e analisis perbandingan efisiensi bank umum syariah dan ... · analisis perbandingan efisiensi bank...
TRANSCRIPT
ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI BANK UMUMSYARIAH DAN BANK UMUM KONVENSIONAL SEBELUM
DAN SETELAH KRISIS GLOBAL 2008(Studi pada Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2005-2011)
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Magister Manajemen
Minat Utama
Manajemen Keuangan Syariah
Diajukan oleh
Salisa Puspita SariNIM : S411208033
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMENPROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA
2014
11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
Barang siapa menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan
baginya jalan menuju surga. Dan tidaklah berkumpul suatu kaum disalah
satu dari rumah-rumah Allah ,ereka membaca kitabullah dan saling
mengajarkannya diantara mereka, kecuali akan turun kepada meraka
ketenangan, diliputi dengan rahmah, dikelilingi oleh para malaikat, dan
Allah akan menyebut-nyebut mereka kepada siapa saja yang ada disisi-
Nya. Barang siapa nerlambat-lambat dalam amalannya, niscaya tidak
akan bisa dipercepat oleh nasabnya. (H.R Muslim dalam Shahih-nya).
“Innamaa yuwaffash-shoobiruuna ajrohum bighoiri hisaab.”
“Sesungguhnya hanya orang-orang bersabarlah yang dicukupkan pahalanya tanpa
batas.”
ممهه معلل موع منع ررع اا معللممع ارلهق رنع مت مم هرع هكرمع مخري
(رواهع البخارى)
‘’sebaik-baiknya kamu adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan yang mengajarkannya.
(HR.Bukhari)
منسملكع طرع يفع يلتمسع فيهع علمع سهلع الع بهع طرع يفع الىع اع لحنت.روع اع هع مسلم
Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu,
maka Allah memudahkannya mendapat jalan ke syurga
( H.R Muslim)
15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan عtesis عini عuntuk ع:
Suamiku عtercinta, عBeni عRiyanto, عSE ع
dan عPutri عPertama عkami, ع عPutri عLatifa عKira ع عAzalia
Serta عIbu, عBapak عatas عlimpahan عkasih عsaying عyg عtak عterhingga ع
dan عKakak, ع عAdikku عtercinta
Dengan عpenuh عcinta,
Salisa عPuspita عSari
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Allah SWT atas segala berkat dan
rahmat-rahmat-Nya sehingga dapat melaksanakan penelitian dan menyelesaikan tesis
16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ini dengan judul ””Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Syariah dan
Bank Umum Konvensional Sebelum dan Setelah Krisis Global 2008 (studi pada
perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2005-2011)” dengan baik sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Manajemen.
Tesis ini tidak akan berjalan dengan lancar tanpa adanya bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa
terimakasih kepada :
1. Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya memberikan kemudahan-kemudahan
dalam menjalankan setiap aktivitas.
2. Prof. Dr. Hartono, M.S. selaku ketua Program Studi Magister Manajemen.
3. Prof. Dr. Hartono, M.S. Selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
banyak bimbingan dan perhatian dalam penyusunan tesis ini.
4. Segenap dosen Magister Manajemen yang telah membimbing selama
menempuh program Magister Manajemen.
5. Suami Tercinta, Beni Riyanto, SE , dan Putri kami Kira Azalia, atas
dukungan, cinta dan kesabarannya,
6. Keluarga Tersayang , Ibu, Bapak atas limpahan kasih saying yg tak terhingga
dan Kakak, Adikku tercinta
7. Keluarga baruku di Magister Manajemen kelas Keuangan Syariah angkatan
38, 39, 40, & 41, Pak Harjanto, Mas Arinengwang, Mas Yusuf Wibisono, Pak
Shodiq, Pak Agus Ma’Arif, Pak Sugeng, Pak Ali, Mas Davit, Rahajeng, Mbk
Niken, Mbk Nani, Mbk Armida, Mbk Wina, dan Mbk Choiriroh.
17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8. Mbak Yuli, Mbak Dewi, Mbak Netty, Mas Danang, dan Mas Ir yang telah
banyak membantu peneliti dalam segala hal.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh peneliti.
Dalam penelitian ini masih terdapat banyak kelemahan-kelemahan. Peneliti
sangat mengharapkan bahwa penelitian ini dilanjutkan oleh Peneliti lain di masa
mendatang untuk menyempurnakan atau bahkan mengembangkan menjadi penelitian
yang lebih berbobot dan lebih berguna.
Wassalamu’allaikum warohmatullohi wabarokatuh
Surakarta,……………............
Peneliti,
Salisa Puspita Sari
DAFTAR ISI
Daftar Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN TESIS ............................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI ............................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................... iv
18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO ............................................................................................................ v
PERSEMBAHAN ............................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii
ABSTRAK ........................................................................................................ xiii
ABSTRACT....................................................................................................... xiv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................
3
B. Perumusan Masalah ..........................................................................
9
C. Tujuan Penelitian ..............................................................................
10
D. Manfaat Penelitian .............................................................................
10
E. Orisinalitas Penelitian ........................................................................
11
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA, PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 11
1. Pengertian, usaha pokok dan pengelompokan bank. ...................
11
19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Perbedaan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional............
13
3. Bank Kecil dan Bank Besar ……………………………………. 22
4. Pengertian Efisiensi dan Konsep Efisiensi Bank…………….. … 23
5. Hubungan Input dan Output dalam Pengukuran Efisiensi Bank.. 25
6. Krisis Ekonomi 2008 ……………...……………………………. 27
7. Konsep Data Envelopment Analysis (DEA) …………..………... 30
B. Penelitian Terdahulu ………………………………………………… 33
C. Pengembangan Hipotesis ………………………………………….... 38
D. Kerangka Pemikiran…………………………..……………………... 42
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ............................................................................... 45
B.Populasi dan Sampel Penelitian ..........................................................
45
C. Jenis dan Sumber Data ......................................................................
46
D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel................................. 47
1. Variabel Output ........................................................................... 47
2. Variabel Input ………...... ............................................................ 48
E. Metode Pengumpulan Data …………………………………….…... 52
1. Metode Analisis Data ……………………………………………. 52
a. Metode Data Envelopment Analysis (DEA) ……………… … 52
b. Uji Hipotesis …………………………………………………. 55
BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ………………………. 57
BAB V. PENUTUP ............................................................................................ 77
A. Kesimpulan .......................................................................................... 77
20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Saran .................................................................................................... 78
C. Keterbatasan dan Rekomendasi ........................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 80
LAMPIRAN ...................................................................................................... 83
21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Perkembangan Jumlah Bank Umum Konvensional (BUK) dan Bank Umum
Syariah (BUS) di Indonesia Tahun 2005-201 ............................................. 4
2.Perbedaan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional ............................... 13
3. Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil ................................................................ 14
4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ………………………. 49
5. Statistik Deskriptif Bank Syariah dan Bank Konvensional ....................... 58
6. Tingkat Efisiensi BUS di Indonesia Tahun 2005-2011 (persen) ................. 64
7. Tingkat Efisiensi BUK di IndonesiaTahun 2005-2011 (persen) ……......... 65
8. Uji Normalitas BUS dan BUK Tahun 2005-2011…………………............ 66
9. Hasil Uji Beda Independent Sample T-Test ………………………............ 67
10. Hasil Analisis untuk DEA BUS dan BUK Sebelum Krisis Global 2008..... 68
11. Hasil Analisis uji-t untuk DEA BUS dan BUK Sesudah Krisis Global 2008
69
12. Hasil Analisis uji-t untuk DEA BUS Besar dan BUS Kecil Sebelum
Krisis Global 2008 …………………………….......................................... 70
13. Hasil Analisis uji-t untuk DEA BUS Besar dan BUS Kecil Sesudah
Krisis Global 2008 …………………………………………………….......
70
14. Hasil Analisis uji-t untuk DEA BUK Besar dan BUK Kecil Sebelum
Krisis Global 2008 …………………………………………………........... 71
15. Hasil Analisis uji-t untuk DEA BUK Besar dan BUK Kecil dan Sesudah
Krisis Global 2008 ………………………………………………….......... 72
22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
16.Kerangka Pemikiran....................................................................................... 42
23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Perbankan merupakan merupakan sektor yang memiliki pengaruh sangat besarterhadap kemampuan suatu negara dalam menjalankan roda perekonomian, Olehkarena itu kualitas kinerja dan kesehatan suatu bank harus dijaga dengan baik.Penelitian ini menganalisis kinerja suatu bank dengan kinerja efisiensi.
Efisiensi berfungsi untuk mengukur kemampuan kinerja suatu perusahaansekaligus menjadi faktor yang harus diperhatikan bank untuk bertindak rasionaldalam meminimumkan tingkat risiko yang dihadapi dalam kegiatan operasinya.Analisis efisiensi menjadi sangat penting karena penghimpunan dan penyaluranpembiayaan yang ekspansif tanpa memperhatikan faktor efisiensi akan berpengaruhterhadap profitabilitas bank yang bersangkutan (Muharam dan Purvitasari, 2007).
Penelitian ini membandingkan kinerja efisiensi bank syariah dan bankkonvensional pada periode 2005-2011. Pengukuran dan pengujian efisiensi pada banksyariah dan bank umum menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) dan t-test. Hasilnya menunjukkan bahwa pada periode 2005-2011, Perhitungan efisiensimenggunakan asumsi Constant Retutrn to Scale (CRS) memberikan hasil bahwaterdapat perbedaan efisiensi yang signifikan antara Bank Umum syariah dan BankUmum Konvensional.
Kata Kunci : Efisiensi, Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konventional, DataEnvelopment Analysis (DEA).
24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Banking is a sector that has a very large effect on the ability of a country inrunning the economy, therefore the quality of the performance and health of a bankshould be maintained properly. This research analyzes the performance of a bank withthe performance efficiency.
Efficiency function to measure the ability of a company's performance as well asa factor that must be considered in the bank to act rationally to minimize the level ofrisk in its operations. Analysis of the efficiency becomes very important because thecollection and disbursement of the financing expansionary regardless of theefficiency factors will affect the profitability of the bank concerned (Muharram andPurvitasari, 2007).
This study compared the performance efficiency of Islamic banks andconventional banks in the period 2005-2011. Measurement and testing of theefficiency of Islamic banks and commercial banks using Data Envelopment Analysis(DEA) and t-test. The results showed that in the period 2005-2011, the efficiencycalculation using Constant assumption Retutrn to Scale (CRS) gives the result thatthere is a significant difference in efficiency between commercial banks and IslamicCommercial Bank.Keyword : efficiency, Islamic bank and Conventional bank, Data EnvelopmentAnalysis (DEA).
25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank merupkan lembaga yang mempunyai peranan penting dalam perekonomian
suatu negara, yaitu sebagai lembaga intermediasi antara pihak yang kelebihan dana
(surplus unit), yang menyimpan kelebihan dananya dibank dengan pihak yang
kekurangan dana (deficit unit) yang meminjam dana ke bank. Fungsi intermediasi ini
akan berjalan baik apabila surplus unit dan deficit unit memiliki kepercayaan
terhadap bank. Berjalannya fungsi intermediasi perbankan akan meningkatkan
penggunaan dana. Dana yang dihimpun kemudian akan disalurkan kepada
masyarakat dalam bentuk aktifitas produktif yang kemudian akan meningkatkan
output dan lapangan kerja sehingga akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat (Sunarsi dan Wibowo, 2013).
26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Undang- Undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan Undang-undang No. 7
tahun 1992 tentang perbankan telah memberikan amanat kepada Bank Indonesia
untuk mengakomodasi pengaturan dan pengawasan perbankan berdasarkan prinsip
syariah. Keberadaan dual banking system atau sistem perbankan ganda, yaitu
perbankan berdasar konvensional dan syariah. Undang-Undang tersebut memberikan
arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka cabang syariah atau mungkin
mengkonversi diri secara total bank syariah ( Nuryati dan Gumilar, 2010). Selain itu,
pemerintah juga telah mengeluarkan regulasi terbaru yang mengatur secara khusus
mengenai perbankan syariah melalui UU No. 21 tahun 2008, dengan adanya
dukungan dari pemerintah maka sejak 2007 secara kualitatif lembaga keuangan
syariah mengalami kemajuan yang sangat baik ( Pratikto dan Sugianto, 2011).
Perkembangan jumlah perbankan di Indonesia dari tahun 2005 hingga 2007
mengalami penurunan, baru di pertengahan 2010 mengalami penambahan 1 bank.
Walaupun secara umum mengalami penurunan, Bank Umum Syariah (BUS) justru
mengalami peningkatan jumlah bank, dari 3 bank di tahun 2006 menjadi 11 bank di
tahun 2011, dapat dilihat dari data yang ada, bahwa yang mengalami penurunan
jumlah adalah Bank Umum Konvensional (BUK) yang semula di tahun 2006 terdapat
127 bank menjadi 120 bank di tahun 2011.
Tabel 1Perkembangan Jumlah Bank Umum Konvensional (BUK) dan Bank Umum
Syariah (BUS) di Indonesia Tahun 2005-2011
27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia dan Statistik Perbankan Syariah 2013 (data diolah)
Tabel 1 menunjukkan bahwa pertumbuhan jumlah bank syariah selama periode
2008-2011 terus mengalami peningkatan, sedangkan jumlah bank konvensional
justru mengalami penurunan selama periode pengamatan. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa perbankan syariah mampu berkembang dan dapat diterima
dengan baik oleh masyarakat.
Bank Umum Konvensional (BUK) dan Bank Umum Syariah (BUS) yang
beroperasi di Indonesia dengan berbagai bentuk produk dan pelayanan yang diberikan
dapat menimbulkan permasalahan di masyarakat. Permasalahan yang paling penting
adalah bagaimana kualitas kinerja dan kesehatan dari bank umum syariah yang ada.
Dengan kondisi seperti ini, maka penilaian efisiensi bank menjadi sangat penting,
karena efisiensi merupakan gambaran kinerja suatu perusahaan sekaligus menjadi
factor yang harus diperhatikan bank untuk bertindak rasional dalam meminimumkan
tingkat risiko yang dihadapi dalam menghadapi kegiatan operasinya (Nugroho dan
Muharam. 2010).
Salah satu indikator efisiensi dapat dilihat dengan memperhatikan besarnya rasio
beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) dan Non Performing
28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Financing (NPF). Kinerja perbankan dapat dikatakan efisiensi apabila rasio BOPO
dan NPF mengalami penurunan. Selain itu efisiensi juga dapat dilihat dengan
memperhatikan pertumbuhan tingkat indikator kinerja bank seperti jumlah simpanan,
pembiayaan, dan total aktiva. Semakin besar jumlah simpanan, pembiayaan, dan total
aktiva menunjukan semakin baik dan produktif bank dalam kegiatan operasinya
(Nugroho dan Muharam. 2010).
Dalam perkembangan perbankan syariah yang semakin pesat tersebut, di akhir
tahun 2008, industri perbankan nasional dihadapkan adanya krisis global yang terjadi
diberbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Akibatnya, antara lain adalah pada
oktober 2008 terdapat tiga bank besar BUMN yang meminta bantuan likuiditas,
masing-masing sebesar Rp. 5 triliun (pernyataan Humas Bank Indonesia, 2010).
Terjadinya krisis ekonomi global tahun 2008 disebabkan oleh adanya mekanisme
pemberian kredit oleh berbagai lembaga keuangan di Amerika Serikat yang sangat
ekspansif bernama Subprime Mortgage. Dalam mekanisme tersebut banyak
peminjam dana yang mengalami kredit macet akibat tingginya tingkat suku bunga
yang ditetapkan oleh bank sentral Amerika Serikat, sehingga menyebabkan lembaga
keuangan dan penjamin simpanan menderita kerugian. Keadaan tersebut memicu
hilangnya kepercayaan masyarakat kepada lembaga keuangan dan pasar keuangan.
Keterikatan sistem keuangan dengan pasar keuangan global pada akhirnya membawa
dampak krisis tersebut bagi perekonomian dunia. Krisis ekonomi global telah
mengakibatkan berbagai lembaga keuangan global mengalami kebangkrutan.
Perusahaan di Amerika Serikat yang mengalami kebangkrutan akibat krisis global
29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
antara lain Bear Stearns, Lehman Brothers, Fannie Mae dan Freddie Mac, serta AIG.
Selain itu, krisis global juga mengakibatkan bank berskala global, terutama di
kawasan Amerika Serikat dan Eropa mengalami kerugian. Perbankan tersebutantara
lain Perusahaan Merril Lynch mencatat kerugian USD 52,2 miliar, Citigroup USD
55,1 miliar, UBS AG USD 44,2 miliar, HSBC USD 27,4 miliar (Kuncoro, 2008).
Krisis keuangan menyebabkan Bank Indonesia meningkatkan BI rate untuk
meredam inflasi yang diakibatkan oleh turunnya nilai rupiah terhadap dolar. Kenaikan
BI rate direspon dengan kenaikan tingkat bunga bank konvensional secara masif.
Namun kenaikan tingkat bunga ini tidak mempengaruhi bank syariah secara
langsung. Sistem jual beli (bai’) di bank syariah, dimana pembayaran margin
didasarkan fixed rate dimana ketetapan didasarkan kontrak tidak bisa berubah
sewaktu-waktu seperti hanya dengan bunga. Namun bagi produk bagi hasil
dimungkinkan krisis keuangan ini akan mempengaruhi return bank syariah karena
krisis keuangaan akan mempengaruhi bagi hasil nasabah untuk mendapatkan laba
optimal. Kenaikan tingkat bunga menyebabkan daya tarik menyimpan dana di bank
konvensional meningkat, namun kenaikan tingkat bunga ini tidak akan menarik bagi
investor yang akan mendapatkan beban bunga yang lebih tinggi. Sementara itu,
kenaikan tingkat bunga akan menurunkan minat masyarakat yang menyimpan dana di
bank syariah karena tingkat marginnya lebih rendah di banding dengan tingkat bunga
simpanan bank konvensional. Namun, bank syariah akan lebih menguntungkan bagi
investor dikarenakan margin yang dibebankan pada investor bank syariah lebih
rendah dibanding dengan bank konvensional (Sudarsono,2009).
30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim, sangat besar peluang untuk
Indonesia dalam mengembangkan industri perbankan syariah. Hal ini didukung
dengan peraturan yang membolehkan bank syariah bersaing dengan bank
konvensional sesuai dengan bisnis dan area mereka (UU No 10 Tahun 1998). Selain
itu, peraturan tersebut juga membolehkan bank syariah dan bank konvensional untuk
menawarkan pelayanan secara syariah atau yang biasa disebut Islamic Windows.
Semakin berkembangnya bank syariah di Indonesia tentu akan menjadi tantangan
tersendiri bagi bank konvensional yang telah lebih dulu ada. Dengan semakin
berkembangnya bank syariah dan masih kuatnya bank konvensional, tentu yang
menjadi sorotan adalah bagaimana kinerja bank-bank tersebut. Kinerja dan kondisi
kesehatan bank merupakan hal yang penting bagi pihak terkait, seperti pemilik atau
pengelola bank, masyarakat, maupun Bank Indonesia selaku pengawas perbankan
yang ada di Indonesia. Dengan demikian maka pihak yang terkait dapat mengevaluasi
kinerja perbankan dengan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian, patuh terhadap
ketentuan dan menerapkan manajemen resiko. Salah satu aspek penting dalam
pengukuran kinerja perbankan adalah efisiensi yang antara lain dapat ditingkatkan
melalui penurunan biaya (reducing cost) dalam proses produksi (Sutawijaya dan
Lestari, 2009).
Efisiensi perbankan dirasakan sangat penting saat ini maupun di masa
mendatang, karena antara lain: (1) Kompetisi yang bertambah ketat; (2) Permasalahan
yang timbul sebagai akibat berkurangnya sumber daya; (3) meningkatkan standar
kepuasan nasabah. Oleh karena itu, analisis efisiensi perbankan di Indonesia
31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mendesak dilakukan untuk mengetahui dan menentukan penyebab perubahan
efisiensi serta selanjutnya mengambil tindakan korektif supaya dapat dilaksanakan
peningkatan efisiensi sebagaimana seharusnya. Mengukur efisiensi perbankan dapat
dilakukan dengan berbagai metode seperti melihat perbandingan indikator kinerja
perbankan dan rasio keuangan, selain itu ada juga beberapa metode lain, yaitu
pendekatan parametrik dan non parametrik (Hadad et al. , 2003).
Pendekatan parametrik meliputi Stochastic Frontier Approach (SFA),
Distribution Free Approach (DFA), dan Thick Frontier Approach (TFA), sedangkan
yang non parametrik adalah dengan menggunakan pendekatan Data Envelopment
Analysis (DEA). Pengukuran efisiensi Bank Konvensional dan Bank Syariah dalam
penelitian ini akan menggunakan metode non-parametrik Data Envelopment
Analysis (DEA). Metode ini memiliki kelebihan yaitu mampu berhadapan dengan
kasus input yang beragam, seperti faktor yang berada diluar kendali manajemen dan
memudahkan perbandingan efisiensi dengan menggunakan kriteria yang seragam,
melalui penggunaan bentuk rasio yang sederhana untuk mengetahui efisiensi setiap
organisasi, termasuk lembaga perbankan (Putri dan Lukviarman, 2008:40).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan nilai efisiensi antara BUS dengan BUK selama periode
2005-2011?
32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Apakah terdapat perbedaan nilai efisiensi antara BUS dengan BUK sebelum dan
sesudah krisis global 2008?
3. Apakah terdapat perbedaan nilai efisiensi antara BUS Besar dan BUS Kecil
sebelum dan sesudah krisis global 2008?
4. Apakah terdapat perbedaan nilai efisiensi antara BUK Besar dan BUK Kecil
sebelum dan sesudah krisis global 2008?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang diajukan diatas, maka tujuan dari penelitian
ini adalah:
1. Memberikan bukti empiris bahwa terdapat perbedaan nilai efisiensi antara BUS
dengan BUK selama periode 2005-2011.
2. Memberikan bukti empiris bahwa terdapat perbedaan nilai efisiensi antara BUS
dengan BUK sebelum dan sesudah krisis global 2008.
3. Memberikan bukti empiris bahwa terdapat perbedaan nilai efisiensi antara BUS
Besar dan BUS Kecil sebelum dan sesudah krisis global 2008.
4. Memberikan bukti empiris bahwa terdapat perbedaan nilai efisiensi antara BUK
Besar dan BUK Kecil sebelum dan sesudah krisis global 2008.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Dunia Perbankan
33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Untuk memberikan masukan yang berguna agar lebih meningkatkan kinerja bank
dengan mengembangkan industri perbankan Indonesia.
2. Bagi penulis
Untuk membandingkan konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya dengan
prakteknya di dunia nyata yang ada kaitannya dengan pengukuran efisiensi dalam
dunia perbankan dengan menggunakan metode DEA.
3. Bagi peneliti lain
Menambah khasanah pengetahuan dalam pengetahuan tentang perbankan syari’ah
serta sebagai masukan pada penelitian dengan topik yang sama pada masa yang
akan datang.
4. Bagi Pengguna Jasa Perbankan
Kepada pengguna jasa perbankan syari’ah sebagai bahan informasi, dan untuk
mengetahui tingkat efisiensi perbankan syari’ah dan bank konvensional.
E. Orisinalitas Penelitian
Penelitian tentang perbandingan efisiensi perbankan telah banyak dilakukan,
antara lain seperti: Taufiq Hassan Taufiq Hassan, Shamsher Mohamad, Mohammed
Khaled I.Bader, (2009), Harjum Muharam dan Pusvitasari (2007), Fachruddin
Mansyur (2012), Agung Yulianto (2010), Ascarya, Diana Yumanita, dan Elvira
(2012), namun penelitian ini memiliki perbedaan :
1. Penelitian ini menggunakan periode sebelum dan sesudah krisis global 2008,
berbeda dengan penelitian Taufiq Hassan et al. (2009) yang hanya
34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
membandingkan Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional serta
membandingkan skala Bank kecil dan Bank besar.
2. Peneliti lain dengan objek yang sama yaitu Agung Yulianto (2010), Studi ini
menganalisis perbandingan kinerja Bank Konvensional dengan Bank Islam
(Bank Syariah) sebelum dan saat krisis finansial global tahun 2006-2009,
tetapi penelitian ini tidak membandingkan skala bank besar dan bank kecil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian, usaha pokok dan pengelompokan bank
Menurut Undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan dan sudah
dirubah dengan undang-undang nomor 10 tahun 1998 dikatakan bahwa:
“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalambentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kreditdan atau dalam bentuk yang lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hiduprakyat banyak.”
Berdasarkan pasal 5 Undang-undang nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan
Undang-Undang no.7 tahun 1992 tentang perbankan terdapat dua jenis bank yaitu:
35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Bank Umum yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2. Bank Perkreditan Rakyat yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Berdasarkan sistem pembayaran jasa, bank dibagi menjadi dua:
1. Bank konvensional, yaitu bank yang bentuk pembayaran jasanya berupa bunga.
2. Bank Syariah, yaitu bank yang pembayaran jasanya berupa bagi hasil.
Menurut Kasmir (2004), bank terbagi dalam dua kelompok dilihat dari segi cara
menentukan harga, yaitu:
1. Bank yang berdasarkan Prinsip Konvensional (bank konvensional), yang dalam
mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya menggunakan
dua metode yaitu:
a. Menetapkan bunga sebagai harga jual, baik untuk produk simpanan seperti
giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula harga beli untuk produk
pinjamannya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga
tertentu.
b. Jasa-jasa Bank lainnya pihak perbankan konvensional menggunakan
berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu seperti biaya
administrasi, biaya provisi, sewa, iuran, dan biaya-biaya lainnya.
36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Bank yang berdasarkan Prinsip Syariah (bank syariah), yang menerapkan aturan
perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain baik dalam
hal untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan
lainnya. Penentuan biaya-biaya jasa bank lainnya juga sesuai syariah Islam dan
sumber penentuan harga atau pelaksanaan kegiatan dasar hukumnya adalah Al-
Qur’an dan Sunnah Rasul.
2. Perbedaan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional
Islam mendorong praktik bagi hasil serta mengharamkan riba. Keduanya sama-
sama memberi keuntungan bagi pemilik dana, namun keduanya mempunyai
perbedaan yang sangat nyata seperti yang ditunjukkan pada tabel 2.
Tabel 2
Perbedaan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional
Sumber: Syafi’i Antonio, 2002
37
Bank Konvensional Bank Syariah
Memakai perangkat bunga dalam kegiatan operasionalnya.
Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual beli, dan sewa.
Melakukan kegiatan investasi ke sektorusaha yang halal dan haram.
Melakukan kegiatan investasi ke sektor usaha yang halal saja.
Hubungan dengan nasabah dalambentuk kreditor-debitor
Hubungan dengan nasabah dalambentuk kemitraan.
Profit oriented Profit dan falah oriented
Tidak terdapat dewan sejenis DPS Terdapat Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang mengawasi kegiatan operasional perbankan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Hal mendasar yang membedakan antara lembaga keuangan non Islami dan
Islam adalah terletak pada pengembalian dan pembagian keuntungan yang diberikan
oleh nasabah kepada lembaga keuangan dan/atau yang diberikan oleh lembaga
keuangan kepada nasabah. Sehingga terdapat istilah bunga dan bagi hasil.
a. Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil
Menurut (Antonio: 2007) Kecenderungan masyarakat menggunakan sistem
bunga lebih bertujuan untuk mengoptimalkan pemenuhan kepentingan pribadi,
sehingga kurang mempertimbangkan dampak sosial yang ditimbulkan. Berbeda
dengan sistem bagi hasil, sistem ini berorientasi pemenuhan kemaslahatan hidup umat
manusia. Adapun perbedaan bunga dan bagi hasil dapat dijelaskan lebih jauh dalam
tabel berikut:
Tabel 3Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil
Bunga Bagi HasilPenentuan bunga ditentukan pada saatakad dengan asumsi harus selalu untung.
Penentuan besarnya rasio/nisab bagi hasildibuat pada waktu akad denganberpedoman pada kemungkinan rugi.
Besarnya prosentase berdasarkan padajumlah uang yang dipinjamkan
Besarnya rasio bagi hasil berdasarkanpada jumlah keuntungan yang diperoleh
Pembayaran bunga tetap seperti yangdijanjikan tanpa pertimbangan apakahproyek untung atau rugi.
Bagi hasil bergantung padakeuntunganproyek yang dijalankan. Bila usahamerugi, kerugian akan ditanggung olehkedua belah pihak.
umlah pembayaran bunga tidakmeningkat, sekalipun jumlah keuntungannaik berlipat.
Jumlah pembagian laba meningkat sesuaidengan peningkatan jumlah pendapatan.
Eksistensi bunga diragukan oleh semuaagama termasuk islam
Tidak ada yang meragukan keabsahan bagihasil.
Sumber: Syafi’i Antonio, 2002
38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Untuk mengatasi persoalan tersebut, sekarang umat islam telah mencoba
mengembangkan paradigma ekonomi lama yang akan terus dikembangkan dalam
rangka perbaikan ekonomi ummat dan peningkatan kesejahteraan ummat.
Realisasinya adalah berupa operasinya bank-bank Islam di pelosok bumi tercinta ini,
dengan beroperasi tidak mendasarkan pada bunga, namun dengan sistem bagi hasil
(Muhammad, 2004).
b. Sistem dan Produk Penghimpunan Dana Bank Konvensional dan Bank
Syariah
Bank konvensional dalam sistem penghimpunan dana dari masyarakat, secara
umum berbentuk giro, tabungan ,dan deposito. Dalam operasinya bank konvensional
menggunakan prinsip bunga. Pengertian produk-produk bank menurut UU Perbankan
No. 10 tahun 1998 adalah sebagai berikut:
1. Giro adalah simpanan dari pihak ketiga atau nasabah kepada bank yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek,
bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara
pemindahbukuan.
2. Tabungan adalah simpanan pihak ketiga atau nasabah kepada bank yang
penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang
disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat
lainnya yang dipersamakan dengan itu.
3. Deposito adalah simpanan pihak ketiga atau nasabah kepada bank yang
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan
39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perjanjian antara pihak ketiga dengan bank yang bersangkutan. Deposito
dibedakan menjadi deposito berjangka, sertifikat deposito, dan deposits
on call.
Kegiatan penghimpunan dana di bank syariah dapat berbentuk giro, tabungan,
dan deposito. Prinsip operasional syariah yang diterapkan dalam penghimpunan dana
masyarakat adalah prinsip wadi’ah dan mudharabah (Karim, 2010).
1. Prinsip Wadi’ah
Prinsip ini mempunyai implikasi hukum di mana nasabah bertindak
sebagai pihak yang meminjamkan uang dan bank bertindak sebagai pihak
peminjam. Prinsip wadi’ah yang diterapkan adalah wadi’ah yad
dhamanah seperti pada produk rekening giro. Berbeda dengan wadi’ah
amanah yang mempunyai prinsip harta titipan tidak boleh dimanfaatkan
oleh yang dititipi, pada wadi’ah dhamanah pihak yang dititipi (bank)
bertanggung jawab atas keutuhan harta titipan sehingga boleh
memanfaatkan harta titipan tersebut.
2. Prinsip Mudharabah
Penyimpan atau deposan dalam mengaplikasikan prinsip mudharabah
bertindak sebagai shahibul maal (pemilik modal) dan bank sebagai
mudharib (pengelola). Dana tersebut digunakan untuk melakukan
murabahah, ijarah, atau untuk melakukan mudharabah kedua oleh bank
dimana dalam hal ini bank bertanggung jawab penuh atas kerugian yang
terjadi. Prinsip ini dalam aplikasinya seperti tabungan berjangka dan
40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
deposito berjangka. Prinsip mudharabah dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
mudharabah muqayyadah on balance sheet dan off balance sheet serta
mudharabah mutlaqah. Bank syariah pada mudharabah muqayyadah off
balance sheet juga berperan memberikan modal untuk dikelola
mudharib dan bank syariah akan mendapatkan kembali modalnya dan
bagi hasil dari proyek yang dikerjakan.
Mudharabah muqayyadah merupakan penyaluran dana langsung
kepada pelaksana usahanya, di mana bank bertindak sebagai
perantarayang mempertemukan antara pemilik dana dengan pelaksana
usaha. Mudharabah mutlaqah dapat berupa tabungan dan deposito,
sehingga terdapat dua jenis penghimpunan dana yaitu: tabungan
mudharabah dan deposito mudharabah (Muhammad, 2005).
c. Sistem dan Produk Penyaluran Dana Bank Konvensional dan Bank
Syariah
Penyaluran dana dalam bank konvensional dikenal dengan nama kredit.
Pengertian kredit menurut UU Perbankan No. 10 tahun 1998 adalah penyediaan uang
atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian
bunga. Kredit dalam bank konvensional dilihat dari segi jangka waktu penggunaanya
dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
1. Kredit jangka pendek
41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kredit ini merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu
tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk modal
kerja.
2. Kredit jangka menengah
Merupakan kredit yang berkisar antara satu tahun sampai dengan tiga
tahun, kredit jenis ini dapat diberikan untuk modal kerja. 3. Kredit jangka
panjang Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang
yaitu di atas tiga tahun atau lima tahun, biasanya digunakan untuk investasi
jangka panjang.
Penyaluran dana dalam bank syariah dikenal dengan nama pembiayaan.
Pengertian pembiayaan menurut UU perbankan No. 10 tahun 1998 adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan
imbalan atau bagi hasil. Produk penyaluran dana di bank syariah dapat dikembangkan
dengan tipe tiga model:
1. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang dilakukan dengan
prinsip bagi hasil.
2. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk mendapatkan jasa dilakukan dengan
prinsip sewa.
3. Transaksi pembiayaan sebagai usaha kerjasama yang ditujukan untuk mendapatkan
barang dan jasa dengan prinsip bagi hasil.
42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Secara garis besar produk pembiayaan bank syariah terbagi ke dalam empat
kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya (Karim, 2004), yaitu:
1. Pembiayaan dengan prinsip jual-beli (Ba’i)
Prinsip jual-beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya
perpindahankepemilikan barang (transfer of property). Tingkat keuntungan bank
ditentukan di awal dan menjadi bagian harga jual barang kepada nasabah.
Prinsip jual-beli dikembangkan menjadi tiga bentuk prinsip Pembiayaan, yaitu:
a. Pembiayaan Murabahah
Transaksi jual beli dimana bank bertindak sebagai penjual dan nasabah
sebagai pembeli. Barang diserahkan segera dan pembayaran dilakukan
secara tangguh.
b. Pembiayaan Salam
Pembelian barang yang diserahkan di kemudian hari, sedangkan
pembayaran dilakukan di muka. Bank sebagai pembeli, nasabahsebagai
penjual. Transaksi ini ada kepastian tentang kuantitas, kualitas, harga, dan
waktu penyerahan.
c. Pembiayaan Istishna
Jual beli seperti akad salam, namun pembayarannya dilakukan oleh bank
dalam beberapa kali pembayaran. Istishna diterapkan pada pembiayaan
manufaktur dan konstruksi.
2. Pembiayaan dengan prinsip sewa (Ijarah)
a. Ijarah
43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Transaksi jual beli yang dilandasi perpindahan manfaat. Jadi pada dasarnya
prinsip ini sama saja dengan prinsip jual beli, tetapi perbedaannya terletak
pada objek transaksinya. Apabila pada jual beli objek transaksinya adalah
barang, maka pada ijarah objek transaksinya adalah jasa (Karim, 2004).
b. Ijarah Muntahiya Bittamlik
Perpaduan antara kontrak jual beli dan sewa atau lebih tepatnya prinsip
sewa yang diakhiri dengan opsi kepemilikan objek sewa di akhir masa
sewa. Pada umumnya bank lebih banyak menggunakan prinsip ini karena
sifatnya yang lebih sederhana dari sisi pembukuan dan tidak direpotkan
oleh urusan pemeliharaan aset (Antonio, 2001).
3. Pembiayaan Dengan Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)
Produk pembiayaan syariah yang didasarkan atas prinsip bagi hasil (syirkah)
terdiri dari:
a. Pembiayaan Musyarakah
Musyarakah adalah bentuk kerja sama antara dua pihak atau lebih atas
suatu usaha tertentu dimana kedua belah pihak memberikan kontribusi
dengan keuntungan dan risiko ditanggung bersama sesuai kesepakatan
(Antonio, 2001).
b. Pembiayaan Mudharabah
Mudharabah adalah bentuk kerjasama atas dua pihak atau lebih dimana
pemilik modal (shahib al-maal) mempercayakan sejumlah modal kepada
pengelola (mudharib) dengan suatu akad perjanjian pembagian keuntungan
44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(Karim, 2004). Bentuk pembiayaan ini menegaskan kerjasama dalam
paduan kontribusi 100% modal dari shahib al-maal dan keahlian dari
mudharib.
4. Akad Pelengkap
Jenis-jenis produk pembiayaan bank syariah yang menggunakan akad pelengkap
terdiri dari:
a. Hiwalah (Alih Utang-Piutang)
Hiwalah adalah bentuk pengalihan utang dari pihak yang berhutang kepada
pihak lain yang wajib menanggungnya (Antonio, 2001). Pada bank
konvensional prinsipnya sama dengan anjak piutang.
b. Rahn (Gadai)
Rahn adalah menahan salah satu harta si peminjam yang memiliki nilai
ekonomis sebagai jaminan atas sejumlah pinjaman yang diterimanya.
c. Qardh
Qardh adalah pinjaman utang dan akan dikembalikan sesuai dengan
perjanjian. Aplikasinya dalam perbankan antara lain yaitu:
(1) sebagai pinjaman talangan haji; (2) sebagai pinjaman tunai; (3) sebagai
pinjaman kepada pengusaha kecil; dan (4) sebagai pinjaman kepada
pengurus bank (Karim, 2004).
d. Wakalah (Perwakilan)
Wakalah adalah bentuk perwakilan atau pemberian kuasa kepada pihak
tertentu untuk melakukan pekerjaan atau hal tertentu. Prinsip ini diterapkan
45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pada pengiriman uang atau transfer, penagihan (collection payment), dan
lainnya. Bank syariah menerima imbalan fee atas jasanya terhadap nasabah
(Antonio, 2001).
e. Kafalah (Garansi Bank)
Kafalah adalah jaminan yang diberikan dengan tujuan untuk menjamin
pembayaran atas suatu kewajiban pembayaran. Bank syariah bertindak
sebagai pihak penjamin, sedangkan nasabah sebagai pihak yang dijamin.
Untuk jasa ini, bank memperoleh
pengganti biaya atas jasa yang diberikan.
3. Bank Kecil dan Bank Besar
Didasarkan pada Arsitektur Perbankan Indonesia yang memberlakukan bank
mempunyai asset :
1. (Dua) 2 sampai (tiga) 3 bank yang mengarah kepada bank internasional
dengan kapasitas dan kemampuan untuk beroperasi di wilayah internasional
serta memiliki modal di atas Rp. 50 triliun (limapuluh triliun rupiah).
2. (Tiga) 3 sampai (lima) 5 bank nasional yang memiliki cakupan usaha yang
sangat luas dan beroperasi secara nasional serta memiliki modal antara Rp10
triliun (sepuluh triliun rupiah) sampai dengan Rp. 50 triliun (limapuluh triliun
rupiah).
3. (Tigapuluh) 30 sampai (limapuluh) 50 bank yang kegiatan usahanya terfokus
pada segmen usaha tertentu sesuai dengan kapabilitas dan kompetensi masing-
46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
masing bank. Bank-bank tersebut memiliki modal antara Rp. 100 miliar
(seratus miliar rupiah ) sampai dengan Rp. 10 triliun (sepuluh triliun rupiah).
4. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan bank dengan kegiatan usaha terbatas
yang memiliki modal di bawah Rp. 100 miliar (seratus miliar rupiah).
4. Pengertian Efisiensi dan Konsep Efisiensi Bank
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, efisiensi yaitu tepat atau sesuai untuk
mengerjakan (menghasilkan) sesuatu (dengan tidak membuang waktu, tenaga, biaya),
mampu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat, berdaya guna, bertepat guna
(kamusbahasaindonesia.org)
Kurnia (2004) menjelaskan bahwa secara keseluruhan efisiensi perbankan dapat
didekomposisikan dalam efisiensi skala (scale efficiency), efisiensi cakupan (scope
efficiency), efisiensi teknik (technical efficiency), dan efisiensi alokasi (allocative
efficiency). Bank dikatakan mencapai efisiensi dalam skala ketika bank bersangkutan
mampu beroperasi dalam skala hasil yang konstan (constant return to scale),
sedangkan efisiensi cakupan tercapai ketika bank mampu beroperaasi pada
diversivikasi lokasi. Efisiensi lokasi tercapai ketika bank mampu menentukan
berbagai output yang memaksimumkan keuntungan, sedangkan efisiensi teknik pada
dasarnya menyatakan hubungan antara input dengan output dalam suatu proses
produksi. Suatu proses produksi dikatakan efisien apabila pada penggunaan input
sejumlah tertentu dapat dihasilkan output yang maksimum atau untuk menghasilkan
output sejumlah tertentu digunakan input yang paling minimum.
47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Menurut Silkman, (1986) dalam Muharram dan Purvitasari (2007) juga,
pengukuran efisiensi dapat dilakukan melalui tiga pendekatan yaitu:
1. Pendekatan rasio : Pendekatan rasio dalam mengukur efisiensi dilakukan
dengan cara menghitung perbandingan output dengan input yang digunakan.
Pendekatan rasio akan dinilai memiliki efisiensi yang tinggi apabila dapat
memproduksi jumlah output yang maksimal dengan jumlah input yang seminimal
mungkin.
OutputEfisiensi = --------------
Input
2. Pendekatan regresi
Pendekatan ini dalam mengukur efisiensi menggunakan sebuah model dari
tingkat output tertentu sebagai fungsi dari berbagai tingkat input tertentu. Fungsinya
dapat disajikan sebagai berikut:
Y = f X ,X , X , X ,......................X n 1 2 3 4
Dimana Y = Output X = Input
Pendekatan ini juga tidak dapat mengatasi kondisi banyak output, karena
hanya satu indikator output yang dapat ditampung dalam sebuah persamaan regresi.
3. Pendekatan frontier
Menurut Silkman (1986) dalam Muharram dan Purvitasari (2007), pendekatan
frontier dalam mengukur efisiensi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pendekatan
frontier parametrik dan non parametrik. Pendekatan frontier parametrik dapat diukur
48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dengan tes statistik parametric seperti menggunakan metode Stochastic Frontier
Approach (SFA) dan Distribution Free Approach (DFA). Pendekatan frontier non
parametrik diukur dengan tes statistik non parametrik yaitu dengan menggunakan
metode Data Envelopment Analysis (DEA).
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan frontier non
parametrik diukur dengan tes statistik non parametrik yaitu dengan menggunakan
metode Data Envelopment Analysis (DEA), menurut Epstein dan Henderson (1989)
dalam Hadad et al. (2003) juga menambahkan pendapatnya tentang keuntungan
relatif penggunaan pendekatan ini lebih besar dibandingkan parametrik, yaitu
pendekatan ini dapat mengidentifikasi unit yang digunakan sebagai referensi
sehingga dapat membantu mencari penyebab dan jalan keluar dari ketidakefisienan
yang merupakan keuntungan utama dalam aplikasi manajerial. Metode Data
Envelopment Analysis (DEA) ini juga lebih baik dari pendekatan regresi karena
pendekatan regresi tidak dapat mengatasi kondisi banyak output, karena hanya satu
indikator output yang dapat ditampung dalam sebuah persamaan regresi. Apabila
dilakukan penggabungan banyak output dalam satu indikator, informasi yang
dihasilkan menjadi tidak rinci lagi (Silkman, dalam Harjum Muharam dan
Pusvitasari 2007).
5. Hubungan Input dan Output dalam Pengukuran Efisiensi Bank
Menurut Hadad, et al. (2003) dalam Muharam dan Pusvitasari (2007) terdapat 3
pendekatan yang lazim digunakan baik dalam metode parametrik Stochastic Frontier
Analysis (SFA) dan Distribution Free Analysis (DFA) maupun non parametrik Data
49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Envelopment Analysis (DEA) untuk mendefinisikan hubungan input dan output
dalam kegiatan finansial suatu lembaga keuangan yaitu :
1. Pendekatan Aset ( The asset Approach)
Pendekatan aset mencerminkan fungsi primer sebuah lembaga keuangan
sebagai pencipta kredit pinjaman (loans). Dalam pendekatan ini, output
benar-benar didefinisikan ke dalam bentuk aset.
2. Pendekatan Produksi (The Production Approach)
Pendekatan ini menganggap lembaga keuangan sebagai produsen dari akun
deposito (deposit account) dan kredit pinjaman (credit accounts) lalu
mendefinisikan output sebagai jumlah tenaga kerja, pengeluaran modal
pada aset-aset tetap dan material lainya.
3. Pendekatan Intermediasi (The Intermediation Approach)
Pendekatan ini memandang sebuah lembaga keuangan sebagai
intermediator, yaitu merubah dan mentransfer aset-aset finansial darunit-
unit surplus menjual unit-unit defisit. Dalam hal ini input-input
institusional seperti biaya tenaga kerja, modal dan pembiayaan bungpada
deposit, lalu dengan output yang diukur dalam bentuk kredit pinjaman
(loans) dan investasi finansial (financilal investment) Akhirnya pendekatan
ini melihat fungsi primer sebuah institusi finansial sebagai pencipta kredit
pinjaman (loans).
Konsekuensi dari adanya tiga pendekatan ini, yaitu terdapatnya perbedaan
dalam menentukan variabel input dan output, khususnya pada pendekatan
50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
produksi dan pendekatan intermediasi dalam memperlakukan simpanan. Dalam
pendekatan produksi, simpanan diperlakukan sebagai output, karena simpanan
merupakan jasa yang dihasilkan melalui kegiatan bank. Sedangkan dalam pendekatan
intermediasi simpanan ditempatkan sebagai input, karena simpanan yang dihimpun
bank akan mentransformasikannya ke dalam bentuk aset yang menghasilkan,
terutama pinjaman yang diberikan.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
intermediasi. Menurut Berger dan Humphrey (1997) dalam Muharam dan Pusvitasari
(2007) menyatakan bahwa pendekatan intermediasi merupakan pendekatan yang
lebih tepat untuk mengevaluasi kinerja lembaga keuangan secara umum karena
karakteristik lembaga keuangan sebagai financial intermediation yang menghimpun
dana dari surplus unit dan menyalurkan kepada defisit unit. Dengan menggunakan
pendekatan intermediasi ini juga diharapkan dapat menggambarkan fungsi
perbankan yang sesungguhnya.
6. Krisis Ekonomi 2008
Krisis ekonomi global telah mengakibatkan berbagai lembaga keuangan global
mengalami kebangkrutan. Perusahaan di Amerika Serikat yang mengalami
kebangkrutan akibat krisis global antara lain Bear Stearns, Lehman Brothers, Fannie
Mae dan Freddie Mac, Merrill Lynch serta AIG. Selain itu, krisis global juga
mengakibatkan bank berskala global, terutama di kawasan Amerika Serikat dan Eropa
51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mengalami kerugian. Perbankan tersebut antara lain Perusahaan Merril Lynch
mencatat kerugian USD 52,2 miliar, Citigroup USD 55,1 miliar, UBS AG USD 44,2
miliar, HSBC USD 27,4 miliar (Kuncoro, 2008).
Nilai tukar rupiah berada pada level Rp9.000 per dolar AS sebelum Lehman
Brothers mengumumkan kebangkrutannya. Memasuki pertengahan September, begitu
terlansir berita kebangkrutan Lehman Brother, rupiah mulai berfluktuasi. Puncaknya,
rupiah menembus angka Rp12.650 per dolar AS pada 24 Nopember 2008.
Meroketnya nilai tukar rupiah menembus angka psikologis (Rp10.000/dolar)
mempengaruhi perusahaan-perusahaan nasional yang mengandalkan bahan baku
impor dan para pemilik modal yang mengalami penggerusan pada nilai nominal dana.
Indikator yang lain akan pengaruh krisis pada perekonomian Indonesia adalah resiko
(credit default) negara Indonesia yang melemah hingga 1200 basis poin (bps) yang
berarti tingginya resiko untuk membeli surat utang negara (SUN) dan obligasi serta
saham-saham yang diterbitkan perusahaan swasta Indonesia (Bank Indonesia, 2010).
Instrumen Sertifikat Bank Indonesia (SBI) pun memperlihatkan gejala
penurunan dana yang disimpan oleh pihak ketiga. Bila Januari 2008, simpanan bank
pada SBI dan SBI Syariah tercatat Rp 231,386 triliun, maka pada Desember tahun
yang sama, simpanan tersebut merosot menjadi Rp 166,518 triliun atau turun Rp
64,868 triliun. Hal ini bermakna betapa kondisi likuiditas di bank-bank nasional
memang sedang ketat dan mengkeret. Bank-bank asing pun memangkas pasokan
dana yang ditempatkan di SBI dari Rp13,885 triliun susut jadi Rp9,466 triliun.
Indonesia yang saat krisis tidak memberlakukan penjaminan dana nasabah secara
52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menyeluruh, menderita capital outflow lebih parah dibanding negara-negara
tetangga yang menerapkan penjaminan dana nasabah secara penuh (blankeet
guarantee). Aliran dana keluar itu membuat likuiditas di dalam negeri semakin kering
dan bank-bank mengalami kesulitan mengelola arus dananya (Bank Indonesia, 2010).
Terdapat tiga bank besar BUMN yakni PT Bank Mandiri Tbk., PT Bank BNI Tbk.
dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk yang meminta bantuan likuiditasdari Pemerintah
masing-masing Rp5 triliun pada Oktober 2008. Selain itu, bank-bank menengah dan
kecil mengalami penurunan dana simpanan masyarakat. Dana itu beralih ke luar
negeri atau bank-bank besar. Kesulitan bank-bank menengah-kecil semakin besar
ketika salah satu sumber pendanaan yang biasanya sangat diandalkan, yakni dana
antarbank atau Pasar Uang Antar Bank (PUAB), berhenti mengalir.
Kesulitan lain adalah penurunan kualitas aset-aset yang dipegang bank. Hal ini
pada akhirnya akan memukul modal bank karena nilai surat-surat berharga yang
dikuasai bank seperti SUN merosot tajam. Perusahaan perbankan berusaha
mempertahankan dana-dana (rupiah dan valas) yang dimiliki untuk mengantisipasi
penarikan dana tunai deposan secara tiba-tiba. Bank-bank pun mulai menggalang
dana masyarakat dengan meningkatkan suku bunga khususnya deposito (dari 6%
menjadi 12% per tahun). Situasi ini menyeret kenaikkan tingkat bunga kredit yang
mempengaruhi besarnya kredit yang diambil oleh dunia usaha.Cost of funds yang
semakin tinggi mengurangi laba usaha bank-bank. Dalam data statistik BI per
Desember 2008, laba bank-bank umum setelah pajak diperkirakan Rp30,61 triliun.
Jumlah ini menurun Rp3,86 triliun apabila dibandingkan laba sebulan sebelumnya
53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(November) yaitu sebesar Rp34,47 triliun. Penurunan laba ini terutama disebabkan
beban biaya (cost of funds) yang semakin tinggi. Sumber pemicu kerugian bank
lainnya adalah transaksi valuta asing, terutama dolar AS. Pelemahan rupiah periode
September ke Desember 2008 berakibat pada transaksi valas perbankan. Ketika
rupiah menurun nilainya sebagai imbas dari krisis global, kas bank menurun
jumlahnya, termasuk Bank Century. Faktor eksternal bank seperti perubahan
lingkungan bisnis juga mempengaruhi efisiensi dan kinerja bank, contohnya adalah
krisis moneter yang mendera tahun 2008 hingga memasuki tahun 2009 yang banyak
menurunkan kinerja usaha debitor bank yang mengalami kesulitan untuk membayar
bunga dan pokok kredit mereka. Gagal bayar debitor bank ini memukul tingkat
pendapatan bank dari bunga kredit (fee based income) dan mengakibatkan
keharusan bagi bank untuk menyisihkan pencadangan yang menurunkan likuiditas
sehingga struktur permodalan pun terancam menurun. Berbagai akibat krisis
keuangan terhadap perbankan yang telah diuraikan diatas mempengaruhi pendapatan
laba dan non laba serta laba sebelum pajak yang merupakan variabel output efisiensi
teknis dan efisiensi profitabilitas bank menurun (Kusmargiani, 2006).
7. Konsep Data Envelopment Analysis (DEA)
Model analisis yang digunakan untuk menghitung efisiensi teknik dan
efisiensi profitabilitas dalam penelitian ini adalah Data Envelopment Analysis.
Model DEA muncul didasari pada hasil kerja Farel (1957) yang selanjutnya
dikembangkan oleh Charnes et.al. (1978) dalam Viverita dan M. Ariff (2011).
54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Charnes menggeneralisasi kerangka kerja Farel tersebut untuk memasukkan multiple
input dan output yang tidak seimbang dan tidak dapat dibandingkan yang kemudian
memformulasikan kembali kerangka kerja tersebut menjadi sebuah model fraksional
dan non linier, di mana fungsi tujuannya adalah untuk memaksimumkan rasio dari
bobot output terhadap bobot input untuk suatu DMU (Decision Making Unit) tertentu.
Adapun fungsi tujuan akan dibatasi oleh kendala-kendala (sama untuk setiap DMU)
yaitu rasio dari bobot output dibanding bobot input yang sama dengan atau lebih kecil
dari 1(satu). Charnes lebih lanjut menjelaskan bahwa pendekatan DEA
menggunakan model linier programming (LP) dengan cara membangun suatu unit
gabungan hipotesis (seluruh unit di dalam suatu grup referensi DMU tersebut). Oleh
karenanya, kinerja dari setiap DMU pada model DEA diukur secara
relativeterhadapkinerja seluruh DMU yang lain. Unit yang dievaluasi dapat menjadi
relative tidak efisien (inefficient) jika unit gabungan hipotesis memerlukan input
lebih kecil untuk memperoleh output yang dihasilkan oleh unit yang dievaluasi
tersebut atau juga diduga relative efisien (efficient) jika unit gabungan memerlukan
input yang sama ataupun lebih besar dari unit yang dievaluasi. Unit gabungan
tersebut adalah sebuah unit hipotesis yang dalam prakteknya beroperasi paling baik
(best practice) yang menjadi sekumpulan unit yang mana suatu unit inefisien
berusaha menyamai tingkat input ataupun outputnya agar supaya memperbaiki
tingkat efisiensi unit tersebut.
Data Envelopment Analysis (DEA) merupakan salah satu analisis non
parametric yang biasanya digunakan untuk mengukur efisiensi relative baik antara
55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
organisasi bisnis yang berorientasi laba (profit oriented) maupun antar organisasi atau
pelaku kegiatan ekonomi yang tidak berorientasi laba (non profit oriented) yang
dalam proses produksi atau aktivitasnya melibatkan penggunaan input-input tertentu
untuk menghasilakan output-output tertentu. Selain sebagai alat untuk mengukur
efisiensi basis. DEA juga bisa digunakan sebagai alat pengambilan kebijakanuntuk
meningkatkan efisiensi. DEA dikembangkan berdasarkan teknik programasi linier
(Linier Programming) untuk menghasilkan best practice batasan efisiensi (efficient
frontier) yang terdiri dari unit-unit yang efisien. Pada model yang berorientasi pada
input atau yang meminimalkan input (input-oriented model) sebuah unit a dikatakan
efisien jika tidak ada k unit yang lain atau kombinasi linier unit-unit lainnya yang
menghasilkan vector output yang sama dengan nilai vector input
Metode DEA merupakan salah satu metode frontier berbasis non parametrik
dengan menggunakan program linier. Tujuan dari penggunaan metode ini adalah
untuk mengukur tingkat efisiensi dari decision-making units (DMUs) relatif terhadap
DMU sejenis, ketika semua unit berada pada atau dibawah “kurva” efisien frontier-
nya. Metode ini bisa digunkan untuk mengevaluasi efisiensi relative dari beberapa
objek. Selain menghasilkan nilai efisiensi masing-
masing DMU, DEA juga menunjukkan unit-unit yang menjadi referensi bagi unit-unit
yang tidak efisien. Abidin (2008)
Dalam menggunakan DEA, perlu diperhatikan beberapa hal penting, yaitu
positivity, jumlah DMU, homogeneity, isotonicity, windows analysis dan bobot.
Karena menggunakan program linier, maka DEA mensyaratkan variable input dan
56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
outputnya bernilai positif (>0). Dan untuk memastikan terpenuhinya degree of freedo,
DEA mensyaratkan jumlah DMU yang dianalisis minimal 3 unit, yang seluruhnya
mempunyai kesamaan input dan outputnya. Isotonicity berarti bahwa setiap terdapat
kenaikan pada variable input, harus mendapatkan respon berupa kenaikan setidaknya
satu variabel output dan tidak ada 39 variabel output yang mengalami penurunan.
Mengingat bahwa nilai produktivitas DMU seringkali dipengaruhi oleh waktu maka
perlu di lakukan windows analysis ketika terjadi pemecahan data DMU (tahunan
menjadi triwulan atau bulanan misalnya).
B. Penelitian Terdahulu
Studi untuk mrngukur tingkat efisiensi perbankan saat ini telah banyak
dilakukan. Berikut penelitian terdahulu untuk mengukur tingkat efisiensi perbankan:
1. Taufiq Hassan, Shamsher Mohamad, Mohammed Khaled I.Bader (2009)
Studi ini mengevaluasi laporan keuangan periode 1990-2005 dari 40 bank di 11
Organisasi Konferensi Islam (OKI). Data diperoleh dari database Bank Scope.
DEA Pendekata Efisiensi analisis nonparametrik yang dikembangkan oleh
Farrell digunakan untuk menganalisis data. menunjukkan tidak ada perbedaan
signifikan tingkat efisiensi bank konvensional dan bank syariah. Namun tercatat
bahwa rata-rata, bank lebih efisien dalam menggunakan sumber daya mereka
dibandingkan dengan kemampuan mereka untuk menghasilkan keuntungan.
Rata-rata bank kehilangan kesempatan mendapatkan 27,9% kelebihan
pendapatan, mengingat sumberdaya yang sama. Demikian juaga, rata-rata bank
57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kehilangan kesempatan untuk membuat keuntungan 20,9% dengan
memanfaatkan tingkat input yang sama. Masih banyak hal yang harus
diperbaiki dalam meminimalisasi biaya dan memaksimalkan laba pada kedua
bank tersebut. Faktor usia perbankan tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap efisiensi kedua bank
2. Ali Shah, Syed Zulfiqar Ali Shah and Habib Ahmad (2012)
Penelian dengan judul “ Comparing the efficiency of Islamic versus
conventional banking: through data envelopment analysis (DEA) model” ini
bertujuan untuk membandingkan efisiensi bank syariah dan bank konvensional
dengan pendekatan dasar kredit dan pendekatan basis pendapatan. Selanjutnya,
juga meneliti efek dari bank faktor spesifik pada efisiensi, seperti ukuran bank,
jumlah kewajiban bank, total keuntungan bank, total pendapatan markup,
jumlah non-markup pendapatan, jumlah beban markup dan jumlah beban non-
markup. Temuan ini menyarankan bahwa, bank syariah efisiensi teknis
keseluruhan lebih baik daripada bank konvensional dengan pendekatan dasar
kredit. Selanjutnya, hasilnya menunjukkan bahwa Islam bank memiliki
inefisiensi teknis murni daripada bank konvensional tetapi bank syariah
memiliki skala tinggi efisiensi dari bank konvensional. Berdasarkan pendekatan
basis pendapatan bank konvensional efisien daripada Bank-bank Islam. Bank
syariah inefisiensi adalah karena inefisiensi teknis murni. Di sisi lain hanya
Total biaya markup, jumlah kewajiban dan kepemilikan memiliki dampak yang
58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
signifikan terhadap keseluruhan teknis skor efisiensi di bawah pendekatan dasar
kredit. Dan total kewajiban, total keuntungan dan kepemilikan memiliki
dampak yang signifikan terhadap efisiensi teknis secara keseluruhan di bawah
pendekatan base income. sedangkan ukuran dan kepemilikan memiliki
hubungan signifikan dengan nilai efisiensi pendapatan
3. Ali Said (2012)
Penelitian ini mengukur efisiensi menggunakan teknik non-parametrik, Data
Envelopment Analysis (DEA) dan t test digunakan untuk menguji
hipotesis. Penelitian ini memperluas penelitian, yang menunjukkan bank-bank
Islam yang besar menunjukkan peningkatan efisiensi selama 2006-2008 dan
menurun selama 2009. Namun, bank islam kecil dan menengah efisiensi. Selain
itu, hasil penelitian menunjukkan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
efisiensi bank. Bank syariah beroperasi di non-Tengah Counties Timur Timur
Tengah dan memiliki peningkatan selama krisis ekonomi.
4. Kumar Mukesh dan Charles Vincent (2012)
Penelitian ini menganalisis kinerja bank India menggunakan data analisis
meyampul. Kinerja diukur dalam hal efisiensi teknis, kembali-ke-skala, dan
Indeks produktivitas Malmquist untuk sampel dari 33 bank, yang terdiri dari 19
sektor publik dan 14 bank swasta selama periode 1995-1996 mencakup sampai
2009-10. Analisis jackknifing, diikuti oleh variabel dummy, Model regresi
digunakan untuk mengidentifikasi outlier dan dampak yang mungkin timbul
terhadap tren efisiensi secara keseluruhan. Temuan mengungkapkan bahwa skor
59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
efisiensi yang kuat dalam arti bahwa masuknya outlier tidak mempengaruhi tren
efisiensi secara keseluruhan. Bank sektor publik lebih baik dari bank-bank
swasta dalam hal efisiensi teknis. Ada kecenderungan pertumbuhan bank umum
yang beroperasi di bawah meningkat atas skala, yang menyiratkan bahwa
keuntungan substansial dapat diperoleh dari skala mengubah via baik internal
pertumbuhan atau konsolidasi di sektor ini. Perbedaan Total Factor Productivity
(TFP) perubahan antara
dua jenis bank ditemukan secara statistik signifikan dalam mendukung bank
sektor publik.
5. Agung Yulianto (2010)
Penelitian ini berjudul “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan
Konvensional Dengan Perbankan Syariah Sebelum Dan Saat Krisis Finansial
Global Tahun 2006-2009”. Studi ini menganalisis perbandingan kinerja 5
Bank Konvensional dengan 3 Bank Islam (Bank Syariah) di Indonesia.
Pertama, Bank Konvensional dibandingkan kinerjanya periode sebelum
(2006-2007) dengan periode saat krisis (2008-2009). Kedua, Bank Syariah
dibandingkan kinerjanya periode sebelum (2006-2007). dengan periode saat
krisis (2008-2009). Ketiga, Bank Konvensional dibandingkan kinerjanya
dengan Bank Syariah baik periode sebelum (2006-2007), periode saat krisis
(2008-2009) dan periode sebelum dan saat krisis finansial (2006-2009).
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa kinerja perbankan
syariah terbukti cenderung lebih stabil dan mampu bertahan disaat krisis
60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
finansial global lain halnya dengan perbankan konvensional yang cenderung
mengalami ketidakstabilan disaat krisis.
6. Ascarya, Diana Yumanita, dan Guruh S Rokhimah (2008)
Tujuan penelitian ini adalah mengukur, menganalisis dan membandingkan
efisiensi bank syariah dengan konvensional selama tahun 2002-2006.
Variabel yang digunakan adalah total simpanan, biaya tenaga kerja dan aset
sebagai input. Variabel pembiayaan dan pendapatan operasional sebagai
output. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bank syariah relatif lebih
efisien dibandingkan bank konvensional. Kinerja bank syariah mengalami
kenaikan dari tahun ke tahun selama periode pengamatan tahun 2002-2006,
kecuali pada tahun 2004. Hal ini karena perbankan syariah melakukan
langkah yang ekspansif pada tahun 2004. Studi ini juga menggambarkan rata-
rata efisiensi BUS relatif lebih baik dibandingkan UUS maupun BPRS.
C. Pengembangan Hipotesis
Perbankan syariah di Indonesia berkembang baik dari segi kuantitas maupun
kualitas. Segi kuantitas perkembangan perbankan syariah dapat dilihat dari semakin
banyaknya jumlah kantor dan jaringannya, sedangkan segi kualitas terlihat dari
kinerjanya yang semakin baik dari tahun ke tahun.
Pada kenyataannya, perkembangan perbankan syariah belum dapat mencapai
target yang diinginkan. Pada akhir tahun 2008, perbankan syariah juga belum
61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mencapai pangsa pasar sebesar 5 persen. Bank Indonesia 2008 mencatat jumlah
pangsa perbankan syariah baru menyentuh kisaran 2-3 persen dari beberapa indikator
di antaranya jumlah aset, pembiayaan dan DPK, meskipun data survey-survey Bank
Indonesia 2000-2005 menyebutkan bahwa potensi perbankan syariah cukup besar
dengan kondisi penduduknya yang beragama Islam dan perkembangan lembaga
keuangan syariah di lingkup internasional yang semakin pesat.
Perbankan syariah memerlukan perbaikan kinerja untuk mencapai target yang
ada. Efisiensi merupakan salah satu cara pengukuran kinerja yang populer di lembaga
keuangan, termasuk perbankan syariah. Efisiensi yang diukur dapat meliputi
efisiensi teknik, alokasi/harga dan ekonomi. Penelitian ini hanya mengukur dan
menganalisis efisiensi teknik, hal ini disebabkan metode analisis yang digunakan
adalah DEA.
Hasil penelitian Ascarya, et al (2008) menunjukkan bahwa bank syariah relatif
lebih efisien dibandingkan bank konvensional. Kinerja bank syariah mengalami
kenaikan dari tahun ke tahun selama periode pengamatan tahun 2002-2006, kecuali
pada tahun 2004. Hal ini karena perbankan syariah melakukan langkah yang
ekspansif pada tahun 2004.
H1 : Terdapat perbedaan nilai efisiensi antara BUS dengan BUK.
Studi Agung Yulianto (2010) menganalisis perbandingan kinerja 5 Bank
Konvensional dengan 3 Bank Islam (Bank Syariah) di Indonesia. Pertama, Bank
Konvensional dibandingkan kinerjanya periode sebelum (2006-2007) dengan periode
62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
saat krisis (2008-2009). Kedua, Bank Syariah dibandingkan kinerjanya periode
sebelum (2006-2007). dengan periode saat krisis (2008-2009). Ketiga, Bank
Konvensional dibandingkan kinerjanya dengan Bank Syariah baik periode sebelum
(2006-2007), periode saat krisis (2008-2009) dan periode sebelum dan saat krisis
finansial (2006-2009). Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa kinerja
perbankan syariah terbukti cenderung lebih stabil dan mampu bertahan disaat krisis
finansial global lain halnya dengan perbankan konvensional yang cenderung
mengalami ketidakstabilan disaat krisis.
H2 : Terdapat perbedaan nilai efisiensi antara BUS dengan BUK.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada
perbandingan pada bank besar dan bank kecil. Alasan penelitian ini membedakan laba
pada bank besar dan bank kecil, didasarkan pada Arsitektur Perbankan Indonesia
yang memberlakuan bank yang mewajibkan harus mempunyai aset minimal 80
milyar mulai tahun 2007, dimana bank yang mempunyai aset diatas diatas 80 milyar
masuk dalam kategori bank besar sedangkan bank yang mempunyai aset dibawah 80
milyar masuk kategori bank kecil. Apabila kinerja bank kecil mempunyai laba yang
lebih rendah dengan laba pada bank besar, maka kebijakan tersebut relevan karena
menunjukkan pada bank besar, makakebijakan tersebut relevan karena menunjukkan
kepercayaan nasabah yang rendah terhadap bank kecil.
Penelitian Taufiq Hassan, et al, dengan judul “Efficiency of conventional versus
Islamic banks:evidence from the Middle East” menghasilkan bahwa tidak ada
63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
signifikansi perbedaan antara skor efisiensi antara bank kecil dibandingkan dengan
bank besar, bank konvensional dan bank islam besar, dan kecil dibandingkan
konvensional kecil kelompok bank syariah. Namun, lebih baik efisiensi bank-bank
besar dan bank syariah besar dan efisiensi keuntungan yang lebih baik dari Islam
kecil bank hasil yang menarik, meskipun perbedaan tersebut tidak signifikan secara
statistik.
H3 : Terdapat perbedaan nilai efisiensi antara BUS Besar dan BUS
Kecil.
Penelitan Ali Shah, et al dengan judul “ Comparing the efficiency of Islamic
versus conventional banking: through data envelopment analysis (DEA) model” ini
hasilnya menunjukkan bahwa Islam bank memiliki inefisiensi teknis murni daripada
bank konvensional tetapi bank syariah memiliki skala tinggi efisiensi dari bank
konvensional. Berdasarkan pendekatan basis pendapatan bank konvensional efisien
daripada Bank-bank Islam. Bank syariah inefisiensi adalah karena inefisiensi teknis
murni. Di sisi lain hanya total biaya markup, jumlah kewajiban dan kepemilikan
memiliki dampak yang signifikan terhadap keseluruhan teknis skor efisiensi di bawah
pendekatan dasar kredit. Dan total kewajiban, total keuntungan dan kepemilikan
memiliki dampak yang signifikan terhadap efisiensi teknis secara keseluruhan di
bawah pendekatan base income. sedangkan ukuran dan kepemilikan memiliki
hubungan signifikan dengan nilai efisiensi pendapatan
64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
H4 : Terdapat perbedaan nilai efisiensi antara BUK Besar dan BUK
Kecil.
D. Kerangka Pemikiran
Pada awalnya evaluasi kinerja efisiensi bank diukur menggunakan rasio
keuangan seperti rasio BOPO, ROE, ROA dan lain-lain akan tetapi menurut beberapa
pakar (Oral dan Yolalan, 1990 ; Berger dan Humprey,1992 ; Zainal Abidin dkk :
2008), penilaian kinerja efisiensi tidak bisa dilakukan secara parsial tetapi harus
secara keseluruhan denganmemperhitungkan semua output dan input yang ada. Oleh
karena itu Penelitian ini melihat indikator dari sisi lain dalam mengukur efisiensi
perbankan. Dimulai dengan menentukan variabel output dan input pada bank syariah
dan bank konvensional dengan sampel dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2011.
Maka didapat output dan input melalui pertimbangan menggunakan pendekatan
intermediasi, karena pendekatan intermediasi dinilai lebih tepat dalam mengevaluasi
kinerja efisiensi suatu bank. Dan variabel output terdiri dari satu variabel yaitu total
kredit/pembiayaan dalam bank syariah dan bank konvensional. Dan variabel input
terdiri dari tiga variabel yaitu total simpanan, beban operasional lainnya, jumlah asset
tetap.
Penelitian ini mengukur efisiensi suatu bank dengan menggunakan Pendekatan
Non Parametrik Data Envelopment Analysis (DEA). Dimana dalam pengukuran ini
65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
akan mengetahui efisien atau tidaknya suatu bank, sehingga bisa menjadi acuan untuk
meningkatkan kualitas performa suatu bank.
Variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian ini, penulis menggunakan
variabel output dan variabel input. Dimana variabel input untuk kedua pendekatan
terdiri dari Asset tetap, Simpanan dan Beban Operasional Setelah melakukan
pengujian menggunakan metode efisiensi tersebut maka akan didapatkan nilai
efisiensi suatu bank. Untuk mengetahui perbandingan antara nilai efisiensi bank
syariah dan bank konvensional maka dalam penelitian ini menggunakan uji-t untuk
mengetahuinya.
66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sumber: dimodifikasi dari Taufiq Hassan, et al. (2009), Harjum dan Pusvitasari (2010), Elvira dan Prasetiono (2012)Gambar. 1
Kerangka Pemikiran Teoritis
67
Variabel Input: Variabel Output:
Total Simpanan
Total Aset
Biaya TenagaKerja
Total Kredit atau Pembiayaan
Laba Operasional
Pengukuran efisiensi dengan metodeData Envelopment Analysis (DEA)
Nilai efisiensi Bank Umum
Konvensional (BUK) 2005-2011
Nilai efisiensi Bank Umum
Syariah (BUS) 2005-2011
Uji beda
Independent sampel t-test
SEBELUM KRISIS GLOBAL 2008
SETELAH KRISIS GLOBAL 2008
Uji beda
Independent sampel t-test
Bank
Besar
Bank
Kecil
Uji beda
Independent sampel t-test
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dimana penelitian yang dilakukan
diperoleh data yang berbentuk angka-angka dan pengolahannya melalui statistik
(Sugiyono, 2010;4). Studi data menggunakan time horizon jenis time series karena
data yang digunakan diperoleh dalam bentuk tahunan.
Pengujian hipotesis dilakukan dalam penelitian ini, pengujian hipotesis
menjelaskan sifat hubungan tertentu, atau menentukan perbedaan antar kelompok
atau kebebasan (independensi) dua atau lebih faktor dalam suatu situasi (Sugiyono,
2010). Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah selain untuk mengetahui
perbedaan antar kelompok, juga menguji hipotesis yang diajukan.
B. Populasi dan Sample Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah BUS dan BUK yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada periode 2005-2011. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
dilakukan secara purposive sampling artinya metode pemilihan sampel dipilih
berdasarkan pertimbangan (judgement sampling) yang berarti pemilihan sampel
secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan pertimbangan tertentu.
Sampel dalam penelitian ini diambil berdasarkan ketentuan sebagai berikut :
45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. BUS dan BUK yang beroperasi di Indonesia selama periode pengamatan
2005- 2011.
2. Sampel Bank Besar dengan Total Aset diatas 1 Triliun, dan Sampel Bank
Kecil dengan Total Aset dibawah 1 Triliun (Arsitektur Perbank Indonesia)
3. Secara konsisten tidak mengalami perubahan bentuk badan usaha pada
periode pengamatan 2005-2011.
4. Menyajikan laporan keuangan yang lengkap pada periode pengamatan 2005-
2011 dan telah dipublikasikan di Bank Indonesia.
C. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan
keuangan tahunan BUK dan BUS di Indonesia pada periode 2005-2011. Data
sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain:
a. Total kredit yang diperoleh dari neraca dalam laporan keuangan BUK dan
total pembiayaan dari neraca dalam laporan keuangan BUS yang
bersangkutan selama periode pengamatan.
b. Laba operasional diperoleh dari laporan laba/rugi dalam laporan keuangan
tahunan BUK dan BUS bersangkutan selama periode pengamatan.
c. Total simpanan yang diperoleh dari neraca dalam laporan keuangan
tahunan BUK dan BUS yang bersangkutan selama periode pengamatan.
d. Total aset yang diperoleh dari neraca dalam laporan keuangan tahunan
BUK dan BUS yang bersangkutan selama periode pengamatan.
46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
e. Biaya tenaga kerja atau biaya personalia diperoleh dari laporan keuangan
tahunan BUK dan BUS bersangkutan selama periode pengamatan.
D. Definisi Operasional dan Pengukuran VariabelBerdasar pada penelitian-penelitian sebelumnya, variabel dalam penelitian ini
terbagi menjadi:
1. Variabel Output
Variabel output adalah variabel yang menjadi pusat perhatian, dalam
penelitian ini yang digunakan adalah total kredit/pembiayaan (O1) dan laba
operasional (O2).
a. Total Kredit atau Pembiayaan
Total kredit/pembiayaan (O1) merupakan produk utama bank sebagai lembaga
intermediasi yang menghubungkan antara surplus unit dan deficit unit. Total
kredit/pembiayaan digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank
dalam menghasilkan produk utama berupa kredit/pembiayaan sebagai salah satu
cara dalam meningkatkan keuntungan (laba operasional). Dalam penelitian ini
yang termasuk ke dalam total kredit adalah kredit dalam bentuk mata uang
Rupiah dan dalam bentuk valas (foreign exchange). Sedangkan yang termasuk
pembiayaan adalah pembiayaan murabahah, mudharabah, musyarakah, salam,
istishna, rahn, dan lain-lain (Nugraha, 2010).
b. Laba Operasional
47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laba operasional (O2) merupakan selisih antara pendapatan operasional
dengan beban operasional.
2. Variabel Input
Variabel input adalah variabel yang mempengaruhi variabel output. Variabel
input yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 3 variabel.
1. Total simpanan
Simpanan (I1) merupakan titipan murni dari nasabah kepada bank, yang untuk
kemudian dipergunakan oleh bank dalam aktivitas kegiatan ekonomi tertentu dengan
catatan bank menjamin akan mengembalikannya secara utuh kepada nasabah
(Antonio, 2001).
2. Aset
Menurut Hanafi dan Halim (2003), aset (I2) adalah manfaat ekonomis yang
akan diterima pada masa mendatang atau akan dikuasai oleh bank sebagai hasil dari
transaksi atau kejadian.
3. Biaya Tenaga Kerja
Menurut Mulyadi (2000), tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental
yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk. Biaya tenaga kerja (I3) adalah
harga yang dibebankan untuk penggunaan biaya tenaga kerja manusia.
3. Efisiensi
Efisiensi dalam perbankan, seperti halnya perusahaan juga merupakan tolak
ukur dalam mengukur kinerja bank (Hadad, dkk, 2003). Efisiensi merupakan
pengukuran seberapa baik bank mengelola input menjadi output atau jumlah
48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
keluaran yang dihasilkan dari satu input yang dipergunakan. Suatu perusahaan
dapat dikatakan efisien apabila:
1. Menggunakan jumlah unit input yang lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah
unit input yang digunakan oleh perusahaan lain dengan menghasilkan output yang
sama,
2. Menggunakan jumlah input yang sama tetapi dapat menghasilkan jumlah output
yang lebih besar.
Menurut Silkman dalam Muharram dan Purvitasari (2007) juga, pengukuran
efisiensi dapat dilakukan melalui tiga pendekatan yaitu:
1. Pendekatan rasio : Pendekatan rasio dalam mengukur efisiensi dilakukan
dengan cara menghitung perbandingan output dengan input yang digunakan.
Pendekatan rasio akan dinilai memiliki efisiensi yang tinggi apabila dapat
memproduksi jumlah output yang maksimal dengan jumlah input yang seminimal
mungkin.
OutputEfisiensi = --------------
Input
2. Pendekatan regresi
Pendekatan ini dalam mengukur efisiensi menggunakan sebuah model dari
tingkat output tertentu sebagai fungsi dari berbagai tingkat input tertentu. Fungsinya
dapat disajikan sebagai berikut:
49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Y = f X ,X , X , X ,......................X n 1 2 3 4
Dimana Y = Output X = Input
Pendekatan ini juga tidak dapat mengatasi kondisi banyak output, karena
hanya satu indikator output yang dapat ditampung dalam sebuah persamaan regresi.
3. Pendekatan frontier
Menurut Silkman dalam Muharram dan Purvitasari (2007), pendekatan frontier
dalam mengukur efisiensi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pendekatan frontier
parametrik dan non parametrik. Pendekatan frontier parametrik dapat diukur dengan
tes statistik parametric seperti menggunakan metode Stochastic Frontier Approach
(SFA) dan Distribution Free Approach (DFA). Pendekatan frontier non parametrik
diukur dengan tes statistik non parametrik yaitu dengan menggunakan metode Data
Envelopment Analysis (DEA).
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan frontier non
parametrik diukur dengan tes statistik non parametrik yaitu dengan menggunakan
metode Data Envelopment Analysis (DEA), menurut Epstein dan Henderson (1989)
dalam Hadad et al. (2003) juga menambahkan pendapatnya tentang keuntungan
relatif penggunaan pendekatan ini lebih besar dibandingkan parametrik, yaitu
pendekatan ini dapat mengidentifikasi unit yang digunakan sebagai referensi
sehingga dapat membantu mencari penyebab dan jalan keluar dari ketidakefisienan
yang merupakan keuntungan utama dalam aplikasi manajerial.
Ringkasan definisi operasional variabel dijelaskan pada tabel 4 berikut:
Tabel 4
50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
VARIABEL DEFINISI SATUAN SKALA
OUTPUT
Total Kredit/Pembiayaan
Kredit dalam bentuk mata uang rupiah dan dalam bentuk valas (foreign exchange), sedangkan pembiayaan merupakan bentuk penyaluran dengan system pengembalian dengan prinsip imbalan atau bagi hasil
Juta Rupiah
RASIO
Operasional
Laba yang diperoleh dari selisih antara pendapatan operasional dengan beban
operasional
Juta Rupiah
RASIO
INPUT
Total Simpanan Merupakan titipan murni dari nasabah kepada bank
Juta Rupiah
RASIO
Aset
Jumlah aset total yang dimiliki bankumum dan merupakan manfaatekonomis yang akan diterima padamasa mendatang
Juta Rupiah
RASIO
Biaya Tenaga Kerja
Harga yang dibebankan untuk penggunaan biaya tenaga kerja manusia
Juta Rupiah
RASIO
EFISIENSI
Pengukuran seberapa baik bank mengelola input menjadi output atau jumlah keluaran yang dihasilkan dari satu input yang dipergunakan
Proporsi RASIO
Sumber: Telaah Pustaka Ascarya dan Guruh (2008)
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan
menggunakan metode dokumentasi, yaitu metode yang menghimpun informasi dan
data melalui metode studi pustaka, eksplorasi literatur-literatur dan laporan
51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
keuangan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia atau BUK dan BUS yang
bersangkutan.
1. Metode Analisis Data
a. Metode Data Envelopment Analysis (DEA)
Data Envelopment .Anaiysis merupakan prosedur yang dirancang khusus
untuk mengukur efisiensi relatif suatu Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) yang
menggunakan banyak input dan banyak output, dimana penggabungan input dan
output tersebut tidak mungkin dilakukan. Efisiensi relatif suatu UKE adalah efisiensi
suatu UKE dibandingkan dengan UKE lain dalam sampel (sekelompok UKE yang
saling dibandingkan) dengan menggunakan jenis input dan output yang sama.
(Muharram dan Purvitasari (2007)
Dalam DEA, efisiensi relatif UKE didefinisikan sebagai rasio dari total output
tertimbang dibagi total input tertimbangnya (total weightedoutput / total
weightedinpuf). Inti dari DEA adalah menetukan bobot (weights) atau timbangan
untuk setiap input dan output UKE.
Bobot tersebut memilki sifat (1) tidak bemilai negatif, dan (2) bersifat
universal, artinya setiap UKE dalam sampel harus dapat menggunakan seperangkat
bobot yang sama untuk mengevaluasi rasionya (total weighted output / total weighted
inpuf) dan rasio tersebut ticlak boleh lebih dari 1 (total weightedoutput / total
weightedinput ≤ 1).
DEA berasumsi bahwa setiap UKE akan memiliki bobot yang
memaksimumkan rasio efisiensinya (maximize total weightedoutput /total weighted
52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
inpuf). Karena setiap UKE menggunakan kombinasi input yang berbeda untuk
menghasilkan kombinasi output yang berbeda pula, maka setiap UKE akan memilih
seperangkat bobot yang mencerminkan keragaman tersebut, Secara umum, UKE akan
menetapkan bobot yang tinggi untuk input yang penggunaannya sedikit dan untuk
output yang dapat diproduksi dengan banyak. Bobot tersebut bukan merupakan nilai
ekonornis dari input dan outputnya,melainkan sebagai penentu untuk
memaksimumkan efisiensi dari suatu UKE. Sebagai gambaran, jika suatu UKE
merupakan perusahaan yang berorientasi pada keuntungan (profit maximizing firm)
dan setiap input dan outputnya memiliki biaya per unit serta harga jual per unit, maka
perusahaan tersebut akan berusaha menggunakan sedikit mungkin input yang biaya
per unitnya ter mahal dan berusaha memproduksi sebanyak mungkin output yang
harga jualnya tertinggi (Muharram dan Purvitasari. 2007).
Formula DEA sederhana yang berada dalam liniear programming menurut Putri
Noor, 2013 yaitu sebagai berikut :
Maksimumkan
m maxsimasi ht= ∑ vrt qrt
r=1 Dengan batasan atau kendala
m n kendala ∑ vrt qrs - ∑ uit xit ≤ 0 , r = 1,2 …… m r=1 i=1
53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
n ∑ uik xik = 1 , dan Ui dan Vr ≥ 0, i=1Dimana :
qrt adalah jumlah output r pada bidang t
xit adalah jumlah input i pada bidang t
qrs adalah jumlah input r pada bidang s
xit adalah jumlah ouput i pada bidang t
m adalah jumlah sampel yang dianalisis
s adalah Jumlah input yang digunakan
uik adalah nilai terbesar input I pada bidang k
uit adalah nilai tertimbang dari output r yang dihasilkan pad bidang t
ht adalah nilai yang dioptimalisasikan sebagai indikatorefisiensi
Seperti yang telah dikemukakan di depan, bahwa terdapat dua model DEA yang
sering digunakan untuk mengukur efsisiensi, yaitu CCR dan BCC. Model CCR
dipelopori oleh Charnes, Cooper, dan Rhodes pada tahun 1978 yang mengasumsikan
adanya Constant Retutrn to Scale (CRS). Yang dimaksud dengan asumsi CRS adalah
bahwa perubahan proporsional pada semua tingkat input akan menghasilkan
perubahan proporsional yang sama pada tingkat output (misalnya penambahan 1
persen input akan menghasilkan penambahan 1 persen output). Pada tahun 1984,
Bankers, Charoes dan Cooper memperluas model CCR, yang kemudian dikenal
dengan model BCC dengan mengasumsikan aclanya Variabel Return to Scale (VRS).
Yang dimaksud dengan asumsi Variabel Return to Scale (VRS) adalah bahwa semua
54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
unit yang diukur akan menghasilkan perubahan pada berbagai tingkat output dan
adanya anggapan bahwa skala produksi dapat mempengaruhi efisiensi.Hal inilah
yang membedakan dengan asumsi CRS yang menyatakan bahwa skala produksi tidak
mempengaruhi efisiensi. Memperhatikan bahwa suatu teknologi dapat juga membawa
Variabet Return to Scale (VRJ), membuka kemungkinan bahwa skala produksi
mempengaruhi efisiensi. Dalam penelitian ini hanya akan digunakan pendekatan
output orientation dengan asumsi CRS karena dengan pendekatan output orientation
kita dapat melihat seberapa besar output yang dihasilkan dengan jumlah input yang
sama antara UKE yang dibandingkan melalui perubahan yang proporsional sesuai
asumsi CRS.
b. Uji Hipotesis
Setelah melakukan penyusunan hipotesis, kemudian dilakukan pengujian statistic
untuk dapat membuktikan hipotesis yang dirumuskan. Pengujian hipotesis pada
penelitian ini menggunakan alat uji statistik Independent Sample T-Test.
1.) Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov Test)
Uji normalitas digunakan untuk mengambil satu dari dua jenis uji beda, yaitu:
1) menggunakan uji parametrik T-test, apabila data berdistribusi normal; 2)
menggunakan uji nonparametrik Mann Whitney, apabila data tidak berdistribusi
normal.
Uji ini digunkan sebagai suatu syarat penggunaan uji statistik parametrik, yang
mengharuskan data berdistribusi normal. Asumsi normalitas dapat diuji dengan
55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menggunakan program SPSS. Uji normalitas data yang digunakan adalah
Kolgomorov-Smirnov. Bentuk hipotesis untuk uji normalitas adalah:
Ho : Data variabel berdistribusi normalH1 : Data variabel tidak berdistribusi normal
Kriteria Pengambilan Keputusan:
Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima
Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak
H1 & H2 beserta turunannya 1a, 1b, 1c & 2a, 2b, 2c diuji dengan menggunakan
parametric t statistic (independent sample t-test) bila sampelnya terdistribusi normal.
Dan non-parametric Mann Whitney bila sampelnya tidak terdistribusi normal.
Pengujian ini berdasar pada metode perhitungan kinerja Non Risk-Adjusted Returns
Methodology Dengan tingkat signifikansi α = 5%. Alat bantu uji statistik yang
digunakan adalah program SPSS 15.0 for Windows dan Microsoft Excel 2007.
2.) Uji Beda Independent Sample T-Test
Pengujian hipotesis mengenai apakah terdapat perbedaan efisiensi sebelum dan
setelah krisis, digunakan pengukuran Uji ANOVA (Analysis of Variance) dengan
bantuan software SPSS. Setelah dilakukan uji analisis dengan mempergunakan uji
Anova diperoleh hasil perbedaan kinerja efisiensi dengan pendekatan DEA. Kinerja
efisiensi perbankan dengan pendekatan DEA sebelum dan sesudah krisis global
memiliki nilai signifikansi. Tujuan dari uji hipotesis yang berupa uji beda dua rata-
rata pada penelitian ini adalah untuk verifikasi kebenaran/kesalahan hipotesis, atau
56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dengan kata lain menentukan menerima atau menolak hipotesis yang telah dibuat.
Signifikasi yang akan dipakai adalah sebesar 95%.
Apabila Sig. lebih besar dari α = 0,05 (P-value ≥ α), maka H1 ditolak.
Artinya tidak terdapat perbedaan kinerja efisiensi perbankan sebelum dan
sesudah krisis global.
Apabila Sig. lebih kecil daripada α = 0,05 (P-value α), maka H1 diterima.
Artinya terdapat perbedaan kinerja efisiensi perbankan sebelum dan sesudah
krisis global.
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian1. Anasilis Deskriptif
Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan menggunakan bantuan micosoft
exel windows 2007, WDEA dan SPSS 15, untuk dapat mengolah data dan
memperoleh hasil dari variabel-variabel yang diteliti. WDEA digunakan untuk
menganalisis efisiensi perbankan syariah dan konvensional. Sedangkan SPSS 15
57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
digunakan untuk Uji-t agar dapat mengetahui adanya perbedaan signifikan antara
tingkat efisiensi perbankan syariah dengan perbankan konvensional.
Selanjutnya dapat dilihat dari rata-rata (mean) dan standar deviasi (δ) dari
masing-masing variabel penelitian dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini:
Tabel 5
Statistik Deskriptif Bank Syariah dan Bank Konvensional
Bank syariahBank
Konvensional
MeanStd.Dev
MeanStd. Dev
aset 87.4083 289.9 41.8983 192.0021simpanan
15.8585 50.1491 32.4259 145.013Tenaga Kerja 100.157 316.725 58.8291 263.0915kredit 58.4236 184.752 43.7809 195.7943Labaops 69.7438 220.549 38.4226 171.8312
Sumber : Data SPSS yang telah diolah
Pada tabel di atas dapat terlihat bahwa Bank Umum Syariah mempunyai rata-
rata (mean) aset sebesar 87.4083 lebih besar dibandingkan dengan mean aset Bank
Umum Konvensional sebesar 41.8983%. Hal itu berarti bahwa selama periode 2005-
2011 Bank Umum Syariah memiliki aset lebih baik dibandingkan dengan Bank
Umum Konvensional. Standar deviasi Bank Umum Syariah sebesar 289.9
menunjukkan simpangan data yang relative kecil, karena nilainya yang lebih besar
daripada nilai mean-nya yaitu sebesar 87.4083. Standar deviasi Bank Umum
Konvensional sebesar 192.0021 juga menunjukkan simpangan data yang relative
besar daripada nilai mean-nya, yaitu sebesar 41.8983. Kondisi ini menunjukkan
58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
adanya data yang terdistribusi kurang baik karena mempunyai penyimpangan data
yang besar
2. Hasil Pengambilan Sampel
Perhitungan efisiensi perbankan dengan analisis DEA ini menggunakan tiga
variabel input, yaitu: simpanan, aset dan biaya tenaga kerja. Variabel outputnya
meliputi pembiayaan dan pendapatan operasional.
a.Bank syariah
Tabel 7 (lampiran) menunjukkan bahwa jumlah simpanan 10 bank syariah
dalam penelitian ini terus mengalami kenaikan dari tahun 2005-2011, meskipun
persentase pertumbuhannya mengalami fluktuasi. Kenaikan jumlah simpanan ini,
mencerminkan adanya upaya-upaya yang telah dilakukan bank-bank syariah dalam
peningkatan penghimpunan dana dari masyarakat. Upaya-upaya tersebut diantaranya
perbaikan strategi marketing bank-bank syariah.
Kenaikan jumlah aset pada tabel 8 menandai kinerja bank-bank syariah yang
semakin lebih baik, sehingga dampak positif dari berbagai kebijakan yang
mendukung bank-bank syariah telah terlihat dengan kenaikan jumlah asetnya dari
tahun 2005-2011.
Tenaga kerja/personalia didefinisikan sebagai biaya gaji, biaya pendidikan
dan tunjangan kesejahteraan karyawan bank syariah. Tabel 9 memperlihatkan jumlah
biaya tenaga kerja yang semakin besar tiap tahunnya. Hal ini disebabkan kebutuhan
jumlah tenaga kerja bank-bank syariah yang semakin bertambah pula tiap tahunnya.
59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Jumlah biaya tenaga dalam penelitian ini bertambah dari tahun ke tahun, namun
persentase pertumbuhannya bersifat fluktuatif.
Variabel output yang pertama adalah pembiayaan, pembiayaan berarti produk
penyaluran dana bank syariah kepada masyarakat baik individu maupun berbadan
hukum dengan menggunakan akad-akad muamalah. Jumlah pembiayaan dari 20 bank
syariah pada tabel 10 terlihat semakin baik dari tahun 2005-2011, meskipun jumlah
persentasenya mengalami fluktuasi. Peningkatan pembiayaan ini dilakukan oleh
bank-bank syariah, karena bank syariah memiliki fungsi yang paling penting sebagai
suatu bank yaitu intermediasi. Perkembangan jumlah bank yang semakin besar juga
harus berbanding lurus dengan besarnya peran bank-bank tersebut dalam
perekonomian. Hal ini dapat diwujudkan dengan pelaksanaan fungsi intermediasi
yang semakin baik.
Output selanjuntnya adalah pendapatan operasional, Pendapatan operasional
adalah pendapatan hasil dari kegiatan operasional bank syariah yang ditunjukkan
pada tabel 11. Jumlah pendapatan operasional 10 bank syariah di Indonesia
mengalami perkembangan yang semakin baik dari tahun 2005-2011, meskipun
jumlah persentasenya bersifat fluktuatif. Kenaikan jumlah pendapatan operasional ini
dikaitkan dengan upaya bank-bank syariah sendiri yang telah meningkatkan variasi
jasa dan produk yang ditawarkan kepada masyarakat. Jasa dan produk ini meliputi
pelayanan internet-banking, phone-banking, sms-banking dan produk lainnya.
2. Bank Konvensional
60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 12 (lampiran) menunjukkan bahwa jumlah simpanan 20 bank
konvensional dalam penelitian ini mengalami fluktuasi yang berbeda dari tahun 2005-
2011. Kenaikan dan penurunan jumlah simpanan ini, mencerminkan adanya upaya-
upaya yang telah dilakukan bank-bank syariah dalam peningkatan penghimpunan
dana dari masyarakat.
Kenaikan jumlah aset pada tabel 13 menandai kinerja bank konvensional
meningkat dari tahun ke tahun, tapi terdapat beberapa penurunan jumlah aset pada
bank kecil, misalnya pada Bank Himpunan Saudara, yang pada tahun 2010 julah asset
mencapai 3.245.762 tetapi pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 585.762.
Jumlah biaya tenaga dalam penelitian ini bertambah dari tahun ke tahun, namun
persentase pertumbuhannya bersifat fluktuatif. Tabel 12 memperlihatkan jumlah
biaya tenaga kerja yang semakin besar tiap tahunnya. Hal ini disebabkan
perkembangan bank konvensional yang pesat menjadikan kebutuhan jumlah tenaga
kerja yang semakin bertambah pula tiap tahunnya.
Jumlah kredit dari 20 bank konvensional pada tabel 13 terlihat semakin baik
dan terus meningkat dari tahun 2005-2011, meskipun jumlah persentasenya
mengalami fluktuasi. Peningkatan kredit ini dilakukan oleh bank-bank konvensional,
karena bank memiliki fungsi yang paling penting sebagai suatu bank yaitu
intermediasi. Perkembangan jumlah bank yang semakin besar juga harus berbanding
lurus dengan besarnya peran bank-bank tersebut dalam perekonomian. Hal ini dapat
diwujudkan dengan pelaksanaan fungsi intermediasi yang semakin baik.
61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Output selanjuntnya adalah pendapatan operasional. Pendapatan operasional
adalah pendapatan hasil dari kegiatan operasional bank syariah yang ditunjukkan
pada tabel 14. Jumlah pendapatan operasional 20 bank syariah di Indonesia
mengalami perkembangan yang semakin baik dari tahun 2005-2011, meskipun
jumlah persentasenya bersifat fluktuatif. Kenaikan jumlah pendapatan operasional ini
dikaitkan dengan upaya bank-bank konvensional sendiri yang telah meningkatkan
variasi jasa dan produk yang ditawarkan kepada masyarakat.
B. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Data
Efisiensi merupakan salah satu pencerminan kinerja perbankan, di mana suatu
bank dikatakan memiliki kinerja yang tinggi apabila dapat meningkatkan efisiensinya
dengan penggunaan variabel yang sesuai untuk memberikan hasil yang maksimal
(Adrian Sutawijaya dan Etty Puji Lestari, 2009). Perhitungan efisiensi teknik
perbankan syariah dengan analisis DEA ini menggunakan tiga variabel input, yaitu
simpanan, aset dan biaya tenaga kerja. Variabel outputnya meliputi pembiayaan dan
pendapatan operasional. Adapun perhitungan dan penjabaran dengan analisis DEA
dibagi menjadi dua jenis bank, yaitu Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Umum
Konvensional (BUK). Hal ini sesuai dengan teori tentang analisis DEA dilakukan
berdasarkan evaluasi terhadap efisiensi relatif dari UKE yang sebanding dalam
membentuk garis frontier (Ascarya, Diana Y. dan Guruh S. R., 2008).
62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Bank sebagai UKE, dikatakan efisiensi secara relatif apabila nilai dualnya sama
dengan satu (nilai efisiensi = 100 persen). Sebaliknya, nilai dualnya yangkurang dari
satu maka UKE bersangkutan dianggap tidak efisien (inefisien) secara relatif
(Silkman, 1986; Nugroho, 1995 dalam Huri M. D. dan Indah Susilowati, 2004).
1. Hasil Perhitungan dan Analisis Tingkat Efisiensi Teknik Bank Umum Syariah
(BUS) dan Bank Umum Konvensional (BUK) di Indonesia Tahun 2005-2011
Berdasarkan hasil perhitungan metode DEA yang berasumsikan Constant
Return to Scale (CRS) dengan software DEAWIN, dapat dilihat tingkat efisiensi
teknik BUS-BUS di Indonesia pada tabel 4.7. Hasil perhitungan tersebut
menggambarkan pencapaian nilai tingkat efisiensi masing-masing bank sangat
beragam.
Tabel 6Tingkat Efisiensi BUS di Indonesia
Tahun 2005-2011 (persen)
Sumber: data sekunder, diolah: 2014
Data statistik pada tabel 15 menunjukkan bahwa BUS-BUS yang belum
mencapai tingkat efisiensi teknik 100 persen (inefisien) pada tahun 2005 meliputi
63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BMI (69,79 persen) dan BSM (99.00 persen), sedangkan BUS yang telah mencapai
tingkat efisiensi teknik 100 persen (efisien) terdapat Bank Mega Syariah, BNI
Syariah dan BRI Syariah.
Peningkatan hasil DEA yang inefisien pada BUS khususnya tahun 2006, terjadi
pada penurunan pada BSM. Hal ini berbeda dengan BMI yang tetap inefisien pada
tahun tersebut. Tahun berikutnya yaitu 2007, tingkat efisiensi teknik BSM mengalami
penurunan menjadi 98.21 persen (inefisien). Hal ini berbeda dengan BMI yang
mengalami kenaikan menjadi efisien di tahun 2007.
Pada tahun 2007, jumlah BUS bertambah yaitu Bank Bukopin Syariah. Kondisi
tersebut menjadikan perubahan tingkat efisiensi BUS-BUS yang ada. BUS-BUS yang
inefisien terdiri dari Bank Mega Syariah (97.62), Bukopin Syariah (79.46), sedangkan
BUS-BUS yang telah efisien terdapat BMI, Bank Mega Syariah dan BRI Syariah.
Tabel 15 juga menjabarkan pencapaian rata-rata tingkat efisiensi teknik BUS-BUS di
Indonesia yang mengalami kenaikan dari tahun 2005-2011. Hasil tersebut sejalan
dengan hasil penelitian Ascarya, Diana Y. dan Guruh S. R. (2008) tentang perbankan
syariah yang mengarah pada tingkat efisiensi yang tinggi dari tahun 2002-2006,
Tabel 7Tingkat Efisiensi BUK di Indonesia
Tahun 2005-2011 (persen)
64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sumber: data sekunder, diolah: 2014
Data statistik pada tabel 16 menunjukkan bahwa banyak BUK yang belum
mencapai tingkat efisiensi teknik 100 persen (inefisien) pada tahun 2005-2011.
Bank-bank yang inefisien, dapat dikatakan bahwa bank tersebut belum dapat
memaksimalkan nilai input dan output yang dimilikinya. Hal ini berarti nilai input
dan output yang dicapai oleh bank yang inefisien belum dapat meraih target yang
sebenarnya (Harjum Muharam dan Pusvitasari, 2007).
2. Hasil Perbandingan dan Analisis Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah
(BUS) dan Bank Umum Konvensional (BUK) di Indonesia Tahun 2005-2011
Untuk melihat apakah terdapat perbedaan nilai efisiensi secarasignifikan antara
masing-masing kelompok bank maka dilakukan dengan uji independent sample t test
yang sebelumnya mensyaratkan adanya distribusi data yang normal.
65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data disini dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji
normalitas Kolmogorov-S mirnov dengan program SPSS 15.
Tabel 8Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Bank K-S Signifikasi Bank Umum Syariah (BUS) 0.222 0.178Bank Umum Konvensional (BUK) 0.135 0.200
Sumber : Hasil perhitungan SPSS 15
Hasilnya menunjukan bahwa nilai K-S untuk variabel BUS sebesar 0,222
dengan probabilitas signifikasi 0,178 dan nilainya jauh di atas α = 0,05 hal ini berarti
bahwa Ho diterima atau data berdistribusi normal. Variabel BUK memiliki nilai K-S
= 0,135 dengan probabilitas signifikasi 0,200 nilainya jauh di atas α = 0,05 hal ini
berarti bahwa Ho diterima atau data berdistribusi normal.
b. Uji Independent sample t test
Uji T-test bertujuan untuk mengetahui besarnya perbedaan signifikan :
1. Hipotesis 1
Tabel 9Hasil Uji Beda Independent Sample T-Test
Bank Nilai t HitungNilai probabilitas
Bank Umum Syariah (BUS) danBank Umum Konvensional
(BUK) -4.203 0.00
Sumber : Hasil perhitungan SPSS 15
66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari hasil pengujian Levene’s test untuk kesamaan ragam, diperoleh nilai sig F
sebesar 0,205 (sig > α 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa kedua populasi
berasal dari ragam yang sama. Karena kedua ragam sama, maka menggunakan uji t
pada baris pertama (equal variance assumed).
Besar t hitung yang diperoleh adalah -4.203, Df = 28, sig = 0,00 berdasarkan
nilai probabilitasnya p ≤ 0,01 maka H1 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan efisiensi antara bank konvensional dengan bank syariah selama
periode 2005-2011.
Hasil ini sama dengan penelitian Ascarya, et al (2008) yang menunjukkan ada
perbedaan efisiensi antara bank konvensional dengan bank syariah, dan bank
syariah relatif lebih efisien dibandingkan bank konvensional. Kinerja bank syariah
mengalami kenaikan dari tahun ke tahun selama periode pengamatan tahun 2002-
2006, kecuali pada tahun 2004. Hal ini karena perbankan syariah melakukan langkah
yang ekspansif pada tahun 2004
2.Hipotesis 2
Tabel 10 Hasil Analisis untuk DEA BUS dan BUK Sebelum Krisis Global 2008
Bank Nilai t HitungNilai probabilitas
Bank Umum Syariah (BUS) danBank Umum Konvensional
(BUK) Sebelum Krisis Global2008
-19.069 0.00
67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sumber : Hasil perhitungan SPSS 15
Dari hasil pengujian Levene’s test untuk kesamaan ragam, diperoleh nilai sig F
sebesar 0,126 (sig > α 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa kedua populasi
berasal dari ragam yang sama. Karena kedua ragam sama, maka menggunakan uji t
pada baris pertama (equal variance assumed).
Besar t hitung yang diperoleh adalah -19.069, Df = 4, sig = 0,00 berdasarkan
nilai probabilitasnya p ≤ 0,01 maka H1 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan efisiensi antara bank konvensional dengan bank syariah
sebelum krisis 2008.
Tabel 11
Hasil Analisis uji-t untuk DEA BUS dan BUK Sesudah Krisis Global 2008
Bank Nilai t HitungNilai probabilitas
Bank Umum Syariah (BUS) danBank Umum Konvensional
(BUK) Sesudah Krisis Global2008
-14.122 0.00
Sumber : Hasil perhitungan SPSS 15
Dari hasil pengujian Levene’s test untuk kesamaan ragam, diperoleh nilai sig F
sebesar 0,061 (sig > α 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa kedua populasi
berasal dari ragam yang sama. Karena kedua ragam sama, maka menggunakan uji t
pada baris pertama (equal variance assumed).
68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Besar t hitung yang diperoleh adalah -14.122, Df = 6, sig = 0,00 berdasarkan
nilai probabilitasnya p ≤ 0,01 maka H1 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan efisiensi antara bank konvensional dengan bank syariah
sesudah krisis 2008.
Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara bank syariah dan bank konvensional sebelum dan sesudah krisis global tahun
2008, seperti pada penelitian Agung Yulianto (2010). Penelitian tersebut juga
menghasilkan bahwa kinerja perbankan syariah terbukti cenderung lebih stabil dan
mampu bertahan disaat krisis finansial global lain halnya dengan perbankan
konvensional yang cenderung mengalami ketidakstabilan disaat krisis.
3. Hipotesis 3
Tabel 12
Hasil Analisis uji-t untuk DEA BUS Besar dan BUS Kecil Sebelum Krisis
Global 2008
Bank Nilai t HitungNilai probabilitas
Bank Umum Syariah (BUS)Besar dan Kecil Sebelum Krisis
Global 2008 -20.232 0.01
Sumber : Hasil perhitungan SPSS 15
Setelah dilakukan uji analisis dengan mempergunakan uji-t diperoleh hasil kerja
efisiensi, signifikasi (2-tiled) = 001. Nilai P-Value lebih kecil dari 0,05 maka HI
69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
diterima, artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara bank syariah besar dan
bank syariah kecil sebelum krisis global tahun 2008.
Tabel 13
Hasil Analisis uji-t untuk DEA BUS Besar dan BUS Kecil Sesudah Krisis
Global 2008
Bank Nilai t HitungNilai probabilitas
Bank Umum Syariah (BUS)Besar dan Kecil Sesudah Krisis
Global 2008 -1.632 0.244
Sumber : Hasil perhitungan SPSS 15Setelah dilakukan uji analisis dengan mempergunakan uji-t diperoleh hasil kerja
efisiensi, signifikasi (2-tiled) = 244. Nilai P-Value lebih besar dari 0,05 maka HI
ditolak, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara bank syariah besar
dan bank syariah kecil sesudah krisis global tahun 2008.
Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara bank syariah besar dan bank syariah kecil sebelum krisis global tahun 2008
tetapi tidak terdapat perbedaan yang signifikan efisiensi antara bank syariah besar
dan bank syariah kecil sesudah krisis global tahun 2008. Hasil ini berbeda dengan
Penelitian Taufiq Hassan, et al, (2009) bahwa tidak ada signifikansi perbedaan antara
skor efisiensi antara bank kecil dibandingkan dengan bank besar, bank konvensional
dan bank islam besar, dan kecil dibandingkan konvensional kecil kelompok bank
syariah.
4.Hipotesis 4
Tabel 14
70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Hasil Analisis uji-t untuk DEA BUK Besar dan BUK Kecil Sebelum Krisis
Global 2008
Bank Nilai t HitungNilai probabilitas
Bank Umum Konvensional(BUK) Besar dan Kecil Sebelum
Krisis Global 2008 -1.507 0.01
Sumber : Hasil perhitungan SPSS 15
Setelah dilakukan uji analisis dengan mempergunakan uji-t diperoleh hasil kerja
efisiensi, signifikasi (2-tiled) = 002. Nilai P-Value lebih kecil dari 0,05 maka HI
diterima, artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara bank syariah besar dan
bank syariah kecil sebelum krisis global tahun 2008.
Tabel 15
Hasil Analisis uji-t untuk DEA BUK Besar dan BUK Kecil dan Sesudah
Krisis Global 2008
Bank Nilai t HitungNilai probabilitas
Bank Umum Konvensional(BUK) Besar dan Kecil Sesudah
Krisis Global 2008 -1.056 0.402
Sumber : Hasil perhitungan SPSS 15
Setelah dilakukan uji analisis dengan mempergunakan uji-t diperoleh hasil kerja
efisiensi, signifikasi (2-tiled) = 402. Nilai P-Value lebih besar dari 0,05 maka HI
ditolak, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara bank syariah besar
dan bank syariah kecil sesudah krisis global tahun 2008.
71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara bank konvensional besar dan bank konvensional kecil sebelum
krisis global tahun 2008 tetapi tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
efisiensi bank syariah besar dan bank syariah kecil sesudah krisis global tahun 2008,
hasil yang sama dintujukkan oleh penelitan Ali Shah, et al (2011) bahwa ukuran dan
kepemilikan memiliki hubungan signifikan dengan nilai efisiensi pendapatan.
C. Pembahasan
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa jumlah input dan output baik untuk
bank konvensional maupun bank syariah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Sedangkan pencapaian rata-rata efisiensi teknik bank konvensional dan bank syariah
mengalami fluktuasi selama periode pengamatan. Di sisi lain, ada beberapa bank
konvensional maupun bank syariah yang mengalami inefisiensi.
Ketidakefisienan tersebut disebabkan kurang maksimalnya penggunaan input
dan outputnya baik oleh bank konvensional maupun bank syariah. Inefisiensi terjadi
padavariabel input (simpanan, aset, dan biaya tenaga kerja) dan variabel outputnya
(pembiayaan dan pendapatan). Sutawijaya dan Lestari (2009:53) menyatakan bahwa
pengukuran efisiensi teknik cenderung terbatas hanya pada hubungan teknik dan
operasional dalam proses konversi input menjadi output. Hal tersebut berarti bahwa
72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
untuk meningkatkan efisiensi teknik hanya perlu menggunakan kebijakan mikro yang
bersifat intenal, yaitu dengan cara pengendalian dan mengalokasikan sumber daya
secara optimal. Pertama, ketidakefisienan penggunaan input simpanan oleh bank
konvensional dan bank syariah terlihat dengan jumlah input simpanan yang masih
lebih besar dibandingkan targetnya. Hal ini menandakan bahwa perannya sebagai
input tidak maksimal untuk menghasilkan output.Upaya yang bisa dilakukan adalah
dengan mengalokasikan input simpanan yang berlebih ke bagian total aset khususnya
aset yang bersifat produktif.
Kedua, ketidakefisienan input aset terjadi karena penggunaan jumlah aset
melebihi target yang dibutuhkan. Aset adalah seluruh kekayaan yang dimiliki oleh
bank meliputi kas, giro pada Bank Indonesia, penempatan pada bank lain, surat
berharga yang dimiliki, pembiayaan atau kredit, dan aktiva tetap yang dimiliki. Solusi
yang dapat dilakukan adalah dengan menambah porsi pembiayaan yang merupakan
bagian dari aset total itu sendiri. Meningkatnya jumlah pembiayaan akan
memperlancar proses intermediasi baik bank konvensional maupun bank syariah dan
menambah pendapatan operasional terutama yang berasal dari penyalurandana.
Ketiga, inefisiensi input biaya tenaga kerja terjadi karena jumlah biaya tenaga
kerja yang harus dikeluarkan lebih besar dari yang dibutuhkan. Besarnya biaya
tenaga kerja bisa diakibatkan karena banyaknya jumlah tenaga kerja yang digunakan.
Bank konvensional dan bank syariah memiliki masalah yang sama, yaitu
peningkatan jumlah tenaga kerja tidak diimbangi dengan skill yang memadai
sehingga menyebabkan bank mengalami penurunan produktivitas . Kondisi tersebut
73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sesuai dengan teori law of diminishing marginal return, dimana penambahan tenaga
kerja justru akanmenyebabkan penurunan marjinal tenaga kerja. Rekomendasi
kebijakanyang disarankan adalah dengan adanya aturan internal bank
untukmenggunakan sistem kontrak untuk pegawainya.
Ketidakefisienan output terjadi pada pembiayaan dan pendapatan.pertama,
jumlah pembiayaan lebih kecil dari target yang telah ditentukan.Hal tersebut dapat
terjadi karena adanya prinsip kehati-hatian oleh bank sebelum memberikan kredit.
Namun hendaknya kehati-hatian yang dilakukan oleh bank tidak menghambat target
yang telah ditentukan.Solusi yang dapat ditempuh adalah dengan tetap melaksanakan
prinsip kehati-hatian dan tidak menghambat target yang telah ditentukan serta
melakukan pengawasan secara ketat setelah memberikan kredit. Kedua, jumlah
pendapatan masih belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Perbaikan ini dapat
dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, peningkatan pembiayaan dengan cara
inovasi produk dan biaya-biaya pelayanan jasa terkait dengan input simpanan (safe
deposit box, biaya administrasi dan lainnya). Langkah tersebut akan meningkatkan
pendapatan bunga/bagi hasil dan pendapatan operasional.
Bank konvensional masih terlalu dominan dibandingkan dengan bank syariah,
terbukti dengan jumlah simpanan, aset, dan biaya tenaga kerja yang lebih tinggi
dibandingkan bank syariah. Kinerja bank syariah yang semakin baik akan
mempengaruhi kepercayaan masyarakat, dan nantinya akan diikuti dengan
meningkatnya jumlah simpanan dan aset yang dimiliki. Sehingga kedepannya bank
74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
syariah diharapkan mampu bersaing dengan bank konvensional yang telah ada
terlebih dahulu.
Perbandingan nilai t dan probabilitas yang didapat, maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan efisiensi antara bank konvensional dengan bank syariah
selama periode 2005-2011. Hal ini dapat dilihat dari rata- rata mean bank syariah
lebih tinggi yang menunjukkan bank syariah lebih efisien. Bank syariah lebih bisa
mengelola input dan output daripada bank konvensional.
Penelitian ini juga menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara efisiensi bank syariah dan bank konvensional sesudah krisis global tahun
2008, hal ini dikarenakan pemerintah telah menyiapkan antisipasi terhadap dampak
dari Subprime Mortgage U.S Crisis yaitu dengan dikeluarkannya Pasal 11 Undang-
Undang No.3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia, yang menetapkan bahwa bank-
bank dapat kembali memanfaatkan fasilitas kredit jangka pendek untuk keperluan
memenuhi kebutuhan likuiditas harian bank-bank, melalui instrumen pelaksanaan
kebijakan moneter Fasilitas Diskonto (Discount Window) Bank Indonesia selaku
Otoritas Moneter, dengan agunan aset kredit yang lancer, Dengan demikian para
investor dan masyarakat tidak perlu takut bank-bank akan terkena imbasnya dan
menarik dananya dari bank. Hal ini di dasarkan pada asumsi bank syariah tidak
menggunakan system bunga, sedangkan krisis yang terjadi di Amerika bermula dari
suku bunga kredit untuk memperoleh kepemilikan rumah sangat rendah sehingga
semua orang yang sebenarnya tidak layak mendapat kredit bisa mendapatkan kredit
agar bisnis perumahan menjadi booming. Tetapi ketika suku bunga kredit dinaikkan
75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
banyak nasabahnya yang gagal bayar. Sedangkan di bank syariah dalam menjalankan
kegiatannya tidak menganut system bunga. Dengan demikian para investor yang
menanamkan dananya ke bank syariah tidak perlu khawatir karena bank syariah
menjalankan kegiatannya menganut system bagi hasil.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data dan hasil analisis data yang mengacu pada
masalah dan tujuan penelitian, maka dapat dirumuskan kesimpulan
penelitian sebagai berikut :
1. Terdapat perbedan efisiensi yang signifikan antara Bank umum syariah dan
bank umum konvensianal dengan pendekatan DEA, dan dari hasil uji
tersebut juga dapat dilihat bahwa Bank Umum Konvensional lebih efisien
dan Bank Umum Syariah.
2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara bank syariah dan bank
konvensional sebelum dan sesudah krisis global tahun 2008
3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara bank syariah besar dan bank
syariah kecil sebelum krisis global tahun 2008 tetapi tidak terdapat
76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perbedaan yang signifikan efisiensi antara bank syariah besar dan bank
syariah kecil sesudah krisis global tahun 2008
4. Terdapat perbedaan yang signifikan antara bank konvensional besar dan
bank konvensional kecil sebelum krisis global tahun 2008 tetapi tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara efisiensi bank syariah besar dan
bank syariah kecil sesudah krisis global tahun 2008
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuaraikan diatas, terdapat beberapa
saran yang dapat disampaikan:
1. Bank konvensional dan bank syariah yang belum mampu mencapai efisiensi
teknik 100 persen, dapat melakukan upaya kebijakan internal dengan cara:
a. Ketidakefisienan penggunaan input simpanan oleh bank konvensional dan
bank syariah terlihat dengan jumlah input simpanan yang masih lebih besar
dibandingkan targetnya. Hal ini menandakan bahwa perannya sebagai input
tidak maksimal untuk menghasilkan output. Upaya yang bisa dilakukan adalah
dengan mengalokasikan input simpanan yang berlebih ke bagian total aset
khususnya aset yang bersifat produktif. Cara ini dapat dilakukan dengan
peningkatan jumlah pemberian kredit/pembiayaan seperti kredit produktif dan
kredit perdagangan untuk bank konvensional, serta pembiayaan mudharabah,
istishna, dan ijarah untuk bank syariah.
b. Ketidakefisienan input aset terjadi karena penggunaan jumlah aset melebihi
target yang dibutuhkan. Aset adalah seluruh kekayaan yang 132 dimiliki oleh
77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
bank meliputi kas, giro pada Bank Indonesia, penempatan pada bank lain, surat
berharga yang dimiliki, pembiayaan atau kredit, dan aktiva tetap yang dimiliki.
Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan menambah porsi pembiayaan yang
merupakan bagian dari aset total itu sendiri. Meningkatnya jumlah pembiayaan
akan memperlancar proses intermediasi baik bank konvensional maupun bank
syariah dan menambah pendapatan operasional terutama yang berasal dari
penyaluran dana
c. Kebijakan mengenai inefisiensi input biaya tenaga kerja dapat dilakukan
adalah dengan adanya aturan internal bank untuk menggunakan sistem kontrak
untuk pegawainya dan yang bekerjasama dengan lembaga pendidikan atau
Universitas-universitas dalam hal penyediaan SDM yang berkualitas. Dengan
melakukan cara diatas, diharapkan dapat memperkecil biaya tenaga kerja dan
meningkatkan produktivitas bank karena memiliki SDM yang berkualitas..
C. Keterbatasan dan Rekomendasi
Keterbatasan penelitian ini adalah kurangnya jumlah sampel bank syariah. Dari
tahun 2005 sampai dengan 2011 jumlah bank syariah masih jauh lebih rendah
dibanding dengan bank konvensional. Seiring dengan perkembangan jumlah bank
syariah yang terus meningkat, maka rekomendasi bagi penelitian selanjutnya adalah
dengan menambah jumlah sampel yang diteliti.
Bagi peneliti yang hendak mengadakan penelitian sejenis, hendaknya mencoba
menggunakan analisis efisiensi dengan DEA yang menggunakan asumsi VRS
78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(Variabef Return to Scale) sehingga semua unit yang diukur akan menghasilkan
perubahan pada berbagai tingkat output, selain itu memperhatikan bahwa suatu
teknologi dapat juga membawa ke dalam kondisi VRS, membuka kemungkinan
bahwa skala produksi mempengaruhi efisiensi. Selain itu, disarankan pula bagi
peneliti selanjutnya untuk menganalisis faktor-faktor eksternal (diluar variabel input
dan output yang mempengaruhi efisiensi sehingga akan diperoleh analisa yang lebih
komprehensif mengenai efisiensi. Selain itu pula, bagi peneliti selanjutnya diharapkan
dapat menganalisa perbandingan efisiensi antar bank (bukan antar kelompok bank)
dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan periode penelitian yang lebih lama
sehingga nantinya akan dapat diperoleh gambaran kondisi efisiensi perbankan di
Indonesia yang lebih luas dan jelas.
79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal, Kinerja Efisiensi Pada Bank Umum. Jurnal Ekonomi danKeuangan.STIE Perbanas. Jakarta. 2007
Ali Shah Idrees, Syed Zulfiqar Ali Shah and Habib Ahmad. 2011. “Comparing theefficiency of Islamic versus conventional banking: through data envelopmentanalysis (DEA) model”. African Journal of Business Management. Vol. 6(3),pp. 787-798.
Andiwarman, Karim. 2010. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta
Antonio, Muhammad, 2001. Bank Syariah. Salemba Empat Jakarta.
Ascarya, Diana Y. dan Guruh S. R. 2008. ”Analisis Efisiensi PerbankanKonvensional dan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Data EnvelopmentAnalysis (DEA).” Paper dalam Buku Current Issues Lembaga KeuanganSyariah, TIM IAEI, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Awan Abdul Ghafoor , 2009. “Comparison Of Islamic And Conventional Banking InPakistan”. Proceedings 2nd CBRC, Lahore, Pakistan
Bank Indonesia. 2014. Statistik Perbankan Syariah. http://www.bi.go.id. Diaksestanggal 5 April 2009.
Direktorat Perbankan Syariah. 2010. Outlook Perbankan Syariah 2011. Jakarta:Bank Indonesia.Humas Bank Indonesia. 2010. Krisis Global danPenyelamatan atas Sistem Perbankan Indonesia. Jakarta: Bank Indonesia.
Elvira, Prasetiono, 2012. “Efisiensi teknis dan efisiensi profitabilitas Perbankansebelum dan setelah krisis ekonomi 2008 Dengan menggunakan metode non
80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
parametrik data Envelopment analysis”. Diponegoro Journal Of ManagementVolume 1, Nomor 2, Halaman 34-48
Halim, Abdul dan Hanafi, M. Mamduh. 2007. Analisis Laporan Keuangan.Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Hasan. T, Mohamad. S dan Bader. MK. 2009. Efficiency of conventional versusIslamic banks: evidence from the Middle East. International Journal of Islamicand Middle Eastern Finance and Management. Vol. 2 No. 1, 2019 pp. 46-65 q
Kasmir, 2004. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada
Kumar Mukesh dan Charles Vincent, 2012. “Evaluating the Performance of IndianBanking Sector using Data Envelopment Analysis during Post-Reform andGlobal Financial Crisis”. CENTRUM Católica’s Working Paper Series No.2012-09-0007
Kuncoro, M.. 2008. Memahami Krisis Keuangan Global. Jakarta. DepartemenKomunikasi dan Informatika. (Online), (http:mudrajad.com/upload/memahami%20krisis%20global.pdf)
Muhammad, 2005. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah Edisi Revisi. Yogyakarta:UII Press.
Muharam, Harjum dan Rizki Pusvitasari. 2007. “Analisis Perbandingan EefiisiensiBank Syariah di Indonesia dengan Metode Data Envelopment Analysis PeriodeTahun 2005”. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Vol.11 No.03.
Muliaman D. H., Wimboh S., Dhaniel I. dan Eugenia M. 2003. “Analisis EfisiensiIndustri Perbankan Indonesia: Penggunaan Metode Non-Parametrik DataEnvelopment Analysis (DEA).” Bank Indonesia Research Paper, Jakarta: BankIndonesia.
Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Jakarta:Salemba Empat.
Nugraha, Adi Rino dan Muharam.2010. “Analisis Perbandingan Efisiensi BankUmum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) Dengan MetodeStochastic Frontier Analysis (periode 2005-2009)”. Tulisan Dipublikasikan.2010
81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Nuryati, dan Amethysa Gendis Gumilar, 2009. Analisis Perbandingan Bank UmumKonvensional Dan Bank Umum Syariah, Surakarta.
Pratikto, Heri dan Iis Sugianto, 2011. “Kinerja Efisiensi Bank Syariah Sebelum DanSesudah Krisis Global Berdasarkan Data Envelopment Analysis”, JurnalEkonomi Bisnis, volume.:16, no. 2
Putri, Vicky Rahma dan Niki Lukviarman. 2008. “Pengukuran Kinerja BankKomersial Dengan Pendekatan Efisiensi: Studi Terhadap Perbankan Go-Publicdi Indonesia. JAAI. Vol 12 No.1. Hal 37-52
Said Ali (2012). “Efficiency in Islamic Banking during a FinancialCrisis-an EmpiricalAnalysis of Forty-Seven Banks”. Journal of Applied Finance & Banking, vol.2,no.3, 2012, 163-197.
Sekaran, Uma1. 2006. Research Methods for Business-Metodologi Penelitian untukBisnis. Buku ke-1, Edisi ke-4. Jakarta: Salemba Empat.
______2. 2006. Research Methods for Business-Metodologi Penelitian untuk Bisnis.Buku ke-2, Edisi ke-4. Jakarta: Salemba Empat.
Sudarsono, Heri (2009). “Dampak Krisis Keuangan Global terhadap Perbankan diIndonesia: Perbandingan antara Bank Konvensional dan Bank Syariah”. JurnalEkonomi Islam. Volume III, No. 1.
Sugiyono. 2013. Statistika Untuk Penelitian. Cetakan ke-22. Bandung: Alfabeta.
Sutawijaya, A. dan Lestari, E. P. 2009. “Efisiensi Teknik Perbankan Indonesia PascaKrisis Ekonomi: Sebuah Studi Empiris Penerapan Model DEA”. JurnalEkonomi Pembangunan, Vol. 10 No.1.
Syafi’i, M. A1. 1999. Bank Syariah dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani Press.
______2. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani Press.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998. Tentang Perubahan Atas UU no. 7 tahun1992 Tentang Perbankan
Yulianto, Agung. 2010. “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan,Konvensional Dengan Perbankan Syariah Sebelum Dan Saat Krisis FinansialGlobal Tahun 2006-2009. Tesis. Fakultas Ekonomi Universitas NegeriSemarang
82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Website:www.bi.go.idwww.idx.co.idwww.ojk.go.id
83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user