizinan
Membantu
financial closing
Memberikan layanan end-
to-end kepada investor
sampai realisasi investasi
Membantu sampai
tahap produksi8
5 Langkah Memfasilitasi Investor, Meningkatkan
Realisasi Investasi
Potensi Realisasi Investasi Rp 708 Triliun yang
Sedang Difasilitasi: Mayoritas Sektor Hilirisasi
211,9 61,2 39,258,1(PT Tanjung
Jati Power)
38,0
21,7 14,0(PT Tenaga Listrik Bengkulu)
5,2
PT Multimas Nabati Asahan
7,7
2,7 2,4PT Galempa Sejahtera
Bersama
2,01,8
1,8
PT Sumber Mutiara
Indah Perdana
(SMIP)
1,8
1,1 1,0 6,0
Lain-Lain 1,4
9,5
(Proyek Hululais)
2,3
(PT Halmahera
Persada Lygend)
5,4
2,42,8
Rp708,0T
Potensi Realisasi
investasi
Kementerian Investasi/BKPM tidak hanya memfasilitasi
permasalahan investasi besar, tetapi juga investasi UKM
Klaten, Jawa Tengah Dumai, Riau
Rp517,6T
Nilai potensi
investasi telah
difasilitasi
(73,1%)
(PT Sulawesi Cahaya
Mineral)
1,4
14,7
Tambahan total nilai realisasi investasi yang berhasil dieksekusi:
Rp 474,9 T (67,1%) Rp 517,6 T (73,1%)Nov 2020 Des 2020
Sumber: Kementerian Investasi/BKPM, 2021
9
Substansi UU Cipta Kerja
Dengan metode Omnibus Law,
79 Undang – Undang direvisi
sekaligus hanya dengan satu UU
Cipta Kerja yang mengatur
multisektor
UU
Cipta
Kerja
186 Pasal
dan 15 BAB dalam UU CK
disederhanakan menjadi
11 Klaster dalam UU Cipta Kerja
Peningkatan Ekosistem Investasi
dan Kegiatan Usaha
Perizinan Berusaha
Ketenagakerjaan
Dukungan Koperasi dan UMKM
Dukungan Riset dan Inovasi
Pengadaan Lahan
Kawasan Ekonomi
Kemudahan Berusaha
Investasi Pemerintah Pusat
dan Percepatan PSN
Administrasi Pemerintahan
Pengenaan Sanksi
10
Peluncuran OSS Berbasis Risiko oleh Presiden RI
9 Agustus 2021
Kewenangan penerbitan perizinan berusaha di semua sektor dilimpahkan kepada
Kementerian Investasi/BKPM dan penerbitannya melalui Sistem OSS.
Cakupan 16 Sektor Perizinan Berusaha dan 18 Kementerian/Lembaga
11
Mandat Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
12
Format Perizinan Berusaha terstandar pada sistem OSS tersediauntuk masing-masing penerbit Perizinan Berusaha sesuai
kewenangannya
Penerbitan Perizinan Berusaha melalui sistem OSS oleh:• Lembaga OSS• Lembaga OSS atas nama Menteri/Kepala
Lembaga• Kepala DPMPTSP Provinsi atas nama Gubernur• Kepala DPMPTSP Kabupaten/Kota atas nama
Bupati/Wali Kota• Administrator KEK• Badan Pengusahaan KPBPB.
Pasal 22 ayat (2) PP 5/2021
Perizinan Berusaha
RendahNomor Induk Berusaha (NIB)
Menengah RendahNIB + Sertifikat Standar (SS)* *Pernyataan Mandiri
Menengah TinggiNIB + SS* *Pernyataan Mandiri, selanjutnyadiverifikasi
TinggiNIB + Izin** (+SS*)*SS: Pernyataan Mandiri, selanjutnya diverifikasi**Izin, melalui verifikasi
Proses perizinan kegiatan berusaha diubah dari berbasis izin kerisiko
Catatan: Perizinan Berusaha Untuk Menunjang Kegiatan Usaha (PBUMKU), dapat diajukan oleh Pelaku Usaha jika diperlukan.
Total luas Masterplan KIT Batang:
4.300 Ha
Terbagi menjadi 3 klaster:
- Kawasan Industri seluas 3.100 Ha
- Pusat Inovasi seluas 800 Ha
- Pusat Rekreasi seluas 400 Ha
Fase I Kawasan Industri (450 Ha) sudah habis
terjual dan sebagian Fase II sudah mulai terjual
Kunjungan kedua Presiden RI ke KIT Batang
tanggal 21 April 2021
Groundbreaking KCC Glass (pabrik kaca terbesar di Asia
Tenggara) di KIT Batang tanggal 20 Mei 2021
Kawasan Industri Terpadu Batang sebagai Acuan
Pengembangan Kawasan Industri
13
Daftar Proyek Peta Peluang Investasi Proyek PrioritasStrategis
Sektor Pariwisata (6 proyek)
1. DPP Borobudur, Jawa Tengah
2. DPP Lombok-Mandalika, NTB
3. DPP Labuan Bajo, NTT
4. DPP Wakatobi, Sulawesi Tenggara
5. DPP Manado-Likupang, Sulawesi Utara
6. DPP Raja Ampat, Papua Barat
3
1
4
2 3
56
Sektor Pengembangan Kawasan, Industri yang Terintegrasi dengan Kawasan, dan Infrastruktur
Penunjang Kawasan (17 proyek)1. KI Ladong, Aceh
2. KI Tanjung Buton, Riau
3. Industri smelter di Tj. Balai Karimun, Kepulauan Riau
4. KI/KEK Galang Batang, Kepulauan Riau
5. Industri smelter di Kab Kaur, Bengkulu
6. Industri smelter di Kab Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah
7. Industri smelter di Kab Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan
8. Industri smelter di Kab Kotabaru, Kalimantan Selatan
9. KI Tanah Kuning, Kalimantan Utara
10. KI Takalar, Sulawesi Selatan
11. KI/KEK Palu, Sulawesi Tengah
12. Industri smelter di Sulawesi Tengah (tms survei eksplorasi)
13. Industri smelter di Sulawesi Tenggara (tms survei
eksplorasi)
14. Industri smelter di Kab Halmahera Timur, Maluku Utara
15. KI/KEK Sorong, Papua Barat
16. Pelabuhan Sorong, Papua Barat
17. Pelabuhan Bitung, Sulawesi Utara
Proyek4
1
2
5
6
78
9
10
1112
13
14
15 16
17
Pariwisata
Kawasan, Industri,
Infrastruktur
Trilliun
Rupiah
Nilai
Investasi
Struktur Organisasi
Satgas Percepatan Investasi
Ketua: Menteri Investasi/Kepala BKPM;
Wakil Ketua I: Wakil Jaksa Agung;
Wakil Ketua II: Wakapolri;
Sekretaris: Sdri. Dini Purwono.
Satuan Tugas Percepatan Investasi
15
Dasar Hukum
Keputusan Presiden No 11 tahun 2021
tentang Satuan Tugas Percepatan Investasi
Tujuan
a. memastikan realisasi investasi setiap pelaku usaha PMDN maupun PMA yang
berminat dan/atau yang telah mendapatkan perizinan berusaha;
b. menyelesaikan secara cepat permasalahan dan hambatan (debottlenecking)
untuk sektor-sektor usaha yang terkendala perizinan berusaha dalam rangka
investasi;
c. mendorong percepatan usaha bagi sektor-sektor yang memiliki karakteristik
cepat menghasilkan devisa, menghasilkan lapangan pekerjaan, dan
pengembangan ekonomi regional/lokal;
d. mempercepat pelaksanaan kerja sama antara investor dengan UMKM; dan
e. memberikan rekomendasi penindakan administratif kepada pimpinan
kementerian/lembaga/otoritas dan pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota
terhadap pejabat/pegawai yang menghambat pelaksanaan investasi maupun
yang dapat menambah biaya berinvestasi di Indonesia.
Insentif Fiskal
16
25%
22%
20%
<2020
2020-2021
2022 dst
PPh Badan yang lebih rendah
Fasilitas Investasi melalui OSS / BKPM
Tax Holiday and Mini Tax Holiday50-100% pengurungan PPh Badan untuk 5-20 tahun untuk investasi industri pioneer.
Tax AllowancePengurangan pajak penghasilan badan 30% nilai investasi sampai 5 tahun untukinvestasi di beberapa bidang bisnis atau wilayah tertentu.
Import Duty ExemptionPembebasan biaya masuk untuk impor mesin.
Fasilitas KEKTax Holiday, Tax Allowance, Exemption of Import Duty dan PDRI.
(PERPPU No 1/2020)
Semarang
Total Area : 4326 Ha
phase 1: 450 Ha
Kendal Seaport
±65 km
±30 km
±40 km
KEK Kendal
Industri Padat
Karya
60%Wajib pajak yang melakukan
penanaman modal pada
industri padat karya tertentu
mendapat insentif
pengurang penghasilan neto
sebesar 60 % dari jumlah
investasi berupa aktiva tetap
termasuk tanah.
Pendidikan Vokasi
dan Magang
Wajib pajak yang melakukan
kegiatan praktik kerja,
pemagangan, dan/atau
pembelajaran dalam rangka
pengembangan SDM mendapat
insentif pengurang penghasilan
bruto hingga 200 % dari biaya
yang dikeluarkan untuk kegiatan
tsb.
200%
Riset dan
Pengembangan
300%Wajib pajak yang melakukan
kegiatan penelitian dan
pengembangan tertentu di
Indonesia mendapat insentif
pengurang penghasilan bruto
hingga 300 % dari biaya yang
dikeluarkan untuk kegiatan
tsb.
Super Deduction Tax
17
(PP NO. 45/2019)
Investasi Hilirisasi
Mendorong Investasi melalui Sektor – Sektor Prioritas
yang Memiliki Nilai Tambah (Hilirisasi)
Energi, khususnya baru
dan terbarukan
Infrastruktur
Pertambangan
yang menciptakan
nilai tambah (Nikel,
Bauksit, Batubara,
maupun SDA lainnya)
Industri
Berorientasi Ekspor:
Industri Farmasi dan
Alat Kesehatan
Industri Elektronik
Industri Otomotif
19
Ekonomi Berkelanjutan
20
Ekonomi Hijau Ekonomi Biru
Sektor perikanan dan
sumber daya kelautan
dan pesisir (Contoh:
Maluku Lumbung Ikan
Nasional/MLIN)Infrastruktur Industri Otomotif
yang berbasis
baterai listrik
Energi,
khususnya baru
dan terbarukan
“Ekosistem investasi dan kolaborasi di dunia usaha dimaksudkan untuk
memperkuat perkembangan ekonomi berbasis inovasi dan teknologi,
khususnya ke arah ekonomi hijau dan ekonomi biru yang berkelanjutan.”
(Pidato Presiden RI pada Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR
dan DPD, 16 Agustus 2021)
Hilirisasi Nikel Menjadikan Indonesia sebagai
Pusat Produksi Mobil Listrik Dunia
Indonesia; 23.7%
Australia; 21.5%
Brazil; 12.4%
Rusia; 8.6%
Negara Lainnya; 7.3%
Kuba; 6.2%
Filipina; 5.4%
Afrika Selatan; 4.2%
Tiongkok; 3.2%
Kanada; 3.0%Guatamela; 2.0% Madagaskar; 1.8% Kolombia; 0.5%
Komponen Mobil Listrik
Berdasarkan Biaya
1. 35% Baterai
2. 15% Motor Listrik
3. 50% Komponen
Lainnya
Komponen Baterai Pada Mobil
Listrik yang Banyak Digunakan
Nickel-Cobalt-
Aluminium (NCA)
1. 80% Nikel
2. 15% Cobalt
3. 5% Aluminium
Nickel-Mangan-
Cobalt (NMC811)
1. 80% Nikel
2. 10% Mangan
3. 10% Cobalt
Cadangan bijih nikel Indonesia merupakan cadangan
terbesar di dunia dengan porsi sebanyak 23,7% dari seluruh
cadangan dunia.
Perbandingan Cadangan Bijih Nikel Dunia
Sumber: Nickel Institute, Statista, ESDM
21
Membangun Optimisme Investasi di 2021: Transformasi Ekonomi salah satunya dengan Mendorong Hilirisasi
Penandatanganan MoU Pemerintah RI dan LG
Seoul, 18 Desember 2020
Disahkannya UU Cipta Kerja mampu menjadi penggerak
masuknya investasi ke Indonesia
Selain hilirisasi, investasi juga berdampak besar:
kerjasama dengan BUMN (MIND ID, Pertamina, PLN),
pengusaha nasional di daerah, dan UMKM, TKDN tinggi,
dan penyerapan TKI besar
Rencana Investasi:
LG : Industri baterai terintegrasi US$9,8 Milyar
CATL : Industri baterai terintegrasi US$5,2 Milyar
Indonesia akan menjadi negara pengekspor komoditas
bernilai tambah tinggi
22
Penguatan Sektor Hilirisasi Dalam Kelembagaan
Kementerian Investasi/BKPM
23
Dasar Hukum
• Perpres 63 Tahun 2021 tentang Kementerian Investasi
• Perpres 64 Tahun 2021 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal
Deputi Bidang Hilirisasi Investasi Strategis
Tugas:
Menyelenggarakan koordinasi, perumusan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang hilirisasi investasi strategis.
Fungsi:
a. koordinasi perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang hilirisasi investasi strategis
b. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang hilirisasi investasi strategis
c. pengembangan potensi dan peluang bidang hilirisasi investasi strategis
d. pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan di bidang hilirisasi investasi strategis
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri/Kepala
Transformasi Ekonomi dari Industri Sektor Primer ke
Industri Berbasis Nilai Tambah (Hilirisasi)
Ekonomi berbasis
nilai tambah
Ekonomi berbasis
SDA (primer)
Fokus pada SDA
yang menjadi
keunggulan Indonesia
dibandingkan negara
lain, ex: nikel
TRANSFORMASI
EKONOMI
Fokus pada
hilirisasi industri
Diperlukan transformasi untuk meningkatkan nilai tambah
suatu produk yang nantinya akan berdampak pada
pertumbuhan ekonomi nasional
25
Berdasarkan SektorTOP 5 REALISASI INVESTASI JANUARI - JUNI
Total Investasi (PMA+ PMDN)
Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran
Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesindan Peralatannya
Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi
Listrik, Gas dan Air
Industri Makanan
Rp 60 T
(13.7%)
Rp 57 T
(13.0%)
Rp 53 T
(12.1%)
Rp 44 T
(10.0%)
Rp 36 T
(8.3%)
T= Triliun
Berdasarkan SektorTOP 5 REALISASI INVESTASI JANUARI - JUNI
PMA
1. Industri Logam Dasar, Barang Logam Bukan Mesin dan Peralatannya
2. Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi
3. Industri Makanan
4. Pertambangan
5. Listrik, Gas dan Air
US$ 3.5 B (22%)
US$ 1.8 B (11%)
US$ 1.5 B (9%)
US$ 1.5 B (9%)
US$ 1.4 B (9%)B= Milyar
PMDN
Berdasarkan SektorTOP 5 REALISASI INVESTASI JANUARI - JUNI
1. Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran
2. Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi
3. Listrik, Gas dan Air
4. Konstruksi
5. Tanaman Pangan,Perkebunandan Peternakan
Rp 42 T (19%)
Rp 27 T (13%)
Rp 23 T (10%)
Rp 19 T (9%)
Rp 16 T (7%)
T= Triliun
Perkembangan PMA Hilirisasi 2016 – TW II 2021
Sumber: NSW I Kementerian Investasi/BKPM, 2021
0.050.30 0.26 0.18 0.30
0.06
2.7
2.0
1.51.2
1.4
0.71.1
0.70.5 0.5
0.2 0.2
2.82.6
1.9
3.5
5.9
3.4
0.29 0.39 0.280.07 0.05 0.04
0
1
2
3
4
5
6
7
2016 2017 2018 2019 2020 2021
PMA (dalam milyar USD)
(19-2015) Industri produk dari batu bara dan pengilangan minyak bumi
(20-2015) Industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia
(23-2015) Industri barang galian bukan logam
(24-2015) Industri logam dasar
(25-2015) Industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya
Perkembangan PMDN Hilirisasi 2016 – TW II 2021
Sumber: NSW I Kementerian Investasi/BKPM, 2021
12.6
2.2 2.0
0.1
8.9
3.5
15.0
9.5
6.0 6.2
10.6
4.0
15.4
7.6
4.5
3.6
5.9
4.7
9.4 9.7
8.8
6.0
6.96.1
0.71.6 1.7
2.2 2.0
0.7
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
2016 2017 2018 2019 2020 2021
PMDN (dalam Triliun Rupiah)
(19-2015) Industri produk dari batu bara dan pengilangan minyak bumi
(20-2015) Industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia
(23-2015) Industri barang galian bukan logam
(24-2015) Industri logam dasar
(25-2015) Industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya
TAX HOLIDAY DAN MINI TAX HOLIDAY(PERATURAN MENKEU NO. 150/PMK.010/2018 DAN PERATURAN BKPM NO.1/2019)
31
TAX ALLOWANCEMENDORONG INVESTASI DI BIDANG-BIDANG USAHA PRIORITAS
TAX ALLOWANCEPeraturan Pemerintah No. 78/2019
dari nilai investasi
Pengurangan pajakpenghasilan badan untuk6 tahun, 5% per tahun.30 %
Bidang usaha Baru
Yang berhak untukmendapatkan Tax Allowance, bertambah dari sebelumnyahanya 145 bidang usaha.
183 SkemaInsentif
Kriteria
Menyerap tenaga kerjayang besar
Memiliki nilai investasiyang tinggi untuk ekspor
Memiliki tingkatkandungan lokal yang tinggi
Pengurangan penghasilan neto sebesar 30 persen dari jumlah nilai Penanaman Modal selama 6 tahun masing masing sebesar 5 %per tahun
Penyusutan yang dipercepat atas aktiva tetap berwujud dan amortisasi yang dipercepat atas aktiva tak berwujud
Pengenaan Pajak Penghasilan atas dividen sebesar 10 %
Kompensasi kerugian yang lebih lama dari 5 tahun tetapi tidak lebih dari 10 tahun
32
(PMK No. 16 /PMK.010/2020)
Fasilitas Pembebasan Bea MasukAtas impor mesin serta barang dan bahan untuk pembangunanFasilitas Pembebasan Bea Masuk atas Impor Mesin Serta Barang dan Bahan Untuk Pembangunan
4
Fasilitas Bea Impor
Cakupan Bidang Usaha:
1. Pariwisata dan Kebudayaan
2. Transportasi/perhubungan (jasa
transportasi publik)
3. Pelayanan kesehatan publik
4. Pertambangan
5. Konstruksi
6. Industri telekomunikasi
7. Kepelabuhanan
8. Industri perakitan dan komponen
kendaraan bermotor
Peraturan Kemenkeu No.
176/PMK.011/2009 jo. No.
188/PMK.010/2015)
33
51PeraturanPelaksana
47Peraturan Pemerintah
(PP)
4PeraturanPresiden(Perpres)
Peraturan turunan implementasi UU Cipta Kerja sebanyak 194 Peraturan Menteri/Lembaga,
dan terdapat 22 Peraturan Menteri/Lembaga yang terkait langsung dengan Sistem OSS
Peraturan Pelaksana yang terkait langsung dengan Perizinan
dan Kemudahan Berusaha:
1. PP No. 5/2021 tentang Penyelenggaran Perizinan Berusaha Berbasis Risiko;
2. PP No. 6/2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha di Daerah;
3. PP No. 7/2021 tentang Kemudahan, Perlindungan, dan Pemberdayaan K-
UMKM
4. PP No. 8/2021 tentang Modal Dasar Perseroan Serta Pendaftaran
Pendirian,perubahan, Dan Pembubaran Perseroan Yang Memenuhi Kriteria
untuk Usaha Mikro dan Kecil
5. PP No. 16/2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 28
Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
6. PP No. 21/2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
7. PP No. 22/2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
8. Perpres No. 10/2021 jo. No. 49/2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal
Peraturan Turunan UU Cipta Kerja
34