dynamic routing 2 router
DESCRIPTION
Diagnosa WANTRANSCRIPT
I. Tujuan
Siswa dapat mengetahuidan memahami pengertian dari Dynamic Routing.
Siswa dapat melakukan implementasi konfigurasi berbagai protocol dynamic routing.
Siswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dari berbagai macam protocol
dynamic routing.
Siswa dapat melakukan konfigurasi Dynamic Routing pada OS Mikrotik.
Siswa dapat melakukan konfigurasi Dynamic Routing dengan protokol RIP dan OSPF
pada topologi yang mempunyai 2 router.
II. Pendahuluan
Pada jaringan besar yang menggunakan banyak router, dynamic routing merupakan
metode yang paling umum digunakan. Mengapa? Karena jika kita menggunakan metode
static routing maka kita harus mengkonfigurasi semua router secara manual dan ini tidak
mungkin untuk seorang network administrator. Dengan menggunakan metode static routing
kita membutuhkan banyak konfigurasi, sedangkan pada dynamic routingkita dapat
mengkonfigurasi seminimal mungkin. Jadi sangat dimungkinkan metode dymanic routing
untuk mengembangkan bagaimana router berkomunikasi dengan protocol yang digunakan.
Dynamic IP routing adalah cara yang digunakan untuk melepaskan kewajiban mengisi
masukan masukan ke routing table secara manual. Protokol routing mengatur router-router
sehingga dapat berkomunikasi satu dengan yang lain dan saling memberikan informasi
routing yang dapat mengubah isi Routing table, tergantung keadaan jaringannya. Dengan cara
ini, router-router mengetahui keadaan jaringan yang terakhir dan mampu meneruskan
datagram ke arah yang benar. Remote network dapat dikategorikan di tabel routing dengan
menggunakan protokol dynamic routing. Dynamic routing protocol contohnya sebagai
berikut:
IP routing protocol ada beberapa routing dinamic untuk IP. dibawah ini adalah dinamik
routing yang sering digunakan:
Nama :Iin Windarti (9)
Dynamic RoutingTopologi 2 Router
OS Mikrotik
Pembimbing :Rudi Haryadi, STAntoni Budiman, S.Pd
Kelas : XII TKJ A
Mata Pelajaran :Diagnosa WAN
Hari/Tanggal :Senin, 14 Januari 2013
Nilai/Paraf :
1. Routing Information Protocol (RIP)
RIP menggunakan metode Triggered Update. RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan
router harus kembali memberikan informasi routing. Jika terjadi perubahan pada jaringan,
sementara timer belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi routing karena
dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update). Mengatur routing menggunakan RIP
tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi
kegagalan link jaringan. Jumlah host Terbatas. RIP tidak memiliki informasi tentang
subnet setiap route. RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM).
Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri
(informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada
2. Interior Gateway Routing Protocol (IGRP)
Kelebihan: support = 255 hop count
Kekurangan: Jumlah Host terbatas
3.Open Shortest Path First (OSPF)
Kelebihan. Tidak menghasilkan routing loop mendukung penggunaan beberapa metrik
sekaligus dapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan membagi jaringan yang besar
mejadi beberapa area. Waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat
Kekurangan. Membutuhkan basis data yang besar.
4. Enchanced Interior Gatway Routing Protocil (EIGRP)
Kelebihan. melakukan konvergensi secara tepat ketika menghindari loop. Memerlukan
lebih sedikit memori dan proses. Memerlukan fitur loop avoidance
Kekurangan. Hanya untuk Router Cisco
5. Exiterior Gateway Protocol (EGP)
Kelebihan. Sangat sederhana dalam instalasi
Kekurangan. Sangat terbatas dalam mempergunakan topologi
III. Alat dan Bahan
a. OS Mikrotik 5.8
b. Aplikasi Virtual Box
c. Topologi yang digunakan (2 Router)
d. 4 buah Virtual Machine (2 Router dan 2 Client), pengujian pertama akan
menggunakan protokol RIP dan pengujian kedua akan menggunakan protokol
OSPF.
IV. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Topologi yang akan digunakan menggunakan 2 buah router yang akan dikonfigurasi
menggunakan protokol RIP dan OSPF.
3. Untuk topologi yang menggunakan protokol RIP.
4. Aturlah ip address semua virtual machine untuk Router dan Client seperti topologi
dengan menggunakan perintah ip address add address=[ip] interface=[int] dan
melihat hasil konfgirasi dengan menggunakan perintah ip address print.
a. Router 1
b. Router 2
c. Client 1
d. Client 2
5. Setelah mengatur IP address router dan client, untuk setiap client harus diberi masing-
masing gateway untuk bisa berkomunikasi dengan network yang lain dengan
menggunakan perintah ip router add gateway=[ip gateway] dan untuk menampilkan
gunakan perintah ip route print.
a. Client 1
b. Client 2
6. Setelah itu maka konfigurasilah dynamic routing dengan menggunakan protocol RIP.
a. Router 1
b. Router 2
Keterangan :
Routing RIP menggunakan protokol RIP
Interface pada interface mana dynamic routing tersebut diaplikasikan
Network network-network ayng ada pada topologi tersebut
Add untuk menambahkan parameter-parameter seperti interface, network dll.
7. Setelah melakukan konfigurasi dynamic routing dengan protokol RIP maka lihatlah
hasil dari ip route print.
8. Lakukan uji koneksi dari setiap client dengan menggunakan perintah ping [ip address
tujuan].
9. Lakukan pengujian alur atau jalannya network dengan menggunakan perintah tool
traceroute [ip address tujuan].
10. Setelah mengkonfigurasi dengan metode protokol RIP maka selanjutnya kita akan
mengkonfigurasi dengan menggunakan protokol OSPF.
11. Aturlah IP address seperti pada topologi untuk setiap client harus diberi masing-
masing gateway untuk bisa berkomunikasi dengan network yang lain dengan
menggunakan perintah ip router add gateway=[ip gateway] dan untuk menampilkan
gunakan perintah ip route print.
a. Router 1
b. Router 2
c. Client 1
d. Client 2
12. Setelah mengatur IP address router dan client, untuk setiap client harus diberi masing-
masing gateway untuk bisa berkomunikasi dengan network yang lain dengan
menggunakan perintah ip router add gateway=[ip gateway] dan untuk menampilkan
gunakan perintah ip route print.
a. Client 1
b. Client 2
13. Setelah itu konfigurasilah dynamic routing pada setiap router agar menggunakan
protokol OSPF.
a. Router 1
b. Router 2
Keterangan :
Routing OSPF menggunakan protokol OSPF
Area-id untuk menambah area dengan nama tertentu
Network network-network ayng ada pada topologi tersebut
Add untuk menambahkan parameter-parameter sepertia area, interface,
network dll.
14. Setelah melakukan konfigurasi dynamic routing dengan protokol RIP maka lihatlah
hasil dari ip route print.
15. Lakukan uji koneksi dari setiap client dengan menggunakan perintah ping [ip address
tujuan].
16. Lakukan pengujian alur atau jalannya network dengan menggunakan perintah tool
traceroute [ip address tujuan].
17. Analisa dan laporakan hasilnya.
V. Hasil Kerja
1. RIP
a. IP Route dari setiap Router
- Router 1
- Router 2
Keterangan : dengan adanya keterangan Adr maka dynamic routing dengan
protokol RIP sudah dimasukkan pada tabel routing.
b. Uji Koneksi dari setiap Client
- Client 1
- Client 2
c. Traceroute dari setiap Client
- Client 1
- Client 2
2. OSPF
a. IP Route dari setiap Router
- Router 1
- Router 2
Keterangan : dengan adanya keterangan Ado maka dynamic routing dengan
protokol OSPF sudah dimasukkan pada tabel routing.
b. Uji Koneksi dari setiap Client
- Client 1
- Client 2
VI. Kesimpulan
Dynamic Routing adalah routing protocol yang berkomunikasi dengan router yang lain
untuk saling meremajakan (update) tabel routing yang ada. Dengan demikian,
administrator tidak perlu melakukan updating jalur (path) jika terjadi perubahan jalur
transmisi (path).
Untuk dynamic routing dengan protokol RIP kelebihannya lebih kompatibel dengan
mesin beberapa jaringan dan beban proses kecil sedangkan kekurangan protokol RIP
adalah subnet mask tersebut tidak dinyatakan, tidak kompatibel dengan VLSM, karena
sistem vektor jarak, saat merevisi jaringan dll, dibutuhkan waktu untuk konvergensi,
node yang tidak ikut serta dalam RIP juga harus memproses informasi non-relevan, yang
menghasilkan limbah, hanya dapat menangani jumlah maksimum 15 hop dan
perbandingan dilakukan dengan jumlah hop, jadi sulit untuk memilih rute yang tepat
berdasarkan pada band sambungan.
Untuk dynamic routing dengan protokol OSPF kelebihannya yaitu tidak menghasilkan
routing loop, mendukung penggunaan beberapa metrik sekaligus, dapat menghasilkan
banyak jalur ke sebuah tujuan, membagi jaringan yang besar menjadi beberapa area dan
waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat sedangkan kekurangannya adalah
membutuhkan basis data yang besar dan lebih rumit.