drama kelompok aji

20
Drama Kelompok 1 Ketua : Abdurrokhman Wijaya K. Anggota : Aqmarina Aziizah Della Ardina Dethree Pridaningsih Fanny Rahma O. Harry Gabe P. Miranda Astari Nabila Cahya S. Neneng Nurlaila

Upload: hilal-cahyo

Post on 06-Feb-2016

29 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

drama sog

TRANSCRIPT

Page 1: Drama Kelompok Aji

DramaKelompok 1

Ketua :

Abdurrokhman Wijaya K.

Anggota :

Aqmarina Aziizah Della Ardina Dethree Pridaningsih Fanny Rahma O. Harry Gabe P. Miranda Astari Nabila Cahya S. Neneng Nurlaila

Page 2: Drama Kelompok Aji

1. Sejarah dan Perkembangan Drama di Indonesia

Sejarah perkembangan penulisan drama meliputi:

(1) Periode Drama Melayu-Rendah,

(2) Periode Drama Pujangga Baru,

(3) Periode Drama Zaman Jepang,

(4) Periode Drama Sesudah Kemerdekaan, dan

(5) Periode Drama Mutakhir.

Dalam Periode Melayu-Rendah penulis lakonnya didominasi oleh pengarang drama Belandaperanakan dan Tionghoa peranakan. Dalam Periode Drama Pujangga Baru lahirlah Bebasari karya Roestam Effendi sebagai lakon simbolis yang pertama kali ditulis oleh pengarang Indonesia. Dalam Periode Drama Zaman Jepang setiap pementasan drama harus disertai naskah lengkap untuk disensor terlebih dulu sebelum dipentaskan. Dengan adanya sensor ini, di satu pihak dapat menghambat kreativitas, tetapi di pihak lain justru memacu munculnya naskah drama.

Pada Periode Drama Sesudah Kemerdekaan naskah-naskah drama yang dihasilkan sudah lebih baik dengan menggunakan bahasa Indonesia yang sudah meninggalkan gaya Pujangga Baru. Pada saat itu penulis drama yang produktif dan berkualitas baik adalah Utuy Tatang Sontani, Motinggo Boesye dan Rendra.

Pada Periode Mutakhir peran TIM dan DKJ menjadi sangat menonjol. Terjadi pembaruan dalam struktur drama. Pada umumnya tidak memiliki cerita, antiplot, nonlinear, tokoh-tokohnya tidak jelas identitasnya, dan bersifat nontematis. Penulis-penulis dramanya yang terkenal antara lain Rendra, Arifin C. Noer, Putu Wijaya, dan Riantiarno.

Di Indonesia sebelum abad ke-XX belum ada naskah dan pentas, yang ada hanya kisah-kisah yang disajikan secara lisan. Drama pada waktu itu dilakukan di istana atau di lapangan. Pada awal abad XX mulai ada pentas tetapi belum ada naskah. Naskah mulai timbul pada jaman Pujangga Baru. Grup amatir memakai naskah, sedangkan grup professional tidak memakai naskah. Sedangkan pada jaman Jepang, rombongan professional maupun amatir memakai naskah. Hal ini disebabkan oleh adanya sensor Jepang yang paling ketat.

Perkembangan drama pada dewasa ini kelihatan makin maju. Rombongan profesional tidak memakai naskah, organisasi amatir masih memakai naskah tetapi mengabaikan pengarang, penyadur dan penyalin. Akhir-akhir ini tidak mengherankan bahwa timbul drama yang tidak memakai dialok kata tetapi dilakukan dengan gerak.

Page 3: Drama Kelompok Aji

Pembabakan drama Indonesia antara lain sebagai berikut :

1.      Sastra drama melayu rendah (1891-1940)

Sastra drama melayu rendah pada masa – masa ini muncul karena adanya tuntutan dari teater modern Indonesia yang merupakan produk dari budaya kota Indonesia. Untuk itu, penduduk itu yang pada saat itu terjadi dari beberapa kebangsaan dari beberapa kota, yakni Indo, Arab, Cina, Indosia sendiri yang juga didominasi oleh Belanda dan Cina.  Muncul komedi Stambul yang bersifat opera (tahun 1891), menampilkan hikayat-hikayat dari Persia, India, Eropa. penampilannya realistis, walaupun secara structural belum berbentuk lakon.

2.      Sasrta Drama Pujangga Baru (1926-1939)

Seperti mengalami perkembangan dari Sastra Drama Melayu Rendah ke Sastra Drama Pujangga Baru. Hal ini kerena memang penulis naskah pada periode ini dikenal sebagai pujangga baru, dialah Roestam Effendi. Ada perbedaan yang mencolok antara naskah yang ditulis oleh orang – orang Tionghoa dan naskah yang ditulis oleh Roestam Effendi sangat berbeda. Perbedaan tersebut terletak pada dialog. Satu hal lagi yang mencolok dari karakteristik dari sastra drama Pujangga Baru, yakni sasrta yang ditulis memang untuk tujuan karya sastra dan bukan ditulis dengan dasar akan dipentaskan. Tidak hanya Rustam Effendi yang menulis naskah pada periode ini. Namun masih ada lainnya yakni Mohammad Yamin (Ken Arok dan Ken Dedes), Sanusi Pane (Airlangga), Armijn Pane (Lukisan Masa).

3.      Sasrta Drama Zaman Jepang (1941-1945)

Sasrta ini lahir pada zaman pendudukan Jepang. Pada zaman ini, mula – mula berkembang rombongan sandiwara profesional. Disebut sandiwara profesional kerena bekerja tanpa naskah drama berdialog, tetapi hanya garis besar cerita. Selain itu, jalannya cerita masih diselingi nyanyian.

4.      Sastra Drama Setelah Kemerdekaan (1945-1970)

Pada masa ini masa – masa Indonesia sedang sibuk mempertahankan keutuhan Indonesia dan serangan dari Belanda. Pada masa – masa ini, tidak memberikan peluang yang lebar kepada para sastrawan untuk membuat karya sastra. Maka, tidak dapat dihindari, jumlah karya sastra yang tercipta pada periode ini menurun sangat drastis. Hanya beberapa karya sastra yang dihasilkan, yakni Keluarga Surono oleh Idrus (1948), Suling (1946), Bunga Rumah Makan (1947) oleh Utuy Tatang Sontai, dan Tumbang oleh Trisno Sumardjo. Adapun dari segi tema yang ditampilkan pada penulis inipun sudah jauh berbeda. Jika sebelumnya tema – tema yang ditampilkan adalah masalah politik maka pada saat ini lebih banyak dihadirkan tema – tema tentang kejiwaan.

5.      Sasrta Drama Mutakhir (1970-Sekarang)

Sastra drama mutakhir yang dimulai sejak tahun 1970 dan sampai saat ini tidak dapat dilepaskan begitu saja dengan berdirinya Dewan Kesenian Jakarta. Melalui Dewan Kesenian Jakarta yang melakukan sayembara – sayembara naskan drama kemudian lahirlan banyak sekali

Page 4: Drama Kelompok Aji

naskah drama Indonesia yang tidak lagi bertema – tema tertentu, tetapi dengan tema – tema yang lebih umum. Setelah mengerahui perkembangan sastra drama, tidak dapat melepaskan diri pada seniman pada periode mutakhir ini. Berbicara mengenai drama, tidak dapat dilepaskan dari tokoh drama yang tetap legendaris, meskipun sudah meninggal dunia.tokoh tersebut adalah WS Rendra. WS Rendra adalah pendiri Bengkel Teater. Bengkel Teater didirikan pada tahun 1967. WS Rendra yang mendapat julukan Burung Merah Merak ini, turut membentuk sejarah drama Indonesia. Rendra turut mewarnai dunia drama dengan memainkan drama, kadan Rendra sendiri juga yang membuat naskan drama sendiri , menyutradarai, sakaligus memerankan.

2. Pengertian Drama

Drama merupakan genre (jenis) karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia dengan gerak. Drama menggambarkan realita kehidupan, watak, serta tingkah laku manusia melalui peran dan dialog yang dipentaskan. Kisah dan cerita dalam drama memuat konflik dan emosi yang secara khusus ditujukan untuk pementasan teater. Naskah drama dibuat sedemikian rupa sehingga nantinya dapat dipentaskan untuk dapat dinikmati oleh penonton. Drama memerlukan kualitas komunikasi, situasi dan aksi. Kualitas tersebut dapat dilihat dari bagaimana sebuah konflik atau masalah dapat disajikan secara utuh dan dalam pada sebuah pemenasan drama.

3. Sandiwara, Opera, dan Operet

Sandiwara atau sering disebut juga Lakon (Bahasa Jawa), atau pertunjukan drama adalah suatu

jenis cerita, bisa dalam bentuk tertulis ataupun tak tertulis, yang terutama lebih ditujukan untuk

dipentaskan dari pada dibaca. Sebuah lakon tertulis merupakan suatu jenis karyasastra yang

terdiri dari dialog antar para pelakon dan latar belakang kejadian. Lakon tidak tertulis biasanya

diambil dari cerita yang sudah umum diketahui dan hanya menjabarkan secara umum jalan cerita

dan karakter-karakter dalam cerita tersebut. Contoh karya lakon tertulis yang terkenal misalnya

adalah Romeo and Juliet dari William Shakespeare. Sebuah sandiwara bisa berdasarkan naskah

(skenario) atau tidak. Apabila tidak, maka semuanya dipentaskan secara spontan dengan

banyak improvisasi.

Opera adalah sebuah bentuk seni, dari pentasan panggung dramatis sampai pentasan musik.

Dalam mementaskan sandiwara, opera memakai elemen khas teater seperti pemandangan,

pakaian, dan akting namun kata-kata dalam opera, atau kata-kata nyanyian, dinyanyikan daripada

dituturkan. Penyanyi ditemani oleh ansambel musik yang, dari ansambel menolong yang kecil

hingga orkes simfoni penuh.

Operet (Italia, plural: operette) adalah genre opera ringan, "ringan" dalam hal musik dan opera.

Operet adalah opera tetapi penampilannya berupa seperti teater musikal. Libreto operet lebih

kepada dialog daripada nyanyian. Operet juga dianggap kurang "serius" dibandingkan

dengan opera. Namun, operet tetap dianggap sebagai opera karena penyanyi-penyanyi operet

Page 5: Drama Kelompok Aji

menyanyi dengan menggunakan suara opera dibanding dengan suara penyanyi musik populer

untuk teater musikal biasa.

4. Perbedaan Drama Tradisional dan Modern

Drama tradisional adalah seni drama yang berakar dan bersumber dari tradisi masyarakat, bersifat

spontan dan improvisatoris. Sedangkan drama modern adalah drama yang bertolak dari hasil

sastra yang disusun untuk suatu pementasan. Jadi, perbedaan utama antara drama tradisional

dengan drama modern terletak pada tidak ada atau adanya naskah.

5. Jenis-jenis Drama

Drama Tragedi

Cerita drama yang termasuk jenis ini adalah cerita yang berakhir dengan duka lara

atau kematian. Contoh film yang termasuk jenis ini di antaranya Romeo dan Juliet atau

Ghost. Sementara contoh FTV misteri yang termasuk dalam jenis ini misalnya Makhluk

Tengah Malam yang ending-nya bercerita tentang si istri yang melahirkan bayi

genderuwo. Cerita ini bukan berakhir dengan kematian, tapi kekecewaan atau kesedihan.

Oleh karena itu, cerita Makhluk Tengah Malam dapat digolongkan ke dalam jenis drama

tragedi.

Drama Komedi

1. Komedi Situasi,

Cerita lucu yang kelucuannya bukan berasal dari para pemain melainkan karena

situasinya. Contoh drama jenis ini antara lain Sister Act dan Si Kabayan. Sementara

contoh sinetron yang termasuk dalam jenis ini antara lain Kawin Gantung, Bajaj

Bajuri, dan Kecil-Kecil Jadi Manten.

2. Komedi Slapstic,

Cerita lucu yang diciptakan dengan adegan menyakiti para pemainnya. Misalnya, saat

di kelas terjadi kegaduhan karena sang guru belum datang. Kemudian teman yang

“culun” digoda teman yang lain dengan menulisi pipinya menggunakan spidol. Contoh

film komedi slapstic ini di antaranya The Mask dan Tarzan.

3. Komedi Satire

Cerita lucu yang penuh sindiran tajam. Beberapa film yang termasuk jenis ini adalah

Om Pasikom dan Semua Gara-Gara Ginah. Sementara contoh sinetronnya adalah

Wong Cilik.

Page 6: Drama Kelompok Aji

4. Komedi Farce

Cerita lucu yang bersifat dagelan, sengaja menciptakan kelucuan kelucuan dengan

dialog dan gerak laku lucu. Beberapa tayangan televisi yang

termasuk jenis ini adalah Srimulat, Toples, Ba-sho, Ngelaba, dan lain sebagainya.

Drama Misteri

1. Kriminal

Misteri yang sangat terasa unsur keteganyannya atau suspense dan biasanya

menceritakan seputar kasus pembunuhan. Si pelaku biasanya akan menjadi semacam

misteri karena penulis skenario memerkuat alibinya. Sering kali dalam cerita jenis ini

beberapa tokoh bayangan dimasukkan untuk mengecoh penonton.

2. Horor

Misteri yang bercerita tentang hal-hal yang berkaitan dengan roh halus.

3. Mistik

Misteri yang bercerita tentang hal-hal yang bersifat klenik atau unsur

ghaib.

Drama Laga/ Action

1. Modern,

Cerita drama yang lebih banyak menampilkan adegan perkelahian atau pertempuran,

namun dikemas dalam setting yang modern. Contoh jenis sinetron ini misalnya Deru

Debu, Gejolak Jiwa, dan Raja Jalanan.

2. Tradisional

Cerita drama yang juga menampilkan adegan laga, namun dikemas secara tradisional.

Beberapa sinetron yang termasuk jenis ini antara lain Misteri Gunung Merapi, Angling

Dharma, Jaka Tingkir, dan Wali Songo. Untuk jenis drama laga ini biasanya skenario

tidak banyak memakai dialog panjang, tidak seperti skenario drama tragedi atau

melodrama yang kekuatannya terletak pada dialog. Jenis ini lebih banyak

mengandalkan action sebagai daya tarik tontonannya. Penontonnya bisa merasakan

semangat ketika menonton film ini.

Melodrama

Skenario jenis ini bersifat sentimental dan melankolis. Ceritanya cenderung terkesan

mendayu-dayu dan mendramatisir kesedihan. Emosi penonton dipancing untuk merasa

Page 7: Drama Kelompok Aji

iba pada tokoh protagonis. Penulis skenario cerita jenis ini jangan terjebak untuk

membuat alur yang lambat. Konflik harus tetap runtun dan padat. Justru dengan konflik

yang bertubi-tubi pada si tokoh akan semakin membuat penonton merasa kasihan dan

bersimpati pada penderitanya. Contoh sinetron jenis ini antara lain Bidadari,

Menggapai Bintang, dan Chanda.

Drama Sejarah

Drama sejarah adalah cerita jenis drama yang menampilkan kisah-kisah sejarah masa

lalu, baik tokoh maupun peristiwanya. Contoh film yang bercerita tentang peristiwa

sejarah antara lain November 1828, G-30-S/PKI, Soerabaya ’45, Janur Kuning, atau

Serangan Fajar. Sementara kisah yang menceritakan sejarah tapi lebih ditekankan pada

tokohnya antara lain Tjoet Njak Dhien, Wali Songo, dan R.A. Kartini.

6. Naskah Drama

Naskah Drama Cerita Rakyat "Cindelaras"

Narator:

Alkisah. Dahulu kala di Jawa Timur terdapat kerajaan yang dipimpin oleh raja bernama

Raden Putra. Raden Putra kaya raya dan berkuasa. Kegemarannya menyabung ayam.

Raden Putra memiliki permaisuri dan beberapa orang selir. Seorang selirnya mempunyai sifat

iri dengki dan ingin merebut kedudukan permaisuri. Untuk mewujudkan keinginannya ia

memfitnah permaisuri.

Nah, bagaimana kisah selanjutnya....?? Mari kita saksikan peragaan drama berikut ini....

Adegan 1

Tabib:

Ampun Tuan Putri. Ada apakah gerangan Tuan Putri memanggil hamba?

Selir:

Tabib, aku ingin menjadi permaisuri raja. Aku sudah bosan menjadi selir raja. Makanya aku

ingin menyingkirkan permaisuri dari istana ini!

aku akan pura-pura sakit yang disebabkan oleh permaisuri yang sengaja ingin meracuni aku

karena dia iri padaku. Dan kau Tabib, harus membantuku untuk melaksanakan keinginanku.

Kau mengerti Tabib?

Page 8: Drama Kelompok Aji

Tabib:

Hamba mengerti Tuan Putri.

Selir:

Bagus! Bagus! Kalau kau sudah mengerti. Kalau begitu, beri tahu baginda raja sekarang.

Kalau aku sedang sakit.

Tabib:

Baik Tuan Putri. Perintah Tuan Putri, segera saya laksanakan.

Narator:

Tak lama kemudian, Tabib istana segera menyampaikan kepada baginda raja bahwa selir

sedang sakit. Sementara, selir berpura-pura merintih kesakitan.

Adegan 2

Tabib:

Ampun baginda. Salah seorang selir ada yang menderita sakit. Dan sakitnya, diakibatkan

setelah meminum minuman yang diberikan oleh permaisuri.

Raja:

Maksudmu, sakitnya selirku karena karacunan minuman yang diberikan permaisuri begitu?!

Tabib:

Benar baginda, raja

Raja:

Apa? Benar yang kau sampaikan ini tabib? Apa kau tidak mengada-ngada?

Tabib:

Yang hamba sampaikan ini benar baginda.

Raja:

Dinda, apa benar yang dikatakan Tabib istana?

Apa benar permaisuri meracunimu?

Page 9: Drama Kelompok Aji

Selir:

(sambil merintih sakit) Benar baginda. Hamba sakit setelah minum minuman yang diberikan

permaisuri. Kata Tabib istana, minuman yang saya minum itu mengandung racun.

Raja:

(marah) Permaisuri benar-benar keterlaluan! Tega-teganya dia ingin membunuhmu.

Pengawal! Panggil permaisuri menghadap saya sekarang juga!

Pengawal:

Baik. Baginda. Perintah baginda segera hamba laksanakan.

Narator:

Tak lama kemudian, pengawal sudah tiba membawa permaisuri ke hadapan baginda raja

Pengawal:

Ampun Baginda. Ini permaisuri sudah hadir dihadapan baginda.

Permaisuri:

(dengan polos) Ada apa gerangan kanda memanggil hamba?

Raja:

(marah) Kau sungguh-sungguh keterlaluan Dinda! Kau sengaja menaruh racun di minuman

selir karena kau iri padanya. Iya kan? Kau ingin membunuh dia kan? Dasar pembunuh!

Permaisuri:

Apa? Ampun baginda. Ini, ini fitnah baginda. Hamba tidak pernah memberi minuman pada

selir paduka.

Raja:

(marah) Aku sudah tidak percaya dengan segala alasanmu! Aku sudah tidak sudi melihatmu

lagi ada di depanku lagi!

Pengawal!

Pengawal:

Hamba, Baginda.

Page 10: Drama Kelompok Aji

Raja:

Bawa segera permaisuri ke hutan dan bunuh dia!

Permaisuri:

Apa?!(menangis)

Ampun kanda. Hamba benar-benar tidak pernah melakukan seperti yang dituduhkan kepada

hamba. Itu fitnah! Itu bohong!

Raja:

Pengawal! Tarik segera permaisuri ke luar istana! Aku sudah tidak sudi melihat dia lagi!

Pengawal:

Baik Baginda.

Mari, permaisuri. Maafkan hamba permaisuri. Hamba hanya melaksanakan perintah raja.

Narator:

Pengawal akhirnya membawa ke luar permaisuri dan membawanya ke hutan. Tapi pengawal

tidak sampai hati untuk membunuh permaisuri yang sedang hamil.

Adegan 3

Pengawal:

Tenang Tuan Permaisuri. Hamba tahu akal busuk selir dan hamba tidak akan membunuh

permaisuri. Hamba hanya mengantar permaisuri ke hutan ini.

Hamba akan mengatakan pada Baginda raja bahwa hamba telah membunuh Tuan Permaisuri.

Dan pedang saya ini akan hamba lumuri dengan darah kelinci supaya raja percaya kalau Tuan

permaisuri sudah mati

Permaisuri:

Terimakasih pengawal. Kau baik sekali.

Sungguh aku tidak akan melupakan budi baikmu

Pengawal:

Sudah sewajarnya hamba melakukan ini Tuan Permaisuri. Hamba tidak rela Tuan Permaisuri

yang baik hati difitnah oleh selir raja.

Nah. Pedang hamba sudah selesai hamba lumuri dengan darah kelinci.

Sekarang hamba, akan kembali ke istana.

Page 11: Drama Kelompok Aji

Permaisuri:

Baiklah, pengawal. Terimakasih atas pertolonganmu.

Narator:

Sesampainya di istana, pengawal langsung menghadap raja

Adegan 4

Pengawal:

Ampun baginda. Perintah baginda sudah hamba laksanakan.

Raja:

Mana buktinya pengawal?

Pengawal:

Ini raja. Pedang hamba sudah berlumuran darah permaisuri.

Raja:

Bagus! Bagus! Kau sudah melaksanakan perintahku dengan baik.

Narator:

Setelah mendengar laporan pengawal, raja dan selir merasa puas dan bahagia karena mengira

permaisuri sudah terbunuh.

Beberapa bulan kemudian permaisuri melahirkan seorang bayi laki-laki yang tampan dan

sehat.

Ia diberi nama Cindelaras. Cinde Laras tumbuh menjadi anak yang kuat dan cerdas. Ia suka

bermain di hutan. Pada suatu hari ia menemukan sebutir telur ayam.

Adegan 5

Cindelaras:

Bunda.....! lihatlah! Aku menemukan sebutir telur ayam

Permaisuri:

Oh iya betul anakku. Rawatlah telur ayam ini sampai menetas. Nanti  akan bermanfaat

untukmu.

Page 12: Drama Kelompok Aji

Cindelaras:

Iya bunda. Akan kurawat telur ayam ini seperti nasehat bunda.

Narator:

Selang beberapa hari telur Cindelaras menetas dan menjadi anak ayam jantan. Ayam itu

dengan cepat tumbuh besar. Seperti kebiasaan ayahnya, Cindelaras suka menyabung ayam.

Ia pergi ke desa-desa tetangga untuk menyabung ayam. Ayam jagonya sangat kuat dan selalu

menang melawan ayam-ayam jago lain. Cindelaras menjadi terkenal. Semua orang

mendengar cerita tentang anak laki-laki itu dan ayam jagonya.

Adegan 6

Pengawal:

Ampun, baginda. Hamba mendengar dari para penduduk bahwa ada seorang bocah yang

memiliki ayam jago yang sangat luar biasa. Ayam bocah itu selalu menang apabila

bertanding bertarung dengan ayam  jago para penduduk lainnya.

Raja:

Heemm. Apa tadi kau bilang? Pemiliknya masih bocah? Orang dari desa mana dia?

Pengawal:

Ampun baginda. Menurut berita yang hamba dengar, bocah itu tinggalnya di hutan.

Raja:

Heemm. Aku jadi penasaran. Pengawal! Bawa bocah itu ke istana suruh menghadapku

sekarang juga!

Pengawal:

Baik baginda. Perintah baginda, segera hamba laksanakan.

Narator:

Tak lama kemudian, pengawal sudah berhasil membawa Cindelaras ke hadapan raja.

Raja:

Heeemm. Hai bocah! mana ayam jagomu? Katanya ayam jagomu adalah ayam terkenal dan

terhebat yang tidak bisa terkalahkan oleh ayam jago siapapun? Ayo, sekarang lawan ayam

jago kepunyaanku!

Page 13: Drama Kelompok Aji

Cindelaras:

Ampun, baginda. Hamba bersedia menuruti tantangan baginda. Tapi hamba ada syarat.

Raja:

Syarat apakah itu?

Cindelaras:

Syaratnya adalaaah bila hamba memenangkan pertandingan, raja harus merelakan setengah

kerajaan untuk diberikan kepada hamba.

Raja:

(bergumam) pintar sekali anak muda ini mengajukan persyaratan. Ayam-ayam jagoku adalah

ayam pilihan dan dirawat dengan sangat baik. Tidak mungkin ayam jago anak ini yang akan

menang.

Baiklah anak muda. Aku setuju dengan persyaratanmu!

Dan bagaimana apabila ayammu yang kalah?

Cindelaras:

Jika ayam hamba yang kalah, hamba bersedia dihukum pancung.

Raja:

Baiklah anak muda, kita mulai sekarang pertarungan ini

Cindelaras:

Baiklah, baginda raja

Narator:

Maka, dimulailah pertarungan yang sengit ayam jago raja melawan ayam jago Cindelaras

Raja sudah berusaha memilih ayamnya yang terbaik untuk melawan ayam Cindelaras,

namun....

Raja:

(bergumam)Wuaaahhh! Benar-benar hebat ayam bocah itu dengan mudahnya ayam jagoku

dikalahkan sampai ayam jagoku babak belur dihajar oleh ayam bocah itu.

Benar kata para penduduk. Ayam bocah itu memang tidak terkalahkan!

Page 14: Drama Kelompok Aji

Narator:

Melihat pertarungan itu semua orang terkejut. Mereka lebih heran lagi ketika ayam Cinde

Laras berkokok dan berbunyi.....

Ayam:

Kukuruuyuuuk...! Akulah ayam jago Cindelaras, yang hidup di hutan, tapi ia anak Raden

Putra!

Narator:

Ayam itu berkokok lantang berulang-ulang. Semua orang yang melihat adu ayam terkejut

bukan main.

Rajapun sangat terkejut. kemudian raja memanggil Cindelaras

Adegan 7

Raja:

Hai bocah! Mendekatlah kemari!

Cindelaras:

Baik, baginda.

Raja:

Siapa namamu?  Dan Di mana rumahmu?

Cindelaras:

Nama hamba Cindelaras, yang mulia. Hamba tinggal bersama ibu di hutan

Raja:

Siapa nama ibumu?

Cindelaras:

Ibu hamba seorang permaisuri di kerajaan ini, baginda

Raja:

(terkejut) Apa kau bilang?!

(bergumam) Apa benar yang kau katakan itu?

Page 15: Drama Kelompok Aji

Cindelaras:

Benar, baginda.

Narator:

Cinde Laras menyebutkan nama ibunya dan raja langsung terperanjat.

Raja:

(bergumam) Apakah benar ia anakku?

Katanya anak ini  tinggal di hutan, namun dari tadi kuperhatikan ketika dia datang di istana

tindak tanduknya seperti anak bangsawan

Pengawal:

Ampun baginda. Dulu sewaktu baginda memerintahkan hamba untuk membunuh permaisuri

yang sedang hamil,  hamba tidak tega membunuh permaisuri karena hamba tahu kalau

permaisuri hanya difitnah oleh selir yang ingin menjadi permaisuri.

Raja:

Apa? Pengawal! Apakah yang kau katakan itu adalah kebenarannya?

Pengawal:

Benar baginda.

Narator:

Mendengar semua itu, Raden Putra sangat marah.

Raja:

Pengawal! Ayo tunjukkan sekarang juga di mana permaisuri sekarang berada.

Pengawal:

Baik Baginda. Perintah baginda segera hamba laksanakan!

Raja:

Ayo Cindelaras, kau ikut bersamaku juga tunjukkan dimana tempat tinggalmu

Narator:

Dan tak lama kemudian, sampailah raja, pengawal dan Cindelaras di hutan.

Page 16: Drama Kelompok Aji

Begitu sampai di depan gubug Permaisuri yang saat itu sedang menyapu di halaman, raja

langsung mengenalinya kemudian memanggilnya,

Adegan 8

Raja:

Dinda, Dinda permaisuri maafkan aku, Dinda!

Permaisuri:

(terkejut) Haah?? Kanda?! Kenapa bisa tahu hamba berada di sini?

Raja:

Aku kesini bersama putramu dan pengawal.

Dinda, maafkan aku Dinda. Aku sudah mendengar dari pengawal tentang kebenarannya. Aku

sangat menyesal terlalu menurutkan nafsu buru-buru marah dan tidak mendengarkan

penjelasanmu waktu itu.

Dinda, ayo pulang lagi ke istana. Bersama putra kita Cindelaras.

Narator:

Permaisuri sangat kaget dan hanya bisa terdiam terhadap apa yang sedang terjadi. Dan

pengawal maupun Cindelaras merasakan haru terhadap perjumpaan raja dan permaisurinya.

Permaisuri:

Baiklah kanda. Dinda juga sudah lama memaafkan kanda. Mari kita mulai kehidupan kita

yang baru lagi.

Raja:

Terimakasih dinda. Sungguh kau wanita yang sangat baik hati. Aku sangat menyesal telah

menyia-nyiakanmu.

Narator:

Akhirnya Raja  dan permaisuri bersama putranya Cindelaras diiringi pengawal kembali ke

istana. Raja mengukuhkan kembali kedudukan permaisuri dan menghukum selir yang jahat

itu. Sejak saat itu Raden Putra, permaisuri dan Cindelaras hidup bahagia di istana. 

Setelah raja meninggal, Cinde Laras menggantikannya menjadi raja. Ia memerintah dengan

adil dan bijaksana.