dsdp - denpasar sewerage development project

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan wilayah-wilayah di Bali, berkembang pula wilayah pemukimannya yang tentunya memberi dampak terhadap penggunaan air bersih yang harus sesuai dengan permintaan dari masyarakat penghuni pemukiman tersebut. Namun di satu sisi, pembuangan limbah rumah tangga tersebut tidak melalui pengolahan atau setidaknya penyaringan terlebih dahulu dan tidak mempunyai saluran khusus untuk mengalirkan limbah tersebut, sehingga banyak limbah rumah tangga yang mencemari sungai secara langsung maupun mencemari air tanah. Mengingat jarak minimum dari sumber air (sumur) ke tempat penampungan limbah (septic tank) ± 10 meter, sedangkan bisa dilihat bahwa rumah-rumah yang dibangun saat ini memiliki luas yang kurang memadai sehingga jarak minimum tersebut tidak tercapai. Belum lagi jarak antar rumah yang berdekatan, sehingga semakin kecil tercapainya jarak minimum tersebut. Penanganan dan pengendalian pencemaran pada kawasan wisata pulau Bali terutama di Kota Denpasar, kawasan Sanur dan Kuta menjadi sangat vital mengingat daerah tersebut telah menjadi kawasan yang padat, sehingga sebagian air tanah di wilayah 1

Upload: diartama-kubon

Post on 05-Dec-2014

471 views

Category:

Documents


45 download

DESCRIPTION

General review about wastewater treatment

TRANSCRIPT

Page 1: DSDP - Denpasar Sewerage Development Project

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan wilayah-wilayah di Bali, berkembang pula

wilayah pemukimannya yang tentunya memberi dampak terhadap

penggunaan air bersih yang harus sesuai dengan permintaan dari masyarakat

penghuni pemukiman tersebut. Namun di satu sisi, pembuangan limbah

rumah tangga tersebut tidak melalui pengolahan atau setidaknya penyaringan

terlebih dahulu dan tidak mempunyai saluran khusus untuk mengalirkan

limbah tersebut, sehingga banyak limbah rumah tangga yang mencemari

sungai secara langsung maupun mencemari air tanah. Mengingat jarak

minimum dari sumber air (sumur) ke tempat penampungan limbah (septic

tank) ± 10 meter, sedangkan bisa dilihat bahwa rumah-rumah yang dibangun

saat ini memiliki luas yang kurang memadai sehingga jarak minimum

tersebut tidak tercapai. Belum lagi jarak antar rumah yang berdekatan,

sehingga semakin kecil tercapainya jarak minimum tersebut.

Penanganan dan pengendalian pencemaran pada kawasan wisata pulau

Bali terutama di Kota Denpasar, kawasan Sanur dan Kuta menjadi sangat

vital mengingat daerah tersebut telah menjadi kawasan yang padat, sehingga

sebagian air tanah di wilayah tersebut sudah tidak layak dikonsumsi.

Pemerintah Bali yang sudah menyadari masalah tersebut mulai membuat

rencana sistem penyaluran air limbah modern melalui program Denpasar

Sewerage Development Project (DSDP) dengan kawasan pelayanan, pusat

kota Denpasar dan dua kawasan wisata (Sanur dan Kuta), dengan dana

pinjaman pemerintah Jepang melalui Japan Bank for International

Cooperation (JBIC) dan dana pemerintah Indonesia (Pemerintah Pusat,

Provinsi Bali, Kota Denpasar dan Kabupaten Badung). Dalam Master Plan

ditetapkan wilayah pelayanan sistem perpipaan air limbah DSDP adalah

seluas 4,04 ha, yang terdiri dari area permukiman dan kawasan wisata yang

merupakan penghasil limbah terbanyak. Akhirnya, bertepatan dengan hari

1

Page 2: DSDP - Denpasar Sewerage Development Project

Habitat Dunia XVII yang diselenggarakan di Denpasar, Presiden Megawati

Soekarno Putri menyetujui proyek tersebut yang telah lama dicanangkan.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui sistem penyaluran air limbah dari Sanur, Kuta dan

Denpasar menuju IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)/WWTP

(Wastewater Treatment Plant) Suwung.

2. Untuk mengetahui bagaimana pengolahan air limbah yang dialirkan oleh

DSDP (Denpasar Sewerage Development Project) di IPAL (Instalasi

Pengolahan Air Limbah)/WWTP (Wastewater Treatment Plant).

3. Untuk mengetahui dan mengevaluasi kendala yang dialami dari sistem

penyaluran dan pengolahan air limbah ini.

1.3 Rumusan Masalah

Bertolak dari uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut :

1. Bagaiman sistem penyaluran air limbah dari Sanur, Kuta dan Denpasar

menuju IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)/WWTP (Wastewater

Treatment Plant) Suwung?

2. Bagaimana proses pengolahan air limbah yang dialirkan oleh DSDP

(Denpasar Sewerage Development Project di IPAL (Instalasi Pengolahan

Air Limbah)/WWTP (Wastewater Treatment Plant)?

3. Apa kendala yang dialami dari sistem penyaluran dan pengolahan air

limbah ini?

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penulisan laporan ilmiah ini

adalah sebagai bahan informasi dan inovasi pendidikan masyarakat,

khususnya mengenai penyaluran air limbah melalui DSDP dan

pengolahannya di IPAL/WWTP, mengingat masyarakat Kota Denpasar dan

2

Page 3: DSDP - Denpasar Sewerage Development Project

kawasan Sanur serta Kuta terkena dampak dari pembangunan proyek DSDP

tersebut.

3

Page 4: DSDP - Denpasar Sewerage Development Project

BAB II

ISI & PEMBAHASAN

2.1 Sistem Penyaluran Air Limbah dari Sanur, Kuta dan Denpasar Menuju

IPAL/WWTP.

Secara umum penyaluran limbah dialirkan melalui pipa, baik pipa elastis

maupun pipa beton, yang ditanam di bawah tanah dan menggunakan jalan

raya sebagai jalur aliran pipa. Sistem aliran dimulai dari rumah-rumah

penduduk yang masuk dalam wilayah cakupan DSDP kemudian diteruskan

melalui pipa-pipa tersier, sekunder, primer dan akhirnya sampai di IPAL.

Untuk wilayah Kota Denpasar murni menggunakan gaya gravitasi dalam

penyaluran aliran limbah sedangkan untuk kawasan Sanur dan Kuta tidak

dapat memanfaatkan gaya gravitasi sebagai sistem penyalurannya karena

wilayahnya lebih rendah sehingga memerlukan bantuan tenaga pompa untuk

menyalurkannya ke IPAL/WWTP. Namun kanyataannya masih terdapat

kawasan yang masih berada di bawah jangkauan pompa sehingga

memerlukan pompa-pompa kecil (Wet Pit) untuk mendorong aliran limbah

agar dapat dijangkau oleh pompa utama.

4

Gambar 2.1Ilustrasi Penyaluran Air Limbah dari Denpasar, Sanur, dan Kuta

Gambar 2.1Ilustrasi Penyaluran Air Limbah dari Denpasar, Sanur, dan Kuta

Gambar 2.1Ilustrasi Penyaluran Air Limbah dari Denpasar, Sanur, dan Kuta

Gambar 2.1Ilustrasi Penyaluran Air Limbah dari Denpasar, Sanur, dan Kuta

Gambar 2.1Ilustrasi Penyaluran Air Limbah dari Denpasar, Sanur, dan Kuta

Gambar 2.1Ilustrasi Penyaluran Air Limbah dari Denpasar, Sanur, dan Kuta

Gambar 2.1Ilustrasi Penyaluran Air Limbah dari Denpasar, Sanur, dan Kuta

Gambar 2.1Ilustrasi Penyaluran Air Limbah dari Denpasar, Sanur, dan Kuta

Gambar 2.1Ilustrasi Penyaluran Air Limbah dari Denpasar, Sanur, dan Kuta

Gambar 2.1Ilustrasi Penyaluran Air Limbah dari Denpasar, Sanur, dan Kuta

Gambar 2.1Ilustrasi Penyaluran Air Limbah dari Denpasar, Sanur, dan Kuta

Page 5: DSDP - Denpasar Sewerage Development Project

Sistem jaringan aliran limbah secara detail sebagai berikut:

1. Sambungan Rumah

Rumah tentunya

memiliki sanitasi, yang

merupakan asal dari air

limbah, karena itu pertama

kali sambungan dilakukan

pada closet, buangan air mandi, dan air cuci yang kemudian disalurkan ke

pipa tersier. Pada sambungan yang terdapat dalam rumah tersebut

dilengkapi dengan bak kontrol (house inlet), sehingga penyaluran limbah

dapat berjalan dengan baik serta memudahkan pengawasan dan perbaikan

jika terjadi gangguan/sumbatan terhadap aliran.

2. Pipa Penyaluran (Pipa Tersier, Sekunder, dan Primer)

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, pipa yang digunakan untuk

penyaluran aliran limbah menggunakan jalan raya sebagai jalur aliran pipa.

Konstruksi pemasangan pipa tersebut menggunakan sistem galian terbuka

yaitu, jalan raya yang sudah ada digali untuk pemasangan pipa, sehingga

proses pemasangan tersebut mengganggu kelancaran lalu lintas. Pada

pelaksanaannya jalan yang dibongkar tentunya sudah terdapat jaringan

kepentingan lain seperti aliran PDAM, PLN, Telkom, dan lainnya, oleh

karena itu perlu diadakan pengkajian (test pit) dan didapat suatu prinsip,

yaitu pipa pembuangan air limbah ditanam paling bawah. Untuk

penanaman instalasi pada wilayah yang merupakan jalan utama (arteri)

yang notabene merupakan jalan yang dilalui banyak kendaraan sehingga

jika dibongkar akan mengakibatkan

kerugian pada pengguna jalan. Hal ini

ditangani dengan Jacking Machine

yaitu mesin yang ditanam pada satu

titik dan mengebor secara otomatis ke

titik yang lain, sehingga tidak perlu

5

G

Gambar 2.2 Ilustrasi Sambungan pada Rumah

Gambar 2.3 Sistem Jacking

Gambar 2.2 Ilustrasi Sambungan pada RumahGambar 2.2 Ilustrasi Sambungan pada RumahGambar 2.2 Ilustrasi Sambungan pada RumahGambar 2.2 Ilustrasi Sambungan pada RumahGambar 2.2 Ilustrasi Sambungan pada RumahGambar 2.2 Ilustrasi Sambungan pada RumahGambar 2.2 Ilustrasi Sambungan pada RumahGambar 2.2 Ilustrasi Sambungan pada RumahGambar 2.2 Ilustrasi Sambungan pada RumahGambar 2.2 Ilustrasi Sambungan pada Rumah

GGGGGGGGGG

Gambar 2.3 Sistem JackingGambar 2.3 Sistem JackingGambar 2.3 Sistem JackingGambar 2.3 Sistem JackingGambar 2.3 Sistem JackingGambar 2.3 Sistem JackingGambar 2.3 Sistem JackingGambar 2.3 Sistem JackingGambar 2.3 Sistem JackingGambar 2.3 Sistem Jacking

Page 6: DSDP - Denpasar Sewerage Development Project

terlalu banyak membongkar bagian jalan. Perlu diketahui Jacking Machine

adalah teknologi luar negeri yang dipinjamkan kepada proyek ini.

3. Rumah Pompa (Pumping Station) dan Wet Pit

Pumping Station dibuat untuk menaikkan elevasi pipa karena pada

titik tertentu galian pipa sudah mencapai kedalaman maksimum 7 meter.

Wilayah yang tidak terjangkau gravitasi seperti kawasan Kuta dan Sanur

tentu memerlukan bantuan tenaga pompa. Di Sanur dan Kuta masing-

masing terdapat empat pompa (termasuk satu unit cadangan) dengan

kapasitas 12,4 m3/menit tiap pompa di Sanur dan 23,8 m3/menit tiap

pompa di Kuta. Di wilayah Sanur, masih juga terdapat wilayah yang

bermasalah dengan kontur tanah sehingga perlu lagi diinstalasikan Wet Pit

(pompa kecil) di daerah Bumi Ayu.

4. IPAL/WWTP

IPAL/WWTP sebagai instalasi

penerima dan pengolah limbah cair untuk

diproses. IPAL/WWTP terletak di Suwung

dekat dengan teluk Benoa yaitu tempat

pembuangan air limbah yang sudah diolah.

Instalasi pengolahan ini menggunakan sistem

Aerated Lagoon dengan kapasitas 51.000

m3/hari. Instalasi ini terdiri dari beberapa

bangunan yaitu:

6

Gambar 2.4 dan 2.5 Rumah Pompa/Pumping Station di Sanur dan Kuta

Gambar 2.6 IPAL/WWTPSuwung

Gambar 2.4 dan 2.5 Rumah Pompa/Pumping Station di Sanur dan Kuta

Gambar 2.4 dan 2.5 Rumah Pompa/Pumping Station di Sanur dan Kuta

Gambar 2.4 dan 2.5 Rumah Pompa/Pumping Station di Sanur dan Kuta

Gambar 2.4 dan 2.5 Rumah Pompa/Pumping Station di Sanur dan Kuta

Gambar 2.4 dan 2.5 Rumah Pompa/Pumping Station di Sanur dan Kuta

Gambar 2.4 dan 2.5 Rumah Pompa/Pumping Station di Sanur dan Kuta

Gambar 2.4 dan 2.5 Rumah Pompa/Pumping Station di Sanur dan Kuta

Gambar 2.4 dan 2.5 Rumah Pompa/Pumping Station di Sanur dan Kuta

Gambar 2.4 dan 2.5 Rumah Pompa/Pumping Station di Sanur dan Kuta

Gambar 2.4 dan 2.5 Rumah Pompa/Pumping Station di Sanur dan Kuta

Gambar 2.6 IPAL/WWTPSuwungGambar 2.6 IPAL/WWTPSuwungGambar 2.6 IPAL/WWTPSuwungGambar 2.6 IPAL/WWTPSuwungGambar 2.6 IPAL/WWTPSuwungGambar 2.6 IPAL/WWTPSuwungGambar 2.6 IPAL/WWTPSuwungGambar 2.6 IPAL/WWTPSuwungGambar 2.6 IPAL/WWTPSuwungGambar 2.6 IPAL/WWTPSuwung

Page 7: DSDP - Denpasar Sewerage Development Project

a. Inflow dan Rumah Pompa

Inflow merupakan

bangunan yang berfungsi

menerima aliran limbah dari

Denpasar dan Sanur kemudian

diteruskan ke rumah pompa dan

dipompa ke receiving tank.

Inflow ini memiliki dua buah

pintu yang dioperasikan pada

saat tertentu misalnya

maintenance pompa agar air

tidak mengganggu kelancaran

perbaikan.

Sedangkan rumah pompa

ialah bangunan bangunan 3 lantai ke bawah tempat di mana pompa

beroperasi.

b. Receiving Tank

Receiving tank berfungsi

untuk menampung sementara air

limbah Denpasar, Sanur, dan

Kuta yang telah dipompa

sebelum menuju kolam aerasi

(Aerated Lagoon).

Pada gambar, yang sebelah

kiri ialah air limbah yang berasal dari Denpasar dan Sanur yang telah

dipompa kembali di rumah pompa di IPAL/WWTP, sedangkan yang

kanan adalah air limbah yang masuk langsung (tanpa dipompakan

kembali) ke receiving tank yang berasal dari Kuta.

c. Electrical Building dan Genset Building

7

Gambar 2.7 dan 2.8 Bangunan Inflow dan Pompa yang Terdapat di Rumah Pompa

Gambar 2.9 Receiving Tank

Gambar 2.7 dan 2.8 Bangunan Inflow dan Pompa yang Terdapat di Rumah Pompa

Gambar 2.7 dan 2.8 Bangunan Inflow dan Pompa yang Terdapat di Rumah Pompa

Gambar 2.7 dan 2.8 Bangunan Inflow dan Pompa yang Terdapat di Rumah Pompa

Gambar 2.7 dan 2.8 Bangunan Inflow dan Pompa yang Terdapat di Rumah Pompa

Gambar 2.7 dan 2.8 Bangunan Inflow dan Pompa yang Terdapat di Rumah Pompa

Gambar 2.7 dan 2.8 Bangunan Inflow dan Pompa yang Terdapat di Rumah Pompa

Gambar 2.7 dan 2.8 Bangunan Inflow dan Pompa yang Terdapat di Rumah Pompa

Gambar 2.7 dan 2.8 Bangunan Inflow dan Pompa yang Terdapat di Rumah Pompa

Gambar 2.7 dan 2.8 Bangunan Inflow dan Pompa yang Terdapat di Rumah Pompa

Gambar 2.7 dan 2.8 Bangunan Inflow dan Pompa yang Terdapat di Rumah Pompa

Gambar 2.9 Receiving TankGambar 2.9 Receiving TankGambar 2.9 Receiving TankGambar 2.9 Receiving TankGambar 2.9 Receiving TankGambar 2.9 Receiving TankGambar 2.9 Receiving TankGambar 2.9 Receiving TankGambar 2.9 Receiving TankGambar 2.9 Receiving Tank

Page 8: DSDP - Denpasar Sewerage Development Project

Bangunan ini sebagai tempat pembagian, pengaturan, dan kendali

listrik yang akan digunakan di IPAL/WWTP khusunya mengoperasikan

pompa dan kipas aerasi. Sedangkan genset building saat ini sedang

dalam tahap pembangunan yang nanti akan menampung genset, yang

berfungsi sebagai pemasok daya tambahan dan cadangan jika PLN

tidak beroperasi.

d. Bangunan-bangunan Lainnya

Bangunan lain yang dimaksud adalah kantor administrasi,

laboratorium, dan ruang pertemuan.

8

Gambar 2.10 Lay Out IPAL/WWTP SuwungGambar 2.10 Lay Out IPAL/WWTP SuwungGambar 2.10 Lay Out IPAL/WWTP SuwungGambar 2.10 Lay Out IPAL/WWTP SuwungGambar 2.10 Lay Out IPAL/WWTP SuwungGambar 2.10 Lay Out IPAL/WWTP SuwungGambar 2.10 Lay Out IPAL/WWTP SuwungGambar 2.10 Lay Out IPAL/WWTP SuwungGambar 2.10 Lay Out IPAL/WWTP SuwungGambar 2.10 Lay Out IPAL/WWTP SuwungGambar 2.10 Lay Out IPAL/WWTP Suwung

Page 9: DSDP - Denpasar Sewerage Development Project

2.2 Proses pengolahan air limbah yang dialirkan oleh DSDP di

IPAL/WWTP.

Aliran limbah di Kota Denpasar dan Sanur yang telah sampai di

IPAL/WWTP masuk ke saluran inflow kemudian disaring secara manual oleh

bar screen. Bar screen adalah saringan manual yang terbuat dari bahan logam

dan berfungsi untuk menyaring sampah-sampah yang berukuran makro agar

tidak masuk ke bak

penampungan serta tidak

merusak pompa. Sedangkan

aliran limbah yang telah dipompa

dari Kuta, langsung menuju

receiving tank yang nantinya

bertemu dengan limbah dari

Denpasar dan Sanur yang telah

dipompa dari rumah pompa di IPAL/WWTP.

Rumah pompa yang berada di IPAL/WWTP itu sendiri hanya memompa

air limbah dari Denpasar dan Sanur menuju ke receiving tank. Untuk

sementara ini pompa tersebut berjumlah tiga buah dengan kapasitas masing-

masing 15 m3/menit, yang nantinya akan ditambah satu unit lagi.

Pengoperasian pompa tersebut berjalan secara otomatis, bergantung dari

besarnya debit air limbah yang masuk ke IPAL/WWTP. Jika, debitnya

mencapai 45 m3/menit maka ketiga pompa tersebut beroperasi secara

otomatis, namun jika debitnya hanya mencapai 30 m3/menit maka hanya dua

pompa yang beroperasi begitu juga seterusnya tetapi jika kurang dari 15

m3/menit maka ketiga pompa tidak beroperasi.

Setelah dipompa semua air limbah dikumpulkan di receiving tank yang

selanjutnya menuju ke kolam aerasi (aerated lagoon).

9

Gambar 2.11 Bar ScreenGambar 2.11 Bar ScreenGambar 2.11 Bar ScreenGambar 2.11 Bar ScreenGambar 2.11 Bar ScreenGambar 2.11 Bar ScreenGambar 2.11 Bar ScreenGambar 2.11 Bar ScreenGambar 2.11 Bar ScreenGambar 2.11 Bar ScreenGambar 2.11 Bar Screen

Page 10: DSDP - Denpasar Sewerage Development Project

2.2.1 Kolam Aerasi (Aerated Lagoon)

Kolam aerasi yaitu berupa kolam dengan kedalaman 4 meter yang

terdiri dari dua buah kolam dan dilengkapi dengan aerator sebanyak

sebelas buah, yang berfungsi sebagai pemasok udara (oksigen).

Diperlukannya oksigen dalam kolam aerasi ini karena prinsip

pengolahan air limbahnya

secara biologis tidak

menggunakan zat-zat kimia.

Pengolahan limbah secara

biologis memanfaatkan bakteri

aerob yaitu bakteri Bacillus sp.

dan sejenisnya.

Di aerated lagoon, air limbah dimixing dengan aerator untuk

menyuplai oksigen untuk membantu bakteri-bakteri pengurai tetap

hidup selama kurang lebih 2 hari. Dalam sehari pun aerasi dilakukan

hanya dari jam 23.00 hingga 09.00 karena penelitian-penelitian telah

menemukan bahwa bakteri-bakteri tersebut pada malam hari lebih

membutuhkan oksigen (Biological Oxygen Demand/BOD), sehingga

perlu dibantu dengan aerasi.

Beberapa, pengertian BOD dan COD adalah sebagai berikut. BOD

atau Biochemical Oxygen Demand adalah suatu karakteristik yang

menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh

mikroorganisme (biasanya bakteri) untuk mengurai atau

mendekomposisi bahan organik dalam kondisi aerobik (Umaly dan

Cuvin, 1988; Metcalf & Eddy, 1991). Ditegaskan lagi oleh Boyd

(1990), bahwa bahan organik yang terdekomposisi dalam BOD

adalah bahan organik yang siap terdekomposisi (readily decomposable

organic matter). Mays (1996) mengartikan BOD sebagai suatu ukuran

jumlah oksigen yang digunakan oleh populasi mikroba yang terkandung

dalam perairan sebagai respon terhadap masuknya bahan organik yang

dapat diurai. Dari pengertian-pengertian ini dapat dikatakan bahwa

10

Gambar 2.12 Kolam Aerasidengan Aeratornya yang Sedang Bekerja

Gambar 2.12 Kolam Aerasidengan Aeratornya yang Sedang Bekerja

Gambar 2.12 Kolam Aerasidengan Aeratornya yang Sedang Bekerja

Gambar 2.12 Kolam Aerasidengan Aeratornya yang Sedang Bekerja

Gambar 2.12 Kolam Aerasidengan Aeratornya yang Sedang Bekerja

Gambar 2.12 Kolam Aerasidengan Aeratornya yang Sedang Bekerja

Gambar 2.12 Kolam Aerasidengan Aeratornya yang Sedang Bekerja

Gambar 2.12 Kolam Aerasidengan Aeratornya yang Sedang Bekerja

Gambar 2.12 Kolam Aerasidengan Aeratornya yang Sedang Bekerja

Gambar 2.12 Kolam Aerasidengan Aeratornya yang Sedang Bekerja

Gambar 2.12 Kolam Aerasidengan Aeratornya yang Sedang Bekerja

Page 11: DSDP - Denpasar Sewerage Development Project

walaupun nilai BOD menyatakan jumlah oksigen, tetapi untuk

mudahnya dapat juga diartikan sebagai gambaran jumlah bahan organik

mudah urai (biodegradable organics) yang ada di perairan. Sedangkan

COD atau Chemical Oxygen Demand adalah jumlah oksigen yang

diperlukan untuk mengurai seluruh bahan organik yang terkandung

dalam air (Boyd, 1990). Hal ini karena bahan organik yang ada sengaja

diurai secara kimia dengan menggunakan oksidator kuat kalium

bikromat pada kondisi asam dan panas dengan katalisator perak sulfat

(Boyd, 1990; Metcalf & Eddy, 1991), sehingga segala macam bahan

organik, baik yang mudah urai maupun yang kompleks dan sulit urai,

akan teroksidasi. Dengan demikian, selisih nilai antara COD dan BOD

memberikan gambaran besarnya bahan organik yang sulit urai yang ada

di perairan. Bisa saja nilai BOD sama dengan COD, tetapi BOD tidak

bisa lebih besar dari COD. Jadi COD menggambarkan jumlah total

bahan organik yang ada.

2.2.2 Kolam Sedimentasi (Sedimentation Pond)

Kolam sedimentasi yang

memiliki kedalaman 2,4 meter

ini adalah tempat proses lanjutan

dari air limbah yang telah

memasuki kolam aerasi. Pada

kolam aerasi, sampah padat

biasanya menepi ke pinggiran

kolam karena pengaruh angin dan penetralisir limbah digunakan

bakteri. Setelah itu biasanya air yang terdapat pada kolam tersebut

memiliki kekeruhan dan kandungan lumpur yang cukup banyak. Lalu,

air yang memiliki kandungan lumpur tersebut dialirkan ke kolam

sedimentasi untuk diendapkan sehingga lumpur-lumpur yang ada

mengendap ke dasar kolam sedimentasi. Jika lumpur telah banyak

mengendap, maka akan dilakukan pengerukan untuk mengambil

11

Gambar 2.13 Kolam SedimentasiGambar 2.13 Kolam SedimentasiGambar 2.13 Kolam SedimentasiGambar 2.13 Kolam SedimentasiGambar 2.13 Kolam SedimentasiGambar 2.13 Kolam SedimentasiGambar 2.13 Kolam SedimentasiGambar 2.13 Kolam SedimentasiGambar 2.13 Kolam SedimentasiGambar 2.13 Kolam SedimentasiGambar 2.13 Kolam Sedimentasi

Page 12: DSDP - Denpasar Sewerage Development Project

endapan lumpur tersebut. Proses di kolam ini memerlukan waktu ± 16

jam.

2.2.3 Tahap Akhir Pengolahan

Setelah air mengalami proses pengendapan, air tersebut telah

memenuhi baku mutu air limbah standar Indonesia yakni air tersebut

dapat digunakan kembali namun hanya sebatas untuk menyiram

tanaman. Jika tidak digunakan kembali

air tersebut tidak berbahaya jika dibuang

ke sungai atau laut. Cara pengalirannya

adalah dengan luapan air di

kolam sedimentasi dialirkan ke

saluran pengeluaran dan

dialirkan ke sungai kemudian

diteruskan ke laut. Alasan

mengapa memanfaatkan luapan

karena lumpur-lumpur dan

sedimen lainnya

mengendap di dasar kolam

sehingga permukaan air di

kolam minim dari lumpur.

Sebelum dibuang atau digunakan kembali, air ini harus dites

terlebih dahulu untuk memastikan air ini telah memenuhi standar baku

mutu lingkungan. Kualitas air limbah diuji menggunakan baku mutu air

limbah domestic yang tercaantum dalam Keputusan Menteri

Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003 dan Surat Keputusan

Gubernur Bali Nomor 515 Tahun 2000 Tentang Baku Mutu

Lingkungan Daerah Bali (pH=7, BOD= 50 mg/L, COD= 70 mg/L).

12

Gambar 2.14 dan 2.15 Air yang Telah Diolah Kembali dan Layak Untuk Digunakan Kembali ataupun Dibuang ke Laut

Page 13: DSDP - Denpasar Sewerage Development Project

Untuk sementara ini belum ada yang yang mau menggunakannya,

jadi dibuang ke pelabuhan Benoa saja.

2.3 Kendala-kendala yang Dialami dalam Operasional IPAL/WWTP

Suwung

Jaringan pemipaan yang tersebar di Kota

Denpasar serta wilayah Sanur dan Kuta

tentunya memiliki manhole yaitu lubang

kontrol yang terdapat di jalan-jalan raya

yang dapat dimasuki oleh teknisi untuk

mengontrol aliran air limbah. Begitu pula di

masing-masing rumah memiliki bak

kontrol/house inlet yang fungsinya sama dengan manhole hanya saja tidak

dapat dimasuki oleh teknisi karena ukurannya

yang kecil. Permasalahan muncul ketika terjadi

banjir, masyarakat yang belum mengerti dan

dalam keadaan terpaksa mengalirkan air bukan

limbah tersebut ke dalam house inlet atau

manhole sehingga akumulasi terjadi pada

inflow di IPAL yang menyebabkan gangguan

operasional pompa maupun kapasitas kolam.

Permasalahan selanjutnya ada pada sumber pasokan energi dari PLN yang

terkadang kekurangan daya maupun tegangan turun sehingga mengganggu

kinerja operasional pompa, aerator, dan instalasi lainnya. Saat ini sedang

dalam pengerjaan rumah genset untuk mendukung operasional instalasi

jikalau PLN tidak dapat beroperasi untuk sementara waktu dan mendukung

tercapai tegangan yang cukup untuk mesin-mesin di IPAL/WWTP.

13

Gambar 2.16 Bak Kontrol/ House Inlet

Gambar 2.17 Manhole

Gambar 2.16 Bak Kontrol/ House InletGambar 2.16 Bak Kontrol/ House InletGambar 2.16 Bak Kontrol/ House InletGambar 2.16 Bak Kontrol/ House InletGambar 2.16 Bak Kontrol/ House InletGambar 2.16 Bak Kontrol/ House InletGambar 2.16 Bak Kontrol/ House InletGambar 2.16 Bak Kontrol/ House InletGambar 2.16 Bak Kontrol/ House InletGambar 2.16 Bak Kontrol/ House InletGambar 2.16 Bak Kontrol/ House InletGambar 2.16 Bak Kontrol/ House Inlet

Gambar 2.17 ManholeGambar 2.17 ManholeGambar 2.17 ManholeGambar 2.17 ManholeGambar 2.17 ManholeGambar 2.17 ManholeGambar 2.17 ManholeGambar 2.17 ManholeGambar 2.17 ManholeGambar 2.17 ManholeGambar 2.17 ManholeGambar 2.17 Manhole

Page 14: DSDP - Denpasar Sewerage Development Project

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jadi, konsep penyaluran air limbah oleh DSDP merupakan solusi terbaik

untuk saat ini dalam mengatasi pencemaran air tanah. Dalam pengolahannya

pun memanfaatkan organisme (secara biologis tanpa zat kimia) namun

seberapapun baiknya sistem tersebut pastilah memiliki kelemahan, salah

satunya kurangnya kesadaran masyarakat untuk memahami fungsi jaringan

penyaluran maupun pengolahannya.

3.2 Saran-saran

Dari survey yang dilakukan terdapat beberapa hal yang ingin kami

sarankan, yaitu:

1. Kepada Pemerintah Pusat dan Daerah

Untuk mendukung kemajuan program DSDP yang akan

dilanjutkan pengembangannya baik dari segi moril dan finansial.

2. Kepada Pihak DSDP dan IPAL/WWTP

Untuk melakukan inovasi dan pengembangan untuk

menyempurkan sistem pengolahan dan menaikkan standar baku mutu

pengolahan air limbah bahkan sampai layak diminum. Kemudian,

menggalakkan sosialisasi tentang seperti apa, fungsi, dan manfaat DSDP

serta IPAL/WWTP kepada masyarakat, khusunya masyarakat Bali

Selatan.

14

Page 15: DSDP - Denpasar Sewerage Development Project

3. Kepada Masyarakat Umum

Untuk lebih memahami dan lebih pengertian terhadap

pembangunan proyek kedepannya dengan mengikuti sosialisasi atau

membaca literatur yang berhubungan dengan proyek ini. Selain itu respon

masyarakat yang positif dibutuhkan demi terciptanya kelancaran proyek

ini.

15

Page 16: DSDP - Denpasar Sewerage Development Project

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum. 2006. DSDP:

Denpasar Sewerage Development Project. PU. Jakarta

Hariyadi, Sigid. 2004. BOD dan COD Sebagai Parameter Pencemaran Air dan

Baku Mutu Air Limbah. Bogor: IPB

Pebriani DDP., Dita dan Hartati, Ati. Evaluasi Operasional Jaringan Pipa Air

Limbah di Kawasan Sanur, Bali. Surabaya: ITS

Komunitas Sarjana Teknik Sipil Freelance Bali. 2009. DSDP, Bersih Itu Mahal.

http://civilengineerbali.blogspot.com/2009/10/dsdp-bersih-itu-mahal.html

[24 Agustus 2010]

Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan. 2005. Peresmian

Proyek SANIMAS Denpasar – Bali. http://ampl.or.id/detail/detail01.php?

row=24&tp=laporan_ampl&ktg=ktg&kd_link=1&jns=&kode=6 [15

Agustus 2010]

Suriyani, Luh De. 2009. Limbah Mengalir Sampai Suwung.

http://www.balebengong.net/topik/teknologi/2009/01/15/limbah-mengalir-

sampai-suwung.html [15 Agustus 2010]

Widyatama Pradipta, I Putu. 2009. Instalasi Pengolahan Air Limbah – Suwung.

http://mydipblog.blogspot.com/2009/06/instalasi-pengolahan-air-limbah-

suwung.html [15 Agustus 2010]

16

Page 17: DSDP - Denpasar Sewerage Development Project

Lampiran:

17