dry drowning

24
DRY DROWNING A. Pendahuluan Permukaan bumi dominan tertutup oleh air. Air penting untuk kebutuhan makhluk hidup, tetapi air juga bisa membahayakan seperti kejadian tenggelam. Didunia barat kasus tenggelam adalah kasus kedua atau ketiga mengikuti kematian akibat kecelakaan kendaraan dan jatuh. (1) Tenggelam dapat diartikan rusaknya jaringan oksigenasi karena terbenam dalam air. Tenggelam merupakan salah satu bentuk kematian akibat anoksia dan masuknya cairan kedalam saluran pernafasan. (1,2) Pada peristiwa tenggelam (drowning), seluruh tubuh tidak harus tenggelam dalam air. Asalkan lubang hidung dan mulut berada di bawah permukaan air maka hal itu sudah cukup memenuhi kriteria sebagai peristiwa tenggelam. Berdasarkan pengertian tersebut maka peristiwa tenggelam tidak hanya dapat terjadi di laut atau sungai tetapi dapat juga terjadi di dalam wastafel atau ember berisi air. (2) Di Amerika Serikat kematian akibat tenggelam terjadi lebih dari 8000 per tahun, dengan 1500 angka kematian tersebut terjadi pada anak-anak. Pada tahun 1995 1

Upload: ulfiani

Post on 13-Apr-2016

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

TENGGELAM

TRANSCRIPT

Page 1: Dry Drowning

DRY DROWNING

A. Pendahuluan

Permukaan bumi dominan tertutup oleh air. Air penting untuk kebutuhan

makhluk hidup, tetapi air juga bisa membahayakan seperti kejadian tenggelam.

Didunia barat kasus tenggelam adalah kasus kedua atau ketiga mengikuti kematian

akibat kecelakaan kendaraan dan jatuh. (1)

Tenggelam dapat diartikan rusaknya jaringan oksigenasi karena terbenam

dalam air. Tenggelam merupakan salah satu bentuk kematian akibat anoksia dan

masuknya cairan kedalam saluran pernafasan.(1,2)

Pada peristiwa tenggelam (drowning), seluruh tubuh tidak harus tenggelam

dalam air. Asalkan lubang hidung dan mulut berada di bawah permukaan air maka

hal itu sudah cukup memenuhi kriteria sebagai peristiwa tenggelam. Berdasarkan

pengertian tersebut maka peristiwa tenggelam tidak hanya dapat terjadi di laut atau

sungai tetapi dapat juga terjadi di dalam wastafel atau ember berisi air. (2)

Di Amerika Serikat kematian akibat tenggelam terjadi lebih dari 8000 per

tahun, dengan 1500 angka kematian tersebut terjadi pada anak-anak. Pada tahun

1995 Kematian akibat tengelam terjadi 1,93 kasus untuk semua umur dan puncaknya

adalah 3,22 kasus per 100.000 orang pada anak-anak yang berusia 4 tahun. Pada

kenyataannya puncak kejadian kematian akibat tenggelam adalah anak kecil,

peringkat ke dua terjadi pada laki-laki dewasa muda. Pada orang kulit hitam angka

kejadian tiga kali lebih tinggi daripada orang kulit putih. Pada anak-anak paling

banyak terjadi di bak mandi dan kolam renang sedangkan pada dewasa muda terjadi

di laut. Pada tahun 2004 terdapat 3.308 kejadian tenggelam yang tidak disengaja di

Amerika, rata-rata terjadi 9 orang per hari. Angka kejadian pada laki-laki berkisar

78%, dan pada anak berusia 1-4 tahun yang meninggal karena tenggelam berkisar

26%. (2)

1

Page 2: Dry Drowning

Adanya mekanisme dan jenis air yang berbeda pada kasus tenggelam akan

menimbulkan bermacam gambaran pada hasil pemeriksaan. Seperti pada peristiwa

tenggelam di air asin akan didapatkan gambaran terjadinya anoksia dan

hemokonsentrasi sedangkan pada peristiwa tenggelam di air tawar didapatkan

anoksia yang disertai gangguan elektrolit. Dengan demikian dalam menghadapi

kasus tenggelam, pemeriksaan yang dilakukan selain untuk mendapatkan informasi

tentang sebab kematian juga dapat membantu penyidik untuk mengetahui cara

kematiannya yaitu karena kecelakaan, dibunuh atau bunuh diri yang kemudian dapat

dijadikan bukti untuk kepentingan peradilan.(2)

B. Fisiologi tenggelam (3,4)

Ketika seseorang terbenam di bawah permukaan air, reaksi awal yang

dilakukan ialah mempertahankan nafasnya. Hal ini berlanjut hingga tercapainya

batas kesanggupan, dimana orang itu harus kembali menarik nafasnya. Batas

kesanggupan tubuh ini ditentukan oleh kombinasi tingginya konsentrasi

Karbondioksida dan konsentrasi rendah Oksigen. Menurut Pearn, batas ini tercapai

ketika kadar PC02 berada di bawah 55 mm Hg atau merupakan ambang hypoxia,

dan ketika kadar PA02 di bawah 100 mmHg ketika PC02 cukup tinggi.

Ketika mencapai batas kesanggupan ini, korban terpaksa harus menghirup

sejumlah besar volume air. Sejumlah air juga sebagian tertelan dan bisa ditemukan

di dalam lambung (aspirasi cairan lambung), yang mana secara dramatis menambah

beratnya kerusakan saluran nafas.

Pada kontak awal cairan dengan saluran nafas atas sering sekali memicu

spasme laryng berat. Hal ini menyebabkan hipoksia tanpa asfiksia cairan yang

signifikan. Aspirasi cairan kedalam trachea dan bronkus menyebabkan obstruksi

jalan nafas, bronchokonstriksi, hilangnya surfaktan, kerusakan alveolar dan endotel

kapiler.

Pada beberapa kejadian, pernapasan yang terengah-engah di dalam air ini

akan terus berlanjut hingga beberapa menit, sampai akhirnya repirasi terhenti.

2

Page 3: Dry Drowning

Hipoksia serebral akan semakin buruk hingga tahap irreversibel dan terjadilah

kematian. Faktor-faktor yang juga menentukan sejauh mana anoksia serebral

menjadi irreversibel adalah umur korban dan suhu di dalam air. Misalnya pada air

yang cukup hangat, waktu yang diperlukan sekitar 3 hingga 10 menit.

Tenggelamnya anak-anak pada air dengan suhu dingin yang cukup ekstrim

selama 66 menit masih bisa tertolong melalui resusitasi dengan sistem

syaraf/neurologik tetap utuh.Juga, berapa pun interval waktu hingga terjadi anoksia,

penurunan kesadaran selalu terjadi dalam waktu 3 menit setelah tenggelam. Hal-hal

yang berurutan terjadi ketika tenggelam ialah: Menahan napas, inspirasi involunter

dan bernapas (megap-megap) saat batas kesanggupan tercapai, kehilangan kesadaran

kematian.

Rangkaian ini dapat berubah jika korban terlebih dahulu melakukan

hiperventilasi saat terendam ke dalam air. Hiperventilasi dapat menyebabkan

penurunan kadar CO2 yang signifikan. Kemudian hipoksia serebral karena rendahnya

P02 dalam darah, bersamaan dengan penurunan hingga hilangnya kesadaran, dapat

terjadi sebelum batas kesanggupan (breaking point) tercapai. Pada kasus seperti ini

urutannya ialah: Menahan napas, kehilangan kesadaran, terhirupnya air.

Kemudian, dari jenis air yang terhirup, air tawar atau air asin, memiliki

sedikit pengaruh pada kemungkinan selamatnya korban. Pada air tawar, seperti

ditulis sebelumnya, air dalam jumlah yang banyak dapat memasuki alveoli hingga

menembus membran kapiler.

Penambahan air tawar atau surfaktan paru menjadi tidak alami, dimana air

laut menjadi encer atau terbilas. Adanya klorin lainnya atau sabun dalam air tawar

tidak mempunyai efek pada sifat ini. Ketidakalamian surfaktan dapat berlanjut saat

setelah seseorang diresusitasi dengan sukses. Hilang atau tidak aktifnya surfaktan

alveoli dan kolaps alveoli menurunkan tahanan paru, berakibat pada dalamnya

ventilasi perfusi yang tidak seimbang dengan 75% daerah non-ventilasi perfusi pada

darah. Saat air dihirup, refleks vagal meningkatkan resistensi jalan napas perifer,

dengan vasokonstriksi pulmonar, menyebabkan hipertensi pulmonal, menurunkan

3

Page 4: Dry Drowning

tahanan paru, dan penurunan ratio ventilasi perfusi. Setiap individu yang diresusitasi

dengan sukses dan menjadi sehat, pendistribusian kembali perfusi darah terjadi

dalam beberapa hari hingga mencapai keadaan keadaan normal.

Kondisi “tenggelam dangkal” terkadang dijumpai secara kebetulan. Ini

berhubungan dengan korban tenggelam yang ditemukan dengan fasilitas darurat dan

selamat 24 jam. Definisi ini tidak berdasar pada jumlah individu berikutnya yang

selamat atau, jika mereka selamat, jumlah mereka yang mengalami kelainan

neurologis. Ini pada kasus tenggelam dangkal dimana dokter menyelidiki perubahan-

perubahan elektrolit. Mereka menemukan adanya gangguan elektrolit dan

hemoglobinemia ringan, jika semua hal ini ada, dan jarang mempunyai arti klinis.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, korban yang keselamatannya

bertlangsung lama adalah pada tenggelam dalam air dingin bias sampai 66 menit

lamanya pada kasus anak-anak dan bayi. Penjelasan tradisional untuk hal ini bahwa

otak immatur lebih resisten terhadap anoksia dan bahwa “refleks menyelam” masih

ada pada anak-anak. Refleks menyelam berhubungan dengan vasokonstriksi lapisan

vaskuler (kecuali hati dan otak), memindahkan darah menuju ke otak dan hati dan

bradikardi, semua dipacu oleh tenggelamnya wajah dalam air dingin. Akan tetapi,

beberapa pertanyaan mengenai refleks menyelam ada pada manusia persis seperti

pada hewan. Bradikardi terjadi, tetapi tidak ada bukti vasokonstriksi pada lapisan

vaskuler dengan memindahkan darah menuju hati dan otak. Beberapa orang merasa

bahwa anak-anak selamat karena perkembangan yang cepat terhadap hipotermia.

Karena secara relatif daerah permukaan yang luas dan kurang adekuatnya

penyekatan pada anak-anak, badan sejuk dengan sangat cepat. Ini khususnya jelas

berhubungan dengan menelan dan aspirasi sejumlah besar cairan dingin. Ini cepat

mendinginkan badan disebabkan oleh tenggelam dalam air dingin dan aspirasi air

dingin dengan absorbsi air ini menuju sirkulasi. Dengan demikian, dalam air hangat,

tenggelam selama 3-10 menit dimaksudkan untuk menyediakan waktu maksimal

menuju kerusakan neurologis yang ireversibel, dalam air dingin, waktu tenggelam

selama 66 menit pernah dilaporkan dengan perbaikan neurologis.

4

Page 5: Dry Drowning

C. Sebab-sebab tenggelam (2)

Peristiwa tenggelam dapat terjadi karena:

Kecelakaan

Peristiwa tenggelam karena kecelakaan sering terjadi karena korban jatuh ke laut,

danau, atau sungai. Pada anak-anak kecelakaan sering terjadi di kolam renang atau

galian tanah berisi air. Faktor-faktor yang menjadi penyebab kecelakaan itu antara

lain karena :

Kematian karena sebab alamiah sebelum masuk ke dalam air

Hal ini tidaklah lazim, tetapi bisa saja terjadi. Korban mungkin mengidap

penyakit yang bisa mengakibatkan kematian secara alamiah, kebanyakan

karena penyakit jantung, dalam kondisi dimana dia tanpa sengaja terjatuh ke

air. Contoh terakhir ini menurut pengarang berkaitan dengan seseorang yang

kembali ke perahu karetnya, sendirian dan dalam kondisi gelap. Perahunya

ditemukan dalam keadaan kosong dan pencarian berakhir dengan

ditemukannya mayat, otopsi menunjukkan adanya infark myocardial yang

tersusun baik dan tidak ada bukti peristiwa penenggelaman, meskipun hasil

akhirnya tidak memuaskan. Contoh lainnya berkaitan dengan seseorang yang

terjatuh karena penyakit alamiah ketika berada di kapal, tepi kanal atau tepi

sungai. Tentu saja, tanpa adanya saksi-saksi sangatlah sulit untuk memisahkan

kasus itu dengan seseorang yang terjatuh ke dalam air kemudian mati. Otopsi

harus dilaksanakan dengan mengidentifikasi luka patologis dan meniadakan,

sejauh mungkin, bukti penenggelaman.

Kematian alamiah ketika berada di dalam air

Seperti yang telah didiskusikan di atas, sangatlah mungkin untuk menentukan

apakah seseorang ditemukan di air, dengan kematian alamiah mengalami

penderitaan baik sebelum maupun setelah tenggelam. Karena adanya berbagai

permasalahan (akan ditunjukkan kemudian) sebagai diagnosa adanya

penenggelaman, sangatlah sulit untuk menentukan hal ini pada seseorang yang

5

Page 6: Dry Drowning

menderita penyakit mematikan. Penyakit cardiovascular merupakan sebab

terbesar bagi kematian di dalam air. Prakondisi sebelumnya gangguan dengan

penggunaan tenaga fisik untuk berenang atau bertahan hidup, atau karena efek

suhu dingin. Keyakinan umum adalah bahwa berenang setelah makan banyak

sangatlah berbahaya, karena perubahan sistem peredaran darah seperti

‘slanchnic shunt’. Ketika serangan penyakit jantung akut terjadi, seperti

kekurangan myocardial secara tiba-tiba atau arrhythmia, kematian bisa

dikarenakan penyakit jantung itu sendiri, atau karena tenggelam karena

ketidak mampuan fisik secara tiba-tiba.

Cedera Sebelum Masuk Ke Dalam Air

Kadang-kadang, cedera karena kecelakaan mungkin timbul pada seseorang

sebelum ia masuk ke air. Di laut, kecelakaan transportasi udara dan jalan

(jarang sekali), korban mungkin terluka atau terbunuh sebelum terjun ke air.

Seseorang yang jatuh dari dok, anjungan atau kapal bisa menghantam

bangunan atau halangan keras sebelum menghantam air. Kerusakan pada

baling-baling kapal dan perahu kecil sering terjadi di jalur transportasi air

umum dan tempat dimana banyak kapal berlayar. Baling-baling kapal besar

mungkin mengalami kerusakan serius bahkan pemotongan pada body kapal,

tetapi kebanyakan disebabkan oleh baling-baling kecil berkecepatan tinggi,

seperti motor outboard atau out-drive dari kapal motor penjelajah. Cedera ini

menjadi semakin umum dengan peningkatan ski air dan jumlah perahu pelesir

kecil di sungai, danau dan lepas pantai. Kerusakan pada baling-baling kapal

dan perahu kecil sering terjadi di jalur transportasi air umum dan tempat

dimana banyak kapal berlayar. Baling-baling kapal besar mungkin mengalami

kerusakan serius bahkan pemotongan pada body kapal, tetapi kebanyakan

disebabkan oleh baling-baling kecil berkecepatan tinggi, seperti motor

outboard atau out-drive dari kapal motor penjelajah. Cedera ini menjadi

semakin umum dengan peningkatan ski air dan jumlah perahu pelesir kecil di

sungai, danau dan lepas pantai. Karakteristik lukanya adalah luka paralel

6

Page 7: Dry Drowning

dengan beberapa cm luka yang terpisah, seringnya teriris, irisan alamiah,

biasanya pada kepala atau punggung.

Bunuh diri (2)

Peristiwa bunuh diri dengan menjatuhkan diri ke dalam air sering kali terjadi.

Kadang-kadang tubuh pelaku diikat dengan benda pemberat agar supaya tubuh

dapat tenggelam. Sudah tentu bukan pekerjaan yang mudah untuk membedakan

tenggelam karena bunuh diri dengan pembunuhan. Banyak kasus bunuh diri

dilakukan di kamar mandi, mengiris tenggorokan atau pergelangan tangan, baik di

dalam maupun di luar kamar mandi. Biasanya terdapat silet di lemari kamar mandi

untuk memotong dan obat-obatan beracun yang melebihi dosis. Listrik akan

menjadi berbahaya di lingkungan basah dan kebanyakan bunuh diri dengan

menggunakan listrik terjadi di kamar mandi. Bunuh diri juga mungkin dilakukan

dengan menikam dirinya sendiri atau memotong tenggorokan dalam posisi dimana

dia jatuh ke dalam air segera setelahnya.

Pembunuhan (2,5)

Banyak cara yang digunakan, seperti misalnya melemparkan korban ke laut atau

memasukkan kepalanya ke dalam bak berisi air. Dari segi patologik saja sulit

dapat membedakan apakah peristiwa tenggelam itu akibat pembunuhan atau

bunuh diri. Pemeriksaan di tempat kejadian membantu. Jika benar karena

pembunuhan perlu diteliti apakah korban ditenggelamkan ke dalam air ketika ia

masih hidup atau sesudah dibunuh lebih dahulu dengan cara lain.

Mati Dalam Bak Mandi (2,3)

Tenggelam dalam bak mandi jarang terjadi, biasanya pada anak-anak yang

terlepas dari pengawasan orang tuanya, ada juga kemungkinan kemungkinan

pembunuhan. Orang dewasa yang mengalami serangan secara tiba-tiba dapat

tenggelam dalam bak mandi. Yang sulit diketahui penyebabnya adalah jika korban

ditemukan dalam bak mandi dalam keadaan intoksikasi obat pada level tertentu,

apakah korban meninggal dulu baru tenggelam.

7

Page 8: Dry Drowning

Pembunuhan bisa terjadi di kamar mandi dengan berbagai cara, beberapa

diantaranya tidak berkaitan dengan penenggelaman seperti misalnya dengan

menyetrum.

D. Tenggelam di Air Tawar (5)

Pada keadaan air tawar akan dengan cepat diserap dalam jumlah besar terjadi

absorbsi cairan masif ke dalam membran alveolus, dimana dalam waktu 3  menit

dapat mencapai 72 % dari vol darah sebenarnya. Karena konsentrasi elektrolit dalam

air tawar lebih rendah daripada konsentrasi dalam darah, maka akan terjadi

hemodilusi darah, air masuk ke dalam aliran darah sekitar alveoli dan mengakibatkan

pecahnya sel darah merah (hemolisis).

Akibat terjadi perubahan biokimiawi yang serius yaitu pengenceran darah yang

terjadi, tubuh berusaha mengkompensasinya dengan melepaskan ion Kalium dari

serabut otot jantung sehingga kadar ion dalam plasma meningkat, akibatnya terjadi

perubahan keseimbangan ion K dan Ca dalam serabut otot jantung sehingga terjadi

anoksia yang hebat pada myocardium dan mendorong terjadinya fibrilasi ventrikel

dan penurunan tekanan darah, jantung untuk beberapa saat masih berdenyut dengan

lemah yang kemudian menimbulkan kematian akibat anoksia otak hebat, ini yang

menerangkan mengapa kematian dapat terjadi dalam waktu 4-5 menit.

E. Tenggelam di Air Asin (5)

Konsentrasi elektrolit dalam air asin lebih tinggi dibandingkan dalam darah,

sehingga air akan ditarik keluar sampai sekitar 42% dari sirkulasi pulmonal ke dalam

jaringan interstitial paru, hal ini dapat mengakibatkan terjadinya udem pulmonal,

hemokonsentrasi, hipovolemi, dan kenaikan kadar magnesium dalam darah.

Pertukaran elektrolit dari air asin ke dalam darah mengakibatkan meningkatnya

hematokrit dan peningkatan kadar natrium plasma. Fibrilasi ventrikel tidak terjadi.

Hemokonsentrasi akan mengakibatkan terjadinya anoksia pada myocardium dan

disertai peningkatan viskositas darah sehingga sirkulasi menjadi lambat, tekanan

8

Page 9: Dry Drowning

sistolik akan menetap dalam beberapa menit dan menyebabkan terjadinya payah

jantung. Kematian dapat terjadi dalam waktu 8-12 menit setelah tenggelam.(1)

F. Klasifikasi Tenggelam

Terdapat beberapa klasifikasi tenggelam seperti tenggelam berdasarkan bagian

tubuh yang terbenam dan tenggelam berdasarkan ada tidaknya air yang terhirup.

Berdasarkan morfologi penampakan paru

a. Tenggelam tipe kering (Dry or atypical drowning)

15-20% kematian akibat tenggelam merupakan dry drowning yang mana,

tidak disertai dengan aspirasi cairan. Kematian ini biasanya terjadi sangat

mendadak dan tidak tampak tanda-tanda perlawanan. Tenggelam tipe ini paling

banyak terjadi pada anak-anak dan juga pada orang dewasa dibawah pengaruh

obat-obatan (hipnotik sedatif) atau alkohol (2,6)

Dry drowning itu disebabkan keberadaan air dengan volume sedikit dalam

paru-paru. Jika laryngospasme tidak bisa mengenyahkan air itu maka akan

menggangu saluran pernafasan dan menghalangi suplai oksigen dalam darah

cardiac dan otak. (7)

b. Tenggelam tipe basah ( Wet Drowning )

Pada tenggelam tipe basah (Wet drowning) terjadi aspirasi cairan. Aspirasi

1-3 ml/kg BB air akan signifikan dengan berkurangnya pertukaran udara. Aspirasi

air sampai paru menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah paru. Air tawar

bergerak dengan cepat ke membran kapiler alveoli. Surfaktan menjadi rusak

sehingga menyebabkan instabilitas alveoli, atelektasis dan menurunnya

kemampuan paru untuk mengembang. Perlu diketahui bahwa jumlah air yang

dapat mematikan jika dihirup oleh paru-paru adalah sebanyak 2 liter untuk orang

dewasa dan 30 sampai 40 mililiter untuk bayi. (2)

G. Mekanisme Kematian Dry Drowning

Kematian yang terjadi pada peristiwa tenggelam dapat disebabkan oleh :

9

Page 10: Dry Drowning

1. Vagal refleks

Kematian terjadi sangat cepat dan pada pemeriksaan post mortem tidak

ditemukan adanya tanda-tanda asfiksia ataupun air di dalam paru-parunya

sehingga sering disebut tenggelam kering (Dry drowning). Cairan sangat cepat

masuk sehingga mengaktifkan saraf simpatis dan akan menyebabkan vagal refleks

yang mengakibatkan cardiac arest. (2,6)

2. Spasme Laring

Kematian karena spasme laring pada peristiwa tenggelam sangat jarang

sekali terjadi. Spasme laring tersebut disebabkan karena rangsangan air yang

masuk ke laring. Pada pemeriksaan post mortem ditemukan adanya tanda-tanda

asfiksia, tetapi paru-parunya tidak didapati adanya air atau benda-benda air.

Seringkali pada pemeriksaan post mortem kita tidak menemukan spasme laring

karena pada kematian telah terjadi relaksasi otot-otot laryng.(2,3)

Pada kontak awal cairan dengan saluran napas atas kerap memicu spasme

laring berat. Hal ini menyebabkan hipoksia tanpa aspirasi cairan yang signifikan.

Aspirasi cairan ke dalam trakea dan bronkus menyebabkan obstruksi jalan napas,

bronkokonstriksi, hilangnya surfaktan, kerusakan alveolar dan endotel kapiler.

Aspirasi cairan lambung sering terjadi pada penderita tenggelam dan secara

dramatis menambah beratnya kerusakan saluran napas. (2,4,8)

Beberapa faktor predisposisi kematian akibat dry drowning (6)

Intoksikasi alcohol (mendepresi aktivitas kortikal)

Penyakit yang telah ada, misal atherosclerosis

Kejadian tenggelam/terbenam secara tak terduga/mendadak

Ketakutan atau aktivitas fisik berlebih (peningkatan sirkulasi katekolamin,

disertai kekurangan oksigen, dapat menyebabkan cardiac arrest

H. Pemeriksaan pada kasus tenggelam

a) Pemeriksaan Luar (2,5,9)

10

Page 11: Dry Drowning

Mayat dalam keadaan basah, pada kulit terdapat pasir, lumpur, atau benda

asing lainnya.

Penurunan suhu mayat (algor mortis) berlangsung cepat rata-rata 5 derajat

Fahrenheit per menit. Suhu tubuh akan sama dengan suhu lingkungan dalam

waktu 5 atau 6 jam.

Lebam mayat berwarna merah terang dan perlu dibedakan dengan yang terjadi

pada keracunan CO. Lebam mayat tampak pada bagian kepala, leher, dan dada,

karena gaya gravitasi akan menarik darah ke bagian tersebut yang merupakan

bagian yang paling rendah letaknya jika mayat berada dalam air.

Kaku mayat lebih cepat terjadi.

Bila terdapat spasme kadaverik (jarang terjadi) dalam tangan mayat dapat

ditemukan benda atau tumbuhan air yang tergenggam. Hal ini menunjukkan

bahwa korban masih dalam keadaan hidup pada waktu tenggelam.

Proses pembusukan berlangsung cepat. Kulit berwarna kehijauan atau merah

gelap. Pada pembusukan lanjut tampak gelembung–gelembung pembusukan

terutama pada bagian atas tubuh dan skrotum, serta penis pada pria dan labium

mayora pada wanita. Kulit telapak tangan dan kaki akan tampak mengelupas.

Kutis anserina (goose skin) akibat kontraksi mm. erector pilli

Bila cukup lama mayat terendam dalam air (selama 10 sampai 12 jam) akan

ditemukan gambaran washer woman’s hand, telapak kaki dan tangan berwarna

keputihan dan berkeriput. Hal ini terjadi akibat imbibisi air ke dalam jaringan

kulit. Dalam 24 jam epidermis yang pucat, berkeriput dan basah semakin jelas.

Dalam waktu seminggu kulit mulai terkelupas

Terdapat tanda-tanda asfiksia berupa : wajah pucat, mata setengah terbuka,

dilatasi pupil, lidah terjulur. Bisa juga ditemukan perdarahan subkonjungtiva.

Busa halus pada hidung dan mulut

Luka-luka lecet akibat gesekan benda-benda dalam air, khususnya di daerah

bokong, punggung, belakang kepala serta luka-luka akibat gigitan binatang air.

11

Page 12: Dry Drowning

Penis dan skrotum mengalami pengisutan dan kontraksi terutama pada musim

dingin

b). Pemeriksaan Dalam (2,5,9)

Pada tubuh yang baru saja ditemukan dari tenggelam dan tanpa adanya

perubahan purifikasi, mungkin petunjuk yang terbaik untuk diagnosa tenggelam

adalah penampilan paru. Perubahan pada paru biasanya khas dan mungkin tidak

hanya digunakan untuk membuat diagnosis tenggelam tetapi juga untuk

membedakan tenggelam di air tawar dan tenggelam di air laut, tetapi akibat

pembusukan perubahan paru pada tenggelam di air tawar dan air laut menjadi

sulit dibedakan.

Paru pada korban tenggelam di air tawar biasanya ditemukan dalam keadaan

besar atau menggelembung tetapi ringan, dan pinggir depan biasanya overlap di

depan hati. Paru berwarna merah jambu pucat dan dapat mengalami emfisema.

Ketika paru tersebut dipindahkan dari dada, paru tetap mempertahankan bentuk

normalnya dan cenderung tidak kolaps. Ketika memotong paru yang

mengalami emfisema kering akan terdengar bunyi krepitasi yang mudah dinilai.

Setelah dipotong, masing-masing bagian paru mempertahankan bentuk

normalnya seperti sebelum dipotong dan cenderung berdiri tegak. Ketika

jaringan dipotong dan ditekan antara ibu jari dan keempat jari lainnya terdapat

sedikit buih dan tidak ada cairan dan gas kecuali kalau ada edema. Dengan

demikian, paru tetap kering pada kasus tenggelam di air tawar.

Pada kasus tenggelam di air laut, paru-paru menjadi oedema, beratnya kadang

melebihi 2000 gram. Karena paru sangat oedema maka tepi depan paru overlap

di depan mediastinum sehingga berbentuk seperti cetakan iga. Paru berwarna

keunguan atau kebiruan dengan permukaan mengkilap. Paru lembab dan

konsistensinya seperti agar-agar dan hilang dengan penekanan. Ketika paru

dipindahkan dari tubuh dan ditempatkan pada meja pemotongan, paru tidak

mempertahankan bentuk normalnya tapi cenderung datar. Ketika dipotong,

tidak ada suara krepitasi yang terdengar dan bahkan tanpa penekanan jaringan

12

Page 13: Dry Drowning

mengeluarkan banyak cairan. Jaringan paru ditekan maka akan ditemukan paru

dipenuhi cairan. Dengan demikian kasus tenggelam di air laut paru mengalami

lembab dan basah.

Sedangkan untuk mengetahui benda-benda air yang masuk ke saluran pernafasan

dapat dibuktikan dengan membuka saliran pernafasan dari trakea, bronkus

sampai percabangan bronkus di hilus. Jika dari pemeriksaan ditemukan benda-

benda air seperti pasir, kerikil, lumpur, tumbuhan air dan lain-lain maka dapat

dipastikan bahwa korban masih hidup sebelum tenggelam.

I. Beberapa hal yang harus diperhatikan pada kasus-kasus tenggelam (9)

1. Diagnosa pasti penyebab kematian pada kasus tenggelam sangat sulit ditegakkan.

2. Tanda post mortem yang khas hanya ditemukan pada sebagian kecil kasus

3. Tidak ditemukannya tanda post mortem pada mayat segar dapat disebabkan oleh

a. Kematian yang disebabkan oleh serangan jantung tiba-tiba

b. Kematian yang disebabkan oleh dry drowning

c. Kematian tidak disebabkan oleh pembenaman

4. Menegakkan diagnose tenggelam berdasarkan pemeriksaan post mortem pada mayat

yang sudah membusuk adalah sesuatu yang tidak mungkin. Test diatoma dapat

mendukung tetapi harus dilakukan dengan tekhnik tanpa kesalahan dan hasil yang

jelas.

5. Mekanisme tenggelam di air tawar dan air laut berbeda.

6. Walaupun pada kasus tenggelam murni kematian umumnya terjadi dalam beberapa

menit, tetapi bila disebabkan oleh serangan jantung kematian dapat berlangsung

seketika.

7. Interpretasi luka pada korban yang ditemukan diair akibat pembenaman sulit

dilakukan. Luka yang ada harus ditentukan apakah merupakan luka post mortem atau

intravital.

8. Bila dalam pemeriksaan otopsi didapatkan beberapa gambaran penyakit fatal maka

tidak menyingkirkan dugaan tenggelam sebagai penyebab kematian.

13

Page 14: Dry Drowning

9. Percobaan bunuh diri umumnya disertai prcobaan perlukaan lainnya seperti keracunan

mengiris pergelangan tangan, penusukan,dll.

10. Keputusan penyebab kematian sebaiknya tidak hanya tergantung pada pemeriksaan

post mortem tanpa disertai apresiasi keadaan sekeliling korban.

DAFTAR PUSTAKA

1. Stef, adel, Drowning. [online] 2009 Februari 14 [cited 2006]. Avaliable from:

URL : http://www.freewebs.com/tenggelam/introduction.htm

2. Ihsan. Kasus Tenggelam. [online] 2009 Februari 14 [cited 2008 Agustus12 ].

Available from: URL: http://ihsanforensik.blogspot.com

3. DiMaio VJ, DiMaio D. Death By Drowning. Dalam : Forensic Pathology.2001

4. Satria Perwira. Drowning. [online] 2009 Februari 14 [cited 2008 Juli 03].

Available from: URL:

14

Page 15: Dry Drowning

http://satriaperwira.wordpress.com/2008/06/03/drowning-tenggelam/

5. Idries, Abdul Mun’im. Luka Dan kekerasan. Pedoman Ilmu Kedokteran

Forensik. Edisi Pertama. Binarupa Aksara. 1997. Hal.177-189

6. Widyazepam. Dan ku pun tenggelam. [online] 2009 Februari 10 [cited 2008 April

29]. Available from: URL:

http://widyazepam.blogspot.com/2008/04/dan-ku-pun-tenggelam.html

7. Entin Supriati. Waspadai Sulit Berenang Usai Berenang. [online] 2009 Februari

10.[cited 2008 Juli 12]. Available from: URL:

http://www.inilah.com/rubrik/gaya-hidup/kesehatan/

8. Anonyme. [online] 2009 Februari 10. Available from: URL :

http://dic.academic.ru/dic.nsf/enwiki/2385799

9. Abuddin. Tenggelam. [online] 2009 Februari 10. [cited 2009 Januari 30].

Available from: URL: http://abuddin.blog.co.uk/2009/01/30/tenggelam-5473003/

15