e - case obsgyn kala ii lama

6
KATEGORI : Ilmu Kebidanan dan Kandungan JUDUL: Kala II Lama pada Wanita 28 tahun G1P0A0 dengan Hamil Aterm ABSTRAK Persalinan kala II memanjang (prolonged expulsive phase) merupakan persalinan dengan his yang adekuat tetapi tidak didapatkan kemajuan persalinan maupun penurunan dari kepala janin. Persalinan kala II memanjang merupakan fase terakhir pada persalinan macet yang dapat menyebabkan dehidrasi,infeksi , ibu kelelahan, asfiksia janin serta kematian janin dalam rahim.Penyebab yang dapat menyebabkan kala II lama antara lain Kelainan letak janin,kelainan –kelainan panggul, pimpinan partus yang salah, janin besar atau terdapat kelainan congenital, primi tua, perut gantung atau grandemulti,ketuban pecag dini. Penatalaksanaan yang dilakukan pada ibu dengan kala II memanjang yaitu dapat dilakukan partus spontan, ekstraksi vakum, ekstraksi forceps, sectio caesaria. ISI Wanita 28 tahun G1P0A0 hamil 40 minggu 5 hari dating ke RS dengan kala II lama.Pasien dating diantar bidan. Pembukaan serviks lengkap dan ketuban telah pecah sejak 2 jam yang lalu.Pasien telah dipimpin mengejan sejak pembukaan lengkap dan ketuban telah

Upload: ikharetno

Post on 30-Nov-2015

59 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KATEGORI :

Ilmu Kebidanan dan Kandungan

JUDUL:

Kala II Lama pada Wanita 28 tahun G1P0A0 dengan Hamil AtermABSTRAK

Persalinan kala II memanjang (prolonged expulsive phase) merupakan persalinan dengan his yang adekuat tetapi tidak didapatkan kemajuan persalinan maupun penurunan dari kepala janin. Persalinan kala II memanjang merupakan fase terakhir pada persalinan macet yang dapat menyebabkan dehidrasi,infeksi , ibu kelelahan, asfiksia janin serta kematian janin dalam rahim.Penyebab yang dapat menyebabkan kala II lama antara lain Kelainan letak janin,kelainan kelainan panggul, pimpinan partus yang salah, janin besar atau terdapat kelainan congenital, primi tua, perut gantung atau grandemulti,ketuban pecag dini. Penatalaksanaan yang dilakukan pada ibu dengan kala II memanjang yaitu dapat dilakukan partus spontan, ekstraksi vakum, ekstraksi forceps, sectio caesaria.

ISI

Wanita 28 tahun G1P0A0 hamil 40 minggu 5 hari dating ke RS dengan kala II lama.Pasien dating diantar bidan. Pembukaan serviks lengkap dan ketuban telah pecah sejak 2 jam yang lalu.Pasien telah dipimpin mengejan sejak pembukaan lengkap dan ketuban telah pecah, tetapi tidak didapatkan penurunan kepala janin dan kemajuan persalinan.Saat dibawa ke RS ibu sudah tampak kelelahan dan keluar keringat dingin. Vital Sign : Tekanan darah 100/70 mmHg,frekuensi nadi : 100x/menit,frekuensi nafas 24x/menit, T : 36,5 C.Pemeriksaan Fisik : Keadaan umum kelelahan,kesadaran :compos mentis, Conjungtiva tidak anemis,sclera tidak ikterik,Cor/pulmo dalam batas normal,edema ekstremitas +/+. Status Obsetri : Perut tampak membuncit membujur,TFU 33 cm, TBJ 3410 gram.Janin 1 intra uterin punggung kanan presentasi kepala turun di hodge III, lender darah (+).Pembukaan lengkap,effacement 100% . DJJ 144x/menit (Doppler).DIAGNOSIS

G1P0A0, 28 tahun, Umur Kehamilan 40 Minggu 5 hari

Janin Tunggal Hidup Intrauterin,

Presentasi Kepala, Punggung Kiri

Inpartu kala II

Kala II lama

TERAPISikap: Kosongkan Vesika Urinaria,Pimpin persalinan, Persalinan vakum ekstraksi

DISKUSI

Pasien ini didiagnosis kala II lama dikarenakan pasien telah dipimpin mengejan selama 2 jam,tetapi belum didapatkan penurunan kepala janinserta kemajuan persalinan. Persalinan kala dua ditandai dengan dilatasi serviks yang lengkap (10cm ). Ibu mulai merasa ingin mengedan dan seiring dengan turunnya bagian bawah janin timbl keinginan untuk berdefekasi.Kontraksi uterus dan daya dorong yang menyertai dapat berlangsung selama 90 detik dan terjadi lagi setelah fase istirahat miometrium yang lama nya kurang lebih 60 detik.(Cunningham,dkk. 1995).

Median durasi kala II adalah 50 menit pada nulipara dan 20 menit pada multipara.Pada wanita yang mempunyai paritas lebih tinggi dan vagina serta perineum yang lemas cukup membutuhkan dua atau tiga kali dorong setelah terjadi pembukaan servik lengkap. Sebaliknya pada wanita dengan panggul sempit, janin besar atau gangguan daya dorong maka kala II dapat memanjang.(Cunningham dkk, 1995)

Persalinan kala II memanjang (prolonged expulsive phase) atau disebut juga partus tak maju adalah suatu persalinan dengan his yang adekuat namun tidak menunjukkan kemajuan pada pembukaan serviks, turunnya kepala dan putaran paksi selama 2 jam terakhir. Biasanya persalinan pada primitua dapat terjadi lebih lama.Persalinan kala II memanjang merupakan fase terakhir dari suatu partus yang macet dan berlangsung terlalu lama sehingga timbul gejala gejala seperti dehidrasi, infeksi, kelelahan ibu serta asfiksia dan kematian janin dalam kandungan (IUFD).

Sebab sebab terjadinya yaitu multikomplek atau bergantung pada pengawasan selagi hamil, pertolongan persalinan yang baik dan penatalaksanaannya.

Faktor faktor penyebabnya adalah :

1.Kelainan letak janin.

2.Kelainan kelainan panggul.

3.Kelainan his dan mengejan.

4.Pimpinan partus yang salah.

5.Janin besar atau ada kelainan kongenital.

6.Primi tua.

7.Perut gantung atau grandemulti.

8.Ketuban pecah dini.

Gejala klinik yang muncul pada ibu antara lain: gelisah, letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat, pernafasan cepat. Di daerah lokal sering dijumpai : Ring v/d Bandl, edema vulva, edema serviks, cairan ketuban berbau dan terdapat mekonium.Sementara pada janin ditemukan :

1. Denyut jantung janin cepat/hebat/tidak teratur bahkan negative

2. Air ketuban terdapat mekonium, kental kehijau-hijauan dan berbau

3. Caput Succedeneum yang besar

4. Moulage kepala yang hebat

5. IUFD (Intra Uterin Fetal Death)

Penatalaksanaan yang dilakukan pada ibu dengan kala II memanjang yaitu dapat dilakukan partus spontan, ekstraksi vakum, ekstraksi forceps, sectio caesaria.

Jika malpresentasi dan tanda-tanda obstruksi bisa disingkirkan, berikan infuse. oksitosin.Jika tidak ada kemajuan penurunan kepala :

1)Jika kepala tidak lebih dari 1/5 di atas simfisis pubis atau bagian tulang kepala di stasion (O), lakukan ekstraksi vakum atau cunam.

2)Jika kepala diantara 1/5-3/5 di atas simfisis pubis, atau bagian tulang kepala di antara stasion (O)-(-2), lakukan ekstraksi vakum.

3)Jika kepala lebih dari 3/5 di atas simfisis pubis atau bagian tulang kepala di atas stasion (0 -2 ) lakukan seksio caesarea.

KESIMPULAN

Pada pasien ini didiagnosis kala II dikarenakan sudah dipimpin persalinan selama 2 jam tidak didapatkan penurunan kepala janin maupun kemajuan persalinan.Pemeriksaan fisik pasien juga mendukung dari criteria gejala klinis berupa kelelahan,nadi kuat,nafas cepat,keringat dingin.Sikap pada pasien ini sudah tepat dengan menggunakan vakum ekstraksi.REFERENSI

- Cuningham, F, G., MacDonald, P, C., Gant, N, F. 1995. Obstetri William Vol 1. EGC. Jakarta.

- Wiknjosastro, H., Saifuddin, B, A., Rachimhadhi, T. 2006. Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. PENULISIkha retnoefriyanti ,Program Elective Posting,

Bagian Ilmu Kandungan dan Kebidanan,

RSUD TIDAR Magelang,Kab. Magelang,Jawa