draft iii/27/07/98 14:00 · web viewperlindungan bagi tenaga kerja wanita dilaksanakan dengan...

59
TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

Upload: others

Post on 14-Dec-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DRAFT III/27/07/98 14:00 · Web viewPerlindungan bagi tenaga kerja wanita dilaksanakan dengan memperluas jangkauan bagi pekerja di sektor informal, Pada tahun 1997/98, dipersiapkan

TENAGA KERJA DAN PERLUASANKESEMPATAN KERJA

Page 2: DRAFT III/27/07/98 14:00 · Web viewPerlindungan bagi tenaga kerja wanita dilaksanakan dengan memperluas jangkauan bagi pekerja di sektor informal, Pada tahun 1997/98, dipersiapkan
Page 3: DRAFT III/27/07/98 14:00 · Web viewPerlindungan bagi tenaga kerja wanita dilaksanakan dengan memperluas jangkauan bagi pekerja di sektor informal, Pada tahun 1997/98, dipersiapkan

BAB V

TENAGA KERJA DAN PERLUASANKESEMPATAN KERJA

A. PENDAHULUAN

Pembangunan ketenagakerjaan dalam Repelita VI diupayakan untuk dapat menciptakan lapangan kerja dalam jumlah dan mutu yang semakin meningkat, sehingga dapat menyerap tambahan angkatan kerja baru yang terus bertambah setiap tahun. Berbagai kegiatan yang dilakukan diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja di berbagai sektor dan daerah, mengurangi penurunan jumlah pengangguran dan setengah pengangguran, kesenjangan produkti- vitas antarsektor, meningkatkan perluasan kesempatan kerja khususnya di sektor industri dan jasa, serta meningkatkan perlin- dungan bagi mereka yang bekerja.

Sasaran perluasan lapangan kerja diarahkan untuk menyerap tambahan angkatan kerja baru dan pencari kerja yang belum memperoleh kesempatan kerja. Dalam Repelita VI, tambahan

V/3

Page 4: DRAFT III/27/07/98 14:00 · Web viewPerlindungan bagi tenaga kerja wanita dilaksanakan dengan memperluas jangkauan bagi pekerja di sektor informal, Pada tahun 1997/98, dipersiapkan

angkatan kerja baru diperkirakan sebesar 12,6 juta orang. Dengan laju pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kualitas angkatan kerja, kesempatan kerja akan bertambah sebesar 11,9 juta orang yang tersebar dalam beberapa sektor ekonomi. Pertambahan kesempatan kerja di sektor pertanian termasuk kehutanan, peternakan, dan perikanan sebesar 1,9 juta, di sektor industri pengolahan sebesar 3,0 juta, di sektor perdagangan besar, eceran, rumah makan, hotel, dan restauran sebesar 2,2 juta, di sektor jasa kemasyarakatan sebesar 2,3 juta, dan sektor lainnya sebesar 2,5 juta.

Dalam upaya menanggulangi permasalahan ketenagakerjaan ditempuh serangkaian kebijaksanaan, meliputi: (a) pembinaan iklim bagi perluasan lapangan kerja, peningkatan efisiensi, dan produktivitas, antara lain melalui penciptaan iklim usaha yang sehat dan dinamis, peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan pelatihan produktivitas, penciptaan iklim produktivitas di masyarakat melalui peningkatan fungsi kelembagaan produktivitas; (b) pendayagunaan tenaga kerja produktif, melalui program khusus bagi kelompok angkatan kerja tertentu, seperti tenaga kerja terdidik, penganggur dan setengah penganggur; (c) peningkatan kualitas tenaga kerja antara lain melalui pelatihan keterampilan dengan mengupayakan adanya kemitraan pelatihan tenaga kerja antara penyelenggara dan pengguna tenaga kerja, serta pengembangan kelembagaan pelatihan; dan (d) pengembangan kesejahteraan tenaga kerja melalui penciptaan hubungan industrial Pancasila yang serasi dan didukung oleh perbaikan syarat kerja dan perlindungan tenaga kerja, termasuk tenaga kerja wanita dan anak yang terpaksa bekerja.

Penjabaran dari kebijaksanaan pembangunan ketenagakerjaan seperti dikemukakan di atas, ditempuh melalui program pem- bangunan ketenagakerjaan yang mencakup program pokok dan

V/4

Page 5: DRAFT III/27/07/98 14:00 · Web viewPerlindungan bagi tenaga kerja wanita dilaksanakan dengan memperluas jangkauan bagi pekerja di sektor informal, Pada tahun 1997/98, dipersiapkan

penunjang. Program pokok meliputi program pembinaan dan pengembangan kesempatan kerja dan produktivitas, program pendayagunaan dan penyebaran tenaga kerja, program pelatihan dan peningkatan keterampilan tenaga kerja, serta program pembinaan hubungan industrial dan perlindungan tenaga kerja. Program penunjang terdiri dari program pendidikan, pelatihan dan penyuluh-an ketenagakerjaan, dan program penelitian dan pengembangan ketenagakerjaan.

B. PELAKSANAAN DAN HASIL PEMBANGUNAN TAHUN KEEMPAT REPELITA VI.

Sampai dengan empat tahun Repelita VI (tahun 1997) pembangunan ketenagakerjaan yang dilaksanakan secara bertahap dan berencana seiring dengan kegiatan pembangunan di berbagai sektor, masih membuka kesempatan kerja baru dalam jumlah yang memadai dengan mutu yang makin meningkat. Pada tahun 1993 jumlah angkatan kerja adalah 80.951,1 ribu orang, dan pada tahun 1997 meningkat menjadi 89.602,8 ribu orang atau bertambah sebesar 8.651,7 ribu orang. Dalam periode yang sama, jumlah pekerja meningkat dari sebesar 77.042,9 ribu orang menjadi sebesar 85.405,5 ribu orang (Tabel V-1).

Pekerja di sektor pertanian pada tahun 1993 sebesar 35,1 persen dan pekerja di sektor industri sebesar 5,4 persen dari jumlah pekerja. Pada tahun 1997, pekerja di sektor pertanian menurun menjadi 40,7 persen dan pekerja di sektor industri dan jasa meningkat menjadi 12,9 persen dari jumlah pekerja. Pekerja di sektor informal pada tahun 1993, sebesar 67,7 persen, dan menurun menjadi sebesar 62,8 persen, pada tahun 1997. Pekerja di sektor formal meningkat dari sebesar 32,3 persen pada tahun 1993 menjadi

V/5

Page 6: DRAFT III/27/07/98 14:00 · Web viewPerlindungan bagi tenaga kerja wanita dilaksanakan dengan memperluas jangkauan bagi pekerja di sektor informal, Pada tahun 1997/98, dipersiapkan

sebesar 37,2 persen pada tahun 1997. Pekerja di kawasan barat Indonesia (KBI) menurun dari 82,1 persen pada tahun 1993 menjadi sebesar 81,3 persen pada tahun 1997. Pekerja di kawasan timur Indonesia (KTI) meningkat dari 17,9 persen menjadi sebesar 18,7 persen.

Meskipun pembangunan ketenagakerjaan sampai dengan tahun 1997 telah memberi hasil terhadap daya serap tenaga kerja, peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja, serta peningkatan kesejahteraan tenaga kerja, namun kondisi ini belum berarti dapat menanggulangi masalah pengangguran secara keseluruhan. Tantangan pembangunan ketenagakerjaan semakin besar, mengingat munculnya krisis moneter yang berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) sehingga menyebabkan meningkatnya jumlah pengangguran, baik yang diakibatkan oleh banyaknya perusahaan yang menutup usahanya, melainkan juga tambahan angkatan kerja baru yang tidak dapat terserap karena lesunya kegiatan ekonomi.

Jumlah penganggur meningkat drastis sejak krisis moneter. Jumlah penganggur pada tahun 1993 adalah 3,9 juta orang, pada tahun 1997 adalah 4,2 juta orang, dan pada akhir tahun 1998 diperkirakan mencapai 13,4 juta orang. Untuk mengatasi situasi yang sulit ini, diupayakan program terobosan melalui “crash program” padat karya, yang dilaksanakan oleh Departemen teknis, seperti Departemen Tenaga Kerja, Departemen Kehutanan dan Perkebunan. Disamping itu, beberapa Departemen seperti Pekerjaan Umum, Transmigrasi dan PPH, juga melaksanakan program yang sama.

Di samping program-program penanggulangan pengangguran yang dilaksanakan secara lintas sektor, berbagai program

V/6

Page 7: DRAFT III/27/07/98 14:00 · Web viewPerlindungan bagi tenaga kerja wanita dilaksanakan dengan memperluas jangkauan bagi pekerja di sektor informal, Pada tahun 1997/98, dipersiapkan

ketenagakerjaan telah pula dilaksanakan oleh Departemen Tenaga Kerja melalui program pokok dan penunjang. Pelaksanaan dan hasil pembangunan tahun keempat Repelita VI secara garis besar adalah sebagai berikut:

1. Program Pokok

a. Program Pembinaan dan Pengembangan Kesempatan Kerja dan Produktivitas

Program pembinaan dan pengembangan kesempatan kerja dan produktivitas dimaksudkan untuk mendorong, meningkatkan dan memasyarakatkan produktivitas tenaga kerja terutama di kelompok koperasi, usaha kecil dan usaha menengah. Melalui kegiatan- kegiatan dalam program ini, diupayakan penciptaan iklim yang dapat mendorong perluasan lapangan kerja dan peningkatan efisiensi secara menyeluruh.

1) Pengembangan Produktivitas

Dalam rangka menciptakan iklim dan membudayakan produktivitas di masyarakat, dilakukan usaha-usaha untuk mendorong peningkatan dan pengembangan produktivitas. Pada tahun 1997/98, dilakukan uji coba model untuk mengembangkan desa produktif di 27 propinsi yang dilakukan melalui kegiatan manajemen usaha, pengukuran dan penelitian di 108 desa terpilih. Selain itu, dilakukan pula kegiatan pengukuran produktivitas di 221 perusahaan menengah dan kecil, yang meningkat bila dibandingkan tahun 1996/97 yang mencakup 213 perusahaan.

Dalam rangka meningkatkan kualitas, efisiensi, dan produk-tivitas tenaga kerja, serta manajemen perusahaan, diselenggarakan

V/7

Page 8: DRAFT III/27/07/98 14:00 · Web viewPerlindungan bagi tenaga kerja wanita dilaksanakan dengan memperluas jangkauan bagi pekerja di sektor informal, Pada tahun 1997/98, dipersiapkan

berbagai pelatihan kepemimpinan/ manajemen, serta usaha mandiri sektor informal di BPPD. Pada tahun 1997/98, dilaksanakan pelatihan yang diikuti oleh 16.303 orang. Selain itu, dilakukan juga penyuluhan produktivitas pada 540 perusahaan. Selama empat tahun pelaksanaan Repelita VI, jumlah tenaga kerja yang dilatih di BPPD sebanyak 53.923 orang.

2) Pembinaan Lembaga Produktivitas

Pembinaan lembaga produktivitas bertujuan bagi pengem- bangan dan peningkatan pelayanan terhadap usaha kecil dan menengah, serta diarahkan pada upaya pengembangan kewira-usahaan yang dapat menciptakan lapangan kerja produktif. Untuk itu, dilaksanakan konsultansi manajemen dan pembentukan unit produktivitas di setiap sektor dan unit usaha. Pada tahun 1997/98, dilaksanakan kegiatan pembinaan konsultansi manajemen di 1.350 perusahaan menengah, dan pembentukan 540 unit produktivitas di perusahaan kecil dan menengah.

Dalam menyelaraskan upaya peningkatan produktivitas di masyarakat, melalui koordinasi dengan berbagai sektor terkait, baik pemerintah maupun swasta, sedang dilakukan proses pembentukan lembaga produktivitas nasional. Pembentukan lembaga produk- tivitas tersebut dimaksudkan untuk membangun jaringan pelayanan dan pembinaan yang berkaitan dengan penerapan konsep dan kebijaksanaan produktivitas serta pelaksanaannya bagi kepentingan nasional.

V/8

Page 9: DRAFT III/27/07/98 14:00 · Web viewPerlindungan bagi tenaga kerja wanita dilaksanakan dengan memperluas jangkauan bagi pekerja di sektor informal, Pada tahun 1997/98, dipersiapkan

b. Program Pendayagunaan dan Penyebaran Tenaga Kerja

Program pendayagunaan dan penyebaran tenaga kerja dimak- sudkan untuk memperluas lapangan kerja produktif dan meman- faatkan potensi tenaga kerja dalam upaya menciptakan lapangan kerja, mengurangi pengangguran dan setengah pengangguran, baik di perkotaan maupun perdesaan.

1) Perencanaan Tenaga Kerja

Perencanaan tenaga kerja pada hakikatnya merupakan usaha mempertemukan penyediaan dan kebutuhan tenaga kerja antar- sektor, antardaerah, dan antarnegara. Secara operasional, peren- canaan tenaga kerja dilaksanakan dengan memanfaatkan informasi ketenagakerjaan. Untuk menunjang informasi ketenagakerjaan, dikembangkan sistem informasi dan bursa kerja terpadu yang dapat membantu perencanaan tenaga kerja dan pelaksanaan kegiatan antarkerja secara aktif. Informasi tersebut memuat keadaan pasar kerja yang meliputi antara lain jumlah pencari kerja, permintaan, dan penempatan tenaga kerja. Perkembangannya dapat diikuti pada Tabel V-2.

2) Tenaga Kerja Mandiri Profesional

Dalam rangka meningkatkan produktivitas tenaga kerja berpendidikan, dilakukan pembinaan dan pendayagunaan tenaga kerja mandiri profesional (TKMP). Pembinaan TKMP bertujuan untuk menumbuhkembangkan kader-kader wirausaha bagi tenaga kerja lulusan perguruan tinggi (sarjana) maupun tenaga kerja terdidik lainnya yang mempunyai motivasi dan minat untuk menjadi wirausaha.

V/9

Page 10: DRAFT III/27/07/98 14:00 · Web viewPerlindungan bagi tenaga kerja wanita dilaksanakan dengan memperluas jangkauan bagi pekerja di sektor informal, Pada tahun 1997/98, dipersiapkan

Pada tahun 1997/98 dilaksanakan pembinaan terhadap 4.959 orang TKMP, melalui kerjasama perguruan tinggi, kerjasama dengan LSM, kerjasama dengan Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK), dengan menempatkan di BMT, penempatan di unit ekonomi produktif dan daerah transmigrasi, serta pembinaan usaha keluarga (Tabel V-3).

3) Pemerataan Kesempatan Kerja Antardaerah

Upaya pemerataan kesempatan kerja antardaerah dilaksanakan melalui antarkerja lokal (AKL) dan antarkerja antardaerah (AKAD). AKL, menempatkan tenaga kerja secara langsung di hutan tanaman industri (HTI), daerah yang berlahan kritis, dan perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja. AKAD, menem-patkan tenaga kerja di perkebunan inti rakyat (PIR-BUN), dan transmigrasi. Penyaluran tenaga kerja melalui AKL dan AKAD dapat dilihat pada Tabel V-4. Selain itu, guna menanggulangi pengangguran pemuda Timor Timur, pada tahun 1997/98 telah disalurkan sebanyak 485 orang ke 13 propinsi. Diantara peserta program, 35 orang kembali ke daerah asalnya karena alasan sakit, tidak sesuai, orang tua meninggal, dan pergi tanpa pemberitahuan.

4) Ekspor Jasa Tenaga Kerja.

Dalam rangka meningkatkan produktivitas dan mengisi lapangan kerja di luar negeri, diupayakan kegiatan penyaluran tenaga kerja melalui ekspor jasa tenaga kerja, dengan mengutamakan pekerja terampil pada lapangan kerja formal. Tenaga kerja ini ditempatkan pada berbagai bidang seperti perkebunan, angkutan, listrik dan elektronika, pelayanan kesehatan, perhotelan, industri pengolahan, perminyakan dan pertambangan. Sebagian

V/10

Page 11: DRAFT III/27/07/98 14:00 · Web viewPerlindungan bagi tenaga kerja wanita dilaksanakan dengan memperluas jangkauan bagi pekerja di sektor informal, Pada tahun 1997/98, dipersiapkan

besar tenaga kerja tersebut dikirim kenegara-negara Timur Tengah, dan sebagian lagi ke Malaysia, Brunei, Singapura, Taiwan, Korea Selatan dan beberapa negara di Eropa. Pada tahun 1997/98 jumlah yang dikirim menurun apabila dibandingkan dengan tahun 1996/97 (Tabel V-4), antara lain disebabkan krisis ekonomi yang melanda banyak negara di Asia.

5) Teknologi Padat Karya.

Dalam rangka memberikan peluang kerja bagi tenaga kerja penganggur, meningkatkan produktivitas, dan memperbaiki kesejahteraan masyarakat, khususnya di daerah perdesaan dan perkotaan kumuh, dilaksanakan kegiatan penerapan dan penyebarluasan teknologi padat karya (TPK). Kegiatan ini sekaligus untuk memperkuat usaha kecil serta usaha kerajinan industri rumah tangga. Jenis teknologi yang disebarluaskan meliputi teknologi yang mudah diserap masyarakat dan dapat dikembangkan untuk usaha mandiri.

Pada tahun 1997/98, diterapkan dan disebarluaskan 16 jenis TPK baru pada lokasi yang terpilih, khususnya di perdesaan tertinggal. Pengembangan TPK ini disertai dengan pelatihan yang dilaksanakan dalam beberapa paket, antara lain, 3.100 orang untuk sistim kelompok, 4.520 orang untuk sistim unit, dan 975 orang untuk sistim kader. Sampai dengan tahun ke empat Repelita VI, jumlah TPK yang dikembangkan telah mencapai 91 jenis dan teknologi mikro hidro telah dikembangkan di 19 lokasi.

V/11

Page 12: DRAFT III/27/07/98 14:00 · Web viewPerlindungan bagi tenaga kerja wanita dilaksanakan dengan memperluas jangkauan bagi pekerja di sektor informal, Pada tahun 1997/98, dipersiapkan

6) Pengindonesiaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang.

Upaya memperluas lapangan kerja dan meningkatkan profesionalisme tenaga kerja Indonesia guna menggantikan jabatan tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia, dilakukan pengendalian ijin kerja. Bentuk pengendalian tersebut dilakukan dengan menambah, memperluas dan menyempurnakan daftar jabatan bagi tenaga kerja asing. Pada tahun 1997/98, terdapat sebanyak 4.977 jenis jabatan yang dibatasi, yang terdiri dari 1.678 jenis jabatan yang tertutup, 3.088 jenis jabatan diijinkan untuk waktu tertentu, dan 211 jenis jabatan yang terbuka untuk sementara waktu, yang meliputi 27 lapangan usaha (Tabel V-5 dan Tabel V-6). Pengendalian ijin kerja bagi tenaga asing akan semakin berkurang sejalan dengan proses liberalisasi ekonomi.

c. Program Pelatihan dan Peningkatan Keterampilan Tenaga Kerja

Program pelatihan dan peningkatan keterampilan tenaga kerja dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian serta profesionalisme tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan pem- bangunan. Program ini dilaksanakan melalui pelatihan keteram- pilan dan pemagangan, pelatihan masyarakat, serta pembinaan dan penataran tenaga kepelatihan.

1) Pelatihan Keterampilan dan Pemagangan

Pelatihan keterampilan yang diselenggarakan oleh Balai Latihan Kerja/Kursus Latihan Kerja (BLK/KLK) terus ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Upaya ini dilaksanakan dalam rangka memperbaiki pelatihan tenaga kerja yang diarahkan pada

V/12

Page 13: DRAFT III/27/07/98 14:00 · Web viewPerlindungan bagi tenaga kerja wanita dilaksanakan dengan memperluas jangkauan bagi pekerja di sektor informal, Pada tahun 1997/98, dipersiapkan

penyediaan tenaga kerja terampil, produktif dan memiliki semangat kerja yang tinggi. Upaya penataan kembali penyelenggaraan pelatihan dengan mengklasifikasikan tipe-tipe BLK/KLK terus ditingkatkan dan dikembangkan yang mencakup penataan program pelatihan dan manajemennya.

Perkembangan jumlah yang dilatih dibidang industri setiap tahun menunjukkan peningkatan. Pelatihan ini antara lain meliputi kejuruan elektronika, listrik, mesin shop, dan otomotif. Kemajuan pelatihan keterampilan di bidang kejuruan industri dapat dilihat pada Tabel V-7. Selama empat tahun pelaksanaan Repelita VI, jumlah tenaga kerja yang dilatih di bidang industri sebanyak 130.752 orang.

Kegiatan pelatihan di bidang pertanian dilaksanakan dengan tujuan untuk mempersiapkan angkatan kerja menjadi tenaga kerja mandiri di bidang pertanian. Pelatihan ini antara lain meliputi kejuruan mekanisasi pertanian, peternakan dan pengolahan hasil pertanian. Pada tahun 1997/98 pelatihan di bidang pertanian telah diikuti sebanyak 2.352 orang. Selama empat tahun pelaksanaan Repelita VI, jumlah tenaga kerja yang dilatih di bidang pertanian sebanyak 9.230 orang.

Pelatihan melalui mobile training unit (MTU) dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan, pendapatan, dan produktivitas tenaga kerja, khususnya pekerja keluarga pada usaha kecil dan menengah di daerah tertinggal. Pelatihan melalui MTU juga dikembangkan bersama lembaga mandiri yang mengakar di masyarakat seperti pondok-pondok pesantren. Pada tahun 1997/98 pelatihan melalui MTU mencapai sebanyak 56.976 orang. Selama empat tahun pelaksanaan Repelita VI, jumlah tenaga kerja yang dilatih melalui MTU adalah sebesar 165.425 orang.

V/13

Page 14: DRAFT III/27/07/98 14:00 · Web viewPerlindungan bagi tenaga kerja wanita dilaksanakan dengan memperluas jangkauan bagi pekerja di sektor informal, Pada tahun 1997/98, dipersiapkan

Secara keseluruhan, pada tahun 1997/98 jumlah tenaga kerja yang dilatih di bidang industri, pertanian dan melalui MTU sebanyak 95.709 orang. Jumlah ini telah melampaui sasaran pelatihan tahun 1997/98, yaitu sebanyak 55.000 orang. Dengan demikian, selama empat tahun pelaksanaan Repelita VI, jumlah tenaga kerja yang dilatih mencapai 305.407 orang, yang telah melampaui sasaran Repelita VI, yaitu sebanyak 250.000 orang.

Untuk meningkatkan tenaga kerja terampil, kompeten dan produktif dengan melibatkan peran serta dunia usaha dilaksanakan pelatihan pemagangan. Pada tahun 1997/98 jumlah tenaga kerja yang mengikuti pelatihan pemagangan sebanyak 1.414 orang. Sampai dengan tahun keempat Repelita VI pelatihan pemagangan telah dilaksanakan pada 31 lokasi BLK dengan jumlah 5.500 orang yang melibatkan 1.088 perusahaan .

Dalam tahun 1997/98 mulai dikembangkan pelatihan teknisi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja terampil tingkat teknisi yang setara dengan sertifikasi Diploma III. Pelatihan ini dilaksanakan bekerjasama dengan Politeknik Negeri atau Perguruan Tinggi Negeri setempat di 9 lokasi BLK dan berlangsung selama 3 tahun. Pelatihan ini telah diikuti sebanyak 560 orang peserta dimana setiap tahun peserta harus menempuh uji keterampilan tingkat teknisi untuk mendapatkan sertifikasi kemampuan dan keahliannya.

2) Pelatihan Masyarakat

Dalam rangka memperluas, mengembangkan dan meningkat-kan kualitas tenaga kerja terus didorong pelaksanaan pelatihan yang diselenggarakan oleh masyarakat. Pelatihan ini dilaksanakan, antara

V/14

Page 15: DRAFT III/27/07/98 14:00 · Web viewPerlindungan bagi tenaga kerja wanita dilaksanakan dengan memperluas jangkauan bagi pekerja di sektor informal, Pada tahun 1997/98, dipersiapkan

lain melalui lembaga pelatihan swasta yang diarahkan pada jenis- jenis kejuruan sesuai dengan kebutuhan pembangunan dan kesempatan kerja yang tersedia. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan kualitas tenaga kerja, lembaga pelatihan swasta dinilai secara menyeluruh melalui proses akreditasi. Pada tahun 1997/98 jumlah lembaga pelatihan swasta yang telah diakreditasi sebanyak 1.031 lembaga, sehingga selama empat tahun pelaksanaan Repelita VI jumlahnya mencapai sebanyak 5.319 lembaga.

Pemasyarakatan standar kualifikasi keterampilan kerja dan standar pelatihan kerja melalui upaya pembinaan bagi lembaga penyelenggara pelatihan swasta terus ditingkatkan dan diperluas. Dalam tahun 1997/98 telah berhasil disusun 30 standar kualifikasi keterampilan, 30 standar pelatihan kerja, dan 15 standar materi uji keterampilan. Dengan demikian, selama empat tahun pelaksanaan Repelita VI telah disusun 170 standar kualifikasi keterampilan, 124 standar pelatihan kerja, dan 48 standar materi uji keterampilan, serta 5 standar kompetensi Indonesia.

Keberadaan lembaga penyelenggara pelatihan swasta sebagai salah satu mitra pemerintah, diarahkan untuk dapat menyeleng- garakan pelatihan sesuai dengan standar kualifikasi keterampilan dan standar pelatihan kerja. Pada tahun 1997/98 jumlah tenaga kerja yang mengikuti pelatihan di berbagai kejuruan pada lembaga pelatihan swasta sebanyak 214,0 ribu, sehingga selama empat tahun pelaksanaan Repelita VI, jumlahnya mencapai 934,5 ribu orang.

3) Pembinaan dan Penataran Tenaga Kepelatihan

Dalam upaya meningkatkan mutu pelatihan dan profesiona- lisme tenaga kepelatihan, terus dilanjutkan dan ditingkatkan pelaksanaan pembinaan dan penataran, baik jumlah maupun

V/15

Page 16: DRAFT III/27/07/98 14:00 · Web viewPerlindungan bagi tenaga kerja wanita dilaksanakan dengan memperluas jangkauan bagi pekerja di sektor informal, Pada tahun 1997/98, dipersiapkan

kualitasnya. Pelaksanaannya dilakukan secara berjenjang sejalan dengan kualifikasi dan program pelatihan yang dikembangkan. Pada tahun 1997/98 jumlah instruktur dan tenaga kepelatihan yang mengikuti pelatihan dan penataran sebanyak 2.428 orang, sehingga selama empat tahun pelaksanaan Repelita VI, jumlahnya sebanyak 10.333 orang instruktur, baik dari lembaga pelatihan pemerintah maupun swasta yang tersebar di 27 propinsi.

d. Program Pembinaan Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja

Program pembinaan hubungan industrial dan perlindungan tenaga kerja dimaksudkan untuk mewujudkan ketenangan kerja dan berusaha, sehingga tercipta hubungan yang serasi antara pekerja dan pengusaha, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya, dengan tetap memperhatikan kemajuan perusahaan

1) Sistem Hubungan Industrial Pancasila

a) Serikat Pekerja, Lembaga Bipartit, dan Tripartit

Lembaga ketenagakerjaan sebagai sarana dan lembaga pranata industrial yang sehat dan dinamis, seperti serikat pekerja, lembaga bipartit dan tripartit, sangat dibutuhkan dalam era industrialisasi. Pada tahun 1997/98, dilaksanakan pendidikan dan penyuluhan HIP bagi 2.446 orang yang terdiri dari 1.991 orang pekerja, 239 orang pengusaha, serta 316 orang dari instansi pemerintah dan lainnya.

Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) yang merupakan wadah dan badan kolektif yang demokratis dan bertanggungjawab terus berkembang dan berperan penting dalam menampung aspirasi

V/17

Page 17: DRAFT III/27/07/98 14:00 · Web viewPerlindungan bagi tenaga kerja wanita dilaksanakan dengan memperluas jangkauan bagi pekerja di sektor informal, Pada tahun 1997/98, dipersiapkan

pekerja. Perkembangan unit kerja SPSI serta dewan pimpinan cabang maupun daerah, dapat dilihat pada Tabel V-8. Pada tahun 1997/98 telah terbentuk sebanyak 44 unit SPTP, sehingga secara kumulatif sampai dengan tahun keempat Repelita VI, SPTP telah mencapai 1.244 unit.

Lembaga ketenagakerjaan lainnya yaitu LKS bipartit dan LKS tripartit. LKS bipartit merupakan wadah bagi pekerja dan pengusaha untuk memecahkan masalah hubungan industrial secara bersama. Pada tahun 1997/98, telah terbentuk LKS bipartit sebanyak 925 buah, sehingga selama empat tahun pelaksanaan Repelita VI, bertambah sebanyak 3.513 buah. Sampai dengan tahun 1997/98, LKS tripartit telah terbentuk di seluruh daerah tingkat I dan 239 daerah tingkat II. Selain itu, juga terbentuk 96 unit pada 13 sektor LKS tripartit sektoral yang tersebar di seluruh propinsi.

b) Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan

Lembaga ketenagakerjaan yang bertugas membantu menyelesaikan perselisihan dan pemutusan hubungan kerja adalah Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan di tingkat pusat dan daerah (P4P/P4D). Pada tahun 1997/98, perselisihan hubungan industrial dan pemutusan hubungan kerja yang masuk melalui P4D tercatat sebanyak 4.298 perkara, dan telah berhasil diselesaikan sebanyak 4.086 perkara, termasuk yang belum putus pada tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, perselisihan hubungan industrial dan pemutusan hubungan kerja yang masuk melalui P4P, tercatat sebanyak 1.514 perkara, dan berhasil diselesaikan sebanyak 1.418 perkara.

V/17

Page 18: DRAFT III/27/07/98 14:00 · Web viewPerlindungan bagi tenaga kerja wanita dilaksanakan dengan memperluas jangkauan bagi pekerja di sektor informal, Pada tahun 1997/98, dipersiapkan

2) Perbaikan Syarat-syarat Kerja dan Peningkatan Kesejahteraan

a) Pengupahan

Perbaikan syarat-syarat kerja dan peningkatan kesejahteraan tenaga kerja antara lain diupayakan melalui penyempurnaan pola pengupahan yaitu UMR yang menuju kepada KHM. Penetapan kenaikan UMR dilaksanakan secara berkala setiap tanggal 1 April, dan sampai dengan tahun 1997 telah ditetapkan UMR di 27 propinsi. Selama empat tahun pelaksanaan Repelita VI, UMR terus mengalami peningkatan (Tabel V-9). Sampai dengan tahun 1997, peningkatan UMR telah mencapai 95,3 persen dari nilai KHM.

Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja, diupayakan pemberian tunjangan hari raya (THR) keagamaan setiap tahun, penyediaan fasilitas perumahan bagi pekerja yang dilakukan oleh perusahaan atas kerjasama lembaga dan instansi terkait, serta pembinaan dan penyuluhan pembentukan koperasi karyawan. Sampai dengan tahun keempat Repelita VI, telah terbentuk 9.956 buah koperasi karyawan di perusahaan.

b) Kesepakatan Kerja Bersama

Peningkatan mutu dan pengembangan kesepakatan kerja bersama (KKB) merupakan salah satu upaya perbaikan syarat-syarat kerja dan sarana untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja. Pada tahun 1997/98 pembentukan KKB hanya mencapai sebanyak 11 buah. Selama empat tahun pelaksanaan Repelita VI, KKB bertambah sebanyak 3.446 buah, sehingga secara keseluruhan sampai dengan tahun 1997/98, terbentuk 10.965 buah di 12.839 perusahaan (Tabel V-10). Selain itu, juga diupayakan terbentuknya

V/18

Page 19: DRAFT III/27/07/98 14:00 · Web viewPerlindungan bagi tenaga kerja wanita dilaksanakan dengan memperluas jangkauan bagi pekerja di sektor informal, Pada tahun 1997/98, dipersiapkan

secara bertahap KKB sektoral seiring dengan perkembangan serikat pekerja sektoral.

Sejak tahun 1978, bagi perusahaan yang mempunyai pekerja paling sedikit 25 orang dan belum mewujudkan KKB, serta belum memiliki unit kerja SPSI, diwajibkan membuat peraturan perusahaan (PP). Pada tahun 1997/98, PP yang terbentuk sebanyak 31 buah, sehingga selama empat tahun pelaksanaan Repelita VI, bertambah sebanyak 1.801 buah. Dengan demikian, secara keseluruhan sampai dengan tahun 1997/98 pembentukan PP telah mencapai 23.604 buah.

3) Perlindungan Tenaga Kerja

a) Perlindungan dan Pengawasan Tenaga Kerja

Dalam rangka memberikan perlindungan dan pengawasan tenaga kerja dilaksanakan penerapan dan penyebarluasan seluruh aspek ketentuan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan yang berkaitan dengan norma kerja. Upaya perlindungan dan pengawasan tenaga kerja juga mencakup tenaga kerja wanita dan anak yang terpaksa bekerja. Pada tahun 1997/98, kegiatan ini dilaksanakan melalui penyuluhan secara massal dan pembinaan langsung ke perusahaan yang didukung oleh 1.353 orang pegawai pengawas ketenagakerjaan.

Untuk meningkatkan efektifitas pengawasan norma kerja, pada tahun 1997/98 diupayakan peningkatan kemampuan teknis pengawas ketenagakerjaan yang meliputi pelatihan bagi 150 orang pegawai pengawas. Pengawasan norma kerja dilaksanakan terhadap 3.072 perusahaan yang lalai atau sengaja tidak melaksanakan ketentuan yang berlaku. Penyebarluasan ketentuan mengenai norma

V/19

Page 20: DRAFT III/27/07/98 14:00 · Web viewPerlindungan bagi tenaga kerja wanita dilaksanakan dengan memperluas jangkauan bagi pekerja di sektor informal, Pada tahun 1997/98, dipersiapkan

kerja diupayakan melalui kegiatan cepat tepat norma kerja dan penyuluhan kesadaran hukum (kadarkum) bagi perusahaan dengan jumlah pekerja sebanyak 4.617 orang.

Perlindungan bagi tenaga kerja wanita dilaksanakan dengan memperluas jangkauan bagi pekerja di sektor informal, Pada tahun 1997/98, dipersiapkan calon instruktur pengelola tempat penitipan anak dan pentingnya pemberian air susu ibu (TPA dan PP-ASI), fasilitator keterampilan dan pelatih penyuluhan perlindungan tenaga kerja wanita di sektor informal sebanyak 100 orang. Selain itu, dilaksanakan kegiatan pembentukan kader sebanyak 1.050 orang bagi kelompok usaha informal.

Dalam rangka meningkatkan perlindungan bagi anak-anak yang terpaksa bekerja diupayakan pengawasan terhadap hal-hal yang membahayakan keselamatan dan masa depan anak. Selama empat tahun Repelita VI, dilaksanakan pelatihan peningkatan pengelolaan bagi 390 orang pengawas ketenagakerjaan untuk menangani anak yang terpaksa bekerja.

b) Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pengawasan dan pembudayaan norma keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di perusahaan serta bimbingan dan pengujian higiene perusahaan dan kesehatan kerja (hiperkes) merupakan salah satu upaya untuk memberikan perlindungan tenaga kerja. Pada tahun 1997/98, telah terbentuk panitia pembina keselamatan dan kesepakatan kerja (P2K3) di perusahaan sejumlah 87 unit, sehingga selama empat tahun Repelita VI, bertambah sejumlah 2.614 unit. Dengan demikian, secara keseluruhan dari tahun 1970 sampai dengan tahun 1997/98, terbentuk sejumlah 13.279 unit P2K3.

V/20

Page 21: DRAFT III/27/07/98 14:00 · Web viewPerlindungan bagi tenaga kerja wanita dilaksanakan dengan memperluas jangkauan bagi pekerja di sektor informal, Pada tahun 1997/98, dipersiapkan

Dalam rangka memasyarakatkan dan menumbuhkan budaya K3 di kalangan pengusaha dan pekerja, pada tahun 1997/98 dilaksanakan kegiatan penyuluhan, kursus, dan pembinaan kepada kader-kader K3. Dengan tumbuhnya kesadaran terhadap pentingnya K3, maka jumlah perusahaan yang mendapatkan penghargaan dalam keberhasilannya mencapai tingkat kecelakaan kerja nihil semakin meningkat, yaitu dari 133 perusahaan pada tahun 1994/95 menjadi 326 perusahaan pada tahun 1997/98.

c) Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Dalam rangka memberikan perlindungan dan peningkatan kesejahteraan tenaga kerja, diterapkan program jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek) di perusahaan. Pada tahun 1997, jumlah peserta bertambah sebanyak 1.902,9 ribu orang tenaga kerja pada 8.121 perusahaan, dan selama empat tahun pelaksanaan Repelita VI, bertambah sebanyak 6.363,0 ribu orang tenaga kerja pada 29.538 perusahaan. Secara keseluruhan sampai dengan tahun 1997, jumlah peserta jamsostek mencapai 12.867,2 ribu orang tenaga kerja pada 76.840 perusahaan.

Selain itu, pada tahun 1997, program jamsostek telah menyelesaikan 302.013 kasus kecelakaan kerja, jaminan hari tua, dan jaminan kematian, dengan pembayaran jaminan sebesar Rp 277,1 miliar. Selama empat tahun pelaksanaan Repelita VI, telah diselesaikan sebanyak 1.038.405 kasus kecelakaan kerja, jaminan hari tua, dan jaminan kematian, dengan pembayaran jaminan sebesar Rp 712,6 miliar (Tabel V-11).

V/21

Page 22: DRAFT III/27/07/98 14:00 · Web viewPerlindungan bagi tenaga kerja wanita dilaksanakan dengan memperluas jangkauan bagi pekerja di sektor informal, Pada tahun 1997/98, dipersiapkan

2. Program Penunjang

a. Program Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan Ketenagakerjaan

Program pendidikan, pelatihan dan penyuluhan ketenaga-kerjaan bagi aparatur pemerintah dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas sumberdaya manusia, termasuk kemampuan, keahlian, dan keterampilan. Pada tahun 1997/98, telah dilaksanakan pendidikan dan pelatihan (diklat) bagi pegawai Departemen Tenaga Kerja sebanyak 799 orang, yang terdiri dari 210 orang pada diklat struktural, 135 orang pada teknis fungsional, 307 orang pada teknis substansial, dan sebanyak 147 orang pada pengembangan sistem diklat.

b. Program Penelitian dan Pengembangan Ketenagakerjaan

Program penelitian dan pengembangan ketenagakerjaan di- maksudkan untuk mencari upaya pemecahan masalah ketenaga- kerjaan yang bersifat kebijaksanaan dan operasional bagi pembangunan ketenagakerjaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Selama tahun 1997/98, dilaksanakan sebanyak 12 penelitian, yang mencakup; antara lain: kebijaksanaan penciptaan lapangan kerja, perencanaan dan analisis tenaga kerja, dan kelembagaan asosiasi tenaga kerja serta orientasi visi ketenagakerjaan Repelita VII.

V/22

Page 23: DRAFT III/27/07/98 14:00 · Web viewPerlindungan bagi tenaga kerja wanita dilaksanakan dengan memperluas jangkauan bagi pekerja di sektor informal, Pada tahun 1997/98, dipersiapkan

TABEL V – 1PERKEMBANGAN ANGKATAN KERJA

1992, 1993, 1994 DAN 1997

Sumber :1 : Untuk tahun 1992 data diambil dari SAKERNAS 1992, BPS2 : Untuk tahun 1993 data diambil dari SAKERNAS 1993, BPS3 : Untuk tahun 1994 data diambil dari SAKERNAS 1994, BPS4 : Untuk tahun 1997 data diambil dari SAKERNAS 1997, BPS5 : Produktivitas Tenaga Kerja dihitung berdasarkan harga konstan 19936 : Sejak tahun 1993, definisi angkatan kerja adalah penduduk berusia 15 tahun ke atas. Penyajian data 1992 yang mengikuti pola 1993 adalah hanya sebagai pembanding saja

V/23

Page 24: DRAFT III/27/07/98 14:00 · Web viewPerlindungan bagi tenaga kerja wanita dilaksanakan dengan memperluas jangkauan bagi pekerja di sektor informal, Pada tahun 1997/98, dipersiapkan

TABEL V – 2JUMLAH PENDAFTARAN, PERMINTAAN DAN PENEMPATAN TENAGA KERJA

MELALUI DEPARTEMEN TENAGA KERJA1993/94, 1994/95 – 1997/98

1) Sisa pendaftaran = pendaftaran (penempatan + penghapusan)2) Angka diperbaiki

V/24

Page 25: DRAFT III/27/07/98 14:00 · Web viewPerlindungan bagi tenaga kerja wanita dilaksanakan dengan memperluas jangkauan bagi pekerja di sektor informal, Pada tahun 1997/98, dipersiapkan

TABEL V – 3PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA TERDIDIK

1993/94, 1994/95 – 1997/98

1) Selama Repelita V bernama Tenaga Kerja Sukarela Terdidik (TKST)2) Angka diperbaiki

V/25

Page 26: DRAFT III/27/07/98 14:00 · Web viewPerlindungan bagi tenaga kerja wanita dilaksanakan dengan memperluas jangkauan bagi pekerja di sektor informal, Pada tahun 1997/98, dipersiapkan

TABEL V – 4JUMLAH TENAGA KERJA YANG DISALURKAN

DALAM RANGKA AKL, AKAD, DAN EJTK1993/94, 1994/95 – 1997/98

1) Sebelum Repelita VI bernama Antar Kerja Antar Negara (AKAN)2) Angka diperbaiki

V/26

Page 27: DRAFT III/27/07/98 14:00 · Web viewPerlindungan bagi tenaga kerja wanita dilaksanakan dengan memperluas jangkauan bagi pekerja di sektor informal, Pada tahun 1997/98, dipersiapkan

TABEL V – 5PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PEMBERANTASAN PENGGUNAAN TENAGA KERJA WARGA NEGARA ASING PENDATANG MENURUT LAPANGAN USAHA DAN JABATAN

1993/94, 1994/95 – 1997/98

V/27

Page 28: DRAFT III/27/07/98 14:00 · Web viewPerlindungan bagi tenaga kerja wanita dilaksanakan dengan memperluas jangkauan bagi pekerja di sektor informal, Pada tahun 1997/98, dipersiapkan

TABEL V – 6PELAKSANAAN PEMBERANTASAN PENGGUNAAN

TENAGA KERJA WARGA NEGARA ASING PENDATANG MENURUT LAPANGAN USAHA

1997/98

Catatan :- : Data yang kosong menunjukan belum ada percaturan pembatasan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang (TKWNAP)

V/28

Page 29: DRAFT III/27/07/98 14:00 · Web viewPerlindungan bagi tenaga kerja wanita dilaksanakan dengan memperluas jangkauan bagi pekerja di sektor informal, Pada tahun 1997/98, dipersiapkan

TABEL V – 7JUMLAH TENAGA KERJA YANG DILATIH

DI BERBAGAI BALAI LATIHAN KERJA1993/94, 1994/95 – 1997/98

1) Pelatihan manajemen usaha dilaksanakan oleh Balai Pengembangan Produktivitas Daerah (BPPD)2) Angka diperbaiki

V/29

Page 30: DRAFT III/27/07/98 14:00 · Web viewPerlindungan bagi tenaga kerja wanita dilaksanakan dengan memperluas jangkauan bagi pekerja di sektor informal, Pada tahun 1997/98, dipersiapkan

TABEL V – 8PERKEMBANGAN ORGANISASI

SERIKAT KERJA SELURUH INDONESIA 1)

1993/94, 1994/95 – 1997/98

1) Angka kumulatif sejak tahun 1973

V/30

Page 31: DRAFT III/27/07/98 14:00 · Web viewPerlindungan bagi tenaga kerja wanita dilaksanakan dengan memperluas jangkauan bagi pekerja di sektor informal, Pada tahun 1997/98, dipersiapkan

TABEL V – 9UPAH MINIMUM REGIONAL/PROPINSI

1993, 1994 – 1997(Rupiah/hari)

V/31

Page 32: DRAFT III/27/07/98 14:00 · Web viewPerlindungan bagi tenaga kerja wanita dilaksanakan dengan memperluas jangkauan bagi pekerja di sektor informal, Pada tahun 1997/98, dipersiapkan

TABEL V – 10KESEPAKATAN KERJA BERSAMA (KKB)

1993/94, 1994/95 – 1997/98

V/32

Page 33: DRAFT III/27/07/98 14:00 · Web viewPerlindungan bagi tenaga kerja wanita dilaksanakan dengan memperluas jangkauan bagi pekerja di sektor informal, Pada tahun 1997/98, dipersiapkan

TABEL V – 11KASUS DAN PEMBAYARAN JAMINAN

1993, 1994 – 1997

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara

V/33