drying
DESCRIPTION
dryingTRANSCRIPT
TUGAS OPERASI PERPINDAHAN KALOR
PENGERINGAN
Disusun oleh:
VESVIA MIRZA (0807113487)
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA S1
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU
2011
PENGERINGAN
Pada umumnya pengeringan diartikan sebagai penghilangan sejumlah kecil
air atau cairan lain dari zat padat dengan jalan menguapkanya dalam suatu arus
gas .
Tujuan pengeringan dalam industri antara lain :
1. Untuk menghemat biaya transport.
2. Agar bahan memenuhi spesifikasi untuk dapat diolah lebih lanjut.
3. Untuk menghindari kerusakan seperti pembusukan, korosi, dan lain-lain jika
bahan tersebut disimpan.
Proses pengeringan terbagi menjadi 3 kategori :
1. Pengeringan udara atau pengeringan langsung dibawah tekanan atmosfir
Pengeringan ini memanfaatkan udara bebas di atmosfir
2. Pengeringan hampa udara
Keuntungan dalam pengeringan ini didasarkan dengan kenyataan
penguapan air terjadi lebih cepat di bawah tekanan rendah daripada di
bawah tekanan tinggi.
3. Pengeringan beku
Pengeringan beku adalah sebuah proses yang memberikan kualitas
bahan yang baik dari segi kestabilitas aroma, warna, dan kemampuan
rehidrasi. Pengeringan ini didasarkan proses sublimisasi yang berada di
temperature 0o celcius dan tekanan 613 Pascal.
Metode Pengeringan:
1. Pengeringan alami.
a. Sun Drying
Pengeringan dengan menggunakan sinar matahari sebaiknya
dilakukan di tempat yang udaranya kering dan suhunya lebih dari 100o
Fahrenheit. Pengeringan dengan metode ini memerlukan waktu 3-4
hari. Untuk kualitas yang lebih baik, setelah pengeringan, panaskan
bahan di oven dengan suhu 175 o Fahrenheit selama 10-15 menit untuk
menghilangkan telur serangga dan kotoran lainnya
b. Air Drying
Pengeringan dengan udara berbeda dengan pengeringan dengan
menggunakan sinar matahari. Pengeringan ini dilakukan dengan cara
menggantung bahan di tempat udara kering berhembus. Misalnya di
beranda atau di daun jendela. Bahan yang biasa dikeringkan dengan
metode ini adalah kacang-kacangan.
Kelebihan Pengeringan Alami adalah tidak memerlukan keahlian dan
peralatan khusus, serta biayanya lebih murah.
Kelemahan Pengeringan Alami adalah membutuhkan lahan yang luas,
sangat tergantung pada cuaca, dan sanitasi hygiene sulit dikendalikan.
2. Pengeringan Buatan
a. Menggunakan alat Dehidrator
Pengeringan makanan memerlukan waktu yang lama. Dengan
menggunakan alat dehydrator, makanan akan kering dalam jangka
waktu 6-10 jam. Waktu pengeringan tergantung dengan jenis bahan
yang kita gunakan.
b. Menggunakan oven
Dengan mengatur panas, kelembaban, dan kadar air, oven dapat
digunakan sebagai dehydrator. Waktu yang diperlukan adalah sekitar
5-12 jam. Lebih lama dari dehydrator biasa. Agar bahan menjadi
kering, temperature oven harus di atas 140o derajat Fahrenheit.
Kelebihan Pengeringan Buatan adalah suhu dan kecepatan proses
pengeringan dapat diatur seuai keinginan, tidak terpengaruh cuaca,
sanitisi dan higiene dapat dikendalikan.
Kelemahan Pengeringan Buatan adalah memerlukan keterampilan
dan peralatan khusus, serta biaya lebih tinggi dibanding
pengeringan alami.
Peralatan Pengeringan
Di antara berbagai macam pengering komersial yang ada, hanya beberapa
yang pemanfaatannya dalam skala industri sangat luas. Kelompok yang paling
banyak penggunaannya adalah pengering untuk zat padat tak terdeformasi atau
bijian. Contoh pengering untuk keperluan tersebut adalah tray drier, screen
conveyor drier, tower drier, rotary drier, screw conveyor drier, fluid-bed drier, dan flash drier.
1. Tray DrierSalah satu alat pengering yang ada adalah tray drier yang beroperasi
sacara batch, dimana bahan yang dikeringkan berada di suatu tempat tertentu
(di tray) sedang gas (biasanya digunakan udara) mengalir secara terus-
menerus melalui bahan yang dikeringkan dan menguapkan airnya. Operasi
secara batch ini di industri merupakan proses yang relatif mahal dan hanya
sesuai dengan bahan tertentu saja. Tetapi untuk skala laboratorium alat ini
sangat bermanfaat untuk mempelajari pengetahuan fundamental entang
pengeringan seperti misalnya mekanika fluida, kimia permukaan, struktur
padatan, perpindahan massa dan panas yang kesemuanya itu sangat
berpengaruh terhadap proses pengeringan.
Contoh tray drier ditunjukkan pada Gambar 1 Pengering ini terdiri dari sebuah ruang dari logam lembaran yang berisi dua buah truk yang mengandung rak-rak H. Setiap rak mempunyai sejumlah piringan sebagai penapis tempat bahan yang akan dikeringkan diletakkan. Piringan ini umumnay berukuran 30 in2, dengan ketebalan 2 sampai 6 in. Udara panas disirkulasikan pada kecepatan 7 sampai 15 ft/detik di antara piringan dengan bantuan kipas C dan motor D, mengalir melalui pemanas E. Sekat-sekat G membagi udara tersebut secara seragam di atas susunan talam tadi. Sebagian
udara basah diventilasikan keluar melalui talang pembuang B; sedangkan udara segar masuk melalui pemasuk A. Rak-rak itu disusun di atas roda truk I sehingga pada akhir siklus pengeringan truk itu dapat ditarik keluar dari ruang pengering dan dibawa ke bagian akhir untuk off loading bahan yang selesai dikeringkan.
Gambar 1. Skema Tray Drier
Tray drier dapat beroperasi dalam vakum, terkadang dengan
pemanasan tidak langsung. Masing-masing tray terdiri atas pelat-pelat logam
bolong yang dilalui uap atau air panas atau terkadang dilengkapi ruang khusus
untuk fluida pemanas. Uap dari zat padat dikeluarkan dengan ejektor atau pun
pompa vakum. Pengering beku (freeze drying) terdiri dari sublimasi es dari es
pada tekanan vakum dan pada temperatur di bawah 0 oC. Freeze drying
dilakukan khusus untuk mengeringkan vitamin dan berbagai bahan yang peka
terhadap panas.
2. Screen Conveyor Drier
Contoh umum Screen Conveyor Drier dengan sirkulasi tembus
ditunjukkan pada Gambar 2. Lapisan bahan yang akan dikeringkan setebal 1
sampai 6 in diangkut perlahan di atas lapisan screen logam melalui ruang
lurus seperti pengering. Selama pergerakan itu bahan dikeringkan. Ruang/
terowongan tersebut terdiri dari sederetan bagian terpisah, yang masing-
masing mempunyai kipas dan pemanas udaranya sendiri. Pada ujung masuk
ke perngering itu, udara biasanya mengalir ke atas melalui lapisan screen dan
zat padat. Di dekat ujung jeluar di mana bahan sudah kering dan umumnya
jadi berdebu, udara dialirkan ke bawah melalui screen tersebut.
Gambar 2. Screen Conveyor Drier
Pengering screen conveyor biasanya mempunyai lebar 6 ft dan panjang
12 sampai 150 ft dan waktu pengeringannya 5 sampai 120 menit. Ukuran
anyaman pada lapisan scree kira-kira 30 mesh. Bahan-bahan bijian kasar,
serpih, atau bahan berserat dapat dikeringkan dengan sirkulasi tembus tanpa
sesuatu proses pretreatment dan tanpa ada bahan yang lolos dari lapisan
screen. Akan tetapi, Akan tetapi bahan saring yang halus harus dicetak
terlebih dahulu untuk dapat dikeringakan dengan screen conveyor drier.
Agregat tersebut biasanya tidak kehilangan bentuknya pada waktu dikeringkan
dan sangat sedikit yang tiris menjadi debu melalui lapisan screen tersebut.
Terkadang screen conveyor drier juga dilengkapi fasilitas untuk mengambil
dan mencetak kembali partikel-partikel halus yang tertapis oleh lapisan screen
tersebut.
3. Tower Drier
Tower Drier terdiri dari sederetan piringan bundar yang dipasang
bersusun ke atas pada suatu poros tengah yang berputar. Umpan padat
dijatuhkan pada piringan teratas dan dikenakan pada arus udara panas atau gas
yang mengalir melintasi setiap piringan. Zat padat tersebut lalu didorong
keluar dan dijatuhkan pada piringan berikut di bawahnya. Proses tersebut terus
dialami zat padat yang dikeringkan sampai keluar dari piringan terbawah
sebagai hasil yang kering pada dasar menara. Aliran zat padat dan gas
pengering tersebut dapats earah dan dapat pula berlawanan arah. turbo drier
pada Gambar 3 adalah salah satu contoh tower drier dengan resirkulasi-dalam
pada gas pemanas. Kipas-kipas turbin digunakan untuk mensirkulasikan udara
atau gas je arah luar di antara beberapa piringan, di atas elemen pemanas, dan
ke arah dalam di antara piringan-piringan lain. Kecepatan gas biasanya 2
sampai 8 ft/detik. Dua piringan terbawah pada pengering merupakan bagian
pendinginan untuk zat padat kering. Udara yang dipanaskan terlebih dahulu
biasanya masuk dari bawah menara dan keluar dari atas sehingga terdapat
aliran berlawanan arah. turbo drier berfungsi sebagian dengan pengeringan
sirkulasi silang, seperti pada tray drier dan sebagian dengan mengontakkan
partikel-partikel melalui gas panas pada waktu partikel itu jatuh dari piringan
yang satu ke piringan berikutnya.
Gambar 3. Tower Drier
4. Rotary Drier
Rotary Drier terdiri dari sebuah selongsong berbentuk silinder yang
berputar, horisontal, atau agak miring ke bawah ke arah luar. Umpan basah
masuk dari satu ujung silinder sedangkan bahan kering keluar dari ujung yang
satu lagi. Pada waktu selongsong berputar, sayap-sayap yang terdapat di
dalam mengangkat zat padat tersebut dan mendorong padatan jatuh melalui
bagian dalam selongsong. Rotary Drier ada yang dipanaskan dengan kontak
langsung gas dengan zat padat, dengan gas panas yang mengalir melalui
mantel luar, atau dengan uap yang kondensasi di dalam seperangkat tabung
longitudinal yang dipasangkan pada permukaan dalam selongsong. Jenis yang
dirancang sedemikian rupa dinamakan rotary Drier dengan tabung uap.
Dalam rotary Drier tipe direct-indirect gas panas terlebih dahulu dilewatkan
melalui mantel dan kemudian masuk ke dalam selongsong, di mana gas
tersebut berada pada kontak dengan zat padat yang dikeringkan.
Gambar 4. Rotary Drier Arus Counter Current
Keterangan Alat:
A: selongsong pengering
B: selongsong bantalan rol
C: roda gigi penggerak
D: tudung pembuang udara
E: kipas pembuang
F: peluncur umpan
G: sayap-sayap pengangkut
H: pengeluaran produk
J : pemanas udara
5. Screw Conveyor Drier
Screw conveyor Drier adalah pengering kontinu dengan sistem kontak
tidak langsung. Pada pokoknya pengering ini terdiri dari sebuah screw
conveyor horizontal yang terletak di dalam selongsong bermantel berbentuk
silinder. Zat padat yang diumpankan di satu ujung diangkut perlahan melalui
zona panas dan dikeluarkan dari ujung yang satu lagi. Uap yang keluardisedot
melalui pipa yang dipasang pada atap selongsong. Selongsong umumnya
berdiameter 75 sampai 600 mm dan panjangnya dapat sampai 20 ft. Bila
diperlukan selongsong panjang, digunkaan beberapa selongsong yang
dipasang bersusun satu di atas yang lain.
Sering pula unit paling bawah dalam susunan itu merupakan pendingin
di mana air atau bahan pendingin lain yang dialirkan dalam mantel itu untuk
menurunkan temperatur zat padat yang telah dikeringkan tersebut sebelum
keluar dari pengering.
Laju putar selongsong umumnya rendah, antara 2 sampai 30 putaran
per menit. Koefisien perpindahan jkalor didasarkan atas keseluruhan
permukaan dalam selongsong, biarpun selongsong tersebut hanya 10 sampai
60 persen terisi. Koefisien itu bergantung pada pembebanan di dalam
selongsong dan kecepatan conveyor. Nilainya untuk kebanyakan zat padat
berkisar antara 17 sampai 57 W/m2.0C. Screw conveyor Drier dapat
menangani zat pdat yang terlalu halus atau terlalu lengket bila dikeringkan
pada rotary Drier. Pengering ini tertutup seluruhnya, dan memungkinkan
recovery uap zat pelarut tanpa terlalu banyak pengenceran oleh udara atau
bahkan tanpa pengenceran sama sekali. Bila dilengkapi dengan pengumpan
yang sesuai, pengering ini dapat dioperasikan dalam vakum. Jadi sangat sesuai
untuk mengeluarkan zat pelarut yang mudah menguap dari zat padat yang
basah dengn pelarut, seperti sisa dari operasi pengurasan.
Kelembaban
Pada proses pengeringan biasanya cairan yang diuapkan adalah air dan gas
yang digunakan adalah udara. Kelembaban untuk sistem udara air dibedakan
menjadi dua yaitu:
1. Kelembaban absolut massa :
2. Kelembaban absolut molar :
Untuk mengetehui harga kelembaban udara, dapat diukur dengan
menggunakan psikrometer. Dimana akan didapatkan temperatur bola basah (tw)
dan temperatur bola kering (tg).
Yang mana;
tg = suhu udara (oF)
tw = suhu bola basah (oF)
λw = entalpi penguapan air pada tw
Y’ = kelembaban jenuh udara pada tw
Yang mana;
PH2O = tekanan uap jenuh air pada suhu tw, dapat didekati dengan
persamaan Antoine sebagai berikut:
PH2O dalam mmHg, dan T dalam derajat Kelvin.
Kadar Air Kesetimbangan
Zat padat basah jika dikontakkan dengan udara yang mempunyai
kelembaban dan suhu tertentu dengan dalam waktu cukup lama, maka akan
dicapai keadaan kesetimbangan dimana kandungan air pada zat padat tidak
berubah. Kandungan air pada kondisi ini disebut kadar air kesetimbangan.
Kurva Kecepatan Pengeringan
A
Kadar
air
(X)
X*
Waktu, t (menit)
Gambar 5. Kurva Hubungan Kadar Air dengan Waktu Pengeringan.
Dari data tersebut dapat diubah ke kecepatan pengeringan, N kg air/jam m2
sebagai fungsi dari kandungan air (X) seperti gambar 2. dengan menentukan
perubahan ΔX dalam waktu Δt.
(1)
Yang mana;
Ls = berat padatan kering (kg)
A = luas padatan (m2).
X = kadar air bahan (kg air/kg padatan kering)
t = waktu (menit)
X* X (kg air/kg padatan)
A
BC
D
E
N
. B
. C
. D
. E
Gambar 6. Kurva Hubungan Kadar Air Padatan dengan Kecepatan Pengringan.
Pada permulaan operasi, biasanya temperatur padatan lebih rendah
dibanding temperatur kesetimbangan, sehingga kecepatan pengeringan akan naik
dengan kenaikan temperatur bahan. Periode ini (AB) disebut periode penyesuaian
awal dan biasanya sangat pendek dibanding keseluruhan operasi.
Setelah temperatur kesetimbangan tercapai, maka periode kecepatan
pengeringan tetap dimulai (BC). Pada periode ini akan terjadi penguapan cairan
dari permukaan padatan, kecepatan penguapan di permukaan tersebut masih bisa
diimbangi oleh difusi maupun efek kapiler air dari dalam padatan ke permukaan
padatan. Dengan demikian permukaan padatan akan tetap basah.
Setelah mencapai kadar air kritis Xc, kecepatan difusi air dari dalam padatan
tidak bisa mengimbangi kecepatan penguapan di permukaan padatan. Dengan
demikian akan terjadi tempat-tempat kering (dry spot). Ini akan mengurangi
kecepatan pengeringan dan disebut periode kecepatan menurun yang pertama
(CD).
Pada periode (DE), kecepatan pengeringan ditentukan oleh kecepatan difusi
dari dalam permukaan padatan. Ini akan terus berlangsung sampai tercapai kadar
air kesetimbangan X*.
2.5. Mekanisme Pengeringan
Dalam proses pengeringan, proses perpindahan massa dan perpindahan
panas merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan. Pada permukaan
bahan akan terbentuk lapisan tipis air dan juga terbentuk lapisan tipis udara, yang
sering disebut lapisan film. Dengan adanya beda konsentrasi air di permukaan
padatan dan di udara pengering maka air akan menguap dan berpindah dari bahan
ke udara pengering.
fasa padatan fasa gas
Gambar 7. Perpindahan Massa dari Fasa Padatan ke Fasa Gas.
Persamaan perpindahan massa dari fasa padat ke fasa gas dapat dituliskan sebagai
berikut:
N = Ky (Y’*-Y’) (2)
Yang mana;
Ky = koefisien perpindahan massa
Y’* = kelembaban udara pada permukaan padatan, pada keadaan relatif
basah didekati dengan Y’ (kelembaban jenuh pada suhu padatan).
Ditinjau dari perpindahan panasnya, maka panas yang diterima padatan akan
digunakan untuk menguapkan air. Untuk kasus pengeringan pada suhu relatif
rendah maka perpindahan panas yang terjadi dianggap hanya melalui mekanisme
konveksi. Sehingga dapat dituliskan persamaan:
(3)
h = 0,01 G’0,8 (4)
Yang mana;
h = koefisien transfer panas konveksi
G’ = kecepatan massa udara pengering untuk kecepatan udara
2-25 ft/det.
X
Y’*Y’
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan ada 2 golongan, yaitu:
1. Faktor yang berhubunga dengan udara pengering
Yang termasuk golongan ini adalah:
· Suhu: Makin tinggi suhu udara maka pengeringan akan semakin
cepat
· Kecepatan aliran udara pengering: Semakin cepat udara maka
pengeringan akan semakin cepat
· Kelembaban udara: Makin lembab udara, proses pengeringan akan
semakin lambat
· Arah aliran udara: Makin kecil sudut arah udara terhadap
posisi bahan, maka bahan semakin cepat kering
2. Faktor yang berhubungan dengan sifat bahan
Yang termasuk golongan ini adalah:
· Ukuran bahan: Makin kecil ukuran benda, pengeringan akan makin
cepat
· Kadar air: Makin sedikit air yang dikandung, pengeringan akan makin cepat