Download - (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx
-
5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx
1/22
Daftar isi
A.Pendahuluan
.. 2
B.Pembangkit
3
C.Perencanaan Operasi
Sistem
. 6
D.Tabel
Data
7
E.Saluran
Transmisi
. 11
F.Distribusi
12
G.Proteksi Trafo
Daya
. 13
H.Beban
.. 14
I.Kesimpulan
14
-
5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx
2/22
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis
dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul Pendidikan
Berbasis TIKdenganlancar. Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat
bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : Drs. Asep deni azis Kepala SMK
Maarif Cicalengka, yang telah memberikan kesempatan dan memberi fasilitas
sehingga makalah ini dapat selesai dengan lancar. Dra. Nastiti Tri Utami, Sebagai
PKS Kurikulum SMK Maarif Cicalengka yang telah banyak membantu sehingga
pembuatan makalah ini dapat berjalan lancar. Yudi Imron Habibi,S.Ag. yang telah
memberi kesempatan dan memfasilitasi kepada penulis sehingga makalah ini bisa
selesai dengan lancar. Mama dan Bapak dirumah yang telah memberikan bantuan
materil maupun doanya, sehingga pembuatan makalah ini dapat terselesaikan.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang membantu
pembuatan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa
dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis
menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah
kesempurnaan. Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.
-
5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx
3/22
Dasar Sistem Tenaga Listrik
Pada umumnya sistem tenaga listrik terdiri atas komponen-komponen
peralatan listrik atau mesin listrik seperti generator, motor,transformator, beban
dan alat-alat pengaman yang saling dihubungkan membentuk suatu sistem yang
digunakan untuk membangkitkan,menyalurkan dan menggunakan energi. Untuk
itu mendesain suatu sistem jaringan distribusi primer harus bisa menanggung
beban hingga batas maksimum. Oleh karena itu disesuaikan dengan
perkembangan beban. Batas maksimum tergantung dari kapasitas trafo daya,
kemampuan saluran menghantarkan arus dan kerugian tegangan yang diijinkan
antara sisi kirim dan sisi terima saluran.
-
5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx
4/22
Kondisi Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dengan sistem tenaga listrik
tersebar dimana perkembangannya cenderung untuk diadakan interkoneksi. Di
samping itu masih banyaksistem non PLN khususnya dari industri yang iuga
cenderung beralih menjadi langganan PLN.
Secara blok diagram sistem tenaga listrik dapat digambarkan seperti bagan berikut
ini.
Prinsip Kerja
Dalam sistem tenaga listrik dimulai dari bagian pembangkitan kemudian
disalurkan melalui sistem jaringan transmisi kepada gardu induk dan dari gardu
induk ini disalurkan serta dibagi-bagi kepada pelanggan melalui saluran distribusi.
Ada pula pelanggan yang mendapat pelayanan langsung dari saluran transmisi
biasanya pelanggan ini membutuhkan tegangan yang besar dan daya yang besar
pula.
Dalam kehidupan sehari-hari pelanggan membutuhkan daya untuk dapat
digunakan untuk aktivitas pelanggan tersebut. Oleh karena itu, para PLN
menyalurkan daya dengan sistem jaringan. Dalam menggunakan listrik juga
dibutuhkan kehati-hatian dalam menggunakannya, banyak karena listrik rumah-
rumah terjadi kebakaran akibat ketidak hati-hatian dalam memperhatikan listrik.
Banyak para pelanggan yang meninggal akibat listrik, misalnya kesetrum listrik.
Pelanggan kesetrum akibat kaki pelanggan menyentuh bumi (tanah).
http://bayangandalamlukisan.files.wordpress.com/2011/05/pltd1.jpg -
5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx
5/22
Setiap pemakai listrik dianjurkan untuk membayar listrik yang mereka pakai. para
PLN juga ditugaskan untuk memeriksa listrik yang dipakai oleh setiap pelanggan,
untuk dapat memberi saran kepada si pemakai. Para pembangkit listrik juga
menganjurkan untuk penghematan pemakaian listrik. Guna untuk tidak terjadi
pemborosan arus atau daya yang dipakai setiap pelanggan. Para pembangkit listrik
juga mempunyai tugas untuk dapat member pelayanan yang baik untuk setiap
pelanggan. Listrik harus dijauhkan dengan alat-alat yang dapat menimbulkan
dampak buruk atau terjadi kebakaran yang merugikan pelanggan tersebut. maka
dari itu setiap pemakai diharapkan dapat berhati-hati dalam menggunakan listrik
yang dapat merugikan si pemakai.
System tenaga listrik juga harus mengetahui ilmu dasar dari system tenaga listrik,
yaitu:
Besaran Listrik Satuan Lambang
Tegangan Volt(V) V, E
Arus Ampere(A) I, iMuatan Coulomb(C) Q
Terdapat beberapa komponen listrik, yaitu:
Besaran Listrik Satuan Lambang
Hambatan Ohm () R
Kapasitansi Farad (F) C
Induktansi Henry (H) L
Arus Listrik
Arus listrik adalah muatan yang bergerak. Dalam konduktor padat sebagai
pembawa muatan adalah elektron bebas dan dalam konduktor cair atau elektrolit
pembawa muatannya adalah ion. Elektron bebas dan ion dalam konduktor
bergerak karena pengaruh medan listrik. Dalam bahan isolator, elektron bebas
-
5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx
6/22
terikat kuat pada masing-masing atom sehingga bahan isolator tidak dapat
menghantar arus.
Kuat arus didefinisikan sebagai :
i = dQ / dt (Ampere = A)
Hukum Ohm
Pada hukum ohm terdapat persamaan, yaitu :
VR = I.R atau PR = I. VR
Keterangan;
VR : perbedaan tegangan antara titik A dan titik B
I : kuat arus
R : hambatan
Contoh:
Pada sebuah kawat yang gede yang memakai travo sebesar 12V dan tegangan
sebesar 1000kW. Hitunglah besar kuat arus pada kawat tersebut.
Penyelesaian:
Dik: P = 1000kW = 1.000.000W
V = 12V
Dit: I=..?
Jawab:
PR = I. VR
1000000 = I. 12
I = 83333,333A
Impedansi
Impedansi adalah hubungan antara arus dan tegangan bolak balik melalui
kapasitor, inductor, dan hambatan. Induktor dengan symbol L, capasitor dengan
symbol C, dan hambatan dengan symbol R.
Impedansi terbagi atas 2, yaitu ada unsure hambatan (bagian nyata) r, dan ada
-
5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx
7/22
unsur reaktansinya (bagian hayal) x.
Daya
Daya terdapat 2 bagian, yaitu:
1. Daya sesaat, yaitu p = v.i
2. Daya rata-rata, yaitu p = 1 / T . T0 p(t) dt
Tegangan dan arus dalam fungsi sinus:
V(t) = Vm cos (wt)
I(t) = Vm cos (wt + )
Atau p = 1 / 2 Vm Im cos
= VI cos (daya rata-rata)
Ket:
V = tegangan efektif (Vrms)
I = tegangan efektif (Irms)
V = Vm / 2 ; I = Im / 2
Harga efektif arus sesaat :
I = [1 / T . T0 i2(t) dt ]1/2
Dalam pembangunan pembangkit tenaga listrik, secara umum ada beberapa
pertimbangan dan tahapan yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Studi analisa mengenai dampak lingkungan (amdal). Di sini dianalisa dan
diperhitungkan mengenai berbagai dampak yang mungkin akan timbul pada saat
pembangunannya dan pada saat pembangkit tenaga listrik tersebut dioperasikan.
2. Memperhitungkan dan memprekdisikan tersedianya sumber daya penggerak
(air, panas bumi dan bahan bakar), sehingga benar-benar feasible untuk
penggunaan dalam jangka waktu yang lama dan bisa mendukung kontinyuitas
operasional pembangkit tersebut.
-
5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx
8/22
3. Tersedianya lahan beserta prasarana dan sarananya, baik untuk pembangkit
tenaga listrik itu sendiri maupun untuk penyalurannya, karena hal ini merupakan
satu kesatuan untuk melayani beban.
4. Pertimbangan dari segi pemakaian pembangkit tenaga listrik tersebut, apakah
untuk melayani dan menanggung beban puncak, beban yang besar, beban yang
kecil atau sedang, beban yang bersifat fluktuatif atau hanya untuk stand by saja.
5. Biaya pembangunannya harus ekonomis dan diupayakan memakan waktu
sesingkat mungkin. Selain itu juga harus dipertimbangkan dari segioperasionalnya tidak boleh terlalu mahal.
6. Pertimbangan dari segi kemudahan dalam pengoperasian, keandalan yang
tinggi, mudah dalam pemeliharaan dan umur operasional (life time) pembangkit
tenaga listrik tersebut harus panjang.
7. Harus dipertimbangkan kemungkinan bertambahnya beban, karena hal ini akan
berkaitan dengan kemungkinan perluasan pembangkit dan penambahan beban
terpasang pada pembangkit.
8. Berbagai pertimbangan sosial, teknis dan lain sebagainya yang mungkin akan
menghambat dalam pelaksanaan pembanguna serta pada pembangkit tenaga listrik
tersebut beroperasi. Dari berbagai pertimbangan tersebut, ada satu hal yang
dijadikan pedoman dan filosofi dalam membangun pembangkit tenaga listrik yaitu
pembangunan paling murah dan investasi paling sedikit (least cost generation and
least invesment).
-
5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx
9/22
Seperti telah diterangkan sebelumnya bahwa prinsip dasar pembangkitan tenaga
listrik terdapat pada pengubahan energi mekanik ke dalam energi listrik. Gambar
2 berikut ini memperlihatan bagan sistem pembangkitan, yang terdiri dari
berbagai jenis pembangkitan.
Masing-masing jenis pembangkit tenaga listrik mempunyai prinsip kerja yang
berbeda-beda, sesuai dengan penggerak mulanya (prime mover). Satu hal yang
sama dari beberapa jenis pembangkit tenaga listrik tersebut yaitu semuanya
samasama berfungsi merubah energi mekanik menjadi energi listrik, dengan cara
mengubah potensi energi mekanik dari air, uap, gas, panas bumi, nuklir,
kombinasi gas dan uap, menggerakkan atau memutar turbin yang porosnya
dikopel dengan generator selanjutnya dengan sistem pengaturannya generator
tersebut akan menghasilkan daya listrik.
Khusus untuk pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD), prinsip kerjanya berbeda
dengan pembangkit listrik lainnya. Sebenarnya energi penggerak PLTD ini adalah
http://bayangandalamlukisan.files.wordpress.com/2011/05/pltd2.jpg -
5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx
10/22
bahan bakar minyak karena bahan bakar merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari mesin diesel tersebut, maka disebut juga pembangkit tenaga diesel. Diesel ini
merupakan satu unit lengkap yang langsung menggerakkan generator dan
menghasilkan energi lsitrik.
1. Jenis Pembangkit Tenaga Listrik
Secara umum pembangkit tenaga listrik dikelompokkan menjadi dua bagian besar
yaitu : pembangkit listrik thermis dan pembangkit listrik non thermis.
Pembangkit listrik thermis mengubah energi panas menjadi energi listrik, panas
disini bisa dihasilkan oleh panas bumi, minyak, uap dan yang lainnya. Hal ini
dikatakan bahwa pembangkit thermis yang dihasilkan dari panas bumi
mempunyai penggerak mula panas bumi biasanya disebut pembangkit panas
bumi. Sedangkan pembangkit non thermis penggerak mulanya bukan dari panas,
seperti pada pembangkit thermis penggerak mula inilah yang menentukan
nama/jenis pembangkit tenaga listrik tersebut misalnya apabila penggerak
mulanya berupa air maka air inilah yang menentukan jenis pembangkit tenaga non
thermis tersebut biasanya disederhanakan sebutannya menjadi pembangkit tenaga
air (PLTA), dan lain sebagainya.
Dari dua bagian besar ini dapat dikelompokkan menjdi beberapa jenis yaitu :
A. Pembangkit Listrik Thermis :
1). Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).
2). Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).
3). Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
4). Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG).
-
5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx
11/22
5). Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU).
6). Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
B. Pembangkit Listrik Non Thermis :
1). Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
2). Pembangkit Listrik Tenaga Angin.(PLTAngin)
3). Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Selain beberapa jenis yang disebutkan di atas, masih terdapat jenis pembangkit
tenaga listrik yang lain, misalnya pembangkit listrik yang digerakkan oleh tenaga
surya, energi gelombang laut dan energi angin, saat ini masih dikembangkan
secara terbatas di Indonesia. Sedangkan dari delapan jenis yang disebutkan di atas,
tujuh jenis telah terpasang di Indonesia. Satu jenis pembangkit tenaga listrik, yaitu
PLTN, sampai saat ini masih dalam tahap perencanaan pembangunan dan
direncanakan akan dibangun di lereng Gunung Muria Jawa Tengah. Namun
sampai saat ini banyak ditemui hambatan non teknis di lapangan, yaitu banyak
dari masyarakat di sekitar lokasi tersebut menyatakan keberatan. Mereka
mengkawatirkan timbulnya radiasi pada saat pembangkit tenaga listrik tersebut
beroperasi, misalnya dengan timbulnya kebocoran pada instalasi nuklirnya seperti
yang terjadi di Uni Soviet.
1. Proses Produksi Tenaga Listrik PLTG
-
5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx
12/22
Pusat Listrik Tenaga Gas membutuhkan udara yang baik, bersih dan dalam jumlah
yang tak terhingga. Proses pembangkitan listrik tenaga gas adalah sebagai berikut:
Udara bertekanan 1 atmosfer pertama-tama disaring oleh saringan udara (air filter)
kemudian melalui Inlet Compressor (1) udara hasil saringan masuk ke dalam
Compressor (2) untuk dimampatkan. Udara hasil pemampatan akan bercampur
dengan bahan bakar yang dipompa ke ruang bakar/combustion chamber (3).
Proses ini disebut proses pengabutan karena membentuk kabut campuran udara
dan bahan bakar yang digunakan dalam proses pembakaran di dalam ruang bakar.
Hasilnya adalah panas (energi panas) yang digunakan untuk memutar rotor/poros
pada Turbin Gas (4). Sisa gas dari proses pembakaran dengan suhu 460 oC
dibuang ke udara melalui exhaust (5), sementara itu rotor/poros pada turbin gas
(4) melalui suatu sistem kopling akan memutar rotor/poros elektro-magnet pada
generator (6) yang menyebabkan medan magnet berotasi di dalam kumparan
kawat. Dan sesuai dengan prinsip pembangkitan tenaga listrik, pada kumparan
kawat akan timbul energi listrik. Rotor/poros generator (6) akan berputar dengan
kecepatan 3000 putaran/menit yang berarti perubahan tegangan akan menjadi 50
http://bayangandalamlukisan.files.wordpress.com/2011/05/pltd4.jpghttp://bayangandalamlukisan.files.wordpress.com/2011/05/pltd3.jpghttp://bayangandalamlukisan.files.wordpress.com/2011/05/pltd4.jpghttp://bayangandalamlukisan.files.wordpress.com/2011/05/pltd3.jpg -
5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx
13/22
kali setiap detik, sehingga akan menghasilkan listrik dengan frekwensi 50 Hz.
Untuk pendinginan ruang bakar (3) dan Turbin Gas (4), digunakan aliran udara
dari Compressor.
2. Proses Produksi PLTA
Beberapa kelebihan PLTA disbanding jenis pambangkit lainnya antara lain :
a) Waktu pengoperasiannya dari start awal relative lebih cepat (10 menit) serta
mampu block start.
b) Sistem pengoperasiannya mudah mengikuti perubahan beban dan frekuensi
pada system penyaluran dengan Seting Speed Drop Free Governor.
c) Biaya operasi relative lebih murah karena menggunakan air
d) Merupakan jenis pembangkit yang ramah lingkungan, tanpa melalui proses
pembakaran sehingga tidak menghasilkan limbah bekas pembakaran.
e) PLTA yang mengunakan waduk dapat difungsikan multi guna (misal sebagai
tempat wisata , pengairan dan perikanan)
3. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
http://bayangandalamlukisan.files.wordpress.com/2011/05/pltd5.jpg -
5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx
14/22
Bila PLTG dapat beroperasi normal dengan memakai BBM, PLTU dapat
beroperasi dengan memanfaatkan sisa gas panas dari PLTG yang disalurkan
melalui Pipa/Saluran Gas Panas (5). Selanjutnya gas panas dibuang ke 21
cerobong/stack (13) guna pemanasan air/uap di HRSG/Boiler (6), sehingga
uapnya dapat dipakai untuk memutar Turbin Uap (4a). Setelah Turbin Uap
beroperasi, porosnya akan memutar Generator Turbin Uap (4b) untuk
menghasilkan tenaga listrik. Sebelum dialirkan ke Trafo Utama Turbin Uap (15),
tenaga listrik tersebut harus melalui PMT/Breaker Turbin Uap (14) dulu untuk
sinkronisasi dengan tegangan yang ada di Transmisi/Switch Yard (16).
4. Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)
Berikut Schematic Diagram PLTGU.
H. Beban
Beban merupakan bagian yang memakai energi listrik atau yang disebut
pengguna akhir (end user). Pembangkit yang akan dibuat harus
mempertimbangkan nilai beban yang akan ditanggung karena bila tidak akan
terjadi berbagai permasalahan yang sangat merugikan, menurut Kepmen ESDM
no 37 th 2008 menetapkan bahwa pihak PLN harus industri dan konsumen yang
http://bayangandalamlukisan.files.wordpress.com/2011/05/pltd6.jpg -
5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx
15/22
akan memakai energi listrik. Konsumen selambat-lambatnya 30 hari sebelum
pemasangan harus sudah melaporkan ke pihak PLN. Selain itu peralatan yang
digunakan harus sesuai dengan spesifikasi dari peralatan yang tetapkan oleh PLN.
I.Perencanaan Operasi Sistem
Pencemaran berupa goncangan daya yang mengakibatkan goncangan
frekuensi, goncangan tegangan, harmonik dan ketidakseimbangan tegangan yang
bersumber dari beban yang tersambung pada system tenaga listrik mempunyai
sifat penyebaran yang berbeda. Pencemaran tegangan akan dirasakan olehkonsumen lain, terutama pada titik sambungan bersama (point of common
coupling) dengan sumber pencemaran dan semakin jauh dari titik tersebut
pencemaran tegangan semakin berkurang. Goncangan frekuensi akan dirasakan di
seluruh sistem. Hal-hal yang berkaitan dengan masalah pencemaran tersebut yang
perlu mendapat perhatian adalah:
1. Batasan penyambungan jenis- jenis beban yang berpotensi sebagai sumber
pencemaran yang diperlukan dalam tahap perencanaan sambungan baru.
Misalnya ukuran satuan beban terhadap kapasitas sistem.
2. Batasan besarnya pencemaran yang dapat diterima berdasarkan hasil
pengamatan/pengukuran setelah beban tersambung dan beroperasi.
Misalnya batasan kedip tegangan, harmonik tegangan pada tingkat
tegangan tertentu.
D.Table Data
Berdasarkan dari pada keputusan menteri ESDM no 37 th 2008
persyaratan unit pembangkit adalah sebagi berikut:
kriteria teknis dan desain, serta persyaratan unjuk kerja untuk unit
pembangkit yang terhubung langsung ke jaringan transmisi, dengan pengecualian
-
5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx
16/22
unit-unit yang dianggap sangat kecil. Untuk kepentingan Aturan Jaringan dan
Aturan Penyambungan, klasifikasi unit pembangkit didefinisikan sebagai berikut:
Besar : lebih besar atau sama dengan 100 MW;
Menengah : dari 30 MW sampai kurang dari 100 MW;
Kecil : kurang dari 30 MW.
1. Unit Pembangkit Besar harus dilengkapi dengan:
2.
governor reaksi cepat yang berpengaruh pada pengatur primer frekuensi
Sistem di antara 48,5 Hz hingga 51,0 Hz. Pembangkit harus mampu
menerima sinyal Automatic Generation Control (AGC) dari dispatch Pusat
Pengatur Beban/Unit Pengatur Beban untuk memungkinkan pengaturan
sekunder frekuensi Sistem;
3. alat pengatur tegangan otomatis reaksi cepat untuk pengaturan tegangan
terminal generator dalam rentang operasi unit pembangkit tersebut tanpa
mengakibatkan ketidakstabilan; dan
4. power system stabilizer.
1.
Setiap Unit Pembangkit Menengah harus dilengkapi dengan:
2. governor reaksi cepat yang berpengaruh pada pengatur primer frekuensi di
antara 48,5 Hz hingga 51,0 Hz; Pembangkit harus mampu menerima
sinyal Automatic Generation Control (AGC) dari dispatch Pusat Pengatur
Beban/Unit Pengatur Beban untuk memungkinkan pengaturan sekunder
frekuensi Sistem; dan,
3. alat pengatur tegangan otomatis bereaksi cepat untuk pengaturan tegangan
terminal generator dalam rentang operasi unit pembangkit tersebut tanpa
mengakibatkan ketidakstabilan; dan
4. power system stabilizer.
1.
Setiap Unit Pembangkit Kecil harus dilengkapi dengan:
-
5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx
17/22
2.
governor yang berpengaruh pada pengatur primer frekuensi di antara 48,5
Hz hingga 51,0 Hz; dan,
3. alat pengatur tegangan otomatis untuk pengaturan tegangan terminal
generator dalam rentang operasi unit pembangkit tersebut tanpa
mengakibatkan ketidakstabilan.
Setiap Unit Pembangkit harus mampu beroperasi sesuai dengan kemampuan yang
dideklarasikan:
1.
pada frekuensi dalam rentang 49,0 Hz hingga 51,0 Hz; dan2. pada setiap faktor-daya (power factor) di antara 0,85 lagging dan 0,90
leading. Pengecualian dari persyaratan ini adalah unit pembangkit
generator induksi kapasitas kecil atau yang disetujui oleh Pusat Pengatur
Beban atau Unit Pengatur Beban/Sub-Unit Pengatur Beban.
Setiap Unit Pembangkit harus tetap terhubung ke Jaringan pada rentang frekuensi
47,5 Hz hingga 52,0 Hz. Pemisahan Unit Pembangkit dari Jaringan dalam rentang
frekuensi ini dibolehkan apabila merupakan bagian dari pengamanan Jaringan
secara keseluruhan yang diatur oleh Pusat Pengatur Beban atau Unit Pengatur
Beban/Sub-Unit Pengatur Beban.
E.Saluran Transmisi
Energi listrik yang dibangkitkan dari pembangkit listrik disalurkan melalui kawat-
kawat atau saluran transinisi menuju ke pusat- pusat beban.
Saluran transmisi menurut cara penyalurannya ada dua macam, yaitu :
a. Saluran Udara
Adalah saluran transmisi yang menggunakan kawat-kawat telanjang yang
digantungkan pada tiang transmisi dengan perantaraan isolator-isolator.
b. Saluran Bawah Tanah
-
5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx
18/22
Adalah saluran transmisi yang menggunakan konduktor-konduktor
berisolasi yang ditanam dengan kedalaman tertentu di bawah tanah. Setiap cara
penyaluran di atas mempunyai kelebihan dan kelemahannya sendiri-sendiri.
Dibandingkan dengan saluran udara, saluran bawah tanah tidak terpengaruh oleh
cuaca buruk, taufan, hujan angin, bahaya petir dan sebagainya. Lagi pula, saluran
bawah tanah lebih estetis karena tidak mengganggu pandangan. Karena alasan
terakhir ini,saluran-saluran bawah tanah lebih disukai, terutama untuk daerah yang
padat penduduknya dan di kota-kota besar. Namun biaya pembangunannya jauh
lebih mahal dibandingkan dengan saluran udara, dan perbaikannya lebih sukar
bila terjadi gangguan hubung singkat dan kesukaran-kesukaran lain. Pilihan antara
saluran udara dan saluran kabel tergantung pada berbagai faktor, antara lain rute
saluran, pentingnya kontuinitas pelayanan, arah perkernbangan daerah, biaya
pemeliharaan tahunan, biaya modal dan umur manfaat system.
F.Distribusi
sistem distribusi merupakan area yang seringkali terjadi kerusakan dan gangguan,
dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu :
a. Gardu Induk Distribusi
Merupakan gardu yang bertugas membagi dalam beberapa penyulang (feeder) dari
150 KV menjadi 20 KV. Dan juga terdapat rele-rele, yaitu :
OCR
DGR
UFR
-
5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx
19/22
UVR
OVR
GFR
b. Distribusi Primer
Dari keluaran (outgoing) penyulang, tenaga listrik disalurkan melalui
distribusi primer dengan tegangan sebesar 20 KV/6KV menuju ke pusat-pusat
beban melalui SUTM (Saluran Udara Tegangan
Menengah) dan SKTM (Saluran Kabel Tegangan Menengah)
c. Distribusi Sekunder
Terdiri dari dua jenis, yaitu Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) dan
Saluran Kabel Tegangan Rendah (SKTR). Tegangan yang berada pada saluran ini
diturunkan dari distribusi primer melalui transformator distribusi melalu
380/220V. Gambar 2.1 menunjukkan secara umum bentuk sistem penyaluran
tenaga listrik dari pembangkit hingga konsumen.\Proteksi merupakan hal yang
perlu diperhatikan dalam merencanakan jaringan listrik demi keamanan peralatan.
Proteksi yang diizinkan oleh Kepmen No 37 th 2008 adalah:
Semua setting harus dikoordinasikan dengan setting proteksi P3B
Sumaterauntuk memperkecil akibat gangguan pada fasilitas Pemakai Jaringan
terhadap jaringan transmisi.
Waktu Pemutusan Gangguan
Waktu pemutusan gangguan untuk gangguan di sisi Pemakai Jaringan
yang terhubung langsung dengan jaringan transmisi, mulai dari saat
-
5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx
20/22
terjadinya gangguan hingga busur listrik padam oleh pembukaan PMT,
harus kurang dari atau sama dengan:
i. 275 kV: 100 milidetik
ii. 150 kV: 120 milidetik
iii. 66 kV: 150 milidetik.
b. Waktu pemutusan gangguan untuk hubungan 20 kV harus ditentukan
oleh P3B Sumatera dan/atau PT PLN (Persero) Wilayah, tergantung pada
lokasi titik sambungan dan beberapa peraturan lainnya.
-
5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx
21/22
I.Kesimpulan
Dalam pelaksanaan pembangunan pembangkit energi listrik perlu
dilakukan perencanaan yang mempertimbangkan Kepmen dan PUIL.
Selain itu pembangkitan harus disesuaikan dengan jumlah beban yang
akan dilayani. Hal ini diperlukan agar dapat menghidari segala kerugian
yang akan timbul bila pembangkitan dilakukan tanpa perencanaan.
Perencanaan pembangkitan dengan metode optimisasi sekuensial dapat
menghasilkan perencanaan pembangkitan yang cepat dengan hasil
mendekati optimal.
Dengan data masukan yang benar, penambahan kapasitas setiap tahun
akan menghasilkan LOLH < 24 jam atau LOLP < 1 hari/ tahun.
Jenis alternatif pembangkit yang dipilih akan disesuaikan dengan kriteria
prosentase base, intermediate dan peak. Sedangkan jumlah kapasitas yang
ditambahkan sesuai dengan batasan reserve margin
-
5/20/2018 (yudi) Dasar Sistem Tenaga.docx
22/22
Daftar Pustaka
1. Farghal S.A, El Dewieny R.M, Abdel Azis M. R, Generation expansion planning
using the decision tree technique, Electric Power System Research, No. 13,
1987.
2. Kandil M. S, Farghal S. A, Abdel Azis M. R, Generation expansion planning : an
expert system approach, IEE Proceedings, Vol. 135, Part C, No. 4, July, 1988.
3. Harry G. Stoll, Least-Cost Electric Utility Planning, John Wiley & Sons, 1989.
4. P Plus Corporation, Training Manual for PPC P PLUS Program, California,
September, 1996.
5. P Plus Corporation, User Manual for PPC P PLUS Program, California,
September, 1996. q