draf pedoman pembelajaran bahasa jawa kurikulum 2013 · misalnya discovery learning, project-based...
TRANSCRIPT
Draf
Pedoman Pembelajaran Bahasa Jawa Kurikulum 2013
I. Pendahuluan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU No 20/2013). Berdasarkan
pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara
yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013 menggariskan pencapaian
tujuan berdasarkan Permendikbud No 54/2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan, isi
dan bahan ajar berdasarkan Permendikbud No 64/2013 tentang standar isi, Permendikbud
No 67/68/69/70 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
SD/SMP/SMA/SMK serta Permendikbud No 71/2013 tentang buku teks pelajaran.
Pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran Kurikulum 2013 diatur dalam
Permendikbud No 65/2013 tentang Standar Proses, Permendibud No 66/2013 tentang
Standar Penilaian, Permendikbud No 81A tentang Implementasi Kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 memenuhi kedua dimensi tersebut.
Kurikulum 2013 Muatan Lokal Bahasa Jawa telah disahkan berdasarkan Surat
Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor 423.5/14995 tentang
Kurikulum Mata Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Jawa untuk Jenjang Pendidikan
SD/SDLB/MI; SMP/SMPLB/MTs; SMA/SMALB/MA/SMK Negeri dan Swasta di
Provinsi Jawa Tengah tertanggal 4 Juni 2014.Kurikulum tersebut dikembangkan dengan
mempertimbangkan tantangan internal dan eksternal.
Tantangan internal kurikulum 2013 bahasa Jawa terkait dengan tuntutan pendidikan
yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi,
standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar
penilaian pendidikan. Sementara, tantangan eksternal yang dihadapi kurikulum 2013
bahasa Jawa terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan
kemajuan teknologi, informasi perkembangan pendidikan di tingkat nasional dan
internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup dan budaya masyarakat Jawa.
Bila hal ini tidak ditangani secara tepat boleh jadi masyarakat Jawa tinggal nama tanpa
kepribadian.
Berkaitan dengan keberadaan kurikulum 2013 bahasa Jawa yang harus diterapkan,
maka dibutuhkan panduanyang dapat digunakan guru untuk melakukan proses
pembelajarandi sekolah. Panduan ini berisi tentang pokok-pokok praktis pembelajaran
dan penilaian bahasa Jawa.
II. Karakteristik Mulok Bahasa Jawa
Kurikulum 2013 Muatan Lokal Bahasa Jawa dikembangkan dengan
penyempurnaan pola pikir, baik secara makro (jagad gedhe) dan secara mikro (jagad
cilik). Penyempurnaan pola pikir secara makro mengacu pada perubahan pola pikir yang
mengarah pada hal-hal berikut: (1) pembelajaran berpusat pada peserta didik; (2)
pembelajaran interaktif; (3) pola pembelajaran jejaring; (4) pola pembelajaran aktif
dengan pendekatan sains; (5) pola belajar berbasis tim; (6) pola pembelajaran alat tunggal
menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia; (7) pola pembelajaran berbasis
kebutuhan peserta didik; (8) pola pembelajaran ilmu pengetahuan jamak
(multidisciplines); dan (9) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
Pola pemikiran secara mikro (jagad cilik) mengacu pada (1) pola pembelajaran
bahasa Jawa mengarah pada pembentuk kepribadian dan penguat jatidiri
masyarakat Jawa yang tercermin pada pocapan, patrap, dan polatan; (2)
pembelajaran bahasa Jawa sebagai upaya pengolahan kearifan budaya lokal untuk
didayagunakan dalam pembangunan budaya nasional, watak, dan karakter bangsa; (3)
pembelajaran bahasa Jawa sebagai penjaga dan pemelihara kelestarian bahasa, sastra, dan
aksara Jawa; (4) pembelajaran bahasa Jawa sebagai upaya penyelarasan pemakaian
bahasa, sastra, dan aksara Jawa agar sejalan dengan perkembangan bahasa Jawa (nut ing
jaman kalakone); (5) pembelajaran bahasa Jawa sebagai proses pembiasaan penggunaan
bahasa Jawa yang laras, leresdan trepdalam berkomunikasi dan berinteraksi sehari-hari
di dalam keluarga dan masyarakat sesuai dengan kaidah, etika, dan norma yang berlaku;
(6) pembelajaran bahasa Jawa memiliki ciri sebagai pembawa dan pengembang budaya
Jawa.
Penguatan materi dilakukan dengan memperhatikan (1) penggunaan bahasa Jawa
ragam ngoko dan krama dengan mempertimbangkan keberadaan dialek masing-masing
daerah. Materi kebahasan yang berkaitan dengan unggah-ungguh tidak disajikan secara
khusus pada aspek pengetahuan (KI-3). Hal ini dikawatirkan unggah-ungguhhanya
berhenti pada tataran pengetahuan padahal yang diharapkan unggah-ungguh basa sebagai
sebuah action sebagai manifestasi kesantunan berbahasa yang menjadi bagian dari sikap
sosial (KI-2) yang tercermin dalam penggunaan bahasa sehari-hari yang diajarkan
melalui keteladanan dan pembiasaan pada setiap kesempatan baik itu dalam proses
pembelajaran di dalam kelas, maupun di luar kelas. (2) pemanfaatan sastra Jawa modern
sebagai hasil karya sastra Jawa baik yang berupa sastra tulis maupun sastra lisan
(geguritan, crita cekak, critasambung, novel, drama, film dan sebagainya) yang
berkembang untuk pembentukan karakter yang njawani, (3) pemanfaatan sastra klasik
baik lisan maupun tulis (sastra piwulang, babad, legenda, tembang, nyanyian rakyat,
tembang dolanan, cerita, mitos, dongeng, sastra wayang dan sebagainya) untuk
penguatan jatidiri, dan (4) aksara Jawa sebagai pemertahananjatidiri.
Pengimplementasian Kurikulum 2013 Mulok Bahasa Jawa bertujuan agar peserta
didik memiliki kompetensi sebagai berikut: (1) menjaga dan memelihara kelestarian
bahasa, sastra, dan aksara Jawa sehingga menjadi faktor penting untuk peneguhan
jatidiri daerah; (2) menyelaraskan fungsi bahasa, sastra, dan aksara Jawa dalam
kehidupan masyarakat sejalan dengan arah pembinaan bahasa Indonesia; (3) mengenali
nilai-nilai estetika, etika, moral dan spiritual yang terkandung dalam budaya Jawa untuk
didayagunakan sebagai upaya pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional; dan
(4) mendayagunakan bahasa, sastra, dan aksara Jawa sebagai wahana untuk
pembangunan karakter dan budi pekerti.
Arah pembelajaran bahasa Jawa, adalah untuk (1) menyelaraskan keberadaan
bahasa, sastra, dan aksara Jawa sebagai unsur kebudayaan Jawa untuk mewujudkan
keadaan masyarakat yang lebih berbudaya dan (2) menggali nilai-nilai yang terkandung
dalam bahasa, sastra, dan aksara Jawa, sebagai bahan masukan untuk pembangunan
karakter dan ketahanan budaya.
Strategi kebijakan pelindungan, pembinaan, dan pengembangan bahasa, sastra,
dan aksara Jawa dilaksanakan melalui upaya di lingkungan pendidikan formal,
meliputi: (1) menyusun dan menyempurnakan kurikulum bahasa dan sastra Jawa
sesuai dengan perkembangan dan kemajuan masyarakat; (2) menyediakan dan
mengangkat guru mulok bahasa Jawa profesional (bersertifikat) sesuai dengan strata
pendidikannya; (3) meningkatkan kualitas guru mulok bahasa Jawa yang profesional
melalui pendidikan dan pelatihan; (4) menyediakan bahan ajar, buku pelajaran, buku
bacaan, dan media pembelajaran bahasa Jawa; (5) meningkatkan kegiatan apresiasi dan
kompetisi mengenai penulisan dan penggunaan bahasa, sastra, dan aksara Jawa; (6)
melakukan kegiatan penelitian dan pengajian terhadap bahasa, sastra, dan aksara Jawa;
dan (7) meningkatkan perhatian dan dukungan terhadap kegiatan transkripsi, dan
transliterasi naskah-naskah sastra Jawa yang memiliki nilai-nilai unggul.
III. Strategi Pembelajaran Bahasa Jawa
Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik atau
pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan saintifik dapat menggunakan
beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran merupakan
suatu bentuk pembelajaran yang memiliki nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya
misalnya discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry
learning.
Kurikulum 2013 menggunakan modus pembelajaran langsung (direct instructional)
dan tidak langsung (indirect instructional).
Pembelajaran langsung adalah pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan,
kemampuan berpikir dan keterampilan menggunakan pengetahuan peserta didik
melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan
RPP.Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan
mengkomunikasikan.Pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan
keterampilan langsung, yang disebut dengan dampak pembelajaran
(instructionaleffect).
Pendekatan saintifik meliputi lima pengalaman belajarsebagaimana tercantum dalam
tabel berikut.
Tabel 1: Deskripsi Langkah Pembelajaran
Langkah Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Bentuk Hasil Belajar
Mengamati
(observing)
Mengamati dengan indra
(membaca, mendengar,
menyimak, melihat, menonton,
dan sebagainya) dengan atau
tanpa alat
Perhatian pada waktu
mengamati suatu
objek/membaca suatu
tulisan/mendengar suatu
penjelasan, catatan yang
dibuat tentang yang
diamati, kesabaran, waktu
Langkah Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Bentuk Hasil Belajar
(on task) yang digunakan
untuk mengamati
Menanya (questioning) Membuat dan mengajukan
pertanyaan, tanya jawab,
berdiskusi
tentang informasi yang belum
dipahami, informasi tambahan
yang ingin diketahui, atau
sebagai klarifikasi.
Jenis, kualitas, dan jumlah
pertanyaan yang diajukan
peserta didik (pertanyaan
faktual, konseptual,
prosedural, dan hipotetik)
Mengumpulkan
informasi
(experimenting)
Mengeksplorasi, mencoba,
berdiskusi, mendemonstrasi-
kan, meniru bentuk/gerak,
melakukan eksperimen,
membaca sumber lain selain
buku teks, mengumpulkan
data dari nara sumber
melalui angket, wawancara,
dan memodifikasi/
menambahi/mengembangkan
Jumlah dan kualitas
sumber yang
dikaji/digunakan,
kelengkapan informasi,
validitas informasi yang
dikumpulkan, dan
instrumen/alat yang
digunakan untuk
mengumpulkan data.
Menalar/Mengasosiasi
(associating)
Mengolah informasi yang
sudah dikumpulkan,
menganalisis data dalam
bentuk membuat kategori,
mengasosiasi atau
menghubungkan
fenomena/informasi yang
terkait dalam rangka
menemukan suatu pola, dan
menyimpulkan.
Mengembangkan
interpretasi, argumentasi
dan simpulan mengenai
keterkaitan informasi dari
dua fakta/konsep,
interpretasi, argumentasi
dan simpulan mengenai
keterkaitan lebih dari dua
fakta/konsep/teori,
mensintesis dan
argumentasi serta
simpulan keterkaitan antar
berbagai jenis fakta-fakta/
Langkah Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Bentuk Hasil Belajar
konsep/teori/pendapat;
mengembangkan
interpretasi, struktur baru,
argumentasi, dan simpulan
yang menunjukkan
hubungan fakta/konsep/
teori dari dua sumber atau
lebih yang tidak
bertentangan;
mengembangkan
interpretasi, struktur baru,
argumentasi dan simpulan
dari konsep/teori/pendapat
yang berbeda dari berbagai
jenis sumber.
Mengomunikasikan
(communicating)
Menyajikan laporan dalam
bentuk bagan, diagram, atau
grafik; menyusun laporan
tertulis; dan menyajikan
laporan meliputi proses,
hasil, dan kesimpulan secara
lisan.
Menyajikan hasil kajian
(dari mengamati sampai
menalar) dalam bentuk
tulisan, grafis, media
elektronik, multi media
dan lain-lain.
Pembelajaran tidak langsung adalah pembelajaran yang terjadi selama proses
pembelajaran langsung yang dikondisikan menghasilkan dampak pengiring (nurturant
effect). Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap
yang terkandung dalam KI-1 dan KI-2. Hal ini berbeda dengan pengetahuan tentang
nilai dan sikap yang dilakukan dalam proses pembelajaran langsung oleh mata
pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti serta Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Pengembangan nilai dan sikap sebagai proses pengembangan
moral dan perilaku, dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan
yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses
pembelajaran Kurikulum 2013, semua kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler baik yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat (luar sekolah)
dalam rangka mengembangkan moral dan perilaku yang terkait dengan nilai dan
sikap.
Lebih lanjut dengan pembelajaran tidak langsung, diharapkan dapat menciptakan
kondisi pembelajaran KI-3 dan KI-4 dalam upaya menumbuhkan dan menguatkan
terbentuknya kepribadian yang njawani yang termanifestasikan melalui keterbiasaan
(otomatisasi) pocapan, polatan, dan patrap yang njawani (KI-2 dan KI- 3). Sementara
itu pendekatan berbasis keilmuan atau saintifik dalam pelaksanaannya berpadu dan
dengan mempertimbangkan kontekstual, komunikatif, fungsional-normatif.Dalam hal
ini kontekstual dimaknai secara subsatansial materi pembelajaran berada dalam
cakupan konteks yang sesuai baik secara cultural, social maupun psykologis peserta
didik.Sedangkan komunikatif mengacu pada materi bahasa yang memiliki
keberterimaan tinggi (komunikatif). Fungsional-normatif dimaknai bahwa materi
pembelajaran adalah bahasa (Jawa) yang secara fungsional memang dipergunakan
oleh masarakat (bahasa Jawa yang nut ing jaman kalakone, bukan bahasa Jawa yang
kaya duk ing nguni) dengan mempertimbangkan norma bahasa Jawa dalam konteks
pemakaiannya sebagai hal paling esensial memposisikan bahasa Jawa sebagai bahasa
peninggalan budaya leluhur yang adiluhung.
A. Strategi Pembelajaran Langsung
Tahapan Pembelajaran Langsung adalah sebagai berikut.
1. Perencanaan
Tahap pertama dalam pembelajaran yaitu perencanaan pembelajaran yang
diwujudkan dengan kegiatan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP).
a. Hakikat RPP
RPP merupakan rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari
suatu materi pembelajaran atau tema tertentu yang mengacu pada silabus.
RPP mencakup: (1) data sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan
kelas/semester; (2) materi pembelajaran; (3) alokasi waktu; (4) KI, KD,
indikator pencapaian kompetensi; (5) deskripsi materi pembelajaran; (6)
kegiatan pembelajaran; (7) penilaian; dan (8) media/alat, bahan, dan sumber
belajar.
Setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP untuk
kelas di mana guru tersebut mengajar (guru kelas) di SD dan untuk guru
mata pelajaran yang diampunya untuk guru SMP/MTs, SMA/MA, dan
SMK/MAK. Pengembangan RPP dilakukan sebelum awal semester atau
awal tahun pelajaran dimulai, namun perlu diperbaharui sebelum
pembelajaran dilaksanakan.
Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru secara mandiri dan/atau
berkelompok di sekolah/madrasah dikoordinasi, difasilitasi, dan disupervisi
oleh kepala sekolah/madrasah.
Pengembangan RPP dapat juga dilakukan oleh guru secara berkelompok
antarsekolah atau antarwilayah dikoordinasi, difasilitasi, dan disupervisi
oleh dinas pendidikan atau kantor kementerian agama setempat.
b. Prinsip Penyusunan RPP
1) Setiap RPP harus secara utuh memuat kompetensi sikap spiritual (KD
dari KI-1), sosial (KD dari KI-2), pengetahuan (KD dari KI-3), dan
keterampilan (KD dari KI-4).
2) Satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali atau lebih dari satu kali
pertemuan.
3) Memperhatikan perbedaan individu peserta didik.
RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin,
kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat,
potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,
kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau
lingkungan peserta didik.
4) Berpusat pada peserta didik.
Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik
untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi,
kemandirian, dan semangat belajar, menggunakan pendekatan saintifik
meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
5) Mengembangkan budaya belajar sepanjang hayat.
Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran
membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam
berbagai bentuk tulisan.
6) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran.
RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif,
penguatan, pengayaan, dan remidi.
7) Memiliki keterkaitan dan keterpaduan antar kompetensi dan/atau antar
muatan.
RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan
antara KI, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator
pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu
keutuhan pengalaman belajar.RPP disusun dengan mengakomodasikan
pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek
belajar, dan keragaman budaya.
8) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.
RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi
informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif
sesuai dengan situasi dan kondisi.
c. Komponen dan Sistematika RPP
Komponen-komponen RPP secara operasional diwujudkan dalam bentuk
format berikut ini.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah :
Mata pelajaran :
Kelas/Semester :
Materi Pembelajaran :
Alokasi Waktu :
A. Kompetensi Inti (KI)
B. Kompetensi Dasar
1. KD pada KI-1
2. KD pada KI-2
3. KD pada KI-3
4. KD pada KI-3
C. Indikator Pencapaian Kompetensi*)
1. Indikator KD pada KI-1
2. Indikator KD pada KI-2
3. Indikator KD pada KI-3
4. Indikator KD pada KI-4
D. Deskripsi Materi Pembelajaran (dapat berupa rincian, uraian, atau
penjelasan materi pembelajaran)
E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama: (...JP)
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti**)
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan informasi
Menalar
Mengomunikasikan
c. Kegiatan Penutup
2. Pertemuan Kedua: (...JP)
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti**)
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan informasi
Menalar
Mengomunikasikan
c. Kegiatan Penutup
3. Pertemuan seterusnya.
F. Penilaian
1. Teknik penilaian
2. Instrumen penilaian dan pedoman penskoran
a. Pertemuan Pertama
b. Pertemuan Kedua
c. Pertemuan seterusnya
G. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar
1. Media/alat
2. Bahan
3. Sumber Belajar
*) Pada setiap KD dikembangkan indikator atau penanda.Indikator untuk
KD yang diturunkan dari KI-1 dan KI-2 dirumuskan dalam bentuk
perilaku umum yang bermuatan nilai dan sikap yang gejalanya dapat
diamati. Indikator untuk KD yang diturunkan dari KI-3 dan KI-4
dirumuskan dalam bentuk perilaku spesifik yang dapat diamati dan
terukur.
**) Pada kegiatan inti, kelima pengalaman belajar tidak harus muncul
seluruhnya dalam satu pertemuan tetapi dapat dilanjutkan pada
pertemuan berikutnya, tergantung cakupan muatan pembelajaran.
d. Langkah Penyusunan RPP
1) Pengkajian Silabus
Pengkajian terhadap silabus meliputi: (1) KI dan KD; (2) materi
pembelajaran; (3) kegiatan pembelajaran; (4) penilaian; (5) alokasi
waktu; dan (6) sumber belajar.
2) Perumusan indikator pencapaian KD pada KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4;
3) Deskripi Materi Pembelajaran
Langkah ini dapat berupa merinci, menjabarkan, menguraikan, dan
mengidentifikasi materi pembelajaran dengan memperhatikan prinsip
penyusunan RPP.
4) Penjabaran Kegiatan Pembelajaran
Menjabarkan kegiatan pembelajaran yang ada pada silabus dalam
bentuk yang lebih operasional berupa pendekatan saintifik disesuaikan
dengan kondisi peserta didik dan satuan pendidikan termasuk
penggunaan media, alat, bahan, dan sumber belajar.
5) Penentuan Alokasi Waktu
Menentukan alokasi waktu untuk setiap pertemuan berdasarkan alokasi
waktu pada silabus, selanjutnya dibagi ke dalam kegiatan pendahuluan,
inti, dan penutup.
6) Pengembangan Penilaian
Menentukan lingkup, teknik, dan instrumen penilaian, serta membuat
pedoman penskoran.
7) Menentukan Media, Alat, Bahan, dan Sumber Belajar
Penentuan media, alat, bahan, dan sumber belajar disesuaikan dengan
yang telah ditetapkan dalam langkah penjabaran kegiatan
pembelajaran.
2. Proses Pembelajaran
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Guru mengucapkan salam berbahasa Jawa sesuai kondisi dan direspon
oleh siswa, misalnya: sugeng enjing, para siswa
2) Siswa merespon salam guru menggunakan bahasa Jawa yang santun,
misalnya : sugeng enjing, Bu
3) Membangun suasana pembelajaran yang njawani dan menyenangkan
yang berorientasi pada materi pembelajaran. Misalnya tema pariwisata,
anak diajak nembang “Prau Layar”.
4) Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari yang njawani.
b. Kegiatan Inti
Dalam proses pembelajaran,
Guru menggunakan pendekatan saintifik yang disesuaikan dengan
karakteristik mata pelajaran bahasa Jawa dengan mengkondisikan pada
aspek sosial budaya peserta didik yang njawani.
Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan proses mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, dan
mengkomunikasikan materi pembelajaran.
c. Kegiatan Penutup
Guru bersama peserta didik melakukan:
1. Membuat rangkuman/simpulan pelajaran menggunakan bahasa Jawa
yang santun.
2. Merefleksikan materi pembelajaran yang sudah disampaikan
menggunakan bahasa Jawa yang santun.
3. Memberikan motivasi sebagai umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran dengan menumbuhkembangkan penggunaan bahasa Jawa
yang santun dan berperilaku njawani.
Guru mengucapkan salam penutup dengan bahasa Jawa yang santun sesuai
dengan kondisi.
1.1. Pembelajaran Tak Langsung
Dalam setiap kegiatan, guru harus memperhatikan perkembangan sikap
peserta didik yang njawanipada kompetensi dasar dari KI-1 dan KI-2 antara
lain mensyukuri anugerah Tuhan berupa bahasa Jawa dengan cara bersikap
bangga dan percaya diri dalam berbahasa Jawa secara santun.
2. Penilaian Pembelajaran Bahasa Jawa
2.1 Penilaian Pembelajaran Langsung
a. Tes Tertulis
Tes tulis adalah tes yang soal dan jawabannya tertulis berupa pilihan ganda,
isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian.
No. Penilaian Waktu
1 Ulangan Harian Setiap akhir pembelajaran suatu KD
2 Ujian Tengah Semester Pada minggu 7 suatu semester
3 Ujian Akhir Semester Pada akhir suatu semester
4 Ujian Tingkat Kompetensi Akhir kelas II, IV, VIII, dan XI
5 Ujian Sekolah Pada akhir tahun belajar Satuan Pendidikan
6 Penilaian Proses Dilaksanakan selama proses pembelajaran
sepanjang tahun ajaran
7 Penilaian Diri Dilaksanakan pada akhir setiap semester
b. Tes Lisan
Tes lisan berupa pertanyaan- pertanyaan yang diberikan guru secara ucap (oral)
sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara ucap juga, sehingga
menimbulkan keberanian. Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat maupun
paragraf yang diucapkan.
c. Portofolio
Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya peserta didik secara
individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu periode
hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta didik
sendiri. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta didik
sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus
menerus melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat
memperlihatkan dinamika pengalaman belajar dan kemampuan belajar peserta
didik melalui sekumpulan karyanya, antara lain: karangan, puisi, surat,
komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/literatur, laporan
penelitian, sinopsis dan karya nyata individu peserta didik yang diperoleh dari
pengalaman.
Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan penilaian
portofolio.
a) Peserta didik merasa memiliki portofolio sendiri.
b) Tentukan bersama hasil kerja apa yang akan dikumpulkan.
c) Kumpulkan dan simpan hasil kerja peserta didik dalam 1 map atau folder.
d) Beri tanggal pembuatan.
e) Tentukan kriteria untuk menilai hasil kerja peserta didik.
f) Minta peserta didik untuk menilai hasil kerja mereka secara
berkesinambungan.
g) Bagi yang kurang beri kesempatan perbaiki karyanya, tentukan jangka
waktunya.
h) Bila perlu, jadwalkan pertemuan dengan orang tua.
Contoh: Format penilaian portofolio
Mata Pelajaran : Bahasa Jawa
Alokasi Waktu :
Sampel yang dikumpulkan :
Nama Peserta didik : _________ Kelas :_________
No Kompetensi
Dasar Periode
Aspek yang dinilai
Keterangan/Catatan Tata
bahasa
Kosa
kata
Kelengkapan
gagasan
Sistematika
penulisan
1. Menulis
karangan
deskriptif
tentang
peristiwa
budaya
30/7
10/8
dst.
2. Membuat
teks dialog
1/9
30/9
10/10
dst.
Hhh
d. Unjuk Kerja
Penilaian unjuk kerja yaitu dengan cara mengamati kegiatan peserta didik
dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai
ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas
tertentu seperti: praktik membaca geguritan, pidato bahasa Jawa, membaca
berita, presentasi, dan bermain peran.
Untuk mengamati kinerja peserta didik dapat menggunakan instrumen
sebagai berikut:
a) Daftar cek
Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila
kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai.
Contoh: Format instrumen penilaian praktik membaca geguritan
Nama
Peserta
Didik
Aspek yang dinilai
Wirasa Wicara Wiraga Wirama
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Andi
Boby
Cicih
Dimas
.....
Keterangan: diisi dengan tanda tik (√)
e. Produk
Contoh Penilaian Produk (Proyek)
Mata Pelajaran : Bahasa Jawa
Nama Proyek : Membuat Sandiwara “Klething Kuning”
Nama Peserta Didik : ____________________Kelas :________
NO ASPEK * SKOR
1 2 3 4
1. Proses persiapan membuat judul
Sandiwara
2. Proses Pembuatan
a. membuat skenario sandiwara
b. Menentukan tokoh sandiwara
c. menyiapkan kostum
3. Hasil Produk : Pementasan sandiwara
a. Wiraga
b. Wirama
c. Wirasa
d. Wicara
TOTAL SKOR
* Aspek yang dinilai disesuaikan dengan jenis produk yang dibuat
** Skor diberikan tergantung dari ketepatan dan kelengkapan jawaban
yang diberikan. Semakin lengkap dan tepat jawaban, semakin
tinggi perolehan skor.
2.2 Penilaian Pembelajaran Tak Langsung
a. Observasi
Penilaian observasi merupakan penilaian yang di lakukan oleh guru di luar
pembelajaran. Contoh penilaian observasi:
Contoh:Format pengamatan sikap berbahasa Jawa
No Nama
Aspek perilaku yang dinilai
Skor Keterangan Mengguna-
kan bahasa
Jawa
Santun
berbahasa
Jawa
Polatan
yang
njawani
Patrap
yang
njawani
1. Andi 3 4 3 2 12
2. Rini
3. ....
Catatan:
Kolom aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut.
1 = kurang bila tidak pernah menunjukkan perilaku yang dimaksud
2 = cukup bila kadang-kadang menunjukkan perilaku yang dimaksud
3 = baik bila sering menunjukkan perilaku yang dimaksud
4 = sangat baik bila selalu menunjukkan perilaku yang dimaksud
Format di atas dapat digunakan untuk mengukur aspek sikap lainnya dengan
menyesuaikan aspek perilaku yang ingin diamati.
b. Penilaian Diri
Penilaian diri digunakan untuk memberikan penguatan (reinforcement)
terhadap kemajuan proses belajar peserta didik. Penilaian diri berperan
penting bersamaan dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru ke
peserta didik yang didasarkan pada konsep belajar mandiri (indepedent
learning).
Untuk menghilangkan kecenderungan peserta didik menilai diri terlalu tinggi dan
subyektif, penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Untuk itu
penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai
berikut.
a) Menjelaskan kepada peserta didik tujuan penilaian diri.
b) Menentukan kompetensi yang akan dinilai.
c) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
d) Merumuskan format penilaian, dapat berupa daftar tanda cek, atau skala penilaian.
Contoh: Format penilaian diri untuk aspek sikap
Partisipasi Dalam Diskusi Kelompok
Nama : ----------------------------
Nama-nama anggota kelompok : ----------------------------
Kegiatan kelompok : ----------------------------
Isilah pernyataan berikut dengan jujur. Untuk No. 1 s.d. 6, tulislah huruf A,B,C, atau
D didepan tiap pernyataan:
A : selalu C : kadang-kadang
B : sering D : jarang
1.--- Selama proses belajar mengajar mapel bahasa Jawa saya menggunakan bahasa
Jawa.
2.--- Saya menggunakan bahasa Jawa untuk berkomunikasi pada hari kewajiban
berbahasa Jawa
3.--- Saya menggunakan unggah-ungguh basa Jawa sesuai dengan konteks
berbahasa
4.--- dst.
---------------------------------------------------------------------
Pada dasarnya teknik penilaian diri ini tidak hanya untuk aspek sikap, tetapi
juga dapat digunakan untuk menilai kompetensi dalam aspek keterampilan
dan pengetahuan
c. Penilaian Teman Sejawat
Penilaian sejawat atau antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan
cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian
kompetensi. Bentuk penilaian ini, dilakukan oleh peserta didik dengan cara
berkelompok minimal 5-10 orang. Satu peserta didik menilai empat hingga
sembilan peserta didik yang lain. Instrumen yang digunakan berupa lembar
pengamatan antarpeserta didik. Format yang digunakan untuk penilaian
sejawat dapat menggunakan format seperti contoh pada penilaian diri.
Contoh: Format penilaian sejawat
Nama Penilai : ……………………… No. Absen : ……
Nama Teman yang Dinilai: ……………………… No. Absen : ……
Kelas/Semester : ………………………
NO PERNYATAAN SKALA
1 2 3 4
1
Teman saya menggunakan bahasa Jawaselama proses
belajar mengajar mapel bahasa Jawa.
2
Teman saya menggunakan bahasa Jawa untuk
berkomunikasi pada hari wajib berbahasa Jawayang
telah ditentukan
3 Dst.
d. Catatan:
e. Kolom Aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria
berikut.
f. 1 = kurang bila tidak pernah menunjukkan perilaku yang dimaksud
g. 2 = cukup bila kadang-kadang menunjukkan perilaku yang dimaksud
h. 3 = baik bila sering menunjukkan perilaku yang dimaksud
i. 4 = sangat baik bila selalu menunjukkan perilaku yang dimaksud
d. Jurnal
Jurnal merupakan rekaman catatan guru dan/atau tenaga kependidikan di lingkungan
sekolah tentang sikap dan perilaku positif atau negatif, di luar proses pembelajaran
mata pelajaran.
Contoh: Format penilaian melalui jurnal
JURNAL
Nama :.........................
Kelas :.........................
HARI, TANGGAL KEJADIAN KETERANGAN
TIM PERUMUS
1. Ketua :
Nurisman, S.Pd. : SMP Negeri 1 Kedungwuni Kab. Pekalongan
2. Sekretaris :
Tintin Anggraeni, S.Pd.SD : SD Negeri 2 Leteh Kab. Rembang
3. Anggota :
Yuni Tri Sumani, S.Pd. : SMP Negeri 3 Tuntang Kab. Semarang
Kasiriyadi, S.Pd. : SMP Negeri 1 Sumberlawang Kab. Sragen
Lina Handayani, S.Pd. : SMP Negeri 3 Bae Kab. Kudus
Nur Sangadah, S.Pd. : SMP Negeri 1 Kebumen
Nartam, S.Pd.SD : SD Negeri 2 Pabuwaran Kab. Banyumas
Lailatul Amaniyah, S.Pd.I : SD Negeri Bandongan 3 Kab. Magelang
Giyanto, S.Pd. : SD Negeri Randulanang Kab. Klaten
Supiatun, S.Pd.SD : SD Negeri Sawojajar 02 Kec. Wonosari Kab.
Brebes
Drs. Prasetyo : SMP Negeri 1 Bukateja, Purbalingga
Sutini, S.Pd.SD : SDN 02 Lambur Kab. Pekalongan
Siti Zulaichah : SMP Negeri 1 Jatibarang Kab. Brebes