dunia simbolik publik figur dalam bingkai televisi...
TRANSCRIPT
1
DUNIA SIMBOLIK PUBLIK FIGUR DALAM BINGKAI TELEVISI
(Studi Tentang Respon Masyarakat Terhadap Simbol Keartisan Dalam Tayangan
SILET di RCTI)
oleh :
Nama : Novi Erlita S.Sos.M.A
Jurusan Public Relations
Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Mercubuana
2010
2
ABSTRAK
SILET adalah salah satu bentuk tayangan infotainment yang memiliki tampilan
berbeda lain dibandingkan infotainment karena SILET selalu memberikan informasi
yang aktual, faktual serta investigasi secara mendalam sesuai dengan mottonya yaitu
“mengupas hal-hal yang dianggap tabu menjadi layak dan patut untuk
diperbincangkan dan dikupas secara tajam, setajam SILET”. Tayangan SILET
disukai karena Feni Ross sebagai pembawa acara memberikan sentuhan aksentualisasi
yang tajam dibandingkan infotainment lainnya. Simbol–simbol yang melekat pada diri
publik figur merupakan suatu simbol verbal maupun nonverbal, dimana unit observasi
adalah “peneliti” dengan menggunakan teori interaksi simbolik sebagai “pisau
analisis” yang menjelaskan bahwa pelaku komunikasilah yang memberikan serta
memaknai simbol yang melekat pada diri publik figur tersebut. Hal ini berkaitan
dengan looking glass self, yang menjelaskan bahwa manusia bertindak berdasarkan
makna yang melekat pada publik figur. Simbol yang didapat publik figur dari
infotainment merupakan suatu proses interaksi dengan orang lain/masyarkat, Interaksi
simbolik inilah yang berkembang dan disempurnakan, ketika publik figur berinteraksi
melalui media televisi dengan mengunakan simbol-simbol tersebut menghasilkan
suatu respon yang beragam berupa respon positif maupun negatif.
Kata Kunci: Interaksi Simbolik, Infotainment SILET, Publik Figurs
3
Abstract
SILET is one form impressions infotainment which has a different view other than
infotainment because the SILET always provide information actual, factual and investigative
in depth in accordance with it’s motto namely “ To Peel the things that are considered be
feasible and worthy to be discussed and peeled in sharp razor sharp”. Impressions SILET
favored because FEni Rose as host give a touch accentualitation sharp compored to other
infotainment. Symbol attached the self is a publiv figure is a symbol of verbal and non verbal,
where the unit of observation is a “researcher” by using symbolic interaction theory as a
“knife analysis” which explains that communication actors who give and interpret symbol
attached to itself such public figure. This relates to the looking glass self, which explains
that the human act based on the inherent meaning of public figure. Symbols are public figures
obtained of infotainment is a process of interaction is growing and enchanced when public
figures interact through the medium of televition with the use of symbolic producer a variety
of responses positive and negative response.
Keyword: Symbolic Interaction, Infotainment SILET, Public Figurs
4
1.Pendahuluan
Berbagai media cetak ataupun media elektronik seperti televisi, merupakan sarana
untuk memperoleh berbagai sumber informasi, pengetahuan, keterampilan, serta hiburan bagi
masyarakat detail dan menyeluruh mengenai suatu permasalahan yang dialami banyak orang.
Sang kotak ajaib ini merupakan media massa yang merakyat karena hampir sebagian besar
masyarakat Indonesia telah memilikinya. Dengan kemampuan publikasi yang maksimal
televisi dapat pula melampaui jarak yang jauh serta menembus waktu dalam tayangan yang
aktual dan faktual bagi masyarakat.
Televisi memiliki efek yang besar pada masyarakat yang menyukai program tertentu
seperti infotainment. Masyarakat akan mendapatkan informasi yang menarik khususnya
tentang kehidupan publik figur secara mudah sebagai hiburan yang dapat terjangkau tanpa
harus keluar rumah serta mengeluarkan banyak waktu dan biaya.Tayangan SILET adalah
suatu format acara infotainment yang dibuat dari sekian banyak acara hiburan lainnya yang
menjadi program acara di salah satu stasiun televisi swasta Indonesia yaitu RCTI. Acara ini
ternyata diawali sebagai media komunikasi yang tidak hanya saja menghibur, melainkan
dapat pula menyajikan informasi serta pengetahuan mengenai kehidupan publik figur terbaru
bagi masyarakat seperti yang dinyatakan dalam website sebuah lembaga penelitian AC
Nielsen.1
Salah satu program acara yang diproduksi serta di tayangkan TV swasta dengan format
serta program yang sama di televisi adalah infotainment. Menurut website yang dinyatakan
oleh Media watch bahwa :
“Tayangan infotainment SILET merupakan salah satu tayangan infotainment favorit pilihan pemirsa serta seolah-olah telah mampu mengakrabkan diri para ibu rumah tangga dengan publik figur yang digemari penonton sehingga televisi menjadi komunikasi interpersonal antara khalayak dengan insan pertelevisian yang ditonton dan mampu menimbulkan perasaan sedih, gembira, simpatik bahkan cinta yang bisa terjalin tanpa terhalang oleh letak geografis Indonesia”.
2
1 http://www.AcNielsen.com 2 Media Watch,2003 : edisi 28/III/Januari
‘Istilah infotainment merupakan hasil penggabungan dua kata yaitu information informasi) dan entertainment (hiburan). Infotainment adalah program tayangan informasi yang dikemas dalam bentuk hiburan, atau informasi yang menghibur atau infotainment adalah informasi seputar dunia hiburan’.
5
Pada tanggal 29 November 2007 dilaksanakan ajang Panasonic Awards. Menurut
website lembaga penelitian ACNielsen,3
Infotainment adalah tayangan yang menggunakan artis dan publik figur lainnya sebagai
sumber berita utamanya. Tidak heran bila dari sekian banyak stasiun televisi swasta sekarang
ini terdapat lebih dari 20 judul tayangan infotainment di seluruh televisi yang ditayangkan
dalam satu minggu seperti yang didapat dalam website adalah sebagai berikut :
ajang ini diapressiasikan untuk insan pertelevisian
Indonesia serta program acara terfavorit televisi pilihan pemirsa, Tentunya ajang ini sangat
ditunggu bagi para pelaku media televisi yang dapat memberikan penghargaan untuk seluruh
program tayangan terbaik pilihan pemirsa serta melibatkan masyarakat secara langsung yang
terlibat dalam polling SMS (Short Message Service) terhadap program acara terfavorit pilihan
pemirsa. Salah satu presenter SILET yaitu Feni Rose memenangkan ajang Panasonic Awards
tersebut untuk yang kedua kalinya sebagai kategori presenter infotainment terfavorit serta
tayangan infotainment terfavorit pilihan pemirsa.
4
Stasiun Televisi
Tabel 1. Daftar tayangan infotainment di stasiun Televisi di Indonesia
Judul tayangan infotainment Frekuensi
SCTV Halo Selebriti 4 kali / seminggu
Bibir plus 2 Kali / seminggu
Hot Shot 3 kali /seminggu
Kasak kusuk Senin – jumat
Ada gosip Senin – jumat
Sketsa selebritis Jumat
Indosiar Kiss ( Kisah seputar Selebritis) Minggu
Kiss Sore Stripping
Kiss Pagi Stripping
Intan Jumat
RCTI Silet Stripping
Kabar – kabari 3 kali / seminggu
Cek & Ricek 4 kali / seminggu
Go spot Stripping
Desas desus Minggu
Anteve Andalas TV 3 kali /seminggu
3 http://www.Ac Nielsen.com 4 http:// www.AcNielsen.com
6
Expose 2 kali / seminggu
Lativi Gosok gosip 2 kali / seminggu
Trans TV Insert pagi Minggu
Insert sore Senin - jumat
Trans7 Gosip pagi Senin - jumat
Sumber : http://www.AC.Nielsen.com
Menurut Tiarsa,5
Bagaimana SILET memberikan informasi tentang publik figur melalui tayangannya?
Informasi seperti apa yang ditayangkan SILET melalui tayangannya, misalnya informasi
mengenai simbol–simbol yang melekat di diri publik figur? Bagaimana respon
infotainment mempunyai daya tarik bagi khalayak yaitu
kemampuannya dalam menghadirkan informasi yang dekat secara geografis namun
psikologis dengan realitas yang ada sehingga seolah- olah masuk dalam kehidupan khalayak.
Selain itu pula infotainment dikemas secara segar, ringan dan menghibur.
SILET juga mampu menyajikan sumber berita publik figur dengan penuh keharuan
hingga menimbulkan rasa simpati, empati, marah, kesal, kecewa serta uraian air mata
terhadap masalah yang sedang dialami publik figur. Investigasi yang mendalam secara detail
dan menyeluruh diketengahkan ke dalam media televisi hingga dapat berada pada wilayah
privasi artis tersebut. Pada awal kemunculannya SILET ditayangkan dalam durasi 30 menit,
seiring dengan makin diminatinya maka waktu penayangan SILET ditambah, Tayangan yang
pada awalnya mulai dari hari Senin-Jumat berubah menjadi tayang setiap hari (Stripping)
sedangkan waktu durasi bertambah dari 30 menit menjadi 60 menit perepisode.
Ini merupakan suatu indikator bahwa tayangan SILET menjadi kategori tayangan
infotainment terfavorit bagi masyarakat dan dianggap layak menjadi pemenang dalam ajang
Panasonic Awards 2007 baik presenternya Donna Arsinta serta Feni Rose yang menang
dalam ajang tersebut. SILET merupakan salah satu infotainment yang tayang setiap hari dan
yang menjadi poin terpenting adalah kemenangan SILET merupakan pengaruh respon positif
masyarakat terhadap informasi serta berita yang diterima dan dikemas menarik oleh SILET.
I.2 Permasalahannya
Sebagai upaya untuk memperoleh bukti ilmiah yang terukur dan sistematis, berkaitan
dengan dunia simbolik publik figur dalam bingkai telvisi maka permasalahan penelitian
dirumuskan:
5 http://www.kunci.or.id/0107/14
7
masyarakat mengenai isi pesan dari simbol-simbol publik figur yang dilihat melalui
tayangan SILET di RCTI?
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Komunikasi dan Media Televisi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication berasal dari bahasa Latin
Communicatio, dan berasal dari kata Communis yang berarti Sama. Sama dalam artian
memiliki makna yang sama diantara pelaku komunikator (Onong Uchyana, 1984:9) Televisi
ditemukan oleh Paul Nipkov pada tahun 1884 (dalam Kuswandi 1993:30) telah berkembang
pesat hingga saat ini, seperti dunia hiburan. Munculya pemberitaan seputar kehidupan publik
figur Indonesia di televisi memberikan ruang gerak bagi pelaku media televisi untuk
menjalankan perannya sebagai penyambung komunikasi untuk menyampaikan pesan,
mendidik, menghibur, serta mempengaruhi masyarakat. Berbagai kemudahan didapat dengan
hadirnya media televisi seperti yang telah diuraikan diatas hingga menuntun masyarakat
untuk pro aktif tidak hanya sebagai penerima pesan saja melainkan dapat pula sebagai pelaku
komunikasi yang dapat memberikan sumber inforamasi kepada orang lain
Ilham bintang dari Bintang Advis Multimedia menyatakan bahwa : 6
Dari pernyataan tersebut, dapat dijelaskan bahwa munculya televisi swasta diera
globalisasi menuntun pula televisi swasta untuk membuat program acara yang mampu
menarik perhatian masyarakat dengan biaya yang terjangkau namun dapat memberikan
informasi bagi masyarakat yaitu infotainment. Sedangkan menurut Santana (2002:339)
SILET, Kiss, kasak-Kusuk, gosip adalah sumber berita publik figur dari banyak media massa
saat ini, sedangkan infotainment merupakan konsep pemberitaan entertainment jurnalism,
suatu bentuk perkembangan dari jurnalisme investigasi. Jurnalisme investigasi yaitu
jurnalisme yang menganut paham pendalaman. Berita investigasi merupakan berita lengkap
dari sebuah peristiwa sebagai hasil penelusuran wartawan. Infotainment SILET merupakan
informasi mengenai publik figur yang dibuat melalui penelusuran atau investigasi serta
“Karena akses liberalisasi pers pada televisi swasta yang kini bejumlah 11 buah, maka untuk mengisi semua slotnya televisi memerlukan banyak acara baru yang tidak bisa digarap sendiri. Ada banyak cara untuk memenuhi itu dengan pembuatan yang cepat, ongkos murah dan bisa mendulang banyak duit. Syarat acara semacam itu pas dengan karekteristik tayangan infotainment sehingga dua tahun terakhir ini banjir tayangan infotainment”.
6 http.www.gatra.com/2004.05.08
8
merupakan penggambaran dari entertainment yang lebih kearah hiburan, biasanya tayangan
SILET menceritakan kehidupan publik figur dari kisah asmara, perceraian, kasus narkoba
serta intrik dan kehidupan glamor yang dialami di dunia keartisan.
Ada beberapa faktor rasional yang menyebabkan maraknya infotainment.7 pertama,
biaya produksi acara yang relatif rendah dengan biaya iklan yang cukup banyak. Kedua,
mudah mendapatkan liputan materi serta cerita dan drama mengenai manusia tidak akan
habis- habisnya. Diawali dengan kabar-kabari dan Kiss (Kisah Seputar Selebritis) pada tahun
1996, tayangan infotainment kini berkembang pesat. Dengan munculnya Cek dan Ricek yang
diproduksi oleh Bintang Advis Multimedia pada tahun 1997 maka lahir pula rumah produksi
baru yang membuat tayangan infotainment semakin bayak. Seperti SILET yang di prodiksi
oleh Indigo production, Ada E-komando (Eko Patrio), Bibir Plus (Anjasmara) Avicom
((Sandra Luis) IFM (Jeremi Thomas), Atmodens (Arswendo Atmowiloto) dan lainnya.
Stasiun televisi juga ada yang memproduksi infotainment sendiri seperti Indosiar dengan
Kiss, Trans TV dengan Insert-nya (Informasi selebriti). Masing -masing program yang
dulunya ditayangkan satu minngu sekali, kini ditayangkan harian (Stripping). Ilham Bintang
menyatakan jika seluruh acara infotainment rata- rata tayang dua kali sepekan, jumlah jam
tayang mencapai seratus (100) jam perminggu, durasi ini jauh melampaui program berita.8
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri tayangan infotainment
adalah.
9
Jadi televisi merupakan media massa yang merakyat dengan kemampuan siaran yang
maksimal karena dapat melampaui jarak yang jauh ke berbagai pelosok wilayah Indonesia
serta menembus waktu dalam tayangan yang aktual dan faktual untuk masyarakat. Hal ini
dapat dilihat dari indikasi yang dijelaskan oleh Budiman (2000:80) yaitu“ Ternyata Indonesia
menempati posisi pertama diantara negara- negara Asia dalam hal lama (jam) nonton, rata-
rata perharinya mencapai 3, 7 jam“. Infotainment SILET merupakan jenis berita soft news
(berita ringan). Berita ringan adalah suatu bentuk berita yang menyajikan informasi,
pengetahuan serta hiburan bagi masyarakat mengenai kehidupan publik figur di media
1.Menggunakan artis atau orang- terkenal sebagai sumber berita 2.Menghibur masyarakat 3.Informatif 4.Singkat dan padat 5.Dramatik dan sensasional
7 http://www.kompas.com.0207/07 8 http://www.gatra.com.2004.05.08 9 Media watch,2003:edisi 28/III/Januari
9
televisi yang segar dan menarik untuk di tontonUntuk lebih jelasnya keempat unsur nilai
berita tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel II. Unsur- Unsur Nilai Berita
Aktualitas (Timeliness) Infotainment SILET sengaja menyajikan informasi mengenai kehidupan publik figur secara mendalam, aktual dan faktual seperti kasus meninggalnya Sophan Sopiaan, pencekalan penyanyi dangdut Dewi Persik, tertangkapnya Roy Marten dsb, tentunya informasi tersebut layak di jadikan pemberitaan di media televisi karena mendapat sorotan dan menjadi pembicaraan hangat di kalangan masyarakat luas.
Kedekatan (Proximit ) Peristiwa yang mengandung berita dengan khalayak televisi adalah media komunikasi yang dapat menjangkau letak geografis Indonesia hingga masyarakat kota Bengkulu seolah- olah dekat dengan publik figur. Meninggalnya H.M Soeharto merupakan suatu bentuk kedekatan (proximity) dari unsur-unsur nilai berita yang ditayangkan SILET di RCTI.
Keterkenalan (Prominence) Kasus perceraian Bambang Tri Hadmojo dengan Halimah menuai kehebohan bagi khalayak karena dipicu oleh hadirnya orang ketiga yaitu mayang Sari.
Dampak Peristiwa Aagym berpoligami, berdampak luas bagi masyarakat khususnya kota Bengkulu terkait peraturan pemerintah tentang UU berpoligami di Indonesia yang saat ini masih menjadi pro dan kontra di kalangan khalayak.
Human Interest Kasus perceraian, perselingkuhan, narkoba, serta berita dan informasi publik figur selalu mengundang ketertarikan masyarakat karena status mereka yang dikenal melalui media televisi, yang patut untuk diketahui.
Sumber: Askurifai Baksin ( 2006:5)
2.2 Interaksi dan Dunia Simbol Publik Figur
Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini memakai paradigma definisi sosial
dengan menggunakan teori Interaksi simbolik. Menurut Poloma (2000:258) bahwa :
“Teori ini menganalisis pada aspek-aspek perilaku manusia yang subjektif dan interpretative. proses penyampaian makna inilah yang menggunakan model interaksi simbolik.Dalam proses penyampaian makna melalui simbol inilah yang merupakan subjek matter dari sejumlah analisa kaum interaksionisme simbolik, dimana dalam interaksi orang belajar memahami simbol-simbol interaksi”.
10
Interaksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah interaksi publik figur dengan
menggunakan simbol–simbol yang mereka gunakan di media televisi pada tayangan
infotainment SILET. Berbagai aksi simbol–simbol yang ditampilkan oleh publik figur di
televisi membawa suatu artian bahwa pelaku komunikasilah yang memberikan makna atau
simbol tersebut dan bukan sebaliknya sehingga masyarakat mampu mengartikan pesan
tersebut. Kehidupan realitas sebagian besar merupakan isi pesan pemberitaan infotainment
SILET dari kaum selebritas. Interaksi Simbolik berlandaskan pada realitas nyata pada
kehidupan sosial masyarakat dalam media televisi. Berikut gambar model interaksi Simbolik
secara keseluruhan.
Gambar I. Model Interaksi simbolik
Sumber : B Aubrey Fisher (dalam Soejono,1984:242)
Menurut B. Aubrey Fisher (dalam soejono,1984:242) menguraikan bahwa :
“Model interaksi simbolik merupakan orang-orang sebagai peserta komunikasi yang bersifat aktif, serta bergerak secara dinamis karena komunikator atau para pelaku komunikasi berhubungan dengan lingkungan sosialnya. Pelaku komunikasi memahami konsep dirinya sebagai dirinya sendiri dan diri orang lain (Looking glass self). Komunikator dapat memberikan makna terhadap objek yang diamati serta dapat mengambil peran orang lain. Diri (self) berkembang lewat interaksi dengan orang lain seperti berinteraksi dengan keluarga, teman serta lingkungan lain. Dalam interaksi itu, pelaku komunikasi melihat dirinya melalui perspektif (peran) orang lain”.
Komunikator
Komunikator
Diri/Yang Lain
Diri/Yang Lain
Konteks Kultural
Objek
11
Interaksi simbolik sebagai “pisau analisis“dalam penelitian ini menjelaskan suatu
interaksi yang memunculkan makna khusus dan menimbulkan interpretasi atau penafsiran
dikalangan masyarakat terkait pemberitaan publik figur di media televisi pada infotainment
SILET. The looking glass self sebagai konsep diri individu secara jelas yang ditentukan oleh
apa yang ia fikirkan tentang fikiran orang lain mengenai dirinya. Simbolik berasal dari kata
’simbol’ yakni tanda yang muncul dari hasil kesepakatan bersama. Bagaimana suatu berita
publik figur tersebut menjadi bahan perbincangan hangat di kalangan masyarakat dan
menjadi perspektif atau penilaian bersama pula oleh masyarakat yang mengagumi publik
figur tersebut. Menurut George Herbert Mead (dalam Mulyana,2006:73) menguraikan
beberapa prinsip–prinsip pada teori interaksi simbolik, sebagai berikut :
1.Manusia, tidak seperti hewan lebih rendah, diberkahi dengan kemampuan berfikir. 2.Kemampuan berfikir itu dibentuk oleh interaksi sosial. 3.Dalam interaksi sosial orang belajar makana dan simbol yang memungkinkan mereka
menerapkan kemampuan khas mereka sebagai manusia, yakni berfikir. 4.Makna dan simbol memungkinkan orang melanjutkan tindakan dan interaksi yang
khas manusia. 5.Orang mampu memodifikasi atau mengubah makna dan simbol yang mereka gunakan
dalam tindakan dan interaksi berdasarkan interpretasi mereka atas situasi. 6.Orang mampu melakukan modifikasi dan perubahan ini karena , antara lain,
kemampuan mereka berinteraksi dengan diri sendiri, yang memungkinkan mereka memeriksa tahapan–tahapan tindakan, menilai keuntungan dan kerugian relatif, dan kemudian memilih salah satunya.
7.Pola-pola tindakan dan interaksi yang menjalin ini membentuk suatu kelompok dan masyarakat.
Akar pemikiran utama dari interaksi sosial adalah Aspek Pragmatis yang di pengaruhi
oleh sosiologis menurut George Herbert Mead (dalam Geooge Ritzer, 2005:266) adalah :
Pertama realitas. Realitas diciptakan secara aktif saat kita bertindak didalam dunia nyata. Kedua, manusia mengingat dan memiliki pengetahuan mengenai realitas yang ada, Ketiga adalah Manusia mendefinisikan “objek” sosial dan fisik yang mereka temui didunia nyata yang berguna bagi mereka.
Dari uraian tersebut maka dunia simbolik yang diketengahkan oleh publik figur
merupakan tindakan nyata dalam kehidupan realitas nyata yang dilakoninya dengan
berinteraksi baik secara individu maupun dengan lingkungan sekitar. Sehingga para pelaku
komunikasi (ibu rumah tangga) berusaha untuk mengingat peristiwa apa saja yang sedang
dialami publik figur dalam pengemasan isi berita pada tayangan SILET serta masyarakat
mempunyai kebutuhan akan informasi dan pengetahuan mengenai kehidupan publik figur
yang mereka kagumi sehingga masyarakat dapat merespon dan memberi makna pada simbol–
12
simbol yang di pakai pada publik fugur tersebut melalui media televisi.Ini berarti bahwa
pelaku komunikasi mendeskripsikan publik figur sebagai objek ketertarikan terhadap berita
mereka yang disajikan SILET. Menurut George Herbert Mead (dalam George
Ritzer,2005:268) akar pemikiran utama interaksi Simbolik yang kedua adalah Aspek
Behaviorisme Psikologis bahwa :
Pusat perhatian pada perilaku individu dapat diamati. Sasaran perhatiannya adalah pada stimuli atau perilaku yang mendatangkan respon sehingga menggunakan bahasa antara stimulus dan respon untuk memutuskan bagaimana cara merespon.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa akar teori interaksi dapat berlangsung Bila ada
stimuli rangsangan seseorang dalam merespon informasi atau berita yang diterima oleh
masyarakat sehingga pemberitan publik figur mengenai peristiwa apa saja yang mereka alami
di tayangan infotainment SILET secara langsung diamati dan di tonton oleh masyarakat luas
melalui televisi hingga tindakan publik figur tersebut direspons serta dinilai sendiri oleh
masyarakat, pada akhirnya akan menuai reaksi pro dan kontra pula dikalangan masyarakat
hingga berujung pada citra positif atau negatif yang melekat pada publik figur tersebut.
Menurut George Herbert Mead (George Ritzer, 2005:274) ada empat tahap tindakan
manusia pada aspek Behavioralisme di Interaksi Simbolik yaitu :
1.Impuls, Tahap pertama adalah dorongan hati/ impuls yang meliputi stimulasi atau rangsangan, kebutuhan dengan alat indera dan reaksi pelaku komunikasi terhadap rangsangan 2.Persepsi, tahap kedua adalah persepsi ( perception ). Pelaku komunikasi mengamati serta bereaksi terhadap rangsangan yang berhubungan dengan impuls.. 3.Manipulasi, pada tahap ini impuls menyatakan dirinya sebagai objek atau mengambil tindakan yang berkenaan dengan objek itu. Tahap manipulasi merupakan tahap jeda yang penting dalam proses tindakan agar tanggapan tidak diwujudkan secara spontan melainkan melakukan proses pemikiran terlebih dahulu.. 4.Konsumtif, pada tahap akhir ini, pelaku komunikasi mengambil tindakan yang memuaskan dorongan hatinya.
Ketertarikan untuk menonton infotainment SILET yang tayang setiap hari karena
adanya rangsangan kebutuhan informasi yang dinginkan oleh masyarakat mengenai
kehidupan publik figur yang mereka kagumi atau para kaum ibu rumah tangga ingin
menonton tayangan SILET karena publik figur tersebut adalah tokoh panutan bagi khalayak.
dalam hal ini, ketertarikan masyarakat menonton tayangan SILET mengenai pemberitan
publik figur merupakan pemahaman stimuli melalui pendengaran, senyuman, rasa dan
sebagainya (simbolik).
Penggunaan simbol-simbol yang digunakan oleh publik figur pada tayangan
infotainment SILET memberikan pemaknaan terhadap sebuah interaksi sosial dimana pelaku
13
komunikasi lah yang memberikan makna pada simbol tersebut seperti simbol- simbol berupa
ciri khas, gaya hidup modern, kemewahan, dan kriteria lain untuk memandang orang lain.
Jika dikaitkan dengan penelitian ini, maka berita mengenai publik figur cenderung
menimbulkan respon yang beragam dari masyarakat. seperti peristiwa beberapa waktu lalu
dengan meninggalnya mantan presiden HM Soeharto, masyarakat di instruksikan oleh
presiden Sosilo Bambang Yudhoyono untuk mengibarkan bendera merah putih selama satu
minggu yang melambangkan bahwa bangsa Indonesia sedang berkabung atas meninggalnya
mantan presiden RI yang kedua.10
2.3 Kerangka Pemikiran
makna yang diberikan individu terhadap lingkungan sosialnya ( Simbol verbal, simbol
non verbal dan lingkungan fisik). Kedua, makna berhubungan lansung dengan interaksi
sosial yang dilakukan individu dengan lingkungan sosialnya. Ketiga, makna diciptakan,
dipertahankan, dan diubah melalui proses penafsiran oleh pelaku komunikasi dalam
berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Simbol atau lambang secara etimologis berasal
dari kata Yunani yaitu “ Symballein”. Menurut (Herusatoto, 2000:10) “Simbol” merupakan
tanda atau ciri yang memberitahukan sesuatu hal pada seseorang.Sedangkan menurut
Mulyana, (2001:68) Interaksi simbolik adalah suatu aktivitas yang merupakan ciri khas
manusia, yakni komunikasi yang menggunakan pertukaran simbol yang diberi makna.
Artinya pemberitaan mengenai publik figur dengan menggunakan simbol–simbol pada
interaksi simbolik, masyarakat dianggap lebih akif serta mampu memberi tanggapan atau
respon.
Media televisi pada proses komunikasi massa merupakan salah satu alternatif hiburan
bagi masyarakat yang menyajikan berbagai macam format acara. Munculnya Televisi yang
diiringi dengan kemajuan dunia pertelevisian di Indonesia menyebabkan semakin banyaknya
televisi swasta yang bersifat komersil. Tentunya dengan banyaknya stasiun televisi maka
beragam pula program acara yang menjadi pilihan pemirsa untuk dinikmati oleh masyarakat
khususnya ibu rumah tangga. Salah satu program acara yang diproduksi serta di tayangkan
TV swasta dengan format serta program yang sama di televisi adalah infotainment.
Jika dikaitkan dengan penelitian ini, maka Aspek Pragmatis serta aspek Behaviorisme
mengenai berita publik figur yang dialami secara realitas pada interaksi berkomunikasi
10 Tayangan SILET, 28 Januari 2008
14
cenderung menimbulkan respon yang beragam dari masyarakat di kota Bengkulu yang
dinyatakan pula oleh Herbert Blumer (dalam Mulyana, 2003:203) yaitu :
1.Manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna-makna yang ada pada sesuatu
2.Makna tersebut berasal dari interaksi interaksi sosial seseorang dengan orang lain. 3.Makna- makna tersebut di sempurnakan disaat proses interaksi sosial berlangsung.
Oleh karena itu simbol-simbol yang digunakan publik figur di media televisi, masyarakat
dianggap lebih akif serta mampu memberi tanggapan atau respon terhadap informasi atau
berita yang diterima mengenai realitas kehidupan publik figur tersebut pada interaksi simbol.
15
2.4 Proses Interaksi Simbolik Publik Figur Pada Media Televisi
Menelaah kerangka pemikiran diatas, maka dihasilkan Proses Interaksi Simbolik Publik
Figur Pada Media Televisi untuk memandu peneliti dirumuskan sebagai berikut :
Tayangan SILET memberikan informasi mengenai publik figur di Indonesia melalui
penelusuran pemberitaan investigasi yang mendalam sesuai dengan motto infotainment
SILET yaitu : SILET mengupas hal–hal yang dianggap tabu menjadi layak dan
patut untuk diperbincangkan dan dikupas secara tajam, setajam SILET.
Informasi yang ditayangkan SILET melalui tayangan didominasi oleh informasi tentang
kehidupan publik figur yang bersifat positif maupun negatif.
Respon masyarakat terhadap publik figur Indonesia yang ditayangkan melalui SILET
cenderung meneguhkan simbol terhadap publik figur secara positif maupun negatif
Simbol - simbol publik figur pada
media televisi
Interaksi Simbolik ( George Herbert
Pemberitaan infotainment SILET
3 Premis pada Interaksi
Simbolik Yaitu :
Manusia bertindak berdasarkan makna
Makna didapatkan dari interaksi dengan orang lain.
Makna tersebut berkembang dan disempurnakan ketika interaksi berlangsung.
Respons masyarakat Terhadap
simbol publik figur
Simbol- simbol pada publik figur
di infotainment
SILET
16
tergantung dari tata bahasa redaksional oleh presenternya Feni Rose dan Donna Arsinta
dalam bagaimana pengemasan pesan tersebut dapat diterima di pada masyarakat
3.Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari subjek penelitian. Publik figur yang ditayangkan Infotainment
SILET adalah objek dalam penelitian ini. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2008–
Juni 2008. Informan Penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi
tentang situasi dan kondisi tentang setting latar penelitian, maka untuk informannya dipilih
informan kunci yang bisa memberikan informasi yaitu, ibu rumah tangga (IRT). Dipilihnya
ibu rumah tangga sebagai informan kunci karena adanya suatu kecenderungan bahwa ibu
rumah tangga lebih sering dirumah dengan durasi tontonan infotainment lebih banyak
dibanding yang lain sedangkan informan kontrolnya adalah masyarakat.
Tehnik yang dilakukan dalam rangka menentukan informan adalah dengan tehnik Snow
Ball atau tehnik bola salju yang artinya dimulai dari informan terbuka maka akan berlanjut
pada informan selanjutnya yang di dapatkan pada saat proses penelitian dilapangan
berlangsung. Tehnik pengumpulan data menggunakan berbagai sumber data (sebanyak
mungkin data) yang bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan dan menjelaskan secara
komprehensif berbagai aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi atau peristiwa
secara sistematis (Kriyantono, 2006:27). Jadi poin pentingnya adalah ”kelengkapan data” dan
”komprehensivitas”. Tehnik analisis data Dalam penelitian ini analisis data atau pengolahan
dilakukan melalui proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan
diinterpretasikan (Dalam penelitian ini analisis data kualitatif partisipan berdasarkan teori
interaksi simbolik (George Herbet Mead,1863-1931) analisis data dilakukan sejak, sebelum,
sepanjang, dan ketika penelitian dilakukan sehingga proses yang dilakukan diharapkan dapat
menjelaskan dan menemukan penerapan interaksi simbolik pada media televisi.
17
Analisis data kualitatif ini dapat diperjelas dan disederhanakan dengan model sebagai berikut
Tabel 3. Proses Analisis Data Kualitatif
Fakta Empiris Tataran Konseptual
Sumber : Kriyantono, Riset Komunikasi, Jakarta, 2006
Keterangan :
Authenticity, yaitu peneliti memberi peluang kepada subjek unuk bercerita panjang lebar tentang apa yang dialaminya dalam konteks wawancara yang informal dan santai. Triangulasi, yaitu jawaban subjek di cross chek kembali. Triangulasi yang digunakan dalampenelitian ini terdiri dari:sumber, dengan membandingkan hasil wawancara dengan pengamatan. Waktu dengan peneliti melakukan observasi tidak hanya satu kali. Intersubjective Agreement yaitu data dari subjek didialogkan dengan subjek lainnya untuk menghasilkan titik temu. (Kriyantono, 2006:71).
4. Pembahasan
4.1 Interaksi Simbolik dalam Pemberitaan Publik Figur di Media Televisi
Terkait dengan bagaimana infotainment SILET menyajikan isi pesan serta informasi
mengenai kehidupan yang menjadi simbol–simbol dari publik figur Indonesia, Peneliti telah
menganalisis dengan tehnik analisis isi (Content Analisys) yang menjelaskan seperti apa
peneliti mengkonsumsi pemberitaan mengenai simbol-simbol kehidupan publik figur,
apakah sama dengan tanggapan masyarakat atau tidak dan dengan menggunakan model
interaksi simbolik, maka edisi yang diambil sebagai objek penelitian pada tayangan
infotainment SILET di RCTI dimulai pada tanggal 16 November 2007 hingga 30 Mei 2008
Berbagai Data di Lapangan
Analisis/Klasifikasi Data/Kategori
Ciri-ciri Umum
Pemaknaan/interpretasi Ciri-ciri Umum
Kesahihan data - Kompetensi Subjek - Authenticity & Triagulasi/
Member Chek - Intersubjectivity Agreement
BERTEORI & KONTEKSTUAL
18
Tabel IV. Informasi Yang Ditayangkan SILET Tentang Publik Figur
No Tanggal Simbol - Simbol Publik Figur Indonesia Pada media Televisi 1. 17 November 2007 Mayang Sari dianggap sebagai hadirnya orang ketiga
penyebab keretakan rumah tangga Bambang Trihadmojo – Halimah Kamil
2. 28 November 2007 Pelawak Tukul Arwana yang memiliki ciri khas tepuk tangan serta idiom yang unik di mata masyarakat.
3. 16 Desember 2007 Kematian mendadak yang ditimpa oleh pelawak Basuki yang mempunyai ciri khas wes sewes sewes bablas angini
4. 18 Desember 2007 Jilbab sebagai simbol wanita muslimah yang dikenakan oleh Inneke Koesherawati
5. 6 Januari 2008 Kendaraan pribadi publik figur yang disimbolkan dengan kemewahan oleh kalangan masyarakat.
6. 11 Januari 2008 Barang-barang mewah yang dimiliki publik figur 7. 18 Januari 2008 Video klip Duo Maia yang menggandeng model serta
pemain film yang memiliki ciri khas karena ketampanan serta kecerdasanya Nikholas Saputra.
8 20 januari 2008 Keunikan Tukul Arwana hingga dimata masyrakat 9. 21 januari 2008 Bahasa gaul para publik figur sebagai ungkapan yang
menunjukan hubungan kedekatan diantara mereka. 10. 28 Januari 2008 Wafatnya H.M Soeharto sebagai lambang kekuasaan ORBA 11. 29 Januari 2008 Hakim pengadilan tetapkan perkara soeharto dialihkan ke
ahli waris, setelah mantan penguasa ode baru tersebut meninggal dunia.
12. 1 Februari 2008 Ciri Khas Madam Ivan Gunawan di suatu acara reality show 13. 12 Februari 2008 Simbol kecantikan dan keanggunan Tamara Blezynski dan
Dian Sastrowardoyo 14. 13 Februari 2008 Dai kondang yang identik dengan memakai sorban yaitu
AaGym yang digoncang dengan kasus poligami. 15. 28 Februari 2008 Kiki Fatmala yang dianggap anak durhaka oleh ibunya 16. 3 Maret 2008 Kata puuusssinnng yang identik dengan Peggy Melati Sukma 17. 7 Maret 2008 Goyangan ngebor yang identik dengan penyanyi dangdut
Inul Daratista 18 16 Maret 2008 Tempat tinggal publik figur yang mewah serta berkelas 19 28 Maret 2008 Keramahan serta kecantikan Sandra Dewi membuat ia
menjadi publik figur yang tengah naik daun. 20. 7 April 2008 Pencitraan diri publik figur seperti Ian Kasela yang identik
dengan memakai kacamata, Carissa Putri yang identik dengan cantik, Sandra Dewi yang identik dengan anggun dan ramah.
21 8 April 2008 Penilaian masyarakat terhadap artis yang sedang naik daun seperti Naysila Mirdad, Sandra Dewi
22. 9 April 2008 Penilaian masyarakat serta pengakuan keluarga mengenai kedekatan Mayang Sari dengan Alm. Adi Firansyah
23. 10 April 2008 Kematian Adi Firansyah yang dikaitkan dengan Mayang Sari serta Bambang Trihadmojo.
24. 11 April 2008 Penilaian masyarakat terhadap kasus suap Al Amin Nasution
19
suami dari penyanyi dangdut Kristina. 25. 12 april 2008 Ungkapan kata Jangan gila dooong sebagai Ciri khas Ruben
Onsu disalah satu acara reality show 26. 15 April 2008 Perseteruan Sukmawati Soekarno Putri dengan Ahmad Dani
terkait dengan pencitraan diri Ir. Soekarno yang arogan. 27. 17 April 2008 Pencekalan manggung Dewi Persik karena busana yang
terbuka serta ketegaran Kristina menghadapi kasus suaminya.
28. 18 April 2008 Respon mayarakat tentang hasil DNA Siti Kirania Soeharto 29. 19 April 2008 Respon masyarakat tentang publik figur yang menjadi
politikus serta pejabat pemerintahan. 30. 20 April 2008 Ekspos keseksian di mata selebritas serta masyarakat. 31. 21 April 2008 Emansipasi wanita untuk memperingati hari Kartini di mata
kaum selebritas dan publik figur. 30. 3 Mei 2008 Citra Ahmad Dani yang arogan di mata masyarakat dan
keluarganya Sumber : Diolah dari tayangan SILET di RCTI edisi November 2007 hingga Mei 2008
Nama adalah suatu simbol dari publik figur sebagai jati diri. Banyaknya publik figur
Indonesia yang mengganti nama pribadinya menjadi nama yang keren agar mendatangkan
keberuntungan atau hoki di dunia hiburan dan dapat dikenal luas oleh masyarakat seperti
Arianto Wibowo berganti nama menjadi Ari wibowo, Roy Wicaksono menjadi Roy
Marten.11 Pada era tahun 80-an kita dingatkan dengan film catatan Si Boy yang disimbolkan
dengan penggunaan bahasa gaul seperti alamakjan (yang artinya ya ampun), borju yang
(artinya kaya), coy (berupa panggilan, misalnya yo I coy) tengsin (yang artinya mal ) ngeceng
(yang artinya nongkrong). Bahasa gaul tersebut saat ini masih melekat di kaum publik figur
yang dipopulerkan oleh Debby sahertian dan (alm) Indera safera yang berprofesi sebagai
entertainer dan penyiar radio hingga masyarakat ikut pula meniru gaya bahasa tersebut
karena dinilai penggunaan bahasanya yang gaul dan lebih santai seperti bete (badmood), EGP
(emang gue fikirin), Gak kuku (gak Kuat), Jeung (panggilan, misalnya, “eh baju ini lagi
diskon jeung”), jomblo (gak punya pacar), basket (bau ketek), dugem (dunia gemerla), ember
(tanda setuju, iya, benar), bro (panggilan untuk teman dekat) dan sebagainya. Gaya bahasa ini
digunakan sebagai “bahasa simbolik“ yang dapat mempererat hubungan keakraban diantara
sesama publik figur.12
Kata “puusssiiiinnng” tentunya mengingatkan kita pada peran seorang perempuan yang
cantik dan centil serta ceriwis di sebuah sinetron yang di perankan oleh Peggy Melati
11 Tayangan SILET pada tanggal 23 November 2007 12 Tayangan SILET, 21 Januari 2008
20
Sukma.13 Masyarakat dengan mendengar tanpa melihat wajah Peggy pun, tentunya sudah
mampu menebak bahwa kata pusing adalah simbol dari seorang Peggy Melati Sukma.
armani, Lea, Poshboy, Hammer, dan masih banyak lainnya serta aksesoris jam tangan Rolex
yang terkenal mahal tersebut dipakai oleh Ikang Fauzi, sehingga muncul menjadi “bahasa“
untuk mengatakan status sosial yang tinggi pada khalayak sebagai kehidupan publik figur.14
Terkait respon masyarakat mengenai pemberitaan simbol-simbol yang melekat pada
publik figur di infotainment SILET menegaskan bahwa acara televisi yang banyak ditonton
oleh khalayak pada umumnya memberikan pandangan, penilaian ataupun opini yang
berkembang luas di masyarakat yang menuai aksi pro dan kontra seiring arus pemberitaan
Menurut Baudririlard (dalam Alex, 1996:172)
Tujuan pemakaian simbol- simbol status adalah memproyeksikan citra seseorang, akan tetapi sebenarnya citra diri bakan hanya ditentukan oleh simbol status, simbol status hanyalah pernik–pernik dari pembentukan citra diri. Etiket serta cara berkomunikasi secara verbal dan non verbal lah sangat menentukan citra diri”.
Ini terjadi karena media televisi memberikan ruang gerak pada masyarakat untuk
melihat serta mengamati tayangan melalui stimuli rangsangan yang di siarkan oleh berbagai
format acara televisi hingga menimbulkan interaksi dalam berkomunikasi melalui media
komunikasi massa. Interaksi simbolik bertumpu pada penafsiran atas pemaknaan subyektif
(simbolik) yang muncul dari hasil interaksi.
Menurut Gerbner (Winarni,2003:135) ‘semakin sering ibu rumah tangga menonton
televisi, maka makin mirip persepsinya tentang realitas sosial dengan apa yang disajikan
dalam televisi’. Dari uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa Banyaknya kaum ibu rumah
tangga yang menyukai program acara infotainment pada media televisi secara tidak langsung
menanamkan persepsi realitas terhadap publik figur yang ditonton sesuai dengan cara
pandang yang disajikan dalam program acara televisi sehingga akan berdampak pada citra
publik figur. Isi pesan adalah unsur syarat dalam proses komunikasi. Esensi dari sebuah
pesan adalah ketika pesan tersebut dapat memberikan perubahan-perubahan kepada “pelaku
komunikasinya”. Berita merupakan elemen pesan dalam komunikasi massa. Media massa
khususnya media televisi selalu tidak pernah bisa dipisahkan dari peristiwa yang terjadi di
masyarakat apalagi jika informasi tersebut berkaitan erat dengan pemberitaan publik figur
yang menarik untuk di simak.
13 Tayangan SILET, 3 maret 2008 14 Tayangan SILET, 11 Januari 2008
21
publik figur tersebut disiarkan oleh televisi seperti yang dijelaskan oleh Mar’at (Effendy,
2000:122). Acara televisi umumnya mempengaruhi pandangan, persepsi, dan sikap”. Dengan
kata lain respon serta opini publik tentang informasi kehidupan publik figur didapat dan di
pengaruhi oleh tayangan infotainment SILET di RCTI.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa mayoritas informan pokok yaitu kaum ibu
rumah tangga mempunyai respon positif sebanyak 16 orang mengenai informasi yang
ditayangkan oleh SILET serta memahami simbol-simbol yang melekat pada publik figur
tersebut yang pada akhirnya memiliki persamaan makna dalam proses interaksi yang
berlangsung pada media televisi. Sedangkan informan yang mempunyai respon netral
sebanyak 6 orang (biasa saja) artinya informan mempunyai tanggapan yang biasa saja
terhadap symbol-simbol kehidupan publik figur dikarenakan sudah terbiasa melihat gaya
kehidupan publik figur yang glamour dan penuh sensasi.
Artinya akar teori interaksi simbolik dapat berlangsung bila ada stimuli rangsangan
seseorang dalam merespon informasi atau berita yang diterima oleh masyarakat sehingga
pemberitan publik figur mengenai peristiwa apa saja yang mereka alami di tayangan
infotainment SILET secara langsung diamati dan di tonton oleh masyarakat luas melalui
televisi hingga tindakan publik figur tersebut direspons serta dinilai sendiri oleh masyarakat,
pada akhirnya akan menuai reaksi pro dan kontra pula dikalangan masyarakat hingga
berujung pada citra positif atau negatif yang melekat pada publik figur tersebut.
Dari hasil yang peneliti dapatkan tentunya dapat dijelaskan bahwa akar pemikiran serta
ketiga premis Geoge Herbert Mead yang berkaitan erat dengan penelitian ini terhadap
pemberitaan infotainment SILET adalah suatu bentuk interaksi sosial publik figur dengan
masyarakat khusunya di kota Bengkulu dengan menggunakan symbol-simbol yang melekat
pada diri publik figur itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut, masyarakat dapat memahami serta
mengetahui bagaimana infotainment SILET memberikan gambaran tentang simbol- simbol
yang melekat pada publik figur yang menjadi tokoh dalam tiap tayangan SILET termasuk
bagaimana pula respon masyarakat dalam memaknai simbol- simbol yang melekat pada
publik figur tersebut dalam kapasitas sebagai penonton atau penikmat siaran infotainment
SILET, khususnya bagi kaum ibu rumah tangga yang cenderung menyukai acara infotainment
yang dapat dimanfaatkan sebagai suatu hiburan yang menghibur pada media televisi sehingga
mampu menimbulkan suatu pencitraan diri atau ciri khas bagi publik figur Indonesia.
22
5. Kesimpulan dan saran
5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa respon
masyarakat terhadap simbol- simbol keartisan dalam tayangan SILET di RCTI menimbulkan
opini publik yang beragam dari kaum ibu rumah tangga Tayangan SILET pada media televisi
berisi mengenai informasi publik figur yang bersifat positif maupun negatif. Proses
komunikasi pada media televisi tentunya masyarakat dapat memberikan feedback berupa
respon terhadap pemberitaan publik figur berupa penilaian, pendapat atau persepsi mengenai
publik figur yang sedang diberitakan, yang pada akhirnya membentuk pencitraan diri publik
figur secara positif (pemberitaan prestasi publik figur, pernikahan publik figur, kematian
tragis) maupun citra negatif (perceraian, kasus narkoba, perkelahian) yang melekat pada
publik figur tersebut.
Infotainment SILET merupakan salah satu program program acara hiburan di RCTI,
mencoba tampil dengan format acara yang berbeda yaitu menyajikan realitas pemberitaan
mengenai informasi serta interaksi publik figur dengan mengunakan simbol -simbol tertentu
sebagai ciri khas publik figur secara aktual, faktual untuk penonton dengan harapan agar
masyarakat mengerti dan memahami symbol-simbol yang melekat pada seorang publik figur
serta dapat memberikan suatu informasi yang benar serta nyata sesuai dengan apa yang
dialami oleh publik figur bukan menyajikan gosip semata.
Pemberitaan infotainment SILET tentunya dapat memperkuat opini publik yang
berkembang luas apalagi jika sumber pemberitaan publik figur terhadap simbol-simbol
keartisan tersebut bersifat kontroversial serta menuai aksi pro dan kontra di kalangan
masyarakat. Informasi yang ditayangkan SILET secara variatif memuat berita publik figur
baik secara negatif maupun positif, namun ulasan infotainment SILET ini lebih mendalam
dibandingkan dengan infotainment lainnya karena durasi tayangan SILET hadir selama 60
menit setiap harinya.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian yang telah didapat, maka peneliti menyarankan secara teoritis kepada
pihak pengelola atau pelaku media televisi untuk :
1. Infotainment SILET dalam memberikan informasi kepada masyarakat hendaknya
menyajikan cerminan realitas terkait pemberitaan serta informasi mengenai simbol –
simbol publik figur di media televisi sehingga informasi yang di sajikan bukanlah
suatu gosip semata melainkan informasi yang aktual dan faktual.
23
2. Pelaku media televisi dapat arif dalam menyajikan pesan tentang simbol- simbol
publik figur yang masih belum diketahui kebenarannya sehingga dapat
mengkonfirmasi informasi tersebut pada publik figur yang bersangkutan. Agar
kedepan dapat lebih mengkritisi dengan cerdas suatu pemberitaan dari publik figur.
3. Pelaku media televisi sebaiknya membuat program acara infotainment yang benar-
benar memberikan manfaat dan hiburan yang sehat bagi masyarakat luas sehingga
terjadi perubahan mendasar yang menyangkut tatanan dalam kehidupan
bermasyarakat.
4. Peneliti juga menyarankan agar pelaku media televisi khususnya RCTI agar dapat
meningkatkan lagi kualitas acaranya supaya lebih menarik dan tetap disukai oleh
masyarakat serta membentuk opini publik yang rasional sebagai pengontrol
dinamika pada media televisi apalagi jika pemberitaan publik figur tersebut banyak
menuai aksi pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Saran sacara praktis dapat pula membantu masyarakat serta praktisi media demi
meningkatkan tayangannya, berikut saran praktis yang dapat diupayakan:
1.Masyarakat khususnya kaum ibu rumah tangga yang menyukai program acara
infotainment agar lebih selektif dalam memahami isi pesan yang dijadikan rujukan
informasi tentang simbol- simbol publik figur Indonesia.
2. Peneliti juga menyarankan agar masyarakat tidak terbawa oleh arus informasi yang
tidak benar atau gosip, sehingga masyarakat dapat diberikan ruang gerak dalam
merespon tayangan SILET di RCTI.
3. Keuntungan pelaku media televisi dalam menayangkan program acara infotainment
SILET hendaknya juga memperhatikan bagaimana nantinya reaksi dari pemirsa
sehingga masyarakat tidak dijejali dengan tayangan yang seakan-akan menjadi pola
makanan sehat yang di konsumsi publik.
24
DAFTAR PUSTAKA
Baksin, Askurifai. 2006 Jurnalistik Televisi Teori Dan Praktik. PT Remaja RosdaKarya. Bandung
Bungin, Burhan. 2001. Imaji Media Massa. Jendela. Yogjakarta Effendy, Uchayana Onong. 2004. Ilmu Komunikasi Teori dan praktek. Rosdakarya Bandung. Kusumaningrat Hikmat, Purnama. 2006. Jurnalistik Teori dan Praktik. Rosdakarya.
Bandung. Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi. Rineke Cipta.
Jakarta. Mac Quail, Denis. 1991. Teori Komunikasi Massa suatu Pengantar. Diterjemahkan oleh
Agus Dharma, Aminudin Ram. Erlangga. Jakarta. Mulyana, Dedy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Rosdakarya. Bandung.. -----------. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Rosdakarya. Bandung. -----------. 2007. Metodologi Penelitian Komunikasi: Contoh- contoh Penelitian Kualitatif
dengan Pendekatan Praktis. Rosdakarya. Bandung. Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Grafindo Persada. Jakarta Rakhmat, Jalaludin. 2000. Metode Penelitian Komunikasi. PT Remaja RosdaKarya. Bandung Singarimbun. 1995. Metode Penelitian Survey. LP3S. Jakarta Sobur, Alex. 2001. Analisis Teks media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, Analisis Framing. Rosdakarya. Bandung Werner J. Severin – James W. Tankard, Jr. 2005. Teori Komunikasi ( Sejarah, Metode dan
Terapan di Dalam Komunikasi Massa ). Diterjemahkan oleh Sugeng Hariyanto. Kencana. Jakarta.
Winarni. 2003. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. UMM Pres. Malang.
Pustaka Online : http://www. AcNielsen.com http://www. indigoproduction.com http://www.selebritikapanlagi.com uliastuti, Nuraini. 2004. Media Selebriti Indonesia. http://www.kunci.or.id Khudori, dkk. Dunia Hiburan Tanpa Kelamin.http://www.gatra.com No name. Sebuah Berita Dari Kamar Tidur. http://www.kompas.com. http://www.tiarsa.com Sumber lain : -A.Kamus Marhijanto.1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. -B. Buletin Lembaga Konsumen Media Indonesia. 2003. Media Watch. Jakarta