e3. metode studi
DESCRIPTION
metodeTRANSCRIPT
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
III. Metode StudiStudi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) kegiatan
Pembangunan Kawasan Industri PT Timah. Salah satu tahap yang paling penting
dalam proses AMDAL adalah prakiraan dan evaluasi dampak penting akibat
kegiatan tersebut terhadap lingkungan. Metode yang digunakan dalam Studi
AMDAL ini secara berurutan meliputi tiga langkah, yaitu: (1) metode pengumpulan
dan analisis data, (2) metode prakiraan dampak dan penentuan dampak penting,
dan (3) metode evaluasi dampak penting. Adapun data-data yang diperlukan untuk
penyusunan AMDAL kegiatan Pembangunan Kawasan industri PT Timah terdiri
atas data primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang diukur atau
diambil langsung dari tapak proyek termasuk pekerjaan analisis sampel di
laboratorium serta wawancara langsung dengan penduduk yang tinggal di sekitar
lokasi kegiatan. Sementara data sekunder diperoleh dari studi literatur, laporan-
laporan hasil penelitian terdahulu, dokumen atau laporan dinas/instansi terkait serta
informasi yang diperoleh dari pihak lain yang berwenang.
Deskripsi tentang rencana kegiatan dan rona awal lingkungan menjadi dasar
dalam Studi AMDAL. Metode studi yang akan digunakan untuk penyelesaian setiap
langkah analisis tersebut di atas diuraikan secara rinci sebagai berikut :
3.1. Metode Pengumpulan dan Analisis Data3.1.1. Komponen Fisik-Kimia
Metode pengumpulan dan analisis data untuk aspek fisik-kimia meliputi iklim,
hidrologi, kualitas udara, kebisingan, tanah, dan kualitas air. Masing-masing
komponen dari aspek fisik-kimia tersebut adalah sebagai berikut :
3.1.1.1. Iklima. Metode Pengumpulan Data
Tahap awal dari metode ini adalah pengumpulan data dan hal ini meliputi data
primer maupun sekunder. Data primer merupakan data hasil pengukuran lapangan
secara langsung dan sesaat, sedangkan data sekunder merupakan kompilasi data
jangka panjang yang diukur dan dikumpulkan oleh instansi yang berkompeten dan
berwenang. Untuk data iklim, instansi yang berwenang adalah BMKG (Badan
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-1
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
Meteorologi-Klimatologi dan Geofisika) sedangkan untuk data hidrologi, instansi
yang berwenang adalah Dept. Pekerjaan Umum.
Cuaca dan iklim dinyatakan dengan susunan nilai unsur fisika atmosfer
(disebut unsur cuaca atau unsur iklim) yang terdiri dari: radiasi surya, lama
penyinaran surya, suhu udara, kelembaban udara, tekanan udara,
evaporasi/evapotranspirasi dan presipitasi. Cuaca adalah nilai sesaat dari atmosfer
yang terjadi di suatu tempat dan lokasi tertentu, sedangkan iklim merupakan rata-
rata cuaca pada suatu wilayah yang lebih luas dan rentang waktu yang lebih
panjang.
Dalam studi ini unsur cuaca yang diamati adalah suhu udara dan kelembaban
relatif (RH). Alat yang digunakan untuk mengukur unsur cuaca tersebut adalah
termometer digital dan psikrometer. Nilai suhu udara diperoleh dengan cara
membaca langsung dari peralatan thermometer digital yang digunakan. Nilai
kelembaban relatif diperoleh dengan membaca skala kelembaban relatif yang
terdapat pada psikrometer itu sendiri yaitu dengan mengkombinasikan data
pengamatan suhu bola basah dan bola keringnya. Pengamatan suhu dan
kelembaban relatif dilakukan di sekitar areal rencana pembangunan pabrik/industri
dengan memperhatikan perbedaan kondisi lahan dan jenis tutupan/penggunaan
lahannya (Tabel 3.1).
Tabel 3.1. Pengamatan Iklim MikroKomponen dan Sub Komponen
Lingkungan
Parameter Lingkungan
Kondisi Lahan (Basah/Kering)
Penutupan Lahan
Jumlah Titik Contoh
Fisik Kimiaa. Iklim Mikro Suhu dan
Kelembaban........................... ........................
..........................
Dalam studi ini unsur iklim yang akan diamati adalah pola suhu dan
presipitasi daerah studi. Oleh karena itu, unsur iklim yang akan dikumpulkan adalah
data presipitasi dan suhu jangka panjang (data 10 tahun pengamatan). Data suhu
dan presipitasi tersebut akan diolah secara statistik guna melihat pola dan
sebarannya.
b. Metode Analisis DataKomponen iklim mikro yang dihimpun selanjutnya diseleksi dan
dikelompokkan secara statistik dan disajikan dalam bentuk tabulasi, sehingga
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-2
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
memudahkan dalam menentukan pola iklim regional daerah studi. Data tersebut
dikalkulasikan dalam rata-rata, maksimum dan minimum.
Klasifikasi iklim yang biasa digunakan sebagai acuan tingkat kebasahan suatu
daerah adalah klasifikasi hujan Schmidt dan Ferguson, sedangkan klasifikasi iklim
lain adalah klasifikasi iklim Koppen. Untuk menentukan tipe hujan setempat
digunakan klasifikasi Schmidt dan Ferguson menggunakan nilai Q (Quotient)
dengan rumus sebagai berikut :
Dimana :
K = Total rata-rata bulan kering, yang mana curah hujan < 60 mm.
B = Total rata-rata bulan basah, yang mana curah hujan > 60 mm.
Data curah hujan dan iklim yang digunakan untuk menggambarkan kondisi
iklim wilayah studi adalah data curah hujan dan iklim dari Stasiun BMKG yang
digunakan adalah curah hujan harian, temperatur udara, kelembaban relatif udara,
lama penyinaran matahari, dan kecepatan angin. Nilai-nilai curah hujan harian
digunakan untuk menggambarkan kondisi curah hujan rata-rata harian, curah hujan
maksimum harian, jumlah hari hujan dan curah hujan bulanan, sedangkan nilai-nilai
parameter temperatur udara, kelembaban relatif udara, lama penyinaran matahari
dan kecepatan angin digunakan untuk menggambarkan kondisi evapotranspirasi
potensial.
Tingkat kebasahan wilayah studi dianalisis menggunakan nilai-nilai curah
hujan bulanan. Analisis yang dilakukan adalah klasifikasi zona agroklimat (Oldeman,
1975) dan tipe hujan (Schmidt dan Ferguson, 1951). Kedua klasifikasi tersebut
menggunakan kriteria jumlah bulan basah dan jumlah bulan kering. Yang dimaksud
bulan basah menurut Oldeman adalah bulan-bulan yang memiliki intensitas lebih
dari 200 mm/bulan dan bulan kering adalah bulan-bulan yang memiliki intensitas
kurang dari 100 mm/bulan, sedangkan menurut Schmidt dan Ferguson yang
dimaksud bulan basah adalah bulan-bulan yang memiliki intensitas lebih dari 100
mm/bulan dan bulan kering adalah bulan-bulan yang memiliki intensitas kurang dari
60 mm/bulan. Metode klasifikasi zona agroklimat (Oldeman, 1975) dan tipe hujan
(Schmidt dan Ferguson, 1951) disajikan pada Gambar 3.1.
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-3
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
Gambar 3.1. Metode Klasifikasi Zone Agroklimat dan Tipe Hujan
3.1.1.2. Hidrologia. Metode Pengumpulan Data
Data hidrologi yang dikumpulkan juga terdiri dari data primer dan sekunder.
Data primer yang diukur dan dikumpulkan adalah data debit sungai sesaat dan
tinggi muka air tanah, sedangkan data sekunder meliputi data morfometri DAS,
debit sungai, sedimentasi, peta arah aliran air tanah, tinggi muka air tanah dan
tinggi pasang-surut.
Nilai debit sungai sesaat diperoleh dengan cara tidak langsung yaitu melalui
pengamatan dan pengukuran kecepatan aliran dan luas penampang basah rata-rata
pada satu segmen sungai. Kecepatan aliran diperoleh dengan metode pelampung,
yaitu diawali dengan memilih segmen sungai yang lurus dan tidak terkena arus
turbulen dari anak sungai lain. Tahap berikutnya adalah menetapkan panjang
segmen sungai yang akan diamati (misalnya: L), kemudian letakkan suatu
pelampung pada hulu segmen sungai yang diamati dan ukur waktu tempuhnya (T)
ketika mencapai hilir segmen sungai yang diamati. Rasio dari L dan T adalah besar
kecepatan aliran permukaan (V) yang terjadi di segmen sungai tersebut. Tahap
terakhir adalah mengukur dan membagi lebar hilir segmen sungai yang diamati
menjadi beberapa seksi dan pada tiap seksi diamati diukur kedalamannya.
Berdasarkan data kedalaman tersebut maka dapat diperoleh luas penampang
basah (A) dari segmen sungai yang diamati. Debit pada segmen sungai yang
diamati dapat diperoleh dengan cara mengalikan kecepatan aliran (V) dan luas
penampang basah (A)–nya.
Data tinggi muka air tanah yang dimaksud di sini adalah tinggi muka air tanah
dangkal dan diukur pada beberapa sumur gali yang ada di lokasi studi. Ukur tinggi
muka air tanah yang ada dalam sumur gali tersebut dan nyatakan ketinggiannya
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-4
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
dalam meter terhadap muka tanah setempat. Untuk analisa lebih lanjut maka ukur
pula elevasi (meter terhadap muka laut rata-rata) pada lokasi pengamatan tinggi
muka air tanah. Berdasarkan data tinggi muka air tanah tersebut maka dapat
diperkirakan dan dipetakan arah aliran airtanahnya.
Tabel 3.2. Pengamatan HidrologiKomponen dan Sub Komponen
Lingkungan
Parameter Lingkungan Sub DAS/ Sungai Keterangan
(inlet/outlet)Jumlah Titik
Contoh
Fisik Kimiaa. Hidrologi debit sesaat,
tinggi muka air tanah
........................... ........................... ...........................
Data morfometri DAS dibangun berdasarkan data yang disadap dari peta
rupa bumi khususnya data jaringan sungai di lokasi studi dan peta ini diperoleh dari
instansi terkait yang berwenang seperti Bakosurtanal. Untuk data sedimentasi,
tinggi muka air tanah jangka panjang, peta arah aliran air tanah, dan tinggi pasang
surut diperoleh dari Dept. PU atau instansi lain yang berwenang.
Pada kegiatan pembangunan kawasan industri, parameter yang akan diamati
adalah pola drainase, aliran permukaan, debit aliran sungai/saluran, dan muka air
tanah.
b. Metode Analisis DataA. Pola Drainase
Pengamatan pola drainase dilakukan pada Sungai Air Putih dan sungai Biat
melalui survei lapangan. Dari pengamatan ini akan diperoleh gambaran
kualitatif mengenai karakteristik daerah pengaliran yang meliputi luas daerah
aliran sungai dan pola drainase.
B. Debit SungaiData debit sungai diharapkan dapat diperoleh melalui pengumpulan data
sekunder, yaitu hasil pencatatan debit sungai pada suatu periode tertentu.
Pengukuran debit sesaat dilakukan pada beberapa ruas sungai. Metode yang
terakhir ini tidak dapat memberikan gambaran tentang fluktuasi debit sepanjang
tahun.
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-5
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
Untuk menghitung besarnya debit sungai akan digunakan rumus rasional, yaitu:
Q = A x V
dimana: Q = debit sungai (m3/detik)
A = luas penampang basah (m2)
V = kecepatan aliran (m/detik)
C. Aliran permukaan (Limpasan)Untuk menghitung besarnya aliran permukaan pada suatu daerah tangkapan
hujan tertentu akan digunakan rumus rasional, yaitu:
Q = 0,28 c I A
dimana: Q = debit puncak (m3/detik)
c = koefisien aliran
I = intensitas curah hujan (mm/jam)
A = Luas DAS (km2)
Pengamatan komponen hidrologi dilakukan pada :
1. Sungai Cipinang Gading di hulu dan hilir (debit).
2. Sungai-sungai kecil (sungai Air Putih, sungai Biat) yang masuk ke areal studi
(debit)
3.1.1.3. Kualitas Udara dan Kebisingana. Metode Pengumpulan Data
Data kualitas udara ambien dan kebisingan di dalam dan sekitar area
rencana pembangunan kawasan industri didapat melalui pengukuran dan
pengambilan contoh langsung di lapangan yang diteruskan dengan analisis di
laboratorium lingkungan (data primer) oleh petugas bersertifikasi. Dengan
memperhatikan arah angin maka pengambilan contoh kualitas udara ambien di 5
titik termasuk gas, debu, kelembaban, suhu dan kebisingan.
Pengambilan sampel kualitas udara ambien dilakukan pada lokasi sebelum
dan sesudah arah angin, sedangkan sebagai kontrol dilakukan pengukuran di dalam
lokasi. Personel/pelaksana pengambilan harus bersertifikat pengambilan sampel.
Khusus parameter kelembaban, suhu dan kebisingan diperlukan pengukuran di
beberapa titik di tengah dan batas kawasan industri.
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-6
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
Parameter yang diukur untuk kualitas udara meliputi debu dan gas
pencemar yaitu SO2, CO, NOx dan H2S serta kebisingan. Pengambilan sampel debu
dengan dust sampler, selanjutnya sampel-sampel tersebut dianalisis di laboratorium
lingkungan. Sampel tersebut selanjutnya dianalisis di laboratorium yang
terakreditasi KAN dan bersertifikasi ISO 17025.Pengambilan sampel dilakukan pada
siang hari masing-masing selama 1 jam pengukuran. Pengukuran tingkat
kebisingan dilakukan langsung di lapangan dengan menggunakan alat "sound level
meter".
Metode analisis kualitas udara dan tingkat kebisingan secara rinci disajikan
pada Tabel 3.3. Baku mutu kualitas udara akan mengacu pada Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 dan Kep-02/MENLH/I/1988,
sedangkan kebisingan mengacu pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor
Kep-48/MENLH/ 11/1996.
Tabel 3.3. Metode Analisis Kualitas Udara dan KebisinganNo Parameter Metode Analisis Peralatan Baku Mutu1
Kualitas udara ambient1)
- Sulfur Dioksida (SO2)- Karbon Monoksida (CO)- Oksida Nitrogen (NO2)- Debu- Timah Hitam- Amonia (NH3)- Hidrogen Sulfida (H2S)
- Hidrocarbon
PararosanilinNon DispersiveGriets Saltzman GravimetriSNI 19-2966-1992APHA-401-1997SNI 19-4818-1998RSNI4 7119.13-2009Flame Ionization
SpektrofotometerNDIR AnalyzerSpektrofotometerHi-Vol samplerHi-Vol samplerGas samplerGas samplerGas sampler
Gas sampler
365 g/m³ 1)
10.000 g/m³ 1)
150 g/m³ 1)
230 g/m³ 1)
2 g/m³ 1)
1.360 g/m³ 2))
42 g/m³ 2))
160 g/m³2 Tingkat kebisingan 2)
- Pagi- Siang- Sore/Malam- Rata-rata
PengukuranPengukuranPengukuran
Sound Level MeterSound Level MeterSound Level Meter
55 dB(A) 3)
55 dB(A) 3)
55 dB(A) 3)
55 dB(A)
Keterangan :1) Baku Mutu (BM) kualitas udara ambien menurut PP No. 41 Tahun 19992) Baku Mutu (BM) kualitas udara ambien menurut Kepmen LH Kep-02/MENLH/I/19883) Baku Mutu kebisingan menurut Kepmen LH No.: Kep-48.MenLH/11/1996
b. Metode Analisis DataData kualitas udara dianalisis berdasarkan baku mutu sesuai Peraturan
Pemerintah No. 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Data
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-7
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
konsentrasi bahan pencemar udara seperti NO2, CO, SO2 dan debu dianalisis
sehingga dampak yang ditimbulkannya terhadap komponen lingkungan dapat
ditetapkan. Windrose atau mawar angin akan dikaji dalam studi ANDAL untuk
mengetahui arah angin dominan. Pengambilan sampel akan dilakukan sesuai
Standar Nasional Indonesia SNI 19-7119.6-2005.
Data kebisingan dianalisis berdasarkan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No Kep 48/MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu Tingkat
Kebisinga Data kebisingan yang diperoleh dianalisis untuk mengetahui sejauh mana
sumber kebisingan terhadap lingkungan beserta penyebarannya. Penyebaran
kebisingan dari sumbernya dianalisis menggunakan persamaan matematis sebagai
berikut : Untuk sumber diam (tetap)
Dimana :
SL1 = tingkat kebisingan lokasi 1 pada jarak r1
SL2 = tingkat kebisingan lokasi 2 pada jarak r2
3.1.1.4. Kualitas Aira. Metode Pengumpulan Data
Pengambilan sampel kualitas air akan dilakukan di beberapa lokasi, seperti
terinci pada Tabel 3.4.Tabel 3.4. Lokasi Pengambilan Sampel Kualitas Air
No Sampel Jumlah Titik Lokasi1 Sungai Putih 2 Sebelum dan
sesudah lokasi2 Sungai Biat 2 Sebelum dan
sesudah lokasi3 Air Tanah/Sumur 2 Dalam lokasi dan
penduduk4 Air Kolong 1 Dalam lokasi5 Air Laut 2 Lokasi Bakal Jetty
Contoh untuk kualitas air sumur diambil dari 2 (dua) lokasi yaitu air sumur
penduduk di bagian hilir areal proyek dan air sumur/tanah dalam yang saat ini
sudah ada di areal proyek. Pengambilan sampel air permukaan akan mengacu
pada SNI 6989.57:2008 dan pengambilan sampel air tanah akan mengacu pada
SNI 6989.58.2008 serta akan dilakukan oleh petugas bersertifikasi pengambil
sampel. Sampel tersebut selanjutnya dianalisis di laboratorium yang terakreditasi
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-8
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
KAN dan bersertifikasi ISO 17025. Parameter, metode analisis untuk kualitas air
disajikan pada Tabel 3.5, Tabel 3.6. dan Tabel 3.7.Tabel 3.5. Metode Analisis Kualitas Air Permukaan
No Komponen/ Sub Komponen/ Parameter Satuan Peralatan Metoda Analisis
I. Sifat Fisik1 Daya Hantar Listrik u/cm Conductivitymet
erPotensiometrik
2 Zat Padat Terlarut (TDS) Mg/L Timbangan Analitik
Gravimetric
3 Temperatur oC Thermometer TermometriII. a. Sifat Kimia Anorganik1 Air Raksa (Hg) Mg/L AAS Spektrofotometrik2 Arsen (As) Mg/L AAS Spektrofotometrik3 Boron (B) Mg/L AAS Spektrofotometrik4 Kadmium (Cd) Mg/L AAS Spektrofotometrik5 Kobalt (Co) Mg/L AAS Spektrofotometrik6 Khrom Heksavalen (Cr6+) Mg/L AAS Spektrofotometrik7 Mangan (Mn) Mg/L AAS Spektrofotometrik8 Na (Garam Alkali) Mg/L AAS Spektrofotometrik9 Nikel (Ni) Mg/L AAS Spektrofotometrik10 pH - pHmeter Electrometric11 Phospat (PO4) Mg/L Spektrofotomete
rSpektrofotometrik
12 Residual Sodium Carbonat (RSC)
mL/L - Perhitungan
13 Selenium (Se) Mg/L AAS Spektrofotometrik14 Seng (Zn) Mg/L AAS Spektrofotometrik15 Sodium Absorbtion Ratio (SAR) Mg/L - Perhitungan16 Sulfat (SO4
2-) Mg/L Spektrofotometer
Spektrofotometri
17 Tembaga (Cu) Mg/L AAS Spektrofotometrik18 Timbal (Pb) Mg/L AAS Spektrofotometrik
b. Sifat Kimia Organik1 Minyak & Lemak Mg/L Timbangan
AnalitikGravimetri
2 Senyawa Aktif Biru Metilen (Surfaktan)
Mg/L Buret Titrimetri
3 Zat Organik (KMnO4) Mg/L - PotensiometrikIV. Khusus1 BOD Mg/L Buret Titrimetri2 COD Mg/L Buret Refluks Terbuka3 Oksigen Terlarut (DO) Mg/L - Potensiometrik4 Zat Tersuspensi (TSS) Mg/L Timbangan
AnalitikGravimetric
III. Mikrobiologi1 Koliform Tinja Jumlah/100
mlTabung Ganda MPN/Tabung
Fermentasi2 Total Koliform Jumlah/100
mlTabung Ganda MPN/Tabung
Fermentasi
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-9
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
Tabel 3.6. Metode Analisis Kualitas Air Tanah
No Parameter SatuanMetode Analisis Peralatan
I. FISIKA123456
WarnaBauRasaTemperaturKekeruhanResidu terlarut, TDS
TCU--°CNTUmg/l
Spektrofotometrik OrganoleptikOrganoleptikPemuaianTurbidimetrikGravimetrik
Spektrofotometrik--TermometerTurbidimeterTimbangan elektronik
II. KIMIA123456789101112
pHKesadahan (CaCO3)Besi (Fe)Aluminium (Al)Mangan (Mn)Fluorida (F)Klorida (Cl)Ammonia (NH3-N)Nitrat (NO3-N)Nitrit (NO2-N)Sianida (CN)Sulfat
-mg/lmg/lmg/lmg/lmg/lmg/lmg/lmg/lmg/lmg/lmg/l
PotensiometrikTitimetrik WinklerSpektrofotometrik SpektrofotometrikSpektrofotometrikSpektrofotometrikTitrimetrikSpektrofotometrikSpektrofotometrikSpektrofotometrikSpektrofotometrikSpektrofotometrik
pHTitrasiAASAASAASSpektrofotometerTitrasiSpektrofotometerSpektrofotometerSpektrofotometerSpektrofotometerSpektrofotometer
13
14
E. Coli
Coliform
MPN/100 ml
MPN/100 ml
Tabung Ganda
Tabung Ganda
MPN/Tabung FermentasiMPN/Tabung Fermentasi
Tabel 3.7. Metode Analisis Kualitas Air Laut
Parameter Satuan Metoda Analisis Alat AnalisisFisikaSuhu Air 0C Pemuaian Termometer MerkuriKecerahan NTU Visual SecchidiskKebauan - Organoleptik PenciumanMuatan Padatan Tersuspensi (TSS) mg/l Gravimetrik Timbangan Analitik
Sampah - Visual -Lapisan Minyak - Visual -Kimia
pH - Potensiometrik-Electroda Hidrogen pH meter Prion model 22
Salinitas ‰ Potensiometrik SCT meter-YSI Model 33
Oksigen Terlarut (DO) mg/l Winkler dengan modifikasi Azide Peralatan Titrasi
BOD5 mg/l
Winkler dengan modifikasi Azide, inkubasi, titrasi dengan K2Cr2O7
Peralatan Titrasi, inkubator
COD mg/l Bikromat reflux tertutup COD reaktor dan Spektrophotometer
Minyak dan lemak mg/l Ekstraksi Freon Spektrophotometer
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-10
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
Parameter Satuan Metoda Analisis Alat AnalisisNitrat (NO3-N) mg/l Nessler SpektrophotometerNitrit (NO2-N)- mg/l Nessler SpektrophotometerAmmonia total (NH3-N) mg/l Stanus Klorida SpektrophotometerSulfida (H2S) mg/l Argentometrik Peralatan TitrasiHidrokarbon Total mg/l - -PCB (poliklor bifenil) μg/l - -TBT (tri butil tin) μg/l - -Fenol mg/l GLC Spektrophotometer Logam Terlarut
Raksa (Hg) mg/l Spektrophotometrik Spektrophotometer Serapan Atom (AAS)
Tembaga (Cu) mg/l Spektrophotometrik Spektrophotometer Serapan Atom (AAS)
Seng (Zn) mg/l Spektrophotometrik Spektrophotometer Serapan Atom (AAS)
Timah Hitam (Pb) mg/l Spektrophotometrik Spektrophotometer Serapan Atom (AAS)
Kadmium (Cd) mg/l Spektrophotometrk Spektrophotometer Serapan Atom (AAS)
Surfaktan Deterjen (MBAS) mg/l Spektrophotometrik Spektrofotometer
MikrobiologiTotal Coliform MPN/100 ml Pencacahan InkubatorE. Coli MPN/100 ml Pencacahan Inkubator
b. Metode Analisis DataData yang diperoleh dari hasil analisis laboratorium disajikan dalam bentuk
tabel. Data tersebut kemudian dibandingkan dengan baku mutu air minum yang
terdapat pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 untuk
kualitas air tanah, PP 82 Tahun 2001 untuk kualitas air permukaan dan Lampiran I
Kepmen LH No. 51 Tahun 2004 untuk kualitas air laut serta akan dilihat daya
dukung perairan tersebut.
3.1.1.5. Tanaha. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Pengambilan sampel tanah akan dilakukan oleh petugas bersertifikasi pada
3 titik, diperlukan untuk melihat sifat fisika-kimia tanah dalam kaitannya dengan
rencana penanaman RTH. Sampel tanah tersebut selanjutnya dianalisis di
laboratorium yang terakreditasi KAN dan bersertifikasi ISO 17025.
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-11
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
Tabel 3.8. Metode dan Peralatan Untuk Analisis Sifat Kimia Tanah
No Parameter UnitMetode Pengumpulan
dan Analisis DataBahan dan Alat
1. pH (H2O) - Aduk rata dengan H2O
perbandingan 1:1
2. pH (KCl) - Aduk rata dengan KCl 1 N
perbandingan 1:1
3. C-Organik % Walkey dan Black Gelas kaca
4. N-Total % Kjedahl Kjedahl tube
5. P-dd Ppm Bryal extraksi Spectrometer
6. K, Na, Ca,Mg me/100g NH4OaC.pH 7 extraksi Flamephotometer
7. KTK me/100g Saturasi NH4OaC.pH,
dekantasi, titrasi
Gelas kaca
8. Al, H me/100g Titrasi Gelas kasa
3.1.1.6. Oceanografia. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Data dan informasi tentang kondisi oseanografi perairan pantai Tanjung Ular
Pulau Bangka akan diperoleh dengan dua cara, yakni melakukan pengukuran
secara langsung (in situ) terhadap beberapa parameter fisika oseanografi
(kedalaman air, suhu, salinitas, arus, gelombang, dan pasut) yang dikelompokkan
kedalam Data Primer; pengumpulan data dan informasi dari berbagai referensi atau
pustaka ilmiah yang berkaitan dengan kondisi oseanografis perairan Pulau Bangka,
dikelompokkan kedalam Data Sekunder. Pengumpulan informasi tentang kelautan
juga dilakukan dengan cara wawancara langsung dengan penduduk setempat. Hal
ini dilakukan untuk melengkapi hal-hal yang belum dipublikasikan di dalam jurnal
atau buku.
Berikut ini akan dibahas tentang metode dan alat yang digunakan di
lapangan untuk mendapatkan data:
BatimetriInformasi mengenai kedalaman perairan di sekitar perairan pantai Pulau
Bangka bagian barat laut akan diperoleh dari Peta Kedalaman yang dikeluarkan
oleh Dinas Hidro-Oseanografi TNI-AL dan data digital bathymetry dari website.
Pada waktu melakukan survei di lapangan kedalaman perairan juga diukur di
beberapa titik sampling dengan tali penduga berskala, pengukuran akan dilakukan
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-12
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
bersamaan dengan lokasi pengambilan contoh sedimen dasar dan bentos.
Pengukuran kedalaman ini dilakukan untuk mengkalibrasi data kedalaman yang
terdapat pada data sekunder.
Suhu dan SalinitasParameter suhu dan salinitas akan diukur dengan menggunakan alat CTD
(Conductivity Temperature Depth) meter. Pengukuran akan dilakukan di beberapa
stasiun pengamatan dengan cara menurunkan alat CTD ke dalam laut sampai titik
di dekat dasar laut. Untuk lebih rinci, lokasi pengukuran parameter oseanografi
diplotkan kedalam titik-titik sampling pada gambar lokasi studi. (di lampiran)
ArusGerakan massa air laut atau arus akan diukur dengan dua metode yakni
Metode Lagrangian (memakai benda apung atau floating drough) dan Metode Euler
(mengukur aliran massa air di satu titik tetap dalam kurun waktu tertentu dengan
alat current meter). Untuk metode Langrangian dibutuhkan panjang lintasan yang
ditempuh dalam satuan waktu tertentu untuk memperoleh nilai kecepatan aliran air
dalam unit (cm/detik). Arah gerakan air ditentukan dengan magnetik kompas,
dimana arah utara sama dengan 0o atau 360o.
Alat Current Meter akan di pasang selama 3 hari 3 malam pada kedalaman
>5m, selanjutnya data pasut ini akan digunakan untuk verifikasi hasil pemodelan
yang dibangun dari persamaan gerak Navier-Stoke yang dikenal dengan
persamaan momentum.
Pasang Surut (Pasut)Pasang surut diukur dengan menggunakan alat tide gauge yang akan
dipasang di suatu lokasi yang aman. Alat tide gauge ini akan dipasang selama 3
hari 3 malam. Perekaman data akan diset pada interval perekaman setiap 5-10
menit.
Hasil pengukuran pasut ini akan dibandingkan dengan data pasut yang
diperoleh dari model. Kedua data tersebut akan diplotkan dalam satu grafik,
seberapa jauh ketelitian hasil model yang dibangun dengan melihat kesamaan
fluktuasi muka laut hasil model dan hasil pengukuran.
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-13
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
GelombangKondisi gelombang di lokasi penelitian akan diturunkan dari data angin yang
dapat diperoleh dari stasiun meteorologi dan geofisika terdekat. Selama melakukan
survei di lapangan parameter gelombang juga diamati dengan metode visual yakni
dengan melihat tinggi gelombang dengan kasat mata. Data gelombang juga akan
diperoleh dari website dan referensi lainnya.
Sedimen LautUntuk mengetahui kondisi awal sedimen, meliputi oil and grease, logam
berat.
3.1.2. Komponen BiologiBeberapa aspek komponen biologi yang diamati dalam studi ini adalah
vegetasi darat yang terdiri atas tumbuh-tumbuhan dan hewan darat serta biota
perairan yang terdiri atas plankton (phytoplankton dan zooplankton), bentos
(kerang, keong), serta nekton (jenis ikan) pada titik pengamatan di tapak proyek.
3.1.2.1. Vegetasi Darata. Metode Pengumpulan Data
Pengamatan flora dilakukan di sekitar lokasi rencana kawasan industri.
Pengamatan ini bertujuan untuk menginventarisasi jenis tanaman yang ada di lokasi
rencana pembangunan. Metoda yang digunakan adalah Analisis vegetasi dengan
metode kuadran (Quardran Method) dan garis menyinggung (Line Intercept Method)
Hasil inventarisasi tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai
jenis tanaman penghijauan yang akan ditanam di ruang terbuka hijau (RTH).
Pengamatan penutupan tanah di tapak proyek dilakukan dengan observasi
lapangan (pengamatan langsung), sedangkan tata guna lahan yang ada di Dusun
Tanjung Ular Desa Air Putih, Kecamatan Muntok diperoleh dari Peta Tata Guna
Lahan.
Vegetasi yang diamati meliputi vegetasi alami dan vegetasi budidaya
dengan menggunakan metode floristik, yaitu dengan mengamati jenis, jumlah dan
rata-rata jarak tanam. Selain itu, juga diamati jenis tumbuhan bawah dan vegetasi
non kayu yang mempunyai nilai ekologis dan dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-14
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
Peralatan yang dipergunakan meliputi peta kerja, meteran, GPS, tally sheet, dan
alat tulis.
Penetapan lokasi pengamatan contoh vegetasi diambil secara acak atas
dasar keterwakilan setiap ekosistem, penutupan lahan dan/atau pola penggunaan
lahan yang diprakirakan akan terkena dampak dari setiap jenis dan lokasi rencana
kegiatan yang akan dilaksanakan. Lokasi pengambilan contoh vegetasi disajikan
pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9. Lokasi Pengamatan Contoh Vegetasi
No Lokasi Pengamatan Keterangan1 Calon lokasi kawasan industri Terkena dampak langsung
2 Kawasan sekitar lokasi kegiatanVegetasi budidaya dan jenis pemanfaatan lahan lain dan vegetasi yang terdapat di hutan lindung pantai
Untuk mengetahui keadaan dan komposisi vegetasi di lokasi kegiatan dan
sekitranya akan dilakukan inventarisasi pada setiap tipe vegetasi, meliputi: vegetasi
hutan pantai, vegetasi kebun ladang, vegetasi alang-alang dan belukar. Kondisi
vegetasi yang ingin diketahui adalah struktur dan komposisi vegetasi, indeks nilai
penting, indeks Keanekaragaman jenis dan indeks keseragaman.
Pengukuran/inventarisasi vegetasi dilakukan pada beberapa jalur contoh yang
mencakup tipe-tipe vegetasi yang ada. Metode analisis vegetasi yang akan
dilakukan menggunakan metode garis berpetak (metode kuadrat) (Kusmana, 1997).
Petak 20 m x 20 m untuk mencatat pohon dewasa (diameter > 20 cm), petak 10 m x
10 m untuk tiang (diameter 10 s/d 20 cm), petak 5 m x 5 m untuk pancang
(permudaan dengan tinggi 1,5 m sampai pohon muda berdiameter < 10 cm) dan
petak 2m x 2m untuk semai dan tumbuhan bawah dengan tinggi < 1,5 m)
(Kusmana, 1997). Disain Analisis Vegetasi Dengan Metode Garis Berpetak dapat
dilihat pada Gambar 3.2
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-15
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
Gambar 3.2. Desaign Analisis Vegetasi Dengan Metode Garis Berpetak (Kuadrat)
b. Metode Analisis DataData yang dikumpulkan di lapangan selanjutnya dilakukan pengolahan data
dan perhitungan untuk nilai kerapatan jenis, kerapatan relatif, frekuensi jenis,
frekuensi relatif, dominasi jenis, dominansi relatif, indeks nilai penting, indeks
keanekaragaman. Perhitungan masing-masing adalah sebagai berikut:
Kerapatan = Jumlah individu . Luas petak contoh
Kerapatan Relatif = Kerapatan suatu jenis x 100 % Kerapatan seluruh jenis (KR)
Frekuensi = sub petak ditemukan suatu jenis seluruh sub petak
Frekuansi Relatif = Frekuensi suatu jenis x 100 % Frekuensi seluruh jenis(FR)
Dominansi = Luas bidang dasar suatu jenis Luas petak contoh
Dominansi Relatif = Dominansi suatu jenis x 100 % Dominansi seluruh jenis (DR)
Indeks Nilai Penting (INP) = KR + DR + FR
Untuk menghitung Indeks Keanekaragaman Jenis digunakan rumus dari Shannon
Wiener yaitu (Magurran, 1988) :
H’ = - pi log pi, dimana pi = ni/N
pi adalah perbandingan antara jumlah individu spesies ke i dengan jumlah total
individu. Logaritma yang digunakan adalah logaritma dasar 10 atau e. Rumus ini
dapat diubah menjadi :
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-16
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
H’ = (N log N - ni log ni)
N
Untuk mengetahui struktur komunitas maka dihitung nilai keseragaman antar jenis
atau indeks evenness (e) dengan rumus sebagai berikut (Odum, 1994) :
e = H’ .
ln S
dimana S adalah banyaknya jenis pada suatu habitat.
Untuk mengetahui perbedaan struktur komunitas antar sampel digunakan nilai
indeks kemiripan (Similiarity index) dengan rumus sebagai berikut (Odum, 1994) :
S = 2C__
A + B
dimana S adalah indeks kemiripan komunitas, A adalah jumlah jenis dalam sampel
A, B adalah jumlah jenis dalam sampel B dan C adalah jumlah jenis yang sama
pada kedua sampel. Dengan demikian Indeks ketidaksamaan adalah 1 - S. Nilai
indeks kemiripan komunitas berkisar antara 0 - 1. Semakin tinggi nilai indeks
kemiripan komunitas antara dua sampel maka semakin miriplah kedua sampel
tersebut, demikian pula sebaliknya.
3.1.2.2. Fauna/Satwa a. Metode Pengumpulan Data
Pengamatan fauna/Satwa dilakukan di sekitar lokasi rencana Pembangunan
Kawasan industri PT Timah melalui observasi di lapangan terhadap jenis-jenis
satwa yang dijumpai dan wawancara dengan penduduk setempat. Pengamatan
satwaliar dilakukan melalui pengamatan langsung dan studi literatur. Pengamatan
langsung dilakukan dengan metoda perjumpaan langsung dan membuat transek
jalur dengan mencatat jejak satwa (kotoran, sarang, dan jejak lain). Transek jalur
adalah unit contoh berbentuk empat persegi panjang yang ditempatkan sama
dengan transek pengamatan vegetasi, dimana panjang dan lebar transek telah
ditetapkan sebelum pengamatan dilakukan. Parameter dan indikator pengumpulan
data vegetasi dan satwa disajikan pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10. Parameter dan Indikator Pengambilan Data Vegetasi dan Satwa
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-17
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
Sub Komponen Indikator ParameterSatwa Satwa liar
Satwa budidaya
Tipe habitatKeanekaragaman jenisKeanekaragaman jenis
KelimpahanStatusStatus
b. Metode Analisis DataPengamatan ini bertujuan untuk menginventarisasi jenis fauna/satwa yang
ada di lokasi rencana pembangunan kawasan industri maupun fauna/satwa yang
masih ada. Hasil inventarisasi tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran
mengenai jenis dan jumlah fauna/satwa di tapak proyek. Data yang didapat
diinventarisasi kemudian disajikan dalam bentuk tabel.
3.1.2.3. Biota Perairana. Plankton1. Pengumpulan Data
Plankton merupakan bagian dari komponen lingkungan biologi (biota air) yang
diidentifikasi sebagai komponen lingkungan yang akan terkana dampak penting
secara hipotetik dari rencana kegiatan ini, sehingga akan dikaji lebih mendalam
pada studi ini. Kajian plankton diawali dengan pengambilan contoh plankton di
beberapa lokasi pengamatan, baik air sungai (river water, RW) maupun air laut (sea
water, SW) yang diasumsikan mewakili bagian tertentu dari suatu ekosistem
perairan tersebut. Lokasi pengambilan contoh plankton sama dengan lokasi
pengambilan contoh air sungai dan air laut. Meskipun plankton relatif dinamis akibat
kondisi hidrologis, hal ini dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya
keterkaitan antara komunitas plankton dengan kualitas air di setiap lokasi
pengambilan contoh air. Selanjutnya kajian terhadap plankton difokuskan terhadap
jenis yang mendominasi komunitas plankton di lokasi pengamatan dan/atau
plankton indikator, karakteristik jenis plankton tersebut serta keterkaitannya dengan
kualitas lingkungan dan habitat.
Pengambilan contoh plankton, baik fitoplankton maupun zooplankton,
dilakukan oleh petugas bersertifikasi dengan menggunakan jaring plankton
(plankton net), seperti halnya pada pengambilan contoh untuk data baseline yang
sudah dilakukan sebelumnya. Pengambilan contoh plankton ini dilakukan pada
lapisan permukaan air di setiap stasiun pengamatan. Air contoh sebanyak 20-100
liter disaring melalui plankton net untuk mendapatkan contoh fitoplankton dan
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-18
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
zooplankton. Contoh plankton tersaring dimasukkan dalam botol contoh (volume 30
ml) dan diberi bahan pengawet berupa lugol 1%, selanjutnya dibawa ke
laboratorium yang terakreditasi dan bersertifikasi ISO 17025 untuk dianalisis
(pencacahan jumlah dan identifikasi jenis). Identifikasi jenis fitoplankton dan
zooplankton akan mengacu kepada beberapa buku identifikasi spesies plankton.
Analisis terhadap contoh plankton dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis dan
jumlah jenis plankton, kelimpahan, indeks keanekaragaman, indeks keseragaman
dan indeks dominansi.
2. Analisis Data
KelimpahanKelimpahan plankton adalah jumlah individu plankton jenis ke-i pada volume
tertentu. Rumus yang digunakan untuk menghitung kelimpahan plankton adalah
(APHA, 1992) :
x1000
dimana, A = kelimpahan Plankton (individu/m3)Oi = luas Gelas Penutup (mm2)Op = luas satu lapangan pandang (mm2)Vr = volume air contoh yang tersaring (ml)Vo = volume satu tetes air contoh (ml)Vs = volume air sampel yang tersaring dengan plankton net (liter)n = jumlah plankton pada seluruh lapang pandangp = jumlah lapang pandang yang diamati
Indeks KeanekaragamanIndeks ini merupakan perhitungan yang didasarkan pada informasi
mengenai keteracakan dalam sebuah sistem. Indeks yang digunakan adalah
indeks keanekaragaman Shannon – Wiener (Krebs, 1989), dengan rumus :
dimana, H’ = indeks keanekaragaman
s = jumlah jenis yang ditemukan
ni = jumlah individu jenis ke-i
N = jumlah total individu
Indeks Keseragaman
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-19
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
Nilai indeks keseragaman dalam suatu komunitas menunjukkan tingkat
kesamaan kondisi ekologi antar masing-masing jenis plankton. Indeks ini dihitung
menggunakan rumus:
dimana, E = indeks Keseragaman
H’ = indeks keanekaragaman
H maks = logaritma natural dari jumlah jenis yg ditemukan (ln S)
Indeks DominansiIndeks dominasi digunakan untuk melihat seberapa besar tingkat dominasi
suatu jenis plankton tertentu pada sebuah komunitas perairan. Rumus yang
digunakan untuk menghitung indeks ini adalah :
dimana, C = indeks dominasi
s = jumlah jenis yang ditemukan
ni = jumlah individu jenis ke-i
N = jumlah total individu
Indeks keseragaman dan dominansi (E dan C), nilainya berkisar antara 0–1.
Semakin kecil nilai E, nilai C akan mendekati 1, artinya semakin kecil keseragaman
suatu populasi, maka akan ada kecenderungan satu atau beberapa jenis plankton
mendominasi plankton lain dalam populasi tersebut.
b. Benthos1. Pengumpulan Data
Benthos dalam hal ini benthos sungai dan laut, juga termasuk komponen
biota air yang diperkirakan akan terkenan dampak penting secara hipotetik,
sehingga akan dikaji sebagaimana halnya plankton. Kajian benthos dilakukan
seperti halnya terhadap plankton, yaitu dari data baseline dan penambahan
pengambilan contoh pada beberapa lokasi pengamatan. Lokasi pengambilan
contoh benthos mengikuti pengambilan contoh kualitas air sungai dan laut serta
plankton. Hal ini bertujuan untuk melihat kemungkinan adanya kaitan antara
komunitas benthos dengan kualitas air di setiap lokasi pengambilan contoh air.
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-20
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
Pengambilan contoh benthos dilakukan oleh petugas bersertifikasi dengan
menggunakan Petersen Grab. Contoh tersebut kemudian disaring dengan saringan
berukuran mata saring 1 mm sehingga biota benthos yang didapatkan adalah yang
berukuran makro (disebut benthos). Hasil saringan selanjutnya dimasukkan dalam
kantung plastik dan diberi pengawet berupa larutan formalin 4% untuk kebutuhan
analisis lanjutan (identifikasi dan penghitungan jumlah spesimen tiap jenis serta
kepadatannya dalam suatu luasan permukaan dasar perairan) di laboratorium
laboratorium yang terakreditasi dan bersertifikasi ISO 17025.
2. Analisis Data
Kepadatan Kepadatan benthos adalah jumlah individu benthos jenis ke-i pada luasan
tertentu. Rumus yang digunakan untuk menghitung kepadatan benthos adalah :
dimana, A = kepadatan benthos jenis ke-i (individu/m2)
B = jumlah individu benthos pada contoh
C = luas bukaan mulut Petersen grab (m2)
Indeks Keanekaragaman, Indeks Keseragaman dan Indeks DominansiAnalisis data yang dilakukan terhadap benthos berupa analisis beberapa
indeks sama seperti yang dilakukan pada plankton. Selain itu, diupayakan juga
deskripsi bioekologi pada jenis-jenis yang dianggap berperan ekologis penting di
lokasi perairan wilayah studi. Untuk mengkaji habitat benthos, maka akan ditelaah
dari kondisi sedimen di setiap stasiun pengambilan contoh benthos.
c. Nekton (Sumberdaya Perikanan)1. Pengumpulan Data
Data nekton (sumberdaya perikanan) merupakan data pendukung yang
sangat diperlukan untuk kajian dampak penting hipotetik terhadap biota air dan/atau
ekosistem perairan. Untuk itu dilakukan pengumpulan data yang diambil secara
sekunder dari data statistik perikanan yang tersedia di lokasi studi. Selain itu juga
dilakukan wawancara dengan masyarakat setempat.
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-21
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
B. Analisa DataAnalisa dilakukan secara deskriptif setelah data ditabulasikan.
3.1.3. Komponen Sosial Ekonomia. Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan gambaran kondisi sosial ekonomi dan kesehatan
lingkungan masyarakat dalam wilayah studi dilakukan pengumpulan data dan
informasi baik dalam bentuk primer maupun sekunder. Metode yang digunakan
adalah gabungan beberapa teknik pengumpulan data melalui studi pustaka dan
pengamatan (observasi) lapangan. Guna mendapatkan data yang optimal maka
disusun pedoman wawancara mendalam (indepth – interview guide). Secara garis
besar data tersebut dikelompokkan sebagai berikut :
1. Data PrimerData primer diperoleh melalui kunjungan lapangan melalui observasi langsung
dan wawancara terstruktur terhadap responden yang dianggap dapat mewakili
kepentingan masyarakat yang diperkirakan terkena dampak seperti; para
tokoh/pemuka masyarakat yang bertindak sebagai informan (unit rumah tangga
dan substansi institusi kemasyarakatan).
Sebagai contoh kelompok masyarakat yang dipilih berdasarkan peran dan
fungsinya pada strata sosial kemasyarakatan yang ada. Beberapa
pertimbangan pokok yang digunakan sebagai bahan analisis antara lain :
menyangkut peran-peran etnis, pola pemanfaatan sumberdaya alam, dominasi
kelompok, pola-pola hubungan sosial, kerjasama/konflik dan kebudayaan serta
adat istiadat yang biasa berlaku di dalam masyarakat yang menjadi obyek
penelitian.
Untuk mengetahui secara lebih pasti mengenai data primer tersebut akan
dilakukan klarifikasi seperlunya melalui institusi yang ada dan sudah berakar
serta diyakini keberadaannya oleh anggota masyarakat. Adapun bentuk institusi
kemasyarakatan tersebut adalah kelompok anggota masyarakat biasa,
tokoh/pemuka masyarakat dan aparat pemerintahan tingkat Kelurahan dan
seterusnya. Jumlah responden akan disesuaikan dengan kebutuhan di
lapangan dengan memperhatikan keterwakilan (representativeness) yang
berkaitan dengan beberapa informasi penting yang dibutuhkan. Beberapa potret
karakteristik sosial spesifik akan dijadikan fokus kajian agar dapat diprediksi
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-22
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
beberapa dampak sosial dan rekomendasi penangannya secara lebih konkrit
dan mendekati realitas permasalahan yang terjadi dalam masyarakat. Selain itu
akan dilakukan wawancara secara mendalam terhadap responden kunci.
2. Data SekunderUntuk mendapatkan data sekunder dilakukan melalui studi dokumentasi pada
instansi yang terkait seperti; Kantor Kelurahan/Kecamatan, Badan Pusat
Statistik Kabupaten Bangka Barat dan lain sebagainya atau disesuaikan dengan
disposisi yang kemungkinan diberikan oleh penjabat setempat. Data sekunder
ini antara lain meliputi: data demografi, sarana dan prasarana yang terkait
dengan fasilitas sosial, sumber daya, dan lain sebagainya. Dari data ini
diharapkan akan dapat diperoleh informasi yang dapat dijadikan referensi yang
bermanfaat dalam pengambilan keputusan tentang kondisi rona awal
lingkungan masyarakat di wilayah studi.
Berdasarkan data tersebut akan dapat dibuat klarifikasi misalnya tentang
pemanfaatan sumber daya alam sekitar, pola ketenagakerjaan, daya beli,
tingkat kesejahteraan dan lain sebagainya.
Secara hipotesis beberapa parameter yang akan digunakan dalam kajian aspek
sosial ekonomi beserta indikator metode dan peralatan yang digunakan dapat
dilihat pada Tabel 3.7.
Perolehan data sekunder tersebut berasal dari literatur terkait, perpustakaan di
daerah serta instansi terkait lainnya seperti Bappeda, Dinas Kehutanan, Dinas
Pertanian, Dinas Perindustrian, Kantor Biro Pusat Statisitik Kabupaten Bangka
Barat, Kecamatan Muntok, Desa Air putih, dan Dusun Tanjung Ular.
b. Analisis DataAgar kajian lebih terfokus terhadap permasalahan yang erat kaitannya dengan
keberadaan proyek, maka wilayah sampel dibatasi terhadap Desa Air Putih yang
akan terkena dampak langsung maupun tidak langsung karena terjadi interaksi
antara rencana Pembangunan Kawasan Industri Timah dengan berbagai aspek
lingkungan di sekitarnya. Data yang telah dikumpulkan diolah dan ditabulasi
kemudian dilakukan analisis non statistik dengan melakukan penafsiran atas
tabulasi yang dibuat, secara logis melalui studi perbandingan metode deduktif.
Selain itu, juga dilakukan analisis statistik sosial ekonomi.
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-23
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
Beberapa metode analisis data tersebut di atas menggunakan rumus statistik
sebagai berikut : data primer yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan
(participative observation) melalui wawancara terfokus serta mendalam, bersama
dengan data sekunder diolah dengan cara pengeditan, pemberian kodefikasi dan
penghitungan kuantitatif.
Tabel 3.11. Parameter, Sumber Data dan Alat Pengumpulan Data Sosial Ekonomi
Parameter Sumber/Instansi Alat dan Cara Pengumpulan Data
Demografi Jumlah dan kepadatan
penduduk Rasio jenis kelamin Kelompok umur Rasio ketergantungan Pekerjaan Pendidikan
Kelurahan/kecamatan setempat
Kantor Dinas Tata Ruang
BPS
Daftar parameter dan data yang dibutuhkan melalui studi pustaka
Kesempatan Kerja dan Berusaha Mata pencaharian Pendapatan keluarga Peluang kerja/berusaha Komunikasi Manfaat Sumber Daya
masyarakat
Pemrakarsa Kelurahan dan
kecamatan setempat Masyarakat wilayah
studi
Kuesioner, wawancara, data sekunder
Perekonomian Daerah (PAD)
Dinas terkait Tabulasi dan permodelan, Kuesioner wawancara, data sekunder.
Persepsi dan Sikap Masayarakat
Pustaka daerah Anggota Masyarakat Tokoh/pemuka
masyarakat Pejabat setempat
Panduan observasi/wawancara memakai kuesioner, melalui studi pustaka dan penjajagan langsung atau tak langsung
Transportasi (Kemacetan) Jumlah dan jenis
kendaraan Lalu lintas Laju pertambahan mobil
Masyarakat pengguna jalan
Dinas Perhubungan Dinas Prasarana
wilayah DLLAJ
Studi dokumentasi Uji petik Wawancara Tabulasi dan
permodelan
Selanjutnya direkapitulasi dan ditabulasi sehingga dapat dianalisis secara
deskriptif kualitatif. Dengan demikian, berbagai gejala atau fenomena di lapangan
terutama yang berkaitan dengan perubahan sosial, sistem nilai yang berlaku dan
perekonomian masyarakat dapat tergambar dengan jelas.
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-24
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
Rumus–rumus yang digunakan untuk menyederhanakan data kuantitatif dari
berbagai komponen yang telah disebutkan sebelumnya adalah sebagai berikut :
Kepadatan Penduduk (D)
dimana D = kepadatan penduduk (jiwa/km2)
Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)
dimana:SR= rasio jenis kelaminL = banyaknya penduduk laki-laki (jiwa)P = banyaknya penduduk perempuan (jiwa)K = konstanta (100)
Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio)
dimana:
DR = angka beban tanggunganP0-14 = jumlah penduduk usia 0 – 14 tahunP60+ = jumlah penduduk usia 60 tahun ke atasP15 - 59 = jumlah penduduk usia 15 – 59 tahunK = konstanta (100)
KetenagakerjaanDampak terhadap ketenagakerjaan atau yang berkaitan dengan
kesempatan kerja dan berusaha dianalisis dengan menggunakan
pendekatan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja sebagai berikut:
Dimana :
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-25
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
TPAK = tingkat partisipasi angkatan kerja
Ak = jumlah angkatan kerjaAk = jumlah penduduk usia kerja
Perekonomian Daerah
Dampak terhadap perekonomian daerah dianalisis dengan menggunakan
Multiplier Ekonomi Basis sebagai berikut:
Dimana: Pertambahan Nilai Tambah TotalPertambahan Nilai Tambah Basic Sector
r = Besaran konstan fraksi nilai tambah di non basic sektor (Enb) dari nilai tambah total (Enb/Etotal)= koefisien multiplier sektor basis
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Dampak terhadap pendapatan asli daerah (PAD) dianalisis dengan
menggunakan pendekatan sebagai berikut:
aktivitas basis
Dimana:
= pertambahan PAD= koefisien multiplier sektor basis
aktivitas basis = pertambahan PAD dari kegiatan kawasan Industri
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-26
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
3.1.4. Komponen Kesehatan Lingkungan Masyarakata. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan gambaran kondisi kesehatan lingkungan masyarakat
dalam wilayah studi dilakukan pengumpulan data dan informasi baik dalam bentuk
primer maupun sekunder. Metode yang digunakan adalah gabungan beberapa
teknik pengumpulan data melalui studi pustaka dan pengamatan (observasi)
lapangan. Guna mendapatkan data yang optimal maka disusun pedoman
wawancara mendalam (indepth – interview guide). Secara garis besar data tersebut
dikelompokkan sebagai berikut :
A. Data Primer
Data primer diperoleh melalui kunjungan lapangan melalui observasi langsung
dan wawancara terstruktur terhadap responden yang dianggap dapat mewakili
kepentingan masyarakat yang diperkirakan terkena dampak, utamanya terkait
dengan permasalahan kesehatan masyarakat dan sanitasi lingkungan.
Survei untuk mendapatkan data primer dilakukan bersama dengan
pengumpulan data sosial ekonomi. Untuk mengetahui secara lebih pasti
mengenai data primer tersebut akan dilakukan klarifikasi seperlunya melalui
institusi kesehatan di lokasi kegiatan dan di verifikasi dengan data sekunder
yang diperoleh.
B. Data Sekunder
Untuk mendapatkan data sekunder dilakukan melalui studi dokumentasi pada
instansi yang terkait seperti; dinas kesehatan, puskesmas, posyandu atau
lembaga kesehatan lainnya. Data sekunder juga diperoleh dari Kantor Desa Air
Putih, Kecamatan Muntok, Dinas Kesehatan Kab. Bangka Barat , Puskesmas
Muntok dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Bangka Barat. Data sekunder ini
antara lain meliputi: status kesehatan masyarakat, status gizi masyarakat,
angka kematian bayi, sanitasi lingkungan, angka kesakitan, fasilitas kesehatan,
tenaga kesehatan, pola pengobatan masyarakat dan dan lain sebagainya.
Secara hipotesis beberapa parameter yang akan digunakan dalam kajian aspek
kesehatan lingkungan masyarakat beserta indikator metode dan peralatan yang
digunakan dapat dilihat pada Tabel III-8.
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-27
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
b. Analisis DataData yang telah dikumpulkan diolah dan ditabulasi kemudian dilakukan analisis
secara deskriptif kualitatif. Analisis non statistik tersebut dilakukan dengan
melakukan penafsiran atas tabulasi yang dibuat, secara logis melalui studi
perbandingan metode deduktif berdasarkan data primer dan sekunder yang
diperoleh.
Tabel 3.12. Parameter, Sumber Data dan Alat Pengumpulan Data Kesehatan Lingkungan Masyarakat
Parameter Sumber/Instansi Alat dan Cara Pengumpulan Data
Kesehatan Masyarakat Status gizi masyarakat Angka Kematian Bayi Angka Kesakitan Fasilitas Kesehatan Tenaga Kesehatan Pola Pengobatan
Masyarakat.
Puskesmas dan Dinas Kesehatan setempat
Masyarakat setempat
Studi pustaka, wawancara dan tabulasi, data sekunder
Sanitasi Lingkungan Puskesmas dan Dinas Kesehatan setempat
Masyarakat setempat
Studi pustaka, wawancara dan tabulasi, data sekunder
3.1.5. Ruang dan Transportasi3.1.5.1. Kepadatan Lalu Lintas Darat
Jenis data yang dikumpulkan, adalah sebagai berikut :
Data primer yaitu data yang diperoleh melalui survei
langsung di lapangan dengan penghitungan kepadatan volume pada beberap
titik ruas jalan sekitar tapak proyek
Data sekunder yaitu data kendaraan dan lalulintas yang
terjadi di sekitar proyek yang dapat diperoleh dari internal perusahaan dan atau
Dinas Perhubungan.
Pengumpulan data sekunder yang mencakup data resume rencana
pengembangan, data jaringan jalan dan data yang didapatkan dari survei terdahulu.
Data tersebut dipergunakan untuk menentukan wilayah kajian atau daerah dampak,
dengan membangun model jaringan jalan serta menentukan langkah kerja lebih
lanjut dalam rangka survei primer kinerja lalu lintas.
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-28
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
Jenis survei yang dilakukan dalam rangka penyelesaian pekerjaan Kajian
Teknis Lalu Lintas, meliputi kelompok survei Inventarisasi (Inventory Survey),
kelompok survei Pencacahan Lalu Lintas (Traffic Counting Survey), survei
kecepatan sesaat (Spot Speed). Sedangkan metode survei dilakukan dengan
penghitungan, pengukuran (walking measures/whell-meter) dan pencacahan secara
manual.
Kelompok survei inventarisasi meliputi survei-survei inventarisasi Jaringan
jalan (load and Traffic Control Devides Inventories), dan inventarisasi geometrik
persimpangan (Junction Geometric Inventory).
Untuk survei Pencacahan Lalu Lintas meliputi Survei Pencacahan Lalu
Lintas, Ruas Jalan Terklasifikasi (Manual Classified Traffic Count). Secana garis
besar, jenis dan metode survei selengkapnya disajikan pada Tabel 3.13.Tabel 3.13. Jenis dan Metoda Survei AMDAL
No. Jenis Survei Metode Survei Lama Waktu
1 Inventory SurveysRoadway Inventory Pengukuran dengan Walking
Measure dan Pencatatan1 hari kerja
2. Traffic Count SurveysClassified Traffic Count
Penghitungan manual dan pencatatan dengan turus/hand tally counter
Jam pada hari kerja maupun hari libur (atau jam-jam sibuk)
a. Survei Volume Lalu Lintas dan Survei Geometrik pada Ruas Jalan Survei Volume Lalu Lintas
Metoda survei dengan cara manual yang dipilih pada hari kerja (weekdays).
Pencacahan kendaraan (traffic counting) terklasifikasi dilakukan pada titik
pengamatan yang telah ditetapkan dan dilakukan pada periode waktu puncak (jam-
jam sibuk), yakni pagi antara jam 07.00-09.00, siang antara jam 11.00-14.00 dan
sore antara jam 16.00-19.00.
Jenis model kendaraan yang diklasifikasikan menjadi: angkutan kota
(angkot) atau angkutan umum, mobil penumpang (sedan, jeep), bus, mobil beban
atau pengantar barang (trailer/tronton, pick up, dan truk) dan sepeda motor.
Survei GeometrikMetoda survei yang dilakukan adalah dengan cara manual (menggunakan
meteran). Geometrik ruas-ruas yang diukur adalah ruas jalan. Survei geometrik ini
tidak dipengaruhi oleh waktu survei.
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-29
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
Survei Waktu PerjalananWaktu perjalanan dapat diukur dengan T = L/V di mana T= waktu perjalanan
(dt, detik), L=Jarak (meter).
b. Survei Lalulintas di Persimpangan Survei Volume menurut Arah Pergerakan (Turning Movement)
Survei volume lalulintas terklasifikasi dilakukan untuk setiap kaki simpangan
(tiga kaki atau empat kaki). Survei dilakukan adalah dengan cara manual. Waktu
pelaksanaan survei dilakukan sama waktu pelaksanaan survei volume lalulintas
di ruas jalan.
Survei geometrikMetode survei yang dilakukan adalah dengan cara manual (menggunakan
meteran). Data yang diambil adalah data lebar jalan (setiap lajur), jalur pemisah,
jari-jari tikungan, dan lebar trotoar, jika tersedia.
Survei antrian dan tundaanMetoda yang digunakan untuk mengukur panjang antrian adalah dengan
mengukur panjang antrian (jumlah kendaraan atau panjang antrian)
2.1.5.2. Analisis DataDalam buku Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI,1997) istilah "volume
lalulintas" diubah menjadi "arus lalulintas" karena adanya pergerakan yang memiliki
dimensi besaran volume dan unsur waktu. Namun selanjutnya untuk menyesuaikan
dengan rumus, maka istilah “Volume Lalulintas" tetap digunakan.
Tingkat kinerja lalulintas pada suatu ruas jalan yang akan terpengaruh oleh
kegiatan proyek akan dinilai menggunakan metoda MKJI, 1997. Besaran lalulintas
di suatu ruas jalan dikenal dengan nama Volume Lalulintas (Traffic Volume) dengan
parameter lalulintas yang dikaji (akan disesuaikan dengan kondisi jaringan jalan)
terutama untuk ruas jalan di perkotaan/di luar kota adalah dengan parameter
sebagai berikut :
Derajat kejenuhan lalulintas (Degree of Saturation, DS).Derajat Kejenuhan (DS) adalah rasio volume arus lalulintas (Q) terhadap
kapasitas jalan (C).
DS = Q/S
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-30
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
Di mana :
Q : arus lalulintas
C : kapasitas jalan
Kapasitas (Capacity / C)C = Co x FCw x FSsp x FCsf x FCcs (smp/jam)Co : Kapasitas dasar (smp/jam)
FCw : Faktor penyesuaian lebar jalur lalulintas.
FSsp : Faktor penyesuaian pemisahan arah.
FCsf : Faktor penyesuaian hambatan samping
FCcs : Faktor penyesuaian ukuran kota.
Contoh Form Survey traffic counting
Hari/Tgl Survey : Lokasi Survey :
Waktu Survey : Surveyor :
Tabel 3.14. Traffic Counting
Waktu
JENIS KENDARAAN
- Truk Tronton- Truk Gandeng
- Bus Standar
- Mikro Bis- Minibus - Truk
- Mobiol sedan- Jip- Taksi- Pick up
- Kendaranbermotor- Sepeda
07.00 – 08.0010.00 – 11.0012.00 – 13.0014.00 – 15.0016.00 – 17.00
Keterangan : tiap-tiap rentang waktu dilakukan traffic counting selama 15 menit
Perhitungan tingkat pelayanan jalan (LOS)Rasio tingkat pelayanan jalan (LOS) = V/CDimana :
V = Volume lalu lintas pada saat puncak (peak hour)
C = Kapasitas jalan
Dari hasil perhitungan LOS ini dicari hubungan dengan kecepatan operasi
kendaraan
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-31
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
Gambar 3.3. Hubungan Antara Tingkat Pelayanan Jalan
dengan Kecepatan Operasi Kendaraan
Keterangan G ambar
LOS Deskripsi Arus Kecapatan (km/jam)
V/C (volume per kapasitas)
A Arus bebas bergerak (aliran lalu lintas bebas, tanpa hambatan) > 50 0,4
B Arus stabil, tidak bebas (aliran lalu lintas, kemungkinan terjadi kasus perlambatan) 40 – 50 0,5
C Arus stabil, kecapatan terbatas (aliran lalu lintas masuh baik dan stabil, dengan perlambatan yang masih diterima) 32 – 40 0,8
D Arus mulai tidak stabil (mulai dirasakan adanya gangguan dalam aliran, aliran mulai terganggu) 27 – 32 0,9
E Aliran tidak stabil, kadang macet (volume pelayanan berada pada kapasitas, aliran tidak stabil) 24 – 27 1
F Macet antrian panjang (volume pelayanan melebihi kapasitas) < 24 < 1
Analisis tingkat pelayanan jalan dibagi dalam tiga bagian yaitu sebelum
konstruksi, konstruksi dan pada saat operasional, dengan demikian dapat diketahui
apakah terjadi perubahan akibat adanya kegiatan tersebut. Disamping itu dapat
diketahui seberapa besar dampak transportasi dari kegiatan pengembangan
tersebut terhadap arus lalu lintas yang ada.
3.1.6. Lokasi Pengambilan SampelLokasi tapak proyek dari kegiatan pembangunan kawasan industri timah
terletak di desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat. Aktivitas
rencana kegiatan diperkirakan akan berdampak baik langsung maupun tidak langsung
terhadap komponen lingkungan sekitar lokasi tapak proyek.Dengan memperhatikan
cakupan kegiatan dan areal proyek, maka lokasi pengambilan sampel, dengan masing-
masing parameter lingkungan adalah sebagai berikut:
1. Pengambilan sampel kualitas udara ambien;
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-32
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
1o57’39,03” LS dan 105o07’41,09” BT
1o57’41,04” LS dan 105o08’11’02” BT
1o58’13,03” LS dan 105o08’24,16” BT
2. Pengukuran iklim mikro dan kebisingan;
1o57’39,03” LS dan 105o07’41,09” BT
1o57’41,04” LS dan 105o08’11’02” BT
1o58’13,03” LS dan 105o08’24,16” BT
3. Pengamatan hidrologi;.
1o58’13,82” LS dan 105o08’01,71” BT
1o57’38,90” LS dan 105o07’48,60” BT
1o57’43,56” LS dan 105o08’24,16” BT
1o57’17,16” LS dan 105o08’17,58” BT
4. Pengambilan sampel kualitas air permukaan dan air tanah
1o58’13,82” LS dan 105o08’01,71” BT
1o57’38,90” LS dan 105o07’48,60” BT
1o57’43,56” LS dan 105o08’24,16” BT
1o57’17,16” LS dan 105o08’17,58” BT
1o57’41,04” LS dan 105o07’39,71” BT
1o58’25,23” LS dan 105o08’28,76” BT
5. Pengambilan sampel tanah;
6. Pengamatan vegetasi darat;
Hutan Lindung dan Lokasi Rencana Kegiatan
7. Pengamatan fauna/satwa liar.
Hutan Lindung dan Lokasi Rencana Kegiatan
8. Pengambilan sampel biota perairan;
1o58’13,82” LS dan 105o08’01,71” BT
1o57’38,90” LS dan 105o07’48,60” BT
1o57’43,56” LS dan 105o08’24,16” BT
1o57’17,16” LS dan 105o08’17,58” BT
1o57’15,92” LS dan 105o07’39,41” BT
1o57’19,98” LS dan 105o07’28,66” BT
1o57’24,62” LS dan 105o07’21,92” BT
9. Pengambilan sampel air laut
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-33
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
1o57’15,92” LS dan 105o07’39,41” BT
1o57’19,98” LS dan 105o07’28,66” BT
1o57’24,62” LS dan 105o07’21,92” BT
10. Pengumpulan data sosial ekonomi dan data kesehatan lingkungan
masyarakat.
Desa Air Putih
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-34
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-35
Gambar 3.4. Peta Lokasi Pengambilan Sampel
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
3.2. Metode Prakiraan Dampak Besar dan PentingPrakiraan dampak dimaksudkan sebagai telaahan secara cermat dan
mendalam terhadap kualitas lingkungan yang berubah secara mendasar akibat
suatu kegiatan. Perubahan kualitas lingkungan tersebut diungkapkan sebagai besar
dampak (magnitude) dan penting dampak (importance). Pada dasarnya besar
dampak merupakan “selisih” antara kondisi kualitas lingkungan tanpa adanya
proyek (without project) dengan kondisi kualitas lingkungan sebagai akibat dari
adanya proyek (with project). Sifat penting dampak menunjukkan seberapa jauh
perubahan lingkungan yang timbul sebagai akibat adanya proyek tersebut
bermakna penting pada kehidupan manusia, baik sebagai individu maupun sebagai
suatu komunitas sosial, dan pada kelangsungan kehidupan ekosistem di sekitarnya.
Prakiraan dampak penting ini akan dikenakan kepada setiap komponen
lingkungan yang berdasarkan hasil pelingkupan dalam rangka penyusunan
dokumen Kerangka Acuan tergolong sebagai dampak penting. Metode yang akan
digunakan untuk memprakirakan besarnya dampak adalah :
1. Metode Formal. Metode ini mencakup metode matematika dan
perbandingan dengan baku mutu lingkungan. Metode matematika digunakan
untuk memprakirakan dampak tahapan kegiatan terhadap parameter sebagai
berikut :
a. Kualitas udara dan kebisingan;
b. Oseanografi
c. Limbah B3
d. Vegetasi;
e. Fauna/satwa liar;
f. Biota perairan;
g. Perekonomian daerah (PAD);
h. Transportasi (kemacetan).
Sedangkan Metode Baku mutu lingkungan digunakan untuk memprakirakan
dampak tahapan kegiatan terhadap parameter sebagai berikut :
a. Iklim;
b. Kualitas udara dan kebisingan;
c. Kualitas air laut (Fisika Kimia);
d. Biota perairan;
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-36
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
2. Metode Non Formal. Metode ini mencakup metode analog dan
pertimbangan ahli (professional judgement). Metode Analog digunakan untuk
memprakirakan dampak tahapan kegiatan terhadap parameter sebagai
berikut :
a. Iklim;
b. Vegetasi;
c. Fauna/satwa liar;
d. Persepsi masyarakat;
e. Kesempatan bekerja dan berusaha;
f. Kesehatan masyarakat.
Metode pertimbangan ahli (professional judgement) digunakan untuk
memprakirakan dampak tahapan kegiatan terhadap parameter antara lain;
tanah, kualitas air, vegetasi, fauna/satwa, sosial ekonomi dan kesehatan
lingkungan masyarakat. Metode yang digunakan untuk setiap dampak
penting adalah sebagai berikut :
a. Peningkatan KebisinganUntuk menghitung jarak (pengaruh) sumber kebisingan terhadap masyarakat sekitar
digunakan rumus sebagai berikut :
(ML. Davis & DA. Cornwell, 1991)
Dimana :
SL1 : Tingkat kebisingan pada sumber bising hasil pengukuran kegiatan sejenis
(dBA)
SL2 : Tingkat kebisingan pada jarak L2 (dBA)
L1 : Jarak dari sumber bising (m)
L2 : Perkiraan jarak dari sumber bising (m) sehingga tingkat kebisingan SL2
sesuai Baku Mutu yang diacu
b. HidrologiDebit limpasan air hujan (Run Off) dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
Qrun = 0,278 x C x I x A (Joesron Loebis, 1992)
I = (R24/24) x (24/t)2/3
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-37
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
Dimana :
Qrun : Debit Run Off maksimum (m3/det)
C : Koefisien run off sesuai tata guna lahan
A : Luas daerah aliran atau daerah tangkapan (Km2)
I : Intensitas curah hujan (mm/jam)
R24 : Curah hujan maksimum dalam 24 jam (mm)
t : Lamanya hujan (jam)
c. Penurunan Kualitas AirBeban Limbah dihitung menggunakan rumus :
C2 = Q1 x C1 (Soeparman & Suparmin, 2001)
1000Dimana :
C2 : Beban Limbah (kg/hari)
Q1 : Debit pencemar/air limbah yang dibuang (m3/hari)
C1 : Konsentrasi pencemar air limbah (mg/l)
Konsentrasi campuran air saluran dihitung menggunakan rumus :
Cc = (Q1 x C1) + (Q2 x C2) (Eckenfelder, 1989)
Q1 + Q2
Dimana :
Cc : Konsentrasi campuran air di saluran setelah menerima air limbah (mg/l)
Q1 : Debit pencemar/air limbah yang dibuang (m3/det)
C1 : Konsentrasi pencemar/air limbah (mg/l)
Q2 : Debit air saluran pada lokasi yang ditinjau (m3/det)
C2 : Konsentrasi air saluran dari hasil analisa pada lokasi yang ditinjau (mg/l)
d. Penurunan kualitas udaraUntuk menentukan besar kecilnya dampak yang akan terjadi terhadap
dispersi debu di udara dapat ditentukan dengan menggunakan rumus empirik dari
Midwest Researc Institute, USA, sebagai berikut :
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-38
eu = 20,77 (s/12) (S/30) (W/3)0,7 (w/4)0,5 (d/365)
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
Dimana :
eu = Jumlah debu per penjang jalan (kg/km)
s = silt content (%)
S = Kecepatan kendaraan (km/jam)
W = Berat kendaraan (ton)
w = Jumlah roda kendaraan
d = Jumlah hari tidak hujan
Pendugaan besaran dampak berupa peningkatan emisi gas buang diudara dengan
menggunakan rumus Dewerkgroup Wegverkeer (1970) yang dikutip Rau J.G.
dan D.C. Wooten (1980), sebagai berikut :
EG =E
L x R x H
Dimana :
EG = Emisi gas buang (SO2 atau NO2 atau CO)
E = Nilai emisi SO2 atau NO2 atau CO
L = Panjang jalan (m)
R = Radius sebaran emisi gas pada kanan-kiri jalan (m)
H = Tinggi kolom udara
e. Kepadatan Lalu LintasMemprediksi kinerja jalan sesudah kegiatan beroperasi. Dengan jalan menghitung
volume lalu lintas pada saat kegiatan beroperasi ditambah bangkitan dari kegiatan
yang akan berlangsung. Rumus yang digunakan untuk menghitung derajat
kejenuhan saat operasi sama dengan metode analisis data.
f. Kesempatan KerjaKesempatan kerja dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
Kesempatan Kerja (%) =(Σ TKp/Σ TKL) x 100%
TKp : Jumlah kebutuhan tenaga kerja proyek
TKL : Jumlah tenaga kerja yang tersedia di sekitar proyek
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-39
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
g. Persepsi MasyarakatPrakiraan dampak terhadap persepsi masyarakat dilakukan dengan metode
informal, yakni analog dan professional judgement dengan dasar hasil wawancara
dengan masyarakat terkena dampak.
Dampak penting yang akan timbul dari perubahan lingkungan akan dikaji dengan
menggunakan Keputusan Kepala Bapedal No.KEP-056 Tahun 1994 tentang
Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting, yaitu :
1. Jumlah manusia yang terkena dampak dan luas wilayah persebaran
dampak;
2. Luas wilayah penyebaran dampak;
3. Intensitas dampak;
4. Lamanya dampak berlangsung;
5. Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak;
6. Sifat akumulatif dampak; dan
7. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
Mengingat studi AMDAL ini dilakukan sebagai bagian dari studi kelayakan,
maka prakiran terhadap besar dampak dan sifat penting dampak akan dilakukan
untuk setiap komponen lingkungan yang mengalami perubahan mendasar.
3.3. Metode Evaluasi Dampak Besar dan PentingEvaluasi dampak penting dimaksudkan untuk menilai dampak negatif akibat
adanya proyek terhadap semua komponen lingkungan dari tahap prakonstruksi
sampai pada tahap operasi proyek. Evaluasi dampak penting merupakan kajian
secara holistik terhadap totalitas respon (perubahan) berbagai komponen/parameter
lingkungan yang mengalami perubahan mendasar pada ruang dan waktu tertentu
akibat adanya proyek. Sehubungan dengan itu, metode matriks dan bagan alir
dampak akan digunakan untuk mengevaluasi secara holistik kelayakan lingkungan
setiap alternatif kegiatan yang dipilih. Melalui kajian holistik terhadap setiap alternatif
pembangunan proyek ini akan dapat diperoleh dua informasi penting:
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-40
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
1. Masukan untuk pengambilan keputusan atas kelayakan lingkungan dari
kegiatan pembangunan kawasan industri timah.
2. Arahan strategis untuk penyusunan rencana pengelolaan lingkungan
(RKL) dan rencana pemantauan lingkungan (RPL).
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-41