dr.dewi sutriani,spa-guillain barre syndroma
TRANSCRIPT
04/07/2012
1
Dewi Sutriani MahaliniSub-Bagian Neurologi Anak
Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNUD/
RSUP Sanglah Denpasar
PENDAHULUAN
NEUROPATI PERIFER/
POLINEUROPATI
AXONAL NEUROPATI
(DEGENERASI AXON)
AKUT KRONIS
DEMYELINATING NEUROPATI
(DEGENERASI MYELIN)
AKUT KRONIS
Guillain Barre Syndrome
GBS merupakan acute inflammatory
demyelinating polyneuropathy (AIDP)
khas ditandai dengan:
kelemahan otot/paralisis yang progresif,
simetris, ascending
hiporefleksia/arefleksia
dengan /tanpa gejala sensorik atau
autonomik
GBS mrp kelompok penyakit tdd:
Acute Inflammatory Demyelinating
Polineuropathy (AIDP)
AXONAL GBS
Acute Motor Axonal Neuropathy (AMAN)
Acute Motor and Sensory Axonal
Neuropathy (AMSAN).
Miller Fisher syndrome (MFS)
Insiden
1: 100.000/ tahun
Angka kematian 3-5%
20-25% memerlukan ventilasi mekanik
& perawatan jangka panjang
GBS BERAT
5-20% dengan GBS relaps dan dengan
gejala sisa
Lokasi kerusakan
pada saraf perifer
pada GBS
Pluta RM, Lynm C, Golub RM. JAMA, 2011; 305 (3): 319
04/07/2012
2
IMMUNOBIOLOGY
OF GBS
www.thelancet.co
m/neurology
Pieter A van Doorn PA, Ruts L, Jacobs LC. Lancet Neurol 2008; 7: 939–50Pieter A van Doorn PA, Ruts L, Jacobs LC. Lancet Neurol 2008; 7: 939–50
DIAGNOSIS
TERAPI
KRITERIA DIAGNOSTIK GBS
Kelemahan yang progresif pada kedua
ekstremitas atas dan bawah
Areflexia (penurunan reflek tendon)
Van Doorn PA, et al. J Clin Immunol. 2010; 30 (Suppl 1):S74–S78.
Typical CSF: albuminocytologic dissociation
Nerve conduction studies & EMG :
Khas suatu proses demyelinasasi pada saraf
perifer.
PENUNJANG DIAGNOSIS
NCS (Nerve Conduction Study) & EMG
○mendukung diagnosis GBS
○menentukan subtipe GBS
○menyingkirkan kemungkinan kelainan lain
Kecepatan konduksi saraf mencerminkan integritas selubung myelin.
GBS klasik kerusakan myelin kec. konduksi sampai < 20 m/sec.
KONDUKSI SARAF
Vucic a S, Matthew, Kiernan MC.. Cornblath DR. Journal of Clinical Neuroscience 16 (2009) 733–741
Pada myelinated axon,
potensial aksi terjadi
sepanjang serat saraf dan
terjadi lompatan potensial
aksi dari satu nodus Ranvier
ke nodus sebelahnya.
Pada demyelinated axon
antibodies secara langsung
menyerang specific
gangliosides (anti-GM1, anti-
GM1b, anti-GalNac-GD1a),
yang berlokasi pada nodus
Ranvier, memblok potensial
aksi pada GBS terjadi
kelemahan otot.
04/07/2012
3
PENUNJANG DIAGNOSIS
Analisis LCS : disosiasi sito-albumin
Protein lebih dari 80%
Jumlah sel normal <50/mm3
CSS dapat normal pada minggu I
bila meragukan dapat dilakukan
pemeriksaan ulang pada minggu II.
MRI dan biopsi saraf ini bukan indikasi
rutin untuk diagnosis GBS
DIFFERENTIAL
DIAGNOSIS
MYELITIS TRANVERSA
MYASTHENIA GRAVIS
VASCULITIS NEUROPTHY
SPINAL CORD COMPRESSION
Perjalanan alamiah GBS
Dibagi menjadi 4 fase:
1. Gejala awal: kelemahan otot.
2. Perawatan rumah sakit pada fase akut
saat memulai terapi spesifik dan mencegah komplikasi dan terapi komplikasi
1. Rehabilitasi: dimulai sejak fase akut di rumah sakit dan dilanjutkan setelah pulang dari rumah sakit.
2. Perawatan jangka panjang pada penderita yang tidak sembuh sempurna atau memiliki gejala sisa permanen.
EARLY HOSPITAL CARE
MRP SAAT MEMULAI TERAPI SPESIFIK MENCEGAH KOMPLIKASI
TERAPI KOMPLIKASI
“GBS BERAT”
Severe GBS & permanent dysability
20-25% memerlukan ventilasi mekanik & perawatan jangka panjang.
3-5% angka kematian
Good supportive care is critical in the
treatment of patients with GBS
Sebagian besar kematian pd
GBS berhubungan dg
komplikasi ventilator
disfungsi atau kegagalan otonomik.
Pasien GBS memerlukan
monitoring ketat di ICU/PICU
04/07/2012
4
Good supportive care is critical in the
treatment of patients with GBS
Perawatan intensif yg kompeten
meliputi:
Terapi respiratory support
Monitoring jantung
Nutrisi dan suplementasi
Monitoring komplikasi thd infeksi
(pneumonia, infeksi saluran
kencing, sepsis)
Tujuan terapi
1. mempercepat penyembuhan (recovery)
2. menurunkan komplikasi selama fase akut
3. menurunkan defisit neurologi dan gejala
sisa jangka panjang.
memerlukan penanganan komprehensif oleh
dokter PICU, Neuropediatrik, Respirologist,
dan Rehabilitasi Medis.
Terapi respiratory support
Breathing & Ventilasi
20-25% pasien GBS masih memerlukan bantuan
ventilasi mekanik ok kegagalan otot otot pernafasan
Monitoring untuk mencegah deprivasi oksigen
Bantuan respirasi diberikan ketika expiratory vital
capacity menurun < 18 mL/kg atau jika saturasi
O2 menurun (arterial PO2 <70 mm Hg).
Trakeostomi jika pasien mengalami kegagalan
respirasi berkepanjangan/perlu ventilasi mekanik
>2 mgg.
Monitoring jantung dan sistem sirkulasi:
heart rate, tekanan darah dan aritmia
jantung diikuti dengan terapi sesuai
dengan situasi.
MONITORING HEMODINAMIK
Perawatan supportif
Manajemen gangguan menelan
(swallowing): OGT/NGT untuk
menjamin nutrisi yang adekuat.
Manajemen terhadap gangguan kontrol
defekasi dan bladder (urine kateter,
lavement berkala).
Pencegahan deep vein thrombosis
(DVT) dan dekubitus
Manajemen Pencegahan Infeksi
Sumber infeksi tersering: paru,saluran
kencing, infus vena sentral.
Infeksi trachea atau sinus pada yang
menggunakan ventilasi mekanik.
monitoring rutin thorak foto, kultur
sputum dan urine.
Pemberian antibiotika profilaksis
meningkatkan risiko resistensi bakteri thd
AB.
04/07/2012
5
Managemen Nyeri
Nyeri mrp gejala yang sering terjadi
Gunakan golongan NSAID terlebih
dahulu.
Analgesik Narkotik hanya jika sangat
diperlukan
http://www.gbs-cidp.org/
www.gbs.org.uk/info/intensive.pdf
TERAPI MEDIKAMENTOSA
Intravenous immunoglobulin (IVIG)
Plasma Exchange (PE)
Steroid
IVIG
Intravenous Immunoglobulin
RCT pertama ttg IVIG pada GBS dipublikasi
tahun 1992 menunjukkan: IVIG sama
efektifnya dg plasma exchange (PE).
Regimen standar : IVIG 2 g/kg BB
Biasanya diberikan 0,4 g/kg BB/hari selama
5 hari berturut turut.
IVIG digunakan menggantikan PE karena
lebih nyaman & pelaksanaan lebih mudah.
Keterbatasan IVIG
Tidak semua pasien sembuh
Harga mahal
Faktor yang dihubungkan dgn outcome:
Rendahnya kadar IgG serum setelah dosis
standar IVIG.
Rendahnya kadar IgG serum berkorelasi
dgn beratnya penyakit
Perlukah pengulangan IVIG
setelah dosis standar ?
Van Doorn PA, et al. J Clin Immunol. 2010; 30 (Suppl 1):S74–S78.
04/07/2012
6
PLASMA EXCHANGE
Tujuan menghilangkan antibodi dari
aliran darah dan menggantikannya
dengan artificial plasma, biasanya
albumin.
Lebih bermanfaat jika mulai dilakukan
dalam 7 hari sejak onset neuropati.
PE masih bermanfaat pada GBS
sampai dengan 30 hari setelah onset.
Apakah perlu dilakukan terapi PE
setelah IVIG ?
Dada and Kaplan. Therapeutic Apheresis and Dialysis, 2004; 8(5):409–412.
Dada and Kaplan. Therapeutic Apheresis and Dialysis, 2004; 8(5):409–412.
Kelebihan & kekurangan PE
Penggunaan untuk anak usia <12 tahun
masih perlu evaluasi.
Kombinasi PE +IVIG tidak lebih baik
secara bermakna dibandingkan
pemberian IVIG atau PE saja.
PE terbukti perbaikan outcome
neurologis pada pasien axonal GBS
Demikian juga pada pasien yang gagal
dengan terapi IVIG.
STEROID
Penggunaan steroid oral atau
methylprednisolone saja secara IV tidak
bermanfaat pada GBS.
Kombinasi IVIG dan methylprednisolone
secara IV tidak lebih efektif
dibandingkan dengan IVIG tersendiri
KESIMPULAN
Diagnosis GBS penting untuk memulai terapi spesifik yg
adekuat.
Early hospital care mrp saat memulai th/ spesifik untuk
mencegah komplikasi & th/ komplikasi
Th/ suportif yg baik mrp poin terpenting dalam GBS
Severe GBS memerlukan perawatan intensif (PICU)
Standar dosis IVIG diberikan hanya untuk severe GBS
PE terbukti perbaikan outcome neurologis pada axonal
GBS dan yg gagal dg IVIG
Steroid tidak bermanfaat pada GBS walaupun
dikombinasi dengan IVIG.
04/07/2012
7