due diligence pada perseroan terbatas a. pengertian...

26
BAB II DUE DILIGENCE PADA PERSEROAN TERBATAS A. Pengertian Due Diligence Pengertian due diligence muncul dari perkembangan hukum di Indonesia, sejak percepatan perekonomian melalui IPO (Initial Public Offering) atau Go Public, sehingga setiap emiten dipersyaratkan oleh lembaga berwenang (Bapepam), harus menunjuk Konsultan Hukum/Pengacara untuk melakukan pemeriksaan hukum atas perusahaannya. Perkembangan selanjutnya adalah tidak hanya untuk IPO, tetapi juga perusahaan yang akan melakukan Merger atau Acquisition. 22 Memang dalam penyusunan Due Diligence tidak ada format khusus, atau harus bagaimana bentuk yang baik atau susunan dalam menganalisis temuan- temuan hukum (Legal Audit), sehingga memudahkan memberikan pendapat hukum (Legal Opinion). Istilah due diligence mulai dikenal pada tahun 1903. Due diligence berasal dari kata due (sesuatu yang terhutang atau merupakan kewajiban moral) dan diligence yaitu vigilant (ketekunan), activity (kegiatan), atau attentiveness (perhatian). 23 Due Diligence is a term used for a number of concepts involving either the performance of an investigation of a business or person, or of an act with a certain standard of care. It can be a legal obligation, but the term 22 www. Bakerpacific.com, yang diakses tanggal 25 Oktober 2010. 23 Laksanto Utomo, Pemeriksaan dari Segi Hukum atau Due Diligence, (Bandung : PT. Alumni, 2008), hal. 3. Universitas Sumatera Utara

Upload: vuquynh

Post on 20-Jun-2018

248 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: DUE DILIGENCE PADA PERSEROAN TERBATAS A. Pengertian …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37054/4/Chapter II.pdf · A. Pengertian Due Diligence ... terhadap segala kegiatan

BAB II

DUE DILIGENCE PADA PERSEROAN TERBATAS

A. Pengertian Due Diligence

Pengertian due diligence muncul dari perkembangan hukum di Indonesia,

sejak percepatan perekonomian melalui IPO (Initial Public Offering) atau Go

Public, sehingga setiap emiten dipersyaratkan oleh lembaga berwenang

(Bapepam), harus menunjuk Konsultan Hukum/Pengacara untuk melakukan

pemeriksaan hukum atas perusahaannya. Perkembangan selanjutnya adalah tidak

hanya untuk IPO, tetapi juga perusahaan yang akan melakukan Merger atau

Acquisition.22

Memang dalam penyusunan Due Diligence tidak ada format khusus, atau

harus bagaimana bentuk yang baik atau susunan dalam menganalisis temuan-

temuan hukum (Legal Audit), sehingga memudahkan memberikan pendapat

hukum (Legal Opinion).

Istilah due diligence mulai dikenal pada tahun 1903. Due diligence

berasal dari kata due (sesuatu yang terhutang atau merupakan kewajiban moral)

dan diligence yaitu vigilant (ketekunan), activity (kegiatan), atau attentiveness

(perhatian).23

Due Diligence is a term used for a number of concepts involving either the

performance of an investigation of a business or person, or of an act with

a certain standard of care. It can be a legal obligation, but the term

                                                            22 www. Bakerpacific.com, yang diakses tanggal 25 Oktober 2010. 23 Laksanto Utomo, Pemeriksaan dari Segi Hukum atau Due Diligence, (Bandung : PT.

Alumni, 2008), hal. 3.

Universitas Sumatera Utara

Page 2: DUE DILIGENCE PADA PERSEROAN TERBATAS A. Pengertian …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37054/4/Chapter II.pdf · A. Pengertian Due Diligence ... terhadap segala kegiatan

willmore commonly apply to voluntary investigations, some common

example of due diligence is various industries include.24

Pengertian due diligence dalam Black’s Law :

“the diligence reasonably expected from, and ordinarily exercised by a

person who seeks to satisfy a legal requirement or to discharge on

obligation”.25

Menurut beberapa kamus website di internet, due diligence adalah :

“the care that a reasonable person exercises under the circumstance to

avoid harm to other persons or their property”.

(tingkat kehati-hatian yang dilakukan oleh seseorang yang normal pada

umumnya untuk menghindari kerugian terhadap orang lain atau harta

miliknya).

Dalam perkembangannya istilah due diligence dikenal sebagai :

“the process of investigation performed by investors, into the details of a

potential investment such as an examination of operation and management

and the verification of material facts”

(Proses penelitian yang dilakukan oleh para investor terhadap rincian

potensial investasi, misalnya pemeriksaan pengoperasian dan manajemen

dan verifikasi fakta-fakta penting).

Ada beberapa pengertian tentang proses pemeriksaan dari segi hukum

(legal audit), yang secara umum dipahami bahwa legal audit adalah sebuah

mekanisme dari suatu verifikasi yang kompleks terhadap keberadaan suatu subjek                                                             

24 http://en. Wikipedia. Org/wiki/Due_diligence, yang diakses tanggal 25 Oktober 2010. 25 Black’s Law Dictionary, seventh edition, Bryan A Garner editor in chief, West Group,

St. Paul, Min, 1999, hal. 468.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: DUE DILIGENCE PADA PERSEROAN TERBATAS A. Pengertian …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37054/4/Chapter II.pdf · A. Pengertian Due Diligence ... terhadap segala kegiatan

hukum berikut aktivitas-aktivitas yang dilakukannya secara objektif dan sistematis

berdasarkan sistem hukum nasional yang berlaku.

Mengacu kepada pengertian legal audit tersebut, karena hasil laporan

pemeriksaan hukum tersebut akan berwujud sebagai suatu pernyataan hukum

profesional, dapat dikatakan bahwa selayaknya legal audit hanya dapat dilakukan

oleh pihak yang memiliki keahlian di bidang hukum yang terikat validitasnya

berdasarkan etika profesional sebagai suatu profesi.26

Selanjutnya demi mencegah laporan yang bersifat subjektif si ahli hukum,

pemeriksaan yang dilakukan diharuskan menggunakan suatu mekanisme tertentu

secara objektif dan sistematis serta didasarkan atas keberlakuan sistem hukum

yang ada.

Legal audit yang selama ini dikenal oleh mayarakat luas adalah legal audit

yang dilakukan dalam Pasar Modal yaitu berupa legal due diligence (pemeriksaan

hukum secara menyeluruh) terhadap perusahaan yang akan go public (masuk

bursa). Legal audit dari aspek pasar modal, legal audit merupakan pemeriksaan

terhadap segala kegiatan dan dokumentasi yang berkaitan dengan hukum).27

Selain itu, para konsultan hukum dalam Pasar Modal juga memberikan pengertian

dari legal audit yaitu proses pekerjaan konsultan hukum dalam memberikan

pendapat hukum menurut hukum Indonesia mengenai emiten dalam waktu

tertentu.28

                                                            26 Laksanto Utomo, Op. Cit., hal. 5. 27 Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum), (Bandung : PT. Citra Aditya

Bakti, 1996), hal. 33. 28Lihat Keputusan Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal Indonesia Tentang

Standar Pemeriksaan Hukum dan Standar Pendapat Hukum, Nomor 01/HKH/1995 tanggal 30 Maret 1995, Jakarta : 1995.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: DUE DILIGENCE PADA PERSEROAN TERBATAS A. Pengertian …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37054/4/Chapter II.pdf · A. Pengertian Due Diligence ... terhadap segala kegiatan

Pada dasarnya pengertian dari legal audit bersifat netral dan dapat

ditetapkan dalam berbagai subjek yang aktivitasnya akan di audit. Dalam konteks

Pasar Modal istilah due diligence dikenal sebagai pemeriksaan dari segi hukum.

Perkembangan due diligence disamping untuk melakukan pemeriksaan

hukum, sehubungan dengan transaksi bisnis, dilakukan juga oleh investor yang

akan melakukan investasi pada perusahaan high-tech.29

1. Prinsip-prinsip Legal Audit

Sebagai suatu catatan paling tidak Legal Audit memiliki beberapa prinsip

utama yaitu :30

a. Kerelaan, yaitu bahwa subjek hukum yang akan diperiksa harus secara

sukarela membuka diri untuk pemeriksaan;

b. Keterbukaan, yaitu bahwa subjek hukum yang akan diperiksa harus membuka

diri seluas-luasnya agar pemeriksa dapat melakukan pekerjaanya dengan baik;

c. Kerahasiaan, yaitu bahwa hasil pemeriksaan merupakan kerahasiaan yang

hanya akan diketahui oleh pihak pemeriksa dan pihak yang diperiksa sampai

pada saat ada kewajiban atau kebutuhan untuk membuka informasi tersebut;

d. Tanggung jawab, yaitu bahwa pihak yang diperiksa bertanggung jawab penuh

terhadap hasil legal audit.

                                                            29 www. Rtcoopers.com, yang diakses pada tanggal 25 Oktober 2010. 30 Laksanto Utomo, Op. Cit., hal. 6-7.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: DUE DILIGENCE PADA PERSEROAN TERBATAS A. Pengertian …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37054/4/Chapter II.pdf · A. Pengertian Due Diligence ... terhadap segala kegiatan

2. Fungsi Legal Audit

Legal audit adalah sebuah mekanisme dari suatu verifikasi yang kompleks

terhadap keberadaan suatu subjek hukum berikut aktivitas-aktivitas yang

dilakukannya secara objektif dan sistematis berdasarkan sistem hukum nasional

yang berlaku. Legal audit merupakan pemeriksaan ke dalam perusahaan terhadap

segala kegiatan dan dokumentasi yang berkenaan dengan hukum.31

Legal audit dikembangkan sebagai respon terhadap meningkatnya

kebiasaan umum dari para pelaku bisnis dan individu sebagai usaha tindakan

hukum, untuk menyelesaikan suatu sengketa sehingga dapat menghindari

borosnya biaya dan proses pengadilan yang berlarut-larut, dengan menggunakan

beberapa konsep atau teknik penanganan pencegahan.

Bila dilihat dari awal mula timbulnya legal audit, fungsi dari legal audit

pada umumnya merupakan bahan rujukan bagi tindakan selanjutnya. Dalam

perkembangannya, legal audit terkait dengan legal opinion. Agar dapat

dikeluarkan sebuah legal opinion, sebelumnya harus dilaksanakan dahulu legal

audit terhadap dokumen-dokumen hukum yang terkait dengan objek audit.

Menurut keputusan HKHPM Nomor KEP 01/HKH/1995 Tanggal 30

Maret 1995 fungsi legal audit dalam Pasar Modal adalah untuk memenuhi salah

satu persyaratan perseroan terbatas menjadi perseroan terbatas terbuka agar dapat

masuk pasar modal guna memenuhi Prinsip Keterbukaan di Pasar Modal.32

                                                            31 Yulfasni, Hukum Pasar Modal, ( Jakarta : Badan Penerbit Iblam, 2005), hal. 45. 32 Lihat Keputusan Himpunan konsultan Hukum Pasar Modal Indonesia Tentang Standar

Pemeriksaan Hukum dan Standar Pendapat Hukum, Nomor 01/HKH/1995 tanggal 30 Maret 1995, Jakarta : 1995.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: DUE DILIGENCE PADA PERSEROAN TERBATAS A. Pengertian …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37054/4/Chapter II.pdf · A. Pengertian Due Diligence ... terhadap segala kegiatan

Demikian pula dalam hal pelaksanaan akuisisi terhadap suatu perseroan

terbatas, pelaksanaan pemeriksaan hukum atau due diligence ini sangatlah penting

karena memberikan keterbukaan informasi tentang kondisi perusahaan terhadap

pihak yang akan mengakuisisi sehingga dapat diambil keputusan akan mengakuisi

perusahaan tersebut atau tidak. Selain itu fungsi due diligence ini dalam

melakukan akuisisi terhadap perseroan terbatas adalah untuk menghindari hal-hal

yang tidak terlihat di permukaan tetapi dikemudian hari dapat meledak menjadi

suatu permasalahan sehingga merugikan bagi pihak yang mengakuisisi

perusahaan tersebut.

B. Tujuan Due Diligence

Tujuan legal audit secara umum adalah adanya keterbukaan (disclosure)

informasi dan hal ini dikaitkan dengan penekanan jaminan keabsahan (legalitas)

objek terkait, dalam hubungannya dengan pihak ketiga.33

Dalam Pasar Modal tujuan legal audit menurut Standar Konsultan Hukum

Pasar Modal adalah untuk menyajikan fakta-fakta hukum mengenai emiten secara

utuh dan menyeluruh tanpa ada fakta yang bersifat material yang ditutupi (full

disclosure), sedemikian rupa sehingga pihak investor atau bondholders terjamin

memperoleh informasi yang akurat (tidak menyesatkan).34

Dalam organisasi perusahaan, Due diligence adalah penelitian yang

dilakukan terhadap seluruh aspek perusahaan untuk mendapatkan keyakinan atas

kondisi perusahaan. Legal due diligence diperlukan dan dilakukan sebagai upaya

                                                            33 Laksanto Utomo, Op. Cit., hal. 9. 34 Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal, Op. cit.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: DUE DILIGENCE PADA PERSEROAN TERBATAS A. Pengertian …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37054/4/Chapter II.pdf · A. Pengertian Due Diligence ... terhadap segala kegiatan

untuk mendapatkan data objektif berkaitan dengan suatu rencana transaksi. Suatu

due diligence dalam bidang hukum atau yang sering disebut pemeriksaan dari segi

hukum atau legal audit sangat penting peranannya dan sangat penting untuk

dipertimbangkan untuk memutuskan dilakukan atau tidaknya suatu deal akuisisi

perusahaan.

Due diligence bertujuan untuk mendapatkan suatu gambaran atau

informasi aspek hukum mengenai suatu perusahaan, harta kekayaan tertentu atau

hubungan hukum tertentu. Hasil dari due diligence merupakan salah satu bahan

pertimbangan bagi pihak yang berkepentingan (misalnya investor atau kreditor)

dalam mengambil keputusan sehubungan dengan transaksi yang akan dilakukan,

misalnya akuisisi saham ataupun harta kekayaan, merger, konsolidasi, emisi efek

ataupun pemberian pinjaman. 35

Banyak kasus yang menunjukkan dalam suatu perusahaan banyak masalah

yang tidak sampai kelihatan ke permukaan yang sebenarnya cukup potensial

untuk meledak di kemudian hari. Masalah hukum tersebut sangat bergraduasi,

mulai dari hanya persoalan kecil yang dapat segera diperbaiki sampai dengan

masalah serius yang tidak dapat diperbaiki dan dapat mengancam eksistensi

perusahaan itu sendiri. Bisa saja kelihatannya perusahaan tersebut mempunyai

kinerja keuangan yang baik, tetapi terdapat masalah hukum yang tersembunyi dan

fatal.36

Demikian pula halnya dengan pemeriksaan hukum terhadap perseroan

terbatas yang akan diakuisisi, hal tersebut ditujukan untuk mengungkapkan

                                                            35 Laksanto Utomo, Op. Cit., hal. 10. 36 Munir Fuady 1, Op. Cit., hal. 109.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: DUE DILIGENCE PADA PERSEROAN TERBATAS A. Pengertian …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37054/4/Chapter II.pdf · A. Pengertian Due Diligence ... terhadap segala kegiatan

informasi secara materiil yang sepatutnya diungkapkan kepada pihak yang

mengakuisisi (keterbukaan informasi) berkenaan dengan resiko dari

pengambilalihan tersebut secara materiil. Karena sungguh tidak adil bagi pihak

yang mengakuisisi jika mereka harus menanggung seluruh risiko yang tidak

diketahui oleh mereka sebelumnya.

Beberapa tujuan dari due diligence ini adalah untuk mengakses isu-isu

utama yang dihadapi bisnis dan pendorong di belakang keuntungan atau cashflow

yang dapat dipelihara, dan mengidentifikasi isu-isu yang berpengaruh pada harga

pembelian/penjualan, serta negosiasi kesepakatan pembelian, analisis komersial

dari operasi, hubungan dengan pelanggan dan pemasok, dan melakukan penelitian

pasar untuk mengevaluasi nilai dari transaksi dan penilaian yang mendukung hara

penawaran secara lebih objektif 37. Tujuan yang lain adalah untuk identifikasi dan

kuantifikasi resiko dan manfaat untuk mengurangi resiko-resiko yang terkait

dengan transaksi dan menyediakan informasi dan pertimbangan finansial.

C. Pihak-pihak yang Terlibat dalam Proses Due Diligence

Dalam proses akuisisi, perusahaan-perusahaan yang melakukan akuisisi

pertama sekali harus mencapai kesepakatan tentang pihak profesional (pihak yang

memiliki keahlian atau pengalaman spesifik tertentu) yang akan ditunjuk dan

dilibatkan serta memberikan produk jasanya dalam rangka transaksi akuisisi

tersebut.38

                                                            37 Informasi training, Financial due diligence dalam proses akuisisi, http://www.

Informasi-Training.com yang diakses pada tanggal 03 September 2010, hal. 2. 38 Cornelius Simanjuntak, Op. Cit., hal. 39.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: DUE DILIGENCE PADA PERSEROAN TERBATAS A. Pengertian …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37054/4/Chapter II.pdf · A. Pengertian Due Diligence ... terhadap segala kegiatan

Keterlibatan para profesional dalam suatu transaksi akuisisi adalah sangat

penting dan berguna bagi perseroan-perseroan akuisisi karena para profesional

tersebut akan memberikan kontribusi keahlian (skill dan expertise) serta

pengalamannya dalam penanganan akuisisi. Pihak-pihak profesional tersebut

antara lain, Akuntan, Konsultan Hukum, Perusahaan Penilai, Notaris, Konsultan

Pajak, dan Penasehat Keuangan.

Dalam pemilihan para profesional tersebut disarankan untuk dilakukan

pada awal proses akuisisi (negosiasi), perseroan yang akan diakuisisi hendaknya

mempertimbangkan keahlian (skill dan expertise) khusus serta pengalaman yang

luas dalam menangani akuisisi di samping besaran jasa profesional mereka dan

perizinan yang dimiliki para profesional tersebut yang dalam beberapa transaksi

akuisisi tertentu, seperti akuisisi perusahaan yang melibatkan perusahaan terbuka

(publik), Badan Usaha Milik negara (BUMN), perbankan, dan sebagainya,

perizinan tersebut wajib dimiliki oleh para profesional dalam pelaksanaan tugas

profesi mereka.39

Khusus bagi konsultan hukum, suatu pemahaman atas peraturan

perundang-undangan yang berlaku terhadap akuisisi tidaklah cukup dalam

menangani akuisisi. Konsultan hukum tersebut harus memiliki paling sedikit di

bidang hukum korporasi/perseroan (corporate law), dan apabila akuisisi

melibatkan perusahaan publik atau lembaga perbankan atau asuransi, konsultan

hukum tersebut juga harus memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup di

bidang pasar modal, perbankan asuransi. Suatu pengetahuan di bidang keuangan

                                                            39 Ibid, hal. 61.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: DUE DILIGENCE PADA PERSEROAN TERBATAS A. Pengertian …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37054/4/Chapter II.pdf · A. Pengertian Due Diligence ... terhadap segala kegiatan

atau akuntansi merupakan nilai tambah yang sangat berharga bagi konsultan

hukum karena akuisisi tidak lepas dari kalkulasi keuangan dan pemahaman atas

suatu laporan keuangan.

Penunjukan pihak profesional dalam transaksi akuisisi biasanya

dituangkan dalam suatu surat penawaran dan dikirimkan oleh pihak perseroan

yang akan melakukan akuisisi kepada pihak profesional atau kepada penasihat

keuangan yang nantinya akan menghubungi masing-masing pihak profesional.

Berikut ini penjelasan tentang pihak-pihak yang terlibat dalam proses due

diligence dalam akuisisi perseroan terbatas, yaitu :40

a. Konsultan Hukum

Peran konsultan hukum dalam akuisisi sangat nyata, penting , dan

bermanfaat, tidak hanya bagi perseroan-perseroan yang akan melakukan akuisisi,

tetapi juga bagi para profesional lainnya yang terlibat dalam transaksi akuisisi

tersebut.

Akuisisi merupakan transaksi yang sangat terkait dengan dokumen hukum

(legal documents) yang akan dibuat dan ditandatangani oleh perseroan-perseroan

yang akuisisi dan karenanya membutuhkan jasa profesi dari seorang konsultan

hukum.

Penulis mengambil dan menggunakan istilah profesi “Konsultan Hukum”

(legal consultant) dan bukan istilah profesi lainnya yang juga sudah cukup dikenal

dalam masyarakat, seperti “Advokat”, “Pengacara”, dan “Penasihat Hukum”.

Alasannya sederhana, yaitu kegiatan akuisisi pada dasarnya merupakan wilayah

                                                            40 Ibid, hal. 46.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: DUE DILIGENCE PADA PERSEROAN TERBATAS A. Pengertian …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37054/4/Chapter II.pdf · A. Pengertian Due Diligence ... terhadap segala kegiatan

hukum bisnis, keuangan, dan korporasi dan sudah merupakan praktek yang lazim

bahwa wilayah hukum bisnis dan korporasi dijalankan oleh seorang Konsultan

Hukum.

Sebagai konsultan hukum yang bergelut dalam peraturan perundang-

undangan, kontribusi konsultan hukum tentang peraturan perundang-undangan

termasuk peraturan akuisisi kepada pihak profesional lainnya sangat bermanfaat.

Kontribusi konsultan hukum tidak berhenti pada tahapan penyediaan informasi

mengenai peraturan perundang-undangan tersebut, namun berlanjut dan berluas

pada penyediaan hasil analisis hukum terhadap peraturan akuisisi itu sendiri dan

transaksi akuisisi serta hal-hal lain yang terkait dengan transaksi akuisisi termasuk

analisisi hukum atas aspek perpajakan yang diatur dalam peraturan perpajakan

yang terkait dengan akuisisi dan juga aspek keabsahan (validitas) pemilikan harta

kekayaan (property) perseroan.41

b. Akuntan Publik

Sama halnya dengan konsultan hukum, profesi Akuntan atau lebih spesifik

lagi Akuntan Publik atau Kantor Akuntan Publik memiliki peran yang sangat

determinan dalam transaksi akuisisi. Akuntan yang “qualified” haruslah juga

memiliki pengalaman yang luas dalam melakukan penilaian atas metode alternatif

pelaksanaan transaksi dan mampu paling sedikit berkomunikasi dengan ahli-ahli

berkenaan dengan aspek perpajakan dari transaksi akuisisi.42

Dalam transaksi akuisisi, akuntan memiliki 2 (dua) peran penting, yang

pertama akuntan memberikan nasihat dan bantuan analisis terhadap informasi                                                             

41 Ibid, hal. 48. 42 Charles Edison Harris, Business Negotiating Power, Optimizing Your Side of the Deal,

(Australia : Van Nostrand Reinhold Company, 1983) dalam Cornelius Simanjuntak, Ibid, hal. 52.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: DUE DILIGENCE PADA PERSEROAN TERBATAS A. Pengertian …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37054/4/Chapter II.pdf · A. Pengertian Due Diligence ... terhadap segala kegiatan

keuangan perusahaan lainnya dan kedua, akuntan mempersiapkan informasi

akuntansi “proforma”, yaitu laporan laba-rugi berdasarkan asumsi akuisisi telah

selesai dilakukan.43

Akuntan juga merupakan pihak yang tepat untuk paling sedikit mengawasi

kegiatan analisis data keuangan yang diserahkan perusahaan lain (yang akan

diambilalih) dan juga merupakan pihak yang relevan untuk melakukan kalkulasi

data menghitung keberlakuan asumsi-asumsi akuntansi yang dibuat dan metode

yang dipilih akuntan pihak lain dalam mempersiapkan laporan keuangan yang

diserahkan kepada perusahaan yang akan mengakuisisi.

Dalam pemberian jasanya, seorang akuntan publik diwajibkan untuk

memiliki kantor Akuntan Publik. Apabila seorang akuntan publik tidak dapat

memenuhi persyaratan untuk memiliki Kantor Akuntan Publik, izinnya dapat

dicabut oleh Menteri Keuangan. Kriteria Akuntan yang berwenang menerbitkan

laporan keuangan dalam bentuk “audited” adalah Akuntan Publik yang memiliki

Kantor Akuntan Publik.

c. Perusahaan Penilai

Perseroan terbatas tidak terlepas dari kalkulasi besaran harta benda

berwujud maupun tidak berwujud dari perseroan terbatas-perseroan terbatas yang

melakukan akuisisi. Nilai dari harta benda tersebut akan diperoleh dari pihak yang

memiliki kualifikasi dan perizinan untuk menentukan nilai (valuation).

                                                            43 FT Davis Jr, Business Acquisition, Desk Book, with Checklist and forms, (Englewood

Cliffs, Institute For Business Planning, 1981) dalam Cornelius Simanjuntak, Ibid, hal. 53.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: DUE DILIGENCE PADA PERSEROAN TERBATAS A. Pengertian …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37054/4/Chapter II.pdf · A. Pengertian Due Diligence ... terhadap segala kegiatan

Perusahaan Penilai berperan dalam menentukan nilai wajar dari harta milik

perusahaan.44

Kegiatan usaha jasa penilaian diatur secara khusus dalam Keputusan

Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor

594/MPP/Kep/VIII/2002 tanggal 16 Agustus 2002 tentang Ketentuan Perizinan

Usaha Jasa Penilaian. Perusahaan Jasa Penilaian yang merupakan perusahaan

yang melakukan kegiatan usaha jasa penilaian harus berbadan hukum Indonesia

dan dalam bentuk perseroan terbatas (Pasal 3 ayat(2)).45

Perusahaan Jasa Penilaian memiliki ruang lingkup kegiatan usaha jasa

penilaian sebagai berikut :46

1) Penilaian untuk menentukan nilai ekonomis terhadap harta benda berwujud

maupun yang tidak berwujud, yaitu Penilaian Aktiva Tetap (Fixed Assets

Valuation) dan Penilaian Usaha (Business Valuation termasuk goodwill,

trademark, dan hak paten)

2) Penilaian Proyek (Project Apprasial)

3) Penilaian Kelayakan Teknis (Technical Appraisal)

4) Penilaian dan Konsultasi Pengembangan (Development Consultancy)

termasuk Studi Kelayakan Proyek (Project Feasibility Study)

5) Penilaian dan Pengawasan Proyek (Project Monitoring)

6) Penilaian dan Konsultasi Investasi (Investment Arranger and Advisory

Services)

                                                            44 Yulfasni, Op. Cit., hal. 66. 45 Lihat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia tentang

Ketentuan Perizinan Usaha Jasa Penilaian Nomor 594/MPP/Kep/VIII/2002 tanggal 16 Agustus 2002 . 

46 Cornelius Simanjuntak, Op. Cit. hal. 55.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: DUE DILIGENCE PADA PERSEROAN TERBATAS A. Pengertian …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37054/4/Chapter II.pdf · A. Pengertian Due Diligence ... terhadap segala kegiatan

7) Penilaian dan Teknologi Informasi di bidang Properti (Property Information

System)

8) Penilaian Konsultansi Properti (Property Consultancy) termasuk kegiatan

Konsultansi Keuangan Properti (Finansial Property Advisory Services)

9) Pengelolaan Harta benda (Property Management)

Sama halnya dengan profesi lainnya, suatu Perusahaan Jasa Penilaian yang

menangani akuisisi perseroan-perseroan terbuka (publik) juga wajib terdaftar di

Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam).

d. Notaris

Pasal 1 Peraturan Jabatan Notaris di Indonesia (Reglement op het Notaris-

ambt in Indonesie, Ordonansi 11 Januari 1860, S.1860-3, mb 1 Juli 1860/T.XVIII-

25)47 memberikan definisi Notaris sebagai berikut :

“Notaris adalah pejabat umum yang satu-satunya berwenang untuk membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian-perjanjian, dan penetapan yang diharuskan oleh suatu peraturan umum atau oleh yang berkepentingan dikehendaki untuk dinyatakan dalam suatu akta otentik, menjamin kepastian tanggalnya, menyimpan aktanya dan memberikan grosse, salinan dan kutipannya, semuanya sepanjang pembuatan akta itu oleh suatu peraturan umum tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat atau orang lain” Notaris yang berkewenangan membuat akta yang mempunyai kekuatan

otentik adalah Notaris yang telah memenuhi persyaratan peraturan perundang-

undangan untuk menjalankan tugas notaris, yaitu antara lain telah mengangkat

sumpah di hadapan Kepala Pemerintah dari daerah atau Kabupataen di mana

Notaris memiliki tempat kedudukan.

                                                            47 G. H. S. Lumban Tobing, Peraturan Jabatan Notaris, ( Jakarta : Penerbit Erlangga),

hal. 31.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: DUE DILIGENCE PADA PERSEROAN TERBATAS A. Pengertian …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37054/4/Chapter II.pdf · A. Pengertian Due Diligence ... terhadap segala kegiatan

Notaris juga memiliki wilayah kerja yang pasti sebagaimana ditetapkan

oleh pemerintah (dalam hal ini Menteri Kehakiman), dan karenanya pelaksanaan

tugas jabatannya meliputi perseroan-perseroan akuisisi yang memiliki tempat

kedudukan hukum di wilayah jabatannya.

Sesuai dengan kebiasaan hukum negara, maka untuk menjamin keaslian

dan keaslian dan kepercayaan para pihak, pengesahan dari Notaris menjadi

sesuatu yang sangat penting, seperti acara rapat dan keputusan-keputusan rapat.

Jasa notaris diperlukan dalam hal-hal lain seperti : 48

1) Membuat berita acara RUPS dan menyusun pernyataan keputusan-

keputusan RUPS, baik untuk persiapan go public maupun RUPS setelah

go public.

2) Meneliti keabsahan penyelenggaraan RUPS, seperti kesesuaian dengan

Anggaran Dasar perusahaan, Tata Cara pemanggilan untuk RUPS dan

keabsahan dari pemegang saham atau kuasanya untuk menghadiri RUPS.

3) Meneliti perubahan Anggaran Dasar agar tidak terdapat materi-materi

pasal-pasal dalam Anggaran Dasar yang bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Bahkan diperlukan untuk melakukan

penyesuaian-penyesuaian pasal-pasal dalam Anggaran Dasar agar sejalan

dan memenuhi ketentuan menurut peraturan di bidang pasar modal dalam

rangka melindungi investor dan masyarakat.

                                                            48 Nasarudin, M. Irsan dan Surya Indra, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta :

Prenada Media, 2004), hal. 28.

 

Universitas Sumatera Utara

Page 16: DUE DILIGENCE PADA PERSEROAN TERBATAS A. Pengertian …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37054/4/Chapter II.pdf · A. Pengertian Due Diligence ... terhadap segala kegiatan

Dalam menangani akuisisi perseroan-perseroan terbuka (publik), Notaris

juga wajib terdaftar di Badan Pengawasan Pasar Modal (Bapepam), sesuai dengan

ketentuan Pasal 64 ayat (1) Undang-Undang Pasar Modal.

e. Konsultan Pajak

Aspek perpajakan merupakan salah satu faktor dan alasan penting bagi

pengambil keputusan dalam perseroan-perseroan yang akan melakukan akuisisi.

Karenanya, pemanfaatan jasa Konsultan Pajak oleh perseroan-perseroan yang

akan akuisisi sangat disarankan guna menghindari kerugian-kerugian yang tidak

perlu sebagai akibat kesalahan kalkulasi perhitungan kewajiban perpajakan

perseroan-perseroan yang akan akuisisi.49

Profesi Konsultan Pajak diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan

Republik Indonesia Nomor 408/KMK.01/1995 tanggal 31 Agustus 1995 tentang

Konsultan Pajak. Pasal 1 ayat (a) dari Keputusan Menteri Keuangan Republik

Indonesia Nomor 408/KMK.01/1995 tanggal 31 Agustus 1995 tersebut

mendefinisikan Konsultan Pajak sebagai setiap orang yang dalam lingkungan

pekerjaanya secara bebas memberikan jasa kepada wajib pajak dalam

melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya.50

f. Penasihat Keuangan

Penasihat keuangan atau investment bankers atau merchant banker dapat

memberikan beragam jasa, di antaranya menolong manajemen kunci untuk

memilih calon perusahaan yang akan diakuisisi (target) yang layak, menilai target

tersebut, memberikan nasihat tentang strategi dan mencari pembiayaan                                                             

49 Cornelius Simanjuntak, Op. Cit. hal. 58 50 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 408/KMK.01/1995 tanggal

31 Agustus 1995 tentang Konsultan Pajak.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: DUE DILIGENCE PADA PERSEROAN TERBATAS A. Pengertian …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37054/4/Chapter II.pdf · A. Pengertian Due Diligence ... terhadap segala kegiatan

(financing) untuk menyelesaikan transaksi akuisisi, menstruktur transaksi dan

mengoordinasikan pekerjaan konsultan hukum dan pajak, membantu proses due

diligence yang dilakukan kantor akuntan, mengkonsep dan memfinalisasi surat

edaran kepada pemegang saham, prospektus, dan seluruh dokumen yang relevan

dan terkait dengan transaksi struktur (transaction structure), negosiasi dan

menghadiri rapat-rapat dengan bursa efek apabila saham-saham perusahaan yang

akuisisi tercatat di bursa dan jasa lainnya yang terkait.51

Profesi Penasihat Keuangan biasanya dilakukan oleh suatu badan usaha

dalam bentuk perseron terbatas yang telah mendapatkan izin usaha dari

pemerintah. Dalam praktek akuisisi tidak jarang kedudukan penasihat keuangan

digantikan oleh Kantor Akuntan yang memiliki divisi “jasa konsultasi” atau firma

keuangan yang memiliki divisi “penasihat bisnis”. Namun demikian, sepanjang

berkaitan dengan pelaksanaan tugas yang didelegasikan oleh Badan Penyehatan

Perbankan Nasional (BPPN), termasuk tugas dalam rangka transaksi akuisisi,

konsultan keuangan atau manajer investasi wajib memenuhi persyaratan-

persyaratan dan tata cara yang ditetapkan Badan Penyehatan Perbankan Nasional

(BPPN).

g. Profesi Penunjang Pasar Modal

Undang-Undang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya

menetapkan pihak-pihak yang diizinkan untuk memberikan jasanya dalam

kegiatan pasar modal, yaitu Pasar Modal yang telah terdaftar di Badan Pengawas

Pasar Modal (Bapepam). Pasal 64 ayat (1) Undang-Undang Pasar Modal

                                                            51 Patrick Gaughan, Mergers, Acquisition, and corporate Restructurings, (New York :

John Wiley & Sons, 1996) dalam Cornelius Simanjuntak, Ibid, hal. 60.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: DUE DILIGENCE PADA PERSEROAN TERBATAS A. Pengertian …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37054/4/Chapter II.pdf · A. Pengertian Due Diligence ... terhadap segala kegiatan

menguraikan Profesi Penunjang Pasar Modal tersebut yaitu Akuntan, Konsultan

Hukum, Penilai, Notaris, dan profesi lainnya yang ditetapkan dengan Peraturan

Pemerintah.52

Jadi, dalam transaksi akuisisi perusahaan publik, Konsultan Hukum atau

profesi-profesi yang telah diuraikan sebelumnya yang tidak terdaftar sebagi

Profesi Penunjang Pasar Modal di Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)

dengan sendirinya tidak diizinkan untuk berpartisipasi dan memberikan jasanya

dalam transaksi akuisisi tersebut.

D. Persiapan-persiapan dalam Due Diligence

Bagi seorang Konsultan Hukum (lawyer) yang akan melakukan suatu

legal audit, khususnya legal audit untuk kepentingan akuisisi diperlukan suatu

persiapan yang matang. Hal ini mengingat bahwa legal audit untuk suatu akuisisi

mempunyai kekhasan sebagai berikut :

a. Aspek hukum yang ditekankan sangat khusus, yakni khusus yang

relevan dengan transaksi akuisisi tersebut.

b. Yang akan melakukan legal audit adalah lawyer dari pihak penguasa

akuisisi sementara yang diaudit adalah perusahaan target akuisisi. Jadi, 2

(dua) pihak yang mempunyai kepentingan yang berlawanan. Karena itu,

tidak heran jika dalam melakukan legal audit tersebut terjadi penolakan,

                                                            52 Lihat Pasal 64 ayat (1) Undang-Undang Pasar Modal.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: DUE DILIGENCE PADA PERSEROAN TERBATAS A. Pengertian …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37054/4/Chapter II.pdf · A. Pengertian Due Diligence ... terhadap segala kegiatan

penyembunyian data, misinformasi atau tidak kooperatif dari pihak

perusahaan target yang akan diaudit tersebut.53

Untuk itu dari Konsultan Hukum (lawyer) yang akan melakukan akuisisi

sangat diharapkan hal-hal sebagai berikut :54

1. Persiapan yang matang dan detail

2. Kearifan

3. Approach yang baik

4. Netralitas yang baik

Berikut ini penjelasan untuk masing-masing tersebut di atas, yaitu sebagai

berikut :

Ad 1. Persiapan yang Matang dan Detail

Seperti telah dijelaskan bahwa lawyer akan mengaudit perusahaan target

yang berbeda kepentingan dengan pihak perusahaan pengakuisisi yang menyuruh

lawyer tersebut bekerja. Karena itu, kemungkinan tidak terlalu kooperatif dari

pihak perusahaan target ( yang akan diaudit) cukup besar. Karena itu diharapakan

pihak lawyer tidak bekerja dengan cara berulang-ulang, terutama dalam hubungan

dengan kunjungan ke perusahaan atau permintaan dokumen-dokumen yang

diperluakan untuk melakukan audit tersebut.

Diharapakan bila perlu sekali jalan bias tuntas segala-galanya. Karena

inspeksi haruslah selengkap mungkin. Demikian juga dalam hal permintaan

dokumen, haruslah diberikan list dokumen selengkap-lengkapnya, dan sedetail-

                                                            53 Munir Fuady 1, Op. Cit., hal. 110. 54 Ibid, hal. 110.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: DUE DILIGENCE PADA PERSEROAN TERBATAS A. Pengertian …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37054/4/Chapter II.pdf · A. Pengertian Due Diligence ... terhadap segala kegiatan

detailnya untuk menghindari terlalu banyak permintaan okumen susulan, yang

dirasakan sangat mengganggu pihak perusahaan target.

Ad 2. Diperlukan Kearifan

Seperti biasanya pembuatan suatu legal audit, maka pihak lawyer sangat

diharapkan untuk dapat bersikap arif dan menilai setiap fakta dan dokumen dan

menginterprestasikannya sesuai dengan kaidah hukum, keadilan, dan common

sence.

Ad 3. Diperlukan Approach yang Baik

Karena ada kemungkinan kurang kooperatif atau penyembunyian data

oleh pihak perusahaan target, maka seorang lawyer yang melakukan legal audit

haruslah melakukan approach yang baik dengan perusahaan target. Dengan

demikian, kebekuan hubungan dengan perusahaan target akuisisi (yang diaudit)

dapat sedikit demi sedikit dicairkan.

Ad 4. Diperlukan Netralitas yang Baik

Ada kemungkinan pihak perusahaan target akuisisi akan

menyembunyikan data yang dirasakan merugikan bagi pihaknya, atau bahkan

mugkin berusaha mempengaruhi/mengelabui/membuat misleading pihak lawyer

yang melakukan audit. Dalam hal ini pihak lawyer diharapkan benar-benar

menerapkan standar profesional sehingga tetap independen, tidak pengaruh atau

terbawa arus dari pengaruh pihak perusahaan target.55

Dalam rangka melakukan due diligence terhadap suatu perusahaan

banyak dokumen yang diperlukan dan harus dipersiapkan. Bahkan biasanya,

                                                            55 Ibid, hal. 111.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: DUE DILIGENCE PADA PERSEROAN TERBATAS A. Pengertian …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37054/4/Chapter II.pdf · A. Pengertian Due Diligence ... terhadap segala kegiatan

dibandingkan dengan dokumen yang diperlukan oleh seorang akuntan atau

appraiser dalam hal pembuatan laporannya, dokumen legal yang paling banyak

dokumennya. Dan biasanya dokumen legal dilampirkan sebagai lampiran legal

audit, sehingga lampiran dari legal menjadi sangat tebal.56

Berikut ini dokumen-dokumen yang diperlukan dalam rangka pembuatan

due diligence bidang hukum khusus untuk kepentingan akuisisi perusahaan.

Dokumen yang diperlukan tersebut hampir sama dengan dokumen-dokumen

pembuatan legal audit untuk kepentingan lain-lain, seperti untuk Initial Publik

Offering (IPO), kecuali ada beberapa perbedaan di beberapa hal berhubung

adanya penekanan di bidang-bidang tertentu yang memang perlu untuk suatu

akuisisi.

Dokumen-dokumen yang diperlukan untuk suatu due diligence hukum

dalam rangka akuisisi perseroan terbatas adalah sebagai berikut :57

1. Keabsahan Pendirian Perseroan

a. Aggaran Dasar Perseroan serta seluruh perubahannya.

b. Pendaftaran Anggaran Dasar di Pengadilan/daftar perusahaan.

c. SK Pengesahan oleh Depkeh serta Pengumuman dalam Berita negara.

2. Riwayat Permodalan

a. Akta jual beli saham, atau akta pengalihan saham lainnya.

b. Berita acara RUPS sehubungan dengan peralihan saham.

c. Bukti setoran modal, seperti :

1) Laporan rekening koran;                                                             

56 Ibid, hal. 112. 57 Munir Fuady, Hukum Tentang Merger,(Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2001), hal.

44-47.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: DUE DILIGENCE PADA PERSEROAN TERBATAS A. Pengertian …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37054/4/Chapter II.pdf · A. Pengertian Due Diligence ... terhadap segala kegiatan

2) Lalu lintas giro bank;

3) Nota kredit bank;

4) Bukti setoran di bank;

d. Surat saham/sertifikat saham.

e. Daftar para pemegang saham.

f. Jika pemegang sahamnya berupa perseroan/koperasi/yayasan, diperlukan

nominee beserta seluruh perubahannya.

g. Perjanjian antarpemegang saham/perjanjian penanaman modal

asing/perjanjian nominee.

3. Riwayat Kepengurusan

a. Berita acara RUPS sehubungan dengan pengangkatan/pergantian

pengurus perseroan.

b. Riwayat hidup ringkas para pengurus (Direktur & Komisaris).

c. Fotocopy KTP para Direktur dan Komisaris.

d. Bukti Kewarganegaraan.

4. Perizinan

a. Izin Pendirian Perseroan

1) Surat keterangan domisili perseroan.

2) Tanda Daftar Perusahaan beserta perpanjangan (TDP).

b. Perizinan Mengenai Dampak Lingkungan

1) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

2) Penyajian Informasi Lingkungan (PIL).

3) Kerangka Acuan Studi Evaluasi Lingkungan (KASEL).

Universitas Sumatera Utara

Page 23: DUE DILIGENCE PADA PERSEROAN TERBATAS A. Pengertian …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37054/4/Chapter II.pdf · A. Pengertian Due Diligence ... terhadap segala kegiatan

4) Studi Evaluasi Lingkungan (SEL).

5) Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL).

6) Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL).

7) Perizinan dari Departemen Perdagangan.

8) Izin Undang-Undang Gangguan (HO).

c. Izin-Izin dari departemen Terkait

1) Izin yang berhubungan dengan ketenagakerjaan, yang terdiri dari :

a) Peraturan Perusahaan.

b) Keanggotaan dalam SPSI.

c) Kesepakatan Kerja Bersama (KKB).

d) Sertifikat Asuransi Sosial Tenaga Kerja.

e) Bukti pembayaran iuran ASTEK (kuitansi terakhir).

f) Perjanjian kerja.

g) Upah Minimum Regional (UMR).

2) Izin yang berhubungan dengan kepemilikan aset, yang terdiri dari:

a) Laporan perusahaan penilai.

b) Neraca tahun terakhir.

c) Daftar aset perseroan.

d) Surat-surat tanah (sertifikat, akta pengikatan, akta

peralihan hak, dan lain-lain).

e) Bukti pemilikan benda bergerak (BPKB kenderaan serta

invoice bukti).

f) Daftar inventaris dan aktiva.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: DUE DILIGENCE PADA PERSEROAN TERBATAS A. Pengertian …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37054/4/Chapter II.pdf · A. Pengertian Due Diligence ... terhadap segala kegiatan

g) Izin lokasi.

h) Izin pembebasan tanah.

i) Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

d. Izin Lain-lain, misalnya :

1) Izin dari Bank Indonesia jika menyangkut dengan bank.

2) Izin dari Menteri Keuangan dan menteri terkait jika menyangkut

dengan BUMN.

3) Izin atau pemberitahuan kepada Badan Koordinasi Penanaman

Modal (BKPM) jika menyangkut dengan perusahaan Penanaman

Modal Asing (PMA) atau perusahaan Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN).

5. Hak Milik Intelektual

a. Pendaftaran merek.

b. Pendaftaran patent.

c. Perjanjian lisensi merek.

d. Perjanjian lisensi patent.

e. Bukti hak cipta.

f. Lain-lain bentuk hak milik intelektual.

6. Penyertaan ke dalam Perusahaan lain

a. Sertifikat/surat saham perusahaan lain.

b. Anggaran Dasar perusahaan lain, beserta seluruh perubahannya.

c. Akta jual beli saham dan RUPS persetujuan perusahaab lain.

Universitas Sumatera Utara

Page 25: DUE DILIGENCE PADA PERSEROAN TERBATAS A. Pengertian …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37054/4/Chapter II.pdf · A. Pengertian Due Diligence ... terhadap segala kegiatan

d. Bukti penyetoran/pembayaran harga saham (kuitansi, rekening bank, cek

giro, dan lain-lain).

7. Perpajakan

a. NPWP.

b. Bukti setor pajak (tahun terakhir).

c. Tax release.

d. Bukti pembayaran PBB (tahun terakhir).

8. Asuransi

a. Polis asuransi kebakaran.

b. Polis asuransi lain-lain.

9. Keabsahan Tindakan Korporasi

Dokumen-dokumen yang mendasari tindakan berupa go publik, right issue,

akuisisi, merger, dan private placement. Dokumen-dokumen tersebut adalah :

a. Akta pernyataan keputusan RUPS yang menyetujui tindakan korporasi.

b. Risalah rapat pengurus yang menyetujui tindakan korporasi.

c. Persetujuan Komisaris untuk tindakan korporasi.

d. Perjanjian mengenai tindakan korporasi tersebut, seperti perjanjian

penjamin emisi, perjanjian pendahuluan pencetakan efek, perjanjian

merger, akuisisi, dan lain-lain.

10. Perjanjian dengan Pihak Ketiga

a. Perjanjian distribusi.

b. Perjanjian keagenan.

c. Perjanjian kerja sama.

Universitas Sumatera Utara

Page 26: DUE DILIGENCE PADA PERSEROAN TERBATAS A. Pengertian …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37054/4/Chapter II.pdf · A. Pengertian Due Diligence ... terhadap segala kegiatan

d. Perjanjian konstruksi.

e. Dan perjanjian komersil lainnya.

11. Perjanjian Pemberian Fasilitas/Pembiayaan

a. Perjanjian kredit.

b. Perjanjian perpanjangan pemberian kredit.

c. Perjanjian penerbitan surat berharga.

d. Perjanjian pembiayaan (leasing, factoring, dan modal venture).

e. Pernyataan bank/perusahaan pembiayaan tentang out-standing pinjaman

terakhir.

12. Penjaminan atas Perusahaan dan/atau atas Aset-Aset Perusahaan

a. Akta/Sertifikat hak tanggungan.

b. Akta kuasa memasang hak tanggungan.

c. Akta pengakuan hutang.

d. Akta gadai.

e. Akta fidusia.

f. Akta kuasa jual.

g. Akta garansi.

h. Akta cessie, dan lain-lain.

13. Dokumen-Dokumen Lain

Sebenarnya masih banyak lagi dokumen pendukung yang diperlukan dalam

suatu deal akuisisi, yakni yang dianggap penting diketahui umum, sehingga

dianggap material terhadap proses akuisisi dan jalannya perseroan.

Universitas Sumatera Utara