dw i a s t i t arepository.iainbengkulu.ac.id/3202/1/skripsi dwi astita...puji dan syukur ke...
TRANSCRIPT
i
IMPLEMENTASI BIAYA PEMELIHARAAN BARANG GADAI DITINJAU DARI FATWA MUI NOMOR: 25/DSN-MUI/III/2002
PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) SYARIAH UNIT PELAYANAN SYARIAH SEMANGKA KOTA BENGKULU
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh:
D W I A S T I T A
NIM: 131 614 1407
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU
TAHUN, 2017 M/ 1438 H
ii
iii
iv
MOTTO
Hanya kepada Engkau-lah kami menyembah dan hanya kepada
Engkau-lah kami memohon pertolongan
(QS. Al-Fatihah : 5)
Dimana ada keyakinan dan usaha, maka akan ada jalan kemudaha
yang Allah berikan.
(Uma’ Abah)
v
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati kupersembahkan karya ini
sebagai sebuah perjuangan totalitas diri kepada:
1. Rasa bersyukur kepada Allah SWT. atas segala kenikmatan,
kekuatan, kesabaran dalam menjalani kehidupan.
2. Abah (Ridwan) dan Uma’ (Mardia) tercinta yang tak pernah
letih mendidik dan mengasihiku, pagi siang malam tiada henti
mereka kerja keras demi menyongsong masa depanku,
walaupun panas, hujan mereka tiada pernah mengeluh,
semangat mereka yang tak pernah luluh, pengorbanannya
sungguh sangat berarti walaupun berat beban yang harus
mereka tempuh tetapi mereka tetap semangat serta
senantiasa mendo’akan kesuksesanku.
3. Saudari kembaranku (Dwi Astuti) adikku (Istiqomah)
tersayang yang selalu memotivasi aku untuk tetap maju dan
tetap semangat dalam menghadapi segala hal.
4. Nenek tercinta Banun khayat dan bibikku Iklimah,S.Ag, Oom
Iwansah serta wawakku wak ansori, wak noni, wak nie, ujuk
kholik, bibik mariam yang selalu mendoakan dan memberiku
dukungan selama ini.
5. Saudara sepupu yang telah membantu dari segi apapun yaitu:
tak rusli, yuk lina, tak mi, kamila, nabil, lutfi, rosa, julia,
heldi, alexsis, fadli, nesa, agung
6. Sahabat-sahabatku Lela, Amai, Ayu PS, Via, Tika, Lisa,
Teteh Dewi, serta teman-teman kelas PBS B, teman kosan
Pondok Riski (Emma, Ayu, Lina, Ira dan lain-lain) tersayang
yang selalu memberiku dukungan dan memberi semangat dan
mendampingiku disaat aku susah maupun senang.
7. Rekan-rekan seperjuanganku Perbankan Syariah Angkatan
2013 yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
8. Almamater yang telah menempahku.
vi
vii
ABSTRAK
Implementasi biaya pemeliharaan barang gadai ditinjau dari Fatwa MUI Nomor:
25/DSN-MUI/III/2002 pada PT Pegadaian (Persero) Syariah Unit Pelayanan
Syariah Semangka Kota Bengkulu oleh
Dwi Astita, NIM 1316141407
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara penghitungan dan
penentuan biaya pemeliharaan di PT Pegadaian (Persero) Syariah Unit Pelayanan
Syariah Semangka Kota Bengkulu dan yang mempengaruhi perbedaan tarif biaya
pemeliharaan pada PT Pegadaian (Persero) Syariah Unit Pelayanan Syariah
Semangka Kota Bengkulu. Untuk mengungkap persoalan tersebut secara
mendalam dan menyeluruh, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan
teknik pengumpulan data primer berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Sedangkan data sekunder berupa arsip, dokumen yang berkaitan dengan objek
penelitian. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, paparan data
dan penarikan kesimpulan. Kemudian dianalisis lebih lanjut dan diambil suatu
kesimpulan. Dari hasil penelitian bahwa perhitungan dan penentuan biaya ijarah
(biaya pemeliharaan) dalam gadai syariah di PT Pegadaian (Persero) Syariah Unit
Pelayanan Syariah Semangka Kota Bengkulu dilakukan dengan melihat besarnya
nilai barang pinjaman nasabah. Dalam pembiayaan rahn nasabah harus
memberikan barang atau harta sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya.
Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis, dengan demikian pihak
yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau
sebagian piutangnya. Sedangkan Analisis Fatwa DSN-MUI NO: 25/DSN-
MUI/III/2002 terhadap penentuan biaya ijarah dalam produk gadai syariah di PT
Pegadaian (Persero) Syariah Unit Pelayanan Syariah Semangka Kota Bengkulu
sudah sesuai dengan Fatwa DSN-MUI Nomor :25/DSN-MUI/III/2002
Kata Kunci: Rahn, Biaya Pemeliharaan, Fatwa DSN-MUI
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Implementasi biaya pemeliharaan barang gadai ditinjau dari Fatwa MUI Nomor:
25/DSN-MUI/III/2002 pada PT Pegadaian (Persero) Syariah Unit Pelayanan
Syariah Semangka Kota Bengkulu”. Shalawat dan salam semoga senantiasa
dilimpahkan pada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. yang menjadi
uswatun hasanah bagi kita semua. Aamiin
Penyusunan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat guna untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) dan Program Studi Perbankan Syariah
Jurusan Ekonomi Islam pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Bengkulu. Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis
mendapat bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini izinkan penulis
mengucapkan rasa terima kasih teriring do‟a semoga menjadi amal ibadah dan
mendapat balasan dari Allah SWT. kepada:
1. Prof. Dr. H. Sirajuddin M, M. Ag, M.H, selaku Rektor IAIN Bengkulu yang
telah memberikan kesempatan untuk menuntut ilmu dikampus hijau tercinta.
2. Dr. Asnaini, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu dan selaku pembimbing I, yang telah
sabar dalam mendidik selama proses belajar dan senantiasa mendo‟akan
kesuksesan penulis.
ix
3. Idwal B, MA selaku Plt. Ketua Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu dan selaku
pembimbing II, yang telah memotivasi dan membagikan ilmunya.
4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Bengkulu yang telah mengajar dan membimbing serta
memberikan berbagai ilmunya dengan penuh keikhlasan.
5. Staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Bengkulu yang telah memberikan pelayanan dengan baik dalam
hal administrasi.
6. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari masih banyak kelemahan
dan kekurangan dari berbagai sisi. Oleh karena itu, penulis mohon maaf dan
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
penulis ke depan.
Bengkulu, 22 Agustus 2017 M
29 Dzulqa‟idah 1438 H
H
Dwi Asttita
NIM 1316141407
x
DAFTAR ISI
COVER
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... i
PENGESAHAN ............................................................................................... ii
MOTTO ........................................................................................................... iii
PERSEMBAHAN ............................................................................................ iv
SURAT PERNYATAAN................................................................................. v
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 6
D. Kegunaan Penelitian ...................................................................... 6
E. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 7
F. Metodologi Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian .............................................. 11
2. Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................... 11
3. Subjek/Informan Penelitian ..................................................... 11
4. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ......................... 12
5. Teknik Analisis Data ............................................................... 14
G. Sistematika Penulisan .................................................................... 15
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Implementasi ............................................................... 18
B. Pengertian Pemeliharaan ............................................................... 18
C. Pengertian Rahn ........................................................................... 23
D. Pengertian Biaya Pemeliharan (ijarah) ......................................... 26
E. Rukun dan Syarat Sah Perjanjian Gadai ...................................... 34
F. Barang Yang Dapat Digadaikan ................................................... 35
G. Fatwa DSN MUI Nomor 25 Tahun 2002 ..................................... 36
BAB III GAMBARAN UMUM PT PEGADAIAN (PERSERO) SYARIAH
UNIT PELAYANAN SYARIAH SEMANGKA KOTA BENGKULU
A. Sejarah Singkat Berdirinya Pegadaian Syariah Di Kota Bengkulu 39
xi
B. Sejarah Berdirinya PT Pegadaian (Persero) Syariah Unit
Pelayanan Syariah Semangka Kora Bengkulu .............................. 40
C. Visi dan Misi PT. Pegadaian (persero) Syariah Unit Pegadaian
Syariah Semangka Kota Bengkulu ................................................ 41
D. Produk-produk PT Pegadaian (persero) Syariah Unit Pelayana
Syariah Semangka Kota Bengkulu ............................................... 41
E. Struktur Organisasi ....................................................................... 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Perhitungan dan Penentuan Biaya Pemeliharaan Barang Gadai
Di PT Pegadaian (Persero) Syariah Unit Pelayanan Syariah
Semangka Kota Bengkulu ............................................................. 58
B. Perhitungan dan Penentuan Biaya Pemeliharaan Tinjauan Fatwa
MUI Nomor: 25/DSN-MUI/III/2002 Tentang Produk Rahn ........
65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 68
B. Saran ............................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Struktur Organisasi PT Pegadaian (Persero) Syariah Unit
Pelayanan Syariah Semangka Kota Bengkulu ........................ 55
Tabel 4.1. Tarif ujrah (biaya pemeliharaan) ............................................. 56
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian
Lampiran 2. Bukti Menghadiri Seminar Proposal
Lampiran 3. Lembar Judul Skripsi
Lampiran 4. Daftar Hadir Seminar Proposal Mahasiswa
Lampiran 5. Catatan Perbaikan Proposal Skripsi
Lampiran 6. Halaman Pengesahan Surat Keputusan Pembimbing
Lampiran 7. Surat Penunjukan Dosen Pembimbing
Lampiran 8. Pedoman Wawancara
Lampiran 9. Mengajukan Surat Izin Penelitian
Lampiran 10. Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 11. Surat Rekomendasi Izin Penelitian Provinsi Bengkulu
Lampiran 12. Surat Izin Penelitian Kota Bengkulu
Lampiran 13. Surat Keterangan Selesai Penelitian
Lampiran 14. Lembar Bimbingan Skripsi
Lampiran 15. Dokumentasi
Lampiran 16. Fatwa DSN Produk Rahn
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Gadai merupakan salah satu katagori dari perjanjian utang-piutang,
yang mana untuk suatu kepercayaan dari orang yang berpiutang, maka
orang yang berutang menggadaikan barangnya sebagai jaminan terhadap
utangnya itu. Barang jaminan tetap menjadi milik orang yang
menggadaikan (orang yang berhutang) tetapi dikuasai oleh penerima gadai
(yang berpiutang). Praktik ini telah ada sejak zaman Rasululloh SAW, dan
Rasululloh sendiri pernah melakukannya. Gadai mempunyai nilai sosial
yang sangat tinggi dan dilakukan secara suka rela atas dasar tolong
menolong.1
Dalam landasan syariah operasional pegadaian syariah dapat
digambarkan sebagai akad rahn, nasabah menyerakan barang dan
kemudian pegadaian menyimpan dan merawatnya di tempat yang telah di
sediakan oleh pegadaian. Akibat yang tibul dari proses penyimpanan
adalah timbulnya biaya-biaya yang meliputi nilai investasi tempat
penyimpanan, biaya perawatan dan seluruh proses kegiatannya. Atas dasar
ini dibenarkan bagi pegadaian mengenakan biaya sewa kepada nasabah
sesuai dengan biaya yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.2
1Muhammad Sholikul Hadi, Pegadaian Syariah : Suatu Alternatif Konstuksi Sistem
Pegadaian Nasional, (Jakarta: Salemba Diniyah, 2003), h. 3 2M. Sholahuddin, Lembaga Ekonomi Dan Keuangan Islam, (Surakarta : Press, 2006), h.
91
1
2
Pegadaian syariah akan memperoleh keuntungan hanya dari bea
sewa tempat yang dipungut bukan tambahan berupa bunga atau sewa
modal yang diperhitungkan dari uang pinjaman. Sehingga disini dapat
dikatakan proses pinjam meminjam uang hanya sebagai „lipstick‟ yang
akan menarik minat konsumen untuk menyimpan barangnya di
pegadaian.3
Mekanisme operasional gadai syariah dapat digambarkan sebagai
berikut: Melalui akad rahn, nasabah menyerahkan barang bergerak dan
kemudian pegadaian menyimpan dan merawatnya di tempat yang telah
disediakan oleh pegadaian. Akibat yang timbul dari proses penyimpanan
adalah timbulnya biaya-biaya yang meliputi nilai investasi tempat
penyimpanan, biaya perawatan dan keseluruhan proses kegiatannya. Atas
dasar ini dibenarkan bagi pegadaian mengenakan biaya sewa kepada
nasabah sesuai jumlah yang disepakati oleh kedua belah pihak.4
Pemeliharaan dan penyimpanan marhun pada dasarnya menjadi
kewajiban rahin, namun dapat juga dilakukan oleh murtahin, sedangkan
biaya dan pemeliharaan penyimpanan tetap menjadi kewajiban rahin.
Besar biaya pemeliharaan dan penyimpanan marhun tidak boleh
ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman. Nasabah hanya akan dibebani
biaya administrasi, biaya jasa simpanan dan pemeliharaan barang jaminan
(ijarah) sesuai dengan Fatwa DSN NO: 25/DSN-MUI/III/2002 yaitu
pemeliharaan dan penyimpanan marhun pada dasarnya menjadi kewajiban
3M. Sholahuddin, Lembaga Ekonomi Dan Keuangan Islam…, h. 91
4M. Sholahuddin, Lembaga Ekonomi Dan Keuangan Islam…, h. 91
3
rahin, namun dapat dilakukan oleh murtahin, sedangkan biaya dan
pemeliharaan penyimpanan tetap menjadi kewajiban rahin. Besar biaya
pemeliharaan dan penyimpanan tidak boleh ditentukan berdasarkan jumlah
pinjaman.5
Ada perbedaan pendapat para ulama dalam hal pemeliharaaan
barang gadai. Ulama Syafi’iah dan Hanabilah berpendapat biaya
pemeliharaan barang gadai menjadi tanggung jawab pemberi gadai karena
barang tersebut merupakan miliknya dan akan kembali kepadanya.
Sedangkan para ulama Hanafiah berpendapat bahwa biaya pemeliharaan
barang gadai menjadi tanggungan penerima gadai yang mana dalam
posisinya sebagai penerima amanat. Berdasarkan pendapat di atas maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya pemeliharaan barang gadai adalah
hak rahin dalam kedudukannya sebagai pemilik yang sah. Akan tetapi jika
harta atau barang jaminan tersebut menjadi kekuasaan murtahin dan di
izinkan oleh maka biaya pemeliharaan jatuh pada murtahin.6
Sedangkan untuk mengganti biaya tersebut nantinya, apabila
murtahin mendapat izin dari rahin maka murtahin dapat memungut hasil
marhun sesuai dan senilai dengan yang telah ia keluarkan. Tetapi apabila
rahin tidak mengizinkannya maka biaya pemeliharaan menjadi utang
rahin kepada murtahin. Resiko atas kerusakan menurut para ulama
Syafi‟iah dan Hanabilah berpendapat bahwa murtahin tidak bertanggung
jawab atas rusaknya barang gadai jika tidak disengaja. Sedangkan ulama
5Dewan Syariah Nasional MUI, Himpunan Fatwa Keuangan Syariah, (Jakarta: Erlangga,
2014), h. 739 6M. Sholahuddin, Lembaga Ekonomi Dan Keuangan Islam…, h. 91
4
Hanafiah berpendapat bahwa hal tersebut menjadi tanggungan murtahin
sebesar harga barang minimum, dihitung mulai waktu diserahkannya
barang gadai kepada murtahin sampai barang tersebut rusak.7
Sedangkan besarnya jumlah pinjaman itu sendiri tergantung dari
nilai jaminan yang diberikan, semakin besar nilai barang maka semakin
besar pula jumlah pinjaman yang diperoleh nasabah.8 Biaya pemeliharaan
dan sewa tempat di pegadaian dalam sistem gadai syariah biasa disebut
dengan biaya ijarah, biaya ini biasanya dihitung per 10 hari.9 Mekanisme
operasional gadai syariah dapat digambarkan sebagai berikut: Melalui
akad rahn, nasabah menyerahkan barang bergerak dan kemudian
pegadaian menyimpan dan merawatnya ditempat yang telah disediakan
oleh pegadaian. Pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui
pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan
atas barang itu sendiri. Melalui akad ini dimungkinkan bagi pegadaian
untuk menarik sewa atas penyimpanan barang milik nasabah yang telah
melakukan akad. Akibat yang timbul dari proses penyimpanan adalah
timbulnya biaya-biaya yang meliputi nilai investasi tempat penyimpanan,
biaya perawatan dan keseluruhan proses kegiatannya. Pegadaian syariah
mempunyai produk jasa antara lain, ar-rahn yaitu pinjaman (pembiayaan)
untuk memenuhi kebutuhan dana bagi masyarakat dengan sistem gadai
yang sesuai syariah Islam dengan agunan berupa perhiasan emas, berlian,
7Muhammad Sholikul Hadi, Pegadaian Syariah..., h.85
8Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2002), h. 249 9Abdul Ghofur Anshori, Gadai Syariah di Indonesia: Konsep, Implementasi Dan
Institusionalisasi (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2011), h. 149
5
elektronik dan kendaraan bermotor. Nasabah hanya akan dibebani biaya
administrasi, biaya jasa simpanan dan pemeliharaan barang jaminan
(ijarah) yang dibayarkan oleh nasabah per 10 hari. Pegadaian Syariah akan
memperoleh keutungan hanya dari bea sewa tempat yang dipungut bukan
tambahan berupa bunga atau sewa modal yang diperhitungkan dari uang
pinjaman.
Dalam praktek di PT Pegadaian (Persero) Syariah Unit Pelayanan
Syariah Semangka Kota Bengkulu, penerapan biaya pemeliharaan atau
biaya perawatan dan sewa tempat pegadaian dihitung per 10 hari dan
membayar jasa simpan sebesar 0,71% untuk emas sedangkan 0,72 untuk
non emas. Dalam observasi awal terdapat perbedaan tarif antara produk,
emas, elektronik dan kendaraan.10
Fenomena inilah yang menarik untuk
dikaji, karena permasalahan tersebut merupakan suatu permasalahan yang
memerlukan pemecahan secara serius sehinga dapat memberikan
kemaslahatan sesuai yang diharapkan masyarakat.
Maka penulis tertarik mengangkat judul tentang “Implementasi
Biaya Pemeliharaan Barang Gadai ditinjau Dari Fatwa MUI Nomor:
25/DSN-MUI/III/2002 pada PT Pegadaian (Persero) Syariah Unit
Pelayanan Syariah Semangka Kota Bengkulu”.
B. Rumusan Masalah
Dengan mengacu pada latar belakang diatas, maka dapat
dirumuskan pokok permasalahan yang selanjutnya akan menjadi obyek
10
Babara, Penaksir Unit, Wawancara, 23 November 2016
6
pembahasan dalam proposal skripsi ini. Adapun rumusan masalah dalam
pembahasan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perhitungan dan penentuan biaya pemeliharaan barang
gadai di PT Pegadaian (Persero) Syariah Unit Pelayanan Syariah
Semangka Kota Bengkulu ?
2. Bagaimana perhitungan dan penentuan biaya pemeliharaan barang
gadai di PT Pegadaian (Persero) Syariah Unit Pelayanan Syariah
Semangka Kota Bengkulu ditinjau dari Fatwa MUI Nomor: 25/DSN-
MUI/III/2002 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perhitungan dan penentuan biaya pemeliharaan di
PT Pegadaian (Persero) Syariah Unit Pelayanan Syariah Semangka
Kota Bengkulu
2. Untuk mengetahui perhitungan dan penentuan biaya pemeliharaan
barang gadai di PT Pegadaian (Persero) Syariah Unit Pelayana
Syariah Semangka Kota Bengkulu ditinjau dari Fatwa MUI Nomor:
25/DSN-MUI/III/2002
D. Kegunaan Penelitian
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan bacaan, referensi, dalam
rangka menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi pembaca
khususnya bagi penulis pada bidang mekanisme pemeliharaan barang
gadai.
7
2. Secara Praktis
Hasil penelitian ini dapat diharapkan memberikan informasi tambahan
pada pihak atau lembaga terkait khususnya PT Pegadaian (Persero)
Syariah Unit Pelayanan Syariah Semangka Kota Bengkulu
E. Penelitian Terdahulu
Amiruddin, yang berjudul “Penentuan Biaya Pemeliharaan
Barang Gadai Menurut Fatwa DSN MUI No 26 Tahun 2002 ( Studi Kasus
Pegadaian Syariah Cabang Kota Langsa)” tahun 2014. Penelitian ini
bertujuan yang pertama mengetahui penentuan biaya pemeliharaan barang
gadai menurut hukum Islam. Kedua Mengetahui penentuan biaya
pemeliharaan barang gadai di Pegadaian Syariah Cabang Langsa di tinjau
menurut Fatwa DSN MUI NO 26 Tahun 2002. Tehnik penelitian ini
adalah penelitian deskriptif yaitu penulis menggambarkan permasalahan
dengan didasari pada data-data yang ada lalu dianalisis lebih lanjut
kemudian diambil suatu kesimpulan. Data primer dalam penelitian ini
diperoleh melalui wawancara dalam bentuk tidak terstruktur dengan
responden yaitu, sedangkan data sekunder diperoleh dari hasil penelitian
kepustakaan yang berkaitan dengan penelitian ini. Kemudian mengenai
kesesuaian antara praktek dipegadaian dengan fatwa yang dikeluarkan
oleh Dewan Syari‟ah Nasional-Majlis Ulama Indonesia menurut hemat
penulis untuk menghindari adanya unsur riba (bunga) dalam gadai syariah
dalam usahanya pembentukan laba, maka pegadaian syariah menggunakan
mekanisme yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, seperti melalui
8
akad qardhul hasan dan akad ijarah, akad rahn, akadmudharabah, akad
ba’i muqayadah, dan akad musyarakah.11
Dari hasil penelitian terdahulu diatas jelas berbeda dengan judul
dan permasalahan yang akan saya teliti yakni “implementasi biaya
pemeliharaan barang gadaiditinjau dari Fatwa MUI Nomor: 25/DSN-
MUI/III/2002 pada PT Pegadaian (Persero) Syariah Unit Pelayanan
Syariah Semangka Kota Bengkulu perbedaan penelitian ini yaitu dari
tujuanya peneliti Amiruddin hanya ingin mengetahui penentuan dari biaya
pemeliharaannya saja sedangkan di penelitian ini tujuannya utuk
mengetahui bangaimana perhitungan dan penentuan biaya pemeliharaan
barang gadai dan penelitian Amiruddin menurut Fatwa MUI nomor 26
tahun 2002 tentang rahn emas, sedangkan penelitian ini ditinjau dari
Fatwa MUI nomor 25 tahun 2002 yang membahas tentang rahn jasa jelas
berbeda penelitian Amiruddin dengan penelitian ini.
Galis Kurnia Afdhila, yang berjudul “Analisis Implementasi
Pembiayaan Ar-Rahn (Gadai Syariah) Pada Kantor Pegadaian Syariah
Cabang Landung Sari Malang”. Tahun 2013. Jenis penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus
tipe eksplanatoris. Penelitian ini dilakukan pada obyek tunggal dengan
menggunakan beberapa sumber dalam proses pengumpulan data. Peneliti
menganalisis penerapan aturan yang telah ditetapkan menjadi standar
11
Amirudin, “Penentuan Biaya Pemeliharaan Barang Gadai Menurut Fatwa DSN MUI
No 26 Tahun 2002 (Studi Kasus Pegadaian Syariah Cabang Kota Langsa)”, Skripsi, (Stain)
Zawiyah Cot Kala Langsa, 2014
9
umum pada suatu obyek penelitian. Pada penelitian ini peneliti
menggunakan multi sumber atau beberapa sumber dalam proses
pengumpulan data. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan sumber primer. Data primer peneliti dapatkan melalui
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian dan
analisis yang telah dilaksanakan oleh peneliti terkait praktik pembiayaan
Rahn, Perusahaan “X” tidak sepenuhnya berseberangan dengan konsep
dasar pembiayaan rahn yang ditetapkan oleh DSN-MUI. Dalam
transaksinya terdapat beberapa aspek yang telah memenuhi Fatwa DSN-
MUI dan dapat dijadikan contoh bagi lembaga keuangan syariah lain yang
belum memenuhinya.12
Dari hasil penelitian terdahulu diatas jelas berbeda dengan judul
dan permasalahan yang akan saya teliti yakni “implementasi biaya
pemeliharaan barang gadai ditinjau dari Fatwa MUI Nomor: 25/DSN-
MUI/III/2002 pada PT Pegadaian (Persero) Syariah Unit Pelayanan
Syariah Semangka Kota Bengkulu penelian dari Galis Kurnia Afdhila
menggunakan studi kasus dan penelitiannya tidak menurut Fatwa MUI
sedangkan jauh berbeda dengan penelitian ini yang ditinjau dari Fatwa
MUI jadi dari tujuannya sudah berbeda dengan penelitian ini.
Zainal Arifin, yang berjudul ”Analisis Ijarah Pada Pembiayaan
Talangan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) pada Bank BNI Syariah
Fatmawati”. Tahun 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
12
Galis Kurnia Afdhila, “Analisis Implementasi Pembiayaan Ar-Rahn (Gadai Syariah)
Pada Kantor Pegadaian Syariah Cabang Landung Sari Malang”, Skripsi Malang, 2013
10
bagaimana mekanisme pembiayaan yang digunakan antara LKS dan
Nasabah dalam pembiayaan talangan haji serta bagaimana tinjauan akad
menurut ekonomi islam yang di gunakan pada pembiayaan talangan haji
ini. Teknik penelitain ini adalah penelitian deskriptif yaitu penulis
menggambarkan permasalahan dengan didasari pada data-data yang ada
lalu dianalisis lebih lanjut kemudian diambil suatu kesimpulan. Data
primer dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara dalam bentuk
tidak terstruktur dengan responden yaitu staf pegadaian, sedangkan data
sekunder diperoleh dari hasil penelitian kepustakaan yang berkaitan
dengan penelitian ini.13
Dari hasil penelitian terdahulu diatas jelas berbeda dengan judul
dan permasalahan yang akan saya teliti yakni “implementasi biaya
pemeliharaan barang gadai ditinjau dari Fatwa MUI Nomor: 25/DSN-
MUI/III/2002 pada PT Pegadaian (Persero) Syariah Unit Pelayanan
Syariah Semangka Kota Bengkulu”. Penelitian Zainal Arifin bertujuan
untuk mengetahui bagaimana mekanisme pembiayaan yang digunakan
antara LKS dan Nasabah dalam pembiayaan talangan haji serta bagaimana
tinjauan akad menurut ekonomi islam yang di gunakan pada pembiayaan
talangan haji ini. Penelitian Zainal Arifin berbeda dengan penelitian ini
karean penelitian ini tentang biaya pemeliharaan barang gadai sedangkan
penelitian Zainal Arifin tentang ijarah pembiayaan talang haji.
13
Zainal Arifin, “Analisis Ijarah Pada Pembiayaan Talangan Biaya Perjalanan Ibadah
Haji (BPIH) pada Bank BNI Syariah Fatmawati”, Skripsi, UIN Jakarta, 2010
11
F. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif evaluatif dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian yang menggunakan
penelitian kualitatif evaluatif bertujuan untuk memahami objek yang
diteliti secara mendalam.
Dikatakan deskriptif kualitatif karena bertujuan memperoleh
pemaparan dan penjelasan yang objektif, khususnya mengenai
implementasi biaya pemeliharaan barang gadai ditinjau dari Fatwa MUI
Nomor: 25/DSN-MUI/III/2002 pada PT Pegadaian (Persero) Syariah
Unit Pelayanan Syariah Semangka Kota Bengkulu.
2. Waktu dan Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan sejak November 2016 sampai dengan Juni
2017 dan lokasi penelitian dilakukan di PT Pegadaian (Persero) Syariah
Unit Pelayanan Syariah Semangka Kota Bengkulu.
3. Subjek/Informan Penelitian
Adapun informan dari penelitian ini adalah 10 orang, metode yang
digunakan dalam penentuan informan adalah metode purposive sampling
yaitu dimana peneliti memilih informan menurut kriteria tertentu yang
telah ditetapkan. Kriteria ini harus sesuai dengan topik penelitian.
Mereka yang dipilih pun harus dianggap kredibel untuk menjawab
masalah penelitian yang terdiri satu orang Kepala Cabang pegadaian
syariah kota Bengkulu, satu orang ketua MUI Provinsi Kota Bengkulu,
12
satu orang selaku unit taksir, satu orang selaku kasir, satu orang selaku
tenaga securiti dan lima orang nasabah PT Pegadaian (Persero) Syariah
Unit Pelayanan Syariah Semangka Kota Bengkulu.
4. Sumber Data dan Tehnik Pengumpulan Data
a. Sumber Data
Dalam penelitian ini ada dua sumber data yang akan penulis
gunakan yaitu data primer dan data skunder :
1) Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data yang diperoleh dengan cara wawancara langsung dengan
kepala cabang pegadaian, penaksir unit pegadaian semangka,
ketua MUI Provinsi Kota Bengkulu, kasir unit pegadaian
semangka, tenaga securiti unit pegadaian semangka dan lima
orang nasabah unit pegadaian semangka secara langsung guna
memperoleh data yang akurat.
2) Sumber data skunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dokumen-dokumen resmi, buku-buku dan brosur yang berkaitan
dengan penelitian ini.
b. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data Secara umum dalam penelitian kualitatif
terdapat beberapa tehnik pengumpulan data di antaranya teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
13
1) Observasi
Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan
dan penginderaan.14
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan
gambaran umum tentang apa yang akan diteliti PT Pegadaian
(Persero) Syariah Unit Pelayanan Syariah Semangka Kota
Bengkulu. Jadi, observasi dalam peneltian ini adalah dengan
melakukan pengamatan secara langsung kepada pihak PT
Pegadaian (persero) syariah semangka Kota Bengkulu serta
melakukan wawancara langsung kepada pihak Unit Pelayanan
Syariah PT Pegadaian (Persero) Syariah Semangka Kota Bengkulu.
2). Wawancara
Dalam penelitian ini wawancara yang dilakukan adalah
wawancara semi standar (semistandardized interview) dan
wawancara tidak standar (unstandardized interview), metode
wawancara yang dilakukan adalah wawancara indivudu dengan
individu dan wawancara individu dengan kelompok. Wawancara
ini dilakukan untuk menggali data tentang hal-hal yang berkaitan
dengan implementasi biaya pemeliharaan barang gadai di tinjau
dari Fatwa MUI yang dapat dijadikan narasumber.
3). Dokumentasi
14
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi Kebijakan Politik, Dan
Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana 2007), h. 118
14
Metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk
menelusuri data historis. Metode dokumentasi adalah teknik
pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subyek
penelitian, namun melalui dokumen, yaitu dengan cara
mengumpulkan data yang ada sangkut pautnya dengan penelitian,
sebagai pelengkap hasil wawancara, seperti buku-buku referensi
dan beberapa dekumantasi dari PT Pegadaian (persero) syariah
unit pelayana syariah semangka kota Bengkulu seperti, profil, arsip
dokumen, foto-foto dan brosur.
5. Tehnik Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber
dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-
macamlalu di analisis. Setelah berhasil mengumpulkan data, yaitu
Informasi tentang implementasi biaya pemeliharaan barang gadai di
tinjau dari Fatwa MUI pada PT Pegadaian (Persero) Syariah Unit
Pelayanan Syariah Semangka Kota Bengkulu, data dalam penelitian
kualitatif dilakukan mulai sejak awal sampai sepanjang proses penelitian
berlangsung, Analisis data adalah sebuah kegiatan untuk mengatur,
mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode atau tanda dan
mengategorikannya sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus
atau masalah yang ingin dijawab.15
15
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif… h. 209
15
Miles dan Huberman mengemukakan tiga tahapan yang harus
dikerjakan dalam menganalisis data penelitian kualitatif, yaitu (1)
reduksi data (data reduction), (2) paparan data (data display), dan (3)
penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/verifying).
Analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan
terus menerus. Reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan
menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian
kegiatan analisis yang saling menyusul. Analisis data kualitatif
merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan terus menerus. Reduksi
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan menjadi gambaran
keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian kegiatan analisis yang
saling menyusul.16
Penelitian evaluatif pada dasarnya terpusat pada rekomendasi
akhir yang menegaskan bahwa suatu obyek evaluasi dapat
dipertahankan, ditingkatkan, diperbaiki atau bahkan diberhentikan
sejalan dengan data yang diperoleh. Dalam penelitian ini dilaksanakan
untuk memperoleh data serta menghasilkan kesimpulan yang ada di
lapangan sehubungan dengan implementasi biaya pemeliharaan barang
gadai ditinjau dari Fatwa MUI Nomor : 25/DSN-MUI/III/2002.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh pembahasan yang sistematis, maka peneliti
perlu menyusun sistematika sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan
16
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif… hh. 210-212
16
hasil penelitian yang baik dan mudah dipahami. Adapun sistematika
tersebut adalah sebagai berikut:
Bab I Merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang masalah,,
rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penelitian
terdahulu, metode penelitian meliputi jenis dan pendekatan penelitian,
waktu dan lokasi penelitian, subjek/informan penelitian, teknik
pengumpulan data, teknik analisis data, dan sistematika penulisan.
Bab II Merupakan kajian teori tentang implementasibiaya
pemeliharaan barng gadai meliputi, pengertian implementasi, pengertian
pemeliharaan, biaya pemeliharaan, dan akad rahn meliputi definisi akad
rahn, syarat dan rukun akad rahn, al-marhun (benda yang bisa menjadi
barang jaminan), Fatwa DSN-MUI
Bab III Merupakan gambaran umum PT pegadaian (persero)
syariah unit pelayanan syariah semangka kota Bengkulu meliputi sejarah
berdirinya unit pelayanan syariah semangka kota Bengkulu, visi dan misi
unit pelayanan syariah semangka kota Bengkulu, struktur organisasi,
produk-produk PT Pegadaian (Persero) Syariah Unit Pelayanan Syariah
Semangka Kota Bengkulu, rahn, rahn emas di PT Pegadaian (Persero)
Syariah Unit Pelayanan Syariah Semangka Kota Bengkulu.
BAB IV Merupakan hasil penelitian dan pembahasan meliputi cara
menghitung biaya pemeliharaan di PT Pegadaian (Persero) Syariah Unit
Pelayanan Syariah Semangka Kota Bengkulu, penentuan tarif biaya
pemeliharaan pada PT Pegadaian (Persero) Syariah Unit Pelayanan
17
Syariah Semangka Kota Bengkulu dan analisis biaya pemeliharaan barang
gadai di Unit Pelayana Syariah PT Pegadaian (Persero) Syariah Semangka
Kota Bengkulu ditinjau dari Fatwa MUI Nomor: 25/DSN-MUI/III/2002.
BAB V Penutup dalam bab ini penulis akan mencoba untuk
mengambil kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan, sehingga
terlihat secara lengkap apa yang telah terjadi di dalam pembahasan dan
selain itu akan diberikan saran-saran sehubungan dengan kesimpulan yang
ada untuk membantu jalan pemecahan mengenai masalah yang dihadapi.
18
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Implementasi
Implementasi adalah bermuara pada aktifitas, aksi, tindakan, atau
adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas,
tetapi suatu kegiatan terencana dan untuk mencapai kegiatan tertentu.
Implementasi suatu tindakan atau pelaksanaan rencana yang telah disusun
dengan cermat dan rinci. Implementasi ini biasanya selesai dianggap
permanen. Implementasi tidak hanya aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang
direncanakan dan dilaksanakan dengan serius dengan mengacu pada
norma-norma tertentu mencapai tujuan kegiatan.17
B. Pengertian Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah berasal dari kata pelihara yaitu jaga atau
katarawat. Pemeliharaan adalah proses cara memelihara, menjaga,
merawat dan menjaga harta kekayaan, terutama alat produksi tahan lama
di perusahaan agar tetap di kondisi yang baik.18
Dalam kamus bahasa
Indonesia definisi pemeliharaan yaitu menjaga dan merawat dengan baik-
baik, melindungi dan penghindaraan dari bahaya.19
Pembiayaan, Pemeliharaan, Pemanfaatan Barang Gadai
Pada asalnya barang, biaya pemeliharaan dan manfaat barang yang
17
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:
Balai Pustaka, 1989), h. 359 18
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:
Balai Pustaka, 1989), h. 661 19
Maity Taqdir Qodratilah, Kamus Bahasa Inndonesia Untuk Pelajar (Jakarta: KDT,
2011), h.398
18
19
digadaikan adalah milik orang yang menggadaikan (rahin). Adapun
murtahin, ia tidak boleh mengambil manfaat barang gadaian tersebut,
kecuali bila barang tersebut berupa kendaraan atau hewan yang diambil air
susunya, maka boleh menggunakan dan mengambil air susunya apabila ia
memberikan nafkah (dalam arti pemeliharaan barang tersebut).20
Pemanfaatan barang gadai tesebut, tentunya sesuai dengan besarnya
nafkah yang dikeluarkan dan memperhatikan keadilan. Hal ini di dasarkan
sabda Rasululloh Shallallahu„alaihi wasallam :
د بن مقاتل أخ ث نا مم ب رنا عبد اللو أخب رنا زكرياء عن حدعب عن أب ىري رة رضي اللو عنو قال قال رسول اللو صلى الشر اللو عليو وسلم الرىن ي ركب بن فقتو إذا كان مرىونا ولب الد
ن فقتو إذا كان مرىونا وعلى الذي ي ركب ويشرب يشرب ب فقة (.)رواه البخارالن
“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Muqatil telah
mengabarkan kepada kami 'Abdullah telah mengabarkan kepada kami
Zakariya' dari Asy-Sya'biy dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Punggung (hewan)
boleh dinaiki (dibuat kendaraan dengan memberikan nafkahnya ketika
digadaikan, dan susu boleh diminum (diperah) dengan memberi
nafkahnya ketika digadaikan,baik terhadap yang menaiki (pakai)
kendaraan, maupun yang meminum (memerah) susu, wajib memberi
nafkah.” (Hr. Bukhari).21
20
Kholid Syamhudi, Konsep-konsep Pemeliharaan, Dikutip dari https://almanhaj.or.id,
Pada hari Jum‟at, 21 April 2017, Pukul 14.40 WIB 21
Masrap Suheami dan Abu Laily Istiqomah, Terjemahan Bulughul Maram, (Surabaya:
Usana Offset Printing, 1993), h. 564
20
Ada perbedaan pendapat para ulama dalam hal pemeliharaaan
barang gadai. Ulama Syafi’iah dan Hanabilah berpendapat biaya
pemeliharaan barang gadai menjadi tanggung jawab pemberi gadai karena
barang tersebut merupakan miliknya dan akan kembali kepadanya.
Sedangkan para ulama Hanafiah berpendapat bahwa biaya pemeliharaan
barang gadai menjadi tanggungan penerima gadai yang mana dalam
posisinya sebagai penerima amanat. Berdasarkan pendapat di atas maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya pemeliharaan barang gadai adalah
hak rahin dalam kedudukannya sebagai pemilik yang sah. Akan tetapi jika
harta atau barang jaminan tersebut menjadi kekuasaan murtahin dan di
izinka oleh maka biaya pemeliharaan jatuh pada murtahin. Sedangkan
untuk mengganti biaya tersebut nantinya, apabila murtahin mendapat izin
dari rahin maka murtahin dapat memungut hasil marhun sesuai dan senilai
dengan yang telah ia keluarkan. Tetapi apabila rahin tidak
mengizinkannya maka biaya pemeliharaan menjadi utang rahin kepada
murtahin.22
Pegadaian syariah sebagai lembaga keuangan alternatif bagi
masyarakat guna menetapkan pilihan dalam pembiayaan di sektor riil.
Biasanya kalangan yang berhubungan dengan pegadaian adalah
masyarakat menengah kebawah yang membutuhkan pembiayaan jangka
pendek dengan margin yang rendah. Kerena itulah pegadaian syariah
22
Muhammad Sholikul Hadi,Pegadaian Syariah : Suatu Alternatif Komstuksi Sistem
Pegadaian Nasional, (Jakarta: Selemba Diniyah, 2003), h. 17
21
harus lebih komodatif dalam menyelesaikan persoalan ekonomi yang
diserahkan oleh masyarakat.23
Salah satu bentuk jasa pelayanan lembaga keuangan yang menjadi
kebutuhan masyarakat adalah pembiayaan dengan menggadaikan barang
sebagai barang jaminan. Landasan akad yang digunakan dalam operasional
perusahaan gadai syariah adalah rahn. Berlakunya rahn adalah bersifat
mengikuti (tabi’iyah) terhadap akad tertentu yang dijalankan secara tidak
tunai (dayn) sebagai jaminan untuk mendapatkan kepercayaan. Adapun
secara teknis, implementasi akad rahn dalam lembaga pegadaian adalah :24
1. Nasabah menjaminkan barang (marnun) kepada pegadaian syariah
untuk mendapatkan pembiayaan. kemudian pegadaian menaksir barang
jaminan tersebut untuk dijadikan dasar dalam memberikan
pembiayaan.
2. Pegadaian syariah dan nasabah menyepakati akad gadai. Akad ini
meliputi jumlah pinjaman, pembebanan biaya jasa simpanan dan biaya
administrasi. Jatuh tempo pengembalian pembiayaan yaitu 120 hari
(empat bulan).
3. Pegadaian syariah memberikan pembiayaan atau jasa yang dibutuhkan
nasabah sesuai kesepakatan.
4. Nasabah menebus barang yang digadaikan setelah jatu tempo.
Apabilah jatu tempo belum dapat mengembalikan uang pinjaman,
dapat perpanjang satu kali masa jatu tempo, demikian seterusnya.
23
Burhanuddin S, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2010), h. 170 24
Burhanuddin S, Aspek Hukum Lembaga Keuangan… hh. 180-181
22
Apabila nasabah tidak dapat mengembalikan uang pinjaman dan tidak
memperpanjang akad gadai, maka pegadaian dapat melakukan
kegiatan pelelangan dengan menjual barang tersebut untuk melunasi
pinjaman.
5. Pegadaian (murtahin) mengembalikan harta benda yang digadai
(marhun) kepada pemiliknya (nasabah).
Operasi pegadaian syariah menggambarkan hubungan antara
nasabah dan pegadaian. Implementasi dari prinsip syariah yang dilakukan
oleh operasional lembaga pegadaian syariah, dapat kita simpulkan sebagai
berikut :25
a. Pegadaian syariah hanya melakukan dua jenis akad, yaitu rahn
(menahan barang jaminan) dan ijarah (jasa simpan barang) dengan
ketentuan barang :
1) Pegadaian syariah memperoleh pendapatan dari jasa atas
penyimpanana marhun.
2) Tarif dihitung berdasarkan volume dan nilai marhun.
3) Tarif tidak dikaitkan dengan besarnyauang pinjaman.
4) Dipungut di belakang pada saat rahin melunasi hutangnya.
b. Barang yang dapat digadaikan di pegadaian syariah hanya berupa :
1) Barang-barang perhiyasan (emas) dan berlian.
2) Kendaraan bermotor, seperti mobil dan sepeda motor.
25
Abdul Ghofur Anshori, Gadai Syariah di Indonesi, (Yogyakarta : Gadja Mada
University Press, 2006), hh.147-150
23
3) Barang elektronik, seperti televise, radio tape, mesin cuci, kulkas
dan lain-lain.
c. Pelunasan pinjaman, dilakukan dengan cara :
1) Rahin membayar pokok pinjaman dan jasa simpan sesuai dengan
tarif yang telah di tetapkan.
2) Menjual marhun apabila rahin tidak memenuhi kewajibannya pada
tanggal jatuh tempo.
d. Penjualan marhun
1) Penjual marhun adalah upaya pengembalian marhun-bih (uang
pinjaman) beserta jasa simpan yang tidak dilunasi sampai batas
waktu ditentukan.
2) Pemberitahuan paling lambat lima hari sebelum tanggal penjualan
melalui mekanisme: surat pemberitahuan ke alamat nasabah, telefon
dan/atau diumumkan di papan pengumuman kantor cabang,
informasi di kantor kelurahan/kecamatan.
C. Pengertian Rahn
Adapun pengertian rahn menurut Imam Ibnu Qudhamah dalam
kitab Al-Mughin adalah suatu benda yang dijadikan kepercayaan dari suatu
hutang untuk dipenuhi dari harganya, apabila yang berhutang tidak
sanggup untuk membayarnya dari untuk orang yang berpiutang.
Sedangkan Imam Abu Zakaria al-Anshary dalam kitabnya Fathul Wahab
mendefinisikan rahn adalah menjadikan benda yang bersifat harta benda
sebagai kepercayaan dari suatu yang dapat dibayarkan dari harta benda itu
24
bila hutang tidak dibayar. Dari pengertian diatas dapat kita simpulkan
bahwa pengertian rahn adalah menahan harta salah satu pemilik si
peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Secara
sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn adalah semacam jaminan hutang
atau gadai.26
Dasar hukum trannsaksi gadai menurut Islam, diatur dalam Al-
Qur‟an, sunnah, ijtihad
1) Ayat Al-Quran yang dapat dijadikan dasar hukum perjanjian gadai
adalah QS. Al-Baqarah ayat 282 dan 283 :
26
Abdul Ghofur Anshori, Gadai Syariah di Indonesi…, h. 112
25
Artinya :
“282. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah[179]
tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu
menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan
menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia
menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa
yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya,
dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. jika yang
berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau
Dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka hendaklah walinya
mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah dengan dua orang saksi
dari orang-orang lelaki (di antaramu). jika tak ada dua oang lelaki, Maka
(boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang
kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang seorang
mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan)
apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu,
baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yang
demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan
lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah
mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang
kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika)
kamu tidak menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli;
26
dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jika kamu
lakukan (yang demikian), Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu
kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada Allah; Allah
mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.”
“283. Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara
tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah
ada barang tanggungan yang dipegang[180] (oleh yang berpiutang). akan
tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka
hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan
hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu
(para saksi) Menyembunyikan persaksian. dan Barangsiapa yang
menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa
hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Al-Baqarah : 282-283)
D. Pengertian Biaya Pemeliharan (ijarah)
Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa
melalui pembayaran upah sewa, tanpa di ikuti dengan pemindahan
kepemilikan atas barang itu sendiri. Lapal ijarah dalam bahasa Arab
berarti upah, sewa, jasa atau imbalan. Secara terminology ada beberapa
definisi Al-ijarah yang di kemukakan ulama fiqh : 27
1) Menurut ulama Hanafiyah, ijarah adalah transaksi terhadap suatu
manfaat dengan imbalan.
2) Ulama Syafi’iyah mendefinisikan ijarah dengan : “transaksi terhadap
suatu manfaat yang dituju, tertentu bersifat mubah dan boleh
dimanfaatkan dengan imbalan tertentu.
3) Menurut ulama Malikiyah dan Hanabilah :ijarah adalah pemilikan
manfaat suatu yang dibolehkan dalam waktu tertentu dengan suatu
imbalan.
27
Gamala Devi, Aspek-aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah Di
Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2005), h. 241
27
Berdasarkan beberapa definisi diatas maka akad ijarah digunakan
pada penggunaan manfaat dari suatu benda yang kekal sifatnya, bukan
materi benda yang dapat habis digunakan. Misalnya, tidak boleh
mengadakan akad ijarah terhadap pepohonan untuk diambil buahnya,
kerena buah itu sendiri adalah materi, atau terhadap hewan untuk diambil
susu atau bulunya, karena susu dan bulu kambing termasuk materi,
sedangkan ijarah ditujukan kepada manfaat.28
Adapun ketentuan atau persyaratan yang menyertai akad tersebut
meliputi: 29
a. Akad
Akad tidak mengandung syarat fasik/bathil seperti murtahin
mensyaratkan barang jaminan dapat dimanfaatkan tanpa batas
b. Marhun bih (pinjaman)
Pinjaman merupakan hak yang wajib dikembalikan kepada murtahin
dan bisa dilunasi dengan barang yang digadaikan tersebut. Serta
pinjaman itu jelas dan tertentu.
c. Marhun (barang yang di gadaikan)
Marhun bisa dijual dan nilainya seimbang dengan pinjaman, memiliki
nialai, jelas ukurannya, milik sah penuh dari rahin, tidak terkait
dengan hak orang lain, dan bisa diserahkan baik materi maupun
manfaatnya.
28
Gamala Devi, Aspek-aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian…, h. 242 29
Abdul Ghofur Anshori, Gadai Syariah di Indonesi, (Yogyakarta: Gadja Mada
University Press, 2006), hh. 148-150
28
d. Jumlah maksimum dan rahn dan nilai likuidasi barang yang
digadaikan serta jangka waktu rahn ditetapkan dalam prosedur.
e. Rahin dibebani jasa manajemen atas barang berupa : biaya asuransi,
biaya penyimpanan, biaya keamanan dan biaya pengelolaan serta
administrasi.
Setelah memalui tahapan ini, pegadaian syariah dan nasabah
melakukan akad dengan kesepakatan.30
1) Jangka waktu penyimpanan barang dan pinjaman di tetapkan selama
maksimum empat bulan.
2) Nasabah bersedia membayar jasa simpan sebesar Rp90,- (Sembilan
puluh rupiah) dari kelipatan taksiran Rp 10.000,- per 10 hari yang
dibayar bersamaan pada saat melunasi pinjaman.
3) Membayar biaya administrasi yang besarnya di tetapkan oleh
pegadaian pada saat pencairan utang pinjaman.
Pemeliharaan dan penguasaan barang yang digadaikan pada garis
besarnya disepakati sebagai syarat gadai, hal tersebut bersadarka firman
Allah AWT :
30
Abdul Ghofur Anshori, Gadai Syariah di Indonesi,… h.149
29
Artinya:
Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai)
sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada
barang tanggungan yang dipegang[180] (oleh yang berpiutang). akan
tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka
hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan
hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu
(para saksi) Menyembunyikan persaksian. dan Barangsiapa yang
menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa
hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-
Baqarah 283)
Namun demikian, para ulama sepakat bahwa biaya atas barang
gadai itu menjadi kewajiban rahin, karena rahin yang menanggung resiko
dan mendapatkan hasil dari barang gadai dimaksud tetapi para ulama
berbeda pendapat tentang biaya-biaya yang harus dipikul rahin dan biaya
yang dipikul murtahin. Ulama Hanafiyah umumnya membagi biaya-biaya
ini kepada rahin dan murtahin. Rahin berkewajiban memikul biaya
selayaknya sebagai pemilik barang, sedangkan bagi murtahin berkewjiban
memikul biaya sebagai pihak yang menjaga barang gadai. Pembagian
tersebut dimaksud rahin bertanggung jawab atas biaya yang diperlukan
untuk menjaga keselamatan barang gadai dan kelangsungannya karena
barang gadai adalah miliknya dan murtahin bertanggung jawab atas segala
biaya pengeluaran untuk menjaga dan memelihara barang gadai tersebut
30
kerena sebagai pihak penahan barang gadai dimaksud, berdasarkan
kepentingannya.31
Berdasarkan pembagian tanggung jawab tersebut, merupakan
tanggung jawab rahin untuk memberi makan, minum hewan gadai atau
upah mengembalakannya, atau biaya menyiram tanaman, penyerbukan,
panen dan menangani segala kemaslahatan tanaman, pajak dan lain-
lainnya. Karena itu semua biaya-biaya yang dimaksud, untuk menjaga
kelangsungan hidup barang gadai adalah pemilik (rahin) gadai, dan/atau
semua beban biaya untuk suatu barang dikembalikan kepada pemiliknya.
Lain halnya tanggung jawab bagi murtahin, yaitu biaya pemeliharaan,
seperti untuk penjaga (satpam), atau tempat penyimpanan barang gadai,
sewa kandang hewan atau sewa gudang penyimpanan barang gadai, karena
uang sewa adalah beban pemeliharaan sehingga menjadi tanggung jawab
murtahin.32
Berdasarkan hal dimaksud, tidak boleh disyaratkan pada akad
gadai memberi upah kepada murtahin untuk memelihara barang gadai
karena hal tersebut menjadi kewajibannya. Mayoritas ulama Syafi’iyah,
Hanabilah dan Malikiyah berpendapat bahwa semua biaya marhun baik
biaya perawatan maupun biaya penjagaan menjadi tanggung jawab rahin
karena rahin menjadi pemilik barang tersebut dan menanggung resiko
31
Zainudi Ali, Hukum Gadai Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), h. 29 32
Zainudi Ali, Hukum Gadai Syariah…, h. 30
31
ataupun menikmati hasilnya.33
Hal dimaksud, berdasarkan hasis Nabi saw,
yang berbunyi :
صلى اللو عليو وسلم -اللو وعنو قال: قال رسول لا ي علق الرىن من صاحبو الذي رىنو، لو غنمو وعليو غرمو.}رواه
ارقطن،وقال:ىذا إسناد حسن متصل{ افعي والد الش“Tidak terlepas kepemilikan barang gadai dari pemilik yang
menggadaikannya. Ia memperoleh manfaat dan menanggung resikonya”
(HR Asy‟syafii, al Daraquthni dan Ibnu Majah).34
Berdasarkan pendapat ulama dapat disimpulkan bahwa gadai
sebagai akad tabarru’ (kebijakan) bertujuan untuk menolong pihak yang
kekurangan dana dengan cara menggadaikan harta bendanya, dan harta
benda yang digadaikan itu diserahkan penguasaannya ke tangan murtahin,
maka tentu saja murtahin memerlukan biaya untuk menjaga agar nilai
barang tersebut tidak kurang.35
Untuk itu sudah sewajarnya apabila biaya-
biaya perawatan maupun penjagaan menjadi tanggung jawab rahin. Sebab,
rahin yang menjadi pemilik marhun yang sebenarnya sedangkan murtahin
hanya mempunyai hak penahanan atas marhun sebagai jaminan utangnya.
Pemanfaatan barang gadai merupakan tuntutan syara’ dalam memelihara
keutukan fisik dan kemanfaatannya. Sebagai contoh kendaraan bermotor
kalau tidak dipakai dan dibiarkan atau tidak dihidupkan maka dapat
membuat mesinnya berkarat dan akhirnya menjadi rusak, begitu juga
33
Zainudi Ali, Hukum Gadai Syariah…, h. 30 34
Masrap Suheami dan Abu Laily Istiqomah, Terjemahan Bulughul Maram, (Surabaya:
Usana Offset Printing, 1993), h. 565 35
Zainudi Ali, Hukum Gadai Syariah…, h. 31
32
dengan tanah, sawa rumah dan sebagainya. Berdasarkan logika hukum
dimaksud, memanfaatkan barang gadai bertujuan untuk memelihara
keutuhan nilai dari barang gadai. Mayoritas para ulama melarang dan/atau
tidak membolehkan jenis memanfaatkan dalam transaksi gadai. Lain
halnya ulama Syafi’i yang boleh pemanfaatan barang gadai sepanjang
pemanfaatannya tidak membahayakan marhun. Jenis pemanfaatan barang
gadai yang dilarang adalah pemanfaatan yang mengurangi nilai barang
gadai, seperti membangun gedung atau mengelola tanah yang masih
berstatus gadai.36
Namun, pemanfaatan jenis ini pun menurut ulama dibolehkan
apabila rahin mengizinkan. Bagi ulama Syafi‟iyah, bila barang yang
digadaikan itu suatun yang sangat berarti bagi kehidupan rahin seperti
rumah atau kendaraan yang setiap hari dipakai, maka rahin boleh
memanfaatkan barang-barang tersebut sampai kebutuhannya terpenuhi.
Oleh karena itu, dalam akad rahn, rahin tetap memilikihak milik atas
marhun sedangkan murtahin memiliki hak menahan rahin atas marhun
sebagai jaminan pelunasan utang. Dengan demikian, pemanfaatan rahin
atas marhun digantungkan kepada izin dari murtahin.37
Nasabah hanya akan dibebani biaya administrasi, biaya jasa
simpanan dan pemeliharaan barang jaminan (ijarah) sesuai dengan fatwa
DSN NO: 25/DSN-MUI/III/2002 yaitu Pemeliharaan dan penyimpanan
Marhun pada dasarnya menjadi kewajiban rahin, namun dapat juga
36
Zainudi Ali, Hukum Gadai Syariah…, hh. 30-31 37
Zainudi Ali, Hukum Gadai Syariah…, hh. 33-34
33
dilakukan oleh murtahin, sedangkan biaya dan pemeliharaan penyimpanan
tetap menjadi kewajiban rahin. Besar biaya pemeliharaan dan
penyimpanan marhun tidak boleh ditentukan berdasarkan jumlah
pinjaman.38
Bila ada kerusakan pada benda yang disewa, maka yang
bertanggung jawab adalah pemilik barang dengan syarat kecelakaan itu
bukan akibat dari kelalaian musta’jir. Bila kecelakaan dan kerusakan
benda yang disewakan akibat kelalaian musta’jir maka yang bertanggung
jawab adalah musta’jir itu sendiri, misalnya menyewa mobil, kemudian
mobil itu hilang dicuri karena disimpan bukan pada tempat yang layak.39
1) Dari Abu Hurairah r.a Nabi SAW bersabda :
صلى اللو عليو وسلم -اللو وعنو قال: قال رسول .}رواه ي رىنو، لو غنمو وعليو غرمو ذ لا ي علق الرىن من صاحبو ال
ارقطن،وقال:ىذا إسناد حسن متصل{ افعي والد الش“tidak terlepas kepemilikan barang gadai dari milik yang
menggadaikannya. Ia memperoleh manfaat dan menanggung
resikonya” (HR Asy‟syafii, al Daraquthni dan Ibnu Majah).40
2) Ijtihad berkaitan dengan pembolehan perjanjian gadai ini, jumhur
ulama juga berpendapat boleh dan mereka tidak pernah berselisih
pendapat mengenai ini. Jumhur ulama berpendapat bahwa disyariatkn
pada waktu tidak bepergian maupun waktu bepergian, beraegumentasi
38
Dewan Syariah Nasional MUI, Himpunan Fatwa Keuangan Syariah, (Jakarta: Erlangga,
2014), h. 739 39
Hendi Sunendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 122 40
Masrap Suheami dan Abu Laily Istiqomah, Terjemahan Bulughul Maram..., h. 565
34
kepada perbuatan Rasulullah SAW terhadap riwayat hadis tentang
orang yahudi di Madinah.41
E. Rukun dan syarat sahnya perjanjian gadai
Dengan terpenuhinya rukun dan syarat-syaratnya, perjanjian gadai
dapat dijalankan secara sah oleh para pihak yang berkepentingan.
Mengenai kapan diperbolehkan menggunakan gadai, syariah tidak
menetapkan secara terperinci. Namun pada prinsipnya, gadai merupakan
akad yang bersifat tabi’iyah karena pelaksanaan perjanjiannya tergantung
dari berlakunya akad lain yang dijalankan secara tidak tunai. Untuk
mencapai keabsahan, rukun dan syarat yang harus dipenuhi dalam
perjanjian gadai adalah :42
1. Aqidain terdiri dari pihak yang menggadaikan (rahin) dan penerima
gadai (murtahin). Agar keabsahan dapat tercapai, maka masing-masing
pihak harus memenuhi syarat sebagai subjek hukum. Dalam dunia
bisnis, pihak yang menerima gadai biasanya berupa perusahaan
pegadaian.
2. Objek rahn ialah barang yang digadaikan (marhun).
3. Keberadaan marhun berfungsi sebagai jaminan mendapatkan
pinjaman/utang (marhun bih). Para ulama berpendapat, bahwa setiap
harta benda (al-mal) yang sah diperjual belikan, berarti sah pula untuk
dijadikan sebgai jaminan utang (marhun).
41
Abdul Ghofur Anshori, Gadai Syariah di Indonesi…, hh. 113-115 42
Burhanuddin S, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2010), h. 172
35
4. Adanya kesepakatan ijab qabul (sighan akad). Lafadz ijab qabul dapat
saja dilakukan baik secara tertulis maupun lisan, yang penting
didalamnya terkandung maksud adanya perjanjian gadai. Maka
perjanjian bersifat mengikat kedua belah pihak. Pernyataan ijab qabul
yang terdapat dalam gadai tidak boleh digantungkan dengan syarat
tertentu yang bertentangan dengan hakikat rahn.
F. Barang yang dapat digadaikan
Pada dasarnya, hampir semua barang bergerak dapat digadaikan di
pegadaian dengan pengecualian barang-barang tertentu. Barang-barang
yang dapat digadaikan meliputi :
1. Barang perhiasan (Emas, perak, mutiara, intan dan batu mulia)
2. Kendaraan (Mobil, sepeda motor, sepeda dan lain-lain)
3. Barang elektronik
4. Mesin-mesin
5. Tekstil
6. Barang lain yang dianggap bernilai oleh perum pegadaian
Namun mengigat keterbatasan tempat penyimpanan, keterbatasan sumber
daya manusia di pegadaian, perlunya meminimalkan resiko yang
ditanggungkan oleh perum pegadaian serta memerhatikan peraturan yang
berlaku, maka ada barang-barang tertentu yang tidak dapat digadaikan.43
43
Totok Budisantoso dan Sigit Triandaru, Bank dan Lembaga Keuangan Lain (Jakarta:
Selemba Empat, 2006), h. 218
36
G. Fatwa DSN-MUI Nomor 25 Tahun 2002
Secara etimologi Fatwa merupakan bahasa arab yang merupakan
mufrod yang memiliki arti yaitu pendapat resmi.44
Menurut bahasa
Indonesia fatwa berarti jawaban atau keputusan yang diberikan oleh ahli
hukum islam. Di dalam Al-qur‟an terdapat beberapa bentuk kata yang
menggunakan aktifitas konsultasi hukum, jadi kata Fatwa disini dapat
diartikan sebahai mengerjakan sesuatu dengan mengajukan pertanyaan dan
memberikan jawaban terhadap pertanyan.45
Beberapa pengertian fatwa yang dikemukakan oleh :
a) Menurut Yusuf Qardhawi memberi maksud bahwa Fatwa adalah
“menerangkan atau menjelaskan hukum syara‟ dari suatu persoalan
sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajuakan oleh yang
meminta Fatwa, baik individu maupun kolektif atau lembaga”.46
b) Dalam Ilmu Ushul Fiqh, Fatwa berarti pendapat yang dikemukakan
mijahid atau fiqih sebagai jawaban atas pertanyaan yang diminta
atau yang diajukan oleh perminta Fatwa tersebut bisa pihak
pribadi, lembaga atau kelompok masyarakat.47
c) Menurut Zamakhsyari, Fatwa adalah “penjelasan hukum syara‟
suatu permasalahan atas pertanyaan seorang atau kelompok”.48
44
Ahmad Warsono Munnawir, Al-Munnawir Kamus Arab-Indonesia, (Yogyakarta:
Pustaka Progresif, 1997), h. 1034 45
Muhamad Ali, Kamus Indonesia Modern, (Jakarta: Pustaka Amani), h. 96 46
Ma‟ruf Amin, Fatwa Dalam Sistem Hukum Islam, (Jakarta: Elass, 2008), h. 20 47
Abdul Azis Dahlan, Ensiklopedian Hukum Islam, (Jakarta: PT. Ikctiar Baru Van Hoeve,
1996), h. 32 48
Ma‟ruf Amin, Fatwa Dalam Sistem Hukum Islam… h. 20
37
Fatwa Dewan Syariah Nasioanal Majelis Ulama Indonesia (DSN-
MUI) menjadi salah sau rujukan yang berkenaan gadai syariah,
diantaranya dikemukakan sebagai berikut49
1) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor:
25/DSN-MUI/III/2002, tentang rahn,
2) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor:
26/DSN-MUI/III/2002, tentang rahn emas
3) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor:
09/DSN-MUI/IV/2000, tentang Pembiayaan ijarah
4) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor:
10/DSN-MUI/IV/2000, tentang wakalah
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 25/DSN-MUI/III/2002
tentang rahn Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-
MUI), setelah menimbang, mengingat, memperhatikan dan menetapkan
bahwa pinjaman dengan menggadaikan barang sebagai jaminan utang
dalam bentuk rahn dibolehkan. Besar biaya pemeliharaan dan
penyimpanan marhun tidak boleh ditentukan berdasarkan jumlah
pinjaman. Setelah menimbang hal ini bahwa agar produk tersebut
dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, Dewan Syariah
Nasional-MUI memandang perlu menetapkan Fatwa rahn untuk
dijadikan pedoman.50
49
Zainudin Ali, Hukum Gadai Syariah…, h. 8 50
Dewan Syariah Nasional MUI, Himpunan Fatwa Keuangan Syariah (Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2014), hh. 736-740
38
Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) merupakan Peraturan
dan ketentuan yang berkenaan dengan semua kegiatan dalam lembaga
keuangan syariah. Pegadaian syariah merupakan LKS di Indonesia yang
menerapkan produk berbasis syariah salah satu produknya adalah rahn.
Pegadaian syariah melalui produk rahn menyalurkan dana kepada
masyarakat, dalam bentuk pinjaman uang dengan jaminan berupa
barang yang berharga. Produk rahn itu sendiri dalam penerapanya,
menggunakan akad ijarah dan akad rahn. Kedua akad tersebut (ijarah
dan rahn) merupakan dua akad yang tidak dapat dipisahkan antara satu
dengan lainnya jika kita menggadaikan barang di pegadaian syariah.51
51
Totok Budisantoso dan Sigit Triandaru, Bank dan Lembaga Keuangan Lain..., h.25
39
BAB III
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Berdirinya Pegadaian Syariah Di Kota Bengkulu
Keberadaan pegadaian syariah pada awalnya didorong oleh
perkembangan dan keberhasilan lembaga-lembaga keuangan syariah. Di
samping itu, juga dilandasi oleh kebutuhan masyarakat terhadap hadirnya
sebuah pegadaian yang menerapkan prinsip-prinsip syariah. Pegadaian
syariah Dewi Sartika merupakan pegadaian syariah yang pertama kali
beroperasi di Indonesia. Lembaga keuangan formal yang pertama kali
membuka pegadaian yang berbasis syariah adalah perum pegadaian
dengan bentuk Unit Pegadaian Syariah. Pegadaian syariah ini bertugas
menyalurkan pembiayaan dalam bentuk pemberian uang pinjaman kepada
masyarakat yang membutuhkan berdasarkan hukum gadai syariah.52
Daerah Bengkulu sendiri Cabang Pegadaian Syariah (CPS) Kota
Bengkulu berdiri pada tanggal 29 April 2009, hingga sekarang dan telah
memiliki 5 Kantor Unit Layanan Gadai Syariah/ Unit Pegadaian Syariah
(UPS) yang ada di Kota Bengkulu di antaranya: UPS Penurunan, UPS
Bumi ayu, UPS Pasar Singkut, UPS Semangka, UPS Tabah Cemekeh.
Kegiatan operasional jam kerja pada Pegadaian Syariah Cabang Bengkulu,
buka pada pukul 07.30 WIB dan tutup pada pukul 15.00 WIB untuk hari
52
Www. Pegadaian.Com, Blog Resmi Pegadaian.
39
40
senin s/d Jum‟at, sedangkan untuk hari Sabtu buka pada pukul 07.30 WIB
s/d pukul 12.30 WIB.53
B. Sejarah Berdirinya PT Pegadaian (Persero) Syariah Unit Pelayanan
Syariah Semangka Kora Bengkulu
Pegadaian Syariah Unit Pegadaian Syariah Semangka Kota
Bengkulu, berdiri pada tahun 2012, yang berlokasi di Jln. Semangka No.
189 Kota Bengkulu. Pegadaian Syariah Unit Pegadaian Syariah Semangka
Kota Bengkulu merupakan kantor unit pembantu dari Pegadaian Syariah
Cabang Simpang Skip Kota Bengkulu yang beralamat di Jln. S. Parman
No. 21 C Kota Bengkulu, yang mulai beroperasi pada bulan mei 2009.
Berdirinya Pegadaian Syariah Unit Pegadaian Syariah Semangka
Kota Bengkulu, yaitu untuk mencegah ijon, rentenir, dan pinjaman tidak
wajar lainnya. Selain itu untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat kecil,
dan untuk mendukung program pemerintahan dibidang ekonomi dan
pembangunan nasional. Serta untuk lebih mengembangkan usaha syariah
di kawasan Jalan semangka Raya dan sekitarnya.
Pegadaian Syariah Unit Pegadaian Syariah Semangaka Kota
Bengkulu mempunyai semboyan : “Mengatasi Masalah Tanpa Masalah”.
Semboyan ini bermakna bahwa apa yang mereka tawarkan adalah proses
yang lebih simpel bagi pihak yang membutuhkan dana cepat. Dengan
jaminan barang bergerak yang dimiliki, akan mendapatkan pinjaman
dalam waktu singkat dan prosedur yang mudah.
53
Barbara Penaksir Unit Pegadaian syariah (UPS). Wawancara Bengkulu, 10 April 2017
40
41
C. Visi dan Misi PT. Pegadaian (persero) Syariah Unit Pegadaian
Syariah Semangka Kota Bengkulu54
1. Visi :
Sebagai solusi terpadu terutama berbasis gadai yang selalu menjadi
market leader dan mikro berbasis fidusia serta selalu menjadi yang
terbaik untuk masyarakat menengah kebawah.
2. Misi :
a. Memberikan pembiayaan yang tercepat, termudah, aman dan selalu
memberikan pembinaan terhadap usaha golongan menengah
kebawah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
b. Memastikan pemerataan pelayanan dan infrastruktur yang
memberikan kemudahan dan kenyamanan diseluruh pegadaian dan
mempersiapkan diri menjadi pemain regional dan tetap menjadi
pilihan utama masyarakat.
c. Membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat golongan menegah kebawah dan melaksanakan usaha
lain dalam rangka optimalisasi sumber daya perusahaan.
D. Produk-Produk PT Pegadaian (Persero) Syari’ah Unit Pegadaian
Syariah Semangka Kota Bengkulu55
1. Rahn
Rahn adalah skema pinjaman untuk memenuhi kebutuhan dana
bagi masyarakat sistem gadai sesuai syariah. Pembiayaan rahn dari
54
Www. Pegadaian.Com Blog Resmi Pegadaian. 55
Brosur Pegadaian Syariah Brosur Pegadaian Syariah: Produk Pegadaian Syariah,
Aneka Jasa
42
Pegadaian Syariah adalah solusi tepat kebutuhan dana cepat yang sesuai
syariah yang diberikan kepada semua golongan nasabah, baik untuk
kebutuhan produktif maupun kebutuhan konsumtif. Dengan jaminan
berupa emas perhiasan/batangan, dan alat elektronik.
Adapun yang menjadi landasannya adalah Fatwa DSN-MUI
Nomor: 25/DSN-MUI/III/2002 tentang rahn, Fatwa DSN-MUI Nomor:
26/DSN-MUI/III/2002 tentang rahn emas.
a. Keunggulan
1. Pelayanan rahn tersedia di outlet pegadaian syariah diseluruh
Indonesia.
2. Prosedur pengajuannya sangat mudah, calon nasabah atau
debitur hanya perlu membawa agunan berupa perhiasan emas
dan barang berharga lainnya ke Outlet Pegadaian.
3. Proses pinjaman sangat cepat, hanya butuh 15 menit.
4. Pinjaman (marhun bih) mulai dari 50 ribu rupiah sampai 500
juta rupiah atau lebih
5. Jangka waktu pinjaman maksimal 4 bulan dan dapat
diperpanjang berkali-kali
6. Pelunasan dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan perhitungan
ujrah selama masa pinjaman
7. Tanpa perlu buka rekening, dengan perhitungan sewa modal
selama masa pinjaman.
43
8. Penerimaan marhun bih dalam bentuk tunai atau ditransfer
kerekening nasabah
b. Persyaratan
1) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau identitas resmi
lainnya
2) Memiliki barang jaminan
3) Untuk kendaraan bermotor membawa BPKB atau STNK asli
4) Nasabah menandatangani Surat Bukti Rahn (SBR)
2. Program Mulia56
Program mulia adalah layanan penjualan logam mulia kepada
masyarakat secara tunai atau angsuran dengan proses cepat dan dalam
jangka waktu yang fleksibel logam mulia bisa menjadi alternatif pilihan
investasi yang aman untuk mewujudkan kebutuhan masa mendatang
seperti menunaikan Ibadah haji, mempersiapkan biaya pendidikan anak,
memiliki rumah idaman serta kendaraan pribadi.
a. Keunggulan
1) Proses mudah dengan layanan operasional
2) Alternatif investasi yang aman untuk menjaga portofolio asset.
3) Sebagai asset sangat likuid untuk memenuhi kebutuhan dana
mendesak.
4) Tersedia pilihan logam mulia dengan berat mulai dari 1 gram, 5
gram sampai 1 kilogram.
56
Brosur Pegadaian Syariah Brosur Pegadaian Syariah: Produk Pegadaian Syariah, Aneka
Jasa
44
b. Prosedur
1) Untuk pembelian secara tunai, nasabah cukup datang ke Outlet
Pegadaian dengan membayar nilai logam mulia yang akan
dibeli.
2) Untuk pembelian secara angsuran, nasabah dapat menentukan
pola pembayaran angsuran sesuai dengan keinginan. Membayar
uang muka yang besarya sekitar 20% sampai 90% dari nilai
logam mulia yang dibeli dan ditentukan berdasarkan berapa
lama jangka waktu angsuran yang di ambil.
3) Untuk pembelian secara Online dapat mengunjungi situs
www.pegadaian.co.id, nasabah dapat melakukan pendaftaran
secara online, memilih logam mulia yang diinginkan,
menentukan tempat pengambilan barang dan melakukan
pembayaran secara online. Pengambilan barang dapat
dilakukan di outlet-outlet Pegadaian Galeri 24 yang dituju.
c. Syarat-Syarat Pembiayaan Mulia
1) Fotocopi KTP
2) Mengisi Formulir
3) Membayar uang muka mulai dari 20%
4) Menandatangani akad mulia
45
3. Amanah57
Pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor kepada karyawan
tetap dan pengusaha mikro dengan prinsip syariah sesuai Fatwa DSN MUI
No. 68/DSN-MUI/III/2008.
a. Keunggulan
1) Proses transaksi berprinsip syariah yang adil dan menentramkan
sesuai Fatwa DSN MUI No. 68/DSN-MUI/III/2008
2) Pelayanan dilebih dari 4600 outlet pegadaian diseluruh Indonesia
3) Pembiayaan dengan uang muka mulai 20%
4) Pembiayaan berjangka waktu fleksibel mulai dari 12 bulan, 18,
bulan, 24 bulan, 36 bulan, 48 bulan dan 60 bulan
5) Pegadaian mengenakan biaya pengelolaan (Mu’nah) yang
kompetitif yaitu 0,8% x taksiran
6) Prosedur pelayanan sederhana, cepat dan mudah
b. Persyaratan Karyawan Tetap
1) Karyawan tetap masa kerja minimal 2 tahun
2) Usia minimal 21 tahun, sisa masa kerja 1 tahun sebelum pension
3) Usia saat jatuh tempo maksimal 70 tahun
4) Kendaraan digunakan di wilayah pemohon
5) Dokumen yang dilampirkan
a) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP)
b) Fotokopi Kartu Keluarga (KK)
57
Brosur Pegadaian Syariah Brosur Pegadaian Syariah: Produk Pegadaian Syariah,
Aneka Jasa
46
c) Fotokopi Name Tag
d) Fotokopi SK pengangkatan pegawai tetap dan legalisir
e) Fotokopi NPWP (khusus UP di atas Rp 50.000.000)
f) Asli slip gaji dan legalisir dua bulan terakhir
c. Persyaratan Pengusaha Mikro
1) Memiliki usaha produktif yang sah dan berjalan minimal satu
tahun
2) Memiliki tempat tinggal tetap
3) Usia saat jatuh tempo maksimal 70 tahun
4) Kendaraan digunakan di wilayah pemohon
5) Dokumen yang dilampirkan
a) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP)
b) Fotokopi Kartu Keluarga (KK)
c) Fotokopi surat keterangan usaha
d) Fotokopi rekening tagihan telepon, listrik dan PBB terakhir.
4. Arrum BPKB58
Arrum BPKB adalah skema pinjaman dengan sistem syariah bagi
para pengusaha mikro kecil dengan sistem pengembalian secara angsuran,
menggunakan jaminan BPKB mobil atau motor yang dimilikinya dan bisa
juga emas.Jangka waktu fleksibel, kendaraan tetap pada pemiliknya
sehingga dapat digunakan untuk mendukung usaha sehari-hari.
58
Brosur Pegadaian Syariah Brosur Pegadaian Syariah: Produk Pegadaian Syariah, Aneka
Jasa
47
a. Keunggulan
1) Prosedur pengajuan marhun bih sangat cepat dan mudah
2) Agunan cukup BPKB kendaraan bermotor
3) Proses marhun bih hanya butuh 3 hari, dan dana dapat segera
cair
4) Ijarah relatif murah dengan angsuran tetap per bulan
5) Pelunasan dapat dilakukan sewaktu-waktu
6) Arrum dapat diperoleh diseluruh Outlet Pegadaian Syariah di
Indonesia
b. Persyaratan
1) Memiliki usaha yang memenuhi kriteria kelayakan serta telah
berjalan 1 tahun
2) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga
(KK)
3) Menyerahkan dokumen yang sah
4) Menyerahkan dokumen kepemilikan kendaraan bermotor
(BPKB) asli, fotokopi STNK dan faktor Pembelian.
5. Konsinyasi Emas59
Konsinyasi Emas adalah layanan titip-jual emas batangan di
Pegadaian sehingga menjadikan investasi emas milik nasabah lebih aman
karena disimpan di Pegadaian. Keuntungan dari hasil penjualan emas
59
Brosur Pegadaian SyariahBrosur Pegadaian Syariah: Produk Pegadaian Syariah, Aneka
Jasa
48
batangan diberikan kepada Nasabah, oleh sebab itu juga emas yang
dimiliki lebih produktif.
a. Keuntungan
1) Dikelola oleh PT Pegadaian (Persero) yang merupakan BUMN
terpercaya.
2) Emas Anda terproteksi 100%.
3) Transparan dalam pengelolaan.
4) Menghasilkan keuntungan yang kompetitif dengan investasi
lainnya.
b. Persyaratan
1) Fotokopi Identitas Diri (Kartu Tanda Penduduk (KTP), Surat
Izin Mengemudi (SIM), dan Paspor) yang masih berlaku.
2) Kuitansi pembelian emas atau Berita Acara Serah Terima Emas
yang dibeli di Pegadaian.
3) Mengisi dokumen pengajuan konsinyasi dan Materi 6000
(sebanyak 2 lembar).
6. Tabungan Emas
Tabungan Emas adalah layanan penjualan dan pembelian emas
dengan fasilitas titipan.
a. Keunggulan
1) Mudah
a) Tersedia di lebih dari 4500 outlrt Pegadaian Syariah di seluruh
Indonesia
49
b) Pembelian dan penjualan mulai dari berat 0,01 gram
c) Order cetak emas dapat dilakukan mulai dari kepingan emas 5
gram
2) Aman
a) Dikelola oleh Badan Umum Milik Negara (BUMN) yang
berpengalaman
b) Terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
c) Transparan dalam pengelolaan
3) Murah
a) Harga jual dan buyback kompetitif
b) Biaya administrasi dan pengelolaan ringan
c) Harga pembelian minimal sekitar 5000 an
b. Cara membuka Rekening Tabungan Emas
1) Membawa identitas diri (Kartu Tanda Penduduk (KTP), Surat
Izin Mengemudi (SIM), Paspor)
2) Membayar biaya administrasi Rp 10.000 dan membayar biaya
pengelolaan rekening Rp 30.000 per tahun (dapat diperpanjang)
3) Membeli emas batangan dengan berat mulai 0,01 gram atau
senilai 5000 an.
7. Remittance
Pegadaian Remittance adalah layanan pengiriman dan penerimaan
uang dari dalam dan luar negeri dengan biaya kompetitif, bekerjasama
dengan beberapa remiten berskala nasional dan internasional seperti
50
Western Union, Telkom Delima, BNI Smart Remittance, dan Mandiri
Remittance. Pegadaian Remittance merupakan solusi terpercaya untuk
kirim dan terima uang kapanpun dan dimanapun secara instan, cepat, dan
aman.
a. Keunggulan
1) Layanan Pegadaian Remittance tersedia di kantor cabang
Pegadaian di seluruh Indonesia.
2) Keamanan bertransaksi yang terpercaya, hanya dibayarkan
kepada orang yang dituju.
3) Biaya kirim kompetitif.
4) Prosedur sangat mudah. Penerima uang tidak harus memiliki
rekening bank
5) Tidak harus memiliki rekening bank.
b. Persyaratan
1) Syarat bagi nasabah pengirim uang melalui Pegadaian
a) Mengisi dan melengkapi form pengiriman uang.
b) Membawa kartu Tanda Pengenal (KTP/SIM/PASPORT).
c) Syarat bagi nasabah penerima uang melalui Pegadaian
d) Mengisi dan melengkapi form penerimaan uang.
e) Membawa Nomor Kontrol Kiriman Uang, PIN, Kode
Transfer, atau MTCN.
f) Membawa kartu Tanda Pengenal (KTP/SIM/PASPORT)
51
8. Arrum Emas60
Arrum Emas adalah pembiayaan gadai sistem angsuran berprinsip
syariah dengan jaminan emas atau berlian dan pembayaran secara
angsuran sesuai dengan Fatwa DSN MUI No. 26/DSN-MUI/III/2008.
a. Keunggulan
1) Proses transaksi berprinsip syariah sesuai Fatwa DSN-MUI No.
26/DSN-MUI/III/2008
2) Plafon pinjaman 95% dari nilai taksiran
3) Pinjaman berjangka waktu fleksibel mulai 12 bulan, 18 bulan,
24 bulan, dan 36 bulan
4) Pinjaman mulai Rp 1.000.000 sampai Rp 200.000.000
5) Proses cepat tanpa survey 15-30 menit
6) Perlindungan atas risiko kehilangan atau kerusakan barang
7) Pegadaian mengenakan biaya pemeliharaan (Mu’nah) sebesar
0,95% x harga taksiran perhiasan x jangka waktu.
b. Persyaratan
1) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP), Surat Izin Mengemudi
(SIM), dan Passport
2) Menyerahkan jaminan berupa emas atau berlian
60
Sahabat Pegadaian, Produk Pegadaian Syari‟ah, Pembiayaan Gadai dan Mikro, Emas,
dan Aneka Jasa
52
9. Si Pintar61
Investasi emas kini 1 gram sampai 25 gram logam mulia 24 karat
bisa dimiliki dengan mudah, praktis, dan ekonomis. Hanya dengan uang
muka mulai dari Rp 100.000 masyarakat sudah bisa berinvestasi dilayanan
Si Pintar. Dapatkan keuntungan tambahan berupa perlindungan asuransi
dengan tambahan pembelian paket asuransi senilai Rp 50.000
a. Keunggulan Si Pintar (Investasi Emas)
1) Memperoleh emas murni 24 karat 1 gram sampai 25 gram
bersertifikat
2) Uang muka mulai dari Rp 100.000
3) Bebas biaya administrasi
4) Angsuran sebanyak 12 kali
b. Keunggulan Si Pintar (Asuransi)
1) Perlindungan asuransi kecelakaan diri, meninggal dunia dan
cacat tetap karena kecelakaan
2) Jangka waktu pertanggungan satu tahun
3) Biaya pertanggungan sampai dengan Rp 30.000.000
4) Polis berbentuk voucher dan dapat diaktivasi melalui SMS
c. Persyaratan
1) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP)
2) Membayar paket layanan
d. Harga Paket Emas
61
Sahabat Pegadaian, Produk Pegadaian Syari‟ah, Pembiayaan Gadai dan Mikro, Emas,
dan Aneka Jasa
53
1) Sebesar Rp 100.000 untuk uang muka pembelian logam mulia
dengan berat 1 gram
2) Sebesar Rp 250.000 untuk uang muka pembelian logam mulia
dengan berat 5 gram
3) Sebesar Rp 500.000 untuk uang muka pembelian logam mulia
dengan berat 10 gram
4) Sebesar Rp 1.200.000 untuk uang muka pembelian logam
mulia dengan berat 25 gram
5) Asuransi
Asuransi sebesar Rp 50.000 untuk mendapatkan perlindungan
asuransi melalui pembelian voucher asuransi.
10. Multi Payment Online62
Layanan pembayaran berbagai tagihan bulanan seperti Listrik
(bulanan, pulsa), Telepon Pulsa Elektrik semua operator, Tiket Kereta Api,
Speedy, TV Berlangganan (Telekom Vision, Yes TV, Indovision, Top TV,
Oke Vision) secara online di gerai Pegadaian di seluruh Indonesia.
Multi Payment Online merupakan solusi pembayaran cepat yang
memberi kemudahan nasabah dalam bertransaksi tanpa harus memiliki
rekening di bank.
a. Keunggulan
1) Layanan Multi Payment Online tersedia di kantor cabang
Pegadaian di seluruh Indonesia
62
Sahabat Pegadaian, Produk Pegadaian Syari‟ah, Pembiayaan Gadai dan Mikro, Emas,
dan Aneka Jasa
54
2) Pembayaran secara real time sehingga member kepastian dan
kenyamanan dalam bertransaksi
3) Biaya jasa yang kompetitif
4) Pembayaran tagihan selain dapat dilakukan secara tunai juga
dapat bersinergi dengan gadai emas
5) Untuk pembayaran tagihan dengan gadai emas, maka nilai hasil
gadai akan dipotong untuk pembayaran rekening. Seluruh proses
dilakukan dalam satu loket layanan
6) Setiap nasabah dapat melakukan pembayaran untuk lebih dari
satu tagihan
7) Prosedur sangat mudah, nasabah tidak harus memiliki rekening
bank
b. Persyaratan
1) Nasabah cukup datang ke gerai Pegadaian di seluruh Indonesia
2) Membawa nomor pelanggan untuk tagihan Listrik dan Telepon.
11. Arrum Haji
Pegadaian Syariah terus berkomitmen mengembangkan produk-
produk jasa keuangan yang dibutuhkan masyarakat. Salah satunya adalah
produk Arrum Haji. Arrum haji adalah pemberian pinjaman guna
pendaftara haji dengan jaminan emas dan bukti Setoran Awal Biaya
Perjalanan Ibadah Haji (SA BPIH).
55
a. Keunggulan
1) Persyaratan ringan, menyerahkan foto copy KTP dan jaminan
emas, Setoran Awal Biaya Perjalanan Ibadah Haji (SA BPIH),
Surat Pendaftaran Pergi Haji (SPPH) dan Buku Tabungan.
2) Pinjaman dapat diangsur 12, 24, 36, 48 dan 60 bulan.
3) Biaya pemeliharaan barang jaminan (Mu’nah) terjangkau.
4) Jaminan aman tersimpan di Pegadaian Syariah.
5) Nomor porsi haji langsung dapat melalui produk Arrum Haji.
b. Persyaratan
1) Fotokopi KTP.
2) Menyerahkan jaminan berupa emas minimal Rp. 7.000.000.
3) Menyerahkan jaminan berupa Setoran Awal Biaya Perjalanan
Ibadah Haji (SABPIH).63
Syarat-Syarat Pendaftaran Calon Haji Kota Bengkulu Melalui PT.
Pegadaian
1) Nasabah mengisi formulir pembiayaan produk Arrum Haji
2) Fotokopi buku tabungan haji Rp. 25.000.000
3) Fotokopi KTP yang masih berlaku
4) Fotokopi Kartu Keluarga
5) Fotokopi surat nikah bila status sudah kawin
6) Fotokopi kir kesehatan dari puskesmas
a) Jl. Gedang
63
Sahabat Pegadaian, Produk Pegadaian Syari‟ah, Pembiayaan Gadai dan Mikro, Emas,
dan Aneka Jasa
56
b) Suka Merindu
c) Lingkar Timur
d) Pasar Ikan
e) Nusa Indah
7) Fotokopi Ijazah Terakhir
8) Fotokopi Akta Kelahiran
9) Fotokopi paspor bagi yang sudah memiliki
10) Pas foto tampak wajah 80% Berwarna latar belakang putih 4X6
= 10 Lembar, 3X4 = 40 Lembar.64
64
Brosur Pegadaian Syari‟ah, Pembiayaan Gadai dan Mikro, Emas, dan Aneka Jasa
57
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Perhitungan dan Penentuan Biaya Pemeliharaan Barang Gadai Di PT
Pegadaian (Persero) Syariah Unit Pelayanan Syariah Semangka Kota
Bengkulu
Dari wawancara yang dilakukan kepada kasir unit pegadaian
semangka, bahwa perhitungan biaya pemeliharaan barang gadai dalam
pembiayaan rahn nasabah harus memberikan barang sebagai jaminan atas
pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai
ekonomis. Penetapan biaya pemeliharaan (ujrah) dalam akad rahn
dilakukan dengan melihat jumlah besar kecilnya jaminan nasabah.65
Tabel 4.1: Tarif ujrah (biaya pemeliharaan)
gol. Marhun bih Tarif
Emas Non emas
A 50.000 - 500.00 0,45 % 0,45 %
B1 550.000 - 1.000.000 0,71 % 0,72 %
B2 1.050.000 - 2.500.000 0,71 % 0,72 %
B3 2.550.000 - 5.000.000 0,71 % 0,72 %
C1 5.100.000 - 10.000.000 0,71 % 0,72 %
C2 10.100.000 - 15.000.000 0,71 % 0,72 %
C3 15.100.000 - 20.000.000 0,71 % 0,72 %
D 20.100.000 keatas 0,62 % 0,65 %
Sumber data primer.66
Rumus perhitungan ijrah: Ijrah = Taksiran x tarif ijrah x jangka
waktu per 10 hari.67
Dimana yang disampaikan oleh penaksir pegadaian
65
Babara, Penaksir unit, 16 Juni 2017 66
Arsip Cabang Pegadaian Syariah, PDF, Dokumen, h. 3 67
Arsip Cabang Pegadaian Syariah Kota Bengkulu
58
59
untuk tarif ijarah sendiri telah ditetapkan dari pusat sehingga pegadaian
syariah semangka Kota Bengkulu hanya menjalankan sesuai dengan
peraturan syariah dan biaya pemeliharaan tersebut telah disepakati kedua
belah pihak. Biaya ijarah dapat dihitung setelah barang yang digadaikan
ditaksir oleh pihak pegadaian. 68
Dari data tersebut terlihat perbedaan tarif antara golongan A
sampai dengan golongan D dan antara emas dengan non emas,
berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada panaksir dan kepala
cabang pegadaian semangka Kota Bengkulu, beliau mengatakan jika
golongan A itu untuk peminjaman yang kecil dan biasanya untuk golongan
menengah kebawah, sedangkan golongan B1 sampai dengan C3 itu
peminjaman untuk golongan menengah ke atas dan untuk golongan D itu
biasanya pinjaman yang dilakukan untuk keperluan bisnis atau usaha.
Pegadaian syariah semangka Kota Bengkulu tidak mengambil keuntungan
dari akad rahn, tetapi ada biaya administrasi yang timbul, biaya
administrasi ini untuk biaya perlengkapan dan biaya tenaga kerja yang
biasa kami sebut dengan biaya ujrah atau biaya pemeliharaan.69
Perbedaan besar biaya pemeliharaan antara emas dan non emas
sebenarnya pengkajiannya sudah ditetapkan oleh pusat dan penggadaian
hanya mengikuti peraturan yang sudah ada sesuai dengan syariah, tetapi
perbedaan itu juga tergantung dengan pengkajian perawatannya yang
berbeda. Seperti emas perawatan yang dilakukan tidak terlalu rumit cuma
68
Babara, penaksir unit, Wawancara 17 juni 2017 69
Babara, penaksir unit, Wawancara 17 juni 2017
60
hanya pengecekan golongan tingkat kadar emas dan menepatkan dalam
brangkas yang khusus. Sedangkan jelas berbeda dengan barang elektronik
dan kendaraan, perawatannya jauh lebih rumit dibandingkan emas dan
juga barang-barang tersebut juga memerlukan tempat yang tersendiri yang
cukup luas sehingga adanya biaya sewa tempat. Perawatan yang dilakukan
untuk elektronik dan kendaraan harus dilakukan secara rutin seperti
pembersihan, pemenasan mesin baik kendaraan maupun alat elektronik
yang dilakukan minimal satu bulan sekali atau satu bulan dua kali itulah
yang membuat perbedaan biaya pemeliharaan antara emas dan non emas.
Barang-barang yang ingin digadaikan sarus kondisinya minimal 70% dan
batasan kuitansinya dua tahun terakhir kebijakan ini dilakukan pegadaian
sendiri untuk meminimalisir resiko yang ada.70
Perawatan yang dilakukan di pegadaian semangka Kota Bengkulu
dalam pemeliharaan barang gadai yaitu dilakukan pengecekan kebersihan
kurun waktu dua kali dalam satu bulan, pembersihan tempat penyimpanan,
pemanasan mesin-mesin kendaraan dan tempat penyimpanannya sudah
sesuai dengan standar operasional nasional seperti gudang penyimpanan
dilengkapi dengan CCTV, berangkas penyimpanan emas juga sesuai
dengan standar anti ledak dan anti peluru, pintu gudang pun menggunakan
ID jadi hanya pegawai pegadaian saja yang bisa masuk dan membuka
70
Babara, Penaksir Unit, Wawancara, 17 Juni 2017
61
gudang penyimpanan barang hal tersebut disampaikan oleh pihak
keamanan pegadaian.71
Penentuan biaya pemeliharaan di Pegadaian (Persero) Syariah Unit
Pelayanan Syariah Semangka Kota Bengkulu ditentukan berdasarkan
besarnya nilai barang jaminan yang sudah ditaksir tetapi yang
membedakan perbedaan biaya yang dikenakan antara satu nasabah dengan
nasabah yang lain dalam menggadaikan barang dengan nilai taksiran yang
sama tetapi jumlah pinjaman berbeda maka adanya diskon yang diberikan
pegadaian kepada nasabah karena nasabah meminjam dibawah harga
pinjaman maksimum atau dibawah 85% dari nilai taksiran barang.
Minimal nasabah meminjam 50% dari barang taksiran jika dibawah dari
50% maka nasabah diminta untuk mengganti barang jaminan yang sesuai
dengan besar taksiran yang ditetapkan, misalkan nasabah menggadaikan
kendaraan bermotor, motor tersebut ditaksir sebesar lima juta namun
nasabah hanya ingin meminjam sebesar satu juta, jumlah tersebutkan
dibawah 50% jadi nasabah diminta untuk mengganti barang jaminannya
seperti dengan leptop yang taksirannya sesuai dengan besar pinjaman.72
Dalam pemberian pembiayaan rahn sebelumnya perlu dilakukan
nasabah yang ingin menggadaikan barang dan meminjam sejumlah dana
dengan agunan berbasis syariah hanya perlu memenuhi persyaratan
sebagai berikut: yang pertama menyerahkan identitas asli nasabah seperti
KTP/ kartu pengenal lainnya. Yang kedua marhun (barang jaminan) harus
71
Aidil Fitri, security, Wawancara 17 Juni 2017 72
Babara, Penaksir Unit, Wawancara, 17 Juni 2017
62
milik nasabah sendiri dan sisertai dengan surat-surat lengkap mengenai
barang barang tersebut. Jenis barang-barang yang dapat diterima sebagai
jaminan adalah barang perhiasan (seperti emas dan berlian) dan barang
elektronik, seperti laptop dan hanphone dan kendaraan. Kelengkapan
tersebut diperlukan untuk memastikan bahwa barang-barang tersebut
benar-benar milik rahin dan mempermudah pihak pegadaian jika sampai
barang tersebut dilelang. Yang ketiga mengisi FPP (Formulir Permintaan
Pinjaman) dan tanda tangan, menandatangani akad rahn dan ijarah pada
Surat Bukti rahn.73
Dalam hal ini pihak pegadaian juga mengatakan bahwa sebelum
memberi pinjaman nasabah juga harus dianalisis terlebih dahuluh yaitu:74
1) Sebelum pinjaman diberikan, penaksir melakukan penaksiran terhadap
objek jaminan dengan prosedur penaksiran barang gadai sesuai dengan
level yang telah ditetapkan dan memutusan pemberian pinjaman kepada
nasabah berdasarkan pada hasil penaksiran penaksir.
2) Selanjutnya pembiayaan dilakukan dengan melengkapi pengisian
formulir permohonan berdasarkan informasi dan identitas nasabah.
3) Maka penaksir memberikan keputusan pemberian atau penolakan
pinjaman dengan mencantumkannya dalam formulir permohonan gadai.
Pelayanan pegadaian Syariah Semangka Kota Bengkulu dapat
digambarkan sebagai berikut: Melalui akad rahn, nasabah menyerahkan
barang dan kemudian pihak pegadaian menyimpan dan merawatnya di
73
Donni, Kasir Unit, Wawancara, 12 Juli 2017 74
Donni, Kasir Unit, Wawancara, 12 Juli 2017
63
tempat yang telah disediakan oleh pegadaian. Dalam Pegadaian Syariah
biaya penitipan atau penyimpanan ini biasa disebut dengan biaya ujroh.
Pada surat bukti rahn terdapat keterangan yang jelas mengenai jumlah
taksiran barang, pinjaman, biaya pemeliharaan tiap 10 hari, biaya
administrasi serta tanggal jatuh tempo. Biaya administrasi dibebankan
kepada rahin dengan didasarkan pada penggolongan marhun bih. Selain
biaya administrasi, untuk barang yang menjadi jaminan pinjaman disimpan
oleh pegadaian syariah, yang dikenakan biaya pemeliharaan. Peraturan
untuk perawatan barang gadai sudah ditetapkan atau kebijakan pegadaian
itu sendiri karena perawatan yang sangat rumit dan hal tersebut sudah
kesepakatan antara pegadaian dengan nasabah dan prosesnya sesuai
dengan peraturan pegadaian syariah. 75
Sesuai yang disampaikan oleh kepala cabang penentuan biaya
pemeliharaan, meskipun barang yang diserahkan nasabah kepada pihak
pegadaian syariah itu sama dalam harga jual dipasaran, akan tetapi tidak
menjadi patokan dalam penetapan biaya pemeliharaannya, karena pihak
pegadaian syariah melakukan penetapan biaya pemeliharaan berdasarkan
besarnya nilai barang yang akan digadaikan oleh nasabah.76
Meskipun pada aplikasi penetapan biaya ijarah dalam akad rahn
ini masih kurang maksimal karena belum adanya pemberitahuan kepada
nasabah tentang adanya diskon ijarah (biaya pemeliharaan) yang diberikan
oleh PT Pegadaian (Persero) Syariah Unit Pelayanan Syariah Semangka
75
Supriadi, Kepala Cabang, Wawancara, 12 Juni 2017 76
Supriadi, Kepala Cabang, Wawancara, 12 Juni 2017
64
Kota Bengkulu karena menurut nasabah perhitungan biaya pemeliharaan
di pegadaian syariah ini sudah pas dan tidak terlalu besar dan waktu
peminjamannya pun singkat sehingga nasabah memperoleh pinjaman
dengan mudah dan agunan yang digadaikan tidak memberatkan sehingga
nasabah bisa menggadaikan barang-barang yang ada di rumah namun
nasabah tidak mengetahui jika adanya diskon pada biaya pemeliharaan jika
meminjan dibawah 85% dari taksiran.77
Sama hal yang disampaikan oleh nasabah yang bernama ibu Ervina
menurutnya yang dilakukan oleh pegadaian cukup memuaskan biaya yang
dikenakan tidak terlalu tinggi dan prosedurnya tidak menyulitkan nasabah
namun sama halnya yang disampaikan disampaikan oleh ibu Elvi Sazili
bahwa ibu Ervina tidak mengetahui bahwa adanya diskon ijarah (biaya
pemeliharan) yang diberikan pegadaian unit semangka jika meminjam
dibawah 85%.78
Sama hal yang disampaikan oleh nasabah yang bernama bapak
Irwan ia pernah menggadaikan emas bapak pun menyampaikan bahwa
biaya pemeliharaan sudah pas dan terjangkau dan sudah memuaskan
namun sama halnya beliau juga tidak mengetahui adanya diskon dalam
pemeliharaan.79
Yang disampaikan oleh ibu Eva tidak jauh berbeda dengan nasabah
yang lain prosedurnya cepat, tarifnya lebih murah dan sudah cukup
77
Elvi Sazili, Nasabah, Wawancara 17 Juli 2017 78
Ervina, Nasabah, Wawancara 17 Juli 2017 79
Irwan, Nasabah, Wawancara 17 Juli 2017
65
memuaskan namun beliau juga tidak mengetahui adanya diskon ijarah
(biaya pemeliharaan).80
Tidak berbeda yang disampaikan oleh ibu Lina bahwa prosedur
biaya pemeliharaan yang dilakukan oleh pegadaikan sudah cukup puas dan
biayanya pun tidak memberatkan nasabah dan ibu Lina pun tidak
mengetahui adanya diskon dalam biaya pemeliharaan.81
B. Perhitungan Dan Penentuan Biaya Pemeliharaan Barang Gadai
Ditinjau Dari Fatwa MUI Nomor: 25/DSN-MUI/III/2002
Perhitungan biaya pemeliharaan (ijarah) di PT Pegadaian (persero)
Syariah Unit Pelayanan Syariah Semangka Kota Bengkulu dalam
perhitungan biaya pemeliharaan berdasarkan atas tarif golongan marhun
bih dengan dihitung per 10 hari penyimpanan. Menurut kepala MUI Prov.
Bengkulu perhitungan berdasarkan tarif golongan diperbolehkan karena
pihak pegadaian menggunakan perbedaan antara golongan emas dan non
emas karena dari penyimpanan emas tidak membutuhkan tempat yang luas
sedangkan barang non emas harus membutuhkan tempat cukup luas
perawatan yang rutin sehingga terdapat biaya sewa tempat dan biaya jasa
perawatan barang tersebut dalam Fatwa hukumnya bahwa pinjaman
dengan menggadaikan barang sebagai jaminan utang dalam bentuk rahn
dibolehkan selagi tidak mengurangi nilai barang itu sendiri.82
Artinya, penggadai (rahin) menyewa tempat di pegadaian untuk
menyimpan atau menitipkan barang gadainya, kemudian pegadaian
80
Eva, Nasabah, Wawancara 18 Juli 2017 81
Lina, Nasabah, Wawancara 18 Juli 2017 82
Bapak Prof. H. Rohimin, Ketua MUI Prov. Bengkulu, Wawancara, 26 Juli 2017
66
menetapkan biaya sewa tempat. Dalam pengertian lainnya, rahin
menggunakan jasa pegadaian untuk menyimpan atau memelihara barang
gadainya hingga jangka waktu gadai berakhir. Biaya pemeliharaan atau
penyimpanan ataupun biaya sewa tersebut diperbolehkan oleh para ulama
dengan merujuk kepada diperbolehkannya akad ijarah.
Dengan akad
ijarah dalam pemeliharaan atau penyimpanan barang gadaian maka
pegadaian mendapatkan fee atau upah atas jasa yang diberikan kepada
penggadai atau bayaran atas jasa yang diberikan kepada penggadai.83
Penentuan biaya pemeliharaan di Pegadaian (Persero) Syariah Unit
Pelayanan Syariah Semangka Kota Bengkulu ditentukan berdasarkan
besarnya nilai barang tetapi yang membedakan perbedaan biaya yang
dikenakan antara satu nasabah dengan nasabah yang lain dalam
menggadaikan barang dengan nilai taksiran yang sama tetapi jumlah
pinjaman berbeda maka adanya diskon ijarah yang diberikan karena
nasabah meminjam dibawah harga pinjaman maksimum atau dibawah
85% dari nilai taksiran barang. Dalam menentukan besaran pinjaman PT
Pegadaian (persero) Syariah Unit Pelayanan Syariah Semangka Kota
Bengkulu utang yang bisa diperoleh oleh nasabah maksimal 85% dari nilai
taksiran harta yang digadaikan. Sedangkan jangka waktu maksimal empat
bulan. Dalam hal biaya pemeliharaan dan penyimpanan barang
menggunakan akad ijarah (sewa). Dari uraian analisis Fatwa Dewan
Syariah Nasional terhadap penentuan biaya pemeliharan (ijarah) dalam
83
Bapak Prof. H. Rohimin, Ketua MUI Prov. Bengkulu, Wawancara, 26 Juli 2017
67
sistem gadai syariah di PT Pegadaian (Persero) Syariah Unit Pelayanan
Syariah Semangka Kota Bengkulu dapat dilihat bahwa perhitungan biaya
pemeliharaan atau biaya sewa tempat di Pegadaian Syariah dilihat
berdasarkan besarnya nilai barang nasabah. Karena pada dasarnya biaya
pemeliharaan atau biaya sewa yang harus diterima oleh pegadaian syariah
adalah biaya yang sudah ditentukan oleh pihak pegadaian, berarti dalam
penentuan biaya ijarah di PT Pegadaian (Persero) Syariah Unit Pelayanan
Syariah Semangka Kota Bengkulu sudah sesuai dengan Fatwa Dewan
Syariah Nasional Nomor: 25/DSN-MUI/III/2002. Yaitu bahwa besar biaya
pemeliharaan dan penyimpanan marhun tidak boleh ditentukan oleh
jumlah besar pinjaman dan jika kedua belah pihak sudah menyepakati
akad tersebut maka tidak ada masalah selagi sesuai dengan Fatwa dan
syariah islam.84
Apabila nasabah belum bisa melunasi utangnya dan kewajibannya,
maka gadai itu bisa diperpanjang. Nasabah cukup membayar biaya simpan
dan biaya pemeliharaan. Sedangkan jika rahin tidak mampu melunasi
utang dan kewajibannya, dan juga tidak memperpanjang gadainya, maka
pihak pegadaian memberi peringatan. Setelah waktu tertentu atau setelah
murtahin memberi peringatan, maka pihak pegadaian bisa mengeksekusi
marhun melalui pelelangan barang jaminan untuk menutupi hutang rahin.
85
84
Bapak Prof. H. Rohimin, Ketua MUI Prov. Bengkulu, Wawancara, 26 Juli 2017 85
Babara, Penaksir Unit, Wawancara, 17 Juni 2017
68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini maka dapat
disimpulkan sebagai berikut.
Dari kegiatan penelitian yang dilakukan PT Pegadaian (Persero)
Syariah Unit Pelayanan Syariah Semangka Kota Bengkulu dapat
disimpulkan :
1. Perhitungan dan penentuan biaya pemeliharaan dalam gadai syariah di
PT Pegadaian (Persero) Syariah Unit Pelayanan Syariah Semangka
Kota Bengkulu dilakukan dengan melihat besarnya nilai barang
jaminan nasabah. Dalam pembiayaan rahn nasabah harus memberikan
barang atau harta sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya.
Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis, dengan
demikian pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat
mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya. Rumus
perhitungan ujrah : Ujrah = Taksiran x tarif ujrah x jangka waktu per
10 hari, yang dimana tarif digolongkan menjadi beberapa golongan
yaitu dari golongan A, B (B1, B2,B3), C (C1, C2, C3) dan D.
2. Perhitungan dan penentuan biaya pemeliharaan barang gadai ditinjau
dari Fatwa MUI Nomor: 25/DSN-MUI/III/2002 terhadap perhitungan
biaya pemeliharaan berdasarkan tarif golongan diperbolehkan karena
pihak pegadaian menggunakan perbedaan antara golongan emas dan
68
69
non emas karena dari penyimpanan emas tidak membutuhkan tempat
yang luas sedangkan barang non emas harus membutuhkan tempat
yang cukup luas dan biaya jasa perawatan barang tersebut dalam Fatwa
hukumnya bahwa pinjaman dengan menggadaikan barang sebagai
jaminan utang dalam bentuk rahn dibolehkan selagi tidak mengurangi
nilai barang itu sendiri. Penentuan biaya pemeliharaan (ijarah) dalam
produk gadai syariah di PT Pegadaian (Persero) Syariah Unit
Pelayanan Syariah Semangka Kota Bengkulu sudah sesuai dengan
Fatwa DSN-MUI Nomor: 25/DSN-MUI/III/2002. Karena ditentukan
tidak berdasarkan besaran pinjaman nasabah tetapi ditentukan dengan
besar jaminan nasabah. Namun kurang maksimal dikarenakan tidak
adanya informasi kepada nasabah tentang adanya diskon ijarah.
Penentuan diskon pun ditentukan dari biaya ijarah yang dikenakan
pada nasabah. Diskon ini dihitung sesuai presentase nilai taksiran
jumlah pinjaman nasabah
B. Saran
1. Bagi PT Pegadaian (Persero) Syariah Unit Pelayanan Syariah
Semangka Kota Bengkulu diharapkan meningkatkan profesionalisme
kerja dan ditingkatkan sosialisasi agar masyarakat paham tentang
pembiayaan rahn itu sendiri. Diskon ini dihitung sesuai persentase
nilai taksiran jumlah pinjaman nasabah dan besar biayapemeliharaan
dan penyimpanan marhun ditentukan berdasarkanjumlah jaminan
barang gadai.
70
2. Kemudian hal terpenting dan tidak boleh dilupakan adalah bahwa
dalam sebuah bisnis Islam, khususnya Pegadaian Syariah adalah dalam
pengelolaan manajemennya sangat penting ditingkatkan untuk
kemajuan Pegadaian syariah Kantor Cabang Simpang sekip Bengkulu
yang akan datang.
71
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhamad. Kamus Indonesia Modern. Jakarta: Pustaka Amani.
Ali, Zainudi. Hukum Gadai Syariah. Jakarta: Sinar Grafika. 2008.
Amin, Ma‟ruf. Fatwa Dalam Sistem Hukum Islam. Jakarta: Elass. 2008.
Anshori, Abdul Ghofur. Gadai Syariah Di Indonesia: Konsep, Implementasi Dan
Institusionalisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 2011.
Budisantoso Totok dan Sigit Triandaru. Bank dan Lembaga Keuangan Lain.
Jakarta: Selemba Empat. 2006.
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi Kebijakan Politik
Dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana. 2007.
Burhanuddin S. Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Graha
Ilmu. 2010.
Devi, Gamala. Aspek-aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian
Syariah Di Indonesia. Jakarta: Kencana. 2005.
Dewan Syari‟ah Nasional MUI, Himpunan Fatwa Keuangan Syariah. Jakarta:
Erlangga. 2014.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka. 1989.
Departemen Agama RI. “AL-Qur’an Dilengkapi Panduan Wakaf Dan Ibtida’”.
Jakarta: PT. Suara Agung, 2013.
Dahlan, Abdul Azis. Ensiklopedian Hukum Islam. Jakarta: PT. Ikctiar Baru Van
Hoeve. 1996.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif teori dan Praktik. Jakarta: Bumu
Aksara. 2014.
Hadi, Sholikul Muhammad. Pegadaian Syariah. Jakarta: Salemba Dini yah. 2003.
Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainya. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. 2005
Munnawir, Ahmad Warsono. Al-Munnawir KamusArab-Indonesia. Yogyakarta:
Pustaka Progresif. 1997.
72
Sunendi, Hendi. Fiqh Muamalah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2002.
Sholahuddin M. Lembaga Ekonomi Dan Keuangan Islam. Surakarta: Muhamadia
Univercity Press. 2006.
Suheami Masrap dan Abu Laily Istiqomah. Terjemahan Bulughul Maram.
Surabaya: Usana Offset Printing. 1993.
Taqdir, Maity Qodratilah. Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pelajar. Jakarta: KDT.
2011.
Amirudin, Penentuan Biaya Pemeliharaan Barang Gadai Menurut Fatwa DSN
MUI No 26 Tahun 2002 ( Studi Kasus Pegadaian Syariah Cabang Kota
Langsa). Skripsi. (Stain) Zawiyah Cot Kala Langsa. 2014
Afdhila, Galis Kurnia. Analisis Implementasi Pembiayaan Ar-Rahn (Gadai
Syariah) Pada Kantor Pegadaian Syariah Cabang Landung Sari Malang.
Skripsi. Malang. 2013.
Zainal, Arifin. Analisis Ijarah Pada Pembiayaan Talangan Biaya Perjalanan
Ibadah Haji (BPIH) pada Bank BNI Syariah Fatmawati. Skripsi. (UIN)
Jakarta. 2010
Syamhudi, Kholid. Konsep-konsep Pemeliharaan. Dikutip dari
https://almanhaj.or.id, Pada hari Jum‟at, 21 April 2017. Pukul 14.40 WIB.
Aidil Fitri. Scurity. Wawancara. Bengkulu 2017
Barbara. Penaksir Unit Pegadaian syariah (UPS). Wawancara. Bengkulu. 2017
Brosur Pegadaian Syariah : Produk Pegadaian Syariah, Aneka Jasa
Donni. Kasir Unit. Wawancara. Bengkulu 2017
Prof. Dr. H. Rohimin. Ketua MUI Prov. Bengkulu. Wawancara. Bengkulu 2017
Supriadi. Kepala Cabang. Wawancara. Bengkulu. 2017
Sahabat Pegadaian. Produk Pegadaian Syari‟ah. Pembiayaan Gadai dan Mikro.
Emas. dan Aneka Jasa
Brosur Pegadaian Syari‟ah. Pembiayaan Gadai dan Mikro, Emas dan Aneka Jasa
35
C. Struktur Organisasi
Tabel 3 .164
STRUKTUR ORGANISASI PT. PEGADAIAN (PERSERO) SYARIAH KANTOR CABANG SIMPANG SEKIP KOTA BENGKULU86
8664
Www. Pegadaian.Com , Blog Resmi Pegadaian.
Pemimpin Cabang
Supriyadi, SE
Pengelola UPS
Pasar Singkut Satra Pratama. W
Kasir
Priyo Septiadi
Tenaga Security 1.Angga Apriansyah
2.Trisanto
3. Zakariah 4. Habibullah
Pengelola UPS
Tabah Camelah Rahmad Doni, SE
Kasir
Edo Madiansyah
Tenaga Security 1. Ari Wibowo 2. Ari Yanto
3. Andika Sutawinata
4. Al Toni Alamsya
Office boy
Andika Pratama
Driver
Candra Nata
Tenaga SeCurity 1. Elvia Suzilli. K
2. Hendra Saputra 3. Leo Kapisa
4. Widia Tetuko
Kasir Cabang
Muhammad Komang
Majiddin
Pengelola Agunan
Ahmad Wasik
Penaksir Cabang
Zulkifli, SH
Tenaga Security
Aldil Fitri
Kasir
Hermika Lindayani
Pengelola UPS
Penurunan Sari anggaraini S.pdi
Tenaga Security
Pangeran Diponegoro
Tenaga Security
1. Makbul Zunedi
2. Dedi Susanto 3. Andi Syaputra
Kasir
Solikin, SE
Kasir
Donny Osmos
Pengelola UPS
Timur Indah
Redi Vanhar, S. SI
Pengelola UPS
Semangka Barbara Susyanto
Tenaga Sucurity 1. Wasis
2.Joko Ardiansya
3.Kusnadi .
Pegelola UPS
Merasi
Tan. Malaka, Amd
35
JADWAL KEGIATAN PELAKSANAAN PENELITIAN
No Kegiatan Bulan
Desembe
r
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengusulan Judul Proposal x
2 Konsultasi Judul Dengan Dosen
PA
x
3 Konsultasi Judul Dengan Dosen
Bidang Ilmu
x
4 Pengajuan proposal Mini dan
Bimbingan
x
5 ACC Judul, Pengajuan Judul dan
Proposal
x
6 Seminar Proposal x
7 Revisi Proposal x
8 ACC Proposal dan Pengajuan
SK Pembimbing Skripsi
x
9 Pengambilan SK Pembimbing x x
10 Praktikum Lembaga Keuangan x x x x x x x x x
11 Pedoman Wawancara x
12 Pengajuan Surat Izin Penelitian x
13 Penelitian x x x x
11 Bimbingan Skripsi BAB I-III x
12 Bimbingan Skripsi BAB IV-V x x x
13 ACC BAB I-V x
14 Ujian Munaqasyah x